PENGARUH ETNOSENTRISME KONSUMEN DAN PERSEPSI KUALITAS PRODUK TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN PRODUK MAKANAN DALAM DAN LUAR NEGERI
NANDA AMALIA RAHMAWATI
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan skripsi Pengaruh Etnosentrisme Konsumen dan Persepsi Kualitas Poduk terhadap Perilaku Pembelian Produk Makanan Dalam dan Luar Negeri adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2015
Nanda Amalia Rahmawati NIM I24110021
ABSTRAK NANDA AMALIA RAHMAWATI. Pengaruh Etnosentrisme Konsumen dan Persepsi Kualitas Produk terhadap Perilaku Pembelian Produk Makanan Dalam dan Luar Negeri. Dibimbing oleh ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI. Masuknya produk makanan luar negeri ke Indonesia menyebabkan konsumen memiliki alternatif untuk membeli produk dalam atau luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh etnosentrisme konsumen dan persepsi kualitas produk terhadap perilaku pembelian produk makanan dalam dan luar negeri. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study dengan melibatkan 100 orang konsumen Pasar Bawah Pekanbaru secara convenience. Hasil penelitian menunjukkan etnosentrisme konsumen pada umumnya termasuk dalam kategori sedang. Persepsi kualitas produk makanan dalam negeri lebih tinggi daripada persepsi kualitas produk makanan luar negeri. Berdasarkan hasil uji regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa etnosentrisme dan persepsi kualitas produk dalam negeri berpengaruh negatif signifikan terhadap pembelian produk makanan. Konsumen yang memiliki etnosentrisme yang tinggi berpeluang untuk membeli produk luar negeri lebih sedikit. Semakin tinggi persepsi kualitas produk dalam negeri yang dirasakan konsumen berpeluang lebih sedikit untuk membeli produk campuran (dalam dan luar negeri). Kata kunci: etnosentrisme, perilaku pembelian, persepsi kualitas produk
ABSTRACT NANDA AMALIA RAHMAWATI. The Effect of Consumer Ethnocentrism and Perceived Quality of Product on Purchasing Behavior of Domestic and Foreign Food Products. Supervised by ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI. Starting the number of foreign food products entering Indonesia caused consumer will have alternatif to buy between domestic or foreign product. This study aimed to analyze the effect of consumer ethnocentrism and perceived quality of product on purchasing behavior of domestic and foreign foodproducts. The design of this study used a cross-sectional study involved 100 consumers of Pasar Bawah Pekanbaru with convenience. The results showed that consumer ethnocentrism were in medium categorized. The perceived quality of domestic food product was higher than perceived quality of foreign food product. Analyzed with multinomial logistic regression test showed that there were ethnocentrism and perceived quality of domestic products factors that affected negative significant on the food products purchases. Consumer who had higher ethnocentrism likely had lower foreign product purchases. The higher perceived quality of domestic product by consumer likely had lower of mixture product purchases (domestic and foreign). Key words: ethnocentrism, purchasing behavior, perceived quality of product
vi
vii
PENGARUH ETNOSENTRISME KONSUMEN DAN PERSEPSI KUALITAS PRODUK TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN PRODUK MAKANAN DALAM DAN LUAR NEGERI
NANDA AMALIA RAHMAWATI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
viii
x
xi
PRAKATA Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat, hidayat, dan pertolonganNya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Etnosentrisme Konsumen dan Persepsi Kualitas Produk terhadap Perilaku Pembelian Produk Makanan Dalam dan Luar Negeri”. Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan doa, dukungan, bimbingan, dan kerja sama dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr Ir Istiqlaliyah Muflikhati, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing, mengarahkan, memberikan saran juga motivasi kepada penulis selama mengerjakan skripsi. 2. Alfiasari, SP, MSi sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing, memberikan arahan serta motivasi kepada penulis selama menjadi mahasiswi di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. 3. Dr Ir Lilik Nur Yuliati, MFSA sebagai dosen pemandu seminar yang telah memberikan saran untuk perbaikan skrispi penulis. 4. Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc dan Nur Islamiyah, SPsi, MPsi sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi penulis. 5. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen atas ilmu juga bantuan yang telah diberikan kepada penulis. 6. Bapak Kuswanto dan Rodiah Batubara sebagai orangtua, Nugraha Pratama Kusdiansyah dan Ricky Harja Kusuma sebagai abang, Dita Putri Astrini sebagai kakak, dan Hendra Pranata yang telah memberikan do’a, perhatian, dan motivasi kepada penulis. 7. Teman satu bimbingan skripsi yaitu Iva Ayu Farihatun Nisa’, Erni Widiyaningsih, Nurul Salimah, dan Danti Nurul Hidayani atas dukungan, kerja bersama, dan motivasi yang diberikan kepada penulis. 8. Bapak Edi Purwanto dan Abang Iis atas ilmu dan bantuan yang diberikan kepada penulis. 9. Teman-teman IKK48 atas kebersamaan dan kenangan selama tiga tahun. 10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi penelitian yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu. Penulis mengucapkan terimakasih banyak. Semoga karya tulis ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2015
Nanda Amalia Rahmawati
xii
xiii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Definisi Operasional HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Konsumen Etnosentrisme Persepsi Konsumen terhadap Kualitas Produk Perilaku Pembelian Konsumen Hubungan antara Pendapatan, Lama pendidikan, Etnosentrisme, Persepsi Kualitas Produk, dan Perilaku Pembelian Produk Makanan Dalam dan Luar Negeri Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembelian Produk Makanan Dalam dan Luar Negeri Pembahasan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xiv xiv 1 1 2 3 3 3 3 4 5 5 5 5 5 8 8 8 8 10 12 13 14 16 17 20 20 20 21 23 33
xiv
xv
DAFTAR TABEL 1. Variabel, satuan/kategori, dan skala penelitian 2. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin responden berdasarkan pembelian produk makanan 3. Sebaran responden berdasarkan karakteristik sosio-demografi berdasarkan pembelian produk makanan 4. Sebaran responden berdasarkan pernyataan etnosentrisme 5. Sebaran responden berdasarkan kategori etnosentrisme dan pembelian 6. Sebaran responden berdasarkan pernyataan persepsi kualitas produk makanan dalam dan luar negeri 7. Sebaran responden berdasarkan kategori persepsi kualitas produk makanan pembelian produk makanan 8. Sebaran responden berdasarkan pembelian produk makanan 9. Sebaran responden berdasarkan jenis produk makanan dalam dan luar negeri yang dibeli seluruh responden pada saat penelitian dilakukan 10. Persentase responden berdasarkan alasan pembelian jenis produk makanan dalam dan luar negeri 11. Pengeluaran pembelian produk makanan dalam negeri saja, luar negeri saja, dan campuran pada saat penelitian dilakukan 12. Hasil uji korelasi variabel 13. Faktor-faktor yang memengaruhi pembelian produk makanan
6 9 10 11 12 12 13 14 14 15 16 16 17
DAFTAR LAMPIRAN 1. Jumlah responden berdasarkan jumlah kemasan yang dibeli dan alasan pembelian jenis produk 2. Persentase responden berdasarkan alasan pembelian produk makanan dalam dan luar negeri 3. Uji korelasi antar variabel 4. Dokumentasi
27 27 28 29
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Globalisasi saat ini mengakibatkan keterbukaan pasar semakin besar (Setneg 2014). Banyaknya produk luar negeri yang masuk ke Indonesia berupa produk sandang, pangan (kemasan atau olahan), dan lainnya mengakibatkan konsumen memiliki alternatif untuk memilih produk dalam atau luar negeri. Produk pangan tersedia dalam jenis, bentuk, dan macam yang beragam (Sumarwan 2000). Individu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan fisiologisnya terutama makan daripada kebutuhan lainnya, kebutuhan akan makan tersebut dapat dipenuhi konsumen dengan adanya produk makanan (Ruwani 2013). Salah satu contoh kota di Indonesia yang menjual produk luar negeri tersebut adalah Kota Pekanbaru. Kota tersebut terdapat banyak sentra penjualan yang menjual produk makanan dalam dan luar negeri pada satu tempat. Salah satu sentra penjualan tersebut adalah Pasar Bawah. Sentra penjualan tersebut menjual produk makanan berupa kemasan dan produk olahan yang berasal dari dalam negeri juga luar negeri. Produk yang dijual tidak dibedakan secara nyata tempat pemajangannya antara dalam negeri dengan luar negeri, sehingga kedua jenis produk tersebut dapat langsung diakses oleh konsumen. Banyaknya produk yang ditawarkan membuat konsumen bingung produk mana yang akan dibeli berdasarkan keragaman kualitas maupun harga produk yang ditawarkan. Menurut Martin Khan (2006) dalam Sumarwan et al. (2013) pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal konsumen dan faktor internal. Faktor eksternal tidak memengaruhi proses pengambilan keputusan secara langsung, tetapi disaring melalui penentu individual (Sumarwan et al. 2013). Salah satu faktor eksternal yang memengaruhi konsumen pada pembelian adalah kualitas produk. Kualitas memiliki dua dimensi yaitu objektif dan subjektif, kualitas objektif mengacu pada karakteristik fisik yang dibangun dalam produk, sedangkan kualitas subjektif adalah kualitas yang dirasakan oleh konsumen (Grunert 2005). Penilaian terhadap kualitas produk bersifat subjektif tegantung pendapat masing-masing konsumen yang disebut persepsi (Schiffman dan Kanuk 1983). Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Sumarwan et al. 2011). Persepsi itu lebih penting daripada realitas, karena persepsi itulah yang akan memengaruhi perilaku aktual produk (Kotler dan Keller 2007). Konsumen tidak akan mempertimbangkan atribut lain sepanjang produk tersebut memiliki kualitas yang baik, sehingga persepsi kualitas mengalahkan penilaian atribut lain dalam memutuskan pembelian (Sumarwan et al. 2013). Persepsi kualitas akan memengaruhi keputusan konsumen terhadap pembelian atau pemakaian suatu produk karena dapat memenuhi harapannya (Sumarwan et al. 2013). Persepsi kualitas produk yang baik akan mendorong pelanggan untuk membeli produk tersebut (Purwanto 2014). Penelitian Koutroulou dan Tsourgiannis (2011) menjelaskan persepsi kualitas produk berpengaruh terhadap pembelian produk makanan dalam negeri.
2
Salah satu faktor internal yang memengaruhi perilaku pembelian adalah etnosentrisme (Shimp dan Sharma 1987). Etnosentrisme adalah kepercayaan jika membeli produk impor itu salah karena hal tersebut dapat menyakiti ekonomi dalam negeri dan juga masyarakat sendiri (Shimp dan Sharma 1987). Kecintaan konsumen terhadap produk dalam negeri dibuktikan dengan lebih memilih membeli produk dalam negeri dibandingkan luar negeri. Semakin tinggi etnosentrisme maka konsumen akan lebih memilih produk lokal dibandingkan produk luar negeri, sementara etnosentrisme konsumen yang menengah cenderung membeli produk luar negeri (Alsughayir 2013). Penelitian Sukmaningtyas dan Hartoyo (2013) menyebutkan terdapat pengaruh etnosentrisme terhadap pembelian produk pangan yaitu buah. Penelitian yang dilakukan sebelumnya banyak meneliti mengenai perilaku pembelian pada tahapan niat pembelian, belum pada tahapan pembelian aktual dan hanya meneliti salah satu produk (dalam negeri saja atau luar negeri saja). Penelitian ini meneliti pada tahapan pembelian aktual serta meneliti produk makanan dalam negeri dan juga luar negeri yang dijual di Pasar Bawah dimana pemajangan produk tersebut tidak dibedakan penempatannya. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh etnosentrisme konsumen dan persepsi kualitas produk terhadap perilaku pembelian produk makanan dalam dan luar negeri. Perumusan Masalah Semakin bebasnya produk impor yang diperjualbelikan di pasar Indonesia mengakibatkan persaingan antara produk dalam dan luar negeri semakin tidak dapat dibatasi, terutama pada produk makanan yang diperjualbelikan di Kota Pekanbaru. Terdapat sentra penjualan produk makanan di Pekanbaru yaitu Pasar Bawah yang menjual produk makanan dalam negeri dan luar negeri yang dipajang pada tempat yang sama tanpa dibedakan secara nyata. Hal ini akan memengaruhi konsumen pada pemilihan produk makanan yang akan dibeli. Pembelian produk dipengaruhi oleh persepsi terhadap kualitas produk. Hal tersebut bersifat subjektif dan berbeda-beda diantara setiap konsumen (Setiadi 2010) karena setiap konsumen memiliki karakteristik masing-masing. Konsumen memandang produk buatan luar negeri memiliki kualitas, harga, dan model yang lebih baik, sedangkan hanya sebagian yang menyukai produk buatan dalam negeri (Suryadi dan Hendrawan 2010). Keunggulan produk luar negeri tersebut akan menimbulkan persepsi yang dirasakan konsumen pada kualitas produk. Kualitas produk yang baik akan membuat konsumen bersedia untuk membayar berapapun dari harga yang ditawarkan. Berdasarkan penelitian juga ditemukan persepsi kualitas produk dan pembelian terhadap produk domestik pada konsumen muda di Indonesia tergolong rendah (Purwanto 2014). Hal tersebut mengakibatkan kurang diminatinya produk dalam negeri dan akan menurunkan nilai kecintaan pada produk buatan negara sendiri. Salah satu bentuk kecintaan terhadap produk dalam negeri dapat diukur pada etnosentrisme konsumen. Salah satunya dapat dilihat konsumen akan lebih memilih membeli produk dalam negeri dibandingkan produk luar negeri. Jika konsumen memiliki etnosentrime yang tinggi maka konsumen akan lebih memilih produk dalam negeri daripada luar negeri semahal apapun harga yang ditawarkan. Semakin banyak jenis produk makanan yang berasal dari luar negeri, maka tentunya akan memengaruhi konsumen dalam perilaku pembelian produk
3
makanan tersebut. Permasalahan tersebut mengakibatkan konsumen akan lebih memilih produk luar negeri pada pembelian produk makanan. Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik konsumen yang membeli produk makanan dalam dan luar negeri? 2. Bagaimana etnosentrisme konsumen yang membeli produk makanan dalam dan luar negeri? 3. Bagaimana persepsi kualitas pada produk makanan dalam dan luar negeri oleh konsumen? 4. Bagaimana perilaku pembelian konsumen pada produk makanan dalam dan luar negeri? 5. Bagaimana pengaruh etnosentrisme dan persepsi kualitas produk terhadap perilaku pembelian konsumen pada produk makanan dalam dan luar negeri? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh etnosentrisme konsumen dan persepsi kualitas produk terhadap perilaku pembelian produk makanan dalam dan luar negeri. Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini adalah: 1. Menganalisis karakteristik konsumen. 2. Menganalisis etnosentrisme konsumen. 3. Menganalisis persepsi kualitas produk makanan dalam dan luar negeri yang dirasakan oleh konsumen. 4. Menganalisis perilaku pembelian produk makanan dalam dan luar negeri oleh konsumen. 5. Menganalisis pengaruh etnosentrisme dan persepsi kualitas produk terhadap perilaku pembelian produk makanan dalam dan luar negeri. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diberikan pada penelitian ini antara lain: 1. Bagi masyarakat dan pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat etnosentrisme dalam pembelian produk makanan dalam negeri. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan informasi kepada pemerintah mengenai etnosentrisme konsumen, persepsi kualitas produk dalam negeri, dan pembelian produk makanan dalam dan luar negeri sehingga pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang mendukung usaha masyarakat kecil menengah yang ada di Indonesia untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015. 2. Bagi institusi pendidikan
4
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah penelitian di bidang perilaku konsumen yang dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang berkaitan dengan konsumen. 3. Bagi peneliti/mahasiswa Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana, menambah wawasan, pemahaman, pengalaman, dan pengembangan ilmu untuk masa depan terutama dalam etnosentrisme, persepsi kualitas produk, dan perilaku pembelian konsumen.
KERANGKA PEMIKIRAN Saat ini banyak produk luar negeri yang diperjualbelikan di Indonesia baik di pasar moderen maupun tradisional, salah satunya adalah produk makanan. Kota Pekanbaru terdapat sentra penjualan produk makanan yang menjual produk makanan yang berasal dari dalam dan luar negeri dalam satu tempat yaitu Pasar Bawah. Setiap konsumen yang membeli produk makanan memiliki karaktersitik dan persepsi yang berbeda-beda terhadap jenis produk yang dibelinya. Karakteristik konsumen memiliki perbedaaan satu sama lain baik dalam faktor usia, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatannya. Pendidikan akan menentukan pekerjaan seseorang dan keduanya akan memengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi sesorang, sedangkan Pendapatan akan membiayai kegiatan konsumsinya, dan jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli seorang konsumen (Sumarwan 2011). Selain itu, perbedaan usia akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk makanan, sehingga karakteristik konsumen memiliki hubungan terhadap perilaku pembelian produk makanan. Perilaku pembelian dipengaruhi oleh etnosentrisme dan persepsi kualitas produk (Purwanto 2014). Etnosentrisme merupakan kecintaan terhadap produk dalam negeri dan lebih memilih membeli produk dalam negeri berapapun harga yang ditawarkan. Etnosentrisme konsumen akan memengaruhi persepsi dari kegiatan pembelian yang dilakukan (Parts dan Vida 2013). Kualitas yang ditawarkan oleh produk dalam dan luar negeri yang dijual baik intrinsik maupun ektrinsik akan memengaruhi kesan konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya. Kesan konsumen tersebut adalah persepsi yang timbul dari dalam konsumen terhadap kualitas suatu produk. Persepsi kualitas produk yang baik akan memengaruhi konsumen dalam membeli produk makanan sesuai dengan kriteria yang konsumen inginkan. Kualitas produk yang baik akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian (Purwanto 2014). Kelebihan kualitas produk dan akses dalam mendapatkan produk makanan luar negeri yang mudah saat ini, akan meningkatkan pembelian terhadap produk makanan yang berasal dari luar negeri tersebut.
5
Karakteristik konsumen Usia Jenis kelamin Status perkawinan Lama pendidikan Suku Agama Jenis pekerjaan Pendapatan Jumlah anggota keluarga
Etnosentrisme konsumen
Persepsi kualitas produk
Perilaku pembelian makanan dalam dan luar negeri
Keterangan: : Variabel yang diteliti : Pengaruh yang diteliti : Pengaruh yang tidak diteliti
Gambar 1 Kerangka pemikiran
METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional study dengan metode survei yang dilaksanakan di Kota Pekanbaru Riau. Pemilihan lokasi ini dipilih secara purposive dengan pertimbangan secara geografis Kota Pekanbaru terletak bersebelahan dengan Negara Malaysia dan Singapura sehingga produk dari negara tersebut lebih cepat masuk ke kota tersebut. Selain itu, terdapat banyak sentra penjualan yang menjual produk dalam dan luar negeri yang dijual pada satu tempat. Salah satu sentra penjualan produk makanan dalam dan luar negeri yang dijual dalam satu tempat yaitu Pasar Bawah. Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Februari hingga Maret 2015. Jumlah dan Teknik Pengambilan Contoh Populasi pada penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk makanan dalam dan luar negeri. Jumlah contoh dalam penelitian ini adalah 100 orang yang diambil menggunakan teknik pengambilan contoh non-probability sampling secara convenience dengan kriteria konsumen yang menjadi contoh penelitian adalah dengan memiliki karakteristik: 1) usia 19-50 tahun, 2) membeli produk makanan di Pasar Bawah, 3) bersedia untuk diwawancara. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau sumber utama yang
6
diperoleh melalui alat bantu kuesioner. Data primer melalui wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang berisi karakteristik individu (usia, jenis kelamin, status perkawinan, suku, agama, jenis pekerjaan, lama pendidikan, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga), etnosentrisme konsumen, persepsi kualitas produk, dan perilaku pembelian produk makanan dalam dan luar negeri. Penjelasan mengenai skala data dan kategori data yang digunakan dalam penelitian ini yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Variabel, satuan/kategori, dan skala penelitian Variabel Penelitian
Satuan/Kategori
Karakteristik konsumen Usia Jenis kelamin
Tahun 1. Laki-laki 2. Perempuan Status perkawinan 1. Menikah 2. Belum menikah Lama pendidikan Tahun Suku 1. Melayu 2. Non melayu Agama 1. Islan 2. Kristen 3. Protestan 4. Hindu 5. Budha Jenis pekerjaan 1. PNS 2. Pegawai swasta 3. Mahasiswa 4. Wiraswasta 5.Tidak bekerja/IRT 6. Lainnya Pendapatan Rupiah/bulan Jumlah anggota keluarga Orang Etnosentrisme konsumen Skor Persepsi kualitas produk Skor Perilaku pembelian makanan 1. Pembelian dalam negeri saja dalam dan luar negeri 2. Pemberlian luar negeri saja 3. Pembelian campuran (dalam dan luar negeri)
Skala Rasio Nominal Nominal Rasio Nominal Nominal
Nominal
Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan tahapan editing, coding, scoring, entry data, cleaning data, dan analisis data menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Science (SPSS). Instrumen etnosentrisme menggunakan instrumen CETSCALE yang dimodifikasi dari Shimp dan Sharma (1987) serta Purwanto (2014) berjumlah 6 pernyataan dengan 5-poin skala Likert (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3= kurang setuju, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju) dengan cronbach α 0,819. Skor minimum adalah 6 dan skor maksimum adalah 30. Pada penelitian ini pengkategorian variabel dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas rendah, sedang, dan tinggi menggunakan metode
7
kelas interval komposit (Puspitawati dan Herawati 2013) berdasarkan skor variabel dengan kriteria sebagai berikut: tinggi bila skor >22, sedang bila skor 1521, dan rendah bila skor <15. Nilai tertinggi - Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas yang diinginkan Instrumen persepsi kualitas produk diadopsi dari Purwanto (2014) berjumlah 3 peryataan untuk persepsi kualitas dalam negeri dan 3 pernyataan untuk persepsi kualitas luar negeri. Pernyataan diberi skor sesuai skala Likert 5poin (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = kurang setuju, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju) dengan cronbach α 0,763 untuk persepsi kualitas produk dalam negeri dan cronbach α 0,833 untuk persepsi kualitas produk luar negeri. Skor minimum adalah 3 dan skor maksimum adalah 15 untuk persepsi kualitas produk makanan dalam negeri, sedangkan persepsi kualitas produk makanan luar negeri skor minimum adalah 3 dan skor maksimum adalah 15. Pengkategorian variabel dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas rendah, sedang, dan tinggi menggunakan metode kelas interval komposit (Puspitawati dan Herawati 2013) berdasarkan skor variabel. Kriteria yang ditentukan sebagai berikut: tinggi bila skor >11, sedang bila skor 8-11, dan rendah bila skor <8 untuk persepsi kualitas produk makanan dalam negeri, sedangkan persepsi kualitas produk makanan luar negeri tinggi bila skor >11, sedang bila skor 8-11, dan rendah bila skor <8. Instrumen perilaku pembelian dimodifikasi dari Lestasi (2014) menggunaan teknik self-report dengan pertanyaan terbuka dan tertutup (campuran) mengenai jenis, jumlah, harga, alasan membeli produk, tujuan membeli produk makanan, dan pengeluaran pembelian pada sekali pembelian untuk produk makanan dalam dan luar negeri. Perilaku pembelian dilihat dari jenis produk yang dibeli yang dikelompokkan menjadi pembelian produk dalam negeri saja, luar negeri saja, dan campuran (dalam dan luar negeri). Cronbach α sebesar 0,634. Analisis data yang digunakan yaitu: 1. Uji deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik konsumen (usia, jenis kelamin, status perkawinan, lama pendidikan, suku, agama, jenis pekerjaan, jumlah, pendapatan, dan anggota keluarga) 2. Uji kolerasi yang digunakan adalah uji kolerasi Pearson untuk melihat karakteristik konsumen (usia, lama pendidikan, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga), etnosentrisme, dan kualitas produk dengan perilaku pembelian produk makanan dalam dan luar negeri, serta pengeluaran pembelian produk makanan. 3. Uji beda untuk menganalisis adanya perbedaan antara karakteristik konsumen dengan jenis pembelian responden, etnosentrisme konsumen dengan jenis pembelian produk makanan, dan persepsi kualitas produk dengan jenis pembelian produk makanan responden. 4. Uji regresi logistik multinomial untuk menganalisis pengaruh yang memengaruhi jenis pembelian konsumen. Bentuk persamaan logit regresi logistik multinomial adalah: 𝑔 𝑥 = 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 Keterangan: 𝑔 𝑥 = Dummy pembelian produk makanan (1=dalam negeri saja, 2= luar negeri saja, 3= campuran (dalam dan luar negeri)) β = Koefesien
8
𝑋1 = Lama pendidikan (th) 𝑋2 = Etnosentrisme konsumen (skor) 𝑋3 = Persepsi kualitas produk dalam negeri (skor) 𝑋4 = Persepsi kualitas produk luar negeri (skor) Definisi Operasional Konsumen adalah seseorang yang menggunakan dan menghabiskan produk yang dibeli berupa makanan makanan dalam negeri maupun luar negeri yang dibeli di Pasar Bawah Pekanbaru. Produk makanan adalah pangan mentah maupun kemasan yang dapat dikonsumsi langsung atau diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi yang berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri. Lama pendidikan adalah jumlah lama pendidikan formal yang sudah ditempuh diukur dalam tahun. Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh dari pekerjaan atau uang saku perbulannya yang diukur dalam rupiah. Jenis pekerjaan adalah kegiatan responden yang dapat menghasilkan uang atau aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan gelar sarjana atau sejenisnya. Etnosentrisme konsumen adalah kepercayaan responden terhadap kecintaan produk makanan dalam negeri dan merasa bersalah jika membeli produk asing yang diukur dengan skor. Persepsi kualitas produk adalah penilaian terhadap kualitas subjektif produk yang dirasakan oleh konsumen pada produk makanan yang diukur dengan skor. Perilaku pembelian adalah kegiatan pembelian produk makanan yang dilakukan pada saat penelitian dilakukan dan dibedakan atas pembelian oleh konsumen yang diukur dengan jenis pembelian produk makanan. Produk makanan dalam negeri adalah produk makanan yang diproses menggunakan bahan dalam negeri dan pembuatannya dilakukan didalam negeri yang diukur dalam kemasan. Produk makanan luar negeri adalah produk makanan yang diproses menggunakan bahan dari luar negeri dan pembuatannya dilakukan di luar atau dalam negeri yang diperjualbelikan di dalam negeri, diukur dalam kemasan. Pembelian produk dalam negeri saja adalah pembelian yang dilakukan konsumen yang membeli produk makanan dalam negeri saja. Pembelian produk luar negeri saja adalah kegiatan pembelian yang dilakukan konsumen yang membeli produk makanan luar negeri saja. Pembelian produk campuran kegiatan pembelian yang dilakukan konsumen yang membeli produk makanan dalam negeri serta luar negeri.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Konsumen Hasil penelitian menunjukkan dari 100 orang responden yang diteliti responden yang membeli produk dalam negeri saja sebanyak 43,00%, responden yang membeli produk luar negeri saja, dan sebanyak 15,00%, dan juga terdapat responden yang membeli produk dalam dan luar negeri (campuran) sebanyak 42,00%. Selanjutnya, pembahasan mengenai karakteristik konsumen, etnosentrisme, dan persepsi kualitas produk makanan akan dibedakan menjadi tiga kelompok tersebut. Persentase jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan. Responden perempuan pada penelitian ini sebanyak 74,00 persen sedangkan laki-laki hanya berjumlah 26,00 persen. Sumarwan (2011) mengelompokkan usia dewasa menjadi tiga yaitu dewasa awal usia 19-24 tahun, dewasa lanjut usia 25-35 tahun, dan separuh baya usia 36-50 tahun. Persentase terbanyak pada responden adalah usia 36-50 tahun (43,00%) dan yang paling sedikit adalah usia 25-35 tahun (21,00%). Usia minimum responden pada penelitian ini adalah 20 tahun dan usia maksimal responden adalah 50 tahun. Rataan usia dari keseluruhan responden adalah 33,03 yang termasuk pada kategori dewasa lanjut. Tabel 2 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan pembelian produk makanan Karakteristik Laki-laki Perempuan Total
Dalam negeri saja
Luar negeri saja
Campuran
n
%
n
%
n
%
13 30 43
30,20 69,80 100,00
4 11 15
26,70 73,30 10,00
9 33 42
21,40 78,60 100,00
Mayoritas responden yang diteliti adalah beragama Islam sebanyak 98,00 persen. Agama lain masing-masing 1,00 persen untuk beragama Katolik dan Budha. Hal tersebut menunjukkan pada penelitian yang dilakukan didominasi oleh konsumen yang beragama Islam. Responden yang diteliti digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu suku Melayu dan bukan Melayu. Sebanyak 39,00 persen responden adalah bersuku Melayu dan 61,00 persen adalah bukan Melayu (Minang, Jawa, Mandailing, Batak, dan Sunda). Responden diteliti juga digolongkan menjadi dua, yaitu menikah dan belum menikah. Sebanyak 61,00 persen dari responden yang diteliti sudah menikah, sedangkan hanya 39,00 persen responden yang belum menikah. Pekerjaan responden yang diteliti digolongkan menjadi lima jenis pekerjaan (PNS, pegawai swasta, mahasiswa, wiraswasta, IRT, lainnya). Responden yang diteliti paling banyak adalah ibu rumah tangga, sedangkan yang paling sedikit adalah jenis pekerjaan wiraswasta. Sebanyak 50,00 persen responden laki-laki diteliti adalah mahasiswa, sedangkan responden perempuan didominasi oleh ibu rumah tangga (39,20%). Jenis pekerjaan lain pada responden
10
yang diteliti sebanyak sembilan orang adalah pegawai BUMN, freelancer, dan magang. Hasil data dari jumlah anggota keluarga responden dibagi menjadi tiga golongan yaitu keluarga kecil, sedang, dan besar. Lebih dari setengah persen dari responden yang diteliti berada pada golongan keluarga kecil yaitu kurang dari empat orang. Responden yang memiliki anggota keluarga sebanyak empat orang adalah 38 orang. Tidak ada responden yang memiliki jumlah anggota keluarga yang melebihi dari tujuh orang atau termasuk pada golongan keluarga besar. Jumlah minimum anggota keluarga responden adalah nol dan jumlah maksimum adalah tujuh orang, sedangkan rataan jumlah anggota keluarga dari keseluruhan responden adalah 4,23 atau empat orang. Upah Minimum Kota (UMK) Pekanbaru tahun 2014 ditetapkan sejumlah Rp1.775.000 per bulan. Jika pendapatan responden yang diteliti dibandingkan dengan UMK Pekanbaru maka dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu dibawah UMK dan di atas UMK. Responden yang berada diatas UMK (dibawah Rp1.770.000) sebesar 32,00 persen, sedangkan yang berada di atas UMK Pekanbaru (diatas Rp1.770.000) sebesar 68,00 persen. Pendapatan minimum dari responden adalah Rp350.000 dan maksimum adalah Rp40.000.000. Rataan pendapatan dari keseluruhan responden adalah Rp4.134.000. Tabel 3 Sebaran responden berdasarkan karakteristik sosio-demografi dan pembelian produk makanan Karakteristik sosio-demografi
Dalam negeri saja n
%
Usia (tahun) 19-24 tahun 16 37,20 25-35 tahun 9 20,90 36-50 tahun 18 41,90 Rataan±SD 32,56±10,46 Nilai p (sig.) Jumlah anggota keluarga (orang) <5 orang 24 55,80 5-7 orang 19 44,20 >7 orang 0 0,00 Rataan±SD 4,37±1,31 Nilai p (sig.) Pendapatan (Rp/bln)
Rp1.775.000 28 65,10 Rataan±SD 4.120.000± 6.545.553,60 Nilai p (sig.) Lama pendidikan (tahun) 9-12 tahun 11 25,60 >12 tahun 32 74,40 Rataan±SD 14,81±1,91 Nilai p (sig.)
Luar negeri saja n
%
Campuran n
%
Total n
%
3 20,00 3 20,00 9 60,00 35,93±9,50 0,494
17 40,50 9 21,40 16 38,10 32,48±10,26
36 36,00 21 21,00 43 43,00 33,03±10,21
8 7 0
27 64,30 15 35,70 0 0,00 4,02±1,29
59 59,00 41 41,00 0 0,00 4,23±1,29
46,70 53,30 0,00 4,40±0,83 0,402
3 20,00 12 80,00 4.770.000± 3.478.847,65 0,856 2 20,00 12 80,00 14,87±1,64 0,984
14 33,30 32 32,00 28 66,70 68 68,00 3.930.000± 4.134.000± 3.432.471,38 4.984.622,21 8 19,00 32 81,00 14,88±1,63
21 21,00 79 79,00 14,85±1,74
Responden yang diteliti tidak ada yang berpendidikan kurang dari sembilan tahun. Hanya saja terdapat satu responden yang bersekolah selama 11
11
tahun saja. Sebagian dari responden (78,00%) yang diteliti sudah mendapatkan pendidikan lebih dari 12 tahun. Hasil analisis menunjukkan konsumen yang berbelanja makanan di Pasar Bawah adalah konsumen yang berpendidikan tinggi. Lama pendidikan maksimum dari responden adalah 18 tahun. Rataan lama pendidikan dari keseluruhan responden adalah 14,85. Tidak dapat perbedaan yang nyata antara karakteristik konsumen dengan pembelian responden. Etnosentrisme Persentase persetujuan responden dikelompokkan menjadi dua dengan mengelompokkan pilihan sangat tidak setuju, tidak setuju, dan kurang setuju menjadi pernyataan ketidak setujuan, sedangkan setuju dan tidak setuju dikelompokkan menjadi pernyataan persetujuan. Hasil jawaban responden mengenai etnosentrisme menunjukkan sebesar 88,00 persen setuju konsumen Indonesia seharusnya selalu membeli produk yang diproduksi di dalam negeri dan produk dalam negeri merupakan pilihan utama (77,00%). Responden juga menyetujui orang Indonesia tidak seharusnya membeli produk asing, karena itu akan mematikan bisnis orang Indonesia sendiri (54,00%). Responden menyetujui membeli produk asing jika produk itu tidak dapat diperoleh dari negeri sendiri (79,00%). Namun, responden tidak setuju membeli produk asing bertanggung jawab (61,00%) dan menyebabkan (67,00%) atas saudara sebangsanya yang kehilangan pekerjaan. Hasil sebaran jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Sebaran responden berdasarkan pernyataan etnosentrisme Pernyataan Harus selalu membeli produk yang diproduksi di dalam negeri Membeli produk asing berarti bertanggung jawab atas saudara sebangsanya yang kehilangan pekerjaan Tidak seharusnya membeli produk asing, karena akan mematikan bisnis orang Indonesia Tidak dibenarkan membeli produk asing karena dapat menyebabkan orang-orang Indonesia kehilangan pekerjaan Seharusnya membeli produk asing yang tidak dapat diperoleh dari negara sendiri Produk dalam negeri adalah pilihan utama saya
STS
TS
KS
S
SS
2
8
12
56
22
5
19
37
27
12
1
9
36
37
17
6
18
43
22
11
2
6
13
62
17
1
10
12
47
30
Ket: STS=sangat tidak setuju, TS=tidak setuju, KS=kurang setuju, S=setuju, SS=sangat setuju
Nilai minimum dari total skor etnosentrisme reponden adalah 11 dan skor maksimum sebesar 30, sedangkan rataan dari total skor etnosentrisme reponden adalah 21,65. Semakin setuju responden memilih, maka nilai untuk skor etnosentrisme akan tinggi. Etnosentrisme responden dikategorikan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Sebesar 53,00 persen dari responden termasuk pada etnosentrisme sedang. Artinya, responden tidak menyetujui keenam pernyataan etnosentrisme konsumen. Hasil uji beda pada Tabel 5 menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,096) antara etnosentrisme dengan
12
pembelian produk makanan. Semakin tinggi etnosentrisme konsumen cenderung akan melakukan pembelian pada produk dalam negeri saja. Hasil menunjukkan responden yang termasuk pada kategori sedang lebih banyak membeli produk asing daripada produk dalam negeri. Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan kategori etnosentrisme dan pembelian produk makanan Etnosentrisme
Dalam negeri saja n
Rendah (skor <15) Sedang (skor 15-22) Tinggi (skor >22) Total Rataan Nilai p (sig.)
Luar negeri saja
%
n
1 43,00 21 48,80 21 48,80 43 100,00 22,14±4,40
%
Campuran n
Total
%
1 6,70 2 4,80 12 80,00 20 47,60 2 13,30 20 47,60 15 100,00 42 100,00 19,53±4,16 21,90±3,72 0,096*
n
%
4 4,00 53 53,00 43 43,00 100 100,00 21,65±4,15
Ket: *nyata pada nilai p (sig.)<0,1
Persepsi Konsumen terhadap Kualitas Produk Makanan Persepsi kualitas produk makanan dibagi menjadi dua yaitu persepsi kualitas produk makanan dalam negeri dan produk makanan luar negeri. Persentase persetujuan responden dikelompokkan menjadi dua dengan mengelompokkan pilihan sangat tidak setuju, tidak setuju, dan kurang setuju menjadi pernyataan ketidak setujuan, sedangkan setuju dan tidak setuju dikelompokkan menjadi pernyataan persetujuan. Tabel 6 memperlihatkan 84,00 persen responden beranggapan setuju kualitas produk makanan dalam negeri baik, dapat dipercaya (82,00%), dan diproduksi dengan baik (95,00%). Begitu juga dengan produk makanan luar negeri, sebesar 68,00 persen dari responden beranggapan setuju kualitas produk luar negeri baik dan orang asing dapat mengerjakan produksi dengan baik (53,00%). Namun, lebih dari setengah persen responden yang diteliti kurang setuju dengan anggapan kualitas produk luar negeri dapat dipercaya. Hal tersebut memiliki arti lebih dari setengah persen responden masih meragukan kualitas produk luar negeri yang memengaruhi kepercayaan terhadap produk tersebut. Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan pernyataan persepsi kualitas produk makanan dalam dan luar negeri Peryataan Kualitas produk makanan baik Kualitas produk makanan dapat dipercaya Orang-orang mampu mengerjakan produksi dengan baik
Dalam negeri
Luar negeri
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
1
3
12
71
13
1
4
27
67
1
0
4
14
72
10
2
9
41
45
3
0
2
3
75
20
2
12
33
48
5
Ket: STS=sangat tidak setuju, TS=tidak setuju, KS=kurang setuju, S=setuju, SS=sangat setuju
13
Nilai minimum skor persepsi kualitas produk makanan dalam negeri adalah 6 dan maksimum sebesar 15 dengan nilai rataan dari total skor reponden adalah 11,93 yang termasuk pada kategori tinggi. Skor minimum terhadap pernyataan persepsi kualitas produk luar negeri adalah 3 dan skor maksimum adalah 15 dengan nilai rataan total skor sebesar 10,43 yang termasuk pada kategori sedang. Hasil analisis menunjukkan persepsi kualitas produk makanan dalam negeri tinggi yang dirasakan responden sebesar 76,00 persen, sedangkan produk luar negeri pada kategori sedang sebesar 54,00 persen. Artinya adalah responden yang diteliti menyetujui seluruh pernyataan yang diberikan untuk persepsi kualitas produk dalam negeri, sedangkan pada persepsi kualitas produk dalam negeri terdapat pernyataan yang kurang disetujui. Hal tersebut menandakan responden menganggap kualitas produk makanan dalam negeri lebih baik daripada luar negeri. Berdasarkan hasil uji beda paired sample t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (p=0,000) antara persepsi kualitas produk makanan dalam negeri dengan luar negeri. Hasil uji beda pada Tabel 7 menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara persepsi kualitas produk makanan dalam negeri dengan pembelian responden (p=0,011). Semakin tinggi persepsi kualitas produk makanan dalam negeri maka kecendrungan pembelian produk makanan dalam negeri juga akan tinggi daripada luar negeri. Tabel 7 juga memperlihatkan tidak adanya perbedaan antara persepsi kualitas produk makanan luar negeri dengan pembelian responden (p=0,103). Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan kategori persepsi kualitas produk makanan dan pembelian produk makanan Persepsi kualitas produk makanan Dalam negeri Rendah (skor <8) Sedang (skor 8-11) Tinggi (skor >11) Total Rataan±SD Nilai p (sig.) Luar negeri Rendah (skor <8) Sedang (skor 8-11) Tinggi (skor >11) Total Rataan±SD Nilai p (sig.)
Dalam negeri n
%
Luar negeri
Campuran
n
n
%
%
Total n
%
1 2,33 9 20,93 33 33,00 43 100,00 12,19±1,79
0 0,00 1 2,38 3 20,00 10 23,81 12 80,00 31 73,81 15 100,00 42 100,00 12,00±1,07 11,64±1,34 0,011**
2 2,00 22 22,00 76 76,00 100 100,00 11,93±1,53
4 9,30 23 53,50 16 37,20 43 100,00 10,16±2,14
2 13,30 1 2,40 6 40,00 25 59,50 7 46,70 16 38,10 15 15,00 42 100,00 10,67±2,44 10,62±1,56 0,103
7 7,00 54 54,00 39 39,00 100 100,00 10,43±1,96
Ket: **nyata pada nilai p (sig.)<0,05
Perilaku Pembelian Konsumen Pembelian produk makanan pada penelitian ini merupakan transaksi pembelian yang dilakukan pada saat membeli produk makanan di Pasar Bawah. Pembelian responden dibagi menjadi tiga jenis yaitu pembelian produk dalam
14
negeri saja, luar negeri saja dan campuran (dalam dan luar negeri) berdasarkan pembelian responden pada penelitian dilakukan. Persentase pembelian responden dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil menunjukkan sebanyak 43,00 persen responden melakukan pembelian produk dalam negeri saja dan 42,00 persen melakukan pembelian produk campuran. Sisanya adalah responden yang melakukan pembelian produk luar negeri saja. Hal tersebut menunjukkan responden yang diteliti lebih memilih produk dalam negeri daripada luar negeri. Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan pembelian produk makanan Pembelian produk makanan Produk dalam negeri saja Produk luar negeri saja Campuran (dalam dan luar negeri) Total
n
%
43 15 42 100
43,00 15,00 42,00 100,00
Produk makanan dalam dan luar negeri yang dibeli oleh responden dikelompokkan menjadi sembilan jenis. Jenis produk makanan yang dibeli oleh responden, produk dalam negeri lebih banyak daripada luar negeri. Jenis produk makanan dalam dan luar negeri yang dibeli oleh responden digolongkan menjadi sembilan kategori untuk masing-masing produk dalam negeri dan luar negeri ditentukan berdasarkan produk yang dijual di Pasar Bawah. Tabel 9 Sebaran reponden berdasarkan jenis produk makanan dalam dan luar negeri yang dibeli seluruh responden pada saat penelitian dilakukan Produk dalam negeri Jenis produk Keripik dan kerupuk Kacang-kacangan Permen dan cokelat Minuman Bolu Kue dan biskuit Dodol Bahan pangan Lainnya
%
Jumlah kemasan
49,00 4,00 3,00 4,00 19,00 34,00 22,00 13,00 12,00
166 15 5 11 71 117 70 39 44
Produk luar negeri % 3,00 3,00 37,00 16,00 9,00 19,00 4,00
Jumlah kemasan 10 22 140 29 24 85 9
Seratus responden yang diteliti, ditemukan responden terbanyak yang membeli produk dalam negeri adalah yang membeli jenis produk keripik dan kerupuk sebanyak 49,00 persen, sebanyak 24,00 persen responden membeli jenis produk kue dan biskuit. Responden terbanyak yang membeli produk luar negeri adalah sebanyak 37,00 persen responden yang membeli jenis permen dan minuman. Tabel 9 menunjukkan persentase responden dan jumlah kemasan terbanyak yang dibeli responden adalah jenis keripik dan kerupuk untuk produk dalam negeri sedangkan produk luar negeri adalah jenis permen dan cokelat. Produk luar negeri jenis dodol dan bahan pangan adalah jenis yang tidak dijual di Pasar Bawah. Gambaran produk yang dibeli dapat dilihat di Lampiran 4. Alasan memilih produk makanan. Pemilihan alasan disesuaikan berdasarkan setiap kemasan jenis produk yang dibeli oleh responden. Alasan memilih produk dikategorikan menjadi lima alasan memilih produk (Tabel 10).
15
Hasil analisis menunjukkan seluruh jenis produk makanan dalam dan luar negeri yang dibeli responden memiliki alasan karena rasa. Selain rasa, kemasan menjadi alasan kedua responden ketika membeli produk makanan tersebut. Ukuran tidak menjadi alasan memilih pada reponden ketika membeli produk makanan luar negeri. Produk makanan dalam negeri seperti jenis kacang-kacangan, permen dan cokelat, dan minuman dipilih 100,00 persen karena alasan rasa. Produk makanan luar negeri seperti jenis kacang-kacangan, minuman, dan lainnya dipilih karena rasa. Produk jenis keripik dan kerupuk serta jenis dodol dalam negeri memiliki bermacam alasan dalam pembelian produk jenis tersebut. Persentase responden berdasarkan alasan pembelian dapat dilihat di Lampiran 2. Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan alasan pembelian jenis produk makanan dalam dan luar negeri Jenis produk Keripik dan kerupuk Kacang-kacangan Permen dan cokelat Minuman Bolu Kue dan biskuit Dodol Bahan pangan Lainnya
Produk dalam negeri
Produk luar negeri
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
39 4 3 4 17 30 17 11 10
4 0 0 0 0 3 1 2 2
1 0 0 0 0 0 1 0 0
2 0 0 0 2 1 2 0 0
3 0 0 0 0 0 1 0 0
2 3 31 16 7 8 4
0 0 3 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 2 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 0
Ket: Alasan (1=rasa, 2=kemasan, 3=ukuran, 4=Harga, 5=penampilan)
Tujuan pembelian makanan. Pembelian produk makanan dalam dan luar negeri dikategorikan menjadi lima pilihan tujuan pembelian makanan, yaitu konsumsi sendiri,buah tangan, hadiah, prestige/gengsi, dan lainnya. Hasil analisis menunjukkan tujuan responden dalam membeli produk makanan adalah untuk buah tangan sebesar 58,00 persen. Selain untuk buah tangan, ternyata produk makanan juga ditujukan untuk konsumsi sendiri (39,00%). Tidak ada responden yang bertujuan membeli makanan untuk pretige/gengsi pada pilihannya. Hal tersebut disebabkan oleh metode penelitian yang dilakukan sehingga membuat responden sulit untuk jujur pada saat dilakukan wawancara. Tujuan untuk memberikan hadiah sebesar 2,00 persen dan tujuan lainnya hanya sebesar 1,00 persen. Pengeluaran produk makanan. Tabel 11 menunjukkan pengeluaran pembelian produk makanan dalam negeri saja, pembelian produk luar negeri saja, dan pembelian campuran yang dihitung berdasarkan pengeluaran pembelian masing-masing kelompok. Hasil menunjukkan rataan pengeluaran terbesar adalah pembelian produk makanan luar negeri saja dan rataan pengeluaran terkecil adalah untuk pembelian produk makanan dalam negeri saja. Pembelian maksimum terbesar adalah pembelian campuran. Hal tersebut disebabkan responden membeli dua jenis produk (dalam dan luar negeri) pada saat pembelian dilakukan. Berdasarkan penelitian di lapangan dari keragaman harga produk luar negeri memang memiliki harga jual minimal yang lebih tinggi dibandingkan produk makanan dalam negeri.
16
Tabel 11 Pengeluaran pembelian produk makanan dalam negeri saja, luar negeri saja, dan campuran pada saat penelitian dilakukan Kelompok pembelian
Minimum (Rp)
Maksimum (Rp)
Rataan±SD
45.000
545.000
163.000±127.470,36
100.000
920.000
382.000±225.696,28
55.000
1.130.000
345.000±203.972,53
Jumlah pengeluaran produk dalam negeri saja (Rp) Jumlah pengeluaran produk luar negeri saja (Rp) Jumlah pengeluaran produk campuran (Rp)
Hubungan antara Pendapatan, Lama pendidikan, Etnosentrisme, Persepsi Kualitas Produk, dan Perilaku Pembelian Produk Makanan Dalam dan Luar Negeri Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan antar variabel yang diteliti. Terdapat hubungan yang sangat signifikan dan positif antara persepsi kualitas produk dalam negeri dengan etnosentrisme konsumen (p=0.000). Artinya apabila persepsi kualitas produk dalam negeri tinggi maka etnosentrisme konsumen juga akan tinggi. Lama pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan persepsi kualitas produk luar negeri (p=0.049). Artinya apabila semakin lama pendidikan responden maka persepsi kualitas produk luar negeri juga tinggi. Hasil uji hubungan variabel dapat dilihat pada Tabel 12. Hasil juga menunjukkan pembelian produk makanan berhubungan negatif dengan etnosentrisme dan persepsi kualitas produk dalam negeri. Artinya, semakin tinggi etnosentrisme konsumen dan persepsi kualitas produk dalam negeri maka pembelian terhadap produk luar negeri akan semakin besar. Pendapatan dan lama pendidikan berhubungan negatif dengan etnosentrisme konsumen, maksudnya adalah semakin besar pendapatan dan semakin lama pendidikan akan menurunkan etnosentrisme konsumen. Hubugan antar variabel lebih lengkapnya dapat dilihat di Lampiran 2. Tabel 12 Hasil uji korelasi variabel Variabel Pendapatan Lama pendidikan Etnosentrisme Persepsi kualitas produk dalam negeri Persepsi kualitas produk luar negeri Pembelian produk makanan
Etnosentrisme -0,155 -0,153 1
Persepsi kualitas produk dalam negeri
Persepsi kualitas produk luar negeri
Pembelian produk makanan
0,043 -0,050 0,581**
0,002 0,197* 0,173
-0,018 0,018 -0,027
1
0,182
-0,165
1
0,108
Ket: *nyata pada nilai p (sig.) <0,05**nyata pada nilai p (sig.) <0,01
1
17
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembelian Produk Makanan Dalam dan Luar Negeri Analisis yang digunakan untuk mencari faktor yang memengaruhi adalah dengan menggunakan uji Regresi Logistik Multinomial karena variabel independen (Y) yang diteliti adalah nominal yaitu pembelian produk yang dijadikan variabel dummy terlebih dahulu. Variabel dependen (X) yang diteliti adalah pendapatan, etnosentrisme, persepsi kualitas produk dalam negeri, dan persepsi kualitas produk luar negeri yang dipilih berdasarkan hasil uji hubungan dan literatur agar hasil uji lebih signifikan. Metode regresi logistik multinomial digunakan untuk mengetahui lebih jauh perbedaan pengaruh antara perilaku pembelian produk makanan responden yang memiliki lebih dari dua kategori atau lebih dengan skala nominal pada variabel independen (Hosmer dan Lemeshow 2000). Selanjutnya perilaku pembelian makanan responden dikelompokkan menjadi tiga, yaitu responden yang membeli produk makanan dalam negeri saja sebagai pembanding, responden yang membeli produk makanan luar negeri saja, dan responden yang membeli produk makanan campuran (dalam dan luar negeri). faktor-faktor yang memengaruhi pembelian produk makanan berdasarkan uji regresi logistik multinomial dapat dilihat pada Tabel 13. Hasil uji simultan menunjukkan hasil menerima analisis uji kebaikan model (goodness of fit) atau R square sebesar 0,151. Hal tersebut menjelaskan proporsi variabel yang memengaruhi perilaku pembelian produk makanan dalam model ini yang sebesar 15,10 persen dan sisanya (84,90%) adalah variabel yang tidak diteliti pada model pengujian ini. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan model yang digunakan cukup baik karena mampu menebak dengan benar sebesar 0,530 atau 53,00 persen. Tingkat kebenaran model sebesar <0,1 atau 90,00 persen dengan nilai p (sig.) sebesar 0,080 dengan nilai chi-square 14,065. Tabel 13 Faktor-faktor yang memengaruhi pembelian produk makanan Perilaku pembelian produk makanan Luar negeri saja
Campuran (dalam negeri dan luar negeri)
Peubah penjelas Konstanta 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 Konstanta 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4
Β -1,355 0,000 -0,232 0,254 0,197 1,461 0,000 0,057 -0,374 0,167
Chi-square Nagelkerke (R square) Nilai p (sig.) Ket: *nyata pada nilai p (sig.)<0,1, **nyata pada nilai p (sig.)<0,05 𝑥1 : pendapatan 𝑥2 : etnosentrisme 𝑥3 : persepsi kualitas produk dalam negeri
Exp(β) 1,000 0,793 1,289 1,218 1,000 1,059 0,685 1,181 14,065 0,151 0,080*
Nilai p (sig.) 0,959 0,974 0,024** 0,378 0,264 0,465 0,914 0,431 0,055* 0,180
18
𝑥4 : persepsi kualitas produk luar negeri
Tabel 13 memperlihatkan faktor yang berpeluang memengaruhi pembelian produk makanan pada logit 2 (luar negeri saja) dan logit 2 (campuran). Interpretasi dari peubah penjelas logit 1 adalah semakin tinggi nilai etnosentrisme responden maka peluang responden yang memilih untuk membeli produk makanan luar negeri saja semakin rendah sebesar 0,793 kali dari pembelian produk dalam negeri saja. Berdasarkan hal ini, etnosentrisme (B= -0,232, p=0,024) memberikan pengaruh yang negatif terhadap pembelian produk makanan luar negeri. Hasil juga menunjukkan pendapatan dan persepsi kualitas memberikan efek positif terhadap pembelian produk luar negeri saja, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan. Nilai rasio odds untuk logit 2 (campuran) memiliki interprestasi adalah semakin tinggi persepsi kualitas produk dalam negeri maka peluang responden yang memilih untuk membeli produk campuran (dalam dan luar negeri) sebesar 0,685 kali daripada pembelian produk dalam negeri saja. Hal ini menunjukkan persepsi kualitas produk dalam negeri (B= -0,374, p= 0,055) memberikan pengaruh yang negatif terhadap pembelian campuran (dalam dan luar negeri). Hasil juga menunjukkan pendapatan dan persepsi kualitas produk luar negeri memberikan pengaruh positif terhadap pembelian campuran, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan. Pembahasan Etnosentrisme konsumen dinilai sebagai alat yang dapat mengidentifikasi pembelian konsumen untuk produk dalam negeri dan luar negeri (Guneren dan Ozturen 2008). Hasil analisis menunjukkan tingkat etnosentrisme responden yang diteliti berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan nasionalisme dan kecintaan terhadap produk dalam negeri tidak tinggi maupun tidak rendah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggasari et al. (2013) responden yang diteliti juga memiliki tingkat etnosentrisme yang sedang. Terdapat perbedaan yang nyata antara etnosentrisme konsumen dengan pembelian produk makanan. Responden yang melakukan pembelian produk memiliki perbedaan pada tingkat etnosentrisme mereka, semakin tinggi etnosentrisme maka responden cenderung untukk membeli produk dalam negeri. Hasil tersebut sejalan dengan Alsughayir (2013) yang menyebutkan semakin tinggi etnosentrisme maka konsumen akan lebih memilih produk lokal dibandingkan produk luar negeri, sementara etnosentrisme konsumen yang menengah cenderung membeli produk luar negeri. Etnosentrisme berhubungan dengan persepsi kualitas produk dalam negeri. Sejalan dengan penelitian Parts dan Vida (2013) yang menjelaskan terdapat hubungan antara etnosentrisme dengan persepsi kualitas produk. Hasil analisis juga menunjukkan etnosentrisme tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pendapatan dan lama pendidikan. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Mangnale et al. (2011) yang menyebutkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara etnosentrisme dengan pendapatan dan lama pendidikan. Hasil menunjukkan persepsi kualitas produk makanan dalam negeri tinggi sedangkan persepsi kualitas produk luar negeri berada pada kategori sedang. Hal tersebut berbeda dengan penelitian Purwanto (2014) yang menyatakan persepsi kualitas produk dalam negeri rendah. Mayoritas responden beranggapan kualitas
19
produk makanan dalam negeri baik, dapat dipercaya, dan diproduksi dengan baik. Begitu juga dengan produk makanan luar negeri, teapi responden tidak setuju dengan produk luar negeri dapat dipercaya. Hal tersebut berbeda dengan penelitian Vezifehdust dan Reihani (2013) yang menyatakan produk luar negeri lebih optimal dibandingkan produk dalam negeri. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda, sehingga persepsi memiliki sifat subjektif (Setiadi 2010). Perbedaan hasil tersebut terjadi karena adanya perbedaan responden yang diteliti berdasarkan karakteristik usia, pendidikan, dan asal daerah responden. Produk dalam negeri lebih banyak dibeli dibandingkan dengan produk luar negeri. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Kalicharan (2014) yang menjelaskan konsumen lebih memilih produk lokal dibandingkan produk asing. Harga adalah jumlah dari uang yang harus dibayar untuk mendapatkan kegunaan dari produk. Ekonom banyak menyimpulkan harga yang rendah akan menghasilkan hanya beberapa produk pada penjualan daripada harga yang tinggi, tetapi, harga terkadang menyajikan sinyal pada kualitas (Hawkins et al. 2001). Harga produk dalam negeri lebih mahal dibandingkan dengan produk luar negeri, sehingga pengeluaran untuk membeli produk dalam negeri lebih besar dibandingkan untuk produk luar negeri. Alasan pembelian produk yang memiliki pilihan terbanyak adalah karena rasa, baik untuk produk dalam negeri maupun luar negeri. Penelitian Koutroulou dan Tsourgiannis (2011) menyebutkan rasa menjadi faktor konsumen untuk membeli produk makanan. Tujuan responden dalam membeli produk makanan adalah untuk buah tangan. Produk terkadang digunakan pada kebiasaan ritual ketika beberapa makanan dimakan ketika liburan atau pada kejadian yang istimewa. Konsumen membeli produk untuk mendapatkan fungsi, kondisi, dan arti dari produk tersebut. Makanan menggambarkan simbol hubungan kekeluargaan (Engel et al. 1995). Sehingga tujuan dalam pembelian produk makanan menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk menjalin hubungan kekerabatan dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan. Vazifehdust dan Reihani (2013) menjelaskan responden menganggap harga tinggi sebagai hasil dari kualitas tinggi dan di atas itu, mereka percaya itu akan meningkatkan gengsi mereka. Konsumen akan mau membayar dari harga produk yang dijual (Brosekhan et al. 2013). Senada dengan penjelasan Schiffman dan Kanuk (1983) para peneliti menemukan secara signifikan produk dengan harga yang tinggi lebih dirasakan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan harga yang lebih rendah dan konsumen memiliki keinginan yang besar untuk membeli produk yang terkenal dibandingkan dengan yang tidak terkenal. Temuan berdasarkan analisis statistik mendapati etnosentrisme dan persepsi kualitas produk dalam negeri berpeluang memengaruhi pembelian produk makanan responden. Etnosentrisme konsumen memiliki pengaruh terhadap pemilihan antara produk dalam negeri dan luar negeri (Lajevardi et al. 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukmaningtyas dan Hartoyo (2013) menyebutkan terdapat pengaruh etnosentrisme terhadap pembelian produk buah. Etnosentrisme yang tinggi memungkinkan untuk melakukan pembelian produk dalam negeri (Guneren dan Ozturen 2008). Sejalan dengan penelitian Shaheen (2004) yang menyatakan persepsi kualitas memiliki dampak yang signifikan terhadap pembelian. Penelitian Koutroulou dan Tsourgiannis (2011)
20
juga menemukan terdapat faktor kualitas yang memengaruhi pada pembelian produk lokal. Hasil R square pada penelitian ini hanya sebesar 15,40 persen dan sisanya adalah variabel yang tidak diteliti. Berdasarkan Sumarwan et al. (2011) saat melaksanakan pembelian, konsumen dipengaruhi faktor sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak terantisipasi serta dapat mengubah niat pembelian. Faktor tersebut dapat diteliti selanjutnya sehingga dapat menaikkan R square pada penelitian mengenai perilaku pembelian produk makanan. Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak menggunakan instrumen pengukuran baku pada variabel perepsi kualitas produk dan perilaku pembelian. Variabel etnosentrisme tidak dibahas secara mendalam mengenai jenis etnosentrisme konsumen. Perilaku pembelian responden diukur pada saat penelitian dilakukan dan tidak diberikan standar frekuensi pembeliannya, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat memberikan standar frekuensi pembelian yang dilakukan. Metode pengambilan contoh pada penelitian ini adalah convenience sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir pada konsumen keseluruhan dan hanya berlaku pada contoh yang diteliti saja. Produk yang dibandingkan pada penelitian ini adalah produk makanan dalam negeri dan luar negeri sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat membedakan produk yang sejenis yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri atau berfokus hanya satu produk saja.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden adalah wanita dan berusia pada kategori separuh baya serta sudah menikah. Jenis pekerjaan responden terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga. Berdasarkan UMK Pekanbaru 2014, mayoritas responden berada di atas standar UMK dan responden mengalami pendidikan lebih dari 12 tahun. Jumlah anggota keluarga dari responden rata-rata berjumlah 4 orang. Etnosentrisme responden menunjukkan mayoritas responden berada pada kategori sedang. Responden yang memiliki etnosentrisme tinggi cenderung untuk memilih produk dalam negeri daripada luar negeri. Persepsi kualitas terhadap produk dalam negeri berada pada kategori tinggi sedangkan persepsi kualitas terhadap produk luar negeri pada kategori sedang. Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi kualitas produk dalam negeri dengan luar negeri. Responden yang diteliti paling banyak pada kelompok yang membeli produk dalam negeri saja, campuran (dalam dan luar negeri) pada peringkat kedua, dan luan negeri saja pada peringkat terakhir. Pembelian produk dalam negeri lebih banyak dibandingkan produk luar negeri. Rataan pengeluaran produk luar negeri lebih besar dibandingkan produk dalam negeri dan campuran. Alasan yang paling banyak dipilih oleh responden adalah karena rasa, tujuan pembelian
21
produk makanan untuk buah tangan pada peringkat pertama dan untuk konsumsi sendiri pada peringkat kedua. Hasil analisis regresi logistik multinomial menunjukkan etnosentrisme dan persepsi kualitas produk dalam negeri berpeluang dapat memengaruhi pembelian produk makanan responden. Etnosentrisme berefek negatif terhadap pembelian produk luar negeri, serta persepsi kualitas produk dalam negeri berefek negatif terhadap pembelian produk campuran. Terdapat keterbatasan pada penelitian ini, salah satunya dalah metode pengambilan contoh convenience sehingga hasil data tidak dapat digeneralisasi pada konsumen secara luas. Variabel lain yang dapat diteliti pada model penelitian selanjutnya adalah faktor sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak terantisipasi. Saran 1. Hasil penelitian menunjukkan etnosentrisme konsumen pada kategori sedang dan pada penelitian ini lama pendidikan responden yang diteliti rata-rata adalah 12 tahun, sehingga untuk meningkatkan etnosentrisme responden dengan lebih memilih produk dalam negeri adalah dengan membelikan pendidikan konsumen untuk lebih mencintai produk dalam negeri. 2. Besar R square yang diteliti hanya 0.151. Hal tersebut dikarenakan variabel yang diteliti hanya terbatas yaitu hanya pendidikan, persepsi kualitas produk dalam dan luar negeri, serta etnosentrisme. Sehingga saran yang dapat diberikan pada penelitian selanjutnya mamasukkan variabel lain yang belum pernah diteliti pengaruhnya seperti faktor situasi dan faktor sikap orang lain yang mungkin dapat memengaruhi R square lebih besar dengan hasil yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Alsughayir A. 2013. Consumer ethnocentrism: a literature review. International Journal of Business and Management Invention. Vol 2(5):50-54. Anggasari P, Yuliati LN, Retnaningsih. 2013. Pengaruh ethnosentrisme terhadap sikap, preferensi dan perilaku pembelian buah lokal dan impor. Jurnal Manajemen & Agribisnis. 10(2):128-136. Brosekhan AA, Velayutham CM, Phil M. 2010. Consumer buying behaviour – a literature review. Journal of Business and Management.10(2):08-16. Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1995. Consumer Behavior. Ed ke-8. Amaerika Serikat (US): Dryden Pr. Guneren E, Ozturen A. 2008. Influence of ethnocentric tendency of consumers on their purchase intentions in North Cyprus. Journal of Euromarketing. 17(3/4):219–231. Grunert KG. 2005. Food quality and safety: consumer perception and demand. European Review of Agricultural Economics. 32(3):369301.doi:10.1093/eurrag/jbi011. Hawkins D, Best RJ, Coney KA. 2001. Consumer Behavior: Building Marketing Strategy. Ed ke-8. New Jersey (US) : McGraw–Hill.
22
Hosmer DW, Lemeshow D. 2000. Applied Logistic Regression. Ed ke-2. America (US): John Wiley & Sons. Hossain V, Nahid R. 2013. Why is young consumers' purchase intention toward foreign luxury good? presenting framework for young consumer purchase behavior case study: mobile consumers in Iran. J. Basic. Appl. Sci. Res.3(5):914-923. Kalicharan HD. 2013. The effect and influence of country-of- origin on consumers’ perception of product quality and purchasing intentions. International Business & Economics Research Journal. Vol 13(5). Kotler P, Keller KL. 2007. Manajemen Pemasaran. Ed ke-12. Benyamin Molan, penerjemah. Jakarta (ID): Indeks. Koutroulou A, Tsourgiannis L. 2011. Factors affecting consumers’ purchasing behaviour towards local foods in Greece: the case of the prefecture of Xanthi. Scientific Bulletin – Economic Sciences. 10(16):1-14. Lajevardi M, Mameshi EG, Fakharmanesh S, Shirzadegan, Milad L. 2014. Investigating the effect of customer ethnocentrism on awareness of customer from product origin. Advances in Environmental Biology. 8(9):267-277. Lestari TR. 2014. Pengaruh etnosentrisme, sikap, dan preferensi terhadap perilaku pembelian buah lokal di perkotaan dan perdesaan Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Mangnale VS, Potruli RM, Degufu H. 2011. A study on ethnocentric tendencies of Ethopian consumers. Asian Journal of Business Management. 3(4):241250. Part O dan Vida I. 2013. The effects of cosmopolitanism on consumer ethnocentrism, product quality, purchase intentions and foreign product purchase behavior. American International Journal of Contemporary Research. 3(11): 144-155. Putri A. 2010. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk makanan khas Riau (kasus di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau) [skripsi]. Pekanbaru (ID): Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau. Purwanto E. 2014. The effect of consumer ethnocentrism on perceived domestic product quality and purchase intentions among young consumers in Jakarta, Indonesia. International Journal of Asian Social Science. 4(9):1003-1012. Puspitawati H dan Herawati T. 2013. Metode Penelitian Keluarga. Bogor (ID): IPB Pr. Ruwani A. 2013. Nilai dan tipe konsumen rumah tangga kaitannya dengan perilaku pembelian produk makanan kemasan di wilayah perkotaan dan perdesaan Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Schiffman LG, Kanuk LL. 1983. Consumer Behavior. Ed ke-2. New Jersey (US): Prentice-Hall. Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta (ID): Kencana. Setneg RI [Kementrian Kesekretarian Negara Republik Indonesia]. 2014. Peluang dan tantangan Indonesia pada Asean economic community 2015 [internet].
23
[Diunduh pada : 15 November 2014]. Tersedia pada: http:// www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=7911. Shaheen N. 2004. Purchasing behavior: ethnocentric or polycentric. Journal of Managerial Sciences. Vol 2(2). Shimp TA, Sharma, S. (1987). Consumer ethnocentrism: construction and validation of the CETSCALE. Journal of Marketing Research. 27:280289. Sukmaningtyas A, Hartoyo. 2013. Pengaruh nilai dan gaya hidup terhadap preferensi dan perilaku pembelian buah-buahan impor. Jur, Ilm, Kel, &Kons. 6(1):39-48. Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. ________, Jauzi A, Mulyana A, Karno BN, Mawardi PK, Nugroho W. 2011. Riset Pemasaran dan Konsumen. Seri ke-1. Bogor (ID): IPB Pr. ________, Puspitawati H, Hariadi A, Ali MM, Gazali M, Hartono S, Tara F. 2013. Riset Pemasaran dan Konsumen. Seri ke-3. Bogor (ID): IPB Pr. Suryadi N, Hendrawan D. 2010. Kecendrungan etnosentrisme, sikap, dan intensi konsumen dalam membeli produk sepatu buatan usaha kecil dan menengah (UKM). Jurnal Aplikasi Manajemen. 8(2):325-326. Vazifehdust H, Reihani N. 2013. Why is young consumers' purchase intention toward foreign luxury good? presenting framework for young consumer purchase behavior case study: mobile consumers in Iran. Journal of Basic and Applied Scientific Research. 3(5):914-923.
24
25
LAMPIRAN
26
27
Lampiran 1 Jumlah responden berdasarkan jumlah kemasan yang dibeli dan alasan pembelian jenis produk Jenis produk Keripik & kerupuk Kacangkacangan Permen & cokelat Minuman Bolu Kue & biskuit Dodol Bahan pangan Lainnya Total
Produk dalam negeri n
Jumlah kemasan
Produk luar negeri
Alasan
n
Alasan
Jumlah kemasan
49
166
1,2,3,4,5
3
10
1,5
4
15
1
3
22
1
3
5
1
37
140
1,2,4,5
4 19 34
11 71 117
1 1,4 1,2,4
16 9 19
29 24 85
1 1,2,4 1,2
22 13
70 39
1,2,3,4,5 1,2
0 0
0 0
0 0
12
44 538
1,2
4
9 319
1
Keterangan: Alasan (1= rasa, 2=kemasan, 3= ukuran, 4= harga, 5= penampilan).
Lampiran 2 Persentase responden berdasarkan alasan pembelian produk makanan dalam dan luar negeri Jenis produk Keripik dan kerupuk Kacangkacangan Permen dan cokelat Minuman Bolu Kue dan biskuit Dodol Bahan pangan Lainnya
Produk dalam negeri 1
2
3
4
Produk luar negeri 5
1
2
3
4
5
79,60
8,16 2,04
4,08 6,12
66,67
0,00 0,00
0,00 33,33
100,00
0,00 0,00
0,00 0,00 100,00
0,00 0,00
0,00
0,00
100,00
0,00 0,00
0,00 0,00
8,11 0,00
5,41
2,70
100,00 89,47 88,24
0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,53 0,00 77,78 11,11 0,00 11,11 8,82 0,00 2,94 0,00 89,89 11,11 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
83,78
77,28 4,54 4,54 84,61 15,38 0,00
9,10 4,54 0,00 0,00
-
-
-
-
83,33 16,67 0,00
0,00 0,00 100,00
0,00
0,0
0,00
Keterangan: Alasan (1= rasa, 2=kemasan, 3= ukuran, 4= harga, 5= penampilan).
0,00
28
Lampiran 3 Hasil uji korelasi variabel Variabel
us
jak
lp
tpd
tjpd
tjpl
thrd
thrl
pengpep
tetno
tpkd
tpkl
djk
kpjpres
us jak lp tpd tjpd tjpl thrd thrl pengpep tetno tpkd tpkl djk kpjpres
1
-,152 1
-,149 ,051 1
,266** -,112 ,018 1
-,056 ,111 ,126 -.054 1
,147 -,130 ,065 -,012 -,154 1
-,100 ,082 -,011 ,072 ,675** -,179 1
,134 -,038 ,057 .039 -,248* ,893** -,170 1
,053 ,112 ,061 ,289** ,193 ,368** ,590** ,474** 1
-,174 ,062 -,153 -,155 ,063 ,002 ,119 -,044 ,036 1
-,101 ,008 -,050 ,043 ,029 -,065 -,020 -,079 -,043 ,581** 1
-,079 ,092 ,197* ,002 -,008 ,218* -,065 ,189 ,122 ,173 ,182 1
-,336** ,160 ,117 -,094 ,160 ,054 ,143 -,043 ,009 ,050 -,048 -,014 1
-,003 -,124 ,018 -,018 -,084 ,511** ,066 ,465** ,377** -,027 -,165 ,108 -,092 1
**. Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed). Keterangan: Us= usia Jak= jumlah anggota keluarga Lp= lama pendidikan Tpd= total pendapatan Tjpd= jumlah pembelian produk dalam negeri Tjpl = jumlah pembelian produk luar negeri Thrd= total pengeluaran pembelian produk dalam negeri,
Thrl= total pengeluaran pembelian produk luar negeri Pengpep=pengeluaran pembelian produk makanan sekali pembelian Tetno= total skor etnosentrisme Tpkd= total skor persepsi kualitas produk dalam negeri, Tpkl= total skor persepsi kualitas produk luar negeri Djk= dummy jenis kelamin Kpjpres= dummy pembelian produk makanan responden
29
Lampiran 4 Dokumentasi
Gambar 1 Pasar Bawah Pekanbaru tampak samping
Gambar 2 Ikan asap (selais)
Gambar 4 Produk dendeng kering
Gambar 5 Produk kue pancake durian
Gambar 6 Produk keripik balado
Gambar 7 Produk biskuit dalam dan luar negeri
Gambar 7 Salah satu toko penjual makanan dalam dan luar negeri di Pasar Bawah
Gambar 8 Salah satu penjual produk Makanan keripik dan kerupuk dalam negeri
30
Gambar 10 Penjual produk ikan asin khas Riau
Gambar 11 Penjual produk kue bolu kemojo
Gambar 12 Suasana di dalam Pasar Bawah
Gambar 13 Foto bersama salah satu responden
31
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Medan pada tanggal 30 April 1993. Penulis adalah anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Kuswanto dan Rodiah Batubara. Pada tahun 2011 penulis menyelesaikan pendidikan di SMAN 10 Pekanbaru dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) dan diterima di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum Pendidikan Agama Islam TPB tahun ajaran 2013-2014. Penulis juga aktif mengajar di Rumah Singgah pada tahun 2012, bimbingan balajar mata kuliah Fisika Umum untuk TPB tahun 2013, dan bimbingan belajar Quantum First Yasmin tahun 2015. Penulis juga pernah aktif di berbagai kegiatan kepanitiaan dan organisasi kampus diantaranya Lurah gedung A4 Asrama Putri TPB IPB, Sekretaris Kominfo FORSIA FEMA, Anggota Departemen Human Resource Development HIMAIKO, Ketua Departemen Pemberdayaan Konsumen HIMAIKO, Dies natalis Asrama 48, TPB CUP 2012, Open House S’MARAK 49,Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa baru (MPKMB 49), Ketua Masa Perkenalan Departemen Ilmu keluarga dan konsumen FAMOUS 49, Medis HERO 49, panitia HIMAIKO Goes to Malaysia 2013, panitia Hari Deklarasi Kelaurga di Bogor tahun 2014, Bendahara Family and Consumer Day 2014, Penanggung jawab IKK Goes to Company. Bulan Februari hingga Maret 2015 penulis pernah melakukan kegiatan magang di Dinas Sosial Provinsi Riau. Penulis juga aktif mengikuti perlombaan. Prestasi yang penulis pernah raih di kampus adalah Finalis Design Ecobag tingkat TPB, Princess Famous IKK 48, Juara 2 IKK Bussines Challange oleh HIMAIKO, 4rd winner pada Debate Competition Pekan Kreativitas Mahasiswi BEM KM IPB, dan PKM-K JAP’s Clean n’ Fresh tahun 2015 didanai oleh DIKTI.