Pengaruh Kegiatan Non Tradisional Bank Terhadap Profitabilitas dan Risiko pada Bank Umum di Indonesia Melliana Ayu Lestari dan Zuliani Dalimunthe Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kegiatan non tradisional bank terhadap profitabilitas dan risiko pada bank umum di Indonesia pada periode 2006 – 2013. Kegiatan non tradisional bank diduga dapat mempengaruhi profitabilitas dan risiko dengan adanya kontrol dari faktor lainnya yaitu faktor internal (capital adequacy ratio, loan to asset, non performing loan), faktor eksternal (HHI Index) dan faktor makroekonomi (pertumbuhan GDP dan Inflasi). Estimasi model dilakukan dengan menggunakan regresi panel Fixed Effect Model. Kegiatan non tradisional diduga memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas dan negatif untuk risiko bank, namun penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda untuk profitabilitas, sementara pengaruhnya terhadap risiko menunjukkan hasil yang sesuai dengan prediksi.
The Effect of Non Traditional Bank Activity on Profitability and Risk of Commercial Bank in Indonesia Abstract The aim of this study is to analyze the effect of non traditional bank activity on profitability and risk of commercial bank in Indonesia during 2006 – 2013. Non traditional bank activity affects the profitability and risk with other control variable such as internal factor (capital adequacy ratio, loan to asset, non performing loan), external factor (HHI Index) and macroeconomic factor (growth of GDP and inflation). The fixed effect model of panel regression is employed in the model estimation. Non traditional bank activity shows positive effect on profitability and negative effect on risk. However, it shows different result for bank profitability, while its effect on bank risk display the same result as predicted. Key words: Non traditional bank activity, profitability, risk
Pendahuluan Bank memiliki fungsi utama sebagai lembaga perantara antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Oleh karena itu, salah satu dari jenis usaha yang dimiliki bank sebagai lembaga depositori adalah mengumpulkan dan menyalurkan dana dari dan kemasyarakat umum berupa tabungan, deposito maupun simpanan giro yang dikategorikan sebagai kegiatan tradisional bank. Kemudian jenis usaha lainnya, yaitu memberikan jasa – jasa bank dengan memberikan pelayanan untuk memperlancar jasa – jasa perbankan dikategorikan sebagai kegiatan non tradisional bank (Siamat, 2005).
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
Menurut Satria (2013), sektor perbankan Indonesia saat ini sedang mengalami transformasi dan perubahan yang mempengaruhi fungsinya sebagai lembaga intermediaris. Pergeseran kegiatan tradisional yaitu lending dan borrowing yang menghasilkan pendapatan bunga, kedalam kegiatan non tradisional yang menghasilkan pendapatan non bunga disebabkan oleh berbagai permasalahan seperti kompetisi pasar, globalisasi, teknologi dan regulasi yang terus berkembang. Kegiatan non tradisional bank yang mencakup kegiatan transaksi seperti sekuritisasi, investasi dalam bank, advisory fees, modal ventura dan non hedging derivatives, merupakan kegiatan yang sangat berbeda dibandingkan dengan kegiatan tradisional bank, yaitu fungsi deposit taking dan lending (Pozsar et al 2010, dalam Apergis 2014). Kegiatan tradisional bank tersebut merupakan sumber dari risiko sistematik, ditambah lagi dengan tingginya tingkat diversifikasi membuat system bank menjadi terlalu kompleks dan akan menimbulkan agency problem (Apergis, 2014). Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank dapat menghasilkan pendapatan umum berupa pendapatan bunga dan pendapatan non bunga. Grafik dibawah ini menunjukkan bagaimana perkembangan pendapatan bank umum di Indonesia selama beberapa tahun terakhir yang diperoleh dari data Statistik Perbankan Indonesia;
500000 450000 400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0 2006
2007
2008
2009
Net Interest Income
2010
2011
2012
Non Interest Income
Gambar 1. Perkembangan Pendapatan Bank Umum Indonesia (dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Oktober 2014, Olahan Penulis
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
2013
Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh grafik diatas, kegiatan non tradisional bank yang ditunjukkan melalui pos pendapatan non bunga (non interest income) mengalami tren kenaikan disetiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh ketatnya persaingan antar perbankan untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan bagi bank, sehingga setiap bank menawarkan dan menciptakan produk baru untuk memperoleh pendapatan yang lebih menguntungkan. Selain itu, penerapan kegiatan yang menghasilkan pendapatan non bunga ini merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan jika penyebaran kredit harus dikurangi. Pada awalnya, kegiatan non tradisional bank diharapkan dapat meningkatkan diversifikasi dalam meraih keuntungan. Menurut Campa & Kedia (2002), Stiroh & Rumble (2006), Calmes & Theoret (2010), keputusan diversifikasi dianggap endogen dan hasil dari pengoptimalan proses secara teoritis dan menuju kepada hasil risk – return trade-off yang lebih baik. Tetapi pendapat lain menyatakan bahwa bank juga dapat memanfaatkan diversifikasi ini untuk kegiatan yang lebih berisiko, seperti memiliki modal yang lebih sedikit untuk memberikan banyak pinjaman melalui sekuritisasi yang nantinya akan berujung pada meningkatnya volatilitas pertumbuhan net operating revenue (Calmes & Theoret 2010). Hidayat et al (2012) menunjukkan dalam penelitiannya mengenai risiko bank dan kegiatan pendapatan non bunga pada industri perbankan di Indonesia bahwa dampak dari diversifikasi produk terhadap risiko bank bergantung dari tingginya aset suatu bank. Lebih rinci lagi, diversifikasi produk memiliki hubungan negatif dengan bank yang memiliki asset kecil. Oleh karena itu, Bank Indonesia saat ini lebih ketat dalam mengawasi diverisfikasi produk karena hal tersebut memiliki kemungkinan dapat meningkatkan risiko dari bank. Masalah ini dapat menjadi sangat penting karena jika bank memiliki risiko yang tinggi, dapat menyebabkan meningkatnya ketidakstabilan dalam sistem perbankan.
Studi Literatur Kegiatan non tradisional bank merupakan kegiatan yang terdiri dari seluruh biaya yang dihasilkan oleh bank. Menurut Tortosa (2003), perbedaan antara kegiatan tradisional dan non tradisional adalah jenis pendapatan yang dihasilkan melalui kegiatan yang dilakukan oleh bank seperti pendapatan bunga dan pendapatan non bunga. Penjelasan lain mengenai kegiatan non tradisional bank dijelaskan oleh Papanikolau (2008), yang menyatakan bahwa kegiatan non tradisional bank merupakan kegiatan yang menghasilkan pendapatan non bunga serta tidak diperlukan pencatatan/pelaporan pada neraca bank.
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
Pada awalnya, kegiatan non tradisional bank diharapkan dapat meningkatkan diversifikasi dalam meraih keuntungan. Menurut Campa & Kedia (2002), Stiroh & Rumble (2006), Calmes & Theoret (2010), keputusan diversifikasi dianggap endogen dan hasil dari pengoptimalan proses secara teoritis dan menuju kepada hasil risk – return trade-off yang lebih baik. Calmes juga menjelaskan bahwa volatilitas dari pendapatan non bunga dapat mempengaruhi risiko yang dihadapi oleh bank karena meningkatkan ketidakpastian pendapatan bank yang dapat berpengaruh terhadap profitabilitasnya. Penelitian yang dilakukan Goddard et al. (2008) mengenai diversifikasi pada kegiatan non bunga terhadap kinerja pada bank di Amerika Serikat. Hasilnya ditemukan bahwa credit union yang berukuran paling besar yang menggunakan kegiatan non bunga dapat mempengaruhi unadjusted profitabilitas yang dimilikinya. Selain itu Kunt dan Huizinga (2010) juga menjelaskan bahwa kombinasi dari dua kegiatan usaha bank yaitu kegiatan tradisional dan kegiatan non tradisional, dapat meningkatkan return bank untuk meningkatkan performa bank. Sehingga dalam penelitian ini dikembangkan hipotesis bahwa kegiatan non tradisional dapat mempengaruhi profitabilitas bank secara positif. Banyak penelitan yang menyatakan bahwa diversifikasi pendapatan bank justru tidak menguntungkan, tetapi memperbesar risiko yang dihadapi oleh bank. Seperti DeYoung dan Roland (2001), Stiroh (2004) dan Stiroh dan Rumble (2006), penelitian mereka menunjukkan bahwa diversifikasi pendapatan meningkatkan volatilitas pendapatan yang menunjukkan risiko yang dihadapi oleh bank. Hidayat et al (2012) menunjukkan dalam penelitiannya mengenai risiko bank dan kegiatan pendapatan non bunga pada industri perbankan di Indonesia bahwa dampak dari diversifikasi produk terhadap risiko bank bergantung dari tingginya asset suatu bank. Lebih rinci lagi, diversifikasi produk memiliki hubungan negatif dengan bank yang memiliki asset kecil. Oleh karena itu, Bank Indonesia saat ini lebih ketat dalam mengawasi diverisfikasi produk karena hal tersebut memiliki kemungkinan dapat meningkatkan risiko dari bank. Masalah ini dapat menjadi sangat penting karena jika bank memiliki risiko yang tinggi, dapat menyebabkan meningkatnya ketidakstabilan dalam sistem perbankan. Disisi lain, beberapa studi memperlihatkan bahwa kombinasi antara kegiatan penyaluran kredit dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan non bunga menghasilkan benefit dan pengurangan risiko, seperti Rogers dan Sinkey (1999) yang menemukan bahwa kegiatan non tradisional (fee based activities) mempunyai pengaruh yang positif terhadap total aset dan berpengaruh negatif terhadap risiko. Stiroh (2004) menjelaskan diversifikasi dapat
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
mengurangi risiko bank selama kondisi pendapatan bunga dan non bunga tidak berkorelasi sempurna, sehingga diversifikasi yang dihasilkan mampu mengurangi volatilitas pendapatan bank secara keseluruhan. Sehingga dalam penelitian ini dikembangkan hipotesis bahwa kegiatan non tradisional dapat mempengaruhi risiko bank secara negatif. Untuk melihat bagaimana pengaruh kegiatan non tradisional bank terhadap profitabilitas dan risiko, Apergis membagi 3 (tiga) faktor determinan profitabilitas dan risiko bank berdasarkan faktor internal, eksternal, dan makroekonomi. Faktor internal bank yang digunakan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Asset (LA), kemudian faktor eksternal menggunakan Herfindahl – Hirschman Index (HHI) dan faktor makroekonomi seperti inflasi dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto.
Metodologi penelitian Penelitian ini memmberikan batasan dari data penelitian yang digunakan untuk mempermudah proses penelitian dan menghindari bias penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan beberapa kriteria seperti bank umum telah terdaftar pada Bank Indonesia sejak, sebelum atau pada tahun 2006 dan masih beroperasi hingga akhir tahun 2013, memiliki laporan keuangan yang diperlukan, yaitu neraca dan laporan laba rugi yang dipublikasikan pada Laporan Keuangan Publikasi Bank di situs Bank Indonesia pada periode penelitian, yaitu tahun 2006 hingga 2013, tidak memasukkan bank syariah kedalam sampel penelitian karena terdapat perbedaan format laporan keuangan serta bank yang tidak memiliki data lengkap dan memiliki data outlier dikeluarkan dari sampel penelitian. Pada akhirnya, sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 99 bank pada periode penelitian 2006 sampai dengan 2013 dengan menggunakan metode data panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari Laporan Keuangan Publikasi Bank dan Badan Pusat Statistik. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Riverd dan Thomas (1997) yang kemudian dikembangkan lagi pada penelitian yang dilakukan Apergis (2014), model tersebut adalah sebagai berikut; Model Penelitian Profitabilitas
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
Model Penelitian Risiko
ROA (return on asset) merupakan rasio yang mempresentasikan bagaimana profitabilitas yang dimiliki oleh bank. ROA dihitung dengan membagi laba bersih sebelum pajak dengan total asset bank. Penggunaan ROA dalam penelitian sebagai pengukuran profitabilitas adalah karena rasio ini dapat memberikan tolak ukur untuk menilai efektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan yang dijadikan pengukur risiko bank adalah rasio insolvency risk (IR) yang dihitung dengan membagi standar deviasi ROA dengan jumlah dari rata – rata ROA dan rata – rata CAR. Semakin rendah indeks yang dimiliki suatu bank, semakin rendah risiko yang dihadapi oleh bank Variablel yang dijadikan variabel bebas dalam penelitian ini adalah NTR (non traditional activity) dihitung dengan membagi jumlah pendapatan operasional lainnya dengan jumlah dari pendapatan bunga bersih ditambah dengan jumlah pendapatan operasional lainnya. Kemudian ditambah dengan variabel lain penentu dependen variabel yang berasal dari faktor internal bank, yaitu LA (loan to asset) yang dihitung dengan membagi total kredit dengan total asset. Kemudian variabel CAR (capital adequacy ratio) dihitung dengan membagi modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko, serta variabel NONPL (non performing loan) dihitung dengan membagi kredit bermasalah dengan total kredit. Faktor eksternal yaitu indeks HHI dihitung dengan membandingkan perhitungan total deposit tiap bank dengan total deposit seluruh bank yang kemudian dikuadratkan. Selanjutnya dari faktor makrokonomi yaitu tingkat inflasi dan pertumbuhan GDP serta variabel interaksi dummy dengan NTR (non traditional activity).
Analisis dan Pembahasan Statistik deskripstif merupakan data yang menunjukkan karakteristik dari data yang tersedia sebagai sampel penelitian. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai statistik deskripstif variabel penelitian, antara lain Return on Asset (ROA), Insolvency Risk (IR), kegiatan non tradisional bank (NTR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Asset (LA), Non Performing Loan (NPL) , Indeks HHI (HHI), inflasi (INFL), dan pertumbuhan GDP
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
(GDPG) yang digambarkan melalui rata – rata, nilai tengah, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. Tabel 1. Statistik Deskriptif Penelitian Mean
Median
Max
Min
Std. Dev.
Obs
ROA
0.0252
0.0230
0.1504
-0.0597
0.0177
792
IR
0.0546
0.0304
0.7934
0.0000
0.0799
792
NTR
0.2069
0.1404
0.9692
0.0000
0.1849
792
CAR
0.2414
0.1831
1.0883
-0.0067
0.1661
792
LA
0.5884
0.6225
0.9042
0.0330
0.1428
792
NONPL
0.0525
0.0163
0.3697
0.0000
0.1450
792
HHI
0.0008
0.0000
0.0469
0.0000
0.0039
792
INFL
0.0685
0.0558
0.1333
0.0398
0.0287
792
GDPG
0.1607
0.1503
0.2525
0.1038
0.0470
792
Sumber: Output Eviews 6, Olahan Penulis 2014
Tabel 2. Hasil Regresi Model ROA Variabel
Koefisien
t-statistic
Prob.
C
0,0166
0,0021
0,0000***
NTR
-0,0007
0,0050
0,8827
LA
0,0082
0,0023
0,0005***
CAR
0,0161
0,0031
0,0000***
NONPL
-0,0044
0,0019
0,0196**
HHI
-0,0665
0,0745
0,3720
INFL
0,0002
0,0000
0,0016***
GDPG
-0,0120
0,0067
0,0756*
DUMNTR
0,0018
0,0042
0,6554
R-squared
0,8935
Adjusted R-Squared
0,8770
F-statistic
54,2337
Prob (F-statistic)
0,0000 Sumber: Output Eviews 6, Olahan Penulis 2014
*** Signifikan pada tingkat 1%, ** Signifikan pada tingkat 5%, *Signifikan pada tingkat 10%
Model ROA merupakan model pertama yang dilakukan pengujian untuk melihat apakah kegiatan non tradisional yang dilakukan bank umum di Indonesia dapat mempengaruhi profitabilitas dari bank tersebut atau tidak pada periode 2006 sampai dengan 2013. Setelah dilakukan pengujian melalui regresi dan hasilnya diringkas pada tabel diatas,
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
ditemukan bahwa kegiatan non tradisional yang dijelaskan melalui pendapatan non bunga bank tidak mempengaruhi profitabilitas pada sampel bank umum di Indonesia. Kegiatan non tradisional bank ini memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitasnya, yang berarti menunjukkan bahwa ketika pendapatan non bunga bank mengalami kenaikan, maka akan menyebabkan profitabilitas bank yang menurun, begitu juga sebaliknya. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian mengenai pengaruh kegiatan non tradisional bank terhadap profitabilitas pada bank umum di Amerika Serikat yang dilakukan oleh Apergis (2014) dimana dalam penelitian tersebut, kegiatan non tradisional memiliki pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas bank umum di Amerika Serikat. Hal ini berkaitan dengan bagaimana dan seberapa besar kegiatan utama yang dilakukan oleh bank umum dinegara masing – masing untuk menopang pendapatan yang diterimanya. Rogers and Sinkey (1999) menyatakan bahwa kegiatan non tradisional pada bank umum komersial di Amerika Serikat mulai marak muncul dan sebagai akibatnya, kegiatan tradisionalnya menurun tajam. Perubahan kegiatan bank selama 30 tahun terakhir pada penelitian tersebut memperlihatkan bahwa penurunan intermediasi dana yang seharusnya menjadi tugas bank, semakin menurun. Berawal dari penelitian Rogers dan Sinkey inilah yang membuat beberapa penelitian terkait mengenai kegiatan non tradisional menunjukkan tren positif, seperti pada penelitian Apergis (2014) yang menunjukkan bahwa kegiatan non tradisional bank memberi pengaruh positif pada profitabilitas bank selama periode 2000 – 2013 serta Lozano-Vivas (2010) dengan hasil penelitiannya bahwa dengan adanya kegiatan non tradisional yang dilakukan oleh bank mampu memberikan peningkatan rata – rata efisiensi biaya yang dimiliki. Namun gambaran kegiatan non tradisional yang dilakukan oleh bank di Amerika Serikat tentu berbeda dengan kegiatan non tradisonal yang dilakukan oleh bank di Indonesia. Tidak signifikannya kegiatan non tradisional terhadap profitabilitas bank salah satunya dipengaruhi oleh masih sedikitnya jumlah pendapatan non bunga yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan bunganya, yang berarti kegiatan terbesar perbankan Indonesia masih ditopang oleh kegiatan tradisional. Pendapat ini didasarkan oleh perolehan pendapatan yang diterima oleh bank-bank di Indonesia secara umum, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa sebagian besar pendapatan perbankan Indonesia masih berasal dari kredit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Mahadianto et al (2013) yang juga menemukan bahwa fee based income tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini juga didukung oleh pendapat De Jonghe (2009) yang menyatakan bahwa kegiatan non tradisional bank akan memacu peningkatan ketidakpastian pertumbuhan pendapatan operasi bank, yang berakibat pada penurunan profitabilitas bank. Variabel kontrol yang menggambarkan bagaimana karakteristik bank berdasarkan faktor internal serta faktor makroekonomi berkontribusi signifikan terhadap profitabilitas. Rasio LA, CAR dan NONPL sebagai rasio yang menggambarkan karakteristik bank serta pertumbuhan GDP dan inflasi yang menggambarkan faktor makroekonomi seluruhnya berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Tabel 3. Hasil Regresi Model IR Variabel
Koefisien
t-statistic
Prob.
C
0,0502
5,3768
0,0000***
NTR
-0,0874
-4,1030
0,0000***
LA
-0,0532
-4,7471
0,0000***
CAR
-0,0032
-0,3053
0,7602
NONPL
-0,0674
-8,3923
0,0000***
HHI
-0,1981
-0,2830
0,7772
INFL
0,0103
26,2635
0,0000***
GDPG
-0,1963
-6,1970
0,0000***
DUMNTR
0,1013
5,4544
0,0000***
R-squared
0,7139
Adjusted R-Squared
0,6696
F-statistic
16,1290
Prob (F-statistic)
0,0000
Sumber: Output Eviews 6, Olahan Penulis 2014 *** Signifikan pada tingkat 1%, ** Signifikan pada tingkat 5%, *Signifikan pada tingkat 10%
Hasil penelitian menemukan bahwa kegiatan non tradisional bank yang ditunjukkan dengan rasio pendapatan non bunga menunjukkan hubungan yang negatif terhadap risiko yang ditunjukkan dengan rasio insolvency risk. Hal ini menunjukkan bahwa ketika bank melakukan kegiatan usahanya dan menghasilkan pendapatan yang salah satunya mencakup pendapatan non bunga, maka akan menurunkan risiko yang dimiliki bank. Begitu pula ketika variabel ini dilakukan interaksi dengan periode krisis, dimana hasilnya menunjukkan bahwa disaat Indonesia mengalami krisis pada tahun 2008, kegiatan non tradisional justru berpengaruh terhadap risiko yang dimiliki bank. Hasil penelitian terkait risiko ini sesuai
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
dengan penelitian yang dilakukan oleh Apergis (2014) dimana bank yang melakukan kegiatan non tradisionalnya akan menyebabkan penurunan risiko. Dengan mengandalkan pendapatan non bunga berarti bank bergantung pada kebijakan tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian dari Claracita (2013) yang menyatakan bahwa bank dalam melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan non bunga, belum ditopang oleh peraturan yang jelas, misalnya mengenai penyisihan yang harus dilakukan bank untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi pada kegiatan non tradisional, seperti peraturan untuk transaksi valuta asing. Padahal kegiatan ini sangat berisiko, mengingat saat ini fluktuasi nilai tukar yang sangat tinggi. Sehingga hal ini dapat meningkatkan risiko dari kegiatan non tradisional bank. Namun secara umum, tindakan preventif yang dilakukan bank untuk mengatasi permasalahan modal, sudah ditentukan pada peraturan mengenai capital adequacy ratio yang harus dimiliki dan ditentukan oleh setiap bank. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang menunjukkan bahwa faktor internal dan faktor makroekonomi berpengaruh signifikan terhadap risiko bank. Faktor internal tersebut antara lain adalah rasio Loan to Asset (LA) yang menunjukkan seberapa besar kredit yang diberikan dari total asset yang dimiliki. Hasilnya menunjukkan bahwa rasio LA berpengaruh negatif signifikan, yang artinya pemberian kredit dapat mempengaruhi risiko yang dimiliki oleh bank namun bukan meningkatkan risikonya, tetapi dapat menguranginya. Hal ini sesuai dengan DeYoung dan Rice (2004) yang menjelaskan bahwa pemberian kredit tersebut menunjukkan bahwa bank lebih fokus pada pendapatan bunga daripada pendapatan non bunga sehingga risiko yang dihadapinya turun. Variabel Non Performing Loan (NPL) juga menunjukkan hasil serupa seperti rasio LA, yaitu berpengaruh signifikan dengan arah negatif. Variabel kontrol lain yaitu faktor makroekonomi juga menunjukkan pengaruh signifikan terhadap risiko bank. Pertumbuhan GDP menunjukkan arah yang negatif, sedangkan inflasi menunjukkan arah yang positif terhadap risiko. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika terdapat pertumbuhan terhadap GDP Indonesia, dimana menunjukkan tren pertumbuhan ekonomi sedang positif, akan menurunkan risiko perbankan. Hal ini dapat terjadi karena pertumbuhan perekonomian yang semakin baik, akan mendorong investor untuk lebih agresif dalam menginvestasikan asetnya, yang apabila tidak disertai pengawasan yang baik akan berdampak pada peningkatan risiko.
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
Kesimpulan 1.
Kegiatan non tradisional tidak berpengaruh secara signifikan dan memiliki pengaruh ngatif terhadap profitabilitas bank umum Indonesia periode 2006 – 2013. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan non tradisional bank di Indonesia tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas bank karena diduga pendapatan bank di Indonesia masih didominasi oleh pendapatan yang berasal dari penyebaran kredit. Penambahan variabel kontrol yang diduga dapat mempengaruhi profitabilitas bank berasal dari tiga faktor, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor makroekonomi. Variabel kontrol yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas antara lain rasio loan to asset, capital adequacy ratio dan non performing loan yang berasal dari faktor internal dan pertumbuhan GDP dan inflasi yang berasal dari faktor makroekonomi, sedangkan faktor eksternal yaitu kompetisi perbankan dan variabel interaksi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank.
2.
Kegiatan non tradisional berpengaruh secara signifikan dan memiliki pengaruh negatif terhadap risiko bank umum Indonesia periode 2006 – 2013. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan non tradisional bank di Indonesia memiliki pengaruh terhadap risiko bank karena diduga ketika bank masih mengandalkan pendapatan non bunga berarti bank bergantung pada kebijakan tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Begitu pula ketika variabel ini dilakukan interaksi dengan periode krisis pada tahun 2008 yang menunjukkan bahwa kegiatan non tradisional berpengaruh terhadap risiko bank disaat krisis melanda Indonesia. Penambahan variabel kontrol yang diduga dapat mempengaruhi risiko bank berasal dari tiga faktor, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor makroekonomi. Variabel kontrol yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas antara lain rasio loan to asset dan non performing loan yang berasal dari faktor internal dan pertumbuhan GDP dan inflasi yang berasal dari faktor makroekonomi, sedangkan faktor eksternal yaitu kompetisi perbankan dan capital adequacy ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko bank.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, diberikan beberapa masukan yang diberikan untuk beberapa pihak, antara lain:
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
1. Saran peneliti bagi regulator yang berwenang saat ini, yaitu Otoritas Jas Keuangan mengenai kegiatan non tradisional bank adalah membuat peraturan yang lebih rinci mengenai batasan – batasan yang harus dilakukan oleh bank umum saat melakukan kegiatan non tradisionalnya. Mengingat negara Indonesia masih melakukan tahap pengenalan dan gencar melakukan kegiatan usaha yang menghasilkan pendapatan non bunga, serta hasil dari penelitian ini yang menunjukkan bahwa kegiatan non tradisional berpengaruh signifikan terhadap risiko, maka regulator dapat membuat kebijakan untuk meminimalisir risiko tersebut. 2. Kegiatan non tradisional bank yang merupakan salah satu alternatif pendapatan yang diterima oleh bank selain penerimaan dari kredit, dapat dijadikan pilihan ketika terdapat kebijakan jika terjadi gejolak perekonomian yang mempengaruhi besarnya kredit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan non tradisional bank yang dilihat dari pendapatan non bunganya, tidak mempengaruhi profitabilitas bank di Indonesia. Sehingga pihak internal perbankan dapat memperhatikan dan menentukan pendapatan apa saja yang paling berpengaruh dan paling menguntungkan dari profitabilitas yang akan diperoleh. Namun meskipun kegiatan non tradisional tidak mempengaruhi profitabilitas bank, pihak internal bank dapat membuat keputusan terkait peluang dari kegiatan non tradisional bank yang saat ini sedang mengalami tren pertumbuhan untuk tetap dapat memiliki bagian dari sumber pendapatan perbankan. 3. Selain menjadikan penelitian ini sebagai referensi dan wawasan bagi pihak akademik, penelitian ini masih memiliki keterbatasan untuk menjadikan penelitian yang sempurna. Oleh karena itu, untuk penelitian dengan topik serupa, diharapkan penelitian selanjutnya dapat melengkapi jumlah sampel bank dalam penelitian menjadi seluruh sampel bank yang beroperasi di Indonesia, yang berjumlah 120 bank untuk lebih menunjukkan kondisi perbankan secara umum di Indonesia serta menggunakan karakteristik setiap bank dengan lebih rinci, seperti membedakan bank sesuai dengan ukurannya, sesuai jenis bank atau besaran dari pendapatan non bunga yang diterima sebagai hasil dari kegiatan non tradisional yang dioperasikan sehingga dapat lebih menunjukkan hasil yang lebih baik
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
Daftar Referensi Apergis, Nicholas. (2014). The long term role of non traditional banking in profitability and risk profiles: evidence from a panel of U.S. banking institutions. Journal of International Money and Finance 45, 61-73. Calmes, C., Liu, Y. (2009). Financial structure change and banking income: a Canada-US comparison. International Financial Market, Institutions & Money, 19, pp 128 – 139. Calmes,C. Theoret,R. (2010). The impact off balance sheet activities on bank returns: an application of the ARCH-M to Canadian data. Journal of Banking & Finance, 34, pp 1718-1728. Campa, Jose Manuel., Kedia, Simi. (2002). Explaining the diversification discount. Journal of Finance, 57, 1731 – 1762. Claracita, C. (2013). Pengaruh Aktivitas Non Interest Income Terhadap Performa Bank Umum Konvensional di Indonesia 2007 – 2011. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. DeYoung,R., Roland, K. (2001). Product mix and earning volatility at commercial banks: evidence from a degree of total leverage model. Journal of Financial Intermediation 10, 54 – 84. DeYoung, Robert. Torna Gokhan. (2013). Non traditional banking activities and bank failures during the financial crisis. Journal of Financial Intermediation 22 397 – 421. Goddard, J., Molyneux P., Wilson, John, O. S. (2004). The profitability of European banks: a cross sectional and dynamic panel analysis. The Manchester School, 72, 363-281. Hidayat, Wahyu Yuwana. Kakinaka, Makoto. Miyamoto, Hiroaki. (2012). Bank risk and non interest income activities in the Indonesian banking industry. Journal of Asian Economics 23 335 – 343. Lozano-Vivas, Ana. Pasiouras, Fotios. (2010). The impact of non traditional activities on the estimation of bank efficiency; international evidence. Journal of Banking And Finance 34 1436-1449. Mahadianto, Moh. Yudi., Sutirwan, Irwan., Prasetya, Izal. 2013. Pengaruh Jumlah Kredit Yang Diberikan Dan Fee Based Income Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Universitas Swadaya Gunung Jati.
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015
Papanikolaou, Nikolaos I. (2009). How output diversification affects bank efficiency and risk: an intra-EU comparative study. Social Science Research Network. Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Asset Bank Umum. Pepall, Lynne., Richards, Daniel J., Norman, George. (2005). Industrial Organization: Contemporary Theory And Practice. 3rd Edition. Rogers, Kevin. Sinkey, Joseph F. (1999). An analysis of nontraditional activities at U.S. commercial banks. Review of Financial Economics 8 25-39. Satria, Dias. 2013. Lumpuhnya Fungsi Vital Perbankan. Publikasi Jurnal Umum Universitas Brawijaya. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Keuangan Kebijakan Moneter Dan Perbankan (5th). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 . Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001. Surat Edaran Bank Indonesia No.7/56/DPbS Tanggal 9 Desember 2005 Statistik Perbankan Indonesia Oktober 2014. Stiroh, (2004). Diversification in banking: is non interest income the answer?. Journal of Money, Credit, And Banking 36 (5), 853 – 882. Stiroh, Kevin, J., Adrienne Rumble. (2006) The dark side of diversification: the case f US financial holding companies. Journal of Banking And Finance 20 2131 – 2161. Tortosa E,. Ausiana. (2003). Non traditional activities and bank efficiency revisited: a distributional analysis for Spanish financial institutions. Journal of Economics And Business, 55 pp 371 – 395. Undang - Undang No. 10/1998 Tentang Perbankan
Pengaruh kegiatan..., Melliana Ayu Lestari, FE, 2015