PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Elsa Ariska 1401412275
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 i
PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Elsa Ariska
NIM
: 1401412275
Jurusan
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi
: Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 26 Juli 2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi atas nama Elsa Ariska, NIM 1401412275 yang berjudul “Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. hari
: Selasa
tanggal
: 26 Juli 2016 Semarang, 28 Juni 2016
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi atas nama Elsa Ariska, NIM 1401412275, dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang”, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Selasa
tanggal
: 26 Juli 2016
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: 1.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS.Ar-Rad 13:11)
2.
Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan maka apabila kamu: sudah selesai suatu urusan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS.AlInsyirah 94:6-8)
3.
Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah2:153)
Karya ini kupersembahkan kepada: 1.
Ayah, ibu, dan kakak
2.
Almamaterku
v
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah Swt sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang”. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang sangat berguna bagi peneliti. Oleh karena itu perkenankan peneliti menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan studi dan menyelesaikan skripsi
2.
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin penelitian dan pengesahan skripsi.
3.
Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memperlancar penyelesaian skripsi ini.
4.
Dr. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi Harits, M.Ag., Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran, tanggung jawab, dam kesungguhan hati sehingga skripsi ini dapat terlaksana.
5.
Sutji Wardhayani, S.Pd., M.Kes., Dosen Penguji Utama yang telah memberikan banyak arahan, saran, bimbingan sehingga skripsi ini lebih sempurna.
6.
Dosen dan karyawan Jurusan PGSD FIP UNNES, yang telah memberi ilmu dan bantuan selama menjalani kehidupan akademik.
7.
Riyatni S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Tugurejo 1, Dra. Suyatmi selaku Kepala Sekolah SDN Tugurejo 2, Juarni S.Pd selaku kepala sekolah SDN Tugurejo 3, Drs. Khoiri selaku Kepala Sekolah SDN Karanganyar 1, Tukijo S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SDN Randu Garut yang telah memberikan ijin penelitian.
vi
8.
Guru kelas V SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1, SDN Randu Garut yang telah membantu peneliti dalam pelaksanaan penelitian serta memberi arahan dan motivasi kepada peneliti.
9.
Seluruh pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat sebutkan satu persatu. Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga semua bantuan dan
bimbingan telah diberikan menajdi amal kebaikan dan mendapat berkah yang berlimpah dari Allah Swt. Harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 26 Juli 2016
Peneliti
vii
ABSTRAK Ariska, Elsa 2016. Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Dr. Drs. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi Harits, M.Ag. 168 halaman. Observasi yang dilakukan di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang di kelas V prestasi belajar IPA masih rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa tersebut diantaranya dipengaruhi oleh kemandirian belajar di sekolah. Hal ini ditunjukkan pada saat proses belajar berlangsung sebagian siswa tidak memperhatikan, membuat gaduh kelas. Sebagian besar siswa tidak membaca buku atau mengerjakan latihan soal yang ada dibuku kalau tidak diperintah guru. Siswa belum mempunyai tanggung jawab untuk belajar sendiri. Bahkan ada siswa yang tidak mengerjakan tugas meskipun sudah diperintah guru Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dan seberapa besar pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Kota Semarang tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 233. Pengambilan sampel menggunakan pendapat Musfiqon yaitu mengambil 20% dari total populasi. Dengan demikian, sampel penelitian ini sebanyak 45 siswa yang diambil secara cluster sampling. Ada dua variabel yang dikaji dlam penelitian, yaitu kemandirian belajar di sekolah sebagai variabel bebas dan prestasi belajar IPA sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, dokumentasi, dan tes. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan tehnik deskriptif persentase dan analisis linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian belajar di sekolah SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam kategori masih rendah. Berdasarkan perhitungan diperoleh sebesar 55,294 dengan taraf signifikansi 0,000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA Kelas V Gugus Ki Hajar Dewanrara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Besarnya pengaruh sebesar 65,6 % sedangkan 34,4 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Berdasarkan penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang. Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Prestasi Belajar IPA, Pengaruh
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PERNYATAAN .............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v PRAKATA ..................................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv 1.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ ..... 6 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ ..... 7 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8 2.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Teori .............................................................................................. 10 2.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah ............................................................. 10 2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Belajar .......................................................... 10 2.1.1.2 Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian ........................................... 12 2.1.1.3 Ciri-Ciri Kemandirian .......................................................................... 15 2.1.1.4 Aspek Kemandirian .............................................................................. 16 2.1.1.5 Pentingnya Kemandirian Belajar Bagi Peserta Didik .......................... 18 2.1.1.6 Indikator Kemandirian Belajar di Sekolah ........................................... 19 2.1.1.7 Upaya Mengembangkan Kemandirian Belajar .................................... 20 2.1.2 Prestasi Belajar IPA ................................................................................ 21 2.1.2.1 Hakikat Belajar..................................................................................... 21 ix
2.1.2.2 Pengertian Prestasi Belajar ................................................................... 24 2.1.2.3 Ciri-Ciri Prestasi Belajar ...................................................................... 25 2.1.2.4 Pengertian Pembelajaran ...................................................................... 28 2.1.2.5 Pembelajaran IPA................................................................................. 29 2.1.2.6 Ruang Lingkup IPA ............................................................................. 32 2.1.2.7 Tujuan Mata Pelajaran IPA .................................................................. 34 2.1.2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................... 34 2.2 Kajian Empiris ........................................................................................... 41 2.3 Kerangkan Berfikir..................................................................................... 50 2.4 Hipotesis..................................................................................................... 51 3
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ....................................................... 52 3.2 Prosedur Prosedur Penelitian ..................................................................... 52 3.3 Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ....................................................... 54 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Penelitian ............................................... 55 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 57 3.6 Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ................................ 59 3.6.1 Angket ..................................................................................................... 59 3.6.2 Tes ........................................................................................................... 60 3.6.3 Dokumentasi ........................................................................................... 62 3.7 Uji Coba Instrumen .................................................................................... 62 3.7.1 Angket ..................................................................................................... 62 3.7.1.1 Validitas Isi .......................................................................................... 62 3.7.1.2 Validitas Konstruk ............................................................................... 63 3.7.1.3 Reabilitas ..................................................................................... ........ 65 3.7.2 Tes ........................................................................................................... 66 3.7.2.1 Validitas Isi .......................................................................................... 66 3.7.2.2 Validitas Konstruk ...................................................................... ........ 67 3.7.2.3 Reabilitas ..................................................................................... ........ 69 3.7.2.4 Daya Pembeda ..................................................................................... 70 3.7.2.5 Taraf Kesukaran ................................................................................... 72
x
3.8 Analisis Data .............................................................................................. 77 3.8.1 Analisis Data Statistik Deskriptif ............................................................ 74 3.8.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah .......................................................... 74 3.8.1.2 Prestasi Belajar IPA ............................................................................. 76 3.8.2 Analisis Data Awal/Uji Persyaratan........................................................ 78 3.8.2.1 Uji Lininearitas..................................................................................... 78 3.8.2.2 Uji Normalitas Data ............................................................................. 78 3.8.3 Analisis Data Akhir ................................................................................. 79 3.8.3.1 Persamaan Regresi ............................................................................... 79 3.8.3.2 Uji Keberartian ..................................................................................... 79 3.8.3.3 Uji Koefisien Korelasi.......................................................................... 80 3.8.3.4 Uji Signifikansi korelasi ....................................................................... 81 3.8.3.5 Koefisien Determinasi.......................................................................... 82 4.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 83 4.1.1 Deskripsi Data Kemandirian Belajar di Sekolah ..... .............................. 83 4.1.2 Deskripsi Data Prestasi Belajar IPA ........................... ........................... 85 4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Data Awal ........................................................ 87 4.1.3.1 Uji Linearitas ........................................................................................ 87 4.1.3.2 Uji Normalitas ...................................................................................... 87 4.1.4 Analisis Data Akhir ................................................................................. 88 4.1.4.1 Uji Persamaan Regresi ......................................................................... 88 4.1.4.2 Uji Keberartian ..................................................................................... 89 4.1.4.3 Uji Koefisien Korelasi.......................................................................... 89 4.1.4.4 Uji Signifikansi Korelasi ...................................................................... 90 4.1.4.5 Koefisien Determinasi.......................................................................... 90 4.2 Pembahasan ................................................................................................ 91 4.2.1 Pemaknaan Temuan ................................................................................ 91 4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ....................................................................... 95 5.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................... 98
xi
5.2 Saran ................................................................................................... ..... 100 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 102 LAMPIRAN ..................................................................................................... 106
xii
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Pemetaan Ruang Lingkup Bahan Kajian untuk IPA SD/MI .................... 33
2.
Jumlah Populasi .................................................................................... ... 57
3.
Pedoman Pemberian Skor ......................................................................... 60
4.
Vaditas Konstruk Kemandirian Belajar di Sekolah ............................ ..... 64
5.
Validitas Konstruk Prestasi Belajar IPA ............................................. ..... 68
6.
Daya Pembeda Tes Prestasi Belajar IPA ............................................ ..... 71
7.
Taraf Kesukaran Tes Prestasi Belajar IPA ............................................... 72
8.
Pedoman Pemberian Interprestasi Koefisien Korelasi ........................ ..... 81
9.
Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar ................................................ 84
10. Distribusi frekuensi prestasi belajar IPA .................................................. 86 11. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... ..... 88
xiii
DAFTAR GAMBAR 1.
Kerangka Berfikir ..................................................................................... 50
2.
Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat ................................ ..... 56
3.
Sampel ...................................................................................................... 58
4.
Diagram Distribusi Kategori Kemandirian Belajar di Sekolah ................ 85
5.
Diagram Distribusi Kategori Prestasi Belajar IPA .................................. 87
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1.
Lampiran 1 Kisi–Kisi Uji Coba Instrumen Angket Kemandirian .........105
2.
Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar IPA ....107
3.
Lampiran 3 Intrumen Uji Coba Angket .................................................108
4.
Lampiran 4 Intrumen Uji Coba Tes ......................................................111
5.
Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes ....................................118
6.
Lampiran 6 Daftar Siswa Uji Coba Instrumen ......................................119
7.
Lampiran 7 Uji Validitas Konstruk dan Reabilitas Angket ...................120
8.
Lampiran 8 Uji Validitas Konstruk Tes ................................................121
9.
Lampiran 9 Uji Reabilitas Tes ..............................................................122
10. Lampiran 10 Uji Daya Beda Tes............................................................123 11. Lampiran 11 Uji Taraf Kesukaran .........................................................124 12. Lampiran 12 Kisi-Kisi Instrumen Angket .............................................125 13. Lampiran 13 Instrumen Tes ...................................................................127 14. Lampiran 14 Angket Penelitian Kemandirian Belajar di Sekolah .........128 15. Lampiran 15 Tes Prestasi Belajar IPA ...................................................131 16. Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Prestasi Belajar IPA .................136 17. Lampiran 17 Daftar Kode Peserta Sampel Penelitian ............................137 18. Lampiran 18 Data Kemandiriaan Belajar di Sekolah ............................138 19. Lampiran 19 Data Prestasi Belajar IPA .................................................142 20. Lampiran 20 Uji Linearitas ....................................................................145 21. Lampiran 21 Uji Normalitas Data ..........................................................146 22. Lampiran 22 Uji Persamaan Regresi .....................................................147 23. Lampiran 23 Uji Keberartian .................................................................148 24. Lampiran 24 Uji Koefisien Korelasi ......................................................149 25. Lampiran 25 Uji Signifikansi Korelasi ..................................................150 26. Lampiran 26 Koefisien Determinasi ......................................................151
xv
27. Lampiran 27 Daftar Kode Peserta Catatan Lapangan ............................152 28. Lampiran 28 Catatan Lapangan .............................................................154 29. Lampiran 29 SK Dosen ..........................................................................156 30. Lampiran 30 Validator Instrumen ..........................................................157 31. Lampiran 31 Surat telah melakukan uji coba instrumen........................159 32. Lampiran 32 Surat Ijin Penelitian ..........................................................160 33. Lampiran 33 Surat telah melakukan penelitian......................................166 34. Lampiran 34 Foto Penelitian ..................................................................171
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan adalah suatu kegiatan yang diprogamkan pemerintah. Setiap warga negara Indonesia memiki hak untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan pembangunan nasional. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Tujuan
bangsa
Indonesia
secara eksplisit dijabarkan Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa peserta didik harus mempunyai daya saing dalam menghadapi persaingan global. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya PP No. 32 Tahun 2013 menyatakan peserta didik harus memiliki (a) kualifikasi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
(b) dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut; (c) memiliki kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Sejalan
1
2
dengan pendapat Sugiyono (2015:42) bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Tujuan pendidikan akan tercapai melalui proses belajar mengajar pada masing-masing mata pelajaran. Salah mata pelajaran inti di SD/MI adalah IPA. Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat 1 Kurikulum pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menyatakan bahwa mata pelajaran IPA wajib diberikan pada siswa di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pembelajaran IPA pada jenjang SD/MI diharapkan dapat menekankan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) sehingga tercipta pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang termuat dalam KTSP telah mengandung tujuan pembelajaran IPA yang dapat mengatasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara global. Tujuan pembelajaran IPA sudah jelas tentang tujuan adanya pembelajaran IPA. Namun pada kenyataannya, tujuan pembelajaran IPA hanya sebagian saja yang tercapai. Realita di lapangan menunjukkan bahwa siswa di jenjang SD/MI menganggap IPA adalah mata pelajaran yang sulit sehingga berdampak pada rendahnya kualitas belajar siswa. Rendahnya kualitas belajar siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan
3
proses belajar. Namun kenyataan tidak semua siswa yang mendapat prestasi belajar yang tinggi dan masih banyak siswa yang mendapat hasil belajar yang rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa tersebut diantaranya dipengaruhi oleh kemandirian belajar di sekolah. Keberhasilan belajar tidak boleh hanya mengandalkan kegiatan tatap muka dan tugas terstruktur yang diberikan oleh guru, akan tetapi terletak pada kemandirian
belajar seorang siswa.
Kemampuan menyerap dan menghayati pelajaran jelas diperlukan sikap dan kesediaan untuk mandiri. Siswa yang memiliki rasa kemandirian yang tinggi tentunya akan lebih bisa menempatkan dirinya di sekolah dan lebih memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tidak hanya bergantung pada pembelajaran yang didominasi oleh guru. Kemandirian adalah usaha untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk
mengatasi
perasaan-perasaan
malu
dan
keragu-raguan
(Desmita:2014:185). Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang. Oleh karena itu dengan adanya kemandirian peserta didik akan lebih bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Kemandirian seseorang diperoleh melalui proses perkembangan. Sejalan dengan dengan pendapat Fatimah (2010:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri.
4
Kemandirian ditandai dengan kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab. Kemadirian sangat penting dimiliki oleh peserta didik. Pendapat ini diperkuat oleh Kartini dan Dali (dalam Syafaruddin, 2012:147) mendefinisikan bahwa kemandirian adalah: hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Pentingnya kemandirian bagi peserta didik dapat dilihat dari fenomena-fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan. Fenomena yang terjadi dalam konteks belajar adalah peserta didik yang kurang mandiri dalam belajar. Kemandirian siswa dalam belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu dikembangkan pada siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang di kelas V prestasi belajar IPA masih rendah . Hal ini ditunjukkan data nilai UTS dari 233 siswa hanya 107 siswa (46% ) yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal Minimal (KKM) yaitu 65, sedangkan sisanya 126 siswa (54%) nilainya di bawah KKM. Wawancara yang dilakukan dengan dengan guru kelas V di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang, masalah kemandirian belajar di sekolah siswa masih rendah. Kemadirian belajar di sekolah siswa 30%. Hal ini ditunjukkan pada saat proses belajar berlangsung sebagian siswa tidak memperhatikan, membuat gaduh kelas. Sebagian besar siswa tidak membaca buku atau mengerjakan latihan soal yang ada dibuku kalau tidak diperintah
5
guru. Siswa belum mempunyai tanggung jawab untuk belajar sendiri. Bahkan ada siswa yang tidak mengerjakan tugas meskipun sudah diperintah guru. Hal ini didukung, cara guru menyampaikan materi dan metode pembelajaran yang digunakan juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa satu dengan siswa yang lain memiliki kemampuan berbeda dalam menerima materi sehingga penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Namun, belum semua guru mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai. Guru diharapkan dapat menggunakan metode yang dapat mengaktifkan dan menumbuhkan sikap inisiatif untuk belajar. Beberapa guru terlihat masih menggunakan metode ceramah yang dilanjutkan tanya jawab dan diskusi. Hal ini kurang tepat dalam pemilihan metode karena kemandirian belajar siswa kurang dioptimalkan sehingga pemahaman konsep dalam materi pembelajaran tersebut masih kabur yang berdampak pada prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Pratistya Nor Aini & Abdullah Taman pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011” dapat disimpulkan Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,359 harga koefisien determinasi (r2x1y) sebesar 0,129 dan harga thitung 3,509 lebih besar dari ttabel 1,980. Hal ini ditunjukkan dengan sig (p)
6
0,000 berarti lebih kecil dari 0,05. Persamaan garis regresinya Y = 0,510X1 + 47,622. Oleh karena itu kemandirian belajar (X1) naik 1 satuan maka prestasi belajar akuntansinya akan naik sebesar 0,510. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kemandirian belajar dapat meningkatkan hasil belajar anak. Penelitian lain yang dilakukan Endar Aditria Kurniawan, Sriyono, dan Siska Desy Fatmaryanti pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Sikap Ilmiah dalam Metode Eksperimen Berbasis Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar memberikan sumbangan mandiri sebesar 59,9% peningkatan terhadap hasil belajar. Kemandirian siswa sangat perlu dikembangkan karena kemandirian memberikan pengaruh yang besar pada hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti memfokuskan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemadirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang”.
1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang?
7
b. Bagaimanakah prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang? c. Adakah pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang? Alternatif Pemecahan Masalah Masalah yang ditemukan peneliti yaitu prestasi belajar IPA yang rendah di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Berdasarkan observasi di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang, salah satu faktor yang menyebabkan prestasi belajar IPA rendah adalah kemandirian belajar di sekolah. Memahami permasalahan tersebut, peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu: a. Untuk mengetahui kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. b. Untuk mengetahui prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
8
c. Untuk mengetahui pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
1.4 MANFAAT PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak baik secara teoritis maupun praktis. Sesuai dengan tujuan penelitian maka manfaat penelitian dapat disebutkan sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai kemandirian belajar di sekolah. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Manfaat bagi Guru: 1.4.2.1.1 Memberi masukan kepada guru untuk mengetahui
sejauh mana
pengaruh kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA. 1.4.2.1.2 Guru dapat mengembangkan kemandirian belajar di sekolah siswa 1.4.2.2 Manfaat bagi Siswa: 1.4.2.2.1 Mengembangkan kemandirian belajar di sekolah 1.4.2.2.2 Melatih kemandirian belajar di sekolah. 1.4.2.3 Manfaat bagi peneliti:
9
1.4.2.3.1 Memberi kesempatan kepada peneliti untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang 1.4.2.3.2 Memberi pengalaman bagi peneliti mengenai bagaimana cara melakukan penelitian yang benar.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah 2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Belajar di Sekolah Kartini dan Dali (dalam Syafaruddin, 2012:147) mendefinisikan bahwa kemandirian adalah: hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian: a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya. b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya. d. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannnya. Menurut Desmita (2014:185-186) bahwa kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian: 1) Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri
10
11
2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 3) Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. 4) Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya Fatimah (2008:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu
sikap
individu
yang
diperoleh
secara
komulatif
selama
perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya, seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang dengan lebih mantap. Daryanto dan Darmiatun (2013:70) mengemukakan bahwa mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Memahami beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kemampuan siswa untuk mengendalikan, mengatur serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara mandiri, penuh tanggung jawab, dan tanpa bantuan orang lain agar dapat belajar secara mandiri. Kemandirian berlaku pada semua tingkatan. Setiap orang perlu mengembangkan kemandiriannya sesuai dengan kapasitas dan tahapan perkembangannya. Kemandirian belajar membuat seseorang dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam belajar. Oleh karena itu kemandirian belajar sangat penting bagi peserta didik.
12
2.1.1.2 Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian di Sekolah Kemandirian seseorang akan selalu mengalami perkembangan. Kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan perkembangan kemandirian tersebut. Lovinger (dalam Desmita, 2014:187) mengemukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya sebagai berikut: 1) Tingkat pertama, adalah tingkatan implusif dan melindungi diri. ciricirinya: a. Peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain. b. Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistik c. Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu (stereotype) d. Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum games. e. Cenderung
menyalahkan
dan
mencela
orang
lain
serta
lingkungannya. 2) Tingkat kedua, adalah tingkat konformitas. Ciri-cirinya : a. Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial. b. Cenderung berpikir stereotype dan klise. c. Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal. d. Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian. e. Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya instropeksi.
13
f. Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal. g. Takut tidak diterima kelompok. h. Tidak sensitif terhadap keindividualan. i. Merasa berdosa jika melanggar aturan. 3) Tingkat ketiga, adalah tingkat sadar diri a. Mampu berpikir alternatif. b. Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi. c. Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada. d. Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah. e. Memikirkan cara hidup. f. Penyesuaian terhadap situasi dan peranan. 4) Tingkat keempat, adalah adalah tingkat saksama (conscientious). Ciricirinya: a. Bertindak atas dasar nilai-nilai internal. b. Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan. c. Mampu melihat keragaman emosi, motif dan perspektif diri sendiri maupun orang lain. d. Sadar akan tanggung jawab. e. Mampu melakukan kritik dan penilaian diri. f. Peduli akan hubungan mutualistik. g. Memiliki tujuan jangka panjang. h. Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial. i. Berfikir lebih kompleks dan atas dasar pola analitis.
14
5) Tingkat kelima, tingkat individualitas. Ciri-cirinya: a. Peningkatan kesadaran individualistik. b. Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dan ketergantungan. c. Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri. d. Mengenal eksistensi perbedaan individual. e. Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan. f. Membedakan kehidupan internal dengan kehidupan luar dirinya. g. Mengenal kompleksitas diri. h. Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial. 6) Tingkat keenam, adalah tingkat mandiri. Ciri-cirinya : a. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan. b. Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri snediri dan orang lain. c. Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosial. d. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan. e. Toleransi terhadap ambiguitas. f. Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment). g. Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal. h. Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain. i. Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
15
Sependapat dengan Fatimah (2008:144) menyatakan bahwa “ kemandirian, seperti halnya kondisi psikologis lain dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan tentu saja tugas-tugas tersebut disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa . tingkatan dan karakteristik kemandirian di sekolah akan mengalami perkembangan dari setiap tingkatan. Perkembangan tingkatan dan karakteristik kemandirian dimulai sejak dini dan dapat berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus. Tingkatan kemandirian mulai dari tingkat implusif sampai dengan tingkat mandiri. 2.1.1.3 Ciri-Ciri Kemandirian Belajar di Sekolah Ratri Sunar Astuti (dalam Syafaruddin 2010:155) menyatakan bahwa ciri-ciri anak yang mandiri meliputi : 1) Aktif 2) Kreatif 3) Kompeten 4) Tidak bergantung pada orang lain 5) Tampak spontan Desmita (2015:185) menyatakan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar meliputi : 1) Menentukan nasib sendiri
16
2) Kreatif 3) Inisiatif 4) Mengatur tingkah laku 5) Bertanggung jawab 6) Mampu menahan diri 7) Membuat keputusan-keputusan sendiri 8) Mampu mengatasi masalah tanpa tanpa ada pengaruh dari orang lain Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciriciri kemandirian di sekolah meliputi: aktif, kreatif, tanggung jawab, tidak bergantung pada orang lain, mampu menyelesaikan masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Ciri-ciri kemandirian sangat penting untuk mengetahui tingkat kemandirian anak dalam belajar. 2.1.1.4 Aspek Kemandirian Belajar di Sekolah Menurut Havighurst (dalam Fatimah, 2008:143) menyatakan bahwa kemandirian dalam belajar terdiri dari beberapa aspek, yaitu: 1) Emosi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak bergantung kepada orang tua. 2) Ekonomi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak bergantungnya kebutuhan ekonomi kepada orang tua. 3) Intelektual, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
17
4) Sosial,
aspek
ini
ditunjukkan
dengan
kemampuan
untuk
mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung atau menunggu aksi dari orang lain. Sejalan dengan pendapat tersebut Steiberg (dalam Desmita:2014:186) membedakan karakteristik kemandirian atas tiga bentuk meliputi : 1) Kemandirian emosional, yakni aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional atar individu seperti hubungan emosional peserta didik dengan guru atau dengan orang tuanya. 2) Kemandirian tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan
tanpa
tergantung
pada
orang
lain
dan
melakukannya secara bertanggung jawab. 3) Kemandirian nilai, yakni kemampuan memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting apa yang tidak penting. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek kemandirian pada anak berasal dari dalam dan dari luar anak. Aspek kemandirian yang berasal dari anak meliputi : emosi, intelektual, nilai, dan tingkah laku. Sedangkan aspek kemandirian yang berasal dari dari luar anak meliputi: sosial dan ekonomi. Kedua aspek tersebut sangat mempengaruhi kemandirian belajar anak di sekolah.
18
2.1.1.5 Pentingnya Kemandirian Belajar Bagi Peserta Didik Azzel (2014:72) menyatakan bahwa “karakter bisa belajar secara mandiri seperti ini sangat dibutuhkan, apalagi persaingan kehidupan di masa mendatang semakin ketat. Hanya orang-orang berkarakter mandirilah yang akan memperoleh keberhasilan”. Suyanto dan Jihad (2013:183) mengemukakan bahwa dalam menghadapi tantangan kehidupan modern kemandirian dan kreativitas sangat diperlukan supaya siswa mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Alasan pentingnya kemandirian meliputi: 1) Memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya. 2) Memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah. 3) Memberikan kepuasan hidup. 4) Memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidup. 5) Memungkinkan
manusia
meningkatkan
inovasi
dan
perubahan
hidupnya. Memahami beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya kemandirian belajar bagi peserta didik adalah peserta didik dapat menghindari fenomena-fenomena peserta didik yang kurang mandiri dalam belajar sehingga dapat memilih jalan hidupnya dalam mencapai keberhasilan.
19
2.1.1.6 Indikator Kemandirian Belajar di Sekolah Indikator mandiri pada kelas 1-3 meliputi: melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya dan mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya. Sedangkan indikator mandiri pada kelas 4-6 meliputi: mencari sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah tanpa bantuan pustakawan sekolah dan mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya (Bintoro, 2013:146). Sufyarman (2006:50-51) mengemukakan bahwa orang-orang yang mandiri dapat dilihat dengan indikator antara lain: 1.
Progesif dan ulet, seperti tampak pada usaha mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan-harapannya.
2.
Berinisiatif berarti mampu berfikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh insiatif.
3.
Mengendalikan dari dalam, adanya kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya serta kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri.
4.
Kemantapan diri, mencakup dalam aspek percaya pada diri sendiri.
5.
Memperoleh kepuasan atas usahanya sendiri, manusia kreatif dapat menjadikan manusia mandiri dan pada akhirnya dapat menjadi manusia mandiri. Memahami kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator
kemandirian belajar di sekolah meliputi: Progesif dan ulet, inisiatif, mengendalikan dari dalam, kemantapan diri, memperoleh kepuasan atas
20
usahanya, bertanggung jawab dan dapat menyelesaikan masalah tanpa ada pengaruh dari orang. Peneliti memfokuskan indikator kemandirian belajar di sekolah meliputi Progesif dan ulet, inisiatif, mengendalikan dari dalam, kemantapan diri, memperoleh kepuasan atas usahanya. 2.1.1.7 Upaya Mengembangkan Kemandirian Anak Upaya untuk mengembangkan nilai kemandirian melalui ikhtiar pengembangan atau pendidikan sangat diperlukan untuk kelancaran perkembangan
kemandirian
siswa.
Pendidikan
di
sekolah
perlu
melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian siswa. Desmita (2014:190) mengemukakan upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan kemandirian siswa sebagai berikut: 1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang
demokratis, yang
memungkinkan anak merasa dihargai. 2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah. 3) Memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekplorasi lingkungan serta mendorong rasa ingin tahu. 4) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lainnya. 5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak. Sejalan dengan pendapat di atas Fatimah (2008:144) menyatakan bahwa kemandirian berkembang melalui latihan yang dilakukan terus menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat berupa
21
pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan tentu saja tugas-tugas tersebut disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa upaya mengembangkan kemandirian anak meliputi: melakukan tindakan penciptaan kebebasan keterlibatan dan partisipasi siswa dalam berbagai kegiatan, menciptakan hubungan yang akrab, hangat dan harmonis dengan siswa, menciptakan keterbukaan, penerimaan menciptakan
kebebasan
positif
tanpa
syarat,
untuk mengeksplorasi lingkungan serta
menciptakan empati kepada siswa dan memberikan latihan secara terus menerus yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. 2.1.2 Prestasi Belajar 2.1.2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan (Hamdani, 2011:21). Djamarah
(2011:13)
mengemukakan
bahwa
belajar
adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Rachmawati dan Daryanto (2015:36) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
22
Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar dan dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses peruabahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan yang dialami seseorang untuk meningkatkan kemampuannya serta pengetahuannya sebagai hasil dari pengalaman yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Dengan demikian, belajar merupakan hal yang terpenting untuk merubah tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu belajar merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan seseorang. Jadi seseorang belajar agar dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. Rifa’i dan Anni (2012:79) menyatakan bahwa beberapa prinsipprinsip belajar meliputi : 1) Prinsip keterdekatan (contiguity) menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan. 2) Prinsip pengulangan (repetition) menyatakan bahwa situasi stimulus dan respon perlu diulang-ulang atau dipraktikan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkat retensi belajar.
23
3) Prinsip penguatan (reinforcement) menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan. Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Suprijono (2012: 4) mengemukakan prinsip-prinsip belajar antara lain: 1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari, berkesinambungan dengan perilaku lainnya, bermanfaat sebagai bekal hidup, positif, direncanakan dan dilakukan, permanen, bertujuan dan terarah, mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. 2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Berupa proses sistemik yang dinamis, konstruktif, serta organik. 3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah perubahan perilaku yang melalui sebuah proses dan secara kontinue berdasarkan pengalaman serta bermanfaat. Dengan demikian, prinsip belajar bagian terpenting dari belajar. Jadi prinsip-prinsip belajar harus dimengerti dan diterapkan dalam belajar.
24
2.1.2.2 Pengertian Prestasi Belajar Helmawati (2014:205) mengemukakan bahwa “ Prestasi belajar adalah hasil dari pembelajaran. Semua itu diperoleh dari evaluasi atau penilaian. Setiap orang akan memiliki hasil belajar atau prestasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran setelah dinilai dan dievaluasi dapat saja rendah, sedang, ataupun tinggi”. Dariyo
(2013:121)
mengemukakan
bahwa
prestasi
belajar
(achievement or perfomance) ialah hasil pencapaian yang diperoleh seorang pelajar (siswa) setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. Prestasi belajar diwujudkan dalam laporan nilai yang tercantum pada buku rapot (report book) atau kartu hasil studi (KHS). Hasil laporan belajar ini diberikan setiap tengah semester atau setiap tahu. Menurut Hamdani (2014:138), prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dari dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dari dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar adalah hasil
25
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada periode tertentu. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pembelajaran dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dikategorikan ke kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Prestasi belajar bagian terpenting dari belajar. Prestasi belajar tinggi berarti menunjukkan keberhasilan pembelajaran. 2.1.2.3 Ciri-Ciri Prestasi Belajar Rachmawati dan Daryanto (2015:37-38) menyatakan bahwa ciri-ciri Prestasi belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam diri individu. Tetapi tidak semua perubahan tingkah laku adalah hasil belajar. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilannya telah bertambah, ia lebih percaya terhadap dirinya, dan sebagainya. 2) Perubahan yang bersifat berkesinambungan, perubahan tingkah laku sebagai hasil pembelajaran akan berkesinambungan, artinya suatu perubahan yang telah terjadi menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang lain.
26
3) Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. 4) Perubahan yang bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu. 5) Perubahan yang diperoleh itu senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan keadaan sebelumnya. orang yang belajar akan merasakan ada sesuatu yang lebih banyak, sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih luas dalam dirinya. 6) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi melalui aktivitas individu. Perubahan yang terjadi karena kematangan, bukan hasil pembelajaran karena terjadi
dengan
sendirinya
sesuai
dengan
tahapan-tahapan
perkembangannya. 7) Perubahan yang bersifat permanen (menetap), artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri individu untuk masa tertentu. 8) Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses pembelajaran semua aktivitas terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Pendapat ini diperkuat oleh Djamarah (2011:15-17) mengemukakan bahwa ada perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri prestasi belajar meliputi :
27
1) Perubahan yang dilakukan secara sadar. Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadinya perubahan itu atau sekurangkurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses berikutnya. 3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, semakin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan belajar terarah pada pada tingkah laku yang benar-benar disadari. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciriciri prestasi belajar meliputi: perubahan yang mengarah ke arah yang
28
positif. Ciri-ciri prestasi belajar berkaitan erat dengan belajar. Dengan demikian ciri-ciri prestasi belajar dapat digunakan untuk mengidentikasi belajar anak. 2.1.2.4 Pengertian Pembelajaran Penjabaran tentang konsep dasar pengertian pembelajaran tersebut menjelaskan bahwa fokus dari pengertian pembelajaran adalah bagaimana seorang guru mengorganisasi materi, siswa, dan lingkungan belajar agar siswa dapat belajar dengan optimal (Irham dan Wiyani, 2014:132) Rachmati
dan
Daryanto
(2015:121)
mengemukakan
bahwa
Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Rifa’i dan Anni (2012:159) menyatakan bahwa Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar peserta didik. Proses komunikasi dapat dilakukan secara verbal, dan dapat pula secara nonverbal seperti penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Hamdani (2014:71) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang baik serta upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang
29
amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antar siswa. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk membuat belajar terjadi dalam diri siswa yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang baik serta mendapat hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian pembelajaran bagian terpenting belajar. Oleh karena itu pembelajaran menjadi penentu dari hasil belajar anak. 2.1.2.5 Pembelajaran IPA Rustaman (2010:1) menyatakan bahwa IPA atau sains merupakan suatu proses yang menghasilkan pengetahuan. Proses tersebut bergantung pada proses observasi yang cermat terhadap fenomena dan pada teori temuan untuk memaknai hasil observasi tersebut. Perubahan pengetahuan terjadi karena hasil observasi yang baru yang mungkin menentang teori sebelumnya. Menurut Ahmad Susanto (2012:167) menyatakan bahwa Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
30
ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: Pertama, sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended, Kedua,
proses prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan, Ketiga, produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
Keempat,
aplikasi:
penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Memahami pengertian dari beberapa ahli tersbut dapat disimpulkan bahwa pengertian IPA adalah usaha manusia untuk mengetahui alam melalui sebuah proses yang menghasilkan pengetahuan. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran pokok di sekolah dasar. Oleh karena itu IPA menjadi mata pelajaran yang perlu dikuasai oleh siswa. Mengacu pada pengertian pembelajaran IPA hakikat IPA dibagi menjadi 4 diantaranya : 1) IPA sebagai produk IPA sebagai disiplin ilmu disebut produk IPA karena isinya merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan selama berabad-abad. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA. Jika ditelaah lebih lanjut, fakta-fakta merupakan hasil kegiatan empirik
31
dalam IPA, sedangkan konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik. 2) IPA sebagai proses Memahami IPA bukan hanya memahami fakta-fakta dalam IPA. Memahami IPA berarti juga memahami proses IPA yaitu memahami bagaimana
mengumpulkan
fakta
dan
memahami
bagaimana
menghubungkan fakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam usaha
untuk
memahami
alam
semesta
ini. Prosedur-prosedur
tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses IPA
disebut
juga
keterampilan
belajar
seumur
hidup. Sebab
keterampilan ini dapat juga dipakai di bidang lain dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, di antaranya adalah: Mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesa, membuat grafik, membuat table data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen. 3) IPA sebagai sikap ilmiah Sikap yang dimaksud antara lain: 1) obyektif terhadap fakta, 2) tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung, 3) berhati terbuka, 4) tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat, 5) bersifat hati-hati, dan 6) ingin menyelidiki.
32
4) IPA sebagai teknologi Konsep ilmu pengetahuan alam sebagai dasar pengembangan teknologi berawal dari sebuah keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui oleh manusia. Keingintahuan tersebut mendorong seseorang untuk mencari prinsip atau teori yang diperoleh melalui percobaan. Pengkajian ini bertujuan untuk memenuhi penjelasan dari objek (benda dan energi) dan peristiwa alam. Para ilmuwan menempatkan ilmu pengetahuan alam dasar sebagai ilmu dasar bagi ilmu terapan dan teknologi. 2.1.2.6 Ruang Lingkup IPA Ruang lingkup IPA dari SD, SMP, dan SMA pada dasarnya sama. Pembedanya yaitu terletak pada penjabaran yang ditekankan, kedalaman, dan keluasaan ruang lingkup itu disesuaikan dengan tingkat sekolah. Perwujudan selanjutnya adalah pada masing-masing Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada. Rumusan SK-KD sesungguhnya secara implisit telah menampilkan ruang lingkup materi apa yang hendak dibelajarkan dan ranah belajar mana yang hendak dibelajarkan. Ruang lingkup meliputi lima substansi kajian, sedangkan materi belajar merupakan jabaran dari ruang lingkup yang secara implisit termuat dalam rumusan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Berikut pemetaan ruang lingkup dan materi belajar IPA SD/MI:
33
Tabel II.1 Pemetaan Ruang Lingkup Bahan Kajian untuk IPA SD/MI No. 1.
Ruang lingkup
Aspek
Makhluk hidup dan
1. Manusia, hewan, tumbuhan dan
proses kehidupan
interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
2.
Benda/Materi, sifat-
1. cair, padat, dan gas
sifat, dan kegunaannya 3.
4.
Energi dan
1. gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,
perubahannya
dan pesawat sederhana.
Bumi dan alam semesta
1. tanah, bumi, tata susya, dan benda-benda langit lainnya.
5.
Sains, Lingkungan,
1.
Penerapan
konsep
IPA
dan
saling
Teknologi, dan
keterkaitan dengan lingkungan, teknologi dan
Masyarakat
masyarakat melalui pembuatan suatu karya
(Salingtemas)
teknologi sederha termasuk merancang dan membuat.
Sumber: BSNP (2006:162) Dalam penelitian ini, peneliti menfokuskan pada ruang lingkup Energi dan perubahannya dengan aspek pesawat sederhana. Instrumen Penelitian yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada ranah kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), dan C3 (aplikasi) siswa kelas V semester 2 mata pelajaran IPA dalam KD 5.2 Menjelaskan
34
pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 2.1.2.7 Tujuan Mata Pelajaran IPA BSNP (2006:162) memuat tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS. 2.1.2.8 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar IPA Prestasi belajar pada diri anak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hamdani (2011: 139-145) mengemukakan bahwa pada dasarnya faktor-
35
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). 1) Faktor Internal Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut: a. Kecerdasan (Inteligensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya inteligensi yang normal selalu
menunjukkan
kecakapan
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan sebaya. b. Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seorang. c. Sikap Sikap yaitu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya. Sikap positif ini akan menggerakkannya untuk belajar. Adapun siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.
36
d. Minat Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban. Minat belajar yang dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seseorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diingankannya dapat tercapai. e. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masingmasing. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang
37
peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. f. Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. 2) Faktor eksternal Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar. Pengaruh lingkungan apada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (dalam Hamdani, 2011: 143), faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat. a. Keadaan keluarga
38
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Ada rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa. Perlunya kerja sama yang perlu ditingkatkan, ketika orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar siswa di rumah. b. Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya. c. Lingkungan masyarakat
39
Selain orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan
pendidikan.
berpengaruh
terhadap
Lingkungan
perkembangan
alam pribadi
sekitar
sangat
siswa
sebab
kehidupan sehari-hari siswa akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan dapat membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorag anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di lingkungan teman yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Rifa’i dan Anni (2012:80-81) mengemukan bahwa faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan Prestasi belajar adalah : 1) Kondisi internal a)
Kesehatan organ tubuh
b) Kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional, dan kondisi sosial 2) Kondisi eksternal a) Variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang (stimulus) yang dipelajari (direspon). b) Tempat belajar. c) Iklim.
40
d) Suasana lingkungan. e) Budaya belajar masyarakat akan memepengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Sugiyono dan Haryanto (dalam Irham dan Wiyani, 2014:119) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menjadi komponen dalam proses belajar sebagai berikut: 1) Kesiapan siswa, artinya agar proses belajar berhasil maka siswa perlu memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis serta kematangan untuk melakukan aktivitas-aktivias belajar. 2) Kemampuan interprestasi siswa, artinya siswa mampu membuat hubungan-hubungan di antara beberapa kondisi belajar, materi belajar dengan pengetahuan siswa, serta kemungkinan-kemungkinan. 3) Faktor lingkungan masyarakat dan budayanya. Faktor-faktor dari lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa, antara lain jenis kegiatan yang diikuti siswa di masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu meliputi: kesehatan organ tubuh, kondisi psikis, ketekunan, kesiapan siswa, dan kemampuan interprestasi siswa. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu meliputi: variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana
41
lingkungan, budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar, motivasi dan perhatian. Dengan demikian kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Oleh karena itu kedua faktor tersebut harus saling mendukung dalam belajar anak.
2.2 KAJIAN EMPIRIS Penelitian terdapat penelitian-penelitian untuk memperkuat penelitian ini. Beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini meliputi : 1) Penelitian yang dilakukan oleh Rikani Astuti dan Djiha Hisyam yang berjudul “Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,492, 2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi yang ditunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,737, 3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua secara bersama-bersama dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,742.
42
2) Penelitian yang dilakukan oleh T. Jumaisyaroh, dkk yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”. Tujuan penelitian adalah mengetahui: (1) perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung; (2) interaksi pembelajaran
dengan
kemampuan
awal
matematika
terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa;(3) perbedaan peningkatan kemandirian belajar siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Swasta Ar-rahman Percut.Hasil penelitian adalah: (1) peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran langsung; (2) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran
dengan
kemampuan
awal
matematika
terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis; (3) peningkatan kemandirian belajar siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran langsung. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Endar Aditria Kurniawan, dkk dari Universitas
Muhammadyah
Purworejo
yang
berjudul
“Pengaruh
Kemandirian Belajar dan Sikap Ilmiah dalam Metode Eksperimen Berbasis Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013”.
43
Penelitian ini guna mengungkap tentang, (1) pengaruh kemandirian belajar dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo, (2) pengaruh sikap ilmiah dalam metode eksperimen
berbasis verifikasi
terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo, (3) pengaruh kemandirian belajar dan sikap ilmiah dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo. Sampelnya adalah 33 siswa dari kelas VII E. Hasil peneitian ini disimpulkan bahwa ada pengaruh kemandirian belajar dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo dan memberikan sumbangan mandiri sebesar 47,0%, ada pengaruh sikap ilmiah dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo dan memberikan sumbangan mandiri sebesar 59,9%, ada pengaruh kemandirian belajar dan sikap ilmiah dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo secara bersama-sama dan memberikan sumbangan mandiri sebesar 62,3%. 4) Penelitian yang lain dilakukan oleh Huri Suhendri dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Matematis Logis dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan menganalisis pengaruh kecerdasan
44
matematis logis, dan belajar mandiri dari hasil belajar matematika. Variabel terdiri dari: kecerdasan matematika logis independen variabel dan belajar mandiri, variabel dependen adalah hasil dari pembelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan di kelas X SMK di Jakarta Selatan kota kabupaten Jagakarsa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan analisis korelasi. sampel berjumlah 120 siswa. Berdasarkan pengujian hipotesis untuk kesimpulan: (1) Ada yang signifikan efek positif kecerdasan matematis logis pada hasil belajar matematika, dimana nilai koefisien korelasi sederhana adalah positif, signifikan korelasi dengan uji Sig. <0,05, dan menguji koefisien regresi dengan Sig. <0,05. (2) Tidak ada pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar mandiri untuk belajar matematika. Dimana nilai koefisien korelasi sederhana adalah positif, signifikan korelasi dengan uji Sig. <0,05, dan menguji koefisien regresi dengan Sig. > 0,05. (3) Ada pengaruh positif yang signifikan kecerdasan matematika-logis dan kemandirian belajar pada matematika hasil belajar. Dimana nilai beberapa koefisien korelasi positif, hubungan yang signifikan dengan uji Sig. <0,05, dan menguji koefisien regresi dengan Sig. <0,05. Model regresi bebas dari multikolinieritas atau tidak ada hubungan antara variabel independen. 5) Penelitian yang dilakukan Wisma Arora dengan judul “Hubungan antara Perlakuan Orang Tua dengan Kemandirian Siswa dalam Belajar”. Independensi belajar adalah proses pemindahan kekuasaan dari individu
45
yang belajar untuk memindahkan potensi dirinya dalam penelitian tanpa tekanan atau pengaruh asing dari di luar. Faktor eksternal yang mempengaruhi kemandirian anak adalah budaya dan orang tua pada anak-anak. Bahkan di sekolah siswa yang pasif dalam belajar dan siswa tidak mampu melakukan tugas-tugas mereka sendiri ditugaskan oleh guru, karena orang tua tidak memberikan perawatan yang tepat untuk anak-anak, terutama dalam revisi di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan dengan pengobatan diri dari orang tua dengan kemandirian siswa dalam belajar di SMA N 1 Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis korelasi. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI dan XII SMA N 1 Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. 6) Penelitian yang dilakukan oleh Pratistya Nor Aini dan Abdullah Taman dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
(1)
pengaruh Kemandirian Belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul tahun ajaran 2010/2011, (2) pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul tahun ajaran 2010/2011, (3) pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon
46
Bantul tahun ajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi. 7) Penelitian yang dilakukan oleh Ridaul Inayah, dkk yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa, dan Faktor Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung positif 8) Penelitian yang dilakukan oleh Marian Sinika dan Aurelia Traistaru dengan judul “Self-Directed Learning In Economic Education”. Penelitian ini termasuk dalam pedagogi berorientasi ekonomi dan bertujuan untuk membuat klasifikasi fitur khusus untuk belajar mandiri di bidang ekonomi. Metode yang digunakan adalah meta analisis, argumentatif, logis, psikologis, pendidikan dan ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa belajar mandiri dalam pendidikan ekonomi adalah proses di mana inisiatif milik individu yang mampu menentukan kebutuhan belajar mereka sendiri, mengidentifikasi baik keterampilan yang tersedia dan yang mereka harus memiliki dan yang diperlukan oleh situasi, memahami motivasi mereka sendiri dan emosional. Mekanisme dan disengaja pada strategi untuk mendukung tujuan dikejar. belajar mandiri secara ketat berorientasi pada peserta didik: ia membuat itu dengan inisiatif sendiri; waktu yang digunakan untuk pembelajaran yang fleksibel dan jadwal adalah variabel; otonomi sangat penting dalam
47
menstabilkan tujuan belajar mandiri; tematik. Isi biasanya dipilih secara bebas (keputusan milik orang yang belajar); hasil belajar yang didirikan oleh self-assessment. Jadi, unsur penting adalah akuntabilitas 9) Penelitian yang dilakukan oleh W. Monty Jones yang berjudul “How teachers learn: the roles of formal, informal, and independent learning”. Sementara penelitian tentang formal, informal dan mandiri pembelajaran guru ada, dengan teknologi sering disebutkan sebagai potensi dukungan untuk masing-masing dari tiga mode ini, ini pendekatan belum dianggap bersama-sama sebagai bagian saling bergantung dari sistem holistik yang sama untuk belajar guru atau memiliki teknologi cara mungkin merajut mode pembelajaran guru bersama-sama telah membayangkan sebagai bagian dari sistem itu. 10) Penelitian yang dilakukan Dua O. Maani yang berjudul “Exploring Creative Design: Concepts and Definitions”. Desain sebagai tindakan yang berkaitan dengan memproduksi jawaban/solusi dipandang sebagai proses
kreatif
di
mana
solusinya
adalah
dibangun
dengan
mengembangkan dan menyempurnakan kedua masalah dan ide-ide bersama-sama, dan sesuai, mentransfer desain dari menjadi desain rutin untuk satu non rutin. Dalam hal ini, desain tidak terbatas pada hasil akhir tetapi juga menyangkut bagaimana hasilnya tercapai. Kita dapat mengatakan, oleh karena itu, desain yang tidak hanya tindakan merancang atau desain produk-mewakili kedua kondisi, dan bagaimana mereka dikandung. Namun, salah satu masalah utama dengan kreativitas
48
adalah definisinya, yang telah dikembangkan dan berkembang selama beberapa dekade. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari kreativitas, selain menunjukkan perannya
sebagai
komponen
alami
dari
proses
desain
agar
untukmeningkatkan kemampuan desain
2.3 KERANGKA BERFIKIR Menurut Sugiono (2010: 92) menyatakan bahwa: Kerangka
berfikir
merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai
teori
yang
dideskripsikan. Berbagai teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang pengaruh antara variabel yang diteliti. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar di sekolah dan prestasi belajar IPA. Prestasi belajar merupakan sesuatu yang ditunggu tidak hanya untuk siswa, melainkan guru, orang tua dan pemerintah. Prestasi belajar menjadi variabel yang penring dalam dalam sebuah pendidikan. Prestasi belajar adalah perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pembelajaran dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dikategorikan ke kategori rendah, sedang, dan tinggi. Prestasi belajar bagian terpenting dari belajar. Prestasi belajar tinggi berarti menjukkan keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang akan menentukan kategori dari prestasi belajar siswa.
49
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor meliputi : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi : motivasi, sikap, minat, kemandirian belajar, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa meliputi : lingkungan, budaya, guru, sekolah dan lain-lain. Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh pada prestasi belajar yaitu kemandiriran belajar. Kemandirian belajar adalah kemampuan untuk mengendalikan, mengatur serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara mandiri, penuh tanggung jawab, dan tanpa bantuan orang lain agar dapat belajar secara mandiri. Kemandirian membuat anak memiliki kesadaran untuk belajar, penuh kesungguhan, belajar tanpa ada rangsangan dari orang lain. Dengan kemandirian belajar siswa dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam belajar. Kemandirian setiap siswa berbeda-beda. Kemandirian berlaku pada semua tingkatan. Setiap siswa perlu mengembangkan kemandiriannya sesuai dengan
kapasitas
dan
tahapan
perkembangannya.
Perkemabangan
kemandirian menyebabkan adanya perbedaan karakteristik dan tingkatan kemandirian. Perbedaan kaarakteristik dan tingkatan kemandirian siswa disesuaikan dengan
perkembangan
masing-masing
siswa.
Siswa
yang
tingkat
kemandiriannya tinggi memiliki peluang lebih baik untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Sebaliknya siswa yang tingkat kemandiriannya rendah juga peluang untuk mencapai prestasi belajar lebih kecil. Semakin tinggi
50
kemandirian siswa akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Oleh karena itu kemandirian belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi belajar muncul dari dalam diri siswa sendiri yang dipengaruhi oleh kemandirian yang dimilikinya. Oleh karena itu kemandirian dapat mendorong siswa untuk mendapat prestasi belajar yang tinggi. Kemandirian belajar menjadi unsur yang paling mendasari proses pembentukan pribadi siswa sehingga siswa akan menerima pelajaran yang diberikan oleh guru tidak merasa beban. Dengan demikian, materi yang disampaikan guru akan lebih mudah diserap oleh siswa dan dipahami. Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang
Kemandirian Belajar di Sekolah
Keadaan awal Kemandirian Belajar di Sekolah rendah meliputi tanggung jawab, inisiatif, mencontek, tidak mengerjakan tugas.
Prestasi Belajar
Keadaan awal Tes prestasi belajar IPA rendah
Terdapat atau Tidaknya Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VSDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Gambar II.1 Kerangka Berfikir
51
2.4 HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu rumusan masalah dan penelitian yang merumuskan hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiono (2015: 96) bahwa : “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan
didasarkan
pada
baru
didasarkan
fakta-fakta
pada
yang
teori empiris
yang relevan,
belum
yang diperoleh dari
pengumpulan data. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1) Hipotesis Nol (Ho): Tidak terdapat pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. 2) Hipotesis Alternatif (Ha): Terdapat
pengaruh
antara
kemandirian
belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1JENIS, DAN DESAIN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif karena data yang di dapat berhubungan dengan angka yang memungkinkan digunakan tehnik analisis statistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Arikunto (2010:313) mengemukakan bahwa “korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu”. Desain penelitian korelasional menggunakan penelitian hubungan (bivariat). Penelitian korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan (bivariat). Desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, hanya mengumpulkan skor dua variabel dengan subyek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya.
3.2PROSEDUR PENELITIAN Penelitian korelasional (hubungan) merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009: 30) proses penelitian kuantitatif sebagai berikut: 1) Rumusan masalah Setiap penelitian dimulai dari masalah, masalah yang ditemukan oleh peneliti harus sudah jelas. Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-
52
53
baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dengan mengidentifikasi dan membatasi selanjutnya permasalahan tersebut dirumuskan. Rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan dari latar belakang masalah. Penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah. 2) Landasan teori Berdasarkan rumusan masalah, peneliti mencari referensi dari beberapa buku dan teori-teori yang mendukung permasalahan yang diteliti. Selain teori-teori, peneliti juga mencari referensi jurnal penelitian yang terdiri dari tiga jurnal internasional dan tujuh jurnal nasional yang mendukung judul penelitian. Jadi teori dalam penelitian ini, digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap sementara terhadap rumusan masalah berdasarkan teori dinamakan hipotesis. 3) Perumusan hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris berdasarkan data yang ada di lapangan. 4) Pengumpulan data Membuktikan kebenaran hipotesis secara empiris berdasarkan data yang ada di lapangan dengan peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik berbentuk
54
populasi maupun sampel. Data yang telah terkumpul kemudian dikembangkan dan dilakukan pengujian instrumen penelitian. 5) Analisis data Data-data yang telah terkumpul kemudian di analisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian. Pada penelitian kuantitatif, analisis data menggunakan statistik. 6) Kesimpulan dan saran Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka langkah selanjutnya adalah menyimpulkan. Peneliti mengambil konklusi atau kesimpulan dari pengolahan data, dicocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Jika pada rumusan masalah ada tiga permasalahan yang dikaji maka kesimpulannya juga ada tiga. Peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban memberikan saran-saran yang berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.
3.3 SUBYEK, LOKASI, DAN WAKTU PENELITIAN 3.3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN gugus Ki Hajar Dewantara Gugus Ki Hajar Dewantara mempunyai 6 SD Negeri meliputi SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karangayar 1, Karanganyar 2, dan SDN Randu Garut.
55
3.3.2 Lokasi Penelitian ini dilakukan di SDN wilayah Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Masing-masing sekolah letaknya di pinggiran kota. Selain itu, jarak antar masing-masing sekolah tidak terlalu jauh. 3.3.3 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 – 22 April 2016. Satu hari digunakan untuk melakukan penelitian satu sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan selama 5 hari.
3.4 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.4.1 Variabel Penelitian Sugiyono (2015:61) mengemukakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Oleh karena itu variabel penelitian menjadi penentu keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini melibatkan dua variabel penelitian meliputi: 1) Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar di sekolah.
56
2) Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA. Bentuk hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : X
Y
Gambar III.1 hubungan variabel bebas dan terikat
Keterangan : X : kemandirian belajar di sekolah Y : Prestasi Belajar IPA 3.4.2 Definisi Operasional Penelitian ini agar tidak menimbulkan masalah pengertian dalam penafsiran tentang landasan berpikir dari masalah yang ditampilkan, maka peneliti perlu menjelaskan definisi operasional tentang variabel yang diteliti. Adapun definisi operasional dari variabel penelitian beserta indikator variabel antara lain: 1) Variabel Bebas: Kemandirian Belajar di Sekolah Kemandirian belajar peserta didik adalah suatu kesadaran dari peserta didik
untuk
memenuhi
kebutuhan
belajarnya
sendiri
untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu. 2) Variabel Terikat: variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA yang di lihat berdasarkan nilai raport semester I pada mata pelajaran IPA kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
57
Kota Semarang. Nilai yang digunakan adalah nilai pada ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Sedangkan pada ranah kognitif menggunakan tes prestasi belajar IPA.
3.5 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.5.1 Populasi Sugiyono (2015:117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Jadi yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang yang meliputi meliputi SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1, SDN Karanganyar 2, dan SDN Randu Garut. Tabel III.1 Populasi Penelitian No
Nama Sekolah Dasar
Jumlah Siswa
1.
SDN Tugurejo 1
46
2.
SDN Tugurejo 2
30
3.
SDN Tugurejo 3
40
4.
SDN Karanganyar 1
46
5.
SDN Karanganyar 2
46
6.
SDN Randu Garut
15
Jumlah
233
58
3.5.2 Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2012:118). Senada dengan pendapat di atas, Arikunto (2010:174) menuliskan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang diambil harus representatif (mewakili). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili dari populasi. Pengambilan
sampel
harus
mencerminkan
populasi
yang
diteliti.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan persentase atau rumus. Musfiqon (2012:91) mengemukakan bahwa jika jumlah populasi melebihi 100 orang maka boleh dilakukan pengambilan sampel. Namun, jika jumlah populasi kurang dari 100 orang sebaiknya diteliti semuanya. Pengambilan sampel disesuaikan dengan besarnya populasi yaitu berkisar 20-30% dari total populasi. Oleh karena peneliti menggunakan persentase 20% dalam pengambilan jumlah sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 siswa. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling. Gambar III.1 Sampel Populasi SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 2 SDN Tugurejo3 SDN Karanganyar 1 SDN Karanganyar 2 SDN Randu Garut
Sampel Daerah
SampelIndividu 45 siswa
SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 2 SDN Tugurejo3 SDN Karanganyar 1 SDN Randu Garut
SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 2 SDN Tugurejo3 SDN Karanganyar 1 SDN Randu Garut
59
3.6 TEHNIK PENGUMPULAN DATA 3.6.1 Angket / Kuesioner Sugiyono (2015:199) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dapat berupa pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Angket/Kuesioner dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk memperoleh data mengenai kemandirian belajar di sekolah dengan menggunakan skala pengukuran. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang dikenal dengan variabel penelitian. Variabel yang akan diukur dalam skala Likert dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai acuan untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban yang digunakan dalam penelitian ini untuk setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
60
berupa kata-kata selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah untuk mengetahui Pengumpulan data menggunakan angket untuk mengetahui
kemandirian belajar di sekolah wilayah SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Angket akan diuji cobakan di SD Negeri Mangkang Wetan 2. Setelah angket sudah valid disebarkan di SD Negeri wilayah Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang meliputi: SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1, dan SDN Randu Garut. Berikut tabel pedoman pemberian skor: Tabel III.2 Pedoman Pemberian Skor Pedoman pemberian skor angket alternative pernyataan positif A (Selalu)
B (Sering)
C (Kadang-Kadang)
D (Hampir Tidak
E(Tidak Pernah)
Pernah) 5
4
3
2
1
Pedoman pemberian skor angket alternative pernyataan negatif A (Selalu)
B (Sering)
C (Kadang-Kadang)
D (Hampir Tidak
E(Tidak Pernah)
Pernah) 1
2
3
4
3.6.2 Tes Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:100) mengemukakan bahwa tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan. Hasil pengukuran ini biasanya berupa data kuantitatif
5
61
(sebagian besar) bisa pula berupa data kualitatif. Data kuantitatif dari alat ukur ini umunya data interval, sehingga dapat dapat diolah dengan tehniktehnik statistika. Ada dua jenis tes, yakni tes prestasi belajar (achievement test) dan tes intelegensi/bakat/kecerdasan. Tes prestasi belajar mengukur penguasaan atau abilitas tertentu sebagai hasil dari prestasi belajar. Ada dua jenis tes prestasi belajar, yakni tes baku dan tes buatan peneliti. Sedangkan tes kecerdasan untuk mengukur kemampuan atau potensi individu secara umum. Penelitian ini menggunakan jenis ,tes prestasi belajar karena untuk mengukur penguasaan siswa sebagai hasil dari proses belajar IPA. Tes prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan tes buat peneliti. Oleh karena itu tes tersebut perlu di uji coba terlebih dahulu agar dapat memenuhi validitas dan reabilitas. Tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pemberian soal evaluasi dalam ranah kognitif yang meliputi (C1, C2, dan C3) pada siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang untuk mata pelajaran IPA KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 3.6.3 Dokumentasi Tehnik pengumpulan data untuk prestasi belajar adalah dokumentasi. Arikunto (2010:274) mengemukan bahwa dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prassasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Data prestasi belajar IPA dalam penelitian ini menggunakan nilai ranah
62
afektif dan ranah psikomotorik yang diambil dari nilai rapot semester 1. Nilai tersebut akan diakumulasikan dengan nilai tes prestasi belajar IPA di SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1, SDN Randu Garut.
3.7 UJI COBA INSTRUMEN Uji coba instrumen yang telah disusun, selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen yang digunakan untuk tehnik pengumpulan data angket dan tes. Uji coba instrumen ini digunakan mengetahui keakuratan dan keajegan instrumen dalam mengumpulkan data. Adapun uji coba instrumen yang dimaksud sebagai berikut: 3.7.1 Angket 3.7.1.1 Validitas Isi Menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan
dikonsultasikan
berlandaskan dengan
teori
tertentu
maka
selanjutnya
ahli. Untuk menguji validitas butir-butir
instrumen angket lebih lanjut, maka
dikonsultasikan
dengan
ahli,
selanjutnya diuji cobakan dan dianalisis dengan item atau uji coba. Dalam pengujian validitas isi peneliti meminta bantuan dua orang dosen ahli yaitu Dr. Drs. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi, M.Ag.
63
3.7.1.2 Validitas konstruk (Construct Validity) Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:118-119) mengemukakan bahwa Construct Validity berkenaan dengan kesanggupan alat ukur mengukur . Teknik pengujian ini yang akan diuji adalah validitas konstruksi dengan mengunakan uji analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Uji instrument dinyatakan valid jika rhitung > rtabel, dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak valid atau gugur. Untuk mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor totalnya dapat mengunakan rumus korelasi product moment dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: rxy =
N ∑ XY−(∑ X) (∑ Y) {N ∑ X2 − (∑ X)2 }{N
(Sugiyono, 2012:228)
∑ Y2 − (∑ Y)2 }
Keterangan: rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : item soal yang dicari validitasnya Y : skor total yang diperoleh sampel Jika hasil rhitung sudah diketahui, kemudian dicocokkan dengan nilai tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5%. Pengambilan keputusan
pernyataan
itu
valid
atau
tidak
diperoleh
dengan
membandingkan rhitung dengan rtabel sebagai berikut: Bila rhitung ˃ rtabel maka instrumen dikatakan valid dan dapat digunakan untuk mengambil data. Bila rhitung ˂ rtabel maka dikatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk mengambil data.
64
Adapun validitas konstruk angket kemandirian belajar di sekolah di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dengan taraf kesalahan 5% sebesar 0,284 sebagai berikut: Tabel III.3 Validitas Konstruk Kemandirian Belajar di Sekolah Item Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
rxy
Status
0,349 0,387 0,354 0,520 0,471 0,343 0,296 0,484 0,316 0,504 0,295 0,258 0,291 0,383 0,510
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
Item Soal 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
rxy
Status
0,333 0,198 0,235 0,319 0,364 0,383 0,410 0,325 0,324 0,245 0,440 0,344 0,293 0,259 0,381
Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid
Dari tabel di atas, dapat dibaca bahwa dari 30 (tiga puluh) item soal terdapat 5 soal yang tidak valid (drop). Item soal yang tidak valid yaitu nomor 12, 17, 18, 25, 29. Sedangkan soal yang valid berjumlah 25 item soal. Item soal yang valid yaitu 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23,24, 26, 27, 28, dan 30. Selanjutnya, item soal yang tidak valid tersebut dibuang atau tidak diikutsertakan dalam intrumen. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 120).
65
3.7.1.3 Reabilitas Data dalam penelitian ini merupakan jenis data interval sehingga dalam menguji reabilitas menggunakan rumus alfa cronbach sebagai berikut: ri=
k
– {1 − (k−1)
∑ s2i s2i
}
(Sugiyono:2015:139)
Keterangan: ri
= reabilitas
k
= banyaknya
∑ 𝑠𝑖2
= jumlah varian butir
𝑠2𝑖
= varian total
butir yang valid
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: a) Pada taraf nyata α 0,05 jika rhitung lebih besar (>) dari r
tabel,
instrumen
tabel,
instrumen
atau soal dinyatakan reliabel. b) Pada taraf nyata α 0,05 jika rhitung lebih kecil (<) dari r atau soal dinyatakan tidak reliabel. Setelah dilakukan perhitungan didapat jumlah varians butir(∑Si2) = 25,9 dan Si2 = 87,6. Nilai – nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus alpha crobanch yaitu: ri=
50
– {1 − (50−1)
25,9 87,6
}
ri= 0,72 Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu instrumen untuk mengumpulkan data. Hasil perhitungan reliabilitas data
66
kemandirian belajar di sekolah dengan menggunakan rumus alfa crobanch adalah 0,72. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut reabilitas instrumen angket kemandirian belajar di sekolah adalah tinggi. Dengan demikian, instrumen angket kemandirian belajar di sekolah bersifat reliabel. Oleh karena itu, instrumen angket kemandirian belajar di sekolah dapat digunakan untuk mengumpulkan data kemandirian belajar di sekolah SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 120) 3.7.2 Tes 3.7.2.1 Validitas Isi Menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek–aspek yang akan diukur
dengan
berlandaskan
teori
tertentu
maka
selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah disampaikan. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen tes lebih lanjut, maka dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya diuji cobakan dan dianalisis dengan item atau uji coba. Dalam pengujian validitas isi
67
peneliti meminta bantuan dua orang dosen ahli yaitu Dr. Drs. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi, M.Ag. 3.7.2.2 Validitas konstruk (Construct Validity) Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:118-119) mengemukakan bahwa Construct Validity berkenaan dengan kesanggupan alat ukur mengukur . Teknik pengujian ini yang akan diuji adalah validitas konstruksi dengan mengunakan uji analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Uji instrument dinyatakan valid jika rhitung > rtabel, dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak valid atau gugur. Untuk mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor totalnya dapat mengunakan rumus poin biserial, dengan diketahui rumus poin biserial sebagai berikut : rpbi =
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑆𝐷𝑡
𝑝
√𝑞
(Sudijono, 2008:262)
Keterangan: rpbi
= koefisien korelasi
Mp
= rerata data interval kategori 1
Mt
= rerata interval kategori 0
SDt
= standar deviasi
p
= proporsi kasus kategori 1
q
= proporsi kasus kategori 0
Adapun validitas konstruk tes prestasi belajar IPA di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dengan taraf kesalahan 5 % sebesar 0,284 sebagai berikut:
68
Tabel III.4 Uji Validitas Konstruk Prestasi Belajar IPA Butir Soal
rxy
Status
Butir Soal
rxy
Status
1
0,77
Valid
16
0,13
Tidak valid
2
0,52
Valid
17
0,13
Tidak valid
3
0,5
Valid
18
0,23
Tidak Valid
4 5
0,53 0,59
Valid Valid
19 20
0,56 0,58
Valid Valid
6
0,09
Tidak valid
21
0,64
Valid
7
0,69
Valid
22
0,39
Valid
8
0,23
Tidak Valid
23
0,32
Valid
9
0,35
Valid
24
0,25
Tidak valid
10
0,48
Valid
25
0,1
Tidak valid
11 12
0,44 0,53
Valid Valid
26 27
0,35 0,62
Valid Valid
13
0,18
Tidak valid
28
0,47
Valid
14
0,49
Valid
29
0,41
Valid
15
0,03
Tidak valid
30
0,25
Tidak valid
Dari tabel di atas, dapat dibaca bahwa dari 30 (tiga puluh) item soal terdapat 10 item soal yang tidak valid (drop). Item soal yang tidak valid yaitu nomor 6, 8, 13, 15, 16, 17, 18, 24, 25, dan 30. Sedangkan soal yang valid berjumlah 20 item soal. Item soal yang valid yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, dan 29. Selanjutnya item soal
69
yang tidak valid dibuang atau tidak disertakan dalam instrumen. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 121). 3.7.2.3 Reabilitas Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:120) mengemukakan bahwa reabilitas alat ukur adalah ketetapan dan keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Data yang diperoleh pada prestasi belajar IPA merupakan data yang bernilai 1 atau nol. Oleh karena itu untuk menguji reabilitas tes menggunakan rumus K-R 20 𝑛
r11 = (𝑛−1) (
1−∑𝑝𝑞 𝑠
)
(Arikunto, 2007:100)
Keterangan : r11
= reabilitas tes secara keselurhan
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes Setelah dilakukan perhitungan didapat n =30, ∑pq = 6,4 , dan s =
24,98. Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus KR-20 diatas sebagai berikut: r11 = (
n
)( n−1
r11 = (
30
1−∑pq s
)
1−6,4
) ( 24,98 ) 30−1
r11 = 0,77
70
Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu instrumen untuk mengumpulkan data. Hasil perhitungan reliabilitas tes dengan menggunakan rumus KR-20 adalah 0,77. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut reabilitas tes prestasi belajar IPA adalah tinggi. Dengan demikian, instrumen tes prestasi belajar IPA digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar IPA. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 122) 3.7.2.4 Daya Pembeda Arikunto (2007:211) mengemukakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan anatar siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah. Daya pembeda soal dihitung dengan menggunakan rumus : D
=
BA JA
−
BB
(Arikunto, 2007:213-214)
JB
Keterangan : BA
= banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA
= banyak peserta kelompok atas
JB
= banyak peserta kelompok bawah
Kriteria :
(Arikunto, 2007:218)
D
; 0,00 – 0,20 : Jelek
D
: 0,20 – 0,40 : Cukup
D
: 0,40 – 0,70 : Baik
D
: 0,70 – 1,00 : Baik sekali
71
Tabel III.5 Daya Pembeda Tes Prestasi Belajat IPA Butir Soal
Daya Pembeda
Keterangan
Butir Soal
Daya Pembeda
Keterangan
1
0,2
Cukup
16
0,56
Baik
2
0,92
Baik sekali
17
0,28
Cukup
3
0,36
Cukup
18
0,52
Baik
4
0,6
Baik
19
0,68
Baik
5 6
0,36 0,16
Cukup Jelek
20 21
0,6 0,68
Baik Baik
7
1
Baik sekali
22
0,64
Baik
8
0,52
Baik
23
0,56
Baik
9
0,84
Baik sekali
24
0,84
Baik sekali
10
0,56
Baik sekali
25
0,16
Jelek
11
0,84
Baik sekali
26
0,64
Baik
12 13
0,52 0,28
Baik Cukup
27 28
0,6 0,6
Baik Baik
14
0,96
Baik sekali
29
0,32
Cukup
15
0,68
Baik
30
0,48
Baik
Dari tabel di atas, dapat dibaca bahwa dari 30 (tiga puluh) item soal terdapat beberapa kategori daya pembeda soal meliputi 7 baik sekali, 15 baik, 6 cukup, dan 2 jelek. Item soal yang mempunyai daya pembeda jelek tidak dipergunakan dalam instrumen. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 23)
72
3.7.2.5 Taraf Kesukaran Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Dalam pembuatan soal yang baik atau idealnya terdapat 20 % soal sukar, 60 % soal sedang, dan 20 % soal mudah. Penelitian ini dalam mengukur taraf kesukaran tes menggunakan rumus : B
P
= JS
(Arikunto, 2007:208
Keterangan : P
= indeks kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria : Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sulit/sukar Soal dengan P 0,30 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 sampai adalah soal mudah Tabel III.6 Taraf Kesukaran Tes Prestasi Belajar IPA Butir Soal
Indeks
Keterangan
Butir Soal
Indeks
Keterangan
1
0,52
Sedang
16
0,5
Sedang
2
0,66
Sedang
17
0,3
Sedang
3
0,34
Sedang
18
0,42
Sedang
4
0,46
Sedang
19
0,44
Sedang
5
0,26
Sulit
20
0,4
Sedang
6
0,2
Sulit
21
0,42
Sedang
7
0,86
Mudah
22
0,48
Sedang
73
8
0,34
Sedang
23
0,46
Sedang
9
0,68
Sedang
24
0,72
Mudah
10
0,3
Sedang
25
0,12
Sulit
11
0,72
Mudah
26
0,46
Sedang
12
0,3
Sedang
27
0,38
Sedang
13
0,26
Sulit
28
0,4
Sedang
14
0,74
Mudah
29
0,3
Sedang
15
0,72
Mudah
30
0,34
Sedang
Dari tabel di atas, taraf kesukaran soal terbagi menjadi 3 yaitu sulit, sedang dan mudah. Dari 30 item soal 4 soal yang sulit, 21 sedang, 5 mudah. Pembuatan soal ini mendekati ideal karena sesuai dengan ciri-ciri tes yang baik. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 124)
3.8 ANALISIS DATA Pada penelitian ini sesuai dengan metodologi dan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi. Analisis korelasi adalah sekumpulan tehnik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan (korelasi) antara dua variabel. Fungsi utama analisis korelasi untuk menentukan seberapa erat hubungan antara dua variabel. Sedangkan regeresi adalah mempelajari bagaimana antara variabel saling berhubungan. Langkah-langkah analisis regeresi dan korelasi meliputi:
74
3.8.1 Analisis Data Statistik Deskriptif 3.8.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah Analisis data kemandirian belajar di sekolah tentang kecenderungan kemandirian belajar di sekolah. Analisis data tersebut meliputi: penyejian data terbesar dan terkecil, rentang data, mean, tabel distribusi frekuensi, dan tabel pada variabel bebas (kemandirian belajar di sekolah. Langkahlangkah analisis data kemandirian belajar di sekolah sebagai berikut: a.
Membuat tabel distribusi frekuensi 1) Menentukan range R
= nilai tertinggi – nilai terendah
(Sugiyono,2014:35)
Keterangan: R
= rentang
2) Banyaknya kelas (k) k
(Sugiyono,2014:35)
= 1 + 3 log N
Keterangan: k
= banyak kelas
N
= banyaknya data
3) Menentukan panjang kelas Panjang kelas =
R k
Keterangan: R
= rentang
k
= banyak kelas
(Sugiyono,2014:35)
75
b.
Menentukan mean 𝑥̅
=
∑ fx
(Arikunto,2007:254
N
Keterangan:
c.
𝑥̅
= rata-rata
∑fx
= frekuensi data
N
= banyak data
Menetukan standar deviasi s =√
∑ fx2 N
− (
∑ fx 2 N
)
(Arikunto, 2007:254)
keterangan: s
= standar deviasi
∑fx
= frekuensi data
N
= banyak data
Setelah dilakukan perhitungan skor kemandirian belajar di sekolah dengan
menggunakan
langkah-langkah
tersebut
maka
dilakukan
penggolongan kemandirian belajar di sekolah. Peneliti menggunakan kriteria untuk dijadikan pedoman yaitu kriteria penilain skala 5 menurut arikunto (2007:256) sebagai berikut: sangat tinggi 𝑥̅ + 1,5s tinggi 𝑥̅ + 0,5s sedang 𝑥̅ + 0,5s rendah 𝑥̅ + 1,5s Sangat rendah
76
3.8.1.2 Prestasi Belajar IPA Analisis data prestasi belajar IPA tentang kecenderungan kemandirian belajar di sekolah. Analisis data tersebut meliputi: penyajian data terbesar dan terkecil, rentang data, mean, tabel distribusi frekuensi, dan tabel pada variabel terikat (prestasi belajar IPA). Langkah-langkah analisis data prestasi belajar IPA sebagai berikut: a.
Membuat tabel distribusi frekuensi 1) Menentukan range R
= nilai tertinggi – nilai terendah
(Sugiyono,2014:35)
Keterangan: R
= rentang
2) Banyaknya kelas (k) k
(Sugiyono,2014:35)
= 1 + 3 log N
Keterangan: k
= banyak kelas
N
= banyaknya data
3) Menentukan panjang kelas Panjang kelas =
R k
Keterangan: R
= rentang
k
= banyak kelas
(Sugiyono,2014:35)
77
b.
Menentukan mean 𝑥̅
=
∑ fx
(Arikunto,2007:254
N
Keterangan:
c.
𝑥̅
= rata-rata
∑fx
= frekuensi data
N
= banyak data
Menetukan standar deviasi s =√
∑ fx2 N
− (
∑ fx 2 N
)
(Arikunto, 2007:254)
keterangan: s
= standar deviasi
∑fx
= frekuensi data
N
= banyak data
Setelah dilakukan perhitungan nilai prestasi belajar IPA dengan menggunakan langkah-langkah tersebut maka dilakukan penggolongan prestasi belajar IPA. Peneliti menggunakan kriteria untuk dijadikan pedoman yaitu kriteria penilain skala 5 menurut arikunto (2007:256) sebagai berikut: sangat tinggi 𝑥̅ + 1,5s tinggi 𝑥̅ + 0,5s sedang 𝑥̅ + 0,5s rendah 𝑥̅ + 1,5s Sangat rendah
78
3.8.2 Analisis Data Awal/ Uji Persyaratan Analisis 3.8.2.1 Uji Linearitas Regresi Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui persamaan regresi tersebut berbentuk linear (garis lurus) atau tidak. Pengujian linieritas dilakukan dengan uji statistika dengan bantuan program SPSS versi 16. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan linier apabila signifikasi Fhitung yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikasi 0,05. 3.8.2.2 Uji Normalitas Sugiyono
(2012)
mengemukakan
bahwa
sebelum
peneliti
menggunakan statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila data tidak normal maka statistik parametris tidak dapat digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris. Penelitian ini uji normalitas data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan teknik uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 16. Menurut Ghozali (2011:32) langkah yang perlu dilakukan sebelum melakukan uji distribusi normal yaitu dengan menentukan hipotesis penguji, yaitu: Hipotesis nol (Ho)
: data terdistribusi secara normal
Hipotesis Alternatif (Ha)
: data tidak terdistribusi secara normal
Kemudian melakukan langkah analisis dengan cara: a.
Buka file crossec1. xls dengan perintah File/Open/Data.
79
b.
Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, lalu pilih Non-parametric test, kemudian pilih submenu 1-sample K-S.
c.
Isikan variabel EARNS dan WEALTH kedalam kotak Test Variable List, kemudian pilih Normal pada Test Distribution.
d.
Lalu pilih Ok. Hasil dapat di lihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov yang diketahui
bila nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka distribusi data tersebut dapat dikatakan distribusi normal. 3.8.3 Analisis Data Akhir 3.8.3.1 Persamaan Regresi Y Menggunakan rumus sebagai berikut : Y = a + bX Dimana koefisien a dan b dicari dengan rumus berikut : ∑ xy
b = ∑ x2
̅− bX ̅ a=Y
Sumber: (Sugiyono, 2014: 262) 3.8.3.2 Uji Keberartian Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah persamaan regresi diperoleh berarti atau tidak. Ho:𝛽 = 0 Hi: 𝛽 > 0 Fk =
b a
RJK ( ) RJK(S)
80
Kriteria pengujian keberartian regresi adalah Ho
= koefisien arah regresi tidak berarti
Ha
= koefisien arah regresi berarti
Ho diterima jika Fhitung
Ftabel Regresi dinyatakan sangat berarti jika berhasil menolak Ho 3.8.3.3 Uji Koefisien Korelasi Analisa korelasi digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya variabel yang dianalisis. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan
korelasi
product
moment.
Sugiyono
(2012:228)
mengemukakan bahwa tehnik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Adapun rumus korelasi product moment sebagai berikut: rxy =
N ∑ XY−(∑ X) (∑ Y) {N ∑ X2 − (∑ X)2 }{N ∑ Y2 − (∑ Y)2 }
(Sugiyono, 2012:228)
Keterangan: rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : item soal yang dicari validitasnya Y : skor total yang diperoleh sampel Pembuktian kebenaran hipotesis untuk penelitian ini makan dilakukan dengan uji hipotesis yaitu: Ho : ρ = 0 ( tidak ada pengaruh antara variabel x dan y) Ho : ρ ≠ 0 ( terdapat pengaruh antara variabel x dan y)
81
Dengan kriteria penarikan kesimpulan sebagai berikut : Ho diterima jika rhitung < rtabel atau Ho ditolak jika rhitung > rtabel Tabel III.7 Pedoman Pemberian Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Sangat rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Sangat kuat
Sugiyono(2012:231) 3.8.3.4 Uji Signifikansi Korelasi ( Uji t) Sugiyono
(2015:257)
mengemukakan
bahwa
untuk
menguji
signifikansi hubungan yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi maka perlu diuji signifikansinya. Rumus uji signifikansinya korelasi yaitu:
t=
r √n−2 √1−r2
Keterangan : t = skor signifikan koefisien korelasi r = koefisien korelasi product moment n = banyak sampel atau data
Sugiyono (2015:257)
82
Kriteria pengambilan keputusan: Ho : µ = 0 ( tidak ada pengaruh) Ha : µ ≠ 0 ( ada pengaruh ) 3.8.3.5 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah tingkat pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam presentase (%). Sugiyono (2012:231) mengemukakan rumus untuk mencari koefisien determinasi yaitu: KD = rxy2 x 100 % Keterangan : KD
= koefisien determinasi
rxy2
= koefisien korelasi product moment
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian memuat data-data tentang kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang yang menggunakan angket. Sedangkan data tentang nilai prestasi IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang menggunakan tes dan dokumentasi (nilai ranah afektif dan psikomotorik). Penelitian ini melibatkan 2 (dua) variabel yaitu variabel bebas (X) adalah kemandirian belajar di sekolah, sedangkan variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar IPA. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut : 4.1.1 Deskripsi Data Kemandirian Belajar di Sekolah Data skor kemandirian belajar di sekolah diperoleh melalui pengisian angket kemandirian belajar di sekolah. Pengisian angket kemandirian belajar di sekolah diisi oleh 45 responden dengan banyak butir 25 soal. Hasil penelitian diperoleh rata-rata skor kemandirian belajar di sekolah pada siswa kelas V di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang Data 94,7 dengan persentase skor 40% yang masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Lebih jelasnya gambaran dari kemandirian belajar di sekolah di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
83
84
Kota Semarang ditinjau dari jawaban masing-masing siswa diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut: (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 134) Tabel IV.1 Distribusi Kemandirian Belajar di Sekolah Interval Frekuensi Persentase (%) Diatas 108 7 15,6 99 – 108 11 24,4 91 – 98 9 20 82-90 15 33,3 Dibawah 82 3 6,7 Sumber: data penelitian tahun pelajaran 2016/2017
Kategori Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai skor kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang terbagi menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Persentase kategori skor kemandirian belajar di sekolah meliputi sangat tinggi (15,6%), tinggi(24.6%), sedang (20%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar di sekolah SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang masih belum tinggi. Lebih jelasnya data kemandirian belajar di sekolah pada tabel di atas disajikan secara grafis pada diagram pie berikut ini:
85
Gambar IV.1 Diagram Distribusi Kategori Kemandirian Belajar di Sekolah
PERSENTASE 6,7
Sangat tinggi
15,6
Tinggi 33,3
24,4
Cukup Rendah
20
Sangat rendah
4.1.2 Deskripsi Data Prestasi Belajar IPA Data prestasi belajar IPA (variabel Y) diperoleh melalui tes dan dokumentasi. Tes prestasi belajar IPA oleh 45 responden dengan banyak butir 20 soal. Sedangkan dokumentasi data prestasi belajar diperoleh melalui dokumentasi nilai pada ranah afektif dan psikomotorik terhadap 45 siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar IPA pada siswa kelas V di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang 72,6 dengan persentase skor 33,4% yang masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Lebih jelasnya gambaran dari prestasi belajar IPA di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut: (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 138)
86
Tabel IV.2 Distribusi Prestasi Belajar IPA Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
(%) Diatas 84
3
6,7
Sangat tinggi
77-84
12
26,7
Tinggi
70-76
12
26,7
Cukup
63-69
15
33,3
Rendah
Dibawah 63
3
6,7
Sangat rendah
Sumber: data penelitian tahun pelajaran 2016/2017 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai prestasi belajar IPA siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang terbagi menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Persentase kategori nilai prestasi belajar IPA meliputi sangat tinggi (6,7%), tinggi(26,7%), cukup (26,7%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang masih rendah. Lebih jelasnya data prestasi belajar IPA pada tabel di atas disajikan secara grafis pada diagram pie berikut ini:
87
Gambar IV.2 Diagram Distribusi Prestasi Belajar IPA
PERSENTASE 6,7 6,7
Sangat tinggi 26,7
33,3
Tinggi Cukup Rendah
26,7
Sangat rendah
4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Data 4.1.3.1 Uji Linearitas Regresi Hasil pengujian untuk mengetahui bentuk hubungan kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA. Fhitung diperoleh dengan menggunakan SPSS 16.0. Fhitung sebesar 2,472 sedangkan Ftabel dengan taraf kesalahan 0,05 sebesar 4,06. Sehingga Fhitung < Ftabel maka data linear dengan sigfikansi 0,20. Oleh karena itu, data linier.(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 145) 4.1.3.2 Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Pengujian distribusi normal bertujuan mengetahui sampel yang diambil mewakili distribusi populasi. Jika distribusi normal sampel adalah normal, maka dapat dikatakan bahwa sampel yang diambil mewakili populasi. Pengujian normalitas dilakukan
88
dengan menggunakan chi kuadrat taraf signifikansi (α = 0,05) dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan sampel sebanyak 45 siswa. Uji normalitas ini menggunakan teknik uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 16. Uji normalitas ini diketahui bila nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka distribusi data tersebut dapat dikatakan distribusi normal. (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 146) Tabel IV.7 Hasil Uji Normalitas Sub Variabel
Sig, K-S
Kemandirian belajar 0,341
Taraf Sig. (5%) Keterangan 0,05
Normal
0,05
Normal
di sekolah Prestasi belajar IPA
4.1.4
0,896
Analisis Data Akhir
4.1.4.1 Uji Persamaan Regresi Persamaan regresi yang dilakukan adalah regresi linier sederhana. Regresi ini bertujuan untuk mengukur bersarnya pengaruh variabel kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA dan memprediksi prestasi belajar IPA dengan menggunakan kemandirian belajar di sekolah. Demikian bentuk pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA memiliki persamaan regresi
̂ = 16,065 + 0,592X .Persamaan regresi ini menunjukkan bahwa Y
89
setiap peningkatan satu skor kemandirian belajar di sekolah dapat menyebabkan kenaikan hasil belajar matematika sebesar 0,592 pada konstanta 16,065. Dengan demikian kemandirian belajar di sekolah berpengaruh pada prestasi belajar IPA di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 147) 4.1.4.2 Uji Keberartian Uji keberartian menggunakan hasil perhitungan SPSS 16.0 terlihat bahwa dari Fhitung sebesar 55,294. Ftabel diperoleh dari (0,05/45) dimana 0,05 adalah taraf signifikansi (α) dan 1/45 adalah dk penyebut/dk pembilang (k), hasilnya dapat diketahui dari tabel distribusi F. Berdasarkan hasil perhitungan Fhitung 55,294 > Ftabel 7,24 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya pengaruh kemandirian
belajar
di
sekolah
terhadap
prestasi
belajar
IPA
berartti.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 148) 4.1.4.3 Uji Koefisisen Korelasi Pengujian koefisien korelasi bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dan Pearson. Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA diperoleh koefisien korelasi sederhana dengan menggunakan SPSS 16.0 rhitung sebesar 0,750. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,750 menunjukkan tingkat keeratan hubungan
90
atau korelasi yang tinggi atau sangat kuat antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA. Dengan demikian, terdapat pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 149) 4.1.4.4 Uji Signifikansi Korelasi (Uji t) Pengujian keberartian atau signifikansi koefisien korelasi antara skor kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA untuk mengetahui keberartian pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan pengujian keberartian korelasi diperoleh thitung = 7,43 > ttabel = 2,015. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada pengaruh antara variabel kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 150) 4.1.4.5 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah tingkat pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam persentase 100 %. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar 65,6%. Oleh karena itu, 65,6% variabel prestasi belajar IPA ditentukan oleh kemandirian belajar di sekolah. Sedangkan 34,4% dipengaruhi oleh faktor lain. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 151)
91
4.2 PEMBAHASAN Pembahasan penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. setelah melalui perhitungan uji statistik, maka hipotesis yang telah ditentukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh antara Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA” dapat teruji kebenarannya. Oleh karena itu, penelitian ini mampu menjawab kebenaran hipotesis penelitian yang diajukan. 4.2.1 Pemaknaan Temuan 4.2.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah Desmita (2014:185-186) bahwa kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Sejalan dengan Fatimah (2008:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Memahami kedua pendapat di atas maka peserta didik yang mempunyai kemandirian belajar di sekolah dapat terlihat karakter tanggung jawab, inisiatif, dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, progesif dan ulet. Kenyataannya di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang tidak semua peserta didik mempunyai
92
kemandirian belajar di sekolah yang tinggi. Peserta didik yang mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi maka tanggung jawab, inisiatif, dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, progesif dan ulet tinggi. Hal ini ditunjukkan dari hasil catatan lapangan yang telah dilakukan pada saat penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh melalui angket untuk mengumpulkan data kemandirian belajar di sekolah menunjukkan bahwa peserta didik yang mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi maka peserta didik juga mempunyai tanggung jawab, inisiatif, dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, progesif dan ulet tinggi. Kategori kemandirian belajar di sekolah terbagi menjadi 5 kategori meliputi: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan pengolahan data Persentase kategori skor kemandirian belajar di sekolah sangat tinggi (15,6%), tinggi(24.6%), cukup (20%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi. Kategori sedang, rendah dan sangat rendah umumnya siswa kurang memfaatkan waktu yang ada di sekolah luang untuk belajar. Sedangkan kategori tinggi siswa lebih dapat memnafaatkan waktu luang yang ada di sekolah dengan belajar dan menambah ilmu pengetahuan. 4.2.1.2 Prestasi Belajar IPA Dariyo
(2013:121)
mengemukakan
bahwa
prestasi
belajar
(achievement or perfomance) ialah hasil pencapaian yang diperoleh
93
seorang pelajar (siswa) setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. Prestasi belajar diwujudkan dalam laporan nilai yang tercantum pada buku rapot (report book)
atau kartu hasil studi (KHS). Sejalan
dengan pendapat Hamdani (2014:138), prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Memahami kedua pendapat diatas di atas bahwa prestasi belajar adalah prestasi belajar adalah perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pembelajaran dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu prestasi belajar IPA mencakup 3 ranah meliputi: kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengambilan data pada ranah kognitif dengan menggunakan tes prestasi belajar IPA, ranah afektif dengan menggunakan daftar nilai pada ranah afektif, dan ranah psikomotorik dengan menggunakan daftar nilai pada ranah psikomotorik. Kategori prestasi belajar menggunakan 5 kategori meliputi: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Persentase kategori nilai prestasi belajar IPA meliputi sangat tinggi (6,7%), tinggi(26,7%), cukup (26,7%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Hal tersebut berarti
94
sebagian besar siswa mempunyai prestasi belajar sedang, rendah, dan sangat rendah sehingga prestasi belajar IPA siswa belum tinggi. 4.1.2.3 Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang Hasil dari analisis regresi sederhana diperoleh persamaan garis regresi
yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA diperoleh persamaan garis regresi Y = 16,065 + 0,592X.. Hal ini berarti nilai X dan nilai Y berbanding lurus artinya semakin besar nilai X maka semakin besar pula nilai Y dan sebaliknya semakin kecil nilai X maka semakin kecil pula nilai Y (X dan Y memiliki pengaruh yang positif). Dengan demikian, dapat disimpulkan kedua variabel tersebut saling mepengaruhi. Kemandirian belajar di sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA. Sebaliknya prestasi belajar IPA juga mempengaruhi kemandirian belajar di sekolah. 4.1.2.4 Besarnya Pengaruh Kemandiriran Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Besar pengaruh anatara kemandirian belajar
95
trehadap prestasi belajar IPA sebesar 65,6%. Prestasi belajar IPA tidak hanya dipengaruhi oleh kemandirian belajar saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain. 4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian Implikasi hasil penelitian berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru dilakukan. Implikasi ini merupakan akibat langsung maupun dampak yang terjadi atas hasil penelitian. Ada tiga macam implikasi hasil penelitian yang dipaparkan, antara lain: 4.2.2.1 Implikasi Teoritis Fatimah (2008:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu
sikap
individu
yang
diperoleh
secara
komulatif
selama
perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Menurut Helmawati (2014:205) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil dari pembelajaran. semua itu diperoleh dari evaluasi atau penilaian. Setiap orang akan memiliki hasil belajar atau prestasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran setelah dinilai dan dievaluasi dapat saja rendah, sedang, ataupun tinggi”. Teori mengenai kemandirian belajar di sekolah dan prestasi belajar. yang telah diuraikan sangat mendukung penelitian ini. teori-teori ini
96
diharapkan dapat membantu penelitian-penelitian sehingga bermanfaat bagi banyak pihak. 4.2.2.2 Implikasi Praktis Dilihat dari kenyataan di lapangan bahwa siswa yang pemahaman terhadap materi tinggi maka kemandiririan belajar di sekolah belum tentu termasuk ke dalam kategori tinggi. Sebaliknya siswa yang pemahaman tehadap materi rendah maka kemandirian belajar di sekolah juga belum tentu termasuk kategori rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor seperti faktor kelelahan dan faktor psikis atau kesehatan. Hasil penelitian adanya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Implikasi praktis berfungsi untuk memberikan manfaat terhadap pendidikan yang selalu berkembang. Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pentingnya kemandirian belajar berkaitan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA, sehingga peneliti maupun pembaca pada umumnya dapat memberikan kontribusi bagi perbaikan dunia pendidikan melalui hasil penelitian yang dipaparkan. 4.2.2.3 Implikasi Pedagogis Hasil penelitian ini, terdapat kenyataan yang didapat saat berlangsungnya penelitian diketahui bahwa belajar secara mandiri , pada saat ulangan mencontek, memanfaatkan waktu luang yang ada di sekolah,
bertanggung
jawab..
Hal-hal
tersebutlah
yang
banyak
mempengaruhi kemandirian belajar di sekolah sehingga berpengaruh
97
terhadap prestasi belajar IPA siswa . Dari kenyataan di atas hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi siswa agar dapat menerapkan kemandirian belajar di sekolah dalam kesehariannya sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Sekolah dapat berperan dalam meningkatkan prestasi siswa dengan memfasilitasi atau menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pembelajaran dan mendukung pengembangan kemandirian belajar di sekolah anak. guru mengembangkan kemandirian belajar di sekolah melalui penugasanpenugasan yang menutut kemandirian beilajar di sekolah yang tinggi.
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN Berdasarkan kajian teoritis, pengolahan data statistik dan interprestasi data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Kemandirian belajar di sekolah pada siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang, sebanyak 15,6% sangat tinggi , 24,6% tinggi, 20% sedang, 33,3% rendah, dan 6,7% sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi. Kategori tinggi dengan persetase 24,6% mengindikasikan bahwa bahwa 24,6% siswa memiliki kemandirian belajar di sekolah yang baik meliputi: tanggung jawab, inisiatif, progesif dan ulet, dapat menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang lain.
2.
Prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang, sebanyak 6,7% sangat tinggi , 26,7% tinggi, 26,7% sedang, 33,3% rendah, dan 6,7% sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum mempunyai prestasi belajar IPA yang tinggi. Kategori tinggi dengan persetase 26,7% mengindikasikan bahwa bahwa 26,7% siswa memiliki
98
99
prestasi belajar IPA yang tinggi meliputi: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3.
Hasil perhitungan persamaan regresi adalah ̂ Y = 16,065 + 0,592X
.
Persamaan regresi ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA. Setiap peningkatan satu skor kemandirian belajar di sekolah dapat menyebabkan kenaikan hasil belajar IPA sebesar 0,592 pada konstanta 16,065. Besarnya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA adalah 55,295. Sedangkan tingkat pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA adalah 765,6%. Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA diperoleh korelasi korelasi (rhitung = 0,750). Berdasarkan pengujian korelasi signifikansi koefisien korelasi antara pasangan skor kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA adalah signifikasn (sangat kuat), artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Hasil perhitungan signifikansi antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA diperoleh thitung = 7,43. Berdasarkan uji keberartian korelasi ada pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA.
100
5.2 SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan di atas dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 5.2.1 Secara Teori Penelitian ini hendaknya dapat dijadikan acuan/referensi untuk penelitian selanjutnya, sarana untuk pencapaian prestasi belajar belajar siswa yang optimal, melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi, worksop, maupun seminar. 5.2.2 Secara Praktis 5.2.2.1 Bagi guru Hasil penelitian ditemukan bahwa kemandirian belajar di sekolah sangat berpengaruh terhadap belajar IPA. Oleh karena itu guru hendaknya dapat meningkatkan kemandirian belajar di sekolah melalui proses pembelajaran yang menuntut kemandirian belajar siswa yang tinggi 5.2.2.2 Bagi siswa Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar IPA, siswa sebaiknya memiliki inisiatif dan memnfaatkan waktu luang yang ada di sekolah untuk mencari materi yang belum dimengerti.
101
DAFTAR PUSTAKA Aini, Pratistya Nor, Abdullah Taman. 2012. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. 10(1:48-65) Azzel Akhmad Muhaimin. 2014. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Yogyakarta:AR-Ruzz Media Baharuddin. 2010. Pendidikan Psikologi & Perkembangan. Jogjakarta: AR-Ruzz Media BSNP. 2007. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar BSNP. 2007. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP Ahmad Susanto 2012 Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-Dasar Pedagogi modern. Jakarta:Indeks Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Duaa O. Maani. 2015. Exploring Creative Design: Concepts and Definitions. Arts and Design Studies. 38(31-33) Fridani Lara, APE Lestari. 2009. Inspiring Education. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Huri Suhendri. 2011. Pengaruh Kecerdasan Matematis–Logis dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Irham Muhamad, Novan Ardy Wiyani. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: ARRuzz Media Jumaisyaroh, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Kreano. 5(2:157-169) Kurniawan, Endar Aditria, dkk. 2013. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Sikap Ilmiah Dalam Metode Eksperimen Berbasis Verifikasi Terhadap Hasil
102
Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi. 4(1: 73-77) Marian Siminică dan Aurelia Traistaru. 2013. Self-Directed Learning In Economic Education. International Journal of Education and Research. 1(12:1-9) Peraturan Pemerintah RI Nomor Pembelajaran. Jakarta.
19.
2005.
Penyelenggaraan
Proses
Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Rachmawati Tutik, Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik.Yogyakarta: Gava Media Ridaul Inayah, dkk. 2012. Pengaruh kompetensi guru, motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem. Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. 1(1:1-12) Rifa’i Achmad, Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES Rikani Astuti & Djihad Hisyam. 2012. Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan prestasi Belajar. UNY. XII(1:26-38) Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta. Sprenger Marilee. 2011. Cara Mengajar agar Siswa Tetap Ingat. Jakarta:Erlangga Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta . 2010. Statistika Pendidikan. Bandung :Alfabeta . 2010. Statiska Parametris untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta Suprijono, Agus.2012. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Syafaruddin. 2012. Pendidikan & Pemberdayaan Masyarakat. Medan: Perdana Publishing Thobroni Muhammad, Arif Mustofa. 2011. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: AR-Ruzz Media
103
UU SISDIKNAS. 2003. Arti Pendidikan. Jakarta : Depdikanas W. Monty Jones, dkk. 2014. How Teachers Learn: The Roles of Formal, Informal, and Independent Learning. Springer. 1(1:1-31) Willis Sofyan S. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Wisnu Arora, Erlamsyah, dan Syahniar. 2013. Hubungan Antara Perlakuan Orang Tua Dengan Kemandirian Siswa dalam Belajar. 2(1:304-309)
104
LAMPIRAN
105
Lampiran 1 Kisi – Kisi Uji Coba Instrumen Angket Kemandirian Belajar
No
1.
Indikator
Pertanyaan
Pertanyaan
Positif
Negatif
No. Item
Progesif dan Ulet a.Usaha mengejar prestasi
3
b.Penuh ketekunan
4,5,6,28
c.Merencanakan
dan
mewujudkan
3 6
4,5,6,28
21
21
7
7
harapan-
harapannya. 2.
Inisiatif a.Menggunakan kesempatan bertanya b.Berusaha
mencari 8,9,18,19,20,25
8,9,18,19,20,25
informasi dari materi yang belum dimengerti. c.
Membuat
ringkasan 12,14
13
12,13,14
11
10,11,24
materi pelajaran. 3.
Mengendalikan
dari
dalam
10,24
a.Mampu
mengatasi
masalah yang dihadapi. 4.
Kemantapan diri a.Percaya
terhadap 22
22
kelemahan 23
23
kemampuannya. b.Menyadari
dalam penguasaan materi 5.
Memperoleh
kepuasan
atas usahanya sendiri a.Bersungguh-sungguh
15, 26,27
16
15,16,26,27
106
dalam belajar. b.Belajar dari kesalahan 29,30
29,30
yang pernah dialami 6.
Tanggung jawab a.Belajar
tanpa
1 harus
diperintah atau tugas dari guru
2
1,2
107
Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar IPA
Standar Kompetensi Indikator Bentuk Kompetensi Dasar Soal IPA 5.2 Menjelaska 5.2.1 Mengident Pilihan 5. Memahami n pesawat ifikasi Ganda hubungan sederhana berbagai jenis antara gaya, yang dapat pesawat gerak, dan membuat sederhana, energi, serta pekerjaan misal fungsinya lebih pengungkit, mudah dan bidang lebih cepat miring, katrol dan roda. 5.2.2 Menggolo ngkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda. 5.2.3 Mengident ifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.
Ranah
No Soal
C1, C2
6, 7, 8, 11, 14, 15, 16, 17,25
C1, C2, 2, 4, 5, 9, 12, C3 13, 18, 19,22,26,27,28 ,29,30
C1 1, 3, 10,20,21
108
Lampiran 3 Intrumen Uji Coba Angket Kemandirian Belajar di Sekolah
Nama Absen Kelas Sekolah
: : : :
ANGKET PENELITIAN A.Petunjuk Umum: Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujurjujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami. 1.
Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas
2.
Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini.
3.
Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan kembali kepada peneliti.
B.Petunjuk Khusus 1.
Berilah tanda centang ( V ) pada kolom jawaban di sebelah kanan pertanyaan yang dianggap paling sesuai, dengan keterangan sebagai berikut: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
KS
: Kurang Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
No
Pernyataan
1.
Belajar tidak harus diperintah oleh guru.
SS
S
Pilihan KS
TS
STS
109
2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Belajar jika ada tugas dari guru. Seorang siswa yang baik menyiapkan buku sebelum pelajaran dimulai. Jika pelajaran kosong berusaha untuk belajar mandiri Jam kosong saya gunakan untuk membaca buku pelajaran. Jam istirahat di sekolah saya gunakan untuk bermain dan bergurau bersama teman. Tidak menggunakan kesempatan bertanya pada saat pelajaran Jika sulit belajar sendiri maka berusaha mengajak teman untuk belajar kelompok. Setiap ada permasalahan dalam memahami materi pelajaran saya bertanya kepada orang lain yang lebih tahu Saya dapat menarik kesimpulan setiap setelah membaca buku. Setiap ada ulangan yang sulit, saya mencontek dari buku atau melirik teman Saat pelajaran berlangsung perlu mencatat poin penting yang diterangkan oleh guru. Saya tidak pernah membuat ringkasan tentang mata pelajaran di sekolah. Saya membuat ringkasan tentang mata pelajaran yang saya anggap sulit. Jika bersungguh-sungguh dalam belajar, maka akan mencapai keberhasilan. Semangat belajar saya kurang pada saat menerima mata pelajaran yang saya anggap sulit. Mengerjakan tugas kelompok secara
110
18.
19.
20.
21.
22. 23.
24. 25. 26. 27.
28.
29.
30.
bersama-sama. Pada kegiatan praktikum yang yang diselenggarakan di sekolah, saya dapat membaca data yang tersedia di buku panduan. Jika ada materi yang tidak dimengerti saya mencari tahu dari referensireferensi. Saya rajin dalam mencari referensi untuk pembelajaran yang tidak saya mengerti. Saya tidak pernah mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran yang ada di sekolah Percaya akan kemampuan saya dalam mengerjakan ulangan. Menyadari kelemahan dalam penguasaan materi mata pelajaran tertentu. Jika kesulitan belajar saya mampu mengatasi sendiri. Saya meminta bantuan teman dalam kesulitan belajar. Saya membantu teman yang kesulitan belajar. Sesudah tes/ulangan, saya mencoba mengulang kembali untuk menjawab ulangan/tersebut di waktu senggang. Ketika di sekolah diadakan les tambahan jam pelaajaran oleh bapak/ibu guru saya mengikutinya Ketika dihukum oleh bapak/ ibu guru karena tidak mengerjakan PR, saya merasa sedih dan malu. Belajar dari pengalaman dihukum oleh bapak/ibu guru, karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), setiap ada PR lagi, saya langsung mengerjakannya pada hari itu juga
111
Lampiran 4 Intrumen Uji Coba Angket Kemandirian Belajar di Sekolah
Nama Absen Kelas Sekolah
: : : :
TES PRESTASI BELAJAR IPA A.Petunjuk Umum: Tes ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujurjujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami. 1.
Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas
2.
Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini.
3.
Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan kembali kepada peneliti.
B.Petunjuk Khusus 1.
Pilihlah satu jawaban yang paling cocok dengan membubuhkan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia.
2.
Jawablah semua pertanyaan yang ada dengan jujur, sesuai dengan kemampuan anda
3.
Jika jawaban Anda salah dan ingin dibetulkan caranya sebagai berikut: Contoh: a
b
c
d diperbaiki a b
c d
1. Setiap alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia disebut . .. a. katrol
c. pesawat
b. tuas
d. mobil
112
2. Pesawat sederhana yang dibedakan berdasarkan letak titik tumpu, titik beban dan titik kuasa adalah . . . a. pengungkit
c. katrol
b. bidang miring
d. roda
3. Urutan pesawat sederhana yaitu beban – titik tumpu – kuasa. Termasuk prinsip pengungkit . . . a. I
c. III
b. II
d. IV
4. Alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit yaitu . . . a. derek
c. timba sumur
b. pembuka botol
d. kursi roda
5. Cara menggunakan pengungkit agar gaya kuasa yang diperlukan mengangkat beban semakin ringan adalah dengan membuat lengan beban . . . a. sama panjang dengan lengan kuasa b. lebih panjang daripada lengan kuasa c. lebih pendek daripada lengan kuasa d. berimpit dengan lengan kuasa 6. Berikut ini yang menunjukkan urutan bagian pengungkit jenis pertama adalah ... a. titik tumpu – titik beban – titik kuasa b. titik tumpu – titik kuasa – titik beban c. titik kuasa – titik tumpu – titik beban d. titik kuasa – titik kuasa – titik tumpu
113
7. Fungsi pesawat sederhana yaitu . . . a. memudahkan pekerjaan
c. menambah beban
b. menambah tenaga
d. meniadakan gaya yang bekerja
8. Kelemahan pesawat sederhana bidang miring adalah . . . a. Lebih berat
c. jarak tempuh lebih jauh
b. Sulit diterapkan
d. benda menjadi lebih ringan
9. Alat di atas bekerja menggunakan prinsip . . . a. bidang miring
c. katrol
b. pengungkit
d. roda berporos
10.
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat disamping adalah ... a. titik tumpu berada diantara beban dan kuasa b. beban diatara titik tumpu dan titik kuasa c. kuasa berada diantara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
11. untuk memudahkan menaikkan bendera, pada ujung tiang bendera biasanya di pasang . . . a. pengungkit
c. katrol
b. bidang miring
d. roda
12. Di bawah ini yang bukan merupakan tuas atau pengungkit adalah . . . a. alat pencabut paku
c. pisau
114
b. alat pencabut kemiri
d. sekop
13. Berikut ini yang bukan termasuk tuas golongan III adalah . . . a. staples
c. sapu
b. pinset
d. pembuka kaleng
14. Paku yang menancap di tembok lebih mudah dicabut menggunakan pesawat sederhana berupa . . . a. pengungkit
c. katrol
b. bidang miring
d. roda
15. Perhatikan gambar dibawah ini !
Titik tumpu pada alat tersebut terletak bagian . . . a. A
c. C
b. B
d. D
16. Bidang miring memiliki kelemahan, yaitu . . . a. jarak yang ditempuh makin jauh b. jarak yang ditempuh makin dekat c. membutuhkan tenaga yang lebih besar d. membutuhkan biaya yang lebih besar 17. Pesawat sederhana yang digunakan untuk mengangkat atau menarik benda ke atas adalah . . . a. tuas atau pengungkit
c. bidang miring
115
b. katrol
d. roda berporos
18. sumur timba memanfaatkan pesawat sederhana berupa . . . a. katrol tetap
c. katrol rangkap
b. katrol bebas
d. katrol ganda
19. Bentuk ulir pada sekrup menggunakan prinsip . . . a. katrol
c. bidang miring
b. tuas
d. tanjakan
20. Gaya yang bekerja pada suatu tuas disebut . . . a. Titik tumpu
c. beban
b. Titik kuasa
d. tanjakan
21. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ketiga adalah . . . a. alat pemecah kemiri
c. gerobak roda satu
b. jungkat-jungkit
d. sekop
22. Berikut ini adalah macam-macam katrol, kecuali . . . a. katrol tetap
c. katrol tunggal
b. katrol bebas
d. katrol majemuk
23. Saat mengangkat beban dengan katrol, gaya yang diperlukan bertumpu pada . . .. a. gaya gesek dan berat benda
c. gaya tarik dan berat badan
b. gaya gesek dan gaya tarik
d. gaya gravitasi dan berat benda
24. Perhatikan alat-alat berikut! I.kursi roda
IV.timba sumur
II.bor listrik
V.sekrup
116
III.roda sepeda Alat yang menggunakan prinsip roda berporos yaitu . . . a. I dan II
c. III dan IV
b. I dan III
d. II dan V
25. Derek di pelabuhan menggunakan jenis katrol . . . a. tetap
c. katrol
b. pengungkit
d. roda berporos
26. Iwan sedang memotong kukunya yang panjang maka ia menggunakan pesawat jenis . . . a. tuas
c. bidang miring
b. katrol
d. roda
27. Alat bantu yang digunakan untuk menaikkan drum minyak ke atas bak mobil adalah . . . a. roda
c. katrol
b. sekop
d. bidang miring
28. Untuk memidahkan karung beras seberat 4 kwintal sejauh 200 meter, menggunakan alat yang berupa . . . a. roda
c. katrol
b. sekop
d. linggis
29. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat kereta sorong yaitu . . . a. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa b. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban
117
d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat 30. Di bawah ini adalah contoh penggunaan roda berporos, kecuali . . . a. roda sepeda
c. dongkrak
b. gerinda
d. setir mobil
118
Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar IPA 1.
C
11.
C
21.
D
2.
A
12.
C
22.
C
3.
A
13.
D
23.
C
4.
B
14.
A
24.
B
5.
C
15.
C
25.
C
6.
C
16.
A
26.
A
7.
A
17.
A
27.
D
8.
C
18.
A
28.
A
9.
A
19.
C
29.
B
10. B
20.
B
30.
C
119
Lampiran 6 Daftar Siswa Uji Coba Instrumen Daftar Nama Siswa SD Mangkang Wetan 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Siswa M.Irfan Ardianto Achmad Nur Ramadhan Amanda Faiz Dimas Indriyanto Gusti Ayu F Lutfi Dwi In Muhamad alfa Moza M.Rafli Hannan Mustika Bungan W. Naufal Dzil afiq Rafi Isna Finando Ronal Maulana S Silta Gori Y Windy Khimawah Alya eka m Arinda Aurelia Lutfita Widya Mifta Rizki A M.Yusril Adi F. Najwa Ulfa Shela Elisa O.R Sindhy Rifky W. Armanda Rizky S Devi uswatun K
Kelas VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA
No 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
25
Indah Lolita
VA
50
Nama Siswa Andi Sunja Lesmana Dimas Adi P Felda Niswatina M Khalidul Huda M. Ivan Kurniawan M. Erik Wibowo M. Rafli Maulana H Nalendra Tama APS Nuri Abdurrohman Shakila Annisa M. Sigit Setiawan Suci Nurhayati Yuningsih Agus M.Rizky Andika Dimas A Bella Oktavia R Eka Puji Lestari Firda Aulia M Ibrahimovic Zaky R Maulidya Nabilah S Rafly Ananda B Rosma Ayu Harmas P Naura Shahwa Akmadra M. Ardan Widiwasa
Kelas VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB VB
120
Lampiran 7 Uji Validitas Konstruk dan Reabilitas Angket Kemandirian Belajar di Sekolah No
1 2 1 5 3 2 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 3 6 6 3 7 4 3 8 4 4 9 5 3 10 4 2 11 4 3 12 5 5 13 5 3 14 5 2 15 2 4 16 4 4 17 5 2 18 5 3 19 5 3 20 5 4 21 4 3 22 4 4 23 5 1 24 3 3 25 5 4 26 5 4 27 4 4 28 5 4 29 4 4 30 5 4 31 3 3 32 4 3 33 4 3 34 5 2 35 4 1 36 3 3 37 5 3 38 2 3 39 4 1 40 3 4 41 4 1 42 4 1 43 4 1 44 5 1 45 5 4 46 4 4 47 5 4 48 4 3 49 4 3 50 5 2 ∑x 216 143 2 966 511 SX ∑xy 25861 18175 r xy 0.349 0.387 rtabel 0,288 0,288 Keterangan valid valid Si 0.67102 1.12204 2 25.97959184 ∑Si 50 N 5990 ∑Y 2 722150 SY 2 87.57714286 Si r11 0.717706034
3 5 5 4 5 2 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 2 4 4 4 4 5 4 5 5 5 2 5 5 4 4 5 1 1 3 5 2 1 200 934 24969 0.354 0,288
valid 1.40245
4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 3 4 4 2 4 5 4 5 4 4 2 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 5 5 4 5 5 203 971 26033 0.520 0,288 valid 0.59633
5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 2 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 209 1014 26609 0.471 0,288 valid 0.57796
6 2 5 3 3 1 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 2 2 4 4 2 2 1 4 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 1 4 2 2 2 111 319 14088 0.343 0,288 valid 0.92286
7 3 4 3 4 2 4 3 2 3 3 1 4 4 4 4 4 5 5 4 2 2 2 2 4 2 1 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 1 4 3 5 3 4 3 4 5 4 4 3 4 2 153 578 19439 0.296 0,288 valid 1.08408
8 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 2 5 5 5 4 4 3 4 2 5 5 4 4 2 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 192 850 24247 0.484 0,288 valid 0.69224
9 5 4 5 4 5 4 3 2 3 1 2 4 5 4 4 4 3 4 5 5 3 3 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 3 2 4 4 5 1 2 5 185 801 23145 0.316 0,288 valid 1.14327
10 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 202 932 25624 0.504 0,288 valid 0.32816
11 12 13 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 3 5 5 4 2 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 1 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 3 5 4 4 1 5 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 5 4 1 1 5 3 5 5 4 4 4 4 5 4 1 5 5 4 1 4 4 2 4 4 5 5 4 1 1 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 199 200 187 971 947 823 25308 25479 23811 0.295 0.258 0.291 0,288 0,288 0,288 valid tidak valid valid 1.64449 0.8085714 0.63224
14 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 3 4 5 3 4 5 3 4 4 3 5 5 3 4 4 3 4 3 2 4 4 5 3 4 3 4 4 4 2 2 5 5 5 3 2 4 186 801 23388 0.383 0,288 valid 0.82653
No Butir 15 16 5 4 5 4 5 2 5 4 5 2 5 4 5 3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 3 5 3 5 3 5 4 5 3 5 2 5 3 5 4 5 3 5 4 5 2 4 1 5 3 5 4 5 4 5 3 4 3 5 3 4 1 5 3 5 4 5 2 4 4 5 3 5 2 5 4 4 3 5 4 5 3 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 3 5 5 5 2 5 1 229 149 1196 541 29142 18853 0.510 0.333 0,288 0,288 valid valid 0.10776 0.98
17 18 19 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 4 3 4 5 2 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 3 3 4 4 4 5 2 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 5 4 4 1 4 4 1 4 5 5 4 3 1 2 5 1 4 4 5 5 2 1 1 4 204 192 190 959 850 840 25242 24152 23956 0.198 0.235 0.319 0,288 0,288 0,288 tidak valid tidak valid valid 1.3995918 0.69224 0.81633
20 4 4 4 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 2 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5 4 2 5 194 869 24547 0.364 0,288 valid 0.58163
21 5 5 3 5 4 5 5 5 4 2 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 2 3 2 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 191 857 24325 0.383 0,288 valid 0.6698
22 4 5 3 5 5 5 5 4 5 0 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 3 5 0 5 5 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 3 5 5 203 992 25936 0.410 0,288 valid 1.20163
23 4 4 3 3 4 3 3 3 4 5 3 4 4 4 3 4 0 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 5 4 5 4 1 1 169 671 21008 0.323 0,288 valid 1.19388
24 25 26 3 4 4 5 4 5 2 1 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 5 4 5 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 5 2 5 4 3 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 2 4 3 3 3 2 5 5 3 5 4 3 5 5 3 4 4 3 3 4 5 5 4 4 5 5 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 5 5 5 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 2 5 5 5 3 4 3 2 3 5 4 5 3 4 4 5 4 5 3 5 4 1 5 5 4 1 2 164 179 191 636 778 852 20630 22753 24235 0.324 0.245 0.440 0,288 0,288 0,288 valid tidak valid valid 0.90449 1.14286 0.73306
27 4 5 4 4 4 1 4 3 5 3 4 4 5 4 1 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 2 4 5 5 4 2 5 188 837 23856 0.344 0,288 valid 0.91796
28 29 30 5 5 5 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 2 5 5 5 5 4 3 3 5 5 5 5 4 5 4 5 3 5 2 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 2 1 5 1 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 2 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 2 5 5 4 4 4 1 5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 218 193 209 1088 914 1016 27701 24676 26582 0.293 0.259 0.381 0,288 0,288 0,288 valid tidak valid valid 0.2351 1.33224 0.61878
Skor Total 130 136 114 136 120 131 121 116 129 105 119 126 139 126 116 123 125 122 130 123 115 120 122 99 116 118 127 130 113 113 101 110 126 122 113 117 119 122 107 128 112 114 112 102 125 120 126 110 107 103 5956
121
Lampiran 8 Uji Validitas Konstruk Tes No
1 2 1 0 1 2 0 0 3 0 1 4 0 1 5 1 1 6 1 1 7 0 0 8 0 0 9 0 1 10 0 1 11 1 1 12 1 1 13 1 0 14 1 0 15 1 1 16 1 1 17 0 1 18 1 1 19 1 1 20 0 0 21 1 1 22 1 1 23 0 1 24 1 0 25 0 1 26 1 1 27 0 1 28 0 1 29 0 0 30 0 0 31 1 1 32 0 1 33 1 1 34 0 0 35 1 1 36 1 1 37 0 0 38 0 0 39 0 0 40 1 0 41 0 1 42 1 1 43 1 1 44 1 0 45 1 1 46 0 0 47 0 0 48 1 1 49 1 1 50 1 1 B 26 33 S 21 14 p 0.55 0.7 Q 0.45 0.3 Skor benar 16.6 14.8 Mean 13.1 13.1 SD 5 5 RPBI 0.77 0.52 Rtabel 0.28 0.28 Keterangan Valid Valid
Butir soal 3 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 17 30 0.36 0.64 16.5 13.13 5 0.51 0.277 Valid
4 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 23 24 0.49 0.51 15.85 13.13 5 0.53 0.277 Valid
5 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 13 34 0.28 0.72 17.91 13.13 5 0.59 0.277 Valid
6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10 37 0.21 0.79 14 13.13 5 0.09 0.277 Tidak
7 8 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 43 17 4 30 0.91 0.36 0.09 0.64 14.18 14.65 13.13 13.13 5 5 0.69 0.23 0.277 0.277 Valid Tidak
9 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 34 13 0.72 0.28 14.22 13.13 5 0.35 0.277 Valid
10 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 15 32 0.32 0.68 16.62 13.13 5 0.48 0.277 Valid
11 12 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 36 15 11 32 0.77 0.32 0.23 0.68 14.33 17 13.13 13.1 5 5 0.44 0.53 0.277 0.28 Valid Valid
13 14 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 13 37 34 10 0.28 0.79 0.72 0.21 14.62 14.4 13.13 13.1 5 5 0.18 0.49 0.277 0.28 Valid Valid
15 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 36 11 0.77 0.23 13.21 13.13 5 0.03 0.277 Valid
16 17 18 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 25 15 21 22 32 26 0.53 0.32 0.45 0.47 0.68 0.55 13.75 14.1 14.4 13.13 13.1 13.1 5 5 5 0.13 0.13 0.23 0.277 0.28 0.28 Valid Valid Tiddak
19 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 22 25 0.47 0.53 16.11 13.13 5 0.56 0.277 Valid
20 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 20 27 0.43 0.57 16.5 13.13 5 0.58 0.277 Valid
21 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 21 26 0.45 0.55 16.68 13.13 5 0.64 0.277 Valid
22 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 24 23 0.51 0.49 15.05 13.13 5 0.39 0.277 Valid
23 24 25 26 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 23 36 6 23 24 11 41 24 0.49 0.77 0.13 0.49 0.51 0.23 0.87 0.51 14.75 13.8 14.4 14.9 13.13 13.1 13.1 13.1 5 5 5 5 0.32 0.25 0.1 0.35 0.277 0.28 0.28 0.28 Valid Tidak Tidak Valid
27 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 19 28 0.4 0.6 16.94 13.13 5 0.63 0.277 Valid
28 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 20 27 0.43 0.57 15.83 13.13 5 0.47 0.277 Valid
29 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 15 32 0.32 0.68 16.08 13.13 5 0.4 0.277 Valid
30 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 17 30 0.36 0.64 14.8 13.13 5 0.25 0.277 Tidak
Total 13 10 16 11 19 20 14 10 8 14 16 14 11 16 11 11 16 19 16 12 18 16 11 11 11 17 9 5 5 5 11 6 17 8 21 25 8 8 9 18 11 23 19 11 21 8 8 20 18 20 675
122
Lampiran 9 Uji Reabilitas Tes No
1 2 1 0 1 2 0 0 3 0 1 4 0 1 5 1 1 6 1 1 7 0 0 8 0 0 9 0 1 10 0 1 11 1 1 12 1 1 13 1 0 14 1 0 15 1 1 16 1 1 17 0 1 18 1 1 19 1 1 20 0 0 21 1 1 22 1 1 23 0 1 24 1 0 25 0 1 26 1 1 27 0 1 28 0 1 29 0 0 30 0 0 31 1 1 32 0 1 33 1 1 34 0 0 35 1 1 36 1 1 37 0 0 38 0 0 39 0 0 40 1 0 41 0 1 42 1 1 43 1 1 44 1 0 45 1 1 46 0 0 47 0 0 48 1 1 49 1 1 50 1 1 B 26 33 S 21 14 P 0.55 0.7 Q 0.45 0.3 6.404.642 Σpq VAR/st 2.498.335 Mean 1.312.766 KR20 0.769286
3 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 17 30 0.36 0.64
4 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 23 24 0.49 0.51
5 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 13 34 0.28 0.72
6 7 8 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 10 43 17 37 4 30 0.21 0.91 0.36 0.79 0.09 0.64
9 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 34 13 0.72 0.28
10 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 15 32 0.32 0.68
11 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 36 11 0.77 0.23
12 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 15 32 0.32 0.68
13 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 13 34 0.28 0.72
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 37 10 0.79 0.21
Butir soal 15 16 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 36 25 11 22 0.77 0.53 0.23 0.47
17 18 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 15 21 32 26 0.32 0.45 0.68 0.55
19 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 22 25 0.47 0.53
20 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 20 27 0.43 0.57
21 22 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 21 24 26 23 0.45 0.51 0.55 0.49
23 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 23 24 0.49 0.51
24 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 36 11 0.77 0.23
25 26 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 6 23 41 24 0.13 0.49 0.87 0.51
27 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 19 28 0.4 0.6
28 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 20 27 0.43 0.57
29 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 15 32 0.32 0.68
30 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 17 30 0.36 0.64
Total 13 10 16 11 19 20 14 10 8 14 16 14 11 16 11 11 16 19 16 12 18 16 11 11 11 17 9 5 5 5 11 6 17 8 21 25 8 8 9 18 11 23 19 11 21 8 8 20 18 20 675
123
Lampiran 10 Uji Daya Beda Tes No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 BB BA DP Keterangan
Butir Soal 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 17 0.21
2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 38 0.92
3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 3 12 0.36
4 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9 24 0.6
5 6 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 6 10 10 0.36 0.16
7 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 41 1
8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 4 17 0.52
9 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 15 36 0.84
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 15 0.56
11 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 15 36 0.84
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 15 0.52
13 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 6 13 0.28
14 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 37 0.96
Cukup Baik sekali Cukup Baik Baik Jelek Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Cukup Baik sekali
15 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 19 36 0.68 Cukup
16 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11 25 0.56
17 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 8 15 0.28
18 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 9 22 0.52
19 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 5 22 0.7
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 5 20 0.6
21 22 23 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 4 8 9 21 24 23 0.68 0.64 0.56
Baik Cukup Baik Baik Baik Baik
24 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 37 0.84
25 26 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 2 7 6 23 0.16 0.64
Baik Baik Baik sekali Jelek Baik
27 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 4 19 0.6
28 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 5 20 0.6
29 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 6 14 0.32
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 5 17 0.48
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Total 7 7 8 8 8 8 8 8 9 9 9 10 10 10 10 11 11 11 11 11 11 11 11 12 12 13 14 14 14 15 16 16 16 16 16 16 17 17 17 18 18 18 19 19 19 20 19 21 24 24
Lampiran 11 Uji Taraf Kesukaran No
1 1 0 2 0 3 0 4 0 5 1 6 1 7 0 8 0 9 0 10 0 11 1 12 1 13 1 14 1 15 1 16 1 17 0 18 1 19 1 20 0 21 1 22 1 23 0 24 1 25 0 26 1 27 0 28 0 29 0 30 0 31 1 32 0 33 1 34 0 35 1 36 1 37 0 38 0 39 0 40 1 41 0 42 1 43 1 44 1 45 1 46 0 47 0 48 1 49 1 50 1 B 26 S 21 P 0.55 Keterangan B
Butir Soal 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 33 17 23 13 10 43 17 34 15 36 15 13 37 36 25 15 21 22 20 21 24 23 36 6 23 14 30 24 34 37 4 30 13 32 11 32 34 10 11 22 32 26 25 27 26 23 24 11 41 24 0.7 0.36 0.49 0.28 0.21 0.91 0.36 0.72 0.32 0.77 0.32 0.28 0.79 0.77 0.53 0.32 0.45 0.47 0.43 0.45 0.51 0.49 0.77 0.13 0.49 A B B C C A B A B A B C A A B B B B B B B B A C B
Keterangan
:
A
= mudah
B
= sedang
C
= sulit
i
Total 27 28 29 30 0 1 0 1 13 0 0 1 0 10 0 0 0 0 16 1 0 0 1 11 1 1 0 1 19 0 1 0 1 20 0 1 1 1 14 0 1 0 0 10 0 0 0 0 8 0 0 0 0 14 0 1 0 1 16 0 0 0 1 14 0 1 0 1 11 1 1 1 1 16 0 0 0 0 11 0 0 0 1 11 0 0 0 0 16 1 0 0 0 19 1 0 1 0 16 0 0 0 0 12 1 1 1 1 18 1 1 0 0 16 0 0 0 0 11 0 1 1 0 11 0 0 0 1 11 1 1 1 0 17 0 0 0 0 9 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5 0 0 0 1 5 1 0 1 0 11 0 1 0 0 6 1 0 0 0 17 0 0 0 0 8 1 1 0 0 21 1 1 1 1 25 0 0 0 0 8 0 0 0 0 8 0 0 0 0 9 0 0 0 1 18 0 0 0 0 11 1 1 1 0 23 1 0 0 0 19 1 0 1 0 11 1 1 1 0 21 1 1 0 0 8 0 0 0 0 8 1 1 1 1 20 1 0 1 0 18 0 1 1 1 20 19 20 15 17 675 28 27 32 30 0.4 0.43 0.32 0.36 B B B B
ii
Lampiran 12 Kisi-Kisi Instrumen Kemandirian Belajar di Sekolah
No
1.
Indikator
Pertanyaan
Pertanyaan
Positif
Negatif
No. Item
Progesif dan Ulet a.Usaha mengejar prestasi
3
b.Penuh ketekunan
4,5,6,24
c.Merencanakan
dan
mewujudkan
3 6
4,5,6,24
18
18
7
7
harapan-
harapannya. 2.
Inisiatif a.Menggunakan
kesempatan
bertanya b.Berusaha mencari informasi 8,9,16,17 dari
materi
yang
8,9,16,17
belum
dimengerti. c. Membuat ringkasan materi 13
12
12,13
11
10,11,21
pelajaran. 3.
Mengendalikan dari dalam a.Mampu mengatasi masalah 10,21 yang dihadapi.
4.
Kemantapan diri a.Percaya
terhadap 20
20
kelemahan 19
19
kemampuannya. b.Menyadari
dalam penguasaan materi 5.
Memperoleh kepuasan atas usahanya sendiri a.Bersungguh-sungguh dalam 14, 22,23 belajar.
ii
15
14,15,22,23
iii
b.Belajar dari kesalahan yang 25
25
pernah dialami 6.
Tanggung jawab a.Belajar
tanpa
1 harus
diperintah atau tugas dari guru
iii
2
1,2
iv
Lampiran 13 Instrumen Prestasi Belajar IPA
Standar Kompetensi Indikator Bentuk Kompetensi Dasar Soal IPA 5.3 Menjelaska 5.3.1 Mengident Pilihan 5. Memahami n pesawat ifikasi Ganda hubungan sederhana berbagai jenis antara gaya, yang dapat pesawat gerak, dan membuat sederhana, energi, serta pekerjaan misal fungsinya lebih pengungkit, mudah dan bidang lebih cepat miring, katrol dan roda. 5.3.2 Menggolo ngkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda. 5.3.3 Mengident ifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.
iv
Ranah C1, C2
No Soal 6, 9, 11
C1, C2, 2, 4, 5, 7, 10, C3 12,15,17,18,19 ,20
C1
1,3, 8,13,14,16
v
Lampiran 14 Angket Penelitian Kemandirian Belajar di Sekolah
Nama Absen Kelas Sekolah
: : : :
ANGKET PENELITIAN A.Petunjuk Umum: Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujurjujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami. 1.
Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas
2.
Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini.
3.
Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan kembali kepada peneliti.
B.Petunjuk Khusus 1.
Berilah tanda centang ( V ) pada kolom jawaban di sebelah kanan pertanyaan yang dianggap paling sesuai, dengan keterangan sebagai berikut:
No 1. 2. 3. 4.
SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
KS
: Kurang Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Pernyataan
SS
Belajar tidak harus diperintah oleh guru. Belajar jika ada tugas dari guru. Seorang siswa yang baik menyiapkan buku sebelum pelajaran dimulai. Jika pelajaran kosong berusaha untuk v
S
Pilihan KS
TS
STS
vi
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. 13. 14.
15.
16.
17.
18.
belajar mandiri Jam kosong saya gunakan untuk membaca buku pelajaran. Jam istirahat di sekolah saya gunakan untuk bermain dan bergurau bersama teman. Tidak menggunakan kesempatan bertanya pada saat pelajaran Jika sulit belajar sendiri maka berusaha mengajak teman untuk belajar kelompok. Setiap ada permasalahan dalam memahami materi pelajaran saya bertanya kepada orang lain yang lebih tahu saya dapat menarik kesimpulan setiap setelah membaca buku. Setiap ada ulangan yang sulit, saya mencontek dari buku atau melirik teman Saya tidak pernah membuat ringkasan tentang mata pelajaran di sekolah. Saya membuat ringkasan tentang mata pelajaran yang saya anggap sulit. Jika bersungguh-sungguh dalam belajar, maka akan mencapai keberhasilan. Semangat belajar saya kurang pada saat menerima mata pelajaran yang saya anggap sulit. Jika ada materi yang tidak dimengerti saya mencari tahu dari referensireferensi. Saya rajin dalam mencari referensi untuk pembelajaran yang tidak saya mengerti. Saya tidak pernah mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran yang ada di sekolah vi
vii
19.
20. 21. 22. 23.
24.
25.
Menyadari kelemahan dalam penguasaan materi mata pelajaran tertentu. Percaya akan kemampuan saya dalam mengerjakan ulangan. Jika kesulitan belajar saya mampu mengatasi sendiri. Saya membantu teman yang kesulitan belajar. Sesudah tes/ulangan, saya mencoba mengulang kembali untuk menjawab ulangan/tersebut di waktu senggang. Ketika dihukum oleh bapak/ ibu guru karena tidak mengerjakan PR, saya merasa sedih dan malu. Belajar dari pengalaman dihukum oleh bapak/ibu guru, karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), setiap ada PR lagi, saya langsung mengerjakannya pada hari itu juga
vii
viii
Lampiran 15 Tes Prestasi Belajar IPA Nama Absen Kelas Sekolah
: : : :
TES PRESTASI BELAJAR IPA A.Petunjuk Umum: Tes ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujurjujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami. 1.
Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas
2.
Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini.
3.
Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan kembali kepada peneliti.
B.Petunjuk Khusus 1.
Pilihlah satu jawaban yang paling cocok dengan membubuhkan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia.
2.
Jawablah semua pertanyaan yang ada dengan jujur, sesuai dengan kemampuan anda
3.
Jika jawaban Anda salah dan ingin dibetulkan caranya sebagai berikut: Contoh: a
1.
b
c
d diperbaiki a b
c d
Setiap alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia disebut . .. a.
katrol
c. pesawat
b.
tuas
d. mobil
viii
ix
2.
Pesawat sederhana yang dibedakan berdasarkan letak titik tumpu, titik beban dan titik kuasa adalah . . .
3.
a.
pengungkit
c. katrol
b.
bidang miring
d. roda
Urutan pesawat sederhana yaitu beban – titik tumpu – kuasa. Termasuk prinsip pengungkit . . .
4.
5.
a.
I
c. III
b.
II
d. IV
Alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit yaitu . . . a.
derek
c. timba sumur
b.
pembuka botol
d. kursi roda
Cara menggunakan pengungkit agar gaya kuasa yang diperlukan mengangkat beban semakin ringan adalah dengan membuat lengan beban . . .
6.
a.
sama panjang dengan lengan kuasa
b.
lebih panjang daripada lengan kuasa
c.
lebih pendek daripada lengan kuasa
d.
berimpit dengan lengan kuasa
Fungsi pesawat sederhana yaitu . . . a.
memudahkan pekerjaan
c. menambah beban
b.
menambah tenaga
d. meniadakan gaya yang bekerja
7. Alat di atas bekerja menggunakan prinsip . . .
ix
x
a.
bidang miring
c. katrol
b.
pengungkit
d. roda berporos
8.
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat disamping adalah ...
9.
a.
titik tumpu berada diantara beban dan kuasa
b.
beban diatara titik tumpu dan titik kuasa
c.
kuasa berada diantara titik tumpu dan beban
d.
titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
Untuk memudahkan menaikkan bendera, pada ujung tiang bendera biasanya di pasang . . . a.
pengungkit
c. katrol
b.
bidang miring
d. roda
10. Di bawah ini yang bukan merupakan tuas atau pengungkit adalah . . . a.
alat pencabut paku
c. pisau
b.
alat pencabut kemiri
d. sekop
11. Paku yang menancap di tembok lebih mudah dicabut menggunakan pesawat sederhana berupa . . . a.
pengungkit
c. katrol
b.
bidang miring
d. roda
12. Bentuk ulir pada sekrup menggunakan prinsip . . . a.
katrol
c. bidang miring
b.
tuas
d. tanjakan
x
xi
13. Gaya yang bekerja pada suatu tuas disebut . . . a.
Titik tumpu
c. beban
b.
Titik kuasa
d. tanjakan
14. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ketiga adalah . . . a.
alat pemecah kemiri
c. gerobak roda satu
b.
jungkat-jungkit
d. sekop
15. Berikut ini adalah macam-macam katrol, kecuali . . . a.
katrol tetap
c. katrol tunggal
b.
katrol bebas
d. katrol majemuk
16. Saat mengangkat beban dengan katrol, gaya yang diperlukan bertumpu pada . . .. a.
gaya gesek dan berat benda
c. gaya tarik dan berat badan
b.
gaya gesek dan gaya tarik
d. gaya gravitasi dan berat benda
17. Iwan sedang memotong kukunya yang panjang maka ia menggunakan pesawat jenis . . . a.
tuas
c. bidang miring
b.
katrol
d. roda
18. Alat bantu yang digunakan untuk menaikkan drum minyak ke atas bak mobil adalah . . . a.
roda
c. katrol
b.
sekop
d. bidang miring
19. Untuk memidahkan karung beras seberat 4 kwintal sejauh 200 meter, menggunakan alat yang berupa . . .
xi
xii
a.
roda
c. katrol
b.
sekop
d. linggis
20. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat kereta sorong yaitu . . . a.
titik tumpu berada di antara beban dan kuasa
b.
beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
c.
kuasa berada di antara titik tumpu dan beban
d.
titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
xii
xiii
Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Prestasi Belajar IPA
1.
C
11. A
2.
A
12. C
3.
A
13. B
4.
B
14. D
5.
C
15. C
6.
A
16. C
7.
A
17. A
8.
B
18. D
9.
C
19. A
10. C
20. B
xiii
xiv
Lampiran 17 Daftar Kode Peserta Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Kode Peserta Didik Jumlah Skor A Afifah Naila Nisa B Amelia Nur Mulianasari C Anandika Rizla Putra P. D Askia Dwi Kurniawan E Alfina Hidayati F Erwin Pamungkas G Fajna Ichsanti H M. Faza Tazakka AJ. I Osiana Aqila Panindhya J Hanzah Bertrand Prayoga K Alya Husna Qirana L Erca Nova Lina M Faranaya Adhisti N Septi Amalia O Anggun Anggraheny P Awalia Saldatun Nisa Q Dean Guntur Caravino R Fanny Faudiansyah S Faradiva Anabella T Imam Khalil U Nuvul Mualifah V Aditya Heri Wicaksono W Ardina Cahyandari P X Ari Febrian Y Dani Sifa Pratama Z Faisal Aditya Eka AA Firdaus Ilham Najib AB Fitria Novianti A AC Rinjas Tio Saputra AD Vina Virnandia AE Whendi Amelia Putri AF Nur Laila Sayidatina AG Salma Maulina AH Wasiatul Mustofa AI Satria Eka Saputra AJ Wahyu Muhammad Ichsan AK Agung Firmansyah AL Andreans Alfa Oktavianto AM Arinda Putri Sabrina AN Fuad Alfafa AO Intan Nurhalimah AP Shelly Selvianne AQ Syifa' Ayu Cahyaningsih AR Sekar Tanjung L AS Renaldi Rizky F.
xiv
Nama Sekolah Kelas SDN Tugurejo 1 V A SDN Tugurejo 1 V A SDN Tugurejo 1 V A SDN Tugurejo 1 V A SDN Tugurejo 1 V A SDN Tugurejo 1 V A SDN Tugurejo 1 V A SDN Tugurejo 1 V A SDN Tugurejo 1 V A SDN Tugurejo 1 V B SDN Tugurejo 1 V B SDN Tugurejo 1 V B SDN Tugurejo 1 V B SDN Tugurejo 2 V SDN Tugurejo 2 V SDN Tugurejo 2 V SDN Tugurejo 2 V SDN Tugurejo 2 V SDN Tugurejo 2 V SDN Tugurejo 2 V SDN Tugurejo 2 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Tugurejo 3 V SDN Karanganyar 1V SDN Karanganyar 1V SDN Karanganyar 1V SDN Karanganyar 1V SDN Karanganyar 1V SDN Karanganyar 1V SDN Karanganyar 1V SDN Karanganyar 1V SDN Randu Garut V SDN Randu Garut V
xv
Lampiran 18 Data dan Pengkategorian Kemandirian Belajar di Sekolah Data Kemandirian Belajar di Sekolah SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang
No
Kode Peserta Didik
1
A
2
B
3
C
4
D
108
5
E
109
6
F
86
7
G
85
8
H
95
9
I
95
10
J
80
11
K
108
12
L
86
13
M
108
Jumlah Skor
Sekolah
109
SDN Tugurejo 1
113
SDN Tugurejo 1
87
SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1
Kode No Peserta Didik
Jumlah Skor 101
SDN Tugurejo 3
90
SDN Tugurejo 3
102
SDN Tugurejo 3
24
X
25
Y
26
Z
27
AA
96
28
AB
105
29
AC
89
30
AD
96
31
AE
86
32
AF
115
33
AG
106
34
AH
86
35
AI
78
36
AJ
91
37
AK
89
SDN Karanganyar 1 SDN Karanganyar 1
38
AL
92
SDN Karanganyar 1
101
SDN Karanganyar 1
SDN Tugurejo 2 14
N
79
15
O
91
SDN Tugurejo 2
SDN Tugurejo 2 16
P
90
39
xv
Sekolah
AM
SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3
xvi
SDN Tugurejo 2 17
Q
92
40
AN
101
SDN Karanganyar 1
SDN Tugurejo 2 18
R
88
19
S
110
41
AO
89
SDN Karanganyar 1
42
AP
109
SDN Karanganyar 1 SDN Karanganyar 1
SDN Tugurejo 2
SDN Tugurejo 2 20
T
90
21
U
109
22
V
106
23
W
100
SDN Tugurejo 2 SDN Tugurejo 3
43
AQ
86
44
AR
87
45
AS
96
SDN Randu Garut SDN Randu Garur
SDN Tugurejo 3
Untuk menganalisis data prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara, terlebih dahulu dibuatkan tabel distribusi frekuensi dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Menentukan range (R) R
= nilai tertinggi – nilai terendah = 115 – 79 = 37
b. Banyaknya kelas (k) k = 1 + 3 log N = 1 + 3 log 45 = 1 + 3 (1,65) = 1 + 4,95 = 5,95 ≈ 6
xvi
xvii
c. Menentukan panjang kelas Panjang kelas
=
=
R k 37 6
= 6,167 dibulatkan 7 Kelas 78-84 85-91 92-98 99-105 106-112 113-119 Jumlah
X x2 fx fx2 81.5 6642.25 244.5 87.5 7656.25 1487.5 93.5 8742.25 654.5 99.5 9900.25 597 105.5 11130.25 1055 111.5 12432.25 223 579 56503.5 4261.5
Fi 3 17 7 6 10 2 45
19926.75 130156.3 61195.75 59401.5 111302.5 24864.5 406847.3
Dari tabel di atas dapat dihitung nilai men dan standar deviasi sebagai berikut: a.
Mean x
= =
∑ 𝑓𝑥 𝑁
406847,3 45
= 94,7 dibulatkan 95 b.
Standar deviasi s
∑ 𝑓𝑥 2
=√
𝑁
∑ 𝑓𝑥 2
− (
𝑁
)
2
=
√406847,3 − (4261,5) 45
45
= 8,54 dibulatkan 8,5
xvii
xviii
c.
Membuat rentang kategori skala 5 sangat tinggi 𝑥̅ + 1,5s
95 + 1,5(8,5) = 107.75 dibulatkan 108 tinggi
𝑥̅ + 0,5s
95 + 0,5(8,5) = 99,25 dibulatkan 99 cukup
𝑥̅ + 0,5s
95 - 0,5(8,5) = 90,75 dibulatkan 91 rendah
𝑥̅ + 1,5s
95 - 1,5(8,5) = 82,25 dibulatkan 82 Sangat rendah
xviii
xix
Lampiran 19 Data dan Pengkategorian Prestasi Belajar IPA Data Nilai Prestasi Belajar IPA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Kode Peserta Didik A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS
Ranah Kognitif Ranah Afektif Ranah Psikomotorik Rata-Rata Sekolah 75 85 70 77 SDN Tugurejo 1 90 87 90 89 SDN Tugurejo 1 80 79 60 73 SDN Tugurejo 1 90 87 75 84 SDN Tugurejo 1 70 81 85 79 SDN Tugurejo 1 65 70 60 65 SDN Tugurejo 1 75 68 65 69 SDN Tugurejo 1 95 79 70 81 SDN Tugurejo 1 85 80 75 80 SDN Tugurejo 1 65 71 70 69 SDN Tugurejo 1 75 85 65 75 SDN Tugurejo 1 65 77 60 67 SDN Tugurejo 1 90 84 75 83 SDN Tugurejo 1 20 70 60 50 SDN Tugurejo 2 55 66 75 65 SDN Tugurejo 2 65 80 70 72 SDN Tugurejo 2 70 67 60 66 SDN Tugurejo 2 50 66 60 59 SDN Tugurejo 2 75 86 100 87 SDN Tugurejo 2 70 64 90 75 SDN Tugurejo 2 85 74 85 81 SDN Tugurejo 2 60 88 85 78 SDN Tugurejo 3 50 85 80 72 SDN Tuguerejo 3 60 87 90 79 SDN Tugurejo 3 55 82 90 76 SDN Tugurejo 3 75 90 85 83 SDN Tugurejo 3 75 72 60 69 SDN Tugurejo 3 60 88 60 69 SDN Tugurejo 3 65 80 60 68 SDN Tugurejo 3 65 88 80 78 SDN Tugurejo 3 80 70 60 70 SDN Tugurejo 3 75 88 96 86 SDN Tugurejo 3 70 83 80 78 SDN Tugurejo 3 55 73 60 63 SDN Tugurejo 3 60 65 60 62 SDN Tugurejo 3 65 65 70 67 SDN Karanganyar 1 65 68 70 68 SDN Karanganyar 1 50 83 90 74 SDN Karanganyar 1 50 62 85 66 SDN Karanganyar 1 50 82 80 71 SDN Karanganyar 1 75 70 75 73 SDN Karanganyar 1 65 80 80 75 SDN Karanganyar 1 80 70 65 72 SDN Karanganyar 1 75 69 60 68 SDN Randu Garut 55 68 75 66 SDN Randu Garut
Untuk menganalisis data prestasi belajar IPA kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang, terlebih dahulu dibuatkan tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
xix
xx
a.Menentukan range (R) R = nilai tertinggi – nilai terendah = 89 – 50 = 39 b.Banyaknya kelas (k) k = 1 + 3 log N = 1 + 3 log 45 = 1 + 3 (1,65) = 1 + 4,9 = 5,95 ≈ 6 c.Menentukan panjang kelas Panjang kelas
=
=
R k 39 6
= 6,5 dibulatkan 7 Kelas
f
x
x2
fx
fx2
50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 Jumlah
1 3 15 12 11 3 45
55.5 61.5 67.5 73.5 79.5 85.5
55.5 184.5 1012.5 882 874.5 256.5 3265.5
306.25 132.25 30.25 0.25 42.25 156.25
306.25 396.75 453.75 3 464.75 468.75 2093.25
Dari tabel di atas dapat dihitung nilai mean dan standar deviasi sebagai berikut:
xx
xxi
a.
Mean x̅
=
=
∑ fx ∑N 3265,5 45
= 72,6 dibulakan menjadi 73 b.
Standar deviasi
s
=√
=
∑ fx2
√
N
∑ fx 2 ) N
− (
2093,25 45
3265,5 2 ) 45
− (
= 6,82 dibulatkan menjadi 7 c.
Membuat rentang kategori skala 5 sangat tinggi 𝑥̅ + 1,5s
73 + 1,5(7) = 83,5 dibulatkan 84
𝑥̅ + 0,5s
73 + 0,5(7) = 76,5 dibulatkan 77
𝑥̅ + 0,5s
73 - 0,5(7) = 69,5 dibulatkan 70
𝑥̅ + 1,5s
73 - 1,5(7) = 62,5 dibulatkan 63
tinggi cukup rendah Sangat rendah
xxi
xxii
Lampiran 20 Uji Linearitas
ANOVA Table Sum of Squares y * x Between Groups
(Combine d) Linearity
df
Mean Square
F
Sig.
2392.378
22
108.744
6.679
.000
1547.303
1
1547.303
95.033
.000
845.075
21
40.242
2.472
.020
358.200
22
16.282
2750.578
44
Deviation from Linearity Within Groups Total
xxii
xxiii
Lampiran 21 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test x N
y 45
45
95.89
72.82
10.019
7.907
Absolute
.140
.086
Positive
.140
.086
Negative
-.110
-.072
Kolmogorov-Smirnov Z
.939
.574
Asymp. Sig. (2-tailed)
.341
.896
Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
xxiii
xxiv
Lampiran 22 Uji Persamaan Regresi
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) X
Std. Error 16.065
7.673
.592
.080
a. Dependent Variable: y
xxiv
Coefficients Beta
T
.750
Sig.
2.094
.042
7.436
.000
xxv
Lampiran 23 Uji Keberartian
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1547.303
1
1547.303
Residual
1203.275
43
27.983
Total
2750.578
44
a. Predictors: (Constant), x b. Dependent Variable: y
xxv
F 55.294
Sig. .000a
xxvi
Lampiran 24 Uji Koefisien Korelasi
Correlations x x
Pearson Correlation
y .750**
1
Sig. (2-tailed) N y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000 45
45
.750**
1
.000 45
45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
xxvi
xxvii
Lampiran 25 Uji Signifikansi Korelasi
t= t= t= t= t=
r √n−2 √1−r2 0,750 √45−2 √1−(0,750)2 0,750 √43 1−0,5625 0,750 (6,557) √0,4375 4,917 06611
t = 7,43
xxvii
xxviii
Lampiran 26 Koefisien Determinasi KD = rxy2 x 100 % KD = (0,750)2 X 100 % = 65.6%
xxviii
xxix
Lampiran 27 Daftar Kode Peserta Catatan Lapangan SDN Tugurejo 1 No 1 2 3 4 5 6
Nama Siswa Erwin Pamungkas Titian Fadilah Pandu Bayu Aji Intan Allyu Kususma Putri Muhammad Raditya Arif Zahra Aulia
Kode Perserta Didik A B C D E F
SDN Tugurejo 2 No 1 2 3 4 5
Nama Siswa Anggun Anggraheny Fanny Faudiansyah Imam Khalil Nadhila Damayanti leonovel Sindu S.
Kode Perserta Didik A B C D E
SDN Tugurejo 3 No 1 2
Nama Siswa Dinda Herdiana Isnaini Ginaridha
Kode Perserta Didik A B
SDN Karanganyar 1 No 1 2 3 4 5
Nama Siswa Yusuf Ilham Dermawan Aldi Setyawan Putra Chikal Aryo Wicaksono Fikri Wildan Ariyananda Fuad Alfafa
Kode Perserta Didik A B C D E
xxix
xxx
SDN Randu Garut No 1 2 3
Nama Siswa Beni Surahman Luluk Dora M Feri Yuli Setiawan
Kode Perserta Didik A B C
xxx
xxxi
Lampiran 28 Catatan Lapangan SDN Tugurejo 1 Kode
Indikator
Peserta
Progesif
Didik
dan ulet
A
V
B
Inisiatif Mengendalikan Kemantapan Memperkepuasan dari dalam
diri
atas usahanya
V
-
-
-
V
-
-
-
-
C
-
V
-
-
V
D
-
V
-
V
V
E
V
V
-
-
-
F
-
V
-
-
-
SDN Tugurejo 2 Kode
Indikator
Peserta
Progesif
Didik
dan ulet
A
-
B
Inisiatif Mengendalikan Kemantapan Memperkepuasan dari dalam
diri
atas usahanya
V
-
-
V
V
V
-
-
-
C
-
-
-
-
V
D
-
-
-
V
V
E
V
-
V
-
-
SDN Tugurejo 3 Kode
Indikator
Peserta
Progesif
Didik
dan ulet
A
-
B
V
Inisiatif Mengendalikan Kemantapan Memperkepuasan dari dalam
diri
atas usahanya
V
V
-
V
V
V
-
-
xxxi
xxxii
SDN Karanganyar 1 Kode
Indikator
Peserta
Progesif
Didik
dan ulet
A
-
B
Inisiatif Mengendalikan Kemantapan Memperkepuasan dari dalam
diri
atas usahanya
V
V
-
V
-
V
-
-
-
C
-
-
V
-
V
D
-
-
-
V
V
E
-
-
V
-
-
SDN Randu Garut Kode
Indikator
Peserta
Progesif
Didik
dan ulet
A
-
B C
Inisiatif Mengendalikan Kemantapan Memperkepuasan dari dalam
diri
atas usahanya
V
-
-
V
V
-
V
-
-
-
-
-
V
V
xxxii
xxxiii
Lampiran 29 SK Dosen
xxxiii
xxxiv
Lampiran 30 Validator Instrumen
xxxiv
xxxv
xxxv
xxxvi
Lampiran 31 Surat telah melakukan uji coba instrumen
xxxvi
xxxvii
Lampiran 30 Surat Ijin Penelitian
xxxvii
xxxviii
xxxviii
xxxix
xxxix
xl
xl
xli
xli
xlii
xlii
xliii
Lampiran 33 Surat telah melakukan penelitian
xliii
xliv
xliv
xlv
xlv
xlvi
xlvi
xlvii
xlvii
xlviii
Lampiran 34 Dokumentasi
xlviii
xlix
xlix
l
l