PENGARUH KEEMPAT PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA SEKA SWALAYAN SRAGEN Oleh : Hudi Kurniawanto STIE AUB SURAKARTA
Abstract Target of research with title perpective fourth influence balanced scorecard to Seka Swalayan Sragen performance is to know how far influence of financial, customer, internal business process, learning and growth by parsial and simultan have an effect to organizational performance. Responden is research 40 persons. Result of research with method of regresi linear with computer program of SPSS windows for 12.0 indicating that financial, customer, internal business process have positive influence and signifikan to organizational performance, while learning and growth have negative influence and signifikan to organizational performance. Then by simultan and partial the factors have influence of signifikan to Organizational Performance and dominant influence is internal business process, Keyword
: Balanced Scorecard, Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business Process Perspective, Learning and Growth Perspective, Organizational Performance.
Ringkasan Tujuan penelitian dengan judul Pengaruh Keempat Perspektif Balanced Scorecard terhadap Kinerja Seka Swalayan Sragen adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan secara serempak dan parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi, yang diteliti 40 responden. Hasil penelitian menggunakan metode regresi linier berganda dengan program komputer SPSS for windows 12.0 menunjukkan bahwa finansial, pelanggan, proses bisnis internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi, sedangkan pembelajaran dan pertumbuhan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Secara serempak dan parsial faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi dan yang memilki pengaruh paling dominan adalah proses bisnis internal Kata Kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Finansial, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, Kinerja Organisasi Latar Belakang Masalah Perusahaan dewasa ini berada ditengah-tengah transformasi yang
revolusioner. Persaingan era industri telah bergeser kepada persaingan era informasi. Perusahaan pada era informasi ini tidak dapat lagi menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan hanya dengan menerapkan teknologi baru ke dalam aktiva fisik secara cepat. Pergeseran teknologi dari hard automation ke information technology menyebabkan pergeseran paradigma organisasi (Mulyadi, 2005: 458). Pergeseran paradigma dalam persaingan bisnis global, harus dilandasi dengan suatu pemikiran baru bahwa competitiveness dan efektivitas organisasi dapat dicapai dengan memperluas faktor-faktor yang dianggap bisa mempengaruhi peningkatan produktivitas dan melakukan koordinasi dalam menghasilkan keuntungan kompetitif. Organisasi untuk mencapai keberhasilan kompetitif pada era informasi ini perlu memiliki kemampuan baru untuk memobilisasi dan mengeksploitasi aktiva berwujud yang jauh lebih menentukan daripada melakukan investasi dan mengelola aktiva fisik yang berwujud. Organisasi pada era informasi ini masih banyak yang menggunakan model akuntansi keuangan tradisional yaitu mengukur kinerja organisasi lebih memfokuskan pada kinerja keuangan yang diukur secara periodik dimana indikator-indikator terpenting didasarkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan. Pengukuran kinerja yang hanya didasarkan atas pengukuran finansial saja, dirasa sudah tidak lagi memadai untuk menentukan dan mengevaluasi perjalanan yang harus
dilalui organisasi era informasi dalam menciptakan nilai masa depan melalui investasi yang ditanamkan pada pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi dan informasi, sehingga dalam pengukuran kinerja diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan pengukuran kinerja non finansial, ini dapat membantu organisasi mengetahui dan mengevaluasi kinerjanya secara keseluruhan. Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional (Hansen dan Mowen, 2004: 509). Tujuan dan ukuran operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif finansial (financial perspective), pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) (Kaplan dan Norton, 2000: 7 alih bahasa Pasla) Perspektif finansial menggambarkan keberhasilan finansial yang dicapai oleh organisasi atas aktiva yang dilakukan dalam tiga perspektif lainnya. Perspektif pelanggan menggambarkan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi berkompetisi. Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses yang penting untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang.
Perspektif finansial, organisasi merumuskan tujuan finansial yang ingin dicapai organisasi dimasa yang akan datang. Tujuan finansial tersebut dijadikan dasar bagi ketiga perspektif lainnya dalam menetapkan tujuan dan ukurannya. Tujuan finansial organisasi bisnis umumnya berhubungan dengan profitabilitas yang diukur berdasarkan laba operasi, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan lainnya. Ukuran finansial menggambarkan apakah implementasi strategi organisasi memberikan kontribusi atau tidak terhadap keberhasilan finansial organisasi. Perspektif pelanggan, organisasi mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing. Tujuan yang bisa ditetapkan dalam perspektif ini adalah pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang dipergunakan dalam perspektif ini antara lain pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan, profitabilitas pelanggan, dan lainnya. Organisasi dalam perspektif ini menyusun strategi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi organisasi. Perspektif proses bisnis internal, mengidentifikasi prosesproses bisnis yang penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif pelanggan) dan pemilik organisasi (perspektif finansial). Komponen utama dalam proses bisnis internal adalah 1) proses inovasi yang diukur dengan
banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi, waktu penyerahan produk ke pasar, dan lainnya 2) proses operasi, yang diukur dengan waktu proses produksi yang pendek, peningkatan mutu produk, dan biaya proses produksi yang dikeluarkan 3) layanan purna jual, yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, dan lainnya. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Tujuan dalam perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur bagi perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal, agar tujuan dari perspektif-perspektif tersebut tercapai. Perspektif ini bertujuan meningkatkan kemampuan karyawan, meningkatkan kapabilitas sistem informasi, dan peningkatan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Ukuran yang bisa digunakan antara lain banyaknya saran yang diberikan oleh karyawan, perbaikan dan peningkatan karyawan, keselarasan perorangan dan organisasi. Seka Swalayan merupakan toko eceran (retailing), kegiatannya terlibat dalam penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Seka Swalayan melayani semua kebutuhan konsumen seperti: makanan, minuman, produk peralatan rumah tangga dan lain-lain. Organisasi Seka Swalayan perlu menentukan visi dasar yang ingin
dicapai organisasi dalam jangka panjang supaya dapat bersaing di era informasi. Sejalan dengan hal tersebut maka dirumuskan visi Seka Swalayan yaitu : untuk dapat menyediakan dan melayani usaha eceran (retailing) secara global, berkembang, dan menguntungkan yang melebihi harapan pelanggan. Misi Seka Swalayan Sragen dalam upaya mendukung pencapaian visi tersebut yaitu untuk menyediakan produk yang sejalan dengan misi organisasi sebagai supermarket kelas nasional yang berbiaya rendah. Sesuai dengan misi Seka Swalayan, maka tujuan yang hendak dicapai adalah jasa yang unggul, teknologi terdepan, sumber daya manusia profesional dan berkomitmen, pertumbuhan financial return. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah deferensiasi (defferentiation) dan kepemimpinan harga (cost leadership). Sistem pengukuran kinerja Seka Swalayan selama ini masih menggunakan ukuran finansial, pergeseran persaingan dari industrial ke informasi pengukuran kinerja dituntut untuk lebih menyeluruh tidak hanya meliputi ukuran finansial saja tetapi lebih luas termasuk non keuangan yaitu pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan, atau lebih dikenal dengan Balanced Scorecard. Pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk menterjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat kinerja yang terpadu. Kajian Teori
1. Perspektif Finansial (Financial Perspective) Perspektif finansial organisasi merumuskan tujuan finansial yang ingin dicapai organisasi dimasa yang akan datang selanjutnya tujuan finansial tersebut dijadikan dasar bagi ketiga pespektif lainnya dalam menetapkan tujuan dan ukurannya (Kaplan, 2000: 41 alih bahasa Pasla). Kaplan mengidentifikasi tiga tahap siklus hidup bisnis yaitu : 1. Bertumbuh (growth), 2. Bertahan (sustain), 3. Menuai (harvest). Masing-masing tahapan dari tahap-tahap tersebut mempunyai tujuan finansial yang berbeda. Tujuan finansial tahap pertumbuhan adalah persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan diberbagai pasar sasaran, kelompok pelanggan, dan wilayah. Tujuan finansial tahap bertahan adalah profitabilitas dan pengembalian investasi. Ukurannya terkait dengan laba akuntansi seperti laba operasi dan margin kotor, tingkat pengembalian investasi, return on capital employed, dan nilai tambah ekonomi. Tujuan finansial tahap
menuai adalah memaksimalkan arus kas kembali ke korporasi, sedang tujuan finansial keseluruhan untuk bisnis tahap menuai adalah arus kas operasi (sebelum depresiasi) dan penghematan berbagai kebutuhan modal kerja. Strategi yang dilakukan organisasi dalam perspektif finansial mencakup tiga aspek yaitu: 1) Bauran dan pertumbuhan pendapatan 2) Penghematan biaya/peningkatan produktivitas, dan 3) Pemanfaatan aktiva / strategi investasi. Sejalan dengan hal tersebut Mulyadi menyatakan untuk organisasi nonpublik, nilai organisasi ditentukan oleh tiga faktor: (Mulyadi , 2001: 203) 1) Cost management mencakup bagaimana personel mengurangi biaya organisasi secara signifikan 2) Manajemen pertumbuhan (growth management) mencakup bagaimana personel melipat gandakan pendapatan organisasi 3) Management equity mencakup bagaimana manajemen meningkatkan kualitas pengelolaan terhadap kegiatan organisasi.
Tabel 1. Mengukur Tema Keuangan Strategis Bauran dan Pertumbuhan Pendapatan Pertumbuhan Tingkat pertumbuhan penjualan segmen Persentase pendapatan, produk, jasa pelanggan baru Pangsa pelanggan dan Bertahan
Tema strategis Penghematan Biaya/Peningkatan Produktivitas Pendapatan/Pekerja
Biaya organisasi
Pemanfaatan Aktiva Investasi (persentase penjualan) Riset dan pengembangan (persentase penjualan) Rasio modal kerja
Menuai
sasaran Penjualan silang (cross selling) Persentase pendapatan dari aplikasi baru Profitabiltas lini pelanggan dan produk Profitabilitas lini pelanggan dan produk Persentase pelanggan yang tidak menguntungkan
sendiri vs kompetitor Tingkat penghematan biaya Beban tak langsung (persentase penjualan)
Biaya unit (per unit output, per transaksi)
Sumber : Kaplan (2000: 45 alih bahasa Pasla) 2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Perspekfit pelanggan, 3. organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing. Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif ini adalah pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam perspektif pelanggan mencakup lima aspek utama (Kaplan, 2000: 59 alih bahasa Pasla) yaitu: 1) Pangsa pasar 2) Retensi pelanggan 3) Akuisisi pelanggan 4) Kepuasan pelanggan 5) Profitabilitas pelanggan Pengukuran - pengukuran yang diperlukan selain dari lima aspek tersebut yaitu mengukur proposisi nilai bagi pelanggan. Proposisi nilai pelanggan menyatakan atribut yang diberikan organisasi kepada produk dan jasanya untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan dalam segmen pasar sasaran. Atribut ini dibagi dalam tiga kategori:
(siklus kas ke kas) ROCE berdasarkan kategori aktiva kunci Tingkat pemanfaatan aktiva) Pengembalian (payback) Throughput
1) Atribut produk/jasa. 2) Hubungan pelanggan 3) Citra dan reputasi Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal - BusinessProcess Perspective) Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasi prosesproses yang penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif pelanggan) dan pemilik organisasi (perspektif finansial). Komponen utama dalam perspektif proses bisnis internal (Kaplan, 2000: 83 alih bahasa Pasla) yaitu : proses inovasi, proses operasi, dan layanan purna jual. 1) Proses inovasi Proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektivitas serta ketepatan waktu dari proses ini akan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan. 2) Proses Operasi Proses operasi yang dilakukan oleh masing -
masing organisasi bisnis, lebih menitik beratkan pada efisiensi proses, konsistensi dan ketepatan waktu dari barang dan jasa yang diberikan kepada pelanggan. 3) Layanan purna jual Tahap terakhir dalam pengukuran proses bisnis internal adalah dilakukannya pengukuran terhadap pelayanan purna jual kepada pelanggan. Pengukuran ini menjadi proses yang cukup penting dalam proses bisnis internal, karena pelayanan purna jual ini akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan, yang termasuk aktivitas purna jual antara lain: garansi dan aktivitas reparasi, perlakuan terhadap produk cacat atau rusak, proses pembayaran yang dilakukan pelanggan pada transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Kaplan (Kaplan, 2000 : 109 alih bahasa Pasla) mengungkapkan betapa penting organisasi untuk melakukan investasi dalam infrastruktur (para pekerja, sistem dan prosedur) jika ingin mencapai tujuan pertumbuhan keuangan jangka panjang. Pengukuran pembelajaran dan pertumbuhan mencakup tiga kategori utama
yaitu 1) kapabilitas pekerja, 2) kapabilitas sumber informasi, dan 3) motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan. 5. Kinerja Organisasi Organisasi adalah unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih, yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins P. Stephen, 2006: 4) Robbins mengemukakan bahwa kinerja merupakan deskripsi yang sistematik dari suatu pekerjaan berkenaan dengan kekuatan dan kelemahan dari suatu individu atau kelompok kerja Organisasi dikelompokan ke dalam tiga kategori umum (Anthony, 2005 : 117) : 1) Struktur fungsional, didalamnya manajer bertanggung jawab atas fungsi-fungsi yang terspesialisasi, 2) Struktur unit bisnis, didalamnya unit manajer bertanggung jawab atas aktivitasaktivitas masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi semi independen dari perusahaan, 3) Struktur matrik, didalamnya unitunit fungsional memiliki tanggung jawab ganda. 6. Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard telah lama dikembangkan oleh Robert S.Kaplan dan David P.Norton (HBR, Januari-Pebruari 1992). Konsep Balanced Scorecard ini dikembangkan untuk melengkapi pengukuran kinerja finansial (dikenal dengan
pengukuran kinerja tradisional) sebagai alat yang cukup penting bagi organisasi organisasi untuk merefleksikan pemikiran baru dalam era competitiveness dan efektivitas organisasi. Konsep ini memperkenalkan suatu sistem ukuran kinerja organisasi dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria tersebut sebenarnya merupakan penjabaran
dari apa yang menjadi misi dan strategi organisasi dalam jangka panjang, yang digolongkan menjadi empat perspektif yaitu: a) Perspektif finansial b) Perspektif pelanggan c) Perspektif proses bisnis internal d) Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
Gambar 1: Hubungan antara empat perspektif dalam Balanced Scorecard Financial ROCE
Customer
Customer Loyalty
On-timer Delivery
Internal/Busineness Process
Learning and Growth
Process Quality
Process Cycle Time
Employee Skills
Sumber : Kaplan (1996: 31) Balanced Scorecard terdiri dari kumpulam ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan secara keseluruhan (Garrison/Norren, 2000: 494). Ukuran kinerja yang digunakan
dalam Balanced Scorecard dibagi dalam empat kelompok : keuangan, konsumen, proses bisnis internal, learning and growth. Point-point yang harus diperhatikan dalam menentukan
ukuran kinerja untuk Balanced Scorecard perusahaan : a) Ukuran kinerja seharusnya konsisten dan sesuai dengan strategi perusahaan. Ukuran kinerja jika tidak konsisten dengan strategi perusahaan,
menimbulkan kesimpangsiuran pekerjaan. b) Scorecard tidak mempunyai ukuran kinerja yang terlalu banyak, hal ini dapat menimbulkan fokusnya berkurang dan membingungkan.
Kerangka Pemikiran Finansial (X1)
Pelanggan (X2) Kinerja Organisasi (Y) Proses Bisnis Internal (X3)
Pembelajaran dan Pertumbuhan (X4)
Gambar 2 : Skema Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut: Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara varibel finansial, pelanggan, proses bisnis
Ha2
:
internal serta pembelajaran dan pertumbuhan secara serempak terhadap kinerja organisasi Seka Swalayan Sragen Ada pengaruh yang signifikan antara varibel finansial, pelanggan, proses
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan secara parsial terhadap kinerja organisasi Seka Swalayan Sragen Metode Penelitian Obyek penelitian ini adalah karyawan pada Seka Swalayan di Sragen. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis dalam penelitian. Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:65) ”Populasi yaitu jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya dapat diduga”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Seka Swalayan Sragen yang berjumlah 40 orang. Sampel penelitian merupakan sebagian atau semua populasi yang menjadi subyek penelitian, yang dapat mewakili populasi penelitian. Sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Teknik Sampling penelitian ini menggunakan sensus, maka jumlah sampel sama dengan jumlah populasi berjumlah 40 responden. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan pada organisasi Seka Swalayan Sragen , dengan menggunakan dua data, yaitu data primer yang diambil langsung dari sumbernya dengan menggunakan kuisioner dan data sekunder yang didapat dari dokumentasi data pada Seka Swalayan Sragen. Penelitian ini, selain kuesioner juga menggunakan wawancara dan observasi. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang telah disediakan, dan angket bertingkat, karena memberikan beberapa alternatif jawaban kepada responden, tersusun dalam berbagai indikator dan bentuk pertanyaan untuk memperoleh jawaban atau tanggapan para responden dengan memberi tanda () pada kolom jawaban yang dikehendaki. Untuk penilaian Kinerja Organisasi diuji dengan menggunakan skala Likert. Ketentuan perhitungan skor sebagai berikut : 1) Jawaban sangat setuju diberi skor 5 2) Jawaban setuju diberi skor 4 3) Jawaban netral diberi skor 3 4) Jawaban tidak setuju diberi skor 2 5) Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1 Analisis 1. Analisis Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes (alat ukur) melakukan fungsi ukurnya. Cara menguji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor konstruk dengan skor totalnya. Adapun teknik korelasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik product moment correlation (Sugiyono, 1999 : 182). Rumus product moment correlation adalah sebagai berikut : n XY X Y
n X
2
X n Y 2 Y 2
2
rxy =
b. Uji Reliabilitas Analisis reliabilitas menunjukkan pada pengertian apakah instrumen dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Ukuran dikatakan reliabel jika ukuran tersebut memberikan hasil yang konsisten. Reliabilitas diukur dengan menggunakan metode cronbach alpha. Rumus Cronbach alpha : 2 k b r 1 t 2 k 1
(Arikunto, 2006: 196)
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006 : 110). Asumsinya adalah jika variabel pengganggu (e) berdistribusi normal, maka variabel yang diteliti juga berdistribusi normal, sehingga (e) perlu diuji normalitasnya (Setiaji, 2004: 15). Kriteria untuk menguji normalitas residual menggunakan uji statistik nonparametrik KolmogorovSmirnov (K-S). Data residual
dinyatakan berdistribusi normal apabila mempunyai signifikansi diatas 0,05. b. Uji Heteroskedastisitas Menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian adanya heteroskedastisitas dalam penelitian menggunakan Uji Glejser yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap varibel independen, jika koefisien regresi ternyata signifikan secara statistik, maka disimpulkan bahwa dalam data tersebut terdapat heteroskedastisitas, tetapi sebaliknya maka dapat disimpulkan dapat menerima homoskedastisitas. Digambarkan menggunakan bentuk fungsional sebagai berikut: Ut Xt vt (Gujarati, 2003 dalam Ghozali : 108) Model regresi dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila nilai probabilitas signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2006 : 109)
c. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang (Gujarati, 1999: 201) Problem autokorelasi terjadi, bila dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang yang baik adalah regresi yang bebas dari aukorelasi. d. Uji Multikolonieritas Multikolonieritas adalah hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Aturan yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF), jika nilai tolerance value < 0,10 atau nilai VIF > 10 berarti terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2006: 92). 3. Uji Hipotesis a. Uji Regresi Linier Berganda Hipotesis menyatakan bahwa varibel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varibel
dependen. Pengujian kebenaran hipotesis ini digunakan pengujian koefisien regresi secara parsial / uji-t dengan rumus sebagai berikut: Y = α + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + e (Sugiyono, 1999: 211) b. Uji F Pembuktian bahwa perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan secara serempak mempengaruhi kinerja organisasi digunakan uji F - Statistik (Setiaji, 2004: 21). c. Uji–t Statistik Pembuktian bahwa perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan secara parsial mempengaruhi kinerja organisasi digunakan uji t-statistik (Setiaji, 2004: 14). d. Koefisien Determinasi (R2) Analisa koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya variasi dari kinerja organisasi yang dapat diterangkan oleh variabel finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan dan kinerja organisasi Koefisien determinasi dilambangkan dengan R2 merupakan proporsi hubungan antara Y dengan X. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan varibel dependen amat
kecil. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. R2 dapat dinyatakan dengan bacaan sebagai berikut:
R= (Gujarati, 1999: 46) Hasil Analisis 1. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas 1) Variabel Finansial (X1)
n xy ( x y 2 n x 2 n x 2 n y 2 y 2
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Finansial Item r hitung Pertanyaan X1_1 0,313 X1_2 0,401 X1_3 0,385 X1_4 0,652 X1_5 0,366 X1_6 0,423 X1_7 0,405 X1_8 0,384 Sumber : data primer yang diolah
r tabel
Keputusan
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2) Variabel Pelanggan (X2) Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Pelanggan Item Pertanyaan X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 X2_9 X2_10
r hitung
r tabel
Keputusan
0,358 0,342 0,308 0,359 0,326 0,375 0,398 0,326 0,328 0,549
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
X2_11 0,337 X2_12 0,425 X2_13 0,350 X2_14 0,342 X2_15 0,376 Sumber : Data primer yang diolah
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Valid Valid Valid Valid Valid
3) Variabel Proses Bisnis Internal (X3) Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Proses Bisnis Internal Item r hitung Pertanyaan X3_1 0,328 X3_2 0,320 X3_3 0,369 X3_4 0,489 X3_5 0,437 X3_6 0,538 X3_7 0,448 X3_8 0,469 Sumber : Data primer yang diolah
r tabel
Keputusan
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
4) Variabel Pembelajaran dan Pertumbuhan (X4) Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pembelajaran dan Pertumbuhan Item Pertanyaan X4_1 X4_2 X4_3 X4_4 X4_5 X4_6 X4_7 X4_8
r hitung
r tabel
Keputusan
0,427 0,540 0,527 0,390 0,495 0,538 0,528 0,454
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
X4_9 0,412 Sumber : Data primer yang diolah
0,312
Valid
5) Variabel Kinerja Organisasi (Y) Tabel 6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Organisasi Item r hitung Pertanyaan Y1 0,538 Y2 0,525 Y3 0,394 Y4 0,424 Y5 0,681 Y6 0,443 Y7 0,522 Y8 0,42 Y9 0,738 Y10 0,502 Y11 0,577 Y12 0,631 Y13 0,5 Y14 0,469 Y15 0,534 Y16 0,313 Sumber : Data primer yang diolah Hasil perhitungan seperti tampak pada tabel 2 sampai dengan tabel 6, diketahui bahwa angka korelasi yang diperoleh (rhitung) harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi (rtabel).
r tabel
Keputusan
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Nilai n = 40 taraf signifikan 5% diperoleh rt abel adalah 0,312. Uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi product moment dapat diketahui bahwa semua pertanyaan valid karena
koefisien korelasinya lebih besar dari 0,312, kecuali item pertanyaan X2_3 tidak valid
karena lebih kecil dari r 0,312
tabel
b. Uji Reliabilitas Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas No
Koefisien Alpha 0,811 0,816 0,817
Variabel
Finansial Pelanggan Proses Bisnis Internal Pembelajaran dan 4 0,850 Pertumbuhan 5 Kinerja Organisasi 0,898 Sumber : Data primer yang diolah 1 2 3
Berdasarkan tabel 7. tersebut dapat diketahui angka alpha yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai alpha standar, yaitu jika nilai alpha lebih besar dari 0,60 dikategorikan reliabel. Hasil uji reliabilitas menunjukkan
Nilai Critical
Keputusan
0,60 0,60 0,60
Reliabel Reliabel Reliabel
0,60
Reliabel
0,60
Reliabel
bahwa nilai alpha dari setiap variabel lebih besar dari 0,60, maka dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan yang diajukan reliabel (andal). 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmo gor ov-Smir nov Test
N Normal Parameters a,b Most Extrem e Dif f erences
Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual 40 ,0000000 2,26182380 ,145 ,095 -,145 ,918 ,368
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Sumber: Data primer Hasil pengujian diperoleh nilai Z KolmogorovSmirnov sebesar 0,918 dengan signifikansi 0,368 > 0,05 sehingga dapat dikata-
kan bahwa pada pengujian ini penyebaran data residual berdistribusi normal. b. Heteroskedastisitas
Tabel 9. Hasil Uji Heteroskedastisitas t hitung t tabel Sig. Keputusan
Variabel X1
- 0,018 1,960 0,986 Tidak terjadi heteroskedastisitas
X2
- 1,624 1,960 0,113 Tidak terjadi heteroskedastisitas
X3
0,302 1,960 0,764 Tidak terjadi heteroskedastisitas
X4 - 0,572 1,960 0,571 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Data yang diolah Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua nilai t hitung dari keempat variabel dependen lebih kecil dari pada t table atau nilai sign lebih besar dari
0,05, sehingga tidak signifikan dapat dikatakan tidah terjadi masalah heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi
Tabel 10. Hasil Uji Autokorelasi Nilai DW - hitung Kriteria Keputusan 2,136
1,5 s/d 2,5
Tidak ada autokorelasi
Sumber : Data yang diolah Berdasarkan tabel 10 tersebut diketahui bahwa nilai statistik dari Durbin Watson pada level of significance 5 %, k = 4 dan n = 40, Ho diterima jika nilai Dw hitung kurang dari 1,5 dan lebih dari 2,5. Hasil uji autokorelasi
pada bagian model summary diperoleh angka Durbin Watson sebesar 2,136, yang terletak di antara 1,5 sampai 2,5, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi. d. Uji Multikolinearitas
Tabel 11. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Tolerance
VIF
Kesimpulan
Finansial
0,696
1,437
Tidak multikolinearitas
Pelanggan
0,640
1,562
Tidak multikolinearitas
Proses Bisnis Internal
0,631
1,586
Tidak multikolinearitas
Pembelajaran dan Pertumbuhan
0,756
1,323
Tidak multikolinearitas
Sumber : Data yang diolah Hasil pada table 11 di atas menunjukkan nilainilai VIF kurang dari angka 10, demikian juga nilai tolerance lebih besar dari 0,0l, sehingga dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terjadi adanya multikolinearitas. 3. Uji Hipotesis a. Uji Regresi Linier Berganda Hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan program (Statistical Pakcage and Social Solutions) SPSS didapatkan persamaan regresi : Y = 2,485 + 0,505X1 + 0,389X2 + 1,103X3 0,272X4 + e
Analisis masing - masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) a sebesar 2,485, artinya apabila variabel finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan konstan nol maka kinerja organisasi tetap ada. 2) Variabel X1 (Finansial) mempunyai koefisien sebesar 0,505, artinya variabel finansial mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja organisasi, jika variabel finansial meningkat maka kinerja organisasi meningkat, asumsi variabel lain tidak ada.
3) Variabel X2 (pelanggan) mempunyai koefisien sebesar 0,389 artinya variabel pelanggan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja organisasi, jika variabel pelanggan meningkat maka kinerja organisasi meningkat, asumsi variabel lain tidak ada. 4) Variabel X3 (proses bisnis internal) mempunyai koefisien sebesar 1,103 artinya variabel proses bisnis internal mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja organisasi, jika variabel pelanggan meningkat maka kinerja organisasi meningkat, asumsi variabel lain tidak ada. 5) Variabel X4 (pembelajaran dan pertumbuhan) mempunyai koefisien sebesar 0,272 artinya variabel pembelajaran dan pertumbuhan mempunyai pengaruh negatif ter-
hadap kinerja organisasi, jika variabel pembelajaran dan pertumbuhan meningkat maka kinerja organisasi menurun, asumsi variabel lain tidak ada. 6) Variabel X3 (proses bisnis internal) mempunyai koefisien paling besar yaitu 1,103 artinya variabel proses bisnis internal mempunyai pengaruh paling dominan utuk meningkatkan kinerja organisasi. Persamaan di atas menunjukkan bahwa variabel finansial, pelanggan, proses bisnis internal, mempunyai pengaruh positif sedang variabel pembelajaran dan pertumbuhan mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja organisasi Seka Swalayan Sragen dan variabel yang mempunyai pengaruh yang paling dominan adalah proses bisnis internal b. Uji F
Daerah Tolak Daerah Terima 0
F (2,61)
Berdasarkan hasil analisis didapatkan Fhitung > Ftabel (30,623 > 2,61) dan nilai sign, 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti variabel
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi. c. Uji t
Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Uji t Variabel
t hitung
t tabel
Sig.
Finansial
3,151
1,960
0,003
Pelanggan Proses Bisnis Internal
2,915
1,960
0,006
5,916
1,960
0,000
2,248
1,960
0,031
Pembelajaran dan Pertumbuhan Sumber : Data yang diolah Berdasarkan tabel 12. tersebut dapat diketahui hasil uji signifikan secara parsial bahwa variabel finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan berpengaruh signifikan tcrhadap variabel kinerja organisasi. d. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 13. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model 1
R ,882a
R Square ,778
Adjusted R Square ,752
St d. Error of the Estimate 2,388
DurbinWat son 2,136
a. Predictors: (Constant), Pembelajaran dan Pertumbuhan, Pelanggan, Finansial, Proses Bisnis I nt ernal b. Dependent Variable: Kinerja Organisasi Sumber: Data primer
Berdasarkan hasil SPSS model summary dalam tabel 13, didapatkan hasil adjusted R Square sebesar 0,752, artinya bahwa 75,2% variabel kinerja organisasi dapat dijelaskan oleh variasi keempat variabel independen yaitu
variabel finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan sedangkan sisanya 24,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model misal: kepemimpinan, budaya organisasi, masa kerja dan lainnya.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis regresi dapat diketahui persamaannya bahwa : Y = 2,485 + 0,505X1 + 0,389X2 + 1,103X3 0,272X4 + e, artinya bahwa variabel finansial, pelanggan, proses bisnis internal, mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja organisasi Seka Swalayan Sragen, sedang variabel pembelajaran dan pertumbuhan mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja organisasi Seka Swalayan Sragen. 2. Hasil uji F diperoleh Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan terhadap kinerja organisasi secara serempak 3. Berdasarkan hasil analisis uji t, didapatkan nilai t hitung > ttabel untuk variabel finansial, pelanggan, proses bisnis, sedang
variabel pembelajaran dan pertumbuhan didapatkan t hitung < -ttabel. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan terhadap kinerja organisasi secara parsial. 4. Variabel proses bisnis internal mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja organisasi diantara variabel dependen lainnya yaitu finansial, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan. 5. Hasil perhitungan untuk koefisien determinasi (R2) dalam analisis regresi linier berganda diperoleh angka adjusted R Square sebesar 0,752, artinya bahwa 75,2 % variabel kinerja organisasi dapat dijelaskan oleh variasi keempat variabel independen yaitu variabel finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan sedangkan sisanya 24,8% dijelaskan oleh sebabsebab lain diluar model misal: kepemimpinan, budaya organisasi, masa kerja dan lainnya.
Daftar Pustaka
Pengendalian Manajemen, Penerjemah F.X. Kurniawan Tjakrawala dan Krista, Edisi 11, jilid 2, Jakarta: Salemba Empat. Bramantyo, Adi Nugroho. 2006. Evaluasi Kinerja PT. MRS Menggunakan Balanced Scorecard, Tesis Program Pascasarjana, Universitas Gunadarma
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen, Penerjemah F.X. Kurniawan Tjakrawala dan Krista, Edisi 11, jilid 1, Jakarta: Salemba Empat. Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem
Cahyono, Dwi. 2000. Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard untuk Organisasi Sektor Publik, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.2 No.3, Desember. David Fred R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep, Edisi 10, Jakarta : Salemba Empat Garrison Ray H dan Eric W Norren. 2000. Akuntansi Manajerial, Jakarta: Salemba empat Gaspersz, Vincent. 2002. Membangun Tujuh Kebiasaan Kualitas dalam Praktek Bisnis Global, Cetakan kedua, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Cetakan IV, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,. Gujarati, Damodar. 1999. Ekonomika Dasar, Terjemahan Sumarno Zain, Cetakan 6, Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Hansen, Don R and Mowen, Maryanne M. 2004. Akuntansi Manajemen, Edisi Tujuh, Jakarta: Salemba Empat. Kaplan, S. Robert dan David, P. Norton, (Januari-Pebruari 1992), The Balanced Scorecard: Measure Drive Performance, Harvard Business Review, Boston, United States of America: Harvard Business School Press. Kaplan, S. Robert, dan David, P. Norton. 1996. The Balanced Scorcard: Translating Strategy Into Action, Edisi Satu, Boston, United States of America: Harvard Business School Press.
Kaplan S. Robert and David P. Norton. 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Alih Bahasa Peter R. Yosi Pasla, Jakarta: Erlangga. Mulyadi. 2001. Balance Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Cetakan ke I, Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2005, Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard, Cetakan Pertama, Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Nawawi, Hadari. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, Cetakan Kedua, Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press. Robbins, Stephens P. 2006. Perilaku Organisasi, alih bahasa Benyamin Molan, edisi 10, Jakarta: PT Indek Kelompok Gramedia Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta: Fakultas Ekonomi UMS. Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfa Beta Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta Tjakraatmadja, Jann Hidajat. 2004. Hubungan Pengaruh Karakteristik „Perusahaan Hidup‟ dengan Performansi Perusahaan
menurut Balanced Scorecard : Studi Kasus Perusahaan Ritel, Jurnal Manajemen Teknologi, Vol. 5, Desember Umar, Husein. 2003. Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta, PT Gramnedia Pustaka Utama.
Yulisman, Edy. 2006. Penerapan Balanced Scorecard Studi Kasus Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau. Tesis Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada