PENGARUH KELELAHAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU BELAJAR PADA MAHASISWA YANG BEKERJA
JURNAL ILMIAH
Anggia Putri
NIM. 081664232
Meita Santi Budiani, S.Psi., M.Psi.
NIP. 19810523 200501 2002
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI 2012
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
PENGARUH KELELAHAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU BELAJAR PADA MAHASISWA YANG BEKERJA
JURNAL ILMIAH
Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana Psikologi
Oleh : Anggia Putri
NIM. 081664232
Meita Santi Budiani, S.Psi., M.Psi.
NIP. 19810523 200501 2002
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI 2012 Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
HALAMAN PERSETUJUAN
Jurnal Ilmiah oleh
: Anggia Putri dan Meita Santi Budiani, S.Psi., M.Psi
NIM
: 081664232
Judul
: Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Perilaku Belajar Pada Mahasiswa Yang Bekerja
Jurnal Ilmiah ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana Psikologi
Surabaya, 06 Desember 2012
Pembimbing
Mengetahui, Ketua Prodi Psikologi
Meita Santi Budiani, S.Psi, M.Psi NIP. 19810523 200501 2 002
Dra. Hermien Laksmiwati, M.Psi NIP. 19641208 199302 2001
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
PENGARUH KELELAHAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU BELAJAR PADA MAHASISWA YANG BEKERJA
Anggia Putri dan Meita Santi Budiani Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya e-mail :
[email protected]
Abstract : This research aims to determine the effect of emotional exhaustion on behaviour learning of students who work in study program of Psychology State University of Surabaya. It is a quantitative research. The population in this research were all students of psychology 2008-2011 who work and the total sample of 40 students. This research used purposive sampling. The analysis data method in this study using a questionnaire method for measuring emotional exhaustion and behavioral learning. Analysis data used a simple regression analysis techniques. The result of analysis obtained significance value of 0000 (p <0.05). Based on these results Rsquare is 0.43. It concluded that the effect of emotional exhaustion contributed by 43% in the remaining influence of behaviour learning and 57% is influenced by other factors not measured by the researchers. Keywords: Emotional Exhaustion, Behaviour Learning, And Students who Working Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kelelahan emosional terhadap perilaku belajar pada mahasiswa yang bekerja di Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi psikologi angkatan 2008-2011 yang bekerja, dengan sampel yang diteliti sebanyak 40 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Metode mengumpulkan data yang digunakan adalah angket untuk mengukur kelelahan emosional dan perilaku belajar. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Setelah dianalisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana, maka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05). Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh Rsquare sebesar 0,43 hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kelelahan emosional memberikan kontribusi sebesar 43% dalam mempengaruhi perilaku belajar sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur oleh peneliti Kata kunci : Kelelahan Emosional, Perilaku Belajar, dan Mahasiswa yang Bekerja
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Mahasiswa
merupakan
suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan
memperoleh pendidikan formal tingkat tinggi. Mahasiswa
yang
sedang
dengan perguruan tinggi. Mahasiswa
menempuh pendidikan di perguruan
juga merupakan calon intelektual atau
tinggi dituntut untuk menyelesaikan
cendekiawan muda dalam suatu lapisan
studinya dalam jangka waktu yang
masyarakat.
mahasiswa
telah ditentukan. Seorang mahasiswa,
menurut Yahya (dalam Rema, 2007)
pada dasarnya memiliki proses belajar
mengatakan
yang beragam. Hal ini dikarenakan
Pengertian
bahwa
diartikan
sebagai
menimba
ilmu
mahasiswa yang
kesibukannya
yang
mahasiswa yang membutuhkan banyak
tinggi, dimana pada tingkat ini mereka
keperluan baik untuk kehidupannya
dianggap memiliki kematangan fisik
maupun untuk keperluan kuliahnya.
dan perkembangan pemikiran yang
Tujuan mahasiswa menurut Yahya
luas, sehingga dengan nilai lebih
(dalam Rema, 2007) ialah “untuk
tersebut
memiliki
mencapai dan meraih taraf keilmuwan
kesadaran untuk menentukan sikap
yang matang, menguasai sesuatu ilmu,
dirinya
bertanggung
serta memiliki wawasan ilmiah dalam
jawab terhadap sikap dan tingkah
segala hal yang berkaitan dengan
lakunya.
keilmuwannya
pengetahuan
mereka
serta
pelajar
dapat
mampu
Sejalan dengan pemikiran Fatwa
kepada
sebagai
untuk
masyarakat
seorang
diabadikan dan
umat
(dalam Achin, 2010) mengemukakan
manusia.”
bahwa
akhirnya akan didapat ketrampilan,
mahasiswa
kelompok
generasi
mempunyai
peran
merupakan
Mahasiswa pada tahap
muda
yang
kecakapan, dan pengetahuan baru.
strategis
dalam
Hasil dari proses belajar tersebut
kancah pembangunan bangsa, karena
tercermin dalam prestasi belajar, yang
mahasiswa
sebelumnya
merupakan
sumber
diperoleh
kekuatan moral bagi bangsa Indonesia.
belajar individu.
Artinya bahwa mahasiswa merupakan
Aminoto
dari
proses
(2007) berpendapat
bagian integral dari masyarakat yang
bahwa, belajar yang efisien dapat
dengan seleksi tertentu sehingga dapat
dicapai apabila menggunakan strategi
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
yang tepat, yakni adanya pengaturan
Dapat dilihat pendidikan menjadi suatu
waktu yang baik dalam mengikuti
kebutuhan bagi seseorang dan dapat
perkuliahan,
menentukan kehidupan manusia.
belajar
dirumah,
berkelompok ataupun mengikuti ujian. Perilaku
belajar
Menurut Syah (2004) terdapat
yang baik dapat
beberapa faktor yang mempengaruhi
terwujud apabila mahasiswa sadar akan
belajar seseorang, diantaranya faktor
tanggung
sebagai
internal adalah faktor yang ada dalam
mahasiswa sehingga mereka dapat
diri seseorang meliputi jasmaniah,
membagi waktu dengan baik antara
yakni kesehatan dan cacat tubuh,
belajar dengan kegiatan di luar belajar.
psikologis
jawab
mereka
Prestasi belajar seseorang sesuai
intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, serta
dengan tingkat keberhasilan sesuatu
faktor
dalam
kelelahan
mempelajari materi pelajaran
meliputi
kelelahan jasmani
ada
dua
terlihat
yakni dengan
yang dinyatakan dalam bentuk nilai
lemah lunglai, sedangkan kelelahan
atau raport setiap bidang studi setelah
rohani terlihat dengan kelesuan dan
mengalami proses belajar mengajar.
kebosanan. Adapun faktor eksternal
Prestasi
adalah keadaan keluarga,
belajar
seseorang
dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil
evaluasi
sekolah, dan masyarakat.
dapat
Bagi mahasiswa yang bekerja
memperlihatkan tentang tinggi atau
tentu tidaklah mudah untuk dapat
rendahnya prestasi belajar seseorang.
berprestasi dalam bidang akademik
Sebuah prestasi belajar akan dapat
dengan baik. Mahasiswa harus pandai
dijadikan
tersendiri
dalam mengatur perilaku belajarnya
beberapa
dengan baik antara padatnya kegiatan
bahkan
dari
keadaan
kebanggaan dapat
persyaratan
dijadikan
yang
pada
yang dilakukan saat kuliah dengan saat
lowongan pekerjaan minimal sudah
bekerja, agar keduanya dapat berjalan
menempuh S1 dengan IPK yang cukup
seimbang.
baik.
tergantung
Semakin
terdapat
tinggi
tingkat
Pembagian bagaimana
waktu
ini
seseorang
pendidikan seseorang, maka orang
mampu mengatur dirinya agar tujuan
tersebut akan semakin bangga dengan
tetap dapat tercapai (Robbins, 1996).
tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Bagi beberapa mahasiswa yang terlibat
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
dalam rutinitas kerja, apabila nilai
mengalami : a) kelelahan emosional :
prestasinya menurun maka mahasiswa
45,33%. b) depersonalisasi : 13,59%.
tersebut perlu melakukan evaluasi diri
c) kemunduran kepribadian : 41,08%.
karena tujuan mahasiswa adalah sukses
Berdasarkan sajian di atas jelas
dalam perkuliahan. Apalagi mahasiswa
sekali bahwa kelelahan emosional
yang bekerja hanya memiliki waktu
dialami oleh semua guru dan tenaga
untuk beristirahat sangat minim atau
pendidik pada umumnya. Hal ini
bahkan kurang karena energi mereka
mahasiswa
diforsir dengan dua aktivitas yang
tujuan yaitu sukses dalam perkuliahan.
sama pentingnya.
Menurut
Suatu
penelitian
tentang
yang bekerja memiliki
Aminoto
(2007)
yang
mengatakan bahwa tugas mahasiswa
kelelahan emosional yang dilakukan
adalah
oleh Sweeney dan Summers, yang
tingginya di perguruan tinggi. Hal ini
dikutip oleh Latif (2005) terhadap
bertujuan guna mempersiapkan diri
guru-guru lanjutan
sekolah tingkat
lanjutan
tingkat
menuntut
ilmu
setinggi-
dasar,
sekolah
untuk memiliki karir yang diinginkan
pertama,
sekolah
dan memiliki nilai finansial yang
umum
hingga
berarti. Maka tujuan mahasiswa kuliah
perguruan tinggi, membuktikan adanya
adalah
tingkat
dimana ditentukan dengan pencapaian
kelelahan
emosional
yang
sukses
dalam
dialami guru-guru dan tenaga pendidik
akademik
pada
kemampuan sosialnya.
umumnya.
dilakukan
pada
Penelitian bulan
yang
dan
perkuliahan
pengembangan
November-
Berdasarkan penelitian, dengan
Desember 2002 di berbagai kota di
mewawancarai beberapa mahasiswa
Amerika Serikat menunjukkan hasil
psikologi UNESA, melalui wawancara
sebagai berikut: Guru-guru SD dan
tersebut
SLTP yang mengalami: a) kelelahan
mahasiswa
emosional : 38,84%. b) depersonalisasi
berinisial A mengatakan bahwa dirinya
: 20,10%. c) kemunduran kepribadian :
sering
41,06%. Sedangkan Tenaga pendidik
maupun
di Sekolah Menengah Lanjutan Umum
rutinitas yang padat dengan istirahat
sampai Perguruan Tinggi
yang
`yang
dapat
diketahui
seorang
bekerja
dengan
yang
mengalami kelelahan
minim,
kelelahan pkiran,
yang
fisik karena
terkadang
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
mengakibatkan
salah
satu
dari
kuliah
sambil
bekerja
sangat
baik
energi
rutinitasnya antara bekerja dan kuliah
menguras
terbengkalai
untuk
pikiran maupun fisik, terkadang ia
sebisa
merasa sangat lunglai karena dia harus
mungkin mahasiswa ini memiliki cara
mampu berkonsentrasi antara fokus
bagaimana dia mampu mengatur antara
untuk
bekerja
baik
Mahasiswa B ini merasa semangat
sehingga berjalan seimbang. Sesekali
untuk berkuliah mulai menurun, nilai-
A
perkuliahan
nilai tugas dan prestasi belajarnya
karena kondisi fisik yang benar-benar
menurun drastis, bahkan ada beberapa
lelah, seperti pada saat jam perkuliahan
mata kuliah yang harus diulang karena
berlangsung mahasiswa
prestasi belajarnya
membagi
karena waktu,
dan
pernah
susah namun
kuliah
dengan
membolos
A
merasa
energinya
ini
bekerja
dan
berkuliah.
yang menurun.
sangat mengantuk dan tidak mampu
Mahasiswa B juga mengungkapkan
berkonsentrasi, namun mahasiswa A
sulit untuk membagi waktu antara
tetap berusaha berkomunikasi dengan
bekerja dan kuliah dengan baik karena
mahasiswa
dengan
faktor utamanya adalah kondisi fisik
menanyakan tugas-tugas perkuliahan
yang lelah sehingga mahasiswa B
agar
susah untuk berkonsentrasi membagi
selalu
yang
lainnya
memperoleh
informasi
tentang aktivitas kuliah sehingga tidak
waktu kuliah dan bekerja dengan baik.
ada tugas-tugas yang tertinggal dan
Berdasarkan wawancara yang
konsisten dengan prestasi belajarnya
telah dilakukan oleh peneliti, hal ini
agar tidak menurun. Pada mahasiswa A
mendorong mereka untuk menambah
dapat dilihat meskipun dia mengalami
energi lebih besar untuk aktivitas
kelelahan
emosional
ada
tersebut. Pada kenyatannya mahasiswa
keinginan
untuk
berusaha
yang bekerja cenderung mengalami
namun
menyeimbangkan antara bekerja dan
kelelahan
emosional
yang
kuliah agar seimbang, mahasiswa A
mempengaruhi
prestasi
belajar,
juga mengatakan “motivasilah diri kita
sehingga
yang membuat bersemangat”.
perkuliahan terkadang kurang dapat
untuk
dapat
mengikuti
Seorang mahasiswa berinisial B
memahami materi perkuliahan serta
mengatakan bahwa dirinya menjalani
kondisi fisik yang lelah membuat
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
mereka kurang dapat berkonsentrasi
berdaya, tertekan terhadap pekerjaan
dengan baik. Memang banyak faktor
dan merasa terbelenggu oleh tugas-
yang mempengaruhi prestasi belajar
tugas
seseorang,
seseorang
salah
penyebabnya
satu
faktor
dalam
pekerjaan
tersebut
sehingga
merasa
tidak
adalah
Kelelahan
mampu memberikan pelayanan secara
(emotional
exhaustion),
psikologis. Ketika realitas yang ada
Kelelahan emosional timbul karena
tidak mendukung idealisme mereka,
seseorang
intens,
maka mereka tetap berupaya mencapai
berdedikasi dan komitmen, bekerja
idealisme tersebut sampai akhirnya
terlalu banyak dan terlalu lama serta
sumber diri mereka terkuras, sehingga
memandang kebutuhan dan keinginan
mengalami kelelahan atau frustasi yang
mereka sebagai hal kedua. Kelelahan
disebabkan terhalangnya pencapaian
emosional ditandai oleh kurangnya
harapan.
emosional
tenaga
bekerja
(energi)
sumberdaya
terlalu
dan
menyerap
emosional
secara
Kelelahan emosi didefinisikan oleh
Churiyah
(2011)
berlebihan. Kelelahan emosional yang
kelelahan
menimpa seseorang berpengaruh kuat
berhubungan dengan perasaan pribadi
terhadap kepuasan kerja dan terhadap
yang
kinerjanya.
dan
berdaya dan depresi. Hubungan yang
Aronson (dalam Dian,2005) kelelahan
tidak seimbang antara pekerjaan dan
emosional
diri
Menurut
yaitu
Pines
kelelahan
pada
para
sebagai
ditandai
sendiri
individu
dengan
dapat
rasa
yang
tidak
menimbulkan
individu yang berhubungan dengan
ketegangan emosional yang berujung
perasaan pribadi yang ditandai dengan
pada
rasa tidak berdaya dan depresi.
emosi. kelelahan emosional selalu
terkurasnya
sumber-sumber
Definisi ini senada seperti yang
didahului oleh suatu gejala umum,
diungkapkan oleh Maslach (dalam
yaitu timbulnya rasa cemas setiap ingin
Churiyah, 2011) bahwa seseorang yang
mulai
mengalami
mengarah pada perasaan tidak berdaya
kelelahan
emosional
ditandai dengan terkurasnya sumbersumber emosional, misalnya perasaan frustasi,
putus
asa,
sedih,
tidak
bekerja,
yang
kemudian
menghadapi tuntutan pekerjaan. Berdasarkan
fenomena
yang
diperoleh dilapangan terdapat beberapa
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
mahasiswa psilokogi UNESA yang
kelelahan emosional terhadap dengan
bekerja, sehingga mahasiswa tersebut
tujuan tertentu.
harus
mengatur
bersifat kognitif berupa penguasaan
waktunya dalam bekerja dan kuliah
materi, bersifat afektif berupa perasaan
dengan sangat baik serta mampu
dan sikap atau nilai, dan dapat pula
mengatur perilaku belajarnya pula agar
bersifat psikomotorik berupa perilaku.
tidak ada salah satu dari aktivitas
Secara umum ketiga dimensi tujuan
tersebut yang terbengkalai dan apabila
belajar tesebut,
ada jam kuliah yang bertabrakan
terjadinya perubahan tingkah laku
dengan jam kerja maka mahasiswa
dalam arti luas.
pandai
dalam
Tujuan itu
dapat
tidak lain adalah
tersebut diharuskan untuk memilih
Perilaku belajar secara umum
salah satu. Mahasiswa yang tidak bisa
dapat diartikan sebagai sikap dan
mengatur waktu dengan baik dan
kebiasaan belajar atau study habit.
mengatur perilaku belajarnya dapat
Sikap merupakan sesuatu yang internal
mengakibatkan nilai Indeks Prestasi
yang mempengaruhi pilihan tindakan
Komulatif (IPK) menurun bahkan ada
seseorang (Rohwer,1980). Sikap dapat
juga mahasiswa yang harus mengulang
mempengaruhi
mata kuliah yang sama. Namun terlihat
karena sikap itu sendiri merupakan
ada
mahasiswa
Psikologi
tersebut kelelahan
Studi
internalisasi dari suatu penilaian positif
yang
tetap
atau negatif terhadap obyek-obyek
meskipun bekerja,
mahasiswa
namun
emosional
juga
psikologis.
Jika
seseorang
penilaian
yang
memilih
dapat
terhadap suatu kegiatan, maka besar kemungkinan
orang
tersebut. Dikarenakan aktivitas yang
melaksanakan
kegiatan
cukup
Sebaliknya,
tersebut
membuat fisik
mahasiswa
itu
akan
terbsebut.
seseorang
telah
memberikan penilaian negatif terhadap
dalam
suatu obyek kegiatan tertentu, kecil
mengikuti perkuliahan. Berdasarkan
kemungkinan ia akan malakukan hal
pemaparan diatas, sehingga peneliti
tersebut. Memang tidak setiap sikap
ingin mengetahui adakah pengaruh
akan selalu diikuti dengan tindakan
untuk
dan
jika
positif
tetap
diharuskan
lelah
telah
faktor
mempengaruhi pada perilaku belajar
padat
tindakan,
Program
UNESA
berprestasi
pilihan
fokus
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
diluar komponen sikap. Kebiasaan
Ketrampilan bukan hanya meliputi
dapat diartikan sebagai tingkah laku
gerakan motorik melainkan juga
yang diperoleh dan dimanifestasikan
fungsi
secara
kognitif.
konsisten,
tindakan
yang
dipelajari dan menjadi mapan serta
b. Faktor
mental
psikologis
bersifat
terdiri
dari
minat,
dan
relatif otomatis melalui pengulangan
perhatian,
terus-menerus.
Perilaku
motivasi. Dapat dijelaskan bahwa
Belajar menurut Crow and Crow
perhatian adalah adanya keinginan
(1958) mengatakan bahwa kebiasaan
untuk
belajar
dengan
bahan yang dipelajari sehingga
pertanyaan bagaimana, kapan, dimana,
tidak ada rasa jenuh atau bosan
dan dalam kondisi bagaimana belajar
pada
berlangsung.
merupakan
Adapun
erat
kaitannya
Bagaimana
seseorang
sikap,
yang
memperhatikan
diri
terhadap
seseorang.
sikap
kecenderungan
dalam menerapkan proses belajar pada
seseorang untuk bertindak dengan
dirinya sehingga perilaku belajar dapat
cara tertentu. Kepribadian adalah
optimal dilakukan dan membuahkan
Minat adalah keinginan atau daya
hasil yang memuaskan atas perilaku
tarik pada kegiatan yang ingin
belajar tersebut.
ditekuni lebih mendalam. Motivasi adalah
dorongan
diri
berpikir
dan
Faktor-Faktor Yang
seseorang
Mempengaruhi Perilaku Belajar
memusatkan
Menurut Gibson (1987) mengatakan
merencanakan kegiatan yang dapat
ada
menunjang proses belajar yang
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi perilaku belajar, yaitu : a. Faktor
kemampuan
dan
untuk
dalam
perhatian
dengan
baik. c. Faktor lingkungan terdiri atas
ketrampilan.
keluarga,
tingkat
ketrampilan adalah kemampuan
pengalaman
sebelumnya.
melakukan pola-pola tingkah laku
lingkungan keluarga merupakan
yang kompleks dan tersusun rapi
pengaruh
dan sesuai dengan keadaan untuk
keberhasilan pendidikan anaknya,
mencapai
lingkungan keluarga diharapkan
hasil
tertentu.
yang
besar
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
sosial, Pada
atas
mampu
membimbing
dengan
a. Beban kerja (workload), yaitu
memberikan motivasi anak kearah
tekanan
yang
yang positif untuk menjadi yang
pekerjaan
lebih baik lagi sehingga anak
seseorang.
timbul
yang
dari
dikerjakan
memiliki semangat belajar yang
b. Tekanan waktu (Time Pressure)
tinggi karena adanya dukungan
yaitu timbul dari ketegangan yang
dari lingkungan keluarga terutama
dihadapi oleh seseorang dalam
orang tua. Tingkat sosial atau
menyelesaikan
pengalaman
erat
dimana
ketegangan
belajar
timbul
dari
sebelumnya
hubungannya
dengan
pekerjaannya, itu
sebuah
dapat
tuntutan
seseorang, dimana fasilitas belajar
penyelesaian pekerjaan (deadline).
yang memadai dapat terpenuhi
c. Kurangnya dukungan sosial (Lack
jika memiliki keluarga yang cukup
of Social Support) yaitu keadaan
uang dengan adanya pengalaman
dimana
masa
terhadap dukungan dari orang-
lalu
yang
tidak
terjadi
menyenagkan. Namun seseorang
orang
dalam hal ini haruslah berpikir
melakukan pekerjaan.
menatap
masa
depan
dengan
di
kekurangan
sekitarnya
untuk
d. Stress karena peran (Role Stress),
belajar yang lebih giat lagi dengan
diartikan
bahwa
seseorang
berbagai
mengalami
sebuah
ambiguitas
upaya
yang
dapat
dilakukan.
terhadap pekerjaannya dan tengah menghadapi
Faktor Terjadinya Kelelahan Emosi
kelelahan
mempengaruhi emosi
pada
timbulnya seseorang.
dalam
pekerjannya.
Terdapat beberapa hal yang pada akhirnya
konflik
METODE Penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
pendekatan
Menurut Houkes (2003) terdapat empat
kuantitatif. Penelitian ini bertujuan
dimensi
untuk mengetahui
yang
memudahkan
diyakini dalam
kelelahan emosi, yaitu:
akan
pengukuran
adakah pengaruh
kelelahan emosional terhadap perilaku belajar pada mahasiswa yang bekerja.
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Dalam penelitian ini menggunakan dua
pertimbangan tertentu. Pengambilan
variabel,
sampel
yaitu
Variabel
Bebas
yang
ditentukan
dengan
tertentu
adalah
(Independent variabel) X adalah dalam
pertimbangan
penelitian
ini
Kelelahan
karakteristik
tertentu,
Emosional
dan
Terikat
mendukung
tujuan
dalam
diantaranya :
(Dependent
adalah Variabel
variable)
Y
penelitian ini yaitu Perilaku Belajar.
a. Mahasiswa
Kelelahan Emosional (variabel X) adalah suatu keadaan emosional yang
terjadi terus
mengakibatkan
menerus
suatu
Perilaku adalah
Belajar
proses
penelitian,
bekerja
paruh
b. Dalam seminggu memiliki libur kerja max. 2x c. Mahasiswa yang masih aktif
psikis (jiwa) karena adanya tekanan dari pekerjaannya (Baba, 2009).
dapat
waktu
yang
ketegangan
agar
berkuliah Dalam penelitian ini sampel yang
(variabel Y)
kebiasaan
atau
diambil sejumlah 40 dari 403 Populasi seluruh mahasiswa FIP Program Studi
kedisiplinan belajar seseorang yang
Psikologi
angkatan
2008-2011
sedang berlangsung (Crow and Crow,
Universitas Negeri Surabaya.
1958). Teknik Pengumpulan Data Sampel Teknik pengumpulan data yang Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam
ini
adalah menggunakan kuesioner dan
probability
wawancara. Kuesioner adalah sejumlah
sampling adalah teknik pengambilan
pertanyaan tertulis yang digunakan
sampel
untuk
menggunakan
yang
penelitian
dipergunakan dalam penelitian ini
non
tidak
memberi
memperoleh
informasi
dari
peluang/kesempatan sama bagi setiap
responden dalam arti laporan tentang
unsur atau anggota populasi untuk
pribadinya,
dipilih menjadi sampel. Digunakan
ketahui.
sampling purposive, yaitu teknik untuk
menyebut metode maupun instrumen
menentukan
(Arikunto, 2002).
sampel
dengan
atau
hal-hal
Kuesioner
yang
dipakai
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
ia
untuk
Penelitian
ini
menggunakan
mempunyai pengaruh yang signifikan
instrument skala Kelelahan Emosional
dengan
dan skala Perilaku Belajar.
Adapun
mahasiswa yang bekerja Program Studi
skala yang digunakan dalam penelitian
Psikologi Universitas Negeri Surabaya
ini adalah skala Likert. Pada skala ini
angkatan
terdapat empat pilihan jawaban atas
probabilitas sebesar 0.000, dengan
pernyataan yang ada, yaitu : Sangat
demikian Ho ditolak dan Ha diterima.
Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai
perilaku
belajar
2008-2011
Berdasarkan
pada
dengan
hasil
nilai
pengujian
(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS),
hipotesis dengan menggunakan teknik
(Handoyo, 2001).
analisis
Wawancara
adalah
metode
regresi
linier
sederhana
menunjukkan nilai R=0.655, dengan
pengumpulan data dengan jalan tanya
nilai
jawab sepihak yang dikerjakan secara
menunjukkan
sistematik, yang berlandaskan pada
(korelasi) antara kelelahan emosional
tujuan
dengan perilaku belajar sebesar 0.655
penyelidikan
(Hadi,
dalam
Iin,2004).
Rsquare=0.430.
Nilai
bahwa
R
hubungan
atau 65.5%. Sedangkan nilai Rsquare menunjukkan bahwa nilai determinan
Teknik Analisa Data
(sumbangan)
variabel
kelelahan
emosional terhadap perilaku belajar Teknik
analisa
data
yang
sebesar 0,430 atau 43%. Sisa nilai
digunakan dalam penelitian ini adalah
sebesar
teknik
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
analisis
regresi
sederhana.
Semua proses analisis menggunakan Program SPSS versi 16.0 for Windows.
0,570
atau
57%
adalah
diukur oleh peneliti. Berdasarkan
hasil
penelitian,
data Descriptive statistic diketahui HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa
rata-rata
untuk
variabel
kelelahan emosional adalah sebesar Hasil
71.95 dengan nilai tertinggi sebesar 94 dan nilai terendah sebesar 54. Nilai Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa
kelelahan
emosional
standar deviasi yang dimiliki setiap variabel, yaitu untuk variabel kelelahan
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
emosional memiliki standar deviasi
keinginan untuk berprestasi), adanya
sebesar 11.257 dan variabel perilaku
motivasi dari lingkungan keluarga.
belajar
memiliki
standar
deviasi
Sebagaimana
yang
telah
sebesar 9.302.
dijelaskan diatas, perilaku belajar pada
Pembahasan
mahasiswa yang bekerja Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Hasil penemuan ini didukung oleh Brown
dan
Holzman
angkatan 2008-2011 dipengaruhi oleh
(1967),
kelelahan emosional. Menurut Baba
mengatakan bahwa dasar penilaian
(2009) menyatakan bahwa kelelahan
perilaku belajar terletak pada kebiasaan
emosi adalah suatu keadaan emosional
belajar (work method) dan kedisiplinan
yang
dalam belajar (delay avoidance). Work
mengakibatkan
method terkait dengan prosedur belajar
psikis (jiwa) karena adanya tekanan
yang
dari
efektif,
strategi
ketrampilan
belajar
yang
belajar,
terjadi terus menerus suatu
pekerjaannya.
yang
ketegangan
Keadaan
ini
digunakan.
menimbulkan suatu gejala kegelisahan,
Sedangkan delay avoidance terkait
kepenatan, komplain yang dilakukan
dengan
oleh psikis seseorang serta depresi
penggunaan
waktu
dalam
belajar, penundaan-penundaan, dan hal
akibat
yang mengganggu atau mengalihkan
Apabila keadaan seperti ini terus
perhatian dalam belajar. Belajar pada
dilanjutkan tanpa adanya sebuah solusi
dasarnya
dilakukan dengan tujuan
untuk mengatasinya akan berdampak
tertentu. Tujuan itu dapat bersifat
pada efektivitas pekerjaan orang itu
kognitif berupa penguasaan materi,
sendiri.
bersifat afektif berupa perasaan dan
pekerjaan
Menurut
yang
dilakukan.
Schaufeli
(1998),
sikap atau nilai, dan dapat pula bersifat
Terdapat beberapa hal yang pada
psikomotorik
akhirnya
berupa
perilaku.
mempengaruhi
timbulnya
Penyebab munculnya perilaku belajar
kelelahan emosi pada seseorang. Yang
pada
dapat
pertama yaitu Beban kerja (workload),
prestasi
dimana tekanan yang timbul dari
belajar seseorang, adanya persaingan
pekerjaan yang dikerjakan seseorang.
positif dalam proses belajar (adanya
Yang kedua adalah Tekanan waktu
seseorang
dikarenakan
adalah
menurunnya
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
(Time Pressure) yaitu timbul dari
mempunyai tingkat motivasi/keinginan
ketegangan
yang
yang tinggi maka cenderung mampu
seseorang
dalam
dihadapi
oleh
menyelesaikan
mengatur
waktu
dan
memahami
pekerjaannya, dimana ketegangan itu
dirinya dengan baik sehingga rutinitas
dapat timbul dari sebuah tuntutan
antara
penyelesaian
bekerja
dan
kuliah
dapat
pekerjaan
(deadline).
berjalan seimbang, yakni bagaimana
adalah
kurangnya
individu itu mampu tetap berprestasi
of Social
dengan tetap berperilaku belajar yang
Support) yaitu keadaan dimana terjadi
teratur dan disiplin diri, serta mampu
kekurangan terhadap dukungan dari
untuk mengarahkan energi emosinya
orang-orang
ke arah yang lebih positif.
Yang
ketiga
dukungan
sosial (Lack
di
sekitarnya
untuk
melakukan pekerjaan. Yang keempat
Menurut Gibson (dalam Latif,
yakni stress karena peran (Role Stress),
2005)
diartikan bahwa seseorang mengalami
hanya merupakan sejumlah waktu yang
sebuah
dihabiskan
ambiguitas
terhadap
menambahkan
untuk
bahwa
tidak
aktivitas-aktivitas
pekerjaannya dan tengah menghadapi
yang berkaitan dengan kerja, namun
konflik dalam pekerjannya.
banyak individu yang mendapatkan
Sesuai dengan pendapat Goleman
bagian
(1995), jika individu memiliki kontrol
mereka
diri yang baik maka individu tersebut
pekerjaanya.
akan mampu mengelola
perasaan-
substansial dan
dari
kepuasan
identitas
dalam
Pada mahasiswa itu sendiri harus
perasaan yang impulsif dan emosi yang
memiliki
menekan, tetap tenang dan tidak goyah
sehingga akan berdampak pula pada
ketika menghadapi situasi yang tidak
pencapaian tujuan hasil belajar yang
menyenangkan, serta berpikir jernih
baik pula. Selain kelelahan emosional
dan fokus terhadap permasalahan yang
yang mempengaruhi perilaku belajar,
dihadapi.
yang
disini mahasiswa yang bekerja harus
bekerja mereka dituntut untuk mampu
juga memperhatikan atau mengontrol
tetap
kondisi secara psikis (jiwa) maupun
Pada
berprestasi
mahasiswa
dalam
dunia
pendidikan (Ajisukmo, 1996), maka mahasiswa
yang
bekerja
fisik
motivasi
karena
turut
yang
tinggi
mempengaruhi
yang
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
konsentrasi dalam perilaku belajar
kelelahan emosi pada seseorang. Yang
yang baik.
pertama yaitu Beban kerja (workload), dimana tekanan yang timbul dari pekerjaan yang dikerjakan seseorang.
SIMPULAN DAN SARAN
Yang kedua adalah Tekanan waktu Berdasarkan
hasil
pengolahan
(Time Pressure) yaitu timbul dari
data yang telah dilakukan sebelumnya,
ketegangan
yang
maka dalam penelitian ini hipotesis
seseorang
dalam
alternatif (Ha) diterima dan hipotesis
pekerjaannya, dimana ketegangan itu
nol (Ho) ditolak. Nilai signifikansi
dapat timbul dari sebuah tuntutan
dalam penelitian ini sebesar 0.000
penyelesaian
(p<0.05) yang berarti p < 0,05 Ha
Yang
diterima. Hasil ini menyatakan bahwa
dukungan
terdapat pengaruh kelelahan emosional
Support) yaitu keadaan dimana terjadi
terhadap
kekurangan terhadap dukungan dari
perilaku
belajar
pada
bekerja.
Besar
mahasiswa
yang
kontribusi
kelelahan
oleh
menyelesaikan
pekerjaan
(deadline).
adalah
kurangnya
ketiga
orang-orang
dihadapi
sosial (Lack
di
of Social
sekitarnya
untuk
emosional
melakukan pekerjaan. Yang keempat
terhadap perilaku belajar ditunjukkan
yakni stress karena peran (Role Stress),
dengan nilai R square sebesar 0,430
diartikan bahwa seseorang mengalami
atau 43%. Sisa nilai sebesar 0,570 atau
sebuah
57% adalah pengaruh dari variabel lain
pekerjaannya dan tengah menghadapi
yang tidak diukur oleh peneliti.
konflik dalam pekerjannya.
Hasil
penelitian
ambiguitas
terhadap
menunjukkan
Sesuai dengan pendapat Goleman
bahwa sebanyak 22.5% mahasiswa
(1995), jika individu memiliki kontrol
memiliki kelelahan emosional yang
diri yang baik maka individu tersebut
tinggi,
akan mampu mengelola
sebanyak
65%
memiliki
perasaan-
kelelahan emosional yang sedang, dan
perasaan yang impulsif dan emosi yang
sebanyak 12.5% mahasiswa memiliki
menekan, tetap tenang dan tidak goyah
kategori kelelahan emosional yang
ketika menghadapi situasi yang tidak
rendah. Terdapat beberapa hal yang
menyenangkan, serta berpikir jernih
dapat
mempengaruhi
timbulnya
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
dan fokus terhadap permasalahan yang dihadapi. Dari kesimpulan di atas, peneliti merekomendasikan
usulan
bagi
peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan tema yang sejenis, hendaknya untuk menambahkan variabel-variabel lain dan dapat menambahkan jumlah sampel.
DAFTAR PUTAKA Achin, E. Q. 2010. Perilaku Belajar Mahasiswa. (Online). Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta. Baba, C. M. 2009. The Role of Emotional Exhaustion in sales Force attitude and Behaviour Relationships, Jurnal of the Academy of Marketing Science, Vol 27. No.1. Brown, W. F. dan Holtzman, W. H. 1967. Manual Survey of SStudy Habits and Atitudes. New York : Psychological Cooperation. Churiyah, M. 2011. Pengaruh Konflik Peran, Kelelahan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. (Online). (http://fe.um.ac.id/wpcontent/uploads/2009/10/8Madziatul-Churiyah1.pdf, diakses pada 19 Januari 2012). Crow, L. D. and Crow. 1958. Education Psychology. New York : American Book.
(http://edukasi.kompasiana.com /2010/05/05/perilaku-belajarmahasiswa/, diakses pada 28 oktober 2012). Ajisukmo, C. R. 1996. Self regulated learning in Indonesia higher education a carried out at atma jaya catholic university in Jakarta Indonesia. Jakarta : atma jaya research centre. Aminoto, C. 2007. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Individu. (Online). (http://cokroaminoto.wordpres s.com/2007/06/12/faktorfaktor-yang-mempengaruhikinerja-individu-respon-untukzaenul/, diakses pada 20 januari 2012). Gibson, I. D. 1987. Organisasi (Perilaku, Struktur, Proses). Jakarta : Erlangga. Goleman, D. 1995. Emotional Intelligence. T. Hermaya, Penerjemah. Jakarta : PT. Gramedia. Handoyo. 2001. Methodology Research. Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset. Houkes, inge., Peter P M Janssen., Jan de Jonge., and Arnold B Bakker. 2003. Specific determinants of intrinsic work motivation, emotional exhaustion and turnover intention: a multisample longitudional study., Journal of Occupational and Organizational Psychology., Vol 76, pp.427. Iin, T. R. 2004. Observasi dan Wawancara, Edisi Pertama. Malang : Bayumedia. Latif, A. Z. 2005. Jurnal Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Kepuasan Kerja Dan Kinerja Dalam Pencapaian Komitmen Organisasional. (Online). (http://www.gunadarma.ac.id, diakses pada 10 januari 2012). Pangastiti, K. S. 2011. Analisis Pengaruh Dukungan Sosial Rema R. S. 2007. Jurnal Perbedaan Self-Regulation Pada Mahasiswa Yang Bekerja Dan Mahasiswa Yang Tidak Bekerja. Universitas Syah, M. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Keluarga Terhadap Burnout Pada Perawat Kesehatan Di Rumah Sakit Jiwa. (Online). (http://eprints.undip.ac.id/2940 8/1/Skripsi008.pdf, , diakses pada 17 oktober 2012). Paramadina. (Online) (http://www.UniversitasPara madina.ac.id, diakses pada 10 januari 2012).
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Anggia Putri Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya