PENGARUH KEGIATAN ROHIS DALAM PENINGKATAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA (STUDI KASUS DI MAN 11 JAKARTA) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh
Ahmad Fuad Basyir 109011000138
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK AHMAD FUAD BASYIR, NIM 109011000138. “Pengaruh Kegiatan Rohis Dalam Peningkatan SikapKeberagamaan Siswa (Studi Kasus di MAN 11 Jakarta)”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Para siswa Sekolah Menengah sedang berada pada tingkat perkembangan yang disebut “masa remaja” atau pubertas. Masa remaja yang utama adalah masa menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru untuk jadi pribadi yang dewasa. Karena banyaknya kenakalan remaja tampak jelas pada mereka yang sedang tumbuh jiwanya. Terutama yang hidup di kotakota besar, Mereka dihadapkan pada kontradiksi dan aneka ragam pengalaman, yang menyebabkan mereka bingung memilih mana yang baik mana yang buruk. Para pendidik (Guru), terutama orang tua mempunyai tanggung jawab bersama dalam membentuk karakter serta tingkah laku yang baik. Dalam menentukan akhlak yang baik bagi manusia untuk berakhak mulia. Oleh karena itu dalam menanamkan nilai-nilai moral pada siswa, maka sekolah dalam rangka mengantarkan siswa-siswinya untuk meningkatkan perilaku keberagamaan, salah satu usaha yang dilakukan adalah memberikan suasana relegius atau wadah Kerohanian Islam (Rohis) yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran yang bertujuan untuk menunjang serta mendukung program Intrakurikuler yang bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, pengamatan dan pengamalan ajaran Agama Islam, supaya siswa dapat termotivasi untuk bertingkah laku yang baik terhadap dirinya sendiri, terhadap pencipta-Nya (Allah SWT) dan terhadap sesamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kegiatan Rohani Islam terhadap peningkatan sikap keberagamaan siswa MAN 11 Jakarta, yang dilaksanakan pada bulan November 2014 sampaidenganDesember 2014. Adapun Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metodekorelatif yang didukung teknik-teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket, observasi dan wawancara dengan guru bidang studi Agama Islam sekaligus pembina MAN 11 Jakarta. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa MAN 11. Dari populasi target tersebut yang menjadi populasi terjangkau adalah pengurus ROHIS dan yang aktif dalam kegiatan ROHIS sebanyak 30 siswa. Dari populasi terjangkau tersebut diambil sampel sebanyak 30 siswa. Dari hasil penelitian diperoleh db sebesar 28, dengan nilai "r" productmoment pada taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel = 0,325 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel = 0,325 Seperti yang diketahui "r" hitung diperoleh 0,81, maka dengan demikian "r" hitung lebih besar daripada "r" tabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1 %. Ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, berarti ada korelasi yang signifikan antara kegiatan ROHIS dengan sikap keberagamaan siswa. Kata Kunci : Organisasi Kesiswaan Rohani Islam, Sikap Keberagamaan Siswa. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia serta anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Kegiatan Rohis Dalam Peningkatan Sikap Keberagamaan Siswa (Studi Kasus di MAN 11 Jakarta) dapat selesai. Tanpa anugerah dan karuniaNya berupa nikmat kesehatan maka penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih ya Allah Engkau telah memberikan kekuatan kepada penulis, dengan adanya Engkau di samping penulis, Engkau telah memberikan motivasi yang besar berupa kesabaran dalam menghadapi hambatan dan rintangan selama penulis mengerjakan skripsi. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sebagai umat yang taat dan patuh pada ajaran beliau sehingga kita dapat merasakan nikmat yang tak kalah pentingnya dari nikmat yang lain yaitu nikmat Islam. Semoga kita termasuk dalam golongan beliau yang menegakkan panji-panji Islam serta dapat mengembangkan ajaran beliau. Amin. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun, berkat doa, dukungan, bantuan dan motivasi yang tak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini selesai pada waktunya. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih yang sangat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini khususnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan PAI dan Ibu Marhamah Sholeh, Lc., MA, Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, penulis ucapkan terima kasih yang telah banyak membantu dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
3. Bapak Faza Amri, S. Th.I, Staf Jurusan PAI, yang telah memberikan motivasi kepada penulis dan memberikan banyak pelajaran kepada penulis. 4. Bapak M. Sholeh Hasan, Lc., MA, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Syafi’I Noor, Dosen Penasehat Akademik yang dengan penuh perhatian telah memberi bimbingan, arahan dan motivasi serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan. 6. Bapak
pimpinan
dan
karyawan/karyawati
Perpustakaan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan dan pinjaman buku-buku yang sangat penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Seterusnya ucapan terima kasih buat orang terkasih yaitu Ibunda Hj. Siti Aminah Ghazali dan Ayahanda H. Aqib Musthafa, S, Q yang selalu memberi motivasi dan dukungan buat penulis selama penulis mengerjakan skripsi serta memberikan dukungan moral dan material, do’a dan senyuman yang menyemangati penulis untuk tabah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses pembuatan skripsi ini. Skripsi dan gelar sarjana ini khusus penulis persembahkan untuk ibunda dan ayahanda. 8. Adik-adikku Nurul Wiri Mardiyah dan Ahmad Mubarok Al-‘Ala, terimakasih atas bantuan, kepedulian serta dukungan kalian dalam memberikan motivasi untuk cepat menyelesaikan Skripsi ini. 9. Orang-orang yang menginspirasi dan juga memotivasi penulis dalam, Yunda Rahmawati, M. Reza Pahlefi, Ari Zaid, Yunita Ihtiarini dan adinda Saepul Bahri. Terima kasih sudah membantu dan menemani penulis sampai skripsi ini selesai dan selalu ada buat penulis baik suka maupun duka. 10. Sahabat dan teman-teman (Didin, Abduh, Anang, Awal, Yopi, Fatur, Mamed, Haffas, Aan, Oman, Anggi, suci, Anike, Nda, Afaf, Nety) serta Kakak-kakak (Ka Munir, Ka Riyan, Ka Johan, Ka Icha, Ka Asep, Ka Arif, Ka Edy) dan adek-adek (Aceng, Hasan, Baim, Arif, Feby, Novi, Edwin). Terima kasih
iii
kepada kalian yang telah menemani dan memberikan semangat kepada penulis, terima kasih juga atas do’a dan dukungan dari kalian. 11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam kelas D angkatan 2009, kenangan indah dan kebersamaan kita tidak akan terlupakan, terima kasih buat kalian yang menemani hari-hari penulis selama kuliah. 12. Tak lupa juga teman-teman Laskar Hijau Hitam HMI, FK2I, LAPENMI, KAHFI, LISUMA Jakarta, FKMJ Jambi-Jakarta, PERMAJA, HMJ PAI, BEM FITK dan DEMA UIN Jakarta yang selalu ada dalam sumbangsih arahan dan pemikirannya, demi kelancaran skripsi ini dan telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar banyak tentang organisasi. 13. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, terima kasih atas segala bantuan, perhatian dan semangat yang diberikan kepada penulis.
Penulis memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua yang telah membantu penulis, sebagai imbalan jasa yang telah dilakukan. Hanya kepada Allah SWT sajalah penulis berharap semoga apa yang penulis kerjakan mendapat keridhaan dan kecintaan-Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin.
Jakarta, 19 Januari 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
v
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................
6
C. Pembatasan Masalah .................................................................
6
D. Perumusan Masalah ..................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................
7
F. Kegunaan Penelitian..................................................................
7
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori .........................................................................
8
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) .................
8
a. Pengertian Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) ........
8
b. Dasar dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam ................................................................. 10 c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam ............... 13 2. Sikap Keberagaman ............................................................ 15 a. Pengertian Sikap Keberagamaan................................... 15 b. Ciri-ciri Sikap Keberagamaan ....................................... 20 c. Terbentuknya Sikap Keberagamaan ............................. 22 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap keberagamaan ................................................................ 23 e. Faktor-faktor yang menghambat terbentuknya sikap keberagamaan ................................................................ 25
v
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 26 C. Kerangka Berfikir...................................................................... 26 D. Hipotesis Penelitian................................................................... 27 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 28 B. Metodologi Penelitian .............................................................. 28 C. Variabel Penelitian .................................................................... 29 D. Populasi dan Sampel ................................................................. 31 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 31 F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah MAN 11 Jakarta ............................ 39 1. Sejarah Singkat MAN 11 Jakarta ........................................ 39 2. Visi-Misi Sekolah ................................................................. 40 3. Tujuan MAN 11 Jakarta ...................................................... 42 4. Keadaan Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa................. 42 5. Sarana prasarana .... .............................................................. 43 6. Struktur Organisasi MAN 11 Jakarta ................................... 44 B. Rohis MAN 11 Jakarta ............................................................. 45 1. Sejarah Rohis MAN 11 Jakarta ........................................... 45 2. Struktur Organisasi Rohis .................................................. 45 3. Kegiatan Rohis
......................................................... 46
C. Deskriptif Data .......................................................................... 47 D. Hasil Penelitian ......................................................................... 60 E. Pembahasan ............................................................................... 67 BAB VI
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 69 B. Implikasi .................................................................................... 70 C. Saran .......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 72
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah yang melanda kehidupan manusia dewasa ini adalah semakin banyak mannusia yang krisis moral, merosotnya nilai-nilai dan norma-norma dalam kehidupan masyarakat yang membawa dampak negatif. Kemerosotan moral ini tidak hanya mempengaruhi orang dewasa tetapi juga siswa menengah atas yang menjadi generasi harapan untuk meneruskan cita-cita bangsa Indonesia. Merosotnya moral dan pergeseran nila-nilai agama yang terlihat dalam prilaku sehari-hari pelajar sekarang ini disebabkan antar lain, kurangnya pengetahuan dan penghayatan mereka kepada agama yang mereka dapatkan di sekolah serta ketidakseimbangan pendidikan jasmani dan rohani yang bertumpu pada pembinaan mental, dan akhlak. Sekolah merupakan pendidikan yang formal mempunyai tugas berat. Hal ini tidak dapat dihindari sebab peran lembaga pendidikan sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap terjun di masyarakat sesuai kemampuan mereka untuk memperbaiki tatanan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik. Pendidikan agama menjadi sorotan tajam masyarakat. Banyaknya perilaku menyimpang peserta didik dan remaja pada umumnya yang tidak sesuai dengan norma agama akhir-akhir ini mendorong
berbagai
pihak
mempertanyakan
efektivitas
pelaksanaan
pendidikan agama di sekolah. Rendahnya kualitas Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya penyimpangan perilaku peserta didik, namun peran PAI harus menjadi agent of change dalam mengubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik. Menurut Hasbullah “Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat anstrak sampai pada rumusan-rumusan
yang dibentuk secara khusus
1
untuk memudahkan
2
pencapaian tujuan yang lebih tinggi”.1 Dan hakikatnya tujuan akhir pendidikan adalah pembinaan yang nantinya akan menciptakan manusis yang cerdas, baik dari sisi intelektual maupun dari sisi sikap keberagamaan. Akan tetapi pada saat ini pendidikan hanya lebih condong membangun aspek intelektual saja, dan sering sekali melupakan aspek keagamaan. Hal ini dapat menyebabkan tidak optimalnya tujuan dari pendidikan tersebut. Menurut Winarto Surakhmad, “Tujuan pendidikan di dalam satu Negara harus pada asas dan falsafah Negara. Sebuah cara untuk sampai pada pengolongan berbagai tujuan adalah cara taxsonomis, yakni suatu cara klasifikasi yang logis dan fungsionil dalam tujuan yang kongkrit menuju tujuan yang terakhir”.2 Dan pada hakikatnya tujuan akhir dari pendidikan adalah pembinaan yang nantinya akan menciptakan manusia yang cerdas, cerdas dari sisi intelektual juga cerdas sikap keberagamaan, akan tetapi pada saat ini pendidikan hanya lebih condong membangun aspek intelektual saja, dan sering sekali melupakan aspek keagamaan. Hal ini dapat menyebabkan tidak optimalnya tujuan dari pendidikan tersebut. Dalam menghadapi tuntutan kondisi zaman serta pembangunan yang semakin pesat ini pendidikan harus dapat secara tepat guna untuk dapat menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, dalam hal ini diharapakan yang tercipta bukan hanya kualitas dari segi intelektual juga segi religiusnya. Menurut M.I Soelaiman, “Pendidikan disekolah formal berlangsung secara formal, artinya baik kegiatan, tujuan pendidikan, materi dan bahan ajar, serta metode penyampaiannya telah diprogram secara jelas dan dituangkan dalam seperangkat aturan atau pegangan yang telah disyahkan”.3 Semua itu bertujuan agar kegiatan pendidikan diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan dapat dilalui dengan berbagai cara yaitu melaui proses pendidikan formal, informal, dan nonformal baik pendidikan umum dan 1 2
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Kansius, 1994), Cet. 1, hlm. 11. Winarto Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung ; Jemmars, 1980) , h.
26 3
M.I Soelaiman, Pendidikan Dalam Keluarga, (Bandung : CV Alvabeta, 2001) h. 167
3
pendidikan agama. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Zakiyah Darajat “ bahwa untuk memperoleh pendidikan agama ada tiga jalur yang harus ditempuh yaitu : keluarga sebagai jalur pendidikan informal, sekolah sebagai jalur pendidikan formal, dan masyarakat sebagai pendidikan non formal”4 Konsep pendidikan formal di sekolah dibagi atas intrakurikuler dan ekstrakurikuler, kegitan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan siswa diluar jam mata pelajaran. “Menurut kamus Bahasa Indonesia kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang ada diluar yang tertentu dalam kulikulum”.5 Banyak macam ekstrakurikuler yang ada di sekolah Palang Merah Remaja (PMR), Pramuka, Olah raga dan juga Rohani Islam ( Rohis ) sebuah ekstrakulikuler yang berbasis agama Islam. Kalau di amati lebih seksama bahwa sesungguhnya kegiatan ekstra kurikuler tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan intra kurikiler. Kegiatan eskul sebagai media pembinaan dan pengembangan kemampuan, minat dan bakat para siswa mengandung seperangkat nilai-nilai yang cukup urgen bagi proses pendewasaan dan kemajuan mereka dimasa depan. Tidak sedikit para aktivis eskul yang menunjukkan kepiawainya dalam berbagai hal. Kegiatan semacam ini mampu meredam gejolak kenakalan para pelajar, karena di asumsikan bahwa kenakalan para pelajar salah satu penyebabnya adalah mereka merasa kurang senang dengan keadaan di lingkungan keluarga, sehingga waktu luang mereka digunakan pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Sebaliknya dengan aktif mengikuti kegiatan eskul, diharapkan mereka akan merasa senang untuk bersosialisasi dengan teman-teman seperjuangannya, dan menganggap bahwa sekolah sebagai sumber inspirasi untuk memenuhi kebutuhan dan sekaligus sebagai penyalur minat dan bakat mereka, dan bukan sekedar pengisi waktu luang.6 Bentuk usaha yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa adalah dengan memberikan wadah kerohanian Islam. 4
Zakiyah Darajat, Kesehatan Mental, (Jakarta : PT. Gunung Agung, 2001), h. 121 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka ) cet 7 h. 225 6 Depag. RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Derektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 2001), h. 31 5
4
Ekstrakurikuler Rohis merupakan salah satu dari ekstrakurikuler yang menjadi suatu kegiatan yang berbasiskan agama. Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini terdapat
program-program
yang
diusahakan
dapat
menciptakan
dan
membangun sikap keberagamaan siswa diantaranya adalah pengajian, bakti sosial, pesantren kilat, peringatan hari besar Islam (PHBI), seni baca alQur’an, praktik pengamalan ibadah dan kreasi remaja muslim (krem). Kegiatan keagamaanpun berjalan dengan didasari sikap toleransi antar umat beragama. Bahkan menurut Muhaimin, diperlukan pula kerjasama yang harmonis dan interaktif diantara para warga sekolah dan para tenaga kependidikan yang ada di dalamnya.7 Dengan adanya kerjasama seluruh komponen di sekolah, diharapkan akan melahirkan suatu budaya sekolah yang kuat dan bermutu. Ekstrakurikuler Rohis sebagai suatu wadah keagamaan yang bergerak secara independen di mana wadah tersebut dikelola dan dikembangkan oleh siswa serta pembina Rohis, sehingga secara struktural dan operasionalnya sudah dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang mempunyai kepengurusan, tujuan yang hendak dicapai secara jelas dan dapat memberikan dukungan terhadap pelajaran agama Islam. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, PAI harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa (nation character building).8 Berbicara mengenai Rohis, tentu berhubungan dengan pendidikan agama Islam, hal ini dikarenakan kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dan saling menunjang satu sama lain. Pendidikan Agama Islam sekarang ini telah diakui oleh pemerintahan sebagai salah satu mata pelajaran yang diharuskan dalam institusi sekolah. Dalam UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan 7
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2009), h. 59. 8 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam; Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2006, h. 8.
5
wajib memuat pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan. Hal ini dengan jelas memposisikan pendidikan agama sebagai salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan apapun. Disamping itu, menurut Undang-Undang ini keberadaan pendidikan Islam diakui secara jelas, hanya saja yang menjadi persoalan bagaiman pendidikan Islam itu sendiri menempatkan dirinya pada posisi yang tepat dan strategis, sehingga dapat menunjukkan eksistensinya.9 Keberadaan Rohis tentu memberikan imbas yang fositif bagi siswa, karena mereka dapat memperoleh pelajaran yang tidak hanya bersifat teoritis saja melainkan pada hal-hal yang bersifat praktis dan diharapkan dengan kegiatan-kegiatan ini siswa dibekali kreatifitas dan potensi yang baik sehingga dapat membantu mereka ketika dalam lingkungan masyarakat. Ekstrakurikuler Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstra yang berbentuk suatu organisasi yang bersifat kesiswaan, Rohis yang menjadi ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan menjadikan ekstrakurikuler ini memiliki peran yang cukup penting di dalam sekolah. Siswa yang notabenenya adalah siswa muslim diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai yang islami dalam setiap tindakan serta perbuatannya dalam kesehariannya. Pembinaan sikap keberagamaan dapat dilakukan dalam berbagai cara, dalam kegiatan ekstrakulikuler Rohis terdapat program-program yang diusahakan dapat menciptakan dan membangun sikap keberagamaan siswa. Kegiatan Rohis dimungkinkan memberikan dukungan terhadap pelajaran agama Islam, yang salah satunya dari program tersebut adalah mentoring. Dengan bertitik tolak dari permasalahan diatas, setelah penulis mengkaji beberapa literatur bahwasanya penelitian tentang pembinaan sikap keberagamaan melalui kegiatan pendidikan Agama Islam yang sudah pernah ada, akan tetapi membahas tentang aspek kegiatan pendidikan agama Islam secara umum, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang kegiatan mentoring ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) dalam membina sikap keberagamaan siswa. Maka Skripsi ini saya beri judul “Pengaruh Kegiatan Rohis dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa Di MAN 11 Jakarta”. 9
Hasbullah, op. cit., h. 1.
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka teridentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Kegiatan yang dilakukan Rohis, dan campur tangan pihak sekolah dalam kegiatan tersebut. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap keberagamaan siswa. 3. Hubungan kegiatan Rohis dalam peningkatan sikap keberagamaan siswa.
C. Pembatasan Masalah Dalam suatu penelitian sering muncul berbagai masalah secara bersama-sama yang sering menyulitkan untuk diteliti dan dikaji secara keseluruhan. Karena sering munculnya secara bersama-sama, maka kualitas penelitian tidak terletak pada keluasan pengkajian tetapi kedalaman pengkajian. Oleh karena itu, agar masalah dapat dikaji secara mendalam maka masalah dalam penelitian perlu dibatasi dengan jelas sehingga dapat mengarahkan perhatian secara seksama pada masalah tersebut. Agar dapat dikaji dan dijawab secara mendalam, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada: kegiatan Rohis, dan sikap keberagamaan siswa. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yang erat kaitannya dengan masalah dalam penelitian adalah tentang “Pengaruh Kegiatan Rohis Dalam Peningkatan Sikap Keberagamaan Siswa (Studi Kasus di MAN 11 Jakarta)”.
D. Perumusan Masalah Berkaitan
dengan
peranan
Rohis
dalam
meningkatkan
sikap
keberagamaan siswa di sekolah maka ada beberapa hal yang dapat dirumuskan permasalahannya yaitu : “Berapa besar kegiatan Rohis memberikan pengaruh terhadap sikap keberagamaan siswa di MAN 11 Jakarta ?”
7
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kegiatan
Rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa di MAN 11 Jakarta.
F. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi guru dan Pembina Rohis sebagai tolak ukur keberhasilan Program mentoring Rohis dalam upaya pembinaan sikap keberagamaan siswa. 2. Bagi siswa sebagi media untuk tertarik agar lebih aktif mengikuti mentoring Rohis untuk membina sikap keberagamaan dalam dirinya. 3. Bagi masyarakat umum sebagai gambaran tentang pentingnya kegiatan Rohis khususnya mentoring dalam membina sikap keberagamaan . 4. Penulis, baik melalui kajian-kajian kepustakaan maupun dalam bentuk empirik mendapat informasi yang sangat berharga bagi pengembangan diri.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) a. Pengertian Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungan jawab untuk mendidik.1 Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, sebab pendidik merupakan suatu perbuatan sosial, fundamental yang secara utuh membantu anak didik dalam perkembangan daya-dayanya dalam penetapan nilai-nilai. Ekstrakurikuler berasal dari katra ekstra dan kurikuler. Ekstra artinya keadaan di luar yang resmi. Kurikuler mempunyai kaitan erat dengan kata kurikulum, yakni kurikulum yang berasal dari bahasa Yunani, currir artinya pelari, currere artinya tempat pacuan.
2
Sedangkan menurut etimologi kurikulum adalah rencana atau bahasan pengajaran, sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi jelas dan terang.3 Kurikulum
adalah
seperangkat
rencana
dan
pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.
4
Sedangkan
menurut Crow dan Crow yang dikutip oleh Armai Arief dalam bukunya Ilmu Pendidian Islam, kurikulum adalah rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun sistematis yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaian suatu program pendidikan tertentu.5 1
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989),
h. 37. 2
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), h. 1-2. 3 Abuddin Nata, Ilmu Pendidian Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 121 4 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: PT Bumi Aksara, 2005), h. 18. 5 Armai Arief, Ilmu Pendidian Islam, (Jakarta: PT. Wahana Kardofa, 2010), h. 113
8
9
Jadi mengenai pendidikan di sekolah, proses pendidikannya tertuang dalam satuan pendidikan yang lebih dikenal dengan sebutan kurikulum. Kegiatan pendidikan yang didasarkan pada penjatahan waktu bagi masing-masing mata pelajaran sebagaimana tercantum dalam kurikulum sekolah lebih dikenal dengan kurikuler. Sedangkan kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran tatap muka dilaksanakan di sekolah atau diluar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum disebut kegiatan ekstrakulikuler.6 Kemudian Rohis adalah unsur yang berkenaan dengan kerohanian yang ada pada jasad manusia yaitu ( Roh ) 7, Pada dasarnya ruh atau roh adalah kata dasar dari Rohani. Allah meniupkan ruh kepada manusia, sehingga disebut sempurna.
8
sedangkan dalam buku
Ensiklopedia Islam, roh berarti zat murni yang tinggi, hidup, dan hakikatnya berbeda dengan tubuh.
9
Rohani dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti sesuatu (unsur) yang ada dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan). 10 Menurut Azhari Aziz Samudra dan Setia Budi, kata rohani menunjuk kepada bendanya yaitu tubuh roh itu sendiri. Kedua kata tersebut yakni ruh dan rohani pada prinsipnya bermakna sama. Allah meniupkan ruh sekaligus dengan inti hidup dan kecerdasan kepda setiap rohani manusia. Dengan kata lain, setiap manusia yang hidup, masing-masing memiliki ruh beserta inti hidup (yang hidup kekal) dan keceerdasan.11. Jadi ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ekstrakurikuler 6
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 271. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1992), h. 845. 8 Azhari Aziz Samudra dan Setia Budi, Eksistensi Rohani Manusia, (Jakarta : Yayasan Majelis Ta’lim HDH, 2004), h. 92. 9 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), cet ke-4, h. 174. 10 Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet ke-2, h. 960. 11 Azhari Aziz, op. cit., h. 93. 7
10
ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Sedangkan ekstrakurikuler Rohis adalah sekumpulan orang-orang atau kelompok orang atau wadah tertentu dan untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang sama dalam badan kerohanian sehingga manusia yang tergabung di dalamnya dapat mengembangkan diri berdasarkan konsep nilai-nilaikeislaman dan mendapatkan siraman kerohanian. Dengan Demikian, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan siswa. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahwa dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum sekolah. b. Dasar dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam 1) Dasar Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam Dasar pemikiran diselenggarakannya Rohis adalah remaja merupakan generasi penerus yang sangat dibutuhkan dalam melanjutkan pembangunan. Masa remaja adalah masa transisi yang penuh gejolak, oleh karena itu diperlukan suatu wadah yang dapat membina mental spiritual agar jangan mudah goyah. Kemajuan teknologi yang dikembangkan begitu cepat dapat memberikan kemudahan dan kesenangan hidup bagi manusia khususnya remaja. Kemajuan yang membawa kesenangan hidup belum tentu dapat menjamin kebahagian hidup baik dalam keluarga maupun masyarakat juga di akhirat nanti. 12 Mengingat pentingnya pembinaan mental bagi remaja, maka OSIS MAN 11 mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dibidang 12
Program Kerja Rohin MAN 11 Jakarta
11
kerohanian Islam yang dapat memberikan pembinaan mental keagamaan bagi para remaja. Dan sebagai sarana pengayaan alternative bagi para pelajar untuk memperoleh Pendidikan Agama Islam dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah.
2) Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam Kegiatan ekstrakurikuler tidak terbatas pada program untuk membantu ketercapaian tujuan kurikuler saja, tetapi juga mencakup pemantapan dan pembentukan kepribadian yang utuh termasuk pengembangan minat dan bakat peserta didik. Dengan demikian program kegiatan ekstrakurikuler harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat
pembentukan
menunjang
kepribadian
kegiatan yang
kurikuler,
menjadi
inti
maupun kegiatan
ekstrakurikuler. Menurut koesmarwati dan Nugroho Widiantoro, bahwa Rohis bertujuan untuk mewujudkan barisan remaja pelajar yang mendukung dan mempelopori tegaknya nilai-nilai kebenaran, dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Kegiatan Rohis mewujudkan generasi muda yang kuat, bertaqwa, sekaligus cerdas, memiliki kesamaan cara pandang, visi, akidah, sehingga memiliki peribadatan yang sama, tujuan yang sama, serta harmoni dalam gerak langkahnya menyerupai barisan yang kokoh. Barisan ini harus pandai memadukan aspek iman dan taqwa (imtaq) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Kecerdasan, kemampuan intelektual, giat belajar dan berlatih, serta kedisiplinan adalah bekal dasar agar dapat menjadi manusia yang kompetitif dalam menghadapi masa depan di era globalisasi.13
13
Koesmarwanti, Nugroho Widiyanto, Dakwah Sekolah di Era Baru, (Solo: Era Inter Media, 2000), hal. 52.
12
Sebagai suatu ilmu tentu saja bimbingan rohani Islam mempunyai tujuan yang sangat jelas. Secara singkat tujuan bimbingan rohani Islam itu dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Tujuan Umum a. Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagian idup di dunia dan akhirat. b. Memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat secara jasmaniah dan rohaniah. c. Meningkatkan
kualitas
keimanan,
ke-Islaman
dan
ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari dan nyata d. Mengantarkan individu mengenal, mencintai dan berjumpa esensi diri dan citra diri serta zat yang Maha Suci yaitu Allah Swt.14 2) Tujuan Khusus a. Membantu individu agar terhindar dari masalah. b. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.15 Bagaimanapun tujuan bimbingan rohani Islam adalah untuk menuntun seseorang dalam rangka memelihara dan meningkatkan kualitas keagamaanya baik ibadah mahdah maupun gahiru mahdah. Dari sisi ini dapat dikatakan bahwa tujuan program kegiatan ekstrakulikuler adalah untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan peserta didik, mengenal hubungan antar berbagai 14
Handani Bajtan Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), h. 18. 15 Ainur Rohim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001), h. 36
13
mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.16 Disisi lain, pembinaan manusia seutuhnya dalam kegiatan ekstra kurikuler yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah diharapkan mampu mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai dalam rangka penerapan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, baik program inti maupun program non inti.17 Rohmat
Mulyana
mengemukakan
bahwa
inti
dari
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler adalah pengembangan kepribadian peserta didik. Karena itu, profil kepribadian yang matang
atau
ekstrakurikuler.
kaffah
merupakan
tujuan
utama
kegiatan
18
Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ekstrakurikuler Rohis adalah agar siswa dapat lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai dalam rangka penerapan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari khususnya dalam pelajaran pendidikan agama Islam, serta siswa dapat memahami dan menghayati dan untuk selanjutnya diamalkan dan menjadi pedoman hidupnya sehari-hari. Sehingga siswa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur, berakhlak kharimah serta selalu beriman kepada Allah semata.
c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam Ada beberapa kegiatan kerohanian Islam (Rohis) yang menjadi kegiatan harian, mingguan, hari besar Islam, liburan semester, dan
16
Departemen Agama R.I., Kegiatan Ekstrakulikuler dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah: Panduan Untuk Guru dan Siswa, (Jakarta: Depag RI, 2004), h. 10. 17 Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: CV. Rineka Cipta, 1990), h. 98. 18 Rohmat Mulyana, Mengartikulasi Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 214
14
bulan suci Ramadhan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan Harian : a) Melaksanakan shalat jama’ah setiap dzuhur. b) Mendiskusikan masalah-masalah keagamaan. c) Meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam segala bidang. 2) Kegiatan Mingguan : a) Mengadakan Mentoring b) Mengadakan kajian islam c) Mengadakan Arabic class d) Mengumpulkan uang kas e) Mengadakan evaluasi pada setiap devisi f)
Mengadakan sharing (Tanya jawab)
g) Melaksanakan shalat jum’at berjamaah. h) Mengumpulkan infaq sebagai sumber dana. i) Membuat edaran mingguan berupa madding. j) Mengumumkan dana Rohis. 3) Kegiatan Bulanan a) Mengadakan Wisata islam (touring) b) Mengadakan Tasyakuran Milad anggota Rohis c) Mengadakan study banding (jaulah) ke Sekolah lain. 4) Kegiatan Tahunan a) Mengadakan Open house b) Membantu OSIS pada kegiatan Hari Besar Islam 1) Merayakan hari-hari besar Islam seperti : 1 Muharram, Maulid Nabi Muhammad, Isra Mi’raj, Shalat Iedul Fitri dan Iedul Adha.3.Mengadakan buka puasa bersama (pada bulan Ramadhan) 2) Membuat edaran peringatan hari besar Islam. c) Mengadakan kegiatan pada bulan Suci Ramadhan
15
1) Mengadakan pesantren kilat. 2) Mengadakan tadarus Al-Qur’an di sekolah atau masjid. 3) Mengadakan buka puasa bersama. 4) Mengadakan zakat fitrah. d) Mengadakan Gathering e) Mengadakan tafakkur alam f) Mengadakan LDKR (Latihan Dasar Kepemimpinan Rohis) Karena pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan belum cukup. Jadi, kegiatan kerohanian Islam (Rohis) sangat dibutuhkan dalam rangka membina ketaqwaan siswa dan kepribadian siswa, serta meningkatkan sikap keagamaan siswa.19
2. Sikap Keberagaman a. Pengertian Sikap Keberagamaan Sebelum membahas sikap dan perilaku keberagamaan, terlebih dahulu penulis akan menguraikan tentang pengertian sikap, perilaku dan pengertian agama yang merupakan kata dasar keberagamaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, defenisi sikap adalah perilaku, gerak-gerik, atau perbuatan yang berdasarkan pada pendirian (pendapat atau keyakinan). 20 Menurut Zikri Neni Iska, sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.21 Sedangkan menurut M. Alisuf Sabri sikap (attitude) adalah kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh.
22
Dan pengertian ini serupa dengan definisi yang
dikemukakan oleh Sarlito Wirawan Sarwono, bahwa sikap adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau perasaan
19
Program Kerja MAN 11 Jakarta Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2002), h. 1063. 21 Ziri Neni Iska, Psikologi Umum, (Jakarta: Kiki Brother’s, 2006), h. 95. 22 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet 2, h. 83. 20
16
biasa-biasa saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu. “sesuatu” itu bias benda, kejadian, situasi, orang-orang atau kelompok. 23 Attitude dapat juga diterjemahkan dengan sikap terhadap obyek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengau obyek itu. Jadi, attitude bisa diterjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Attitude mungkin terarahkan pada benda-benda, orang-orang, tetapi juga peristiwa-peristiwa, pemandangan-pemandangan, lembaga-lembaga, noraia-norma. nilai-nilai, dan lain-lain. 24 Prof. Dr. Mar’at merangkum pengertian sikap dalam 11 rumusan. Rumusan umum tersebut yaitu, bahwa: 1. Sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (attitudes are learned). 2. Sikap selalu dihubungkan dengan objek seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide (attitudes have referent). 3. Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain baik di sekolah, di rumah, tempat ibadah ataupun tempat lainnya melalui nasihat, teladan atau percakapan. (attitudes are social learnings). 4. Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap objek (attitudes have readiness to respond). 5. Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan efektif seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif atau ragu-ragu (attitudes are affective). 6. Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap objek tertentu yakni kuat atau lemah (attitudes are very intensive). 7. Sikap bergantung kepada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai, sedangkan disaat dan situasi yang berbeda belum tentu cocok (attitudes have a time dimension). 8. Sikap dapat bersifat relatif konsisten dalam sejarah hidup individu (attitudes have duration factor). 9. Sikap merupakan bagian dari konteks persepsi ataupun kognisi individu (attitudes are complex). 23
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), cet-5, h. 201 24 Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Ditama, 2004), hal, 160.
17
10. Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan (attitudes are evalutions). 11. Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna, atau bahkan tidak memadai (attitudes are inferred).25 Rumusan tersebut menunjukan bahwa sikap merupakan kesiapan dalam diri individu untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap objek tertentu yang mencakup komponen kognisi, afeksi dan konasi.26 Komponen kognisi akan menjawab tentang apa yang dipikirkan atau dipersepdikan tentang objek. Komponen afeksi dikaitkan dengan apa yang dirasakan terhadap objek (senang atau tidak senang). Adapun konasi berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap objek. Dengan demikian, sikap merupakan interaksi dari komponen-komponen tersebut secara kompleks. Jadi jelaslah bahwa sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi berupa “predisposisi” tingkah laku. Dapat lebih dijelaskan bahwa sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tertentu. Sedangkan kata Agama banyak didefinisikan oleh para ahli diantaranya, yaitu: Menurut M. Sayuthi Ali, agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi, dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral”.27 Agama bersumber pada wahyu Allah swt. Oleh karena itu, keberagamaan pun merupakan perilaku yang bersumber langsung atau tidak langsung kepada wahyu Tuhan juga. Keberagamaan memiliki 25
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 215-216 Ibid. 27 M. Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h.1 26
18
beberapa dimensi. Dimensi tersebut antara lain dimensi pertama adalah aspek kognitif keberagamaan, dua yang terakhir adalah aspek behavioral keberagamaan dan aspek afektif keberagamaan.28 Menurut Durkheim agama harus mempunyai fungsi karena agama bukan ilusi tetapi fakta sosial yang dapat diidentifikasi dan mempunyai kepentingan sosial.29 Menurut F.W.H. Myers yang di kutip oleh Robert H. Thoules menyatakan bahwa agama adalah “tanggapan yang sadar dan normal dari jiwa manusia terhadap semua yang kita kenal sebagai hukum alam.
30
Sedangkan menurut Quraisy Shihab bahwa agama adalah "hubungan yang dirasakan antara jiwa manusia dan satu kekuatan Yang Maha dahsyat, dengan sifat-sifat Nya yang amat indah dan sempurnadan mendorong jiwa ini untuk mengabdi dan mendekatkan diri pada-Nya.31 Dalam hal beragama, dijelaskan pula dalam al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 172 :
(ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi anak-anak Adam keturunan mereka dan mengambil kesaksian dari mereka atas diri mereka sendiri, Bukankah Aku ini Tuhan kalian ?Seraya mereka menjawab, Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi. (Hal ini Kami lakukan), agar di hari kiamat nanti kalian tidak mengatakan, Sesungguhnya kami lengah atas ini (wujudAllah). "(Q.S. Al-A 'raf: 172)
Menganalisa definisi agama di atas, dapat diakui kurang memuaskan dan memang tidak ada definisi agama yang benar-benar
28
Taufik Abdullah. loc. cit. Syamsuddin Abdullah, Agama dan Masyarakat, Pendekatan Sosiologi Agama, (Ciputat: Logos wacana Ilmu, 1997), h. 31. 30 Robert H. Thoules, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo, 1995), h. 16. 31 Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur 'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan, (Ciputat: Lentera Hati,2011), h.58-59. 29
19
memuaskan.
Karena
keanekaragamannya
satu yang
gal,
setiap
hamper
tidak
agama
mempunyai
dapat
dibayangkan
memerlukan deksripsi (penggambaran) dan bukan definisi (batasan). Jadi merupakan tugas terpelajar untuk terus menerus menggali definisi agama sesuai dengan tujuan yang bersifat khusu, yaitu definisi yang cukup khas sebgai alat yang berguna untuk memahami kehidupan social. Perbedaan definisi tersebut dapat dipahami karena setiap agama dan orang mendefinisikan agama dengan karakteristik yang berbedabeda, menjadi suatu hal yang wajar apabila definisi-definisi tersebut kurang memuaskan. Sedangkan
keberagamaan
berasal
dari
kata
beragama,
mendapat awalan “ ke” dan akhiran “ an” . Kata beragama sendiri memiliki
arti
“memeluk
(menjalankan)
agama”.
Menurut
Poerwadarminta, agama adalah “segenap kepercayaan (kepada Tuhan, Dewa serta sebagainya) serta ajaran kebaktian dan kewajibankewajiban yang bertalian (berhubungan) dengan kepercayaan itu.32 Pengertian ini adalah pengertian agama dalam arti umum, yaitu untuk semua jenis agama. Selanjutnya, imbuhan “ke” dan “ an” pada kata “beragama” , menjadikan kata “ keberagamaan” mempunyai arti, cara atau
sikap
seseorang
dalam
memeluk
atau
menjalankan
(melaksanakan) ajaran agama yang dipeluk atau dianutnya.
33
Dalam
pembahasan ini, istilah agama dimaksudkan sebagai Agama Islam, atau “dinullah” atau “dinul haq” , yaitu agama yang datang dari Allah atau agama yang haq. Sikap keberagamaan yaitu suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketataannya kepada agama. “Jadi sikap keagamaaan terbentuk karena adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai
32 33
Purwodarminto, Kamus umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 978), h. 19 Ibid., h. 20
20
omponen kognitif perasaan terhadap agama sebagai komponen efektif dan perilaku terhadap agama sebagai komponen kognitif.”34 Sedangkan dalam pengertian lain keberagamaan (religiosity) adalah perilaku yang bersumber langsung atau tidak langsung kepada nash. 35 Dari uraian diatas dapat disimpulkan sikap keberagamaan adalah suatu keadaan diri seseorang dimana setiap melakukan atas aktivitasnya selalu bertautan dengan agamanya. Dalam hal ini pula dirinya sebagai hamba yang mempercayai Tuhannya berusaha agar dapat merealisasikan atau mempraktekan setiap ajaran agamanya atas dasar iman yang ada dalam batinnya. b. Ciri-ciri Sikap Keberagamaan Islam telah menggambarkan cara yang benar untuk membentuk kepribadian, hati, akal, pikiran dan perilaku seseorang supaya dia bisa menjadi manusia yang sehat tubuh, akal dan jiwanya, menjadi sebuah kekuatan dan unsur yang positif yang patut bagi masyarakatnya yang luas, dan menjadi pejuang pemberani yang tidak dapat dikalahkan karena kegigihannya dalam membela agama, kehormatan dan tanah airnya.36 Pada dasarnya remaja membawa potensi beragama sejak dilahirkan dan itu merupakan fitrahnya. Perasaan keberagamaan menurut Arnold Gessel di kutib sururin telah muncul sejak usia dini, 02 tahun.37 Menurut Elasabeth B. Horlok yang dikutib Sururin tahap perkembangan masa remaja pada ramaja awal, umur 13-17 tahun. masa remaja akhir, umur 17-21 tahun. 38
34
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. 7, h, 96. Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim, ed. Metodologi Penelitian Agama, Sebuah Pengantar , (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1989), h. 93. 36 Syekh M. Jalaluddin Mahfudz, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2004), h. 113 37 Sururin, Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta. 2004,PT. Raja Grafindo), h. 65-68. 38 Sururin, Ibid., h. 46. 35
21
Perilaku keberagamaan pada garis besarnya merupakan unsur yang terkandung dalam komponen pembentukan akhlak dari sumber ajaran Al-Qur'an. Jika secara konsekwen tuntutan Akhlak yang berpedoman pada Al-Qur'an dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan terlihat ciri-ciri sikap keberagamaan, yaitu:39 1) 2)
3)
4) 5) 6) 7) 8) 9)
Selalu menempuh jalan hidup yang didasari didikan ketuhanan dengan melaksanakan ibadah dalam arti luas. Senantiasa berpedoman kepada petunjuk Allah SWT, untuk memperoleh kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk. Merasa memperoleh kekuatan untuk rnenyerukan dan berbuat benar setelah menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Memiliki keteguhan hati untuk berpegang kepada agamanya. Memiliki kemampuan yang kuat dan tegas dalam menghadapi kebatilan. Tetap tabah dalam kebenaran dalam segala kondisi. Memilki kelapangan dan ketentraman hati serta kekuasaan batin, sehingga sabar menerima cobaan. Mengetahui tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik. Kembali kepada kebenaran dengan melakukan taubat dari segala kesalahan yang pemah dibuat sebelumnya.
Tujuan utama dalam pendidikan agama adalah pertumbuhan dan pengembangan sikap positif dan cinta kepada agama, itulah yang nantinya akan membuat anak menjadi orang yang dewasa yang hidup mengindahkan agama, dimana akhlak, moral, tingkah laku, tutur kata, dan sopan santun menggambarkan ajaran agama dalam pribadinya, sikap itulah yang akan menjauhkan dirinya dari berbagai godaan duniawi yang bertentangan dengan ajaran agama.40 Dengan memiliki ciri-ciri sikap keberagamaan tersebut, maka ia akan dapat secara tangguh menghadapi segala persoalan dan kesukaran hidup dan dapat bertahan dalam kondisi moral yang stabil, dan diridhai Allah SWT. 39
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
cet ke-2, h.97-98. 40
h. l01.
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta,Kalam Mulia,2001), Get ke-3,
22
c. Terbentuknya Sikap Keberagamaan Seseorang akan menampakkan sikapnya dikarenakan adanya pengaruh dari luar atau lingkungan. Manusia tidak dilahirkan dengan kelengkapan sikap, akan tetapi sikap-sikap itu lahir dan berkembang bersama dengan pengalaman yang diperolehnya. Jadi sikap bisa berkembang sebagaimana terjadi pada pola tingkah laku yang bersifat mental dan emosi lainnya, sebagai bentuk reaksi individu terhadap lingkungannya. Pembentukan sikap keberagamaan seseorang dapat dilalukan dengan melalui tiga pendekatan yaitu pendektan rasional, emosional dan keteladanan. 1) Pendekatan Rasional “Pendekatan rasional adalah usaha memberikan peranan pada akal (rasio) pesarta didik dalam memahami dan membedakan bahan ajar dalam standar materi kaitannya dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.”41 2) Pendekatan Emosional “Pendekatan emosional adalah upaya untuk merubah perasaan emosi peserta didik dalam menghayati prilaku yang sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa (serta dapat merasakan yang baik dan yang buruk).”42 Dalam konteks ini terdapat dua metode yaitu : a) Metode nasehat merupakan salah satu metode dalam membentuk sikap keberagamaan anak, mempersiapkan secara moral, psikis dan sosial, dikarenakan nasehat sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang segala hakekat, menghiasi dnegan moral dan mengajari tentang prinsip-prinsip Islam. “Dalam menggunakan metode nasehat hendaknya pendidik menghindari perintah atau larangan secara langsung, sebaiknya menggunakan teknik-teknik tidak langsung seperti membuat perumpamaan”.43 b) Metode pengawasan yaitu seorang pendidik mendampingi dan mengawasi anak didiknya baik hal jasmani maupun rohani dalam upaya pembentukan aqidah, moral dan sosial yang baik. Aspek 41
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2004), Cet. 4, h. 152 Ramayulis, IIlmu Pendidikan Islam, Ibid., h. 151 43 Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos, 1995), h. 192. 42
23
pengawasan juga harus memberikan nilai-nilai positif dan optimal oleh karena itu harus dilakukan dengan cara yang tidak mengekang anak, akan tetapi dengan cara menjelaskan dengan baik dimengerti oleh anak. 3) Pendekatan Keteladanan Pendekatan Keteladanana adalah menjadikan guru sebagai figur agama dan non agama dengan seluruh warga sekolah sebagai cerminan manusia yang berkepribadian agama. Keteladanan dalam pendidikan amat penting dan lebih efektif, apalagi dalam upaya pembentukan sikap keberagamaan, seorang anak akan lebih mudah memahami atau mengerti apabila ada seseorang yang dapat ditirunya. Keteladanan ini pun menjadi media yang amat baik bagi optimalnya pembentukan jiwa keberagamaan seseorang. Menurut Abdullah Nashih Ulwan yang dikutip oleh Ramayulis, keteladanan dalam pendidikan merupakan metode influensif yang dapat di andalkan keberhasilannya dalam membentuk spiritual, moral dan sosial anak.”44 Pembentukan sikap dan perasaan merupakan faktor non intelektual, khususnya berpengaruh terhadap semangat belajar. Dengan melalui perasaannya, siswa mengadakan penilaian yang agak spontan terhadap pengalaman belajar di sekolah. Penilaian yang positif akan tertangkap dalam perasaan senang yaitu rasa puas, gembira, simpati dan sebagainya. Sedangkan penilaian yang negatif akan terungkap dalam perasaan tidak senang yaitu rasa segan, benci, rasa takut dan sebagainya. Penilaian yang agak spontan dan tanpa banyak refleksi, melalui perasaan ini dapat di perkuat dengan menemukan alasanalasan rasional yang mendukung. Penilaian dan memainkan perasaan sebagai unsur atau aspek kognitif dalam penbentukan suatu sikap. 45
d. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terbentuknya
sikap
keberagamaan Secara
garis
besar,
faktor-faktor
yang
mendukung
meningkatnya perilaku keagamaan siswa dapat dibagi dua: 44 45
31.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, op. cit., h. 153. Ws. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1984), h.
24
1) Faktor Intern, yaitu faktor yang terdapat dari bawaan atau keterunan, faktor dalam diri siswa sendiri, yang berupa instink agama. Karena pada dasarnya manusia mempunyai dasar keagamaan.46 2) Faktor Eksternal, berupa faktor diluar diri individu yaitu pengaruh lingkungan yang diterima.47 Faktor-faktor yang berada di luar tersebut yaitu: a) Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap. b) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap. c) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut. d) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap. e) Situasi pada saat sikap itu dibentuk. Dalam buku Pengantar Umum Psikologi dijelaskan bahwa sikap keberagamaan dapat terbentuk atau berubah melalui beberapa macam cara: 1. Adopsi: kejadian-kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. Misalnya, seorang yang sejak lahir sampai ia dewasa tinggal dilingkungan yang fanatic Islam, ia akan mempunyai sikap yang negatif terhadap daging babi. 2. Diferensiasi: dengan berkembangnya inteligensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. Misalnya, seorang anak kecil mula-mula takut kepada orang dewasa yang bukan ibunya, tetapi lama kelarnaan ia dapat membeda-bedakan antara ayah, paman, bibi, kakak, yang disukainya dengan orang yang asing yang tidak disukainya.
46
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Umum dan Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), h. 49. 47 Ramayulis, Psikologi Agama, op. cit., h. 82.
25
3. Integrasi: pembentukan sikap keberagamaan ini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai macam pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. Misalnya, seorang desa sering mendengar tentang kehidupan kota, kawankawan yang datang dari kota membawa barang-barang yang bagus dari kota dan bercerita tentang keindahan kota. Setelah beberapa waktu, maka dalam diri orang dewasa tersebut timbul sikap positif terhadap kota dan hal-hal yang berhubungan dengan kota, sehingga akhirnya ia terdorong untuk pergi ke kota.48 e. Faktor-faktor
yang
menghambat
terbentuknya
sikap
keberagamaan Menurut Zakiah Daradjat,
faktor-faktor yang menghambat
terbentuknya sikap keberagamaan seseorang antara lain: 49 1) Lingkungan Keluarga, jika lingkungan keluarga yang didalamnya tidak ada pendidikan agama dari kedua orang tua secara langsung, akan dapat menghambat perkembangan sikap keberagamaan. Misalnya, kedua orang tua yang tidak memiliki pengetahuan agama, tidak terbiasa menjalankan ajaran agama akan ditiru oleh anak. 2) Lingkungan Sekolah, meskipun sekolah adalah lingkungan pendidikan bukan berarti di sekolah tidak ada persoalan yang dapat mengarahkan anak cara hidup atau sikap keberagamaan. Banyaknya siswa yang mengenal minuman keras, obat-obatan terlarang, pergaulan bebas dan lain-lain dari teman-temannya di sekolah. Hal tersebut tentu saja dapat menghambat terbentuknya sikap keberagamaan bagi anak. 3) Lingkungan Masyarakat, lingkungan masyarakat mempunyai potensi pengaruh yang cukup besar dalam menghambat terbentuknya sikap keberagamaan pada diri seseorang. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat dapat mempengaruhi anak dan remaja, baik perilaku yang terlihat oleh anak dan remaja maupun yang dapat disaksikan dalam tayangan di bioskop, televisi, tulisan-tulisan, gambar-gambar dan sebagainya. Siswa sekolah menengah yang jiwanya masih labil, akan dapat mudah terpengaruh kebudayaan-kebudayaan negatif yang terdapat 48 49
Sarlito Wirawan Sarwono, op. cit., h. 95-96. Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: CV Ruhama,1994), cet ke-1, hal.84.
26
dalam masyarakat seperti pergaulan bebas, narkotika dan lain-lain yang dapat menyebabkan kenakalan remaja. Faktor-faktor penghambat diatas harus diatasi dan dicarikan pemecahan secara dini, agar perilaku siswa dapat di bina dengan baik. B. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan kajian yang relevan selama proses penelitian dan penulisan, yang membahas tentang ROHIS terdapat dalam Skripsi diantaranya Skripsi yang ditulis oleh Ade Mahfud yang berjudul Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam melalui Kegiatan Rohis, yang mana dalam skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana pembinaan ajaran Islam melalui kegiatan Rohis dan pengamalannya.50 Selanjutnya Skripsi yang ditulis oleh Habib Febriansyah yang berjudul Peran Rohis dalam Peningkatan Sikap Keberagamaan Siswa di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Pondok Ranji Ciputat, yang mana penulis dalam skripsi ini membahas tentang peran Rohis terhadap sikap keberagamaan siswa sangat baik, yang mana kegiatan Rohis di SMP Negeri 10 Kota tangerang Selatan berupa pembinaan keimanan, pembinaan ibadah, dan pembinaan akhlak.51 Dari dua skripsi diatas penulis temukan salah satu skripsi diatas membahas tentan pembinaan ajaran Islam melalui Rohis dan satu lagi membahas peras Rohis terhadap sikap keberagamaan. Berbeda dengan itu, dalam skripsi ini penulis lebih fokus membahas tentang pengaruh kegiatan Rohis dalam peningkatan sikap keberagamaan siswa. C. Kerangka Berfikir Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. 50
Ade Mahfud, Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam melalui Kegiatan Rohis, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan 51 Habib Febriansyah, Peran Rohis Dalam Peningkatan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Pondok Ranji Ciputat, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, tidak dipublikasikan
27
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, sekolah, dan masyarakat, bahkan menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. Karena dengan adanya pendidikan maka seseorang itu akan mempunyai pengetahuan tentang suatu wawasan pendidikan. Dan awal pendidikan itu di mulai sejak anak usia dini atau sejak lahir karena pendidikan usia dini pada dasarnya berpusat pada kebutuhan anak, yaitu pendidikan yang berdasarkan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan sang anak. Oleh karena itu, peran pendidik sangatlah penting. Dan pendidik harus mampu memfasilitasi aktivitas anak dengan material yang beragam. Salah satu aktivitas yang dapat dilakukan adalah ekstrakulikuler yang islami yaitu Rohis. Rohis merupakan kegiatan ekstrakurikuier yang bergerak dalam bidang keagamaan, selain rujuannya untuk mencetak siswa yang memiliki imtaq yang baik juga lebih kepada praktek" keagamaan, pengetahuan keislaman yang lebih mendalam, dan pembelajaran berorganisasi yang baik. Hal ini agar dapat membantu siswa terhindar dari perilaku buruk dan kenakalan remaja yang akhir-akhir ini sangat marak di negara kita. Hal ini membuktikan bahwa ekstrakurikuier terutama Rohis adalah aktivitas non-akademik yang sangat baik dan dapat menanamkan nilai-nilai moral dan sosial dalam diri mereka sehingga hal ini dapat membantu memberikan pengaruh yang baik dan positif bagi perkembangan diri siswa terutama sikap keberagamaan mereka.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesis Nihil/No, disingkat HO “Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara kegiatan organisasi kesiswaan rohani Islam dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa” 2. Hipotesis Alternatif, disingkat HA : “Terdapat kontribusi yang signifikan antara kegiatan organisasi kesiswaan rohani Islam dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN 11 Jakarta. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Desember 2014. Adapun alasan penulis mengambil tempat penelitian di MAN 11 Jakarta adalah adanya fenomena dimana adanya peningkatan sikap keberagamaan yang sangat popular sekali di lingkungan siswa MAN 11 Jakarta. Berdasarkan hasil observasi penulis, hal tersebut terjadi karena adanya pengembangan kegiatan eksrakurikuler yang berkaitan dengan Rohani Islam (Rohis).
B.
Metodologi Penelitian Untuk
memperoleh
data,
fakta
dan
informasi
yang
akan
menggambarkan dan menjelaskan permasalahan tentang hubungan antara kegiatan Rohis dengan sikap keberagamaan siswa, maka penulis menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif-analisis. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada fisafat positiffisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan1 Di
dalam
metode
deskriptif-analisis
terdapat
upaya
untuk
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Tujuan metode deskriptif adalah membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-safat populasi atau daerah tertentu.2 Metode deskriptif tidak hanya berhenti pada menggambarkan 1
Sugiono, Metode Penelitian Pendidian, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet-9, h. 14 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983),
2
h. 18.
28
29
kondisi objek penelitian, tetapi juga menganalisanya berdasarkan metode, teori dan kemampuan peneliti.3 C.
Variabel Penelitian Dalam setiap penelitian, istilah variabel tidak pernah ketinggalan. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.4 Menurut Suharsimi Ariunto variable penelitian adalah obyek penelitian, atau apa yang memjadi titi perhatian suatu penelitian.5 Yang dimaksud dengan variabel adalah suatu konsep yang beragam atau bervariasi. Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi: 6 a. Variabel indipendent : variabel ini sering disebut sebagai variable stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable bebas. Variabel bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (teriat). b. Variabel dependent : sering disebut sebagai variable output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebgai variable terikat. Variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas.
Dalam penelitian ini hanya terdapat dua variable (X dan Y) yaitu :
3
1. Variabel X
: Kegiatan Rohis
2. Variabel Y
: Sikap keberagamaan siswa
Pedoman Penulisan Skripsi, (Ciputat: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 52 4 Sugiono, op. cit., h. 61 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), Cet. 9, hal. 91 6 Sugiono, loc. cit.
30
Variabel Penelitian NO
VARIABEL
DIMENSI Kegiatan
1. Mentoring
Mingguan
2. Seni Islam (Marawis)
Kegiatan Bulanan Kegiatan Rohis di
1. Tafakur Alam 2. Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) 1. Latihan
MAN 11 Jakarta.
1
INDIKATOR
Dasar
Kepemimpinan
( Variabel X ) Kegiatan Tahunan
Rohis
(LDKR) 2. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) 3. Laporan
Pertanggung
Jawaban (LPJ) 1. Iman kepada Allah Swt 2. Iman kepada malaikat 3. Iman kepada kitab
Aqidah
5. Iman kepada hari akhir
Sikap
6. Iman kepada qadha dan
Keberagamaan 2
4. Iman kepada rasul
qadar
Siswa di MAN 11
1. Mengerjakan shalat wajib
Jakarta.
dan shalat sunah.
( Variabel Y )
Hablum mina Allah (Ibadah)
2. Mengerjakan puasa wajib dan puasa sunah. 3. Rajin Qur’an
membaca
Al-
31
1. Akhlak terhadap orang
Hablum mina annas
tua 2. Akhlak terhadap guru 3. Akhlak terhadap teman
D.
Populasi dan sampel. 1. Populasi Adalah keseluruhan subyek penelitian.7 Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa anggota Rohis MAN 11 Jakarta yang berjumlah 30 orang . 2. Sampel Adalah bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi yang diteliti.8 Sampel yang akan diambil adalah seluruh anggota rohis yang berjumlah 30 orang. Menurut Suharsimi Arikunto di dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek” dijelaskan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua
sehingga
penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi.
Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. E.
Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis mengunakan beberapa teknik yaitu : 1. Observasi Observasi adalah mengamati situasi yang ada, situasi yang terjadi secara sponta, tidak dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan kehendak alam (alamiah).9 Dalam hal ini penulis mengambil dari observasi tentang apa saja kegiatan-kegiatan Rohis MAN 11 Jakarta mulai dari kegiatan mingguan, kegiatan bulanan,
7
Suharsimi Arikunto, op. Cit., hal. 102 Ibid., hal. 104 9 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta : Kiki Brother’s, 2006), h. 33 8
32
kegiatan tahunan, serta dari segala bentuk yang mengacu pada peningkatan sikap keberagamaan siswa MAN 11 Jakarta. 2. Wawancara Wawancara
adalah
instrument
pengumpulan
data
yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu : pewawancara, reponden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.10 Adapun pihak yang diwawancarai adalah Guru Pembina Rohis, mengenai adakah korelasi antara kegiatan-kegiatan Rohis dengan peningkatan sikap keberagamaan siswa MAN 11 Jakarta. Kisi-Kisi Wawancara yaitu: No
1
Pertanyaan Pokok Wawancara
Kegiatan
Organisasi
Siswa
Sub Pokok Pertanyaan
No. Item
Jumlah
1. Sejarah Rohis
1
1
2. Tujuan dari Rohis
2
1
3. Minat siswa terhadap
3
1
kegiatan Rohis
4
1
4. Kegiatan Rohis
5
1
1. Aqidah
6
1
2. Ibadah
7
1
3. Akhlak
8
1
1. Hubungan antara
9
1
10
1
5. Prestasi yang telah diraih Rohis
2
Sikap Keberagamaan
Korelasi 3
antara
kegiatan Rohis dengan sikap siswa
keberagamaan
kegiatan Rohis dengan sikap keberagamaan siswa 2. Sikap keberagamaan siswa setelah mengiuti kegiatan Rohis
10
M. Subana, dkk, Statistik Pendidian, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2000), h. 29
33
3. Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
11
Metode dokumentasi ini digunakan sebagai usaha penulis untuk mendapatkan data-data mengenai keberadaan sekolah yang sedang diteliti dan data jadwal kegiatan santri dengan tujuan untuk melengkapi penelitian tersebut sehingga terdapatlah data yang signifikan. Adapun data-data ini diperoleh dari bagian data di sekolah tersebut. 4.
Angket (Questionnaire) Angket atau kuesioner adalah instrument pengumpulan data yang digunakan dalam teknik komunikasi tidakk langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media tertentu.12 Dengan menggunakan teknik angket, pengumpulan data sebagai data penelitian jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga, tidak memerlukan kehadiran peneliti, dapat dibagikan secara serempak kepada semua responden. Dan untuk mendapatkan data tentang korelasi kegiatan Rohis terhadap sikap keberagamaan siswa.
F.
Teknik Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul dengan lengkap,tahap selanjutnya data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah dan hipotesa penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing Data Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Dimana tujuanya adalah untuk
11 12
Suharsimi Arikunto, op. cit., hal. 131 M. Subana, dkk, op. cit., h. 30
34
mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.13 b. Kooding Kooding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam karegori-kategori .Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing
jawaban.14
Untuk
lebih
memudahkan
dalam
menyimpulkan hasil penelitian dari setiap variabel, maka dari jawaban angket yang hanya berupa angka dideskripsikan dengan kata-kata, yaitu : Tabel 3 Pengukuran Secara Deskripsi Alternatif Jawaban
Pernyataan Positif
Negatif
Sangat setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak setuju
2
3
Sangat tidak setuju
1
4
2. Teknik Analisa Data. Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Menganalisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh. Agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Untuk menganalisa data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Skoring, merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan terdapat 4 butir jawaban yaitu, a, b, c dan d yang harus dipilih oleh
13 14
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian… h.153 Ibid., h. 154
35
responden. Penulis menetapkan bobot nilai terhadap responden yang menjawab dengan positif sebagai berikut: a. Jawaban option a skor nilai 4 b. Jawaban option b skor nilai 3 c. Jawaban option c skor nilai 2 d. Jawaban option d skor nilai 1 2. Tabulating, adalah perhitungan terhadap data yang telah diberikan skor. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 cara yaitu : a. Prosentase Setiap data perlu diprosentasikan, setelah ditabulasi dalam bentuk jumlah frekuensi jawaban responden, untuk setiap alternatif jawaban. Adapun rumus ya ng digunakan dalam mencari prosentase adalah : P=
x 100 %
Ket : P = Presentase F = Frekuensi/jumlah yang mengisi N = Jumlah responden15 Adapun skala prosentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
15
Ibid., h. 40-41.
Prosentase (%) 100% 90% - 99% 60% - 89% 51% - 59% 50% 40% - 49% 10% - 39% 1% - 9% 0%
Penafsiran Seluruhnyya Hampir seluruhnya Sebagian besar Lebih dari setengahnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Sedikit sekali Tidak ada sama sekali
36
b. Kolerasi Teknik korelasi product moment merupakan salah satu teknik untuk mencari tingkat keeratan hubungan antara dua variable dengan cara memperkalikan momen-momen (hal-hal penting) kedua variable tersebut. Korelasi product moment sering kali disebut Korelasi Pearson (sesuai nama orang yang mengambil teknik ini).16 Untuk mencari titik kolerasi antara variabel X dan variabel Y dan juga untuk mengetahui apakah hubungan kedua variabel penelitian termasuk hubungan erat, cukup erat, atau lemah. Peneliti menggunakan rumus "r" Product Moment Pearson. Adapun rumusnya adalah: √(
)(
)
Keterangan: rxy : Angka Indeks Korelasi “r” product Moment ∑xy : Jumlah hasil perkalian skor X dan Y ∑X : Jumlah seluruh skor X ∑Y : Jumlah seluruh skor Y Dengan rumus ini, data yang terkumpul kemudian dianalisa secara statistik, dengan dikonsultasikan pada taraf signifikansi 5% dan 1% maka apabila: r hitung > r tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1% maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara kegiatan Rohis dengan sikap keberagamaan siswa. r hitung < r tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1% maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kegiatan Rohis dengan sikap keberagamaan siswa. 16
M. Subana, dkk, op. cit., h. 114
37
Setelah
diketahui
keterpengaruhan
kedua
variabel,
langkah selanjutnya adalah diadakan interpretasi data dengan dua cara, yaitu: 1. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks kolerasi " r" Product Moment Pearson seperti dibawah ini: Besarnya " r" Product Interpretasi Moment Pearson (r) 0,00-0,20 Antara variabel x dan variabel y memang terdapat kolerasi akan tetapi kolerasi itu sangat rendah/sangat lemah 0,20-0,40 Antara variabel x dan variabel y terdapat kolerasi yang lemah/rendah 0,40-0,70 Antara variabel x dan variabel y terdapat kolerasi r yang sedang/cukup 0,70-0,90 Antara variabel x dan variabel y terdapat kolerasi yang kuat/tinggi 0,90-1,00 Antara variabel x dan variabel y terdapat kolerasi yang sangat kuat/sangat tinggi 2. Interpretasi nilai "r" dengan rumus: Df = N - nr Keterangan: df
: derajat bebas
N
: banyaknya responden yang diteliti
nr
: banyaknya variabel yang dikolerasikan Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel koefesien
kolerasi "r" Product Moment Pearson dengan persen untuk berbagi df, baik pada taraf signifikansi 1% ataupun pada taraf signifikansi 5%.
38
Selanjutnya untuk mengetahui dan mencari seberapa besar kontribusi variabel x terhadap variabel y digunakan rumus sebagai berikut:17 KD = r2 x 100% Keterangan: KD : koefesien determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y) r
17
Ibid., h. 145
: koefesien kolerasi antara variabel x dengan variabel y .
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah MAN 11 Jakarta 1. Sejarah singkat MAN 11 Jakarta Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 11 Jakarta Selatan adalah salah satu Madrasah Aliyah Negeri dari 14 Madrasah Aliyah Negeri di seluruh Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Madrasah Aliyah Negeri (MAN 11) merupakan
lembaga pendidikan Negeri, yang pada awalnya
merupakan kelas jauh / filial dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Grogol Jakarta Barat. Kegiatan belajar mengajar di Lebak Bulus dimulai sejak tahun pelajaran 1994-1995. Berdasarkan keputusan Menteri Agama Nomor 104 tanggal 17 Maret 1997, maka diresmikan menjadi MAN 11 Jakarta. Pada awal berdirinya MAN 11 Jakarta pada tahun 1997-1998, Man 11 Jakarta melakukan penerimaan siswa baru sebanyak 70 siswa yang dibagi menjadi 2 kelas. Adapun siswa-siswi kelas 2 dan kelas 3 adalah siswa yang berasal dari kelas jauh/ filial Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Grogol Jakarta Barat.1Saat ini MAN 11 Jakarta yang berlokasi di Jalan H. Gandun No. 60 Lebak Bulus, Jakarta Selatan.Saat ini MAN 11 Jakarta dipimpin oleh Ibu Dra. Hj. Na'imah Fathoni, Lc. MA sejak tahun 2012. Pada awal berdirinya, MAN 11 Jakarta dipimpin oleh Bapak Drs. H. R. Soewandi.Sampai saat
ini, MAN 11 Jakarta sudah melakukan
pergantian pimpinan sebanyak lima kali.Dalam usianya yang relatif muda, saat ini Man 11 telah mampu mengukir prestasi dan melahirkan lulusan yag berkualitas. Madrasah Aliyah adalah Sekolah Menengah Umum yang berciri khas Islam yang dikelola oleh Kementerian Agama. Ditengah persaingan
1
http://tuman11.blogspot.com/2012/06/madrasah-aliyah-negeri-man-11lebak.html
39
40
yang semakin tinggi antar lembaga pendidikan, MAN 11 Jakarta terus berupaya dalam memacu dan mendorong siswa agar lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar dalam suasana keagamaan dan pergaulan yang islami, dengan harapan secara kuantitatif an kualitatif sama dengan sekolah menengah umum dengan tambahan nilia keagamaan. Madrasah Aliyah sebagai SMU berciri khas, Islam mengacu pada sistem keseimbangan kurikulum melalui pengembangan sikap, perhatian terhadap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan
lingkungan,
kebutuhan pembangunan nasional, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan yang dijiwai oleh semangat dan suasana keagamaan. Keseimbangan kurikulum yang menjadi ciri khas Maddrasah Aliyah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbagai ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum. 2. Visi, Misi, dan Tujuan Setiap sekolah/madrasah pasti memilik Visi dan Misi, termasuk MAN 11 Jakarta.Visi MAN 11 Jakarta "Pengemban amanat umat yang Islami dan unggul dalam prestasi".Untuk mewujudkan visi tersebut dibutuhkan misi-misi tertentu, beikut adalah misi dari MAN 11 Jakarta.2 Misi MAN 11 Jakarta : a. Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku terpuji serta praktik nyata sehingga peserta didik dapat menjadi teladan bagi teman-teman dan masyarakat. b. Menyelenggarakan kegiatan keagamaan secara rutin dan pembinaan praktik ibadah. c. Meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional. d. Menyelenggarakan kegiatan ekstra kulikuler yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik. e. Meningkatkan proses belajar mengajar yang berkualitas, efektif, dan efisien. f. Menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, dan asri. 2
http://tuman11.blogspot.com/2012/06/visi-misi.html
41
Keberadaan visi dan misi tersebut berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai dari MAN 11 Jakarta, tujuan tersebut antara lain :3 a. Menjadikan siswa memiliki akhlakul karimah. b. Menjadikan siswa menjadi taat beribadah. c. Menjadikan siswa memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. d. Menjadikan Nilai ujian nasional siswa melebihi standar nasional. e. Membuat jumlah lulusan siswa yang diterima diperguruan tinggi negeri. Strategi Pencapaian Visi, Misi dan tujuan sebagaimana tersebut diatas dalam rangka pengembangan MAN 11 Jakarta sebagai berikut : a. Menciptakan suasana madrasah yang kondusif, harmonis yang bernuansa Islami. b. Peningkatan kualitas pengamalan ajaran Islam. c. Mengupayakan
dan
memberdayakan
sarana,
prasarana
yang
menunjang terciptanya pengamalan ajaran Islam. d. Mengupayakan keterpaduan antara kegiatan intra kurikuler dan extra kurikuler dengan pendidikan agama Islam. e. Inovasi kurikulum dan metodologi pembelajaran. f. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan . g. Mengupayakan tenaga pendidik/guru dan pegawai tata usaha yang professional, berdedikasi dan bermutu/produktif dalam proses KBM dan bekerja. h. Mengupayakan secara bertahap tenaga pengajar/guru sesuai dengan latar belakang pendidikan
akademiknya, diutamakan tenaga PNS.
i. Tersedianya alat/media dan sarana pembelajaran yang cukup dan high technology. j. Mengupayakan input/siswa baru dan output/tamatan yang berkualitas akademik dan berakhlakul karimah. k. Bekerja sama dengan instansi terkait dalam rangka melaksanakan TUPOKSI Madrasah dan mengupayakan sehat jasmani dan rohani. l. Memberdayakan potensi siswa dan guru dalam bidang seni. 3
http://tuman11.blogspot.com/2012/06/visi-misi.html
42
m. Memberdayakan potensi dan peran komite madrasah, orang tua/wali murid, ulama dan umaro, simpatisan dan tokoh masyarakat lainnya untuk kemajuan dan kemakmuran Madrasah. 3. Tujuan MAN 11 Jakarta adalah : a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan berakhlakkul karimah . b. Berkualitas
baik
akademik/intra
kurikuler
maupun
non
akademik/ekstra kurikuler. c. Tamatannya dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri/swasta. d. Memiliki kecakapaan hidup (life skill) sebagai bekal terjun ke masyarakat dan memasuki dunia kerja. e. Terciptanya suasana yang sehat. 4. Keadaan Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa MAN 11 Jakarta memiliki 35 tenanga pengajar, yang terdiri dari 30 guru dengan status Pegawai Negeri Sipil, dan 5 orang guru dengan status honorer. Selain tenaga pengajar, MAN 11 Jakarta juga memiliki karyawan, yang
berfungsi
untuk
mengurus
administrasi,
atau
tata
kelola
sekolah.Jumlah karyawan MAN 11 Jakarta adalah 10 orang dengan status Pegawai
Negeri
Sipil,
dan
7
orang
karyawan
dengan
status
honorer.Karyawan di MAN 11 Jakarta meliputi karyawan tata usaha, karyawan perpustakaan, petugas keamanan, dan karyawan kebersihan sekolah. Tenaga pengajar di MAN 11 Jakarta hampir seluruhnya berlatar belakang sarjana pendidikan. Hanya lima orang guru yang berlatar belakang bukan pendidikan. Tenaga pengajar di Madrsah ini bergelar Strata satu, hanya ada dua guru yang bergelar Magister. Siswa siswi MAN 11 Jakarta berjumlah 449 dengan jumlah siswa 174, dan jumlah siswi 275. Jumlah tersebut dibagi menjadi tiga angkatan yaitu 173 orang kelas X, 141 kelas XI, dan 135 orang kelas XII. 4 Kelas X terbagi menjadi lima kelas yaitu : X Agama 1. X Agama 2, X IPA 1, X IPA 2. Dan X IPS. Kelas XII juga terbagi lima kelas yaitu : XI Agama, XI 4
Wawancara dengan guru Bimbingan Konseling
43
IPA 1, XI IPA 2, XI IPS I, XI IPS 2. Untuk kelas XII hanya terbagi menjadi empat kelas yaitu : XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPS, dan XII IPS 2. Hampir sebagian siswa siswi di MAN 11 Jakarta mempunyai latar belakang pendidikan sebelumnya adalah Madrasah Tsanawiyah. Siswa MAN 11 Jakarta kebanyakan bertempat tinggal disekitar daerah Lebak Bulus, Cinere, dan Tanggerang Selatan. Dari informasi yang diperoleh, pekerjaan orang tua siswa MAN 11 Jakarta terbanyak adalah wiraswasta.
5. Sarana dan Prasarana MAN 11 Jakarta yang berlokasi di Jalan H. Gandun No. 60 Lebak Bulus memiliki sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. Fasilitas yang dimiliki MAN 11 antara lain : a. Laboratorium Komputer b. Laboratorium Bahasa c. Laboratorium IPA d. Studio Musik e. Lapangan Olahraga f. Taman Apotik Hidup g. Masjid h. Kantin dan Koperasi i. Perpustakaan j. Hotspot Area MAN 11 Jakarta juga memiliki kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk mengembangan bakat dan potensi yang dimiliki siswa selain dari akademik. Program unggulan ekstrakulikuler yang dimiliki MAN 11 Jakarta yaitu : a. Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) b. Palang Merah Remaja (PMR) c. Karya Ilmiah Remaja (KIR) d. Olahraga (futsal, basket, volly) e. Pencak silat
44
f. Rohis g. Kolaborasi Hadroh dan musik modern h. English Club i. Tari saman dan Melayu j. Teater dan Pembinaan Master of Ceremony (Mc) k. Bimbingan Baca Tulis Al-Quran l. Pramuka m. Science club
6. Struktur Organisasi MAN 11 Jakarta
45
B. Rohis MAN 11 Jakarta 1. Sejarah Rohis MAN 11 Jakarta Romanse adalah singkatan dari Rohis Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta.Romanse mulai diperjuangkan untuk didirikan di MAN 11 sejak angkatan 2007. Di perjuangkan oleh segelincir orang yang bertujuan ingin menghidupkan Madrasah Aliyah Negeri 11 dengan nilai-nilai keislaman, mereka meyakini walaupun sekolah ini adalah sekolah islam, akan tetapi tetap harus ada yang memperjuangkan dakwah islam di sekolah ini. Oleh karena itu mereka memperjuangkan untuk membuat sebuah eskul yang bernamakan Rohis MAN 11.Dan perjuangan ini berhasil mereka raih ketika mereka sudah tidak lagi berada di sekolah, ya pada tahun 2009 Rohis MAN 11 terbentuk. Seiring berjalannya waktu banyak pertentangan sana sini terkait berdirinya Rohis ini, sehingga sempat beberapa kali Rohis MAN 11 Jakarta berganti nama, yaitu Study Dakwah Kampus(SDI) pada tahun 2010, dan pada tahun 2013 ini akhirnya rohis mengembalikan nama yang sempat hilang dulu yaitu, ROMANSE (Rohis MAN 11 Jakarta).
2. Struktur Organisasi Rohis
Kepala sekolah Drs. Pursidi
Pembina ROHIS Hasanudin S.Pd.I
Ketua Rohis
Wakil Rohis
Masria
Fardatus Tsaniah
Sekretaris
Devisi PSDM
Ahsanti Salsabila
Nurma Yunita
Devisi Syiar H adista Ayatu Dina
Devisi KK
Devisi Kesenian
Risna Saputri
Mutiara El Zahra
46
3. Kegiatan Rohis a. Kegiatan Harian : 1) Melaksanakan shalat jama’ah setiap dzuhur. 2) Mendiskusikan masalah-masalah keagamaan. 3) Meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam segala bidang. b. Kegiatan Mingguan : 1) Mengadakan Mentoring 2) Mengadakan kajian islam 3) Mengadakan Arabic class 4) Mengumpulkan uang kas 5) Mengadakan evaluasi pada setiap devisi 6) Mengadakan sharing (Tanya jawab) 7) Melaksanakan shalat jum’at berjamaah. 8) Mengumpulkan infaq sebagai sumber dana. 9) Membuat edaran mingguan berupa madding. 10) Mengumumkan dana Rohis. c. Kegiatan Bulanan 1) Mengadakan Wisata islam (touring) 2) Mengadakan Tasyakuran Milad anggota Rohis 3) Mengadakan study banding (jaulah) ke Sekolah lain. d. Kegiatan Tahunan 1) Mengadakan Open house 2) Membantu OSIS pada kegiatan Hari Besar Islam a) Merayakan hari-hari besar Islam seperti : 1 Muharram, Maulid Nabi Muhammad, Isra Mi’raj, Shalat Iedul Fitri dan Iedul Adha. b) Mengadakan buka puasa bersama (pada bulan Ramadhan) c) Membuat edaran peringatan hari besar Islam. 3) Mengadakan kegiatan pada bulan Suci Ramadhan a) Mengadakan pesantren kilat.
47
b) Mengadakan tadarus Al-Qur’an di sekolah atau masjid. c) Mengadakan buka puasa bersama. d) Mengadakan zakat fitrah. 4) Mengadakan Gathering 5) Mengadakan tafakkur alam 6) Mengadakan LDKR (Latihan Dasar Kepemimpinan Rohis)
C. Deskriptif Data Aktif Mengikuti Kegiatan Mentoring Yang Diadakan Rohis No
1
Frequency kadang-kadang Sering Selalu Total
5 11 14 30
Percent Valid Percent 16.7 36.7 46.6 100.0
16.7 36.7 46.6 100.0
Cumulative Percent 16.7 53.4 100.0
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang sering aktif mengikuti kegiatan mentoring yang diadakan rohis sebanyak 36.7%, yang menyatakan selalu mengikuti kegiatan mentoring sebanyak 46.6% dan sisanya adalah responden yang kadang-kadang mengikuti kegiatan mentoring. Mentoring Dapat Meningkatkan Pengetahuan Siswa Tentang Islam No
2
Frequency Setuju Sangat Setuju Total
12 18 30
Percent Valid Percent 40.0 60.0 100.0
40.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang menjawab
sangat
setuju
dengan
pernyataan
mentoring dapat
meningkatkan pengetahuan tentang Islam sebanyak 60% , dan yang menyatakan setuju sebanyak 40%. Hal ini membuktikan bahwa semua
48
responden menyatakan setuju bahwa mentoring dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang Islam. Materi saat mentoring membantu saya dalam memahami dan meningkatkan nilai pelajaran agama di sekolah. No
3
Frequency Percent Valid Percent Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
23 7 30
76,6 23,4 100.0
76,6 23,4 100.0
Cumulative Percent 76,6 100.0
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang menjawab sangat
setuju dengan pernyataan
mentoring dapat
meningkatkan pengetahuan tentang Islam sebanyak 76,6% , dan yang menyatakan setuju sebanyak 23,4%. Hal ini membuktikan bahwa semua responden menyatakan setuju bahwa mentoring dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang Islam. Kegiatan Mentoring Sangat Membosankan dan Membuat Jenuh No
4
Frequency Percent Valid Percent Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Dari tabel tersebut dapat
Cumulative Percent 76,6 100.0
23 76,6 76,6 7 23,4 23,4 30 100.0 100.0 dipahami bahwa prosentase terbesar adalah
76.6% siswa menjawab tidak setuju, 23.4% siswa menjawab sangat tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju jika kegiatan mentoring dikatakan sangat membosankan dan membuat jenuh. Senang Dengan Kegiatan Nasyid / Marawis Yang Diadakan Oleh Rohis No 5
Frequency Percent Setuju
15
50.0
Valid
Cumulative
Percent
Percent
50.0
50.0
49
Sangat Setuju
15
50.0
50.0
Total
30
100.0
100.0
100.0
Dari tabel dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 50% siswa menjawab setuju, 50% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan hal yang sama sangat setuju dan setuju senang dengan kegiatan marawis yang diadakan Rohis. Saya aktif dalam mengikuti kegiatan nasyid/marawis yang diadakan oleh Rohis
No
6
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
9 21 30
30.0 70.0 100.0
30.0 70.0 100.0
Cumulative Percent 30.0 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 70% siswa menjawab sangat setuju, 30% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju aktif dalam kegiatan nasyid marawis. Senang Mengikuti Kegiatan Tafakkur Alam yang diadakan setiap tahun
No
7
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
19 11 30
63.3 36.7 100.0
63.3 36.7 100.0
Cumulative Percent 63.3 100.0
Dari tabel dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 63.3% siswa menjawab setuju, 36.7% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan setuju senang mengikuti kegiatan Tafakkur Alam yang diadakan setiap tahun.
50
Kegiatan Tafakkur Alam dapat meningkatkan rasa syukur saya terhadap nikmat yang telah diberikan Allah Swt
No
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
8
9 21 30
30.0 70.0 100.0
30.0 70.0 100.0
Cumulative Percent 30.0 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 70% siswa menjawab sangat setuju, 30% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan Tafakkur Alam dapat meningkatkan rasa syukur saya terhadap nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Senang mengikuti kegiatan Mabit yang diadakan setiap tahun No
9
Frequency Percent Valid Percent Setuju 17 56.7 Sangat Setuju 13 43.3 Total 30 100.0 Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa
Cumulative Percent 56.7 100.0
56.7 43.3 100.0 prosentase terbesar adalah
56.7% siswa menjawab setuju, 43.3% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa semua siswa menyatakan bahwa senang mengikuti kegiatan MABIT yang diadakan setiap tahun. MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa) dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan saya sebagai seorang muslim No
10
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
8 22 30
26.7 73.3 100.0
26.7 73.3 100.0
Cumulative Percent 26.7 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 73.3% siswa menjawab sangat setuju, 26.7% siswa menjawab sangat setuju.
51
Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan setuju bahwa MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa) dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan seorang muslim. Senang Dengan Kegiatan LDKR( Latihan Dasar Kepemimpinan Rohis) No
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Tidak Setuju Total
11
16 13 1 30
53.3 43.3 3.4 100.0
53.3 43.3 3.4 100.0
Cumulative Percent 53.3 96.6 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 53.3% siswa menjawab setuju, 43.3% siswa menjawab sangat setuju. Dan prosentase terkecil adalah 3,4% siswa menjawab tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju senang dengan kegiatan LDKR(Latihan Dasar Kepemimpinan Rohis).
Senang mengikuti kegiatan LDKR No
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
12
2 28 30
7.7 93.3 100.0
7.7 93.3 100.0
Cumulative Percent 7.7 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 93.3% siswa menjawab sangat setuju, 7.7% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa hampir seluruh siswa menyatakan sangat senang mengikuti kegiatan LDKR LDKR Dapat Memberikan Banyak Manfaat dan Menambah Pengetahuan Tentang Dasar Kepemimpinan No
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
52
13
Setuju Sangat Setuju Total
17 13 30
56.7 43.3 100.0
56.7 43.3 100.0
56.7 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 56.7% siswa menjawab setuju, 43.3% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa semua siswa menyatakan bahwa LDKR dapat membeikan banyak manfaat dan menambah pengetahuan tentang dasar kepemimpinan. Hadir Ketika Peringatan Hari Besar Islam di Sekolah (PHBI) No
14
Frequency Percent Valid Percent Kadang-kadang Sering Selalu Total
2 7 21 30
6.7 23.3 70.0 100.0
6.7 23.3 70.0 100.0
Cumulative Percent 6.7 30.0 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 70% siswa menjawab selalu, 23.3% siswa menjawab sering. Dan prosentase terkecil adalah 6.7% siswa menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu hadir ketika peringatan hari besar Islam di sekolah. Semangat menjadi panitia PHBI yang dilaksanakan sekolah No
15
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
17 13 30
56.7 43.3 100.0
56.7 43.3 100.0
Cumulative Percent 56.7 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 56.7% siswa menjawab setuju, 43.3% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini memyatakan semangat menjadi panitia PHBI yang dilaksakan sekolah.
53
Harus mempertanggung jawabkan LPJ dalam bentuk dokumen kepada seluruh anggota Rohis No
16
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
17 13 30
56.7 43.3 100.0
56.7 43.3 100.0
Cumulative Percent 56.7 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 56,7% responden menjawab Setuju, 43,3% responden menjawab sangat Setuju. Hal ini membuktikan bahwa hampir semua siswa menyatakan Setuju harus mempertanggung jawankan LPJ kepada seluruh anggota Rohis. Kegiatan LPJ(Laporang Pertanggung Jawaban) yang Dilaksanakan Setiap Tahun Dapat Melatih Sikap Siswa Agar Dapat Jujur dan Bertanggung No
17
Frequency Percent Valid Percent Setuju 18 60.0 Sangat Setuju 12 40.0 Total 30 100.0 Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa
Cumulative Percent 60.0 100.0
60.0 40.0 100.0 prosentase terbesar adalah
60% siswa menjawab setuju, 40% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa semua siswa menyatakan setuju bahwa kegiatan LPJ (Laporang Pertanggung Jawaban) yang dilaksanakan setiap tahun dapat melatih sikap siswa agar dapat jujur dan bertanggung jawab. Yakin Bahwa Allah Swt Selalu Mengawasi Saya No
18
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
2 28 30
7.7 93.3 100.0
7.7 93.3 100.0
Cumulative Percent 7.7 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 93.3% siswa menjawab sangat setuju, 7.7% siswa menjawab setuju. Hal ini
54
membuktikan bahwa hampir seluruh siswa menyatakan sanagat setuju yakin bahwa Allah akan selalu mengawasi makhluknya Percaya Bahwa Setiap Perbuatan Manusia Baik Maupun Buruk, Ada Malaikat Yang Mencatatnya No
19
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
2 28 30
7.7 93.3 100.0
7.7 93.3 100.0
Cumulative Percent 7.7 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 93.3% siswa menjawab sangat setuju, 7.7% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa seluruh siswa menyatakan sanagat setuju percaya bahwa setiap perbuatan manusia baik maupun buruk ada malaikat yang mencatatnya. Al-Qur'an Merupakan Pedoman Hidup Bagi Umat Islam Yang Bersumber Dari Allah SWT No
Frequency Percent Valid Percent
20 Sangat Setuju Total
30 30
100.0 100.0
100.0 100.0
Cumulative Percent 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 100% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa seluruh siswa menyatakan sangat setuju percaya bahwa al-Qur'an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam yang bersumber dari Allah SWT. Meyakini Bahwa Nabi Muhammad Sebagai Rasul Allah No
Frequency Percent Valid Percent
21 Sangat Setuju Total
30 30
100.0 100.0
100.0 100.0
Cumulative Percent 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 100% responden menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa semua
55
responden menyatakan sangat setuju yakin bahwa Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah. Tidak Percaya Dengan Adanya Hari Akhir/kiamat No
22
Frequency Percent Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
5 25 30
16.7 83.3 100.0
Valid Percent 16.7 83.3 100.0
Cumulative Percent 16.7 100.0
Dari tabel dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 83.3% responden menjawab Sangat Tidak Setuju, 16.7% responden menjawab Tidak Setuju. Hal ini membuktikan bahwa hampir semua siswa menyatakan Sangat Tidak Setuju terhadap pernyataan tidak percaya dengan adanya hari akhir/kiamat Meyakini Bahwa Allah Swt Telah Menentukan Qadha Dan Qadar Untuk Setiap Manusia No
23
Frequency Percent Valid Percent Setuju Sangat Setuju Total
3 27 30
10.0 90.0 100.0
10.0 90.0 100.0
Cumulative Percent 10.0 100.0
Dari tabel dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 90% siswa menjawab sangat setuju, 10% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa hampir semua siswa menyatakan sangat setuju meyakini bahwa Allah SWT telah menentukan Qadha dan qadar untuk setiap manusia. Mengerjakan Shalat Lima Waktu Setiap Hari No
24
Frequency Percent Valid Percent Kadang-kadang Sering Selalu Total
2 2 26 30
6.6 6.6 86.8 100.0
6.6 6.6 86.8 100.0
Cumulative Percent 6.6 13.2 100.0
56
Dari table dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 86.8% siswa menjawab Selalu, 6.6% siswa menjawab Sering dan Kadang-Kadang. Hal ini membuktikan bahwa hampir setengahnya siswa sering mengerjakan shalat lima waktu setiap hari. Mengerjakan sholat duha pada waktu istirahat sekolah dan shalat tahajud pada malam hari. No
25
Frequency Percent Valid Percent Kadang-kadang Tidak Pernah Sering Selalu Total
24 2 1 3 30
80.0 6.7 3.3 10.0 100.0
80.0 6.7 3.3 10.0 100.0
Cumulative Percent 80.0 86.7 90.0 100.0
Dari table dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 80% siswa menjawab kadang-kadang , 10% siswa menjawab Selalu, 6.7% siswa menjawab Tidak Pernah, dan 3.3% siswa menjawab Sering. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menjawab Kadang-kadang shalat duha pagi hari dan bangun malam untuk mengerjakan shalat sunnah tahajud. Saya Akan Membatalkan Puasa Ketika Pulang Sekolah, Panas Dan Merasa Sangat Lelah No
26
Frequency Percent Valid Percent Kadang-kadang Tidak Pernah Total
5 25 30
16.7 83.3 100.0
16.7 83.3 100.0
Cumulative Percent 16.7 100.0
Dari tabel dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 83.3.% siswa menjawab Tidak Pernah, 16.7% siswa menjawab Kadang-Kadang. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menjawab Tidak Pernah membatalkan puasa ketika pulang sekolah, panas dan merasa sangat lelah.
57
Melaksanakan puasa senin-kamis pada setiap minggunya No
27
Frequency Percent Valid Percent Kadang-kadang Tidak Pernah Sering Selalu Total
18 1 6 5 30
60.0 3.3 20.0 16.7 100.0
60.0 3.3 20.0 16.7 100.0
Cumulative Percent 60.0 63.3 83.3 100.0
Dari table dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 60% siswa menjawab Kadang-kadang, 20% siswa menjawab Sering, 16.7% siswa menjawab Selalu dan prosentase terkecil ialah 3.3% siswa menjawab Tidak Pernah. Hal ini membuktikan bahwa lebih dari setengahnya siswa menjawab kadang-kadang
untuk
melaksanakan
puasa
senin-kamis
pada
setiap
minggunya. Giat Membaca Al-Qur'an Setiap Hari
No
28
Frequency Percent Valid Percent Kadang-kadang Sering Selalu Total
4 20 6 30
13.3 66.7 20.0 100.0
13.3 66.7 20.0 100.0
Cumulative Percent 13.3 80.0 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 66.7% siswa menjawab Sering, 20% siswa menjawab Selalu, dan prosentase terkecil ialah 13.3% siswa menjawab Kadang-Kadang. Hal ini membuktikan bahwa hampir setengahnya siswa menjawab Sering pada pernyataan giat membaca Al-Qur'an setiap hari. Membaca Yasin setiap malam jumat di setiap minggunya
No 29
Frequency Percent Valid Percent Kadang-kadang
4
13.3
13.3
Cumulative Percent 13.3
58
Sering Selalu Total
20 6 30
66.7 20.0 100.0
66.7 20.0 100.0
80.0 100.0
Dari tabel 4.30 di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 66.7% siswa menjawab Sering, 20% siswa menjawab Selalu, dan prosentase terkecil ialah 13.3% siswa menjawab Kadang-Kadang. Hal ini membuktikan bahwa hampir setengahnya siswa menjawab Sering pada pernyataan membaca Yasin di setiap minggunya. Ketika orang tua menasehati dan memarahi, maka saya akan mendengarkannya.
No
30
Frequency Percent Setuju Sangat Setuju Total
16 14 30
53.3 46.7 100.0
Valid Percent 53.3 46.7 100.0
Cumulative Percent 53.3 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 53.3% siswa menjawab Setuju , 46.7% siswa menjawab Sangat Setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian siswa Setuju jika mendengarkan apabila sedangdinasehati atau dimarahi orang tua. Ketika Sedang Asyik Bermain, Ibu Meminta Saya Membelikan Sesuatu, Maka Saya Menolaknya Dan Menyuruh Orang Lain Untuk Membelinya
No
31
Frequency Percent Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
16 14 30
53.3 46.7 100.0
Valid Percent 53.3 46.7 100.0
Cumulative Percent 53.3 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 53.3% siswa menjawab Tidak Setuju , 46.7% siswa menjawab Sangat Tidak
59
Setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian siswa Tidak Setuju jika menolak perintah dari ibu untuk membelikan sesuatu dan menyuruh orang lain untuk menggantikannya. Apabila Bertemu Dengan Guru Maka Saya Akan Berpura-Pura Tidak Melihatnya
Frequency Percent
No 32
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
8 22 30
26.7 73.3 100.0
Valid Percent 26.7 73.3 100.0
Cumulative Percent 26.7 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 73.3% siswa menjawab Sangat Tidak Setuju , 26.7% siswa menjawab Tidak Setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian siswa Sangat Tidak Setuju apabila bertemu dengan guru, akan berpura-pura tidak melihatkan. Ketika bertemu guru, maka saya mengucapkan salam dan mencium tanganya.
No
33
Frequency Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
Sering
14
46.7
46.7
46.7
Selalu
16
53.3
53.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 53.3% siswa menjawab Saelalu, 46.7% siswa menjawab sering. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sering mengucapkan salam dan mencium tanganya setiap bertemu.
60
Menjenguk teman satu kelas ketika sakit. No
Frequency Percent Valid Percent Selalu Sering Total
34
6 24 30
20.0 80.0 100.0
20.0 80.0 100.0
Cumulative Percent 20.0 100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 80% siswa menjawab Sering, dan 20% siswa menjawab selalu. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menjawab sering menjenguk teman sekelas apabila sedang sakit. Ketika Ada Teman Yang Sedang Membutuhkan Bantuan, Saya Tidak Pernah Peduli
No
35
Frequency Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
Tidak Setuju
14
46.7
46.7
46.7
Sangat Tidak Setuju
16
53.3
53.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa prosentase terbesar adalah 53.3% siswa menjawab Sangat Tidak Setuju , 46.7% siswa menjawab Tidak Setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa menyatakan Sangat Tidak setuju ketika ada teman yang sedang membutuhkan bantuan, dan tidak pernah memperdulikannya. D. Hasil Penelitian Untuk mengetahui hasil dari penelitian, maka penulis memberikan angket kepada 30 Siswa Anggota Rohis MAN 11 Jakarta, serta wawancara kepada pembina rohis yang kemudian dianalisa untuk mengetahuiseberapa besar pengaruh kegiatan rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa. Hasil jawaban dari 30 responden mengenai kegiatan rohis dalam meningkatkan sikap keberagamaan yang terdiri dari 17 unsur pertanyaan,
61
jawaban tersebut kemudiaan akan dianalisa oleh penulis dengan menggunakan jumlah prosentase jawaban. Dari data yang dikumpulkan (Lihat lampiran 7) bahwa rohis memiliki kegiatan yang baik mengenai di MAN 11 Jakarta, penulis menyimpulkan demikian berdasarkan pada hasil jawaban seluruh responden yang berjumlah 30 siswa 17 pertanyaan yang menjawab “selalu“ sejumlah 370 atau 61,4 x100), “sering” sejumlah 195 atau 32,3 persen (
persen (
),
kemudian disusul jawaban “kadang-kadang” sejumlah 36 atau 5,9 persen ( x100), selebihnya yang menyatakan “tidak pernah” sejumlah 2 atau 0,3 persen (
x100).
Hasil jawaban dari 30 responden terhadap sikap keberagamaan siswa terdiri dari 18 unsur pertanyaan, jawaban tersebut kemudiaan akan dianalisa oleh penulis dengan menggunakan jumlah prosentase jawaban, kesemuanya itu tertuang dan tertuai hasilnya pada lampiran 8. Sedangkan dari data yang dikumpulkan bahwa peningkatan sikap keberagamaan siswa oleh kegiatan Rohisdi MAN 11 Jakarta, penulis menyimpulkan demikian berdasarkan pada hasil jawaban seluruh responden yang berjumlah 30 siswa 18 pertanyaan yang menjawab “selalu“ sejumlah 265 atau 49,1 persen (
x100), “sering” sebanyak 168atau 31,1 persen (
), kemudian disusul jawaban “kadang-kadang” sejumlah 105 atau 19,4 persen (
x100), selebihnya yang menyatakan “tidak pernah” sejumlah
2 atau 0,4 persen (
x100). (Lihat Lampiran 9).
1. Uji Validitas Uji Validitas digunakan sebagai uji prasyarat untuk mengetahui apakah data yang akan dipakai untuk pengujian hipotesis merupakan data valid atau tidak. Untuk itu data kuesioner yang telah di dapat, harus diuji validitasnya terlebih dahulu.Dalam uji validitas ini, butir pertanyaan yang dianggap valid adalah r hitung > r tabel.
62
n XY X . Y
r=
n. X
X . n. Y 2 Y 2
2
2
Keterangan : rhitung
= koefisien korelasi
X
= Jumlah skor item
Y
= Jumlah skor total (seluruh item)
n
= Jumlah responden
a. Uji Validitas X (Kegiatan Rohis) Keterangan : maka r
hitung>r
dengan ketentuan
table
dengan besar rtabel = 0.325 maka varians butir item variabel (x) dapat dikatakan valid.(Lihat lampiran 10)
b. Uji ValiditasY (Sikap keberagamaan siswa) Keterangan maka r
hitung>r
table
dengan ketentuan
dengan besar rtabel = 0.325 maka varians butir item variabel (y) dapat dikatakan valid. (Lihat Lampiran 12).
2. Uji Realibilitas Uji reliabilitas berfungsi untuk meyakinkan apakah instrumen yang dipakai dapat dipercaya untuk menggali data atau tidak. Pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dengan koefisien Cronbach’s Alpha dan corrected item total correlation
a. Uji Realibialitas X (Kegiatan Rohis) Total varians score tiap butir pertanyaan = 6,1 Mencari varians total : St = St² =
∑
(
–
)
.
/(
)
63
(Reliabel karena nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel product yaitu 0.86>0,7).( Lihat Lampiran 13)
b. Uji Reabilitas Variabel Y (Sikap keberagamaan siswa), dengan menggunakan metode Cronbach Alpha, sebagai berikut: Total varians score tiap butir pertanyaan = 6,23 Mencari varians total: ∑
Si
(
)
Si
=Varians skor tiap-tiap item
∑Xi2
= Jumlah kuadrat item Xi
(∑Xi)2
= Jumlah item Xi dikuadratkan
N
= Jumlah responden
Mencari Reabilitas Variabel = rca= (
)(
∑
)
K
= Jumlah Total
Si
= Varians Total
∑Si
= Jumlah Varians skor tiap-tiap item (Reliabel karena nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel
product moment yaitu 0.9 >0,7). (Lihat Lampiran 15).
3. Koefisien korelasi Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan bentuk dan jenis pengaruh korelasi antara Pengaruh kegiatan Rohis dalam peningkatan sikap kebergamaan siswa, dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Dimana :
rxy2
: Koefisien korelasi antara x dan y
n
: Jumlah responden
64
rxy
= = =
x
: Jumlah skor x
y
: Jumlah skor y
x2
: Jumlah kuadrat seluruh skor x
y2
: Jumlah kuadrat seluruh skor y ( ∑ ) (∑ )
∑ √,
∑
(∑ ) *
∑ –(
√ √
(
(∑ ) +)(
)
) √
(
)
.
= = 0,81 Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan rumus koefisien korelasi yang didapat yaitu 0.81 yang berarti ada pengaruh yang kuat atau tinggi antara kegiatan Rohis dalam peningkatan sikap keberagamaan siswa. Tabel 4.21 Nilai Korelasi NO
Batasan Nilai Korelasi
Tingkat Korelasi
1
0, 80 – 1, 00
Sangat Kuat
2
0, 60 – 0, 799
Kuat
3
0,40 – 0, 599
Kurang Kuat
4
0,20 – 0,399
Lemah
5
0,00 – 0,199
Sangat Lemah
Sumber : Sugiono, ( 2008:14 ) 4. Koefisien determinasi Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kegiatan rohis terhadap sikap keberagaman siswa. Dihitung dengan rumus uji koefisien determinasi sebagai berikut :
65
Kd
= Koefisien Determinasi
r
= Koefisien Korelasi antara X dan Y
Kd
=
Kd
=
Kd
= 0.66 x 100%
Kd
= 66%
x 100%
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi adalah 66% artinya angka di atas menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara kegiatan ROHIS terhadap sikap keberagamaan siswa, sehingga kegiatan ROHIS mempengaruhi sikap keberagamaan siswa sebesar 66% sedangkan sisanya 34% disebabkan oleh faktor lain.
5. Uji Signifikan Berdasarkan hasil korelasi tersebut diperoleh angka 0,81 dan termasuk dalam kategorisangat kuat. Artinya dari 30 anggota ROHIS terdapat pengaruh yang sangat kuat (signifikan) terhadap sikap keberagamaan siswa. Untuk menganalisis uji signifikan ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Tahap-tahap tersebut sebagai berikut: a. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang dirumuskan peneliti pada adalah sebagai berikut : H0: r ≤ 0, berarti tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel X (kegiatan ROHIS) dengan variabel Y (sikap keberagamaan) Ha: r > 0, berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel X (kegiatan ROHIS) dengan variabel Y (sikap keberagamaan siswa) Kriteria Uji: 1) Jika t hitung ≤ ttabel , berarti H0 diterima, Ha ditolak 2) Jika t hitung >ttabel, berarti H0 ditolak, Ha diterima Interpretasi Taraf Signifikan:
66
1) Apabila t
hitung
>ttabel pada taraf signifikan 1% berarti hubungan
antar variabel sangat signifikan 2) Apabila t
hitung
>ttabel pada taraf signifikan 5%, berarti hubungan
antara variabel signifikan.
b. Menentukan Taraf Nyata atau Tingkat Kesalahan (α) Dengan Derajat Bebas df = n-k atau df=n-2 Taraf nyata yang ditetapkan peneliti adalah 5% dengan derajat bebas (df) = 30-2 = 28 Rumus uji signifikansi adalah sebagai berikut. t= √ t=
√ √
t=
t =0,81 x 9,1 t =7,4 harga t
hitung
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel.
Untuk 5 % di uji dua pihak dengan dk = n – 2 = 30 – 2 = 28, maka diperoleh t tabel = 2,05
7,4
2.05
67
c. Menentukan Keputusan Uji Statistik Untuk Koefisien Korelasi Dari perhitungan serta gambar diatas dapat diketahui bahwa t hitung
(7,4) lebih besar dari (2,05) pada taraf signifikan 5% jatuh atau
berada didaerah penerimaan Ha (untuk uji pihak kanan) maka dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.Jadi hipotesis yang diajukan peneliti diterima, yaitu “Terdapat pengaruh yang sangat Signikan Antara Kegiatan ROHIS terhadap sikap keberagamaan siswa”
E. Pembahasan Sebagaimana yang kita ketahui kegiatan Rohis identik dengan kegiatan keagamaan, jadi dalam hal ini tidak semua siswa tertarik dalam mengikuti kegiatan Rohis ini.Umumnya yang menjadi anggota Rohis siswa yang latar belakang keluarganya agamis.Tetapi ada juga siswa yang ingin mendalamkan keagamaanya dan bergabung dalam ekskul Rohis.Dan sebagian siswa juga tertaik masuk Rohis karena melihat dampak dari acara-acara Rohis yang pernah diadakan.5 Sikap keberagamaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah berkaitan dengandimensi atau pokok-pokok Islam yang secara garis besar dibagi menjadi tigayaitu Aqidah, Ibadah, dan Akhlak.Sikapkeberagamaan bermacammacam nilainya tergantung pada pelaksanaan darisetiap manusia itu sendiri. Hal ini tercermin pula dalam pendidikan nasionalyaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab. Anggota Rohis MAN 11 Jakarta Aqidah dan kenyakinan yang diyakini oleh
anggota
Rohis
adalah
Ahlussunnah
Waljama’ah,
Ahlussunnah
Waljama’ah berarti keluarga Islam yang menegakkan sunnah dan selalu berjamaah. Faham ini sebenarnya umum, namun terkadang banyak yang disalah artikan dengan menyebut Ahlussunnah Waljama’ah ini hanya terdiri dari beberapa sakte saja.Dari segi ibadah anak-anak masih istiqomah dalam 5
Hasil wawancara dengan Pembina Rohis pada hari Kamis, 21 Agustus 2014
68
menjaga ibadah wajib maupun sunnah. Terbukti dengan mereka selalu menyempatkan shalat berjamaah.Dan sebagian mereka juga ada yang selalu melakukan shalah Dhuha. Dan untuk puasa sunnah Senin dan Kamis kebanyakan mereka menjalankan ibadah puasa. Dan akhlak para siswa yang mengikuti kegiatan Rohis sangat baik, mereka selalu berusaha melakukan ibadah tepat waktu, dan tidak ada siswa yang terlibat tawuran, tidak mengkonsumsi minuman keras dan narkoba, dan mereka juga tidak pacaran serta memiliki rasa malu. 6 Kegiatan keagamaanpun berjalan dengan didasari sikap toleransi antar umat beragama.Bahkan menurut Muhaimin, diperlukan pula kerjasama yang harmonis daninteraktif diantara para warga sekolah dan para tenaga kependidikan yang adadi dalamnya.7 Dengan adanya kerjasama seluruh komponen di sekolah,diharapkan akan melahirkan suatu budaya sekolah yang kuat dan bermutu. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pengujian hipotesis tentang pembinaan sikapkeberagamaan melalui kegiatan pendidikan Agama Islam maka dapat diperoleh hasil H0 ditolak dan Ha diterima.Jadi hipotesis yang diajukan peneliti diterima, yaitu “Terdapat pengaruh yang sangat Signikan Antara pengaruh kegiatan ROHIS terhadap sikap keberagamaan siswa” Jadi Kegiatan rohis dapat memberikan kontribusi pada peningkatan sikap keberagamaan di MAN 11 Jakarta. Dan hal ini juga ditunjang dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Rohis. Seperti mentoring, keputrian, MABIT, tafakur alam, perayaan hari besar islam, LDKR, dan lain sebagainya.
6
Hasil wawancara dengan Pembina Rohis pada hari Kamis, 21 Agustus 2014 Muhaimin, Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Madrasahdan Perguruan Tinggi, Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2009, h. 59. 7
Sekolah,
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan
hasil penelitian serta pengujian
hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat antara kegiatan rohis dalam peningkatan sikap keberagaman siswa. Hal ini didasarkan pada : 1. Kegiatan rohis dapat pula memberikan kontribusi pada peningkatan sikap keberagamaan di MAN 11 Jakarta. Hal ini karena ditunjang dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Rohis. Seperti mentoring, keputrian, MABIT, tafakur alam, perayaan hari besar islam, LDKR, dan lain sebagainya. 2. Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh kegiatan rohis dalam peningkatan sikap keberagaman siswa di MAN 11 JAKARTA secara keseluruhan dapat dikatakan memiliki pengaruh yang sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari hasil korelasi antara variabel X (Kegiatan Rohis) dan variabel Y (peningkatan sikap keberagaman siswa), dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,81. Hal ini menunjukan bahwa terjadi pengaruh yang sangat kuat antara kegiatan rohis dengan keberagamaan siswa karena nilai r berada direntang antara 0, 80 – 1, 00. Sedangkan arah pengaruhnya adalah positif karena nilai r positif berarti semakin sering siswa mengikuti kegiatan rohis maka semakin meningkatkan sikap keberagamaan pada diri siswa. Adanya pengaruh tersebut dinyatakan dengan adanya kontribusi variabel X (Kegitan rohis), dengan Variabel Y (Sikap keberagamaan siswa) melalui kofisien
determinasi.Dari
hasi
perhitungan
koefisien
determinasi
sebagaimana telah diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 66%. Perolehan koefisien determinasi ini menunjukan bahwa kegiaan organisasi rohani islam dapat memberikan kontribusi yang tergolong sanagat kuat terhadap peningkatan sikap keberagamaan siswa.
69
70
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa variabel kegiatan Rohis berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan sikap keberagamaan siswa. Implikasinya adalah semua kegiatan yang termasuk program kegiatan Organisasi Rohani Islam (Rohis) sudah seharusnya dapat memberikan dampak yang positif terhadap perilaku keberagamaan siswa. Banyak kegiatan Rohis yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan sikap keberagamaan siswa, adapun diantaranya yaitu; 1) Kegiatan mentoring, kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan perilaku keberagamaan siswa, karena kegiatan ini dapat memantau sikap maupun ibadah siswa secara lebih intensif, dan kegiatannya bersifat continue. Tetapi tidak sedikit dari para anggota Rohis yang merasa jenuh terhadap kajian itu, alangkah lebih baiknya jika kegiatan itu diwarnai dengan kegiatan-kegiatan yang lebih menarik dan bervariatif. 2) Kegiatan Tafakur Alam, kegiatan ini ternyata dapat membuat para anggota rohis merasa antusias ingin mengikutinya, dan kegiatan ini sangat berpengaruh positif terhadap perilaku keagamaan siswa, karena selain siswa diberi banyak pengetahuan tentang Islam, siswapun bisa langsung mentafakkuri dibalik keindahan alam semesta melalui studi wisata ini. 3) Kegiatan MABIT yaitu malam bina iman dan takwa yang biasanya dilaksanakan dalam ruang lingkup sekolah dan terkadang di luar sekolah. Kegiatan ini dapat memberikan efek positif terhadap sikap keberagamaan siswa, dan kiranya agar kegiatan ini dapat dipertahaatannkan. 4) Selanjutnya kegiatan Rohis yaitu Bakti sosial yang biasa disebut BAKSOS, kegiatan ini banyak memberikan manfaat, karena melalui kegiatan ini dapat melatih siswa agar terbiasa bersedekah terhadap orang-orang yang masih membutuhkan uluran tangan kita. Dan kegiatan ini juga dapat mempengaruhi siswa dari segi emosionalnya, siswa dapat memiliki rasa sosial yang tinggi. Tetapi sayangnya kegiatan ini masih jarang dilakukan oleh anggota Rohis, hendaknya kegiatan ini lebih ditingkatkan lagi.
71
C. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di sekolah MAN 11 Jakarta, maka penulis dapat memberikan saran yang mungkin dapat meningkatkan mutu dan kualitas kegiatan organisasi Rohani Islam tersebut: 1. Kiranya agar sekolah lebih memperhatikan dan memberi dukungan untuk terselenggaranya kegiatan Rohani Islam di sekolah. Karena kegiatan tersebut memiliki pengaruh positif dalam membina dan menata perilaku keberagamaan siswa. 2. Hendaknya kegiatan Rohis khususnya pada kegiatan kejian mentoring, agar diselingi dengan hal-hal yang lebih variatif lagi seperti diadakan games atau cerita teladan dari pengalaman seseorang, forum diskusi agar lebih menarik. Dan di dalam diskusi diadakan studi kasus terutama pada masalah-masalah teraktual pada masa kini. Hal ini berupaya agar dapat menghilangkan rasa kejenuhan dan memberikan daya tarik serta memotivasi siswa yang mengikuti kegiatan Rohani Islam (ROHIS). 3. Adakan pengkaderan untuk menyiapkan regenerasi selanjutnya yang akan meneruskan kepengurusan dakwah di sekolah. 4. Dalam kegiatan LDKR (Latihan Dasar Kepemimpinan Rohis) hendaknya diadakan materi tentang leadership agar para siswa mendapat wawasan atau ilmu tentang berorganisasi yang lebih baik lagi, karena dari hasil observasi penulis, kepengurusan Rohis ini masih belum terlaksana secara optimal. 5. Adakan kunjungan silaturahim antar kegiatan Rohis dengan sekolah lain, hal ini agar terjalin hubungan persaudaraan yang harmonis dan menambah hazanah keilmuan Rohis dalam berorganisasi di sekolah. 6. Memperkenalkan kegiatan Rohis ini dengan aktif kepada adik-adik kelas, dengan cara mengedepankan akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga dakwah Rohis ini membawa dampak yang positif sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. 7. Menyajikan tontonan-tontonan tentang sejarah Islam atau pun yang membahas tentang kisah-kisah teladan.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Syamsuddin, Agama dan Masyarakat, Pendekatan Sosiologi Agama, Ciputat: Logos wacana Ilmu, 1997 Abdullah, Taufik dan M. Rusli Karim, ed. Metodologi Penelitian Agama, Sebuah Pengantar , Yogyakarta: Tiara Wacana, 1989 Ali, M. Sayuthi, Metodologi Penelitian Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002 Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam; Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Arief, Armai, Ilmu Pendidian Islam, Jakarta: PT. Wahana Kardofa, 2010 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993 _________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993 Aziz Ahyadi, Abdul, Psikologi Umum dan Kepribadian Muslim Pancasila, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001 Aziz Samudra, Azhari dan Setia Budi, Eksistensi Rohani Manusia, Jakarta : Yayasan Majelis Ta’lim HDH, 2004 Bajtan Adz-Dzaky, Handani, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002 D. Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1989 Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta : PT. Gunung Agung, 2001 _________, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta: CV Ruhama,1994 Departemen Agama R.I., Kegiatan Ekstrakulikuler dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah: Panduan Untuk Guru dan Siswa, Jakarta: Depag RI, 2004 Depag. RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Derektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 2001 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1992
72
73
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997 Febriansyah, Habib, Peran Rohis Dalam Peningkatan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Pondok Ranji Ciputat, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, tidak dipublikasikan Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung: Refika Ditama, 2004 H. Thoules, Robert, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo, 1995 Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: PT Bumi Aksara, 2005 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jogjakarta: Kansius, 1994 _________, Kapita Selekta Pendidikan Islam Di Indonesia Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996 http://tuman11.blogspot.com/2012/06/madrasah-aliyah-negeri-man-11lebak.html http://tuman11.blogspot.com/2012/06/visi-misi.html Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996 Jalaluddin, Psikologi Agama, (akarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996 Ketut, Dewa Sukardi dan Desak Made Sumiati, Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan di Sekolah, Jakarta: CV. Rineka Cipta, 1990 Koesmarwanti, Nugroho Widiyanto, Dakwah Sekolah di Era Baru, Solo: Era Inter Media, 2000 M. Jalaluddin Mahfudz, Syekh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2004 M. Subana, dkk, Statistik Pendidian, Bandung : CV. Pustaka Setia, 2000 M.I Soelaiman, Pendidikan Dalam Keluarga, Bandung : CV Alvabeta, 2001 Mahfud, Ade Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam melalui Kegiatan Rohis, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2009
74
Mulyana, Rohmat, Mengartikulasi Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, 2004 Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 Nata, Abuddin, Ilmu Pendidian Islam, Jakarta: Kencana, 2010 Neni Iska, Zikri, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta : Kiki Brother’s, 2006 _________, Psikologi Umum, Jakarta: Kiki Brother’s, 2006 Noer, Hery, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos, 1995 Pedoman Penulisan Skripsi, Ciputat: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011 Program Kerja MAN 11 Jakarta Purwodarminto, Kamus umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1978 Ramayulis, IIlmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2004 _________, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta,Kalam Mulia,2001 _________, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002 Rohim Faqih, Ainur, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII Press, 2001 Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996 Shihab, Quraisy, Membumikan Al-Qur 'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan, Ciputat: Lentera Hati,2011 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000 Sugiono, Metode Penelitian Pendidian, Bandung: Alfabeta, 2010 Surakhmad, Winarto, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung ; Jemmars, 1980 Sururin, Ilmu Jiwa Agama. Jakarta. 2004,PT. Raja Grafindo Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
75
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2002 Winkel, Ws., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1984 Wirawan Sarwono, Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013
DOKUMENTARSI
1. Papan Nama Madrasah
2. Wawancara Dengan Pembina dan Pengurus Rohis
3. Pengisian Angket
4. Arahan dari Pembina Rohis
Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN Responden yang terhormat, Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya : Nama
: Ahmad Fuad Basyir
NIM
: 109011000138
Fakultas / Jurusan
: FITK / Pendidikan Agama Islam (PAI)
Konsentrasi
: Pemikiran
Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kegiatan Rohis Dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa Di MAN 11 Jakarta”. Adapun
kuesioner/angket
ini
disebarkan
dengan
tujuan
untuk
mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian ini. Untuk itu saya mohon kepada responden agar bersedia mengisi kuesioner penelitian ini, dengan menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Atas perhatian dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.
A. Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah “basmallah” sebelum memulai pengisian angket ini. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan keadaan. 3. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai anda, maka jawablah dengan jujur. 4. Akhiri pengisian angket ini dengan ucapan “hamdalah”.
B. Kuesioner/angket Kegiatan Rohani Islam 1. Saya aktif mengikuti kegiatan mentoring yang diadakan Rohis. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
2. Mentoring dapat meningkatkan pengetahuan saya tentang Islam. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
3. Materi
saat
mentoring
membantu
saya
dalam
memahami
dan
meningkatkan nilai pelajaran agama di sekolah. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
4. Kegiatan mentoring sangat membosankan dan membuat saya menjadi jenuh. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
5. Saya senang dengan kegiatan nasyid / marawis yang diadakan oleh Rohis. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
6. Saya aktif dalam mengikuti kegiatan latihan nasyid / marawis yang diadakan Rohis. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
7. Saya senang mengikuti kegiatan Tafakkur Alam yang diadakan setiap tahun. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
8. Kegiatan Tafakkur Alam dapat meningkatkan rasa syukur saya terhadap nikmat yang telah diberikan Allah Swt. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
9. Saya senang mengikuti kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) yang diadakan setiap tahun. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
10. MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan saya sebagai seorang muslim. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b.
d. Sangat Tidak Setuju
Setuju
11. Saya senang dengan kegiatan LDKR (Latihan Dasar Kepemimpinan Rohis). a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
12. Saya merasakan rasa kekeluargaan dan silaturahmi yang erat dalam kegiatan LDKR yang dilaksanakan Rohis. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
13. LDKR dapat memberikan banyak manfaat dan menambah pengetahuan saya tentang dasar kepemimpinan. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
14. Saya hadir ketika peringatan hari besar Islam (PHBI) yang dilaksanakan sekolah. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
15. Saya sangat senang dan semangat apabila menjadi panitia peringatan hari besar Islam (PHBI) yang dilaksanakan sekolah. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
16. Saya harus mempertanggung jawabkan semua kegiatan Rohis dalam bentuk dokumen LPJ dan disampaikan kepada seluruh anggota Rohis. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
17. Kegiatan LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) yang dilaksanakan setiap tahun dapat melatih sikap siswa agar dapat jujur dan bertanggung jawab. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
Sikap Keberagamaan 18. Saya yakin bahwa Allah Swt mengawasi selalu mengawasi saya. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
19. Saya percaya bahwa setiap perbuatan manusia baik maupun buruk, ada malaikat yang mencatatnya. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
20. Al-qur’an merupakan pedoman bagi umat Islam yang bersumber dari Allah Swt. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
21. Saya meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul Allah. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
22. Saya tidak percaya dengan adanya hari akhir/kiamat. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
23. Saya meyakini bahwa Allah Swt telah menentukan Qadha dan Qadhar untuk setiap manusia. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
24. Saya mengerjakan shalat lima waktu setiap hari. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
25. Setiap waktu istirahat tiba, saya mengutamakan untuk mengerjakan shalat duha terlebih dahulu, dan Saya bangun malam untuk mengerjakan shalat sunnah tahajud. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
26. Saya akan membatalkan puasa ketika pulang sekolah, panas dan merasa sangat lelah di bulan Ramadhan. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
27. Saya melaksanakan puasa sunah senin-kamis pada setiap minggunya. a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
28. Saya giat membaca Al-qur’an di rumah atau sekolah setiap hari. c. Selalu
c. Kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
29. Saya membaca Al-qur’an surah Yasin setiap malam jumat di setiap minggunya. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
30. Ketika orang tua menasehati dan memarahi saya, maka saya akan mendengarkannya. c. Selalu
c. Kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
31. Ketika sedang asyik bermain, ibu meminta saya untuk membelikan sesuatu, maka saya menolaknya dan menyuruh orang lain untuk membelinya. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Perna
32. Apabila bertemu guru di jalan maka saya akan berpura-pura tidak melihatnya. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
33. Setiap bertemu dengan Guru, maka saya mengucapkan salam dan mencium tangannya. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
34. Apabila ada teman satu kelas yang sakit, saya menjenguknya. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
35. Ketika ada teman yang sedang membutuhkan saya, saya tidak pernah peduli. a. Selalu
c. Kadang-kadang
a. Sering
d. Tidak Pernah
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Pembina rohis MAN 11 Jakarta UNTUK GURU PEMBINA ROHIS MAN 11 JAKARTA 1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya Rohis di MAN 11 Jakarta ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………. 2. Apa tujuan dari Rohis MAN 11 Jakarta ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………. 3. Bagaimana minat siswa di sekolah ini terhadap kegiatan Rohis ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………. 4. Apa saja kegiatan Rohis yang ada di MAN 11 Jakarta ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………. 5.
Apa prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswi yang mengikuti kegiatan Rohis di sekolah ini ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………….
6. Menurut sepengetahuan bapak, bagaiman anggota Rohis dalam melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………. 7. Bagaimana menurut bapak, tentang keyakinan aqidah para anggota Rohis ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………. 8. Bagaimana menurut bapak, tentang akhlak para siswa yang mengikuti kegiatan Rohis ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………. 9. Menurut bapak, adakah hubungan antara kegiatan Rohis dengan sikap keberagamaan siswa-siswi yang aktif Rohis di MAN 11 Jakarta ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………. 10. Bagaimana pandangan bapak, mengenai perilaku siswa-siswi di MAN 11 ini setelah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Rohis ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………….
Lampiran 3 HASIL WAWANCARA PEMBINA ROHIS MAN 11 JAKARTA
Hari/Tanggal
: Kamis, 21 Agustus 2014
Nama
: Hasanuddin, S. Pd. I
Jabatan
: Pembinaan Rohis dan Guru Agama MAN 11 Jakarta
Tempat
: Ruang Guru MAN 11 Jakarta
1
T
: Bagaimana sejarah singkat berdirinya Rohis di MAN 11 Jakarta?
J
: Romanse adalah singkatan dari Rohis Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta. Romanse mulai diperjuangkan untuk didirikan di MAN 11 sejak angkatan 2007. Di perjuangkan oleh segelincir orang yang bertujuan ingin menghidupkan Madrasah Aliyah Negeri 11 dengan nilai-nilai keislaman, mereka meyakini walaupun sekolah ini adalah sekolah islam, akan tetapi tetap harus ada yang memperjuangkan dakwah
islam
di
sekolah
ini.
Oleh
karena
itu
mereka
memperjuangkan untuk membuat sebuah eskul yang bernamakan Rohis MAN 11. Dan perjuangan ini berhasil mereka raih ketika mereka sudah tidak lagi berada di sekolah, ya pada tahun 2009 Rohis MAN 11 terbentuk. Seiring berjalannya waktu banyak pertentangan sana sini terkait berdirinya Rohis ini, sehingga sempat beberapa kali Rohis MAN 11 Jakarta berganti nama, yaitu
Study Dakwah
Kampus(SDI) pada tahun 2010, dan pada tahun 2013 ini akhirnya rohis mengembalikan nama yang sempat hilang dulu yaitu, ROMANSE (Rohis MAN 11 Jakarta). 2
T
: Apa tujuan dari Rohis MAN 11 Jakarta?
J
: Mendidik dan membina siswa-siawi MAN 11 Jakarta agar menjadi: 1. Manusia berkepribadian dan berakhlaqul karimah yang : a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,kuat mental dan
bermoral yang baik b. Tinggi kecerdasan dan tinggi mutu berfikirnya serta berprestasi c. Kuat jasmani dan rohani 2. Menjadi warga Negara yang baik dan berguna yang dapat membangun dirinya sendiri dan oranglain serta bertanggung jawab atas keIslamannya serta pembangunan bangsa dan Negara. 3
T
: Bagaimana minat siswa di sekolah ini terhadap kegiatan Rohis?
J
: Sebagaimana yang kita ketahui kegiatan Rohis identik dengan kegiatan keagamaan, jadi dalam hal ini tidak semua siswa tertarik dalam mengikuti kegiatan Rohis ini. Umumnya yang menjadi anggota Rohis siswa yang latar belakang keluarganya agamis. Tetapi ada juga siswa yang ingin mendalamkan keagamaanya dan bergabung dalam ekskul Rohis ini. Dan sebagian siswa juga tertaik masuk Rohis karena melihat dampak dari acara-acara Rohis yang pernah diadakan.
4
T
: Apa saja kegiatan Rohis yang ada di MAN 11 Jakarta?
J
: Kegiatan Rohis terdiri dari kegiatan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Kegitana harian yaitu, melaksanakan shalat jama’ah setiap dzuhur,
mendiskusikan
meningkatkan
dan
masalah-masalah
mengembangkan
ilmu
keagamaan,
dan
pengetahuan
dan
keterampilan dalam segala bidang. Kegiatan mingguan yaitu mengadakan mentoring, mengadakan kajian Islam, mengadakan Arabic class, mengumpulkan uang kas, mengadakan evaluasi pada setiap devisi, mengadakan sharing (Tanya jawab), melaksanakan shalat jum’at berjamaah, mengumpulkan infaq sebagai sumber dana, membuat edaran mingguan berupa madding dan mengumumkan dana Rohis. Kegiatan bulanan, mengadakan Wisata Islam (touring), mengadakan Tasyakuran Milad anggota Rohis, dan mengadakan study banding (jaulah) ke Sekolah lain. Sedangkan kegiatan tahunan adalah mengadakan Open house, membantu OSIS
pada kegiatan
Hari Besar Islam, merayakan hari-hari besar Islam seperti : 1 Muharram, Maulid Nabi Muhammad, Isra Mi’raj, Shalat Iedul Fitri dan Iedul Adha, mengadakan buka puasa bersama (pada bulan Ramadhan) dan membuat edaran peringatan hari besar Islam, mengadakan kegiatan pada bulan Suci Ramadhan, mengadakan pesantren kilat, mengadakan tadarus Al-Qur’an di sekolah atau masjid, mengadakan buka puasa bersama, mengadakan zakat fitrah, mengadakan Gathering, mengadakan tafakkur alam, mengadakan LDKR (Latihan Dasar Kepemimpinan Rohis). 5
T
: Apa prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswi yang mengikuti kegiatan Rohis di sekolah ini?
J
: Pernah Juara Nasyid pada tahun 2012, dan pernah menjuarai lomba Tahfidzul Qur’an tingkat SMA se Jakarta Selatan pada tahun 2013
6
T
: Menurut sepengetahuan bapak, bagaimana anggota Rohis dalam melaksanakan Ibadah wajib maupun sunnah?
J
: Munurut saya kalau dari segi ibadah anak-anak masih istiqomah dalam menjaga ibadah wajib maupun sunnah. Terbukti dengan mereka selalu menyempatkan shalat berjamaah. Dan sebagian mereka juga ada yang selalu melakukan shalah Dhuha. Dan untuk puasa sunnah Senin dan Kamis kebanyakan mereka menjalankan ibadah puasa.
7
T
: Bagaimana menurut bapak, tentang keyakinan aqidah para anggota Rohis?
J
: Aqidah dan kenyakinan yang diyakini oleh anggota Rohis adalah Ahlussunnah Waljama’ah, Ahlussunnah Waljama’ah berarti keluarga Islam yang menegakkan sunnah dan selalu berjamaah. Faham ini sebenarnya umum, namun terkadang banyak yang disalah artikan dengan menyebut Ahlussunnah Waljama’ah ini hanya terdiri dari beberapa sakte saja.
8
T
: Bagaimana menurut Bapak, tentang akhlak para siswa yang mengikuti kegiatan Rohis?
J
: Menurut saya akhlak para siswa yang mengikuti kegiatan Rohis sangat baik, mereka selalu berusaha melakukan ibadah tepat waktu, dan tidak ada siswa yang terlibat tawuran, tidak mengkonsumsi minuman keras dan narkoba, dan mereka juga tidak pacaran serta memiliki rasa malu.
9
T
: Menurut bapak, adakah hubungan kegiatan Rohis dengan sikap keberagamaan siswa-siswi yang aktif Rohis di MAN 11 Jakarta?
J
: Kegiatan rohis ini semua yang berhubungan dengan keberagamaan. Kegiatan ini dilakukan secara rutin tujuannya, agar para anggota ekskul bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari rohis dan bisa merubah sikap mereka selama menjalani pendidikan formal di sekolah ini. Dalam pembentukan mental, rohis berperan penting dalam pemecahan suatu masalah baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Dalam kegiatan ini, masalah-masalah generasi muda sekarang yang kurang memahami ajaran Islam dapat ditanggulangi.
10
T
: Bagaimana pandangan bapak, mengenai prilaku siswa-siswi di MAN 11 Jakarta ini setelah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Rohis?
J
: Dampak dari kegiatan Rohis sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa, mereka sangat mengamalkan apa saja yang sudah mereka dapatkan setelah kegiatan yang dilakukan Rohis. Seperti liqo’ sangat berpengaruh kepada siswa karena kajian ini menjalankan perintah AlQuran dan adanya rutinitas penularan materi keagamaan yang terus menerus, inilah yang membawa dampak.
Nara Sumber
Pewawancara
Hasanuddin, S. Pd. I
Ahmad Fuad Basyir
Lampiran 4 Tabel. 4.1 Analisis Data Variabel X Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 4 4 2 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 2 4 2 2
2 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 4 3 3 1 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3
4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3
5 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3
6 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3
7 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4
8 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3
9 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3
10 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4
11 2 2 4 3 2 4 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4
12 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3
13 3 2 4 4 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
14 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4
15 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
16 2 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3
17 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
Xi 56 51 62 64 53 60 45 58 55 67 56 63 67 67 66 65 54 53 59 58 58 58
Xi² 112 102 124 128 106 120 90 116 110 134 112 126 134 134 132 130 108 106 118 116 116 116
2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 2 3 23 49 98 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 24 65 130 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 25 56 112 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 26 60 120 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 27 56 112 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 28 62 124 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 29 55 110 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 30 58 116 Jumlah 89 107 96 101 103 104 104 105 100 109 93 102 106 111 111 102 113 1756 3512
Lampiran 5 Tabel. 4.2 Kuesioner VARIABEL X NO 1 2 3
TANGGAPAN
PERTANYAAN Saya aktif mengikuti kegiatan mentoring yang diadakan Rohis Mentoring dapat meningkatkan pengetahuan saya tentang Islam Materi saat mentoring membantu saya
dalam
memahami
Sel
Ser
Kdg
TP
110
9
11
0
18
11
1
0
9
19
1
1
dan
meningkatkan nilai pelajaran agama di sekolah. 4
Kegiatan mentoring sangat membosankan dan membuat saya menjadi jenuh
11
19
0
0
5
Saya senang dengan kegiatan nasyid / marawis yang diadakan oleh Rohis Saya aktif dalam mengikuti kegiatan latihan nasyid / marawis yang diadakan Rohis
14
15
1
0
16
12
2
0
7
Saya menjadikan mahasiswa PPKT sebagai sosok yang patut diteladani
15
14
1
0
8
Kegiatan Tafakkur Alam dapat
16
13
1
0
12
16
2
0
19
11
0
0
6
meningkatkan rasa syukur saya terhadap
nikmat
yang
telah
diberikan Allah Swt. 9
10
Saya senang mengikuti kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) yang diadakan setiap tahun MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) dapat meningkatkan kadar
keimanan
dan
ketaqwaan
saya
sebagai seorang muslim. 11
Saya senang dengan kegiatan LDKR (Latihan Dasar Kepemimpinan Rohis)
12
10
7
1
12
Saya merasakan rasa kekeluargaan
14
14
2
0
dan silaturahmi yang erat dalam kegiatan LDKR yang dilaksanakan Rohis. 13
LDKR dapat memberikan banyak manfaat dan menambah pengetahuan saya tentang dasar kepemimpinan
19
8
3
0
14
Saya hadir ketika peringatan hari
24
3
3
0
22
7
1
0
16
7
0
0
23
7
0
0
jumlah
370
195
36
2
Persen
61,4%
32,3%
5,9%
0,3%
besar
Islam
(PHBI)
yang
dilaksanakan sekolah 15
Saya sangat senang dan semangat apabila menjadi panitia peringatan hari besar Islam (PHBI) yang dilaksanakan sekolah.
16
Saya
harus
mempertanggung
jawabkan semua kegiatan Rohis dalam bentuk dokumen LPJ dan disampaikan
kepada
seluruh
anggota Rohis 17
Kegiatan Pertanggung
LPJ Jawaban)
(Laporan yang
dilaksanakan setiap tahun dapat melatih sikap siswa agar dapat jujur dan bertanggung jawab 603
Lampiran 6 Analisis data Variabel Y (sikap keberagamaan siswa) Tabel 4.3 Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
18 4 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
19 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
20 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 4 2 2 2 3 3 3
21 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2
23 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 3 3 1 2 2
24 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 4 2 2 2 3 3 3
25 2 3 2 4 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4
26 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3
28 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3
29 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
30 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
31 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
32 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
33 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4
34 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
35 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
Yi 57 54 51 62 53 56 48 57 59 72 57 57 72 65 64 68 56 53 58 62 61 62
Yi² 114 108 102 124 106 112 96 114 118 144 114 114 144 130 128 136 112 106 116 124 122 124
23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
3 2 2 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 4 4 4
2 4 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 2 2 2 2 2 2
2 3 4 3 2 3 2 3
2 4 2 2 2 2 2 2
2 4 4 2 3 4 3 4
3 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4 3 4
3 3 3 4 3 3 3 3
2 4 2 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 3 3 3 3
3 4 3 4 4 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 2
3 4 3 4 4 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4
50 65 55 62 59 62 59 60
100 130 110 124 118 124 118 120
91
105
74
117
66
77
74
89
113
101
101
108
116
103
112
101
113
115
1776
3552
Lampiran 7 Tabel 4.3 Kuesioner Variabel Y Sikap keberagamaan siswa TANGGAPAN
NO Instrumen
Selalu
Sering Kadang2
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Jumlah Persen
5 15 5 27 3 6 5 11 23 11 11 20 26 13 22 14 23 25 265 49,1%
21 15 4 3 1 6 4 7 7 19 19 8 4 17 8 13 7 5 168 31,1%
4 0 21 0 25 17 21 12 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 105 19,4%
Tidak Pernah 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0,4%
540
Lampiran 8 Tabel 4.4 Perhitungan Analisis Butir Kegiatan ROHIS (X) Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Xt
Xt²
4 4 2 3 2 2 3
4 4 3 4 3 3 2
4 3 3 4 3 3 1
3 3 4 4 3 3 3
4 3 3 3 4 4 2
4 3 4 4 4 4 2
4 3 4 4 3 3 3
3 4 4 4 4 3 3
3 3 4 3 4 3 2
3 4 3 4 4 4 4
2 2 4 3 2 4 2
4 3 4 4 4 4 2
3 3
4 3
4 3
3 3
4 3
3 3
4 4
4 3
4 3
4 3
2 3
3 3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4 3 4
4 4 4
4 3 4
4 4 3
3 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 3
4 4 3
4 4 4
4 4 4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
1
3
3 2 4
4 4 4
3 4 4
3 4 3
3 3 4
3 3 2
2 3 4
3 4 4
3 3 3
4 3 3
4 3 3
3 3 2
3 2 4 4 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3
3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
2 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3
3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
53 48 58 60 50 56 41 55 51 63 52 59 63 63 62 61 51 50 55 54
2809 2304 3364 3600 2500 3136 1681 3025 2601 3969 2704 3481 3969 3969 3844 3721 2601 2500 3025 2916
4 4 4 3 4 54 2916 21 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 54 2916 22 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 46 2116 23 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 4 61 3721 24 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 52 2704 25 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 56 3136 26 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 52 2704 27 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 58 3364 28 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 51 2601 29 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 54 2916 30 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 r hitung 0,422 0,487 0,682 0,638 0,397 0,638 0,612 0,568 0,641 0,006 0,573 0,713 0,678 0,37 0,492 0,4697 0,4546 1643 90813 rtabel 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,33 0,325 0,325 0,325 status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Lampiran 9 Tabel. 4.5 Langkah-langkah perhitungan uji validitas Variable X ( Kegiatan ROHIS)
∑ ∑
NO 1
VARIAN 0,422
KETERANGAN Valid
2
0,487
Valid
3
0,682
Valid
4
0,638
Valid
5
0,397
Valid
6
0,638
Valid
7
0,612
Valid
8
0,568
Valid
9
0,641
Valid
10
0,006
Valid
11
0,573
Valid
12
0,713
Valid
13
0,678
Valid
14
0,375
Valid
15
0,492
16
0,469
Valid
17
0,454
Valid
=jumlah skor total = 1643 = jumlah kuadrat skor total = 90813
Valid
Lampiran 10 Tabel 4.6 Perhitungan Analisis Butir Variable sikap keberagamaan siswa (Y) Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
4 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 4 2 2 2 3 3 3
3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 3 3 1 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 4 2 2 2 3 3 3
2 3 2 4 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4
3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3
4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3
4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
Yt 58 56
Yt² 3364 3136
51 64 55 59 50 60 60 72 59 61 72 67 64 67 58 55 60 63 62 63
2601 4096 3025 3481 2500 3600 3600 5184 3481 3721 5184 4489 4096 4489 3364 3025 3600 3969 3844 3969
3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 23 52 2704 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 24 65 4225 2 3 2 4 2 4 2 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 25 57 3249 3 4 2 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 26 64 4096 3 4 2 4 2 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 27 60 3600 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 28 64 4096 3 4 2 4 2 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 29 60 3600 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 30 64 4096 r hitung 0,467 0,571 0,12 0,491 0,618 0,455 0,696 0,694 0,602 0,618 0,578 0,559 0,335 0,544 0,744 0,744 0,744 0,744 1822 111484 rtabel 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 status Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Lampiran 11 Tabel. 4.7 Langkah-langkah Perhitungan Validitas Variable Y (sikap keberagamaan siswa) NO VARIAN KETERANGAN 0,467 1 Valid
∑ ∑
2
0,571
Valid
3
0,12
Valid
4
0,491
Valid
5
0,618
Valid
6
0,455
Valid
7
0,696
Valid
8
0,694
Valid
9
0,602
Valid
10
0,618
Valid
11
0,578
Valid
12
0,559
Valid
13
0,335
Valid
14
0,544
Valid
15
0,744
Valid
16
0,744
Valid
17
0,744
Valid
18
0,744
Valid
Jumlah
8,83
=jumlah skor total =1822 = jumlah kuadrat skor total = 111484
Lampiran 12 Uji Realibilitasr Variabel X (kegiatan ROHIS) Tabel 4.8 Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4 4 2 3 2 2 3 3 3 4 2
4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3
4 3 3 4 3 3 1 4 3 4 3
3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4
4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3
4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3
4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3
3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2
3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3
3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
2 2 4 3 2 4 2 2 3 4 3
4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
2
4
4 4 3 4 3 3 2 4 2
3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 3 3 4 4 3
4 4 4 3 3 3 4 3 3
4 3 4 4 4 3 3 4 3
4 4 4 4 4 3 3 2 3
4 4 4 4 3 2 3 4 4
4 4 4 4 3 3 4 4 3
4 4 4 3 4 3 3 3 3
4 4 4 3 3 4 3 3 4
4 4 4 4 1 4 3 3 4
4 4 4 4 3 3 3 2 3
2
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
13 3 2 4 4 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
14 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4
15 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
16 2 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 2
17 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
Xi 56 51 62 64 53 60 45 58 55 67 56 63 67 67 66 65 54 53 59 58 58 58 49
Xi² 3136 2601 3844 4096 2809 3600 2025 3364 3025 4489 3136 3969 4489 4489 4356 4225 2916 2809 3481 3364 3364 3364 2401
102
4 4 4 3 4 3 3 106
4 4 4 3 4 4 4 111
4 4 4 4 4 3 4 111
0,47
0,5
0,53
0,56
0,56
0,46
0,54
0,5
0,47
0,45
0,45
0,25
0,25
0,25
0,2
0,25
0,25
0,25
0,3 7
0,2 4
0,7 8
0,46 0,42
0,2 9
24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
4 2 4 2 3 2 3
4 3 3 3 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3
4 3 4 3 4 3 3
4 3 4 4 3 4 3
4 3 3 4 4 3 4
4 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 4 3 4
4 3 3 4 4 3 3
3 4 4 4 3 4 3
4 4 3 3 3 3 3
4 3 3 3 4 3 4
89
107
96
101
103
104
104
105
100
109
93
p
0,45
0,5
0,48
0,51
0,5
0,5
0,5
0,53
0,5
0,55
q
0,56
0,5
0,52
0,5
0,5
0,5
0,5
0,48
0,5
p.q
0,25
0,2
0,25
0,25
0,2
0,2
0,2
0,25
0,3
0,3 3
Varian Jml Var ttl Realibili tas
kategori
0,72 6,05 30,9 0,86 Tinggi karna lebih dari rtabel yaitu 0,7
0,3
0,44
0,24
0,3
0,4
0,4
3 3 4 3 4 4 3 102 0,56
4 4 4 4 4 4 4 113 0,51
0,45
0,49
0,25
0,25
0,2 9
0,5 2
65 56 60 56 62 55 58 1756
4225 3136 3600 3136 3844 3025 3364 103682
Lampiran 13 Tabel 4.9 Varian Realibilitas (X) NO 1
VARIAN 0,7
KETERANGAN Valid
2
0,3
Valid
3
0,4
Valid
4
0,2
Valid
5
0,3
Valid
6
0,4
Valid
7
0,3
Valid
8
0,3
Valid
9
0,4
Valid
10
0,2
Valid
11
0,8
Valid
12
0,4
Valid
13
0,5
Valid
14
0,4
Valid
15
0,3
Valid
16
0,5
Valid
17
0,2
Valid
Jumlah
6,1
Lampiran 14 Tabel 4.10 Uji Reabilitas Variabel Y (sikap keberagamaan siswa), dengan menggunakan metode Cronbach Alpha, sebagai berikut: R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
4 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3
2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 4 2 2 2 3 3 3 2
3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 3 3 1 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 4 2 2 2 3 3 3 2
2 3 2 4 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 2
3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3
4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3
4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3
Yi 57 54 51 62 53 56 48 57 59 72 57 57 72 65 64 68 56 53 58 62 61 62 50
Yi² 3249 2916 2601 3844 2809 3136 2304 3249 3481 5184 3249 3249 5184 4225 4096 4624 3136 2809 3364 3844 3721 3844 2500
24 25 26 27 28 29 30
2 2 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4
4 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4
4 2 2 2 2 2 2
3 4 3 2 3 2 3
4 2 2 2 2 2 2
4 4 2 3 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 4
3 3 4 3 3 3 3
4 2 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 3 3 3
4 3 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 2
JML
91
105
74
117
66
77
74
89
113
101
101
108
116
103
112
101 0,51
113 0,565
115 0,575
p
0,46
0,53
0,37
0,585
0,33
0,39
0,37
0,45
0,57
0,5
0,5
0,54
0,6
0,5
0,56 0,5
0,435
0,425
q
0,55
0,48
0,63
0,415
0,67
0,62
0,63
0,56
0,44
0,5
0,5
0,46
0,4
0,5
0,44 0,25
0,24578
0,244375
p*q
0,25
0,25
0,23
0,243
0,22
0,24
0,23
0,25
0,25
0,2
0,2
0,25
0,2
0,2
0,25
0,4
0,1851
0,143678
Varian Jml Var ttl Realibil itas
0,3 5,5 34
0,3
0,6
0,09
0,4
0,7
0,6
0,8
0,2
0,2
0,2
0,4
0,1
0,3
0,2
kategori
0,9 Tinggi karna lebih dari rtabel yaitu 0,7
4 3 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4
65 55 62 59 62 59 60 177 6
4225 3025 3844 3481 3844 3481 3600 1061 18
Lampiran 15 Tabel 4.11 Varian Y ( sikap keberagamaan siswa) NO
VARIAN
KETERANGAN
1
0,3
Valid
2
0,3
Valid
3
0,6
Valid
4
0,1
Valid
5
0,4
Valid
6
0,7
Valid
7
0,6
Valid
8
0,8
Valid
9
0,2
Valid
10
0,2
Valid
11
0,2
Valid
12
0,4
Valid
13
0,1
Valid
14
0,3
Valid
15
0,2
Valid
16
0,2
Valid
17
0,4
Valid
18
0,2
Valid
Jumlah
6,23
Lampiran 16 Analisis pengaruh kegiatan ROHIS terhadap sikap keberagamaan siswa Tabel 4.12 No Resp 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 Jumlah Jumlah
X 56 51 62 64 53 60 45 58 55 67 56 63 67 67 66 65 54 53 59 58 58 58 49 65 56 60 56 62 55 58 1756
Y 57 54 51 62 53 56 48 57 59 72 57 57 72 65 64 68 56 53 58 62 61 62 50 65 55 62 59 62 59 60 1776
Y² XY XY2 X² 3136 3249 3192 10188864 2601 2916 2754 7584516 3844 2601 3162 9998244 4096 3844 3968 15745024 2809 2809 2809 7890481 3600 3136 3360 11289600 2025 2304 2160 4665600 3364 3249 3306 10929636 3025 3481 3245 10530025 4489 5184 4824 23270976 3136 3249 3192 10188864 3969 3249 3591 12895281 4489 5184 4824 23270976 4489 4225 4355 18966025 4356 4096 4224 17842176 4225 4624 4420 19536400 2916 3136 3024 9144576 2809 2809 2809 7890481 3481 3364 3422 11710084 3364 3844 3596 12931216 3364 3721 3538 12517444 3364 3844 3596 12931216 2401 2500 2450 6002500 4225 4225 4225 17850625 3136 3025 3080 9486400 3600 3844 3720 13838400 3136 3481 3304 10916416 3844 3844 3844 14776336 3025 3481 3245 10530025 3364 3600 3480 12110400 103682 106118 104719 377428807
DAFTAR REFERENSI Nama
Ahmad Fuad Basyir
NIM
10901 1000138
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Judul
Pengaruh Kegiatan ROHIS Dalam Peningkatan Sikap Keberagamaan Siswa (Studi Kasus dI MAN 11 Jakarta)
Judul Buku
No
BAB
No
Halaman
Paraf
Footnote
Referensi
pembimbing
I
2
2
2
J
)
4
J
5
J
6
a J
I
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,
I
(Jogjakarta: Kansius, lgg4), Cet. Ket-l, hlm.
2
11.
Winarto Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, ( Bandung ; ,h.26 Soelaiman, Pendidilmn Dalam
Jemmars, 1980 )
M.I J
Keluarga, ( Bandung : CV Alvabeta,200l
)h.167
Zakiyah Darajat, Kesehatan 4
(Jakarta
Mental,
: PT. Gunung Agung, 2001), h.
tzt 5
Depdikbud, Kamus Besar
Bahasa
Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka
) cet 7
h.225
Depag.
RI, Kendali Mutu Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Derektorat Jenderal 6
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 2001. h.
3l
Muhaimirt Perkembangan Kurihtlum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, 7
7
4
8
4
9
5
I
8
2
8
J
8
4
8
5
8
6
9
Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2009), h. 59.
Muhammad
Alim, Pendidiknn Agama
Islam; Upaya Pembentukan Pemikiran dan 8
Kepribadian Muslim, Bandung:
PT.
Remaja Rosdakarya, 2006, h. 8.
Hasbullah, Kapita Seleha Pendidilmn 9
Islam
Di Indonesia (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1996) Cet. Ke-1, h.
1.
BAB
II
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsofat
l0 Pendidikon Islam, (Bandung: Al-Ma'arif 1989),h.37 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar
ll Mengajar, (Bandung: Sinar
Baru
Algesindo, 2000), h. l-2.
t2
Abuddin
Nata, Ilmu
Pendidian Islam,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 122
13
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: PT Bumi Aksara,2005),h.
18.
Armai Arief llmu Pendidian
Islam,
l4 (Jakarta: PT. Wahana Kardofa, 2010),
h.
ll3 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Selrolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 15
271.
d
Depdikbud, Kamus Besar t6
Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1992),
7
9
8
9
9
9
l0
9
1l
9
t2
l0
t3
t2
t4
t2
15
t2
t6
13
h.845.
Azhari Aziz Samudra dan Setia Budi, t7
Elrsistensi Rohani Manusia, (Jakarta
i
Yayasan Majelis Ta'lim HDH, 2004), h. 92.
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, l8 Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), cet ke-4, h.174.
Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan t9
dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), cetke-2, h. 960.
Azhari Aziz Samudra dan Setia Budi, Elaistensi Rohani Manusia, (Jakarta 20
:
Yayasan Majelis Ta'lim HDH, 2004), h. 93.
2T
Program Kerja Rohin MAN 1l Jakarta
Koesmarwanti, Nugroho Widiyanto, 22
Dahnah Sekolah di Era Baru, (Solo: Era Inter Medi a, 2000),
hal
4
52.
Handani Bajtan Adz-Dzaky, Konseling dan 23
Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), hal. 18.
Ainur Rohim Faqih, Bimbingan 24
dan
Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,200l), hal. 36
Departemen Agama 25
R.I., Kegiatan
Ekshakulikuler dan Pendidikan Agama
I4/
Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah: Panduan Untuk Guru dan Siswa, (Jakarta: Depag RI,2004), h. 10.
Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made
Sumiati, Pedoman Praktis Bimbingan 26
Penyuluhan
di
Sekolah, (Jakarta: CV.
t7
13
l8
13
l9
15
20
15
21
l5
22
t6
23
t6
24
t6
4
25
t7
(
26
t7
4
Rineka Cipta, 1990), h. 98.
Rohmat Mulyana, 27
Pendidikan
Mengartikulasi
Nilai, (Bandung: Alfabeta,
2004),h.214 28
Program Kerja MAN I
I
Jakarta
d I
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar 29
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,2002), h. 1063.
Ziri Neni lska, Psikologi Umum, (Jakatta: 30
Kiki Brother's,2006), h. 95.
(
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, 31
(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet
2,h.83
32
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 94
Gerungan, Psikologi Sosial,( Bandung: JJ
Refika Ditama, 2004), hal, 160.
d
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. 34
Raja Grafindo Persada,2004), cet-8, h.215-
216 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. 35
Raja Grafindo Persada,2004), cet-8, h.216
M. 36
Sayuthi
Ali,
Metodologi Penelitian
Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
27
t7
28
18
29
l8
30
t8
31
18
32
t9
JJ
t9
34
20
35
20
Persada, 2002),h.1
Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim, ed.
Metodologi Penelitian Agama, Sebitah 37
Pengantar
, (Yogyakarta:
Tiara
Wacana,
1989), h. 93.
Syamsuddin Abdullah, Agama 38
dan
Masyarakat, Pendekatan Sosiologi Agama, (Ciputat: Logos wacana Ilmu, 1997), h. 31.
Robert 39
H.
4 4
Thoules, Pengantar Psikologi
Agama, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), h. 10.
Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur'an: 40
Fungsi dan Peran Wahyu
dalam
Kehidupan, (Ciputat: Lentera Hati,2}ll), h.58-59.
Purwodarminto, Kamus umum Bahasa
4t
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 978), h.
t9 Purwodarminto, Kamus umum Bahasa 42
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 978), h. 20
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: 43
Kalam Mulia, 2002), Cet. 6, h,96.
Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim,
Metodologi Penelitian Agama, 44
Pengantar
,
1989), h. 93.
ed.
Sebuah
Sogyakarta: Tiara Wacana,
c
t !
d
M. Jalaluddin Mahtudz, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Syekh
45
36
20
37
20
d
38
20
(
39
21
40
2t
41
22
42
22
43
23
44
23
45
24
46
24
47
24
Pustaka Al-Kautsar,2004), h. 113
Sururin, Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta. 46
2004,PT. Raja Grafindo). h. 65-68.
Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta. 47
2004,PT. Raja Grafindo). h. 46.
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat 48
Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), cet ke-2, h.97'98.
&
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama 49
Islam, (Jakarta,Kalam Mulia,20Ol), Get ke3, h. 101.
Ramayulis, 50
(Jakarta
Ilmu
Pendidikan Islam,
: Kalam Mulia, 2004), Cet. 4, h.
,52
Ramayulis, 51
Ilmu Pendidikan
(Jakarta : Kalam Mulia, 2004),h.
l5l
Hery Noer, Ilmu Pendidikan 52
54
Islam,
(Jakarta : Logos, 1995), h.192.
Ramayulis, 53
Islam,
Ilmu Pendidikan
Islam,
(Jakarta: Kalam Mulia, 1994),h. 1s3.
Ws. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1984), h. 31.
d d 4
t
J
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Umum dan 55
Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung:
*
Sinar Baru Algensindo, 2001), h. 49
Ramayulis, Psikologis Agama, (Jakarta: 56
Kalam Mulia, 2002),Cet.6,h. 82.
&
Sarlito Wirawan Sarwono, 57
Pengantar
Umum Psikologi, (Jakarta: PT Bulan
25
49
25
50
26
5l
26
1
29
2
29
4
J
30
d
4
30
5
30
Bintang, 1986), CeL 4,h. 95'96.
Zakiah Daradjat, Remaja Harapan 58
Tantangan, (Jakarta: cet
CV
dan
Ruhama,1994),
ke-l, hal.84.
Ade Mahfud,
4
Pembinaan Pengamalan
Ajaran Agama Islam melalui Kegiatan 59
4
48
Rohis, Skripsi pada UIN
SYarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, tidak
J
dipublikasikan
Habib Febriansyah, Peran Rohis Dalam Peningkatan Sikap Keberagamaan Siswa
Di SMP Negeri 60
10 Kota Tangerang Selatan
Pondok Ranji Ciputat, Skripsi pada
UN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, tidak dipublikasikan
BAB
6l
III
Sugiono, Metode Penelitian Pendidian, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet-9, h. 14
Sumadi Suryabrata, Metodolo gi P enelitian, 62
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983),
h.
18.
Pedoman Penulisan Skripsi, (Ciputat: 63
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 201 l) " h. 52
Sugiono, Metode Penelitian Pendidion, (Bandung: Alfabeta,20l0), cet-9, h. 61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian 64
Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
d
I
t
Rineka Cipta, 1993), Cet.9, hal. 9l
Sugiono, Metode Penelitian Pendidian, 65
6
30
7
3l
8
31
9
31
(Bandung: Alfabeta,2010), cet-9, h. 61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian 66
Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
I d
Rineka Cipta,1993), Cet. 9, hal. 102
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian 67
Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
d
Rineka Cipta,1993), Cet. 9, hal. 104
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar 68
Pemahaman :
69
Diri dan Lingkungan, (Jakarta
{
Kiki Brother's, 2006),h.33
M.
Subana,
dkk, Statistik
Pendidian, 10
31
1t
32
t2
32
t
t3
JJ
(
t4
JJ
15
34
16
35
(Bandung : CV. Pustaka Setia, 2000),h.29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian 70
Suatu Pendekatan Prahik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), Cet. 9, hal. 131
7l
M.
Subana,
dkk, Statistik
Pendidian,
(Bandung : CV. Pustaka Setia,2000), h. 30
Cholid Narbuko dan Abu 72
Metodologi Penelitian... h. 154
Cholid Narbuko dan Abu 73
Ahmadi,
Metodologi Penelitian.. h. 154
Cholid Narbuko dan Abu 74
Ahmadi,
(
d d
Ahmadi,
Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. ke-5 h.40-41.
M.
Subana,
(Bandung 75
t14
dkk, Statistik
: CV.
Pendidian,
Pustaka Setia, 2000), h.
&
M. 76
Subana,
(Bandung
dkk, Statistik
Pendidian,
: CV. Pustaka Setia, 2000), h.
t7
37
I
38
2
39
J
40
4
4t
5
52
6
53
7
53
146
BAB http ://tuman I I
77
IV
.blogspot.coml2}l2 I 06 I madr
1
.bloespot.coml20lZg6lvisr-
misi.html http ://tuman I 1 .blo gspot.con/2
0I
2/06/vi si-
79
misi.html
Wawancara dengan
guru
Bimbingan
80
Konseling
Hasil wawarLcara dengan Pembina Rohis 81
pada hari Kamis, 21 Agustus 2014
Hasil wawancara dengan Pembina Rohis 82
pada hari Kamis, 21 Agustus 2014
Muhaimin, Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, 83
3
asah-aliyah-negeri-man- I I lebak.html
htto://tumanl 78
0
Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2009, h. 59.
4 &
c (
d
+