PENGARUH HARGA TIMAH DAN DOWN PAYMENT TERHADAP TUNGGAKAN ANGSURAN KONSUMEN PADA PT. KEMBANG 88 MULTIFINANCE CABANG BANGKA ELVI ROYANI FERY PANJAITAN LONA MIRANDA JURUSAN AKUNTANSI - STIE IBEK The purpose of the study was to determine the effect of Tin Price and Down Payment to the Consumer Installment Arrears existing in PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. This study goes with quantitative data analysis ; linear regression and determination by using primary and secondary data. Based on the results simultaneously using the F test and found the F-count value of 72.894> F-table value of 3.16, where there is significant influence between Tin Price and Down Payment to the Consumer Installment Arrears existing in PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. On partial results using the t test for b1 and find the t-countvalue of 4.750 > t-table value of 2.00247, where there is significant influence between Tin price on Consumer Installment Arrears. Also on partial results using the t test for b2 find the t-countvalue of 10.262 > t-table value of 2.00247, where there is significant influence between Down Payment on Consumer Installment Arrears. The coefficient determination (R2) value is 71.9%. Keywords: Tin Price, Down Payment, Consumer Installment Arrears
Kendaraan Bermotor) roda empat kepada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Karena sebagian besar konsumen PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka yang melakukan kegiatan anjak piutang dan pembiayaan konsumen bermata pencaharian timah, maka fluktuasi harga timah sangat berpengaruh terhadap proses pembayaran angsuran pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Semakin tinggi harga timah mengakibatkan proses pembayaran angsuran berjalan dengan baik, sedangkan ketika harga timah menurun dampaknya terjadi tunggakan angsuran. Besar kecilnya jumlah down payment yang dikeluarkan oleh pihak konsumen juga mempengaruhi pembayaran angsuran konsumen. Jika semakain besar jumlah down payment yang dikeluarkan, maka semakin kecil kemungkinan terjadinya tunggakan angsuran konsumen dan sebaliknya. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada
Latar Belakang Perusahaan multifinance merupakan salah satu jenis usaha yang sedang berkembang pesat saat ini. Masyarakat maupun perusahaan telah banyak menggunakan jasa daripada perusahaan multifinance. Dimana perusahaan multifinance ini sangat berperan dalam menggerakan roda perekonomian, salah satunya PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka yang berperan dalam pembiayaan konsumen dan anjak piutang.Pembiayaan konsumen adalah suatu kegiatanmeminjamkan uang kepada konsumen untuk memperoleh uang kepada pihak perusahaan agar dapat menunjang kemajuan usaha bisnisnya. Sedangkananjak piutang yang diperkenalkan PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka bertindak sebagai pihak ketiga yang menjembatani pihak penjual dan pihak pembeli, dalam hal ini adalah transaksi jual beli kendaraan roda empat. Pembiayaan konsumen dan anjak piutang dapat terlaksana dengan caramenjaminkan BPKB (Buku Pedoman
1
2
PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka dengan judulPengaruh Harga Timah dan Down Payment terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen padaPT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Tujuan Penelitian yang penulis lakukan pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangkaadalah untuk mengetahui pengaruhharga timah terhadap tunggakan angsuran konsumen, pengaruhdown payment terhadap tunggakan angsuran konsumen, danbagaimana pengaruh harga timah dan down payment terhadap tunggakan angsuran konsumen. Batasan masalah pada penelitian ini adalahpengaruh harga timah dan down payment terhadap tunggakan angsuran konsumen yang dihadapi oleh PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. LANDASAN TEORI Pengertian Akuntansi Menurut Sugiarto (2007) secara luas akuntansi didefinisikan sebagai berikut : “Proses pencatatan, pengukuran dan penyimpanan, informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan”. Warren dkk. (2005) mendefinisikan : Akuntansi sebagai suatu sistem informasi. Sistem informasi merupakan bagian dari sistem bisnis keseluruhan di era informasi.Dengan demikian akuntansi dibutuhkan di setiap denyut bisnis di era informasi ini. Dari beberapa definisi akuntansi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, pengiktisaran, dan pelaporan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yangberhubungan dengan uang, agar mudah dimengerti oleh penggunanya dalam pengambilan suatu keputusan. Kegunaan dan Pengguna Akuntansi Kegunaan Akuntansi menurut Michell Suharli (2006) adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan informasi ekonomis suatu perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit yang tepat. 2. Menjadi media komunikasi bisnis antara manajemen dan pengguna eksternal mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dan arus kas perusahaan. 3. Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan menghasilkan laba dan arus kas perusahaan. 4. Menjadi bentuk pertanggung jawaban manajemen (stewardship) kepada para pemilik perusahaan. 5. Menjadi gambaran kondisi perusahaan dari satu periode ke periode berikut mengenai pertumbuhan/kemunduran dan memungkinkan untuk diperbandingkan dengan perusahaan lain pada industri sejenis. Pengguna informasi akuntansi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Pengguna internal Adalah mereka yang menghasilkan keputusan yang berakibat langsung kepada operasional perusahaan, misalnya dewan komisaris, dewan direksi, manajer kunci dan karyawan perusahaan. 2. Pengguna eksternal Adalah mereka yang menghasilkan keputusan terkait dengan hubungan mereka dengan perusahaan, misalnya investor, kreditor, fiskus, pemerintah, pemasok, pelanggan, peneliti dan komunitas terkait. Prinsip Akuntansi Akuntansi mengenal 4 (empat) prinsip utama Michell Suharli (2006) yaitu : 1. Prinsip biaya (cost principles) Prinsip biaya menekankan harta (assets) dicatat pada biaya perolehannya.Prinsip biaya digunakan karena relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).
3
2. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition) Prinsip pengakuan pendapatan menekankan bahwa pendapatan harus diakui saat periode pendapatan itu terjadi. 3. Prinsip penandingan biaya-pendapatan (matching principles) Prinsip penandingan pendapatan dan biaya menekankan pengakuan pendapatan harus ditandingkan dengan beban terkait dalam satu periode yang sama. Dengan demikian beban (expense), sebagai biaya kadaluarsa (expired cost) karena upaya menghasilkan pendapatan (revenue producing activities), diakui pada periode yang sama dengan pendapatan yang diupayakan tersebut. 4. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principles) Prinsip pengungkapan penuh membutuhkan lingkungan dan peristiwa yang membuat sebuah perbedaan keputusan bagi pengguna laporan keuangan harus diungkapkan. Tujuan prinsip ini untuk menyediakan informasi yang memungkinkan untuk memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan. Pengertian Harga Timah Harga adalah nilai barang atau jasa yang diuangkapkan dalam satuan rupiah atau satuan uang lainnya. Sedangkan harga timah dipasaran adalah nilai yang dibebankan kepada pembeli dan penjual timah menurut ketentuan yang berlaku sesuai globalisai pasar. Dalam hal ini harga timah dipasaran merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari jenis dan bentuk timah. Menurut Tjiptono (2008). Harga adalah :“Sesuatu yang merupakan permasalahan dalam dunia usaha, karena itu penetapan harga harus memperhatikan faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung”. Faktor yang mempengaruhi secara langsung
adalah bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran. Sedangkan faktor yang tidak langsung adalah harga jual produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing, potongan untuk para penyalur,dan konsumen. Tujuan pokok penentuan harga timah dipasaran adalah sebagai berikut : 1. Menjadikan komoditas Indonesia sebagai acuan harga secara internasional. 2. Menjadi pasar komoditas primer Indonesia yang efisien dan transparan. 3. Peningkatan penerimaan royalti timah. Metode Penetapan Harga Menurut Hermawan (2006) ada beberapa metode penetapan harga yang dapat dilakukan budgeter dalam perusahaan, yaitu : 1. Metode Taksiran Perusahaan yang baru berdiri biasanya memakai metode ini.Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan instink saja walaupun market survey telah dilakukan.Biasanya metode ini digunakan oleh para pengusaha yang tidak terbiasa dengan data statistik.Penggunaan metode ini sangat murah karena perusahaan tidak memerlukan konsultan untuk surveyor.Akan tetapi tingkat kekuatan prediksi sangat rendah karena ditetapkan oleh instink. 2. Metode Berbasis Pasar a. Harga pasar saat ini Metode ini dipakai apabila perusahaan mengeluarkan produk baru, yaitu hasil modifikasi dari produk yang lama. Perusahaan akan menetapkan produk baru tersebut seharga dengan produk yang lama. Penggunaan metode ini murah dan cepat.Akan tetapi pangsa pasar yang didapat pada tahun pertama relatif kecil karena konsumen belum mengetahui profil produk baru perusahaan tersebut, seperti kualitas, rasa, dan sebagainya. b. Harga pesaing
4
Metode ini hampir sama dengan metode harga pasar saat ini. Perbedaannya menetapkan harga produknya dengan mereplikasi langsung harga produk perusahaan saingannya untuk produk yang sama berkaitan. Dengan metode perusahaan berpotensi mengalami kehilangan pangsa pasar karena dianggap sebagai pemalsu.Ini dapat terjadi apabila produk perusahaan tidak mampu menyaingi produk pesaing dalam hal kualitas, ketahanan, rasa, dan sebagainya. c. Harga pasar yang disesuaikan Penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan pada faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut dapat berupa antisipasi terhadap inflasi, nilai tukar mata uang, suku bunga perbankan, tingkat keuntungan yang diharapkan, tingkat pertumbuhan ekonomi nasional atau internasional, siklus dalam trendi dan model, perubahan cuaca dan sebagainya.Faktor internalnya yaitu kemungkinan kenaikan gaji dan upah, peningkatan efisiensi produk atau operasi, peluncuran produk baru, penarikan produk lama dari pasar dan sebagainya. 3. Metode Berbasis Biaya a. Biaya penuh plus tambahan tertentu Dalam metode ini budgeter harus mengetahui berapa proyeksi biaya penuh untuk produk tertentu. Biaya penuh maksudnya biaya yang dikeluarkan atau dibebankan sejak bahan baku mulai diproses sampai produk jadi siap dijual. b. Biaya variabel plus tambahan tertentu Dengan metode ini budgeter menggunakan basis biaya variabel. Proyeksi harga diperoleh dengan menambahkan mark-up laba yang diinginkan. Mark-up yang diinginkan pada metode ini lebih tinggi dari mark-up dengan basis full cost. Hal
ini disebabkan biaya variabel selalu lebih rendah daripada full cost. Penyesuaian-Penyesuaian Khusus Terhadap Harga Menurut Tjiptono (2008) ada beberapa penyesuaian-penyesuaian khusus terhadap harga, yaitu : 1. Diskon Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dan pembeli yang menyenangkan bagi penjual. 2. Allowance Seperti halnya dengan diskon, allowance juga merupakan pengurangan dan harga menurut daftar (list price) kepada pembeli karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu yang dilakukan pembeli. 3. Penyesuaian geografis (Geographical Adjustment) Penyesuaian geografis merupakan penyesuaian terhadap harga yang dilakukan oleh produsen atau juga wholesaler sehubungan dengan biaya transportasi produk dan penjual ke pembeli. Biaya transportasi ini merupakan salah satu unsur yang penting dalam biaya variabel total, yang tentunya akan menentukan harga akhir yang harus dibayar oleh pembeli. Strategi Penetapan Harga Secara garis besar menurut Tjiptono (2008) strategi penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok yaitu : 1. Strategi penetapan harga produk baru. 2. Strategi penetapan harga produk yang sudah mapan. 3. Strategi fleksibilitas harga. 4. Strategi penetapan harga line produk. 5. Strategi leasing. 6. Strategi bundling-princing. 7. Strategi kepemimpinan harga. 8. Strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar.
5
3. Untuk mengikat terjadinya transaksi pembelian. Faktor–Faktor YangMempengaruhi Harga Timah Berdasarkan tabel 1 pengiriman timah ke Batavia, 1717-1804 Mary F. S. H (2009) setelah tahun 1804, tidak ada data pengiriman timah. Sebelum tahun ini naik turunnya pengiriman timah diakibatkan oleh penyelundupan dan perompakan; cuaca buruk atau wabah penyakit; penolakan Belanda untuk membeli dan membayar timah yang dikirim (karena kekurangan perak); naik turunnya permintaan diTiongkok, dan menurut laporan Hemmy pada tahun 1783 karena kebijakan Sultan mengganti Tikos atau Congsee Tionghoa dengan orang-orang pengikutnya. Sumber: Schuurmann (1898), didasarkan pada data resmi di ARA. Berat dan bentuk-bentuk timah juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga timah dipasaran, diantaranya timah berbentuk biji, balok, lempengan, logam. Mary F. S. H (2009) perusahaan timah membuat sejumlah usaha untuk menganekaragamkan aktivitasnya. Selain kaolin dan kwarsa, juga memasarkan produk timah lainnya, dan Indonesia juga telah masuk ke dalam kegiatan “hilir”, produksi plat timah (di Cilegon, Jawa Barat) dan logam campuran atau produkproduk kimia yang berasal dari timah. Pengertian Down Payment Wareen dkk. (2005) menyatakan bahwa : “Uang muka merupakan pos yang pertama kali dicatat sebagai aktiva, tetapi diharapkan menjadi beban dikemudian hari atau selama operasi normal bisnis di suatu perusahaan”. Tujuan Down Payment Adapun tujuan dari down payment adalah sebagai berikut : 1. Memperkecil pokok hutang, jumlah pinjaman atau angsuran konsumen. 2. Sebagai tanda jadi transaksi pembelian.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Down Payment Adapun faktor-faktor yang mempengaruhidown payment meliputi konsep Menurut Riyanto (2003) menyatakan down payment 5C adalah sebagai berikut : 1. Character Merupakan data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. 2. Capacity Merupakan suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari multifinance. Jadi jelaslah maksud penilaian dari terhadap capacity ini untuk menilai sampai sejauh mana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasinya tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 3. Condition of economy Kredit yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur. 4. Capital Adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugilaba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan. 5. Collateral Adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya.
6
Pengertian Kredit Menurut Suharno (2003) kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan yang dilihat dari sisi bank adalah suatu keyakinan bahwa uang yang diberikan akan dapat dikembalikan tepat pada waktunya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak yang tertuang dalam akte perjanjian kredit. Keyakinan tersebut berdasarkan suatu studi kelayakan usaha masingmasing debitur yang dibiayai. Pengertian Kredit menurut Muchdarsyah dalam buku Suharno (2003) adalah “Pemberian prestasi oleh suatu pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada masa tertentu yang akan datang disertai dengan contra prestasi berupa bunga”. Kredit Berdasarkan Waktu Pencairan 1. Kredit tunai (Cash credit) Dimana pencairan dilakukan dengan tunai atau pemindah bukuan kedalam rekening debitur. 2. Kredit tidak tunai (Non cash kredit) Kredit tidak tunai kredit yang tidak menyebabkan bank mengeluarkan uang.Artinya kredit tidak dibayar saat pinjaman dibuat. Termasuk dalam penggolongan ini, misalnya : a. Garansi Bank Adalah jaminan yang diberikan dalam bentuk surat oleh pihak bank atau bukan bank yang mengakibatkan kewajiban membayar kepada pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajiban. b. Letter Of Credit (L/C) Fasilitas Letter Of Credit (L/C) diberikan kepada nasabah untuk memperlancar pelaksanaan transaksi arus barang terutama transaksi perdagangan internasional.Menurut Ramlan Ginting (2000) L/C berdasarkan fungsi, terdiri dari dua
klasifikasi yaitu L/C sebagai alat pembayaran dan L/C sebagai alat penjaminan. Penyebab Kredit Macet Penyebab terjadinya kegagalan kredit dapat berasal dari dalam bank maupun pihak luar bank. Mahmoeddin (2001) Sehingga penyebab terjadinya kredit macet adalah kurang cakapnya pihak pengelola kredit, lemahnya monitoring penggunaan kredit dan adanya itikad yang kurang baik dari debitur. Untuk mengetahui apakah suatu kredit dikatakan bermasalah atau macet didasarkan pada kolektibilitas kreditnya. Menurut Hessel N. S. Tangkilisan (2003) kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran dan bunga kredit oleh debitur serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana tersebut. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Angsuran Konsumen Adapun yang mempengaruhi angsuran konsumen menurut Faried Wijaya (1991), sebagai berikut : 1. KualitasFinance Kualitas atau yang biasa disebut dengan mutuyang menurun dapat menyebabkan kekecewaan pada diri konsumen sehingga mereka bisa berpaling kepada finance lain yang mutunya lebih baik. 2. Selera konsumen Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat, bila mana selera konsumen terhadap suku bunga yang diberikan perusahaan lebih rendah dibandingkan perusahaan lain, maka tunggakan angsuran konsumen akan menurun. 3. Kualitas pelayanan terhadap konsumen Kualitas pelayanan kepada konsumen merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar angsuran terhadap usaha dimana tingkat persaingan semakin tajam.Dengan adanya pelayanan yang baik sehingga dapat meningkatkan angsuran konsumen. 4. Karakter konsumen
7
Karakter konsumen sangat menentukan sifat-sifat konsumen terhadap angsuran, baik dan buruk karakter konsumen bisa dilihat dari carapembayaran angsuran pada perusahaan tersebut. 5. Persaingan menurunkan suku bunga Kecilnya suku bunga dapat diberikan dengan tujuan agar angsuran dan keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya.Potongan angsuran tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu dengan syarat– syarat tertentu pula. Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing) Pengertian sewa guna usaha sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KNK.01/1991 adalah : “kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha di mana lesse pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha”. Ketentuan Mengenai Leasing Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di Indonesia setelah keluar surat keputusan bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Nomor Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/I/74 tanggal 7 Februari 1974 tentang perizinan usaha leasing di Indonesia. Wewenang untuk memberikan usaha leasing dikeluarkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan Nomor 649/MK/IV/5/1974 tanggal 6 Mei 1974 yang mengatur mengenai ketentuan
tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia. Perkembangan selanjutnya adalah dengan keluarnya kebijaksanaan Deregulasi 20 Desember 1988 (Pakdes 20 1988) yang isinya mengatur tentang usaha leasing di Indonesia dan dengan keluarnya kebijaksanaan ini, maka ketentuan mengenai usaha leasing sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi. Kemudian dalam Keppres Nomor 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 diperkenalkan adanya istilah pembiayaan, yaitu kegiatan pembiayaan dalam bentuk dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat luas. Kegiatan Leasing Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara satu perusahaan leasing dengan perusahaan leasing lainnya dapat berbeda. Di dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 November 1991, kegiatan leasing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee (finance lease) 2. Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee (operating lease). Jenis-Jenis Perusahaan Leasing Adapun jenis-jenis perusahaan leasingmenurut Kasmir (2009) adalah sebagai berikut : 1. Independent leasing Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus sebagai supplier atau membeli barang-brang modal dari supplierlain untuk dileasekan. 2. Captive lessor Dalam perusahaan leasing jenis ini, produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing dan yang mereka leasekan adalah barang-barang milik mereka sendiri.Tujuan utamanya adalah
8
untuk dapat meningkatkan penjualan sehingga mengurangi penumpukan barang di gudang/toko. 3. Lease broker Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lessee untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk dileasekan. Jadikan dalam hal ini lease brokerhanya sebagai perantara antara pihak lessor dengan pihak lease. Kerangka Berpikir Gambar Kerangka Berpikir Harga Timah (X1) Down Payment (X2)
Tunggakan Angsuran Konsumen (Y)
Sumber: Diolah sendiri Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan diatas, dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini yaitu : Hipotesis 1: H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari harga timah terhadap tunggakan angsuran konsumen. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari harga timah terhadap tunggakan angsuran konsumen. Hipotesis 2: H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari down payment terhadap tunggakan angsuran konsumen. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari down payment
terhadap tunggakan konsumen.
angsuran
Hipotesis 3: Tidak terdapat pengaruh yang H0 : signifikan secara simultan antara hargatimah dan down paymentterhadap tunggakan angsuran konsumen. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara harga timah dan down payment terhadap tunggakan angsuran konsumen. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai dengan Juni 2014, sedangkan lokasi penelitian dilakukan di PT. Kembang 88 MultifinanceCabang Bangka yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta Kelurahan Bukit Besar Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan skripsi ini penulis berusaha mengumpulkan data sebanyak dan seakurat mungkin dengan cara melakukan penelitian dan mencari informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut : a. Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan yaitu riset yang dilakukan dengan mendatangi secara langsung perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam rangka memperoleh data yang diperlukan, dalam hal ini perusahaan yang menjadi objek adalah PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Dalam riset ini peneliti menggunakan dua cara yaitu : 1. Pengamatan (Observasi)
9
Dengan pengamatan penelitian memperoleh data dan informasi langsung melalui pengamatanpengamatan atas hal-hal yang ada pada perusahaan PT. Kembang 88 MultifinanceCabang Bangka. Dalam hal ini peneliti dapat menilai langsung secara objektif dalam memilih data-data yang akan digunakan. 2. Wawancara (Interview) Setelah penulis memperoleh datadata dari perusahaan PT. Kembang 88 MultifinanceCabang Bangka, penulis juga menggali informasi yang lebih mendalam dengan melakukan tanya jawab langsung dengan karyawan (bagian kepala administrasi) dan beberapa staf ahli. Pada kesempatan ini penulis menekankan informasi mengenai harga timah, down payment dantunggakan angsuran konsumen. b. Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan yaitu suatu pengumpulan data dengan jalan membaca buku, referensi, literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis teliti. Guna mendapatkan teori-teori yang dapat dipergunakan sebagai bahan peralatan analisis data yang tersedia. Buku-buku yang digunakan diantaranya buku akuntansi dan buku-buku lainnya yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Data Primer (Primary Data) dan Data Skunder (Secondary Data). a. Data Primer (Primary Data) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung oleh penulis dengan melakukan penelitian dan peninjauan langsung keperusahaan PT. Kembang 88 MultifinanceCabang Bangka yang menjadi objek yang diteliti baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Data-
data primer diantaranya adalah harga timah yang beracuan pada sumber WBMS World of Metal Statistic, LME dan ITRI, jumlah down payment, dan jumlah tunggakan angsuran konsumen pada periode tahun 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013. Selain itu juga data perusahaan mengenai visi dan misi, struktur organisasi, dan kegiatan operasional perusahaan. b. Data Skunder (Secondary Data) Data skunder, yaitu data yang sumbernya bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis, akan tetapi melalui buku-buku, arsip, literatur, serta riset pada perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian laporan akhir. Data skunder ini merupakan data yang didapat melalui informasi yang sudah jadi, berupa publikasi. Data-data skunder yang berhasil penulis kumpulkan adalah sebagai berikut : 1. Buku literatur tentang akuntansi 2. Buku tentang harga 3. Buku tentang kredit 4. Referensi lain tentang akuntansi yang berhubungan dengan tunggakan angsuran konsumen. Variabel Operasional Definisi variabel operasional merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur, menganalisa data-data yang telah dikumpulkan oleh penulis. Dengan menggunakan analisa dibutuhkan beberapa variabel penelitian. Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 variabel yaitu : a. Variabel Bebas (independen) Untuk variabel bebas (independen) yaitu harga timah (X1) dan down payment (X2). b. Variabel Terikat (dependen)
10
Sedangkan variabel terikat (dependen) yaitu tunggakan angsuran konsumen (Y).
Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data-data yang diperoleh dalam rangka memecahkan pokok permasalahan dalam penelitian ini, penulis melakukan pengujian dengan SPSS yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh harga timah dan down payment terhadap tunggakan angsuran konsumen pada PT. Kembang 88 MultifinanceCabang Bangka dengan metode analisis data yaitu: a. Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif merupakan metode analisis dengan menggunakan atau dengan cara mengumpulkan, menyajikan data yang diperoleh dari objek penelitian dengan menggunakan angka-angka perhitungan untuk mengetahui antara variabel yang satu dengan yang lain. b. Analisis Regresi Berganda Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dilakukan analisis regresi linier berganda dengan formula sebagai berikut Sanusi, Anwar (2003) : Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana : a : nilai konstanta b1b2 : koefisien regresi dari variabel X1 dan X2 Y : TunggakanAngsuran Konsumen(variabel dependen) X1 : Harga Timah (variabel independen) X2 : Down Payment (variabel independen) e : error c. Analisis Determinasi (r2)
Dari nilai korelasi sederhana yang telah diketahui selanjutnya dapat dilakukan perhitungan lebih lanjut dengan koefisiensi determinasi, yaitu untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus determinasi sederhana dapat ditulis sebagai berikut : Kd = R2 = r2 x 100%
Keterangan : Kd = R2 = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi Pengujian Hipotesis Uji t (uji parsial) Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel coefficient.Nilai dari uji t-test dapat dilihat dari p-value lebih kecil level of significant yang ditentukan, atau t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel. Uji F (uji simultan) Uji F dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama (simultan) variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F-test menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika P-value (pada kolom sig) lebih dari level of significant yang ditentukan, atau F-hitung (pada kolom F) lebih besar dari F-tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Koefisien Determinasi (R2) Dari tabel diperoleh koefisien determinasi (r-square) sebesar 0,719. Nilai ini dapat didefinisikan bahwa 71,9% variabel Tunggakan Angsuran Konsumen dapat dijelaskan oleh Harga Timah danDown Paymentsecara bersama-sama,
11
sisanya 28,1% oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Tabel Model Summaryb Model 1
R
R Square
,848a ,719
Adjusted R Square ,709
Std. Error of the Estimate 6096505,911
a. Predictors: (Constant),Down payment, Harga timah b. Dependent Variable: Tunggakan angsuran konsumen Sumber : Data diolah peneliti Persamaan Regresi Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan computer program software SPSS versi 20 dan buku panduan Singgih Santoso (2012),diperoleh nilai persamaan regresi linier berganda antara variabel bebas X, yaitu Harga Timah(X1) dan Down Payment(X2), sedangkan variabel terikat yaitu nilai dari Tunggakan Angsuran Konsumen(Y). Untuk lebih jelasnya nilai-nilai dari koefisien masingmasing variabel dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t 1 (Constant) 34392118,919 5906492,666 5,823 Harga_Timah 544,748 198,106 ,204 4,750 Down_Payment ,063 ,006 ,761 10,262
Sig. ,000 ,008 ,000
a. Dependent Variable: Tunggakan angsuran konsumen Sumber : Data diolah peneliti Dari tabel koefisien tersebut di atas, maka nilai persamaan regresi berganda dapat dituliskan sebagai berikut : Y=a+b1X1+b2X2 Y=34392118,919+544,748X1+,063X2 (0,000)(0,008)(0,000) Angka-angka yang terdapat di dalam kurung adalah merupakan besarnya
nilai signifikan dari masing-masing variabel bebas dimana koefisien regresi <α (0,05) berarti berpengaruh signifikan variabel Harga Timah (X1) dan Down Payment (X2) nilainya adalah positif, artinya hubungan tersebut dengan Tunggakan Angsuran Konsumen(Y) adalah searah, sehingga apabila variabelvariabel bebas tersebut mengalami kenaikan, maka nilai variabel terikat juga akan mengalami penurunan atau sebaliknya. Sedangkan nilai intersep dan nilai koefisien dari masing-masing variabel diantaranya Harga Timah (X1), Down Payment (X2), dan Tunggakan Angsuran Konsumen(Y) dalam persamaan di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Intersep : 34392118,919menyatakan bahwa jika tidak ada variabel Harga Timah (X1) dan Down Payment (X2) maka Tunggakan Angsuran Konsumen adalah 34392118,919satuan. 2. Untuk Harga Timah (X1) : 544,748 artinya apabila variabel Harga Timah meningkat 1 satuan maka akan menurunkan Tunggakan Angsuran Konsumen sebesar 544,748 satuan. 3. Untuk Down Payment (X2) : 0,063 artinya apabila variabel Down Payment meningkat 1 satuan maka akan menurunkan Tunggakan Angsuran Konsumen sebesar 0,063 satuan. Uji t untuk b1 dilakukan untuk menguji hipotesa pertama, yaitu: H0 : diduga tidak terdapat pengaruh Harga Timah terhadap Tunggakan Angsuran Konsumenpada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. H1 : diduga terdapat pengaruh Harga Timah terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen. Jika nilai sign < 0,05, maka keputusannya H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan membandingkan t-hitung> t-tabel maka keputusannya H0 ditolak dan H1 diterima.
12
VariabelHarga Timah(X1) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
1
(Constant) Harga_Timah
B
Std. Error
34392118,919 5906492,666 544,748
198,106
Standardized Coefficients Beta ,204
t
Sig
5,823 ,000 4,750 ,008
a. Dependent Variable: Tunggakan_Angsuran Sumber : Data diolah peneliti Dari tabel diatas diperoleh persamaan regresi Y = 34392118,919 + 544,748 X1. Persamaan ini menjelaskan bahwa setiap peningkatan 1 satuan Harga Timah akan menurunkan Tunggakan Angsuran Konsumen sebesar 544,748 satuan. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai t-hitung sebesar 4,750sedangkan t-tabel dengan derajat bebas 57 pada (0.05) sebesar 2,00247 Dengan demikian t-hitung (4,750) > t-tabel (2,00247), sehingga jelas H0 ditolak dan H1 diterima atau jika melihat nilai sign sebesar 0,008 Dengan demikian keputusannya jelas H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Harga Timah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen. Pengujian uji t adalah pemahaman tentang hubungan kondisional secara parsialvariabelHarga Timah terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen. Substansinya, bila Harga Timahyang bersumber pada WBMS World of Metal Statistic, LME dan ITRI baik maka Tunggakan Angsuran Konsumenyang dihasilkan akan menurun. Hubungan kondisional antara Harga Timah dengan Tunggakan Angsuran Konsumendapat diartikan sebagai suatu kondisi dinamis dalam melaksanakan kebijakan sesuai dengan peraturan dan tata
cara kerja di pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Dalam konteks ini, Tunggakan Angsuran Konsumenyang didasarkan pada penelitian yang obyektif terhadap Harga Timah yang bersumber pada WBMS World of Metal Statistic, LME dan ITRI dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk nilai jual untuk memacu Tunggakan Angsuran Konsumen pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Uji t untuk b2 dilakukan untuk menguji hipotesa kedua, yaitu : H0 : diduga tidak terdapat pengaruh Down Payment terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen. H1 : diduga terdapat pengaruh Down Payment terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen. Jika nilai sign < 0,05, maka keputusannya H0 ditolak dan H1 diterima atau jika t-hitung>t-tabel maka keputusannya H0 ditolak dan H1 diterima. VariabelDown Payment(X2) Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Model B Std. Error Coefficients t Sig 1 (Constant) 34392118,919 5906492,666 5,823 ,000 Down_Payment ,063 ,006 ,761 10,262 ,000 a. Dependent Variable: Tunggakan_Angsuran Sumber :Data diolah peneliti Dari tabel diatas diperoleh persamaan regresi Y = 34392118,919 + 0,063 X2. Persamaan ini menjelaskan bahwa setiap peningkatan 1 satuan Down Payment akan menurunkan Tunggakan Angsuran Konsumen sebesar 0,063 satuan. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai t-hitung sebesar 10,262 sedangkan t-tabel dengan derajat bebas 57 pada (0.05) sebesar 2,00247 Dengan demikian t-hitung (10,262) > t-tabel (2,00247), sehingga jelas H0 ditolak dan H1 diterima atau dari hasil perhitungan dan pengolahan data diperoleh
13
nilai sign sebesar 0,000 Dengan demikian keputusannya jelas H0 ditolak dan H1diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Down Payment mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen. Pengukuran uji t merupakan pemahaman tentang hubungan kondisional secara parsial variabel Down Payment terhadap perusahaan pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Substansinya, bila Down Payment yang ditunjukkan oleh konsumen baik maka akan membuat sinergitas perusahaan PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka meningkat dan Tunggakan Angsuran Konsumenyang dihasilkan akan menurun. Hubungan kondisional antara Down Payment dengan Tunggakan Angsuran Konsumen dapat diartikan sebagai suatu kondisi dinamis dalam melaksanakan pekerjaan serta peningkatan sumber daya manusia yang memandang betapa pentingnya Down Payment pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Dalam konteks ini, Tunggakan Angsuran Konsumen yang didasarkan pada penelitian yang objektif terhadap Down Payment PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk nilai untuk memacu Tunggakan Angsuran Konsumen. Uji F dilakukan untuk menguji hipotesa ketiga, yaitu : H0 : diduga tidak terdapat pengaruh Harga Timah dan Down Payment secara bersama-sama terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen. H1 : diduga terdapat pengaruh Harga Timah dan Down Payment secara bersama-sama terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen. Jika nilai sign < 0,05, maka keputusannya H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan membandingkan F-hitung>F-tabel maka keputusannya H0ditolak dan H1 diterima.
VariabelHarga Timah(X1) danDown Payment(X2)terhadapTunggakan Angsuran Konsumen(Y)ANOVAa Model
Sum of Squares Df
Mean F Sig. Square 1 Regression 5418556827770 2709278413 2 72,894 ,000b 017,000 885008,000 Residual 2118540906455 3716738432 57 494,000 3780,610 Total 7537097734225 59 512,000
a. Dependent Variable: Tunggakan angsuran konsumen b. Predictors: (Constant), Down payment, Harga timah Sumber : Data diolah peneliti Setelahdilakukan perhitungan dengan menggunakan program SPSS Versi 20 Singgih Santoso (2012)diperoleh nilai F-hitung 72,894 seperti terlihat pada tabel di atas,sedangkan harga kritis nilai F-tabel dengan derajat bebas pembilang 2 dan penyebut 57 pada (0,05) sebesar 3,16,dengan demikian F-hitung (72,894) > Ftabel (3,16),sehingga jelas H0 ditolak dan H1 diterima demikian juga jika menggunakan membandingkan nilai sign sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama Harga Timah dan Down Payment berpengaruh signifikan terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen. Pengukuran uji F untuk mengetahui tentang hubungan kondisional variabel Harga Timah dan Down Paymentsecara bersama-sama terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Dalam konteks ini, bila Harga Timah yang ditunjukkan itu baik serta didukung dengan tingkat Down Payment yang tinggi maka Tunggakan Angsuran Konsumenyang dihasilkan akan menurun. Hubungan kondisional antara Harga Timah dan Down Payment dengan Tunggakan Angsuran Konsumen menurun dapat diartikan sebagai suatu kondisi dinamis dalam melaksanakan kebijakan sumber daya manusia yang memandang betapa pentingnya peranan Harga
14
Timahdan Down Payment pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. Dalam konteks ini, Tunggakan Angsuran Konsumen yang didasarkan pada penelitian yang objektif terhadap Harga Timah danDown Payment pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk pendekatan untuk memacu Tunggakan Angsuran Konsumen. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan masalah mengenai Pengaruh Harga Timah dan Down Paymentterhadap Tunggakan Angsuran Konsumen pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari Uji t yang dilakukan terhadap variabel Harga Timah secara parsial, ternyata Harga Timah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen Pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka,ini diketahui bahwa nilai t-hitung (4,750)lebih besar dari t-tabel (2,00247). 2. Dari Uji t yang dilakukan terhadap variabel Down Paymentsecara parsialdiketahui bahwa nilai t-hitung (10,262)lebih besar dari t-tabel (2,00247)yang berarti bahwa variabel Down Payment secara parsialmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen Pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka. 3. Dari Uji F yang dilakukan diketahui bahwa nilai F-hitung(72,894) lebih besar dari F-tabel(3,16) yang berarti bahwa variabel Harga Timah danDown Payment secara simultan atau bersamasamamempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Tunggakan Angsuran Konsumen Pada PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka.
Saran 1. Harga Timah yang berfluktuasi menjadikan salah satu acuan pembayaran anjak piutang dan pembiayaan konsumen terutama bagi masyarakat yang bermata pencaharian atau berpenghasilan timah, untuk itu perusahaan PT. Kembang 88 Multifinance Cabang Bangka lebih berhati-hati dan tegas terhadap konsumen dalam melakukan anjak piutang dan pembiayaan agar tidak terjadi tunggakan angsuran konsumen. 2. Penetapan Down Payment (Uang Muka) yang telah ditentukan oleh kebijakan pemerintah dimana setiap tahun selalu mengalami perubahan mulai dari 10% sampai dengan 25% dari harga penjualan serta diikuti dengan tingkat suku bunga bank hendaknya dilaksanakan, guna mengurangi terjadinya tunggakan angsuran konsumen. 3. Untuk para akademisi yang akan melakukan penelitian yang sama disarankan untuk menambah indikator variabel lainnya yang tidak penulis masukan dalam penelitian ini.
15
DAFTAR PUSTAKA Fandy Tjiptono. “Strategi Pemasaran”, Edisi III, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2008. Ginting Ramlan, 2000,“Letter of Credit”: tinjauan aspek hukum dan bisnis, Edisi pertama. Jakarta : Salemba Empat. 2jil.:26cm. Kartajaya, Hermawan, Seri 9 “Elemen Marketing, On. Service”, Penerbit MarkPlus&CO dan PT Mizan Media, Bandung, 2006. Kasmir.”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi, PT. Rajagrafindo Persada, 2009. Mary F. S. H. “Timah Bangka dan Lada Mentok”. Percetakan ACC Grafika Raya, Jakarta: Yayasan Nabil, 2008. Mahmoeddin, “Melacak Kredit Bermasalah”, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001. Michell Suharli. “Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang”,PT Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. Riyanto Bambang, 2003, “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Edisi keempat, Yayasan Penerbit FE UGM, Yogyakarta. Sugiarto, “Pengantar Akuntansi”, Jakarta. Penerbit Universitas Terbuka. 2007. Suyanto Thomas. “Dasar-Dasar Perkreditan”, Edisi 4, Cetakan 11. Jakarta, Gramedia, Pustaka Utama : 2007. Suharno, “Analisa Kredit”, Jakarta : Djambatan, 2003. Santoso Singgih, “Panduan Lengkap SPSS20”, Jakarta. Penerbit Elex Media Komputindo. 2012. Sanusi, Anwar. 2003. “Metodologi Penelitian Praktis Untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi”. Buntara Media. Malang. Tangkilisan, Hessel N. S, “Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate
Govermance”, Balairung, Yogyakarta, 2003. Wijaya Faried,“Perkreditan, Bank dan Lembaga Keuangan Kita”, University Of California (BPFE / 1991), 2007. Warren, Carl S. dan James M. Reeve 2005. “Accounting Pengantar Akuntansi”, Buku 1 Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.