PENGARUH EFEKTIVITAS PERIKLANAN TERHADAP KEBERHASILAN SENSUS PAJAK NASIONAL R. Bernadinus Chrisdianto Politeknik Ubaya
[email protected] ABSTRACT This research is to provide information of the tax’s advertising benefits to support the National Tax Census, which is done by the Dirjen Pajak. The open variable here is the advertising’s effectiveness, shown by informing, persuading, reminding, adding, adding value, and assisting. And the closed variable is the National Tax Census’s success. The research shows that there is no benefit simultaneously or partially between the advertising effectiveness and the National Tax Census. Based on this result, Dirjen Pajak need to review the advertising’s activities, that is used as the National Tax Census’ socialization. The key words here are the advertising effectiveness’ and National Tax Census. Keyword: advertising effectiveness, National Tax Census PENDAHULUAN Dirjen Pajak sejak 30 September 2011 meluncurkan kegiatan Sensus Pajak Nasional. Kompas (2011) menyatakan bahwa sensus pajak akan dilaksanakan dengan skala prioritas di sentra-sentra bisnis atau kawasan ekonomi, perkantoran hingga kawasan pemukiman. Sebenarnya, kegiatan ini bukan sesuatu yang baru, melainkan penyempurnaan dari kegiatan penyisiran yang selama ini telah dilakukan. Pada kegiatan Sensus Pajak Nasional ini diharapkan seluruh lapisan masyarakat yang terkait, bisa memberikan dukungannya agar pembangunan yang sedang dan terus dilaksanakan agar mampu memberikan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Sensus Pajak Nasional adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, artinya ada upaya untuk melakukan ekstensifikasi dengan mendatangi wajib pajak (WP) di seluruh Indonesia. Untuk menunjang keberhasilan dari Sensus Pajak Nasional, Kompas (2011) memberikan informasi mengenai keberadaan dari sosialisasi dengan kegiatan periklanan yang dilakukan oleh Dirjen Pajak. Harapan dengan kegiatan periklanan yang dilakukan, maka diperoleh keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini disebabkan kegiatan periklanan yang dilakukan dengan efektif mampu mendatangkan manfaat berkaitan dengan informing, persuading, reminding. adding value, dan assisting (Shimp 2000). Berdasarkan kondisi yang ada, maka timbul motvasi untuk meneliti efektivitas periklanan yang diukur dari informing, persuading, reminding. adding value, dan assisting berpengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. Adanya kegiatan periklanan yang efektif yaitu mampu memberikan informasi, mendatangkan pengaruh, mendatangkan ingatan, memberikan nilai tambah bagi penyaji, dan membangun komunikasi diduga memiliki pengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. Tujuan dari penelitan adalah memberikan informasi mengenai pengaruh efektivitas periklanan terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. RERANGKA TEORITIS Efektivitas Iklan
Banyak organisasi menggunakan iklan sebagai sarana memberikan informasi kepada pihak yang terkait. Sunarto (2003) menegaskan bahwa iklan adalah cara yang terbaik untuk memberikan informasi bahkan mendatangkan pengaruh terhadap pihak yang memiliki keterkaitan dengan organisasi. Iklan sebenarnya dapat disajikan dengan tujuan sebagai berikut sesuai dengan pendapat Kotler (2002): 1. Periklanan informatif, yaitu diadakan secara besar-besaran pada tahap awal untuk mengenalkan keberadaan dari suatu organisasi 2. Periklanan persuasif yaitu periklanan yang penting dilakukan untuk mendatangkan pengaruh bagi pihak yang berkaitan dengan organisasi. Periklanan pengingat yaitu iklan yang disusun untuk mengingatkan pihak 3. yang terkait mengenai keberadaan organisasi. Kemampuan pesan dalam iklan untuk menciptakan daya tarik bagi pihak yang terkait dengan organisasi mendatangkan tuntutan untuk memperhatikan format pesan yang baik sehingga pesan yang disampaikan dapat menimbulkan daya tarik. Kotler (2002) menyatakan bahwa format pesan yang kuat harus dikembangkan oleh penyaji iklan. Dalam iklan akan tercetak judul, kata-kata, ilustrasi, dan warna yang mana masing-masing komponen harus dievaluasi dengan baik untuk menciptakan pesan yang menarik. Judul hendaknya tidak perlu terlalu panjang dan mudah dimengerti oleh penerima pesan, kata-kata harus sederhana sehingga tidak menimbulkan kontradiksi dengan judul sedangkan ilustrasi serta warna hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan minat untuk menyimak iklan yang dihasilkan. Kegiatan pembuatan iklan menyebabkan organisasi harus mengeluarkan banyak biaya. Iklan yang dihasilkan diharapkan merupakan iklan yang efektif yaitu tepat sasaran sehingga biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan iklan tidak menjadi sia-sia atau tidak berguna. Shimp (2000) menyatakan ada dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas iklan adalah informing, persuading, reminding. adding value, dan assisting. 1. Informing (memberi informasi) Periklanan membuat mendatangkan kesadaran mengenai keberadaan organisasi bagi pihak yang terkait, mendidik tentang berbagaiupaya yang dilakukan organisasi, serta memfasilitasi timbulnya citra yang baik dari organisasi. Periklanan memiliki kemampuan untuk menjangkau khalayak luas dengan biaya yang relatif rendah, karena merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif. Periklanan yang efektif mampu memfasilitasi pengenalan upaya-upaya baru dari organisasi guna menciptakan ketertarikan dari pihak yang terkait. 2. Persuading (membujuk) Iklan yang efektif adalah iklan yang akan mampu membujuk penerima iklan untuk bertindak sesuai dengan yang diiklankan. Salah satu tujuan informasi dalam periklanan adalah menciptakan informasi yang mampu menarik perhatian penerima iklan sehingga terpengaruh untuk melakukan sesuai dengan informasi yang diiklankan. Iklan yang semakin efektif adalah iklan yang mampu memberikan pengaruh kuat untuk melakukan sesuai dengan informasi yang diiklankan. Reminding (mengingatkan) 3. Iklan hendaknya mampu menjaga agar organisasi tetap dalam ingatan pihak yang terkait. Periklanan yang efektif akan mampu meningkatkan minat pihak yang terkait untuk bertindak sesuai dengan tujuan organisasi terutama untuk menanamkan ingatan yang kuat. 4. Adding value (memberi nilai tambah) Periklanan hendaknya dapat memberikan nilai tambah kepada organisasi dengan cara mempengaruhi pihak yang terkait untuk berbuat sesuai
dengan tujuan dari organisasi tersebut. Periklanan yang efektif menyebabkan organisasi dipandang lebih elegan dan bergaya. Berdasarkan dimensi iklan untuk menciptakan nilai tambah, menimbulkan anggapan bahwa iklan dapat digunakan sebagai media investasi organisasi di masa dalam bentuk pembangunan citra dari organisasi yang bersangkutan. 5. Assisting (mendampingi) Iklan yang efektif adalah iklan yang mampu membantu organisasi untuk mendatangkan komunikasi. Pajak, Perilaku Wajib Pajak, dan Pengelolaan Pajak Menurut Muqodim (2000) pajak adalah suatu pengalihan sumber-sumber yang wajib dilakukan dari sektor swasta kepada sektor pemerintah berdasarkan undang-undang atau peraturan, sehingga dapat dipaksakan, tanpa kontra prestasi yang langsung dan seimbang yang dapat ditunjukkan secara individual dan hasil penerimaan tersebut merupakan sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk pengeluaran pemerintah baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Pembayaran pajak oleh Wajib Pajak ke negara bukanlah semata iuran warga negara yang bersifat sukarela, namun merupakan pembebanan pajak secara wajib yang harus dijalankan oleh warga negara dengan mendasarkan legalitas dari pelaksanaannya atas dasar undang-undang. Hal ini juga ditegaskan oleh Zain (2003) menyatakan pajak merupakan iuran yang dapat dipaksakan, sehingga kelalaian dalam memenuhi kewajiban pajak dapat merugikan Wajib Pajak dan ada sanksi-sanksi yang dikenakan sesuai dengan peraturan perpajakan pemerintah. Pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk pengeluaran pemerintah, pembiayaan negara dan untuk pembangunan nasional. Setiap Wajib Pajak mempunyai kecenderungan untuk membayar kewajiban pajak dengan jumlah yang seminimal mungkin. Upaya untuk menekan jumlah pajak yang terutang menjadi lebih kecil dari yang seharusnya membutuhkan langkah-langkah manajemen yang terintegratif. Langkah-langkah manajemen dimaksud dimulai dari upaya perencanaan hingga pengawasan terhadap program pengurangan pajak yang harus dibayar perusahaan. Upaya-upaya perencanaan untuk mengurangi beban di dalam bidang perpajakan dikenal dengan nama perencanaan pajak (tax planning). Nainggolan dan Wujarso (2004) berpendapat perencanaan pajak merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi, memahami beberapa pilihan yang tersedia dalam aturan perpajakan. Wahyudi (2000) menyatakan ada empat hal pokok yang harus diperhatikan dalam strategi dasar mengenai pengelolaan perpajakan, yaitu: Pemahaman mengenai masalah perpajakan jangan hendaknya dibatasi 1. kepada pemahaman undang-undang pajak saja, tetapi juga meliputi: Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Surat Keputusan Menteri Keuangan, Surat Edaran Direktur Jendral Pajak, dan undang-undang atau peraturan lain yang mendukung. 2. Persoalan perpajakan adalah persoalan perundang-undangan, sehingga hanyalah otoritas legal yang berwenang memutuskan apa yang benar sesuai dengan dimaksud oleh ketentuan perundang-undangan perpajakan tersebut. Apabila terjadi aplikasi yang benar menurut undangundang perpajakan dan hasilnya menyimpang dari ketentuan akuntansi, ekonomi, sosial, dan moral sekalipun, maka yang harus diikuti adalah peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Perlu dilakukan pemahaman terhadap bahasa yang digunakan sebab ada beberapa kata yang memiliki pengertian yang luas, sehingga perlu
dipahami makna kata yang tertulis pada undang-undang perpajakan sehingga tidak ada kesalahan penafsiran terhadap kata-kata yang tercantum pada undang-undang. 4. Melakukan manajemen pajak dengan tahapan sebagai berikut: 1) Menetapkan sasaran manajemen pajak, meliputi usaha mengefisienkan beban pajak dan tidak melanggar undang-undang perpajakan, mematuhi segala ketentuan administrasi sehingga terhindar dari segala sanksi pidana, dan melaksanakan secara efektif segala ketentuan perundang-undangan perpajakan yang terkait dengan masalah pemasaran, pembelian, dan fungsi keuangan. 2) Identifikasi pendukung dan penghambat sasaran, meliputi identifikasi faktor lingkungan perencanaan pajak jangka panjang, etika kebijakan perusahaan tentang manajemen perpajakan dan strategi perpajakan yang terintegrasi dengan perencanaan perusahaan. Mengembangkan rencana atau perangkat tindakan untuk mencapai 3) sasaran manajemen perpajakan, meliputi sistem informasi perpajakan dan mekanisme pengendalian. Sensus Pajak Nasional Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE - 76/PJ/2011 tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional menyatakan bahwa Sensus Pajak Nasional yang selanjutnya disingkat SPN merupakan salah satu program penggalian potensi perpajakan guna pengamanan penerimaan negara dan pencapaian target penerimaan perpajakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Kegiatan tersebut telah diamanahkan dalam Pidato Presiden pada tanggal 16 Agustus 2011 dalam penyampaian Nota Keuangan dan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2012. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE - 76/PJ/2011 tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional menyatakan bahwa pelaksanaan Sensus Pajak Nasional terdiri atas tiga kegiatan pokok yang meliputi: 1. Kegiatan rersiapan terdiri atas pembentukan tim SPN, penyusunan rencana kerja yang disetujui oleh Kepala Kanwil DJP, penyediaan data, serta koordinasi internal dan eksternal 2. Kegiatan pelaksanaan terdiri atas kegiatan pencacahan, pelaporan, dan asistensi 3. Kegiatan monitoring dan evaluasi. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE - 76/PJ/2011 tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional memaparkan mengenai petunjuk teknis pemanfaatan hasil sensus sebagai berikut ini: 1. Pemanfaatan data hasil sensus merupakan kegiatan yang dilakukan oleh KPP setelah pelaksanaan sensus pada suatu cluster selesai, yaitu Daftar Penugasan Sensus/Daftar Kesimpulan Hasil Sensus (DPS/DKHS) beserta lampirannya (Formulir FIS, Formulir Pengamatan, Surat Pernyataan, Berita Acara) telah direkam seluruhnya dan diberkaskan di Seksi Pengolahan Data dan Informasi. 2. Data hasil sensus yang telah direkam memiliki kedudukan sebagai data dan informasi yang diperoleh Direktorat Jenderal Pajak sehingga harus ditindaklanjuti oleh Kepala KPP sesuai dengan peraturan perpajakan dan proses bisnis yang berlaku. Berkaitan dengan adanya pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kegiatan Sensus Pajak Nasional dan merugikan pihak lainnya, maka Dirjen Pajak menerbitkan pengumuman nomor: PENG-11/P.J.09/2011 yang menyatakan
bahwa akhir-akhir ini diketahui ada oknum yang mengatasnamakan petugas SPN yang menghubungi Wajib Pajak (WP), sehingga dapat meresahkan masyarakat dan/atau WP, sehingga: 1. Saat ini pelaksanaan SPN diprioritaskan pada sentra ekonomi/kawasan bisnis. Jika dikawasan tersebut terdapat gedung bertingkat tinggi (high rise building), maka sensus sekaligus dilakukan pada gedung tersebut karena merupakan satu kawasan. 2. Dalam melaksanakan tugasnya, petugas SPN di lengkapi dengan surat tugas, kartu pengenal serta memakai seragam berupa rompi dengan desain khusus. Petugas SPN juga mendatangi langsung masyarakat (bukan melalui telepon atau faksimili). Petugas pelaksana sensus terdiri dari 2 orang dalam Unit Pelaksana Sensus (UPS), dan disetiap lokasi sensus dapat terdiri dari + 10 UPS. PENGEMBANGAN HIPOTESIS Sosialisasi sangat penting untuk dilakukan agar mampu mencapai keberhasilan Sensus Pajak Nasional. Upaya yang dapat dilakukan berkaitan dengan sosialisasi adalah menyajikan iklan yang efektif yang dapat diukur melalui informing, persuading, reminding, adding value dan assisting. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai dasar penelitian sebagai berikut ini: H1 = Ada pengaruh secara simultan efektivitas periklanan yang terdiri dari informing, persuading, reminding, adding value dan assisting terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional H2 = Ada pengaruh informing terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional H3 = Ada pengaruh persuading terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional H4 = Ada pengaruh reminding terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional H5 = Ada pengaruh adding value terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional H6 = Ada pengaruh assisting terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan hipotesis yang akan diuji. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian berbentuk survei, yaitu teknik pengumpulan dan analisis data dari sumber yang diteliti dalam hal ini responden. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari responden. Identifikasi Variabel Pengujian H1, H2, H3, H4, H5, dan H6 membedakan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) terdiri dari dimensi pengukuran efektivitas iklan yang meliputi: informing (X1), persuading (X2), reminding (X3), adding value (X4) dan assisting (X5) sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keberhasilan sensus pajak nasional. Definisi Operasinal Variabel Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan dimaksud dari setiap variabel dalam penelitian. Definisi setiap variabel dipaparkan sebagai berikut: Informing (memberi informasi) yaitu kemampuan iklan Sensus Pajak 1. Nasional untuk memberikan informasi kepada warga negara mengenai adanya sensus pajak. 2. Persuading (membujuk) yaitu kemampuan untuk mempengaruhi warga negara guna mengisi pertanyaan dalam sensus pajak dengan benar sesuai kondisi yang dimiliki.
3.
Reminding (mengingatkan) yaitu kemampuan untuk menciptakan kondisi di mana pajak adalah kewajiban yang dimiliki untuk menjadi warga negara yang baik. 4. Adding value (memberi nilai tambah) yaitu kemampuan periklanan untuk memberikan nilai tambah, di samping sebagai alat informasi mengenai keberadaan sensus pajak juga untuk membentuk kesadaran warga negara terkait kewajiban membayar pajak. 5. Assisting (mendampingi) yaitu kemampuan iklan dari Sensus Pajak Nasional untuk meningkatkan hasil komunikasi yang dijalin dengan warga negara, sehingga dapat mencapai efektivitas komunikasi. 6. Keberhasilan Sensus Pajak Nasional yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan yang dimiliki Dirjen Pajak untuk mencapai tujuan diselenggarakan Sensus Pajak Nasional. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angkaangka. Data kuantitatif tersebut diperoleh dari jawaban responden dalam kuisioner yang telah diberi skor dengan skala yang sudah ditetapkan. 2. Sumber data Data primer, yaitu data yang cara memperolehnya secara langsung. Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari warga negara yang tinggal di Surabaya untuk menjadi responden. Pengukuran Variabel Jenis skala yang akan digunakan adalah skala interval yaitu skala yang mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya adalah sama. Teknik pengukuran data yang digunakan adalah likert scale. Menurut Kuncoro (2003) likert scale digunakan untuk mengetahui berbagai pernyataan tentang perilaku, obyek, orang atau kejadian. Skala ini menggunakan pengukuran yang terdiri atas lima titik yaitu: Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Alat dan Metode Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang dipakai adalah berupa kuesioner kepada orang yang pernah melihat iklan Sensus Pajak Nasional di Surabaya untuk memenuhi tanggapan tentang efektivitas iklan. Responden akan dijelaskan tentang caracara pengisian kuesioner. Setelah diisi oleh responden, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali untuk dijadikan sebagai bahan analisis. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode survei melalui penelitian secara langsung kepada responden. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Kuncoro (2003) populasi adalah kelompok elemen yang lengkap di mana peneliti tertarik untuk mempelajari atau menjadikan obyek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua orang yang pernah melihat iklan Sensus Pajak Nasional. Sampel menurut Kuncoro (2003) adalah himpunan bagian dari unit populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diteliti berasal dari target populasi yang telah ditentukan, yaitu responden yang pernah melihat iklan Sensus Pajak Nasional, dan karena jumlah populasinya tidak diketahui dan dengan adanya keterbatasan waktu serta dana, maka ditetapkan jumlah responden sebanyak 100 orang. Hal ini berdasar pendapat Kuncoro (2003) yang menyatakan jumlah sampel minimal untuk melakukan pengujian pengaruh dibutuhkan minimal 30 sampel sehingga penggunaan 100 orang sudah memenuhi kriteria yang ada. Menurut Kuncoro (2003) teknik pengambilan sampel adalah proses pemilihan satuan pengamatan dalam jumlah yang cukup untuk dijadikan
sampel penelitian sehingga simpulan dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan metode non probability sampling, karena elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Sedangkan cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan judgement sampling. Menurut Kuncoro (2003) yang dimaksud dengan judgement sampling adalah pemelihan sampel untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Pertimbangan yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memiliki pekerjaan bebas, baik yang telah memiliki maupun tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pernah melihat iklan Sensus Pajak Nasional dalam berbagai bentuk baik 2. itu televisi, papan iklan, selebaran dari Kantor Pelayanan Pajak, dan sebagainya. Berdomisili di Surabaya karena penelitian yang dilakukan dibatasi untuk 3. orang yang pernah melihat iklan Sensus Pajak Nasional di Surabaya. Analisis Data 1. Uji Validitas Menurut Kuncoro (2003) suatu skala pengukuran disebut valid bila dapat dilakukan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, sebelum melakukan analisis, pertanyaan yang diajukan pada kuisioner perlu dipastikan terlebih dahulu validitas yang dimiliki. Pengujian validitas menggunakan korelasi Pearson Product-Moment dengan program SPSS. 2. Uji Reliabilitas Apabila suatu instrumen telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari instrumen. Menurut Kuncoro (2003), reliabilitas adalah konsistensi dan stabilitas dari skor (skala pengukuran). Pengukuran reliabilitas dapat mengunakan uji statistik cronbach alpha melalui program SPSS. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan variabel bebas yang terdiri dari dimensi pengukuran efektivitas iklan yang meliputi: informing (X1), persuading (X2), reminding (X3), adding value (X4) dan assisting (X5) serta variabel terikat (Y) yang berupa: keberhasilan sensus pajak nasional. Teknik analisis data yang digunakan adalah: 1. Uji koefisien regresi linier secara simultan (Uji-F) Uji-F digunakan untuk menguji apakah dimensi pengukuran efektivitas iklan yang meliputi: informing (X1), persuading (X2), reminding (X3), adding value (X4) dan assisting (X5) berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat (Y) yaitu keberhasilan sensus pajak nasional. Dengan menggunakan taraf signifikan α = 5% jika nilai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan jika nilai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas >0,05 maka terima terima H0. 2. Uji koefisien regresi linier secara parsial (Uji-t) Pengujian hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dimensi pengukuran efektivitas iklan yang meliputi: informing (X1), persuading (X2), reminding (X3), adding value (X4) dan assisting (X5) berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat (Y) yaitu keberhasilan sensus pajak nasional. Dengan menggunakan taraf signifikan α = 5% jika nilai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan jika nilai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas >0,05 maka terima terima H0. ANALISIS DATA
Uji Validitas dan Reliabilitas Pada penelitian ini, pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17. Untuk uji validitas dapat diketahui melalui nilai signifikasi. Apabila nilai signifikasi tiap pernyataan terhadap nilai total pernyataan di bawah 0,05 maka data pada kuisioner dinyatakan valid. Uji reliabilitas dilihat dari nilai cronbach alpha. Apabila nilai cronbach alpha di atas 0,5 maka data kuisioner dapat dinyatakan reliabel. Berikut ini adalah paparan rekapitulasi uji validitas dan reliabilitas kuisioner: Tabel 1 Hasil Uji Validitas No Pernyataan Signifikansi Penilaian X1.1 Iklan Sensus Pajak Nasional memberi 0,000 Valid informasi tentang waktu kegiatan sensus pajak dilakukan X1.2 Iklan Sensus Pajak Nasional memberi 0,000 Valid informasi tentang petugas yang berhak melakukan kegiatan sensus X1.3 Iklan Sensus Pajak Nasional memberi 0,000 Valid informasi tentang cara pengisian formulir X2.1 Iklan Sensus Pajak Nasional mampu 0,000 Valid mengajak untuk menerima kehadiran petugas sensus dengan baik X2.2 Iklan Sensus Pajak Nasional mampu 0,000 Valid mengajak untuk memberikan informasi yang benar X3.1 Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan 0,000 Valid ingatan tentang keberadaan kegiatan sensus X3.2 Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan 0,000 Valid ingatan tanggung jawab warga negara di bidang perpajakan X3.3 Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan 0,000 Valid ingatan mengenai tata cara kegiatan sensus yang dilakukan X4.1 Iklan Sensus Pajak Nasional menarik 0,000 Valid perhatian X4.2 Iklan Sensus Pajak Nasional memberikan 0,000 Valid kesadaran manfaat kegiatan sensus X4.3 Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan 0,000 Valid kesadaran mengenai arti penting dari kegiatan sensus X5.1 Iklan Sensus Pajak Nasional menciptakan 0,000 Valid citra yang baik dari Kantor Pelayanan Pajak X5.2 Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan 0,000 Valid kemudahan bagi konsumen untuk mendapatkan nomor kontak bila ada kesulitan yang dihadapi ketika ada kegiatan sensus Y1 Berminat memberikan informasi sesuai 0,000 Valid dengan keadaan yang ada, dalam rangka kegiatan sensus Y2 Berminat untuk menerima petugas sensus 0,000 Valid dengan baik dalam menjalankan tugas Y3 Berminat memenuhi kewajiban perpajakan 0,000 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari setiap masing-masing pernyataan lebih kecil dari 0,05 Hal ini berarti seluruh indikator item-item pernyataan pada kuisioner adalah valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas Number of item Variabel Nilai Alpha Informing (X1) 3 0,670 Persuading (X2) 2 0,642 Reminding (X3) 3 0,565 Adding value (X4) 3 0,644 Assisting (X5) 2 0,774 Keberhasilan Sensus Pajak Nasional (Y) 3 0,534 Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpha untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,50. Hal ini berarti masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel atau memiliki konsistensi dalam penelitian. Uji koefisien regresi linier secara simultan (Uji-F) Uji F atau uji bersama ini digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas, yaitu dimensi pengukuran efektivitas iklan yang meliputi: informing (X1), persuading (X2), reminding (X3), adding value (X4) dan assisting (X5) secara simultan terhadap variabel terikat (Y) yang berupa: keberhasilan sensus pajak nasional. Variabel bebas secara simultan dikatakan memiliki pengaruh bila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Tabel Hasil Uji F ANOVAb Sum of Model df Mean Square F Sig. Squares 1 Regression .746 5 .149 .519 .761a Residual 26.994 94 .287 Total 27.739 99 a. Predictors: (Constant), Mean_X5, Mean_X4, Mean_X1, Mean_X3, Mean_X2 b. Dependent Variable: Mean_Y Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti Nilai signifikansi dapat dilihat pada kolom Sig. Hasil dari nilai signifikansi pada Tabel 3 adalah sebesar 0,761 di mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. H0 diterima dan menolak H1, sehingga variabel bebas yang merupakan cerminan dari efektivitas periklanan meliputi: informing (X1), persuading (X2), reminding (X3), adding value (X4) dan assisting (X5) secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat (Y) yaitu keberhasilan Sensus Pajak Nasional. Penerimaan H0 yaitu tidak adanya pengaruh efektivitas periklanan yang terdiri dari: informing (X1), persuading (X2), reminding (X3), adding value (X4) dan assisting (X5) secara simultan terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional (Y) juga didukung oleh nilai R2 yang sangat kecil seperti pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4 Nilai R2 Model Summary
Std. Error of the R Square Adjusted R Square Estimate 1 .164a .027 -.025 .53588 a. Predictors: (Constant), Mean_X5, Mean_X4, Mean_X1, Mean_X3, Mean_X2 Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti Berdasarkan Tabel 4 nilai R2 adalah sebesar 0,027 atau 2,7% yang artinya informing (X1), persuading (X2), reminding (X3), adding value (X4) dan assisting (X5) hanya mempengaruhi keberhasilan Sensus Pajak Nasional sebesar 2,7% sedangkan sisanya 97,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji koefisien regresi linier secara parsial (Uji-t) Uji t atau uji variabel parsial adalah sebuah uji yang berguna untuk mengukur pengaruh secara parsial dari variabel bebas yang meliputi: informing (X1), persuading (X2), reminding (X3), adding value (X4) dan assisting (X5) terhadap variabel terikat (Y) yaitu keberhasilan Sensus Pajak Nasional. Tabel 5 Tabel Hasil Uji t Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model t Sig. B Std. Error Beta Model
1
R
(Constant) 4.474 .907 4.932 .000 Mean_X1 .040 .100 .042 .403 .688 Mean_X2 -.045 .120 -.040 -.375 .709 Mean_X3 .076 .110 .072 .687 .494 Mean_X4 -.106 .122 -.093 -.871 .386 Mean_X5 -.082 .073 -.115 -1.119 .266 a. Dependent Variable: Mean_Y Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti Nilai signifikansi untuk uji t dapat dilihat pada kolom Sig, yang terletak di bagian tengah dari Tabel 5. Bila nilai signifikansi berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05 menunjukkan variabel bebas (X) tersebut secara parsial mempengaruhi variabel terikat (Y). Untuk mengetahui variabel yang paling besar memberikan pengaruh dapat dilihat pada kolom standarized coeefisien. Variabel bebas (X) yang signifikan dan memiliki nilai yang paling besar adalah variabel yang secara parsial paling memberikan pengaruh terhadap variabel terikat (Y). Pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa: 1. Nilai signifikansi untuk informing (X1) sebesar 0,688 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti H0 diterima dan H2 ditolak, sehingga informing tidak memiliki pengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. 2. Nilai signifikansi untuk persuading (X2) sebesar 0,709 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti H0 diterima dan H3 ditolak, sehingga persuading tidak memiliki pengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. 3. Nilai signifikansi untuk reminding (X3) sebesar 0,494 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti H0 diterima dan H4 ditolak, sehingga reminding tidak memiliki pengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. 4. Nilai signifikansi untuk adding value (X4) sebesar 0,386 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti H0 diterima dan H5 ditolak, sehingga adding value tidak memiliki pengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. 5. Nilai signifikansi untuk assisting (X5) sebesar 0,266 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti H0 diterima dan H6 ditolak, sehingga assisting tidak memiliki pengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional.
PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang dilakukan, tampak bahwa baik secara simultan maupun parsial efektivitas periklanan yang terdiri dari informing, persuading, reminding, adding value, dan assisting tidak memiliki pengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. Iklan yang disajikan oleh Dirjen Pajak sebagai sarana sosialisasi dari kegiatan Sensus Pajak Nasional tampaknya tidak mampu mendorong warga negara Indonesia untuk ikut mendukung keberhasilan dari kegiatan Sensus Pajak Nasional. Hal ini tampak bahwa iklan yang disajikan berkaitan dengan Sensus Pajak Nasional tidak mampu memberikan informasi tentang waktu kegiatan Sensus Pajak Nasional, persyaratan dari petugas pajak yang akan melakukan Sensus Pajak Nasional, serta cara dari pengisian formulir. Banyak responden yang hanya mengetahui kegiatan Sensus Pajak Nasional namun tidak mengetahui waktu pelaksanaan, hal-hal yang ditanyakan kepada petugas, serta tidak memahami isi dari pertanyaan untuk kepentingan Sensus Pajak Nasional. Iklan yang disajikan oleh Dirjen Pajak sebagai sarana sosialisasi tidak mampu berpengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. Hal ini disebabkan iklan yang disajikan tidak mampu mengajak untuk menerima kehadiran petugas sensus dengan baik dan memberikan informasi yang benar. Responden tampaknya belum menyadari dengan baik manfaat membayar pajak atau tidak puas dengan kebijakan terkait dengan masalah pajak sehingga ada rasa keraguan untuk menerima petugas pajak dengan baik serta memberikan informasi yang benar. Iklan yang disajikan oleh Dirjen Pajak sebagai sarana sosialisasi tidak mampu berpengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional sebagai akibat tidak mampu menciptakan reminding. Iklan Sensus Pajak Nasional tidak mampu mengingatkan responden adanya kegiatan sensus, mendatangkan kesadaran mengenai tanggung jawab terkait masalah perpajakan dan tata cara kegiatan sensus. Hal ini tampak konsisten dengan ketidakmampuan periklanan untuk menyampaikan informasi kepada responden berkaitan dengan Sensus Pajak Nasional. Iklan yang disajikan oleh Dirjen Pajak tidak mampu mendukung keberhasilan Sensus Pajak Nasional karena tidak berpengaruh. Iklan tidak mampu menarik perhatian, memberikan kesadaran manfaat sensus dan arti penting dari kegiatan sensus. Hal ini disebabkan intensitas iklan yang masih rendah dan tidak memperhatikan faktor-faktor yang membuat iklan menjadi menarik dan akhirnya mampu mendatangkan kesadaran akan manfaat serta arti penting dari kegiatan Sensus Pajak Nasional. Iklan yang disajikan oleh Dirjen Pajak tidak berpengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. Hal ini membuat iklan tidak mampu menciptakan citra yang baik dari Kantor Pelayanan Pajak. Responden juga merasakan bahwa iklan tidak mempermudah untuk mendapatkan nomor kontak bila ada kesulitan yang dialami dalam kegiatan Sensus Pajak Nasional. Dirjen Pajak dengan tidak adanya pengaruh efektivitas periklanan terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional hendaknya berusaha memperbaiki iklan yang telah disajikan dan lebih memilih media yang tepat. Hal tersebut akan mendatangkan kemampuan untuk meningkatkan keberhasilan dari Sensus Pajak Nasional. Bila periklanan dianggap sebagai bentuk dari sosialisasi untuk mencapai keberhasilan Sensus Pajak Nasional maka upaya untuk menyempurnakan iklan yang sudah ada sehingga efektif wajib dilakukan oleh Dirjen Pajak.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka hal-hal yang dapat disimpulkan bahwa iklan yang selama ini disajikan oleh Dirjen Pajak tidak berpengaruh terhadap keberhasilan Sensus Pajak Nasional. Hal ini menyebabkan biaya periklanan yang telah dikeluarkan untuk sosialisasi kegiatan Sensus Pajak Nasional tidak mendatangkan manfaat yang maksimal. Saran yang dapat dikemukakan berkaitan dengan analisis data dan pembahasan adalah sebagai berikut ini: 1. Dirjen Pajak perlu meninjau kembali kegiatan periklanan yang dilakukan, sehingga mampu mendukung keberhasilan program Sensus Pajak Nasional dengan memperhatikan hal-hal terkait dengan keberhasilan iklan misalnya penggunaan selebriti untuk mendatangkan ketertarikan dan pengaruh pemirsa dalam hal ini warga negara sebagai obyek pajak. Dirjen Pajak perlu melakukan sosialisasi dengan cara yang lain di luar 2. periklanan misalnya dengan menggunakan tokoh masyarakat untuk membantu proses sosialisasi. DAFTAR PUSTAKA Kotler, P., 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Kuncoro, M., 2003, Metodologi Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga. Muqodim, 2000, Perpajakan, Buku Satu, Edisi Ke-2 (Revisi), Yogyakarta: UII Press dan Ekonisia. Nainggolan dan Wujarso, 2004, Perpajakan untuk Yayasan dan Nirlaba Sejenis, Jakarta: PPM. Shimp, T.A., 2000, Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Erlangga. Sunarto, 2003, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Yogyakarta: Amus. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE - 76/PJ/2011 tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Wahyudi, U., 2000, Etika Praktik Perpajakan di Indonesia, Widya Humanika, Vol 8, No 1, Hal 29-35. Zain, M., 2003, Manajemen Perpajakan, Jakarta: Salemba Empat. LAMPIRAN KUISIONER 1. Informing (Memberi Informasi) 1. Iklan Sensus Pajak Nasional memberi informasi tentang waktu kegiatan sensus pajak dilakukan 2. Iklan Sensus Pajak Nasional memberi informasi tentang petugas yang berhak melakukan kegiatan sensus 3. Iklan Sensus Pajak Nasional memberi informasi tentang cara pengisian formulir 2. Persuading (Membujuk)
STS
1
2
3
4
5
SS
STS
1
2
3
4
5
SS
STS
1
2
3
4
5
SS
4. Iklan Sensus Pajak Nasional mampu mengajak untuk menerima kehadiran petugas sensus dengan baik 5. Iklan Sensus Pajak Nasional mampu mengajak untuk memberikan informasi yang benar 3. Reminding (Mengingatkan)
STS
1
2
3
4
5
SS
STS
1
2
3
4
5
SS
6. Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan ingatan tentang keberadaan kegiatan sensus
STS
1
2
3
4
5
SS
7. Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan ingatan tanggung jawab warga negara di bidang perpajakan 8. Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan ingatan mengenai tata cara kegiatan sensus yang dilakukan 4. Adding Value (Memberi Nilai Tambah)
STS
1
2
3
4
5
SS
STS
1
2
3
4
5
SS
9. Iklan Sensus Pajak Nasional menarik perhatian 10. Iklan Sensus Pajak Nasional memberikan kesadaran manfaat kegiatan sensus 11. Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan kesadaran mengenai arti penting dari kegiatan sensus 5. Assisting (Mendampingi)
STS STS
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
SS SS
STS
1
2
3
4
5
SS
12. Iklan Sensus Pajak Nasional menciptakan citra yang baik dari Kantor Pelayanan Pajak 13. Iklan Sensus Pajak Nasional mendatangkan kemudahan untuk mendapatkan nomor kontak bila ada kesulitan yang dihadapi ketika ada kegiatan sensus 6. Keberhasilan Sensus Pajak Nasional
STS
1
2
3
4
5
SS
STS
1
2
3
4
5
SS
14. Berminat memberikan informasi sesuai dengan keadaan yang ada, dalam rangka kegiatan sensus 15. Berminat untuk menerima petugas sensus dengan baik dalam menjalankan tugas 16. Berminat memenuhi kewajiban perpajakan
STS
1
2
3
4
5
SS
STS
1
2
3
4
5
SS
STS
1
2
3
4
5
SS
DATA PENELITI Nama Alamat Status Email HP
: : : : :
R. Bernadinus Chrisdianto Bogen Baru 30, Surabaya Dosen Prodi Perpajakan Poltek Ubaya
[email protected] 08179383288 & 08385906680