HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II DEPOK SLEMAN
ARTIKEL JURNAL
Oleh Saeful Iman NIM 12105244018
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 1
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SeGUGUS II DEPOK SLEMAN The Correlation between Emotional Intelligence and Social Atittude with Learning Achievement of 5th Grade Student of Elementary School in Cluster II Depok Sleman Oleh
: Saeful Iman, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan sikap sosial dengan prestasi belajar siswa kelas V SD se-gugus II Depok Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD di Gugus II Depok Sleman sebanyak 101 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 siswa diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket yang dinyatakan dalam bentuk Skala Likert dan studi dokumenter. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment sederhana dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan nilai R sebesar 0,324 dan p sebesar 0,013 (0,013<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan sikap sosial dengan prestasi belajar siswa kelas 5 SD se-gugus II Depok Sleman. Kata Kunci: kecerdasan emosional, sikap sosial, prestasi belajar siswa Abstrack The purpose of these research is to determine the correlation between emotional intelligence and social atittude with learning achievement of 5th grade student of elementary school in Cluster II Depok Sleman. This research is a correlational study with a quantitative approach. The population of the research is all 5th grade student of Elementary School in Cluster II Depok Sleman which consists of 101 students. The sample of the research consists of 81 students who taken by proportional random sampling, Data gathered by using psychologycal scale and document study. Data analysis is using simple product moment correlation and double regression. The result of the research shows that coefficients correlation R= 0,324 and p= 0,013 (0,013<0,05) which means there was a positive and significant correlation between emotional intelligence and social atittude with learning achievement of 5th grade student of elementary school in Cluster II Depok Sleman. Keywords: emotional intelligence, social atittude, learning achievement
PENDAHULUAN Pendidikan
yang
baik
adalah
membentuk watak serta peradaban bangsa
pendidikan yang bebas dari segala hal yang
yang
dapat
dapat
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
memperhatikan semua aspek didalamnya
untuk berkembangnya potensi peserta didik
dengan baik. Sebagaimana yang tercantum
agar menjadi manusia yang beriman dan
dalam UU No.20 Tahun 2003, tujuan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
pendidikan
merusak
prosesnya
nasional
mengembangkan
dan
bermartabat
dalam
rangka
Indonesia
adalah
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kemampuan
dan
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 2
yang demokratis serta bertanggung jawab.
keterampilan dasar yang diperlukan untuk
Dari pernyataan yang ada pada tujuan
berperan dalam kehidupan bermasyarakat
pendidikan tersebut, dapat dikatakan bahwa
(Hera Lestari Mikarsa dkk, 2009).
pendidikan tidak hanya memperhatikan aspek pengetahuan saja, tapi juga berusaha membangun individu yang memiliki aspek kepribadian baik. Jadi, tujuan pendidikan nasional
adalah
terkait
dengan
pengembangan berbagai macam potensi peserta
didik
keterampilan,
seperti sikap
pengetahuan,
dan
kepribadian
peserta didik.
nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat dan menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku kita dalam pergaulan yang sebenarnya
di
masyarakat.
Seiring
berjalannya waktu, arus informasi, budaya, politik, dan ekonomi yang keluar dan masuk dari setiap negara terus berputar makin cepat, arus perputaran inilah yang
Bloom (dalam Wina Sanjaya, 2008: 125-126)
Pendidikan mengajarkan kita tentang
menyatakan
sebut
sebagai
arus
globalisasi.
bentuk
Globalisasi memang tak bisa kita hindari,
perilaku yang harus dirumuskan dalam
namun untuk menghadapinya kita perlu
tujuan pendidikan dapat digolongkan ke
kritis dalam menimbang segala sesuatu
dalam tiga klasifikasi atau tiga bidang, yaitu
yang masuk. Banyak diantara pelajar saat
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
ini terbawa arus negatif dari globalisasi ini.
Bidang kognitif untuk tujuan pendidikan
Mereka berperilaku tidak sesuai dengan
yang berhubungan dengan kemampuan
norma-norma yang berlaku di masyarakat,
intelektual,
seperti perilaku yang lebih individualis
domain
bahwa
kita
afektif
berkenaan
dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi, serta
yang
domain psikomotorik yang meliputi semua
lingkungan sekitarnya. Disinilah peran
tingkah laku yang menggunakan syaraf dan
pendidikan
otot badan.
membentuk pribadi yang baik.
Pendidikan pada hakekatnya juga
tidak
peduli
yang
dengan
cukup
keadaan
vital
dalam
Melalui proses belajar yang baik,
memiliki tujuan untuk mengembangkan
peserta
kehidupan
perubahan pengetahuan, keterampilan dan
siswa,
khususnya
sebagai
didik
diharapkan
anggota masyarakat yang dapat dicapai
perilaku
dengan upaya (a) memperkuat kesadaran
Sugihartono
untuk hidup bersama dengan orang lain, (b)
bahwa penilaian adalah suatu tindakan
menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial,
untuk memberikan interpretasi terhadap
(c)
hasil pengukuran dengan menggunakan
memberikan
pengetahuan
dan
kearah (2007;
yang
mengalami
130)
lebih
baik.
menyatakan
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 3
norma tertentu untuk mengetahui tinggi
Kurikulum yang saat ini menjadi
atau rendahnya maupun baik atau buruknya
acuan pendidikan di Indonesia sangat
aspek tertentu. Dari hasil penilaian tersebut,
mendukung
baru diketahui prestasi belajar siswa di
kecerdasan emosional dan sikap sosial pada
kelas. Prestasi belajar terwujud dalam
siswa. Hal ini dapat terlihat dari Standar
bentuk nilai sebagai acuan kecakapan
Kompetensi
belajar siswa.
ditetapkan bagi pendidikan dasar untuk
Muhibbin menyatakan
syah bahwa
mempengaruhi
belajar
(2010;
129)
faktor
yang
siswa
meliputi
faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan
belajar.
Faktor
internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi keaadan fisiologis dan psikologis. Emosi dapat diartikan sebagai keadaan dan reaksi psikologis dan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya. Hal tersebut
erat
kaitannya dengan tujuan pendidikan untuk membentuk
individu
yang
mampu
bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Pendidikan
Jadi,
menurunnya
emosi
yang
mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab
ranah
bahwa
(SKL)
siswa pribadi yang beriman berakhlak
keharuan, dan kecintaan (KBBI, 2005;298). dikatakan
Lulusan
karakter
jenjang SD kelas tinggi, yakni menjadikan
fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan,
dapat
pengembangan
kognitif
yang
mengutamakan
dapat
menyebabkan
karakter
positif
siswa.
merupakan salah satu faktor internal yang
Pendidikan seperti itu banyak dikritik
dapat mempengaruhi kondisi belajar karena
sebagai penghasil manusia yang tidak
merupakan reaksi atas keadaan psikologis
toleran,
dan fisiologis siswa.
menghargai orang lain dan menganut
Goleman
(2003:44),
IQ
hanya
menyumbang sebesar 20% dalam mencapai kesuksesan seseorang, sedangkan 80% adalah
sumbangan
faktor
kekuatan-
kekuatan lain. Faktor Kekuatan-kekuatan lain
yang
dimaksud
adalah
mudah
tersinggung,
tidak
budaya kekerasan. Salah satu contohnya adalah muncul tindak kekerasan yang dilakukan oleh siswa baik berupa kekerasan fisik maupun verbal. Selain itu, anggapan bahwa prestasi
bakat,
belajar di sekolah menentukan kesuksesan
kecerdasan emosional, faktor biologis, dan
seseorang di masa yang akan datang masih
faktor sosial lingkungan.
sering terdengar di masyarakat. Tidak jarang pula orang tua yang mengikutsertakan anaknya pada bimbingan belajar di
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 4
luar sekolah. Padahal Prestasi belajar
sebanyak 81 siswa dengan menggunakan
ditentukan
teknik proportional random sampling.
oleh
berbagai
hal
yang
kompleks, diantaranya adalah kecerdasan
Prosedur
emosional dan sikap sosial. Siswa yang mampu mengendalikan emosinya biasanya memiliki prestasi belajar yang tinggi. Hal tersebut
terjadi
karena
siswa
dapat
memotivasi diri, mengendalikan diri dan dapat menjalin hubungan baik dengan
Subyek penelitian mengisi identitas singkat
kemudian
mengisi
angket
kecerdasan emosi dan sikap sosial. Hasil isian angket untuk masing-masing skala dijumlahkan,
sehingga
mendapatkan
jumlah skor masing-masing. Kemudian
teman maupun gurunya.
untuk melihat prestasi belajar, peneliti Berdasarkan uraian di atas, peneliti
menggunakan nilai rapor siswa. Nilai yang
tertarik untuk mengetahui ada tidaknya
diambil merupakan nilai rata-rata dari lima
hubungan antara kecerdasan emosional dan
mata pelajaran utama yakni matematika,
sikap sosial dengan prestasi belajar siswa
IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan PKN. Skor
kelas V SD Se-Gugus II Depok Sleman.
inilah yang digunakan dalam analisis data
METODE PENELITIAN
untuk menguji hipotesis.
Jenis Penelitian
Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Waktu & Tempat Penelitian
menggunakan metode angket dalam bentuk
Penelitian ini dilakukan di tiga
skala likert. Angket dalam penelitian ini
sekolah dasar gugus II Kecematan Depok,
adalah angket kecerdasan emosi yang
Sleman. Tiga sekolah tersebut adalah SDN
terdiri dari 20 butir item dan angket sikap
Nogopuro, SDN Caturtunggal 6 dan SDN
sosial yang terdiri dari 21 butir item.
Ambarukmo. Penelitian ini dilakukan pada Jenis skala yang digunakan adalah
bulan Maret sampai dengan April 2016.
angket tertutup dimana oleh peneliti sudah Subyek Penelitian
disediakan jawabannya sehingga responden ini
hanya diminta untuk memilih. Item – item
merupakan seluruh siswa kelas V SD di
disusun dalam bentuk pernyataan sangat
gugus II Depok Sleman yang berjumlah
setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS),
101 siswa. Kemudian ditentukan sampel
dan tidak setuju (TS). Jenis pernyataan
Populasi
dalam
penelitian
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 5
merupakan pernyataan positif dan negatif. Pada pernyataan positif bobot nilai untuk jawaban Sangat
Setuju = 4, Setuju = 3,
kurang setuju = 2 dan Tidak Setuju = 1. Sedangkan
untuk
pernyataan
Tabel 1. Data Kecerdasan Emosional Interval >74 62 < X ≤ 74 X ≤ 62
Frekuensi 10 56
Persentase 12,3% 69,1%
Kategori Tinggi Sedang
15
18,6%
Rendah
negatif Berdasarkan tabel 1 di atas
dengan bobot nilai untuk jawaban Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, kurang Setuju = 3,
dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional siswa kelas V di SD se-
Tidak Setuju = 4.
gugus II Depok Sleman mayoritas Sementara itu, untuk melihat prestasi
berada
di
kategori
sedang
yaitu
belajar menggunakan studi dokumenter.
sebanyak 56 siswa (69,1%), lalu dalam
Dalam penelitian ini
yang
kategori tinggi sebanyak 10 siswa
digunakan adalah rapor siswa. rapor
(12,3%), dan sebanyak 15 siswa
digunakan untuk melihat nilai rata-rata dari
(18,6%) masuk dalam kategori rendah.
dokumen
5 mata pelaran utama yakni matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan PKN.
b. Sikap Sosial Data
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan
sikap
sosial
yang
diperoleh kemudian disajikan dalam kriteria kecenderungan
yang telah
dalam penelitian ini adalah teknik korelasi
ditentukan. Berikut ini merupakan data
product moment sederhana dan regresi
sikap sosial pada siswa kelas V SD se-
ganda dengan bantuan SPSS for Windows
gugus II Depok Sleman.
22.0 Version.
Tabel 2. Data Sikap Sosial
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Interval >81 68 < X ≤ 81 X ≤ 68
a. Kecerdasan Emosional
Frekuensi 10
Persentase 12,3%
Kategori Tinggi
57
70,4%
Sedang
14
17,3%
Rendah
Data kecerdasan emosional yang
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat
diperoleh kemudian disajikan dalam
diketahui bahwa sikap sosial siswa
kriteria kecenderungan yang telah
kelas V di SD se-gugus II Depok
ditentukan. Berikut ini merupakan data
Sleman mayoritas berada di kategori
kecerdasan emosional pada siswa kelas
sedang yaitu sebanyak 57 siswa
V SD se-gugus II Depok Sleman.
(70,4%), lalu dalam kategori tinggi sebanyak 10 siswa (12,3%), dan 14
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 6
siswa (17,3%) yang masuk dalam
menggunakan korelasi sederhana dan
kategori rendah.
regresi ganda. Analisis data yang dilakukan
c. Prestasi Belajar Data
prestasi
belajar
yang
diperoleh kemudian disajikan dalam kriteria kecenderungan yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan data prestasi belajar pada siswa kelas V SD se-gugus II Depok Sleman.
Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
80 < X
9
11,1%
Tinggi
59
72,9%
Sedang
13
16%
Rendah
≤ 80
dengan Y dan 𝑋2 dengan Y adalah menggunakan
korelasi
product
moment dari pearson. Kemudian untuk mengetahui
hubungan
secara
bersamaan 𝑋1 𝑑𝑎𝑛 𝑋2dengan Y dalam penelitian
Tabel 3. Data Prestasi Belajar
66 < X
untuk pengujian hipotesis hubungan 𝑋1
ini
digunakan
analisis
regresi ganda. 1. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Se-Gugus II Depok
X ≤ 66
Sleman Hasil
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa kelas V di SDN se-gugus II Depok Sleman mayoritas berada di kategori sedang yaitu sebanyak 59 siswa (72,9%), lalu dalam kategori tinggi sebanyak 9 siswa (11,1%), dan 13
analisis
untuk
mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa kelas V SD se-gugus II Depok Sleman
disajikan
dalam
tabel
berikut: Tabel 4. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
siswa (16%) yang masuk dalam Variabel
kategori rendah.
𝑋1
d. Pengujian Hipotesis
Y
Kesimpulan
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Sig.
0,237
0,033
Signifikan
Penelitian ini bertujuan untuk antara
Berdasarkan tabel 4 di atas
kecerdasan emosional dan sikap sosial
diperoleh nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar
dengan prestasi belajar siswa kelas V
0,237 dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 0,219
SD
dengan nilai signifikansi sebesar
mengetahui
se-gugus
hubungan
II
Depok
Sleman.
Analisis data yang digunakan untuk
0,033.
menguji
bahwa 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ( 0,237 >
hipotesis
adalah
dengan
Hal
ini
menunjukkan
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 7
0,219 ) dan nilai signifikansi p <
sikap
0,05 (0,03 < 0,05), maka dapat
belajar siswa kelas V SD Se-gugus
dikatakan
II
bahwa
terdapat
sosial
Depok
dengan
Sleman
prestasi
sehingga
hubungan yang signifikan antara
hipotesis kedua yang diajukan
kecerdasan
dapat diterima.
emosional
dengan
prestasi belajar siswa kelas V SD se-gugus
II
Depok
Sleman
3. Hubungan
Antara
Emosional
dan
Kecerdasan
Sikap
Sosial
sehingga hipotesis pertama yang
dengan Prestasi Belajar Siswa
diajukan dapat diterima.
Kelas V SD Se-Gugus II Depok
2. Hubungan Sikap Sosial Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Se-Gugus II Depok Sleman Hasil
analisis
Sleman Hasil mengetahui
analisis
untuk
hubungan
antara
untuk
kecerdasan emosional dan sikap
mengetahui hubungan sikap sosial
sosial dengan prestasi belajar
dengan prestasi belajar siswa kelas
siswa kelas V SD Se-gugus II
V SD Se-gugus II Depok Sleman
Depok Sleman disajikan dalam
disajikan dalam tabel berikut:
tabel berikut:
Tabel
Tabel
5.
Ringkasan
Hasil
Pengujian Hipotesis dua Variabel 𝑋2
Y
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Sig.
0,324
0,003
6.
Ringkasan
Hasil
Pengujian Hipotesis tiga
Kesimpulan
Signifikan
Variabel
R
Sig.
𝐹𝐻
Ket
𝑋1 𝑋2 - Y
0,324
0,013
4,588
Sig
Berdasarkan tabel 5 di atas
Berdasarkan hasil pada tabel 6
diperoleh 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 0,324
di atas diperoleh nilai korelasi
dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 0,219 dengan
ganda sebesar 0,324 dengan nilai
nilai signifikansi sebesar 0,003.
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 4,588 dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Hal
bahwa
sebesar 3,11 serta nilai signifikansi
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,324 > 0,219)
F sebesar 0,013. Oleh karena
dan nilai signifikansi p < 0,05
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,58 > 3,11)
(0,003 < 0,05), maka dapat
dengan nilai signifikansi < 0,05
dikatakan
terdapat
(0,01 < 0,05), maka hal ini berarti
hubungan yang signifikan antara
terdapat Hubungan yang positif
ini
menunjukkan
bahwa
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 8
dan signifikan antara kecerdasan
Harga r_hitung ini ternyata lebih
emosional dan sikap sosial secara
besar dari r_tabel (0,237>0,219).
bersama-sama
Hal
prestasi
membuktikan
II Depok Sleman. Kecerdasan
emosional siswa yang dimiliki,
emosional
maka semakin baik pula prestasi
dan
sikap
sosial
sebesar
10,5%
belajar
baik
bahwa
semakin
yang
kecerdasan
mereka
Berdasarkan
belajar, hal ini dapat dilihat dari
menunjukkan adanya hubungan
𝑅2.
positif
siswa kelas V SD di Gugus II
oleh berbagai faktor. Dalam penelitian yang
penelitian
dijadikan
adalah
fokus
kecerdasan
emosional dan juga sikap sosial yang dimiliki siswa. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, didapatkan
tersebut
signifikan emosional
antara dengan
prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus II Depok Sleman. Goleman
Kecamatan Depok Sleman dipengaruhi
faktor
dan
kecerdasan
Prestasi belajar yang dicapai oleh
hal
capai.
terhadap meningkatnya prestasi
Pembahasan
ini
ini
belajar siswa kelas V SD se-gugus
berkontribusi
e.
dengan
(2003:
512)
menyatakan bahwa kecerdasan emosional
merujuk
pada
kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi
diri
sendiri,
kemampuan
mengelola
dan emosi
dengan baik pada diri sendiri serta
hasil penelitian sebagai berikut:
dalam hubungan dengan orang 1. Hubungan Emosional
Antara
Kecerdasan
Dengan
Prestasi
lain. Jadi, kecerdasan emosional juga
memberikan
kontribusi
Belajar Siswa Kelas V SD Se-
terhadap prestasi belajar siswa.
Gugus II Depok Sleman
Siswa yang mengenali emosi diri
Hasil
analisis
data
dan mampu mengelola emosi pada
penelitian dengan menggunakan
dirinya, mereka akan mampu
bantuan program komputer SPSS
memotivasi diri untuk meraih hasil
22 diperoleh koefisien korelasi
terbaik dalam belajar dan tidak
atau r_hitung sebesar 0,237 pada
mudah putus asa memaksimalkan
taraf
potensi dirinya.
signifikansi
5%.
Harga
r_tabel dengan N=81 pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,219.
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 9
2. Hubungan Antara Sikap Sosial
tentang
peraturan
sekolah,
Dengan Prestasi Belajar Siswa
interaksi dengan teman sebaya,
Kelas V SD Se-Gugus II Depok
dan tugas-tugas yang diberikan
Sleman
dari guru. Siswa yang memiliki
Hasil
analisis
data
sikap sosial yang baik akan
penelitian dengan menggunakan
tercermin dalam perilaku peduli,
bantuan program komputer SPSS
tanggung jawab, disiplin, dan jujur
22 diperoleh koefisien korelasi
terhadap kewajibannya. Perilaku
atau r_hitung sebesar 0,324 pada
tersebut akan mendorong siswa
taraf
untuk lebih berprestasi.
signifikansi
5%.
Harga
r_tabel dengan N=81 pada taraf
3. Hubungan
signifikansi 5% sebesar 0,219.
Emosional
Harga r_hitung ini ternyata lebih
Dengan Prestasi Belajar Siswa
besar dari r_tabel (0,324>0,219).
Kelas V SD Se-Gugus II Depok
Hal
Sleman
ini
membuktikan
bahwa
semakin baik sikap sosial siswa,
Antara Dan
Kecerdasan Sikap
Sosial
Hasil dalam penelitian ini
maka semakin baik pula prestasi
menunjukkan
belajar
capai.
hubungan positif dan signifikan
tersebut
antara kecerdasan emosional dan
menunjukkan adanya hubungan
sikap sosial secara bersama-sama
positif dan signifikan antara sikap
dengan prestasi belajar siswa kelas
sosial dengan prestasi belajar
V SD se-gugus II Depok Sleman
siswa kelas V SD Se-Gugus II
dengan tingkat
Depok Sleman.
rendah.
yang
Berdasarkan
mereka hal
W. A Gerungan (2004: 161-162),
menyatakan
bahwa
bahwa
Hal
terdapat
korelasi tersebut
yang dapat
dibuktikan oleh hasil korelasi ganda
yang
yaitu
dengan
nilai
suatu sikap sosial dinyatakan oleh
sebesar
cara-cara kegiatan yang sama dan
F_hitung sebesar 4,588 yang lebih
berulang-ulang
besar dari F_tabel 3,11 serta
terhadap
suatu
0,324
diperoleh
objek sosial dan dinyatakan tidak
signifikansi
hanya oleh seorang saja melainkan
(p<0,05).
oleh
sekelompok
orang
atau
sebesar
Kecerdasan
masyarakat. Objek sosial dalam
menentukan
penelitian ini adalah berkaitan
dalam
0,013
emosional
ketenangan
menghadapi
diri
masalah,
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 10
pengelolaan
diri
juga
korelasi ganda yang dilakukan
membina hubungan dengan orang
dalam penelitian ini diperoleh nilai
lain.
mampu
koefisien determinasi R^2 sebesar
mengenali emosi diri dan mampu
0,105 yang artinya bahwa 10,5%
mengelola emosi pada dirinya,
prestasi belajar dijelaskan oleh
mereka akan mampu memotivasi
faktor kecerdasan emosional dan
diri untuk meraih prestasi belajar
sikap sosial, sedangkan 89,5%
yang lebih baik.
dijelaskan oleh faktor lain yang
Siswa
dan
yang
tidak dibahas dalam penelitian ini.
Sikap sosial merupakan kesadaran bertingkah
seseorang laku
Jadi, berdasarkan hal-hal di atas
untuk
dengan
dapat disimpulkan bahwa terdapat
cara
hubungan positif dan signifikan
tertentu dan di lingkungan tertentu
antara kecerdasan emosional dan
terhadap objek sosial. Sikap ini
sikap
juga tidak hanya dinyatakan oleh diri
sendiri
melainkan
sosial
dengan
belajar siswa kelas V SD se-gugus
juga
II Depok Sleman.
diperhatikan dan dinyatakan oleh orang di lingkungannya. Sikap
SIMPULAN DAN SARAN
sosial
Simpulan
akan
seseorang interaksi
terlihat
ketika
sedang
melakukan
dengan
lingkungan
sekitarnya. Siswa yang memiliki sikap sosial yang baik akan tercermin dalam perilaku peduli, tanggung jawab, disiplin, dan jujur terhadap kewajibannya. Perilaku tersebut akan mendorong siswa untuk lebih berprestasi. Dengan
demikian,
hubungan kecerdasan emosional yang tinggi dan sikap sosial yang baik maka akan berdampak pada prestasi
belajar
siswa
yang
meningkat. Berdasarkan analisis
prestasi
Kecerdasan emosional dan sikap sosial secara bersama-sama berhubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Se-gugus II Depok Sleman dengan tingkat korelasi yang rendah. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai R sebesar 0,324 dengan r_tabel sebesar 0,219 dan F_hitung sebesar 4,588 dengan F_tabel
sebesar 3,11 serta nilai
signifikansi sebesar 0,013 (p<0,05). Hal ini berarti emosional
bahwa dan
apabila sikap
kecerdasan
sosial
semakin
meningkat, maka prestasi belajar siswa juga akan mengalami peningkatan. Kontribusi kecerdasan emosional dan sikap sosial
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 11
secara
bersama-sama
meningkatnya
prestasi
terhadap
belajar
adalah
dalam kehidupan siswa, dimana setiap gerak-geriknya
diperhatikan
siswa
sebesar 10,5%, sedangkan sisanya sebesar
bahkan ditiru oleh siswa. Guru perlu
89,5% ditentukan oleh variabel lain yang
memberikan apresiasi terhadap siswa
tidak diteliti dalam penelitian ini.
yang berperilaku baik. 4. Bagi Sekolah
Saran
Sekolah Berdasarkan
kesimpulan
yang
diperoleh maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
sebaiknya
memeberikan
kegiatan yang dapat melatih emosi, dan sikap siswa serta guru. Mengingat bahwa antar warga sekolah harus
1. Bagi Siswa
terjadi interaksi yang baik, dimana
Siswa diharapkan mampu bersikap
kecerdasan emosional dan sikap sosial
baik terhadap peraturan-peraturan di
setiap warga sekolah ikut berpengaruh
sekolah dan juga saat berinteraksi
dalam
dengan temannya maupun guru, agar
menciptakan
proses
kondusif untuk belajar.
pembelajaran
kondusif
dan
meningkatkan
berlangsung
tentunya prestasi
demi
belajar
sekolah
lingkungan
yang
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
di Peneliti
sekolah.
selanjutnya
diharapkan
mengembangkan penelitian dengan
2. Bagi Orang Tua Orang tua perlu memperhatikan dan mengoptimalkan
keberhasilan
aspek
kecerdasan
emosional dan sikap sosial anaknya.
melakukan
penelitian
terhadap
variabel lain yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa.
Sebagian besar waktu anak akan
DAFTAR PUSTAKA
dihabiskan dirumah, sehingga proses
Depdiknas, Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
penanaman nilai-nilai positif akan lebih optimal jika orang tua juga ikut
Gerungan, W. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
berperan. 3. Bagi Guru Sebagai pendidik, seorang guru harus memberikan contoh yang baik pada anak
didiknya,
termasuk
dalam
mengendalikan emosi dan bersikap. Guru merupakan salah satu role model
Goleman, D. (2003). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi (Alih Bahasa: Alex Tri Kantjono W.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hubungan Antara Kecerdasan... (Saeful Iman) 12
Hera Lestari Mikarsa, dkk.. (2009). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Muhibbin Syah. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. rev.ed. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugihartono, dkk.. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Tim Penyusun. (2005). Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Sinar Grafika. Wina Sanjaya. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.