PENGARUH KADAR PEREKAT MDI DAN KOMBINASI STRAND TERHADAP SIFAT FISIS MEKANIS ORIENTED STRAND BOARD CAMPURAN TIGA JENIS KAYU CEPAT TUMBUH
DONY HABSORO
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Dony Habsoro. E24050458. Pengaruh Kadar Perekat MDI dan Kombinasi Strand terhadap Sifat Fisis Mekanis Oriented Strand Board Campuran Tiga Jenis Kayu Cepat Tumbuh. Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS. 2009.
RINGKASAN Hutan tanaman industri menghasilkan jenis kayu cepat tumbuh (fast growing species) seperti kayu afrika, mangium, sengon, dan lain-lain. Penanaman hutan tanaman industri secara monokultur menyebabkan mudah diserang hama penyakit. Salah satu cara menghindari hal tersebut adana penanaman secara polikultur. Namun hal ini menyebabkan ketersediaan bahan baku menjadi terbatas setiap jenisnya.Untuk itu perlu upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan kayu tersebut, salah satunya dengan mencampur beberapa jenis kayu dalam pemanfaatannya sebagai bahan baku papan komposit Oriented Strand Board (OSB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar perekat MDI dan kombinasi strand terhadap sifat fisis mekanis OSB campuran tiga jenis kayu cepat tumbuh dan mengetahui penggunaan kadar perekat MDI yang optimum dalam pembuatan OSB. Pengujian sifat fisis mekanis papan merujuk pada standar JIS A 5908 (2003) tentang papan partikel dan standar CSA 0437.0 (Grade O-2)b tentang OSB. Pada penelitian ini campuran tiga jenis kayu dan kadar perekat MDI dijadikan variabel penelitian. Kayu Afrika (A), Sengon (S), dan Mangium (M) adalah tiga jenis kayu yang dipakai, yang dikombinasikan antara lapisan muka, belakang, dan inti OSB menjadi sembilan kombinasi, yaitu AAA, AMA, ASA, MMM, MAM, MSM, SSS, SAS, dan SMS. Kadar perekat terdiri atas kadar perekat 3%, 5%, dan 7%. Parameter sifat fisis dan mekanis yang diamati meliputi kadar air, kerapatan, daya serap air, pengembangan tebal, modulus elastisitas (MOE), modulus patah (MOR), internal bond (IB) dan kuat pegang sekrup (KPS). Nilai kadar air OSB hasil penelitian berkisar antara 6.66-8.09%. Nilai kadar air terendah (6.66%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand ASA kadar perekat 7%, sedangkan nilai kadar air tertinggi (8.09%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand MMM kadar perekat 3%. Nilai daya serap air 2 jam OSB hasil penelitian berkisar antara 4.01-78.68%, sedangkan untuk daya serap air 24 jam berkisar antara 22.35-113%. Nilai daya serap air 2 jam terendah (4.01%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3% dan tertinggi (78.68%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perkat 3%. Nilai daya serap air 24 jam terendah (22.35%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 7% dan tertinggi (113%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 3%. Nilai pengembangan tebal 2 jam OSB hasil penelitian berkisar antara 1.3540.61%, sedangkan untuk pengembangan tebal 24 jam berkisar antara 10.2550.72%. Nilai pengembangan tebal 2 jam terendah (1.35%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3% dan tertinggi (40.61%) pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 3%. Nilai pengembangan tebal 24 jam terendah (10.25%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand MAM kadar perekat
7% dan tertinggi (50.72%) pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 3%. Nilai MOE sejajar serat OSB hasil penelitian berkisar antara 19483-100592 kgf/cm2. Nilai MOE sejajar serat terendah (19483kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SSS kadar perekat 3%. Nilai MOE sejajar serat tertinggi (100592 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand MAM kadar perekat 7%. Nilai MOE tegaklurus serat OSB hasil penelitian berkisar antara 9306-22536 kgf/cm2. Nilai MOE tegaklurus serat terendah (9306kgf/cm2) pada OSB dari kombinasi strand SMS kadar perekat 3%. Nilai MOE tegaklurus serat tertinggi (22536 kgf/cm2) pada OSB dari kombinasi strand MAM kadar perekat 7%. Nilai MOR sejajar serat OSB hasil penelitian berkisar antara 237-670 kgf/cm2. Nilai MOR sejajar serat terendah (237 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3%. Nilai MOR sejajar serat tertinggi (670 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 7 Nilai MOR tegaklurus serat OSB hasil penelitian berkisar antara 169-341 kgf/cm2. Nilai MOR tegaklurus serat terendah (169kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3%. Nilai MOR tegaklurus serat tertinggi (341 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand MAM kadar perekat 5%. Nilai internal bond OSB hasil penelitian berkisar antara 1.22-7.29 kgf/cm2. Nilai internal bond terendah (1.22 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 3% dan nilai internal bond tertinggi (7.29 kgf/cm2) pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 7 %. Nilai kuat pegang sekrup OSB hasil penelitian berkisar antara 50-149 kgf. Nilai kuat pegang sekrup terendah (50 kgf) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3% dan nilai kuat pegang sekrup tertinggi (149 kgf) pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 7%. Dilihat dari semua parameter yang diuji, OSB dari kombinasi strand MAM dan AMA dengan kadar perekat 7% merupakan kombinasi strand yang cocok untuk dijadikan bahan baku OSB karena kualitasnya memenuhi persyaratan standar baik standar JIS A 5908 (2003) maupun standar CSA 0437.0 (Grade O-2) SBA (2005). Berdasarkan hasil penentuan OSB terbaik, OSB dari kombinasi strand MAM dengan kadar perekat 7% direkomendasikan sebagai OSB dengan kualitas terbaik. Kata kunci : Kadar perekat, MDI, kombinasi strand, kayu cepat tumbuh, OSB
PENGARUH KADAR PEREKAT MDI DAN KOMBINASI STRAND TERHADAP SIFAT FISIS MEKANIS ORIENTED STRAND BOARD CAMPURAN TIGA JENIS KAYU CEPAT TUMBUH
Karya Ilmiah Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Oleh : DONY HABSORO E24050458
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi
Nama Mahasiswa NRP
: Pengaruh Kadar Perekat MDI dan Kombinasi Strand terhadap Sifat Fisis Mekanis Oriented Strand Board Campuran Tiga Jenis Kayu Cepat Tumbuh : Dony Habsoro : E24050458
Menyetujui: Dosen Pembimbing,
Prof. Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS. NIP. 19630209 198903 002
Mengetahui: Dekan Fakultas Kehutanan IPB,
Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr. NIP. 19611126 198601 1 001
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kadar Perekat MDI dan Kombinasi Strand terhadap Sifat Fisis Mekanis Oriented Strand Board Campuran Tiga Jenis Kayu Cepat Tumbuh adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Oktober 2009
Dony Habsoro NRP E24050458
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini sebagai tugas akhir yang berjudul ”Pengaruh Kadar Perekat MDI dan Kombinasi Strand terhadap Sifat Fisis Mekanis Oriented Strand Board Campuran Tiga Jenis Kayu Cepat Tumbuh”. Karya ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada beberapa laboratorium, yaitu Laboratorium Biokomposit, Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu dan Bagian Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dari awal Juni hingga akhir Agustus 2009. Oriented Strand Board (OSB) merupakan papan yang dipoduksi untuk penggunaan struktural terbuat dari strand-strand (untaian) kayu yang sengaja diorientasikan secara bersilangan sehingga kekuatannya sama atau lebih dari kekuatan kayu lapis (plywood) dan memiliki sifat tahan air (waterproof) sehingga dapat digunakan untuk keperluan eksterior. OSB hasil penelitian menunjukkan kombinasi strand MAM dan AMA dengan kadar perekat 7% merupakan kombinasi strand yang cocok untuk dijadikan bahan baku OSB karena kualitasnya memenuhi persyaratan standar baik standar JIS A 5908 (2003) maupun standar CSA 0437.0 (Grade O-2) SBA (2004). Berdasarkan hasil penentuan OSB terbaik, OSB dari kombinasi strand MAM dengan kadar perekat 7% direkomendasikan sebagai OSB dengan kualitas terbaik. Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikian, semoga hasil-hasil yang dituangkan dalam skripsi ini bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya.
Bogor , Oktober 2009
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 16 Mei 1987 sebagai anak pertama dari dua orang bersaudara pasangan Samiaji dan RA. Sri Hardini. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMU Negeri 5 Semarang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis diterima di Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di AFSA lc IPB (ASEAN Forestry Student Association) sebagai anggota Information Center 2006-2008. Pada waktu yang sama penulis juga aktif sebagai staff Mutimedia HIMASILTAN. Selama periode 2007/2008 penulis menjadi sekretaris umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB. Dan selama kuliah, penulis aktif di organisasi mahasiswa daerah Semarang (Patra AtlasIPB). Penulis juga melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Batturaden-Cilacap, Prakek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi serta melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT Toba Pulp Lestari, Porsea, Sumatera Utara. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Kadar Perekat MDI dan Kombinasi Strand terhadap Sifat Fisis Mekanis Oriented Strand Board Campuran Tiga Jenis Kayu Cepat Tumbuh dibawah bimbingan Prof.Dr.Ir. Fauzi Febrianto, MS.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul ”Pengaruh Kadar Perekat MDI dan Kombinasi Strand terhadap Sifat Fisis Mekanis Oriented Strand Board Campuran Tiga Jenis Kayu Cepat Tumbuh”. Shalawat beriring salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS selaku dosen pembimbing, atas segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis. 2. Ayah dan Ibu tercinta atas semua dukungan dan kasih sayang yang diberikan, baik moril maupun materil serta doa yang selalu mengalir tanpa henti kepada penulis. 3. Adikki tercinta Arum Ningtyas atas kasih sayang yang diberikan, baik moril maupun materil serta doa yang selalu mengalir tanpa henti kepada penulis. 4. Vivin Ziannita atas do’a, kasih sayang, dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis. 5. Seluruh Laboran dan Staf Departemen Hasil Hutan yang banyak memberikan dukungan dan bantuannya selama ini kepada penulis. 6. Teman-teman program studi hasil hutan angkatan 42, dan semua mahasiswa THH yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas dukungan semangat dan kerjasamanya selama menempuh kuliah di Fakultas Kehutanan IPB. 7.
Teman-teman satu bimbingan: Sakti Panca Nur Alam, Agus Yudho T dan Bang John. Terima kasih atas kebersamaan dan bantuannya kepada penulis selama melaksanakan penelitian.
8.
Semua pihak yang telah membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat-Nya dan membalas
kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis, baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebutkan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Bogor , Oktober 2009
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ...................................................................................................... i DAFTAR TABEL .............................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... iv I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2 1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 2 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oriented Strand Board (OSB) .......................................................................... 3 2.2 Methylene diphenil diisocyanate (MDI) ........................................................... 5 2.3 Acacia mangium ................................................................................................ 6 2.4 Paraserianthes falcataria L.Nielsen ................................................................. 7 2.5 Maesopsis eminii Engll ..................................................................................... 7 III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................................ 9 3.2 Bahan dan Alat .................................................................................................. 9 3.3 Metode Penelitian ............................................................................................. 9 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Oriented Strand Board (OSB) ......................................................... 16 4.2 Sifat Mekanis Oriented Strand Board (OSB) ................................................... 23 4.3 Penentuan OSB Terbaik .................................................................................... 32 V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 33 5.2 Saran ................................................................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL No. Halaman 1 Sifat fisis mekanis papan partikel dan OSB .................................................. 5 2 Kombinasi tiga jenis kayu pembentuk OSB .................................................. 11 3 Analisis keragaman (ANOVA) ..................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1 Kadar air (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ......... 16 2 Daya serap air 2 jam (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ........................................................................................ 18 3 Daya serap air 24 jam (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ........................................................................................ 19 4 Pengembangan tebal 2 jam (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ........................................................................................ 21 5 Pengembangan tebal 2 jam (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ....................................................................................... 21 6 MOE sejajar serat (kgf/cm2) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ........................................................................................ 23 7 MOE tegaklurus serat (kgf/cm2) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ........................................................................................ 25 8 MOR sejajar serat (kgf/cm2) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ........................................................................................ 27 9 MOR tegaklurus serat (kgf/cm2) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ........................................................................................ 28 10 Internal Bond (kgf/cm2) kombinasi strand OSB pada kadar ] perekat 3,5, dan 7%........................................................................................ 30 11 Kuat pegang sekrup kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,5, dan 7% ........................................................................................ 31
DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1 Perhitungan kebutuhan bahan baku .............................................................. 37 2 Data kerapatan rata-rata OSB (g/cm3) ........................................................... 38 3 Data kadar air rata-rata OSB (%) .................................................................. 39 4 Data daya serap air 2 jam rata-rata OSB (%) ................................................ 40 5 Data daya serap air 24 jam rata-rata OSB (%) .............................................. 41 6 Data pengembangan tebal 2 jam rata-rata OSB (%) ..................................... 42 7 Data pengembangan tebal 24 jam rata-rata OSB (%) ................................... 43 8 Data MOE sejajar serat rata-rata OSB (kf/cm2) ............................................. 44 9 Data MOE tegaklurus serat rata-rata OSB (kf/cm2)....................................... 45 10 Data MOR sejajar serat rata-rata OSB (kf/cm2)............................................. 46 11 Data MOR tegaklurus serat rata-rata OSB (kf/cm2) ...................................... 47 12 Data internal bond rata-rata OSB (kf/cm2) .................................................... 48 13 Data kuat pegang sekrup rata-rata OSB (kgf) ............................................... 49 14 Skoring penentuan OSB terbaik .................................................................... 50 15 Tabel Anova dan DMRT kadar air OSB ....................................................... 52 16 Tabel Anova dan DMRT daya serap air 2 jam OSB ..................................... 54 17 Tabel Anova dan DMRT daya serap air 24 jam OSB ................................... 57 18 Tabel Anova dan DMRT pengembangan tebal 2 jam OSB ........................... 60 19 Tabel Anova dan DMRT pengembangan tebal 24 jam OSB ........................ 63 20 Tabel Anova dan DMRT MOE sejajar serat OSB ....................................... 65 21 Tabel Anova dan DMRT MOE tegak lurus serat OSB ................................ 67 22 Tabel Anova dan DMRT MOR sejajar serat OSB ......................................... 69 23 Tabel Anova dan DMRT MOR tegak lurus serat OSB ................................. 70 24 Tabel Anova dan DMRT internal bond OSB ............................................... 71 25 Tabel Anova dan DMRT kuat pegang sekrup OSB ...................................... 72
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Kehutanan RI (Statistik Kehutanan 2008) menyatakan bahwa jumlah kapasitas berdasarkan ijin industri perkayuan di seluruh wilayah Indonesia sebesar 24.2 juta m3, sedangkan kebutuhan bahan baku kayu sebesar 54.6 juta m3. Kekurangan bahan baku kayu ini cenderung semakin besar dimasa mendatang sebagai akibat dari kerusakan hutan yang semakin parah dan disertai dengan permintaan kayu yang semakin meningkat. Pemerintah membatasi pasokan kayu dari hutan alam untuk mengurangi berlanjutnya kerusakan hutan. Sebagai alternatifnya, pemerintah melalui Departemen Kehutanan telah menetapkan strategi peningkatan pembangunan hutan tanaman baru, baik Hutan Tanaman Industri (HTI) maupun hutan rakyat. Pada tahun 2007 produksi HTI sebesar 20.61 juta m3 (Statistik Kehutanan 2008). Produksi hutan tanaman industri cenderung semakin meningkat hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya keinginan masyarakat untuk mengembangkan hutan tanaman industri. Hutan tanaman industri dan hutan rakyat menghasilkan jenis kayu cepat tumbuh (fast growing species) seperti kayu afrika, mangium, sengon, dan lainlain. Kayu cepat tumbuh memiliki kendala yaitu diameter kecil, bengkok, dan mengandung banyak kayu juvenil sehingga menghasilkan rendemen kayu yang sangat rendah. Penanaman hutan tanaman industri secara monokultur oleh masyarakat juga menyebabkan beberapa masalah diantaranya adalah timbulnya serangan hama yang nantinya akan merugikan masyarakat. Sehingga dilakukan penanaman hutan tanaman industri polikultur. Kualitas kayu dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat yang jenisnya beragam dan tersedia dalam jumlah yang terbatas setiap jenisnya, maka sangat diperlukan upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan kayu tersebut. Salah satunya dengan membandingkan dan mencampur beberapa jenis kayu dalam pemanfaatannya sebagai bahan baku papan komposit. Salah satu produk komposit yang dapat berfungsi sebagai papan struktural adalah oriented strand board
(OSB). OSB merupakan produk papan komposit struktural yang diproduksi dari partikel berbentuk strand dan perekat thermosetting tahan air (waterproof). Dalam pembentukan lapik (mats), arah serat masing-masing strand diatur sehingga arah serat lapisan permukaan tegak lurus terhadap arah serat lapisan inti sehingga memiliki kekuatan dan karakteristik seperti kayu lapis (SBA 2005). Bahan perekat yang umum digunakan untuk pembuatan OSB adalah Phenol Formaldehide dan Isocyanate. Perekat Isocyanate berbahan dasar Methylene diphenil diisocyanate (MDI) telah dikembangkan sebagai bahan penguat ikatan. Hal ini dikembangkan juga untuk mengurangi atau mengeliminir emisi formaldehid dan meningkatkan sifat-sifat papan (Holfinger 1990). Pada beberapa penelitian OSB sebelumnya digunakan strand dari satu jenis atau dengan menggunakan campuran beberapa jenis kayu. Kadar perekat yang digunakan dalam pembuatan OSB sebesar 7% dari berat kering oven bahan baku (Samosir 2009). Pada penelitian ini untuk memanfaatkan keragaman jenis dari hutan tanaman industri polikultur dan mengefisiensikan penggunaan perekat tanpa mengurangi kekuatannya maka dibuatlah OSB dengan kombinasi strand dan kadar perekat 3, 5 dan 7% sehingga didapatkan kombinasi strand dan kadar perekat yang optimum.
1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kadar perekat MDI dan kombinasi strand terhadap sifat fisis mekanis OSB campuran tiga jenis kayu cepat tumbuh serta mengetahui penggunaan kadar perekat MDI yang optimum dalam pembuatan OSB.
1.3 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk OSB berkualitas dari campuran jenis kayu cepat tumbuh dan menemukan penggunaan kadar perekat MDI yang optimum untuk pengembangan dalam memenuhi kebutuhan kayu struktural.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oriented Strand Board Oriented Strand Board (OSB) merupakan papan yang diproduksi untuk penggunaan struktural terbuat dari untaian (strand) kayu yang sengaja diorientasikan secara bersilangan sehingga kekuatannya sama atau lebih dari kekuatan kayu lapis (plywood) dan memiliki sifat tahan air (waterproof) sehingga dapat digunakan untuk keperluan eksterior (Nuryawan dan Massijaya 2006). Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan OSB. Namun demikian, kayu, terutama yang memiliki berat jenis (BJ) 0.35-0.65 lebih disukai dan disarankan (Tambunan 2000). Haygreen dan Bowyer (2003) menyatakan bahwa kayu yang banyak digunakan untuk memproduksi OSB adalah kayu dengan kerapatan rendah sampai sedang karena kayu dengan kerapatan tinggi sukar ditangani dan harganya lebih mahal. Sedang kayu berkerapatan sedang lebih disukai karena lebih mudah dikempa menghasilkan kontak sempurna antar strand. Kandungan zat ekstraktif tinggi dari suatu jenis kayu menyebabkan masalah dalam pengerasan perekat dan menimbulkan blister yaitu bagian tengah papan terdapat ruang kosong akibat tekanan gas internal zat ekstraktif yang mudah menguap. Strand yang dihasilkan disarankan untuk memiliki nilai aspect ratio (perbandingan panjang dan lebar ) strand paling sedikit 3 agar dapat menghasilkan produk papan yang memiliki kekuatan lengkung (bending) dan kekakuan yang lebih besar (Youngquist 1999). Nishimura (2004) meyatakan bahwa strand dengan luasan lebih besar akan memiliki aspect ratio lebih rendah dibandingkan strand dengan luasan yang kecil. Dalam pembuatan OSB, peranan perekat tidak boleh diabaikan karena OSB merupakan papan yang tersusun atas beberapa strand kayu tipis yang diikat bersama menggunakan perekat resin tahan air (waterproof) yang dikempa panas dan digunakan untuk keperluan struktural (Youngquist 1999). Terdapat dua jenis perekat yang umum digunakan dalam pembuatan OSB, yaitu resin Phenol
Formaldehyde (PF) dan perekat Methylene di-phenil di-Isocyanate (MDI) (SBA 2005). OSB sebagai produk yang diharapkan dapat memenuhi kekurangan kebutuhan kayu struktural, memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan OSB diantaranya (Nelson dan Kelly 1998 diacu dalam Nuryawan dan Massijaya 2006) : 1.
Jalinan strand pada tiap lapisannya memperbaiki sifat kuat pegang sekrup dan kuat pegang paku.
2.
OSB dengan lapisan tipis dapat digunakan sebagai inti (core) kayu lapis atau dapat dilapisi Medium Density Fiberboard (MDF) untuk meningkatkan penampilan produk.
3.
Biaya yang rendah dalam produksi dan dimensi yang bervariasi sangat ideal sebagi bahan furnitur.
4.
OSB lebih fleksibel dalam dimensi dan sifat struktural untuk penggunaan spesifik dibandingkan kayu lapis.
5.
Biaya bahan baku pada OSB untuk skala besar atau kecil sama, sementara pada kayu lapis semakin besar log sebagai bahan baku maka akan meningkatkan kelangkaan dan meningkatkan biaya.
6.
OSB memiliki sifat fisik yang lebih konsisten dibandingkan kayu solid, hal ini dikarenakan kayu solid memiliki sifat anisotropis.
7.
Penggunaan strand sebagai komponen penyusun OSB mengurangi kehadiran cacat kayu (mata kayu, berlubang, dan lain-lain).
8.
Pemberian bahan pelapis pada OSB akan meningkatkan sifat mekanis hingga 10-15%, sementara pemberian cat (bahan plinkut) akan mengurangi pengembangan dan pecahnya flake. Selain keunggulan tersebut, terdapat beberapa kelemahan OSB yaitu
(Nelson dan Kelly 1998 dalam Nuryawan dan Massijaya 2006) : 1.
Secara umum OSB tidak dapat dibuat moulding, karena semua sisi-sisinya relatif kasar dan biasanya terdapat lapisan plinkut (bahan penolak air).
2.
Faktor pembatas dimensi OSB adalah peralatan proses, sementara pada kayu lapis adalah ukuran vinir.
3.
Pengalaman di USA dan Canada, sifat-sifat struktural OSB kurang stabil pada temperature dan kelembaban yang bervariasi.
4.
Industrinya menghasilkan limbah padat berupa partikel halus dan sisa penggergajian sisi (trimming). Spesifikasi sifat fisis dan mekanis dari OSB menurut standar JIS A 5908
(2003) dan CSA 0437.0 (Grade O-2) disajikan dalam tabel berikut : Tabel 1 Sifat fisis dan mekanis papan partikel dan OSB Sifat Papan
JIS A 5908 (2003)
CSA 0437.0 (Grade O-2)*
Kerapatan (g/cm3)
0.4 – 0.9
-
Kadar Air (%)
5 – 13
-
Tickness Swelling (%)
≤ 25
≤ 15
Daya Serap Air (%)
-
-
MOE sejajar serat (Kg/cm2)
40800
56084.39
MOE tegak lurus serat (Kg/cm2)
13260
15295.74
245
295.72
MOR tegak lurus serat (Kg/cm )
102
126.44
Internal Bond (Kg/cm2)
3.06
3.52
Kuat Pegang Sekrup (Kg)
51
2
MOR sejajar serat (Kg/cm ) 2
*Structural Board Asociation (2005)
2.2 Methylene diphenil diisocyanate (MDI) Perekat Isocyanate berbahan dasar MDI telah dikembangkan sebagai bahan penguat ikatan. Hal ini dikembangkan juga untuk mengurangi atau mengeliminir emisi formaldehid dan meningkatkan sifat-sifat papan (Holfinger 1990). Perekat MDI pertama kali digunakan untuk produk komersil seperti waferboard pada tahun 1985. Sejak saat itu, penggunaan MDI terus berkembang sehingga saat ini sekitar 15-20% pasar OSB dan waferboard menggunakannya. Komposisi perekat isocyanate yang digunakan secara umum terdiri atas : isocyanate yang umumnya berupa methylene diphenil diisocyanate (MDI), hidrogen aktif yang umumnya berupa polyester polyol, polyether polyol, dan polyglicol. Senyawa polyol sendiri berupa polycarpo lactones dan hydroxyl alam yang mengandung minyak, sebagai katalis biasanya polyamine serta bahan aditif.
Selain dalam bentuk tunggal, perekat tersebut juga biasa dikemas dalam dua komponen yang terdiri dari komponen isocyanate dan komponen polyol (Petrie 2004). Keuntungan menggunakan perekat isocyanat dibandingkan perekat berbahan dasar resin adalah dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk memproduksi papan dengan kekuatan yang sama, dapat menggunakan suhu kempa yang lebih rendah, memungkinkan penggunaan kempa yang lebih cepat, lebih toleran pada partikel berkadar air tinggi, energi untuk pengeringan lebih sedikit dibutuhkan, stabilitas dimensi papan yang dihasilkan lebih stabil, dan tidak ada emisi formaldehyda. (Marra 1992) MDI juga berpotensi memaksimalkan sifat fisis penampilan panel OSB, mengefisienkan proses, menguntungkan karena lebih cepat matang (curing) dan terikat kuat (bonding) yang berimplikasi pada biaya produksi (energi) lebih rendah, penampilan fisik papan bersih dan tidak ada emisi formaldehyda (Wikimedia 2006 diacu dalam Nuryawan dan Massijaya 2006).
2.3 Acacia mangium Wild. Kayu mangium memiliki ciri umum, yaitu: teras berwarna coklat pucat sampai coklat tua, kadang-kadang coklat zaitun sampai coklat kelabu, batasnya tegas dengan gubal yang berwarna kuning pucat sampai kuning jerami. Corak kayu mangium polos atau berjalur-jalur berwarna gelap dan terang bergantian pada bidang radial serta mempunyai tekstur halus sampai agak kasar dan merata. Arah serat mangium lurus dan kadang-kadang berpadu. Permukaan kayu mangium agak mengkilap dan licin menurut Mandang dan Pandit (1997). Kayu mangium memiliki ciri anatomi antara lain pori soliter dan berganda radial, terdiri atas 2-3 pori, parenkima selubung, kadang-kadang bentuk sayap pada pori berukuran kecil, jari-jari sempit, pendek dan agak panjang. Kayu mangium berat jenis rata-rata kayu 0.61 (0.43-0.66) dengan kelas awet III dan kelas kuat II-III. Kayu mangium ini dapat digunakan sebagai bahan konstruksi ringan sampai berat, rangka pintu dan jendela, perabot rumah tangga, lantai, papan dinding, tiang, tiang pancang, gerobak dan rodanya, pemeras minyak, gagang alat,
alat pertanian, kotak dan batang korek api, papan partikel, papan serat, vinir dan kayu lapis, pulp dan kertas, selain itu baik juga untuk kayu bakar dan arang. Kayu mangium yang berdiameter kecil dapat menjadi pilihan untuk menjadi bahan baku komposit kayu dengan adanya teknologi,. Semakin langkanya kayu daun lebar berdiameter besar, akan merangsang perkembangan teknologi dalam menggunakan jenis pohon cepat tumbuh seperti A. mangium dengan diameter yang relatif kecil. Kayu A. mangium memiliki potensi yang sangat besar sebagai komponen produk komposit kayu. Kayu A. mangium dari berbagai umur telah sukses diubah menjadi papan partikel yang direkatkan dengan perekat UF dan Isocyanat.
2.4 Paraserianthes falcataria L. Nielsen Menurut Mandang dan Pandit (1997), kayu sengon memiliki ciri umum, yaitu: pada pohon muda teras dan gubal sukar dibedakan, pada pohon tua warna teras putih sampai coklat kemerahan atau kuning muda sampai coklat kemerahan, merah coklat kepucatan. Kayu sengon memiliki sedikit corak dengan tekstur agak kasar sampai kasar, arah seratnya berpadu dan kadang-kadang lurus. Kayu sengon agak lunak dengan warna kayu putih sampai coklat muda kemerahan. Porinya soliter dan berganda radial, parenkima baur, kayunya lunak. Kayu sengon memiliki berat jenis kayu rata-rata 0.33 (0.24-0.49), dengan kelas awet IV-V dan kelas kuat IV-V. Kayu sengon dapat digunakan sebagai bahan bangunan perumahan terutama di pedesaan, peti, papan partikel, papan serat, papan wol semen, pulp dan kertas, kelom dan barang kerajinan.
2.5 Maesopsis eminii Engll Pohon afrika berasal dari famili Rhamnaceae dengan nama latin Maesopsis eminii Engll,. Wahyudi et al (1990) menyebutkan bahwa kayu afrika dikenal dengan nama daerah afrika, manii. Jenis ini tumbuh alami di Afrika dari Kenya hingga Liberia antara 8o LU dan 16o LS, kebanyakan ditemukan di hutan tinggi dalam ekosistem antara hutan dan sabana. Kayu afrika merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan serbaguna yang mempunyai kekuatan sedang hingga kuat, biasanya digunakan untuk konstruksi, kotak dan tiang. Daunnya digunakan untuk
pakan ternak karena kandungan bahan keringnya mencapai 35% dan dapat dicerna dengan baik oleh ternak. Kayu afrika mempunyai ciri umum antara lain gubalnya berwarna putih sedangkan bagian terasnya berwarna kuning sampai kecoklatan. Hal tersebut mengindikasikan kandungan zat ekstrkatif kayu afrika lebih banyak pada kayu terasnya. Tekstur kayu afrika sedang sampai kasar dan berserat lurus berpadu. Kayunya berbau masam dan rasanya pahit. Kayu afika mempunyai berat jenis 0.43 (0.34 – 0.46), dengan kelas kuat III – IV, kelas awet III – IV, kadar selulosa 47.19%, kadar lignin 20.45%, kadar abu 0.28 – 1.94%, dan kelarutan ekstraktif dalam air panas 2.75%.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pembuatan OSB dilaksanakan di Laboratorium Bio Komposit dan pengujian sifat fisis dan mekanis OSB dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu dan Laboratoriun Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2009.
3.2 Alat dan Bahan Dalam penelitian ini dipergunakan bahan-bahan yang terdiri dari kayu mangium (A.mangium) BJ ±0.5, kayu afrika (M.eminii) BJ ±0.4, kayu sengon (P. falcataria) BJ ±0.3, perekat MDI tipe H3M dari PT. Polychemie Asia Pasific Permai. Sedangkan peralatan yang dipergunakan terdiri dari kantong plastik, waterbath, oven, desikator, gelas ukur, gelas aqua, timbangan digital, rotary blender, spray gun, cetakan berukuran 30 cm x 30 cm, kain teflon, hot press, plat besi dengan tebal 0.9 cm, gergaji, caliper, dan alat uji sifat mekanis (Universal Testing Machine merk Instron).
3.3 Pembuatan OSB 3.3.1
Persiapan bahan baku Kayu yang berupa log segar dari tiga jenis kayu yaitu kayu afrika,
mangium, dan sengon diubah menjadi papan-papan tangensial dengan panjang 1.2 -1.4 m, lebar 18-23 cm. Papan tersebut dipotong menjadi panjang 7 cm untuk kemudian dibentuk strand. Strand dibuat dengan ukuran panjang sekitar 7 cm, lebar 2.5 cm dengan ketebalan 0.06-0.08 cm dengan menggunakan disk flaker. 3.3.2
Pemilahan dan Pengeringan Strand Strand-strand diseleksi kemudian dikeringkan dalam oven hingga
mencapai kadar air < 10%. Masing-masing strand sesuai jenis kayu dimasukan ke
dalam kantong-kantong plastik agar kadar airnya tidak berubah oleh pengaruh perubahan kelembaban udara. 3.3.3
Persiapan Perekat Perekat yang dipakai adalah MDI banyaknya perekat yang digunakan
untuk lapisan inti dan lapisan permukaan divariasikan 3%, 5%, dan 7% dari berat kering oven strand (Lampiran 1). 3.3.4
Pencampuran Strand dan Perekat Pencampuran
perekat
terhadap
strand-strand
dilakukan
dengan
menggunakan alat rotating blender, sedangkan untuk memasukan perekat ke dalam rotating blender dengan bantuan alat sprayer. Pembuatan lapik (mats) OSB berukuran 30 x 30 x 0,9 cm dengan kerapatan target ± 0.6 g/cm3, dan kadar perekat 3%, 5%, dan 7% berat kering tanur strand yang dibutuhkan terdapat dalam Lampiran 1. Tebal lapisan core (inti) ditargetkan setengah dari tebal papan. 3.3.5
Pembentukan Lapik (Mats) OSB Lapik yang dibuat terdiri dari 3 lapis yaitu lapisan face, back, dan core.
Arah strand lapisan face dan back disusun sejajar menurut arah memanjang panil, sedangkan lapisan core (inti) arahnya tegak lurus terhadap lapisan face dan back untuk meningkatkan dimensi panil yang dibentuk. Dalam pembentukan papan, papan dibuat dari kombinasi tiga jenis kayu yang dibentuk menjadi sembilan kombinasi dalam penyusunan lapisan papannya antara lain seperti yang disajikan pada tabel 2. 3.3.6
Pengempaan Tekanan kempa yang digunakan sebesar 25 kg/cm2, dengan waktu kempa
7 menit, dan suhu 170 0C. Pengempaan lapik menggunakan kempa panas, bertujuan membentuk lapik strand dalam ikatan panil yang padat dan keras serta untuk memperoleh ketebalan yang diinginkan yaitu 0.9 cm. 3.3.7
Pengkondisian Setelah proses pengempaan, lembaran-lembaran OSB diberi perlakuan
conditioning dengan cara penumpukan rapat (solid files) selama ± 14 hari agar sebelum dilakukan pengujian sifat fisis dan mekanisnya perekat mengeras dan kadar air berada dalam kondisi kesetimbangan
Tabel 2. Kombinasi tiga jenis kayu pembentuk OSB Kombinasi
Face
Core
Back
A
Afrika
Afrika
Afrika
B
Afrika
Mangium
Afrika
C
Afrika
Sengon
Afrika
D
Mangium
Mangium
Mangium
E
Mangium
Afrika
Mangium
F
Mangium
Sengon
Mangium
G
Sengon
Sengon
Sengon
H
Sengon
Afrika
Sengon
I
Sengon
Mangium
Sengon
3.4 Pengujian Sifat Fisis OSB 3.4.1
Kadar Air (KA) Contoh uji untuk pengujian kadar air berukuran 10 cm x 10 cm
berdasarkan standar JIS A 5908 (2003), ditimbang beratnya (m1). Selanjutnya contoh uji dimasukkan kedalam oven dengan temperature 103±2º C selama 2 x 24 jam sehingga diperoleh contoh uji kering oven. Contoh uji dikeluarkan dari oven dan dimasukkan kedalam dessicator agar beratnya konstan dan ditimbang beratnya (m2). Kadar air diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :
3.4.2
Kerapatan (KR) Pengujian kerapatan OSB dilakukan pada kondisi kering udara dengan
contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm berdasarkan standar JIS A 5908 (2003). Dimensi panjang dan lebar diukur pada dua sisi yang berbeda kemudian hasilnya dirata-ratakan. Sedangkan dimensi tebal diukur pada keempat sudut berbeda dan hasilnya dirata-ratakan. Hasil rata-rata dari ketiga dimensi tersebut dikalikan sehingga diperoleh volume (V). Kemudian ditimbang beratnya (m1) dan kerapatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
3.4.3
Pengembangan Tebal (Thickness swelling, TS) Contoh uji pengembangan tebal berukuran 5 x 5 cm berdasarkan standar
JIS A 5908 (2003). Pengembangan tebal didasarkan pada tebal sebelum (t1) yang diukur pada keempat sisi dan dirata-ratakan dalam kondisi kering udara dan tebal setelah perendaman (t2) dalam air dingin selama 2 jam dan 24 jam. Nilai Pengembangan tebal (Thickness swelling, TS) dihitung dengan persamaan:
3.4.4
Daya Serap Air (Water absorpsion, WA) Contoh uji berukuran 5 x 5 cm berdasarkan standar JIS A 5908 (2003)
ditimbang berat awalnya (m1). Kemudian direndam dalam air dingin selama 2 dan 24 jam, setelah itu ditimbang beratnya (m2). Nilai Daya serap air (Water absorpsion, WA) dihitung dengan persamaan:
3.5 Pengujian Sifat Mekanis OSB 3.5.1
Modulus Lentur (Modulus of Elasticity = MOE) Pengujian MOE dilakukan dengan menggunakan Universal Testing
Machine merk Instron dengan menggunakan lebar bentang (jarak penyangga) 15 kali tebal nominal, tetapi tidak kurang dari 15 cm. Contoh uji yang digunakan berukuran 5 x 20 cm berdasarkan standar JIS A 5908 (2003) yaitu pada arah longitudinal (searah dengan orientasi strand pada lapisan permukaan OSB) dan pada arah transversal (tegak lurus dengan orientasi strand pada lapisan permukaan OSB). Pembebanan contoh uji diberikan dengan kecepatan 10 mm/menit. Nilai MOE dihitung dengan persamaan:
Keterangan : MOE : modulus of elasticity (kgf/cm2)
ΔY
: defleksi (cm)
ΔP
: beban dibawah batas proporsi (kgf)
b
: lebar contoh uji (cm)
L
: jarak sangga (cm)
h
: tebal contoh uji (cm)
3.5.2
Modulus Patah (Modulus of Rupture = MOR) Pengujian MOR dilakukan bersama-sama dengan pengujian MOE dengan
memakai contoh uji yang sama. Pada pengujian ini, pembebanan pada pengujian MOE dilanjutkan sampai contoh uji mengalami kerusakan (patah). Nilai MOR dihitung dengan persamaan:
Keterangan : MOR : modulus of rupture (kgf/cm2)
b
: lebar contoh uji (cm)
P
: beban maksimum (kgf)
h
: tebal contoh uji (cm)
L
: jarak sangga (cm)
3.5.3
Internal Bond (IB) Contoh uji berukuran 5 x 5 cm berdasarkan standar JIS A 5908 (2003)
direkatkan pada dua buah blok alumunium dengan perekat dan dibiarkan mengering selama 24 jam. Kedua blok ditarik tegak lurus permukaan contoh uji dengan kecepatan 2 mm/menit sampai beban maksimum. Nilai IB dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Keterangan : IB
: internal bond strength kgf/cm2)
b
: lebar contoh uji (cm)
P
: beban maksimum (kgf)
L
: panjang contoh uji (cm)
3.5.4
Kuat Pegang Sekrup (Screw Holding Power) Contoh uji berukuran 5 x 10 cm berdasarkan standar JIS A 5908 (2003).
Sekrup yang digunakan berdiameter 2.7 mm, panjang 16 mm dimasukkan hingga mencapai kedalaman 8 mm. Nilai kuat pegang sekrup dinyatakan oleh besarnya beban maksimum yang dicapai dalam kilogram.
3.6 Perancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2 faktor dengan faktor A adalah kombinasi tiga jenis kayu (Afrika, Mangium, Sengon) terdiri dari AAA, ASA, AMA, SSS, SAS, SMS, MMM, MAM, MSM dan faktor B adalah kadar perekat terdiri dari 3%, 5%,dan 7% dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga disebut percobaan 9 x 3 x 3. Model umum rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut : Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + ijk Keterangan : Yijk
= nilai respon pada taraf ke-i faktor kombinasi tiga jenis kayu dan taraf ke-j faktor kadar perekat
µ
= nilai rata-rata pengamatan
Ai
= pengaruh sebenarnya faktor kombinasi tiga jenis kayu pada taraf ke-i
Bj
= pengaruh sebenarnya faktor kadar perekat pada taraf ke-j
i
= A-A-A, A-S-A, A-M-A, S-S-S, S-A-S, S-M-S, M-M-M, M-A-M, M-S-M
j
= 3%, 5%, 7%
k
= ulangan (1, 2, 3)
(AB)ij = pengaruh interaksi faktor kombinasi tiga jenis kayu pada taraf ke-i dan faktor kadar perekat pada taraf ke-j εijk
= kesalahan (galat) percobaan pada faktor kombinasi tiga jenis kayu taraf ke- i dan faktor kadar perekat pada taraf ke-j Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut :
Pengaruh utama faktor kombinasi tiga jenis kayu(faktor A) : H0 : α1 = … = αa = 0 (faktor A tidak berpengaruh) H1 : paling sedikit ada satu i dimana αi ≠ 0 Pengaruh utama faktor kadar perekat (faktor B) : H0 : β1 = … = βb = 0 (faktor B tidak berpengaruh) H1 : paling sedikit ada satu i dimana βi ≠ 0 Pengaruh sederhana (interaksi) faktor A dengan faktor B : H0 : (αβ)11 = … = (αβ)ab = 0 (interaksi faktor A - faktor B tidak berpengaruh)
H1 : paling sedikit ada satu ij dimana (αβ)ij ≠ 0 Untuk melihat adanya pengaruh perlakuan terhadap respon maka dilakukan analisis keragaman dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95%. Tabel 3 Analisis keragaman (ANOVA) Sumber
Db
JK
KT
Fhitung
A
A-1
JKA
JKA/A-1
KTA/KTS
B
B-1
JKB
JKB/B-1
KTB/KTS
A*B
(A-1)(B-1)
JKAB
JKAB/(A-1)(B-1)
KTAB/KTS
Sisa
AB(n-1)
JKS
JKS/AB(n-1)
Total
ABn-1
JKT
Keragaman
Sedangkan kriteria ujinya yang digunakan adalah jika Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel maka perlakuan tidak berpengaruh nyata pada suatu tingkat kepercayaan tertentu dan jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka perlakuan berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan tertentu. Untuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji beda Duncan. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SAS 6.12.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Oriented Strand Board (OSB) 4.1.1 Kadar Air (KA) Kadar air merupakan salah satu sifat fisis papan yang menunjukkan kandungan air papan dalam keadaan kesetimbangan dengan lingkungan sekitarnya terutama kelembaban udara. Nilai kadar air OSB hasil penelitian berkisar antara 6.66-8.09%. Nilai kadar air terendah (6.66%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand ASA kadar perekat 7%, sedangkan nilai kadar air tertinggi (8.09%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand MMM kadar perekat 3%. Hasil pengujian kadar air OSB secara lengkap disajikan pada Lampiran 3, sedangkan nilainya tertera pada Gambar 1.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 1 Kadar air (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%. Berdasarkan tabel anova Lampiran 15, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kombinasi jenis strand kayu dan faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap kadar air OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kombinasi jenis strand kayu dan paling sedikit ada satu taraf dari
faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap kadar air OSB. Untuk mengetahui taraf-taraf dari kombinasi strand kayu dan kadar perekat mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap kadar air OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan. Sedangkan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air OSB, terlihat dari p-value > 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan kombinasi strand kayu mempunyai pengaruh hampir sama atau tidak berbeda nyata terhadap kadar air OSB. Kadar perekat 5% dan 7% memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap kadar air OSB. Secara umum, ada 2 grup pengaruh kadar perekat terhadap kadar air OSB yaitu 5% dan 7% dalam satu grup dan 3% pada grup lain. Kadar perekat 3% mempunyai pengaruh yang berbeda dari 5% dan 7% terhadap kadar air OSB. Nilai kadar air terendah terdapat pada OSB dengan kadar perekat 7% dan tertinggi pada OSB dengan kadar perekat 3%. Namun hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa adanya perbedaan kadar perekat tidak menyebabkan penurunan kadar air pada semua kombinasi yang mendapatkan perlakuan tersebut. Pada kombinasi strand AMA, MSM dan SSS justru OSB dengan kadar perekat 7% kadar airnya lebih tinggi dari kadar perekat 5%. Hal ini diduga akibat distribusi perekat yang kurang merata yang menyebabkan strand penyusun papan tidak semua terlapisi perekat sehingga papan yang dihasilkan mudah menyerap air saat pengkondisian. Berdasarkan standar JIS A 5908 (2003) yang mensyaratkan bahwa standar kadar air papan 5-13 %, nilai kadar air OSB hasil penelitian ini seluruhnya memenuhi standar. Standar CSA 0437.0 (Grade O-2) tidak menetapkan nilai kadar air.
4.1.2 Daya Serap Air (DSA) Daya serap air merupakan kemampuan papan untuk menyerap air yang diuji dengan cara perendaman dalam air selama 2 jam dan 24 jam. Semakin kecil daya serap air papan komposit maka stabilitas papan tersebut semakin baik, demikian pula sebaliknya.
Nilai daya serap air 2 jam OSB hasil penelitian berkisar antara 4.01-78.68%, sedangkan untuk daya serap air 24 jam berkisar antara 22.35-113%. Nilai daya serap air 2 jam terendah (4.01%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3% dan tertinggi (78.68%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perkat 3%. Nilai daya serap air 24 jam terendah (22.35%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 7% dan tertinggi (113%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 3%. Hasil pengujian daya serap air OSB selama 2 jam dan 24 jam secara lengkap disajikan pada Lampiran 4 dan Lampiran 5, sedangkan nilainya tertera pada Gambar 2 dan Gambar 3.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 2 Daya serap air 2 jam (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%. Berdasarkan tabel anova Lampiran 16, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kombinasi jenis strand kayu, faktor kadar perekat dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap daya serap air 2 jam OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kombinasi jenis strand kayu, faktor kadar perekat dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap daya serap air 24 jam OSB. Untuk mengetahui
taraf-taraf mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap daya serap air 24 jam OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan. Berdasarkan uji lanjut Duncan kombinasi strand kayu mempunyai tiga grup yaitu SSS dan SAS dalam satu grup, ASA, SMS, dan MSM dalam satu grup dan AAA, MAM, MMM, dan AMA dalam grup yang lain dimana ketiga grup tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap daya serap air 2 jam OSB. Kadar perekat 3%, 5%, dan 7% memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap daya serap air 2 jam OSB. Interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat terbagi atas beberapa grup dimana kombinasi strand SAS dan SSS dengan kadar perekat 3% memberikan perngaruh yang berbeda dengan kombinasi strand yang lain terhadap daya serap air 2 jam OSB.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 3 Daya serap air 24 jam (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%. Berdasarkan tabel anova Lampiran 17, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kombinasi jenis strand kayu, faktor kadar perekat dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap daya serap air 24 jam OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kombinasi jenis strand kayu, faktor kadar perekat dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap daya serap air 24 jam OSB. Untuk mengetahui
taraf-taraf mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap daya serap air 24 jam OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan. Berdasarkan uji lanjut Duncan kombinasi strand kayu mempunyai tiga grup yaitu SSS dan SAS dalam satu grup, SMS, MSM, dan ASA dalam satu grup dan AAA, MAM, MMM, dan AMA dalam grup yang lain dimana ketiga grup tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap daya serap air 24 jam OSB. Kadar perekat 3%, 5%, dan 7% memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap daya serap air 24 jam OSB. Perbedaan kadar perekat memberikan nilai daya serap air OSB yang berbeda. Hal ini terlihat dari histogram daya serap air 2 jam maupun 24 jam memberikan trend yang cenderung sama dimana kadar perekat 3% memberikan nilai yang paling tinggi dan kadar perekat 7% menghasilkan nilai yang rendah. Selain kadar perekat kombinasi kayu juga memberikan perbedaan yang nyata terutama kombinasi yang mengandung jenis kayu sengon. Nilai daya serap air yang dihasilkan dari kombinasi dengan sengon cenderung tinggi dibandingkan dengan yang lain. Hal ini diduga karena sifat kayu sengon yang cepat dalam menyerap air karena memiliki BJ yang rendah yaitu 0.33. Standar JIS A 5908 (2003) dan CSA 0437.0 (Grade O-2) tidak menetapkan parameter daya serap air. Namun dalam penelitian dilakukan pengujian terhadap daya serap air untuk mengetahui ketahanan papan komposit yang dihasilkan terhadap air jika digunakan untuk penggunaan eksterior atau penggunaan yang sering berhubungan langsung dengan pengaruh cuaca (kelembaban air).
4.1.3 Pengembangan Tebal (PT) Pengembangan tebal merupakan perubahan dimensi papan dengan bertambahnya ketebalan dari papan tersebut. Nilai pengembangan tebal 2 jam OSB hasil penelitian berkisar antara 1.35-40.61%, sedangkan untuk pengembangan tebal 24 jam berkisar antara 10.25-50.72%. Nilai pengembangan tebal 2 jam terendah (1.35%) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3% dan tertinggi (40.61%) pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 3%. Nilai pengembangan tebal 24 jam terendah (10.25%) terdapat pada OSB dari kombinasi
strand MAM kadar perekat 7% dan tertinggi (50.72%) pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 3%. Hasil pengujian pengembangan tebal OSB selama 2 jam dan 24 jam secara lengkap disajikan pada Lampiran 6 dan Lampiran 7, sedangkan nilainya tertera pada Gambar 4 dan Gambar 5.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 4 Pengembangan tebal 2 jam (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 5 Pengembangan tebal 24 jam (%) kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%. Berdasarkan tabel anova Lampiran 18 dan 19, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kombinasi jenis strand kayu,
faktor kadar perekat dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap pengembangan tebal 2 dan 24 jam OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kombinasi jenis strand kayu, faktor kadar perekat dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap pengembangan tebal 2 dan 24 jam OSB. Untuk mengetahui taraf-taraf mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap pengembangan tebal 2 dan 24 jam OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan. Berdasarkan uji lanjut Duncan kombinasi strand kayu mempunyai tiga grup yaitu SAS dan SSS dalam satu grup, SMS, MSM, dan ASA dalam satu grup dan AAA, MAM, MMM, dan AMA dalam grup yang lain dimana ketiga grup tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pengembangan tebal 2 jam OSB. Kadar perekat 3%, 5%, dan 7% memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap pengembangan tebal 2 dan 24 jam OSB. Dari data penelitian di atas dapat dilihat bahwa nilai pengembangan tebal tertinggi dominan terdapat pada OSB dari kombinasi kayu sengon dengan kadar perekat 3%. Hal ini diduga karena tingginya pengembangan tebal pada OSB selain karena pengaruh penyerapan air, dipengaruhi juga oleh kerapatan OSB dan kerapatan kayu asalnya. Semakin rendah kerapatan kayu asalnya, semakin banyak juga volume strand yang diperlukan untuk membuat OSB. Hal ini berpengaruh terhadap proses perekatan karena semakin banyak strand, distribusi perekat menjadi berkurang. Nilai pengembangan tebal terendah terdapat pada OSB dari kombinasi kayu afrika dan mangium dengan kadar perekat 7%. Nilai rata-rata pengembangan tebal OSB kadar perekat 7% lebih rendah dibandingkan OSB yang lainnya. Hal ini diduga karena sifat dari perekat MDI itu sendiri yang bersifat hidrophobik sehingga mampu menahan air masuk ke dalam OSB. Berdasarkan standar JIS A 5908 (2003) yang mensyaratkan bahwa standar pengembangan tebal papan maksimal 25%, maka nilai pengembangan tebal OSB hasil penelitian ini papan dengan kadar perekat 7% memenuhi standar kecuali kombinasi strand SSS. Sedangkan pada kadar perekat 5% terdapat empat
kombinasi strand yaitu MSM, SSS, SAS, dan SMS yang tidak memenuhi standar. Pada kadar perekat 3% hanya kombinasi strand AMA, MMM, dan MAM yang memenuhi standar. Standar
CSA
0437.0
(Grade
O-2)
mensyaratkan
bahwa
standar
pengembangan tebal papan maksimal 15%, dan dari 27 kombinasi OSB yang diuji hanya lima papan yang memenuhi standar tersebut yaitu OSB dari kombinasi strand AAA, AMA, MMM, MAM kadar perekat 7% dan AMA kadar perekat 3%.
4.2 Sifat Mekanis Oriented Strand Board (OSB) 4.2.1 Modulus of Elasticity (MOE) Modulus of Elasticity (MOE) merupakan ukuran ketahanan papan terhadap pembengkokan yaitu berhubungan langsung dengan kekuatan papan. Nilai MOE sejajar serat OSB hasil penelitian berkisar antara 19483-100592 kgf/cm2. Nilai MOE sejajar serat terendah (19483kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SSS kadar perekat 3%. Nilai MOE sejajar serat tertinggi (100592 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand MAM kadar perekat 7%. Hasil pengujian MOE sejajar serat OSB secara lengkap disajikan pada Lampiran 8, sedangkan nilainya tertera pada Gambar 6.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 6 MOE sejajar serat (kgf/cm2)kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%.
Berdasarkan tabel anova Lampiran 20, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kombinasi jenis strand kayu dan faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap MOE sejajar serat OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kombinasi jenis strand kayu dan paling sedikit ada satu taraf dari faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap MOE sejajar serat OSB. Untuk mengetahui taraf-taraf dari kombinasi strand kayu dan kadar perekat mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap MOE sejajar serat OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan. Sedangkan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat tidak berpengaruh nyata terhadap MOE sejajar serat OSB, terlihat dari p-value > 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan kombinasi strand kayu mempunyai pengaruh hampir sama atau tidak berbeda nyata terhadap MOE sejajar serat OSB. Kombinasi strand MMM mempunyai pengaruh yang berbeda dari SSS terhadap MOE sejajar serat OSB. Kadar perekat 5% dan 7% memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap MOE sejajar serat OSB. Secara umum, ada 2 grup pengaruh kadar perekat terhadap MOE sejajar serat OSB yaitu 5% dan 7% dalam satu grup dan 3% pada grup lain. Kadar perekat 3% mempunyai pengaruh yang berbeda dari 5% dan 7% terhadap MOE sejajar serat OSB. Nilai MOE dipengaruhi oleh kandungan dan jenis bahan perekat yang digunakan, daya ikat perekat dan panjang serat (Maloney, 1993). Perbedaan kadar resin perekat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap sifat-sifat mekanik bahan yang direkat. Haygreen dan Bowyer (1989) menyatakan bahwa selain kerapatan dan kadar perekat, geometri partikel atau strand merupakan ciri utama yang menentukan sifat-sifat papan yang dihasilkan. Aspek terpenting dari geometri strand adalah perbandingan panjang strand dengan ketebalan strand (slenderness ratio). Peningkatan rasio panjang terhadap tebal strand pada lapisan permukaan akan meningkatkan nilai MOE dari OSB yang dihasilkan. Berdasarkan standar JIS A 5908 (2003) yang mensyaratkan standar MOE sejajar serat minimal 40800 kgf/cm2, nilai MOE sejajar serat OSB hasil penelitian hanya kadar perekat 7% seluruhnya memenuhi standar, sedangkan pada kadar
perekat 3% seluruh papan tidak memenuhi standar. Pada kadar perekat 5 % terdapat tiga kombinasi strand yang tidak memenuhi standar yaitu ASA, MSM, dan SSS.Standar CSA 0437.0 (Grade O-2) mensyaratkan nilai MOE sejajar serat minimal 56084 kgf/cm2. Kombinasi strand yang memenuhi nilai MOE sejajar serat OSB standar CSA 0437.0 (Grade O-2), yaitu AMA, MAM, SAS, dan SMS kadar perekat 7% serta MMM, SAS, dan SMS kadar perekat 5%. Nilai MOE tegaklurus serat OSB hasil penelitian berkisar antara 930622536 kgf/cm2. Nilai MOE tegaklurus serat terendah (9306kgf/cm2) pada OSB dari kombinasi strand SMS kadar perekat 3%. Nilai MOE tegaklurus serat tertinggi (22536 kgf/cm2) pada OSB dari kombinasi strand MAM kadar perekat 7%. Hasil pengujian MOE tegaklurus serat OSB secara lengkap disajikan pada Lampiran 9 sedangkan nilainya tertera pada Gambar 7.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 7 MOE tegaklurus serat (kgf/cm2)kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%. Berdasarkan tabel anova Lampiran 21, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kombinasi jenis strand kayu dan faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap MOE tegaklurus serat OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kombinasi jenis strand kayu dan paling sedikit ada satu taraf dari faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap MOE tegaklurus serat OSB. Untuk mengetahui taraf-taraf dari kombinasi strand kayu dan kadar perekat
mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap MOE tegaklurus serat OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan. Sedangkan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat tidak berpengaruh nyata terhadap MOE tegaklurus serat OSB, terlihat dari p-value > 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan kombinasi strand kayu mempunyai pengaruh hampir sama atau tidak berbeda nyata terhadap MOE tegaklurus serat OSB. Kadar perekat 5% dan 7% memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap MOE tegaklurus serat OSB. Secara umum, ada 2 grup pengaruh kadar perekat terhadap MOE tegaklurus serat OSB yaitu 5% dan 7% dalam satu grup dan 3% pada grup lain. Kadar perekat 3% mempunyai pengaruh yang berbeda dari 5% dan 7% terhadap MOE tegaklurus serat OSB. Standar JIS A 5908 (2003) mensyaratkan standar MOE tegaklurus serat minimal 13260 kgf/cm2, dari 27 kombinasi OSB yang diuji terdapat delapan papan yang tidak memenuhi standar yaitu kombinasi strand MMM, SAS kadar perekat 7%, SAS kadar perekat 5% serta AMA, ASA, SSS, SAS, dan SMS kadar perekat 3%. Standar CSA 0437.0 (Grade O-2) mensyaratkan standar MOE tegaklurus serat minimal 15296 kgf/cm2, pada kadar perekat 7% terdapat tiga kombinasi strand yang tidak memenuhi standar yaitu MMM, SAS, dan SMS. Pada kadar perekat 5% empat kombinasi strand yang tidak memenuhi standar yaitu ASA, MMM, SAS, SMS sedangkan pada kadar perekat 3% hanya satu kombinasi strand yang memenuhi standar yaitu MSM.
4.2.2 Modulus of Rupture (MOR) Modulus of Rupture (MOR) merupakan kemampuan papan menahan beban hingga batas maksimum (keteguhan patah). Hasil pengujian MOR sejajar serat OSB secara lengkap disajikan pada Lampiran 10, sedangkan nilainya tertera pada Gambar 8. Nilai MOR sejajar serat OSB hasil penelitian berkisar antara 237-670 kgf/cm2. Nilai MOR sejajar serat terendah (237 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3%. Nilai MOR sejajar serat tertinggi (670 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 7%.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 8 MOR sejajar serat (kgf/cm2)kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%. Berdasarkan tabel anova Lampiran 22, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap MOR sejajar serat OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap MOR sejajar serat OSB. Untuk mengetahui taraf-taraf dari kadar perekat mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap MOR sejajar serat OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan. Sedangkan faktor kombinasi jenis strand kayu dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat tidak berpengaruh nyata terhadap MOR sejajar serat OSB, terlihat dari p-value > 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan ada tiga grup pengaruh kadar perekat terhadap MOR sejajar serat OSB yaitu 3%, 5%, dan 7%. Maloney (1993) menyatakan bahwa nilai MOR dipengaruhi oleh kandungan dan jenis bahan perekat yang digunakan, daya ikat perekat dan panjang serat. Sementara Koch (1985) dalam Nuryawan (2007) menambahkan bahwa faktor yang mempengaruhi nilai MOR panil adalah BJ kayu, geometri partikel, orientasi partikel, kadar perekat, kadar air lapik dan prosedur kempa. Berdasarkan standar JIS A 5908 (2003) yang mensyaratkan standar MOR sejajar serat minimal 245 kgf/cm2, nilai MOR sejajar serat OSB hasil penelitian
seluruhnya memenuhi standar kecuali kombinasi strand AMA dan SAS kadar perekat 3%. Standar CSA 0437.0 (Grade O-2) mensyaratkan standar MOR sejajar serat minimal 296 kgf/cm2, nilai MOR sejajar serat OSB hasil penelitian pada kadar perekat 5% dan 7% seluruhnya memenuhi standar, sedangkan pada kadar perekat 3% hanya kombinasi strand MSM, SSS, dan SMS yang nilainya memenuhi standar tersebut. Nilai MOR tegaklurus serat OSB hasil penelitian berkisar antara 169-341 kgf/cm2. Nilai MOR tegaklurus serat terendah (169kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3%. Nilai MOR tegaklurus serat tertinggi (341 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand MAM kadar perekat 5%. Hasil pengujian MOR tegaklurus serat OSB secara lengkap disajikan pada Lampiran 11, sedangkan nilainya tertera pada Gambar 9.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 9 MOR tegaklurus serat (kgf/cm2)kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%. Berdasarkan tabel anova Lampiran 23, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap MOR tegaklurus serat OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap MOR tegaklurus serat OSB. Untuk mengetahui taraf-taraf dari kadar perekat mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap MOR tegaklurus serat OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda
Duncan. Sedangkan faktor kombinasi jenis strand kayu dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat tidak berpengaruh nyata terhadap MOR tegaklurus serat OSB, terlihat dari p-value > 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan ada tiga grup pengaruh kadar perekat terhadap MOR tegaklurus serat OSB yaitu 3%, 5%, dan 7%. Standar JIS A 5908 (2003) mensyaratkan standar MOR tegaklurus serat minimal 102 kgf/cm2, maka nilai MOR tegaklurus serat OSB hasil penelitian seluruhnya memenuhi standar. Standar CSA 0437.0 (Grade O-2) mensyaratkan nilai MOR tegaklurus serat minimal 126 kgf/cm2, nilai MOR serat OSB hasil penelitian seluruhnya memenuhi standar.
4.2.3 Internal Bond (IB) Internal Bond merupakan keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan. Sifat ini merupakan ukuran terbaik tentang kualitas pembuatan suatu papan karena menunjukan kekuatan ikatan antar partikel. Sifat keteguhan rekat internal akan semakin sempurna dengan bertambahnya jumlah perekat yang digunakan dalam proses pembuatan papan partikel (Haygreen dan Bowyer 1989). Nilai internal bond OSB hasil penelitian berkisar antara 1.22-7.29 kgf/cm2. Nilai internal bond terendah (1.22 kgf/cm2) terdapat pada OSB dari kombinasi strand SAS kadar perekat 3% dan nilai internal bond tertinggi (7.29 kgf/cm2) pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 7 %. Hasil pengujian internal bond OSB secara lengkap disajikan pada Lampiran 12, sedangkan nilainya tertera pada Gambar 10. Berdasarkan tabel anova Lampiran 24, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap Internal bond OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap Internal bond OSB. Untuk mengetahui taraf-taraf dari kadar perekat mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap Internal bond OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan. Sedangkan faktor kombinasi jenis strand kayu dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat tidak berpengaruh nyata terhadap
Internal bond OSB, terlihat dari p-value > 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan ada tiga grup pengaruh kadar perekat terhadap Internal bond OSB yaitu 3%, 5%, dan 7%.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 10 Internal bond (kgf/cm2)kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%. Maloney (1993) menyatakan bahwa dengan semakin meningkatnya kerapatan lembaran, partikel akan mengalami kehancuran pada waktu pengempaan sehingga akan meningkatkan penyebaran perekat per satuan luas, yang akhirnya akan menghasilkan keteguhan rekat internal yang lemah. Makin tinggi kandungan zat ekstraktif dalam suatu bahan, makin banyak pula pengaruhnya terhadap keteguhan rekat. Distribusi perekat yang kurang bagus juga diduga sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai internal bond. Berdasarkan standar JIS A 5908 (2003) yang mensyaratkan bahwa standar internal bond minimal 3,06 kgf/cm2, maka nilai internal bond OSB hasil penelitian dengan kadar perekat 7% memenuhi standar kecuali kombinasi strand MMM, sedangkan pada kadar 5% terdapat dua kombinasi strand yang tidak memenuhi standar yaitu ASA dan SSS. Pada kadar perekat 3% hanya dua kombinasi strand yang memenuhi standar yaitu AMA dan SSS. Standar CSA 0437.0 (Grade O-2) mensyaratkan nilai internal bond minimal 3,52 kgf/cm2, nilai internal bond OSB hasil penelitian pada kadar perekat 3% hanya dua yang memenuhi standar yaitu kombinasi strand AMA dan SSS, sedangkan pada kadar perekat 7% hanya satu yang tidak memenuhi standar yaitu kombinasi strand
MMM. Pada kadar perekat 5% terdapat empat kombinasi strand yang tidak memenuhi standar yaitu AMA, ASA, MAM, dan SSS.
4.2.4 Kuat Pegang Sekrup (KPS) Nilai kuat pegang sekrup OSB hasil penelitian berkisar antara 50-149 kgf. Nilai kuat pegang sekrup terendah (50 kgf) terdapat pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 3% dan nilai kuat pegang sekrup tertinggi (149 kgf) pada OSB dari kombinasi strand AMA kadar perekat 7%. Hasil pengujian kuat pegang sekrup OSB secara lengkap disajikan pada Lampiran 13, sedangkan nilainya tertera pada Gambar 11.
A = afrika
M = mangium
S = sengon
Gambar 11 Kuat Pegang Sekrup (kgf/cm2)kombinasi strand OSB pada kadar perekat 3,% 5% dan 7%. Berdasarkan tabel anova Lampiran 25, dengan menggunakan taraf nyata (alpha) 5% dapat disimpulkan bahwa faktor kadar perekat dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat masing-masing berpengaruh nyata terhadap kuat pegang sekrup OSB. Ini terlihat dari p-value yang kurang dari 0.05. Jadi, paling sedikit ada satu taraf dari faktor kadar perekat dan paling sedikit ada satu taraf dari faktor interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat yang berpengaruh nyata terhadap kuat pegang sekrup OSB. Untuk mengetahui taraf-taraf dari kadar perekat dan interaksi antara faktor kombinasi jenis strand kayu dengan faktor kadar perekat mana yang
pengaruhnya berbeda atau sama terhadap kuat pegang sekrup OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan. Sedangkan factor kombinasi jenis strand kayu tidak berpengaruh nyata terhadap kuat pegang sekrup OSB, terlihat dari p-value > 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan Kadar perekat 5% dan 7% memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap kuat pegang sekrup OSB. Secara umum, ada 2 grup pengaruh kadar perekat terhadap kuat pegang sekrup OSB yaitu 5% dan 7% dalam satu grup dan 3% pada grup lain. Kadar perekat 3% mempunyai pengaruh yang berbeda dari 5% dan 7% terhadap kuat pegang sekrup OSB. Standar JIS A 5908 (2003) yang mensyaratkan bahwa standar kuat pegang sekrup minimal 51 kgf, maka nilai kuat pegang sekrup OSB hasil penelitian memenuhi standar kecuali pada kombinasi strand AMA kadar perekat 3%. Standar CSA 0437.0 (Grade O-2) tidak mensyaratkan parameter kuat pegang sekrup.
4.3 Penentuan OSB Terbaik Penentuan OSB terbaik hasil penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan urutan keunggulan sifat-sifat OSB pada masing-masing perlakuan. Nilai yang diberikan atas keunggulan sifat dari 27 kombinasi strand dan kadar perekat OSB mulai dari
kualitas tertinggi hingga terendah diberikan poin 1
sampai 27. Hasil penentuan urutan disajikan pada Lampiran 14. Nilai terendah merupakan OSB dengan kualitas terbaik, dan sebaliknya. Penentuan OSB terbaik yang ditinjau dari nilai yang dihasilkan dari sifat fisis dan mekanis OSB memperlihatkan bahwa OSB dari kombinasi strand MAM dengan kadar perekat 7% merupakan OSB dengan nilai terendah sehingga direkomendasikan sebagai OSB dengan kualitas terbaik bila dibandingkan dengan karakteristik sifat OSB dari kombinasi strand dan kadar perekat yang lain. Hal ini diduga karena kualitas OSB dipengaruhi oleh kualitas bahan baku kayu yang digunakan. Dari ketiga kayu yang digunakan, kayu mangium merupakan kayu yang paling bagus dengan BJ, kelas awet dan kelas kuat paling tinggi. Kadar perekat 7% memberikan respon positif terhadap proses perekatan yang menghasilkan kualitas OSB lebih bagus.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : a.
Kadar perekat memberikan pengaruh terhadap sifat fisis dan mekanis OSB dimana semakin tinggi kadar perekat semakin baik kualitas papan OSB yang dihasilkan
b.
OSB dari kombinasi strand MAM dan AMA dengan kadar perekat 7% merupakan kombinasi strand yang cocok untuk dijadikan bahan baku OSB karena kualitasnya memenuhi persyaratan standar baik standar JIS A 5908 (2003) maupun standar CSA 0437.0 (Grade O-2) SBA (2005)
c.
OSB dengan kombinasi strand MAM kadar perekat 7% merupakan OSB terbaik berdasarkan skoring yang dilakukan terhadap sifat fisis dan mekanis OSB.
5.2 Saran a.
Perlu dilakukan penelitian dengan mengkombinasikan kayu-kayu jenis cepat tumbuh lainnya.
b.
Perlu dilakukan penelitian dengan penambahan parafin pada pembuatan OSB sehingga didapatkan stabilitas dimensi yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Bowyer JL, Shmulsky, Haygreen JG. 2003. Forest Products and Wood Science An Introduction, Fourth edition. Iowa State University Press ---------------. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu : Suatu Pengantar. Hadikusumo SA, penerjemah; Prawiro H, editor. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: Forest Product and Wood Science : An Introduction. Departemen Kehutanan.2008.Statistik Kehutanan 2007.Jakarta Holfinger MS. 1990. Difurfuryl Diisocyanate Adhesives From Renewable Resources : Preliminary Result. Di dalam Conner et al., editor. Wood Adhesives 1990. Proceeding of A Symposium at The (MadisonWinconsin, 16-18 May 1990). Winconsin : USDA Forest Fervice Forest Product Laboratory anf The Forest Products Research Society. [JSA] Japanese Standard Association. 2003. JIS A 5908 : Particleboards. Jepang: Japanese Standard Association. Maloney TM. 1993. Modern Particleboard and Dry-Process Fiberboard Manufacturing. California: Miller Freeman Inc. Manalu LIR. 2007. Pengaruh Perendaman Panas Strand dan Kadar Perekat terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Oriented Strand Board (OSB) dari Kayu Akasia (Acacia mangium Wild.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Mandang YI, Pandit IKN. 1997. Seri Manual: Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di Lapangan. Bogor: Yayasan Prosea. Marra AA. 1992. Technology of Wood Bonding : Principles in Practice. New York: Van Nostrand Reinhold. Nishimura T, Amin J, Ansell MP. 2004. Image Analysis and Bending Properties of Model OSB Panels as A Function of Strand Distibution, Shape, and Size. Journal of Wood Science and Technology 38 (4-5): 297-309. Nuryawan A, MY Massijaya. 2006. Mengenal Oriented Strand Board (OSB). Kerjasama Fakultas Pertanian USU Medan dan Fakultas Kehutanan IPB Bogor. Nuryawan A. 2007. Sifat Fisis dan Mekanis OSB dari Kayu Akasia, Ekaliptus, dan Gmelina Berdiameter Kecil [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Petrie EM. 2004. Reactive Polyurethane Adhesive for Bonding Wood. http://www.specialchem4adhesive.com/resource/article. [25 Mei 2009] Pizzi A. 1983. Wood Adhesive : Chemistry and Technology. New York and Basel: Marcel Dekker Inc. Prosea. 2008. Detil Data Maesopsis eminii Engler. http://www.proseanet.org/ prohati2/browser.php?docsid=365. [26 Juli 2009] Samosir TP. 2009. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan pada Strand terhadap Sifat Fisis Mekanis Oriented Strand Board Campuran Tiga Jenis Kayu Cepat Tumbuh [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
[SBA] Structural Board Association. 2005. OSB Performance by Design: Oriented Strand Board in Wood Frame Construction. TM422. Canada. [SBA] Structural Board Association. 2005. Binders and Waxes in OSB. Technical Bulletin No. TB114. Canada. Tambunan B. 2000. Oriented Strand Board. Bogor: Labolatorium Biokomposit Fakultas Kehutanan IPB. Tsoumis, G. 1991. Science and Technology of Wood: Structure, Properties, Utilization. Van Nostrand Reinhold, New York Wahyudi I, Febrianto F, Wistara INJ. 1990. Sifat Dasar, Sifat Pengolahan dan Sifat Penggunaan Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) [Laporan Penelitian]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Youngquist JA. 1999. Wood-based Compsites and Panel Product. Di dalam : Wood Handbook Wood as an Engineering Material. Madison, WI : USDA Forest Service FPL Geberal Technical Report FPL-GTR-113. Yusfiandrita. 1998. Pengaruh Pengukusan Strand terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Oriented Strand Board (OSB) dari Jenis Kayu Terap (Artocarpus elasticus Reinw) Dan Kayu Weru (Albizia procera Benth) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Bahan Baku Bahan baku
: Kayu Mangium(Acacia mangium), Kayu Afrika(Maesopsis eminii), Kayu Sengon(Paraserianthes falcataria)
Ukuran papan
: 30 x 30 x 0,9 cm3
Kerapatan target
: 0.70 g/cm3
Persen Perekat
: 3 % → 3 bagian perekat dari 100 bagian strand 5 % → 5 bagian perekat dari 100 bagian strand 7 % → 5 bagian perekat dari 100 bagian strand
Kebutuhan Strand
: : :
Kebutuhan Perekat
: : :
Solid Content (SC)
: 98 %
Kebutuhan Perekat
: : :
Lampiran 2 Data kerapatan rata-rata OSB (g/cm³)
Kadar perekat 3% Kode
Kerapatan
AX1
0.59
AX2
0.60
AX3 BX1
Kode
Kerapatan 0.62
AY2
0.61
0.59
AY3
0.51
BY1
0.53
BX3
0.59
Rata - rata
Kode
Kerapatan
AZ1
0.65
AZ2
0.63
0.57
AZ3
0.61
0.64
BZ1
0.57
BZ2
0.60
0.60
0.59
0.58
BY3
0.66
BZ3
0.62
0.57
CY1
0.58
CZ1
0.63
CZ2
0.60
0.59
CX3
0.54
Kadar perekat 7%
BY2
CX2
DX1
Rata - rata
AY1
BX2
CX1
Kadar perekat 5%
CY2
0.56
0.58
CY3
0.52
CZ3
0.63
0.57
DY1
0.58
DZ1
0.59
DZ2
0.66
DX2
0.67
DX3
0.58
0.63
DY2
0.63
0.61
DY3
0.68
DZ3
0.67
EX1
0.60
EY1
0.65
EZ1
0.64
EX2
0.62
EY2
0.60
EZ2
0.60
EX3
0.66
EY3
0.62
EZ3
0.63
FX1
0.55
FY1
0.67
FZ1
0.65
FX2
0.62
FY2
0.53
FZ2
0.62
FX3
0.64
FY3
0.62
FZ3
0.63
GX1
0.56
GY1
0.57
GZ1
0.62
GZ2
0.63
GX2
0.57
GX3 HX1
0.63
0.60
0.62
0.61
0.62
0.54
GY3
0.53
GZ3
0.57
0.60
HY1
0.59
HZ1
0.63
HZ2
0.58
0.65
HX3
0.56
0.63
GY2
HX2
IX1
0.62
0.55
HY2
0.69
0.65
HY3
0.61
HZ3
0.63
0.62
IY1
0.64
IZ1
0.60
IZ2
0.63
IZ3
0.67
IX2
0.55
IX3
0.56
0.63
0.57
0.58
IY2
0.63
IY3
0.58
0.63
0.61
Keterangan A = aaa
D = mmm
G = sss
B = ama
E = mam
H = sas
C = asa
F = msm
I = sms
a = afrika
X = kadar perekat 3%
m = mangium
Y = kadar perekat 5%
s = sengon
Z = kadar perekat 7%
1,2,3 = Ulangan
Rata - rata
0.63
0.60
0.62
0.64
0.62
0.64
0.60
0.61
0.63
Lampiran 3 Data kadar air rata-rata OSB (%)
Kode AX1
Kadar Perekat 3% KA KR KA koreksi 0.59
7.18
7.09
AX2
0.60
7.32
7.34
AX3
0.59
7.50
BX1
0.51
BX2
0.53
BX3 CX1
0.58 0.57
Ratarata
Kode AY1
Kadar Perekat 5% KA KR KA koreksi
Kadar Perekat 7% KA KA koreksi
Rata-rata
Kode AZ1
KR 0.65
6.73
7.08
7.24
AZ2
0.63
6.91
7.09
0.62
7.23
7.39
AY2
0.61
7.42
7.46
7.46
AY3
0.57
7.02
6.86
AZ3
0.61
6.94
7.01
7.85
7.25
BY1
0.64
6.71
6.97
BZ1
0.57
7.36
7.16
8.42
7.99
BY2
0.59
7.22
7.13
BZ2
0.60
8.02
8.04
8.35
BZ3
0.62
7.16
7.28
6.79
CZ1
0.63
6.24
6.43
CZ2
0.60
6.97
6.96
8.28 8.26
7.30
7.80
8.15
BY3
8.04
CY1
CX2
0.59
8.00
7.92
CX3
0.58
7.85
DX1
0.57
DX2
0.58
7.96 6.90
CY2
0.56
7.45
7.19
7.69
CY3
0.52
7.56
7.03
CZ3
0.63
6.41
6.58
7.89
7.69
DY1
0.58
7.53
7.41
DZ1
0.59
7.60
7.55
0.67
7.41
7.90
DY2
0.63
7.81
8.02
DZ2
0.66
6.65
7.05
DX3
0.61
8.61
8.69
DY3
0.68
6.84
7.34
DZ3
0.67
6.58
7.05
EX1
0.60
7.67
7.67
EY1
0.65
7.39
7.72
EZ1
0.64
7.19
7.43
EZ2
0.60
6.94
6.96
EX2
0.62
7.47
7.61
EX3
0.66
7.39
FX1
0.55
8.24
8.09
7.59
0.60
7.00
6.98
7.79
EY3
0.62
7.76
7.90
EZ3
0.63
6.92
7.10
7.90
FY1
7.25
FZ1
0.65
7.69
8.03
FZ2
0.62
7.14
7.30
0.62
7.16
7.31
FX3
0.64
7.29
GX1
0.56
GX2 GX3
7.69
7.00
EY2
FX2
HX1
7.89
0.66
7.48
0.67
6.82
FY2
0.53
7.54
7.07
7.55
FY3
0.62
7.30
7.45
FZ3
0.63
7.20
7.42
7.81
7.58
GY1
0.57
7.32
7.11
GZ1
0.62
7.41
7.51
0.57
8.04
7.83
GY2
0.62
7.37
7.48
GZ2
0.63
7.29
7.50
0.54
9.04
8.64
GY3
0.53
7.23
6.78
GZ3
0.57
7.22
6.99
7.53
HY1
7.00
HZ1
0.63
6.37
6.53
HZ2
0.58
6.85
6.72
0.60
7.53
HX2
0.65
7.51
7.82
HX3
0.65
6.84
7.59
7.53
8.02
0.59
7.07
7.13
HY2
0.69
6.87
7.48
7.19
HY3
0.61
7.30
7.40
HZ3
0.63
6.64
6.81
IY1
0.64
7.60
7.84
IZ1
0.60
7.82
7.81
IY2
0.63
7.81
7.98
IZ2
0.63
6.83
7.01
IY3
0.58
7.32
7.18
IZ3
0.67
7.08
7.54
IX1
0.62
7.38
7.53
IX2
0.55
7.88
7.52
IX3
0.56
8.56
8.30
7.51
7.26
7.78
7.29
7.67
Rata-rata 7.06
7.49
6.66
7.22
7.16
7.59
7.33
6.69
7.45
Lampiran 4 Data daya serap air 2 jam rata-rata OSB (%)
Kadar perekat 3% Kode AX1
KR 0.59
DSA 2 20.64
Kadar perekat 5%
DSA 2 koreksi
0.60
38.25
38.68
AX3
0.59
18.38
0.51
11.17
10.42
-2.38
14.92
0.57
5.75
1.31
BZ2
0.60
7.59
8.13
BZ3
0.62
7.27
9.79
CZ1
0.63
13.60
17.89
CZ2
0.60
13.81
13.55
0.59
45.66
43.80
CX3
0.58
64.10
8.93
0.59
13.05
11.05
BY3
0.66
10.30
19.10
CY1
0.58
30.89
28.30
15.02
0.56
27.54
21.51
60.43
CY3
0.52
34.43
22.52
CZ3
0.63
13.49
17.35
6.68
DY1
4.77
DZ1
0.59
5.87
4.81
DZ2
0.66
6.42
15.29
0.67
11.69
22.52
DX3
0.61
11.13
51.59
0.64
BY2
CY2
DX2
14.05
0.58
7.54
24.11
DY2
0.63
7.52
12.23
12.96
DY3
0.68
6.27
17.46
DZ3
0.67
6.42
17.14
EY1
0.65
10.68
18.16
EZ1
0.64
7.22
12.76
EY2
0.60
10.36
9.88
EZ2
0.60
6.65
7.11
0.62
9.26
12.43
EZ3
0.63
6.82
10.74
28.48
FZ1
0.65
14.20
21.84
FZ2
0.62
12.21
15.78
EX1
0.60
11.48
11.30
EX2
0.62
15.73
18.86
EX3
0.66
9.27
18.22
EY3
45.31
FY1
FX2
0.62
20.43
23.68
FX3
0.64
48.87
16.12
0.67
18.65
13.49
0.53
22.05
11.28
54.73
FY3
0.62
20.49
23.85
FZ3
0.63
14.07
19.15
60.62
GY1
26.44
GZ1
0.62
18.98
21.26
GZ2
0.63
21.14
25.81
0.57
81.02
76.17
GX3
0.54
97.65
HX1
0.60
HX2
0.65
41.24
11.49
FY2
GX2
0.62
13.36
8.86
50.52
0.65
9.25
0.61
55.28
IX1
0.63
BZ1
0.57
HX3
18.39
BY1
CX2
65.84
10.52
AZ3
CX1
0.56
0.65
AZ2
5.36
5.94
GX1
DSA 2 koreksi
9.06
8.88
52.96
DSA 2
0.57
4.01
11.96
KR
AZ1
AY3
0.58
0.55
16.85
Kode
17.34
BX3
FX1
Rata-rata
13.68
2.07
11.31
13.25
DSA 2 koreksi
12.92
11.78
0.57
0.62
DSA 2
0.61
0.53
24.93
KR
AY2
BX2
DX1
Kode AY1
18.78
AX2
BX1
Rata-rata
Kadar perekat 7%
0.57
31.25
GY2
0.62
63.62
66.27
88.64
GY3
0.53
36.55
26.55
GZ3
0.57
23.89
18.86
78.80
78.83
HY1
0.59
21.77
20.31
HZ1
0.63
27.84
31.56
72.62
79.70
HY2
0.69
37.78
51.39
HZ2
0.58
19.03
16.15
19.28
HZ3
0.63
12.22
16.22
28.67
IZ1
0.60
12.96
12.73
IZ2
0.63
18.97
23.03
IZ3
0.67
18.61
29.11
69.66 40.87
75.15
21.20
78.68
77.51
HY3
44.29
IY1
IX2
0.55
64.14
56.13
IX3
0.56
35.75
29.94
43.45
0.61 0.64
17.14 23.31
IY2
0.63
24.77
28.60
IY3
0.58
22.49
19.30
39.76
30.33
25.52
Rata-rata
14.06
6.41
16.27
12.41
10.20
18.92
21.98
21.31
21.62
Lampiran 5 Data daya serap air 24 jam rata-rata OSB (%)
Kadar Perekat 3% Kode AX1
KR 0.59
DSA 24 50.28
Kadar Perekat 5%
DSA 24 koreksi 48.22
AX2
0.60
82.14
82.62
AX3
0.59
54.78
BX1
0.51
34.61
Rata-rata
Kode AZ1
KR 0.65
35.26
43.98
40.44
AZ2
0.63
29.10
33.66
45.12
DSA 24
DSA 24 koreksi
53.62
AY3
0.57
29.20
25.09
AZ3
0.61
30.17
31.91
19.59
BY1
37.44
BZ1
0.57
20.46
15.53
BZ2
0.60
25.22
25.83
BX3
0.58
30.80
CX1
0.57
CX2 CX3
30.80
0.59
39.25
37.03
27.54
BY3
0.66
31.16
40.91
BZ3
0.62
22.90
25.70
84.19
78.92
CY1
0.58
56.65
53.77
CZ1
0.63
43.58
48.34
0.59
82.05
79.99
CY2
0.56
53.07
46.38
CZ2
0.60
37.21
36.93
0.58
95.25
91.18
CY3
0.52
61.86
48.66
CZ3
0.63
36.01
40.29
35.82
DY1
23.47
DZ1
0.59
20.64
19.47
DZ2
0.66
24.73
34.57
0.57
40.96
0.67
32.53
44.52
DX3
0.61
37.33
0.60
40.37
0.58
26.54 25.46
30.69
39.36
DY3
0.68
24.01
36.41
DZ3
0.67
23.03
34.93
40.16
EY1
45.94
EZ1
0.64
25.38
31.53
EZ2
0.60
24.09
24.60
51.87
55.33
EX3
0.66
32.03
FX1
0.55
FX2
0.62
39.90
49.61
0.63
0.62
0.56
83.36
38.46
DY2
EX2
0.64
23.75
0.64
BY2
DX2
GX1
41.14
DSA 24 koreksi
51.11
24.10
FX3
0.62
DSA 24
50.26
34.87
EX1
KR
0.61
0.53
61.49
Kode AY1 AY2
BX2
DX1
Rata-rata
Kadar Perekat 7%
0.65
37.65
EY2
0.60
36.04
35.51
41.96
EY3
0.62
32.75
36.27
EZ3
0.63
23.45
27.80
84.24
75.76
FY1
0.67
65.07
75.97
FZ1
0.65
48.40
56.86
61.91
65.53
FY2
0.53
59.43
47.49
FZ2
0.62
36.91
40.87
62.15
FZ3
0.63
39.72
45.35
57.99
GZ1
0.62
50.75
53.29
GZ2
0.63
50.10
55.27
84.37 96.14
45.82
30.19
77.39
90.88
FY3
90.36
GY1
GX2
0.57
102.06
96.68
GX3
0.54
126.81
0.57
58.43 63.32
61.87
GY2
0.62
90.77
93.71
116.82
GY3
0.53
71.91
60.83
GZ3
0.57
61.70
56.12
HY1
0.59
54.87
53.25
HZ1
0.63
59.80
63.92
HY2
0.69
75.63
90.71
HZ2
0.58
47.57
44.39
HY3
0.61
43.14
45.52
HZ3
0.63
33.40
37.84
IY1
0.64
55.09
61.04
IZ1
0.60
39.42
39.17
IZ2
0.63
48.08
52.58
IZ3
0.67
49.04
60.68
HX1
0.60
109.94
109.97
HX2
0.65
99.07
106.93
HX3
0.65
113.40
122.10
IX1
0.62
75.09
78.88
IX2
0.55
97.77
88.89
IX3
0.56
73.19
66.74
101.29
0.62
39.24
113.00
78.17
IY2
0.63
54.41
58.66
IY3
0.58
59.63
56.09
70.84
63.16
58.60
Rata-rata 36.52
22.35
41.85
29.65
27.98
47.69
54.89
48.72
50.81
Lampiran 6 Data pengembangan tebal 2 jam rata-rata OSB (%) Kadar Perekat 3% Kode AX1
KR
PT 2
0.59
12.84
12.05
AX2
0.60
22.63
22.81
AX3 BX1
0.59 0.51
9.19 5.91
PT 2 koreksi
Kadar Perekat 5% Rata-rata 14.53
Kode AY1
KR 0.62
5.69
7.20
AY2
0.61
9.37
9.69
8.75
AY3
0.19
BY1
BX2
0.53
5.66
1.56
BX3
0.58
3.55
CX1
0.57
CX2
0.64
5.29 3.35
PT 2 koreksi
Rata-rata
Kode AZ1
KR 0.65
3.71
7.03
AZ2
0.63
2.63
4.37
3.73
AZ3
0.61
2.66
3.33
5.88
BZ1
0.57
3.55
1.67
BZ2
0.60
4.34
4.57
6.87
PT 2 koreksi
0.59
6.82
5.98
2.31
BY3
0.66
6.44
10.16
BZ3
0.62
5.23
6.30
27.60
25.59
CY1
0.58
13.36
12.27
CZ1
0.63
8.09
9.91
0.59
21.30
20.51
CY2
0.56
12.27
9.72
CZ2
0.60
6.59
6.48
CX3
0.58
36.78
35.23
CY3
0.52
11.90
6.88
CZ3
0.63
4.42
6.05
DX1
0.57
4.15
2.19
DY1
0.58
3.91
2.74
DZ1
0.59
2.98
2.53
DZ2
0.66
3.38
7.13
0.67
4.06
8.63
DX3
0.61
4.83
27.11
5.48
7.34
PT 2
BY2
DX2
1.35
0.57
PT 2
Kadar Perekat 7%
9.62
DY2
6.28
0.63
4.64
6.63
5.61
DY3
0.68
4.74
9.47
DZ3
0.67
1.89
6.42
EY1
0.65
5.22
8.37
EZ1
0.64
3.47
5.81
EY2
0.60
5.01
4.81
EZ2
0.60
2.42
2.62
EX1
0.60
3.38
3.30
EX2
0.62
8.03
9.35
EX3
0.66
4.65
8.43
EY3
0.62
4.98
6.32
EZ3
0.63
3.53
5.18
FX1
0.55
31.95
28.72
FY1
0.67
11.87
16.02
FZ1
0.65
9.76
12.98
FX2
0.62
11.02
12.39
FY2
0.53
17.03
12.48
FZ2
0.62
6.78
8.29
FX3
0.64
27.33
29.81
FY3
0.62
14.99
16.41
FZ3
0.63
6.12
8.27
32.86
GY1
18.51
GZ1
0.62
7.58
8.55
GZ2
0.63
16.00
17.97
GX1
0.56
35.07
GX2
0.57
45.97
43.92
GX3
0.54
42.02
HX1
0.60
HX2
7.03
23.64
0.57
20.54
14.97
GY2
0.62
36.26
37.37
38.22
GY3
0.53
18.55
14.33
GZ3
0.57
10.60
8.47
39.30
39.31
HY1
0.59
16.32
15.70
HZ1
0.63
17.61
19.18
0.65
45.22
48.21
HY2
0.69
33.03
38.78
HZ2
0.58
13.84
12.63
HX3
0.65
30.99
34.30
HY3
0.61
12.05
12.96
HZ3
0.63
7.96
9.65
IX1
0.62
24.07
25.52
IY1
0.64
16.93
19.20
IZ1
0.60
9.40
9.30
IX2
0.55
36.26
32.88
IY2
0.63
17.59
19.21
IZ2
0.63
15.78
17.49
IZ3
0.67
10.78
15.21
IX3
0.56
18.54
16.08
38.33
6.50
40.61
24.83
IY3
0.58
16.69
15.34
23.40
22.48
17.92
Rata-rata 4.91
4.18
7.48
5.36
4.54
9.84
11.66
13.82
14.00
Lampiran 7 Data pengembangan tebal 24 jam rata-rata OSB (%) Kadar Perekat 3% Kode AX1
KR 0.59
27.43
26.71
AX2
0.60
33.61
33.77
AX3 BX1
0.59 0.51
PT 24
Kadar Perekat 5%
23.12 17.66
PT 24 koreksi
Rata-rata 27.73
Kode AY1
KR 0.62
13.31
14.70
AY2
0.61
26.01
26.30
22.71
AY3
12.45
BY1
BX2
0.53
16.25
12.51
BX3
0.58
15.84
CX1
0.57
CX2
0.64
12.18 11.04
PT 24 koreksi
Rata-rata
Kode AZ1
KR 0.65
12.03
15.05
AZ2
0.63
7.50
9.08
10.76
AZ3
0.61
9.44
10.04
13.35
BZ1
0.57
11.95
10.24
BZ2
0.60
12.03
12.24
17.25
PT 24 koreksi
0.59
17.62
16.85
14.71
BY3
0.66
13.69
17.07
BZ3
0.62
12.87
13.84
38.01
36.18
CY1
0.58
22.01
21.01
CZ1
0.63
18.96
20.61
0.59
36.57
35.85
CY2
0.56
22.70
20.38
CZ2
0.60
14.00
13.90
CX3
0.58
49.70
48.29
CY3
0.52
19.65
15.07
CZ3
0.63
13.42
14.91
DX1
0.57
19.94
18.15
DY1
0.58
12.52
11.46
DZ1
0.59
9.93
9.52
DZ2
0.66
12.17
15.59
0.67
12.92
17.08
DX3
0.61
15.84
40.11
17.26
15.76
PT 24
BY2
DX2
13.22
0.57
PT 24
Kadar Perekat 7%
18.82
DY2
16.44
0.63
13.90
15.72
16.54
DY3
0.68
17.85
22.15
DZ3
0.67
6.89
11.01
EY1
0.65
17.69
20.57
EZ1
0.64
9.38
11.51
EY2
0.60
12.88
12.70
EZ2
0.60
9.05
9.23
EX1
0.60
17.96
17.89
EX2
0.62
28.80
30.00
EX3
0.66
17.91
21.35
EY3
0.62
13.42
14.64
EZ3
0.63
8.50
10.01
FX1
0.55
43.73
40.79
FY1
0.67
29.23
33.01
FZ1
0.65
27.80
30.74
FX2
0.62
28.19
29.45
FY2
0.53
32.38
28.24
FZ2
0.62
20.82
22.20
FX3
0.64
38.86
41.12
FY3
0.62
33.27
34.56
FZ3
0.63
16.28
18.23
41.56
GY1
30.47
GZ1
0.62
19.23
20.11
GZ2
0.63
33.11
34.91
GX1
0.56
43.57
GX2
0.57
51.20
49.33
GX3
0.54
45.58
HX1
0.60
HX2
23.08
37.12
0.57
32.31
31.94
GY2
0.62
44.50
45.52
42.11
GY3
0.53
29.16
25.32
GZ3
0.57
23.96
22.02
47.95
47.96
HY1
0.59
25.57
25.01
HZ1
0.63
28.03
29.46
0.65
53.96
56.68
HY2
0.69
48.98
54.21
HZ2
0.58
26.65
25.55
HX3
0.65
44.49
47.50
HY3
0.61
23.79
24.62
HZ3
0.63
18.15
19.69
IX1
0.62
36.87
38.18
IY1
0.64
29.72
31.78
IZ1
0.60
20.04
19.95
IX2
0.55
49.42
46.34
IY2
0.63
29.22
30.70
IZ2
0.63
28.53
30.09
IZ3
0.67
19.64
23.67
IX3
0.56
29.66
27.42
44.34
15.97
50.72
37.31
IY3
0.58
28.25
27.02
33.77
34.61
29.83
Rata-rata 11.39
12.11
16.47
12.04
10.25
23.72
25.68
24.90
24.57
Lampiran 8 Data MOE sejajar rata-rata OSB (kgf/cm²) Kadar Perekat 3% Kode AX1
KR 0.59
40349
40627
AX2
0.60
15392
15328
AX3 BX1
0.59 0.51
MOE S
Kadar Perekat 5%
41978 32039
MOE S koreksi
Rata-rata 32696
Kode AY1
KR 0.62
36257
35720
AY2
0.61
57230
57117
42133
AY3
34063
BY1
BX2
0.53
24995
26446
BX3
0.58
41697
CX1
0.57
CX2
0.64
37228 38054
MOE S koreksi
Rata-rata
Kode AZ1
KR 0.65
51984
50808
AZ2
0.63
61489
60874
37781
AZ3
0.61
47981
47747
37159
BZ1
0.57
72503
73167
BZ2
0.60
62339
62257
43539
MOE S koreksi
0.59
33934
34234
42136
BY3
0.66
97277
95962
BZ3
0.62
46817
46441
23868
24578
CY1
0.58
49737
50125
CZ1
0.63
48671
48029
0.59
27306
27584
CY2
0.56
42675
43576
CZ2
0.60
54247
54286
CX3
0.58
25631
26180
CY3
0.52
24124
25903
CZ3
0.63
41265
40688
DX1
0.57
16834
17528
DY1
0.58
53675
54089
DZ1
0.59
53659
53817
DZ2
0.66
44755
43429
0.67
46091
44474
DX3
0.61
46993
26114
36240
55785
MOE S
BY2
DX2
34215
0.57
MOE S
Kadar Perekat 7%
39868
DY2
93214
0.63
144715
144011
46719
DY3
0.68
83212
81541
DZ3
0.67
61147
59545
EY1
0.65
30291
29173
EZ1
0.64
157724
156896
EY2
0.60
45016
45087
EZ2
0.60
85063
84994
EX1
0.60
31684
31712
EX2
0.62
25332
24865
EX3
0.66
35783
34445
EY3
0.62
51547
51074
EZ3
0.63
60472
59885
FX1
0.55
41505
42648
FY1
0.67
24074
22605
FZ1
0.65
61388
60247
FX2
0.62
37312
36825
FY2
0.53
40911
42520
FZ2
0.62
48178
47644
FX3
0.64
29222
28346
FY3
0.62
48614
48113
FZ3
0.63
36852
36094
17608
GY1
31598
GZ1
0.62
44834
44493
GZ2
0.63
40025
39327
GX1
0.56
16828
GX2
0.57
18485
19210
GX3
0.54
20286
HX1
0.60
HX2
30341
35940
0.57
30880
37746
GY2
0.62
22780
22384
21632
GY3
0.53
32306
33800
GZ3
0.57
46889
47641
52901
52898
HY1
0.59
49056
49274
HZ1
0.63
63945
63388
0.65
31690
30632
HY2
0.69
97103
95069
HZ2
0.58
56265
56695
HX3
0.65
21423
20251
HY3
0.61
25417
25096
HZ3
0.63
63135
62537
IX1
0.62
25060
24549
IY1
0.64
54822
54021
IZ1
0.60
61648
61683
IX2
0.55
39987
41183
IY2
0.63
64469
63896
IZ2
0.63
59407
58801
IZ3
0.67
66317
64749
IX3
0.56
26359
27228
19483
41778
34593
30987
IY3
0.58
62863
63341
29261
56480
60419
Rata-rata 53143
60622
47667
52264
100592
47995
43820
60873
61744
Lampiran 9 Data MOE tegaklurus rata-rata OSB (kgf/cm²) Kadar Perekat 3% Kode AX1
KR 0.59
MOE T 10963
Kadar Perekat 5%
MOE T koreksi
Rata-rata
Kode AY1
15023
AY2
0.61
14514
14367
11322
KR 0.62
MOE T
Kadar Perekat 7%
17889
MOE T koreksi
Rata-rata
Kode AZ1
KR 0.65
17618
16100
16722
AZ2
0.63
20017
19224
17196
MOE T
MOE T koreksi
AX2
0.60
11931
11849
AX3
0.59
21698
21900
AY3
0.57
17889
18603
AZ3
0.61
12805
12503
BX1
0.51
9805
12418
BY1
0.64
20739
19584
BZ1
0.57
16538
17395
BX2
0.53
7251
9123
BY2
0.59
20120
20507
BZ2
0.60
12866
12761
BX3
0.58
8768
9334
BY3
0.66
9979
8283
BZ3
0.62
28879
28393
CX1
0.57
12621
13537
CY1
0.58
12791
13291
CZ1
0.63
13322
12494
CZ2
0.60
20337
20387
CX2
0.59
8640
8998
CX3
0.58
12307
10292
11850
16124
CY2
14486
0.56
13734
14897
13015
CY3
0.52
12973
15268
CZ3
0.63
18766
18021
DY1
0.58
11004
11538
DZ1
0.59
10863
11067
DY2
0.63
15793
14884
DZ2
0.66
12816
11105
DX1
0.57
18868
19763
DX2
0.67
16241
14153
DX3
0.61
10304
9950
DY3
0.68
17797
15639
DZ3
0.67
17464
15395
EX1
0.60
16545
16581
EY1
0.65
22871
21428
EZ1
0.64
23088
22019
EX2
0.62
14115
13513
EY2
0.60
16905
16997
EZ2
0.60
17022
16933
EX3
0.66
12451
10725
EY3
0.62
27403
26792
EZ3
0.63
29415
28658
14343
FY1
17644
FZ1
0.65
22259
20786
FZ2
0.62
19530
18841
FX1
0.55
12868
FX2
0.62
33228
32599
FX3
0.64
10109
GX1
0.56
GX2
14622
13606
0.67
19539
21739
FY2
0.53
30134
32211
8978
FY3
0.62
17967
17320
FZ3
0.63
19439
18460
11256
12262
GY1
0.57
15519
16446
GZ1
0.62
18549
18108
0.57
10251
11186
GY2
0.62
18143
17632
GZ2
0.63
18035
17134
GX3
0.54
10079
11816
GY3
0.53
11635
13563
GZ3
0.57
16707
17678
HX1
0.60
13502
13497
HY1
0.59
10178
10460
HZ1
0.63
10407
9690
HX2
0.65
14615
13249
HY2
0.69
6606
3982
HZ2
0.58
11436
11991
16044
HZ3
0.63
11444
10672
14479
IZ1
0.60
12331
12375
IZ2
0.63
15775
14992
IZ3
0.67
18539
16514
HX3 IX1
0.65 0.62
7713 7529
18640
14020
11755
10982
6200
HY3
6869
IY1
IX2
0.55
8525
10069
IX3
0.56
9859
10980
9306
0.61 0.64
16457 15513
IY2
0.63
11847
11107
IY3
0.58
16410
17027
22392
15880
10162
14204
Rata-rata 15942
19516
16967
12522
22536
19363
17640
10784
14627
Lampiran 10 Data MOR sejajar rata-rata OSB (kgf/cm²) Kadar Perekat 3% Kode AX1
KR 0.59
MOR S 432
Kadar Perekat 5%
MOR S koreksi
Rata-rata
Kode AY1
290
AY2
0.61
414
412
437
KR 0.62
MOR S
Kadar Perekat 7%
351
MOR S koreksi
Rata-rata
Kode AZ1
KR 0.65
587
566
392
AZ2
0.63
517
506
342
MOR S
MOR S koreksi
AX2
0.60
151
150
AX3
0.59
280
283
AY3
0.57
413
422
AZ3
0.61
382
378
BX1
0.51
163
199
BY1
0.64
266
250
BZ1
0.57
519
531
BX2
0.53
144
170
BY2
0.59
406
411
BZ2
0.60
423
421
BX3
0.58
335
343
BY3
0.66
401
378
BZ3
0.62
350
343
CX1
0.57
272
284
CY1
0.58
293
300
CZ1
0.63
565
554
CZ2
0.60
520
521
CX2
0.59
312
316
CX3
0.58
252
237
287
346
CY2
368
0.56
380
396
262
CY3
0.52
376
408
CZ3
0.63
411
401
DY1
0.58
414
421
DZ1
0.59
394
397
DY2
0.63
384
371
DZ2
0.66
363
340
DX1
0.57
202
215
DX2
0.67
199
171
DX3
0.61
431
426
DY3
0.68
400
371
DZ3
0.67
393
364
EX1
0.60
250
250
EY1
0.65
397
377
EZ1
0.64
396
381
EX2
0.62
274
265
EY2
0.60
415
416
EZ2
0.60
471
470
EX3
0.66
298
274
EY3
0.62
588
580
EZ3
0.63
462
452
375
FY1
215
FZ1
0.65
443
423
FZ2
0.62
404
395
FX1
0.55
355
FX2
0.62
355
346
FX3
0.64
199
GX1
0.56
GX2
271
263
0.67
241
457
FY2
0.53
384
412
183
FY3
0.62
299
290
FZ3
0.63
274
261
253
266
GY1
0.57
363
376
GZ1
0.62
447
441
0.57
315
328
GY2
0.62
273
266
GZ2
0.63
387
375
GX3
0.54
307
330
GY3
0.53
432
458
GZ3
0.57
536
549
HX1
0.60
231
231
HY1
0.59
599
603
HZ1
0.63
676
666
HX2
0.65
324
306
HY2
0.69
460
424
HZ2
0.58
637
645
262
HZ3
0.63
708
697
496
IZ1
0.60
332
333
IZ2
0.63
429
418
IZ3
0.67
396
369
HX3 IX1
0.65 0.62
201 257
302
388
308
239
180
HY3
248
IY1
IX2
0.55
332
354
IX3
0.56
349
364
322
0.61 0.64
268 510
IY2
0.63
422
411
IY3
0.58
399
407
306
367
430
438
Rata-rata 483
432
492
367
434
359
455
670
373
Lampiran 11 Data MOR tegaklurus rata-rata OSB (kgf/cm²) Kadar Perekat 3% Kode AX1
KR 0.59
MOR T 151
Kadar Perekat 5%
MOR T koreksi
Rata-rata
Kode AY1
223
AY2
0.61
249
247
156
KR 0.62
MOR T
Kadar Perekat 7%
297
MOR T koreksi
Rata-rata
Kode AZ1
KR 0.65
295
274
273
AZ2
0.63
271
260
287
MOR T
MOR T koreksi
AX2
0.60
193
192
AX3
0.59
319
322
AY3
0.57
274
284
AZ3
0.61
206
202
BX1
0.51
151
187
BY1
0.64
360
344
BZ1
0.57
199
211
BX2
0.53
124
150
BY2
0.59
323
328
BZ2
0.60
218
216
BX3
0.58
162
170
BY3
0.66
157
133
BZ3
0.62
305
298
CX1
0.57
224
237
CY1
0.58
214
221
CZ1
0.63
197
186
CZ2
0.60
295
296
CX2
0.59
157
162
CX3
0.58
234
169
214
268
CY2
254
0.56
225
241
244
CY3
0.52
268
300
CZ3
0.63
325
315
DY1
0.58
165
172
DZ1
0.59
191
194
DY2
0.63
183
171
DZ2
0.66
222
198
DX1
0.57
230
242
DX2
0.67
211
182
DX3
0.61
117
112
DY3
0.68
255
225
DZ3
0.67
263
234
EX1
0.60
215
216
EY1
0.65
313
293
EZ1
0.64
318
303
EX2
0.62
201
192
EY2
0.60
259
260
EZ2
0.60
205
204
EX3
0.66
160
136
EY3
0.62
478
470
EZ3
0.63
405
394
166
FY1
236
FZ1
0.65
285
264
FZ2
0.62
277
267
FX1
0.55
145
FX2
0.62
407
398
FX3
0.64
207
GX1
0.56
GX2
179
181
0.67
262
341
FY2
0.53
356
384
191
FY3
0.62
251
242
FZ3
0.63
302
288
216
230
GY1
0.57
295
308
GZ1
0.62
342
335
0.57
232
245
GY2
0.62
334
327
GZ2
0.63
313
301
GX3
0.54
191
215
GY3
0.53
159
186
GZ3
0.57
288
301
HX1
0.60
207
207
HY1
0.59
155
159
HZ1
0.63
222
212
HX2
0.65
257
238
HY2
0.69
130
93
HZ2
0.58
178
186
356
HZ3
0.63
247
236
278
IZ1
0.60
240
241
IZ2
0.63
325
314
IZ3
0.67
311
283
HX3 IX1
0.65 0.62
110 214
252
189
230
178
89
HY3
205
IY1
IX2
0.55
162
184
IX3
0.56
168
184
191
0.61 0.64
361 292
IY2
0.63
231
221
IY3
0.58
276
285
287
274
203
261
Rata-rata 245
242
265
209
301
273
312
211
279
Lampiran 12 Data internal bond rata-rata OSB (kgf/cm²) Kadar Perekat 3% Kode AX1
KR
IB
IB koreksi
0.59
4.20
4.31
AX2
0.60
1.29
1.26
AX3
0.59
1.91
1.97
BX1
0.51
1.99
2.79
BX2
0.53
3.54
4.11
BX3
0.58
4.62
CX1
0.57
1.99
Rata-rata 2.51
KR
IB
0.62
2.35
IB koreksi 2.14
AY2
0.61
4.75
4.71
AY3
0.57
4.56
4.77
BY1
0.64
5.08
4.72
Rata-rata 3.87
KR
IB
0.65
4.78
IB koreksi 4.32
AZ2
0.63
8.96
8.72
AZ3
0.61
4.73
4.64
BZ1
0.57
6.83
7.10
BZ2
0.60
7.62
7.59
3.40
3.51
4.80
BY3
0.66
2.74
2.23
BZ3
0.62
7.34
7.19
2.27
CY1
1.66
CZ1
0.63
5.51
5.25
CZ2
0.60
5.02
5.04
1.96
2.07
CX3
0.58
1.79
DX1
0.57
DX2 DX3
0.58
1.50
CY2
0.56
2.10
2.45
2.00
CY3
0.52
1.48
2.18
CZ3
0.63
4.65
4.42
1.77
2.04
DY1
0.58
6.57
6.74
DZ1
0.59
1.50
1.56
0.67
1.99
1.36
DY2
0.63
3.32
3.04
DZ2
0.66
3.45
2.93
0.61
1.70
1.59
DY3
0.68
2.53
1.88
DZ3
0.67
3.04
2.41
2.31
EY1
4.62
EZ1
0.64
3.63
3.31
EZ2
0.60
8.37
8.34
0.60
2.30
EX2
0.62
1.28
1.10
EX3
0.66
1.59
2.11
3.49
Kode AZ1
0.59
0.59
3.90
Kode AY1
Kadar Perekat 7%
BY2
CX2
EX1
Kadar Perekat 5%
1.66
1.49
0.65
5.06
2.09
3.88
EY2
3.25
0.60
1.28
1.31
1.06
EY3
0.62
4.01
3.83
EZ3
0.63
3.83
3.60
FY1
0.67
6.93
6.35
FZ1
0.65
8.77
8.32
FY2
0.53
2.89
3.52
FZ2
0.62
4.97
4.76
FX1
0.55
1.14
1.59
FX2
0.62
1.87
1.68
FX3
0.64
1.42
1.07
FY3
0.62
2.35
2.15
FZ3
0.63
1.94
1.64
GX1
0.56
3.16
3.46
GY1
0.57
1.68
1.96
GZ1
0.62
6.86
6.72
GX2
0.57
4.16
4.45
GY2
0.62
1.47
1.31
GZ2
0.63
5.02
4.74
2.93
GZ3
0.57
8.78
9.08
5.13
HZ1
0.63
4.19
3.98
HZ2
0.58
3.60
3.77
GX3 HX1
0.54 0.60
3.88 1.16
1.45
4.10
4.40
GY3
1.16
HY1
HX2
0.65
2.22
1.80
HX3
0.65
1.15
IX1
0.62
IX2 IX3
1.22
0.53 0.59
2.34 5.05
4.01
2.07
HY2
0.69
1.50
0.70
0.69
HY3
0.61
5.32
5.20
HZ3
0.63
7.05
6.82
1.51
1.30
IY1
0.64
5.33
5.02
IZ1
0.60
4.89
4.90
0.55
2.01
2.48
IY2
0.63
4.10
3.88
IZ2
0.63
7.73
7.49
0.56
1.94
2.28
IY3
0.58
2.98
3.17
IZ3
0.67
6.40
5.78
2.02
3.68
4.02
Rata-rata 5.90
7.29
4.90
2.30
5.08
4.91
6.85
4.85
6.06
Lampiran 13 Data kuat pegang sekrup rata-rata OSB (Kg) Kadar Perekat 3% Kode AX1
KR 0.59
KPS 84
Kadar Perekat 5%
KPS koreksi
Kadar Perekat 7%
Rata-rata
Kode AY1
65
AY2
0.61
147
146
85
KR
KPS
KPS koreksi
0.62
128
127
Rata-rata
Kode AZ1
KR
KPS
KPS koreksi
0.65
110
107
130
AZ2
0.63
101
100
AX2
0.60
58
58
AX3
0.59
53
53
AY3
0.57
115
116
AZ3
0.61
115
114
BX1
0.51
48
53
BY1
0.64
136
133
BZ1
0.57
122
123
BX2
0.53
43
47
BY2
0.59
165
166
BZ2
0.60
201
201
BX3
0.58
49
50
BY3
0.66
111
108
BZ3
0.62
125
124
CX1
0.57
70
72
CY1
0.58
85
86
CZ1
0.63
107
105
CZ2
0.60
96
96
CX2
0.59
75
75
CX3
0.58
84
50
78
136
CY2
102
0.56
101
103
85
CY3
0.52
112
117
CZ3
0.63
86
85
DY1
0.58
99
100
DZ1
0.59
130
131
DY2
0.63
101
99
DZ2
0.66
97
94
DX1
0.57
93
95
DX2
0.67
85
81
DX3
0.61
95
95
DY3
0.68
79
75
DZ3
0.67
55
51
EX1
0.60
109
109
EY1
0.65
116
114
EZ1
0.64
98
96
EX2
0.62
80
78
EY2
0.60
110
110
EZ2
0.60
106
106
EX3
0.66
74
70
EY3
0.62
130
128
EZ3
0.63
91
89
101
FY1
58
FZ1
0.65
106
103
FZ2
0.62
114
113
FX1
0.55
98
FX2
0.62
106
105
FX3
0.64
91
GX1
0.56
GX2
90
86
0.67
61
117
FY2
0.53
119
123
89
FY3
0.62
89
88
FZ3
0.63
87
85
89
91
GY1
0.57
113
115
GZ1
0.62
103
102
0.57
77
79
GY2
0.62
86
85
GZ2
0.63
110
108
GX3
0.54
87
90
GY3
0.53
104
108
GZ3
0.57
116
118
HX1
0.60
79
79
HY1
0.59
103
103
HZ1
0.63
117
116
HX2
0.65
101
99
HY2
0.69
86
81
HZ2
0.58
101
102
122
HZ3
0.63
124
122
115
IZ1
0.60
106
106
IZ2
0.63
108
107
IZ3
0.67
111
107
HX3 IX1
0.65 0.62
87 90
98
91
87
87
84
HY3
89
IY1
IX2
0.55
77
80
IX3
0.56
76
78
82
0.61 0.64
123 117
IY2
0.63
109
108
IY3
0.58
79
80
90
103
102
101
Rata-rata 107
149
95
92
97
100
109
113
106
Lampiran 14 Skoring penentuan OSB terbaik Kadar Perekat
3%
5%
7%
Keterangan: a = AAA b = AMA c = ASA
Faktor Penilaian
a
b
c
d
e
f
g
h
i
Kadar air Daya Serap Air Pengembangan Tebal MOE Sejajar MOE Tegaklurus MOR Sejajar MOR Tegaklurus Internal bond Kuat pegang sekrup TOTAL Kadar air Daya Serap Air Pengembangan Tebal MOE Sejajar MOE Tegaklurus MOR Sejajar MOR Tegaklurus Internal bond Kuat pegang sekrup TOTAL Kadar air Daya Serap Air Pengembangan Tebal MOE Sejajar MOE Tegaklurus MOR Sejajar MOR Tegaklurus Internal bond Kuat pegang sekrup TOTAL
11 19 18 22 13 22 17 18 26 166 8 10 10 14 9 10 8 14 3 86 4 6 2 9 11 3 14 4 7 60
24 2 5 21 25 27 27 12 27 170 14 7 6 8 10 17 9 16 2 89 15 1 4 5 4 8 15 1 1 54
25 25 25 26 21 23 18 20 25 208 3 15 12 16 16 13 12 21 11 119 1 11 9 12 8 2 10 7 16 76
27 9 11 18 15 24 25 24 19 172 20 5 8 2 18 11 23 13 18 118 7 4 3 10 20 14 20 19 17 114
22 12 13 24 19 25 24 25 23 187 17 8 7 15 3 4 1 17 4 76 6 3 1 1 1 7 3 5 15 42
18 23 23 19 6 21 13 26 14 163 9 20 20 17 2 20 4 11 20 123 19 13 14 11 5 16 7 6 13 104
26 26 26 27 22 19 16 9 22 193 5 22 21 25 12 15 6 22 9 137 12 17 17 13 7 5 2 2 6 81
16 27 27 20 23 26 26 27 21 213 10 21 22 7 26 9 21 15 10 141 2 14 16 4 24 1 19 8 5 93
23 24 24 23 27 18 22 23 24 208 21 18 19 6 17 6 11 10 12 120 13 16 15 3 14 12 5 3 8 89
d = MMM e = MAM f = MSM
g = SSS h = SAS i = SMS
A = afrika M = mangium S = sengon
Kadar Perekat
3%
5%
7%
Keterangan: a = AAA b = AMA c = ASA
Faktor Penilaian Kadar air Pengembangan Tebal MOE Sejajar MOE Tegaklurus MOR Sejajar MOR Tegaklurus Internal bond Kuat pegang sekrup Kadar air Pengembangan Tebal MOE Sejajar MOE Tegaklurus MOR Sejajar MOR Tegaklurus Internal bond Kuat pegang sekrup Kadar air Pengembangan Tebal MOE Sejajar MOE Tegaklurus MOR Sejajar MOR Tegaklurus Internal bond Kuat pegang sekrup
d = MMM e = MAM f = MSM
a 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
g = SSS h = SAS i = SMS
b 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 -
1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
c 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
d 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 -
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
e 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 -
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
f 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
g 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 -
1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
A = afrika 1 = memenuhi M = mangium 0 = tidak memenuhi S = sengon - = tidak ada standar
h 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 -
1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
i 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 -
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 -
Lampiran 15 Tabel Anova dan DMRT kadar air OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81
Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: KA Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
9.79258765
0.37663799
2.78
0.0008
Error
54
7.31100000
0.13538889
Corrected Total
80
17.10358765
R-Square
C.V.
Root MSE
KA Mean
0.572546
4.955133
0.36795229
7.42567901
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
2.71954321 4.39657284 2.67647160
0.33994290 2.19828642 0.16727948
2.51 16.24 1.24
0.0213 0.0001 0.2729
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: KA NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 0.135389
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8 9 Critical Range .3478 .3658 .3777 .3863 .3929 .3982 .4026 .4062 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
STRAND
A A A A A A
7.6344 7.6333 7.5911 7.4911 7.4756 7.4622 7.1978 7.1811 7.1644
9 9 9 9 9 9 9 9 9
i d b g f e a c h
B B B B B B
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: KA NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 0.135389
Number of Means 2 3 Critical Range .2008 .2112 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A B B
7.7400 7.3541 7.1830
27 27 27
KDRPKT x y z
Lampiran 16 Tabel Anova dan DMRT daya serap air 2 jam OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81
Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: DSAZ Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
27535.27995556
1059.04922906
12.56
0.0001
Error
54
4553.06020000
84.31592963
Corrected Total
80
32088.34015556
R-Square
C.V.
Root MSE
DSAZ Mean
0.858109
36.17850
9.18237059
25.38074074
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
13092.44762222 7707.19635556 6735.63597778
1636.55595278 3853.59817778 420.97724861
19.41 45.70 4.99
0.0001 0.0001 0.0001
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: DSAZ NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05 Number of Means Critical Range
2 8.68
3 9.13
df= 54 4 9.42
MSE= 84.31593 5 9.64
6 9.81
7 8 9 9.94 10.05 10.14
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
STRAND
A A B B B C C C C
45.624 43.439 30.652 30.200 27.122 16.984 13.273 12.651 8.480
9 9 9 9 9 9 9 9 9
g h c i f a e d b
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: DSAZ NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 84.31593
Number of Means 2 3 Critical Range 5.010 5.270 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A B C
38.802 21.431 15.909
27 27 27
KDRPKT x y z
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: DSAZ NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 84.31593
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Critical Range 15.03 15.81 16.32 16.70 16.98 17.21 17.40 17.56 17.69 17.81 17.91 17.99 18.07 Number of Means 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Critical Range 18.14 18.20 18.25 18.30 18.34 18.38 18.42 18.45 18.48 18.51 18.53 18.55 18.57 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
KOMB
A A B B B B F F F F F F F F F F F F F F F F
78.680 75.143 51.583 43.453 41.240 39.753 30.327 25.523 24.933 24.110 21.977 21.623 21.310 21.203 18.923 16.263 16.127 15.023 14.057 14.053 13.490 12.413 11.963 11.487 10.203 6.410 4.007
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
hx gx cx ix fx gy hy iy ax cy gz iz hz fy fz cz ex by az dx ey dz ay dy ez bz bx
C C C C G G G G G G G G G G G G G G G G G G
E E E E E I I I I I I I I I I I I I I I I I
D D D D D H H H H H H H H H H H H H H H H H
Lampiran 17 Tabel Anova dan DMRT daya serap air 24 jam OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81 Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: DSAZA Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
40244.56293333
1547.86780513
13.59
0.0001
Error
54
6149.73146667
113.88391605
Corrected Total
80
46394.29440000
R-Square
C.V.
Root MSE
DSAZA Mean
0.867446
20.05068
10.67164074
53.22333333
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
22399.43448889 11942.40038519 5902.72805926
2799.92931111 5971.20019259 368.92050370
24.59 52.43 3.24
0.0001 0.0001 0.0006
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: DSAZA NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 113.8839
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8 9 Critical Range 10.09 10.61 10.95 11.20 11.40 11.55 11.68 11.78 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
STRAND
A A B B B C C
75.674 74.959 62.526 62.318 58.273 46.148 37.678 33.249 28.186
9 9 9 9 9 9 9 9 9
g h i f c a e d b
D D D
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: DSAZA NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 113.8839
Number of Means 2 3 Critical Range 5.823 6.125 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A B C
69.351 50.267 40.052
27 27 27
KDRPKT x y z
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: DSAZA NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 113.8839
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Critical Range 17.47 18.38 18.97 19.40 19.74 20.00 20.22 20.40 20.56 20.69 20.81 20.91 21.00 Number of Means 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Critical Range 21.08 21.15 21.21 21.27 21.32 21.37 21.41 21.44 21.48 21.51 21.54 21.56 21.58 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
KOMB
A A B B B B E E E E E E E E E E L L L L L L L L L L L
113.000 101.287 83.363 78.170 77.390 70.843 63.160 61.870 61.487 58.597 54.893 50.810 49.603 48.717 47.693 45.817 41.853 40.440 39.900 39.240 38.460 36.517 30.190 29.657 27.977 23.743 22.353
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
hx gx cx ix fx gy hy fy ax iy gz iz cy hz fz ex cz ay dx ey by az dy dz ez bx bz
G G G G G G G G G G G G
C C C C C C C H H H H H H H H H H H H
F F F F F F F F F F
K K K K K K K K K K K K
D D D D D D I I I I I I I I I I I I
J J J J J J J J J J J J
Lampiran 18 Tabel Anova dan DMRT pengembangan tebal 2 jam OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81 Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: PTZ Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
8334.78108395
320.56850323
9.86
0.0001
Error
54
1756.36273333
32.52523580
Corrected Total
80
10091.14381728
R-Square
C.V.
Root MSE
PTZ Mean
0.825950
41.16177
5.70309002
13.85530864
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
4753.06226173 1955.55942469 1626.15939753
594.13278272 977.77971235 101.63496235
18.27 30.06 3.12
0.0001 0.0001 0.0009
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: PTZ NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 32.52524
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8 9 Critical Range 5.390 5.670 5.854 5.987 6.090 6.172 6.239 6.296 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
STRAND
A A B B B C C C C
25.636 24.467 18.914 16.152 14.738 8.773 6.021 5.706 4.291
9 9 9 9 9 9 9 9 9
h g i f c a e d b
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: PTZ NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 32.52524
Number of Means 2 3 Critical Range 3.112 3.273 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A B C
20.323 12.821 8.422
27 27 27
KDRPKT x y z
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: PTZ NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05 Number of Means Critical Range
2 9.34
df= 54
MSE= 32.52524
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 9.82 10.14 10.37 10.55 10.69 10.81 10.90 10.99 11.06 11.12 11.17 11.22
Number of Means 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Critical Range 11.27 11.30 11.34 11.37 11.39 11.42 11.44 11.46 11.48 11.49 11.51 11.52 11.53 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
KOMB
A A B B B B B B F F F F F F F F F F F F F F F F F F
40.607 38.333 27.110 24.827 23.640 23.403 22.480 17.917 14.970 14.537 14.000 13.820 11.663 9.847 9.623 7.480 7.340 7.027 6.873 6.500 6.280 5.477 5.360 4.910 4.537 4.180 1.353
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
hx gx cx ix fx gy hy iy fy ax iz hz gz fz cy cz by ex ay ey dy dx dz az ez bz bx
C C C C C C C
G G G G G G G G G G G G G G G
E E E E E E E E E E E E
D D D D D D D D
Lampiran 19 Tabel Anova dan DMRT pengembangan tebal 24 jam OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81 Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: PTZA Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
9479.77055802
364.60655992
9.48
0.0001
Error
54
2076.19060000
38.44797407
Corrected Total
80
11555.96115802
R-Square
C.V.
Root MSE
PTZA Mean
0.820336
25.12240
6.20064304
24.68172840
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
5670.63311358 2835.50062469 973.63681975
708.82913920 1417.75031235 60.85230123
18.44 36.87 1.58
0.0001 0.0001 0.1058
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: PTZA NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 38.44797
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8 9 Critical Range 5.860 6.164 6.364 6.510 6.621 6.711 6.784 6.845 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
STRAND
A A A A
36.742 34.594 30.927 30.572 25.133 18.791 16.433 15.247 13.696
9 9 9 9 9 9 9 9 9
h g f i c a e d b
B B B
C C C C
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: PTZA NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 38.44797
Number of Means 2 3 Critical Range 3.383 3.559 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
KDRPKT
A
32.320
27
x
B
23.822
27
y
C
17.904
27
z
Lampiran 20 Tabel Anova dan DMRT MOE sejajar OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81 Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: MOES Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
27015186022.17290000
1039045616.23742000
3.01
0.0003
Error
54
18651061689.99990000
345390031.29629400
Corrected Total
80
45666247712.17280000
R-Square
C.V.
Root MSE
MOES Mean
0.591579
39.59116
18584.67194481
46941.46913580
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
6625587020.17282000 10894137845.50610000 9495461156.49392000
828198377.52160200 5447068922.75308000 593466322.28087000
2.40 15.77 1.72
0.0272 0.0001 0.0710
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: MOES NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 3.4539E8
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8 9 Critical Range 17565 18475 19075 19511 19846 20113 20333 20516 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
STRAND
A A A A A A A
60573 57570 51050 50649 50207 43126 40560 37883 30855
9 9 9 9 9 9 9 9 9
d e i h b a f c g
B B B B B B B
C C C C C C
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: MOES NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 3.4539E8
Number of Means 2 3 Critical Range 10141 10667 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A A B
58747 50899 31179
27 27 27
KDRPKT z y x
Lampiran 21 Tabel Anova dan DMRT MOE tegaklurus OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81 Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: MOET Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
1101557448.32098000
42367594.16619170
1.92
0.0220
Error
54
1193443265.33333000
22100801.20987660
Corrected Total
80
2295000713.65432000
R-Square
C.V.
Root MSE
MOET Mean
0.479981
30.83060
4701.14892445
15248.32098765
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
641652653.20987300 226738996.76543000 233165798.34568000
80206581.65123410 113369498.38271500 14572862.39660500
3.63 5.13 0.66
0.0019 0.0091 0.8195
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: MOET NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 22100801
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8 9 Critical Range 4443 4674 4825 4935 5020 5088 5143 5190 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
STRAND
A A A A
20131 19294 15896 15311 15092 14434 13722 12712 10643
9 9 9 9 9 9 9 9 9
f e a b g c d i h
B B B B B
D D D D D D
C C C C C C
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: MOET NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 22100801
Number of Means 2 3 Critical Range 2565 2698 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A A B
16655 16192 12897
27 27 27
KDRPKT z y x
Lampiran 22 Tabel Anova dan DMRT MOR sejajar OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81 Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: MORS Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
701707.55555556
26988.75213675
3.83
0.0001
Error
54
380206.66666667
7040.86419753
Corrected Total
80
1081914.22222222
R-Square
C.V.
Root MSE
MORS Mean
0.648580
22.48478
83.90985757
373.18518519
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
95248.66666667 407712.66666667 198746.22222222
11906.08333333 203856.33333333 12421.63888889
1.69 28.95 1.76
0.1218 0.0001 0.0619
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: MORS NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 7040.864
Number of Means 2 3 Critical Range 45.79 48.16 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A B C
451.74 387.96 279.85
27 27 27
KDRPKT z y x
Lampiran 23 Tabel Anova dan DMRT MOR tegaklurus OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81
Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: MORT Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
161091.35802469
6195.82146249
1.37
0.1624
Error
54
243947.33333333
4517.54320988
Corrected Total
80
405038.69135802
R-Square
C.V.
Root MSE
MORT Mean
0.397718
27.89622
67.21267150
240.93827160
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
67545.80246914 61666.24691358 31879.30864197
8443.22530864 30833.12345679 1992.45679012
1.87 6.83 0.44
0.0842 0.0023 0.9633
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: MORT NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 4517.543
Number of Means 2 3 Critical Range 36.68 38.58 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A A B
261.15 259.74 201.93
27 27 27
KDRPKT y z x
Lampiran 24 Tabel Anova dan DMRT internal bond OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81
Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: IB Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
222.71083951
8.56580152
3.46
0.0001
Error
54
133.56973333
2.47351358
Corrected Total
80
356.28057284
R-Square
C.V.
Root MSE
IB Mean
0.625100
42.90304
1.57274079
3.66580247
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
37.28850617 131.07358765 54.34874568
4.66106327 65.53679383 3.39679660
1.88 26.50 1.37
0.0816 0.0001 0.1904
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: IB NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 2.473514
Number of Means 2 3 Critical Range .8582 .9027 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A B C
5.3489 3.3744 2.2741
27 27 27
KDRPKT z y x
Lampiran 25 Tabel Anova dan DMRT kuat pegang sekrup OSB Analysis of Variance Procedure Class Level Information Class
Levels
Values
UL
3
1 2 3
STRAND
9
a b c d e f g h i
KDRPKT
3
x y z
Number of observations in data set = 81
Analysis of Variance Procedure Dependent Variable: KPS Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
26
31979.55555556
1229.98290598
3.70
0.0001
Error
54
17947.33333333
332.35802469
Corrected Total
80
49926.88888889
R-Square
C.V.
Root MSE
KPS Mean
0.640528
18.47012
18.23068909
98.70370370
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
STRAND KDRPKT STRAND*KDRPKT
8 2 16
2673.11111111 13612.66666667 15693.77777778
334.13888889 6806.33333333 980.86111111
1.01 20.48 2.95
0.4430 0.0001 0.0015
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: KPS NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
Number of Means Critical Range
MSE= 332.358 2 3 9.95 10.46
Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
A A B
107.926 107.815 80.370
27 27 27
KDRPKT y z x
Analysis of Variance Procedure Duncan's Multiple Range Test for variable: KPS NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate Alpha= 0.05
df= 54
MSE= 332.358
Number of Means 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Critical Range 29.84 31.39 32.41 33.15 33.72 34.17 34.55 34.86 35.12 35.35 35.55 35.72 35.87 Number of Means 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Critical Range 36.01 36.13 36.24 36.34 36.42 36.50 36.57 36.63 36.69 36.74 36.79 36.83 36.87 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping
Mean
N
KOMB
A A A A E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
149.33 135.67 129.67 117.33 113.33 109.33 107.00 106.67 102.67 102.00 102.00 101.00 100.33 98.33 97.00 95.33 92.00 91.33 90.33 89.67 87.33 86.67 85.67 82.33 77.33 65.33 50.00
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
bz by ay ey hz gz az iz gy hy cy iy fz fx ez cz dz dy dx fy hx gx ex ix cx ax bx
F F F F F F F F F F F F F F F
B B B B B B B B B B B B
G G G G
D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D
C C C C C C C C C C C C C C