PENGARUH HASIL TANGKAPAN IKAN LEMURU TERHADAP PRODUKSI PENGALENGAN IKAN PT MAYA MUNCAR DI KECAMATAN MUNCAR BANYUWANGI. LINA DWI MAYASARI Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Kampus Unesa Ketintang Surabaya 6023, Telp 8299945, 8280009 PS.702 fax. 8299946 Email :
[email protected] ABSTRACT The research was motivated by taking down number of catches in sub Muncar lemuru Banyuwangi. Where lemuru catches a raw material in the production of canned sardines in PT MAYA Muncar. This study aimed to determine the effect on the production of fish catches in the fish canning PT MAYA Muncar and to determine the impacts that occur during the production process of canned sardines in PT MAYA Muncar. Variable used is lemuru catches and canning of fish production. This study tested using the classical assumption test and regression test. The results in this study are variable Lemuru Catch Fish (X1) affect the production Canning Sardines (Y1). This is evidenced by the t-test showed a value of 0.0479 and a regression coefficient of 0.230638. . And production activities canning PT. MAYA MUNCAR a positive impact for the company and communities around the company that head and tail of the fish waste, fish waste oil, bazaar. Keywords: Fish Response Results, Production, Impact. ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh penurunanan jumlah hasil tangkapan ikan lemuru di kecamatan Muncar Banyuwangi. Dimana hasil tangkapan ikan lemuru merupakan bahan baku dalam produksi pengalengan ikan di PT MAYA Muncar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil tangkapan ikan terhadap produksi pengalengan ikan di PT MAYA Muncar dan untuk mengetahui dampak yang terjadi selama proses produksi pengalengan ikan di PT MAYA Muncar. Variabel yang digunakan ialah hasil tangkapan ikan lemuru dan produksi pengalengan ikan. penelitian ini diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik dan uji regresi. Hasil dalam penelitian ini adalah variabel Hasil Tangkapan Ikan Lemuru (X1) berpengaruh terhadap Produksi Pengalengan Ikan Sarden (Y1). Hal ini dibuktikan dengan uji regresi yang menunjukkan nilai sebesar 0.0479 dan nilai koefisien regresi sebesar 0.230638. Dan kegiatan produksi pengalengan ikan PT. MAYA MUNCAR memberikan dampak positif bagi bagi perusahaan dan masyarakat sekitar perusahaan yaitu limbah kepala dan ekor ikan, limbah minyak ikan, basar. Kata kunci : Hasil Tangapan Ikan, Produksi, Dampak.
1
Di ujung paling timur Jawa Timur terdapat
kabupaten
Banyuwangi
ikan yang biasa disebut dengan sarden sampai
yang
pemanfaat limbah pabrik yang menjadi
di
minyak ikan. Kegiatan – kegiatan inilah yang
provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini terletak
menjadi tonggak perekonomian masyarakat
di ujung paling timur Pulau Jawa, berbatasan
kecamatan muncar Banyuwangi.
mempunyai
langsung
garis
dengan
pantai
terpanjang
Kabupaten
Situbondo
Banyaknya tangkapan ikan khususnya
disebelah utara, Selat Bali disebelah timur,
ikan sarden atau lemuru membuat industri
Samudra Hindia disebelah selatan serta
berskala
Kabupaten
Jember
dan
Kabupaten
pengalengan
Bondowoso
disebelah
barat.
Kabupaten
perusahaan
nasional ikan
membangun sarden,
pengalengan
pabrik
terdapat ikan
10
berskala
Banyuwangi mempunyai kecamatan yang
nasional di kecamatan muncar. Salah satu
bernama Muncar.
pabrik pengalengan ikan terbesar di Muncar
Kecamatan Muncar merupakan bandar ikan
laut
terbesar
setelah
MAYA MUNCAR merupakan perusahaan
penghitungan
pertama yang mempunyai IPAL (Instalasi
unit pengelolahan pelabuhan perikanan pantai
Pembuangan Air Limbah) pada tahun 2010.
(UP4) Kecamatan Muncar, setiap hari ikan
Dan PT. MAYA MUNCAR merupakan
yang dibongkar di Muncar minimal 61,22 ton
perusahaan
dan
industri
memproduksi produk ikan kaleng secara
pengolahan ikan setempat. Menurut data
independen tanpa ada perusahan lain yang
statistika di sekretariat unit pengelolahan
hanya ikut menumpang dalam memproduksi
pelabuhan perikanan pantai (UP4), Muncar
produk-produk ikan kaleng karena alasan
merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa
ketersediaan bahan baku yang melimpah.
Timur, dengan produksi ikan tahun 2012
Namun, lima tahun sesudahnya, kondisi
sebesar 10.813,422 ton. Tingginya potensi
perikanan
perikanan
mengalami paceklik ikan , hasil tangkapan
Bagansiapiapi.
sekitar
di
kedua
adalah PT MAYA MUNCAR. Dimana PT
Berdasarkan
90%
dipasok
Kecamatan
ke
Muncar
akan
direncanakan menjadi kawasan minapolitan.
pengalengan
Muncar
ikan
memburuk.
yang
Nelayan
ikan nelayan mengalami fluktuasi . Jumlah
Melimpahnya sumber daya alam ikan,
tangkapan cenderung menurun hingga 2012.
memicu berdirinya industri perikanan, mulai
Dimana pada tahun 2008 hasil tangkapan
dari produksi pengasinan ikan, tepung ikan,
ikan lemuru sebesar 27.833,004 ton, tahun
pakan udang, sampai produksi pengalengan
2009 sebesar 54.089,139 ton, tahun 2010
2
sebesar 17.717,764 ton, tahun 2011 sebesar
Berdasarkan latar belakang di atas,
1.651,381 ton, dan tahun 2012 sebesar
maka dirumuskan permasalahannya adalah
2.839,271 ton. Faktor penyebab penurunan
(1) Bagaimana pengaruh hasil tangkapan ikan
hasil tangkapan ikan di Muncar yaitu karena
lemuru terhadap produksi pengalengan ikan
faktor cuaca, pemanasan global, dan Selain
PT. MAYA MUNCAR pada bulan Januari
itu, penurunan hasil tangkapan ikan menurut
sampai dengan bulan Desember tahun 2012?,
(http://banyuwangi.asia/posttag/sociology/mu
(2) Bagaimana dampak produksi pengalengan
ncar. diakses 1 Desember 2012) disebabkan
ikan PT. MAYA MUNCAR tahun 2012?
oleh pencemaran air laut yang terjadi karena
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk
limbah dari PT. Indo Multi Niaga yaitu
mengetahui pengaruh hasil tangkapan ikan
perusahaan penambangan emas di kawasan
lemuru terhadap produksi pengalengan ikan
gunung
kecamatan
PT. MAYA MUNCAR pada bulan Januari
air
laut
sampai dengan bulan Desember tahun 2012.
menyebabkan ikan–ikan mati di Kecamatan
Dan untuk mengetahui dampak produksi
Muncar. Jumlah hasil tangkapan ikan lemuru
pengalengan ikan PT. MAYA MUNCAR
cenderung menurun dari tahun 2008 sampai
tahun 2012.
tahun 2012. Dimana ikan lemuru merupakan
Teori Produksi
Tumpang
Pesanggaran.
bahan
Pitu,
Pencemaran
baku
utama
produksi
Sumarsono (2007) menyatakan bahwa
pengalengan ikan PT Maya Muncar, secara
asumsi yang digunakan dalam teori produksi
teori dalam penelitian terdahulu bahan baku
adalah produsen bertindak secara rasional
mempengaruhi produksi suatu barang dan
yaitu produsen berusaha dalam mencapai
jasa.
keuntungan yang maksimal. Keuntungan Berdasarkan
diatas,
yang maksimal dapat dicapai dengan cara
peneliti tertarik untuk membahasnya dalam
menekan biaya pada faktor produksi yang
penelitian dengan mengambil judul Pengaruh
digunakan dalam produksi proses produksi,
Hasil Tangkapan Ikan Lemuru Terhadap
dan memaksimalkan tingkat produktifitas dari
Produksi Pengalengan Ikan PT. MAYA
faktor produksi yang digunakan. Dimana
MUNCAR
menurut Sukirno (2005), faktor – faktor
di
latar
dalam
belakang
Kecamatan
Muncar
Banyuwangi.
produksi dibedakan empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian.
3
Teori Pembangunan
Eksternalitas
Teori pembangunan dibagi menjadi
Pengertian eksternalitas menurut Mankiw
beberapa aliran diantaranya ialah : (1)
(2006)
Mazhab historimus dimana mazab ini terdiri
dampak tidak terkompensasi dari tindakan
dari ilmuan Friedrich Lish yang membagi
seseorang terhadap kesejahteraan orang lain
perkembangan ekonomi menjadi lima tahap
yang tidak terlebibat”. Apabila kegiatan
yaitu tahap primitif, beternak,
pertanian,
produksi memberikan dampak baik bagi
perdagangan
orang lain disebut ekternalitas positif dan
industry
pengolahan
(Arsyad,2004),
dan
dan
Bucher
adalah
dampak
–
yang
kegiatan produksi memberikan dampak buruk
membagi perkembangan ekonomi menjadi
bagi orang lain disebut ekternalitas negatif
tiga tahap menjadi tahap produksi untuk
.Dan
kebutuha sendiri, perekonomian kota, dan
menjelaskan bahwa ada beberapa jenis
perekonomian nasional (Arsyad,2004), (2)
eksternalitas
teori klasik milik ilmuan Adam Smith yang
Produsen – Produsen, eksternalitas ini adalah
menjelaskan bahwa demi berlangsungnya
suatu kegiatan produksi yang mempunyai
perkembangan ekonomi diperlukan adanya
dampak eksternal terhadap produsen lain,
spesialisasi
jika
atau
Karl
“eksternalitas
pembagian
kerja
agar
produktivitas tenaga kerja bertambah (Irawan
faktor
:
kegiatannya
Eksternalitas
ekonomi tergantung kepada pertambahan –
yaitu
(1).
itu
(2010)
Eksternalitas
mengakibatkan
fungsi produksi dari produsen lain, (2).
milik Solow yang menjelaskan pertumbuhan
faktor
Mangkoesoebroto
terjadinya perubahan atau penggeseran
dan Separmoko, 2010), (3) teori neo klasik
penyediaan
menurut
–
Produsen
Konsumen,
eksternalitas ini menjelaskan bahwa aktifitas
produksi
seorang produsen dapat menimbulkan
(penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi
efek terhadap utilitas individu tanpa
modal) dan tingkat kemajuan teknologi (Arsyad, 2004), dan (4) teori Schumpeter ,
mendapatkan suatu kompensasi, dampak
Schumpeter berpendapat “ faktor utama yang
atau efek samping yang sangat popular
menyebabkan
yaitu
perkembangan
ekonomi
pencemaran
atau
polusi,
(3).
adalah proses inovasi dan pelakunya adalah
Eksternalitas Konsumen – Produsen adalah
para inovator atau wiraswasta (Arsyad,2004).
dampak konsumen terhadap produsen terjadi
jika
mengganggu
4
aktivitas fungsi
konsumen
produksi
suatu
produsen
atau
kelompok
perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan
produsen
tertentu, (4). Eksternalitas Konsumen –
pendukung
lainnya.
Dimana
kawasan
Konsumen
adalah
Aktifitas
konsumsi
minapolitan bertujuan (1). meningkatkan
seseorang
dapat
secara
langsung
produksi, produktivitas, dan kualitas produk
mempengaruhi kepuasaan orang lain tanpa
kelautan dan perikanan, (2). meningkatkan
ada kompensasi atau biaya.
pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan yang adil dan merata, dan (3).
Kegiatan produsen atau konsumen memberikan dampak yang positif atau negatif
mengembangkan
bagi produksen atau konsumen. Ekternalitas
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di
dapat pula diartikan suatu bentuk kerugian
daerah.
atau keuntungan-keuntungan yang diderita
Hasil Tangkapan
atau
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia:
dinikmati
pelaku
ekonomi
karena
kawasan
minapolitan
tindakan pelaku ekonomi lain. Ekternalitas
(1). Hasil adalah akibat kesudahan (dari
muncul ketika seseorang terlibat dalam
pertandingan, ujian,kerja,
kegitan produksi barang atau jasa dan
dan (2). Tangkap adalah memegang (sesuatu
mempengaruhi kesejahteraan orang lain yang
yg bergerak cepat, lepas, dan sebagainya);
tidak terlibat dalam kegiatan produksi suatu
memegang (binatang, pencuri, penjahat, dsb)
barang atau jasa yang tidak membayar
dengan tangan atau alat. Dan arti akhitan –an
ataupun menerima kompensasi atas dampak
pada kata tangkapan adalah hasil dari
tersebut
kegiatan menangkap. Jadi hasil tangkapan
Minapolitan
adalah hasil dari kegiatan menangkap ikan
dan sebagainya)
Secara etimologi minapolitan terdiri
setelah dilalukan usaha atau jumlah ikan yang
dari kata mina dan kata politan (polis), Mina
berhasil ditanggkap oleh nelayan dengan
berarti ikan dan Politan berarti kota. Jadi
satuan hitung ton dengan menggunakan alat
minapolitan
tangkap.
berarti
kota
perikanan.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Pengalengan Ikan
Republik Indonesia nomor kep.18/MEN/2011
Adawyah
mendefinisikan kawasan minapolitan sebagai
pengalengan ikan ialah “pengawetan ikan
suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi
adalah suatu cara pengawetan bahan pangan
utama ekonomi yang terdiri dari sentra
(ikan) yang dikemas secara hermetis (kedap
produksi, pengolahan, pemasaran komoditas
terhadap udara, air, mikroba dan benda asing
5
(2008)
mendefinisikan
lainnya) dan disetrilkan”. Dimana Prinsip
diatur, misalnya telah ditentukan bahwa
dasar pengalengan yaitu mengemas bahan
dalam satu kaleng terdapat empat ekor ikan.
pangan dalam wadah yang tertutup rapat
Maka dalam sistem penataannya dua pangkal
sehingga udara dan zat-zat maupun
ekor ikan menghadap kebawah dan dua
organisme
yang
membusukkan
merusak
tidak
dapat
pangkal ekor selanjutnya menghadap keatas.
atau
Selanjutnya saos dimasukkan kedalam kaleng
masuk,
yang telah terisi ikan. (4). Penghampaan
kemudian wadah dipanaskan sampai suhu
Udara (Exhausting), pemanasan pendahuluan
tertentu untuk mematikan pertumbuhan
terhadap produk, kemudian produk (saos)
mikroorganisme yang ada dan tujuan
diisikan ke dalam kaleng dalam keadaan
pengalengan ikan yaitu melindungi ikan
panas dan wadah ditutup juga dalam keadaan
dari pembusukan dan kerusakan atau
panas. (5). Penutupan Wadah (Sealing),
memperpanjang
Penutupan wadah untuk mencegah terjadinya
daya
awet
dan
pembusukan. Penutupan yang baik dan
mendiversifikasikan hasil perikanan. Menurut Adawyah (2008), tahapan
memenuhi standar akan mencegah terjadinya
dalam memproses pengalengan ikan meliputi
kebocoran dari satu kaleng yang dapat
(1). Persiapan Wadah, mempersiapkan wadah
menimbulkan
ikan atau yang biasa disebut dengan kaleng.
lainnya. (6). Sterilisasi, proses sterilisasi
Kaleng yang baik kemudian dicuci dalam air
dilakukan setelah proses penutupan kaleng,
sabun hangat dan kemudian dibilas dengan
pembersihan sisa saos di kaleng , dan
air bersih. (2). Penyiapan Bahan Mentah,
pemberian label kadaluarsa. (7). Pendinginan
pemilihan bahan baku ikan yang masih dalam
(Cooling), pendinginan dilakukan sampai
keadaan segar. Pemilihan bahan baku ikan
suhunya
dapat dilihat dari ciri-ciri fisik ikan meliputi
maksudnya agar air yang menempel pada
mata ikan, kulit ikan, daging, sisik, dan
dinding wadah cepat menguap, sehingga
insang
terjadinya karat dapat dicegah. Dan tahap
ikan.
selanjutnya
dilakukan
pengkaratan
sedikit
atas
Label
kamar
terakhir
Pengisian (Filling), dalam tahap proses
Penyimpanan, kaleng diberi label sesuai
pengisian, merupakan tahapan pemasukkan
dengan keinginan produsen, pemberian laber
ikan dan bumbu kedalam kaleng. pengisian
bertujuan untuk mengetahui bahan yang
6
Pemberian
suhu
kaleng
pemotongan kepala dan ekor ikan. (3).
ikan kedalam kaleng posisi ikan dalam kaleng
(8).
di
pada
dan
digunakan dan pemberian label agar dikenal
Penelitian Terdahulu
masyarakat.
Penelitian yang dilakukan Wulandari,
Pengaruh antara Hasil Tangkapan Ikan
Abida, dan Farid dengan judul “Kualitas
dan Produksi Pengalengan Ikan
Mutu Bahan Mentah dan Produksi Akhir
Hasil tangkapan ikan merupakan bahan
baku
yang
digunakan
pada Unit Pengalengan Ikan Sardine di
untuk
PT.Karya Manunggal Prima Sukses Muncar
memproduksi suatu produk. Makan perlu
Banyuwangi”. Tujuan penelitian ini adalah
diketahui pengertian bahan baku, menurut
mengetahui kualitas mutu bahan mentah
Handoko
terhadap produksi sarden di PT Karya
(2000:334),
“bahan
baku
merupakan bahan – bahan terwujud yang
Manunggal Prima Sukses.
digunakan dalam proses produksi, dapat
Hasil
penelitian
Pengujian
diperoleh dari sumber – sumber alam atau
Organoleptik Pada bahan mentah, dimana
dibeli dari para supliyer yang menghasilkan
hasil pengujian organoleptik ikan lemuru
bahan baku dan atau dibuat sendiri oleh
yang diterima pada ruang peneriman di PT.
perusahaan untuk digunakan dalam produksi
Karya Manunggal prima Sukses mempunyai
produksinya”. Dan menurut Syamsuddin
nilai kisaran 7,58 – 7,68 , nilai ini memenuhi
(2001) “ bahan baku adalah persediaan yang
standar SNI. Dan
dibeli
diproses
Produk Akhir, pengujian ikan sardine kaleng
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya
saus tomat didapatkan hasilnya memenuhi
barang
standar yang ditetapkan. Berdasarkan hasil
oleh
perusahaan
jadi
atau
untuk
produk
akhir
dari
perusahaan”.
pengujian Organoleptik
analisis, dapat disimpulkan bahwa nilai ikan
Keterkaitan bahan baku terhadap
sardine kaleng media saus tomat yang
produksi suatu barang dan jasa dikemukakan
dihasilkan oleh PT. Karya Manunggal Prima
oleh Sukirno (dalam Herawati :2008) yang
Sukses mempunyai nilai kisaran 7,51 – 7,60.
mengatakan bahwa tingkat produksi suatu
Dimana nilai ini memenuhi standar mutu ikan
barang dan jasa tergantung pada variabel
sardine kaleng media saus tomat sesuai
fungsi produksi (jumlah modal, jumlah
dengan SNI. Jadi terdapat pengaruh yang
tenaga kerja, jumlah SDA , dan tingkat
signifikasi antara kualitas mutu bahan dan
teknologi yang digunakan).
produk akhir unit pengalengan.
7
Penelitian yang dilakukan Ernawati
(Beberapa Prinsip Dasar Pengolahan Ikan
dan Sumiono dengan judul ““ Fluktuasi
di Nigeria)”. Penelitian ini bertujuan
Bulanan Hasil Tangkapan Centrang yang
untuk mengetahui Prinsip-prinsip dasar
Berbasis di Pelabuhan Perikanan Pantai
pengolahan
Tegal Sari, Kota Tegal” Tujuan penelitian
kelayakan dikonsumsi manusia maupun
ini adalah untuk mengetahui Fluktuasi
hewan.
Bulanan
terhadap
Hasil
Hasil
Tangkapan
ikan
di
nigeria
penelitian
demi
menunjukkan
Centrang di Pelabuhan Perikanan Pantai
diperoleh hasil bahwa dibutuhkan prinsip
Tegal Sari, Kota Tegal.
dasar
pengolahan ikan yang
baik demi
Hasil penelitian menunjukkan rata
kelayakan dikonsumsi manusia (pengalengan
– rata laju tangkapan ikan hasil tangkapan
ikan), maupun dikonsumsi hewan (tepung ikan).
centrang ukuran kapal 21 – 30GT. Pada
METODE PENELITIAN
tahun 2006 dan 2007 berturut – turut
Desain penelitian yang digunakan
adalah 333,6 dan 424 kg per hari. Dan
dalam
pada tahun 2006 cenderung dipengaruhi
penelitian
ini
adalah
penelitian
kausalitas. Lokasi penelitian di PT MAYA
oleh fluktuasi musim, pada tahun 2007
MUNCAR. Variabel penelitian ini berupa (1)
tidak begitu dipengaruhi oleh fluktuasi
variabel bebas, yaitu hasil tangkapan ikan
musim dan laju tangkapan ikan cenderum
lemuru ton per bulan (X), indikatornya adalah
naik sampai akhir tahun. Sehingga dapat
banyaknya jumlah hasil tangkapan ikan
di terlihat pada tahun 2006 fluktuasi
lemuru yang digunakan bahan dasar sarden
musim mempengaruhi hasil tangkapan
pada bulan Januari sampai Desember 2012
centrang (hasil
dan (2) variabel terikat, yaitu produksi
tangkapan menurun),
sedangkan pada tahun 2007 musim
tidak
tangkapan
mempengaruhi
centrang
(hasil
pengalengan ikan kaleng per bulan (Y) ,
fluktuasi
indikatornya
hasil
adalah
banyaknya
jumlah
produksi pengalengan ikan dari bulan Januari
tangkapan
sampai Desember 2012 Populasi penelitian
meningkat).
ini adalah keseluruan UP4 di kabupaten
Penelitian yang dilakukan Abowei
Banyuwangi dan jumlah keseluruhan pabrik
and Tawari, , dengan judul “Some Basic
pengalengan ikan di Kabupaten Banyuwangi.
Principles of Fish processing in Nigeria 8
Sampel penelitian ini UP4 kecamatan Muncar
autokorelasi adalah hubungan antara residual
dan pabrik pengalengan ikan PT. MAYA
satu observasi dengan residual observasi
MUNCAR.
lainnya. Selain uji asumsi klasik, penelitian
Sumber data dalam penelitian ialah
ini menggunakan uji regresi atau uji hipotesis
data primer dan data sekunder. Dimana
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
metode
melalui
variabel bebas terhadap variabel terikat maka
wawancara kepada para nelayan, kepala UP4,
dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang
kepala produksi PT MAYA MUNCAR dan
diajukan pada penelitian ini. Maka dari itu,
masyarakat. Metode dokumentasi diperoleh
pengelolah data digunakan bantuan program
melalui data-data yang diperoleh dari UP4
eviews7, diperolah hasil sebagai berikut:
pengumpulan
data
dan PT. MAYA MUNCAR Banyuwangi, yakni berupa data tangkapan ikan tahun2012,
5
Series: Residuals Sample 2012M01 2012M12 Observations 12
sejarah perusahaan PT. MAYA MUNCAR 4
struktur organisasi, sejarah perusahaan, dan 3
lain-lain. Teknik analisa data dengan uji asumsi
klasik
dan
uji
regresi
dengan
2
menggunakan eviews7.
1
HASIL ANALISIS DATA
0 -10.0
Analisi uji asumsi klasik dalam penelitian ini
-7.5
-5.0
-2.5
0.0
2.5
5.0
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
3.89e-16 1.060697 5.261430 -8.334658 4.136797 -0.805202 2.585580
Jarque-Bera Probability
1.382571 0.500932
7.5
meliputi (1). uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
Gambar 4.1
variabel pengganggu atau residual memiliki
Hasil Uji Normalitas Jarque-Bera dengan
distribusi
normal
atau
tidak,
(2).
Uji
Eviews 7
heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
Berdasarkan
gambar
4.1
diatas
ketidaksamaan varience dari residual satu
diperoleh hasil uji normalitas dengan J-B test
pengamatan ke pengamatan yang lain, (3).
didapatkan nilai Probablilitasnya sebesar
Uji linearitas berguna untuk mengetahui
0.500932 Dengan demikian, sebesar nilai
kebenaran bentuk empiris yang digunakan
probabilitas data tersebut adalah 0.500932 >
dan menguji variabel yang relevan untuk
(0,05). Ini menunjukkan bahwa H0 diterima
dimasukkan dalam model empiris, (4). Uji
9
dan lolos uji normalitas., maka disimpulkan
Value
Df
Probability
t-statistic
1.178483
9
0.2688
F-statistic
1.388823
(1, 9)
0.2688
Likelihood ratio
1.722071
1
0.1894
data berdistribusi secara normal. Tabel 4.5 Hasil Uji heteroskedastisitas dengan eviews7
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
0.578699
Obs*R-squared 0.656450 Scaled explained SS 0.361408
Prob. F(1,10)
0.4644
Prob. Chi-Square(1)
0.4178
Prob. Chi-Square(1)
0.5477
Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa hasil uji Ramsey reset menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.2688 > 0.05 yang berarti data lolos uji linearitas.
Berdasarkan
tabel
4.5,
Tabel 4.7 Hasil Uji
hasil
Autokorelasi (Durbin-
pengolahan data tersebut ρ-value Obs*R-
Watson stat)
Square sebesar 0,4178 > α (0,05) maka data ini lolos uji heteroskedasitas . Artinya tidak ada
heteroskedasitas
atau
data
bersifat
Variable
Std. Error
t-Statistic
Prob.
homoskedasitas yaitu semua gangguan yang muncul
dalam
fungsi
regresi
populasi
1.396030
5.967980
0.0001
4.08349
0.318576
0.0479
C
memiliki varians yang sama.
TANGKAPAN
Tabel 4.6 Hasil uji linearitas dengan Remsey
8.341667 4.136854
R-squared
Mean dependent var
Adjusted R-squared
S.D. dependent var
S.E. of regression
Akaike info criterion
Sum squared resid
Schwarz criterion
Log likelihood
Hannan-Quinn criter.
5.894121
F-statistic
Durbin-Watson stat
1.606535
RESET test
5.924043 6.004861 Ramsey RESET Test Equation: UNTITLED Specification: KALENG C TANGKAPAN
Prob(F-statistic)
Omitted Variables: Squares of fitted values
10
Pada table 4.7 nilai Durbin-watson
Pada table 4.8 dapat diketahui bahwa
Test sebesar 1.6065535. Karena nilai statistik
hasil uji t untuk variabel Hasil tangkapan
hitung d ada diantara dU dan 4-dU yang
lemuru diperoleh nilai sebesar 0.0479 <
bernilai
(0,05), Artinya
1.54
dan
2.46.
Jadi
dapat
variabel x berpengaruh
disimpulkan data ini lolos uji atau tidak ada
terhadap variabel y. Maka hipotesis yang
masalah autokorelasi.
menyatakan “Diduga hasil tangkapan ikan
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi pengalengan ikan” diterima..
Dependent Variable: KALENG Method: Least Squares
Dan uji Koefisien Determinasi (R2)
Date: 06/18/13 Time: 18:05
menunjukkan
Sample: 2012M01 2012M12
kemampuan
garis
regresi
Included observations: 12
menerangkan variasi variabel terikat proporsi Variable
Coefficie nt Std. Error
Statistic
Prob.
(persen) variasi variabel terikat yang dapat
8.331479 1.396030
.967980
0.0001
dijelaskan oleh variabel bebas.
0.063118
.318576
0.0479
C 4.08349
Hasil uji R2 pada penelitian ini
TANGKAPAN
diperoleh nilai sebesar 0.230638 artinya
0.230638 R-squared Adjusted squared
sebesar 23% variabel y dipengaruhi oleh
R--0.173887 4.338710
variabel x. . Dan sebesar
188.2440
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak
-33.54426
diikut sertakan (Variabel pengganggu = error
S.E. of regression
77% variabel y
Sum squared resid Log likelihood 0.84419
term)
F-statistic 0.049831
PEMBAHASAN
Prob(F-statistic)
Pengaruh Hasil Tangkapan Ikan Lemuru Terhadap Produksi Pengalengan Ikan (Sarden) di PT Maya Muncar Produksi
ini
berfokus
pada
hasil
produksi pengalengan ikan yang berbahan
11
baku ikan lemuru atau yang biasa disebut
karena PT. MAYA MUNCAR melakukan
dengan sarden. Berdasarkan hasil penelitian
suatu kebijakan untuk mendatangkan bahan
yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa
baku yaitu ikan lemuru dari nelayan luar
variabel Hasil Tangkapan Ikan Lemuru (X1)
kecamatan Muncar, yaitu pengadaan ikan
berpengaruh terhadap Produksi Pengalengan
lemuru yang berasal dari kota lain seperti
Ikan Sarden (Y1). Hal ini dibuktikan dengan
Kecamatan Pancer, Puger, dan Tuban. Selain
uji t yang menunjukkan nilai sebesar 0.0479
mendatangkan bahan baku lokal, PT. MAYA
dan koefisien regresi sebesar 0.230638.
MUNCAR melakukan kebijakan impor bahan
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
baku ikan lemuru dari Negara Pakistan, Cina,
dalam penelitian ini Hasil tangkapan ikan
dan India. Hal ini dilakukan karena alasan
lemuru di Kecamatan Muncar berpengaruh
untuk mempertahankan jumlah hasil produksi
positif dan signifikan terhadap hasil produksi
sarden, menstabilkan laba perusahaan dan
pengalengan ikan (sarden) di PT. MAYA
mempertahankan
MUNCAR.
pengalengan
Selanjutnya Menurut Sukirno (dalam Herawati :2008) yang
aktifitas
ikan,
produksi
serta
menghindari
pengurangan jumlah tenaga kerja.
mengatakan bahwa
Kebijakan
pengadaan
bahan
baku
tingkat produksi suatu barang dan jasa
impor dilakukan oleh PT. MAYA MUNCAR
tergantung pada variabel fungsi produksi
untuk mengatasi kelangkaan sumber daya
(jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah
alam
SDA , dan tingkat teknologi yang digunakan).
Pernyataan ini dikuatkan oleh teori dan
Dalam
baku
kebijakan perdagangan internasional menurut
merupakan modal lancar yang habis sekali
Hady (2001:14) dimana “salah permasalahan
pakai dalam proses produksi dan pendapat
pokok ekonomi internasional yaitu masalah
yang dikemukanan oleh Sukirno ini ,tidak
kelangkaan (scarcity)”. Dan kebijakan impor
membedakan pengadaan bahan baku dari
bahan
lokal atau impor yang digunakan dalam
MUNCAR dikuatkan oleh teori modern
proses produksi.
Heckscher dan Ohlin yang menjelaskan
fungsi
produksi,
bahan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
bahwa
yaitu
baku
suatu
bahan
ikan
baku
lemuru
Negara
PT.
akan
yang
lemuru.
MAYA
cenderung
hipotesis, meskipun koefisien regresi hanya
mengekspor
sebesar 23% dan 77% dipengaruhi variabel
faktor produksi relati melimpah di Negara
lainnya yang tidak diikutkan. Hal ini terjadi
tersebut, dan akan mengimpor barang yang
12
barang
ikan
menggunakan
menggunakan faktor produksi relatif langkah
atau bisa disebut dengan eksternalitas positif
(Hady, 2001:39).
bagi
Dampak dari produksi pengalengan ikan
menimbulkan bau amis dan situasi disekitar
PT. MAYA MUNCAR tahun 2012.
lokasi penyulingan minyak ikan terlihat
kehidupan
mereka
meskipun
Dari hasil penelitian menunjukkan
kumuh dan kotor. Namun masyarakat merasa
bahwa kegiatan produksi pengalengan ikan
diuntungkan, hal ini agak perbeda dengan
PT. MAYA Muncar memberikan dampak
teori eskternalitas produsen konsumen yang
internal
dikemukakan
dalam
perusahan
dan
dampak
oleh
(Mangkoesoebroto,
eksternal luar perusahan. Dampak internal
2010:121) dimana menitik beratkan pada
yang dinikmati oleh perusahaan ialah limbah
contoh ektenalitas yang bersifat negatif yaitu
kepala ekor ikan, dan limbah minyak ikan
pencemaran atau polusi yang mempengaruhi
yang diproses menjadi minyak ikan melalui
kenyaman konsumen atau masyarakat luas.
IPAL (instalasi pembuangan air limbah).
Kualitas minyak ikan dibagi menjadi
Dimana limbah minyak ikan dan limbah
2, yaitu kualitas satu dan kualitas dua.
kepala ekor ikan dijual kembali kepada
Kualitas satu adalah minyak ikan yang sangat
produsen lain.
jernih dengan harga jual Rp 75.000,00 per 30
Sedangkan
eksternal
liter atau Rp 2.500,00 per liter. Dan kualitas
perusahaan atau yang biasa disebut dengan
dua adalah minyak ikan yang kurang jernih
ekternalitas yaitu berupa limbah minyak ikan
dengan harga jual Rp 30.000,00 per 30 liter
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
atau Rp 1000,00 per liter. Minyak ikan ini
sekitar PT. MAYA MUNCAR untuk disuling
dijual ke para pengepul yang datang langsung
menjadi minyak ikan. Dari hasil penyulingan
kepada para penyuling minyak ikan. Dimana
limbah minyak ikan,
salah satu kegunaan minyak ikan ialah
mendapat
tambahan
dampak
masyarakat dapat pendapatan.
Dalam
sebagai bahan pelengkap dalam pembuatan
proses penyulingan limbah minyak ikan
pakan udang dan pakan ikan.
menimbulkan bau amis namun bau yang
Namun kegiatan penyulingan minyak
ditimbulkan diakui oleh para penyuling tidak
ikan yang berasal dari PT. MAYA MUNCAR
mengganggu kesehatan.
diakui oleh para penyuling minyak ikan tidak
Dapat
disimpulkan
bawasanya
sebanyak lima tahun yang lalu tepatnya tahun
kegiatan produksi pengalengan ikan PT.
2008, dimana PT. MAYA MUNCAR belum
MAYA Muncar memberikan dampak positif
membangun Istalasi Pembuangan Air Limbah
13
(IPAL). Istalasi Pembuangan Air Limbah
negatif terhadap produsen lainnya”. Bazar ini
(IPAL) merupakan bangunan kolam yang
merupakan
mengelolah air limbah menjadi minyak ikan,
masyarakat
sehingga air limbah tidak lagi mengalir deras
pendapatan.
di saluran pembuangan air menuju selokan –
SIMPULAN DAN SARAN
selokan dan sungai kalimati. Para penyuling
Simpulan
eksternalitas
positif
mendapatkan
dimana tambahan
minyak ikan hanya mendapatkan sebagian
Berdasarkan pembahasan yang telah
kecil air limbah yang tidak tersaring di
dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka
Istalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut (1).
Selain dampak limbah minyak ikan,
Berdasarkan hasil uji t pada variabel hasil
dampak dari kegiatan produksi pengalengan
tangkapan ikan (X1) berpengaruh positif dan
PT. MAYA MUNCAR yaitu adanya pasar
signifikan terhadap produksi pengalengan
kaget atau bazar. Pasar kaget atau bazar ini
ikan PT. MAYA MUNCAR (Y1), (2).
buka setiap hari sabtu pagi sampai siang hari.
Dampak dari kegiatan produksi pengalengan
Dimana para pedagang menjual kebutuhan
ikan PT. MAYA MUNCAR tahun 2012 ialah
rumah tangga mulai sayuran, makanan–
dampak internal berupa limbah minyak ikan
makanan kecil, barang pecah belah, sampai
dan limbah kepala ekor ikan, selain itu ada
baju. Dengan adanya pasar kaget atau bazar
dampak
yang
penyulingan limbah minyak ikan dan bazar.
berlokasi
didepan
PT.
MAYA
eksternal
perusahaan
yaitu
MUNCAR memberikan dampak yang positif
Saran
bagi
barang
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti
dagangan mereka yaitu masyarakat mendapat
dapat memberikan saran sebagai berikut: (1).
tambahan pendapatan.
Untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan di
masyarakat
yang
menjual
Kegaitan bazar ini sesuai dengan
massa mendatang diharapkan para nelaya
teori eksternalitas produsen ke produsen
Muncar tidak menggunakan alat tangkap dan
dimana
yang
bahan yang merusak habitat dan kelestarian
terhadap
ekosistem perikanan, (2). Diharapkan para
Suatu
mempunyai
kegiatan
dampak
produksi
eksternal
produsen lain. Yang dikuatkan dengan teori
nelayan,
yang dikemukakan oleh Mangkoesoebroto
Perikanan
(2010:117) yaitu “Seorang produsen dapat
(PT. MAYA Muncar), dan masyarakat umum
menimbulkan eksternalitas positif ataupun
dibawah
14
Unit
Pengelolahan
Pantai,
naungan
Pelabuhan
perusahaan-perusahaan
Dinas
Perikanan
bekerjasama untuk mengatasi pemanasan global
dengan
cara
sederhana
Hady,
yaitu
Banyuwangi
Ekonomi Ghalia
Indonesia
di pantai, (3). Pemerintah Kabupaten dan Perikanan
2001.
Internasional.Jakarta:
melakukan kerja bakti membersihan sampah
Dinas
Hamdy.
Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-Dasar
menindak
Manajemen Produksi dan Operasi.
lanjuti pencemaran air laut oleh PT. Indo
Yogyakarta: BPFE
Multi Niaga yaitu perusahaan penambangan
Herawati, Efi. Analisi Pengaruh Faktor
emas yang menyebabkan ikan – ikan mati di
Produksi
Kecamatan Muncar.
Tenaga Kerja, dan Mesin terhadap
DAFTAR PUSTAKA
produksi Glycerine pada PT. Flora
-.Pencemaran
Laut
Muncar.
Sawita
Modal,
Chemindo
(http://banyuwangi.asia/posttag/socio
(www.google.com,
logy/muncar. diakses 1 Desember
Desember 2012).
2012)
Bahan
Baku,
Medan.
diakses
22
Irawan dan Suparmoko. 2010. Ekonomika
Abowei, J.F.N dan Tawari. Some Basic
Pembangunan. Yogyakarta: DPFE
Principles of Fish processing in Nigeria,Vol.3,
Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi
No.6.
(www.google.com,
diakses
Publik. Yogyakarta: BPFE.
22
Mankiw, Gregory N . 2004. Principles Of
Desember 2012).
Economics. Jakarta: Salemba Empat.
Adwyah, Rabiatul. 2008. Pengelolaan dan
Syamsuddin, Lukman. 2001. Manajemen
Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi
Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua.
Aksara.
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Arsyad,
Lincolin.
2004.
Ekonomi
Undang-Undang No 18. 2011. Tentang
Pembangunan. Yogyakarta: YKPN Ernawati, Tri
dan
Bambang.
Pedoman Umum Minapolitan.
Fluktuasi
Wulandari, Dyah Agustin. Dkk. Kualitas
Bulanan Hasil Tangkapan Centrang
Mutu Bahan Mentah dan Produksi
yang
Pelabuhan
Akhir pada Unit Pengalengan Ikan
Perikanan Pantai Tegal Sari, Kota
Sardine di PT.Karya Manunggal
Tegal,
Prima Sukses Muncar Banyuwangi,
Berbasis
di
Vol.15,
(www.google.com,
No.1, diakses
22
Vol.2,
Desember 2012).
No.1,
(www.google.com,
diakses 22 Desember 2012
15
16
17