ANALISIS BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA KUD SUSU GETASAN KABUPATEN SEMARANG Tajudin, Kusnandar, R Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telepon : +62 271 637457 Email :
[email protected]/085643210375 Abstract: The research aims to determine the performance which include financial perspective, customer perspective, internal business processes perspective, and learning & growth perspective, to determine the problems and factors that affect performance and also formulate the strategic plans that can be implemented to improve the performance. The research was held in KUD Getasan Semarang Regency by using balanced scorecard method. The result of the research show: (1) According to the balanced scorecard method, KUD Getasan is rated poorly because located between 0%-50% (the score of -1 - 0). (2) The rising problems in KUD Getasan are the new similar competitors, the reduction number of customers, limited budget, and uncontrolled management. (3) The performance KUD Getasan influenced by internal and external factors. Internal factors that affect are the budget and system management, in the other hand the external factors are competitors and customers. (4) The strategic plan as alternative actions to solve the problems in KUD Getasan are provide the best services to customers, take a credit from the bank, and management reorganization. Keywords : Performance, Balanced scorecard, KUD Getasan Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja yang meliputi perspektif keuangan, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, mengetahui masalah-masalah dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja serta merumuskan rencana strategis yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kinerja. Penelitian dilakukan di KUD Getasan Kabupaten Semarang dengan menggunakan metode balanced scorecard. Hasil penelitian menunjukkan: (1) KUD Getasan dengan metode balanced scorecard dinilai kurang baik karena terletak diantara daerah 0%-50% (antara skor -1 - 0). (2) Masalah yang ditemui KUD Getasan adalah munculnya pesaing baru yang sejenis, berkurangnya jumlah customer, keterbatasan modal, dan kepengurusan yang tidak berjalan baik. Kinerja KUD Getasan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi yakni modal dan sistem organisasi, sedangkan faktor eksternal ialah pesaing dan customer. (3) Rencana strategis sebagai alternatif tindakan pemecahan masalah bagi KUD Getasan adalah memberikan pelayanan khusus bagi customer, meminjam modal dari bank dan re-organisasi pengurus. Kata Kunci : Kinerja, Balanced scorecard, KUD Getasan
1
PENDAHULUAN Susu merupakan sekresi dari kelenjar susu binatang yang menyusui anaknya (Buckle, 1985). Kebutuhan akan susu menjadi sangat penting karena banyaknya unsur bermanfaat yang terkandung didalamanya (Suyatno, 2010). Seiring dengan pentingnya akan manfaat dari susu, maka susu banyak diproduksi terutama yang berasal dari sapi perah. Berdasarkan Data Statistik Peternakan Provinsi Jawa Tengah (2012), perkembangan produksi susu di Jawa Tengah sendiri terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan salah satu produsen susu terbesar adalah di Kabupaten Semarang. Demi kepentingan bersama, daerah-daerah yang menjadi sentra produksi susu sengaja membentuk suatu lembaga atau organisasi yakni Koperasi. Koperasi merupakan suatu bentuk kerjasama dan wadah bagi masyarakat atas kesamaan kebutuhan dan keinginan yakni meningkatkan perekonomian mereka (Hendrojogi 1998, Anoraga 1995). Lebih lanjut (Kartasapoetra 2000, Firdaus dan Susanto 2002) menerangkan bahwa di pedesaan dibentuk suatu koperasi yang dikenal dengan KUD yang bertujuan untuk menjamin terlaksananya program peningkatan produksi khusunya pangan secara efektif dan efisien serta melayani semua bidang kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan, seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan kerajinan/Industri, kelistrikan di pedesaan dan jasa. Salah satu KUD di Kabupaten Semarang yang bergerak dibidang persusuan adalah KUD Getasan (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2011). KUD Getasan
berada pada lingkungan persaingan bisnis yang sangat ketat, sehingga menyebabkan KUD Getasan mengalami kemunduran kinerja. Hal ini dibuktikan dari menurunnya jumlah penjualan susu dari tahun ke tahun dan berkurangnya jumlah unit usaha yang dijalankan. Selain itu, munculnya pengumpul susu lain di wilayah Getasan menyebabkan KUD Getasan dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya agar mampu bertahan. Pengukuran kinerja merupakan tindakan penting yang dilakukan suatu organisasi atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan (Yuwono et al, 2002). Pengukuran kinerja dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesenjangan antara fakta yang terjadi dengan apa yang diharapkan (Umar, 2002). Lebih lanjut, Mulyadi (2007) menjelaskan bahwa penilian kinerja bermanfaat untuk mengelola operasi organisasi secara efektif serta berperan dalam membantu pengambilan keputusan. Dalam perkembangannya penilaian kinerja tidak hanya terfokus pada ukuran finansial, tetapi juga menggunakan ukuran non finansial yang meliputi customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan yang dikenal dengan balanced scorecard (Luis dan Biromo 2007, Kaplan dan Norton 2000, Niven 2011 dan Rangkuti 2011). Balanced scorecard sendiri dapat diterapkan pada badan usaha berbentuk Koperasi (Mutasowifin 2002, Sinaga 2004). Dengan konsep balanced scorecard diharapkan dapat memberikan penilaian kinerja secara komprehensif, koheren, berimbang dan terukur terhadap koperasi khususnya KUD Getasan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi.
2
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja KUD Getasan berdasarkan konsep balanced scorecard, mengetahui masalah dan faktor yang mempengaruhi kinerja KUD Getasan, serta merumuskan rencana strategis yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kinerja KUD Getasan. METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yang mempunyai ciri-ciri yakni memusatkan pada pemecahan masalah-masalah yang aktual kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, serta dianalisa. Teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus yakni memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail (Surakhmad, 2004). Metode Penentuan Sampel Penelitian ini dilakukan di KUD Getasan Kabupaten Semarang sebagai salah satu pengumpul susu terbesar di wilayah Getasan, Kabupaten Semarang pada bulan SeptemberOktober 2012. Responden dipilih dengan teknik pilihan (purposive sampling) (Mardikanto dan Irianto, 2010). Digunakan purposive ini karena peneliti ingin mengumpulkan data yang berupa informasi dari informan (Bungin 2003, Sarwono 2006). Hal ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin mengetahui kinerja koperasi yang dilihat dari empat perspektif balanced scorecard yakni perspektif keuangan yang dapat diperoleh dari pengurus koperasi, perspektif customer diperoleh dari peternak sapi perah (anggota),
perspektif bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang diperoleh dari karyawan. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari pengurus KUD Getasan, anggota KUD Getasan, serta karyawan KUD Getasan. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah profil KUD Getasan, laporan rapat anggota tahunan tahun 2008-2010. Sedangkan dokumen dari instansi terkait berupa data Statistik Peternakan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012, data Profil Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Tahun 2011. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung pada pihak KUD Getasan sehubungan dengan manajemen yang dijalankan dan data yang berhubungan dengan penerapan empat perspektif dalam Balanced Scorecard (perspektif keuangan, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan organisasi). Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung di KUD Getasan dan responden yang bersangkutan. Catatan lapangan menjelaskan bahwa teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian, yaitu dengan mencatat data yang telah ada pada instansi atau lembaga terkait dengan penelitian.
3
Analisis Data Hamid et al (2008), menjelaskan bahwa pada penelitian ini analisis data yang dilakukan adalah dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Kemudian cara mengimplementasikan balanced scorecard seperti yang dijelaskan oleh Sinha, (2006) dan Tuan, Venkatesh (2010). Cara pengukuran dalam balanced scorecard adalah mengukur Tabel 1. Stapel Scale Skor -1 0 1 Sumber: Sekaran (2000) Dalam penelitian ini, tolok ukur Balanced Scorecards dilihat dari empat perspektif yakni Perspektif keuangan dengan tolok ukur rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Perspektif customer dengan tolok ukur akuisisi customer, dan kepuasan customer. Perspektif proses bisnis internal dengan tolok ukur inovasi dan yield rate. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan tolok ukur kapabilitas karyawan, retensi karyawan dan absenteeism. Dalam mengukur perspektif keuangan ini menggunakan tolok ukur menurut Kasmir (2010). Kemudian tolok ukur pada perspektif customer, perspektif bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diukur dengan asumsi bahwa kinerja dikatakan ”baik” apabila mengalami peningkatan secara terus menerus dari tahun ke tahun. Kinerja dikatakan ”cukup” apabila kinerja koperasi mengalami peningkatan/penurunan, namun pada
secara seimbang antara perspektif yang satu dengan perspektif lainnya dengan tolok ukur masing-masing perspektif yakni dengan kriteria keseimbangan (Mulyadi, 2001). Untuk mengetahui nilai skor dari masingmasing perspektif yang diukur digunakan skala penilaian (rating scale) yaitu stapel scale yang merupakan skala yang menilai objek yang diteliti diantara angka-angka yang telah ditentukan (Sekaran, 2000). Nilai Kurang Cukup Baik tahun berikutnya mengalami penurunan/peningkatan atau tetap dan kinerja dianggap ”kurang” jika mengalami penurunan dari tahun ke tahun. HASIL DAN PEMBAHASAN Menterjemahkan Visi, Misi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Dalam mengimplementasikan balanced scorecard ke dalam suatu badan hukum seperti koperasi maka langkah awal yang diambil adalah menterjemahkan visi, misi dan strategi dari koperasi itu sendiri. KUD Getasan memiliki visi dan misi KUD yakni: Visi KUD Getasan: “Mewujudkan koperasi yang sehat, bermartabat dan bermanfaat bagi anggota dan masyarakat dengan berlandaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945” Misi KUD Getasan: 1. Menjadi koperasi yang mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan pengumpul susu di wilayah Getasan. 4
2. Menjadi koperasi yang mengutamakan kualitas susu yang baik. 3. Meningkatkan jumlah produksi susu sapi. 4. Meningkatkan manfaat koperasi bagi anggota dan masyarakat Berdasarkan pada visi dan misi dari KUD Getasan tersebut, maka
diperlukan adanya kesesuaian antara visi, misi, dan rencana strategis pada setiap perspektif balanced scorecard. Berdasarkan visi dan misi tersebut, dapat disusun hubungan sebab-akibat rencana strategis KUD Getasan yakni:
VISI “Mewujudkan Koperasi yang sehat, bermartabat dan bermanfaat bagi anggota dan masyarakat dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945” MISI 1. Menjadi Koperasi yang mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan pengumpul susu di wilayah Getasan. 2. Menjadi Koperasi yang mengutamakan kualitas susu yang baik. 3. Meningkatkan jumlah produksi susu sapi. 4. Meningkatkan manfaat koperasi bagi anggota dan masyarakat. Perspektif Keuangan
Perspektif Customer Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Peningkatan Loyalitas Customer
Peningkatan Unit Usaha
Peningkatan Kapabilitas Karyawan
Rasio Aktivitas
Rasio Profitabilitas
Peningkatan Kepuasan Customer
Peningkatan Efektifitas Produksi
Peningkatan Komitmen Karyawan
Peningkatan Kedisiplinan Karyawan
Gambar 1. Hubungan Sebab Akibat Rencana Strategis KUD Getasan Mengkomunikasikan dan Menghubungkan Sasaran strategis Ke Dalam Bentuk Kriteria Keseimbangan Setelah menterjemahkan visi dan Getasan, maka penulis dapat membuat misi ke dalam sasaran strategis, maka kriteria keseimbangan balanced langkah selanjutnya adalah scorecard yang digunakan sebagai mengkomunikasikan sasaran tersebut kartu skor. Kartu skor tersebut ke dalam tolok ukur dan ukuran hasil digunakan sebagai dasar penilaian untuk menentukan nilai yang bisa kinerja KUD Getasan berdasarkan diperoleh. Berdasarkan hasil konsep balanced scorecard. Terdapat wawancara dan dokumen KUD empat perspektif yang dinilai dalam 5
kartu skor tersebut yakni perspektif keuangan, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pertumbuhan pembelajaran.
Tabel 2. Kriteria Keseimbangan Kinerja KUD Getasan Perspektif
Tolok Ukur
Ukuran Hasil
Current Ratio Debt to Assets Ratio Working Capital Turn over ROI
> 2 kali berarti baik =35% berarti baik
Skor Maks 1 1
> 4 kali berarti baik
1
> 30% berarti baik
1
Peningkatan Retensi Customer Berkurangnya loyalitas Customer Anggota Yang Keluar Peningkatan Kepuasan Customer Kepuasan Berkurangnya Customer Keluhan Customer Proses Bisnis Peningkatan Unit Proses Inovasi Peningkatan Internal Usaha Pendapatan Peningkatan Yield Rate Peningkatan Efektifitas Produksi Produksi
1
Pertumbuhan Peningkatan dan Kapabilitas Pembelajaran Karyawan Peningkatan Komitmen Karyawan Peningkatan Kedisplinan Karyawan
1
Keuangan
Sasaran Strategis
dan
Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas
Customer
Produktivitas Karyawan Retensi Karyawan Absenteeism Total Skor Maksimal
Sumber: Analisis Data Sekunder
Menghitung Skor Balanced Scorecard Metode balanced scorecard merupakan salah satu metode pengukuran kinerja untuk melihat pencapaian yang telah dicapai oleh organisasi ataupun perusahaan. Koperasi yang diharapkan dapat tumbuh menjadi lembaga ekonomi yang mampu menopang perekonomian perdesaan dan wadah utama untuk pembinaan usaha golongan ekonomi lemah (Sitio dan Tamba, 2001) membutuhkan suatu pengukuran kinerja yang baik untuk melihat
Peningkatan Produktivitas Karyawan Berkurangnya Jumlah Karyawan Yang Keluar Karyawan Rajin Masuk Kerja
1 1 1
1 1 11
pencapaian kinerja yang telah diraih. Balanced scorecard dapat menjadi salah satu metode pengukuran kinerja untuk melihat aspek lain yang selama ini kurang diperhatikan oleh manajemen koperasi yang ternyata berpengaruh langsung terhadap kinerja koperasi itu sendii, karena metode pengukuran kinerja balanced scorecard pada dasarnya tidak mengukur kinerja keuangan tetapi juga mngukur aspek lain yang berpengaruh terhadap kinerja secara keseluruhan.
6
Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran kinerja balanced
scorecard pada KUD Kabupaten Semarang:
Tabel 3. Hasil Penilaian Kinerja KUD Getasan No 1.
Perspektif Keuangan
3.
Kriteria
Skor Hasil
2010
1,01
1,01
0,96
Kurang
-1
Rasio Solvabilitas Rasio Aktivitas
90% 2,5
91% 1,6
94% 2,0
Kurang Kurang
-1 -1
Rasio Profitabilitas
10%
1%
3%
Kurang
-1
(-)4,1
(+)4,3%
(-)4,1%
Cukup
0
-
-
-
Cukup
0
0% 80%
0% 70%
0% 80%
Kurang Cukup
-1 0
(+)25,10%
(-)36,92%
(+)20,56%
Kurang
-1
%
%
42,30%
Cukup
0
-
-
-
Kurang
-1
Customer
Retensi Customer
Kepuasan Customer
Internal Bisnis
4.
2009
Rasio Likuiditas
2.
Tahun
2008
Getasan
Inovasi Yield Rate
Pertumbuhan dan Pembelajaran
Kapabilitas Karyawan
Retensi Karyawan
Absenteeism Total Skor Hasil
Sumber: Analisis Data Sekunder Tabel 3 menunjukkan hasil keseluruhan penilaian kinerja dan besarnya nilai yang diperoleh KUD Getasan Kabupaten Semarang dari penilaian kriteria berdasarkan masingmasing tolok ukur. Diketahui bahwa hasil pengukuran kinerja dengan balanced scorecard memiliki total skor hasil -7 dari total skor maksimal 11 karena terdiri dari 11 ukuran hasil sehingga rata-rata skor adalah -7/11 = -0,63. Setelah perhitungan rata-rata skor dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kinerja koperasi dengan skala pengukuran rata-rata skor berikut ini (Hanuma, 2011): 1. Kinerja tertinggi, yaitu kinerja diatas 80% = rata-rata skor 0,6-1
-7
yang menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Baik” 2. Kinerja rata-rata, yaitu kinerja antara 50%-80% = skor 0–0,6 yang menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Cukup” 3. Kinerja terendah, yaitu kinerja yang kurang dari 50% =skor -1-0 yang menunjukkan ”Kinerja Perusahaan Kurang” Perhitungan rata-rata skor menunjukkan nilai -0,63. Dengan demikian, maka KUD Getasan apabila diukur menggunakan konsep balanced scorecard tergolong ke dalam koperasi dengan kinerja terendah yakni kurang dari 50%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja KUD Getasan kurang. Hal ini juga dapat digambarkan sebagai berikut:
7
Cukup
Kurang -1 0%
-0,63
Baik
0
0,6
50%
80%
1 100%
Gambar 2. Kurva Kinerja KUD Getasan Berdasarkan Gambar 2, dapat diartikan bahwa kinerja KUD Getasan termasuk kurang karena skor -0,63 terletak diantara daerah 0%-50% (antara skor -1 - 0). Permasalahan Yang Dihadapi KUD Getasan Masalah merupakan suatu hal yang sangat komplek bagi suatu badan usaha seperti koperasi. KUD Getasan merupakan koperasi yang sudah cukup lama berdiri, yakni sejak tahun 1975. Selama itu pula KUD Getasan menghadapi berbagai masalah yang telah dilalui. Berdasarkan hasil penilaian kinerja menggunakan balanced scorecard, diketahui bahwa kinerja perpsektif keuangan KUD Getasan dinilai kurang. Hal ini disebabkan karena jumlah produksi susu di KUD Getasan juga berkurang. KUD Getasan dulunya bisa menampung susu sapi sebesar 12.000 liter perhari, sekarang hanya sebesar 8.000 liter perhari. Penurunan produksi susu ini disebabkan karena munculnya pesaing sejenis di wilayah Getasan. Dengan banyaknya pengumpul susu lain di wilayah Getasan, maka para peternak sapi lebih leluasa untuk menjual susu. Masalah lain yang dihadapi berdasarkan hasil penilaian kinerja menggunakan balanced scorecard adalah berkurangnya customer. Diketahui bahwa retensi customer dan kepuasan customer KUD Getasan dinilai cukup, meskipun demikian KUD Getasan belum mampu
mempertahankan customer yang telah dimiiki. Hal ini sesuai dengan hasil rasio retensi customer yang menunjukkan angka minus. Hal ini berarti bahwa jumlah customer (anggota) KUD Getasan selalu berkurang dalam kurun waktu tertentu. Dengan berkurangnya customer yang dimilki KUD Getasan, maka jumlah pendapatan KUD Getasan juga berkurang. Berkurangnya customer yang dimiliki KUD Getasan, berdampak pada munculnya masalah lain yakni modal. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa inovasi/unit usaha yang dijalankan KUD Getasan berkurang. Berkurangnya unit usaha yang dijalankan KUD Getasan adalah karena kurangnya sumberdaya/modal yang dimiliki untuk menjalankan usaha. Sumber modal yang dimiliki KUD Getasan berkurang dikarenakan jumlah produksi susu sapi yang menurun, karena sumber modal utama KUD Getasan berasal dari penjualan susu sapi. KUD Getasan memiliki struktur kepengurusan yang tertulis dengan baik, hanya saja sistem manajemen yang dilakukan belum berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan hasil penilaian kinerja menggunkan balanced scorecard bahwa kapabilitas karyawan dan absenteeism yang dinilai kurang. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa hanya terdapat beberapa pengurus saja yang aktif dalam bidangnya. Bahkan satu pengurus merangkap wewenang 8
pengurus yang lain. Hal ini terjadi karena kurangnya tanggungjawab dari pengurus koperasi yang telah diberi wewenang. Akibatnya KUD Getasan belum melakukan RAT dalam dua tahun terakhir ini.. Selain itu, hal ini juga menjadi faktor yang menyebabkan para karyawan maupun anggota tidak menjalankan kewajiban dengan baik. Bahkan berdasarkan hasil wawancara dengan customer, dijelaskan bahwa customer sudah tidak percaya sepenuhnya lagi terhadap sistem manajemen di KUD Getasan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja KUD Getasan Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di KUD Getasan, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja KUD Getasan. Faktor tersebut kemudian di golongkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam KUD Getasan itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor luar yang berpengaruh terhadap kinerja KUD Getasan. Adapun faktor internal yang mempengaruhi kinerja KUD Getasan adalah Modal dan Sistem Manajemen. Modal adalah salah satu faktor yang menyebabkan kinerja KUD Getasan kurang baik. Hal ini terbukti dari kurangnya inovasi usaha yang dijalankan KUD Getasan sehingga belum mampu menarik customer baru. Apalagi KUD Getasan terpaksa harus menutup beberapa unit usaha yang dijalankan karena tidak mampu beroperasi dengan baik. Di sisi lain, sistem manajemen merupakan faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap kinerja KUD Getasan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pengurus yang telah terbentuk
di KUD Getasan belum menjalankan kewajiban dengan baik. Hal ini pula yang menyebabkan tujuan dan sasaran KUD Getasan belum tercapai. Selain itu, kurangnya sangsi dan tindakan yang tegas dari KUD Getasan menyebabkan pengurus tetap enggan untuk menjalankan kewajibannya. Akibatnya, KUD Getasan hanya menjalankan usaha yang sudah ada dan berusaha mempertahankan kegiatan yang dijalankan ditengah ketatnya persaingan. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja KUD Getasan adalah munculnya pesaing sejenis dan berkurangnya customer. Munculnya pesaing sejenis merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kinerja KUD Getasan dinilai kurang baik. Banyaknya peternak sapi menjadi penyebab munculnya pesaing baru yang juga bekecimpung dalam usaha pengumpul susu. Hal ini menjadi penyebab KUD Getasan kesulitan untuk mempertahankan customer yang sudah ada, apalagi memperbanyak customer. Akibatnya KUD Getasan terus mengalami penurunan jumlah produksi sehingga pendapatan yang diperoleh juga berkurang. Munculnya pesaing berakibat pada berkurangnya customer KUD Getasan. Customer dalam arti anggota koperasi sangat mempengaruhi kinerja KUD Getasan. Hal ini dikarenakan dari anggotalah sumber modal diperoleh. Selain itu, dari anggota juga KUD Getasan dapat meningkatkan jumlah pendapatan yang diperoleh karena sebagian besar customer adalah peternak susu. Berkurangnya customer KUD Getasan tidak lain adalah karena kurangnya kepercayaan dari customer kepada KUD Getasan. Hal ini dikarenakan selama 2 tahun terakhir ini KUD 9
Getasan belum mengadakan RAT. Selain itu, adanya pengumpul susu lain, menyebabkan customer lebih memilih menyetorkan susu sapinya ke pengumpul susu yang lain. Alternatif Rencana Strategis Untuk Mengatasi Permasalahan KUD Getasan Dalam menghadapi suatu permasalahan, suatu badan usaha harus segera mengambil tindakan kongkret agar permasalahan yang ada tidak semakin merugikan. KUD Getasan sebagai koperasi mandiri harus segera mengambil tindakan untuk segera memperbaiki citra dan kondisinya. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja menggunakan metode balanced scorecard ditemukan adanya beberapa masalah yang dihadapi oleh KUD Getasan. Dari masalah tersebut, kemudian diambil alternatif strategi yakni dengan melakukan pelayanan khusus untuk menarik minat customer, melakukan peminjaman modal ke bank, dan melakukan reorganisasi pengurus. Untuk menarik minat customer, KUD Getasan menerapkan sistem pelayanan yang berbeda yakni dengan cara pembinaan dan terjun langsung ke lapangan. Jadi KUD Getasan mengadakan program pembinaan bagi para peterrnak sapi tentang cara beternak sapi yang baik. Selain itu, KUD Getasan juga mengadakan konsultasi dengan para peternak sapi tentang cara dan upaya menghadapi permasalahan yang sering ditemui para peternak sapi. Dengan demikian, diharapkan hal ini dapat menarik minat para peternak sapi untuk menyetorkan susu sapi ke KUD Getasan.
Upaya untuk meningkatkan modal yang diperoleh KUD Getasan dapat dilakukan dengan cara cara meminjam uang dari bank. Dengan tambahan modal dari bank maka KUD Getasan dapat memperoleh tambahan modal yang dapat digunakan untuk meningkatkan pangsa pasar susu sapi hinga ke luar wilayah Getasan. Dengan demikian, akan diperoleh pula customer baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan KUD Getasan. Alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahan yang utama adalah dengan melakukan reorganisasi pengurus. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sistem manajemen KUD Getasan berjalan kurang baik. Hal inilah yang menjadi sumber permasalahan kenapa belum bisa terpecahkan. Oleh karena itu, KUD Getasan harus segera melakukan re-organisasi pengurus, yakni dengan cara melakukan rapat anggota luar biasa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran kinerja KUD Getasan dengan metode balanced scorecard memiliki total skor hasil -7 dari total skor maksimal 11 karena terdiri dari 11 ukuran hasil jadi rata-rata skornya adalah -7/11 = -0,63. Berdasarkan nilai tersebut, KUD Getasan berdasarkan metode balanced scorecard dinilai kurang karena terletak diantara daerah 0%-50% (antara skor -1 - 0). Permasalahan yang ditemui KUD Getasan adalah munculnya pesaing baru yang sejenis, berkurangnya jumlah customer, keterbatasan modal, dan system manajemen yang tidak berjalan baik. 10
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja KUD Getasan adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi yakni modal dan system manajemen, sedangkan faktor eksternal ialah pesaing dan customer. Rencana strategis sebagai alternatif tindakan pemecahan masalah bagi KUD Getasan adalah memberikan pelayanan khusus bagi customer, meminjam modal dari bank dan re-organisasi pengurus. SARAN Adapun saran yang dapat diberikan bagi KUD Getasan adalah sebaiknya KUD Getasan menerapkan pelayanan khusus untuk menarik minat customer. Untuk menambah modal, KUD Getasan dapat melakukan peminjaman ke bank. Untuk memperbaiki kinerja manajemen, sebaiknya KUD Getasan segera melakukan reorganisasi pengurus. Selain itu, ada baiknya KUD Getasan menjalin kerjasama dengan koperasi maupun instansi lain untuk menambah unit usaha. Untuk meningkatkan produktivitas karyawan, KUD Getasan dapat memberikan pelatihan kepada karyawan dan KUD Getasan perlu menetapkan absensi bagi karyawan maupun pengurus agar dapat diketahui secara jelas tingkat kedisiplinannya. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P. 1995. BUMN, SWASTA dan KOPERASI. PT. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta. Buckle K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1985. Ilmu Pangan. UI Press, Salemba 4. Jakarta. Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang 2011. Profil Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2010. Semarang. Dinas Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah 2012. Produksi susu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Semarang. Firdaus, M. dan E.A. Susanto. 2002. Perkoperasian “Sejarah, Teori dan Praktek”. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hamid S., Y.M. Leen, S.H. Pei, dan M.T. Ijab. 2008. Using EBalanced Scorecard In Managing The Performance And Excellence Of Academician: 54-67. Hanuma, S. 2011. Analisis Balanced Scorecard Terhadap Pengukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT Astra Honda Motor): 1-24. Hendrojogi. 1988. Koperasi : Azas, Teori dan Praktek. Jakarta. Rajawali Press. Kaplan, R.S. dan D.P. Norton. 2000. The Strategic Focused Organization. Harvard Business School Press. Kartasapoetra. 2000. Praktek Pengelolaan Koperasi. PT Rineka Cipta. Jakarta. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Luis, S. dan P.A. Biromo. 2007. Step by step in cascading Balanced scorecard to functional scorecards. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Mardikanto, T. dan H. Irianto. 2010 Metoda Penelitian dan Evaluasi Agribisnis. Jurusan 11
Program Studi Agribisnis UNS. Surakarta. Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta. Mutasowifin, A. 2002. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai tolok Ukur Penilaian Pada Badan Usaha berbentuk Koperasi. Vol 1. No 3: 245264. Niven, P.R. 2006. Balanced Scorecard Step-By-Step”Maximizing Performance and Maintaining Result” second edition. Jhon Wiley & Sons, Inc. New Jersey. Rangkuti, F. 2011. SWOT Balanced Scorecard. Gramedia Pustaka. Jakarta. Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sekaran, U. 2000. Research Methods for Business a Skill Building Research Approach. Third Edition. New York: John Willey & Sons Inc. Sinaga, P. 2004. Balanced Scorecard sebagai pengukuran Kinerja Koperasi dan UKM, apa
mungkin?. Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004. Sinha, A. 2006. Balanced Scorecard: A Strategic Management tool. Vol 11: 71-80. Sitio, A. dan H. Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Erlangga. Jakarta. Surakhmad, W. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito. Bandung. Suyatno. 2010. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). http://suyatno.blog.undip.ac.id/ 2010/04/13/daftar-komposisibahan-makanan-dkbm/. Diakses pada tanggal 8 agustus 2012. Tuan L.T. dan S. Venkatesh .2010. Balanced Scorecard Implementation At Rang Dong Plastic Joint-Stock Company (RDP). Vol 5 No.7 : 126-135. Umar, H. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Yuwono, S., E. Sukarno, dan M. Ichsan. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard “Menuju Organisasi Berfokus Pada Strategi”. Gramedia.
12