PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SD SE-GUGUS PUREN SLEMAN
ARTIKEL JURNAL
DiajukankepadaFakultasIlmuPendidikan UniversitasNegeri Yogyakarta untukMemenuhiSebagianPersyaratan gunaMemperolehGelarSarjanaPendidikan
Oleh Retno Septiyaningtyas NIM 10108241105
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2014
i
PERSETUJUAN Artikel jurnal yang berjudul “PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SD SE-GUGUS PUREN SLEMAN” yang disusun oleh Retno Septiyaningtyas, NIM 10108241105 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan.
ii
Pengaruh Kecerdasan Emosi .... (Retno Septiyaningtyas) 1
PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SD SE-GUGUS PUREN SLEMAN The Effect of Emotional Intelligence on Social Adjustment in Fifth Grade Students in Gugus PurenSleman Oleh: Retno Septiyaningtyas, PPSD/PGSD
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dilakukan di SD se-Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji tingkat kecerdasan emosi dan penyesuaian sosial, serta untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosi terhadap penyesuaian sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian yaitu siswa kelas V SD se-Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta yang telah diambil secara proportional random sampling dengan jumlah siswa 155 orang. Instrumen yang digunakan berupa skala psikologi. Uji validitas instrumen menggunakan expert judgmentdan uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien alpha cronbach. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi.Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi terhadap penyesuaian sosial dengan nilai F hitung sebesar 112.548 (p<0,05). Untuk koefisien determinan R2 diperoleh hasil 0,420 yang berarti bahwa sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap penyesuaian sosial sebesar 42,0% dan sisanya 58,0% dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil penelitian menyatakan kategorisasi tingkat kecerdasan emosi 0% siswa berada pada kategori rendah, 29,03% siswa kategori sedang, dan 70,97% siswa kategori tinggi. Kategorisasi tingkat penyesuaian sosial dinyatakan 0% siswa berada pada kategori rendah, 18,06% siswa kategori sedang, dan 81,94% siswa kategori tinggi. Kata kunci:kecerdasan emosi, penyesuaian sosial, siswa sekolah dasar Abstract This research was conducted in elementary school of Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta. The purpose of this study is to assess the level of emotional intelligence and social adjustment, as well as to determine the effect of emotional intelligence to the social adjustment. This study used a quantitative approach. The research sample is fifth grade elementary school students of Gugus Puren Depok Sleman Yogyakarta Condongcatur who have taken proportional random sampling, the number of students 155 people. The instrument used a psychological scale. The validity test of the instrument using expert judgment and reliability testing using Cronbach alpha coefficien. Analysis of research data using regression analysis. The results show there is a positive and significant effect between emotional intelligence to the social adjustment of the calculated F value of 112.548 ( p < 0.05 ). Determinant coefficient R2 for the results obtained 0.420 which means that the effective contribution of emotional intelligence to the social adjustment of 42,0% and the remaining 58,0% is influenced by other variables. From the research stated categorization level of emotional intelligence 0% of students in the low category, the middle category was 29,03% students, and 70,97% higher category students. Categorization of social adjustment rate 0% of students expressed in the low category, 18,06% middle category student, and 81,94% higher category students . Keywords: emotional intelligence, social adjustment, elementary student
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan
PENDAHULUAN Manusia secara hakiki merupakan makhluk
memuaskan. Penyesuaian sosial pada masa
dan
kanak-kanak akhir ditekankan pada penyesuaian
membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
sosial di sekolah. Penyesuaian sosial di sekolah
Manusia tidak mampu untuk hidup sendiri tanpa
diartikan
memerlukan bantuan dari orang di sekelilingnya.
menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan guru,
Seperti
Gerungan
mata pelajaran, teman sebaya, dan warga sekolah
(2004:26), bahwa sejak manusia dilahirkan ia
lainnya serta situasi-situasi tertentu yang ada di
membutuhkan pergaulan dengan orang lain
sekitar lingkungan sekolah secara efektif dan
untuk
sehat.
sosial
yang
yang
selalu
berhubungan
diungkapkan
memenuhi
oleh
kebutuhan-kebutuhan
sebagai
kemampuan
dalam
biologisnya, yaitu makanan, minuman, dan lain-
Penyesuaian sosial amatlah penting bagi
lain. Pergaulan dimulai ketika individu lahir
siswa sekolah dasar, sesuai dengan pendapat
hingga
dalam
Hurlock, Elizabeth (1978: 286) bahwa pola
hidupnya, antara lain masa bayi, masa kanak-
perilaku dan sikap yang dibentuk pada awal
kanak awal, masa kanak-kanak akhir, masa
masa kehidupan cenderung menetap. Siswayang
remaja, masa dewasa, dan masa tua.
mampu melakukan penyesuaian sosial di masa
melewati
Masa
berbagai
kanak-kanak
tahapan
akhir
merupakan
usia sekolah dasar, maka akan mempunyai
tahapan atau masa peralihan dari kanak-kanak
kemungkinan
awal ke masa remaja. Syamsu Yusuf(2006: 180)
penyesuaian sosial dengan baik pada masa
mengemukakan bahwa pada masa kanak-kanak
selanjutnya, dan jenis penyesuaian sosial yang
akhir
dilakukan pada masa ini akan meninggalkan ciri
ditandai
dengan
adanya
perluasan
konsep
untuk
diri
dapat
mereka
melakukan
hubungan, di samping dengan keluarga juga
pada
yang
akan
dengan membentuk ikatan baru dengan teman
meningkatkan ketetapan pola penyesuaian sosial
sebaya (peer group) atau teman sekelas yang
yang dilakukan kelak.
menyebabkan ruang gerak hubungan sosialnya
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi
semakin bertambah luas. Agar hubungan antar
penyesuaian sosial, kecerdasan merupakan salah
individu dapat terjalin secara harmonis dengan
satunya. Dalam menjalankan kehidupan sehari-
lingkungan sosialnya, maka dituntut untuk
hari siswa membutuhkan kecerdasan emosi
mampu melakukan penyesuaian sosial.
untuk mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Alexander
Hal ini sejalan dengan pernyataan Goleman,
(1964:454),mendefinisikan penyesuaian sosial
Daniel (2005: 44) yang menyebutkan kecerdasan
adalah kemampuan untuk bereaksi secara efektif
intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi
Schneiders,
dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat
kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor
kekuatan
lain,
diantaranya
adalah
kecerdasan emosi dan emotional quotient (EQ) .
Pengaruh Kecerdasan Emosi .... (Retno Septiyaningtyas) 3
Goleman, Daniel (2005: 158) menjelaskan bahwa
seseorang
yang
mampu
mengelola
Berdasarkan permasalahan tersebut, tanpa mengesampingkan
permasalahan
yang
lain,
emosinya dengan baik, mengenali emosi orang
peneliti membatasi permasalahan pada pengaruh
lain, manajemen diri, dan empati berpengaruh
kecerdasan emosi terhadap penyesuaian sosial
dalam kematangan proses berhubungan dengan
siswa
orang lain. Dengan demikian siswa yang mampu
permasalahan
mengelola emosinya dengan baik akan mampu
penyesuaian sosial bagi siswa sangatlah penting
menyesuaikan
sebab jika siswa pada masa usia sekolah dasar
diri
terhadap
lingkungan
sosialnya.
V.
Peneliti tersebut
tertarik
meneliti
dengan
alasan
siswa intens melakukan hubungan dengan
Berdasarkan hasil pra penelitian di SD seGugus
kelas
Puren
ada
melakukan penyesuaian sosial. Apabila siswa
permasalahan terkait dengan kecerdasan emosi
tidak mampu melakukan penyesuaian sosial
dan penyesuaian sosial, yakni (1) terdapat siswa
dengan baik maka ketika ia dewasa, ia tidak
yang kurang paham
yang
mampu untuk berinteraksi dengan orang lain
disampaikan guru namun justru berdiam diri dan
secara baik. Berangkat dari permasalahan diatas,
sibuk bercanda. Hal tersebut menunjukkan
peneliti
bahwa
“Pengaruh
siswa
menunjukkan
bahwa
lingkungan sosial, jadi ia harus mampu untuk
dengan materi
mengalami
kesulitan
dalam
tertarik
untuk
Kecerdasan
meneliti Emosi
tentang Terhadap
memusatkan perhatian pada tugas yang diberikan
Penyesuaian Sosial Siswa Kelas V SD se-Gugus
yang berakibat pada kurang mampunya siswa
Puren Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta
melakukan
materi
Tahun Ajaran 2013/2014”.
pelajaran dan guru; (2) terdapat siswa yang
METODE PENELITIAN
kurang memiliki sikap bersahabat dan bergaul
Jenis Penelitian
penyesuaian
terhadap
dengan teman sebaya; (3) terdapat siswa yang
Penelitian ini dapat dikategorikan dalam
menunjukkan sikap tidak disiplin dengan tidak
penelitian
mengikuti upacara bendera dan tidak berseragam
dikumpulkan
lengkap. Hal tersebut menunjukkan kurangnya
kemudian
penyesuaian
rumus-rumusstatistika.Penelitian
sosial
terhadap
sekolah
yang
kuantitatif
karena
berbentuk
dianalisis
data
yang
angka-angka
yang
dengan
menggunakan ini
juga
mencakup aspek kepuasan pribadi; (4) terdapat
termasuk dalam jenis penelitian ex post facto.
siswa yang berselisih karena hal yang sepele,
Waktu dan Tempat Penelitian
menunjukkan bahwa siswa kurang mampu
Penelitian dilaksanakan di lima SD se-
mengendalikan perilaku agresif yang merusak
Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman
diri sendiri dan orang lain yang menunjukkan
Yogyakartapada bulan Juni 2014.
kurang sempurnanya dalam mengelola emosi; (5)siswa mengalami kesulitan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-temannya.
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
Suatu
Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah 155 siswa kelas V SD se-Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta yang diambil secara
variabel
dikatakan
reliabel
jika
memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60. Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis
random sampling dari lima SD.
regresi.Alasan peneliti menggunakan formula ini
MetodePengumpulan Data
karena digunakan untuk mengukur kekuatan
Penelitian
ini
menggunakan
skala
psikologi untuk pengumpulan data. Saifuddin
hubungan antara dua variabel atau lebih. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
skala
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai R
psikologi memiliki memiliki karakteristik khusus
hitung 0,651 sedangkan nilai F hitung sebesar
yang membedakannya dari berbagai bentuk
112,548 dengan signifikansi (p<0,05). Oleh
instrumen pengumpulan data yang lain seperti
karena
angket ataupun tes.
0,05,dengan demikianmaka
Instrumen Penelitian
berbunyi “ada pengaruh yang positif dan
Azwar
(2013:
Instrumen
6-8)
mengemukakan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini berupa Skala kecerdasan emosi,
nilai
signifikan
signifikansi
kecerdasan
lebih
kecil
dari
hipotesis yang
emosi
terhadap
penyesuaian sosial siswa” dapat diterima.
yaitu untuk mengungkap bagaimana tingkat
Dari uraian tersebut dijelaskan bahwa
kecerdasan emosi siswa, dan skala penyesuaian
kecerdasan emosi memiliki kontribusi dalam
sosial untuk mengungkap bagaimana tingkat
mengoptimalkan
penyesuaian sosial siswa.
sosial. Kecerdasan emosi mampu memprediksi
Uji Coba Instrumen
penyesuaian
terwujudnya
sosial
siswa.
penyesuaian
Hal
tersebut
dilakukan
disebabkan karena emosi dapat mempengaruhi
melalui proses review butir oleh ahli (expert
interaksi sosial dikarenakan melalui emosi, anak
judgement)yaitudosen ahli bidang Psikologi
telah mempelajari cara mengubah perilakunya
Pendidikan, ibu Aprilia Tina Lidyasari, M. Pd.
agar mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan
Apabila ahli sepakat bahwa suatu butir adalah
tuntutan dan norma yang berlaku di kelompok
relevan, maka butir tersebut dinyatakan sebagai
sosialnya misalnya dengan mengatur emosi
butir yang layak mendukung validitas isi skala,
dengan memperhatikan ekspresi wajahnya ketika
selanjutnya dilakukan korelasi butir soal melalui
ia melakukan interaksi dengan orang lain.
perhitungan
Melalui
Proses
pengujian
statistik
validitas
dengan
tujuan
untuk
mengetahui konsistensi internal instrumen. Dalam
penelitian
ini
untuk
menguji
ekspresi
wajah,
tampak
akan
ketertarikan atau tidaknya seseorang terhadap individu
lain
sehingga
berdampak
pada
reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan
penerimaan individu dalam kelompok sosial
formula CronbachAlpha dari program SPSS 16.
tersebut.
Menurut Nunnally (Imam Ghozali, 2006: 42)
Pengaruh Kecerdasan Emosi .... (Retno Septiyaningtyas) 5
Keberhasilan
siswa
melakukan
siswa yang mampu mengelola emosinya dengan
penyesuaian sosial didukung oleh kemampuan
baik berarti ia mampu mengendalikan emosinya
kesadaran diri yang dimilikinya. Siswa yang
yang pada akhirnya siswa mempunyai hubungan
memiliki kesadaran diri, maka ia mampu dalam
yang serasi antara diri dengan lingkungannya,
mengenali apa yang dirasakan pada suatu saat,
mampu bersikap positif, tidak tertekan, memiliki
yang akan membantunya dalam memandu
ketenangan
pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki
pengendalian dan mengelola emosinya dengan
tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri.
baik dia akan berhasil menyesuaikan diri baik
Kemampuan
dengan dirinya sendiri maupun dengan orang
menilai
untuk
diri
secara
teliti
menunjukkan seberapa luas pengetahuan siswa tentang kekuatan dan batas‐batas diri. Dalam
jiwa.
membantu siswa dalam melakukan penyesuaian
melakukan
sosial karena siswa akan bertindak secara baik
Kemampuan
dalam
produktif
memperhatikan
kesadaran
dengan dirinya
tetap dalam
berbagai hal.
mempunyai
Memanfaatkan emosi secara produktif juga mendukung
masalah
yang
lain
kehidupan sehari-hari, kesadaran diri akan
menghadapi
Siswa
keberhasilan penyesuaian
siswa
sosial
memanfaatkan
yaitu
mampu
di
dalam sekolah.
emosi
menangani
secara emosi
sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata
Dalam menentukan keberhasilan siswa
hati, dan sanggup menunda kenikmatan sebelum
untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan
tercapainya suatu sasaran, serta mampu segera
sosialnya, kemampuan mengelola emosi sangat
pulih kembali dari tekanan emosi. Hal tersebut
berperan. Siswa yang memiliki kemampuan
mencerminkan rasa tanggungjawab dan mampu
mengelola dan mengendalikan emosinya dengan
memusatkan
baik dia akan bersikap wajar dalam setiap
dikerjakan.
peristiwa yang terjadi dan mampu menunda
tanggungjawab
reaksi pada saat belum siap atau waktunya belum
perhatian pada tugas yang dikerjakan maka
tepat, sebaliknya siswa yang kurang mampu
memiliki respon yang baik pada saat di sekolah
mengelola emosinya dengan baik akan selalu
melalui
dirundung kesedihan dan kemurungan. Menurut
bertanya, memperhatikan, dan menyelesaikan
Goleman (2005: 404) individu yang mampu
tugas dari guru.
perhatian Siswa dan
pada
yang
tugas
yang
memiliki
rasa
mampu
kemampuannya
untuk
memusatkan
mendengar,
mengelola emosinya dengan baik dia lebih
Dalam penyesuaian sosial juga dibutuhkan
mampu mengungkapkan amarah dengan tepat
empati, karena menurut Goleman (2005: 158)
tanpa berkelahi, berkurangnya perilaku agresif
bahwa kedua hal tersebut merupakan kecakapan
atau merusak diri sendiri, sekolah, keluarga,
sosial yang mendukung keberhasilan dalam
serta lebih baik dalam menangani ketegangan
pergaulan dengan orang lain, karena tidak
jiwa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
dimilikinya kecakapan ini akan membawa
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
kepada ketidakcakapan dalam dunia sosial atau
dalam kategori tinggi sebanyak 110 siswa, dan
berulangnya
bencana
45 siswa yang tergolong dalam kategori sedang,
Sesungguhnya
karena
antar tidak
pribadi. dimilikinya
sedangkan tak satupun siswa
yang tergolong
keterampilan tersebut menyebabkan orang-orang
pada kategori rendah. Hal tersebut menunjukkan
yang otaknya paling encerpun dapat gagal
bahwa sebagian besar siswa kelas V SD se-
membina
penampilannya
Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman
angkuh atau tidak berperasaan. Seseorang yang
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 memiliki
memiliki kemampuan mengelola emosi dan
kecerdasan emosi yang tinggi. Penguasaan
empati akan sukses dalam bidang apapun yang
aspek-aspek
mengandalkan pergaulan yang mulus dengan
perbedaan. Didapatkan hasil rerata tiap aspeknya
orang lain.
diantaranya yaitu kesadaran diri sebesar 2,81;
hubungan,
karena
kecerdasaan
emosi
memiliki
Kemampuan membina hubungan turut
mengelola emosi sebesar 3,04; memanfaatkan
mempengaruhi penyesuaian sosial siswa. Siswa
emosi secara produktif sebesar 3,41; empati
yang mampu membina hubungan dengan baik
sebesar 3,35; dan aspek membina hubungan
kepada orang disekelilingnya maka akan mudah
sebesar 3,26.
dalam melakukan penyesuaian sosial, karena ia
Tingginya aspek memanfaatkan emosi
mampu menangani emosi dengan baik ketika
secara produktif didukung oleh pendapat Syamsu
berhubungan dengan orang lain dengan cermat
Yusuf
membaca situasi dan jaringan sosial,mampu
perkembangan akan mempengaruhi penyesuaian
menjalin interaksi dengan lancar kepada orang
sosialnya, salah satu tugas perkembangan masa
lain terlebih dahulu, dapat menawarkan bantuan
kanak-kanak akhir yaitu amat realistik, ingin
ketika dibutuhkan, menggunakan ketrampilan-
mengetahui dan mempelajari sesuatu. Siswa
ketrampilan
bergaul,
yang memiliki sikap amat realistik dan ingin
untuk
mengetahui sesuatu maka dari dalam dirinya
bekerjasama dan bekerja dalam tim, sehingga
timbul adanya motivasi untuk mencari tahu akan
siswa tersebut memiliki banyak teman karena ia
sesuatu yang ingin ia ketahui. Sikap penasaran
dengan mudah mendapatkan tempat dan diterima
ini akan berlanjut pada timbulnya konsentrasi
dalam lingkungan sosialnya.Oleh karena itu,
yang baik, sehingga ia akan mampu untuk
siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang
memusatkan
tinggi akan memiliki penyesuaian sosial tinggi
memusatkan perhatian yang dimiliki siswa akan
pula serta sebaliknya siswa yang memiliki
mengakibatkan timbulnya rasa tanggung jawab,
tingkat kecerdasan emosi yang rendah akan
dimana tanggung jawab yang dimiliki siswa
memiliki penyesuaian sosial yang rendah pula.
sangat
menyelesaikan
tersebut
dalam
perselisihan,
serta
Tingkat kecerdasan emosi siswa tergolong dalam kategori tinggi. Siswa yang tergolong
(2007:
24-25),
tugas-tugas
perhatian.Kemampuan
bermanfaat
berinteraksi,
dimana
dan
dalam
untuk
berhubungan,
berkomunikasi
dengan
lingkungan sosialnya. Siswa yang memiliki rasa
Pengaruh Kecerdasan Emosi .... (Retno Septiyaningtyas) 7
tanggung
jawab
memusatkan
yang
besar
dan
perhatian
pada
tugas
mampu yang
dikerjakan.
69)bahwa tugas perkembangan siswa masa kanak-kanak
akhir
yang
mempengaruhi
penyesuaian sosial siswa salah satunya yaitu
Rendahnya aspek kesadaran diri yang
belajar bergaul dengan teman-teman sebaya,
dimiliki siswa didukung oleh pendapat Jean
yakni
Piaget (Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 34-35), anak
lingkungan
usia sekolah dasar telah memasuki tahap
menyesuaikan diri dengan teman sebayanya.
operasional konkret dimana menerapkan logika
Siswa dapat melakukan penyesuaian sosial
berpikir pada sesuatu yang bersifat konkret atau
dengan baik apabila ia mampu melewati tugas
kelihatan nyata. Hal tersebut menyebabkan siswa
perkembangan dengan baik. Belajar bergaul
belum mampu untuk berpikir abstrak dan
dengan teman sebaya dengan menciptakan sikap
membuat hipotesis. Kemampuan kognitif yang
yang menyenangkan sehingga siswa akan dinilai
masih terbatas pada tahap operasional konkret
mampu dalam menyesuaikan diri di lingkungan
menyebabkan rendahnya aspek kesadaran diri.
sosialnya kepada individu lain dengan baik.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan
belajar
menyesuaikan
dan
Rendahnya
situasi
aspek
diri
yang
dengan
baru
kepusaan
serta
pribadi
bahwa penyesuaian sosial siswa kelas V SD se-
didukung pendapat Jean Piaget(Rita Eka Izzaty,
Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman
dkk. 2008: 34-35), bahwa pada masa kanak-
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 tergolong
kanak akhir pemikiran siswa masih terbatas pada
dalam kategori tinggi. Siswa yang tergolong
tahap
dalam kategorisasi tinggi sebanyak 127 siswa,
menerapkan logika berpikir pada sesuatu yang
meskipun
yang
bersifat konkret atau kelihatan nyata. Hal
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini
tersebut menyebabkan anak belum mampu untuk
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas
berpikir abstrak dan membuat hipotesis. Siswa
V SD se-Gugus Puren Condongcatur Depok
usia sekolah dasar masih berpikir secara
Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014
sederhana, dimana ia belum cukup mampu
memiliki
tinggi.
memahami apa yang dimaksud dengan kepuasan
siswa tergolong dalam
pribadi, bagaimana cara memenuhinya, dan apa
masih
terdapat
penyesuaian
Penyesuaian sosial
28
sosial
siswa
yang
kategori tinggi, namun dalam penguasaan tiap
operasional
konkret
dimana
anak
dampaknya pada penyesuaian sosial.
aspeknya memiliki perbedaan. Telah didapatkan
Penyesuaian sosial siswa dapat tercipta
hasil rerata tiap aspek yaitu penampilan nyata
karena adanya kecapakan pribadi siswa yaitu
sebesar 3,32; penyesuaian diri terhadap berbagai
kemampuan untuk mengenali diri sendiri. Siswa
kelompok sebesar 3,22; sikap sosial sebesar
akan mampu mengatasi berbagai permasalahan
3,44; serta kepuasan pribadi sebesar 3,14.
terkait penyesuaian sosialnya di sekolah yang
Tingginya aspek sikap sosial pada siswa didukung oleh pendapat Syamsu Yusuf (2007:
telah dialami dan selalu mempunyai kreatifitas dalam memecahkan masalah tersebut.
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
Memanfaatkan emosi secara produktif
SIMPULAN DAN SARAN
merupakan aspek dalam kecerdasan emosi yang
Simpulan
memiliki rerata paling besar dibandingkan 4
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
aspek yang lain. Aspek tersebut adalah aspek
diambil simpulan:
dalam kecerdasan emosi yang paling dikuasai
1. Tingkat kecerdasan emosi siswa kelas V SD
siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa yang
se-Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman
memiliki
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 berada
kemampuan memanfaatkan emosi
secara produktif berarti juga memiliki rasa tanggung
jawab
mampu
2. Tingkat penyesuaian sosial siswa kelas V SD
yang
se-Gugus Puren Condongcatur Depok Sleman
dikerjakan, maka dengan sepenuh hati ia akan
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 berada
menyelesaikan segala tugas yang diberikan oleh
padakategori tinggi.
memusatkan
yang
besar
dan
perhatian
pada
tugas
pada kategori tinggi.
guru, baik berupa tugas individu maupun
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan
kelompok. Siswa yang memiliki rasa tanggung
kecerdasan emosi terhadap penyesuaian sosial
akan mampu dengan baik untuk melakukan
siswa
penyesuaian sosial dengan guru, mata pelajaran,
Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta
dan lingkungan sekolah, yang mencakup warga
tahun ajaran 2013/2014.
kelas
V
SD
se-Gugus
Puren
sekolah beserta segala peraturan yang ada. Sikap sosial merupakan satu dari keempat
Saran
aspek penyesuaian sosial yang memiliki rerata
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
tertinggi,
maka saran yang dapat diajukan sebagai berikut:
berarti
merupakan
aspek
dari
penyesuaian sosial yang paling dikuasai siswa.
1. Bagi guru
Hal ini dapat diartikan bahwa siswa yang
Untuk dapat mengoptimalkan penyesuaian
memiliki sikap sosial yang baik, akan mampu
sosial
dalam
sosial.
menyisipkan aspek-aspek kecerdasan emosi
Kemampuan dalam melakukan penyesuaian
dalam proses pembelajaran, dengan cara
sosial di sekolah ditandai dengan adanya sikap
dianataranya:
aktif dalam kegiatan sosial, memiliki empati,
a) Menampilkan pribadi yang matang, baik
serta menerima dan menghargai pendapat orang
dalam aspek emosi dan sosial, karena guru
lain. Ketiga indikator tersebut sangat mendukung
merupakan figur sentral bagi siswa.
melakukan
terciptanya
penyesuaian
penyesuaian
hendaknya
guru
mampu
karena
b) Menggunakan metode pembelajaran yang
mencerminkan sikap yang menyenangkan yang
sesuai, yangdinilai mampu untuk melatih
dibutuhkan
dan
dalam
sosial
siswa,
keberhasilan
penyesuaian sosial yang baik.
mencapai
meningkatkan
aspek-aspek
kecerdasan emosi dan penyesuaian sosial seperti
metode
diskusi
kelompok,
Pengaruh Kecerdasan Emosi .... (Retno Septiyaningtyas) 9
sosiodrama,
role
playing,
dan
lain
sebagainya. 2. Bagi lembaga sekolah Berdasarkan pentingnya kecerdasan emosi dalam
kehidupan
sehari-hari,
maka diharapkan bagi lembaga sekolah untuk menciptakan
lingkungan
mendukung
perkembangan
tercapainya
kecerdasan
yang
positif
bagi
emosi
dan
penyesuaian sosial siswa yang tinggi dengan cara: a) Berusaha melatih kecerdasan emosi siswa sedini mungkin, kesadaran diri, mengelola emosi,
memanfaatkan
emosi
secara
produktif, empati, dan membina hubungan misalnya dengan mengadakan bakti sosial mengunjungi panti asuhan panti jompo serta mengikuti pelatihan. b) Memberikan program layanan bimbingan dan konseling, dalam bidang pribadi sosial. DAFTAR PUSTAKA Goleman, Daniel. (2005). Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional). Penerjemah: T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Penerjemah: Meitasari T. & Muslichah Z. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Imam
Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Reinhart dan Winstons.
khususnya
dalam penyesuaian sosial siswa di sekolah,
dapat
Saifuddin Azwar. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ghozali. (2006). Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY PRESS.
Syamsu Yusuf. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. W. A. Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.