Rekaracana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional
Β©Teknik Sipil Itenas | No.x | Vol. xx Januari 2015
Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga MARRILYN ARISMAWATI1, IKHYA2 1
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2 Dosen, Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Email:
[email protected] ABSTRAK
Tanah lunak yang memiliki permeabilitas rendah, kadar air yang tinggi, dan kompresibilitas yang besar membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan konsolidasi. Dengan digunakannya preloading dan vertical drain, waktu yang dibutuhkan untuk konsolidasi menjadi semakin singkat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kedalaman PVD pada analisis konsolidasi dengan menggunakan program PLAXIS 2D. Adapun kedalaman PVD yang digunakan yaitu full penetration dengan kedalaman 12 m, dan floating PVD dengan kedalaman 10,8 m, 9,6 m, 8,4 m, 7,2 m, dan 6 m. Dari setiap kedalaman PVD kemudian dilakukan analisis menggunakan program PLAXIS 2D sehingga didapatkan waktu penurunan tanah yang efisien. Dari hasil yang diperoleh pemasangan PVD dengan floating PVD dapat dilakukan untuk tanah homogen dengan double drainase dan dapat dilakukan untuk tanah berlapis bila tanah lapis II nya adalah tanah dengan permeabilitas tinggi. Kata Kunci: preloading, vertical drain, full penetration, floating PVD, PLAXIS 2D. ABSTRACT
Soft soil has low permeability, high water content, and a large compressibility takes a long time to complete the consolidation. With the use of preloading and vertical drain, the time required for consolidation became shorter. The purpose of this study is to investigate the influence of the depth of PVD in the consolidated analysis using PLAXIS 2D program. The depth PVD used is full penetration to a depth of 12 m, and floating PVD to a depth of 10.8 m, 9.6 m, 8.4 m, 7.2 m, and 6 m. From every depth of PVD then performed the analysis using PLAXIS 2D program to obtain time-efficient land subsidence. From the results obtained with floating PVD installation can be done for homogeneous soil with double drainage and can be done for a layered soil when soil layer II is soil with high permeability. Keyw ords: preloading, vertical drain, full penetration, floating PVD, PLAXIS 2D.
Rekaracana - 1
Marrilyn Arismawati, Ikhya
1. PENDAHULUAN Dalam struktur bangunan, tanah merupakan bagian terpenting karena kebanyakan bangunan bertumpu pada lapis tanah. Dari berbagai jenis tanah, tanah lunak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan konsolidasi. Dengan digunakannya preloading dan vertical drain, waktu yang dibutuhkan untuk konsolidasi pun menjadi semakin singkat. Untuk mengetahui pengaruh kedalaman PVD terhadap analisis konsolidasi antara floating PVD dan full penetration adalah dengan menggunakan program PLAXIS 2D sehingga dapat mengetahui waktu penurunan tanah yang efisien. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsolidasi Konsolidasi adalah proses terperasnya air tanah akibat bekerjanya beban, yang terjadi sebagai fungsi waktu karena kecilnya permeabilitas tanah. Proses ini berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan kenaikan total telah hilang. Konsolidasi radial terjadi dalam situasi-situasi yang melibatkan drainase, seperti pada suatu vertical drain yang dipakai di bawah timbunan untuk mempercepat pengeluaran air pori dengan mengurangi jarak drainase yang karena itu juga sehingga mempercepat konsolidasi. π
πΆβ = πΆπ£ οΏ½ βοΏ½
πβ =
πΆβ π‘ ππ2
........ (1)
ππ£
Keterangan: πΆβ πΆπ£ πβ ππ£ πβ ππ
β¦β¦β¦ (2) = koefisien konsolidasi arah horizontal = koefisien konsolidasi arah vertikal = faktor waktu konsolidasi horizontal = koefisien permeabilitas arah vertikal = koefisien permeabilitas arah horizontal = diameter ekivalen area yang terganggu
Gambar 1. Penyelesaian Konsolidasi Radial a (Sumber : Craig, 1989)
Pernyataan untuk Th memberikan gambaran bahwa semakin rapat (dekat) jarak antar drainase, semakin cepat proses konsolidasi akibat pengaliran radial. Penyelesaian untuk persamaan radial (Perloff dan Barron, 1976), diberikan pada Gambar 1 Hubungan Ur/Th tergantung pada rasio n = R/rd dimana R merupakan jari-jari blok silinder ekivalen dan rd jari-jari drainase vertikal terebut. Selain itu, dapat dinyatakan bahwa:
π = 1 β (1 β ππ£ )(1 β ππ )
Rekaracana Rekaracan- 2
Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
2.2 Pembebanan Awal (Preloading ) Pembebanan awal (preloading) adalah suatu metode konstruksi perbaikan tanah berupa pemampatan timbunan pada lokasi yang akan distabilisasi dengan berat sekurang-kurangnya sama dengan berat struktur di masa akan datang (beban permanen) dan akan dibuang pada saat konsolidasi yang diinginkan telah tercapai. 2.3 Vertical Drain Vertical drain merupakan jalur drainase buatan yang dimasukkan kedalam lapisan lempung. Dengan kombinasi preloading, air pori diperas keluar selama konsolidasi dan mengalir lebih cepat pada arah horizontal daripada arah vertikal. Selanjutnya, air pori tersebut mengalir sepanjang jalur drainase vertikal yang telah diinstalasi (Chai, 1999). Salah satu jenis drainase cetakan adalah Prefabricated vertical drain (PVD). Terdapat dua cara dalam pemasangan PVD yaitu floating PVD dan Full penetration. Gambar 2 merupakan ilustrasi floating PVD dan full penetration.
Gambar 2. Perbandingan antara Full P enetration dan Floating PVD
2.4 Program PLAXIS 2D Plaxis adalah salah satu program aplikasi komputer yang menghitung konsolidasi. Kondisi di lapangan yang disimulasikan ke dalam program PLAXIS ini bertujuan untuk mengimplementasikan tahapan pelaksanaan di lapangan ke dalam tahapan pengerjaan pada program, dengan harapan pelaksanaan di lapangan dapat didekati sedekat mungkin pada program (Brinkgreve, 2014). Bentuk Pemodelan disajikan pada Gambar 3.
(a)
(b)
Gambar 3. Pemodelan: (a) Secara P lane Strain , (b) Pemodelan Secara Axisymm etric (Sumber : Manual PLAXIS 2D AE, 2014)
2.5 Pemodelan Tanah Hardening Soil (HS) model merupakan advanced model yang dapat digunakan untuk memodelkan berbagai jenis perilaku tanah dan batuan. Dalam HS model terdapat tiga Rekaracana - 3
Marrilyn Arismawati, Ikhya
parameter kekakuan yang berbeda untuk menjelaskan hubungan hiperbolik kurva teganganregangan. Ketiga parameter tersebut adalah : πππ
πΈ50 = πΈ50 οΏ½ πππ
π cos πβπ3 sin π π οΏ½ π cos πβππππ sin π
πΈπ’π = πΈπ’π οΏ½ πππ
πΈπππ = πΈπππ οΏ½
β¦β¦... (3)
π cos πβπ3 sin π π οΏ½ π cos πβππππ sin π
........ (4)
π cos πβπ3 sin π π οΏ½ π cos πβππππ sin π
β¦β¦β¦ (5)
dimana m merupakan nilai tahanan tegangan. Untuk membuat nilai pemampatan yang logaritmik, nilai kekuatannya yang harus digunakan sebesar 1.0 Selanjutnya nilai m yang digunakan sebesar 0.5 < m < 1.0 (Brinkgreve, 2014). Parameter-parameter yang digunakan dalam HS model yaitu sudut geser, kohesi, sudut dilatansi, poissonβs ratio untuk pelepasan dan pembebanan kembali vur, tegangan referensi bagi kekakuan pref dan nilai Ko untuk tanah yang terkonsolidasi secara normal. 3. METODE PENELITIAN Metode untuk penelitian ini di perlihatkan pada Gambar 4. A
Mulai
Analisis Preloading dan Vertical Drain
Analisis Preloading
A
B
Waktu dan Besar Penurunan
Kedalaman 90% (10,8 m)
- Axisymmetric
Full Penetration
Kedalaman 80% (9,6 m)
Pemodelan FEM
Kedalaman 60% (7,2 m)
Kedalaman 50% (6 m)
Studi Pustaka
Kedalaman 70% (8,4 m)
Floating Penetration
Identifikasi Masalah
B
Sistem Drainase
Sistem Drainase
- Single - double
- Single - double
Sistem Drainase - Single - double
Waktu dan Besar Penurunan
Waktu dan Besar Penurunan
Waktu dan Besar Penurunan
Pembahasan Hasil Selesai
Gambar 4. Prosedur Kerja Penelitian
Pada penelitian ini, lapis tanah akan dimodelkan dengan 4 jenis yaitu, lapis tanah homogen dengan jenis tanah lunak, lapis tanah homogen dengan jenis tanah medium, lapis tanah berlapis dengan jenis tanah lunak berada diatas tanah medium, dan lapis tanah berlapis Rekaracana Rekaracan- 4
Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
dengan jenis tanah medium berada diatas tanah lunak. Model tanah disajikan pada Gambar 5. Model tersebut dimodelkan dengan 2 sistem drainase, yaitu single drainage dan double drainage. Parameter tanah yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
(a)
(b)
(c)
Gambar 5. Geometri Tanah : (a) Tanah Homogen, (b) Tanah Berlapis Model I, (c) Tanah Berlapis Model II Tabel 1. Parameter tanah dan timbunan Jenis Tanah Sangat lunak Medium Timbunan
πππ πππ Ketebalan Ξ³π’πππ‘ / Ξ³π ππ‘ πΈ50 =πΈπππ
m 12 12 4
kN/mΒ² 15/16 17/18 18/20
kN/mΒ² 1000 3000 20000
Parameter-parameter PVD yang 1. Dimensi PVD 2. Jarak antar PVD (S) 3. Kedalaman instalasi β’ Full penetration β’ Floating penetration 4. Diameter mandrel (dm) 5. Jarak efektif (de) 6. Diameter PVD ekivalen (dw) 7. Diameter daerah smear (ds)
πππ
πΈπ’π
kN/mΒ² 3000 9000 60000
m (power ) π β² πππ 0,9 0,7 0,5
kN/mΒ² 12 1 10
Ο' ΒΊ 24 28 30
π£β²π’π 0,2 0,2 0,2
ππππ
πΎ0ππ
kN/mΒ³ 100 0,59 100 0,53 100 0,5
π
π
0,9 0,9 0,9
πβ = ππ£
m/s 1,90E-09 5,00E-09 1,00E-07
digunakan yaitu: : 100 mm x 4 mm : 1,5 m : 12 m : 10,8 m, 9,6 m, 8,4 m, 7,2 m, dan 6 m : 120 mm : 1,575 m : 66,2 mm : 360 mm
Perubahan permeabilitas akan terjadi pada analisis yang memperhitungkan daerah smear. Untuk pemodelan axisymmetric perhitungan daerah smear dilakukan dengan persamaan: πβ/ππ =2 ππ = 0,5πβ ππ 1=0,5 Γ1,9πΈβ9=0,95πΈβ9 m/s (lunak) ππ 2=0,5 Γ5,0πΈβ9=2,5πΈβ9 m/s (Medium) Tahapan kalkulasi timbunan dan konsolidasi dalam PLAXIS pada pemodelan dengan kondisi tanah homogen lunak, tanah homogen medium, dan tanah berlapis akan disajikan pada Tabel 2.
Rekaracana - 5
Marrilyn Arismawati, Ikhya
Tabel 2. Tahapan Kalkulasi dalam PLAXIS No.
Tahapan Pekerjaan
Hari
1 2 3 4
Initial Phase PVD + Smear Installation 4 m Embankment (+4,0 m) Consolidation
3 2 136
4. HASIL PEMODELAN DAN ANALISIS 4.1 Analisis Konsolidasi Pada Tanah Homogen Dengan Kondisi Double Drainase Hasil pemodelan tanah homogen lunak dengan kondisi double drainase akan disajikan pada Gambar 6 dan hasil pemodelan double drainase pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Gambar 6. Grafik Derajat Konsolidasi Pada Tanah Homogen Lunak dengan Double Drainase Tabel 3. Nilai Hasil Pemodelan Tanah Lunak (Double drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -1,02 298
10,8 m -1,02 298
9,6 m -1,03 377
8,4 m -1,03 774
7,2 m -1,03 1407
6m -1,03 2211
Tanpa PVD -1,03 8603
Tabel 4. Nilai Pemodelan Tanah Lunak dengan PVD+Sm ear (Double Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -1,02 475
10,8 m -1,02 475
9,6 m -1,02 478
8,4 m -1,03 815
7,2 m -1,03 1489
6m -1,03 2289
Selanjutnya hasil pemodelan tanah homogen medium dengan kondisi double drainase akan disajikan pada Gambar 7 dan hasil pemodelan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Nilai Hasil Pemodelan untuk Tanah Medium (Double Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,39 19
10,8 m -0,39 19
9,6 m -0,39 21
8,4 m -0,39 27
Rekaracana Rekaracan- 6
7,2 m -0,39 34
6m -0,39 52
Tanpa PVD -0,39 295
Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
Tabel 6. Nilai Pemodelan Tanah Medium dengan PVD+Sm ear (Double Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,39 28
10,8 m -0,39 28
9,6 m -0,39 30
8,4 m -0,39 35
7,2 m -0,39 44
6m -0,39 64
Gambar 7. Grafik Derajat Konsolidasi Pada Tanah Homogen Medium dengan Double drainase
Dengan kondisi demikian, dapat dikatakan bahwa untuk tanah lunak dengan kondisi double drainase pemasangan PVD dengan floating PVD pada kedalaman 80% dari tanah dasar lebih ekonomis daripada pemasangan PVD dengan kedalaman penuh (full penetration). Untuk tanah medium pada kondisi double drainase waktu yang dibutuhkan hingga 90% konsolidasi dengan pemasangan PVD full penetration dan floating PVD kedalaman 10,8 m menghasilkan waktu yang sama sehingga sama dengan tanah lunak pemasangan yang ekonomis adalah dengan kedalaman 80%. 4.2 Analisis Konsolidasi Pada Tanah Homogen Dengan Kondisi Single Drainase Hasil pemodelan tanah homogen lunak dengan kondisi single drainase akan disajikan pada Gambar 8. Hasil pemodelan single drainase pada Tabel 7 dan Tabel 8. Hasil pemodelan double drainase pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Gambar 8. Grafik Derajat Konsolidasi Pada Tanah Homogen Lunak dengan Single Drainase
Rekaracana - 7
Marrilyn Arismawati, Ikhya
Tabel 7. Nilai Hasil Pemodelan untuk Tanah Lunak (Single Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -1,03 299
10,8 m -1,03 616
9,6 m -1,03 2041
8,4 m -1,03 3940
7,2 m -1,03 7739
6m -1,03 8532
Tanpa PVD -1,03 34004
Tabel 8. Nilai Pemodelan Tanah Lunak dengan PVD+Sm ear (Single Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -1,03 478
10,8 m -1,03 815
9,6 m -1,03 2162
8,4 m -1,03 4195
7,2 m -1,03 8359
6m -1,03 8852
Selanjutnya hasil pemodelan tanah homogen medium dengan kondisi single drainase akan disajikan pada Gambar 9 dan hasil pemodelan pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Gambar 9. Grafik Derajat Konsolidasi Pada Tanah Homogen Medium dengan Single Drainase Tabel 9. Nilai Hasil Pemodelan untuk Tanah Medium (Single Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,39 19
10,8 m -0,39 22
9,6 m -0,39 28
8,4 m -0,39 54
7,2 m -0,39 105
6m -0,39 190
Tanpa PVD -0,39 1014
Tabel 10. Nilai Pemodelan Tanah Medium dengan PVD+Sm ear (Single Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,39 29
10,8 m -0,39 32
9,6 m -0,39 41
8,4 m -0,39 69
7,2 m -0,39 138
6m -0,39 200
Dari grafik dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan hingga 90% konsolidasi untuk tanah homogen lunak pada kondisi single drainase pemasangan PVD full penetration menghasilkan waktu yang paling singkat. Namun untuk lebih ekonomis dapat dipasang dengan kedalaman 90%. Sama hal nya dengan tanah medium pemasangan PVD yang ekonomis adalah dengan memasang pada kedalaman 90%. 4.3 Analisis Konsolidasi Pada Tanah Berlapis Model I Hasil pemodelan tanah berlapis model I (tanah lunak berada diatas tanah medium) dengan kondisi single dan double drainase akan disajikan pada Gambar 10. Hasil pemodelan single drainase dengan PVD pada Tabel 11 dan dengan PVD + Smear pada Tabel 12. Hasil pemodelan double drainase dengan PVD pada Tabel 13 dan dengan PVD + Smear Tabel 14. Rekaracana Rekaracan- 8
Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
Tabel 11. Nilai Hasil Pemodelan untuk Tanah Berlapis Model I (Single Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,75 106
10,8 m -0,75 106
9,6 m -0,75 108
8,4 m -0,75 120
7,2 m -0,75 146
6m -0,75 228
Tanpa PVD -0,75 4371
Gambar 10. Grafik Derajat Konsolidasi Pada Tanah Berlapis Model I Tabel 12. Nilai Pemodelan Tanah Berlapis Model I dengan PVD+Smear (Single Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,75 151
10,8 m -0,75 151
9,6 m -0,75 151
8,4 m -0,75 170
7,2 m -0,75 197
6m -0,75 340
Tabel 13. Nilai Hasil Pemodelan untuk Tanah Berlapis Model I (Double Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,75 106
10,8 m -0,75 106
9,6 m -0,75 106
8,4 m -0,75 106
7,2 m -0,75 115
6m -0,75 140
Tanpa PVD -0,75 1192
Tabel 14. Nilai Pemodelan Tanah Berlapis Model I dengan PVD+Smear (Double Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,75 151
10,8 m -0,75 151
9,6 m -0,75 151
Rekaracana - 9
8,4 m -0,75 152
7,2 m -0,75 162
6m -0,75 192
Marrilyn Arismawati, Ikhya
Dari grafik dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan hingga 90% konsolidasi untuk tanah berlapis model I pada kondisi single drainase antara full penetration 12 m dan floating PVD 10,8 m adalah sama. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk kondisi tanah berlapis model I dengan single drainase pemasangan yang paling ekonomis adalah dengan floating PVD dengan batas kedalaman 70% dari tanah dasar. Sehingga dapat menghemat 30% dibanding pemasangan dengan full penetration. Pada tanah berlapis model I kondisi double drainase waktu yang dibutuhkan hingga 90% konsolidasi pemasangan PVD dapat dipasang dengan floating PVD dengan hanya 60% dari kedalaman tanah. 4.4 Analisis Konsolidasi Pada Tanah Berlapis Model II Hasil pemodelan tanah berlapis model I akan disajikan pada Gambar 11. Hasil pemodelan single drainase dengan PVD pada Tabel 15 dan dengan PVD + Smear pada Tabel 16. Hasil pemodelan double drainase dengan PVD pada Tabel 17 dan dengan PVD + Smear Tabel 18. Tabel 15. Nilai Hasil Pemodelan untuk Tanah Berlapis Model II (Single Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,65 80
10,8 m -0,65 116
9,6 m -0,65 250
8,4 m -0,65 600
7,2 m -0,65 1200
6m -0,65 1600
Tanpa PVD -0,65 3970
Tabel 16. Nilai Pemodelan Tanah Berlapis Model II dengan PVD+Smear (Single Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,65 125
10,8 m -0,65 165
9,6 m -0,65 320
8,4 m -0,65 709
7,2 m -0,65 1300
6m -0,65 1750
Gambar 11. Grafik Derajat Konsolidasi Pada Tanah Berlapis Model II Rekaracana Rekaracan - 10
Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
Tabel 17. Nilai Hasil Pemodelan untuk Tanah Berlapis Model II (Double Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,65 65
10,8 m -0,65 70
9,6 m -0,65 100
8,4 m -0,65 170
7,2 m -0,65 273
6m -0,65 400
Tanpa PVD -0,65 920
Tabel 18. Nilai Pemodelan Tanah Berlapis Model I dengan PVD+Smear (Double Drainase) Penurunan (m) Waktu (hari)
12 m -0,65 110
10,8 m -0,65 115
9,6 m -0,65 146
8,4 m -0,65 206
7,2 m -0,65 310
6m -0,65 420
Waktu yang dibutuhkan hingga 90% konsolidasi untuk tanah berlapis (model II) pada kondisi single drainase pemasangan PVD dengan full penetration 12 m adalah yang paling cepat. Selisih waktu antara full penetration dengan floating PVD 10,8 m, 9,6 m, 8,4 m, 7,2 m dan 6 m terlalu jauh. Pada kondisi double drainase waktu yang dibutuhkan hingga 90% konsolidasi dengan pemasangan PVD full penetration 12 m adalah yang paling singkat. Selebihnya bila dibandingkan dengan floating PVD kedalaman 10,8 m, 9,6 m, 8,4 m, 7,2 m dan 6 m selisih waktu yang didapat terlalu jauh. 5. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis-analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Pemasangan PVD untuk kondisi tanah yang homogen, jenis tanah tidak berpengaruh dalam mendapatkan waktu yang paling ekonomis. Selama kondisi drainase nya adalah double drainase baik untuk tanah lunak atau medium maka pemasangan PVD dapat dipasang dengan floating PVD dengan kedalaman hanya 80% dari kedalaman tanah.
2.
Pemasangan PVD bila kondisi drainasenya adalah single drainase, baik pada tanah lunak maupun tanah medium dapat lebih ekonomis dipasangan dengan floating PVD 90% dari kedalaman tanah. Sehingga dapat menghemat 10% dibanding pemasangan PVD dengan full penetration.
3.
Untuk tanah homogen yang paling berpengaruh dalam mendapatkan waktu yang paling ekonomis dalam pemasangan PVD adalah kondisi drainase nya yaitu single drainase atau double drainase, sehingga jenis tanah tidak berpengaruh untuk kondisi floating PVD.
4.
Pemasangan PVD untuk tanah berlapis model I yaitu tanah lunak berada diatas tanah medium dapat dilakukan dengan floating PVD pada kedalaman 70% dari tanah dasar untuk single drainase, sedangkan bila kondisi double drainase pemasangan PVD yang paling ekonomis adalah dengan floating PVD 60%.
5.
Untuk tanah berlapis model II yaitu tanah lunak berada dibawah tanah medium, pemasangan PVD tidak dapat dilakukan dengan floating PVD baik kondisi single drainase maupun double drainase. Karena waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama bila pemasangan PVD dilakukan dengan floating PVD.
6.
Dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan floating PVD pada tanah berlapis yang paling berpengaruh adalah tanah dibawahnya. Karena dengan melakukan floating PVD, PVD diletakan mengambang ditanah yang berada dilapis tanah II. Bila tanah lapis II nya adalah tanah medium yaitu permeabilitas yang besar maka memungkinkan untuk Rekaracana - 11
Marrilyn Arismawati, Ikhya
dilakukan floating PVD. Namun bila tanah lapis II adalah tanah lunak yaitu permeabilitasnya kecil maka floating PVD tidak dapat dilakukan. Pada kondisi ini double drainase dan single drainase tidak terlalu berpengaruh. 7.
Efek smear pada PVD mempengaruhi waktu konsolidasi, karena perhitungan efek smear memperkecil koefisien permeabilitas tanah. Dengan demikian waktu yang diperoleh pada kondisi tanpa memperhitungkan efek smear lebih cepat dibandingkan dengan memasukan efek smear dalam perhitungan. Namun efek smear tidak berpengaruh untuk kondisi floating PVD. DAFTAR RUJUKAN
Brinkgreve, R. B. J. (2014). Manual PLAXIS 2D AE. Netherlands: Plaxis bv Chai, J.C., Miura, N. (1999). Investigation of factors affecting vertical drain behavior. Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering. Bangkok: Asian Institute of Technology Craig, R. F., S. (1989). MEKANIKA TANAH. Edisi 4. Terjemahan Budi Susilo Penerbit Erlangga, Jakarta. Perloff, H.W., Baron, W. (1976). Soil Mecanics principles and Application. New York: Ronald presscompany.
Rekaracana Rekaracan - 12