PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK
SITI SYAMSIAH A14105709
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN
SITI SYAMSIAH. Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Di Cinere Depok. Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI. Perkembangan jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tahun 2007 jumlah BPRS mencapai 114 unit, pada tahun 2008 sampai dengan bulan April jumlah BPRS telah mencapai 118 unit. Melihat potensi BPRS yang begitu besar memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha kegiatan BPRS. BPRS diharapkan mampu menyentuh daerah pedesaan dan mendekatkan sumber dana relatif murah kepada masyarakat. Peluang yang diberikan pemerintah kepada BPRS, membuka kesempatan bagi BPRS untuk mempertahankan eksistensinya dengan cara meningkatkan besarnya keuntungan yang diperoleh, ataupun dengan cara memperkecil biaya operasional sehingga dapat melakukan efisiensi usaha. Di tengah persaingan perbankan syariah yang saat ini semakin marak BPRS Al Salaam terus berupaya meningkatkan usahanya melalui program pembiayaan yang disalurkan kepada nasabahnya. BPRS Al Salaam Amal Salman sebelumnya merupakan BPR yang beroperasi secara konvensional. Sejak 3 Juli 2006 BPR melakukan konversi menjadi syariah. Semasa beroperasi dengan sistem konvensional maupun dengan syariah pembiayaan BPRS Al Salaam menunjukkan trend yang terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya jumlah pembiayaan dan jumlah nasabah, keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam juga mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh prinsip usaha syariah terhadap keuntungan dan efisiensi usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salman. Menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap tingkat keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman setelah menggunakan prinsip usaha syariah. Penelitian ini dilaksanakan di PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang berlokasi di Jl. Raya Cinere Blok A No. 42 Depok 16514. Kegiatan pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2008. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dari direktur BPRS Al Salaam. Data sekunder didapatkan dari laporan keuangan BPRS selama 3 tahun terakhir, yakni dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Laba yang diperoleh perusahaan menunjukkan kemampuan manajemen dalam pengelolaan aset atau kekayaan perusahaan. Kemampuan manajemen tersebut dapat diukur melalui Return On Assets Ratio (ROA ratio). Pada tahun 2005 ROA ratio BPRS Al Salaam sebesar 2,54 persen, artinya dalam penggunaan 100 persen asset atau kekayaan dalam kegiatan pembiayaan, BPRS Al Salaam memperoleh laba sebesar 2,54 persen. Tahun 2006, pada saat proses konversi berlangsung terjadi penurunan ROA yaitu sebesar 1,35 persen. Pada tahun 2007 setelah proses konversi terjadi peningkatan ROA menjadi 2,02 persen,
peningkatan nilai laba sebesar 97,86 persen dari tahun sebelumnya, sementara total aktiva hanya mengalami peningkatan sebesar 16,48 persen. Berdasarkan hasil uji-t yang telah dilakukan, rata-rata ROA sesudah konversi mengalami peningkatan sebesar 0,274 persen. Nilai P-value yang menunjukkan tingkat signifikansi 0,000, karena uji yang dilakukan berupa one tailed maka 0,000/2 yang hasilnya lebih kecil dari nilai α (0,05) hasil yang lebih kecil dari nilai α menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari sisi ROA antara sebelum dan sesudah konversi. Operational Eficiency Ratio (OER) atau Rasio Efisiensi Operasional dapat digunakan oleh suatu badan usaha khususnya bank untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi usaha. OER tahun 2005 sebesar 90,13 persen, tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 93,25 persen, kemudian tahun 2007 menurun menjadi 91,60 persen. Menurut penilaian kesehatan BPRS kinerja BPRS Al Salaam masih tergolong sehat karena tidak keluar dari batasan normal untuk OER yaitu kurang dari 93,52 persen, baik sebelum konversi maupun sesudah konversi. Hal tersebut menunjukkan BPRS Al Salaam telah mampu mencapai efisiensi dalam menjalankan usahanya walaupun telah merubah prinsip usahanya dari konvensional menjadi syariah. Dari hasil uji-t yang telah dilakukan, nilai P-value menunjukkan signifikansi 0,000, karena uji yang dilakukan berupa one tailed maka 0,000/2 yang hasilnya lebih kecil dari nilai α (0,05) hasil yang lebih kecil menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari sisi OER antara sebelum dan sesudah konversi. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan ternyata tidak seluruhnya berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas yang telah ditentukan, hanya ada dua variabel yang berpengaruh. Variabel pembiayaan modal kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Pembiayaan modal kerja dalam model mempunyai pengaruh negatif, artinya setiap penurunan pembiayaan modal kerja akan meningkatkan keuntungan. Pembiayaan modal kerja berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen. Nilai elastisitas pembiayaan modal kerja dalam fungsi keuntungan sebesar -7,310 yang artinya bahwa setiap penurunan pembiayaan modal kerja sebesar Rp 100.000, maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 731.000 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap (cateris paribus). Sehingga diharapkan BPRS Al Salaam lebih memperhatikan dalam penyaluran pembiayaan modal kerja. Variabel pembiayaan konsumsi secara parsial berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Pembiayaan konsumsi dalam model mempunyai pengaruh positif, artinya setiap ada kenaikan jumlah pembiayaan konsumsi, maka keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat. Nilai elastisitas pembiayaan konsumsi dalam fungsi keuntungan sebesar 6,852 yang artinya bahwa setiap penambahan pembiayaan konsumsi sebesar Rp 100.000, maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 685.200 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap (cateris paribus).Variabel jumlah nasabah modal kerja (X1), pembiayaan investasi (X4), jumlah nasabah konsumsi (X5), jumlah pembiayaan konsumsi (X6) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan
PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK
Oleh :
SITI SYAMSIAH A14105709
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul Skripsi : PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK Nama NRP
: Siti Syamsiah : A14105709
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si NIP. 131 918 115
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN
DENGAN
INI
SAYA
MENYATAKAN
BAHWA
SKRIPSI
YANG
BERJUDUL ”PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN PT BPRS AL SALAAM AMAL SALMAN DI CINERE DEPOK” ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, April 2009
Siti Syamsiah A14105709
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Bogor, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 9 Juli 1980, sebagai anak kesembilan dari sembilan bersaudara dari pasangan Bapak Sanusi dan Ibu Siti Hasanah. Pada Tahun 1992 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Empang I. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1995 di SMPN 7 Bogor, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 5 Bogor dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi pada program Diploma III Teknisi Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2001. Kemudian pada tahun 2006 penulis melanjutkan studi ke jenjang sarjana pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, inayah dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Di Cinere Depok”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Manajemen Agribisnis Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada penelitian ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penelitian ini sangat penulis harapkan. Akhir kata terima kasih kepada semua pihak atas kerjasama dan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi yang membutuhkan
Bogor, April 2009
Siti Syamsiah
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak akan tercapai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan perhatian dan kesabarannya selama membimbing penulis dalam melakukan penelitian. 2. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada kolokium yang banyak memberikan saran dan kritik pada skripsi ini. 3. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji pada sidang yang telah memberikan saran dan kritik pada skripsi ini. 4. Dra Yusalina, M.Si selaku perwakilan dari Komisi Pendidikan yang banyak memberikan saran pada skripsi ini. 5. Ir. Chotib Muhammad selaku Direktur Utama PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang telah memberikan ijin penelitian. 6. Cahyo Kartiko, SP, selaku Direktur PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang telah memberikan ijin penelitian dan diskusi yang menarik. 7. Keluarga besar PT BPRS Al Salaam Amal Salman terutama Mba Dian yang telah meluangkan waktunya atas saran dan dukungannya. 8. Keluarga besar Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor, Badan Pengembangan SDM Pertanian, Departemen Pertanian yang telah memberikan ijin belajar untuk melanjutkan studi ke jenjang sarjana. 9. Suamiku “Gilar Gautama” dan anakku “Kafka Hafizh Gautama” untuk seluruh doa, cinta, kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan seluruh dukungannya selama ini. 10. Orang tua dan kakak-kakakku untuk seluruh dukungannya selama ini.
11. Teman–teman Ekstensi MAB terimakasih atas kebersamaannya selama ini. 12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .....................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................
xiii
I.
II.
PENDAHULUAN ..................................................................
1
1.1 1.2 1.3 1.4.
Latar Belakang................................................................. Perumusan Masalah ........................................................ Tujuan Penelitian ............................................................. Kegunaan Penelitian ........................................................
1 4 5 6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................
7
2.1 2.2 2.3 2.4
Tujuan Operasional dan Kegiatan Usaha BPRS .............. Pembiayaan .................................................................... Nasabah .......................................................................... Penelitian Terdahulu ........................................................
7 8 15 16
III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................
20
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis............................................ 3.1.1 Efisiensi .............................................................. 3.1.2 Keuntungan ......................................................... 3.1.3 Profitabilitas ........................................................ 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional.....................................
20 20 21 23 24
IV. METODE PENELITIAN ......................................................
27
4.1 Lokasi dan Waktu ............................................................ 4.2 Jenis dan Sumber Data..................................................... 4.3 Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 4.3.1 Metode Analisis Deskriptif .................................. 4.3.2 Analisis Rasio Profitabilitas dan Efisiensi Usaha . 4.3.3 Analisis Regresi ................................................. 4.4 Metode Pendugaan Model................................................ 4.2 Definisi Operasional ........................................................
27 27 27 27 28 30 32 36
GAMBARAN UMUM BPRS AL SALAAM ........................
38
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5
38 39 46 46 48
V.
Sejarah BPRS Al Salaam ................................................ Manajemen dan Organisasi ............................................. Keadaan Sumberdaya Manusia BPRS Al Salaam ............ Perkembangan Jumlah Nasabah ...................................... Perkembangan Pembiayaan .............................................
5.6 Produk dan Layanan ....................................................... 5.7 Prosedur Umum Pembiayaan .......................................... 5.8 Aspek Keuangan Bank ....................................................
50 52 53
VI. TINGKAT KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI USAHA .....
55
6.1 Profitabilitas dan Efisiensi Usaha .................................... 6.1.1 Return On Asset Ratio ......................................... 6.1.2 Operational Efficiency Ratio ...............................
55 55 57
VII. PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN BPRS AL SALAAM ...........
61
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................
72
8.1 Kesimpulan ..................................................................... 8.2 Saran .............................................................................
72 73
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................
74
DAFTAR TABEL
Nomor 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Halaman Perkembangan Jumlah BPRS Berdasarkan Total Aset di Indonesia Tahun 2007-2008 .....................................................
2
Perkembangan Pembiayaan BPRS Al Salaam Tahun 20032007 ........................................................................................
4
Perkembangan Jumlah Nasabah, Pembiayaan dan Keuntungan Tahun 2003-2007 .................................................
5
Perkembangan Jumlah Nasabah Berdasarkan Jenis Penggunaan BPRS Al Salaam Tahun 2005-2007 .....................
47
Perkembangan Jumlah Pembiayaan BPRS Al Salaam Tahun 2005-2007 ....................................................................
48
Hasil Perhitungan ROA Ratio pada PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 ...............................................
55
Hasil Perhitungan Uji-t ROA Ratio pada PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 ..................................
56
Hasil Perhitungan OER BPRS Al Salaam Tahun 20052007 ........................................................................................
58
Hasil Perhitungan Uji-t OER BPRS Al Salaam Tahun 2005-2007 ...............................................................................
59
Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam Model 1 ....................................................................................
61
Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam Model 2 ..................................................................................
62
Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam Model 3 ....................................................................................
62
Jumlah Pembiayaan dan dan Nasabah BPRS Al Salaam Tahun 2005-2007 ....................................................................
68
14.
Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Kredit dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPR Gebu Kujang Kinantan .................................................................................
70
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Kurva Kemungkinan Produksi .................................................
21
2.
Kurva Hubungan Total Cost dan Total Revenue .............................
22
3.
Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ..................................
26
4.
Perkembangan Pembiayaan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 ........................................................
48
Prosedur Umum Pembiayaan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2008 .................................................................
51
Perkembangan ROA PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 .....................................................................
54
Perkembangan OER PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 .....................................................................
57
5.
6.
7.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1.
Halaman Struktur Organisasi PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2008 ..............................................................................
76
Daftar Pertanyaan Wawancara dengan pihak Direksi PT BPRS Al Salaam Amal Salman ...............................................
77
3.
Daftar Rekanan BPRS Al Salaam Tahun 2008 ........................
78
4.
Penilaian Kesehatan BPR/BPRS Menurut Bank Indonesia ......
82
5.
Hasil Perhitungan ROA dan OER PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 ...............................................
83
Hasil Perhitungan Profitabilitas dan Efisiensi PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 ..................................
86
7.
Hasil Uji-t ROA Tahun 2005-2007 ...........................................
87
8.
Hasil Uji-t OER Tahun 2005-2007............................................
88
9.
Data Keuntungan, Pembiayaan dan Jumlah Nasabah PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005 – 2007..............................
89
Hasil Analisis Regresi ..............................................................
90
2.
6.
10.
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Sistem perbankan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.10 Tahun
1998 yang menjelaskan perbankan di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat. Kedua jenis tersebut melaksanakan kegiatan secara konvensional atau syariah. Hal ini berarti bahwa Indonesia menganut sistem perbankan ganda (dual banking system), yaitu bank konvensional dan bank syariah beroperasi berdampingan. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa di Indonesia pada tahun 2008 jumlah bank umum konvensional mencapai 125 unit, bank umum syariah tiga unit, bank perkreditan rakyat (BPR) 1767 unit dan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) 118 unit. Sehubungan dengan hal tersebut dikeluarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, dalam hal ini Bank Indonesia selaku regulator keuangan memberikan kesempatan kepada
lembaga keuangan yaitu Bank untuk
memutuskan dan melakukan percepatan perbankan syariah. Hal ini dibuktikan dengan diperbolehkan bahkan dianjurkan bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah (bank konvensional yang membuka cabang syariah). Hal yang sama juga terjadi pada BPR sebagai salah satu lembaga keuangan yang lebih menyentuh masyarakat menengah ke bawah untuk melakukan konversi menjadi BPRS. Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia (2008), perkembangan jumlah BPRS dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tahun 2007 jumlah BPRS mencapai 114 unit, pada tahun 2008 sampai dengan bulan April jumlah BPRS telah mencapai 118 unit. Peningkatan ini dikarenakan
2
dibentuknya Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) baru, atau juga bisa dikarenakan adanya konversi BPR menjadi BPRS. Perkembangan jumlah BPRS berdasarkan total aset di Indonesia tahun 2007 – 2008 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1.
Perkembangan Jumlah BPRS Berdasarkan Total Aset di Indonesia Tahun 2007-2008
Total Aset < 1 miliar 1 s.d. 5 miliar > 5 s.d. 10 miliar > 10 miliar Total
Tahun 2008* 8 51 25 34 118
2007 13 46 24 31 114
Perubahan (%) 38,46 10,87 4,17 9,68 3,39
Keterangan : * data sampai dengan bulan April 2008 Sumber : Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia (2008) Berdasarkan Direktorat Perbankan Syariah (2008), Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa tahun 2007 volume usaha BPRS mengalami pertumbuhan sebesar 33,2 persen dengan nilai ekspansi mencapai Rp 1,2 triliun atau tumbuh sebesar Rp 300,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sehingga memperbesar pangsa pasar BPRS. Hingga Maret 2008, pembiayaan BPRS yang telah disalurkan mencapai Rp 944,412 miliar. Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga tercatat pada posisi 122,23 persen. Total Dana Pihak Ketiga adalah Rp 772,22 miliar. Rasio Net Performance Financing (NPF) tercatat menurun tipis menjadi 7,90 persen dari 7,99 persen per akhir tahun lalu. Cadangan dan total aset BPRS pada periode itu masing-masing tercatat Rp 22,684 miliar dan Rp 1,295 triliun.1 Melihat potensi BPRS yang begitu besar memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha kegiatan BPRS. BPRS diharapkan mampu menyentuh daerah pedesaan dan mendekatkan sumber dana 1
Republika Online. Kenaikan http://RepublikaOnline.com. 23 Juni 2008
Harga
BBM
Bisa
Dorong
NPF
BPRS.
3
relatif murah kepada masyarakat. Faktor utama yang menjadi kunci sukses dalam memberikan pelayanan tersebut adalah lokasi BPRS yang dekat dengan masyarakat yang membutuhkan, prosedur pelayanan yang sederhana dan lebih mengutamakan pendekatan personal serta fleksibilitas pola dan model pinjaman. Di lain pihak Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas dan pembina perbankan di Indonesia memberikan dorongan untuk tumbuhnya industri BPRS yang sehat dan berkelanjutan, diantaranya adalah dengan memperkuat bargaining BPRS di dunia perbankan melalui program penguatan industri perbankan yang dikenal dengan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Menurut Yudistira (2004), BPRS sebagai lembaga keuangan haruslah mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik. Pelaksanaan fungsi dan tugas yang baik tersebut mencakup dua hal, yaitu dari sisi perusahaan dan dari sisi operasional usaha. Berdasarkan sisi perusahaan yaitu kemampuan dan efektivitas kinerja perusahaan terutama yang berhubungan dengan finansial dan tingkat kesehatan bank, sedangkan dari sisi operasional usaha yaitu kemampuan menjaga kepercayaan nasabah serta kemampuan pengelolaan. BPRS dianggap mampu memfokuskan dirinya dan memberikan kontribusi aktif dalam penyaluran dana pada masyarakat. Peluang yang diberikan pemerintah kepada BPRS tersebut, membuka kesempatan bagi BPRS untuk mempertahankan eksistensinya dengan cara meningkatkan besarnya keuntungan yang diperoleh, ataupun dengan cara memperkecil biaya operasional sehingga dapat melakukan efisiensi usaha. Besarnya keuntungan yang diperoleh dan kecilnya biaya operasional pemasaran merupakan salah satu faktor penting untuk membawa perusahaan pada posisi persaingan yang semakin kuat, agar mampu bertahan dan
4
mampu meningkatkan usahanya sehingga mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dilakukan oleh perbankan di Indonesia, salah satunya adalah PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang berlokasi di Jalan Cinere Raya Blok A No. 42 Depok. 1.2
Perumusan Masalah BPRS Al Salaam Amal Salman sebelumnya merupakan BPR yang
beroperasi secara konvensional. Sejak 3 Juli 2006 BPR melakukan konversi menjadi syariah. Semasa beroperasi dengan sistem konvensional maupun dengan syariah pembiayaan BPRS Al Salaam menunjukkan trend yang terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah pembiayaan tahun 2003-2007 pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Pembiayaan BPRS Al Salaam Tahun 2003-2007 Jumlah Pembiayaan Tahun
Target Perubahan Realisasi (rupiah) (%) (rupiah) 2003 15.905.397.000 23.011.000.000 2004 38.830.916.000 144,14 36.953.000.000 2005 50.292.000.000 29,51 53.792.000.000 2006 65.774.884.000 30,78 62.874.000.000 2007 77.960.000.000 18,52 88.776.000.000 Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008)
Perubahan (%) 60,59 45,57 95,58 113,86
Di tengah persaingan perbankan syariah BPRS Al Salaam terus berupaya meningkatkan keuntungan melalui program pembiayaan untuk sektor ekonomi. Pembiayaan yang disalurkan dan jumlah nasabah BPRS Al Salaam setiap tahun selalu mengalami peningkatan, baik itu pada saat beroperasi secara konvensional maupun setelah menjadi syariah. Namun saat proses konversi berlangsung tahun 2006, realisasi pembiayaan tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Pada tahun 2007 setelah beroperasi menjadi syariah realisasi pembiayaan mengalami
5
peningkatan. Seiring dengan perkembangan jumlah pembiayaan dan jumlah nasabah, keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam juga mengalami perubahan. Perkembangan jumlah nasabah, pembiayaan dan keuntungan PT BPRS Al Salaam dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Jumlah Nasabah, Pembiayaan dan Keuntungan BPRS Al Salaam Tahun 2003-2007 Jumlah (dalam persen) Tahun Nasabah Pembiayaan Keuntungan 2003 2004 29,50 37,73 55,26 2005 103,03 42,86 55,08 2006 8,76 9,63 (34,90) 2007 14,80 41,20 97,90 Sumber : PT BPRS Al Salaam (2008) Pada tahun 2006 tingkat keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman mengalami penurunan sebesar 34,9 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan jumlah nasabah dan pembiayaan yang disalurkan mengalami peningkatan. Bertitik tolak dari latar belakang dan permasalahan tersebut, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana
pengaruh
perubahan
prinsip
usaha
syariah
terhadap
profitabilitas dan efisiensi usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salman? 2.
Bagaimana pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman setelah menggunakan prinsip usaha syariah?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Menganalisis pengaruh prinsip usaha syariah terhadap profitabilitas dan efisiensi usaha PT BPRS Al Salaam Amal Salman.
6
2.
Menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman setelah menggunakan prinsip usaha syariah.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan
sebagai berikut : 1.
Bagi penulis, yaitu dapat menerapkan teori-teori dan disiplin ilmu yang didapat pada saat kuliah, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pembiayaan.
2.
Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keuntungan dari penyaluran pembiayaan maupun penghimpunan dana.
3.
Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tujuan Operasional dan Kegiatan Usaha BPRS Menurut Antonio (2001), upaya pencapaian keuntungan yang setinggitingginya (profit maximization) adalah tujuan yang dicanangkan oleh bank komersial, terutama bank-bank swasta. Tujuan Bank Islam berdiri untuk menggalakkan, memelihara serta mengembangkan jasa produk perbankan yang berasaskan syariah Islam. BPR Syariah dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan operasional sebagai berikut : (i)
Meningkatkan ekonomi umat Islam terutama kelompok masyarakat ekonomi lemah yang pada umumnya berada di daerah pedesaan;
(ii) Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi; (iii) Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, usaha yang boleh dilakukan BPR baik yang konvensional maupun syariah diantaranya : 1.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
2.
Memberikan kredit
3.
Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
8
4.
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain.
Usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR baik yang konvensional maupun syariah diantaranya: a.
Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran
b.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
c.
Melakukan penyertaan modal
d.
Melakukan usaha perasuransian
e.
Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah disebutkan di atas
2.2 Pembiayaan Secara umum istilah pembiayaan pada sistem syariah sama dengan istilah kredit pada sistem konvensional. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak lembaga
keuangan dengan pihak lain (pihak yang mendapat fasilitas
pembiayaan) yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Institut Bankir Indonesia (2001), pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. 2.2.1 Jenis-Jenis Pembiayaan Bank memberikan pembiayaan kepada nasabah sesuai dengan jenis pembiayaan yang diperlukan. Berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi, pengelompokkan pembiayaan menurut Bank Indonesia
9
dan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO), (2005) adalah sebagai berikut : 1.
Dilihat dari jenis pembiayaan : a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (i)
Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku pengelola (mudharib) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.
(ii) Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian ditanggung semua pemilik dana/modal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing. b. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (i)
Piutang Murabahah Piutang murabahah adalah akad jual beli barang sebesar harga pokok barang di tambah dengan keuntungan yang disepakati.
(ii)
Salam Salam adalah perjanjian jual beli barang dengan pembayaran lunas dimuka oleh BPRS sebagai pembeli kepada nasabah sebagai
10
penjual
yang
berkewajiban
menyerahkan
barang
pesanan
berdasarkan jangka waktu, kriteria, dan persyaratan yang disepakati, dan barang tersebut akan dijual kembali oleh BPRS kepada pihak lain. c. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa menyewa Piutang Ijarah merupakan transaksi sewa menyewa atas suatu barang dari dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa. d. Pembiayaan berdasarkan prinsip jasa Piutang Istishna merupakan jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. 2.
Dilihat dari jenis penggunaan :
a.
Modal Kerja Pembiayaan yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan : (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi.; dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. Unsur-unsur modal kerja terdiri atas komponenkomponen alat likuid (cash), piutang dagang (receivable), dan persediaan (inventory) yang umumnya terdiri atas persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses (work in process), dan persediaan barang jadi (finished good).
11
b.
Investasi Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Pembiayaan investasi diberikan kepada nasabah untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru. Pada umumnya pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya cukup lama.
c.
Konsumsi Pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
3.
Dilihat dari sektor ekonomi :
a.
Pertanian, Kehutanan dan Sarana Pertanian Pembiayaan yang dibiayai untuk sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan sarana pertanian.
b.
Pertambangan Pembiayaan yang digunakan untuk usaha tambang, dan jenis usaha tambang.
c.
Industri Pengolahan Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai industri pengolahan.
d.
Listrik, gas dan Air Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai pelayanan terhadap listrik, gas dan air
e.
Konstruksi Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai usaha konstruksi.
12
f.
Perdagangan, Restoran dan Hotel Pembiayaan yang digunakan untuk usaha yang bergerak di bidang perdagangan, restoran dan hotel.
g.
Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi Pembiayaan yang digunakan untuk usaha pengangkutan, pergudangan dan komunikasi.
h.
Jasa-jasa Dunia Usaha Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai jasa-jasa dunia usaha
i.
Jasa-jasa sosial/masyarakat
Pembiayaan yang digunakan untuk membiayai jasa-jasa sosial/masyarakat. 2.2.2 Prinsip-prinsip Pembiayaan Menurut Siamat (1999), dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan, dikenal adanya prinsip dasar penyaluran dana yang sehat yaitu memahami, menguasai, dan melaksanakan prinsip 5C + S (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy, dan sesuai Syariah). Kelima prinsip tersebut adalah : a. Character Dasar dari suatu pemberian pembiayaan adalah atas dasar kepercayaan. Yang mendasari suatu kepercayaan adalah adanya keyakinan bahwa peminjam mempunyai watak atau sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif, dan juga mempunyai rasa tanggungjawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.
13
Manfaat dari penilaian charácter ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari calon debitur. Charácter ini merupakan faktor yang paling dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan hutangnya tetapi kalau tidak mempunyai itikad baik, tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari. b. Capacity Suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dibiayai dengan pembiayaan dari bank. Jadi, maksud dari penilaian terhadap capacity ini yaitu untuk menilai sampai dimana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasi kewajibannya tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pengukuran capacity dari calon debitur ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, yaitu -
Pendekatan Historis Pendekatan untuk menilai past performance dari masalah yang
bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau selalu menunjukkan perkembangan yang semakin maju dari waktu ke waktu. -
Pendekatan Finansial Pendekatan untuk menilai posisi neraca dan laporan perhitungan rugi/laba
untuk beberapa periode terakhir, dengan tujuan untuk mengetahui besarnya solvabilitas, likuiditas dan rentabilitas usahanya, serta tingkat risiko usahanya. -
Pendekatan Edukasional
14
Pendekatan untuk menilai latar belakang pendidikan para pengurus perusahaan calon debitur. Hal ini penting untuk perusahaan yang membutuhkan teknologi tinggi ataupun usaha-usaha yang memerlukan profesionalisme tinggi. -
Pendekatan Yuridis Menilai apakah calon debitur tersebut secara yuridis mempunyai kapasitas
untuk mewakili dirinya ataupun badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan ikatan perjanjian kredit dengan bank -
Pendekatan Manajerial Menilai sampai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah dalam
melaksanakan fungsi-fungsi menajemen dalam memimpin perusahaannya. -
Pendekatan Teknis Pendekatan untuk menilai sampai sejauh mana kemampuan calon debitur
dalam mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan kerja atau mesin-mesin, administrasi dan keuangan, industrial relation, bahkan sampai kepada kemampuan dalam merebut pangsa pasar. c. Capital Capital merupakan jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini kelihatannya kontradiktif dengan tujuan pembiayaan yang berfungsi sebagai penyedia dana. Namun, dalam kaitan bisnis yang murni, semakin
kaya
seseorang,
maka
semakin dipercaya
untuk
memperoleh
pembiayaan. Secara rasional hal ini tentulah tidak mengherankan sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi yang besar dibandingkan dengan pembiayaan yang diperolehnya dari bank, tentu akan melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan dan biasanya akan berhasil.
15
d. Collateral Collateral adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh debitur sebagai jaminan atas pembiayaan yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan pembiayaan tersebut gagal
atau
sebab-sebab
lain
dimana
debitur
tidak
mampu
melunasi
pembiayaannya dari hasil usahanya. e. Condition of economy Condition of economy yaitu suatu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh pembiayaan. Maksud dari penilaian ekonomi adalah untuk mengetahui sejauhmana kondisi-kondisi yang mempengaruhi perekonomian suatu negara atau suatu daerah akan memberikan dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif terhadap perusahaan yang memperoleh pembiayaan.
2.3
Nasabah Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7/7/PBI/2005 nasabah adalah pihak
yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan. Menurut Suranto dalam Rahmina (2005) nasabah adalah masyarakat yang menyimpan uang di bank dan ada lima kebutuhan utama nasabah segmen ritel dalam memilih bank diantaranya :
16
a) Kebutuhan akan pelayanan yang memuaskan b) Kebutuhan akan citra (reputasi) bank yang positif c) Kebutuhan akan lokasi bank yang strategis (dekat rumah atau dekat kantor) d) Kebutuhan akan fasilitas perbankan yang lengkap dan modern e) Kebutuhan akan features produk tabungan yang lengkap Nasabah adalah orang yang paling penting dalam suatu bank. Nasabah tidak tergantung pada bank, tetapi bank tergantung pada nasabah. Bank mampu merebut hati nasabah, yang akan diuntungkan dengan peningkatan dana diterima dari masyarakat.
2.4
Penyaluran Pembiayaan Candrayasa (2000) dalam penelitiannya tentang Analisis Efektivitas
Penyaluran Kredit Umum Pedesaan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi di Bank Rakyat Indonesia Unit Diponegoro Surabaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara umum penyaluran KUPEDES di BRI tersebut telah berjalan efektif berdasarkan pada data tahunan bank yang menunjukkan adanya perkembangan kredit dari tahun ke tahun. Menurut nasabah penyaluran kupedes di BRI pada umumnya sudah efektif dengan pencapaian skor pada selang sangat efektif dengan Skala Likert. Setelah dilakukan analisa dengan metode logit didapatkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pedagang kecil dalam mengajukan pinjaman KUPEDES adalah lamanya pendidikan, rasio pendapatan, jumlah tanggungan dan jarak bank. Faktor lama pendidikan berpengaruh nyata positif dengan arti semakin lama seseorang mendapatkan pendidikan maka
17
semakin tinggi keinginannya untuk mendapatkan pinjaman. Faktor rasio pendapatan, jumlah tanggungan dan jarak bank berpengaruh nyata negatif. Faktorfaktor lain seperti umur dan pengalaman usaha seseorang tidak berpengaruh pengambilan keputusan untuk meminjam kredit, hal ini disebabkan tidak ada perbedaan umur dan pengalaman usaha yang signifikan antara responden yang mengambil kredit maupun yang tidak mengambil kredit. Yudistira (2004) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Perkembangan Kredit dan Jumlah Nasabah terhadap Tingkat Keuntungan PT BPR Gebu Kujang Kinantan Bogor. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa BPR Gebu Kujang telah mampu memperkecil besarnya biaya yang digunakan untuk operasional usahanya per tahunnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari nilai ROA ratio yang relatif stabil yaitu rata-rata 10,65 persen tiap tahun yaitu dari tahun 1999 hingga tahun 2003. Walaupun nilai COMRnya dari rata-rata keseluruhan rasio masih cukup besar, dimana rata-rata COMRnya sebesar 48,45 persen. Hasil analisis dengan regresi berganda, dimana variabel bebas yang mempengaruhi variabel tak bebasnya adalah jumlah nasabah bulanan (NBL), jumlah kredit bulanan (KBL), jumlah nasabah berjangka (NBJ) dan jumlah kredit berjangka (KBJ). Keempat variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap keuntungan PT BPR Gebu Kujang Kinantan, namun variabel yang paling berpengaruh adalah variabel NBJ. Koefisien NBJ sebesar 210212, nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan jumlah nasabah berjangka sebanyak satu orang akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp 210.212. Dengan demikian
18
BPR Gebu Kujang harus lebih memperhatikan dan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit berjangka, lebih baik meningkatkan jumlah nasabah kreditnya daripada meningkatkan nilai kredit yang dipinjam. Hartati (2005) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Pembiayaan Terhadap Pertumbuhan Penjualan, Laba dan Aset Nasabah (Studi Kasus Pembiayaan Murabahah di PT BPRS Amanah Ummah). Hasil penelitian menyimpulkan karakteristik nasabah pembiayaan murabahah dari BPRS tersebut didominasi oleh pedagang. Motivasi mereka mengajukan pembiayaan adalah untuk menambah modal dan mengembangkan usaha. Hampir seluruh nasabahnya tidak memiliki laporan keuangan. Pembiayaan murabahah memberikan pengaruh rata-rata kapasitas penjualan per harinya, pada laba dan aset nasabah, sehingga usaha nasabah mengalami pertumbuhan. Indriyani (2007) dalam penelitiannya tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengajuan Pembiayaan UMKM PT BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisa faktor dan tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan nasabah yaitu : prosedur, karakteristik nasabah, atribut bank, pengaruh lingkungan, karakteristik usaha, kebutuhan modal dan pengalaman usaha. Semakin mudah prosedur yang diterapkan BPRS semakin banyak pengajuan oleh nasabah. Karakteristik nasabah yang berpengaruh pada pengajuan adalah keberanian dalam mengambil resiko dan pengetahuan prosedur. Sikap dan penampilan karyawan, lokasi, jam dan hari buka, kredibilitas bank merupakan atribut bank yang menurut nasabah berpengaruh pada keputusan pengajuannya. Pengaruh lingkungan ikut andil dalam
19
keputusan pengajuan pembiayaan oleh nasabah. Keuntungan usaha yang besar dan prospek usaha yang menjanjikan memberi pengaruh yang bagus terhadap pengajuan pembiayaan. Semakin banyak pengalaman usaha nasabah dan kebutuhan akan tambahan modal semakin besar keinginan dalam mengajukan pembiayaan. Wicaksono (2007) dalam penelitiannya tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pertanian oleh Bank BRI di Indonesia. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif serta analisis linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit pertanian oleh Bank BRI di Indonesia, yang dilihat dari model ekonometrika pada tingkat signifikansi (α) = 5 persen, adalah variabel produk domestik bruto sektor pertanian di BRI. Sedangkan variabel tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tidak berpengaruh secara nyata. Dari variabel tersebut, yang paling berpengaruh adalah variabel tingkat pengembalian kredit bermasalah sektor pertanian
di
BRI.
Berdasarkan
hasil
uji
ekonometrika,
permasalahan
multikolinearitas dan autokorelasi dalam model tidak ditemukan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman bisa dilihat dari jenis usaha, alat analisis, dan tempat penelitian. Meskipun topik penelitian dan jenis usaha sama yaitu lembaga keuangan, akan tetapi tempat penelitiannya berbeda. .
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Efisiensi Lipsey (1997) menyatakan bahwa efisiensi ekonomi mempersyaratkan penghindaran pemborosan sumber daya. Bila tenaga kerja tidak dimanfaatkan dan pabrik dibiarkan menganggur (seperti dalam masa resesi yang parah), keluaran potensial mereka akan hilang. Jika sumber daya ini dimanfaatkan, keluaran total akan naik dan akibatnya setiap orang akan lebih baik keadaannya. Tetapi, pemanfaatan sepenuhnya sumber daya tidak dengan sendirinya cukup untuk mencegah pemborosan sumber daya. Seandainyapun sumberdaya dimanfaatkan sepenuhnya, mereka dapat saja digunakan secara tidak efesien. Kondisi penting yang harus dipenuhi agar efisiensi ekonomi tercapai dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu (Lipsey, 1997) : a.
Efisiensi Produksi Efisiensi produksi mempersyaratkan bahwa:
-
tiap-tiap perusahaan memproduksi keluarannya dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi sedemikian hingga rasio hasil kali marjinal dari setiap pasang faktor dibuat sama dengan rasio harga mereka.
-
biaya marjinal untuk memproduksi unit terakhir dari keluarannya harus sama untuk setiap perusahaan dalam sebarang industri.
-
perusahaan berada pada, dan bukan dalam, kurva kemungkinan produksi
Keadaan yang menggambarkan perusahaan dalam kondisi efisiensi produksi dapat dilihat pada Gambar 1.
21
Y2
b
•
Barang Y
d
Y1
•a
•c
0
x1
x2 Barang X
Gambar 1. Kurva Kemungkinan Produksi Sumber : Lipsey, 1997 Gambar 1 menunjukkan kemungkinan produksi yang menyiratkan bahwa ekonomi berada di suatu titik di dalam kurva. Dalam kurva ini menggambarkan semua kombinasi dua barang X dan Y yang dapat diproduksi bilamana sumber daya ekonomi dimanfaatkan sepenuhnya dan digunakan dengan efisiensi produksi. b.
Efisiensi Alokasi Efisiensi alokasi didefinisikan sebagai satu situasi di mana tidak mungkin
mengubah alokasi sumber daya sedemikian hingga membuat pihak tertentu menjadi lebih baik tanpa membuat pihak lain menjadi lebih buruk. Alokasi sumber daya dikatakan efisien bila, untuk setiap barang yang diproduksi, biaya marjinal produksinya sama dengan harganya.
3.1.2 Keuntungan Salah satu tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba/keuntungan. Nicholson
(2004) menyatakan
bahwa
tujuan
perusahaan adalah untuk
22
memperoleh yang maksimum. Laba maksimum merupakan tujuan satu-satunya perusahaan, untuk itu setiap perusahaan akan memilih kombinasi input yang terbaik dan tingkat output yang paling menguntungkan. Sehingga perusahaan akan berusaha membuat perbedaan yang sebesar-besarnya antara biaya produksi dengan penerimaan total (total revenue). Menurut Simorangkir (2004) profitabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba/keuntungan. Memperoleh laba merupakan tujuan bank dengan alasan sebagai berikut : 1. Dengan laba yang cukup dapat dibagi keuntungan kepada pemegang saham dan atas persetujuan pemegang saham sebagian dari laba disisihkan sebagai cadangan. Bertambahnya cadangan akan menaikkan kredibilitas (tingkat kepercayaan) bank tersebut di mata masyarakat. 2. Laba merupakan penilaian keterampilan pimpinan. Pimpinan bank yang cakap dan terampil umumnya dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar daripada pimpinan yang kurang cakap. 3. Meningkatkan daya tarik bagi pemilik modal (investor) untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham yang dikeluarkan/ditetapkan oleh bank. Pada gilirannya bank akan mempunyai kekuatan modal untuk memperluas penawaran produk dari jasanya masyarakat. Menurut Sukirno (2003) keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Analisis keuntungan berguna untuk mengetahui dan mengatur apakah kegiatan usaha yang dilakukan berhasil atau
23
tidak. Tujuan dilakukan analisis keuntungan ini adalah untuk menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Untuk mengetahui tingkat keuntungan dapat menggunakan analisis dengan rumus: π
= TR – TC
Keterangan: π = Keuntungan Usaha (Rp) TR = Total Pendapatan Operasional (Rp) TC = Total Biaya Operasional (Rp) Secara grafik keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2. TC Y
B
TR
π A 0
X
Gambar 2. Kurva Hubungan Total Cost dan Total Revenue Sumber : Sukirno, 2003
Keterangan: TC = Total Cost TR = Total Revenue π = Keuntungan Y = Biaya dan penjualan X = Kuantitas produksi Gambar 1 menunjukkan biaya total dan pendapatan total, keuntungan diperoleh ketika kurva TC berada dibawah kurva TR. Keadaan di mana kurva TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Perpotongan di antara kurva TC dan TR dinamakan titik kembali modal (break event point) yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan sama dengan pendapatan yang diterimanya. Perpotongan tersebut berlaku di dua titik yaitu titik A dan titik B.
24
3.1.3 Profitabilitas Sartono (1997) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri selama periode tertentu. Menurut Munawir (1995), rentabilitas
(profitabilitas)
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio yang dapat digunakan dalam analisis profitabilitas antara lain : 1.
Return On Assets (ROA) Ratio Return On Asset Ratio adalah perbandingan antara pendapatan bersih atau
laba (net income) dengan jumlah aktiva. Rasio laba terhadap jumlah aset ini merupakan indikator yang menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dari hasil pengelolaan seluruh kekayaannya. 2.
Operational Efficiency Ratio Operational Efficiency Ratio adalah perbandingan antara jumlah biaya
operasional dengan jumlah pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa besar biaya operasional secara keseluruhan yang digunakan oleh bank untuk memperoleh pendapatan. Semakin rendah nilainya berarti usaha bank semakin efisien.
3.2
Kerangka Pemikiran Operasional Tujuan utama dari setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya adalah
memaksimumkan keuntungan. Untuk mencapai kegiatan tersebut, perusahaan harus memaksimalkan kegiatan usahanya. Salah satu kegiatan usaha BPRS adalah menghimpun dana masyarakat dan menyediakan pembiayaan bagi masyarakat.
25
Kegiatan pembiayaan tersebut diharapkan akan menghasilkan keuntungan dari bagi hasil pembiayaan, sehingga dengan semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan dan meningkatnya jumlah nasabah akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh BPRS. Usaha peningkatan pendapatan dari kegiatan pembiayaan, pihak BPRS juga harus melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembiayaan tersebut. Evaluasi tersebut dapat digunakan untuk melihat sejauhmana tingkat efisiensi dan efektivitas dari kegiatan operasionalnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangannya. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan adalah analisis rasio profitabilitas. Dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas dapat mengukur kemampuan BPRS untuk memperoleh keuntungan dan efisiensi usaha yang dapat dicapai BPRS. Analisis rasio profitabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Return On Asset (ROA) Ratio dan analisis rasio efisiensi usaha menggunakan Operational Efficiency Ratio (OER). Analisis regresi dan korelasi digunakan untuk menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan BPRS. Secara skematis kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
26
BPRS AL SALAAM
Jumlah Pembiayaan : - modal kerja - investasi - konsumsi
Jumlah Nasabah : modal kerja investasi konsumsi
Penerimaan Operasional
Biaya Operasional
Laba/Keuntungan
Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap Keuntungan PT BPRS Al Salaam Amal Salman
IV. METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang
berlokasi di Jl. Raya Cinere Blok A No. 42 Depok 16514. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT BPRS Al Salaam merupakan salah satu BPRS terbesar di Indonesia yang memiliki aset Rp 130 milyar per posisi Mei 2008. Kegiatan pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2008.
4.2
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer berupa data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak perusahaan yaitu direktur BPRS Al Salaam. Daftar pertanyaan wawancara dengan direktur BPRS Al Salaam dapat dilihat pada Lampiran 2. Data sekunder berupa dokumen perusahaan, data dari instansi pemerintahan, internet, dan studi pustaka untuk rujukan teoritis yang sesuai dengan topik penelitian. Data sekunder yang diperoleh dari BPRS Al Salaam merupakan data bulanan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Jumlah data yang dianalisis sebanyak 36 pengamatan, data sebelum konversi sebanyak 18 bulan dan data sesudah konversi sebanyak 18 bulan. 4.3 Pengolahan dan Analisis Data 4.3.1 Metode Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah transformasi data mentah ke dalam bentuk yang mudah dipahami atau diinterpretasikan (Simamora, 2004). Analisis deskriptif
28
adalah analisis pendahuluan untuk mengetahui karakteristik setiap variabel yang digunakan. Data-data yang telah terkumpul seperti data perkembangan pembiayaan, laporan keuangan BPRS, data rasio hasil perhitungan Return On Assets (ROA) Ratio dan Operational Efficiency Ratio (OER) disederhanakan dengan menggunakan tabulasi, lalu dijelaskan secara deskriptif. Untuk mencari pengaruh antara jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan BPRS dianalisis menggunakan analisis regresi dan korelasi menggunakan program Minitab 13 for Windows. 4.3.2 Analisis Rasio Profitabililas dan Efisiensi Usaha Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang telah dicapai oleh bank adalah Return On Assets Ratio (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki oleh manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Menurut Munawir (1995) rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah : Laba Sebelum Pajak x 100% Total Aktiva Keterangan : - Laba sebelum pajak, data yang diperlukan adalah data laba (rugi) tahun berjalan sebelum dikurangi pajak dan laporan keuangan bank periode 2005 sampai dengan tahun 2007. Data yang disajikan berjumlah 36 pengamatan, merupakan data bulanan mulai dari bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. - Data jumlah aset diperoleh dari data jumlah aktiva dan laporan keuangan bank periode 2005 sampai dengan tahun 2007. Data yang disajikan berjumlah 36 pengamatan, merupakan data bulanan mulai dari bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.
ROA =
Semakin besar rasio ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank dan juga semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
29
Operational Efficiency Ratio Operational Efficiency Ratio (OER) ini digunakan untuk mengetahui berapa besar biaya operasional secara keseluruhan yang digunakan oleh bank untuk dapat mengumpulkan dananya. Semakin rendah nilainya berarti usaha bank semakin efisien. Menurut Dendawijaya (2001) rumus yang digunakan untuk menghitung OER adalah:
OER =
Jumlah Biaya Operasional x 100% Jumlah Pendapatan Operasional
Keterangan : - Biaya operasional, data yang diperlukan adalah data jumlah biaya operasional dan laporan keuangan bank periode 2005 sampai dengan tahun 2007. Data yang disajikan berjumlah 36 pengamatan, merupakan data bulanan mulai dari bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. - Pendapatan Operasional, data yang diperlukan adalah data pendapatan operasional dan laporan keuangan bank periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Data yang disajikan berjumlah 36 pengamatan, merupakan data bulanan mulai dari bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Semakin kecil OER maka semakin baik dan semakin efisien bank tersebut dalam menjalankan usahanya. Untuk menganalisis profitabilitas BPRS Al Salaam baik sebelum maupun sesudah konversi ke sistem syariah dilakukan Uji-t. Rancangan hipotesa secara umumnya adalah sebagai berikut : H0 : µ sesudah konversi ≤ µ sebelum konversi atau H0 : µD ≤ 0 H1 : µ sesudah konversi > µ sebelum konversi atau H1 : µD > 0 Hipotesa yang digunakan berupa hipotesa parsial yakni hipotesa dari masingmasing indikator dipaparkan sebagai berikut : Hipotesa Parsial : 1. ROA H0 : µ sesudah konversi ≤ µ sebelum konversi atau H0 : µD ≤ 0
30
H1 : µ sesudah konversi > µ sebelum konversi atau H1 : µD > 0 2. OER H0 : µ sesudah konversi ≤ µ sebelum konversi atau H0 : µD ≤ 0 H1 : µ sesudah konversi > µ sebelum konversi atau H1 : µD > 0
4.3.3 Analisis Regresi Sebuah model regesi linear yang meliputi lebih dan satu variabel bebas atau independen disebut model regresi berganda. Analisis regresi yang digunakan untuk mencari hubungan antara perkembangan nilai pembiayaan dan jumlah nasabah terhadap profitabilitas atau tingkat keuntungan adalah Regresi Linear Berganda (Supranto, J.1989 dan Walpole, 1990). Model pada penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu oleh Yudistira (2004) :
Yi= bi + b1NBLi+ b2KBLi + b3NBJi+ b4KBJi + e Dimana : Y i bi NBL KBL NBJ KBJ e
= = = = = = = =
Peubah tingkat keuntungan BPR Gebu Kujang Kinantan (rupiah) 1,2,3…………………….60 Intersep Peubah perkembangan jumlah nasabah kredit bulanan (orang) Peubah perkembangan nilai kredit bulanan (rupiah) Peubah perkembangan jumlah nasabah kredit berjangka (orang) Peubah perkembangan nilai kredit berjangka (rupiah) random error
Model dalam penelitian ini mengalami beberapa perubahan, model dalam penelitian ini adalah:
Yi= bo + b1X1i + b2X2i + b3 X3i+ b4X4i + b5X5i + b6 X6i+ d1D1 + e …………(4.1) Dimana : Y i b0 X1
= = = =
Peubah keuntungan BPRS Al Salaam (rupiah) 1,2,3…………………….36 Intersep jumlah nasabah pembiayaan modal kerja (orang)
31
X2 X3 X4 X5 X6 d1 D1
= = = = = = =
jumlah pembiayaan modal kerja yang disalurkan(rupiah) jumlah nasabah pembiayaan investasi (orang) jumlah pembiayaan investasi yang disalurkan (rupiah) jumlah nasabah pembiayaan konsumsi (orang) jumlah pembiayaan konsumsi yang disalurkan (rupiah) Koefisien regresi penduga variabel dummy Dummy 1 : sesudah konversi BPRS Al Salaam Dummy 0 : sebelum konversi BPR Al Salaam
Dalam bentuk Ln menghasilkan persamaan regresi linear berganda (multiple linear regression) sebagai berikut:
Ln Yi = Ln b0 + b1 LnX1i + b2 LnX2i + b3 LnX3i + b4 LnX4i + b5 LnX5i + b6 LnX6i + d1 D1 + e ...........................................................................(4.2) Pendugaan model lain pada penelitian ini dengan menghilangkan satu variabel. Variabel yang dihilangkan yaitu variabel X3, hal ini dikarenakan terjadi multikolinearitas dengan variabel lain sehingga model dalam penelitian ini menjadi :
Ln Yi = Ln b0 + b1 LnX1i + b2 LnX2i + b4 LnX4i + b5 LnX5i + b6 LnX6i + d1 D1+ e ............................................................................(4.3) Hipotesis : 1.
Jumlah nasabah pembiayaan modal kerja memiliki hubungan yang positif, artinya setiap ada kenaikan jumlah nasabah pembiayaan modal kerja, maka keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat.
2.
Jumlah pembiayaan modal kerja mempunyai hubungan yang positif, artinya setiap ada kenaikan jumlah pembiayaan modal kerja, maka keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat, karena pembiayaan modal kerja yang disalurkan semakin besar.
3.
Jumlah nasabah pembiayaan investasi memiliki hubungan yang positif, artinya setiap ada kenaikan jumlah nasabah pembiayaan investasi, maka keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat.
32
4.
Jumlah pembiayaan investasi memiliki hubungan yang positif, artinya setiap ada kenaikan jumlah
pembiayaan investasi, maka keuntungan yang
diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat. 5.
Jumlah nasabah pembiayaan konsumsi memiliki hubungan yang positif, artinya setiap ada kenaikan jumlah nasabah pembiayaan konsumsi, maka keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat.
6.
Jumlah pembiayaan investasi memiliki hubungan yang positif, artinya setiap ada kenaikan jumlah
pembiayaan investasi, maka keuntungan yang
diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat. Pada suatu model regresi, terdapat enam asumsi regresi yang harus dipenuhi (Sritua, 1993), yaitu: 1. Nilai rata-rata dan disturbance term (error) sama dengan nol 2. Tidak tendapat korelasi serial (serial Correlation) di antara disturbance term 3. Sifat homoscedasticity dan disturbance term 4. Covariance antara disturbance term dan setiap variabel bebas adalah nol 5. Tidak terdapat bias dalam spesifikasi model. Model regresi yang diuji secara tepat dispesifikasikan atau diformulasikan 6. Tidak terdapat collinearity antar variabel-variabel bebas. Variabel-variabel bebas tidak mengandung hubungan linear tertentu antara sesamanya. Keenam asumsi tersebut mutlak harus dipenuhi agar model regresi yang digunakan tidak bias atau sudah memenuhi asumsi regresi.
4.4
Metode Pendugaan Model Terdapat berbagai macam metode ekonometrika yang dapat digunakan
untuk dapat meramalkan besarnya parameter variabel dalam sebuah model. Pada
33
penelitian ini metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil biasa. Pemilihan metode OLS untuk meramalkan model disebabkan oleh mudahnya penggunaan serta pendeskripsian hasil dari regresi. Disamping itu metode ini juga lebih sederhana jika dibandingkan metode lain.
a.
Pengujian Asumsi OLS Metode pendugaan model yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil
OLS, agar model yang digunakan sesuai dengan asumsi OLS maka dilakukan pengujian-pengujian (Gujarati, 1978): 1.
Normalitas Residual model regresi telah menyebar mengikuti distribusi normal jika Pvalue
uji normal residual pada grafik telah melebihi 15 persen. Namun dalam penelitian ini tidak dilakukan. 2.
Homoskedastisitas Suatu model memenuhi asumsi homoskedastisitas jika memiliki varian eror
yang sama, yaitu nilai-nilai Y bervariasi dalam satuan yang sama baik untuk nilai X yang tinggi maupun nilai X yang rendah, hal ini dapat dilihat dari plot antara sisaan dengan nilai dugaan telah menunjukkan bahwa titik-titik telah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola. 3.
Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan kondisi adanya korelasi atau hubungan linear
antara variabel-variabel eksogen. Nilai-nilai pengamatan mempunyai hubungan yang kuat sehingga variabel X tertentu tidak begitu mempengaruhi varabel Y, tetapi justru variabel X tertentu dipengaruhi variabel X lainnya. Untuk mengidentifikasi adanya multikolinearitas dalam model digunakan nilai Variance
34
Inflation Factor (VIF), pengujiannya adalah jika nilai VIF lebih besar dari 10 untuk masing-masing variabel maka terdapat multikolinearitas. 4.
Autokorelasi Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota seri observasi
yang disusun menurut urutan waktu (seperti data time series), atau korelasi pada dirinya sendiri (seperti data cross-section). Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini menggunakan data time series. Pada jenis data ini sering ditemukan autokorelasi, dimana terjadi hubungan error-term antar dua pengamatan. Uji yang sering digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Watson Statistic (DW), dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 1,65 < DW < 2,35
tidak ada autokorelasi
2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79
tidak dapat disimpulkan
3. DW < 1,21 atau DW > 2,79
terjadi autokorelasi
b.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi adalah besaran yang dipakai untuk menunjukkan
sampai sejauh mana keragaman keuntungan (Y) dapat diterangkan oleh model dugaan. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu, jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati satu berarti semakin besar keragaman hasil pendapatan dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya.
c.
Pengujian Paramater Secara Keseluruhan (Uji-F) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas
yang digunakan dalam model mempunyai pengaruh secara nyata terhadap variabel yang ingin dijelaskan atau tidak. Dalam hal ini, pengujian hipotesa secara statistik menggunakan uji F, yaitu :
35
Fhit
=
JKT/(k-1) JKG/(n-1)
Keterangan : JKT
=
Jumlah kuadrat tengah regresi
JKG
=
Jumlah kuadrat galah/sisa regresi
n
=
Jumlah pengamatan
k
=
Jumlah variabel bebas
Sedangkan kaidah pengujiannya adalah sebagai berikut : Fhit>Ftabel (k-1 :n-k)---------------------Tolak H0 Fhit
d.
Pengujian Parameter Secara Individu (Uji-t) Pengujian
koefisien
regresi
secara
individual
dilakukan
dengan
mengetahui apakah variabel-variabel yang digunakan satu per satu berpengaruh nyata terhadap besarnya variabel-variabel tak bebas. Dalam hal ini, pengujian yang digunakan adalah uji T, yaitu : Thit = bi-0 Sbi Keterangan : bi = Nilai koefisien regresi dugaan Sbi = Simpangan baku koefisien dugaan Adapun kriteria pengujian hipotesis tersebut di atas adalah : Thit > Ttabel (α/2 : n-k)…………….. tolak H0 Thit < Ttabel (α/2 : n-k)……………… terima H0
36
Apabila H0 ditolak, artinya adalah variabel yang digunakan berpengaruh secara nyata terhadap variabel tak bebas. Sebaliknya, apabila H0 diterima, maka variabel yang digunakan tidak berpengaruh secara nyata.
4.5
Definisi Operasional Untuk menghindari ketidaksamaan pandangan dalam pengertian, maka
terdapat beberapa hal yang perlu diberi batasan sesuai dengan tujuan yang diinginkan dari penelitian. Batasan-batasan tersebut meliputi : 1. Keuntungan/Laba sebelum pajak merupakan keuntungan yang diperoleh bank sebelum dikurangi pajak. Keuntungan diperoleh dari selisih antara pendapatan operasional dan biaya operasional 2. Pembiayaan Modal Kerja adalah pembiayaan yang diberikan kepada individu atau kelompok perusahaan atau instansi tertentu yang diperuntukkan modal kerja. Unsur-unsur modal kerja terdiri atas komponen-komponen alat likuid (cash), piutang dagang (receivable), dan persediaan (inventory) yang umumnya terdiri atas persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses (work in process), dan persediaan barang jadi (finished good). Pada BPRS Al Salaam pembiayaan modal kerja disalurkan melalui pemberian sejumlah dana ataupun pembelian barang dagangan untuk dilakukan perputaran usaha. 3. Pembiayaan Investasi adalah pinjaman yang diberikan kepada individu atau kelompok perusahaan atau instansi tertentu yang diperuntukkan investasi. Pembiayaan investasi digunakan untuk keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru.
37
Pada umumnya pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya cukup lama. Pembiayaan investasi yang disalurkan BPRS Al Salaam seperti pembiayaan pembelian tanah untuk perluasan usaha debitur selain itu pembelian masin cetak untuk nasabah yang bergerak dibidang percetakan. 4. Pembiayaan Konsumsi adalah pembiayaan yang diberikan kepada individu atau kelompok perusahaan atau instansi tertentu yang diperuntukkan konsumsi. Pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan nasabah. 5. Nasabah pembiayaan modal kerja adalah pihak/masyarakat yang mendapatkan fasilitas pembiayaan dari bank yang diperuntukan modal kerja. 6. Nasabah pembiayaan investasi adalah pihak/masyarakat yang mendapatkan fasilitas pembiayaan dari bank yang diperuntukan investasi 7. Nasabah pembiayaan konsumsi adalah pihak/masyarakat yang mendapatkan fasilitas pembiayaan dari bank yang diperuntukan memenuhi kebutuhan konsumsi.
V. GAMBARAN UMUM BPRS AL SALAAM
5.1
Sejarah BPRS Al Salaam PT BPR Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPR Al Salaam,
didirikan pada tanggal 9 Oktober 1991. Pendiriannya diprakasai oleh para alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang aktif di Masjid Salman pada saat menjadi mahasiswa. Kebersamaan selama menimba ilmu di perguruan tinggi, telah mendorong para alumni ini untuk melanjutkan kegiatan amalnya dengan membentuk lembaga yang bergerak di bidang sosial dengan nama Yayasan Amal Salman. Salah satu bentuk kegiatan ditujukan untuk membantu perekonomian masyarakat adalah dengan mendirikan sebuah lembaga keuangan berbentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan nama BPR Al Salaam. PT BPR Al Salaam berlokasi di Jalan Raya Cinere Blok A No. 42 Depok 16514. Dalam menjalankan kegiatan perbankan sebagai Bank Perkreditan Rakyat berdiri berdasarkan Akte Notaris Abdul Latief, SH No.30 kemudian Akte ini dirubah dengan Akte perubahan nomor 14 oleh notaris yang sama tertanggal 5 Desember 1991. Akte tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No.C2-7973.HT.01.01.Tahun 91 tanggal 19 Desember 1991 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Februari 1992 No.13. PT BPR Al Salaam memperoleh ijin usaha untuk beroperasi sebagai Bank Perkreditan Rakyat dari Menteri Keuangan dengan surat keputusan nomor Kep.049/KM.13/1992 tanggal 17 Februari 1992. Kegiatan operasional BPR ini dimulai pada tanggal 29 Pebruari 1992. Jumlah modal awal yang disetor adalah
39
sebesar Rp 69,8 juta dengan jumlah pemegang saham sebanyak 40 orang. Pada tahun 2003, modal yang disetor telah mencapai Rp 1,28 milyar dengn jumlah pemegang saham
sebanyak 103 orang.
Selanjutnya untuk mendukung
pengembangan telah disetujui peningkatan modal dasar perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2003 Rp 1 milyar menjadi Rp 5 milyar. Berdasarkan Akte Notaris No. 17 tertanggal 31 Oktober 2005 PT BPR Amal Salman melakukan konversi usaha yaitu perubahan usaha dari konvensional menjadi syariah dengan nama PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang lebih dikenal dengan BPRS Al Salaam. Kegiatan operasi perbankan syariah dimulai sejak tanggal 3 Juli 2006. BPRS Al Salaam mempunyai visi : ”Menjadi BPRS lima besar di Indonesia” dengan misi : ”Menjadi lembaga keuangan yang menghasilkan produk jasa perbankan terbaik bagi nasabah dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemerataan pembangunan perekonomian sektoral dengan orientasi pengembangan usaha kecil dan menengah menuju kesejahteraan bagi stakeholder” . Sebagai perusahaan yang sedang berkembang BPRS Al Salaam. Motto : “Maju dalam kebersamaan”. Tujuan Operasional : 1. Dengan profesionalisme tinggi berusaha memberikan pelayanan kepada nasabah melalui penyediaan jasa keuangan yang optimal dalam hal kualitas, kenyamanan, keamanan dan keuangan dalam berinvestasi; 2. Memberikan tingkat kesejahteraan yang baik bagi seluruh karyawan; 3. Memberikan hasil yang terbaik bagi para stakeholder.
5.2
Manajemen dan Organisasi Dalam mengelola suatu perusahaan diperlukan struktur organisasi, karena
dengan adanya struktur organisasi perusahaan akan terlihat tugas dan wewenang
40
dari masing-masing anggota. Struktur organisasi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai alur dari tugas dan wewenang anggota, sehingga dalam menjalankannya akan lebih teratur dan terarah. Struktur organisasi BPRS Al Salaam Amal Salman dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun rincian tugas dan wewenang dari masing-masing dijabarkan sebagai berikut :
1.
Dewan Komisaris Dewan komisaris terdiri dari tiga orang, satu diantaranya sebagai komisaris
utama. Tugasnya adalah mengawasi dan mengarahkan tugas-tugas direksi serta menentukan arah kebijakan perusahaan.
2.
Dewan Pengawas Syariah
Dewan pengawas syariah mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a.
Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional Perseroan terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional;
b.
Menyampaikan laporan hasil pengawasan syariah sekurang-kurangnya setiap enam bulan kepada Direksi, Komisaris, Dewan Syariah Nasional dan Bank Indonesia;
c.
Menilai aspek syariah terhadap pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Perseroan;
d.
Memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional erseroan secara keseluruhan dalam laporan publikasi Perseroan;
e.
Mengkaji produk dan jasa baru yang akan dikeluarkan oleh Perseroan untuk dimintakan fatwanya kepada Dewan Syariah Nasional;
41
f.
Bila perlu dapat meminta dokumen dan penjelasan langsung dari satuan kerja Perseroan serta ikut dalam pembahasan internal termasuk dalam pembahasan komite pembiayaan.
3.
Dewan Direksi
Dewan direksi mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a.
Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
b.
Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c.
Direksi berhak mewakili Perseroan didalam dan diluar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan.
d.
Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh atau lebih dari sebagian besar harta kekayaan Perseroan dalam satu tahun buku baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain harus mendapat persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara tersebut.
42
e.
Direksi untuk perbuatan hukum tertentu berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan yang diatur dalam surat kuasa.
f.
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
g.
Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris.
4.
Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan
Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a.
Mengkoordinir, mengarahkan, membina serta mengawasi semua kegiatan personil di semua bagian
b.
Melaksanakan semua peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah digariskan oleh manajemen atau peraturan dari Bank Indonesia
c.
Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan manajemen baik supporting maupun operasional sesuai dengan aturan yang berlaku.
d.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRS
43
5.
Kepala Bagian Sumber Daya Insani
Kepala bagian sumber daya insani mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a.
Mengkoordinir, mengarahkan, membina serta mengawasi semua kegiatan personil pada bagian personalia dan SDM.
b.
Melaksanakan semua peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah digariskan oleh management atau peraturan dari Bank Indonesia.
c.
Mengkoordinir bagian personalia dan SDM mengenai : 1)
Mengurus dan menyelenggarakan sesuatu terkait kepegawaian.
2)
Mengurus dan menyelenggarakan pendidikan secara teratur dan berkesinambungan.
3) d.
Mengurus dan menyelenggarakan system penggajian yang baik.
Bertanggung jawab atas ketersediaan SDM sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan pengguna
e.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRS
6.
Kepala Bagian Administrasi Pembiayaan & Coorporate Secretary
Kepala bagian administrasi pembiayaan dan coorporate secretary mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a.
Mengarahkan serta membina personil yang berada dibawah supervisor bidang hukum.
b.
Meneliti dan menilai serta memberikan saran mengenai kewenangan calon nasabah dalam pengajuan pembiayaan.
c.
Melakukan analisa yuridis atas permohonan pembiayaan.
44
d.
Menyiapkan berkas-berkas pengikatan.
e.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRS
7.
Kepala Cabang
Kepala cabang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a.
Menandatangani surat-surat berharga atas nama bank serta memo yang telah diparaf oleh pejabat yang berwenang dalam kegiatan Bank.
b.
Menetapkan dan menyetujui serta memerintahkan kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan penarikan, penyetoran dan pemindahan buku.
c.
Menetapkan,
memutuskan
dan
menyetujui
serta
memerintahkan
pembayaran dalam rangka realisasi pembiayaan yang diberikan kepada calon nasabah Bank dalam batas wewenang yang telah ditetapkan oleh Direksi sesuai tata cara dan prosedur yang telah ditetapkan. d.
Menetapkan cara-cara penagihan kembali atas pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah yang cedera janji/menunggak secara efektif dan efisien.
e.
Mengatur dan menetapkan staf yang berkompeten dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Bank.
f.
Menilai prestasi kerja karyawan dan mengambil langkah-langkah perbaikan dalam upaya peningkatan produktifitas dan penertiban personalia.
g.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRS
45
8.
Kepala Bagian Operasional
Kepala bagian operasional mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a.
Mengkoordinir, mengerahkan, membina dan mengawasi semua kegiatan personil pada bagian kas/teller serta bagian accounting dan dalam pelaksanaannya bertanggung jawab langsung kepada Direksi.
b.
Melaksanakan semua peraturan, ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh management maupun Peraturan Bank Indonesia.
c.
Memonitor semua kegiatan operasional dan menjamin laqncarnya flow of work guna produktifitas di lingkungan operasional.
d.
Meneliti dan melegalisir hasil kerja rutin bagian opersional sebelum diajukan kepada Direksi untuk disampaikan kepada Bank Indonesia.
e.
Mengkoordinir pembuatan neraca harian dan rugi laba bulanan maupun rincian pendapatan dan biaya.
f.
Mengkoordinir pembuatan neraca laporan likuiditas harian, sebagai laporan untuk manajemen.
g.
Mengkoordinir pembuatan laporan eksternal lainnya sesuai ketentuan yang digariskan Bank Indonesia.
h.
Bertanggungjawab penuh atas kebenaran neraca harian.
i.
Bertanggungjawab atas penyimpanan buku besar dan buku pembantu, voucher bukti transaksi maupun dokumen operasional lainnya.
j.
Mengkoordinir pelayanan pemeriksaan internal/eksternal, audit petugas akuntan, petugas pengawasan dan petugas pemeriksa Bank Indonesia.
k.
Melakukan penandatanganan slip-slip pendebetan.
l.
Mengawasi tugas-tugas bagian umum.
46
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRS.
5.3
Keadaan Sumberdaya Manusia BPRS Al Salaam Kegiatan operasional BPRS Al Salaam didukung oleh 163 orang karyawan
dengan komposisi 71 karyawan tetap, 44 trainee, dan 48 orang karyawan outsourcing. Tingkat pendidikan karyawan yang bekerja di BPRS Al Salaam sebesar 77 persen merupakan lulusan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta dengan tingkat pendidikan Sarjana. Tingkat pendidikan ini menjadi syarat utama dalam proses kaderisasi dilingkungan perusahaan dimana untuk level supervisor hingga management memiliki latar belakang pendidikan S1. Sedangkan untuk karyawan dengan tingkat pendidikan D3 dan SMU/sederajat lebih banyak menempati posisi sebagai pelaksana dan tenaga bukan staf.
5.4
Perkembangan Nasabah Jumlah nasabah bagi BPRS Al Salaam merupakan sumber perolehan
keuntungan dengan perolehan bagi hasil atas dana yang dipinjamkan. Penggolongan jumlah nasabah berdasarkan jenis penggunaan pembiayaan terbagi atas nasabah pembiayaan modal kerja, investasi dan konsumsi. Jumlah nasabah BPRS Al Salaam dari tahun 2005 hingga tahun 2007 berturut-turut adalah sebanyak 7888 orang, 8579 orang dan 9849 orang. Angka tersebut menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah nasabah meningkat pada tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 8,76 persen, sedangkan pada tahun 2007 meningkat sebesar 14,80 persen.
47
Hal ini berarti dengan meningkatnya jumlah nasabah BPRS Al Salaam maka dapat disimpulkan bahwa BPRS Al Salaam semakin dipercaya sebagai lembaga keuangan dan nasabah tidak ragu-ragu lagi untuk mengajukan pembiayaan kepada BPRS Al Salaam, walaupun telah melakukan konversi menjadi syariah. Perkembangan jumlah nasabah berdasarkan jenis penggunaan dari tahun 2005-2007 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perkembangan Jumlah Nasabah Berdasarkan Jenis Penggunaan BPRS Al Salaam Tahun 2005-2007 Jumlah Nasabah Total Modal Tahun Investasi Konsumsi (%) (%) (orang) Kerja (%) (orang) (orang) (orang) 2005 1512 2740 3636 7888 2006 2042 35,02 2985 8,94 3552 -2,31 8579 2007 1954 -4,31 3378 13,16 4517 27,17 9849 Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Jumlah nasabah terbesar adalah nasabah konsumsi yaitu 4517 orang, nasabah konsumsi terbesar terdiri dari pegawai dan pensiunan. Tingginya nasabah konsumsi dibandingkan nasabah modal kerja dan nasabah investasi, dikarenakan terdapat kemudahan untuk menjadi nasabah konsumsi. Kemudahan tersebut berupa jaminan yang diserahkan calon nasabah kepada pihak BPRS Al Salaam yang berupa Surat Keputusan menjadi pegawai. Disamping itu kebanyakan dari nasabah konsumsi telah melakukan kerjasama antara pihak bank dengan kantor bagi pegawai atau tempat melakukan pembayaran pensiun bagi pensiunan. Nasabah modal kerja mempunyai jumlah yang paling sedikit hanya 19,84 persen dari total jumlah nasabah, hal ini disebabkan dalam pengajuan untuk menjadi calon nasabah modal kerja diperlukan kelengkapan administrasi lebih rumit dan jaminan usaha yang dijalankan. Jika dilihat dari perkembangan jumlah nasabah, nasabah modal kerja mengalami penurunan sebanyak 4,31 persen pada
48
tahun 2007 setelah BPRS Al Salaam menjadi syariah. Penurunan tersebut dikarenakan BPRS Al Salaam lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan untuk nasabah modal kerja karena resiko tingkat pengembalian pembiayaan lebih tinggi dibandingkan dengan nasabah konsumsi dan investasi serta persaingan tingkat bagi hasil dengan bank umum.
5.5
Perkembangan Pembiayaan Sejak didirikan pada tanggal 9 Oktober 1991 sampai dengan sekarang
BPRS Al Salaam senantiasa berhasil meningkatkan pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat. Pembiayaan yang diberikan oleh BPRS Al Salaam adalah pembiayaan modal kerja dengan plafond maksimum Rp 1 milyar dan jangka waktu pengembalian maksimum tiga tahun, pembiayaan investasi dengan plafond maksimum Rp 1 milyar dan jangka waktu pengembalian maksimum lima tahun, pembiayaan konsumsi dengan plafond maksimum Rp 1 milyar dan jangka waktu pengembalian maksimum lima tahun. Perkembangan pembiayaan tahun 20052007 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perkembangan Jumlah Pembiayaan BPRS Al Salaam Tahun 2005-2007 Tahun 2005 2006 2007
Modal Kerja (Rp) 12.177.160.249 15.097.992.349 17.457.795.978
(%) 23,98 15,63
Jumlah Pembiayaan Investasi (%) (Rp) 24.406.962.989 13,65 27.739.006.345 12,30 31.152.341.234
Konsumsi (Rp) 17.207.876.762 20.037.001.306 40.165.862.788
(%) 16,44 100,00
Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Pada tahun 2005, BPRS Al Salaam masih menggunakan prinsip usaha secara konvensional, pembiayaan yang disalurkan adalah Rp 52.792.000.000. Tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 19,09 persen menjadi Rp 62.874.000.000, pada tahun 2007 setelah BPRS Al Salaam mengubah prinsip usahanya menjadi syariah pembiayaan yang disalurkan meningkat sebesar 41,19
49
persen menjadi Rp 88.776.000.000. Peningkatan pembiayaan terbesar terjadi pada tahun 2007 yaitu pembiayaan konsumsi yang meningkat 100 persen. Pembiayaan konsumsi merupakan pembiayaan yang paling banyak disalurkan kepada masyarakat yaitu sebesar 45,84 persen dari total pembiayaan yang disalurkan. Resiko tingkat pengembalian pembiayaan yang kecil pada pembiayaan konsumsi dibandingkan dengan pembiayaan modal kerja dan investasi. Pembiayaan modal kerja mempunyai resiko tingkat pengembalian pembiayaan yang paling besar, karena pembiayaan yang diperuntukkan modal kerja mengalami fluktuasi usaha. Hal tersebut merupakan salah satu alasan bagi BPRS Al Salaam belum mengembangkan pembiayaan modal kerja secara optimal. Grafik perkembangan pembiayaan pada BPRS Al Salaam tahun 20052007 disajikan pada Gambar 4. 1E+11 88.775.659.513
9E+10 8E+10 7E+10
62.873.732.068
rupiah
6E+10
53.792.380.616
5E+10 4E+10 3E+10 2E+10 1E+10 2005
2006
2007
0 tahun
Gambar 4. Perkembangan Pembiayaan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Peningkatan jumlah pembiayaan dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa BPRS Al Salaam mampu mengembangkan usahanya dengan baik. Perkembangan pembiayaan yang baik, dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah volume
50
pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat setiap tahunnya. Masyarakat semakin percaya kepada BPRS Al Salaam, sehingga volume pembiayaan yang diminta semakin bertambah. Walaupun BPRS Al Salaam telah melakukan konversi usaha dari prinsip konvensional menjadi syariah namun jumlah pembiayaan terus meningkat, hal ini membuktikan bahwa BPRS Al Salaam tetap mampu menjalankan usahanya meskipun mengubah prinsip usahanya.
5.6
Produk dan Layanan Dalam menjalankan usahanya BPRS Al Salaam Amal Salman menyediakan
produk dan layanan sebagai berikut : 1. Tabungan Wadiah Merupakan simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) di BPRS Al Salaam, dimana nasabah berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana wadi’ah oleh bank. Tabungan ini dapat diambil setiap saat (pada jam kerja). Setoran awal minimal Rp 10.000. Tahun 2006 jumlah tabungan yang terdapat di BPRS Al Salaam Rp 2.966.000.000, pada tahun 2007 Rp 4.966.000.000 mengalami peningkatan 61,43 persen dibandingkan tahun 2006. 2. Deposito Mudharabah Simpanan DPK yang hanya dapat ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan yaitu satu, tiga, enam atau 12 bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis. Jumlah minimal yang didepositokan adalah satu juta rupiah (Rp 1.000.000,-). Nasabah akan memperoleh kesepakatan bersama mengenai nilai nisbah bagi hasilnya. Deposito ini dapat juga dipakai sebagai jaminan pembiayaan. Deposito mudharabah mengalami peningkatan sebesar 30,74
51
persen dari Rp 47.920.000.000 pada tahun 2006 menjadi Rp 62.650.000.000 pada tahun 2007. 3. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, pembiayaan ini dapat disalurkan untuk modal kerja berbagai jenis usaha seperti perdagangan dan jasa, serta perindustrian. 4. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil antara bank syariah atau beberapa lembaga keuangan secara bersama-sama dengan nasabah, untuk mengelola suatu kegiatan usaha; masing-masing memasukkan penyertaan dana sesuai dengan porsi yang disepakati, sedangkan pengelolaan kegiatan usaha, dipercayakan kepada nasabah. Jumlah pembiayaan musyarakah yang disalurkan BPRS Al Salaam sampai dengan tahun 2007 Rp 375.420.000. 5. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak bank selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama. Jumlah pembiayaan murabahah yang disalurkan BPRS Al Salaam sampai dengan tahun 2007 Rp 88.230.000.000. 6. Pembiayaan Ijarah Pembiayaan dengan prinsip sewa atas hak guna (manfaat) suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah dengan atau tanpa pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Jumlah pembiayaan ijarah yang disalurkan BPRS Al Salaam sampai dengan tahun 2007 Rp 166.050.000.
52
5.7
Prosedur Umum Pembiayaan Pengajuan pembiayaan pada BPRS melalui beberapa tahap atau prosedur.
Adapun tahap pengajuan pembiayaan pada BPRS dapat dilihat pada Gambar 5. 1. Permohonan Pembiayaan
Layak Diteruskan
Tidak
T O L A K
2. Pengumpulan Data Usaha & Peninjauan Jaminan
3. Analisa Pembiayaan
Data kurang
Layak Diteruskan
Tidak
4. Penyusunan Proposal Pembiayaan
Data kurang
Disetujui
Tidak
5. Pengumpulan Data Pelengkap
Data kurang
Ada masalah hukum
Tidak dapat diselesaikan Membahayakan Bank
P E R M O H O N A N P E M B I A Y A A N
6. Pengikatan Pembiayaan & Pengikatan Jaminan
7. Administrasi Pinjaman
8. Pembukaan Fasilitas & Pencairan Dana
Gambar 5. Prosedur Umum Pembiayaan PT BPRS Al Salaam Amal Salman Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Prosedur Pengajuan pembiayaan pada BPRS Al Salaam dibagi menjadi dua kelompok yaitu : 1. Pengajuan Pembiayaan Kelompok
53
Pembiayaan kelompok diperuntukkan untuk nasabah pegawai dan pensiunan. Prosedur yang diterapkan relatif lebih mudah, hal ini dikarenakan pihak BPRS Al Salaam mengadakan kerjasama langsung dengan pihak kantor atau instansi tempat nasabah tersebut bekerja. Sedangkan untuk pensiunan pihak BPRS bekerjasama dengan pihak kantor dimana pensiunan tersebut biasa mengambil gaji. Proses pengajuan pembiayaan kelompok umumnya lebih cepat dibandingkan dengan pembiayaan umum, sehingga proses pencairan pinjaman relatif lebih cepat. Jika persyaratan yang diajukan lengkap maka pencairan pinjaman dapat dilakukan dalam waktu satu hari saja. 2. Pengajuan Pembiayaan Umum Pembiayaan umum diperuntukkan pembiayaan modal kerja dan investasi. Pada pembiayaan umum analisis pembiayaan dilakukan lebih detil dan teliti. Nasabah pada pembiayaan umum kebanyakan merupakan wiraswasta sehingga diperlukan analisis terhadap usaha yang dilakukan Sehingga proses pengajuan pinjaman lebih lama, biasanya paling cepat dua hari. Besarnya pembiayaan yang diberikan tergantung dari besarnya usaha dan nilai jaminan dari nasabah. BPRS Al Salaam dari tahun 1991 telah berhasil melakukan kerjasama dengan instansi baik itu swasta maupun negeri. Jumlah rekanan BPRS Al Salaam sampai dengan 2008 mencapai 461 kantor. Daftar rekanan BPRS Al Salaam dapat dilihat pada Lampiran 3.
5.8
Aspek Keuangan Bank Kondisi keuangan BPRS Al Salaam dituangkan dalam laporan keuangan yaitu laporan neraca dan laporan laba/rugi. Laporan keuangan
54
BPRS Al Salaam disusun dalam rangka pertanggungjawaban direksi kepada pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti pemegang saham. Total asset BPRS Al Salaam pada akhir tahun 2007 sebesar Rp 111,94 milyar atau mengalami pertumbuhan 41,20 persen dibanding tahun 2006 sebesar Rp 83,60 milyar. Rasio pembiayaan bermasalah mengalami penurunan dari 5,89 persen pada tahun 2006 menjadi 4,38 persen pada tahun 2007. Tabungan yang berhasil dihimpun oleh BPRS Al Salaam sebesar Rp 4,79 milyar atau meningkat 61,43 persen dibanding tahun 2006 (Rp 2,97 milyar). Sedangkan deposito mengalami peningkatan sebesar 30,74 persen dari Rp 47,92 milyar pada tahun 2006 menjadi Rp 62,65 milyar pada tahun 2007. Laba bersih yang berhasil dibukukan oleh BPRS Al Salaam pada tahun 2007 adalah Rp 1,83 milyar.
VI. TINGKAT KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI USAHA
6.1
Profitabilitas dan Efisiensi Usaha
6.1.1 Return On Assets Ratio Laba yang diperoleh perusahaan menunjukkan kemampuan manajemen dalam pengelolaan aset atau kekayaan perusahaan. Kemampuan manajemen tersebut dapat diukur melalui Return On Assets Ratio (ROA ratio). ROA dapat mencerminkan tingkat efisiensi pengelolaan bank. Bank yang memililki ROA yang besar maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan asset. Hasil perhitungan ROA ratio pada PT BPRS Al Salaam tahun 2005-2007 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Perhitungan ROA Ratio pada PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 Laba Sebelum Pajak Total Aktiva ROA Keterangan Tahun ( Rp) (Rp) (%) 2005 1.464.051.261 57.678.406.057 2,54 Sebelum konversi 2006 953.183.028 80.030.870.646 1,19 Proses konversi 2007 1.885.934.915 93.223.879.262 2,02 Sesudah konversi Rata-rata 1.434.389.735 76.977.718.655 1,86 Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Pada tahun 2005 ROA ratio BPRS Al Salaam sebesar 2,54 persen, artinya dalam penggunaan 100 persen asset atau kekayaan dalam kegiatan pembiayaan, BPRS Al Salaam memperoleh laba sebesar 2,54 persen. ROA ratio BPRS Al Salaam tahun 2006 dan 2007 mempunyai nilai lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2005, hal tersebut disebabkan oleh adanya proses konversi usaha dari
56
prinsip konvensional menuju syariah. Tahun 2006, pada saat proses konversi berlangsung terjadi penurunan ROA yaitu sebesar 1,35 persen. Penilaian Kesehatan BPR/BPRS Menurut Bank Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada tahun 2007 setelah proses konversi terjadi peningkatan ROA menjadi 2,02 persen. Hal ini disebabkan tahun 2007 terjadi peningkatan nilai laba sebesar 97,86 persen menjadi Rp 1.890.000.000, sedangkan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2006 mencapai Rp 953.000.000. Total aktiva tahun 2006 sebesar Rp 83.603.892.000, tahun 2007 hanya mengalami peningkatan sebesar 16,48 persen menjadi Rp 111.938.012.000. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, maka dapat dilihat rata-ratanya bahwa sesudah konversi mengalami peningkatan sebesar 0,274 persen. Hal ini diperkuat dengan grafik ROA sesudah konversi yang menunjukkan trend yang positif. Hasil perhitungan uji-t ratio pada PT BPRS Al Salaam tahun 2005-2007 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji-t ROA Ratio pada PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 Selisih α P-value Mean N t-hitung t-tabel Mean ROA Sebelum Konversi ROA Sesudah Konversi
1,358 18
0,274
-64,88
1,960
0,05
0,000
1,633
Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Dari hasil uji t, dihasilkan nilai t-hitung sebesar |-64,88| nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel, dengan nilai P-value yang menunjukkan tingkat signifikansi 0,000, karena uji yang dilakukan berupa one tailed maka 0,000/2 yang hasilnya lebih kecil dari nilai α (0,05) hasil yang lebih kecil dari nilai α
57
menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari sisi ROA antara sebelum dan sesudah konversi. Output yang dihasilkan dapat dijadikan bukti kuat untuk menolak H0 yang menyatakan bahwa rata-rata ROA syariah lebih kecil dibandingkan dengan sebelum konversi. Hal ini dapat dilihat dari grafik perkembangan ROA tiga tahun terakhir yang menunjukkan ROA sebelum dan sesudah konversi yang dapat dilihat pada Gambar 6. 3.50 3.00
p e rs e n
2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 bulan
Sebelum Konversi
Sesudah Konversi
Gambar 6. Perkembangan ROA PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008)
6.1.2 Operational Eficiency Ratio Operational Eficiency Ratio (OER) atau Rasio Efisiensi Operasional dapat digunakan oleh suatu badan usaha khususnya bank untuk mengetahui seberapa besar tingkat
efisiensi usaha.
Nilai
OER yang didapat dengan cara
membandingkan antara jumlah biaya operasional dan jumlah pendapatan operasional. Pendapatan operasional BPRS Al Salaam diperoleh dari penyaluran dana yang terdiri dari penyaluran dana pihak ketiga bukan bank dan penyaluran dana dari bank-bank lain. Unsur biaya operasional BPRS Al Salaam terdiri dari
58
pembayaran bagi hasil, administrasi dan umum, personalia dan biaya penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Semakin kecil nilai OER, maka usaha bank akan semakin efisien. Nilai OER dari BPRS Al Salaam dari tahun 2005-2007 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Perhitungan Rasio OER BPRS Al Salaam Tahun 2005-2007 Tahun
Σ Biaya Operasional (Rp)
Σ Pendapatan Operasional (Rp)
OER (%)
2005
13.366.998.400
14.831.049.661
90,13
2006
13.171.084.644
14.124.267.672
93,25
2007
20.552.347.334
22.438.282.249
91,60
Rata-rata
15.696.810.126
17.131.199.861
91,63
Keterangan Sebelum konversi Proses konversi Sesudah konversi
Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Trend nilai OER dari tahun 2005-2007 berfluktuasi, tahun 2005 OER mencapai 90,13 persen, tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 93,25 persen, kemudian tahun 2007 menurun menjadi 91,60 persen. Menurut penilaian kesehatan BPRS kinerja BPRS Al Salaam masih tergolong sehat karena tidak keluar dari batasan normal untuk OER yaitu <93,52 persen, baik sebelum konversi maupun sesudah konversi. Hal tersebut menunjukkan BPRS Al Salaam telah mampu mencapai efisiensi dalam menjalankan usahanya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat keuntungan. Akan tetapi bila dilihat dari rata-rata keseluruhan dari rasio tersebut masih cukup besar, dimana rata-rata OERnya dari tahun 2005-2007 sebesar 91,63 persen. Kriteria OER yang baik adalah semakin kecil nilai OER maka akan semakin baik dan efisien kinerja BPRS Al Salaam. Berdasarkan hasil uji-t yang telah dilakukan maka didapatkan nilai ratarata OER sesudah konversi ternyata lebih rendah 2,62 persen. Ketika proses konversi diperlukan biaya yang tidak sedikit seperti biaya untuk training para
59
karyawan, pengadaan software yang baru, pembukaan kantor-kantor cabang baru dan biaya perekrutan karyawan yang baru. Kebijakan untuk menyediakan dana bantalan likuiditas, yang dilandasi oleh adanya kemungkinan terjadinya penarikan dana dalam jumlah besar oleh para nasabah yang tidak setuju dengan proses konversi. Ketidaksetujuan tersebut dikarenakan kekhawatiran nasabah terhadap kemampuan pengelolaan BPRS setelah mengubah prinsip usahanya menjadi syariah. Besarnya dana pihak ketiga (DPK) berupa tabungan dan deposito juga membawa konsekuensi terhadap meningkatnya jumlah biaya dana yang harus ditanggung oleh BPRS Al Salaam. Biaya umum mengalami peningkatan terutama berkaitan dengan pelaksanaan konversi syariah baik untuk proses perijinan, persiapan berbagai perlengkapan administrasi dan kegiatan sosialisasi kepada para nasabah dalam bentuk customer gathering maupun kegiatan yang lain. Hal ini diperkuat dengan grafik yang menunjukkan menjelang konversi BPRS Al Salaam mengalami peningkatan biaya operasional, namun setelah menjadi syariah biaya operasional kembali dapat ditekan. Hasil perhitungan uji-t dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji-t OER pada PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 Selisih α P-value Mean N t-hitung t-tabel Mean OER 89,81 Sebelum Konversi 18 2,62 -10,18 2,064 0,05 0,000 OER 87,19 Sesudah Konversi Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Dari hasil uji-t yang telah dilakukan, nilai t-hitung sebesar |-10,18| nilai thitung lebih besar dari t-tabel, dengan nilai P-value menunjukkan signifikansi
60
0,000, karena uji yang dilakukan berupa one tailed maka 0,000/2 yang hasilnya lebih kecil dari nilai α (0,05) hasil yang lebih kecil menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari sisi OER antara sebelum dan sesudah konversi. Jika dilihat dari sisi nilai P-value dapat dijadikan bukti kuat untuk menolak H0 yang menyatakan bahwa rata-rata OER sesudah konversi lebih kecil jika dibandingkan dengan sebelum konversi. Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa bahwa OER pada saat proses konversi lebih tinggi dibandingkan sebelum konversi, hal tersebut dapat dianggap wajar karena ketika awal proses konversi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun sesudah konversi garis trend pada grafik OER menunjukkan penurunan. Hal ini berarti sesudah konversi tingkat efisiensi usaha mengalami perbaikan dibandingkan pada saat proses konversi. Grafik perkembangan OER tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 7. 100.00 90.00 80.00
persen
70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Sebelum Konversi
bulan
Sesudah Konversi
Gambar 7. Perkembangan OER PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007 Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008)
VII. PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN DAN NASABAH TERHADAP KEUNTUNGAN
Pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan BPRS Al Salaam dapat dianalisis dengan model regresi berganda, dimana variabel bebas yang mempengaruhi variabel tidak bebasnya antara lain jumlah nasabah pembiayaan modal kerja (X1), jumlah pembiayaan modal kerja (X2), jumlah nasabah pembiayaan investasi (X3), jumlah pembiayaan investasi (X4), jumlah nasabah pembiayaan konsumsi (X5) dan jumlah pembiayaan konsumsi (X6). Data yang digunakan adalah data rata-rata dari X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 per bulan dari bulan Januari tahun 2005 sampai dengan bulan Desember tahun 2007, dengan total pengamatan sebanyak 36. Hasil pengolahan regresi model yang pertama (persamaan 4.1) dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam Model 1 Variabel Constant Nasabah Modal Kerja (X1) Pembiayaan Modal Kerja (X2) Nasabah Investasi (X3) Pembiayaan Investasi (X4) Nasabah Konsumsi (X5) Pembiayaan Konsumsi (X6) Dummy S = 199797947 F-Hit = 1,09
Koefisien Regresi
Simpangan Baku Koefisien
22032730 1285029 -0,2590 384112 -0,0386 1311870 -0,0472 128632789
192005461 1764999 0,1839 2319426 0,1914 1406825 0,1421 110569184
R-Sq = 21,4% DW statistik = 2,17
Thitung 0,11 0,73 -1,41 0,17 -0,20 0,93 -0,33 1,16
Pvalue 0,909 0,473 0,170* 0,870 0,842 0,359 0,742 0,254
VIF
6,2 8,5 14,4 16,7 8,6 11,5 2,8
R-Sq(adj) = 1,7%
Keterangan: * = Nyata pada tingkat kepercayaan 80%
Pengujian terhadap ketepatan model fungsi keuntungan dengan melihat koefisien determinasi (R2), Fhitung, Thitung, maupun Pvalue dari masing-masing parameter, hasil pengolahan regresi menghasilkan model kesatu sebagai berikut :
62
Y = 22032730 + 1285029 X1 - 0,259 X2 + 384112 X3 - 0,039 X4 + 1311870 X5 - 0,047 X6 +1,29E+08 D Hasil pengolahan regresi menghasilkan model yang kedua sebagai berikut :
LnY
= 132,5 + 4,191LnX1-5,415LnX2 - 0,335LnX3 - 3,108LnX4 + 3,776LnX5 + 1,096LnX6 + 0,307 D
Secara rinci model persamaan 4.2 (Model 2) dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam Model 2 Koefisien Regresi
Simpangan Baku Koefisien
132,5 4,191
103,2 4,916
1,28 0,85
0,209 0,401
Ln Pembiayaan Modal Kerja (X2)
-5,415
4,579
-1,18
0,247
8,1
Ln Nasabah Investasi (X3)
-0,335
7,468
-0,04
0,965
12,0
Ln Pembiayaan Investasi (X4)
-3,108
6,471
-0,48
0,635
12,9
Ln Nasabah Konsumsi (X5)
3,776
7,316
0,52
0,610
16,3
Ln Pembiayaan Konsumsi (X6)
1,096
6,938
0,16
0,876
17,5
3,449 0,71 0,481 R-Sq(adj) = 4,5%
3,1
Variabel Constant Ln Nasabah Modal Kerja (X1)
Dummy S = 5,869
2,463 R-Sq = 23,6%
F-Hit = 1,24
DW statistik = 2,09
Thitung
Pvalue
VIF
5,5
Hasil pengolahan regresi model yang ketiga (persamaan 4.3) dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Pembiayaan dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPRS Al Salaam Model 3 Koefisien Regresi
Simpangan Baku Koefisien
46,46 4,757
90,89 4,798
0,51 0,99
Ln Pembiayaan Modal Kerja (X2)
-7,310
4,188
Ln Pembiayaan Investasi (X4)
-0,230
4,278
Ln Nasabah Konsumsi (X5)
-7,039 6,852
Variabel Constant Ln Nasabah Modal Kerja (X1)
Ln Pembiayaan Konsumsi (X6) Dummy S = 5,727
0,307 R-Sq = 24,7%
F-Hit = 1,58
DW statistik = 2,09
Thitung
Pvalue
VIF
0,613 0,330
5,5
-1,75
0,091*
7,2
-0,05
0,958
5,9
8,468
-0,83
0,413
8,5
3,420
2,00
0,055*
4,5
2,688 0,11 0,910 R-Sq(adj) = 9,1%
2,0
Keterangan: * = Nyata pada tingkat kepercayaan 90%
Hasil analisis menunjukkan bahwa model kesatu masih mengandung
63
multikolinearitas dimana nilai dari VIF dari model masih ada yang diatas sepuluh, sama halnya dengan model kedua, sehingga kedua model tersebut belum memenuhi persyaratan sebagai model yang dapat digunakan. Setelah dilakukan analisis dengan pendugaan model lain maka didapatkan model terbaik untuk analisis pengaruh jumlah pembiayaan dan nasabah terhadap keuntungan BPRS Al Salaam adalah model ketiga, hasil analisis regresi menghasilkan model :
LnY = 46,46 + 4,757LnX1 -7,310LnX2 -0,230LnX4 -7,039LnX5+6,852LnX6 + 0,307 D Berdasarkan Tabel 12, hasil pendugaan analisis regresi diperoleh koefisien determinan (R2) sebesar 24,7 persen dan koefisien determinasi terkoreksi (Radj) sebesar 9,1 persen. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 24,7 persen mempunyai arti bahwa 24,7 persen keragaman keuntungan dapat diterangkan oleh variabel-variabel bebas: jumlah nasabah modal kerja (X1), jumlah pembiayaan modal kerja (X2), pembiayaan investasi (X4), jumlah nasabah konsumsi (X5), jumlah pembiayaan konsumsi (X6). Keragaman keuntungan BPRS Al Salaam masih perlu diterangkan oleh variabel lain di luar model yeng telah digunakan sebesar 75,3 persen. Dari hasil dugaan terlihat bahwa uji F signifikan pada selang kepercayaan 90 persen. Pengujian variabel bebas secara parsial dilakukan dengan uji-t, hasil ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah variabel pembiayaan modal kerja (X2) dan pembiayaan konsumsi (X6) nyata pada selang kepercayaan 90 persen. Sedangkan variabel-variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah variabel jumlah nasabah modal kerja (X1), jumlah pembiayaan investasi (X4), jumlah nasabah konsumsi (X5) dan variabel dummy.
64
Dari pendugaan model tersebut dilakukan pemeriksaan terhadap asumsi OLS. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai R2 dan banyaknya jumlah koefisien yang signifikan. Jumlah R2 yang diperoleh adalah sebesar 24,7 persen dengan jumlah koefisien yang signifikan sebanyak dua variabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan tidak terdapat masalah multikolinearitas. Uji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson, jika nilai Durbin Watson berada di antara 1,55 dan 2,35, maka model tersebut tidak memiliki masalah autokorelasi. Hasil analisis regresi menunjukkan nilai Durbin Watson dalam model sebesar 2,09, sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak mempunyai masalah autokorelasi. Dalam model regresi berganda nilai koefisien regresi adalah merupakan nilai elastisitas dari masing-masing variabel tersebut. Berdasarkan Tabel 12 nilai koefisien regresi yang bertanda positif adalah variabel: pembiayaan konsumsi (X6), sedangkan variabel yang bertanda negatif adalah: pembiayaan modal kerja (X2). Angka positif pada koefisien regresi menunjukkan hubungan yang searah antara keuntungan dengan penggunaan faktor-faktor keuntungan. Sedangkan angka negatif pada koefisien regresi menunjukkan hubungan yang berkebalikan antara keuntungan dengan penggunaan faktor-faktor keuntungan. Variabel pembiayaan konsumsi secara parsial berpengaruh nyata terhadap keuntungan, dapat dilihat dari nilai Thitung. Nilai Thitung variabel pembiayaan konsumsi sebesar 2,00 lebih besar dibandingkan dengan nilai Ttabel sebesar 1,282 pada taraf nyata 10 persen. Pembiayaan konsumsi dalam model mempunyai pengaruh positif, artinya setiap ada kenaikan jumlah pembiayaan konsumsi, maka keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat. Pembiayaan
65
konsumsi mempunyai pengaruh positif karena jika dilihat dari jumlah pembiayaan merupakan pembiayaan terbesar yang disalurkan BPRS Al Salaam yaitu Rp 40.165.862.788. Variabel pembiayaan konsumsi berpengaruh nyata terhadap keuntungan pada tingkat kepercayaan 90 persen. Nilai elastisitas pembiayaan konsumsi dalam fungsi keuntungan sebesar 6,852 yang artinya bahwa setiap penambahan pembiayaan konsumsi sebesar Rp 100.000, maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 685.200 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap (cateris paribus). Berpengaruhnya variabel pembiayaan konsumsi terhadap keuntungan karena pembiayaan konsumsi merupakan pembiayaan yang terbesar yang disalurkan BPRS Al Salaam dan mempunyai resiko tingkat pengembalian pembiayaan yang paling kecil dibandingkan dengan pembiayaan lainnya. Sehingga dengan pembiayaan konsumsi yang lebih besar maka BPRS Al Salaam akan memperoleh bagi hasil yang lebih besar pula. Jumlah pembiayaan konsumsi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 saat BPRS Al Salaam masih beroperasi secara konvensional jumlah pembiayaan konsumsi mencapai Rp 17.207.876.762. Tahun 2006 meningkat sebesar 16,44 persen menjadi Rp 20.037.001.306, dan pada tahun 2007 setelah BPRS Al Salaam beroperasi secara syariah jumlah pembiayaan konsumsi meningkat sebesar 100 persen menjadi Rp 40.165.862.788. Pembiayaan konsumsi memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat keuntungan BPRS Al Salaam. Variabel pembiayaan modal kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap keuntungan, dapat dilihat dari nilai Thitung. Variabel pembiayaan modal kerja mempunyai nilai Thitung sebesar 1,75 lebih besar dibandingkan dengan nilai
66
Ttabel sebesar 1,282 pada taraf nyata 10 persen. Pembiayaan modal kerja dalam model mempunyai pengaruh negatif, artinya setiap penurunan pembiayaan modal kerja akan meningkatkan keuntungan. Hal ini dikarenakan pembiayaan modal kerja mempunyai resiko tingkat pengembalian pembiayaan yang paling besar, karena pembiayaan yang diperuntukkan modal kerja sensitif terhadap fluktuasi usaha. Pembiayaan modal kerja yang disalurkan BPRS Al Salaam sampai saat ini terfokus pada sektor perdagangan. Resiko tingkat pengembalian pembiayaan modal kerja mencapai lima persen dari total pembiayaan yang bermasalah. Pembiayaan modal kerja berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen. Nilai elastisitas pembiayaan modal kerja dalam fungsi keuntungan sebesar -7,310 yang artinya bahwa setiap penurunan pembiayaan modal kerja sebesar Rp 100.000, maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 731.000 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap (cateris paribus). Sehingga diharapkan BPRS Al Salaam lebih memperhatikan dalam penyaluran pembiayaan modal kerja. Berdasarkan hasil analisis regresi variabel jumlah nasabah modal kerja (X1) mempunyai pengaruh yang positif terhadap keuntungan. Hal ini karena walaupun jumlah nasabah modal kerja mempunyai jumlah yang paling sedikit, namun nilai dari pembiayaan modal kerja untuk satu nasabah umumnya besar. Nilai elastisitas nasabah modal kerja 4,757, artinya setiap ada kenaikan jumlah nasabah modal kerja sebanyak satu orang akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp 4,757. Variabel jumlah pembiayaan investasi (X4) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap keuntungan dikarenakan pembiayaan investasi yang disalurkan BPRS Al Salaam sebagian besar diberikan kepada pegawai dan juga kepada perorangan. Hal ini dikarenakan daya serap pembiayaan investasi terhadap
67
pegawai kecil sehingga tidak memberikan nilai yang signifikan terhadap keuntungan. Nilai elastisitas pembiayaan investasi -0,230, nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap penurunan pembiayaan investasi sebesar Rp 100.000 maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 23.000. Jumlah nasabah konsumsi (X5) mempunyai pengaruh negatif terhadap keuntungan. Hal ini dikarenakan tingkat imbalan yang diberikan kepada nasabah kecil sehingga tingkat pengembalian imbalan (expected return) yang diharapkan kurang memberikan hasil yang signifikan meskipun jumlah nasabah konsumsi besar yaitu 45,86 persen dari total keseluruhan nasabah. Nilai elastisitas pembiayaan konsumsi -7,039, artinya setiap ada penurunan jumlah nasabah konsumsi sebanyak satu orang akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp 7,039. Jika dilihat dari hasil analisis regresi variabel jumlah nasabah modal kerja (X1), variabel jumlah nasabah investasi (X4), dan variabel jumlah nasabah konsumsi (X5) tidak berpengaruh terhadap keuntungan namun pada kenyataannya variabel tersebut berpengaruh pada keuntungan BPRS Al Salaam. Hal ini dikarenakan kemungkinan ada faktor-faktor lain diluar itu seperti : 1.
Efisiensi biaya, yang terdiri dari : a) Biaya penghapusan penyisihan aktiva produktif (PPAP) b) Biaya personalia, khususnya account officer c) Biaya administrasi dan umum, seperti iklan dan promosi
2.
Perolehan dana dari nasabah tidak disalurkan sebagai pembiayaan, sehingga dana akan disimpan dalam bentuk giro dan tabungan.
3.
Menjaga pembiayaan yang ada terhindar dari tingkat resiko pengembalian pembiayaan, agar pembayaran pembiayaan dari nasabah lancar.
68
Sejak didirikan hingga sekarang BPRS Al Salaam telah berkembang dengan berdirinya lima kantor cabang, dan 17 kantor kas. Pertambahan kantor cabang dan kantor kas diikuti oleh peningkatan pembiayaan yang disalurkan dan pertambahan jumlah nasabah, yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam. Keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam pada tahun 2005 adalah Rp 1.464.051.261, tahun 2006 menurun sebesar 34,89 persen menjadi Rp 953.183.028, sedangkan pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 97,85 persen menjadi Rp 1.885.934.915. Jumlah pembiayaan dan nasabah BPRS Al Salaam dari tahun 2005 hingga tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Jumlah Pembiayaan dan Nasabah BPRS Al Salaam Tahun 2005-2007 Jumlah Tahun Pembiayaan Perubahan Nasabah Perubahan (Rp) (%) (Orang) (%) 2005 52.792.000.000 7888 2006 62.874.000.000 9,63 8579 8,76 2007 88.776.000.000 41,20 9849 14,80 Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008) Pada tahun 2005 ketika BPRS Al Salaam masih menggunakan prinsip usaha
secara
konvensional,
pembiayaan
yang
disalurkan
adalah
Rp
52.792.000.000. Tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 19,09 persen, pada tahun 2007 setelah BPRS Al Salaam mengubah prinsip usahanya menjadi syariah pembiayaan yang disalurkan meningkat sebesar 41,19 persen. Peningkatan pembiayaan yang disalurkan pada tahun 2006 tidak diikuti dengan peningkatan keuntungan. Penurunan keuntungan yang terjadi pada tahun 2006 dikarenakan BPRS Al Salaam pada tahun tersebut sedang melakukan konversi usaha dari prinsip usaha konvensional menjadi syariah. Pada saat berlangsungnya proses konversi diperlukan biaya yang tidak sedikit sehingga
69
berpengaruh pada perolehan keuntungan BPRS Al Salaam. Biaya umum mengalami peningkatan terutama berkaitan dengan pelaksanaan konversi syariah baik untuk proses perijinan, persiapan berbagai perlengkapan administrasi dan kegiatan sosialisasi kepada para nasabah dalam bentuk customer gathering maupun kegiatan yang lain. Di samping itu BPRS Al Salaam melakukan penghentian pemberian pembiayaan sementara kepada nasabah. Penghentian pembiayaan dilakukan untuk menjaga likuiditas, namun hal tersebut berakibat menurunnya pendapatan BPRS Al Salaam karena dana yang ada tidak disalurkan sehingga menjadi dana yang tidak produktif. Pendapatan operasional BPRS Al Salaam pada tahun 2005 Rp 14.831.049.661, kemudian tahun 2006 turun menjadi Rp 14.124.267.672, tahun 2007 meningkat menjadi Rp 22.438.282.249. Pada tahun 2007 setelah proses konversi, keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam mengalami peningkatan sebesar 97,85 persen. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa BPRS Al Salaam mempunyai kredibilitas dalam menjalankan usaha secara syariah. BPRS Al Salaam dalam menyalurkan pembiayaan kepada nasabah, menitikberatkan kepada banyaknya jumlah nasabah dibandingkan dengan pemberian pembiayaan kepada satu nasabah dalam jumlah besar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko tingkat pengembalian pembiayaan dan menambah database BPRS Al Salaam guna pengembangan usaha dalam upaya pembukaan cabang baru. Penelitian yang pernah dilakukan Yudistira (2004) adalah menggunakan empat variabel. Walaupun variabel yang digunakan sama yaitu jumlah nasabah dan jumlah kredit yang disalurkan, namun pada penelitian ini lebih spesifik
70
berdasarkan jenis penggunaan. Hal ini bertujuan agar hasil yang diperoleh lebih detil, sehingga bank dapat melakukan langkah-langkah yang lebih konkret dalam menjalankan kegiatan usaha guna memperoleh keuntungan yang diinginkan. Penelitian yang dilakukan Yudistira (2004) dengan jumlah variabel yang digunakan sebanyak empat. Variabel bebas yang mempengaruhi variabel tak bebasnya adalah jumlah nasabah bulanan (NBL), jumlah kredit bulanan (KBL), jumlah nasabah berjangka (NBJ) dan jumlah kredit berjangka (KBJ). Data yang digunakan adalah data rata-rata dari NBL, KBL, NBJ, dan KBJ per bulan dari bulan Desember 1999 hingga bulan November 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh BPR Gebu Kujang Kinantan. Hasil pengolahan regresi dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Analisis Pengaruh Perkembangan Kredit dan Jumlah Nasabah Terhadap Keuntungan BPR Gebu Kujang Kinantan Variabel
Koefisien Regresi
Simpangan Baku Koefisien
Thitung
Constant NBL KBL NBJ KBJ S = 1329931
1950835 -12611576 -6,46 63193 12379 5,11 0,0159 0,002437 6,53 210212 491250 4,28 -0,028458 0,005592 -5,08 R-Sq = 84,4% R-Sq(adj) =
F-Hit = 56,72
DW statistik = 2,20
Pvalue 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 82,9%
VIF
2,0 2,9 9,4 9,7
Berdasarkan hasil uji-t secara individu pada koefisien NBL, KBL, NBJ, dan KBJ, terlihat bahwa kenaikan atau penurunan jumlah nasabah dan nilai kredit berjangka berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan pada taraf kepercayaan 5%. Variabel yang mempunyai pengaruh paling besar adalah variabel NBJ, nilai koefisien NBJ adalah sebesar 210212. Nilai tersebut
71
menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan jumlah nasabah kredit berjangka sebanyak satu orang akan meningkatkan keuntungan sebesar Rp 210.212,00. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kredit bulanan memberikan pengaruh positif baik dari jumlah nasabahnya maupun jumlah kreditnya, artinya setiap kenaikan jumlah nasabah bulanan dan jumlah kredit bulanan akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh BPR Gebu Kujang Kinantan. Pada kredit berjangka menunjukkan bahwa jumlah nasabah berjangka mempunyai pengaruh yang positif artinya setiap kenaikan jumlah nasabah berjangka akan meningkatkan keuntungan BPR Gebu Kujang Kinantan. Sedangkan jumlah kredit berjangka mempunyai pengaruh yang negatif artinya setiap penurunan jumlah kredit berjangka yang disalurkan akan meningkatkan keuntungan BPR Gebu Kujang Kinantan. Dari perbandingan tersebut terlihat perbedaan yang signifikan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian Yudistira (2004). Hasil penelitian Yudistira (2004) menyatakan bahwa semua variabel bebas yang mempengaruhi variabel tak bebasnya berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan pada penelitian ini hanya ada dua variabel bebas yang berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen terhadap variabel tak bebasnya. Walaupun variabel yang digunakan sama yaitu jumlah nasabah dan jumlah kredit atau pembiayaan yang disalurkan namun pada penelitian ini variabel jumlah nasabah dan jumlah pembiayaan diuraikan lebih spesifik. Hal ini membuktikan bahwa penguraian variabel menjadi lebih spesifik mempengaruhi hasil analisis.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1.
Rata-rata ROA syariah lebih besar dibandingkan dengan sebelum konversi. Rata-rata ROA sebelum konversi sebesar 1,358, sedangkan rata-rata ROA sesudah konversi sebesar 1,633. Hal ini menunjukkan setelah menjadi syariah adanya peningkatan kemampuan manajemen BPRS Al Salaam didalam mengelola aset atau kekayaan yang dimiliki terhadap perolehan laba atau keuntungan. Tingkat efisiensi usaha BPRS Al Salaam setelah menjadi syariah membaik, hal ini berdasarkan nilai rata-rata OER syariah lebih kecil dibandingkan dengan sebelum konversi. Rata-rata OER sebelum konversi sebesar 89,81, sedangkan rata-rata OER sesudah konversi sebesar 87,19.
2.
Model ketiga merupakan hasil analisis regresi yang menunjukkan bahwa tidak ada masalah multikolinear. Pengujian varibel bebas secara parsial dilakukan dengan uji-t, menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah variabel pembiayaan modal kerja (X2) dan pembiayaan konsumsi (X6) nyata pada selang kepercayaan 90 persen.
73
8.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka penulis memberikan saran kepada BPRS Al Salaam untuk :
1.
Setelah BPRS Al Salaam merubah kegiatan usahanya dari konvensional sebaiknya lebih diterapkan complien syariah hal ini bertujuan untuk peningkatan keuntungan dari berbagai macam jenis pembiayaan.
2.
Dalam pengembangan pembiayaan sebaiknya BPRS Al Salaam melakukan analisis pasar sehingga kebutuhan pembiayaan perbankan syariah lebih tepat sasaranya ke masyarakat. Ekspansi pasar perlu ditingkatkan terutama untuk pembiayaan konsumsi yang banyak diminati oleh masyarakat. Pembiayaan modal kerja perlu dikembangkan mengingat kebutuhan masyarakat akan perbankan cukup tinggi khususnya untuk modal kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. S. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Gema Insani. Jakarta. Asosiasi Bank Syariah Indonesia. 2005. Standar Operasional Produk BPR Syariah. Jakarta. Bank Indonesia. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Candrayasa. 2000. Analisis Efektifitas Penyaluran Kredit Umum Pedesaan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Bank Rakyat Indonesia Unit Diponegoro Surabaya. Skripsi. Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dendawijaya, L. 2001. Manajemen Perbankan. Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Jakarta. Direktorat Perbankan Syariah. Bank Indonesia. 2008. Statistik Perbankan Syariah. Gujarati, D dan Zaim, S. 1978. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta. Hartati, Sri. 2005. Pengaruh Pembiayaan Terhadap Pertumbuhan Penjualan, Laba dan Aset Nasabah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah di PT BPRS Amanah Ummah Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Institut Bankir Indonesia. 2001. Bank Syariah : Konsep, Produk dan Implementasi Operasional. Djambatan. Jakarta. Indriyani, Y. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pembiayaan UMKM (PT BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Irmayanto, J. 1999. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Pertama. Universitas Trisakti. Jakarta Lipsey. 1997. Pengantar Mikroekonomi. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta. Munawir, S. 1995. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. Nicholson, W. 2001. Teori Ekonomi Mikro. Edisi Kedua. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Rahmina, F. 2005. Analisis Kepuasan Nasabah Terhadap Produk Simpanan Taplus (Studi Kasus : PT Bank Negara Indonesia, Tbk. Kantor Cabang
75
Bogor). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Sartono, R. A. 1997. Manajemen Keuangan. Edisi 3. Fakultas Ekonomi Gajah Mada. Yogyakarta. Siamat, D. 1999. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Kedua. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Simamora, B. 2004. Riset Pemasaran : Falsafah, Teori dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Simorangkir, D. P. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Ghalia Indonesia. Jakarta Sritua, A. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. UI-Press. Jakarta. Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sumitro. 2002. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait (BMI dan Takaful di Indonesia). Raja Grafindo Persada. Jakarta. Supranto, J. 1989. Statistik. Edisi Kelima. Jilid Kedua. Erlangga. Jakarta. Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika. Pengantar. Edisi Ketiga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wicaksono, R. A. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pertanian oleh Bank BRI di Indonesia. Skripsi. Pogram Studi Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yudistira, Indra. 2004. Pengaruh Perkembangan Kredit dan Jumlah Nasabah terhadap Tingkat Keuntungan PT BPR Gebu Kujang Kinantan Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Collection Asset Management Dept Head
IT Dept Dept Head
Board of Director
Sumber : PT BPRS Al Salaam Amal Salman (2008)
Accounting Coordinator Supervisor
Dept Head
Dept. Head
Corporate Service & GA Section Supervisor
HRD Dept
Cor Sec & Finance Admin Dept
Admin & Finance Division Division Head
Sharia Supervisory Council
RUPS
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT BPRS Al Salaam Amal Salman
Sales Agent Dept Dept Head
Kios Office Supervisor
Branch Manager
“Pratama” Branch Office
“Madya” Branch Office Branch Manager
Audit Internal
Board of Commisioner
BMA Unit Supervisor
76
77
Lampiran 2.
Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Direktur PT BPRS Al Salaam Amal Salman
Wawancara dilakukan terhadap pihak Direktur BPRS Al Salaam, adapun pertanyaan dalam wawancara tersebut sebagai berikut : 1.
Apa yang melatarbelakangi lahirnya BPR Al Salaam?
2.
Apa alasan BPRS Al Salaam konversi ke syariah?
3.
Apakah kendala dalam proses konversi tersebut?
4.
Bagaimana respon nasabah terhadap konversi tersebut?
5.
Bagaimana dampak konversi terhadap jumlah nasabah dan jumlah pembiayaan BPRS Al Salaam?
6.
Setelah dua tahun berjalan dengan sistem syariah bagaimana dengan tingkat keuntungan yang diperoleh BPRS Al Salaam?
78
Lampiran 3. Daftar Rekanan BPRS Al Salaam Tahun 2008 No Nama Kantor Rekanan 1 SLTP 226 2 SLTP 253 3 SMP NEGERI 10 BOGOR 4 SMA NEGERI 4 BOGOR 5 PENGADILAN NEGERI DEPOK 6 ARSIP NASIONAL 7 PENGADILAN NEGERI JAKSEL 8 ARSIP & PERPUSTAKAAN KAB.BOGOR 9 ARSIP PPUSTAKAAN & TELEMATIKA 10 SMA RIMBA MADYA CIOMAS 11 YYS ARRAHMANIAH 12 PT ASABRI (PERSERO) 13 BPRS AMAL SEJAHTERA BANDUNG 14 PT.BLUE BIRD GRP.PL PDK.CABE 2 15 PT BLUE BIRD GROUP TKSI PUSAKA 16 BALITBANG & DIKLAT DEPAG 17 BENS RADIO 18 BL.P'AMANAN FSLTS.KES.DPKES RI 19 BIRO HUMAS DEPHAN 20 BIRO HUKUM DEPHAN PS.BARU 21 BG HUMAS SEKDA KAB BOGOR 22 PT. ASURANSI BINTANG 23 CV. CENTRA MOTOR 24 DIR. BANJAMSOS DEPSOS RI 25 BADAN KOORDINASI WILAYAH BOGOR 26 BIRO KEPEGAWAIAN DEPHUB. 27 DITJEN BINKESMAS DEPKES RI 28 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 29 BIRO KEPEGWN. & ORGNS. DEPHUB 30 BADAN KARANTINA PERTANIAN 31 BKSN 32 BALITBANG DEPT. PERTAHANAN 33 BADAN PEMBERDAYAAN MSY & KB 34 BALIT TANAMAN OBAT & AROMATIK 35 BDN.PENLTIAN&PENGMBNGN PRTNIAN 36 BALAI PEMASYARAKATAN BOGOR 37 BALAI PSDA CILIWUNG CISADANE 38 BADAN PRNCANAAN PMBNGNAN DAERH 39 BIRO KEPEGAWAIAN DEPHAN 40 BEPEKA 41 BALITBANG DEP PE'KERJA UMUM 42 BALAI DIKLAT DEP DALAM NEGERI 43 BALITBANG PENDIDIKAN BOGOR 44 BALAI PASCA PANEN BOGOR 45 BADAN PENGEMBANGAN SDM PTANIAN 46 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PER 47 DITJEN BADAN PERADILAN UMUM 48 DIR. BINA REHABILITASI SOSIAL 49 PANTI BINA RUNGU WICARA MELATI 50 BG. ORGANISASI SEKDA KAB.BOGOR 51 BADAN KETAHANAN PANGAN DEPTAN 52 BIRO TATA USAHA DEPHAN 53 BIRO UMUM SETJEN DEPHAN 54 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN BUMN 55 INSPEKTORAT KABUPATEN BOGOR 56 BADAN PENGAWAS KOTA DEPOK 57 DITJEN BINWASNAKER 58 KECAMATAN CIBUNGBULANG BOGOR 59 KECAMATAN BABAKAN MADANG 60 KECAMATAN DARMAGA KAB.BOGOR
No 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120
Nama Kantor Rekanan KECAMATAN KELAPA NUNGGAL BOGOR KECAMATAN CIOMAS BOGOR KECAMATAN MEGAMENDUNG BOGOR YAYASAN CARAKA PANTI K. KECAMATAN CITEUREUP BOGOR KECAMATAN TAMAN SARI BOGOR KECAMATAN CARINGIN KECAMATAN CIAWI BOGOR DEP AGROBISNIS FEM IPB DEP ARSITEKTUR DAN LANSKAP IPB DIREK BINA SEHAT KERJA DEPKES DINAS KEBERSIHAN & LINK DEPOK DINAS KEB & PARIWISATA BOGOR DNS.KPNDDKN.CTT.SIPIL & KB BGR DINAS PENDIDIKAN CAB. KEMANG DINAS PENDIDIKAN CAB. BJ. GEDE DINAS PENDIDIKAN CIBINONG DINAS PENDIDIKAN RANCA BUNGUR DINAS PENDIDIKAN CBNG CIJERUK DINAS PENDIDIKAN BOGOR TIMUR DINAS PENDIDIKAN CAB. G.SINDUR DINAS PENDDIDIKAN BOGOR TENGAH DINAS PENDIDIKAN CAB.CIMANGGIS DINAS PENDIDIKAN CAB. BEJI DIAN DIDAKTIKA DINAS PENDIDIKAN CAB. LIMO DINAS PENDIDIKAN CAB. PCR MAS DINAS PENDIDIKAN CIBUNGBULANG DINAS PENDIDIKAN BOGOR BARAT DINAS PENDIDIKAN CAB. PARUNG DINAS PENDIDIKAN CIGOMBONG DINAS PENDIDIKAN SUKARAJA DINAS PENDIDIKAN CAB. CISEENG DINAS PENDIDIKAN CITEUREUP DINAS PENDIDIKAN BOGOR UTARA DINAS PENDIDIKAN CAB. SAWANGAN DINAS PENDIDIKAN BOGOR SELATAN DINAS PENDIDIKAN CAB.SUKMAJAYA DINAS PENDIDIKAN TANAH SEREAL DEPT ILMU EKONOMI FEM IPB DEP MANAJEMEN IPB DEPT. GIZI MASY. FEMA IPB DINAS PERHUBUNGAN KAB. BOGOR DINAS PENDPTN PEMKOT DEPOK KNTR.KSATUAN BNGS.& PLNDG.MASY DIREKTORAL PERLUASAN AREL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DINAS KEPENDUDUKAN PEMDA DEPOK DINAS PERHUBUNGAN & PARIWISATA PUSAT DATA & INFORMASI DEPKES. DINAS PENDIDIKAN KOTA BOGOR DINAS PENDIDIKAN GUNUNG PUTRI DINAS KELAPA NUNGGAL DEPT KOMUNIKASI PENG MASY IPB DITJEN KKUATAN.PTAHANAN.DEPHAN DINAS PENGELOLAAN PASAR DEPOK DIR. KACANG & UMBI DEPTAN RI DIREKTORAT PERLUASAN AREAL DINAS LINK HIDUP BERSIH BOGOR SDN. CINANGKA I
79
No 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180
Nama Kantor Rekanan SDN. PONDOK BENDA SD NEGERI 05 PAGI JAGAKARSA DANINDO UPTD DINAS PENDIDIKAN CIAWI DINAS PONDOK AREN DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA DINAS PENDIDIKAN KEC. CIPUTAT DINAS PERTANIAN PEM.DEPOK DITJEN PEND.ISLAM DEPAG DEP PEMANFAATAN SD PERIKANAN KANTOR PEMADAM KEBAKARAN DEPOK DIR PENYEHATAN LINK DEPKES RI DRJEN.LEM.KEU.DN.PNSIUN DEPKEU DNS.P'INDUSTRIN&P'DAGANGN DPOK DINAS PENDIDIKAN KEC. SERPONG DEPARTEMEN PERTANIAN DINAS PEKERJAAN UMUM DEPOK SDN 05 PAGI CIMPEDAK DEPSOS BALAI BESAR REHAB.V.B.D DRIRJEN.SARANA PRTHANAN.DEPHAN DEP PROTEKSI TANAMAN IPB DIREKTORAT TANAMAN BUAH DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DINAS TATA PEMERINTAHAN DINAS TENAGA KERJA & SOS DEPOK SD GROGOL 2 - CINERE 2 SD NEGERI 3 PETANG CIGANJUR BLITBNG.ENRGI&SMBR.DAYA MINRAL APOTIK KIMIA FARMA JUANDA BGR. FAKULTAS EKONOMI UNKRIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN IPB FICORINVEST KOP.FAKULTAS KESEHATAN MASY.UI FAKULTAS PERTANIAN IPB FAKULTAS TEK.PERTANIAN BOGOR SMP PGRI 3 BOGOR PT. TELAGA MESTIKA MAS PT. RINA MITRA RAHARJA CITEREP AL-HASRA PT DAYA ANUGRAH MANDIRI SWNGN PT ASTRA INTERNATIONAL JAKARTA PT. SOLUSI TULUS MITRA CV. KUDA MAS PT. RINA MITRA RAHARJA CIRENDE PT. WAHANA ARTHA HARSAKA PT. DAYA ANUGRAH MANDIRIBEKASI PT. UNIPARAMANDALA PATHYA PT. DAYA ANUGRAH MANDIRI JKT BADAN DIKLAT DEPT. KEHUTANAN PUSLITBANG HUTAN & KONSRV.ALAM PENGADILAN NEG.KLS.1B CIBINONG BAG.HUKUM SEKDA KAB.BOGOR PT MULTI ANUGRAH DINAMIS IAIN CIPUTAT INSPEKTORAT JENDRAL DEPAG RI DIREKTORAT JENDRAL DEPSOS DITJEN IMIGRASI DEPHKM&HAM RI INSPEKTORAT JENDRAL DEPHAN INSTITUT TEKHNOLOGI INDONESIA KOPERASI ASURANSI BINTANG
No 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240
Nama Kantor Rekanan KOPERASI KARY. AQUA DANONE GRP KEC.BOGOR SELATAN KANTOR KECAMATAN BEJI KANTOR KECAMATAN CIMANGGIS KECAMATAN LIMO KECAMATAN PANCORAN MAS KANTOR KECAMATAN SUKMAJAYA KANTOR KECAMATAN SAWANGAN KOPERASI IAIN CIPUTAT KANTOR IMIGRASI JAKSEL PST.PND.&PLTH.PEG.AK.IL.PEMASY KOPERASI KEJAKSAAN NEG DEPOK KECAMATAN CIJERUK CIAWI KANTOR KAS CITAYAM KONSIL KODEKTERAN INDONESIA DIR.KAP.LEM&PEMSRN.DEP.KLT&IKN KANTOR KAS SUKMAJAYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP KMK-BPR KANTOR KOPERASI & UKM DEPOK DIRJEN KELAUTAN & PULAU2 KECIL KANTOR POS BOGOR KARYAWAN POS CIPUTAT KARYAWAN POS DEPOK KARYAWAN POS FATMAWATI KPKM BI KEST.BNGSA PLINDUNGN MASY. BGR KPKPN KARYAWAN POS SAWANGAN KONSEPINDO POSITIP KOPERASI PT STEADY SAFE, TBK. PT. DAMARGA SEDAYA PUSLITBANG KSJHTRAN.SOS.DEPSOS PDAM KAB. BOGOR CAB. PEL. 10 LBPP-LIA LIA CINERE LIPI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO CERTIF LP CIBINONG KELAS II A PUSLITBANG HUT.TANAMAN DEPHUT. MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 15 MAHKAMAH AGUNG MADRASAH ALIYAH NEGERI I BOGOR MADRASAH ALIYAH NEGERI II BGR. MTS ARRASYID 2 CIJERUK MTS ARRASYID 1 CIJERUK MTS AL AZIZIYYAH MADRASAH ALIYAH NEG CIBINONG MTS DARRUSALA BOGOR MEDIFARMA METALURGI MTS HIDAYATUL UMAM MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 6 MADRASAH IBTIDAIYAH SADENG MADRASAH IBTIDAIYAH MDRSH IBTIDAIYAH PETUKANGAN MTS NEGERI BOGOR MATA KULIAH DASAR UMUM IPB MAHASISWA KESEHATAN MASY. UI MDRSH.ALIYAH NEGERI LEUWILIANG
80
No 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300
Nama Kantor Rekanan MADRASAH IBTIDAIYAH ATTAQWA MTS MUHAMMADYAH DEPOK MADRASAH IBTDH MANBAUL ULUM MAN 2 MALL DEPOK MTS NEGERI 4 JAGAKARSA SMK MUMA SMK NASIONAL SDN SURAKARYA II BJ. GEDE NORWEST INDONESIA LTD, PT BIRO ORTALA DEPHAN PS.BARU SLTP PGRI 12 SMPN 1 CIBUNGBULANG BOGOR SMPN 1 CIJERUK SMP N 2 CIBUNGBULANG BOGOR PENG PENYAKIT & LINK DEPKES RI PST.PENGMBNGAN.PNTRAN.GURU BHS PUS.LIT.BANG. HORTIKULTURA SMP NEGERI 4 BOGOR SMP NEGERI 7 BOGOR SMP NEGERI 9 BOGOR PENGADILAN AGAMA CIBINONG KMNTRIAN PNDYGNAAN.APRATR.NEG. PURI ANANDITA RESORT KOPERASI PAS.PENGAWAL PRESIDEN PATRA KODIM POS BOGOR KANTOR POS BOGOR KEDUNGHALANG POS BOGOR LEUWILIANG POS BOGOR CIAMPEA POS BOGOR SEMPLAK POS BOGOR CIAWI POS BOGOR KNTR.PMADAM KBAKARN KT.BOGOR PST.PENDN.&PLTHN.BHS.DEPHAN RI DIRK.PMBNIHN DIRJ.PROD TNM PGN DIR.PEMBERDAYAAN SOSIAL DEPSOS PNS POS CIPUTAT ASABRI POS CIPUTAT JANDA PNS POS CIPUTAT JANDA ASABRI POS CIPUTAT KPTB BEJI POS DEPOK KODIM POS DEPOK KPB 1 POS DEPOK KPTB DEPOK TIMUR POS DEPOK KPTB PERUMNAS 1 POS DEPOK KPTB PANCORAN MAS POS DEPOK PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM POS DE'VERY CENTRE DEPOK 10900 PST.DATA & INFORMASI PERTANIAN P DAN K PUSAT PENGOLAHAN DATA DEP.PU PERSONALIA JAKSEL POS FARMAWATI JAKSEL GANDARIA POS FATMAWATI JAKSEL GUNTUR POS FATMAWATI KEBAYORAN LAMA POS FATMAWATI PASAR MINGGU POS FATMAWATI PUSAT GRAFIKA INDONESIA PP PENATARAN GURU KEGURUAN
No 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360
Nama Kantor Rekanan SLTP TUNAS HARAPAN BJ-GEDE DITJEN PEMBINAAN HUB.INDUSTRI BN.PENGMBNGN.HUTAN TNMN DEPHUT SD PITARA PAJAK KNTR.PELAYANAN PBB JAKTIM DUA PUSDIKLAT KEJAGUNG RI PKM BOJONG GEDE PKM CINERE POLTEK.KES.JKT.II JR.TK.EL.MDK PUSLITBANG DEPKEH & HAM POLTEK.KES.JKT.II JR.KES.LING. PUSDATIN DEP.KELAUTAN&PRIKANAN PENDIDIKAN LUAR BIASA DIR. PERLINDUNGAN HORTI.DEPTAN DIRKTORT PRLINDNGN TNMN DEPTAN ASABRI POS MAMPANG TASPEN POS MAMPANG SMP MUHAMMADIYAH KOTA BOGOR DEPARTEMEN DALAM NEGERI KNTR.PMBRDAYAAN MASY.KELURAHAN PUSAT MOMUNIKASI DEP. PU PST PNILTIAN MUTU&TEK.PNGUJIAN CIBINONG POS CIBINONG CIMANGGIS POS CIBINONG KANTOR POS BOGOR KANTOR POS CIPUTAT KANTOR POS DEPOK KANTOR POS FATMAWATI KANTOR POS MAMPANG JAKSEL KANTOR POS CIBINONG(CIMANGGIS) KANTOR POS PASAR BARU KANTOR POS JAKARTA TIMUR 13000 KANTOR POS SAWANGAN KANTOR POS CITEUREUP PENSIUNAN ASABRI UPP PENSIUNAN TASPEN SGA UPP PENSIUNAN JAKARTA PUSAT PENSIUNAN KANTOR POS DEPOK PUSDIKLAT. DEPDIKNAS PUSKESMAS PANCORAN MAS DEPOK PENSIUNAN LITBANG PLN JAKSEL PUSDIKLAT DEPSOS RI PST.PERIZINAN&INVESTASI DEPTAN SMP NEGERI GUNUNG SINDUR CV. PURI HANDAYANI KNTR.KPNDUDUKN & CAT.SIPIL BGR PUSKESMAS SAWANGAN DEPOK PANTI SOS BINA GRAHITA BOGOR DIRT.PEMBNIHN.HORTIKULTURA PSIKOLOGI UI PUSAT KAJIAN STRATEGIS DEPHUB PUSTEKOM PUSLITBANG TANAMAN PANGAN PUSPITEK PATRA WAHANA KRIDATAMA PUSAT PENYULUHAN SOSIAL REINDO KOPERASI REINDO DITJEN REHAB.LHN.PRHTNN.SOS.
81
No 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420
Nama Kantor Rekanan RUMAH SAKIT PURI CINERE RUMAH SAKIT AGUNG MANGGARAI RUMAH SAKIT PRIKASIH RUHAMA SMAN 1 CITEUREUP BOGOR SMPN 1 DEPOK SMA N 1 CIGUDEG SMUN 1 LEUWILIANG SMP N 1 SUKARAJA BOGOR SMPN 12 BOGOR SMPN 2 CIBINONG SMKN 2 DEPOK SMAN 2 DEPOK SMP 2 YASPORBI JAKARTA SMPN 13 BOGOR STIE AHMAD DAHLAN SARPEDAL LIPI SMK BROADCAST TEL CAKRA BUANA DITJEN SUMBER DAYA AIR DPU SEKRETARIAT DPRD KOTA DEPOK SEKDIRJEN HOLTIKULTURA DEPTAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEKJEN DEP DALAM NEGERI RI SEKDIRJENPE'BINASIAPMUKIMTRANS DIREKTORAT TAN. HIAS DEPTAN SMP ISLAM PARUNG SEKRETARIAT JENDRAL DEPAG RI SETJEN. DEPSOS SETJEN DEPTAN SEKRETARIAT KOTA DEPOK SEK. BALIBANG KES DEPKES LITBANG. DEPSOS SMK SELAGAN JAYA SARANA LINGKUNGAN HIDUP SMK MADANI CIAMPEA BOGOR SMK MANDIRI SMP II DEPOK SRI MELAMIN REJEKI STP JURUSAN PENY PERIKANAN BGR SMP PGRI 13 BOGOR SEKOLAH PERTANIAN SATUAN POL.PAMONG PRAJA BOGOR DIT. TAN. SEREALIA DEPTAN BAG.SOSIAL SEKDA BOGOR SMK SETIA NEGARA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JKT SMU UNGGULAN CITRA NUSA SMU SEJAHTRA SMK WIJAYA KUSUMA JAKARTA SMK YASTI JAYA PT.MITRA TRADA ABADI FATMAWATI PT. SAMUDRA INTI JAYA PERKASA DINAS PERTAMBANGAN KAB.BOGOR DKP KETERTIBAN PASAR (TIBSAR) DINAS NAKER.&TRANS.KAB.BOGOR DNS.TATA KOTA & BANGUNAN DEPOK DITJEN PERKERETAAPIAN DEPHUB. TK SALMAN DEP.ILMU TNH.& SMBR.DY.LHN.IPB PUSLITBANG TNI
No 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461
Nama Kantor Rekanan MTS - PARUNG PST.REHABILITASI CACAT DEPHAN TRAKINDO PUSDKLT.TNG.KSJHTRAN.SOS.MASY. PT. TUNAS MEGA SPIRIT SMU 1 DEPOK SMU 1 SERPONG SEKOLAH MENENGAH UMUM NEG.38 UNIT BISNIS FUNDING UNIV. ISLAM NEGERI SYARIF HID BAGIAN KEUANGAN PEMDA BOGOR SMU NEGERI PARUNG UPTD PARKIR DLLAJ BOGOR UNIT PEND.TKT.DSR.TAJUR HALANG WISMA BAHTERA PT. SERPONG INDAH PT. ANDALAN SURYA KENCANA YAYASAN ENAM ENAM YAYASAN ALDINAH NUSANTARA YAYASAN DARUL IRFAN YAYASAN DIAN ILMU DITJEN YANFAR DEPKES RI YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA PT YAYASAN KUSUMA BANGSA YAMAHA PERWIRA MOTOR CINERE PT MUAS MANDIRI SUMBER MAS MOTOR PT ARISTA MEGATAMA PT. RATU SAKTI KENCANA SEJATI RODA DUA MOTOR CV. PANPRISA MOTOR PT. SARANA INTI GEMILANG PT. RAMARAYO PERDANA SMK YMJ YAYASAN AL MUSTARIH YAY PENDK ISLAM BABUL FALAH YAYASAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT YAYASAN PERGURUAN RAKYAT YAYASAN PANCA SAKTI YAYASAN TADIKA PURI YAYASAN SUHADA
82
Lampiran 4. Penilaian Kesehatan BPR/BPRS Menurut Bank Indonesia CAR
S
: > = 8%
S : >= 1.215%
ROA
KS : > = 6.5% -<8,0%
CS : >=0.999% -<1.215%
TS : < = 6.5%
KS : >=0.765%-<0.009% TS : < 0.765%
KAP
PPAP
MANAJEMEN
S : 0.00% <=10.35%
BOPO
S : <= 93.52%
CS : >10.35%<=12.60%
CS : >93.52% -<=94.72%
KS : >12.60<=14.85%
KS : > 94.72% -<=95,92%
TS :>14.85%
TS :>95.92%
S
:>=81.0%
CASH RATIO
S : > = 4.05%
CS :>=66.0% - < 81.0%
CS : > =3.30% - <4.05%
KS :>=51.0% - < 66.0%
KS : > =2.55% - < 3.30%
TS : <51.0%
TS : < 2.55%
S
: 81 - 100
LDR
S
: <=94.75%
CS : 66 -< 81
CS : >94.75% -<98.50%
KS : 51-< 66
KS : >98.50% -<102.25%
TS : < 51
TS : >102.25%
Keterangan : S : Sehat CS : Cukup Sehat KS : Kurang Sehat TS : Tidak Sehat
83
Lampiran 5.
Hasil Perhitungan ROA dan OER PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007
HASIL PERHITUNGAN ROA dan OER TAHUN 2005 BULAN
AKTIVA
LABA/RUGI
PENDAPATAN OPERASIONAL
BIAYA OPERASIONAL
JAN'05
53,998,419,184
50,458,745
930,422,675
879,963,930
FEB'05
52,500,242,770
92,356,593
914,121,753
821,765,160
MARET'05
52,766,242,057
300,165,489
1,277,218,014
977,052,525
APRIL'05
51,886,262,752
192,692,913
1,128,265,388
935,572,475
MEI'05
53,522,234,539
120,895,458
1,246,930,224
1,126,034,766
JUNI'05
54,644,722,166
200,980,897
1,215,087,184
1,014,106,287
JULI'05
56,613,044,758
79,667,249
1,156,783,628
1,077,116,379
AGUSTUS'05
62,538,789,877
278,557,068
1,494,285,889
1,215,728,821
SEPT'05
62,616,217,390
89,543,954
1,342,655,564
1,253,111,610
OKT'05
61,754,310,151
96,838,542
1,411,751,926
1,314,913,384
NOV'05
63,014,599,914
96,590,600
1,291,838,697
1,195,248,097
DES'05
66,285,787,127
(134,696,247)
1,421,688,719
1,556,384,966
JUMLAH
692,140,872,685
1,464,051,261
14,831,049,661
13,366,998,400
RATA-RATA
57,678,406,057
122,004,272
1,235,920,805
1,113,916,533
ROA OER
2.54 90.13
% %
84
Lampiran 5. Hasil Perhitungan ROA dan OER Lanjutan
HASIL PERHITUNGAN ROA dan OER TAHUN 2006 BULAN
AKTIVA
LABA/RUGI
PENDAPATAN OPERASIONAL
BIAYA OPERASIONAL
JAN'06
74,634,603,003
138,608,752
1,458,737,164
1,320,128,412
FEB'06
76,792,693,310
134,978,044
1,507,765,797
1,372,787,753
MARET'06
79,607,965,489
107,846,630
1,610,240,577
1,502,393,947
APRIL'06
84,048,990,659
194,152,675
1,663,446,074
1,469,293,399
MEI'06
85,009,904,694
64,959,317
1,710,863,631
1,645,904,314
JUNI'06
82,293,865,103
65,142,333
1,560,263,487
1,495,121,154
JULI'06
75,124,976,920
61,585,484
732,055,159
670,469,675
AGUSTUS'06
74,857,131,320
73,118,867
779,209,716
706,090,849
SEPT'06
76,721,407,335
50,828,023
757,110,488
706,282,465
OKT'06
83,277,554,112
(5,751,618)
781,082,679
786,834,297
NOV'06
84,397,463,482
189,063,794
780,872,503
591,808,709
DES'06
83,603,892,328
(121,349,273)
782,620,397
903,969,670
JUMLAH
960,370,447,755
953,183,028
14,124,267,672
13,171,084,644
RATA-RATA
80,030,870,646
79,431,919
1,177,022,306
1,097,590,387
ROA OER
1.19 93.25
% %
85
Lampiran 5. Hasil Perhitungan ROA dan OER Lanjutan
HASIL PERHITUNGAN ROA dan OER TAHUN 2007 BULAN
AKTIVA
LABA/RUGI
PENDAPATAN OPERASIONAL
BIAYA OPERASIONAL
JAN'07
88,002,979,907
524,971,870
1,871,831,999
1,346,860,129
FEB'07
88,200,823,893
240,385,877
1,670,165,194
1,429,779,317
MARET'07
84,451,111,437
188,165,769
1,628,686,726
1,440,520,957
APRIL'07
83,095,911,067
273,060,167
1,766,315,457
1,493,255,290
MEI'07
85,383,148,008
161,010,934
2,180,560,528
2,019,549,594
JUNI'07
87,721,414,011
326,689,894
2,412,491,028
2,085,801,134
JULI'07
88,567,229,364
76,190,251
2,536,158,459
2,459,968,208
AGUSTUS'07
94,111,537,215
360,664,753
2,723,345,576
2,362,680,823
SEPT'07
98,357,262,789
221,027,744
2,598,095,325
2,377,067,581
OKT'07
101,457,136,711
143,575,657
3,963,677,455
3,820,101,798
NOV'07
108,324,199,624
173,506,373
(3,125,325,937)
(3,298,832,310)
DES'07
111,013,797,115
(803,314,374)
2,212,280,439
3,015,594,813
JUMLAH
1,118,686,551,141
1,885,934,915
22,438,282,249
20,552,347,334
RATA-RATA
93,223,879,262
157,161,243
1,869,856,854
1,712,695,611
ROA OER
2.02 91.60
% %
ROA Sesudah Konversi OER Sesudah Konversi
FAKTOR
ROA Sebelum Konversi OER Sebelum Konversi
FAKTOR
1.06
92.38
0.96
92.51
Agust
92.26
94.58
Jul
0.27
Feb
0.09
Jan
92.43
1.13
Sep
92.95
1.12
Okt
93.23
0.90
Apr
2006
86.93
1.79
Mar
91.95
1.35
Nop
90.13
1.27
Mei
93.25
1.19
Des
85.73
1.80
Jun
71.95
0.60
Jan
86.82
1.93
Jul
2005
78.39
0.87
Feb
85.95
2.40
Agust
81.56
1.10
Mar
87.60
2.67
Okt
82.32
1.43
Apr
Tahun
86.87
2.52
Sep
Tahun
84.78
1.62
Mei
88.08
2.81
Nop
85.13
1.99
Jun
87.27
2.07
Jul
90.50
0.19
Jan
2007
90.13
2.54
Des
87.19
2.46
Agust
90.78
0.36
Feb
87.76
2.68
Sep
91.67
0.50
Mar
89.23
2.80
Okt
90.78
0.73
Apr
2006
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Profitabilitas dan Efisiensi PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005-2007
86.70
2.94
Nop
91.94
0.80
Mei
91.60
2.02
Des
92.58
0.88
Jun
1569.35
29.37
1.36
87.19
1.63
89.81
Rata-rata
1616.55
24.44
Rata-rata
86
87
Lampiran 7. Hasil Uji-t ROA Tahun 2005-2007 Two-Sample T-Test and CI: ROA sebelum konversi; ROA sesudah konversi Two-sample T for ROA sebelum konversi vs ROA sesudah konversi
ROA sebe ROA sesu
N 18 18
Mean 1,358 1,633
StDev 0,952 0,722
SE Mean 0,22 0,17
Difference = mu ROA sebelum konversi - mu ROA sesudah konversi Estimate for difference: -0,274 95% upper bound for difference: 0,203 T-Test of difference = 18 (vs <): T-Value = -64,88 P-Value = 0,000 31
DF =
Paired T-Test and CI: ROA sebelum konversi; ROA sesudah konversi Paired T for ROA sebelum konversi - ROA sesudah konversi
ROA sebelum ROA sesudah Difference
N 18 18 18
Mean 1,358 1,633 -0,274
StDev 0,952 0,722 1,396
SE Mean 0,224 0,170 0,329
95% CI for mean difference: (-0,969; 0,420) T-Test of mean difference = 18 (vs not = 18): T-Value = -55,54 0,000
P-Value =
Paired T-Test and CI: ROA sebelum konversi; ROA sesudah konversi Paired T for ROA sebelum konversi - ROA sesudah konversi
ROA sebelum ROA sesudah Difference
N 18 18 18
Mean 1,358 1,633 -0,274
StDev 0,952 0,722 1,396
SE Mean 0,224 0,170 0,329
95% upper bound for mean difference: 0,298 T-Test of mean difference = 18 (vs < 18): T-Value = -55,54 0,000
P-Value =
Paired T-Test and CI: ROA sebelum konversi; ROA sesudah konversi Paired T for ROA sebelum konversi - ROA sesudah konversi
ROA sebelum ROA sesudah Difference
N 18 18 18
Mean 1,358 1,633 -0,274
StDev 0,952 0,722 1,396
SE Mean 0,224 0,170 0,329
95% lower bound for mean difference: -0,847 T-Test of mean difference = 18 (vs > 18): T-Value = -55,54 1,000
P-Value =
88
Lampiran 8. Hasil Uji-t OER Tahun 2005-2007 Two-Sample T-Test and CI: OER Sebelum Konversi; OER Sesudah Konversi Two-sample T for OER Sebelum Konversi vs OER Sesudah Konversi
OER Seb OER Ses
N 18 18
Mean 89,81 87,19
StDev 2,70 5,81
SE Mean 0,64 1,4
Difference = mu OER Sebelum Konversi - mu OER Sesudah Konversi Estimate for difference: 2,62 95% CI for difference: (-0,50; 5,74) T-Test of difference = 18 (vs not =): T-Value = -10,18 P-Value = 0,000 DF = 24
Paired T-Test and CI: OER Sebelum Konversi; OER Sesudah Konversi Paired T for OER Sebelum Konversi - OER Sesudah Konversi
OER Sebelum OER Sesudah Difference
N 18 18 18
Mean 89,81 87,19 2,62
StDev 2,70 5,81 4,91
SE Mean 0,64 1,37 1,16
95% CI for mean difference: (0,18; 5,07) T-Test of mean difference = 18 (vs not = 18): T-Value = -13,28 0,000
P-Value =
Paired T-Test and CI: OER Sebelum Konversi; OER Sesudah Konversi Paired T for OER Sebelum Konversi - OER Sesudah Konversi
OER Sebelum OER Sesudah Difference
N 18 18 18
Mean 89,81 87,19 2,62
StDev 2,70 5,81 4,91
SE Mean 0,64 1,37 1,16
95% upper bound for mean difference: 4,64 T-Test of mean difference = 18 (vs < 18): T-Value = -13,28 0,000
P-Value =
Paired T-Test and CI: OER Sebelum Konversi; OER Sesudah Konversi Paired T for OER Sebelum Konversi - OER Sesudah Konversi
OER Sebelum OER Sesudah Difference
N 18 18 18
Mean 89,81 87,19 2,62
StDev 2,70 5,81 4,91
SE Mean 0,64 1,37 1,16
95% lower bound for mean difference: 0,61 T-Test of mean difference = 18 (vs > 18): T-Value = -13,28 1,00
P-Value =
89
Lampiran 9. Tahun
Bulan
Data Keuntungan, Pembiayaan dan Jumlah Nasabah PT BPRS Al Salaam Amal Salman Tahun 2005 – 2007
X2 Y X1 Jan 50458745 57 297597995 Feb 92356593 57 313136668 Mar 300165489 60 392333197 Apr 192692913 101 595418770 Mei 120895458 56 322244354 Jun 200980897 36 304507285 Jul 79667249 43 386998339 Agust 278557068 64 609439176 Sep 89543954 81 1004691596 Okt 96838542 125 1758397141 Nop 96590600 58 938079832 Des -134696247 94 1124952865 2006 Jan 138608752 39 254003192 Feb 134978044 68 467882392 Mar 107846630 85 864794673 Apr 194152675 62 509130876 Mei 64959317 65 562637182 Jun 65142333 234 2049392279 Jul 61585484 164 1421445703 Agust 73118867 148 924210801 Sep 50828023 207 1847894843 Okt -5751618 146 1065959633 Nop 189063794 76 872136715 Des -121349273 64 743353081 2007 Jan 524971870 54 527270048 Feb 240385877 58 405968466 Mar 188165769 64 684689560 Apr 273060167 53 564109644 Mei 161010934 121 1096215951 Jun 326689894 132 1547957889 Jul 76190251 113 1370391852 Agust 360664753 99 1243241720 Sep 221027744 112 1455612258 Okt 143575657 83 1157661840 Nop 173506373 150 1832439304 Des -803314374 149 1973831614 Keterangan Y : Keuntungan X1 : Jumlah Nasabah Modal Kerja X2 : Jumlah Pembiayaan Modal Kerja X3 : Jumlah Nasabah Investasi X4 : Jumlah Pembiayaan Investasi X5 : Jumlah Nasabah Konsumsi X6 : Jumlah Pembiayaan Konsumsi D : Dummy 0 = sebelum konversi (konvensional) : Dummy 1 = sesudah konversi (syariah) 2005
Uraian X3 133 128 166 168 148 141 99 101 100 169 40 100 83 102 94 112 81 34 52 112 236 222 156 253 122 111 162 92 137 163 181 219 262 142 168 138
X4 646176172 1168564754 1556094302 1602261240 1625986690 1347285784 913793160 1133206836 1086365101 1723167420 416340746 1100670458 496912523 871212699 975001506 1128854072 659800759 313397281 598720152 1208878620 2512580065 2324568520 1596596518 2759350321 724806565 821193426 1491953206 1054629065 1581514142 1806527493 1975414753 2810644987 3416712796 1430115719 2171316975 1708661123
X5 112 168 179 174 274 272 167 206 236 236 92 207 102 136 164 176 218 161 65 52 51 31 71 64 155 167 181 175 194 263 186 213 302 199 267 227
X6 441253848 903173220 948654617 977878111 1556589025 1396535542 905270965 1416025005 1748310589 1896694509 683844445 1498081177 571101720 1246853696 1096588625 1548585526 2054565550 1337725987 545628344 620150356 498150272 291943409 790517926 614500000 1180061514 1349465987 1737797277 1556493956 1884126557 2760657943 2013135265 2258586475 3533173094 2140944196 3409935595 2784228427
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
90
Lampiran 10. Hasil Analisis Regresi Regression Analysis: Y versus X1; X2; X3; X4; X5; X6; D The regression equation is Y =22032730 + 1285029 X1 - 0,259 X2 + 384112 X3 - 0,039 X4 + 1311870 X5 - 0,047 X6 +1,29E+08 D Predictor Constant X1 X2 X3 X4 X5 X6 D
Coef 22032730 1285029 -0,2590 384112 -0,0386 1311870 -0,0472 128632789
S = 199797947 PRESS = 1,909464E+18
SE Coef 192005461 1764999 0,1839 2319426 0,1914 1406825 0,1421 110569184
T 0,11 0,73 -1,41 0,17 -0,20 0,93 -0,33 1,16
R-Sq = 21,4% R-Sq(pred) = 0,00%
P 0,909 0,473 0,170 0,870 0,842 0,359 0,742 0,254
VIF 6,2 8,5 14,4 16,7 8,6 11,5 2,8
R-Sq(adj) = 1,7%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total
DF SS MS 7 3,04235E+17 4,34621E+16 28 1,11774E+18 3,99192E+16 35 1,42197E+18
Durbin-Watson statistic = 1,80
Keterangan Y : Keuntungan X1 : Jumlah Nasabah Modal Kerja X2 : Jumlah Pembiayaan Modal Kerja X3 : Jumlah Nasabah Investasi X4 : Jumlah Pembiayaan Investasi X5 : Jumlah Nasabah Konsumsi X6 : Jumlah Pembiayaan Konsumsi D : Dummy 0 = sebelum konversi (konvensional) : Dummy 1 = sesudah konversi (syariah)
F 1,09
P 0,397
91
Lampiran 10. Hasil Analisis Regresi Lanjutan Regression Analysis: lnY versus lnX1; lnX2; lnX3; lnX4; lnX5; lnX6; D The regression equation is lnY = 133 + 4,19 lnX1 - 5,42 lnX2 - 0,33 lnX3 - 3,11 lnX4 + 3,78 lnX5 + 1,10 lnX6 + 2,46 D Predictor Constant lnX1 lnX2 lnX3 lnX4 lnX5 lnX6 D
Coef 132,5 4,191 -5,415 -0,335 -3,108 3,776 1,096 2,463
S = 5,869 PRESS = 1537,05
SE Coef 103,2 4,916 4,579 7,468 6,471 7,316 6,938 3,449
T 1,28 0,85 -1,18 -0,04 -0,48 0,52 0,16 0,71
R-Sq = 23,6% R-Sq(pred) = 0,00%
P 0,209 0,401 0,247 0,965 0,635 0,610 0,876 0,481
VIF 5,5 8,1 12,0 12,9 16,3 17,5 3,1
R-Sq(adj) = 4,5%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total
DF 7 28 35
SS 297,99 964,46 1262,45
MS 42,57 34,44
Durbin-Watson statistic = 2,09
Keterangan lnY : Keuntungan lnX1 : Jumlah Nasabah Modal Kerja lnX2 : Jumlah Pembiayaan Modal Kerja lnX3 : Jumlah Nasabah Investasi lnX4 : Jumlah Pembiayaan Investasi lnX5 : Jumlah Nasabah Konsumsi lnX6 : Jumlah Pembiayaan Konsumsi D : Dummy 0 = sebelum konversi (konvensional) : Dummy 1 = sesudah konversi (syariah)
F 1,24
P 0,317
92
Lampiran 10. Hasil Analisis Regresi Lanjutan Regression Analysis: lnY versus lnX1; lnX2; lnX4; lnX5; lnX6; D The regression equation is lnY = 46,5 + 4,76 lnX1 - 7,31 lnX2 - 0,23 lnX4 - 7,04 lnX5 + 6,85 lnX6 + 0,31 D Predictor Constant lnX1 lnX2 lnX4 lnX5 lnX6 D
Coef 46,46 4,757 -7,310 -0,230 -7,039 6,852 0,307
S = 5,727 PRESS = 1476,83
SE Coef 90,89 4,798 4,188 4,278 8,468 3,420 2,688
T 0,51 0,99 -1,75 -0,05 -0,83 2,00 0,11
R-Sq = 24,7% R-Sq(pred) = 0,00%
P 0,613 0,330 0,091 0,958 0,413 0,055 0,910
VIF 5,5 7,2 5,9 8,5 4,5 2,0
R-Sq(adj) = 9,1%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total
DF 6 29 35
SS 311,31 951,14 1262,45
MS 51,89 32,80
Durbin-Watson statistic = 2,09
Keterangan lnY : Keuntungan lnX1 : Jumlah Nasabah Modal Kerja lnX2 : Jumlah Pembiayaan Modal Kerja lnX4 : Jumlah Pembiayaan Investasi lnX5 : Jumlah Nasabah Konsumsi lnX6 : Jumlah Pembiayaan Konsumsi D : Dummy 0 = sebelum konversi (konvensional) : Dummy 1 = sesudah konversi (syariah)
F 1,58
P 0,188