PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI DALAM MENGGUNAKAN LARUTAN PEMURNI AIR RAHMAT DI TINGKAT RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN
TESIS Oleh
DENI ANDAYUNI 077033006/IKM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI DALAM MENGGUNAKAN LARUTAN PEMURNI AIR RAHMAT DI TINGKAT RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
DENI ANDAYUNI 077033006/IKM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Judul Tesis
: PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI DALAM MENGGUNAKAN LARUTAN PEMURNI AIR RAHMAT DI TINGKAT RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : Deni Andayuni Nomor Induk Mahasiswa : 077033006 Pogram Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil) Ketua
Ketua Program Studi,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Dra. Syarifah, MS) Anggota
Dekan,
(dr. Ria Masniari Lubis, MSi)
Tanggal Lulus : 13 Agustus 2009
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Telah diuji Pada tanggal : 13 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil
Anggota
: 1. Dra. Syarifah, MS 2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM 3. Ir. Indra Chahaya, M.Si
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
PERNYATAAN
PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI DALAM MENGGUNAKAN LARUTAN PEMURNI AIR RAHMAT DI TINGKAT RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
Agustus 2009
DENI ANDAYUNI
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
ABSTRAK
Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (Konas PAM RT), mengangkat tema Air Sehat untuk Hidupku, terutama meningkatkan perilaku pengelolaan air minum rumah tangga, memperkenalkan berbagai opsi atau aneka pilihan untuk pengolahan air minum skala rumah tangga yang murah, terjangkau dan aman. Salah satu teknologi baru berbentuk produk jadi yang direkomendasikan Konas PAM RT adalah Air RahMat. Air RahMat adalah larutan pemurni air 1,25 persen sodium hypoclorite, yang mampu menghilang bakteri, virus dan protozoa yang ada dalam air tanpa direbus, dan mampu menjaga kualitas air dari kontaminasi ulang selama 3 hari dalam wadah tertutup. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik inovasi (kelebihan relatif, kesesuaian, kerumitan, dapat diuji dan dapat diamati) yang memengaruhi adopter dalam menggunakan laruran pemurni Air RahMat. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, sample lokasi penelitian adalah Kelurahan Nelayan Indah, Aur, Kampung Baru dan Sari Rejo, menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam kepada 3 kelompok adopter (early, middle dan late adopter), dengan jumlah informan sembilan orang, tiap-tiap kelompok diwakili oleh tiga orang informan. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik inovasi yang memengaruhi informan adalah kelebihan relatif (ekonomi dan kesehatan), adanya kesesuaian (sesuai dengan anggota keluarga lainnya) dan kerumitan (tidak terdapat kerumitan)) dan dalam menggunakan air RahMat bagi dua kelompok adopter (early dan middle), serta faktor lain yaitu tingkat pendidikan (mempunyai wawasan, sering menerima berbagai informasi baru) dan adanya kelompok acuan yang menjadi contoh bagi middle adopter. Sedangkan bagi kelompok late adopter, hal yang membuat mereka tidak menggunakan Air RahMat adalah adanya ketidak sesuaian (tidak adanya dukungan keluarga) yaitu kepala keluarga atau pengambil keputusan dalam keluarga, menganut dan mempertahankan nilai-nilai bahwa air minum yang sehat adalah air yang direbus, atau air yang tidak berbau seperti bau klor yang terdapat pada air yang sudah diolah dengan air RahMat.
Kata kunci :
Air RahMat, karakteristik inovasi, kelompok adopter
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah i Tangga Di Kota Medan, 2009
ABSTRACT
The National Household Water Treatment and Storage Conference (HWTS), what it is theme “safe wafer for my life” focused on improving household water treatment and storage behavior and introducing various options of economical and safe. One option that was introduced is Air RahMat. Air RahMat is 1,25 percent sodium hypoclorite, that is able to kill bacteria, virus and protozoa in the water without boiling, in addition can protect water from recontamination for 3 days in a closed container. This study was intended to find out and explain the characteristic of innovation (relative advantage, compatibility, complexity, triability, and observability ) that influence the adopters in using Air RahMat. Study was conducted in Nelayan Indah, Aur, Kampung Baru, and Sari Rejo villages in Medan, using qualitative method. In depth interview was done to 3 groups of adopters (early, middle, and late adopter ),with 3 informant in each groups. Result showed that characteristic of the innovation that affected the early and middle adopters are relative advantage (economic and health), compability (compatiblity with member of family) and complexcity (nothing complex) in using Air RahMat. Other factors that influence middle adopter are level of education and reference group. For late adopter, the reasons for not using Air Rahmat are no support from the family, head of family preserve traditional values that safe water can only be obtained by boiling and no smell of chlorine like Air RahMat.
Keywords : Air RahMat, characteristic of innovation, adopter categories
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah ii Tangga Di Kota Medan, 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dengan judul ”Pengaruh Karakteristik Inovasi dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air RahMat di Tingkat Rumah Tangga di Kota Medan”. Dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada : 1. dr. Ria Masniari Lubis, MSi., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Dr. Drs. Surya Utama, MS. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan sabar serta tulus membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 4.
Dra. Syarifah, MS., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang dengan tulus dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM., selaku Dosen Pembanding yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran-saran perbaikan bagi tesis ini. 6. Ir. Indra Chahaya S.MSi., selaku pembanding yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran-saran dan perbaikan bagi tesis ini.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah iii Tangga Di Kota Medan, 2009
7. Semua infoman dalam penelitian ini, yang begitu terbuka dan bersahabat dalam menerima kehadiran penulis, dan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan tesis ini. 8. Seluruh Komite SWS – Air Rahmat di Nelayan Indah, Kampung Baru, Aur dan Sari Rejo yang banyak membantu penulis dalam memberikan informasi pemilihan informan yang sesuai dengan topik penelitian. 9. Seluruh staff Aman Tirta Program (Robert Ainslie, Rieneke Rolos, Frieda Subrata, Alfarius Kalumbang, dan kawan-kawan), yang telah membantu penulis dterutama dalam memberikan data yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini. 10. Suami tercinta Drs. Alinafiah, M.T. yang selalu menemani penulis ke lokasi penelitian terutama Nelayan Indah, dan anak-anakku tersayang, Ghazali Adam, Mar’ie Muhammad, Ghania Hafiza yang senantiasa memberikan pengertian, perhatian, semangat dan doa selama penulis dalam masa pendidikan. 11. Kedua orang tuaku H. Andjar Amry, SH dan Hj. Suheini
yang senantiasa
memberikan dukungan moril maupun materil serta adik-adikku dan keluarga, Dr. Yeni Amray dan Ir. Hendro B.P., Dr. Beby Muhrisa dan Kapten Muroji, Ir. Yan Muhripan dan Agus Sri Wahyuni, serta keponakan-keponakanku Fira, Oki, Wawa, Haffa dan Danis yang lucu-lucu sehingga memberikan inspirasi bagi penulis. 12. Ibu mertuaku Salmah dan seluruh keluarga besar alm. Ahmad Gani yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah iv Tangga Di Kota Medan, 2009
13. Seluruh Dosen Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan pengajaran, bimbingan dan arahan selama penulis dalam masa pendidikan. 14. Teman-teman seangkatan di Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, yang selalu memberikan saat-saat berbagi cerita dan penuh tawa selama penulis dalam masa pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penulisan tesis ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran-saran yang membangun sangat diharapkan . Semoga semua ini bermanfaat bagi kita.
Medan,
Agustus 2009 Penulis,
Deni Andayuni
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah v Tangga Di Kota Medan, 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Deni Andayuni yang dilahirkan di Tanjung Pinang pada tanggal 11 Juni 1969, anak pertama dari empat bersaudara, beragama Islam dan bertempat tinggal di Komplek AURI Karang Sari I No. 94 Medan Polonia. Penulis menamatkan Sekolah Dasar pada tahun 1981 di SD Angkasa II Lanud Medan, tahun 1984 menamatkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Angkasa Lanud Medan, kemudian tahun 1987 menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Medan. Tamat pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan Tahun 1991. Penulis bekeja sebagai PR (Public Relation) KISS FM Medan pada tahun 1988-1992, Producer dan Announcer di Prapanca FM – Trijaya Network Medan tahun 1996-1999, Staf Administrasi Program HNDSP (Health and Nutrition Development Service Program) The British Council - PKBI tahun 1991-2000, sebagai RIMs (Regional Independent Monitoring) Manager pada Program SPSDP (The Social Proctection Sector Development Program) The Bristish Council – PKBI tahun 2000-2003, sebagai Sekretaris pada Proyek PHPB (Provincial Health Promotion Board) PHP II Sumatera Utara tahun 2003-2006, sebagai Area Coordinator di Care Internasional Indonesia untuk SWS (Safe Water System) Program tahun 2006-2009, dan pada bulan Mei sampai Agustus 2009 sebagai Konsultan di John Hopkins Boomberg School – SWS Project di Medan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah vi Tangga Di Kota Medan, 2009
Sejak tahun 1988 penulis adalah relawan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Sumatera Utara, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Pengurus Harian Daerah (PHD) periode 2006 sampai 2009. Tahun 2000 samapi 2004 sebagai Wakil Ketua Team Penggerak PKK dan Darma Wanita, Kecamatan Medan Petisah. Anggota Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Kota Medan dari tahun 2006 sampai 2009.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah vii Tangga Di Kota Medan, 2009
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK .......................................................................................................... i ABSTRACT .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ............................................................................................... x DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi DAFTAR MATRIKS ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1.2. Permasalahan .............................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian .........................................................................
1 5 5 6
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Difusi Inovasi ............................................................................ 2.2. Karakteristik Inovasi ...................................................................... 2.3. Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga (PAM RT)........ 2.3.1. Merebus ............................................................................ 2.3.2. Solar Disinfection (Sodis)) ................................................... 2.3.3. Keramik Filter ...................................................................... 2.3.4. Klorinasi ............................................................................ 2.3.4.1. Chlorine ................................................................... 2.3.4.2. Pengaruh Klorinasi dalam menonaktifkan beberapa Mikro Organisme .................................... 2.4. Larutan Pemurni Air RahMat ......................................................... 2.5. Kerangka Pikir................................................................................
19 21 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 3.3. Pemilihan Informan ........................................................................ 3.4. Metode Pengumpulan Data. ........................................................... 3.5. Metode Analisis Data. ....................................................................
27 27 28 30 35
7 9 11 13 14 15 17 17
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah viii Tangga Di Kota Medan, 2009
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ............................................................................ 4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 4.1.2. Gambaran Informan.............................................................. 4.1.3. Profil Informan .....................................................................
37 37 54 55
4.2. Pembahasan ............................................................................ 4.2.1. Kelompok Informan ............................................................. 4.2.2. Pengetahuan Informan tentang Air Rahmat ....................... 4.2.3. Pengaruh Karakteristik Inovasi ........................................... 4.2.3.1. Relatif Advantage..................................................... 4.2.3.2. Compatibility............................................................ 4.2.3.3. Complexity ............................................................... 4.2.3.4. Triability................................................................... 4.2.3.5. Observability............................................................ 4.2.4. Faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat inovasi .......... 4.2.5. Komitmen informan dalam memasyarakatkan Air Rahmat.
70 70 76 79 79 83 85 86 88 91 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .................................................................................... 100 5.2. Saran .............................................................................................. 102 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 103
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah ix Tangga Di Kota Medan, 2009
DAFTAR TABEL Nomor
Judul
Halaman
2.1
Efek Klorinasi dalam menghilangkan Bakteri .............................................
19
2.2
Efek Klorinasi dalam menghilangkan Virus ...............................................
20
2.3
Efek Klorinasi dakam menghilangkan Protozoa. ........................................
21
3.1
Definisi Operasional ....................................................................................
35
4.1
Karakteristik Informan
54
..............................................................................
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah x Tangga Di Kota Medan, 2009
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1
Faktor yang memengaruhi tingkat adopsi .............................................
8
2.2
Katagori Adopter ................................................................................
9
2.3
Merebus Air ..........................................................................................
13
2.4
Metode Sodis
.....................................................................................
14
2.5
Filter Keramik .....................................................................................
16
2.6
Pemurni Air Rahmat ............................................................................
23
2.7
Klasifikasi Adopter ..............................................................................
26
4.8
Lokasi Penelitian
................................................................................
32
4.9
Jembatan diatas Tol Balmera .................................................................
39
4.10
Lokasi Penelitian (Rumah Panggung Kanal) ........................................
42
4.11
Peta Kelurahan Nelayan Indah ..............................................................
43
4.12
Foto situasi lingkungan IV Kel. Aur .....................................................
45
4.13
Peta lingkungan IV Kel Aur ..................................................................
47
4.14
Situasi Lingkungan XVI Kel. Kampung Baru ......................................
50
4.15
Peta lingkungan XVI Kelurahan Kampung Baru ...................................
50
4.16
Wilayah Sari Rejo (Perumahan Dinas TNI – AU dan Kuil terbesar Agama Sikh .....................................................................
52
Peta Kelurahan Sari Rejo .....................................................................
53
4.17
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah xi Tangga Di Kota Medan, 2009
4.18
Stok Air RahMat di rumah salah satu informan/ NTR Air RahMat ............................................................................................
73
4.19
Botol Air RahMat bekas dipergunakan sebagai tempat oli... .................
82
4.20
Wadah Air RahMat bersih tidak ada lumut-lumut .................................
90
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah xii Tangga Di Kota Medan, 2009
DAFTAR MATRIKS
Nomor
Judul
Halaman
4.2.1.1
Informan early adopter ......................................................................
70
4.2.1.2
Informan middle adopter ....................................................................
70
4.2.1.3
Informan late Adopter
.....................................................................
71
4.2.2.
Infomasi informasi tentang Air RahMat dan mulai menggunakan Air RahMat..........................................................................................
77
4.2.3.1
Informasi tentang keuntungan dalam menggunakan Air RahMat ......
80
4.2.3.2
Informasi tentang tingkat kesesuaian dalam menggunakan Air RahMat ......................................................................................
83
Informasi tentang tingkat kerumitan dalam menggunakan Air RahMat .......................................................................................
85
4.2.3.3
4.2.3.4
Informasi Tentang Tingkat Triabilitas (uji coba) dalam menggunakan Air RahMat.......................................................................................... 86
4.2.3.5
Informasi tentang bagaimana hasil (dilihat dalam menggunakan Air RahMat) ......................................................................................
88
4.2.4
Informasi tentang faktor lain yang memengaruhi tingkat Inovasi ......
92
4.2.5
Komitmen Informan ...........................................................................
98
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah xiii Tangga Di Kota Medan, 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1. Pedoman Wawancara ....................................................................................... 105 2. Surat Edaran Ditjen PP & PL Depkes RI........................................................... 107 3. Report Home Visit Air RahMat ......................................................................... 108 4. Data Perkembangan PAM RT di Indonesia ....................................................... 109 5. Hasil Pengolahan Data EZ-Text ......................................................................... 110
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kurangnya akses masyarakat untuk mendapatkan air minum aman, buruknya
higiene dan sanitasi, serta rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, merupakan tantangan besar yang saat ini masih di hadapi oleh pemerintah Indonesia. Untuk mengatasi masalah diatas pemerintah telah menyusun “Strategi Nasional Sanitasi Total berbasis Masyarakat atau STBM”, memberikan perhatian di bidang higiene dan sanitasi dengan penetapan Open Defecation Free 1 dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2009 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN tahun 2004-2009. Komitmen pemerintah dalam mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses (Depkes, 2008). Berdasarkan laporan pencapaian target MDGs sampai tahun 2006, baru sekitar 52,1% penduduk Indonesia mendapatkan akses air minum, sementara kualitas air PDAM bagi mereka yang tersedia hanya memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 73,8%.
1
Bebas dari BAB sembarangan
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah 1 Tangga Di Kota Medan, 2009
2
Hasil studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006 terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukkan 99,20 % masyarakat Indonesia merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50 % dari air tersebut tetap mengalami kontaminasi bakteri Eschericia coli. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia, sampai saat ini diare masih merupakan penyakit pembunuh nomor 2 pada balita.
Di Kota Medan,
angka
kesakitan diare tahun 2007 tercatat 41.407 kasus rawat jalan di Puskesmas, 20.567 atau setara dengan 50% diantaranya diderita oleh balita (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2007). Hasil studi WHO pada tahun 2007 membuktikan, kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (Konas PAM RT), tahun 2008, mengangkat tema Air Sehat untuk Hidupku. Terutama untuk meningkatkan perilaku pengelolaan air minum di rumah tangga, memperkenalkan berbagai opsi atau aneka pilihan untuk pengolahan air minum skala rumah tangga yang murah, terjangkau dan aman. Hasil diskusi multi stakeholder peserta Konas PAM RT, telah disepakati rencana aksi implementasi PAM RT, yaitu untuk mensosialisasikan dan memasyarakatkan penggunaan tehnologi produk jadi dan non produk untuk pengolahan air minum di rumah tangga. Salah satu tehnologi berbentuk produk jadi yang di rekomendasikan Konas PAM RT adalah Air RahMat.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
3
Data perkembangan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) periode Desember 2008, saat ini 10 (sepuluh) provinsi sudah melaksanakan Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM RT) yang di dampingi oleh NGO (Non Government Organization), dengan pilihan teknologi produk jadi (Air RahMat, Aquatab, PUR dan PAH). Sedangkan tehnologi non produk (Keramik Filter, SODIS, dan Biosand Filter). Di Medan, pendampingan dilakukan oleh Lembaga Aman Tirta, dimulai Januari 2006, pilihan tehnologi yang dipergunakan adalah tehnologi produk jadi, yaitu dengan Air RahMat. Air RahMat adalah larutan 1,25% sodium hypochlorite, sangat efektif dalam menghilang kebanyakan mikro organisme (Eschericia coli) yang biasa menyebabkan penyakit diare, kolera, disentri dan demam tipus. Di Aceh Besar dilaporkan bahwa pemakaian air yang di murnikan dengan larutan Air RahMat mengurangi risiko pencemaran air minum sebesar 47%. Penelitian Klinis, pada program Safe Water System (SWS) bahwa penggunaan produk yang serupa dengan Air RahMat, menunjukkan penurunan penyakit diare hingga 85% (Lembaga Aman Tirta, 2007). Hasil penelitian BBTKL Yogyakarta (2008), sisa klor yang tertinggal didalam air yang telah dimurnikan dengan Air Rahmat, dengan waktu tunggu minimal 30 menit adalah 1,25 ppm. Apabila waktu tunggu lebih dari 30 menit, maka sisa klor akan menguap menjadi 0,2 – 0,4 ppm, angka ini tidak melebihi angka baku mutu yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan, dimana sisa klor yang diperbolehkan dalam air adalah 0,2 – 0,5 ppm.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
4
Hasil penelitian Lembaga Aman Tirta (2008), tingkat awareness masyarakat Medan terhadap Air RahMat saat ini mencapai 80%, sedangkan pemakai Air Rahmat (potential user) hanya 0,5 %. Dari data diatas menunjukkan bahwa
tidak mudah
memperkenalkan suatu inovasi baru kepada masyarakat, dan juga tidak mudah untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku lama (merebus air) kepada perilaku baru (penggunaan larutan pemurni air Air Rahmat). Dalam mengubah masyarakat terdapat suatu kegiatan yang di kenal dengan diffusi inovasi, yaitu suatu proses penyebaranserapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat. (Rogers, 1983). Suatu inovasi akan diterima oleh individu-individu apabila terdapat karakteristik inovasi, yaitu (1) kelebihan atau manfaat, (2) kompatibilitas atau kesesuaian, (3) kompleksitas atau kerumitan, (4) triabilitas atau di uji coba dan (5) dapat diobservasi atau diamati. Karakterisik dari inovasi ini berpengaruh kepada kegiatan-kegiatan persuasi yang akan dilakukan. Sehingga akhirnya masyarakat akan memutuskan menolak atau menerima inovasi tersebut (Rogers, 1983). Rogers (1983)
menjelaskan dalam menerima suatu inovasi ada beberapa
tipologi penerima adopsi yang ideal yaitu : (1) Inovator adalah orang yang menerima segera/kreatif, (2) early adopter adalah penerima dini, (3) early majority adalah mayoritas dini, (4) late majority adalah mayoritas belakangan, dan (5) laggard adalah tradisional. Di Medan, pendampingan dilakukan oleh Lembaga Aman Tirta, dimulai Januari 2006, pilihan tehnologi yang dipergunakan adalah tehnologi produk jadi, yaitu dengan Air RahMat.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
5
Hasil penelitian Lembaga Aman Tirta (2008), adopter (penerima adopsi) larutan pemurni Air RahMat, dikategorikan kepada 3 (tiga) adopter, yaitu : (1) early adopter 13 % , (2) middle adopter 39 %, dan (3) late adopter 48%. Berdasarkan data diatas, maka diadakan penelitian tentang pengaruh karakteristik inovasi dalam menggunakan larutan pemurni air Air Rahmat sebagai salah satu alternatif mendapatkan air minum sehat pada tingkat rumah tangga di Kota Medan .
1.2.
Permasalahan Karakteristik inovasi meliputi kelebihan, kesesuaian, kerumitan, dapat di uji
coba, dan dapat diobservasi. Dari ke lima karakteristik tersebut, hal apa yang paling mempengaruhi adopter dalam menggunakan larutan pemurni Air Rahmat di tingkat rumah tangga di Kota Medan.
1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik
inovasi (kelebihan relatif, kesesuaian, kerumitan, dapat di uji coba, dapat diamati) yang mempengaruhi adopter dalam menggunakan larutan pemurni Air Rahmat di tingkat rumah tangga di Kota Medan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
6
1.4.
Manfaat penelitian 1. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terutama dalam mempromosikan beberapa alternatif pengelolaan air minum tingkat rumah tangga (PAM RT). 2. Sebagai bahan refrensi bagi Lembaga Aman Tirta dalam pengembangan Program Safe Water System (SWS) di Kota Medan 3. Menjadi bahan pembelajaran bagi peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) Universitas Sumatera Utara dalam mendesain program-promosi inovasi baru dalam bidang kesehatan .
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
DIFUSI INOVASI Difusi inovasi adalah suatu proses penyebaran serapan ide-ide atau hal-hal
yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat (Roger, 1983). Tujuan utama dari Difusi Inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, tehnologi, bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat. Menurut Roger (1983) dalam proses diffusi inovasi ada 4 (empat) elemen utama yaitu : (1) suatu inovasi, (2) dikomunikasikan melalui suatu media tertentu, (3) dalam suatu jangka waktu dan (4) terjadi diantara anggota-anggota suatu sistem sosial.
Selanjutnya Rogers (1995 ; 1965) dalam Maria Elena Figueroa (2006)
mengatakan
faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi suatu tehnologi baru,
sebagai berikut : (1) karakteristik inovasi ; (2) ukuruan keputusan adopter ; (3) karakteristik sistem sosial ; (4) saluran komunikasi ; (5) promosi agen perubahan. Rogers (1983) juga mengatakan bahwa karakteristik inovasi
(kelebihan,
kesesuaian, kerumitan, dapat diuji coba dan dapat diamati), hal ini
sangat
menentukan tingkat suatu adopsi daripada faktor lain, yaitu berkisar antara 49 sampai dengan 87 persen, seperti (1) jenis keputusan ; (2) saluran komunikasi ; (3) sistem
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009 7
8
sosial dan (4) usaha yang intensif dari agen perubahan, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Determinants of the Rate of Adoption of New Technology 1. Attributes of the Innovation • Relative advantage • • • •
Compatibility Complexity Trialability Observability
(Divisibility) (Comm.)
2. Locus of Decision (Adopter)
RATE OF ADOPTION OVER TIME
3. Nature of Social System 4. Communication Channels 5. Change Agent Promotion Source: Rogers (1995; 1962)
Gambar 2.1. Faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi
Rogers (1983)
menjelaskan dalam menerima suatu inovasi ada beberapa
tipologi penerima adopsi yang ideal yaitu : (1) Inovator adalah orang yang menerima segera/kreatif, (2) early adopter adalah penerima dini, (3) early majority adalah mayoritas dini, (4) late majority adalah mayoritas belakangan, dan (5) laggard adalah tradisional. Rogers dalam Mc Kenzie (1997) menjelaskan dalam menerima inovasi baru bahwa kelompok inovator hanya berkisar 2% sampai 3% saja dalam suatu populasi, sedangkan untuk kelompok early adopter hanya mencapai 14 % saja dalam
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
9
suatu populasi, untuk early majority dan late majority masing-masing 34 % dalam suatu populasi dan untuk kelompok laggard mencapai 16 %.
Diffusion of Innovations over time 100
S-shaped Diffusion curve
% of adopters
80 Late majority
60
40 Early majority
20 Innovators
Early adopters
0
2.5%
13.5%
34%
Time
34%
16% Source: Rogers (1983; 1971)
Gambar 2.2. Kategori Adopter
2.1.1. KARAKTERISTIK INOVASI Secara umum “Karakteristik Inovasi” dapat diartikan berdasarkan kata “Karakteristik” dan “Inovasi”.
Menurut Burhani,Ms. dan Hasbi Lawrens,
Karakteristik adalah ciri khas / bentuk-bentuk watak / karakter yang dimiliki oleh setiap individu, corak tingkah laku, tanda khusus. Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Pengertian lain, Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
10
tehnologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi ketidakteraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Chaeruman Blog, 2008) Berdasarkan pengertian diatas, karakteristik inovasi bisa diartikan adalah ciriciri atau karakter yang dimiliki oleh suatu ide atau objek baru (ilmu pengetahuan, tehnologi, mapun bidang pengembangan masyarakat). Namun yang dimaksud dengan karakteristik inovasi pada pembahasan ini adalah sifat dari diffusi inovasi, dimana karakteristik inovasi merupakan salah satu yang menentukan kecepatan suatu proses inovasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu inovasi. Rogers (1983) mengemukakan ada 5 karakteristik inovasi : (1) Realtive Advantage atau kelebihan relatif; (2) Compatibility atau kompatibilitas (kesesuaian); (3) Complexity atau kompleksitas (kerumitan); (4) Triability atau triabilitas (dapat di uji coba) dan (5) Observability atau dapat diobservasi. 1. Relative Advantage atau kelebihan relatif adalah tingkat kelebihan suatu inovasi, apakah lebih baik dari inovasi yang ada sebelumnya atau dari hal-hal yang biasa dilakukan. Biasanya diukur dari segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar kelebihan relatif yang di rasakan oleh adopter, maka semakin cepat inovasi tersebut diadopsi. 2. Compatibility atau kompatibilitas adalah tingkat kesesuai dari suatu inovasi, apakah dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan yang ada. Jika inovasi berlawanan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
11
dan norma yang dianut oleh adopter makan inovasi baru tersebut tidak dapat diadopsi dengan mudah oleh adopter. 3. Complexity atau kompleksitas adalah tingkat kerumitan dari suatu inovasi untuk diadopsi, seberapa sulit memahami dan menggunakan inovasi. Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh adopter, maka semakin cepat inovasi diadopsi. 4. Triability atau triabilitas adalah tingkat apakah suatu inovasi dapat di coba terlebih dahulu atau harus terikat untuk menggunakannya. Suatu inovasi dapat diuji cobakan pada keadaan sesungguhnya, inovasi umumnya lebih cepat diadopsi. Untuk lebih mempercepat proses adopsi, maka suatu inovasi harus mampu menunjukkan keunggulannya. 5. Observability atau dapat dilihat, adalah tingkat bagaimana hasil penggunaan suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil suatu inovasi, semakin besar kemungkinan inovasi diadopsi oleh orang atau sekelompok orang.
2.3.
Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga (PAM RT) Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan No.: 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum (Depkes, 2002).
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
12
Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga atau PAM RT adalah adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang di gunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan dan minuman bayi. PAM RT dikenal sebagai pengelolaan air pada “tingkat pengguna” (point-of-use/POU). Keunggulan PAM RT : (1) secara dramatis meningkatkan kualitas bakteriologis air, (2) Secara signifikan menurunkan diare, (3) merupakan intervensi yang paling efektif untuk air, sanitasi dan kesehatan, (4) dapat dilaksanakan secara cepat dan dilakukan oleh masyarakat yang rentan ( Presentasi Konas PAM RT, 2008). Yang terrmasuk dalam PAM RT adalah mencakup berbagai teknik pengolahan air minum secara sederhana, yaitu : merebus, pemasanan matahari (sodis), filter keramik (cheramics filter), dan Klorinasi (Chlorinase). Rekomendasi Konas PAM RT menyatakan bahwa akses masyarakat terhadap air minum baik kuantitas maupun kualitas masih terbatas, PAM RT sebagai salah satu solusi alternatif dalam meningkatkan akses kualitas air minum yang memenuhi standard kesehatan masyarakat. Salah satu komitmen bersama dalam rencana aksi implemtasi PAM RT, adalah memperkenalkan tehnologi PAM RT baik non produk maupun berbentuk produk jadi yaitu Air RahMat.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
13
2.3.1. Merebus Merebus atau memanaskan air dengan bahan bakar, adalah salah satu teknik PAM RT dan menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Tehkik ini telah digunakan sebagai disinfektan air rumah tangga sejak dahulu kala dan sangat efektif untuk membasmi semua jenis patogen (virus, bakteri dan spora bakteri, jamur dan protozoa serta helminth ova) (WHO, 2002). Hasil penelitian Aman Tirta (2008), saat ini banyak sekali murid sekolah dasar di kota-kota besar, yang tidak tahu cara merebus air. Saat ini mereka lebih mengenal dispenser dengan air mineral atapun isi ulang untuk memperoleh air minum. Langkah-langkah merebus air : 1. Siapkan panci yang bersih, masukkan air sesuai kebutuhan, hidupkan api (kompor), jerangkan dan tunggu sampai air mendidih 2. Setelah mendidih, biarkan dahulu selama 3 sampai 5 menit, agar kuman benar-benar mati. 3. Biarkan dalam panci atau wadah yang tertutup, setelah dingin, air siap di konsumsi. 4. Wadah penyimpanan air hendaknya yang tertutup.
Gambar 2.3. Merebus air (Sumber : dokumen pribadi, 2007)
Kelebihan : 1. Sangat efektif dalam meningkatakan kualitas air dan menjaga dari segala jenis penyakit apabila di buat secara benar. 2. Tersedia, gampang di lakukan. 3. Di laksanakan bersamaan waktu memasak makanan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
14
Kelemahan: 1. Biaya yang tinggi. 2. Kemungkinan terkontaminasi lagi. 3. Tidak ramah lingkungan, merusak lingkungan.
2.3.2. Solar Disinfection (Sodis) Solas Disinfection (sodis) adalah pengolahan air dengan penyinaran matahari, tehnik ini telah dilakukan pada zaman India kuno lebih dari 2000 tahun sebelum masehi. Metode pengolahan ini menggunakan penyinaran UV sinar matahari juga efek panas untuk mengnonaktifkan mikroba yang bersumber pada air.
Hasil
penelitian, air yang dijemur dengan metode sodis selama 6 jam, dan telah mencapai suhu 500C, terbukti dapat membunuh seluruh bakteri e-coli yang terkandung didalamnya.
Langkah-langkah melakukan Sodis : 1.
2. 3. 4.
5.
Sediakan botol kaca putih transparant, ukuran 2 liter atau yang lebih kecil. Bersihkan botol tersebut sebelum digunakan untuk menjemur air. Setelah bersih, isi botol tersebut dengan air mentah hingga penuh kemudian tutup apat-rapat. Jemur dibawah terik matahari dengan posisi seperti pada gambar (3). Lama penjemuran dari pagi hingga sore, selama minimal 6 jam atau 2 hari berturut-turut bila cuaca hujan di selingi serah. Air siap diminum
Gambar 2.4. Metode Sodis (Sumber : Yayasan Dian Desa)
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
15
Kelebihan : 1. Tidak mempengaruhi warna, rasa dan bau. 2. Bahan bahan yang di gunakan umumnya gampang di dapat dan tersedia di setiap daerah, sehingga biayanya tidak mahal. Kelemahan : 1. Tidak bisa di gunakan untuk membuat air minum dalam jumlah yang besar. 2. Dibutuhkan air yang relative bersih/bening (turbidity <30 nephalometric turbidity units). 3. Dibutuhkan radiasi sinar matahari, waktu yang dibutuhkan, 6 jam di bawah sinar matahari yang terik atau sampai pada 50%, atau 2 hari berturut bila cuaca cerah diselingi hujan. 4. Setelah di treatment bisa terjadi kemungkinan kontaminasi ulang. 5. Cara treatment nya sulit dan dibutuhkan pelatihan.
2.3.3. Keramik Filter Keramik
Filtrasi
adalah
tehnik
pengelolaan
air
minum
dengan
mempergunakan media keramik (terbuat dari tanah liat khusus dan sekam padi, yang diolah secara sederhana dengan metode pembakaran), yang berfungsi sebagai penyaring, merupakan satu teknologi tepat guna yang dikembangkan oleh Yayasan Pelita Indonesia di Jawa Barat. Saringan keramik ini memiliki pori-pori dengan ukuran 06-3 mikron.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
16
Air yang ditampung saringan ini mengalir dengan bantuan gravitas sehingga partikel padat dalam air juga bakteri dan kuman yang ukurannya lebih besar dari pori-pori tersebut akan tertahan dalam pori-pori sarningan ini.
Gambar 2.5 : Filter Keramik.
Kelebihan : 1. Gampang di gunakan. 2. Meningkatkan rasa pada air. 3. Meningkatkan kebeningan air. Kelemahan : 1. Biaya Perbaikan dan perawatan. 2. Perlu untuk mengganti saringan secara reguler. 3. Membutuhkan waktu lebih lama.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
17
2.3.4. Klorinasi Klorinasi adalah proses pembubuhan klor, dilakukan untuk menjamin tidak ada organisme patogen enterik potensial di dalam air. Klor memiliki beberapa kualitas yang mendukung pengunaannya dalam persediaan air. Keungulan utamanya terletak pada kenyataan bahwa klor adalah senyawa bakterisida yang sangat efektif bila digunakan dengan kosentrasi 1-2 ppm. Dosis klor tidak boleh melebihi 1,0 mg klor bebas/liter air. Klor juga cukup stabil dan murah (Volk dan Wheeler (1990) dalam Mayarani H. Girsang (2007)). Dalam penggunaan skala rumah tangga klorinasi yang dimaksud adalah klorinasi sederhana, dimana besarnya dosis klor yang diberikan hanya diperlukan sekitar 0,2-0,5 ppm bahkan sampai 1 ppm tanpa pengecekan selanjutnya terhadap kadar klor yang tersisa dalam air minum (Mayarani H. Girsang, 2007)
2.3.4.1. Chlorine (Klor) Klor adalah salah satu dari 90 elemen alam, sebagai bahan dasar dari planet kita. Klor ditemukan pada tahun 1774, di Swedia oleh seorang pharmacist yaitu Carl Wilhem Scheele dalam bentuk gas yang berwarna hijau kekuningan, Tahun 1810, diberi nama chlorine oleh ahli kimia dari inggris yang bernama Sir Humphrey Davy. Klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya disinfectan sampai beberapa jam setelah pembubuhannya (residu klor).
Sejak saat itu, hampir 200 tahunkKlor telah digunakan dalam berbagai
keperluan seperti menonaktifkan beberapa bakteri dan virus yang berbahaya baik di
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
18
Rumah Sakit, kolam renang, restoran, dll. Semuanya berkaitan dengan Air. Selain itu klor juga dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe, Mn dan memecah molekul organis seperti warna. Pada saat klor berdiri sendiri sebagai elemen bebas, bentuknya adalah gas yang berwarna hijau kekuningan dan beratnya 2.5 kali berat udara. Pada suhu -34°C (-29°F), klor akan berubah dalam bentuk cair (Sodium Hypochlorite – NaClO) dan pada -103°C (-153°F) menjadi bentuk bubuk (Padat - Kaporit). Klor terdiri dari air dan garam yang diperoleh setelah proses electricity (Lembaga Aman Tirta, 2007). Kelebihan : 1. Pembasmi kuman yang ampuh (mikro organisme yang ada di dalam air minum) yang ampuh. 2. Mengontrol rasa dan bau (seperti alga atau jamur, sulfur, bau-bau yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain). 3. Mengontrol pertumbuhan Biological (bakteri dan kotoran-kotoran,
jamur,
ganggang, yang biasanya tumbuh di bak-bak penampungan air, di dasar air, atau di tempat penyimpanan air). 4. Mengontrol bahan-bahan kimia (menghancurkan hydrogen sulfide, memisahkan ammonia, dan nitrogenous atau zat lemas, yang mengakibatkan bau yang tidak enak, memisahkan besi dan mangaan dari air mentah. 5. Menyediakan residual untuk melindungi dari terjadinya kontaminasi ulang
dan
untuk mengurangi pertumbuhan bio-film pada sistem distribusi. 6. Sangat cost-effective (murah).
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
19
Kelemahan : 1. Masa kadaluarsanya terbatas. 2. Berpotensi untuk membentuk Disinfection byproduct. 3. Dapat merusak beberapa material dan lebih sulit penyimpanannya dibandingkan dengan ciaran kimia lainnya. 4. Kurang efektif untuk Cryptosporidium.
2.3.4.2. Pengaruh Klorinasi dalam menonaktifkan beberapa Mikro Organisme Tabel 2.1. Efek Klorinasi dalam menghilangkan Bakteri Cl2 Concentration (mg/l)
Time (min)
Ct Factor (mgmin/l)
Reduction( %)
Campylobacter jejuni
0.1
5
0.5
99.99
Blaser et al, 1986
Escherichia coli
0.2
3
5
99.99
Ram and Malley, 1984
Legionella pneumophila
0.25
60-90
18.75
99
Kuchta et al, 1985
Mycobacterium chelonei
0.7
60
42
99.95
Carson et al, 1978
Mycobacterium fortuitum
1.0
30
30
99.4
Pelletier and DuMoulin, 1987
Mycobacterium intracellulare
0.15
60
9
70
Pelletier and DuMoulin, 1987
Pasteurella tularensis
0.5-1.0
5
3.75
99.6-100
Baumann and Ludwig, 1962
Salmonella typhi
0.5
6
3
99
Korol et al, 1995
Shigella dysenteriae
0.05
10
0.5
99.6-100
Baumann and Ludwig, 1962
Staphylococcus aureus
0.8
0.5
0.4
100
Bolton et al, 1988
Bacteria
Reference
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
20
Vibrio cholerae (smooth strain)
1.0
<1
<1
100
Rice et al, 1993
Vibrio cholerae (rugose strain)
2.0
30
60
99.999
Rice et al, 1993
Yersinia enterocolitica
1.0
30
30
92
Paz et al, 1993
Sumber : Lembaga Aman Tirta, 2007.
Tabel 2.2. Efek Klorinasi dalam menghilangkan virus Viruses
Cl2 Concentration (mg/l)
Time (min)
Ct factor (mgmin/l)
Reduction (%)
Reference
Adenovirus
0.2
40-50 sec
0.15
99.8
Clarke et al, 1956
Coxsackie
0.16-0.18
3.8
0.06
99.6
Clarke and Kabler, 1954
Hepatitis A
0.42
1
0.42
99.99
Grabow et al, 1983
Norwalk
0.5-1.0
30
22.5
--
Keswick et al, 1985
Parvovirus
0.2
3.2
0.64
99
Churn et al, 1984
Poliovirus
0.5-1.0
30
22.5
100
Keswick et al, 1985
Rotavirus
0.5-1.0
30
22.5
100
Keswick et al, 1985
Sumber : Lembaga Aman Tirta (2007)
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
21
Tabel 2.3. Efek Klorinasi dakam menghilangkan protozoa.
Cl2 Concentration (mg/l)
Time (min)
Ct Factor (mgmin/l)
Reduction (%)
Cryptosporidium parvum
80
90
7200*
90
Korich et al, 1990
Entamoeba histolytica
1.0
50
50
100
Snow, 1956
Giardia lamblia
--
--
68-389
99.9
AWWA, 1999
0.5-1.0
60
45
Protozoa
Naegleria fowleri
99.99
Reference
de Jonckheere and van de Voorde, 1976
Sumber : (Lembaga Aman Tirta, 2007)
2.4.
Larutan Pemurni “Air RahMat” Air RahMat adalah salah satu produk pemurni air yang sudah diperkenalkan
dan direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan Indonesia sebagai bagian dari PAM RT. Air RahMat mengandung 1,25 % Sodium Hypochlorite, yang efektif untuk menghilangkan mikroorganisme yang biasa mencemari air dan menyebabkan beberapa penyakit seperti diare, kolera, disentri dan demam tipus. Air RahMat dengan ukuran yang tepat (3 ml untuk 20 liter air) akan menghilangkan bakteri, virus dan parasit yang terdapat dalam air. Cukup tuangkan Air RahMat ke air yang jernih, aduk atau kocok selama 30 detik, biarkan paling sedikit 30 menit, dan air siap untuk di minum. Air yang sudah menggunakan Air RahMat mempunyai bau khas yaitu bau klor yang di kenal oleh masyarakat luas
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
22
seperti bau kaporit, namun bau kaporit tersebut bukanlah zat berbahaya karena akan hilang dengan sendirinya sesudah didiamkan selama beberapa jam. Pemakaian Air RahMat sangat mudah, tidak memerlukan bahan bakar, cukup wadah yang bersih dan tertutup untuk penyimpanan, tidak perlu waktu tunggu yang lama untuk mendinginkan dan harganya pun terjangkau. Satu botol Air RahMat berisi 100 ml, dengan harga Rp. 5.000,- per botolnya, cukup untuk memurnikan 660 liter air atau 33 galon, yang merupakan kebutuhan air untuk keluarga dengan 4 orang per bulan atau seharga Rp. 7,50 per liter. Keuntungan menggunakan Air RahMat adalah : ekonomis, hemat bahan bakar, tidak memerlukan minyak tanah, gas, kayu bakar; sehat, air terhindar dari kuman dan sisa kandungan chlorine pada Air RahMat akan terus melindungi air dari kuman selama 2 sampai 3 hari. Pada awalnya Air RahMat merupakan bagian program SWS USAID 2 , yang bernama Program Aman Tirta yang merupakan kerjasama berbagai organisasi masyarakat international,
seperti John Hopkins University untuk komunikasi
perubahan perilaku, Care International untuk mobilisasi masyarakat. Diproduksi oleh PT. Tanshia Consumer Products dan di distribusikan oleh PT. Ultra Salur, dipasarkan secara luas di Indonesia sebagai produk non subsidi penuh. Air RahMat merupakan merek dagang yang mengandung arti
“RAH adalah Murah” ; M adalah mudah” ;
dan “ AT adalah Sehat”. Air RahMat telah terdaftar secara resmi di Departemen Kesehatan sebagai produk aman dengan nomor 205092500647 dan telah di sertifikasi oleh Majelis Ulama Indonesia atau MUI dengan nomor #0120038300206# . 2
Safe Water System – United State Agency International Development
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
23
Gambar 2.6 : Pemurni Air RahMat
Penelitian BBTKL terhadap sisa klor (residu klor) dalam air yang menggunakan Air RahMat, dengan waktu tunggu minimal 30 menit adalah 1,25 ppm, dengan perhitungan : V1 x K1 = V2 x K2 0,5 x 1,25 % = 500 x K2 K2 = 0,5 x 1,25 / 5000 K2 = 0,000125 % K2 = 1,25 ppm Bila waktu tunggu lebih dari 30 menit atau semakin lama waktu tunggu maka klor akan menguap, sisa klor yang tertinggal dalam air adalah 0,2 – 0,8 ppm, angka ini akan semakin berkurang apabila waktu tunggu lebih lama dan kualitas air banyak mengandung E-coli, sehingga kandungan klor yang tersisa masih sesuai nilai baku mutu klor yang ditetapkan oleh Depkes yaitu 0,2 – 0,5 ppm.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
24
2.5. Kerangka Pikir.
INOVASI BARU Larutan Pemurni Air “Air Rahmat” (Tekhnologi Baru) PERSUASI
Mendapatkan Air Minum Sehat dan Aman Tanpa Direbus
KEPUTUSAN
Karakteristik Inovasi
ADOPSI
Katagori Adopter Air RahMat a. Early Adopter b. Midle Adopter c. Late Adopter
Relative Advantage = Keuntungan Compability = Kesesuaian Complexity = Lengkap Triability = Dapat diuji cobakan Observability = Dapat diamati
Berdasarkan Hasil Penelitian Lembaga Aman Tirta Tahun 2008
24
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
25
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka Air RahMat adalah suatu inovasi baru dalam bidang tehnologi dan kesehatan untuk mendapatkan air minum sehat. Untuk memperkenalkan Air RahMat dilakukan kegiatan yang persuasi yang bertujuan mempengaruhi masyarakat agar mau mempergunakan Air RahMat, salah satunya adalah dengan menonjolkan karakteristik inovasi dari Air RahMat itu sendiri, sebagai bagian dari teknik persuasi, diharapkan hal ini bisa mempercepat proses inovasi yaitu keputusan mengadopsi Air RahMat. Hasil penelitian Aman Tirta (2008), yang dilakukan di Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan dan Makasar, ternyata ada 3 klasifikasi adopter, yaitu early adopter, middle adopter dan late adopter, dengan kreiteria masing-masing adopter, seperti terlihat pada gambar berikut : Respondent Segmentation - Adoptiveness A question is asked to our Omnibus respondents to measure their adoptiveness towards new product / information. Result shows that around half of our respondents are interested towards new things, although some of them do not necessarily always try new product. This can be considered as a good indication, since Air RahMat is also a new and innovative product. I like to try new things. I like to try new product. I often tell everyone about it
I rarely spend time to try new things. I know what I like, so I don’t need to try new product
Early Adopter 13%
Late Adopter 48%
Middle Adopter 39%
I usually try new things, but not always try new product
Base : All Respondents (n=2,029 I N=13,726,000)
Evaluation of Air RahMat
January 2008
Page 11
Confidential & Proprietary Copyright © 2007 The Nielsen Company
Gambar 2.7 : Klasifikasi Adopter (sumber : Aman Tirta, 2008)
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
26
Pada gambar 2.7. dapat dijelaskan kriteria adopter, yaitu : early adopter adalah orang yang suka mencoba hal-hal baru, suka mencoba produk baru dan selalu menyampaikan informasi tersebu kepada orang lain. Middle adopter adalah orangorang yang suka mencoba hal baru, tetapi tidak mencoba produk baru, sedangkan late adopter adalah orang-orang yang tidak mau membuang-buang waktu untuk mencoba hal-hal baru, mereka tahu apa yang mereka mau, sehingga tidak perlu mencoba produk baru. Oleh karenanya diperlukan suatu penelitian kualitatif yang mampu menggali dan menjelaskan fenomena yang ada pada 3 klasifikasi penerima inovasi (early, middle dan late adopter), sehingga mereka memutuskan menggunakan Air RahMat dalam pengelolaan air minum di rumah tangga mereka masing-masing.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif,
dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan serta menjelaskan fenomena yang terjadi dilapangan pada 3 klasifikasi adopter (early adopter, middle adopter dan late adopter). Fenomena yang ingin diketahui dan dijelaskan adalah terkait dengan pengaruh karakteristik inovasi dalam menggunakan larutan pemurni Air RahMat pada pengelolaan air minum tingkat rumah tangga.
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian di lakukan di Kota Medan, khususnya daerah intervensi program
Aman Tirta yaitu Kecamatan Medan Labuhan, tepatnya Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Maimun di Kelurahan Aur dan Kelurahan Kampung Baru, serta di Kecamatan Medan Polonia di Kelurahan Sari Rejo. Di lokasi ini program Aman Tirta memperkenalkan alternatif baru dalam PAM RT,
dengan penggunaan tehnologi
produk jadi Air RahMat. Lokasi penelitian ini juga merupakan daerah miskin perkotaan yang sarat permasalahan sanitasi dan kesehatan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan air bersih.
27 Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
28
Wilayah Nelayan Indah merupakan daerah sub urban 3 , sedangkan 3 kelurahan lainnya Kelurahan Aur, Kampung Baru dan Sari Rejo merupakan daerah urban 4 . Alasan lain, sejak diperkenalkannya inovasi baru dalam hal menggunakan larutan pemurni Air RahMat, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, jumlah adopter di Kota Medan hanya 0,5 % saja (Lembaga Aman Tirta, 2008). Waktu penelitian ini dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, sampai dengan laporan akhir, diharapkan selesai selama 6 (enam) bulan, dimulai dari minggu ke-I Januari 2009 sampai dengan minggu ke-II Juni 2009.
3.3.
Pemilihan Informan Informan adalah
adopter (penerima inovasi) dalam menggunakan larutan
pemurni air ”Air RahMat” untuk mendapatkan air minum sehat.
Adopter pada
penelitian ini kategorikan dalam 3 (tiga) kategori adopter, yaitu early, middle dan late adopter. Hal ini sesuai dengan kerangka pikir yang sudah digambarkan peneliti sebelumnya, bisa dilihat pada halaman 22 dan penjelasan peneliti tentang hasil penelitian Aman Tirta pada tahun 2008 yang tertulis pada halaman 23. Berdasarkan hal itulah Peneliti membuat kriteria masing-masing adopter, yaitu : •
Informan Early adopter adalah orang mendapatkan informasi tentang Air Rahmat dari tahun 2005 sampai tahun 2006, menggunakan Air RahMat dari tahun 2006
3 4
Daerah yang penduduknya jarang, biasanya terletak dipinggiran kota. Daerah yang penduduknya lebih padat, biasanya terletak ditengah kota.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
29
sampai saat ini, aktif mensosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat terutama tetangga dan keluarganya, mereka juga bertindak sebagai NTR (non tradisional retail) 5 . •
Informan middle adopter adalah : orang mendapatkan informasi tentang Air Rahmat pada tahun 2007, orang menggunakan Air RahMat dari tahun 2008 sampai saat ini, ikut mensosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat terutama tetangga dan keluarganya, ikut dan pernah menjualAir RahMat.
•
Informan late adopter adalah : orang yang pernah mencoba menggunakan Air RahMat, tetapi tidak dilanjutkan sampai saat ini, mau ikut kegiatan Air RahMat dan kadang-kadang ikut mensosialisasikan Air RahMat.
3.3.1. Prosedur Pengambilan Informan. Informan pada penelitian ini menggunakan snowball sampling, dimana peneliti bertanya pada informan yang telah diwawancarai, siapa kira-kira yang dapat direkomendasikan berkenaan dengan topik penelitian. Berdasarkan kelengkapan datadata yang diperoleh peneliti (azas kecukupan dan kesesuaian), dan sudah menggambarkan fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian, maka jumlah informan pada penelitian ini berjumlah 9 orang.
5
Orang yang menjual Air RahMat pada saat melakukan sosialisasi (dari mulut ke mulut).
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
30
3.4.
Metode Pengumpulan Data. Untuk mendapatkan data lokasi penelitian dilakukan melalui data sekunder
dengan mengumpulkan informasi dari Lembaga Aman Tirta, AR Rep. dan YAKMI. Sedangkan untuk telaah dokumen yang berkaitan dengan topik diambil dari Kecamatan Dalam Angka tahun 2008 dan Rekomendasi Konas PAM RT. Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi dilokasi, pemilihan informan, membuat jadwal, menghubungi informan untuk meminta kesediaan waktu informan untuk melakukan wawancara mendalam tentang topik penelitian berdasarkan pedoman wawancara yang sudah disusun peneliti. Peneliti memulai dari pemilihan informan early adopter yang berada di Kelurahan Nelayan, perjalanan ke lokasi penelitian ditempuh selama 45 menit dari pusat kota. Memasuki wilayah ini mulai terasa kekhasan daerah pinggir pantai, peneliti merasakan suhu udara yang lebih panas di bandingkan dengan suhu udara di pemukiman tempat tinggal peneliti, kebetulan pada saat penelitian berlangsung, Kota Medan sedang mengalami musim panas. Sepanjang mata memandang selalu dijumpai anak-anak yang sedang bermain-main di kanal 6 . Lokasi selanjutnya di telusuri peneliti adalah Kelurahan Aur dan Kampung Baru untuk pemilihan informan middle adopter, waktu tempuh untuk kedua lokasi ini 10 sampai 15 menit dari pusat kota, ada kekhasan lokasi yang dilihat peneliti yaitu banyak perumahan kumuh yang terletak di bantaran sungai Deli, terlihat juga oleh peneliti anak-anak balita sedang bermain, ada yang bertelanjang dada, tidak memakai 6
Tanggul-tanggul air berguna menahan air di paluh laut
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
31
celana, tanpa alas kaki, bermain tanah di gang-gang sempit, ada juga ibu-ibu yang sedang berbelanja di warung, memilih-milih sayur dan ikan. Berikutnya peneliti menelusuri lokasi pemilihan informan late adopter yaitu kelurahan Sari Rejo, waktu tempuh dari pusat kota adalah 10 menit, lain lagi kekhasan wilayah ini yaitu banyak terdapat perumahan TNI-AU. Salah satunya adalah Asrama Paskhas 7 TNI-AU, seakan-akan wilayah ini mempunyai kewibawaan dikarenakan sebahagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan Pangkalan TNI-AU Lanud Medan, peneliti juga banyak kita menjumpai truk-truk pengangkut anggota Paskhas, selain itu di jumpai juga penduduk yang berasal dari suku tamil 8 . Ketika peneliti berkunjung ke rumah-rumah informan di ke empat lokasi, semua informan menerima dengan tangan terbuka dan bersahabat, terlihat jelas informan memperlihat rasa kaget dan terkejut akan kedatangan peneliti karena sebelumnya peneliti sudah pernah membina rapport 9 pada saat peneliti membantu program Aman Tirta di wilayah tersebut. Peneliti mendapatkan banyak hal selama melakukan penelitian ini, seluruh informan kunci yang dikunjungi peneliti yaitu anggota komite SWS – Air RahMat sangat membantu peneliti terutama dalam memberikan gambaran informan sesuai dengan kriteria informan yang dibutuhkan peneliti. Informan yang terpilihpun dapat bekerjasama
dengan
peneliti
dalam
memberikan
informasi-informasi
yang
dibutuhkan peneliti, sehingga penelitian berjalan sesuai yang diharapkan peneliti. 7
Pasukan Khusus TNI-AU yang lebih dikenal dengan sebutan baret orange Salah satu suku yang ada di Kota Medan, biasa di sebut orang keling. 9 hubungan 8
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
32
Gambaran wilayah penelitian dapat di lihat pada gambar berikut, yaitu Kelurahan Nelayan Indah berada di bagian utara Kota Medan, sedangkan Kelurahan Kampung Baru, Aur dan Sari Rejo berada di bagian selatan Kota Medan.
Gambar 3.8 : Lokasi Penelitian
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
33
Ada beberapa hal menarik yang dijumpai peneliti, diantaranya peneliti mendapatkan ada 1 orang anggota komite di wilayah Nelayan Indahu yang sampai saat ini tidak menggunakan Air RahMat, padahal setahu peneliti beliau sewaktu peneliti masih membantu program Aman Tirta orang ini sangat aktif dalam berbagai kegiatan komite. Berdasarkan temuan dan keterangan dari anggota komite yang lainnya peneliti menggolongkan ke kelompok late adopter. Hal lain kedatangan peneliti dimanfaat para anggota komite dimasing-masing lokasi sebagai acara reuni peneliti dengan anggota masing-masing komite, ternyata sudah 6 bulan juga peneliti tidak berkunjung ke lokasi masing-masing. Peneliti menjalani seluruh peristiwa dalam penelitian ini yang merupakan rangkaian kegiatan dalam melakukan penelitian kualitatif, hal ini dilakukan agar informasi yang didapat lebih lengkap dan mendalam sehingga dapat menggambarkan fenomena yang ada sesuai topik penelitian.
3.4.1. Hambatan-hambatan yang dialami selama penelitian. Proses penelitian secara keseluruhan berjalan lancar dan berlangsung sesuai jadwal yang diharapkan, tetapi tetap saja dirasakan adanya hambatan dan kekurangan, namun itu tidak membuat peneliti patah semangat dan menghentikan penelitian tetapi membuat peneliti semakin bersemangat. Dalam kunjungan lapangan dan rumah, ada beberapa lokasi dimana peneliti merasa perlu ditemani oleh anggota komite karena letak rumah informan tidak dipahami lokasinya oleh peneliti.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
34
Saat akan melakukan wawancara, peneliti menggunakan alat perekam dan kamera sebagai alat bantu, dimana hal ini membuat kehati-hatian informan terutama informan late adopter, tetapi melalui penjelasan yang diberikan oleh peneliti informan akhir mau mengerti dan kembali bersikap santai saat wawancara, peneliti juga mengalami hambatan ketika berdiskusi, ada beberapa pertanyaaan yang berkaitan dengan karakteristik inovasi (kesesuaian dan kerumitan) harus diulangulang untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diinginkan peneliti. Sementara pada informan early dan middle adopter, terlalu bersemangat dalam berdiskusi, dimana informan (suami istri) bisa berlomba-lomba memberikan jawaban yang membuat peneliti bingung, jawaban siapa yang akan diterima, tetapi peneliti mencoba mengkompilasi jawaban keduanya karena memang topik penelitian adalah rumah tangga. Suasana pemukiman yang padat, membuat wawancara dengan informan di kelurahan Aur dan Kampung Baru sedikit terhambat karena ributnya suasana lokasi, suara motor dan suara pedagang yang sebentar-bentar lewat, suara anak-anak bermain, membuat wawancara menjadi lebih panjang waktunya karena peneliti sering tidak jelas mendengar jawaaban informan. Wawancara dilakukan peneliti berdasarkan pedoman wawancara, dalam pelaksanaan menggunakan alat bantu perekan dan alat tulis (pulpen dan buku). Selanjutnya peneliti mengulangi wawancara dihari berikutnya (membuat janji kunjungan) apabila ada informasi yang belum jelas atau lengkap, sampai peneliti
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
35
merasa informasi yang diperoleh sudah memadai dari masing-masing kelompok adopter berdasarkan azas kesesuaian dan kecukupan.
3.5.
Defenisi Operasional Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.4. Defenisi Operasional
No. 1.
Variabel Kelebihan relatif
2.
Kesesuaian
3.
Kerumitan
4.
Dapat diuji coba
5.
Dapat dilihat
3.6.
Materi Segala sesuatu yang diketahui dan dirasakan informan tentang kelebihan-kelebihan (ekonomi, kesehatan, sosial dan kesukan) dalam menggunakan larutan pemurni Air RahMat. dari sisi ekonomi, kesehatan, sosial dan kesukaan. Hal-hal yang membuat informan menggunakan Air RahMat, apakah terdapat kesesuaian dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan informan. Hal-hal dilakukan informan untuk membuat air minum dengan Air RahMat, seberapa sulit memahami aturanaturan yang harus dipatuhi dalam menggunakan Air RahMat. Kegiatan uji coba (sosialisasi, demo dan wet sampling) yang dilakukan informan sebelum memutuskan untuk menggunakan larutan pemurni Air RahMat. Tindakan (pengamatan) yang dilakukan informan kepada orang yang sudah terlebih dahulu menggunakan Air RahMat (tetangga, kader, komite, toma maupun toga) yang ada di wilayahnya.
Metode Analisis Data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program EZ-Text versi 3.06,
terlebih dahulu peneliti membuat traskrip wawancara yang diperoleh dari mendengarkan berulang-ulang hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan (field notes).
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
36
Setelah itu peneliti mulai merancang template, diawali dengan membentuk database baru (pengisian nama penelitian, pertanyaan terbuka, informasi informan dan coding jika diperlukan). Langkah selanjutnya adalah memasukkan data (entering data) sampai seluruh data selesai dimasukkan. Selanjutnya peneliti meminta EZ-Text untuk membuat laporan menurut informan maupun pertanyaan, untuk mempermudah analisis data peneliti mencetak seluruh laporan yang dibutuhkan. Analisis data dilakukan hasil cetakan laporan setiap informan berdasarkan variabel penelitian, lalu dianalisa dan dikaji
dengan membandingkan hasil
wawancara sebelumnya.
3.7.
Validitas Hasil Penelitian. Untuk menjaga validitas data, peneliti melakukan uji validitas dengan : 1. Triangulasi sumber, yaitu YAKMI 10 sebagai organisasi non pemerintah yang memperkenalkan Air RahMat di Kota Medan, juga dengan AR Rep. 11 , yang bertindak sebagai koordinator NTR di Kota Medan. 2. Triangulasi metode, selain wawancara mendalam, peneliti juga melakukan pengamatan (observasi) langsung, seperti test klorin untuk air minum yang ada
10 11
di
rumah
informan
dan
ketersediaan
Air
RahMat.
Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia Air RahMat Representatif, perpanjangan tangan Aman Tirta di Kota Medan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
HASIL PENELITIAN
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. A.
Kelurahan Nelayan Indah Kelurahan Nelayan Indah berada didataran yang 80 persen wilayahnya
dikelilingi
kanal 12 dari air di paluh laut, akibatnya pada waktu-waktu tertentu
wilayah ini mengalami banjir akibat air pasang yaitu pasang perdani yang terjadi 2 kali dalam setahun (akhir tahun dan pertengahan tahun), kemudian pasang 30 tiap akhir bulan arab, puncaknya terjadi pada pukul 14.00 sampai dengan 17.00 Wib. Merupakan daerah sub urban terletak di Kecamatan Medan Labuhan dengan luas wilayah 4,2 Km2. Jumlah penduduk 8.870 jiwa, jumlah rumah tangga 1.776 KK, dengan kepadatan penduduk per Km2 2.112, yang dibagi dalam 8 lingkungan, 8 RW dan 14 RT, mata pencaharian penduduknya adalah nelayan, pedagang, pensiunan dan profesi lainnya. Fasilitas kesehatan yang tersedia hanya 1 buah Pustu dengan Puskesmas Induk adalah Puskesmas Medan Labuhan, jumlah posyandu 9. Sumber air bersih di lokasi ini 84% bersumber dari sumur bor, sementara jumlah pelanggaan PDAM hanya 342 rumah. Jumlah penerima BLT 1.231 rumah tangga, dan jumlah penerima PKH 468 rumah tangga. 12
Tanggul air
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat 37Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
38
Dilokasi ini juga sudah terbentuk Komite Air RahMat, dipimpin oleh Bapak Kamaluddin, jumlah anggota 10 orang yang mewakili dari tiap-tiap lingkungan yang disebut Komite Air RahMat, mereka bertindak sebagai agen perubahan. Kegiatan yang dilakukan Komite Air RahMat adalah melakukan sosialisasi terutama di wilayahnya, melakukan home visit (kunjungan rumah) untuk meningkatkan jumlah pengguna Air RahMat. Data AR. Rep. dari kegiatan home visit (per Mei 2009), jumlah tetap pemakai Air RahMat ada 240 orang, dan 64 orang pemakai baru Air RahMat, NTR berjumlah 10 orang dengan jumlah penjualan Air RahMat sebanyak 70 botol. Pagi itu berkisar jam 10.30 wib, peneliti mulai menuju Kelurahan Nelayan Indah, untuk melakukan wawancara di hari pertama. Dari rumah, peneliti menuju amplas untuk masuk tol amplas, + 20 menit keluar dari tol Mabar, untuk menuju lokasi ada beberapa kelurahan lain yang dilewati peneliti yaitu Martubung, Pekan Labuhan, sebelah kiri peneliti melihat kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan, kira-kita 10 meter, lalu berbelok kekanan memasuki gerbang selamat datang di Kelurahan Nelayan Indah, peneliti melihat rumah-rumah panggung diatas kanal, hutan bakau, tak ketinggalan sampah-sampah (bungkusan mie instan, bungkusan jajanan anak-anak) terlihat terapung di pinggiran kanal, perjalanan dilanjutan dengan melewati jembatan yang berada tepat diatas tol Medan – Belawan. Jembatan ini adalah satu-satunya akses menuju ke lokasi perumahan Nelayan Indah.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
39
Gambar 4.9. Jembatan diatas Tol Balmera menuju Perum Nelayan Indah
Setelah melewati jembatan, suasana daerah pinggir pantai sangat terasa, cuaca yang panas, di kiri kanan jalan peneliti melihat hamparan tambak. setelah melewati jarak 6 Km dari gerbang selamat datang, disebelah kanan peneliti menjumpai berturut-turut pustu, kantor Lurah Nelayan Indah, dan lapangan luas yang merupakan halaman 3 sekolah (2 SD dan 1 SMP) didepan lapangan berdiri megah bangun SMK Perikanan Kota Medan, dalam hati peneliti berucap, memang tak salah kalau lokasi SMK perikanan berada di wilayah ini berada dimuara laut, dan biasanya sepengetahuan peneliti muara laut merupakan tempat berkumpulnya ikan-ikan. Sekitar 500 meter dari kantor lurah, pada jalur jalan utama peneliti melihat perumahan kampung nelayan, yang di sebahagian besar tempat tinggal penduduk berbentuk rumah panggungnya, tetapi sudah banyak mengalami renovasi (kolong rumah sudah dijadikan bagian bangunan rumah, sehingga tidak terlihat lagi bahwa
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
40
sebenarnya itu adalah rumah panggung, hampir semua keadaan ini dilihat peneliti terutama untuk perumahan yang berada di jalur jalan utama, menurut informasi yang peneliti terima dari masyarakat setempat untuk mempermudah mencari rumah informan adalah sebelah kiri jalan adalah Blok tunggal (Blok A sampai G), sedangkan sebelah kanan jalan adalah Blok dobel (Blok AA sampai GG), wilayah perumahan ini berakhir diujung benteng 13 . Pertama sekali peneliti menuju rumah informan I, kelompok early adopter, yang berada di blok GG, tepat sebelah kanan jalan kira-kira 500 meter dari kantor lurah terdapat sebuah lapangan yang berada disebelah kanan jalan, setelah itu peneliti menyeberangi kanal lewat titi ke dua yang terbuat dari kayu yang lebarnya 1 meter, mengikuti lurus, masuk ke blok FF, menyeberangi titi yang terbuat dari papan, disinilah blok GG berada, mengikuti jalan terus sampai ujung benteng, peneliti belok kiri, setelah 3 rumah, disanalah lokasi rumah informan I. Untuk kembali kejalan utama, peneliti melintasi jalan yang sama, menurut keterangan informan I, di blok FF adalah informan yang sesuai untuk menjadi informan late adopter, maka penelitipun menuju ke lokasi yang dimaksud, sesampainya blok FF dan mendapati kanal, peneliti langsung berbelok kiri, 3 rumah dari simpang titi adalah rumah informan yang dimaksud (late adopter). Sampai dijalan utama, peneliti menyeberangi jalan, lalu masuk ke jalan sebelah mesjid menuju blok A yang berada di lingkungan I, untuk bertemu dengan informan lainnya dari kelompok early adopter, dari sebelah mesjid, mengikuti jalan 13
Tanggul air terakhir yang memisahkan dataran dengan air dari paluh laut.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
41
lurus, melewati titi kemudian peneliti berbelok kekanan dan terus, setelah itu terdapat ujung benteng, belok kiri 4 rumah dari simpang adalah rumah informan dimaksud. Penelusuran di hari pertama, peneliti hanya bisa menyelesaikan wawancara dengan tiga orang informan saja, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian berikutnya di hari kedua, hal ini dikarenakan hari sudah menjelas sore dan peneliti sudah merasakan kelelahan karena udara yang cukup panas, tapi sebelumnya peneliti singgah dulu ke rumah calon informan berikutnya untuk membuat janji wawancara. Pada hari kedua, peneliti kembali menuju kelurahan Nelayan Indah, kali ini peneliti menempuh jalur menuju lokasi melewati tol Tanjung Mulia, hal ini dilakukan peneliti untuk melihat perbedaan jarak tempuh dan suasana perjalanan. Dari rumah peneliti menuju jalan Krakatau ujung, lalu memasuki pintu tol, keluar dari tol Mabar, melewati kelurahan Martubung dan Kelurahan Pekan Labuhan,
sebelah kiri
peneliti melihat kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan, kira-kita 10 meter, lalu berbelok kekanan
memasuki gerbang selamat datang di Kelurahan
Nelayan Indah, sama seperti hari sebelumnya begitu memasuki gerbang selamat datang, mulai terasa suasana pinggir pantai. Peneliti langsung menuju lokasi rumah informan di blok AA lingkungan II, tepat di depan depot air isi ulang, peneliti berhenti disebuah kios (toko kelontong), ini adalah lokasi informan dimaksud. Informan terakhir di Kelurahan Nelayan Indah adalah rumah informan dari kelompok middle adopter, 10 meter dari rumah informan terdahulu, peneliti belok kekiri, yaitu menuju blok DD lingkungan V, tepatnya jalan disebelah rumah Bidan
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
42
Riri, masuk kedalam terus, simpang 4 pertama samping tanah lapang pos kamling, peneliti menemukan rumah informan dimaksud.
Gambar 4.10. Lokasi Penelitian ( Rumah Panggul Dan Kanal )
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
38
Gambar 4.11. Peta Kelurahan Nelayan Indah
43
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
44
B.
Kelurahan Aur Kelurahan Aur merupakan daerah urban dengan masalah penduduk miskin
kota yang tinggi,
terletak di Kecamatan Medan Maimun, sebahagian besar
wilayahnya berada di bantaran sungai Deli, sehingga lokasi ini rawan banjir kiriman bersama lima kelurahan lainnya yang berada di kecamatan ini. Luas wilayah 0,6 Km2. Jumlah penduduk 7.924 jiwa, jumlah rumah tangga 2.116 KK, dengan kepadatan penduduk per Km2 13.207, yang dibagi dalam 10 lingkungan, 17 RW dan 41 RT, mata pencaharian penduduknya adalah pedagang, pensiunan dan profesi lainnya. Fasilitas Kesehatan berupa Puskesmas Induk berada di kelurahan Kampung Baru, dengan jarak tempuh 3 Km, posyandu 8. Sumber air bersih di lokasi ini 24% bersumber dari sumur bor yang dibangun oleh ESP 14 dan lainnya, sementara jumlah pelanggaan PDAM hanya 1.612 rumah. Jumlah penerima BLT 494 rumah tangga, Data AR. Rep. dari kegiatan home visit (per Mei 2009), jumlah tetap pemakai Air RahMat ada 60 orang, dan 16 orang pemakai baru Air RahMat, NTR berjumlah 2 orang dengan jumlah penjualan Air RahMat sebanyak 16 botol. Dari rumah peneliti menuju simpang jalan Warni, simpang lampu merah Ace Hard Ware, berbelok kekiri, disebelah kiri jalan terlihat Istana Maimun masih berdiri megah, terus melintasi jln. Brigjen Katamso, simpang Waspada, peneliti berbelok ke kiri melintasi jalan Suprapto 100 meter kedepan peneliti menuruni tangga menuju lokasi linkungan IV, begitu memasuki lokasi ini peneliti melihat padatnya rumah14
Environmental Service Program
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
45
rumah penduduk, dan langsung menuju kerumah NTR Air Rahmat, persis di sebelah rumah NTR tersebut terdapat bangunan sekolah MDA 15 yang mempunyai 2 lokal, berdampingan dengan mesjid, peneliti berkesempatan melihat siswa siswi MDA sedang belajar, disudut ruang kelas peneliti juga melihat tersedianya air minum bagi siswa siswi, ketika peneliti mengkonfirmasikannya kepada NTR, ternyata air yang tersedia di ruang kelas itu adalah air minum yang telah diolah dengan Air RahMat dan dikonsumsi oleh siswa siswi.
Gambar 4.12. Photo situasi lingkungan IV Kel. AUR Keluar dari lokasi mesjid peneliti melihat ada simpang 3 yang berukuran kecil-kecil, peneliti memilih berbelok kearah kiri untuk mencari rumah informan (tokoh pemuda), yang juga merupakan relawan ESP, tidak susah mencari rumahnya, karena ketika peneliti bertanya kepada ibu-ibu yang sedang berbelanja diwarung, ibu itu langsung menunjukkannya. Selama perjalanan singkat kerumah informan, peneliti
15
Madrasah Diniyah Awaliyah
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
46
menjumpai anak-anak balita sedang bermain-main mulai dari halaman mesjid sampai ke halaman rumah informan yang berupa gang kecil dengan lebar 75 cm. Penelitipun disambut oleh dan dipersilahkan masuk oleh istri informan, beliau mengatakan informan yang dimaksud pada saat peneliti berkunjung tidak berada dirumah, menurut istri informan, beliau sedang menjemput anak yang bersekolah di pasar senen kampung baru. Tidak berapa lama istri informan menghubungi suaminya lewat HP, dan mengatakan peneliti menunggu dirumah, penelitipun mengambil kesempatan ini untuk mengumpulkan informasi awal yang berguna untuk menambah hasil wawancara dengan informan nantinya. Setelah 30 menit menunggu, akhirnya informan pulang dan bertemu peneliti.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
47
Health Service Program (HSP) Sumatera Utara
Gambar 4.13. Peta Lingkungan IV Kelurahan AUR
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
48
C.
Kelurahan Kampung Baru Terletak di Kecamatan Medan Maimun merupakan kelurahan urban, dengan
masalah penduduk miskin kota yang tinggi,
sebahagian besar wilayahnya juga
berada di bantaran sungai Deli, rawan banjir kiriman terutama wilayah lingkungan bersama lima kelurahan lainnya yang berada di kecamatan ini. Luas wilayah 1.27 Km2. Jumlah penduduk 21.549 jiwa, paling besar dibanding 5 kelurahan lainnya, jumlah rumah tangga 5.401 KK, dengan kepadatan penduduk per Km2 16.968, yang dibagi dalam 21 lingkungan, 24 RW dan 52 RT, mata pencaharian penduduknya pegawai negri, swasta, pedagang, pensiunan dan profesi lainnya. Puskesmas Medan Maimun berada di pasar senen dekat kantor lurah Kampung Baru, jumlah posyandu 21. Sumber air bersih di lokasi ini 62,6% sudah mendapat sambungan dari PDAM. Jumlah penerima BLT 665 rumah tangga. Data AR. Rep. dari kegiatan home visit (per Mei 2009), jumlah tetap pemakai Air RahMat ada 235 orang, dan 41 orang pemakai baru Air RahMat, NTR berjumlah 9 orang dengan jumlah penjualan Air RahMat sebanyak 46 botol. Peneliti memulai menelusuri lokasi lingkungan XVI, dari jalan Brigjen Katamso, di sebelah gedung bangunan tua
(menurut cerita penduduk setempat,
bangunan ini berdiri sejak jaman Belanda, sering disebut dengan RISPA 16 , tetapi sekarang telah berubah namanya menjadi gedung PPKS atau Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Sepanjang jalan (depan gedung RISPA), banyak terdapat gerobak-gerobak penjual serabi, semua penjual serabi ini bertempat tinggal di lingkungan XVI ini. 16
Riset Pertanian Agrobisnis.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
49
Sampai akhir wilayah gedung Rispa, peneliti belok kekiri dan mengikuti jalan lurus, setelah 500 meter dari ujung jalan masuk peneliti mengambil jalan belok kekiri, lalu peneliti belok kanan yaitu jalan kecil atau yang biasa kita sebut gang berukuran 2 meter, rumah sebelah kiri berjarak 10 meter dari simpang gang, adalah rumah informan kunci. Dari informan kunci inilah peneliti akan memperoleh informan yang dibutuhkan peneliti sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Wilayah lingkungan XVI Kampung Baru ini merupakan daerah yang padat penduduk miskin perkotaan, kalau kita lihat dari jalan Katamso secara sekilas, tidak nampak rumah-rumah padat penduduk, tetapi bila kita sudah menelusuri seluruh wilayah ini sampai ke pinggiran Sungai Deli tampaklah rumah-rumah padat, lingkungan yang masih terlihat kotor, anak-anak balita yang tampak bermain-main tanpa menggunakan alas kaki bermain tanah dan bertelanjang dada. Sebahagian dari mereka sambil makan jajajan yang ada di tangan mereka, bisa dibayangkan bagaimana mereka tidak terkena penyakit terutama diare karena tidak bersihnya tangan anak-anak ini ketika makan makanan jajanan. Pada gambar di bawah ini, jelas terlihat jalan untuk menuju lingkungan XVI Kampung Baru, jalan ini akan kita temui setelah kita melewati jalanan penurunan, yang akan membawa peneliti menuju daerah pinggiran sungai Deli. Sedangkan gambar sebelahnya menggambarkan padatnya rumah penduduk (rumah sewa yang berdempet-dempet), ibu-ibu sedang mengobrol yang rumahnya berdekatan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
50
Gambar 4.14. Situasi lingkungan XVI Kel. Kampung Baru gambar
Kepala lingkungan XVI Kel. Kampung Baru
Gambar 4.15. Peta Lingkungan XVI Kelurahan Kampung Baru
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
51
D.
Kelurahan Sari Rejo Adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan Polonia merupakan
kelurahan urban, di wilayah ini terdapat kompleks perumahan dinas TNI-AU. sebahagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan Pangkalan TNI-AU Lanud Medan dan Bandara Polonia Medan. Di kelurahan ini juga terdapat rumah ibadah tersebesar suku Sikh 17 , lapangan golf pertama di Kota Medan. Luas wilayah 2,46 Km2. Jumlah penduduk 23.614 jiwa, paling besar dibanding 4 kelurahan lainnya, jumlah rumah tangga 4.660 KK, dengan kepadatan penduduk per Km2 11.807, yang dibagi dalam 9 lingkungan, mata pencaharian penduduknya pegawai negri, swasta, ABRI, petani, pedagang, dan pensiunan. Puskesmas Medan Polonia berada di kelurahan Polonia, yang jaraknya dari kelurahan Sari Rejo berkisar enam kilometer, jumlah posyandu 9. Sumber air bersih berasal dari sumur, dan PDAM sebanyak 2.500 sambungan. Jumlah penerima BLT 722 rumah tangga. Dari rumah peneliti mulai menelurusi jalan Sejati, lalu berbelok ke kanan, terlihat pagar kawat yang membatasi jalan dengan Asrama Paskhas TNI-AU, setelah itu berbelok kekanan lagi melintasi jalan Antariksa, 200 meter dari simpang jalan Antariksa, disebelah kanan jalan terdapat Mesjid Baiturahim, berbelok kekiri memasuki gang Cempaka, lingkungan IX Sari Rejo, 100 meter dari simpang gang sebelah kiri peneliti sampai di rumah informan dimaksud.
17
Salah satu suku bangsa Hindustan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
52
Gambar 4.16. Wiilayah Sari Rejo (Perumahan TNI AU dan Kuil Terbesar Agama Sikh)
Selanjut peneliti menuju lokasi rumah informan berikutnya, mendapati jalan Antariksa, kira-kira 500 meter menuju arah lapangan golf, peneliti berbelok kekanan memasuki wilayah linkungan VI, yaitu gang pipa 2, 300 meter dari simpang pipa 2, berbelok kekanan yaitu gang buntu, sinilah lokasi rumah informan dimaksud agak sulit menemukan lokasi rumah informan dimaksud, karena
lokasi rumah
dilingkungan ini adalah pemukiman padat penduduk.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
53
Gambar 4.17 Peta Kelurahan Sari Rejo
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
54
4.1.2. Gambaran Informan Dari pengumpulan data primer yang diperoleh peneliti, diperoleh karakteristik informan sebagai berikut : Tabel 4.1. Karakteristik Informan No.
Nama
Usia (thn)
Sex
Kelurahan
1.
Informan 1
35
Pr
Nelayan Indah Nelayan Indah Nelayan Indah Nelayan Indah Aur
2.
Informan 2
46
Lk
3.
Informan 3
42
Pr
4.
Informan 4
43
Pr
5.
Informan 5
38
Lk
6.
Informan 6
36
Pr
7.
Informan 7
44
Pr
8.
Informan 8
31
Pr
Kampung Baru Nelayan Indah Sari Rejo
9.
Informan 9
54
Pr
Sari Rejo
Jumlah anggota kel. tinggal serumah
Sumber Air Minum
Kel. adopter
IRT / Kader
7
PDAM
early adopter
Wiraswata
7
PDAM
early adopter
IRT/Kader
12
early adopter
IRT/Kader
5
Sumur Bor PDAM
middle adopter
Wiraswasta/ Kader IRT/Kader
8
PDAM
middle adopter
4
PDAM
middle adopter
IRT/Kader
10
late adopter
Wiraswasta/ Kader IRT/Kader
7
Sumur Bor Sumur
4
Sumur
late adopter
Pekerjaan
late adopter
Pada Tabel 4.1 menunjukkan umur informan berkisar antara 31 – 54 tahun, dengan lokasi tempat tinggal di Kelurahan Nelayan Indah lima orang, Aur dan Kampung Baru masing-masing satu orang, dan Sari Rejo dua orang. Pekerjaan Informan sebahagian besar adalah Ibu Rumah Tangga dan wiraswasta, hanya 1 orang yang tidak bertindak sebagai kader posyandu. Sedangkan untuk jumlah anggota keluarga tinggal serumah bervasiasi mulai dari empat orang sampai dua belas orang. Sumber air minum informan 55,56 persen berasal dari PDAM, sedangkan 22,22 persen dari sumur bor dan 22,22 persen sumur. Masing-masing kelompok adopter diwakili oleh tiga orang informan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
55
4.1.3 Profil Informan. a.
Informan dari Kelompok ”early adopter”
Profil Informan 1 Seorang perempuan berusia 35 tahun, kulit hitam tapi manis, kurus, kecil, diperkirakan berat badan informan sekitar 45 kg, tinggi 150 cm, sampai-sampai dia dijuluki teman-teman Kader dan Komite ”bgm” 18 , aktif sebagai kader posyandu sejak 2004, menggunakan Air RahMat sejak 2006 sampai saat ini dan aktif anggota komite Air RahMat sejak 2007. Sedangkan sumber air bersih informan berasal dari PDAM (menyelang) dari tetangga (tiap hari 1 drum empat jerigen), setiap bulan informan membayar Rp. 50.000,- . Perkenalan peneliti dengan informan diawali pada saat peneliti masih membantu program Aman Tirta tahun 2006. Sejak itu hubungan peneliti dengan Komite dan kader Nelayan Indah terbina dengan baik. Sebelumnya peneliti memang memberitahukan perihal kedatangan peneliti, maksud dan tujuan kepada informan dan membuat suatu kesepakatan bahwa peneliti akan datang pada hari Minggu, tanggal 10 Mei 2009. Rumah informan berada di blok GG, masih berbentuk rumah panggung, bentuk rumah asli dari perum Neli, menghadap ke kanal, blok GG ini merupakan blok yang paling akhir dari lokasi perum Neli, sesampainya di rumah informan, peneliti disambut hangat dan akrab oleh keluarga informan (suami dan 5 anak mereka). Pagi itu informan mengenakan jilbab putih, t-shirt putih dan celana panjang 18
Istilah dalam posyandu – dibawah garis merah bila di lihat di KMS (kurang gizi).
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
56
warna krem, sedangkan suami informan mempunyai postur tuhuh sedang lebih tinggi dari informan, mengenakan t-shirt warna kream dan celana ponggol warna coklat. Penelitipun dipersilahkan masuk oleh informan dan suaminya. Setelah berbasa-basi sejenak sebagai kata pembuka sembari peneliti melepas lelah sejenak, maka wawancarapun kami mulai. Diceritakan oleh informan, keluarga mereka sudah 15 tahun tinggal di Perum Neli 19 . Pada masa pemerintahan Walikota Bachtiar Jafar, kanal-kanal di sekitar rumah mereka bersih dan bisa dilewati perahu mesin sampai ke laut, sumber air (sumbur bor) bersih dan lancar, lurah dan kepling sangat peduli terhadap kebersihan. warga disini teratur melakukan gotong royong. Sekarang kanal-kanal kotor, tetap juga kami gotong royong untuk membersihkannya, tapi tidak teratur, sehingga kebersihannya kurang terjaga. Selanjutnya, informan menceritakan tentang keadaan keluarga, sudah tinggal di Neli sejak menikah 15 tahun lalu, saat ini punya anak 5 yang semuanya laki-laki, yang besar berusia 14 tahun, saat ini baru saja masuk STM di Yayasan Sinar Husni, yang kecil berusia 2,5 tahun. Pekerjaan suami informan saat ini sebagai RBT 20 , mangkal di simpang Nelayan Indah, sudah sebulan ini kolong rumah informan dirubah menjadi PAUD 21 , yang sebelumnya berada di rumah Kepling, tetapi karena Pak Kepling membangung kios, jadi halaman yang biasanya di pakai untuk PAUD, sudah habis terpakai untuk kiosnya. 19
Perumahan Nelayan Indah. Tukang Ojek. 21 Pendidikan Anak Usia Dini, yang saat ini sedang digalakkan Pemerintah pada level lingkungan. 20
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
57
Sejak awal wawancara sampai selesai, informan sangat enak diajak bicara, semua pembicaraan dijawab dengan antusias, begitu juga suami informan, sesekali anak terkecil informan merengek 22 , karena perhatian informan tertuju pada peneliti, namun informan cukup bijaksana membujuk anaknya, sehingga tidak begitu rewel dan pelaksanaan wawancarapun berjalan dengan lancar. Selanjutnya peneliti memohon kesediaan informan untuk menunjukkan jalan kerumah informan selanjutnya, dari hasil wawancara tadi informan memberikan informasi untuk informan late adopter, yang berada dilingkungan FF, dan tidak begitu jauh dari lokasi rumah informan. Penelitipun meminta persetujuan suami informan, akhirnya kami bersama menuju rumah informan berikutnya.
Profil Informan 2. Seorang bapak berusia 46 tahun, berperawakan sedang, kulit hitam, potongan rambut seperti anggota ABRI, kalau dilihat selintas informan memang mirip seperti tentara. Menurut keterangan Informan, keluarga mereka sudah cukup lama tinggal di Perum Neli, sejak pertama sekali Perum Neli ini diresmikan. Informan merupakan tokoh pemuda yang aktif di Neli maupun Kota Medan. Di lingkungan Neli, informan lumayan berpengaruh di Neli, pekerjaan informan adalah wiraswasta, selain itu juga informan saat ini menjabat sebagai sekretaris Koperasi Nelayan (wadah bagi nelayan), walaupun bukan seorang nelayan tetapi informan aktif mengurusi
22
Menangis
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
58
organisasi nelayan, informan juga anggota dari beberapa MLM 23 , sumber air minum informan berasal dari PDAM (sambungan langsung ke rumah), menggunakan Air RahMat sejak tahun 2006. Rumah informan berada di pinggir jalan utama, yaitu blok AA lingkungan dua, bentuk rumah informan sudah mengalami renovasi (rumah tingkat sederhana), di lantai bawah terdiri dari ruang tamu, dapur dan kamar mandi, sedangkan lantai atas ruangan tidur, didepan halaman rumah informan membuka toko kelontong yang menjual bahan-bahan kering keperluan sehari, hari, Air RahMat pun ada peneliti dilihat di kios informan, didepan kios, informan juga menjual bensin, solar (menggunakan tong-tong 15 liter). Saat peneliti berkunjung, informan dan istrinya menyambut peneliti, dan mempersilahkan masuk. Peneliti memasuki ruangan tamu, dan duduk di kursi tamu yang tersedia diruang tamu informan, terbuat dari kulit sintetis berwarna hijau toska. Topik pembicaraan diawali dengan kekalahan caleg dari YAKMI pada pemilu legeslatif kemarin, pembicaraan dilanjutkan
peneliti dengan menanyakan
perkembangan komite Air RahMat di Nelayan Indah. Setelah 15 menit ngobrol tentang banyak hal, maka peneliti mulai menguatarakan maksud dan tujuan kunjungan kali ini kerumah informan. Wawancara dimulai informan dengan menceritakan keadaan keluarga, informan mempunyai anak 5 orang, kebetulan yang mendampingi beliau dan istrinya pada saat wawancara adalah anak mereka yang terkecil, berusia 4 tahun, sesekali 23
Multi Level Marketing.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
59
informan meminta penegasan dari istrinya atas jawaban yang diberikan, misalnya ketika peneliti meminta informan untuk menceritakan pengalaman informan ketika pertama sekali memakai Air RahMat, istrinyapun menimpali pembicaraan kami. Ketika ada pembeli datang, maka wawancarapun seolah-olah berhenti, dan dilanjutkan setelah pembeli pergi. Wawancarapun berakhir, peneliti mengucapkan terima kasih, dan mengatakan kalau ada informasi yang kurang, peneliti akan menghubungi informan kembali, informanpun mengatakan ”silahkan Bu Deni”. Penelitipun pamit, karena waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 Wib.
Profil Informan 3 Seorang perempuan berusia 42 tahun, berat badan sekitar 52 kg, tinggi 148 cm, rambut lurus digerai sebahu dan mengenakan bando, berkacamata. Seperti kebanyakan rumah di perum Neli, rumah informan 3 ini masih berbentuk bangunan asli (berkolong), terletak di blok E lingkungan I, rumah informan ini terdiri dari 2 rumah yang dijadikan 1 rumah, Informan adalah sekretaris komite Air RahMat, kader posyandu, pernah menjadi sekretaris PKK Kelurahan Neli, sejak tahun 2005 menjadi relawan YAKMI, sejak itu pulalah informan mempergunakan Air RahMat. Sumber air bersih informan berasal dari sumur bor, dengan kualitas air jernih. Pada saat peneliti berkunjung, informan sedang membuat sampah organik di kolong rumah informan yang difungsikan sebagai tempat bersantai informan dan keluarga, ada bermacam bunga yang ditaman informan menambah suasana asri, ketika sampai peneliti mengucapkan salam dan langsung disambut oleh informan,
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
60
duduk di kursi tamu dari bahan plasik warna coklat yang memang tetap tersedia di kolong rumah, yang juga dijadikan tempat santai dan kegiatan lainnya oleh seluruh anggota keluarga informan. Setelah itu informan mencuci tangannya yang penuh dengan tanah lalu duduk bersama peneliti. Setelah mengutarakan maksud dan tujuan peneliti, informan langsung menyetujuinya dan wawancarapun dimulai. Informan mengawalinya dengan menceritakan keadaan keluarganya, informan punya 3 anak, tetapi sayang informan sudah bercerai dari suaminya 5 tahun lalu. Saat ini informan tinggal bersama orang tua-nya, adik dan anak-anaknya, saat ini jumlah anggota keluarga yang tinggal serumah ada 12 orang. Orang tua informan adalah mualimah 24 yang mempunyai banyak
murid,
sehingga
ini
dimanfaatkan
oleh
informan
untuk
wadah
mensosialisasikan Air RahMat terutama di pengajian-pengajian umi-nya. Informan mengatakan beliau baru saja melakukan percobaan, adonan sampah diolah dengan memakai air yang sudah ditetesi dengan Air RahMat, hasilnya diperiksakan ke laboratorium, ternyata pupuk organik buatan informan mempunyai npk yang tinggi, dan ini sangat bagus buat tanaman. Penelitipun takjub mendengarnya, wawancara berjalan lancar, santai namun serius, hingga wawancara berakhir. Penelitipun mengucapkan terimakasih, dan mohon pamit, karena peneliti masih harus meneruskan wawancara berikutnya ke informan lain.
24
Ustadzah, guru agama (perempuan).
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
61
b.
Informan dari Kelompok ”middle adopter”
Profil Informan 4 Masih bertempat tinggal di Nelayan Indah, blok DD lingkungan V, informan adalah perempuan berusia 43 tahun, berat badan 65 kg, tinggi badan 160 cm, kulit kuning langsat, wajah oval, rambut ikal. Informan adalah kader posyandu, ibu kepling dan anggota komite Air RahMat. Sumber air minum berasal dari PDAM, mempergunakan Air Rahmat sejak tahun 2008. Peneliti disambut oleh informan sendiri, disaat itu di ruang tamu ada pembantu informan sedang menyetrika, adik suami informan yang sedang hamil dan golek-golek, menurut informan adik iparnya ngidam makan kepiting, makanya datang berkunjung ke rumah informan (Nelayan Indah merupakan gudang hasil laut, seperti kepiting, udang dan ikan). Saat wawancara informan mengenakan t-shirt putih dan rok berbentuk huruf A (tidak terlalu kembang), warna coklat. Seperti biasa peneliti mengutarakan terlebih dahulu, maksud dan tujuan berkunjung, setelah mendapat persetujuan informan, wawancarapun dimulai. Informan punya 3 anak, 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki, pada saat itu anakanak dan suami informan sedang tidak berada dirumah. Setelah wawancara berlangsung 30 menit, suami korban pulang kerumah, membawa kepiting pesanan adiknya, lalu bertegur sapa sebentar kepada peneliti, lalu wawancarapun kami lanjutkan, disela-sela itu suami korban menanyakan bawang putih dan jahe kepada informan, dijawab informan di tempat bawang, dan wawancarapun dilanjutkan kembali, sesekali informan meminta penjelasan dari
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
62
pembantu informan, karena pembantu informanpun saat ini menggunakan Air RahMat, belajar dari informan dan membeli Air RahMat dari informan. Setelah peneliti merasa cukup memperoleh data, penelitipun menghentikan wawancara, namun sebelumnya mengucapkan terima kasih, sebelum pulang kepitingpun sudah masak, informan mengajak peneliti untuk mencicipi terlebih dahulu, namun karena peneliti ada pekerjaan lain, dan harus cepat sampai di rumah, maka peneliti menolak dan mengucapkan terima kasih.
Profil Informan 5 Seorang bapak dari 2 anak, berusia 38 tahun, tokoh pemuda di lingkungan IV Aur, guru mengaji anak-anak di masjid, kader posyandu, relawan ESP, berperawakan sedang, berat badan sekita 55 Kg, tinggi 158 cm, kulit sawo matang, rambut lurus dengan potongan cepak (agak pendek), pekerjaan wiraswasta. Sumber air minum berasal dari PDAM, mempergunakan Air RahMat sejak tahun 2008. Saat peneliti berkunjung ke rumah informan, peneliti di sambut oleh istri informan, peneliti mengutarakan ingin bertemu dengan informan, ternyata informan tidak berada di rumah, informan sedang menjemput anaknya yang pertama di sekolah jalan pasar senen. Istri informan mempersilahkan masuk, peneliti masuk dan duduk di tikar yang ada di ruang tamu, sembari itu istri informan menelepon informan mengatakan bahwa peneliti ada di rumah mereka, menurut istri informan, informan mengatakan tunggu sebentar lebih kurang 15 menit informan sampai di rumah.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
63
Rumah informan berukuran 6 x 5 meter, bertingkat dua, ruang pertama digunakan sebagai tempat berusaha istri informan (menjual peralatan menjahit dan menerima jahitan), ada pintu menuju ruang tamu, dari sinilah
tadi peneliti
dipersilahkan masuk. Sambil menunggu informan, peneliti bercakap-capap dengan istri informan untuk mengumpulkan informasi awal, 15 menit kemudian terdengar sesorang mengucapkan salam, dan informan masuk ke rumah. Setelah informan duduk, maka peneliti mengutarakan maksud dan tujuan ke rumah informan, selanjutnya wawancarapun di mulai, informan mengurangi volume TV ketika tahu bahwa wawancara akan direkam oleh peneliti. Disela-sela wawancara, kadang terdengar suara motor, orang berjualan, anak-anak bermain, sehingga wawancarapun harus dilakukan berulang kali karena peneliti merasa kurang jelas sehingga peneliti harus memohon informan mengulangi jawabannya, karena tidak jelas terdengar. Akhirnya wawancara berakhir juga, saat itu menunjukkan pukul 12.30 siang, peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan meminta nomor telepon yang baru, karena nomor yang ada pada peneliti sudah tidak aktif lagi. Informanpun memberikan nomor teleponnya dan mengatakan, kalau ada yang kurang lagi mbak Deni telepon saya saja. Penelitipun pamit pulang, dan diantar informan sampai menaiki tangga menuju jalan Suprapto.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
64
Profil Informan 6 Seorang perempuan berusia 36 tahun, menikah dengan 2 anak, perawakan besar tinggi hampir bisa dikatakan gemuk, informan adalah kader posyandu, anggota komite Air RahMat dan anggota pnpm kelurahan Kampung Baru, aktif melakukan sosialisasi saat mengunjungi masyarakat yang baru mempergunakan Air RahMat agar mereka menjadi pemakai tetap. Sumber air bersih adalah PDAM, menggunakan Air RahMat sejak tahun 2008. Saat wawancara peneliti mengenakan jilbab merah benhur, blus warna putih dengan celana panjang cudorai warna merah benhur. Wawancara dilakukan di rumah anggota komite Air RahMat di lingkungan XVI, karena pada hari itu pukul 15.00 wib mereka rapat pnpm 25 dirumah kepling lingkungan XVI dekat rumah anggota komite Air RahMat, atas dasar itulah informan minta bertemu dirumah salah satu anggota Komite. Wawancara berjalan lancar dan santai, karena informan orang yang humoris di selingi juga oleh ker informan, sehingga suasana benar-benar serius tapi santai, sesekali juga kami mendengar suara motor lewat, karena rumah berada di gang sempit sehingga suara kedengaran hingga ke ruang amu. Tanpa sengaja peneliti melihat jam yang ada di dinding diatas TV, waktu sudah pukul 15.15 wib, peneliti teringat kalau mereka akan rapat pnpm, penelitipun mengingatkan informan untuk rapat. Wawancara di tutup, penelitipun mengucapkan terima kasih. Kami bertiga sama berjalan keluar rumah, peneliti berbelok kekanan dan mereka ke kiri menuju rumah kepling. 25
Program nasional pembangunan masyarakat mendiri.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
65
c.
Informan dari Kelompok ”late adopter”.
Profil Informan 7 Sebenar informan ini merupakan informan pertama dari kelompok late adopter, karena rumah informan ini, dekat dengan rumah informan pertama, maka peneliti memutuskan untuk mewawancara dulu informan ini, agar tidak membuangbuang waktu. Informan adalah kader posyandu dan juga anggota komite Air RahMat, sumber air bersih sumur bor dengan kualitas air yang jernih, sedangkan air minum mempergunakan air isi ulang. Rumanya berada di blok FF, satu blok sebelum rumah informan 1, masih berbentuk rumah panggung tetapi sudah direnovasi, sehingga bagian kolong rumah dimanfaatkan juga sebagai rumah, (seperti rumah bertingkat) dan warung berukuran sedang, yang menjual jajanan anak-anak, disebelah warung, ada dua buah bangku panjang dengan meja dari papan, sepeti tempat duduk di warung-warung kopi, apabila jadwal posyandu, tempat ini dimanfaatkan sebagai tempat pelaksanaan posyandu, rumah menghadap ke kanal, suasana sekeliling rumah teduh karena banyak di jumpai pohon-pohon berukuran sedang yang ditanami penduduk disekitar pinggiran kanal. Saat peneliti berkunjung informan sedang menjaga warung, kami (peneliti dan informan pertama) disambut dan persilahkan masuk oleh informan, seorang perempuan berusia 44 tahun, berat badan sekitar 75 Kg, tinggi badan 158 cm,
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
66
biasanya kalau peneliti bertemu informan ini di tempat ketua komite selalu berjilbab, tetapi karena mungkin dirumah, informan tidak mengenakan jilbab, sehingga peneliti dapat melihat keseluruhan fisik informan. Siang itu informan mengenakan t-shirt putih, celana ponggol, rambut diikat, khas penampilan ibu rumah tangga. , kami pun duduk di bangku yang telah tersedia di depan warung, setelah melepas lelah sejak, penelitipun memulai percakapan diawali dengan maksud dan tujuan berkunjung. Setelah informan menyetujui, penelitipun mulai wawancara, diawali dengan menceritakan keadaan keluarga, menetap di Neli sudah 14 tahun, suami informan adalah kepling 26 link. VII sejak 4 tahun lalu, punya 2 anak perempuan, ada 10 orang yang tinggal di rumah informan, yaitu keluarga adik kandung informan dengan 2 orang anak balita, dan ada 2 orang sepupu informan. Menetap di Neli sudah 12 tahun. Wawancara berlangsung lancar, sesekali juga informan melayani anak-anak jajan, suasana wawancara santai, diselingi dengan tawa dan canda, apalagi saat peneliti bertanya kenapa informan tidak menggunakan Air RahMat, padahal informan adalah anggota komite Air RahMat, informan hanya senyum-senyum saja, di timpali oleh informan 1, katanya ”Mbak, bu kep. Bukan gak mau pakai Air RahMat, tapi karena malas aja buatnya, tapi kalau posyandu, terpaksalah dibuat, iyakan bu kep. (yang dibicarakan juga hanya tersenyum). Selanjutnya penelitipun mengucapkan terimakasih dan pamit.
26
Kepala Lingkungan
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
67
Profil Informan 8. Seorang perempuan berusia 31 tahun, berkulit hitam, rambut ikal panjang, berperawakan sedang dengan berat badan sekitar 60 kg, tinggi badan 158 cm. Informan adalah kader posyandu di linkungan VI Sari Rejo, belum menikah dan masih tinggal bersama orang tuanya, pernah bekerja di Malaysia selama 2 tahun, pulang ke Medan, dan saat ini menjadi pembantu rumah tangga cuci ngosok. Sumber air bersih di rumah informan adalah air sumur dengan kualitas air yang jernih, sedangkan untuk minum mempergunakan air isi ulang, sementara bapak informan lebih menyukai minum air yang di rebusnya sendiri. Perkenalanan peneliti dengan informan terjadi pada saat pelaksanaan posyandu di di jalan Antariksa lingkungan IX Sari Rejo, saat itu informan sedang menimbang salah satu bayi peserta posyandu. Peneliti bertanya kepada kader sekitar tentang perkembangan Air RahMat di lingkungan IV tersebut, dan dijawab tidak ada satupun di lokasi dekat posyandu ini yang menggunakan Air RahMat, dan peneliti memilih satu kader yang antusias menjawab pertanyaan peneliti, yaitu informan dimaksud. Setelah
pelaksanaan
posyandu,
penelitipun
mulai
berkenalan
dan
mengutarakan maksud dan tujuan berkunjung ke posyandu anggrek XVII, diteras rumah seorang warga, terdapat timbangan besi (botot) yang di beri kain dari karung gandum berguna untuk menimbang peserta posyandu. Didepan tempat posyandu ada lapangan badminton lengkap dengan net-nya, karena lapangan tersebut di semen semuanya, maka suasana posyandu menjadi panas terkena pantulan semen dari
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
68
lapangan badminton. Pada saat wawancara informan mengenakan celana panjang warna hijau dan t-shirt kuning. Wawancara dimulai setelah pelaksanaan posyandu dan diawali informan dengan menceritakan tentang keluarganya, informan tinggal di dekat lokasi posyandu, hanya berjarak 100 meter, tepatnya gang Cempaka di belakang mesjid Bairurrahim. Jumlah anggota keluarga yang saat ini tinggal serumah ada 7 orang, pernah mencoba Air RahMat, tetapi seluruh anggota keluarga menolak, terutama ayah informan yang hanya tahu bahwa air yang sehat adalah air yang di rebus, dan harus dilihat dengan mata kepalanya sendiri. Wawancara berjalan lancar, diselingi dengan canda tawa informan dan sesama kader posyandu, hingga cuaca terasa semakin panas, dan mataharipun sudah berada di atas kepala, setelah mengucapkan terima kasih, peneliti meminta kesediaan waktu informan di lain hari apabila ada informasi yang dirasakan kurang oleh peneliti.
Profil Informan 9 Seorang ibu setengah baya berusia 54 tahun, punya 4 anak dan sudah 20 tahun menjadi kader posyandu di Kelurahan sari Rejo, berperawakan gemuk, berat badan diperkirakan 75 kg, tinggi 168 cm. Pada saat peneliti berkunjung sedang tidak berada di rumah, menurut anak informan sedang ngerewang di tetangga. Sumber air bersih di rumah informan berasal dari air sumur yang kualitasnya kurang jernih, khusus untuk minum mengambil air PDAM dari tetangga lalu baru di rebus untuk mendapatkan air minum sehat.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
69
Peneliti disambut oleh anak perempuan informan yang sedang hamil 5 bulan, peneliti di persilahkan masuk dan duduk, sementara anak informan memanggil ibunya di tetangga. Tak berapa lama informanpun pulang membawa bungkusan makanan dari ngerewang 27 , saat itu mengenakan t-shirt putih celana ponngol hitam, rambut pendek dikucir. Setelah berbasa basi sejenak, penelitipun menguatarakan maksud dan tujuan, informanpun menyetujuinya. Wawancara dimulai menceritakan perihal keluarganya, sudah tinggal di lingkungan ini 25 tahun, suami informan dan satu anak lelakimnya sudah meninggal lebih kurang 6 tahun lalu, saat ini informan tinggal bersama anak ketiganya yang sudah bersuami. Dilingkungan ini juga tinggal tiga anaknya yang lain, jarak rumah informan dengan anak-anaknya tidak terlalu jauh, sehingga merasa dekat dengan anak dan cucu-cucunya. Informan bercerita mereka tidak menggunakan Air RahMat, anaknya tidak suka karena bau kaporit. Wawancarapun berlangsung lancar sampai akhir, setelah itu peneliti mengucapkan terima kasih dan sebelum peneliti beranjak pulang, peneliti memohon kepada informan kalau nanti informan butuh informasi lain, maka peneliti akan menghubungi informan kembali, informanpun menyetujuinya, setelah itu informan pamit.
27
Membantu mempersiapkan pesta tetangga (masak memasak).
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
70
4.2.
PEMBAHASAN
4.2.1
Kelompok Informan. Peneliti membagi informan atas 3 (tiga) kelompok penerima adopsi yaitu
early, middle dan late adopter yang ditentukan berdasarkan kriteria, waktu pertama sekali informan mendapatkan informasi tentang Air RahMat, waktu mulai menggunakan Air RahMat, aktif atau pernah ikut melakukan sosialisasi Air RahMat, dan menjadi NTR (non traditional retail) atau penjual Air Rahmat. Lebih jelas, kita dapat melihat dan membandingkan krtiteria dari masing-masing informan, ada pada matriks berikut ini : Matriks 4.2.1.1 Informan early adopter No. 1.
Nama Informan 1
2.
Informan 2
3.
Informan 3
Pernyataan Pertama kami mendengar itu kira-kita akhir 2005 Mbak, Desember, dari YAKMI, Mbak Mulai pakai sejak Februari 2006 dirumah, kalau di posyandu sejak desember 2005 dah mulai disediain Air RahMat. Karena saya kader posyandu ikut mensosialisasi Air Rahmat mulai 2006 sampai sekarang Mbak, anggota komite juga, NTR Air Rahmat juga. Saat ini juga ikut melakukan kegiatan home visit berkoordinasi dengan AR Rep. Mengetahui air RahMat sejak Januari 2006., mulai menggunakan Air RahMat sejak Juni 2006, menjual Air RahMat di kios saya(stockist), aktif sebagai ketua komite Air RahMat, sering melakukan sosialisasi bukan hanya di wilayah Nelayan Indah, tapi juga ke wilayah lain. Mengetahui air RahMat sejak Nopember 2005. mulai menggunakan Air RahMat sejak Desember 2005, melakukan sosialisasi dan menjual Air RahMat sampai di luar wilayah Nelayan Indah, aktif sebagai anggota komite Air RahMat, Saat ini juga ikut melakukan kegiatan home visit berkoordinasi dengan AR Rep.
Matriks 4.2.1.2 Informan middle adopter No. 1.
Nama Informan 1
Pernyataan Mengetahui Air Rahmat sejak Januari 2007. Menggunakan Air RahMat, baru mulai sejak Oktober 2008, karena keluarga dan anak-anak sudah setuju, aktif sebagai anggota komite, melakukan sosialisasi mulai 2007, karena kader posyandu, NTR juga, Saat ini juga ikut melakukan kegiatan home visit berkoordinasi dengan AR Rep.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
71
2.
Informan 2
Mengetahui Air Rahmat sejak Januari 2007. menggunakan Air Rahmat sejak Juni ’08, sejak itu aktif melakukan sosialisasi Air RahMat, saat ini juga ikut melakukan kegiatan home visit berkoordinasi dengan AR Rep.
3.
Informan 3
Mengetahui Air Rahmat sejak Februari 2007, menggunakan Air RahMat sejak Juli 2008, sejak itu aktif melakukan sosialisasi Air RahMat, saat ini juga ikut melakukan kegiatan home visit berkoordinasi dengan AR Rep.
Matriks 4.2.1.3 Informan late adopter No. 1.
Nama Informan 1
2.
Informan 2
3.
Informan 3
Pernyataan Mengetahui Air RahMat sejak Oktober 2006, pernah mencoba, saat ini sebagai anggota komite SWS, pernah mencoba Air RahMat, sejak Februari 2008 menyediakan Air Rahmat untuk siswa PAUD dan posyandu. Tidak menggunakan Air Rahmat. Mengetahui Air Rahmat sejak Februari 2008, pernah mencoba ketika mendapatkan sampel 2 sache Air RahMat.Tidak menggunakan Air RahMat. Mengetahui Air Rahmat sejak Februari 2008, pernah mencoba ketika mendapatkan sampel 2 sache Air RahMat, Tidak menggunakan Air RahMat.
Ketiga matrix diatas (matriks 4.2.1.1; 4.2.1.2; 4.2.1.3), dapat dijelas : 1. Informan early adopter adalah orang mendapatkan informasi tentang Air Rahmat dari tahun 2005 sampai tahun 2006, menggunakan Air RahMat dari tahun 2006 sampai saat ini, aktif mensosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat terutama tetangga dan keluarganya, mereka juga bertindak sebagai NTR (menjual Air RahMat). 2. Informan middle adopter adalah
orang mendapatkan informasi tentang Air
Rahmat pada tahun 2007, orang menggunakan Air RahMat dari tahun 2008 sampai saat ini, ikut mensosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat terutama tetangga dan keluarganya, ikut dan pernah menjualAir RahMat.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
72
3. Informan late adopter adalah orang yang pernah mencoba menggunakan Air RahMat, tetapi tidak dilanjutkan sampai saat ini, mau ikut kegiatan Air RahMat dan kadang-kadang ikut mensosialisasikan Air RahMat. Jika kita bahas lebih lanjut dan dikaitkan dengan kategori adopter dari Rogers dalam Diffusion of Innovations (1983) mengatakan : “Early adopters are more integrated part of the local social system than are inovators. This category, more than any other has the greatest degree of opinion leadership in most social systems. The early adopter is considered by many as “the individual check with” before using a new ideas”. (kelompok penerima dini lebih menjadi bagian dari sistem sosial di daerahnya dari pada kelompok inovator. Kelompok ini mempunyai kedududukan yang lebih tinggi dari pemuka pendapat dalam kebanyakan sistem sosial. Kelompok ini menjadi “tempat acuan individu” lainnya sebelum individu itu mencoba sesuatu yang baru, Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, bahwa kelompok early adopter adalah mereka-mereka yang punya kedudukan lebih tinggi di wilayahnya, yaitu kader posyandu, mantan sekretaris PKK dan tokoh pemuda, dan mereka biasanya mereka menjadi acuan bagi kelompok middle adopter dan late adopter. Bila di kaitkan juga dengan hasil penelitian Aman Tirta (2008), yang menjdi acuan pemilihan informan dalam penelitian ini (dijelaskan sebelumnya pada halaman 23), maka
kategori
adopter menurut kelompoknya adalah : Kelompok “early adopter” adalah : “I like to try new things. I like to try new product. I often tell everyone about it”, (adalah orang yang suka mencoba hal-hal baru, suka mencoba produk baru, dan selalu menyampaikan informasi itu kepada orang lain) Dari hasil penelitian berdasarkan kreiteria hasil penelitian Aman Tirta (2008) dapat disimpulkan bahwa :
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
73
Kelompok early adopter adalah mereka atau
orang-orang yang cepat
merespons suatu informasi baru, mempelajari dan mau mencobanya (hasil penelitian mereka menerima informasi tentang Air RahMat pada tahun 2005, ketika Air Rahmat pertama sekali di sosialisasikan di Kota Medan yaitu di Kelurahan Nelayan Indah. Waktu yang diperlukan informan dari kelompok early adopter untuk mencoba Air Rahmat berkisar 1 sampai 6 bulan saja, setelah itu mereka memutuskan untuk menggunakan Air RahMat sampai saat ini, menyampaikan informasi yang mereka terima kepada masyarakat terutama kepada peserta posyandu, karena mereka adalah kader posyandu, keluarga, tetangga maupun masyrakat yang berada di luar lingkungan maupun wilayah tempat tinggal mereka, mereka juga aktif sebagai NTR (non traditional retail), atau membantu menjual Air RahMat di lingkungan mereka maupun di luar lingkungan wilayah tempat tinggal mereka.
Gambar 4.18. Stok Air RahMat di rumah salah satu Informan/NTR
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
74
Sedangkan kelompok “middle adopter” berdasarkan penelitian Aman Tirta (2008) adalah : I usually try new things, but not always try new product, artinya middle adopter adalah orang yang selalu mencoba hal-hal baru, tetapi tidak selalu mencoba produk baru.
Dari hasil wawancara (matriks 4.2.1.2), informan dari kelompok middle adopter adalah orang yang mendapatkan informasi tentang Air RahMat setelah kelompok early adopter (tahun 2007, dua tahun setelah kelompok early adopter), setelah mencoba, butuh waktu yang lama untuk memutuskan menggunakan Air RahMat, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut : Mereka adalah orang-orang yang cepat merespons suatu informasi baru, tetapi lambat untuk mencobanya. Hasil penelitian, waktu yang diperlukan untuk mencoba sesuatu yang baru lebih lama dibanding dengan kelompok early adopter, yaitu berkisar antara 1 tahun sampai 1,5 tahun (pada kelompok ini, mereka cenderung melihat orang yang menjadi acuannya terlebih dahulu, teman dalam satu kelompoknya), setelah itu baru mereka berani memutuskan untuk menggunakan Air RahMat. Tetapi dalam hal mensosialisasi informasi, mereka sudah melakukannya jauh sebelum mereka menggunakan Air RahMat. Mereka juga lambat (lama) untuk ikut menjadi NTR (non traditional retail), atau membantu menjual Air RahMat di lingkungan mereka maupun di luar lingkungan wilayah tempat tinggal mereka.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
75
Menurut Rogers dalam Diffusion of Innovations (1983), kategori adopter sesudah early adopters adalah early majority, yaitu : “The early majority adopt new ideas just before the average members of social system. The early majority interact frequenly with their peers, but seldom hold leadership position”.(Mayoritas dini menerima ide-ide baru sebelum mayoritas masyarakat lainnya. Mayoritas dini bukanlah orang yang memiliki posisi di masyarakat, mereka selalu dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka.
Dari hasil penelitian kelompok middle adopter dalam penelitian ini adalah early majority dalam kategori adopter dalam Roger,
yaitu : orang yang menerima
informasi tentang Air RahMat dari kelompok acuan mereka masing-masing, seperti informan 4 dipengaruhi oleh anggota komite SWS lainnya yang ada di Kelurahan Nelayan Indah ; informan 5 dan 6 dipengaruhi oleh kelompok acuannya yaitu ESP yang memperkenalkan Air RahMat dan selalu mendampingi dan mempengaruhi informan untuk menggunakan Air RahMat. Selanjutnya kriteria informan dalam penelitian ini adalah Kelompok “late adopter”, menurut hasil penelitian Aman Tirta (2008) adalah : “I rarely spend time to try new things. I know what I like, so I don’t need try new product, adalah orang sangat jarang meluangkan waktu untuk mencoba hal baru, saya tahu apa saya suka, jadi saya tidak perlu mencoba produk baru”.
Dari hasil wawancara dengan kelompok ini (matriks 4.2.1.3), dapat disimpulkan sebagai berikut : Mereka adalah orang-orang yang tidak perduli atau tidak mau menghabiskan waktu untuk mempelajari suatu informasi baru. Hasil lainnya ada perbedaan dengan hasil
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
76
studi. Dari hasil studi dikatakan mereka tidak mau mencoba suatu produk baru, tetapi pada kenyataannya pada kelompok ini mereka pernah mencoba 1 sampai 2 kali bahkan ada yang beberapa kali, memutuskan tidak menggunakan Air RahMat (mereka merasa air RahMat tidak cocok), ikut mensosialisasikan Air Rahmat juga berbagai kegiatan yang diadakan oleh Air RahMat. Ada perbedaan antara hasil penelitian Aman Tirta yang menjadi kriteria informan dalam penelitian ini dengan pendapat Roger dalam Diffusion of Innovations (1983), klasifikasi adopter yang berikutnya setelah early majority adalah late majority. Menurut Roger, late majority adalah : “The late majority adopt new ideas just after the average member of social system. …. Their relatively scarce resources mean that almost all of uncertainty about a new idea must be removed before the late majority feel it is safe to adop., (mayoritas belakangan menerima ide-ide baru setelah orangorang di sekelilingnya menerima ide baru tersebut. Keterbatasan sumbersumber yang dimikili oleh mayoritas belakangan ini menjadikan ketidak pastian tentang seluruh ide atau informasi baru tersebut, mereka tidak akan berubah sebelum mayoritas belakangan ini merasa bahwa ide baru tersebut baik untuk diterima)”.
Berdasarkan hal diatas ternyata dari hasil wawancara kelompok late adopter tidak menggunakan Air RahMat karena mereka merasa bahwa Air Rahmat tidak baik untuk tubuh karena bau klor atau yang mereka sebut bau kaporit, dimana informasi yang sudah mereka terima kaporit adalah bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena kategori late adopter sama dengan late majority.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
77
4.2.2. Pengetahuan informan tentang Air RahMat. Adapun hasil wawancara dengan semua informan, tentang waktu pertama sekali mereka mendapatkan informasi tentang Air RahMat dan menjadi pengguna atau tidak pengguna, tergambar dalam matriks berikut : Matriks 4.2.2 Informasi tentang Air RahMat dan mulai menggunakan Air RahMat. Informan Pernyataan Kelompok “early adopter” 1 Pertama kami mendengar itu kira-kita akhir 2005 Mbak, Desember, dari YAKMI, Mbak Mulai pakai sejak Februari 2006 dirumah, kalau di posyandu sejak desember 2005 dah mulai disediain Air RahMat. Katanya Air RahMat, bisa buat air minum tanpa dimasak-masak lagi Mbak, dapat membunuh kuman yang ada di air terutama kuman diare, bisa buat masak, cuci tangan, mandi. Air yang dipakai harus air yang jernih, sumur bor-pun boleh, ukurannya dan cara buatnya pun diajari Mbak, tetesan, 1 galon di 20 L, gitu lho Mbak. Trus di kasih tahu kalau ada izin Depkesnya, halalnya. Sampai sekarang masih pakai Mbak, kalau gak pakai rasanya gak enak lagi. 2 Tahu Air Rahmat sejak Januari 2006, dari YAKMI, mulai pakai Air RahMat sejak Juni 2006 sampai sekarang masih pakai Air RahMat, coba ibu rasa airnya, terus selang 2 bulan saya liat ada iklannya di TV, diradio juga ada, sejak itulah bu, selain itu kan dari ibu-ibu posyandu juga. Sekarang ada alternatif lain untuk buat air minum, gak usah dimasak lagi, cukup diteteskan Air RahMat di air jernih, ukur sesuai dosis yang diperlukan, kocok 30 detik, lalu tunggu 30 menit, terus air sudah bisa diminum. Teruskan bu katanya bisa buat mandi, gosok gigi, cuci sayur dan buah. Larutannya dari sodium hypochlorite. 3 Dengar pertama kali itu bulan Nopember 2006, sampai saat ini masih pakai Air RahMat, mulai coba-coba itu Nopember 2006, karena saya kan relawan YAKMI di Nelayan Indah, Desember 2006 dah mulai pakai. Air RahMat mampu membunuh kuman yang ada dalam air dan membuat air minum kita sehat tanpa harus di masak, bisa juga buat cuci sayur, buah, masak nasi dan mandi. Produk ini berisi Sodium Hypochlorite, ada sertifikat dari Depkes dan MUI. Syarat penggunaannya harus air yang jernih bisa air pet, sumur bor maupun sumur, aturan pakainya %L untuk 5 liter air, 10 L untuk 10 liter air dan 20 L untuk 20 liter atau 1 galon, kocok 30 detik dan diamkan 30 menit, airnya dah siap untuk diminum. Sekarang, kalau gak pakai Air RahMat, gak yakin lagi bu. begitu mendengar langsung mau nyoba bu dan yakin, gak tau kenapa ya, mungkin karena yang menyampaikan informasinya saya kenal, dan ini baik untuk kesehatan. Jadi saya.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
78
Kelompok “middle adopter” 4 Dengarnya pertama kali bulan Januari 2007, kalau untuk di posyandu tetap buat, tapi untuk minum belum berani coba.tapi kalau mensosialisasikan dah mulai dari tahun 2007 itu Mbak. Mulai pakai Juli 2008 semenjak jadi anggota Komite langsung coba lagi. Kalau Air Rahmat, membuat air minum kita sehat, gak perlu di masak lagi, cukup ditetesi Air RahMat sesuai ukuran, kocok sebentar, diamkan 30 menit atau lebih lama untuk menghilangkan baunya. Selain itu bisa buat mandi untuk anak-akan yang kena keringat buntan, gosok gigi, cuci sayur. 5 Dengarnya tahun 2007, lupa bulannya Mbak, sekarang udah 1 tahunlah Mbak pakai Air RahMat, mulainya sekitar May 2008. Informasinya bahwa Air RahMat merupakan cara baru untuk mendapatkan air minum sehat, tidak perlu direbus lagi, cukup di teteskan ke air bersih yang biasa kita pakai untuk minum, tentu sesuai ukuran, kocok lalu tunggu 30 menit, sudah bisa langsung diminum, bisa juga untuk cuci sayur, buah, gosok gigi, masak dan mandi. 6 Pernah lah Mbak Den, mungkin Juli 2007, iyalah sekarang masih pakai Air Rahmat, kita mulai itu kalau gak lupa Februari 2008. Ya itu kita gak usah masak lagi, pakai Air RahMat aja, bisa membuat air minum kita sehat, teruskan bisa buat cuci buah, sayur, gosok gigi maupun mandi, Air RahMat itu Murah, Mudah dan Sehat. Kelompok “late adopter” 7 Sejak 2006 kali Mbak, lupa saya bulannya, karena di sini posyandu seringlah dengar Air Rahmat, bahkan buatnya juga sama Susi untuk minum anak-anak posyandu dan PAUD, kalau sosialisasi suka ikut anggota komite. Itulah Air RahMat, bisa membuat air minum kita sehat. Gak usah di masak lagi, tinggal tetes Air RahMatnya sesuai aturan, kocok, terus tunggu aja 30 menit. Dah siap Bu Den. Bisa juga buat mandi, cuci sayur, buah dan gosok gigi.Sekarang gak pakai Air RahMat di rumah. 8 Pertamakan pernah ada iklannya, mungkin 2007, terus yang kedua tahun 2008 ada kegiatan gerak jalan di kantor lurah, sama ada mobil air-nya itu kak Den, , dah gitu kan sering juga ada sosialisasi di posyandu. Air RahMat bisa buat air minum kita sehat, airnya harus jernih, tuangkan sesuai ukuran, kocok terus tunggu setengah jam, dah bisa diminum, tapi sekarang gak pakai Air RahMat.. Dengar, kayaknya di TV, itu sekitar tahun 2007, pas ada kegiatan di Kantor Lurah. Itulah Den, katanya kita gak usah masak air lagi untuk minum, dengan Air RahMat, airnya udah masak, sekarang …. gak pakai Air RahMat.
Matriks diatas menggambarkan pengetahuan semua informan tentang Air RahMat, sebagai berikut : Pertama sekali informan mendapatkan atau mendengar informasi tentang Air Rahmat dimulai pada tahun 2005, 2006 dan 2008. Sumber informasi adalah dari salah satu
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
79
NGO di Medan, yaitu YAKMI (Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia), kader posyandu, TV dan kegiatan di Kantor Lurah. Informasi yang diterima bahwa Air Rahmat membuat air minum tanpa direbus, cukup diteteskan sesuai ukuran, pada air yang bersih (PDAM, Sumur & Sumur Bor), kegunaan lain bisa untuk cuci buah dan sayur, gosok gigi, masak dan mandi. Informan mulai menggunakan Air RahMat mulai tahun 2005, 2006 dan 2008 untuk informan dari kelompok early adopter dan middle adopter, sedangkan kelompok late adopter sampai saat ini tidak menggunakan Air RahMat.
4.2.3 Pengaruh Karakteristik Inovasi. Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari masing-masing kelompok, untuk mengetahui pengaruh karakteristik inovasi dalam menggunakan Air RahMat adalah sebagai berikut :
4.2.3.1 Realtive Advantage (Kelebihan relatif) Dari hasil wawancara dengan semua informan khususnya “early adopter” dan “middle adopter”
, dalam menggunakan Air RahMat, banyak keuntungan yang
mereka dapat, keuntungan-keuntungan yang didapat informan dapat dilihat pada matriks berikut :
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
80
Matriks 4.2.3.1 Informasi tentang keuntungan (ekonomi dan kesehatan) dalam menggunakan Air RahMat. Informan Pernyataan Kelompok “early adopter” 1. Banyak untungnya lah Mbak. menghemat Minyak lampu,. kalau pake minyak lampu, biasanya 1/2 liter tuh mbak untuk masak air (sekarang minyak lampu Rp. 1.750,- Mbak). Kalau sebulan dah Rp. 52.500,-, kalau aku pake Air RahMat kan cuma Rp. 4.000,- Mbak (kami kan anggota Mbak, jadi harga beli 1 botol lebih murah). Anakku yang no. 2 (Jabal Ardiansyah), biasanya tiap minggu pasti kena diare, karena memang dia agak kurang sehat sejak kecil, setelah pakai Air RahMat gak pernah kena diare lagi, Mbak. Oh Ya Mbak Susi pake buat mandiin anak juga, kalau mereka abis main di kanal, biasanya suka kudisan, tapi kalau mandi pake Air rahMat, gak kudisan lagi. Teruskan Mbak sekarang botol bekasnya bisa di jual Mbak 1 Kg, Rp. 4.000,-. Kalau Suami Susi, buat tempat oli Hondanya, jagi gak tumpah-tumpah lagi Mbak,.Untuk Anak PAUD, Susi buat mainan dan bahan pelajaran, tutupnya buat mengenalkan warna, mengenal bentuk botol, Mbak. 2. Kalau saya Bu, ya karena itu hematnya ya bu, kami cukup banyak juga menghabiskan air setiap hari kadang habis 1 galon, apalagi istri saya kalau kadang-kadang ada yang mau minta Coffe Mix, ya saya buati, pake Air RahMat itu juga, jadi untungnya lumayan. Kalau 1 hari 1 galon bu, kalau pake isi ulang Rp. 3.500,- , sebulan bu bisa menghabiskan Rp. 105.000,- ribu, (depan rumah kan depot isi ulang), kalau dulu kami masak bu, itu 1 liter bu tiap hari untuk masak 20 liter air, Ya waktu itu gak terlalu mahal minyak lampu bu, Rp. 2400,-/liter, jadi kalau sebulan Rp. 72.000,- , tapi semenjak ada Air RahMat saya terus pake Air RahMat. kita gak pernah ya kena diare (Pak Kamal minta penegasan istrinya), lalu karena kami pakai air PDAM, memang udah jernih, jadi gak ada masalah. Selain itu kan saya dapat untung juga dari jualan Air RahMat, dari distributor karena saya penjual, harganya per botol Rp. 4.000,-, nah kami jual sesuai harga anjuran distributor itu Rp. 5.000,- per botolnya, adalah untungnya gak banyak tapi pahalanya ada iyakan bu Den (sambil tertawa kecil). 3.
Hematnyalah bu Den, sebelum pakai Air RahMat kami pakai Air Mineral merek "Elken" itu, harganya 1 galon Rp. 11.000,- bu, sebulan itu bisa 20 galon bu, udah berapa tu ya bu, kalau pakai Air rahMat ini saya hanya Rp. 4.000,- harganya per botol, harga itu karena saya anggota Komite SWS dan ikut memasarkan Air RahMat. Sedang untuk kesehatannya bu, gak ada yang sakit perut, kalau udah main di kanal anak-akan saya mandiin pakai Air RahMat, mudah-mudahan yang ada lagi yang sakit kulit bu. Cuci sayur bu Den kadang-kadang saya pakai juga. Di posyandu saya sekarang sudah tidak banyak lagi anak-anak yang diare, kudisan, senang bu melihatnya, kalau anak-anak yang ke posyandu sehat-sehat. Kelompok “middle adopter” 4. Hematnya bu Deni, 1 botol 3 bulan baru habis,.Kalau dulu beli isi ulang bisa 2 x seminggu 1 bulan bisa 10 galonlah, gak pula awak diare, kadang di pakai mandi juga, kalau anak-anak main di kanal sama kawan-kawannya, pulang kerumah langsung di suruh mandi pakai Air RahMat.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
81
5.
Hemat, biaya keluar untuk minyak lampu, sebelumnya kami masak, 1 hari memasak 20 liter air, bisa habis 1/2 liter minyak lampu, sekarang ini karena situasi keuangan saya, jelas membantu saya, jagi gak banyak keluar uang untuk membeli minyak lampu terutama untuk merebus air. pakai Air rahMat 1 botol bisa 1,5 bulan lagi baru habis. Saya pakai juga buat campuran masak nasi, hasilnya nasinya agak lembek dan warna agak putih gitu Mbak. Dari segi kesehatan keluarga, walaupun kami sekeluarga minum Air RahMat sampai sekarang ga ada yang sakit perut. Selama ikut Komite Air RahMat, banyak pengalaman yang saya dapat, banyak kenalan, teman-teman Komite Air RahMat dari wilayah lain. 6. Hematnya, Kalau dulu saya Mbak Deni kan, karena saya kan gini,saya merebus air teh saya sekali masuk 2 liter (minyak), udah itu ada dandang saya tu yang stainles itu, dia mesti 3 dandang baru penuh satu ember cat, itu pas satu aqua, galon aqua, jadinya kitakan merebusnya itukan makan waktu lama gitukan, minyaknyapun mesti habis 2 liter. Konsumsi air setiap hari, tergantung juga tu Mbak Deni, kadang-kadang kami 1 galon mau juga 1 hari, kadang-kadang mau juga 2 hari, tergantung pemakaian, kadang juga ada tamu kan gitu, karena dispenser kami ini yang satunya panas yang satunya dingin kulkas, jadi anak-anak itupun he keluar masuk-keluar masuk, gitukan, jadinya dua hari itu kami dah termasuk lamanya juga. Ya itu juga tergantung pemakaian kadang-kadang sebulan cukup satu botol kadang-kadang gak cukup, paling banter dia 1 aja, gak pernah sampai 2. Kelompok “late adopter” 7. belum ada keuntungan yang dirasakan, karena tidak menggunakan Air RahMat. 8. belum ada keuntungan yang dirasakan, karena tidak menggunakan Air RahMat. 9. belum ada keuntungan yang dirasakan, karena tidak menggunakan Air RahMat.
Dari matriks diatas menggambarkan semua informasi tentang keuntungan relatif yang didapat oleh informan yang menggunakan Air RahMat (early dan middle adopter) yaitu : 1. Sisi Ekonomi : menghemat biaya pengeluaran untuk air minum, yaitu 1 botol Air RahMat bisa dipergunakan masing-masing informan early dan middle adopter mengolah air sebanyak 33 galon (keperluan air minum selama 1 sampai 1,5 bulan) dengan penghematan sebesar Rp. 50.000,- sampai dengan Rp. 200.000,-.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
82
2. Sisi kesehatan : mengurangi diare dan penyakit kulit, Anak nomor 2 dari informan pertama, sejak mempergunakan air RahMat tidak pernah lagi kena diare seperti sebelum mempergunakan Air RahMat, dan kebanyakan anakanak informan early dan middle adopter di Nelayan Indah tidak pernah lagi menderita sakit kulit (gatal-gatal) akibat bermain di kanal. 3. Keuntungan lain botol Air RahMat bekas dapat dijual seharga Rp. 4.000,- per kilogram di kelurahan Nelayan Indah, dan bisa juga dipergunakan sebagai tempat oli Honda yang bisa di bawa-bawa oleh informan karena bentuk botol yang unik dan kecil.
Gambar 4.19 Botol Air RahMat bekas dipergunakan sebagai tempat oli.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
83
Selanjutnya Rogers dalam Diffusion of Inovasions (1983), mengatakan The nature of innovation largely determines what specipic type of relative advantages (such as economics, social, and the like) is important to adopters, artinya hal yang penting dan sangat besar mempengaruhi penerima inovasi (adopter) dalam kelebihan relatif adalah keuntungan secara spesifik (seperti ekonomi, sosial dan kesukaan).
4.2.3.2 Compatibility (tingkat kesesuaian). Dari hasil wawancara dengan semua informan khususnya “early adopter” dan “middle adopter”, adanya kesesuaian dalam menggunakan Air RahMat, sementara untuk late adopter, banyak terdapat ketidak sesuaian dalam menggunakan Air RahMat, selanjutnya dapat dilihat pada matriks berikut : Matriks 4.2.3.2 Informasi tentang tingkat kesesuaian dalam menggunakan Air RahMat. Informan Pernyataan Kelompok “early adopter” 1. Apa ya Mbak, itu tadi Mbak, gak ada yang nolak lagi di rumah, sepertinya semua anggota keluarga (anak dan suami) sudah merasa cocok, terutama baunya ya Mbak, sekarang udah gak kecium lagi bau klorinnya, kalau untuk di masyarakat kan Mbak udah ada izin DepKes-nya, sama halalnya, kalau udah ada itu, masyarakat dah gak curiga lagi Mbak. 2.
Mungkin ini juga Bu Deni, gak ada yang nolak minum Air RahMat, yang disediakan itu, ya di minum sama anak-anak, coba kalau semua anak-anak komplain, mungkin kita mikir-mikir juga menggunakan Air RahMat, tapi Alhamdullillah di rumah saya ini, apa yang menjadi keputusan kami (suami istri), biasanya anak-anak menerima walaupun ada juga penolakan tetapi gak parah, menurut saya itu biasalan masa adaptasi. Waktu pertama sekali itu hanya seminggu saja, terus tetap kami biasakan hingga saat ini, kemaren itukan karena aroma klorin terasa sekali lagi pula penciuman kita belum terbiasa dengan aroma klorin.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
84
3.
Seluruh anggota keluarga sudah menyukainya tidak pernah ada komplain, malah terkadang anak-anak tetangga juga pada banyak yang minum kerumah ini. Memang ada beberapa orang yang bilang geli minum air yang gak dimasak, itu karena belum biasa aja, pernah ketika mereka bertamu kerumah, saya suguhi air putih, mereka gak komplain, lalu saya bilang, itulah air RahMat yang kalian minum, mereka bilang "kok gak terasa ya", jadi menurut saya faktor kebiasaan aja Bu, kan ada pepatah yang bilang ala bisa karena biasa. Kelompok “middle adopter” 4. Gak ada lagi yang protes, suamipun udah gak lagi, tapi itulah kalau dispenser sudah mau habis, cepat diisi lagi, kalau tidak nanti di belinya air isi ulang, sekarang semua dah terbiasa bu Den. 5. Seluruh anggota keluarga gak ada yang nolak, semua suka, jadi ya saya teruskan aja pakai Air RahMat udah sesuai dengan lidah anggota keluarga saya. 6. Sekarang Air RahMat udah dikenal, udah banyak yang pakai, seperti masyarakat di lingkungan XIX udah sebagian besar pakai, gak ada penolakan dan yang paling penting gak rumit buatnya, Kelompok “late adopter” 7. Gak cocok dengan Suami dan anak-anak terutama rasa dan baunya. Pernah dulu coba, tapi kata suami dan anak-anak baunya terasa kali kali kaporit, jadi gak mau mereka minumnya, "mak bau kali air minum kita ini", itulah kata mereka, terus sayapun gak mau coba lagi, udah ada 3 x buat, mereka ngomel aja, tetap gak mau minum. 8. Penasaran, kepingin coba, tapi gak kepikiran kalau nanti airnya bau kaporit, jadikan waktu itu dapat sampel gratis 2 sachet, terus di buat di rumah, kebetulan air kami sumur, jernih, cobalah di rumah, 2 liter aja (diteko plastik) itu ku teteslah kak Den, terus udah di tunggu 30 menit, warna airnya gak ada perubahan, tetap putih, tapi begitu mamak minum, di bilangnya kok bau, kau taruh apa tadi, aku diam aja, terus adik minum, gitu juga di bilangnya, uh ... kok bauya air minum ini? Kayak bau kaporit, karena gak ada yang mau minum, sisa airnya kami buat es, kayak es lilin itu, kan kami jual, pas ada yang beli, terus orang itu bilang, kok beda ya rasanya, ya udah sisa yang ada di sachet itu ku taungkan ke sumur semuanya. 9. Karena bau-nya aja, itu bau kaporit, kata anakku itu Den, pernah ku coba buat 1 galon, tapi ya itu anak-anak gak mau minumnya.
Matriks diatas menggambarkan semua informasi tentang tingkat kesesuaian dalam menggunakan Air RahMat oleh informan early adopter dan middle adopter yaitu, adanya kesesuaian diantara seluruh anggota keluarga, tidak ada penolakan, ini juga bisa terjadi karena sudah terbentuknya kebiasaan dalam keluarga tersebut terutama kebiasaan dalam mencium bau aroma klor yang terdapat dalam Air RahMat, sehingga inovasi dapat dilanjutkan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
85
Pada 3 infoman dari kelompok late adopter terjadi penolakan akibat ketidaksesuaian dengan nilai-nilai yang yang dianut oleh masing-masing keluarga informan, dimana seluruh keluarga informan yang tinggal serumah berpendapat bahwa bau klor yang tertinggal dalam air yang diolah dengan Air RahMat adalah bau kaporit, air yang berbau kaporit adalah air yang berbahaya. Apabila seluruh keluarga protes dan memberikan pendapat atau masukan negatif maka orang yang mau mencoba (informan) tidak lagi meneruskan niatnya untuk mempergunakan Air RahMat.
4.2.3.3. Complexity (tingkat kerumitan) dalam menggunakan Air Rahmat. Dari
hasil
wawancara
dengan
semua
informan
ternyata
dalam
menggunakan Air RahMat tidak terdapat tingkat kerumitan yang berarti, hal ini dilihat pada matriks berikut :
Matriks 4.2.3.3 Informasi tentang tingkat kerumitan dalam menggunakan Air RahMat. Informan Pernyataan Kelompok “early adopter” 1. Gak rumitlah Mbak, buktinya anakku yang nomor 2 itu yang tugasnya mengolah Air Rahmat di rumah, kalu udah abis, Susi tinggal bilang "Mas" maka teruslah dia buat tu Mbak. 2. Selain itu mungkin juga karena mudah ya membuatnya, cukup teteskan sesuai ukuran, kocok dan tunggu 30 menit, gak rumit bu, anak saya yang SMP sudah bisa melakukannya sendiri. 3. Praktis bu Den, kebetulan air di rumah saya tidak bermasalah, sesuailah yang dianjurkan air kami jernih walaupun sumur bor, rata-rata di Nelayan Indah ini sumur bornya jernih semua, tetapi tetap saya endapkan dulu bu, kami punya tong biru itu tempat air yang untuk minum dan keperluan dapar, setelah diendapkan dari airnya saya taruh di galon saya tuangkan air RahMat sesuai ukuran, saya kocok tinggal tunggu 30 menit dah siap di minum. Memang mula-mula kita harus teliti, tapi lama kelamaan udah mudah kok buatnya.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
86
Kelompok “middle adopter” 4. Oh .. praktisnya juga Bu Den, buat air minum banyak-banyakpun gampang, tinggal tetes Air RahMat sesuai ukuran air yang kita inginkan. Banyak kegiatan bu Den selama ikut komite, banyak pengalaman terutama pengalaman di bidang kesehatan. 5. Buatnya gampang Mbak, bisa di bilang itu praktis ya, saya kan udah pakai air PDAM, jadi yang tinggal tampung di galon, teteskan 20 L untuk 1 galon, terus saya kocok supaya merata, tinggal tunggu 30 menit, dah bereskan Mbak. 6. yang paling penting gak rumit buatnya, Kelompok “late adopter” 7. Sebenarnya gak rumitnya Mbak Den, buktinya bisanya saya membuat Air RahMat, kalau posyandukan saya yang buat. 8. Coba di rumah, 2 liter aja (diteko plastik) itu ku teteslah kak Den, terus udah di tunggu 30 menit, kayaknya gak rumitlah kak, apalagi kalau kita baca aturan pakainya, gampang kok kak.. 9. Gak lah, ku liat ya orang pada gak mau pakai, bukan karena itu tapi karena baunya itu kayak bau kaporit.
Matriks diatas menggambarkan semua informasi tentang tingkat kerumitan dalam menggunakan Air RahMat oleh semua informan, bahwa tidak terdapat kerumitan
dalam menggunakan Air RahMat. Semua informan mengatakan
bahwa menggunakan Air RahMat sangat mudah (praktis), teteskan Air RahMat sesuai ukuran, kocok 30 detik dan diamkan 30 menit, setelah itu air siap untuk dikonsumsi. Pengakuan Informan tidak perlu waktu lama untuk mempelajari penggunaan Air Rahmat, bahkan anak-anak, dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah bisa mengolah Air Rahmat untuk keperluan sehari-hari.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
87
4.2.3.4. Triability (diuji cobakan). Suatu inovasi harus dapat diujicobakan dan harus mampu menunjukkan keunggulannya agar dapat mempercepat proses inovasi. Dari hasil wawancara seluruh informan mengatakan mereka melakukan ujicoba terlebih dahulu, lebih jelas dapat dilihat pada matriks berikut :
Matriks 4.2.3.4 Informasi tentang tingkat triabilitas (ujicoba) dalam menggunakan Air RahMat.
Informan Pernyataan Kelompok “early adopter” 1. Sampai saat ini diposyandu tetap kita buat Air RahMat, agar masyarakat yang datang ke posyandu dapat mencicipi dulu (untuk uji coba), gak dipaksa harus beli, itu juga kayaknya bisa buat orang menjadi tertarik ya Mbak, teruskan aju mobil Air RahMat itu, masyarakat bisa ambil 1 galon air gratis, sehingga ini juga merupakan uji coba buat mereka. 2. Dalam sosialisasi selalu tidak kita paksakan membeli tapi kita ajak masyarakat untuk mencicipi dulu, coba dulu kalau mereka merasa cocok pasti mereka mau menggunakan Air RahMat di rumah, setiap kegiatan kita selalu menyediakan untuk “wet sampling”. 3. Kayaknya gak ada paksaankan bu, kalau orang baru nyoba terus dia gak mau pake lagi ya udah gak ada yang marah. Diposyandu-posyandu tetap kita sediakan biar mereka merasakan dulu, kalau anak-anak peserta posyandu santai aja mereka minum. Kelompok “middle adopter” 4. Kalau saya uji cobanya lama Mbak, sampai saya benar-benar yakin baru saya pakai, teman-teman di komitepun gak terlalu memaksa, sehingga saya pakai Air RahMat karena kemauan saya sendiri. 5. Saya tetap keliling saya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mencicipi dulu Air RahMatnya baru beli, kadang saya ambil air saya dari rumah, saya kasih untuk di coba dulu, kadang ada sachet gratis yang dari Pak Eka, saya bagikan agar mereka bisa mencoba sendiri di rumah. 6. Biar orang lain atau masyarakat lain mau pakai Air RahMat ya saya kasih untuk mereka coba sendiri di rumah, mobil Air Rahmat kemaren tupun Mbak, kan supaya mereka coba dulu Air Rahmatnya. Kelompok “late adopter” 7. Pernah dulu coba, tapi kata suami dan anak-anak baunya terasa kali kali kaporit, jadi gak mau mereka minumnya, "mak bau kali air minum kita ini", itulah kata mereka, terus saya pun gak mau coba lagi, udah ada 3 x buat, mereka ngomel aja, tetap gak mau minum.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
88
8.
Coba di rumah, 2 liter aja (diteko plastik) begitu mamak minum, di bilangnya kok bau, terus adik minum, gitu juga di bilangnya, uh ... kok bauya air minum ini?, jadi gak jadilah Kak, tinggal ganti lagi airmya, gak ada yang marah kok, kalau gak pakai Air RahMat. Coba juga dirumah, karena anak-anak pada gak mau, ya gak pakai lagi, kata mereka bau kaporit..
9.
Dari matriks diatas ternyata sebelum memutuskan untuk menggunakan Air RahMat, semua mencoba dulu, jika tidak ada kesesuaian mereka langsung melakukan hal yang biasa mereka lakukan untuk mendapatkan air minum, tidak ada ada keterikatan, hal ini jelas terlihat pada kelompok late adopter, sudah mencoba terlebih dahulu dan tidak adanya keterikatan sehingga mereka memutuskan untuk tidak menggunakan Air RahMat.
4.2.3.5.Observability (dapat dilihat). Dari hasil wawancara seluruh informan mengatakan mereka telah dapat melihat dan mengamati hasil dari menggunakan Air RahMat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada matriks berikut : Matriks 4.2.3.5 Informasi tentang bagaimana hasil (dilihat) dalam menggunakan Air RahMat.
Informan
Pernyataan
Kelompok “early adopter” 1. Mungkin ini Mbak, kalau untuk di masyarakat kan Mbak udah ada izin DepKes-nya, sama halalnya, kalau udah ada itu, masyarakat dah gak curiga lagi Mbak, jadi mereka lihat ini produk yang baik. Pengalaman saya kan Mbak, wadah tempat air minum kita bersih, gak ada tumbuh lumut-lumut, gitu Mbak. Yang sakit gatal-gatal kalau dimandiin pakai Air RahMat, sembuh Mbak, karena udah ngeliat hasilnya sendiri, makanya terus pakai Air RahMat karena banyak manfaat yang sudah terbukti. Tidak ada perubahan warna air setelah di tetesi Air RahMat. 2. Hasilnya ada perbedaan kita bisa kita lihat, kalau Isi ulang ya Bu den, kadang-kadang mau tu tumbuh uget-uget atau kayak ulat-ulat kecil, dari situ saja kan bisa kita liat bahwa air isi ulang itu belum tentu steril, kalau pake
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
89
Air RahMat, galon lebih bersih ya. Teruskan bu Den, gak ada perubahan warna air kami, tetap bening kok. Oh ya Bu Deni, satu lagi, saya kan aktif juga di MLM (Air OXY), jadi kebetulan saya punya alat tes tingkat kejernihan air dan kadar kekotoran air. Jadi saya iseng-iseng saya teslah Air RahMat, Isi Ulang dan Air Aqua, ternyata hasilnya lebih bagus Air RahMat, semenjak itu ya saya tambah yakin bu sama Air RahMat. 3. Itu Bu Deni, air kami tetap jernih, gak ada perubahan warna, galon-galon saya itu gak pernah berlendir, bersih, memang setiap kali mau membuat Air RahMat saya cuci bersih dulu, di tambah pakai Air RahMat lagi jadi yang bersih, gak pernah ada tumbuh lumut-lumut bu Den. Itulah bu yang saya rasakan selama kami sekeluarga mengkonsumsi Air RahMat. Satu lagi Bu Den, saat ini kan saya lagi coba-coba membuat pupuk kompos, jadi kemaren saya buat percobaan, 1 adonan sampah saya pakai air yang sudah diolah dengan Air RahMat, hasil saya periksakan ke laboratorium sekolah pengolahan sampah, ternyata kadar npk-nya bagus Bu Deni, dan ini sangat baik untuk tanaman. Kelompok “middle adopter” 4. Saya rasakan, semenjak pakai Air RahMat, gak diare, kalau anak-anak main di kanal sama kawan-kawannya, pulang kerumah langsung di suruh mandi pakai Air RahMat, karena udah saya buktikan setelah main di kanal dan mandi pakai Air RahMat, malamnya mereka gak garuk-garuk lagi alias gatalgatal, gallon bersih walaupun tiap buat air selalu saya bersihkan. 5. Aa.. ada juga Bu Den, tukang jual air buah, dia bilang kalau pakai Air RahMat, tempat jualan bekas buah itu gak cepat berlendir, biasanya cepat kali. Kalau masak nasi, nasinya putih, enak lagi Bu Den.Satu lagi banyak kegiatan bu Den selama ikut komite, banyak pengalaman terutama pengalaman di bidang kesehatan. 6. Kalau misalnya kita banyak kegiatan atau sedang mengapai-ngapai kita lalai gitukan, tiba-tiba udah gak ada airu minum, waduh .. kalang kabut terpaksa minum air panas ha . ha . ha., itulah kalau kita masak, melepuh lidah tu, tapi kalau pakai Air RahMat kan tetap dingin, jadi lidah kita gak sakit. Ada juga yang jualan buah di rel bawah itu, katanya kalau buahnya di cuci pakai Air RahMat gak cepat berlendir, kalau gak pakai jam 3 atau jam 4 sore dahlah tu berlendir. A a disitulah itu gak enaknya kita, sekarang ni udah dalam 1 tahun ini dari setahun yang lewat saya pakai Air RahMat. Kelompok “late adopter” 7. Udah awak liat juga Mbak Den, hemat-nya, tapi karena tadi itu Mbak, Suami yang lebih suka ngurusi air minum, jadi ya mau bilang apa, ntah kayak mana mau ngerubah suami 8. Karena dilingkungan ditempat kami gak ada yang pakai, apalagi saudarasaudaraku gak ada yang pakai, jadi akukan kak gak pernah membandingkan. 9. Mau juga aku coba nanti Den, karena hemat-nya, dah ku liat juga di sini banyak yang pakai, memang hemat kali kata orang itu Den, mau juga lah, nanti kalau udah beli galon, karena galonku kemaren pecah.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
90
Dari matriks diatas ternyata informan dari kelompok early dan middle adopter, sudah melihat hasil-hasil yang mereka rasakan dalam menggunakan Air RahMat, begitu juga dalam mensosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat lainnya, mereka juga memperlihatkan hasil-hasil yang mereka rasakan, sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung kelebihan dan keuntungan memakai Air RahMat, pada kelompok early dan middle adopter adalah sebagai berikut : 1. Informan 1 melihat langsung anak keduanya tidak lagi mengalami diare, beberapa anak informan khususnya yang berada di Nelayan Indah, kulitnya tidak lagi mengalami kudisan sehabis main di kanal karena dimandikan pakai air yang diolah dengan Air RahMat (peningkatan kesehatan), wadah air minum gak tumbuh lumut, bersih, pendapat yang sama juga dilontarkan oleh informan 2 dan 3. Kemudian adanya lebel Depkes dan halal dari MUI merupakan penguat untuk mempergunakan Air RahMat.
Gambar 4.20 .Wadah Air RahMat bersih tidak ada lumut-lumut.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
91
2. Informan 2 melakukan pengetesan tingkat kejernihan dan kekotoran air dengan mempergunakan alat tes yang ada, hasilnya air yang diolah dengan Air RahMat sangat bagus (paling kecil tingkat kekotorannya) di bandingkan air mineral dan air isi ulang, sehingga informan semakin percaya dan terus mempergunakan Air RahMat. 3. Informan 3 mendapat nilai tambah dari menggunakan Air RahMat, saat ini informan sedang mengembangkan pembuatan pupuk kompos dari sisa-sisa makanan dan sampah organik, ternyata kompos yang diolah dengan air yang menggunakan Air RahMat, mengandung kadar npk 28 yang bagus. 4. Informan 5 juga mendapatkan hal yang bisa dilihat langsung, informan ini mempergunakan air yang diolah dengan Air RahMat pada saat memasak nasi pakai raskin 29 , hasilnya nasinya lembut dan warnanya cerah. 5. Informan 6, mengatakan semenjak pakai Air RahMat gak pernah ada lagi yang lidahnya melepuh karena minum air panas, kalau pakai Air RahMat airnya enak dan dingin. Hasil lain buah-buah untuk di jual yang di cuci pakai air yang dioleh dengan Air RahMat tidak cepat berlendir.
Sedangkan untuk kelompok late adopter, informan sering mendengar cerita tentang kelebihan dari orang-orang yang menggunakan Air RahMat yang bertempat tinggal di lingkungannya, tapi karena tidak adanya dukungan keluarga, maka mereka
28 29
Zat yang dibutuhkan tanaman Beras masyarakat miskin
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
92
tidak menggunakan Air RahMat. Sedangkan informan 8 mengatakan bahwa seluruh tetangga yang tinggal satu lingkungan dengan informan tidak ada yang menggunakan Air RahMat sehingga tidak pernah melihat kelebihan yang didapat dari menggunakan Air RahMat.
4.2.4. Faktor Lain yang dapat mempengaruhi tingkat inovasi. Dari hasil wawancara seluruh informan mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi percepatan proses inovasi dalam suatu masyarakat, lebih jelasnya dapat dapat dilihat pada matriks berikut : Matriks 4.2.4 Informasi tentang faktor lain yang mempengaruhi tingkat inovasi Informan Pernyataan Kelompok “early adopter” 1. Kalau pengalaman saya Mbak Den, itu orang yang pendidikannya.rendah, sangat sulit merubah pandangannya, payah berubahnya Mbak, udah berakar di kepalanya bahwa air minum harus di rebus. Untuk tingkat ekonomi yang paling susah yang menengah keatas, karena Air RahMat bukan konsumsi mereka. Ada Mbak, Pak Ustad yang gak mau terima, dia bilang gak bagus, kayaknya kalau kita bisa mendekatkan atau menjadikan ustad kader Air RahMat lebih bagus kali ya Mbak. 2. Kalau saya melihat, yang sangat berpengaruh adalah siapa yang menyampaikan informasi tersebut, kalau yang menyampaikan orang yang tidak punya kredibilitas sangat sulit berpengaruh. Coba yang menyampaikannya orang-orang yang punya pengaruh baik secara formal maupun informal, biasa akan lebih cepat. Satu lagi pendidikan bu Den, faktor pendidikan sangat mempengaruhi bukan hanya pendidikan formal, tapi juga informal, sering mendapatkan hal-hal baru, jadi kalau ada hal baru gak sulit lagi. . 3. Pengalaman saya selama aktif mensosialisasikan dan menjual Air RahMat ini bu Deni, hal yang juga berpengaruh adalah usia bu, usia yang tua dan jarang berkumpul atau berinteraksi dengan masyarakat biasanya menolak ketika kita sampaikan informasi Air RahMat ini, tapi kalaupun mereka sudah tua namun sering membawa cucunya ke posyandu agak mudah bu.. Pendidikan juga bu, kayak orang yang pendidikannya SMP ke bawah terus jarang mendapatkan informasi itu sulit sekali bu Den,. Di Hamparan Perak bu, itu suku Melayu yang susah, masyarakatnya susah, bukan hanya Air Rahmat, program yang lainpun seperti itu..
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
93
Pernah juga pengalaman saya, kami masuk di perwiritan di Belawan II, kan ada ustad-nya kebetulan dia gak sependapat dengan Air RahMat, lalu dia semua anggota wiridnya ya gak mau pakai Air RahMat. Jadi penting juga tu Bu Deni kita lebih mengajak tokoh-tokoh (agama, pemuda, budaya, dll) untuk ikut mensosialisasikan Air RahMat ini. Kelompok “middle adopter” 4. Itu Mbak, pakai Air RahMat ini ada syaratnya, air bersih dan wadahnya diusahakan jangan pakai yang kaleng apalagi yang berkarat, kalau bisakan plastik, itu yang buat susah karena gak semua orang punya wadah yang plastik, itu juga jadi alasan mereka gak mau pakai. Kalau yang paling buat berpengaruh itu biasanya tokoh masyarakat, petugas kesehatan, kalau kata bidan atau dokter ini bagus, pasti pasiennya nurut semua. 5. Pasti Mbak, karena lain orang lain juga cara berpikirnya, misalnya orang yang pendidikannya dibawahlah kayak SMP. Kalau disini usia 30-an, masih mudah menerima karena biasanya mereka ibu-ibu muda Mbak, dah tau kalau biaya hidup itu Mahal. Kebetulan di sini yang aktif itu ada Bu Kepling, saya dan Bu Ina, bisa di bilang kami masih punya pengaruhlah sedikit, jadi masyarakat ketika kami terangkan percaya dan mau membeli. Jadi harus orang yang di segani oleh masyarakat. 6. Adanya pengakuan dari Depkes, Halal dari MUI, jadikan masyarakat kita yang sebahagian besar muslim gak takut lagi. Disini kan ada juga Staff Puskesmas "Bu Tetty" sama Bidan Syam udah menjual juga, jadi masyarakat percaya karena ada pengakuan dari orang kesehatan (Puskesmas). Kelompok “late adopter” 7. Kalau saya dirumah ini hanya saya sendiri yang mau, yang lain tak mau, kalahlah saya, jadi gak ada dukungan dari keluarga, trus Mbak Den, dirumah ini ada pembagian tugas, kalau air minum itu tugas bapak (suami), dia tuh kalau udah liat air di dispenser tinggal ¼ gallon, langsunglah tu di belinya, saya contohkan juga kawan-kawan komite, tapi bapak senyum aja, tetap aja di belinya air isi ulang. 8. Gak ada dukungan keluarga (mamak, bapak dan adik), mungkin kalau aku melihat ini yang penting kak, karena di rumah kami mamak yang paling cerewet soal air, kalau air sumur agak keruh, mamak gak mau pakai itu untuk di masak, kami beli air pet untuk minum aja, kalau bapakku kak dia hanya mau minum air yang dimasak katanya nampak matengnya, mereka gak mau pakai air yang lain. 9. Anakku gak ada yang mau minum, mereka gak suka (gak mendukung), harusnya kalau anak-anakku mau, udah dari kemaren-kemaren aku pakai Air RahMat.
Dari matriks diatas, informan dari kelompok early dan middle adopter, menyatakan bahwa ada faktor lain yang juga sangat berpengaruh dalam memasyarakatkan suatu inovasi baru khususnya Air RahMat (berdasarkan pengalaman mereka melakukan sosialisasi), yaitu : pendidikan, usia, suku, tokoh
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
94
agama, tenaga kesehatan dan pengakuan pemerintah (izin depkes dan MUI), serta material pendukung seperti air jernih, wadah. Hal lain yang didapat dari penelitian ini dan sangat menarik adalah suku juga ternyata mempengaruhi proses inovasi, ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Informan 3 melakukan sosialisasi bukan hanya di wilayah Nelayan Indah tetapi sampai ke wilayah lain, salah satunya adalah Hamparan Perak yang terletak di Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang 80 persen penduduknya suku Melayu, daerah ini menganut nilai-nilai (sistem sosial) bahwa air yang sehat adalah air yang direbus, sehingga ketika informan memcoba mensosialisasikan Air RahMat sampai beberapa kali, informan 3 mendapat tantangan yang cukup besar, bahkan salah satu tokoh agama yang bertempat tinggal di sana menyatakan bahwa Air RahMat itu tidak bagus bisa merusak kesehatan karena mengandung zat kimia. Ketika informan 3 berusaha mencari tahu melalui kader PKK desa, mereka mengatakan bahwa di daerah ini sangat sulit sekali menerima inovasiinovasi baru bukan hanya Air RahMat tetapi juga program-program kesehatan yang di fasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan untuk kelompok late adopter, semua informan mengatakan bahwa dukungan keluarga merupakan hal yang sangat mempengaruhi di dalam keluarga mereka. Ada beberapa temuan menarik dari hasil wawancara, sebagai berikut :
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
95
1. Ada pembagian tugas di rumah tangga informan 7, ada sistem sosial yang dianut dan sudah menjadi kesepakatan bahwa tugas menyiapkan air minum merupakan tugas suami informan, sehingga informan mengalami kesulitan untuk mengolah air minum mereka dengan Air RahMat. Suami informan mentaati betul kesepakatan tersebut, apabila suami informan melihat air minum di dispenser mereka tinggal seperempat maka suami informan langsung membeli air isi ulang. Hal ini membuat informan 7 tidak mempergunakan Air RahMat. 2. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah orang yang paling di hormati yaitu orang yang kedudukannya paling tinggi atau berpengaruh seperti ayah dan ibu, sehingga informan yang berstatus anak akan mengikuti kemauan atau keputusan ayah dan ibunya. Seperti informan 8 yang mengatakan bahwa ayah dan ibu informan berpendapat bahwa tidak ada air minum yang sehat kecuali air yang di masak, karena nampak matangnya.
Pendapat Roger dalam Diffusion of Innovations (1983) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses diffusi inovasi, seperti : (1) faktor personal; (2) faktor sosial dan (3) faktor situasional. Bila kita kaitkan dengan hasil penelitian, dijumpai faktor personal dan faktor social yang mempengaruhi proses diffusi inovasi (Air RahMat). Seperti yang dijelaskan diatas ternyata faktor personal seperti usia dan pendidikan seperti yang dinyatakan oleh informan 3, dari pengalaman informan 3 bahwa dimana usia tua (70 tahun) apalagi yang jarang berinteraksi atau berkumpul dengan masyarakat lainnya, biasanya
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
96
mereka langsung menolak untuk mencoba Air RahMat, sedangkan ada sebahagian orang walaupun usia tua tetapi sering mengantarkan cucunya ke posyandu agak lebih terbuka dan mau mencoba Air RahMat ketika disosialisasikan di posyandu oleh informan 3 dan anggota komite SWS yang lainnya. Hal ini sangat menarik, biasanya usia tua sangat terikat sekali dengan norma-norma yang dianutnya dan biasanya sangat sulit berubah, tetapi karena ada faktor situasional yaitu sumber informasi yang diperoleh oleh nenek yang setiap bulan mengantar cucunya ke posyandu, dimana kader posyandu secara terus menerus melakukan sosialisasi (informasi dan pengetahuan) tentang Air RahMat sehingga usia tua (nenek) tidak lagi susah untuk menerima suatu inovasi (Air RahMat). Sedangkan faktor pendidikan menurut informan 1,2, 3 dan 5 sangat berpengaruh, seperti yang dijelaskan oleh informan 1,2,3 dan 5 “orang yang pendidikannya SMP kebawah dan tidak ada anggota keluarga lain yang berpendidikan diatas SMP, sangat sulit menerima Air RahMat, tetapi kalau ada anggota keluarga lainnya yang mempunyai pendidikan diatas SMP (anak), mereka mudah menerima inovasi baru, biasanya anaknya akan mempengaruhi ibunya untuk menerima suatu inovasi baru. Ini merupakan suatu temuan menarik, biasanya orang yang berpendidikan rendah sangat susah menerima suatu inovasi, tetapi karena ada faktor situasional (keluarga), yaitu anak yang mempunyai pendidikan lebih tinggi membuat ibu mudah menerima suatu inovasi, ketika peneliti menggali lebih dalam tentang hal ini kepada informan, ternyata kalau ada anggota keluarga terutama anak yang punya pendidikan lebih tinggi dari orang tuanya, serta mampu memberikan
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
97
pengaruh untuk perubahan perilaku, maka ini merupakan suatu prestise sosial buat keluarga tersebut. Faktor sosial, dari yang ditemui hasil penelitian ini adalah unsur budaya (suku), seperti yang dijelaskan oleh informan 3 pada halaman 83, yaitu pengalaman informan dalam mensosialisasikan Air RahMat di Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang yang mayoritas suku Melayu, dimana suku Melayu di wilayah itu sudah mempunyai nilai-nilai bahwa air yang sehat adalah air yang direbus, Air RahMat adalah pengolahan air tanpa direbus, sehingga mereka sudah menyimpulkan bahwa Air RahMat tidak sehat. Hasil lain yang jumpai dari hasil penelitian ini adalah dukungan keluarga yang juga termasuk dalam faktor sosial, seperti yang sudah dijelaskan oleh informan dari kelompok late adopter lain (halaman 84). Dimana keluarga dijadikan dasar pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan untuk menggunakan Air RahMat, bapak dan ibu atau anggota keluarga lainnya tidak mau mengkonsumsi air yang telah diolah dengan Air RahMat, salah satu alasannya karena mempunyai aroma seperti aroma kaporit, kaporit menurut mereka adalah zat kimia yang berbahaya, sehingga membuat mereka berkesimpulan air yang mempunyai aroma kaporit adalah air yang tidak sehat. Pengaruh kelompok referensi juga terlihat dalam penelitian ini, seperti yang dijelaskan oleh informan 3 dan 6. Pengalaman Informan 3 dalam mensosialisasikan Air RahMat, ada seorang tokoh agama (ustad) yang tidak sependapat bahwa Air RahMat dapat membuat air minum sehat, maka seluruh anggota perwiritannya tidak
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
98
mau mengkonsumsi Air RahMat. Lain halnya dengan pengalaman informan 6, salah seorang staff Puskesmas (Tenaga Kesehatan), mengatakan bahwa Air RahMat baik dan
sehat,
maka
informan
6
tersebut
tidak
mendapat
kesulitan
dalam
mensosialisasikan Air RahMat, karena petugas kesehatan yang menjadi panutan masyarakat di wilayah informan 6 sudah menggunakan Air RahMat dan menjadi penjual Air RahMat.
4.2.5. Komitemen Informan dalam memasyarakatkan Air RahMat. Dari hasil wawancara, bahwa beberapa informan mengatakan akan melakukan sosialisasi tentang Air RahMat kepada masyarakat lainnya, hal ini jelas terlihat pada matriks berikut : Matriks 4.2.5 Komitmen Informan Informan Pernyataan Kelompok “early adopter” 1. Kalau Susi pribadi akan terus menginformasikan tentang Air RahMat, karena Mbak dari data Posyandu, saat ini jarang ada anak balita yang kena diare dan anak-anak jarang kudisan, Tapi kalau dulu Mbak, jangan cerita, selain diare hampir semua, kena kudisan 2. Kalau saya teruslah Bu Deni, kami kan ada komite SWS masing-masing anggota punya jadwal untuk melakukan sosialisasi ke kelompok-kelompok yang ada terutama di lingkungan Nelayan Indah. 3. Kalau saya insya allah akan terus pakai Air RahMat, mungkin di Nelayan Indah ini saya yang paling lama Bu Deni, sampai saat inipun kami (Komite) masih terus sosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat, saya ikut home visit juga, ya mudah-mudahan bisa menjadi produk no.1 yang bu Den. Kelompok “middle adopter” 4. Teruslah bu Deni, kan udah gak ada yang nolak lagi, tapi masalahnya kadangkadang Air PDAM di sini suka kotor, jadi kalau dah kotor saya gak berani pakai air pet yang di rumah, beli air bersih jugalah bu Den, setelah itu baru pakai Air RahMat. Kalau sosialisasi Air RahMat tetaplah bu Den, kan ada Komite di sini, kami (komite) tetap membuat jadwal tugas untuk sosialisasi, dari penjualan Air RahMat, kami dah punya uang kas bu dari keuntungan penjualan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
99
5.
Saya teruslah Mbak, sayakan relawan USAID juga sejak 2005, Pak Rush itu selalu saya yang di pakai untuk kegiatan di Aur ini, jadi saya berkomitmen kalau program itu baik, seperti program Air RahMat ini makanya saya akan terus membantu memperkenalkannya kepada orang lain terutama di Kampung Aur ini,terus juga kepada teman-teman diluar Aur, udah banyak juga yang pakai, biarlah Mbak untung sedikit tapi dapat pahala. 6. Kalau kami Mbak Deni, terusnya kami mainkan sosialisasi Air RahMat itu, kalau dah jalan kami sama si Siah, asal kami lihat ada ibu-ibu ngumpul 15 orang, langsung aja kami mainkan, jadilah sosialisasi Air RahMat, kalau sekarang itu lewat kegiatan home visitpun kami sosialisasi. Kelompok “late adopter” 7. Mungkin saya mau juga mulailah coba-coba di rumah. 8. Nantilah kak, kalau mamak dan bapakku mau, ku coba lagi. 9. Maulah aku coba lagi Den, nanti aku beli dulu galonnya, tetap kok kami sosialisasi di posyandu, ada beberapa orang yang pakai kok di sini.
Dari matriks diatas, informan dari kelompok early dan middle adopter, menyatakan
akan terus mensosialisasikan penggunaan Air Rahmat, karena
menurut mereka keuntungan (ekonomi dan kesehatan) yang sudah mereka rasakan juga bisa memberika manfaat buat masyarakat lainnya terutama masyarakat menengah kebawah, terutama dalam hal meminimalisir buat kita terutama penghematan dan kesehatan. Sedangkan untuk kelompok late adopter, semua informan mengatakan bahwa mereka mau juga melakukan untuk sosialisasi dan akan mulai mencoba lagi untuk menggunakan Air RahMat di rumah.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah diuraikan tentang Pengaruh Karakteristik
Inovasi dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air RahMat ditingkat Rumah Tangga di Kota Medan, dapat disimpulkan : 1. Karakteristik inovasi yang mempengaruhi kelompok early dan middle adopter dalam menggunakan Air RahMat adalah relative advantage (kelebihan relatif) yaitu : a.
Sisi ekonomi (menghemat biaya pengeluaran untuk air minum), besarnya penghematan untuk masing-masing informan berbeda setiap bulannya, dari hasil wawancara informan dapat menghemat pengeluaran sebesar Rp. 50.000,- sampai dengan Rp. 200.000,-. Sedangkan keuntungan lainnya botol Air RahMat bekas dapat dijual di tukang loak seharga Rp. 4.000,- / kg-nya.
b.
Sisi Kesehatan, keluarga informan terutama anak balita tidak lagi menderita penyakit diare dan penyakit kulit.
c.
Sisi Sosial : pemanfaatan botol Air RahMat bekas sebagai tempat oli Honda, praktis dan dapat dibawa kemana-mana.
2. Karakteristik Inovasi yang mempengaruhi kelompok late adopter (tidak menggunakan Air RahMat) adalah adanya ketidaksesuaian sistem sosial dalam keluarga, yaitu :
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah 100 Tangga Di Kota Medan, 2009
101
a. Adanya pembagian tugas dalam keluarga, yaitu suami yang bertugas untuk menyiapkan air minum, sehingga istri (kader posyandu yang mendapatkan informasi tentang Air RahMat) tidak bisa mempengaruhi suami untuk menggunakan Air RahMat karena suami tidak menyukai aroma klor yang ada dalam air yang sudah ditetesi dengan Air RahMat. b. Pengambil keputusan atau orang yang paling menentukan suatu keputusan dalam keluarga tidak mau menggunakan Air RahMat (pola pikir dalam keluarga tersebut air minum yang sehat adalah air yang direbus ataupun air isi ulang). c. Tidak adanya dukungan dalam keluarga (anggota keluarga), dalam hal ini anggota keluarga lain banyak yang tidak mau minum air yang sudah diolah dengan Air RahMat karena alasan bau (aroma klor) yang tercium dari air yang sudah diolah dengan Air RahMat. 3. Faktor Personal (pendidikan dan usia), faktor sosial (suku dan kelompok referensi) serta faktor sosial (prestise) adalah faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat adopsi penggunaan Air RahMat berdasarkan pengalaman informan early dan middle adopter dalam mensosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
102
B.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan sesuai dengan manfaat penelitian, maka ada
bebera hal yang perlu disarankan adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mempercepat suatu proses inovasi dalam terutama dalam bidang kesehatan diperlukan sosialisasi secara terus menerus diiringi dengan melakukan suatu pendampingan kepada masyarakat terutama pengambil keputusan di dalam keluarga (ayah dan ibu), orang yang bertugas menyiapkan air minum di dalam keluarga (suami), sehingga bisa mempercepat proses inovasi dan bila ada pertanyaan ataupun ketidak sesuai harapan, masyarakat dapat langsung bertanya kepada pendampingnya sehingga mereka mendapatkan jawaban yang jelas dan pasti.
2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menghilangkan aroma klor yang ada dalam air yang sudah diolah dengan Air RahMat, agar masyaraka merasa nyaman untuk menggunakan Air RahMat, hal ini juga berpengaruh dalam mempercepat proses inovasi penggunaan Air RahMat.
3.
Dari pengamalan dan hasil wawancara dengan informan, hasil penelitian ini bisa diaposi untuk program promosi kesehatan yang akan dijalankan terutama oleh Dinas Kesehatan, diantaranya kajian karakteristik inovasi dalam program kesehatannya lain.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
103
DAFTAR PUSTAKA
Ainsley, Robert, 2006. Presentasi Lembaga Aman Tirta – Menko Kesra, Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Medan, 2007. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2007, Medan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bekerjasama dengan CIMU Health The British Council, 2000. Aplikasi Metode penelitian Kualitatif dalam Penelitian Kesehatan, Depok. Figueroa, Maria, E, 2006, Air RahMat in Indonesia and the Diffusion of Innovation : results to date, Aman Tirta Workshop. Girsang, Mayarani H., Analisis Kualitas Mikrobiologi Air Sumur yang Diberi Pemurni Air RahMat, 2007. Hastaryo J, 2005 Hygiene dan Kualitas Bakteriologis Air Minum Pada Depot Air Minum di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Irawan, Prasetya, Prosedur dan Logika Penelitian, STIA-LAN Press, Jakarta, 1999. Kedutaan Besar Amerika, 2006, Press Conference – USAID, Jakarta. Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga – PAM RT, Bahan Presentasi Nara Sumber, Jakarta, 2008 Lembaga Aman Tirta, 2007. Air Minumku Aman Tubuhku Sehat, USAID Indonesia, Lembaga Aman Tirta, 2006. Laporan Uptake Survey. Lembaga Aman Tirta, 2008. Laporan Omnibus Study. Moleong, Lexy J, 2006 Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Mc Kenzie, James F. Jan L. Smeltzer, 1997, 2nd Edition Planning, Implementing and Evaluating Health Promotion Program, NewYork Purwanti, U 2005, Bimbingan Teknis Pengujian Bakteri Koliform Modul I, JicademsProject dan Deputi VII, Kementrian Lingkungan Hidup.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah 103 Tangga Di Kota Medan, 2009
104
Republik Indonesia, Depkes 2007, Surat Edaran DitJen PP & PL, No. IR.01.02.VI/593/2007, tanggal 22 November 2007. Republik Indonesia, Depkes 2002, Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Jakarta. Republik Indonesia, Depkes 1990, Peratutan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 416/Menkes/Per/1990, Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih, Depkes RI, Jakarta. Republik Indonesia, Depkes 2008, Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Rogers, Everett M, 1983. Diffusion of Innovations, 3rd Edition, 1983, A division of Macmillan Publishing Co., Inc, USA Slamet J, 2004 Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Turner, G dan J. Shepherd, 1999. A Method in Search of a Theory : Peer Education and Health Promotion, Health Education Research, Vol. 12 no. 2.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009