KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA Andri Setiadi1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] H. Djoni2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi
[email protected] Tedi Hartoyo3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pendapatan dan nilai rentabilitas usaha susu kambing peranakan etawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada seorang pengusaha ternak susu kambing peranakan etawa di Kampung Malaganti Desa Sukaharja Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya dan Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Hasil penelitian
menunjukkan biaya total usaha susu kambing peranakan
etawa Rp 29.597.200,- per proses produksi dengan penerimaan dari penjualan susu sebesar Rp 44.760.000,- per proses produksi, dan pendapatan sebesar Rp 15.162.800,per proses produksi. Nilai Rentabilitas usaha susu kambing peranakan etawa sebesar 51,23 persen, artinya setiap modal Rp 100,00 yang ditanam akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 51,23 (Lima puluh satu koma dua puluh tiga rupiah). Dengan demikian usaha ternak kambing peranakan etawa layak untuk diusahakan. Kata Kunci : Biaya, Penerimaan, Pendapatan, Rentabilitas, Susu Kambing Etawa
ABSTRACT The purpose of this research is to know how many incomes and rentability value of business Etawa Goats’ Milk. The method used in this research is a case study method at the businessman etawa goats’ milk in Malaganti Sukaharja Sariwangi Tasikmalaya and choosing research location used purposive technique. The result of the research shows a total cost of business etawa Rp 29.597.200,per-process production with receives from sale of milk at Rp. 44.760.000,- per-process production, and incomes at Rp. 15.162.800,- per-process production. The rentability value of business etawa at 51,23 percent, it means, each the capital at Rp. 100,00 were planted will be produce a profit at Rp.51,23. These results indicate that the Business of Etawa Cattle Layer is feasible to labored. Key Word: Cost, Receive , Income,Rentability, Etawa Goats’ Milk I.
PENDAHULUAN Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya alam yang berlimpah. Sumber daya
alam di Indonesia adalah segala potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Sumber mata pencaharian mayoritas penduduk Indonesia berusaha di sektor pertanian. Luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan sektor ini dapat mendorong pembangunan perekonomian nasional. Kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi nasional mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini dapat ditinjau dari aspek penyerapan tenaga kerja dan penciptaan nilai tambah, memiliki efek multiplier yang amat kuat sehingga, sektor pertanian mendapatkan perioritas utama, karena sektor ini ditinjau dari berbagai segi merupakan sektor yang dominan didalam perekonomian Nasional (Mubyarto, 1989). Sektor pertanian sangat besar sumbangannya dalam proses pembangunan nasional. Pembangunan yang dilakukan memperoleh kemajuan dan peningkatan
berbagai
bidang
kesejahteraan
masyarakat.
Meningkatnya
jumlah
penduduk
menyebabkan kebutuhan akan pangan meningkat. Sementara lahan pertanian yang menyokong kebutuhan pangan penduduk semakin menyempit. Lahan pertanian semakin menyempit sehingga mendorong masyarakat khususnya petani untuk berusaha meningkatkan pendapatan dan memperluas lapangan kerja melalui kegiatan lain yang sifatnya komplementer atau sebagai usaha sampingan salah satunya dengan melakukan usaha ternak. Usaha ternak yang banyak dijalankan oleh masyarakat terutama petani dengan berbagai macam jenis ternak yang dipelihara seperti: kerbau, domba, kambing, dan unggas. Salah satu usaha yang dijalankan masyarakat adalah usaha ternak kambing peranakan etawa (PE) yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya: usaha pembibitan, usaha penggemukan serta usaha pemerahan susu. Usaha ternak kambing perah peranakan etawa (PE) memiliki peluang yang cukup menjanjikan di Kabupaten Tasikmalaya karena daya dukung kesesuaian iklim dan aksesibilitas ke berbagai daerah konsumen. Susu memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Permintaan susu semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk, kemajuan ekonomi dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dalam kehidupan manusia. Permintaan susu baru dapat terpenuhi 64,35 persen, yaitu 99,81 persen nya berasal dari susu sapi dan 0,19 persen lainnya berasal dari susu kambing peranakan etawa (PE). Berdasarkan hal tersebut, maka usaha ternak kambing perah masih mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan, dimana kambing perah peranakan etawa (PE) menjadi salah satu komoditas ternak pilihan.
Susu kambing peranakan etawa (PE) belum dikenal secara Iuas seperti susu sapi, padahal memiliki komposisi kimia yang cukup baik (kandungan protein 4,3 persen dan lemak 2,8 persen) relatif lebih baik dibandingkan kandungan protein susu sapi dengan protein 3,8 persen dan lemak 5,0 persen. Disamping itu dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih mudah dicerna, karena ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan secara alamiah sudah berada dalam keadaan homogen (Sunarlim, 1992). II. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada seorang pengusaha Ternak Susu Kambing Peranakan Etawa di Kampung Malaganti Desa Sukaharja Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.
Lokasi tersebut
ditentukan sebagai sentra usaha ternak kambing peranakan etawa. Teknik penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa pengusaha tersebut rutin dalam menjalankan usaha susu kambing peranakan etawa. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Kelayakan 3.1.1 Aktiva Tetap Aktiva tetap usaha ternak susu kambing peranakan etawa yang dihitung dalam penelitian ini meliputi: Kandang, Alat pasteurisasi, Freezer, sabit, toples penampungan susu, kambing jantan, kambing betina, dan PBB. Aktiva tetap yang dikeluarkan dalam usaha ternak kambing peranakan etawa sebesar Rp 13.206.000,- per proses produksi. Untuk lebih lengkapnya mengenai analisis Aktiva tetap dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
Aktiva Tetap Usaha Susu Kambing Peranakan Etawa Per Proses Produksi No 1
Kandang
1
Buah
Harga Per Unit (Rp)* 65.000.000,-
65.000.000,-
Umur Ekonomis 20 tahun
2
Alat pasteurisasi
1
Buah
80.000.000,-
80.000.000,-
20 tahun
Rp 4.000.000,-
3
Freezer
1
Buah
10.000.000,-
10.000.000,-
15 tahun
Rp 684.000,-
4
Sabit
7
Buah
30.000,-
210.000,-
5 tahun
Rp 42.000,-
5
Toples penampung susu *Kambing Jantan *Kambing Betina
10
Buah
15.000,-
150.000,-
5 tahun
Rp 30.000,-
3
Ekor
3.500.000,-
10.500.000,-
5 tahun
Rp 900.000,-
37
Ekor
2.000.000,-
74.000.000,-
5 tahun
Rp 4.000.000,-
4
Bulan
6
7
Uraian
Unit
Satuan
PBB
Jumlah
Penyusutan (Rp)* Rp 3.250.000,-
Rp 300.000,-
Total
Rp 13.206.000,-
3.1.2 Aktiva Lancar Aktiva lancar usaha kambing peranakan etawa dihitung dalam penelitian ini meliputi: Pakan tambahan, Obat-obatan, Tenaga Kerja, Listrik, Kemasan. Aktiva lancar yang dikeluarkan dalam usaha kambing peranakan etawa per proses produksi sebesar Rp.16.391.200,- . Untuk lebih lengkapnya mengenai analisis Etawa Goats’ Milk aktiva lancar dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Akrtiva Lancar Usaha Susu Kambing Peranakan Etawa Per Proses Produksi (Selama 4bulan) No
Uraian
Unit
Satuan
1 2
Pakan Utama Pakan tambahan
1 1
4 Bulan Karung
Harga / Unit (Rp)* 15.000/HKO 22.000
3 4 5 6
Obat-obatan Tenaga Kerja Listrik Kemasan Total
5 3 4 6
Macam Orang Bulan pack
600.000 52.300 7000
Jumlah (Rp)* 5.400.000 2.640.000
Persentase (%) 32,94 16,11
900.000 7.200.000 209.200 42.000 16.391.200
5,49 43,92 1,28 0,26 100,00
3.1.3 Modal Modal merupakan biaya keseluruhan atau jumlah dari aktiva tetap dan aktiva lancar untuk satu kali proses produksi. Berdasarkan hasil penelitian biaya total dalam usaha ternak kambing peranakan etawa ini sebesar Rp 29.597.200,- per proses produksi.. Modal = Total Aktiva Tetap + Total Aktiva Lancar
Modal = Rp 13.206.000 + Rp. 16.391.200 = Rp 29.597.200,3.1.4 Penerimaan Hasil produksi usaha susu kambing peranakan etawa selama satu kali produksi sebanyak 2.238 liter, dengan harga jual Rp. 20.000 per liter. Penerimaan yang diperoleh dari usaha ternak kambing peranakan etawa yaitu dari penjualan susu sebesar Rp 44.760.000,- per proses produksi. Penerimaan TR = ∑Y . Py Keterangan: TR = Total Revenue/Total Penerimaan ( Rp ) Y = Total hasil produksi ( liter ) Py = Harga Produksi ( Rp/liter ) TR = 2.238 liter x Rp 20.000,-/ liter = Rp 44.760.000,3.1.5 Pendapatan Pendapatan usaha kambing peranakan etawa merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total usaha ternak kambing peranakan etawa. Pendapatan usaha kambing peranakan etawa sebesar Rp 15.162.800,- per proses produksi. Pendapatan Pd = TR – TC Keterangan: Pd= Pendapatan petani dengan satuan rupiah ( Rp ) TR= Total Revenue ( Total Penerimaan ) dengan satuan rupiah ( Rp ) TC= Total Cost ( Total Biaya ) dengan satuan rupiah ( Rp ) Pd= Rp 44.760.000,- ─ Rp 29.597.200,=Rp 15.162.800,3.2 Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Untuk lebih jelas mengenai nilai rentabilitas peranakan etawa untuk satu kali proses produksi adalah sebagai berikut: R =
L M =
X 100% Rp 15.162.800,Rp 29.597.200,-
X 100% = 51,23 %
susu kambing
Nilai rentabilitas sebesar 51,23 persen, artinya setiap Rp. 100,00 modal yang ditanamkan oleh pelaku usaha susu kambing peranakan etawa memberikan keuntungan sebesar Rp. 51,23 (Lima puluh satu koma dua puluh tiga rupiah). IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Sukaharja Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Penerimaan usaha susu kambing peranakan etawa untuk satu kali produksi sebesar Rp 44.760.000,- dan pendapatan sebesar Rp 15.162.800,2) Nilai rentabilitas 51,23 persen 4.2. Saran Saran dari hasil penelitian dan pembahasan kelayakan usaha susu kambing peranakan etawa di Desa Sukaharja Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya adalah: 1) Perlu adanya sosialisasi atau penyuluhan bagi masyarakat tentang kualitas dan manfaat tentang susu kambing peranakan etawa. 2) Untuk meningkatkan nilai jual sebaiknya petani lebih memperhatikan bentuk pengolahan agar lebih variaif serta pengemasan supaya lebih menarik. 3) Peternak di wilayah penelitian masih masih melakukan kegiatan usahanya dengan konvensional sehingga perlu adanya pelatihan dari pemerintah agar petani mampu mengolah usahataninya sesuai dengan prosedur yang benar agar produk yang dihasilkan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto. 1995. Dasar–Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta Devendra, C dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Terjemahan: H. Putra. Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung. Forumkita bbppbatu 2012: Mengenal Kebutuhan Nutrisi Pakan Kambing PE (online) tersedia: http://forumkitabbppbatu.wordpress.com/2012/08/ (20 desember 2012) Ken Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta Mubyarto, 1989. Pengantar Ilmu Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. Murtidjo, B. 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Said Rusli. 1984. Pengantar Ilmu Kependudukan, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial ( LP3ES). Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI-PRESS. Jakarta Sunarlim, R., Triyantini, B. Setiati dan H. Setiyanto. 1992. Upaya Mempopulerkan dan Meningkatkan Penelitian Susu Kambing dan Domba. Bogor.