PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH RANTIANG AMEH
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
YASNIMAR BP : 1201372040
PROGRAM STUDI PETERNAKAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH PAYAKUMBUH 2015
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH RANTIANG AMEH
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
YASNIMAR BP : 1201372040
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
PROGRAM STUDI PETERNAKAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH PAYAKUMBUH 2015
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH RANTIANG AMEH
Oleh : YASNIMAR BP : 1201372040 Menyetujui :
Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Pangan
Ir. Setya Dharma, M.Si NIP. 196010061987031003
Dosen Pembimbing Akademik
Yurni Sari Amir, S.Pt, MP NIP. 197609032009122003 Mengetahui :
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Ir. Gusmalini, M.Si NIP. 195711101987032001
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH RANTIANG AMEH
Oleh :
YASNIMAR BP : 1201372040
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Peternakan Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Pada Tanggal 6 Juli 2015
TIM PENGUJI No
Nama
Jabatan
1
Drh. Ulva Mohtar Lutfi, M.Si
Ketua
2
Yurni Sari Amir, S.Pt, MP
Anggota
3
Ir. Irzal Irda, MP
Anggota
Tanda Tangan
Karya ini kupersembahkan untuk : ”Allah SWT” yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan, dengan karunia-Nya diturunkan segala anugerah dan dengan taufik-Nya tercapailah segala tujuan, untuk Mu sang idola umat “Nabi Muhammad SAW” contoh suri tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqarah : 32)
Pepatah Arab : Seandainya cahaya ilmu didapatkan hanya dengan lamunan, niscaya tidak akan ada orang bodoh di dunia ini. Maka bersungguh-sungguhlah, jangan malas dan jangan lalai karena hanya penyesalanlah yang didapati oleh orang yang bermalasan...!!!
Thank’s To Kedua Orang Tua “Ayahanda (Asmi) dan Ibunda (Dasimar)”
wanita yang paling ku kasihi, dialah yang mengandung ku yang berpeluh bersimbah darah dan bertaruh nyawa demi melahirkan ku, tanpamu aku tidak akan ada didunia ini. Ibu yang membesarkan tanpa pamrih, menjaga agar tak seorangpun dapat menyakiti ku, dengan tangan lembutnya senantiasa merangkai do’a untuk anak-anak mu. Kini putri kecil mu sudah beranjak dewasa ibu. Terima kasih atas semua yang telah engkau berikan padaku. Semoga Allah SWT membelas dengan pahala berlipat ganda. Amin ya Rabb….
Ayah beliaulah yang selalu bersusah payah membanting tulang, semoga peluh dan tetesan keringat yang engkau keluarkan dalam perjuangan mencari nafkah senantiasa berkah dan dibalas dengan surga…aamiin I LOVE YOU AYAH IBU, AYAH kami hanya ingin menjadi sebuah impian bagimu membopong semua mimpimu di pundak kami
Terima Kasih untuk abang ku yang selalu memberikan semangat dan motivasi. Insya Allah sebentar lagi meraih gelar sarjana,“fighting Oppaa…”Terima kasih juga diucapkan pada nenek yang telah membantu merawatku sejak kecil, tanpa bantuan mu aku tidak akan bisa seperti saat ini.
Kepada Pembimbing Akademik Ibu Yurni Sari Amir terima kasih atas bimbingan serta nasehatnya, dan juga telah banyak membantu dalam pengerjaan laporan ini… terima kasih juga untuk Ibu Susi, Ibu Muthia, Ibu Nelzi, Ibu Debby, Ibu Nila, Ibu Eva, Ibu Novi, Bapak Ramond, Bapak Ulva, Bapak Irzal, Bapak Toni, dan semua staf pengajar Program Studi Peternakan yang belum tersebutkan namanya.
Terima Kasih Kepada PTN 12 yang telah mengukir banyak cerita dan kisah suka duka bersama. spesialnya untuk sahabat-sahabat ku, thank’s ya tanpa bantuan kalian semua ini tidak akan terwujud dan mudah2an apa yang selama ini apa yang kita impikan menjadi kenyataan.
LOVE YOU ALL…!!!!
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH RANTIANG AMEH
YASNIMAR 1201372040 (Di bawah bimbingan Yurni Sari Amir, S.Pt, MP)
RINGKASAN
Kambing peranakan etawa (PE) merupakan salah satu jenis ternak perah yang memiliki potensi untuk menghasilkan susu dengan kualitas yang baik. Rendahnya kemampuan produksi susu kambing dalam memenuhi permintaan dikarenakan jumlah populasi ternak yang masih terbatas dan kemampuan berproduksi yang belum optimal. Selain dari penambahan jumlah populasi ternak kambing perah, peningkatan produksi susu dapat pula dilakukan dengan cara perbaikan tata laksana. Perbaikan tata laksana yang paling memungkinkan adalah peningkatan frekuensi pemberian hijauan. Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan di Peternakan Kambing Perah Ranting Ameh, Kayu Rantingan, Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam dari tanggal 16 Maret-30 Mei 2015. Pada pelaksanaan PKPM dilakukan pemeliharaan empat ekor kambing laktasi ke-1 dengan umur 1-3 tahun dengan frekuensi pemberian pakan hijauan tiga kali dan empat kali sehari dengan total hijauan 12 kg/ekor/hari serta penambahan konsentrat sebanyak 4 kg/ekor/hari. Pengambilan data jumlah produksi susu dilakukan selama tujuh minggu. Frekuensi pemberian pakan hijauan empat kali sehari tidak mampu menghasilkan produksi susu yang lebih tinggi. Frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari menghasilkan produksi susu dengan rata-rata 0,65 liter/hari sedangkan pemberian pakan empat kali dengan rata-rata 0,50 liter/hari. Kata kunci : Kambing PE, frekuensi pemberian pakan, produksi susu
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (PKPM) dengan judul “Pengaruh Frekuensi Pemberian Hijauan Terhadap Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh”. Laporan tugas akhir ini merupakan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dan merupakan salah satu menyelesaikan pendidikan diploma
III di
syarat
Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta kepada abang, kakak, dan adik-adik yang telah memberikan dorongan semangat, bimbingan serta do’anya yang tidak pernah berhenti demi mencapai kesuksesan dalam menggapai cita-cita. Pada kesempatan ini juga diucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Gusmalini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 2. Bapak Ir. Setya Dharma, M.Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 3. Ibu Muthia Dewi, S.Pt, M.Sc selaku Ketua Program Studi Peternakan. 4. Ibu Yurni Sari Amir, S.Pt, MP selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu dalam membimbing pembuatan tugas akhir. 5. Bapak Ir. Amrizal selaku Ketua Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh.
6. Bapak Febryon Tri Intano, S.Pt selaku Pembimbing Lapang yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberi informasi di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh. 7. Semua karyawan Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh (Kak Ica, Bang Jejen, Oon, Pak Can, Mas Eko, dan Mbak Lastri. 8. Terima kasih juga diucapkan kepada Dea Karlita, Fatrisben, Rahmat Ilahi dan Sahaja Datutdur selaku teman PKPM atas kerja samanya. Untuk kesempurnaan laporan ini, diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata diucapkan terima kasih.
Tanjung Pati,
Agustus 2015
Yasnimar
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ..........................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
vi
I.
PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1.2. Tujuan ........................................................................................
1 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
4
2.1. Karakteristik Komuditi ...........................................................
4
2.1.1. 2.1.2. 2.1.3. 2.1.4. 2.1.5. 2.1.6.
Kambing Peranakan Etawa (PE) ..................................... Pakan Kambing Peranakan Etawa (PE) .......................... Hijauan ............................................................................ Konsentrat ....................................................................... Frekuensi Pemberian Pakan ............................................ Susu Kambing Dan Faktor Yang Mempengaruhinya .....
4 5 5 6 9 11
2.2. Aspek Lingkungan ...................................................................
12
III. METODE PELAKSANAAN .........................................................
13
3.1. Waktu dan Tempat .................................................................. 3.2. Bahan dan Alat ......................................................................... 3.3. Pelaksanaan ..............................................................................
13 13 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
17
4.1. Hasil ........................................................................................... 4.2. Pembahasan ..............................................................................
17 18
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
21
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 5.2. Saran...........................................................................................
21 21
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
22
LAMPIRAN ............................................................................................
24
V.
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Komposisi Zat-Zat Makanan Ampas Tahu ..........................................
7
2. Kandungan Mineral .............................................................................
8
3. Komposisi Susu Kambing....................................................................
11
4. Jadwal Pemberian Pakan Kambing ......................................................
15
5. Kandungan Zat Pakan...........................................................................
15
6. Perbandingan Jumlah Produksi Susu ...................................................
17
DAFTAR LAMPIRAN Tabel
Halaman
1. Dokumentasi Kegiatan PKPM .............................................................
24
2. Profil Perusahaan .................................................................................
26
3. Struktur Organisasi ..............................................................................
27
4. Tata Letak Perusahaan .........................................................................
28
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang menduduki tempat tersendiri dikalangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Peran ternak ruminansia kecil ini telah memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kesehatan dan gizi berjuta-juta penduduk di negara berkembang. Kambing merupakan hewan ternak tertua setelah anjing dan tergolong hewan memamahbiak, berkuku genap, serta memiliki sepasang tanduk yang menggantung (Sarwono, 2012). Kambing perah merupakan salah satu jenis ternak perah yang memiliki potensi untuk menghasilkan susu dengan kualitas yang baik. Bangsa kambing perah yang menghasilkan susu contohnya yaitu kambing PE (peranakan etawa) yang telah tersebar luas di Indonesia. Kambing PE merupakan salah satu ternak yang cukup potensial sebagai penyedia protein hewani baik melalui daging maupun susunya (Nurhaeli dkk, 2014). Susu adalah adalah salah satu hasil ternak yang dikenal sebagai bahan makanan bernilai gizi tinggi. Susu mengandung berbagai jenis zat gizi yang lengkap dengan proporsi seimbang, sehingga susu bermanfaat menunjang pertumbuhan dan kesehatan tubuh baik bagi anak-anak maupun dewasa (Legowo, 2002). Susu kambing adalah susu yang diperoleh dengan jalan pemerahan seekor kambing perah atau lebih yang dilakukan secara teratur, terus-menerus, dan hasilnya berupa susu segar murni tanpa dicampur, dikurangi, atau ditambah sesuatu (Sarwono, 2012).
Rendahnya kemampuan berproduksi susu kambing dalam memenuhi permintaan dikarenakan jumlah populasi ternak kambing yang masih terbatas jumlahnya dan kemampuan berproduksi yang belum optimal. Selain dari penambahan jumlah populasi ternak kambing perah, peningkatan produksi susu dapat pula dilakukan melalui peningkatan kemampuan berproduksi susu dari ternak kambing dengan cara perbaikan tata laksana (Siregar, 2001). Perbaikan tata laksana yang paling memungkinkan adalah frekuensi pemberian
pakan.
Pemberian
pakan
dua
kali
sehari
menyebabkan
ketidakmampuan ternak untuk mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang relatif banyak. Hal ini sebenarnya dapat ditanggulangi dengan meningkatkan frekuensi pemberian pakan lebih dari dua kali dalam sehari. Frekuensi pemberian pakan yang lebih dari dua kali sehari akan dapat meningkatkan konsumsi bahan kering pakan, kadar lemak susu dan produksi susu (Siregar, 2001). Atas dasar ini dibuat laporan tugas akhir dengan judul “Pengaruh Frekuensi Pemberian Hijauan Terhadap Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh”.
1.2. Tujuan Penulisan tugas akhir dengan judul “Pengaruh Frekuensi Pemberian Hijauan Terhadap Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh” bertujuan untuk : 1. Menggali ilmu yang lebih banyak lagi dalam bidang peternakan, khususnya mengenai tatacara yang lebih baik untuk mendatangkan income dan nilai jual susu kambing yang lebih tinggi. 2. Mengetahui tatalaksana pemeliharaan kambing perah khususnya periode laktasi di peternakan kambing perah Rantiang Ameh. 3. Mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap produksi susu kambing di peternakan kambing perah Rantiang Ameh.
II.
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Komoditi
2.1.1. Kambing Peranakan Etawa (PE) Kambing PE merupakan bangsa kambing hasil persilangan antara kambing kacang dengan kambing etawa. Kambing ini sebagai penghasil susu dan daging. Kambing PE memiliki sifat antara kambing etawa dan kambing kacang. Bobot badan kambing PE sekitar 32-37 kg dan produksi susunya 1,5-3 liter per hari (Setiawan dan Tanius, 2005). Menurut Yulianto (2012) ciri-ciri kambing PE antara adalah bentuk muka cembung melengkung dan dagu berjanggut, terdapat gelambir di bawah leher yang tumbuh berasal dari sudut janggut, telinga panjang (lembek menggantung dan ujungnya agak berlipat), ujung tanduk agak melengkung, tubuh tinggi dan pipih, bentuk garis punggung mengombak kebelakang, bulu tumbuh panjang dibagain leher, pundak, punggung dan paha, serta bulu paha panjang dan lebar. Dengan kemampuan produksi susu tersebut maka kambing PE cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil susu yang sangat potensial. Selain itu, kambing PE pun sangat adaptif dengan topografi Indonesia, tidak memerlukan lahan luas, dan pembudidayaannya relatif mudah sehingga dapat dijadikan bisnis sampingan keluarga. Dalam waktu dua tahun kambing PE dapat beranak tiga kali dengan setiap kali beranak rata-rata dua ekor anak atau cempe (Setiawan dan tanius, 2005).
2.1.2. Pakan Kambing Peranakan Etawa (PE) Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan. Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan (Tilman dkk, 1998). Pakan sangat dibutuhkan oleh kambing untuk tumbuh dan berkembang biak. Hanya pakan yang sempurna yang mampu mengembangkan kerja sel tubuh. Pakan yang sempurna mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral (Sarwono, 2012). Pakan merupakan bahan makanan ternak yang berupa bahan kering dan basah. Bahan makanan ini harus diberikan pada ternak sebagai kebutuhan hidup pokok, dengan adanya pakan maka proses pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu akan berlangsung dengan baik. Secara umum jenis pakan yang diberikan pada kambing PE sebenarnya hanya terdiri dari tiga jenis, yaitu pakan kasar, pakan penguat dan pakan suplemen atau pengganti (Setiawan dan tanius, 2005).
2.1.3. Hijauan Hijauan merupakan bahan pakan berserat kasar yang dapat berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan hujauan untuk kambing sekitar 70% dari total pakan. Adapun jenis rumput yang dapat diberikan pada kambing antara lain rumput liar (rumput lapang), rumput gajah hawai, rumput gajah afrika, rumput raja (king grass), rumput setaria, serta rumput gajah king BR (silangan bibit king grass dengan rumput gajah hawai). Sementara dedaunan sangat baik ditambahkan pada hijauan karena kandungan protein kasarnya sangat tinggi. Beberapa jenis dedaunan yang dapat diberikan antara lain daun jagung, kaliandra, turi, dan lamtoro dan (Setiawan dan Tanius, 2005).
Kebutuhan nutrisi kambing berbeda-beda sesuai denagn kondisi umur, status fisiologi, dan tingkat produktivitasnya. Pemberian pakan yang tepat akan menjaga keseimbangan kondisi rumen sehingga proses pencernaan mikroba rumen berjalan dengan baik (Sarwono, 2012).
2.1.4. Konsentrat Konsetrat adalah suatu bahan pakan yang mempunyai kandungan serat kasar yang rendah dan mudah dicerna, mengandung pati, dan protein yang tinggi, sehingga
nilai nutrisi yang terkandung pada konsentrat lebih baik dari pada
hijauan.
Konsentrat
berdasarkan
sifat
karakteristik
fisik,
kimia
serta
penggunaannya dapat digolongkan ke dalam kelas empat dan lima. Kelas empat adalah konsentrat sumber energi sedangkan kelas lima adalah sumber protein. Konsentrat sumber energi adalah bahan pakan dengan kandungan serat kasar kurang dari 18% dan protein kasar kurang dari 20%. Konsentrat sumber protein adalah bahan pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18% dan protein kasar lebih besar dari 20% (Askari, 2012). Konsentarat adalah salah satu bahan pakan yang tinggi kandungan protein dan rendah kandungan serat kasarnya, maka hampir semua konsentrat mempunyai kecernaan yang tinggi. Konsentrat merupakan salah satu bahan pakan penguat bagi kambing PE. Adapun bahan pakan baku konsentrat ini terdiri dari campuran beberapa bahan makanan. a. Ampas tahu Ampas tahu merupakan limbah dalam bentuk padatan dari bubur kedelai yang diperas dan tidak berguna lagi dalam pembuatan tahu dan cukup potensial dipakai sebagai bahan pakan ternak karena ampas tahu
masih mengandung zat gizi yang baik dan dapat digunakan dalam ransum ternak besar atau ternak kecil (Syaputra, 2010). Ampas tahu merupakan bahan makanan penguat tambahan yang pemberiannya pada ternak sebanyak 3 kg/hari/ekor. Penggunaan ampas tahu ini bertujuan sebagai sumber protein dan meningkatkan nafsu makan karena aromanya sangat disukai ternak. Pemberian ampas tahu bisa dapat langsung dicampur ke dalam konsentrat sebelum ternak diperah (Setiawan dan Tanius, 2005). Ditinjauan dari komposisi zat kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein, ampas tahu lebih tinggi kualitasnya dibanding dengan kacang kedelai (Tarmidi, 2002). Komposisi zat gizi ampas tahu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Zat-zat Makanan Ampas Tahu. Bahan
BK
PK
SK
LK
Abu
Ca
P
%
%
%
%
%
%
%
21
23,58
10,49
25,63
0,53
0,24
Ampas tahu 13,3 Sumber : Tarmidi 2002. b. Mineral
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Hewan memerlukan sejumlah mineral agar dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Mineral sangat penting untuk kelangsungan hidup ternak. Hampir semua mineral ditemukan dalam jaringan ternak dan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam proses metabolisme ternak. Kadar mineral pada berbagai jenis hewan adalah 2,8-4,5%. Sebagian besar yaitu sekitar 90% zat mineral terdapat dalam rangka tubuh atau tulang yang terdiri
dari atas kapur dan asam fosfat. Sedangakan dalam 100 cc darah terkandung 2-11 mg kalsium, 1-3 mg fosfor, dan 0,2 mg magnesium (Lubis, 1953). Komposisi mineral pakan bervariasi tidak hanya karena perbedaan tanaman dan spesies tetapi juga antar tanaman yang sama dengan varietas yang berbeda. Perbedaan lingkungan juga sangat mempengaruhi kandungan mineral tanaman seperti jenis dan kondisi tanah, pengaruh pemupukan, komposit tanaman yang di tanam, serta cuaca dan iklim. Kebutuhan mineral pada ternak sangat bervariasi tergantung pada umur ternak, ukuran ternak, jenis kelamin, tipe produksi dan fase produksinya. Menurut Parakkasi (1998), pemberian campuran mineral yang sesuai dapat memperbaiki kondisi secara cepat, misalnya calving percentage meningkat 100-200 persen, pertambahan bobot badan meningkat 10-25 persen dan dapat menurunkan mortalitas. Induk bunting dan laktasi sangat membutuhkan unsur mineral untuk mengatasi kemungkinan kurangnya asupan mineral dari pakan hijauan. Kandungan dari mineral dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan Mineral No Kandungan Mineral 1. Kalsium 2. Phospor 3. Manganase 4. Iodium 5. Kalium 6. Cupprum 7. Sodium 8. Iron 9. Zincum 10. Magnesium Sumber : Syaputra 2010
Persentase (%) 50 % 25 % 0,35 % 0,20 % 0,10 % 0,15 % 15 % 0,80 % 0,20 % 0,15 %
Aturan pakai : pencegahan 2 kg mineral dan pengobatan 4 kg mineral untuk 100 kg makanan penguatnya setiap hari.
c. Garam Garam diperlukan oleh semua kelas ternak, khususnya ternak ruminansia (pemakan hijauan). Jumlah garam yang dibutuhkan ternak bervariasi tergantung pada tingkat pertumbuhan, komposisi ransum, tingkat produksi, dan suhu lingkungan. Ternak yang banyak terkena panas dan bekerja lebih berat memerlukan garam yang lebih banyak dibandingkan dengan ternak yang dikandangkan, karena ternak yang digembalakan memerlukan garam untuk menyeimbangkan kalium yang tinggi dan kalsium yang rendah. Baik zat Na maupun Cl sangat penting artinya di dalam cairan dan sel tubuh, diantaranya untuk menjaga elastisitas dari tubuh. Dalam keadaan biasa garam ini sebagian besar dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal (urin) dan juga melalui kulit (keringat). Jumlah pemberian garam untuk ternak kambing 9-10 g/100 kg berat badan (Lubis, 1953). Pemberian garam dapat disediakan dalam bentuk garam blok, garam biasa, serta dicampurkan dalam mineral atau ransum. Garam yang biasa digunakan adalah NaCl yang dapat diperoleh dengan cara penguapan air laut atau dari pertambangan deposit garam dibeberapa tempat. 2.1.5 Frekuensi Pemberian Pakan Semakin tinggi susu yang diproduksi oleh seekor ternak, semakin banyak pula energi dan zat-zat makanan lainnya yang dibutuhkan oleh ternak tersebut. Usaha untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan pada ternak yang berproduksi susu tinggi, sering terbentur pada ketidakmampuan ternak tersebut untuk mengkonsumsi pakan yang diberikan. Hal ini akan dapat ditanggulangi dengan meningkatkan frekuensi pemberian pakan (Siregar, 2001).
Frekuensi pemberian pakan akan dapat meningkatkan konsumsi pakan, sehingga produksi susu akan mengalami peningkatan. Peningkatan produksi susu tersebut terjadi karena energi dan zat-zat makanan lainnya yang diperlukan untuk memproduksi susu tersedia dalam jumlah lebih banyak. Frekuensi pemberian pakan tidak hanya meningkatkan konsumsi pakan, akan tetapi juga meningkatkan kecernaan bahan kering pakan. Peningkatan kecernaan bahan kering pakan akan menambah jumlah zat-zat makanan yang dapat diabsorbi untuk kebutuhan produksi susu. Pemberian pakan dari satu kali menjadi dua kali sehari pada sapi perah yang sedang berproduk akan berakibat pada meningkatnya konsumsi bahan kering hijauan sebanyak 10% yang disertai dengan peningkatan produksi susu yang mencapai 6%. Frekuensi pemberian pakan empat kali dalam sehari ternyata mampu meningkatkan kemampuan berproduksi susu sampai dengan 54,8% (Siregar, 2001). Menurut Sodiq dan Abidin (2007), cara terbaik adalah memberikan hijauan sedikit demi sedikit namun berulang kali, tiga atau empat kali dalam sehari. Sumoprastowo (1986) menyatakan bahwa pemberian pakan pada ternak kambing dilakukan sedikit demi sedikit tetapi berulang kali, sesuai dengan kebiasaan kambing, jadi semakin banyak frekuensi yang diberikan kepada ternak kambing untuk mengkonsumsi pakan, maka makanan tersebut akan terserap secara sempurna di dalam tubuh ternak.
2.1.6 Susu Kambing dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Susu Susu kambing adalah susu yang diperoleh dengan jalan pemerahan seekor kambing perah atau lebih yang dilakukan secara teratur, terus-menerus, dan hasilnya berupa susu segar murni tanpa dicampur, dikurangi, atau ditambah sesuatu. Berat jenis susu minimal 1,027 pada suhu 27,500 C dengan kadar lemak minimal 2,8%. Susu terdiri dari 7/8 bagian air dan 1/8 bagian bahan kering (Sarwono, 2012). Komposisi susu kambing dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Susu Kambing No Komposisi 1. Air 2. Karbohidrat 3. Energi 4. Protein 5. Lemak 6. Ca 7. P 8. Fe 9. Vitamin A 10. Thiamin 11. Riboflavin 12. Niacin 13. Vitamin B12 Sumber : Sarwono 2012
Kandungan 83-87,5 g 4,6 g 67 kkal 3,3-4,9 g 4,0-7,3 g 129 mg 106 mg 0,05 mg 185 IU 0,04 mg 0,14 mg 0,30 mg 0,70 mcg
Warna susu kambing yang sehat adalah putih bersih, kekuning-kuningan, dan tidak tembus cahaya, apabila susunya bewarna semu merah, semu biru, terlalu kuning, atau seperti air, kondisi susu tersebut tidak normal. Begitu pula kalau susu agak berlendir dan bergumpal-gumpal. Bau dan rasa susu kambing murni sangat spesifik yaitu sedikit berbau kambing. Ada kalanya bau susu agak tajam, sedikit manis, dan berlemak (Sarwono, 2012).
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi prosuksi susu variasi antar jenis kambing, variasi interjenis kambing, faktor genetik, musim, umur, lama masa laktasi, faktor perawatan dan perlakuan, pengaruh masa birahi dan kebuntingan, frekuensi pemerahan, pergantian pemerahan, dan faktor pakan (Sarwono, 2012). 2.2.
Faktor Lingkungan Dimaksud dengan faktor lingkungan disini adalah lingkungan areal
kandang. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi produksi susu. Lokasi kandang tidak dapat steril dari pengaruh negatif yang mengakibatkan produksi merosot secara tidak tetap. Biasanya ternak rentan terhadap stres akibat perubahan dan pengaruh lingkungan seperti perubahan iklim yang ekstrim, suara bising dari kendaraan, musik dan ribut antar karyawan (Setiawan dan Tanius, 2005).
III.
METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) untuk menyusun Tugas Akhir (TA) dilaksanakan selama tiga bulan mulai tanggal 16 Maret sampai 30 Mei 2015 bertempat di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh, Kayu Rantingan, Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam. 3.2. Alat dan Bahan a. Alat Alat yang digunakan merupakan fasilitas yang ada di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh, Kayu Rantingan, Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam. Alat yang digunakan terdiri dari kandang, sekop, pengumpul feaces, sapu lidi, karung, literan susu, ember, baskom, selang air, milk can, teko, kain saringan, kain lap, kompor, timbangan, dan drum. b. Bahan Bahan yang digunakan antara lain adalah empat ekor kambing PE laktasi ke-1 dengan umur 1-3 tahun, pakan hijauan (daun ubi jalar, rumput lapang, rumput gajah, tithonia, dan leguminosa), konsentrat (ampas tahu), garam, mineral dan air. 3.3. Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh, Kayu Rantingan, Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam adalah mengukur jumlah produksi susu kambing PE laktasi. Pengambilan data dilakukan
dengan cara mengukur produksi susu dengan menggunakan literan setiap kali pemerahan selama 35 hari atau 5 minggu. Selain itu data lain diperoleh langsung dari hasil pengamatan di lapangan, dan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan kambing laktasi seperti, pengambilan hijauan, penjemputan ampas tahu, penimbangan ternak, pemberian pakan hijauan dan kosentrat, serta pemeliharaan kambing seperti potong tanduk. Berikut adalah pelaksanaa kegiatan yang dilakukan : a. Penimbangan Sisa Pakan Penimbangan sisa pakan dilakukan satu kali sehari pada pagi hari. Hijauan yang ada dalam tempat pakan dikumpulkan dan dikeluarkan, setelah itu diletakkan di atas karung dan ditimbang dengan menggunakan timbangan gantung yang bertujuan untuk menghitung konsumsi ternak kambing. b. Membersihkan Kandang Sebelum dilakukan pemerahan kandang dibersihkan terlebih dahulu. Sisa pakan dikumpulkan dan dibuang lalu tempat pakan disapu, bagian dalam kandang (lantai disapu), bagian bawah kandang (feses dikumpulkan dan dimasukkan dalam karung sedangkan sisa pakan dibuang), kemudian lantai kandang disemprot dengan air bersih. Hal ini dikarenakan air susu mudah sekali menyerap bau yang dapat mempengaruhi kualitas air susu, baik yang berasal dari makanan maupun feses. c. Pemberian Pakan Pemberian pakan dilakukan setelah kandang dibersihkan. Pakan yang pertama diberikan adalah hijauan sebanyak 12 kg dengan frekuensi pemberian empat kali sehari (3 kg/pemberian) dan 12 kg dengan frekuensi pemberian tiga
kali sehari (4 kg/pemberian), sedangakan konsentrat diberikan setelah pemerahan selesai sebanyak 2 kg dengan frekuensi pemberian dua kali sehari. Perbandingan jumlah pemberian hijauan dan konsentrat adalah 80:20%. Jadwal pemberian pakan kambing selama PKPM dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jadwal Pemberian Pakan Kambing No 1. 2. 3. 4. Jumlah
Waktu Dan Jumlah Pemberian Pakan Hijauan Konsentrat Hijauan Pemberian 08.00 / 4 kg 09.00 / 2 kg 08.00 / 3 kg 09.00 / 2 kg 13.00 / 4 kg 17.00 / 2 kg 13.00 / 3 kg 17.00 / 2 kg 16.00 / 4 kg 16.00 / 3 kg 20.00 / 3 kg 12 kg 4 kg 12 kg 4 kg
Berikut adalah tabel kandungan zat pakan kambing disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Kandungan Zat Pakan No 1. 2.
Zat Pakan Hijauan Konsentrat Jumlah
BK 2,616 kg 0,648 kg 3,264 kg
PK 0,175 kg 0,153 kg 0,328 kg
TDN 1,360 kg 0,511 kg 1,871 kg
d. Pencucian Ambing Sebelum dilakukan pemerahan ambing dan puting terlebih dahulu dibersihkan, puting dan ambing serta lipatan paha kambing dicuci dengan air hangat sampai bersih sambil diusap dan dipijit perlahan. Kemudian ambing dan puting dikeringkan dengan kain lap. e. Pemerahan Sebelum melakukan pemerahan terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan berupa milk can, kain saringan, ember, teko, spayer berisi alkohol, teat dipping berisi anti septik dan kantong plastik. pemerahan dilakukan dengan menggunakan seluruh jari tangan atau whole hand.
f. Pengukuran Volume Susu Dilakukan satu per satu setelah pemerahan tuntas dengan menggunakan literan susu. g. Pasteurisasi Susu yang telah selesai diperah dibawa ke ruang pengolah susu, disini dilakukan pasteurisasi dengan suhu 700C selama 15 menit. Kemudian susu didinginkan dan siap untuk dikemas.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Jumlah produksi susu kambing PE yang diberi pakan hijauan sebanyak 12 kg dengan pemberian hijauan tiga kali dan empat kali dengan tambahan konsentrat 4 kg/ekor/hari yang diberikan dua kali dalam satu hari disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Perbandingan Jumlah Produksi Susu Dengan Frekuensi Pemberian Hijauan yang Berbeda No 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Hari/Tanggal 2 Senin, 20 April 2015 Selasa, 21 April 2015 Rabu, 22 April 2015 Kamis, 23 April 2015 Jum’at, 24 April 2015 Sabtu, 25 April 2015 Minggu, 26 April 2015 Senin, 27 April 2015 Selasa, 28 April 2015 Rabu, 29 April 2015 Kamis, 30 April 2015 Jum’at, 1 Mei 2015 Sabtu, 2 Mei 2015 Minggu, 3 Mei 2015 Senin, 4 Mei 2015 Selasa, 5 Mei 2015 Rabu, 6 Mei 2015 Kamis, 7 Mei 2015 Jum’at, 8 Mei 2015 Sabtu, 9 Mei 2015 Minggu, 10 Mei 2015 Senin, 11 Mei 2015 Selasa, 12 Mei 2015 Rabu, 13 Mei 2015 Kamis, 14 Mei 2015 Jum’at, 15 Mei 2015 Sabtu, 16 Mei 2015 Minggu, 17 Mei 2015
Jumlah Produksi Susu (Liter/Hari) Hijauan tiga kali Hijauan empat kali 3 4 0,63 0,74 0,57 0,61 0,60 0,61 0,67 0,61 0,67 0,78 0,73 0,69 0,73 0,64 0,78 0,62 0,81 0,73 0,73 0,61 0,69 0,73 0,57 0,52 0,75 0,57 0,58 0,49 0,42 0,35 0,70 0,41 0,66 0,40 0,70 0,38 0,91 0,34 0,72 0,21 0,78 0,33 0,70 0,31 0,62 0,39 0,37 0,32 0,57 0,37 0,64 0,38 0,69 0,52 0,69 0,57
1 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
2 Senin, 18 Mei 2015 Selasa, 19 Mei 2015 Rabu, 20 Mei 2015 Kamis, 21 Mei 2015 Jum’at, 22 Mei 2015 Sabtu, 23 Mei 2015 Minggu, 24 Mei 2015 Jumlah Rata-Rata
3 0,63 0,77 0,57 0,51 0,58 0,59 0,69 23,09 0,65
4 0,65 0,64 0,54 0,34 0,35 0,45 0,59 17,89 0,50
4.2. Pembahasan Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat perbandingan jumlah produksi susu kambing PE yang diberi pakan hijauan tiga kali dan empat kali dengan tambahan konsentrat 4 kg/ekor/hari. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian pakan tiga kali sehari menghasilkan produksi susu yang lebih tinggi yaitu dengan rata-rata 0,65 liter/ekor/hari dibanding dengan pemberian pakan empat kali dengan rata-rata 0,50 liter/ekor/hari. Frekuensi pemberian pakan dari tiga kali menjadi empat kali tidak mampu meningkatkan produksi susu kambing PE, hal ini disebabkan karena imbangan hijauan yang diberikan adalah 80:20%. Untuk mencapai produksi yang tinggi dengan tetap mempertahankan kadar lemak susu, perbandingan antara hijauan dan konsentarat harus diberikan dalam perimbangan tertentu. Menurut Siregar (1992), hijauan atau rumput yang diberikan oleh peternak termasuk dalam kelompok hijauan yang berkualitas sedang, oleh karena itu perimbangan antara hijauan dan konsentrat yang diberikan adalah 64:36%. Menurut Budiarti (2013) imbangan yang ideal antara hijauan dan konsentrat untuk pakan ternak perah adalah 60:40%. Sedangkan dalam pelaksanaan PKPM perbandingan antara hijauan dan konsentrat yang diberikan adalah 80:20%. Hal ini menyebabkan produksi susu rendah, dimana hijauan yang
diberikan berfungsi untuk meningkatkan kadar lemak susu (kualitas susu) karena pemberian hijauan akan meningkatkan asam asetat rumen. Konsentrat berfungsi dalam meningkatkan kuantitas produksi susu, karena pemberian konsentrat berakibat terhadap meningkatkan propionat dalam rumen (Budiarti, 2013). Untuk mencapai produksi susu yang tinggi, disamping peningkatan frekuensi pemberian pakan dan imbangan pakan yang diberikan sebaiknya diikuti pula dengan peningkatan frekuensi pemerahan. Peningkatan frekuensi pemerahan dari dua kali menjadi tiga kali sehari akan dapat meningkatkan produksi susu sekitar 15-20% (Siregar, 1992). Selain itu hal yang juga perlu diperhatikan adalah pengaturan pemberian konsentrat dan hijauan, adanya hijauan dan konsentrat dalam waktu yang bersamaan dalam rumen akan mengurangi kecernaan hijauan. Hal ini terjadi karena mikroorganisme dalam rumen mempunyai preferensi untuk mencerna konsentrat lebih dahulu karena konsentrat lebih mudah dicerna dari pada rumput. Pemberian konsentrat yang dilakukan 2 jam sebelum pemberian hijauan akan mengakibatkan peningkatan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hal ini terjadi karena konsentrat yang kaya akan pati sebagian besar sudah dicerna oleh mikroorganisme rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen (Siregar, 1992). Faktor lain yang menyebabkan rendahnya produksi susu adalah umur ternak. Ternak diberi pakan tiga kali rata-rata umurnya 2-3 tahun sedangkan yang diberi pakan empat kali 1-2 tahun. Produksi susu kambing meningkat seiring bertambahnya umur dan mencapai puncak pada saat berumur 5-7 tahun, yakni pada masa laktasi ke-3 sampai laktasi ke-7, di bawah laktasi ke-3 hasil yang
dicapai belum optimal. Jika di atas laktasi ke-7 produksi susu yang dihasilkan menurun secara perlahan hingga akhir masa laktasi (Budiarsana dan Sutama, 2010). Ukuran Ambing juga berpengaruh terhadap produksi susu, hal ini didasari bahwa ambing merupakan organ penampung air susu dimana jumlah air susu yang ditampung banyak maka akan memberikan perubahan bentuk dan ukuran pada organ ambing serta memberikan kapasitas produksi air susu yang besar pula (Pabana, 2011). Cara pemerahan juga ikut berpengaruh terhadap produksi susu yang dihasilakan. Agar produksi susunya stabil, waktu pemerahan harus diatur dengan baik. Pada waktu pemerahan harus dijaga agar kambing tidak kaget atau ketakutan karena terganggu sesuatu (Sarwono, 2012).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 1. Pemberian hijauan tiga kali menghasilkan produksi susu yang lebih tinggi 0,65 liter/ekor/hari, sedangkan pada pemberian hijauan empat kali menghasilkan produksi susu 0,50 liter/ekor/hari. 2. Untuk mencapai produksi susu yang lebih tinggi selain meningkatkan frekuensi pemberian pakan, imbangan persentase antara pakan hijauan dan konsentrat harus diperhatikan. Sebaiknya pemberian hijauan dan konsentrat 64:36% atau 60:40%, karena hijauan yang diberikan peternak memiliki kualitas sedang. 3. Faktor umur juga berpengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan, dimana ternak yang diberi pakan tiga kali sehari memiliki umur yang lebih tinggi 2-3 tahun dibanding ternak yang diberi pakan empat kali 1-2 tahun. 5.2. Saran Disarankan pada pemeliharaan kambing PE untuk mendapatkan produksi susu yang optimal, hal yang harus diperhatikan pada pakan adalah keseimbangan persentase antara hijauan dan konsetrat, frekuensi pemberian pakan dan frekuensi pemerahan. Pada ternak perah sebaiknya konsentrat diberikan terlebih dahulu, dan hijauan diberikan dua jam setelah pemberian konsentrat.
DAFTAR PUSTAKA
Askari, M. Z. 2012. Evaluasi Kecernaan Beberapa Bahan Pakan Pada Ternak Peranakan Ongole Dan Peranakan Frisien Holstein. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Budiarsana dan Sutama, I. 2010. Panduan Lengkap Kambing Domba. Penebar Swadaya. Jakarta. Budiarti, C. Setyaningsih, W. dan Suprayogi, T. H. 2013. Peran Massage Dan Pakan Terhadap Produksi Dan Kadar Lemak Susu Kambing Peranakan Etawa. Universitas Diponegoro, Semarang. Indah, B. K. 2009. Kajian Kualitas Ransum Kambing Peranakan Etawa Di Balai Pembibitan Dan Budidaya Ternak Ruminansia Kendal. Universitas Diponegoro. Semarang. Legowo, A. M. 2002. Sifat Kimiawi, Fisik dan Mikrobiologis Susu. Universitas Diponegoro, Semarang. Nurhaeli, N. N. Hidayat dan Soediarto, P. 2014. Analisis fungsi Produksi Ternak Kambing Perah. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Pabana, T. 2011. Korelasi Antara Dimensi Ambing dan Puting Terhadap Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE). Universitas Hasanuddin, Makasar. Sarwono, B. 2012. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Setiawan, T. dan Tanius, A. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa. Penebar Swadaya. Bogor. Siregar, B. 2001. Peningkatan Kemampuan Berproduksi Susu Sapi Perah Laktasi Melalui Perbaikan Pakan dan Frekuensi Pemberiannya. J. Ilmu Ter. Dan Vet. Indon. 6(2):76-82. Siregar, B. 1992. Sistem Pemberian Pakan Dalam Upaya Meningkatkan Produksi Susu Sapi Perah. Wartazoa. 6(2):3-4. Sodiq, A. dan Abidin, Z. 2007. Kambing Peranakan Etawa. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sumoprastowo, C.D.A. 1986. Beternak Kambing yang Berhasil. Bratara. Niaga Media. Jakarta.
Syaputra. N. 2010. Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Berdasarkan Periode Laktasi Di Peternakan Kambing Boncah Utama Kabupaten Tanah Datar. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Tanjung Pati. Tarmidi, R. A. 2002. Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya Pada Pakan Ruminansia. Tilman, A. D. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Yulianto. A. 2012. Budidaya Kambing Etawa. Javalitera. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan PKPM
a. Penimbangan Ternak
b. Penimbangan Pakan
c. Pengambilan Hijauan
d. Penjemputan ampas tahu
e. Pemerahan
f. Pengukuran Volume Susu
Keluarga Besar Rantiang Ameh
Lampiran 2. Profil Perusahaan Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh merupakan peternakan kambing yang berlokasi di Kayu Rantingan Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam. Luas area peternakan adalah 1 Ha yang terdiri dari dua bangunan utama yaitu labor pengolahan dan kandang, dimana kandang terdiri dari beberapa bagian diantaranya kandang laktasi, kandang cempe, kandang induk, kandang pejantan, kandang dara dan kandang pedaging. Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh juga memiliki fasilitas lain seperti mess empat kamar, ruang tamu serta satu buah kamar mandi. Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh awalnya merupakan usaha milik pribadi, dengan jumlah populasi awal ternak 20 ekor (18 ekor betina dan 2 ekor jantan). Kemudian muncul keinginan dari masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam peternakan ini, sehingga pada bulan desember 2010 terbentuklah kelompok tani dengan jumlah anggota 15 orang yang dinamakan Peternakan Kambing Perah Ranting Ameh yang diketuai oleh Ir. Amrizal. Populasi terakhir di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh adalah 125 ekor ternak dengan jumlah pekerja empat orang dengan tugas masing-masing, satu orang bagian pengolahan, satu orang pemerah, satu orang membersihkan kandang dan satu orang lagi bertugas dalam pengambilan hijauan.
Lampiran 3. Struktur Organisasi KELOMPOK TANI “RANTIANG AMEH”
KETUA Ir. Amrizal BENDAHARA
SEKRETARIS
Delfia
Febryon Tri Intano, S.Pt
KOORDINATOR
1. Peternakan
: Amri St. Bagindo
4.
Pengolahan Hasil : Delfia
2. Pertanian Jimmy 3. Perikanan
: Awal
5.
Pemasaran
: Murnaisir
6.
Hasil
: : Handri
ANGGOTA KELOMPOK
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ema Lazita Edi Marius Efiyarman Taharuddin Zamrud Gamal Bendri Yuli
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Candra Panduko Mirzal Era Malin Harianto Malin Tungkek Ameh Budia Gendri
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Edrizal Wil Syamsurizal Zul Katik Yori Erizal Yanti
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Nasir Yot Lida Dedi Arip Budi Eri