HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 4 DAN 5 SD SANTA THERESIA MALALAYANG Ika Puspitasary*, Alexander S. L Bolang**, Nancy S. H Malonda*, * Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ** Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi
ABSTRACT Background: Until now, Indonesia still has many cases of malnutrition. Inspesific overwight. Overweight can incrase fat deposit which affect the blood street to the brain and may result in oxygen deficit. In the long term, this condition may affect learning distabance and result in decreasing in learning achievement. This study aimd to know a relationship between nutrient status and academic achievement class 4 and 5 students of SD Katolik Santa Theresia Malalayang. Methods: This research is a type of observational analytic research with cross sectional study approach. The population in this study is the whole class 4 and 5 students of SD Katolik Santa Theresia Malalayang. The sample in this study were students who met the study criteria as many as 60 people. The research data was a primary data and secondary data.Primary data obtained by measuring the height and body weight of the students and secondary data result of their second semester report Matematic value academic year of 2012/2013. Result: The Fisher Exact test showed that there was a no correlation between the height of the student and study achievement with p value= 0,192 (p>0,05). There is no relationship between nutrient status weight and study achievement with p value= 0,105 (p>0,05). There is no relationship between nutrient status weight and height and study achievement with p value= 0,484 (p>0,05). There is no relationship between nutrient status body mass index and study achievement p value= 0,178 (p>0,05). Conclusions: This suggest that there was no significant relationship between nutritional status and study achievement class 4 and 5 students of SD Katolik Santa Theresia Malalayang. Keywords : Nutritional Status, Study Achievement ABSTRAK Latar Belakang: Sampai saat ini Indonesia masih menghadapi masalah gizi, termasuk masalah gizi lebih. Gizi lebih dapat meningkatkan deposit lemak yang berakibat terhambatnya aliran darah ke otak sehingga otak mengalami kekurangan oksigen. Dalam waktu lama hal ini dapat menimbulkan gangguan belajar dan berdampak pada prestasi belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SD Katolik Santa Theresia Malalayang. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 SD Katolik Santa Theresia Malalayang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 60 orang. Data penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa pengukuran tinggi badan dan berat badan siswa dan data sekunder hasil raport nilai matematika semester II tahun ajaran 2012/2013. Hasil Penelitian: Hasil uji Fisher Exact menunjukan tidak ada hubungan antara Status Gizi TB/U dengan prestasi belajar dengan nilai p= 0,192(p>0,05). Pada Status Gizi BB/U dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan dengan nilai p= 0,105 (p>0,05). Status Gizi BB/TB dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan dengan nilai p= 0,484 (p>0,05). Status Gizi IMT/U dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan dengan nilai p= 0,178 (p>0,05). Kesimpulan: Hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SD Katolik Santa Theresia Malalayang. Kata Kunci : Status Gizi, Prestasi Belajar
PENDAHULUAN Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat mutlak menuju pembangunan di segala bidang. Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang terkait dengan kecerdasan, produktivitas, dan kreativitas (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah dengan perbaikan gizi masyarakat. Gizi yang seimbang dapat meningkatkan kecerdasan dan pertumbuhan yang normal. Asupan gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Dampak akhir dari konsumsi gizi yang baik dan seimbang adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia (Khomsan, 2004). Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 status gizi anak umur 6-12 tahun di Sulawesi Utara, menurut indeks TB/U diperoleh status gizi sangt pendek sebanyak 8,0%, pendek sebanyak 19,9%. Menurut indeks IMT/U diperoleh status gizi sangat kurus sebanyak 2,1%, kurus sebanyak 5,4% dan gemuk sebanyak 6,4%. Status gizi sangat terkait dengan tingkat pendidikan keluarga, pola makan, ekonomi, dan kondisi kesehatan keluarga secara keseluruhan. Masalah gizi secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kecerdasan, pertumbuhan dan perkembangan serta produktivitas anak. Obesitas atau kegemukan pada anak terutama pada usia 6-7 tahun bisa menurunkan tingkat kecerdasan anak, karena aktifitas dan kreatifitas anak menjadi menurun dan cenderung malas (Nirwana, 2012). Ahmadah (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa mempunyai keterkaitan dengan status berat badannya, pada anak obes nilai rata-ratanya lebih rendah dari pada siswa yang mempunyai berat badan normal.
METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional study. Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari sampai April 2013 di SD Santa Theresia Malalayang yang terletak di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah selurus siswa kelas 4 dan 5 SD Santa Theresia Malalayang. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Kriteria sampel terdiri dari kriteria inklusi dan eksklusi. 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi dari sampel penelitian yaitu : 1) Siswa kelas 4 dan 5 2) Siswa yang dalam keadaan sehat 3) Siswa yang bersedia menjadi responden 2. Kriteria Ekslusi Kriteria eksklusi dari sampel penelitian yaitu : Siswa yang tidak hadir pada saat penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Status gizi (variabel bebas) 2. Prestasi belajar (variabel terikat) Instrument penelitian : 1. Kuesioner sebagai identitas responden. 2. Alat ukur tinggi badan Mikrotoice dengan ketelitian 0.1 cm 3. Timbangan berat badan dengan ketelitian 0,1 kg 4. Standar baku tabel NCHS dari WHO dan SK. Menkes No: 1995/MENKES/SK/XII/2010 untuk menentukan status gizi. 5. Buku raport siswa 6. Daftar nilai siswa 7. Alat tulis menulis. 8. Komputer. Data primer adalah data tinggi badan dan berat badan siswa. Data tinggi badan diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung kepada siswa yang menjadi sampel dengan menggunakan mikrotoice dengan ketelitian 0,1 cm dan data berat badan dengan melakukan pengukuran menggunakan timbangan injak merek Seca. Data sekunder adalah data identitas siswa yang diperoleh dari data registrasi yang ada di sekolah dan data prestasi belajar siswa yang didapat dari nilai ujian semester matemetika,
Keseluruhan analisis data dan uji statistik dibuat dengan menggunakan bantuan computer melalui program Microsoft Excel 2007 dan Statistikal Product and Service Solution version 20 for Window. Data yang telah dikumpul kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tebel distribusi frekuensi, dan untuk melihat hubungan status gizi dengan prestasi belajar digunakan analisis bivariat dengan menggunakan uji Fisher Exact karena syarat uji Chi-square tidak terpenuhi, Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan (α) = 0,05. Hasil uji statistik dikatakan bermakna apabila nilai p value < 0,05 dan tidak bermakna apabila p value > 0,05.
HASIL Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi responden yang paling banyak dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin lakilaki yaitu sebanyak 38 orang (61,67%). Tingkat pendidikan orang tua responden untuk ayah paling banyak pada tingkat SMA yaitu sebanyak 31 orang (51,7%) dan untuk ibu paling banyak pada tingkat S1 yaitu sebanyak 28 orang (46,7%). Pekerjaan orang tua responden untuk ayah paling banyak sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 30 orang (50%) dan untuk ibu paling banyak sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu sebanyak 27 orang (45%).
Tabel 1. Distribusi Status Gizi n
%
Normal
58
96,7
Pendek Jumlah
2
3,3
60
100
Gizi Baik
54
90
Gizi Lebih Jumlah
6
10
60
100
Normal
52
86,7
Gemuk Jumlah
6
10
60
100
Normal
47
78,3
Gemuk Jumlah
8
13,3
60
100
Status Gizi TB/U
BB/U
BB/TB
IMT/U
Tabel 1 menunjukan bahwa responden yang memiliki status gizi pendek berdasarkan indeks TB/U adalah sebanyak 2 orang (3,3%), responden dengan status gizi lebih sebanyak 6 orang (10%), responden dengan status gemuk berdasarkan indeks BB/TB sebanyak 6 orang (10%) dan yang memiliki status gizi gemuk berdasarkan indeks IMT/U sebanyak 8 orang (13,3%). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Matematika Prestasi Belajar
n
%
Baik
54
90
Kurang
6
10
Jumlah
60
100
Hasil penelitian seperti terlihat pada tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki prestasi belajar matematika pada kategori baik, yaitu sebanyak 54 siswa (90%).
Tabel 3. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Nilai Raport Status Gizi
TB/U
BB/U
BB/TB
IMT/U
Baik
Kurang n %
p
Total
n
%
n
%
Normal
53
88,3
5
8,3
58
96,7
Pendek Total
1
1,7
1
1,7
2
3,3
54
90
6
10
60
100
Gizi Baik
50
83,3
4
6,7
54
90
Gizi Lebih Total
4
6,7
2
3,3
6
10
54
90
6
10
60
100
Normal
49
81,7
5
8,3
54
90
Gemuk Total
5
8,3
1
1,7
6
10
54
90
6
10
60
100
Normal
48
80
4
6,7
52
86,7
Gemuk Total
6
10
2
3,3
8
13,3
54
90
6
10
60
100
0,192
0,105
0,484
0,178
Berdasarkan tabel 4 analisis bivariat antara variabel status gizi TB/U dengan prestasi belajar diperoleh p= 0,192 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel status gizi TB/U dengan prestasi belajar. Analisis bivariat antara variabel status gizi BB/U dengan prestasi belajar diperoleh p= 0,105 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel status gizi BB/U dengan prestasi belajar. Analisis bivariat antara variabel status gizi BB/TB dengan prestasi belajar diperoleh p= 0,484 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel status gizi BB/TB dengan prestasi belajar sedangkan antara variabel status gizi IMT/U dengan prestasi belajar diperoleh p= 0,178 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel status gizi IMT/U dengan prestasi belajar. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Santa Theresia malalayang ditemukan siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 38 responden dan perempuan sebanyak 22 responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar siswa kelas 4 dan 5 di SD Santa Theresia Malalayang berada dalam status gizi normal. namun dari hasil penelitian menunjukan banyak siswa yang mengalami kegemukan atau memiliki status gizi lebih 13,3% berdasarkan IMT/U. Berdasarkan hasil Riskesdas 2010 status gizi gemuk pada anak sekolah di Sulawesi Utara sebesar 6,4%. Gaya hidup modern saat ini cenderung menyebabkan status gizi anak diatas normal, sehingga anak menjadi gemuk atau obesitas. Hal ini disebakan anak banyak makan, nmun kurang beraktifitas sehingga
energi masuk kedalam tubuh jauh lebih banyak daripada yang digunakan untuk aktifitas. Umumnya anak kota banyak mengkonsumsi makanan kurang serat seperti fast food dan junk food dan sangat sedikit mengkonsumsi sayuran. Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact antara variabel status gizi TB/U dengan prestasi belajar diperoleh p= 0,192 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan TB/U dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian dapat dilihat sampel dengan status gizi tinggi badan normal mempunyai prestasi belajar baik 88,3% dan kurang sebesar 8,3%. Sedangkan sampel dengan status gizi pendek yang mempunyai prestasi belajar baik ada 1,7% dan mempunyai prestasi belajar kurang 1,7%. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Utami (2011) tentang hubungan status gizi
dan IQ terhadap prestasi belajar siswa-siswi kelas I SD Pembangunan Jaya Bintaro tahun ajaran 2010-2011 yang menyatakan ada hubungan antara status gizi TB/U dengan prestasi belajar (p=0,010). Pengaruh makanan terhadap perkembangan otak menurut Cakrawati (2012), apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, sehingga otak tidak berfungsi normal. Anak-anak yang bertubuh pendek pada usia kanak-kanak terus menunjukan kemampuan yang lebih buruk dalam fungsi kognitif dan prestasi sekolah yang lebih buruk jika dibandingkan dengan anak-anak yang bertubuh normal hingga usia 12 tahun. Hasil penelitian ini dari data yang diperoleh diketahui bahwa pendapatan orang tua siswa yang menjadi responden penelitian semua (100%) memiliki pendapatan diatas Upah Minimum Pekerja (UPM) Provinsi Sulawesi Utara, seperti diketahui bahwa sosial ekonomi keluarga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Orang tua yang memiliki pendapatan tinggi dapat memenuhi kebutuhan fasilitas anak untuk belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi seperti buku pelajaran, alat tulis menulis, les privat dan lain-lain. Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji Fisher Exact antara variabel status gizi BB/U dengan prestasi belajar diperoleh p= 0,105 (p <0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara status gizi BB/U dengan prestasi belajar. Tidak adanya hubungan antara status gizi BB/U denga prestasi belajar pada siswa kelas 4 dan 5 SD Santa Theresia, dapat disebabkan karena berat badan merupakan parameter yang memberikan gambaran massa tubuh yang sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak misalnya karena terserang penyakit infeksi. Karakterisitik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarakan status gizi saat ini. Dari hasil penelitian dapat dilihat siswa dengan status gizi baik, mempunyai prestasi belajar baik 83,3% dan kurang sebesar 6,7%. Sedangkan sampel dengan status gizi lebih yang mempunyai prestasi belajar baik 6,7% dan mempuyai prestasi belajar kurang 3,3%. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Masdewi (2011) yang menyatakan
diperoleh hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar dengan menggunakan uji Spearman diperoleh nilai p = 0,04. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa obesitas dapat meningkatkan deposit lemak yang berakibat terhambatnya aliran darah ke otak sehingga otak mengalami kekurangan oksigen. Dalam waktu lama hal ini dapat menimbulkan gangguan belajar dan berdampak pada prestasi belajar. Obesitas dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak karena aktifitas dan kreatifitas anak menjadi menurun dan cenderung malas dan cepat lelah. Hasil penelitian anak dengan status gizi lebih cenderung memiliki nilai prestasi lebih baik dibandingkan dengan status gizi baik, dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa anak yang memiliki status gizi baik lebih banyak yang mendapat nilai kurang dibandingkan dengan anak dengan status gizi lebih. Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact antara status gizi BB/TB dengan prestasi belajar diperoleh p = 0,484 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan BB/TB dengan prestasi belajar. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulaihah (2006) dengan menggunakan korelasi Spearman diperoleh hasil r= -0,089 dan p= 0,378 yang berarti tidak terdapat hubungan status gizi BB/TB dengan prestasi belajar. Anak yang mengalami gizi kurang akan menyebabkan anak mudah terserang penyakit infeksi. Sehingga berdampak pada angka ketidakhadiran anak di sekolah, kemampuan belajar dan hasil belajar. Tetapi hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan antara status gizi BB/TB dengan prestasi belajar. Hasil penelitian siswa dengan status gizi normal memiliki prestasi belajar baik sebanyak 81,7% den prestasi belajar kurang ada 8,3% sedangakan anak yang memiliki status gizi gemuk dengan prestasi belajar baik 8,3% dan prestasi belajar kurang 1,7%. Telihat bahwa anak yang memiliki status gizi normal lebih banyak yang mendapatkan prestasi belajar kurang dibandingkan dengan anak yang memiliki status gizi gemuk. SD Santa theresia malalayang mengadakan les matematika untuk siswa kelas 5 sehingga menambah waktu bagi siswa untuk belajar.
Hal ini diduga menjadi faktor yang meningkatkan prestasi belajar pada siswa, sehingga dari hasil penelitian didapatkan banyak responden yang memiliki prestasi belajar baik. Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact antara status gizi IMT/U dengan prestasi belajar diperoleh p = 0,178 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan IMT/U dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian dapat dilihat siswa dengan status gizi normal mempunyai prestasi belajar baik sebanyak 80% dan prestasi belajar kurang sebesar 6,7%. Sedangkan sampel dengan status gizi gemuk yang mempunyai prestasi belajar baik 10% dan mempuyai prestasi belajar kurang 3,3%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Annas (2011) tentang hubungan kesegaran jasmani, hemoglobin, status gizi dan makan pagi terhadap prestasi belajar. Hasil uji statistik dengan chi-Square menunjukan p=0,482 (p>0,05) hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa status gizi tidak berhubungan dengan prestasi belajar, prestasi belajar yang masih kurang lebih banyak terjadi pada siswa yang memiliki status gizi normal dibandingkan dengan siswa yang memiliki status gizi kurang dan status gizi lebih. Hal ini dapat disebabkan karena prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh status gizi saja melainkan banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor psikologis anak, faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar kemungkinan disebabkan karena siswa di SD Katolik Santa Theresia Malalayang pada umumnya berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya menengah keatas. Orang tua dengan tingkat ekonomi diatas pasti dapat memenuhi kebutuhan anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya seperti mencarikan tempat kursus bagi anaknya. Hasil penelitian menunjukan anak yang memiliki status gizi gemuk ada 8 (13,3%) responden dan yang memiliki nilai prestasi kurang hanya 1 (1,7) responden.
KESIMPULAN 1. Status gizi anak sekolah SD Sta. Theresia kelas 4 dan 5 berasarkan TB/U 2. sebagian besar berstatus gizi normal (96,7%). 3. Status gizi anak sekolah SD Sta. Theresia kelas 4 dan 5 berasarkan BB/U sebagian besar berstatus gizi baik (90%). 4. Status gizi anak sekolah SD Sta. Theresia kelas 4 dan 5 berasarkan BB/TB sebagian besar berstatus gizi normal (86,7%). 5. Status gizi anak sekolah SD Sta. Theresia kelas 4 dan 5 berasarkan IMT/U sebagian besar berstatus gizi normal (78,3%). 6. Prestasi belajar anak sekolah SD Sta. Theresia kelas 4 dan 5 sebagian besar berprestasi baik (90%). 7. Tidak terdapat hubungan antara status gizi TB/U dengan prestasi belajar 8. Tidak terdapat hubungan antara status gizi BB/U dengan prestasi belajar. 9. Tidak terdapat hubungan antara status gizi BB/TB dengan prestasi belajar. 10. Tidak terdapat hubungan antara status gizi IMT/U dengan prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA Adriani, M. & Wirjatmadi, B. (2012) Pengantar gizi masyarakat. Jakarta: Kencana. Ahmadah, Z., Hasanah, D. & Tirahiningrum, P. (2013) Hubungan Antara Obesitas pada Anak terhadap Prestasi Belajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1, Universitas Brawijaya. Annas, M. (2011) Hubungan Kesegaran Jasmani, Hemoglobin, Status Gizi, Depkes RI (2010) Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Depkes RI. Khomsan, A. (2004) Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Masdewi., Devi, M. & Setiwati, T. (2011) Korelasi Perilaku Makan Dan Status Gizi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Program Akselerasi di SMP, 34(2) September. 179-190. Nirwana, A. (2012) Obesitas Anak & Pencegahannya. Yogyakarta: Nuha Medika. Utami, D. (2011) Hubungan Status Gizi dan IQ Terhadap Prestasi Belajar Siswa-Siswi Kelas I SD Pembangunan Jaya Bintaro Tahun Ajaran 2010-2011. (online). (http://www.library.upnvj.ac.id/pdf. Diakses 12 April 2013). Zulaihah, L. & Widajanti. (2006) Hubungan Kecukupan Asam Eikosapentanoat (EPA), Asam Dokosaheksanoat (DHA) Ikan dan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa. I (2) Juni. 15-25.
dan Makan Pagi Terhadap Prestasi Belajar, 1(2) Desember. 192-196. Cakrawati, D. & Mustika, N.H. (2012) Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.