PENGARUH HASIL TANGKAPAN IKAN TERI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA NELAYAN DI DESA LERO TATARI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA
MUHAMMAD MA’RUF A 351 09 054
JURNAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014 1
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan fisik pemukiman masyarakat nelayan dan tingkat pendidikan anak-anak nelayan di Dusun IV Desa Lero Tatari Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan mayoritas pekerjaan masyarakatnya adalah nelayan, khususnya nelayan teri (Stolephorus sp). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh hasil tangkapan ikan teri (X) terhadap perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi keluarga nelayan di Desa Lero Tatari, berupa pendidikan (Y1) dan pendapatan (Y2). Penentuan respoden dilakukan dengan menggunakan Formulasi Krejcie dan Morgan, dengan jumlah sampel sebanyak 68 dari 85 orang nelayan teri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan anak-anak nelayan (Y1) di Desa Lero Tatari masih rendah, hal ini dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi nelayan dari hasil tangkapan ikan teri (X) yang mayoritas masih rendah. Terdapat hubungan kuat antara hasil tangkapan ikan teri (X) terhadap pendapatan keluarga nelayan (Y2), dengan koefisien korelasi (R) 0,69 atau sebesar 69%, sedangkan sisanya 31% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil tangkapan ikan teri (X) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan keluarga nelayan (Y2), dimana nilai F hitung sebesar 60,59 > F tabel pada taraf 5% (3,99), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Nilai koefisien regresi hasil tangkapan ikan teri terhadap pendapatan keluarga nelayan sebesar 11.548,53. Artinya setiap kenaikan 1% hasil tangkapan akan menaikan pendapatan nelayan sebesar Rp. 11.548,53. Kata Kunci : Hasil Tangkapan, Ikan Teri, Keluaga Nelayan, Sosial, Ekonomi.
2
ABSTRACT This research was triggered by the physical development of the fishermen community settlement and education level of the fishermen’s children at the Dusun IV of Lero Tatari Village, Sindue Sub-district, Donggala Regency during the last 5 year, with the majority of its profession of anchovy (stolephorus sp) fishermen. This research aims at describing how was the effect of the anchovy catches (X) toward the development of social and economy life of fishermen family in Lero Tatari Village in form of their education (Y1) and (Y2 ). The choice of respondents was done by using the formulae of Krejcie and Morgan with the number of sample was 68 of 85 the anchovy fishermen. The result of research shows that the level of education (Y 1) of the fishermen’s children at the Dusun IV of Lero Tatari Village was still poor which was affected by the low economy ability of the fishermen from the anchovy catches (X). There was a strong relationship between the anchovy catches (X) toward the fishermen family income (Y 2) with the coefficient correlation (R) 0,69 or 69%; while the rest of 31% was affected by other factors. The anchovy catches (X) had significant effect toward the fishermen family income (Y2 ) where the value of F-counted was 60.59 > F table in the level of 5% (3.99) that indicated that Ho was rejected and H1 was accepted. The score of regression coefficient of the anchovy catches toward the fishermen family income was 11.548,53 which means that every 1% of the increase of anchovy catches will increase the fishermen income Rp.11.543,53. Key Word : catches, The anchovy, fishermen family, social, economy
3
PENDAHULUAN Desa Lero Tatari adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala, dan merupakan desa hasil pemekaran dari Desa Lero pada tanggal 5 Maret 2003. Desa Lero Tatari terdiri dari 4 Dusun, dimana Salah satu Dusunnya yaitu Dusun IV yang terdiri dari 105 KK dengan jumlah penduduk 396 jiwa (2012) merupakan sebuah kawasan pemukiman nelayan teri (Stolephorus sp), yang sekaligus menjadi lokasi penelitian. Awalnya kawasan permukiman nelayan ini merupakan permukiman kumuh. Tahun 1993 kawasan pemukiman ini mendapatkan bantuan rehab rumah kumu dari Departemen Sosial RI menjadi rumah layak huni dengan menggunakan material bangunan berupa papan sebagai dindingnya. Berdasarkan hasil pengamatan, kawasan ini mulai mengalami perubahan fisik, mulai dari jalan maupun bangunan perumahan penduduk, dimana dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ± 49% rumah-rumah penduduk telah menjadi rumah permanen dengan dinding beton. Selain itu tingkat pendidikan anak-anak nelayan di Desa Lero Tatari, juga sudah cukup baik, dimana terdapat beberapa orang anak nelayan telah menempuh bangku SMP, SMA, D2 serta S1, dan menurut penulis perkembangan kondisi sosial ekonomi masyarakat tersebut dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu hasil tangkapan ikan teri (Stolephorus sp). Keberadaan ikan tari tidak menentu, sehinggga untuk mendapatkannya para nelayan tidak hanya mencari di sekitar laut pesisir yang dekat dengan permukiman mereka dan ratarata jarak melaut nelayannya 0,62 mil sampai dengan 2,48 mil. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan dimana biaya bahan bakar yang digunakan akan semakin besar dan berdampak pada tingkat pendapatan nelayan, jadi menurut peneliti ikan teri ini termasuk dalam kategori ikan musiman. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Hasil Tangkapan Ikan Teri (Stolephorus sp) Terhadap
Kondisi Sosial dan Ekonomi Keluarga Nelayan Di Desa
Lero Tatari Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala” Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah, apakah ada pengaruh hasil tangkapan Ikan Teri (Stolephorus sp) terhadap kondisi sosial dan ekonomi nelayan di Desa Lero Tatari Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh hasil tangkapan ikan teri (Stolephorus sp) terhadap kondisi sosial dan ekonomi keluarga nelayan di Desa Lero Tatari Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala.
4
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Ikan Teri (Stolephorus sp) Ikan teri merupakan jenis ikan berukuran kecil dengan panjang sekitar 2-7 cm. Ikan teri mempunyai ciri ciri antara lain bentuk tubuhnya panjang (fusiform) dan di samping tubuhnya terdapat selempeng putih keperakan memanjang dari kepala sampai ekor” Hoetomo dalam Wahyuni (1999: 21-22). Habitat dan Persebaran Ikan Teri (Stolephorus sp) Ikan teri bersifat pelagik dan menghuni perairan pesisir dan estuaria, tetapi beberapa jenis dapat hidup pada salinitas rendah antara 10-15%. Berdasarkan sifatnya, ikan teri hidup bergerombol, walau ada beberapa diantara jenis teri tersebut hidup lebih soliter. Ikan teri sering melakukan migrasi, sehingga ikan teri memiliki daerah penyebaran yang dipengaruhi oleh perubahan musim pada daerah tertentu. Pola musim ikan teri itu sendiri terjadi secara periodik setiap tahunnya”. Bastian Tito (2011: 5) Ikan teri mempunyai daerah penyebaran yang luas di perairan Indonesia bahkan sampai ke daerah Tahiti dan Madagaskar. Penyebaran ikan teri di Indonesia antara BT dan
LU -
BT -
LS, dengan kata lain mencakup hampir di seluruh wilayah
Indonesia”. Mayrita (2010: 9) Hasil Tangkapan Ikan Teri (Stolephorus sp) “Produksi hasil tangkapan ikan merupakan aspek penting yang harus dipertahankan baik jumlah, jenis dan ukuran, serta kualitasnya karena
produksi hasil tangkapan ikan
sebagai salah satu indikasi tingkat pendapatan masyarakat nelayan”. Mayrita (2010: 12). Jadi, hasil tangkapan ikan teri atau Stolephorus sp adalah jumlah, jenis, ukuran serta kwalitas ikan teri yang didapatkan oleh nelayan dalam kurun waktu tertentu. Kehidupan Sosial Istilah sosial mempunyai dua pengertian yang terbatas, yakni sebagai berikut ; Pertama, sosial diartikan sebagai suatu indikasi dari pada kehidupan bersama makhluk manusia, umpanya dalam kebersamaan rasa berfikir, bertindak dan dalam hubungan antara manusia. Yang kedua, Sejak abad ke-19 istilah sosial memiliki konotasi yang berbeda, lebih sentimental dan karena itu menjadi agak kabur seperti beberapa istilah yang serupa yang dikatakan dengan persoalan kemiskinan dan keterlantaran orang, sebagai contoh pekerjaan sosial, aksi sosial dan sebagainya”. Ponsoen (1984 : 27-28) 5
Kehidupan sosial mengandung dua konsep; pertama, tidak terlepas dari semua bentuk proses interaksi masyarakat, hanya saja ia memandang dari bentuk hubungan sosial yang berjalan harmonis. Yang kedua, melihat sosial dalam bentuk-bentuk penyimpangan sebagai hasil dari interaksi. Lebih lanjut dikemukakan oleh A. Lysen bahwa “Pengertian sosial dalam arti sempit, identik dengan masyarakat dan pengertian luas adalah segala bentuk persoalan kemasyarakatan”. Lysen (1981 : 7). Kehidupan Ekonomi Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikosnomos atau oikonomia yang artinya manajemen urusan rumah tangga, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan. Jadi, ekonomi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan setiap tindakan atau proses yang bersangkutan dengan penciptaan benda atau jasa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Lebih khusus dikatakan adalah digunakan untuk mencari produksi benda-benda serta jasa yang dihasilkan dengan pengetahuan teknis yang berlaku. Winardi (1983:23) Kehidupan ekonomi adalah usaha-usaha yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya, tidak terbatas dalam susunan masyarakat tertentu dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya dan alternatif sifatnya”. Suseno dalam Soetomo (1995 : 57). Keluarga Nelayan Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan atau hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah disebut keluarga batih. Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat dan memiliki peranan-peranan tertentu”. Sarjono dalam Rudi (2004: 79) Nelayan didefinisikan sebagai orang atau komunitas orang yang secara keseluruhan atau sebagian dari hidupnya tergantung pada kegiatan menangkap ikan. Beberapa kelompok nelayan memiliki beberapa perbedaan dalam karakteristik sosial dalam kependudukan. Perebedaan tersebut dapat dilihat pada kelompok umur, pendidikan, status sosial, dan kepercayaan”. Townsley dalam Widodo dan Suadi (2006 : 29) Jadi, keluarga nelayan adalah sekelompok orang yang terdiri dari suami, isteri, dan anak yang salah satu anggota keluarganya bermata pencaharian sebagai nelayan ataupun melakukan pekerjaan sampingan selain menjadi nelayan”. Sunarti (2001: 1) 6
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Adapun kelebihan dari penelitian survei ini adalah kita akan mendapatkan data primer yang dapat dipercaya. Secara biaya survei mungkin tidak murah, semua biaya akan semakin besar jika sampel populasi risetnya juga semakin banyak. Tetapi biaya ini diimbangi oleh waktu survei yang lebih cepat. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan tenaga yang cukup besar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Dusun IV, dalam hal ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang berprofesi sebagai nelayan teri di Desa Lero Tatari yang berjumlah 85 orang. Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling) dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kepala keluarga yang bekerja sebagai nelayan di dusun IV Desa Lero Tatari. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan Formulasi Krejcie dan Morgan dengan jumlah sampel sebanyak 68 orang (80%). Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara. Pertama observasi, kedua survei sampel yaitu pengumpulan data dengan cara turun langsung ke lapangan/rumah warga yang terpilih sebagai sampel penelitian (survai sample) dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa daftar pertanyaan (kuesioner), dan yang ketihga adalaha dokumentasi tentang aktifitas maupun kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Dusun IV Desa Lero Tatari Kecamatan Sindue Data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan dua cara. Pertama deskriptif kualitatif untuk mengetahui pengaruh hasil tangkapan ikan teri (X) terhadap kondisi sosial masyarakat setempat berupa tingkat pendidikan anak-anak nelayan teri (Y1), melalui analisis pendapatan nelyan teri yang bersumber dari hasil tangkapan ikan teri (Stolephorus sp). Yang kedua adalah analisis korelasi dan regresi untuk mengetahui pengaruh hasil tangkapan ikan teri (X) terhadap pendapatan keluarga nelayan (Y2). Pendapatan keluarga yang dimaksud adalah pendapatan suami dari hasil melaut, dan pendapatan istri dari proses pengolahan ikan teri asap (Rono Tapa). Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut:
7
=
Sugiono (2011: 255)
Keterangan :
= Koefisien korelasi = Jumlah variabel X yang dikuadratkan = Jumlah Variabel Y yang dikuadratkan
Hasil analisis data tersebut kemudian kita interpretasikan dengan menggunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi sebagai pada Tabel 1. Tabel 1. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 0,100
Sangat kuat
Sumber : Sugiono (2011: 257) Keterangan : Jika r hitung > r tabel maka H0 di tolak dan H1 diterima Jika r hitung < r tabel maka H1 di tolak dan H0 diterima Hasil analisis tersebut kemudian di masukkan dalam uji t, dimana uji t dimaksudkan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi. Uji t yang dimaksud adalah sebagai berikut :
=
Sugiono (2011: 257)
Keterangan : t = Koefisien korelasi parsial n = Jumlah responden r = Koefisien korelasi Hasil analisis data tersebut kemudian disesuaikan dengan t tabel. Dimana :
Jika t hitung > t tabel maka H0 di tolak dan H1 diterima 8
Jika t hitung < t tabel maka H1 di tolak dan H0 diterima Hasil perhitungan koefisien korelasi antara variabel hasil tangkapan ikan teri (X) terhadap pendapatan keluarga nelayan (Y2), kemudian
dilanjutkan dengan menghitung
persamaan garis regresi, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel hasil tangkapan terhadap pendapatan.
Ŷ=a+bP Keterangan :
Sugiono (2011: 262)
Ŷ = Variabel terikat/ nilai yang dideskripsikan a = Konstanta/ intercept b = Koefisien Regresi P = Variabel terikat/ nilai yang dideskripsikan
HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh Hasil Tangkapan Ikan Teri (X) Terhadap Tingkat Pendidikan Anak-anak Nelayan Teri (Y1) Kondisi yang menggambarkan pengaruh hasil tangkapan ikan teri terhadap jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh oleh anak-anak nelayan teri di Desa Lero Tatari Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala dijabarkan melaui Tabel 2 (Tabel Kontingensi) berikut: Tabel 2. Kontingensi Pengaruh Hasil Tangkapan Ikan Teri Terhadap Pendidikan Anak- anak Nelayan Teri di Desa Lero Tatari Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala, 2013. Pendapatan Nelayan dari Tingakat Hasil Hasil Tangkapan Ikan Teri Pendidikan Formal No Tangkapan (Penerimaan-Biaya) Anak Nelayan Resp. Ikan Teri (Rp/ Bln) (jiwa) (kg/ Bln) Jumlah Kategori SD SMP SMA PT Rendah 1 110 401.550 1 Rendah 2 156 969.280 Rendah 3 120 609.100 1 Rendah 4 120 716.600 1 Rendah 5 132 858.660 1 Rendah 6 84 248.920 1 Rendah 7 90 416.450 1 Rendah 8 90 308.950 1 Rendah 9 198 1.326.990 Rendah 10 168 1.261.340 1 9
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
114 120 108 84 90 120 108 132 126 120 108 192 84 150 96 84 150 240 132 152 90 120 90 180 120 120 180 228 360 126 120 150 350 90 108 210 90 180 120 108 108 90 240
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang
441.570 521.600 661.040 66.420 523.950 609.100 639.540 836.660 669.130 571.600 596.540 1.544.460 463.920 726.750 368.980 485.420 909.250 1.809.700 901.160 929.260 308.950 501.600 386.450 1.381.400 609.100 845.600 1.209.400 1.582.140 2.902.800 669.130 609.100 1.145.750 3.082.250 308.950 725.540 1.509.550 416.450 1.321.900 546.600 401.540 676.540 416.450 1.809.700 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 -
1 1 -
Sedang 54 220 1.781.600 Rendah 55 108 489.040 Sedang 56 220 1.609.600 Rendah 57 120 824.100 Rendah 58 90 308.950 Rendah 59 120 666.600 Sedang 60 240 2.046.200 Rendah 61 90 246.450 Rendah 62 108 651.540 Rendah 63 90 308.950 Rendah 64 168 1.261.340 Rendah 65 132 641.660 Rendah 66 114 474.070 Rendah 67 120 716.600 Rendah 68 114 549.070 Sumber: Data primer setelah diolah, 2013.
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 -
1 -
-
Tabel 2 menunjukkan, dari 68 orang responden hanya 53 orang responden yang anakanaknya telah menyelesaikan pendidikan formal atau 78%, dimana mayoritas anak-anak nelayan teri hanya menyelesaikan pendidikan formal yaitu SD sebanyak 33 oang (48,6%). Sedangkan yang lainnya adalah SMP 14 orang (20,6%), SMA 4 orang (5,8%), dan Perguruan Tinggi 2 orang (3%). 2. Analisis Pendapatan Keluarga Nelayan Teri. Hasil analisis kedua pendapatan keluarga nelayan teri di Desa Lero Tatari dalam satu bulan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Pendapatan Keluarga Nelayan Teri di Desa Lero Tatari pada bulan Oktober, 2013. Pendapatan Suami Pendapatan Istri Pendapatan Keluarga (Rp/Bulan) (Rp/Bulan) (Rp/Bulan)
843.184
506.647
1.349.831
Sumber : Data primer setelah diolah.
3. Analisis Pengaruh Hasil Tangkapan Ikan Teri (X) Terhadap Pendapatan Keluarga Nelayan Teri (Y2)
11
Adapun koefisien korelasi atau pengaruh antara hasil tangkapan ikan teri (X) terhadap pendapatan keluarga nelayan teri (Y2). Adapun hasil koefisien korelasinya sebagai berikut.
=
= = = = 0,69 Hasil analisis perhitungan koefisien korelasi atau di atas menunjukkan bahwa
r
sebesar 0,69 > r tabel sebesar 0,244 pada taraf signifikan 5%. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya Hasil tangkapan ikan teri (X) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan keluarga nelayan teri (Y2). Hubungan antar hasil tangkapan ikan teri (X) terhadap pendapatan keluarga nelayan teri (Y2) termasuk dalam kategori kuat yakni sebesar 0,69 atau 69%. Untuk menguji apakah hubungan kuat tersebut berlaku untuk semua populasi, maka dihitung dengan menggunakan uji t sebagai berikut:
=
t
= 7,77
Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung sebesar
> t tabel sebesar 2,00. Artinya
H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga koefisien tersebut berlaku pada seluruh populasi di mana sampel yang 68 orang diambil. Adapun analisis regresi antara hasil tangkapan ikan teri (Stolephorus.sp) terhadap pendapatan keluarga nelayan teri di desa Lero Tatari dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Analisis Korelasi Hasil Tangkapan Ikan Teri (Stolephorus.sp) Terhadap Pendapatan Keluarga Nelayan Teri di Desa Lero Tatari, 2013. Koefisien Taraf α No Uraian T hitung Regresi 5% Konstanta/ Intercep (b) 23.945,83 1 Pendapatan (X) 11.548,53 7,77* 1,671 2 12
Sumber : Data primer setelah diolah.
Dimana :
Koefisien korelasi (R) = 0,69 2 Koefisien Determinasi (R ) = 0,47 F Hitung = 60,59* Keterangan : * = Berpengaruh signifikan pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh nilai F hitung sebesar 60,59 > F tabel pada taraf 5% (3,99). Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,47, artinya pengaruh hasil tangkapan ikan teri (X) terhadap pendapatan keluarga nelayan teri (Y2) sebesar 47%, sedangkan sisanya 31% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model.
Adapun persamaan garis regresi sebagai tangkapan ikan teri (X)
terhadap pendapatan keluarga nelayan teri (Y2) berikut : Y = 23.945,83 + 11.548,53 X Y = 35.494,36 X Persamaan garis regresi di atas menunjukkan bahwa nilai konstanta dari persamaan garis regresi antara hasil tangkapan ikan teri terhadap (X) terhadap pendapatan keluarga nelayan (Y1) sebesar 23.945,83. Artinya walaupun seorang nelayan teri tidak turun melaut dan istrinya tidak mengolah ikan teri, keluarga nelayan teri tetap memiliki pendapatan sebesar Rp 23.945,83. Sedangkan koefisien regresinya sebesar 11.548,53. Ini berarti bahwa setiap kenaikan 1% hasil tangkapan ikan teri akan menaikan pendapatan sebesar nelayan teri sebesar Rp 11.548,53. Jadi bila jumlah tersebut ditambahkan maka pendapatan keluarga nelayan sebesar Rp. 35.494,36 apabila hasil tangkapan nelayan teri naik sebesar 1%.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, usaha perikanan tangkap berupa ikan teri telah lama dijalani oleh masyarakat nelayan di Desa Lero Tatari secara turun temurun, yang ditujunkkan dengan data pengalaman paling lama melaut dari responden yaitu 40 tahun. Hal ini tentunya terkait dengan kondisi geografis wilayah tersebut yang berbatasan langsung dengan laut, sehingga tidak heran pola pikir masyarakat di daerah pesisir lebih cenderung untuk memanfaatkan sumber daya laut dengan menjadi seorang nelayan. 13
Latar belakang pendidikan masyarakat yang masih rendah yang dibuktikan dengan data 75% responden hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD), juga merupakan salah satu alasan mengapa banyak masyarakat di Dusun IV Desa Lero Tatari memilih menjadi nelayan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang memadai dalam mencari lapangan pekerjaan dan bersaing dalam dunia kerja, sehingga alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitarnya berupa ikan teri. Jumlah rata-rata penerimaan nelyan teri di Desa Lero Tatari cukup besar, akan tetapi jumlah tersebut berbanding lurus dengan biaya opreasional yang di keluarkan oleh nelayan. Peningkatan biaya operasional ini disebabkan olah kenaikan harga BBM. Selain itu jarak melaut juga mempengaruhi meningkatnya biaya operasional. Semakin jauh jarak tempuh yang dibutuhkan maka akan semakin banyak pula bahan bakar yang digunakan. Jumlah pendapatan keluarga nelayan di Desa Lero Tatari cukup tinggi jika dibandingkan dengan upah minimum regional Kabupaten Donggala sebesar Rp. 995.000 (BPS, 2008). Akan tetapi jumlah tersebut belum cukup untuk membiayai pendidikan anakanak nelayan ke jenjang yang lebih tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Tingkat pendidikan formal yang diselesaikan oleh anak-anak nelayan teri di Desa Lero Tatari masi cukup rendah. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nelayan teri dari hasil tangkapan ikan teri di Desa Lero Tatari yang mayoritas masih masih rendah. Hubungan antara hasil tangkapan ikan teri (X) terhadap pendapatan keluarga nelayan teri (Y 1)tergolong dalam kategori kuat, dengan koefisien korelasi (R) 0,69 atau sebesar 69%. dan Koefisien Determinasi (R2) 0,47 atau 47%. Sedangkan sisanya 31% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model. Hasil tangkapan (X) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan keluarga nelayan teri (Y2), dimana nilai F hitung sebesar 60,59 > F tabel pada taraf 5% (3,99). Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Nilai koefisien regresi hasil tangkapan ikan teri sebesar 35.494,36. Artinya setiap kenaikan 1% hasil tangkapan akan menaikan pendapatan sebesar Rp. 35.494,36.
Nilai t hitung
hasil tangkapan yang diperoleh dari uji statistik dengan
14
menggunakan uji t adalah 7,77 > t tabel 2,000 pada taraf signifikan α 5%. Hal ini menunjukkan hasil tangkapan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan keluarga nelayan.
Saran Bagi instansi terkait perlu mengadakan sebuah pelatihan tentang pengolahan usaha ikan teri (Stolephorus sp) ini, agar pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) khususnya ikan teri dan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya nelayan di Desa Lero Tatari bisa lebih dimaksimalkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan teri di Desa Lero Tatari yang lebih baik seperti pembuatan kerupuk yang berbahan baku ikan teri. Selain itu Dinas Pariwisata bisa mengkomersilkan teri asap atau rono tapa ini sebagai makanan khas daerah Kabupaten Donggala pada khususnya dan Sulawesi Tengah pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA Aodhyoa, A.U. (1981). Metode Penangkapan Ikan Pelagis. Bogor: Yayasan Dewi Sri. Arikunto, Suharsimi, (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik. (2008). Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesi. Jakarta: BPS Frida, (2013). Pengaruh Perubahan Kondisi Geografis Lokasi Tempat Tinggal terhadap Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Perumahan Layana Indah Kelurahan Layana Indah Kecamatan Mantikulore. Skripsi pada PIPS FKIP UNTAD Palu. Hadi, Sutrisno, (1982). Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta: Gadjah Mada Unifersity Press. Hasan, Iqbal, (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Iskandar, (2006). Universitas Tadulako. Analisis Perbandingan Pendapatan Nelayan Pancing Ulur di Desa Tete B Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una-Una (Studi Nelayan yang Memperoleh Kredit dan Tidak Memperoleh Kredit). Skripsi. Palu : Universitas Tadulako. Kartasapoetra, Gunarsih, Ance, (2009). Klimatologi, Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Edisi Refisi: PT.Bumi Aksara. Koentjaraningrat, (2006), Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil dan Perikanannya. Bogor: IPB. Rudi, 2005. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group Lysen, A, (1981). Individu dalam Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mayrita, (2010). Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil dan Perikanannya. Fakultas Perikanan Universitas Padjadjaran , Vol. 1 (1), 12halaman. Tersedia: http// Mayritaf2f.blogspot.com. (6 Januari 2013, 13.40 WITA) Menteri Pendidikan Nasional RI. 1999. Undang-Undang RI No 20 Tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional. 15
Ponsoen, J.A, (1984). Sistem Interaksi Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada Unifersity Press. Ramadhan, Ahmad. dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir (Skripsi) dan Artikel Penelitian. Palu: FKIP UNTAD. Sari, Puspita, Rini, (2006). Analisis Produksi dan Pendapatan Nelayan Pancing Tonda di Desa Labuan Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una. Skripsi. Palu : Universitas Tadulako. Setyohadi, (2007). Identifikasi Biologi, Komposisi, dan Daerah Penyebaran Sumber Daya Ikan Teri (stelephorus spp.) di Perairan Selat Madura. Library Tersedia: http://www.um.ac.id/majalah/Printmajalah.co. id (8 Januari 2013, 09.40 WITA) Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Soetomo. (1995). Masalah Sosial dan Pembangunan. Jakarta : Pustaka Jaya Suadi, Widodo, Johanes, (2006). Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Yogyakarta : Gadjah Mada Unifersity Press. Sugiono. (2011), Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi, (2008).Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sunarti, (2001). Kajian Kesejahteraan Masyarakat Pesisir. Bogor: Yayasan Dewi Sri. Sutarsa, Fadriani, Erita. (2010). Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional Propinsi Papua Barat. . Tersedia: http://www.indonology.com./gill-net. (6 Januari 2013, 12.20 WITA) Teti. 2003. Pengasinan Ikan Teri (stolephorus sp.) dan Kelayakan Usahanya . Tersedia: http://www.blogger.com. (6 Januari 2013, 12.20 WITA) Tito, Bastian. (2011). pengaruh Pendapatan Nelayan Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat, Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Vol.1 (1), 12halaman. Tersedia: http://bastiatitof2f.blogspot.com (6 Januari 2013,13.45 WITA) Wachid, Djoerban, R, (1978). Pelajaran Ekonomi Kelas XI. Yogyakarta: Gadjah Mada Unifersity Press. Wahyuni, (1999). Agribisnis Perikanan. Bogor : PT. Penebar Swadaya Winardi, (1990). Sosiologi Ekonomi. Bandung : PT. Wira Sari
16