PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK (Kasus: Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)
Oleh: MENDEZ FARDIAZ A14202050
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN
MENDEZ FARDIAZ. PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK: Kasus Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor (Di Bawah Bimbingan DWI SADONO). Pada saat sekarang ini, walaupun pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya untuk menyarankan kepada para petani agar bertani secara organik namun masih belum banyak petani yang mau menerapkannya. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian terhadap para petani yang sudah lebih dulu menerapkan pertanian secara organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon petani terhadap pertanian organik dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan petani mau berusahatani secara organik. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2007. Pengambilan sampel penelitian ditentukan dengan metode acak sederhana sehingga mendapatkan sampel yang berjumlah 35 orang. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif korelasional dengan metode penelitian survey. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data primer diperoleh dari responden melalui pengisian kuisioner dan hasil wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor UPTD Penyuluhan Pertanian Wilayah Cibungbulang. Dalam hal pengolahan data, untuk data kuantitatif diuji melalui Chi-Square dan korelasi rank Spearman yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS . Petani di Desa Ciaruteun Ilir pada umumnya adalah orang tua yang berusia 40-47 tahun ke atas. Para pemuda di desa ini lebih suka bekerja di sektor informal
seperti buruh atau pengojek. Lahan yang digarap petani sangat sempit dengan rata-rata setiap petani menggarap sawah sekitar 1.101 m2-1.400 m2 dan sebagian besar berasal dari tanah warisan. Petani juga memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah, yaitu tamatan sekolah dasar dengan total 85,70 persen dari seluruh responden. Dari total 35 orang, sebanyak 26 orang pernah mengikuti pendidikan non-formal berupa pelatihan pertanian organik. Pengalaman bertani secara konvensional petani di Desa Ciaruteun Ilir lebih lama dibandingkan bertani secara organik. Dari semua jenis media massa yang ditanyakan, rata-rata tidak lebih dari 12 petani yang sering menambah pengetahuan bertani organik melalui media massa. Media Billboard sering dipakai petani karena sifatnya yang mudah dimengerti dan dapat dibaca secara sekilas. Petani memiliki respon yang baik terhadap kehadiran pertanian organik. Petani menyatakan bahwa pertanian organik sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan, dan mekanismenya dapat mengurangi pencemaran lingkungan sehingga kesuburan tanah dapat terjaga. Selain itu, pengurangan penggunaan pestisida dapat
mengurangi
pembunuhan
terhadap
predator-predator
hama
yang
menguntungkan petani. Secara ekonomis, petani menyatakan dengan bertani organik ternyata lebih menguntungkan daripada bertani secara konvensional. Petani juga menyatakan bahwa untuk bertani organik tidaklah rumit. Selain itu, hasil pertanian organik pun sangat mudah untuk diamati. Setelah mengetahui banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari bertani organik, beberapa petani menyatakan menerima pertanian organik dan masih ada juga beberapa petani menyatakan ragu-ragu untuk beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Petani pun menyatakan akan mengembangkan pertanian organik dan
akan mencari informasi lebih lanjut mengenai pertanian organik baik melalui media massa maupun PPL. Hasil analisis korelasi antara variabel tingkat pengambilan keputusan inovasi dengan variabel karakteristik sosial ekonomi, menunjukkan variabel usia dan luas lahan memiliki hubungan yang sangat nyata. Faktor pengalaman bertani organik juga berhubungan nyata dengan keputusan petani untuk melakukan pertanian organik. Tingkat pendidikan petani ternyata tidak berhubungan nyata dengan tingkat pengambilan keputusan inovasi yang berarti keputusan petani bertani organik tidak dipengaruhi tinggi rendahnya pendidikan mereka. Walaupun berpendidikan rendah, namun mereka mau menerima inovasi bertani secara organik. Dari variabel komunikasi, ternyata semua variabelnya berhubungan nyata dengan tingkat pengambilan keputusan inovasi. Bahkan, interaksi dengan radio, surat kabar, pamflet dan PPL memiliki hubungan yang sangat nyata. Hal ini berarti semakin banyak petani berinteraksi dengan media massa dan PPL yang membahas pertanian organik, semakin mendorong petani untuk ikut mencoba pertanian organik. Dari kelima indikator variabel karakteristik inovasi ternyata empat indikator yang mempunyai hubungan yang nyata dengan tingkat pengambilan keputusan inovasi yaitu apakah pertanian organik memberikan keuntungan relatif terhadap petani, apakah teknik pertanian memungkinkan untuk dicoba serta bagaimanakah tingkat kesulitan teknik pertanian organik jika dibandingkan dengan teknik pertanian konvensional dan tingkat kemungkinan diamatinya hasil
pertanian organik, sedangkan indikator tingkat kesesuaian tidak berhubungan nyata. Setelah melihat hubungan antara variabel karakteristik sosial ekonomi, perilaku komunikasi dan karakteristik inovasi dengan tingkat pengambilan keputusan inovasi, ternyata variabel perilaku komunikasi memiliki korelasi lebih besar daripada variabel lainnya terhadap tingkat pengambilan keputusan inovasi. Hal ini berarti, interaksi petani dengan media massa dan PPL menjadi faktor kuat yang menyebabkan petani mengambil keputusan untuk bertani organik. Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini diantaranya (1) kelompok tani perlu membuat lokasi khusus untuk pembuatan pupuk organik secara kelompok. (2) petani diberikan pelatihan untuk menggolongkan hasil produksi yang baik dan yang kurang baik dan dilakukan pengepakan dan pelabelan bagi produk yang kualitasnya baik dan (3) menjadikan media massa dan PPL sebagai media bagi pemerintah untuk menginformasikan inovasi-inovasi di bidang pertanian, khususnya pertanian organik.
PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK (Kasus: Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)
Oleh: MENDEZ FARDIAZ A14202050
Skripsi Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian yang ditulis oleh : Nama
: Mendez Fardiaz
No Pokok
: A14202050
Judul
: Pengaruh Karakteristik Petani terhadap Tingkat Pengambilan Keputusan Inovasi dalam Usaha Sayuran Organik (Kasus: Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Dwi Sadono, MSi NIP.132 009 375
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian : 22 Agustus 2008
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA PENELITIAN YANG BERJUDUL “PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN
ORGANIK”
PERGURUAN MEMPEROLEH
TINGGI GELAR
BELUM LAIN
PERNAH MANAPUN
AKADEMIK
DIAJUKAN UNTUK
TERTENTU.
PADA TUJUAN
SAYA
JUGA
MENYATAKAN BAHWA PENELITIAN INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Agustus 2008
Mendez Fardiaz A 14202050
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak kedua dari pasangan Prof.Dr.Ir.Dedi Fardiaz.MSc dan Prof.Dr.Ir Srikandi Fardiaz (Alm) yang lahir pada tanggal 26 Desember 1982 di Jakarta. Pendidikan pertama ditempuh di Taman Kanak-Kanak Syntha, Bogor. Selanjutnya pada tahun 1990 meneruskan sekolah di Sekolah Dasar Regina Pacis, Bogor. Pada tahun 1998 penulis lulus dari SLTP Negeri 4, Bogor dan meneruskan di SMU Negeri 3, Bogor yang kemudian lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2002 selanjutnya penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM), Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, kekuatan serta jalan yang terbaik menurut-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan lancar. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Petani terhadap Tingkat Pengambilan Keputusan Inovasi dalam Usaha sayuran Organik” Penelitian ini memang bukan merupakan studi yang pertama kali mengenai pengambilan keputusan di Institut Pertanian Bogor. Oleh karena itu diharapkan dapat menjadi masukan atau referensi berguna dalam kajian mengenai pengambilan keputusan terhadap usaha sayuran organik dengan lingkungan sosial mereka. Semoga skripsi ini bermanfaat. Terima kasih.
Bogor, Agustus 2008
Penulis