PENGARUH DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA (Studi Kasus di SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok) Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Mahliyatul Khairoh 105011000105
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
PENGARUH DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA (Studi Kasus di SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Mahliyatul Khairoh 105011000105 Di bawah Bimbingan:
Drs. A. Basuni M.Ag NIP: 194911261979011001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
LEMBAR PENGESAHAN PAI\IITIA UJIAIY MUNAQASAH Skripsi dengan judul '?engaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Disiplin Belajar Siswa SMP Tadika Pertiwi" yang diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 29 Maret 2010 di hadapan Dewan Penguji. Karena
itu penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.D pada Univemitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 29 Maret 2010 Panitia Uj ian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua JurusanlProdi) Bahrissalim. M.Ae NrP. 19680307 199803 I 002
29/6 %tcs
Sekretaris Jurusan
Drs. Sapiudin Shidiq" M.A NIP. 19670328 200003 I 001 Penguji I Dr. Abdul Fattah Wibisono. M.A NrP. 19580112 198803 I 001 Penguji II Abdul Ghatur. M.A NIP. 19681208199703
ffl I zL:_ ",.-i
I
003
,r/
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Tanda Tangan
PENGAR.T]H DISIPLIN KERJA GURU TERIIADAP
DISIPLIN BELAJAR SISWA (Studi Kasus di SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok)
SKRIPSI Diajukan Kepada llakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syrrat-syarat Mencrpai Gelar Sarjena Pendidikan Islem
Oleh :
Mahlivatul Khairoh 105011fi)0105 Di bnwah Bimbingan:
Drs. A. BesuniM.As IttIP: 1949 1126197901 100 -
I
JURUSAN PENDIDIKAII AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBTYAII DAN KEGUITUAN UTN SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA t43r rllt010 M
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Swt, tuhan semesta alam yang tidak pernah berhenti mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, yang telah menjadikan iman itu indah dalam hati hamba-Nya serta menjadikan kecintaan akan risalah-Nya lebih dicintai dari segala apapun di dunia ini. Dengan curahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Disiplin Belajar Siswa (Studi Kasus di SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok) dengan baik. Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada insan mulia yang menjadi tauladan agung sepanjang masa Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, para sahabat dan pengikut sunnahnya yang selalu istiqomah menyeru dengan seruannya dan berpedoman dengan petunjuknya. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan KeIslaman (S.Pd.I). Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak sedikit tentunya kendala, hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat keyakinan dan kerja keras juga bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan tersebut dapat penulis hadapi dengan sebaikbaiknya sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada: 1.
Yang teristimewa, Kedua orang tuaku Bapak Ust. Naumar dan Ibu Fatimah Hasan dan kakakku tercinta Muhammad Badri Tamam S.Th.I serta adikadikku tercinta Ahmad Faishal Kamal, Ahmad Maulal Fadhli, Muhammad Said Musaddad Kamil yang selalu memberikan kasih sayang yang tak terhingga, pengorbanan yang tiada pamrih, nasehat, perhatian, do’a yang tulus dan ikhlas, serta motivasi baik materiil maupun spirituil kepada penulis.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
i
3.
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4.
Dosen pembimbing skripsi Drs. A. Basuni M.Ag yang telah meluangkan waktu dan kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran dan dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.
5.
Dosen penasehat akademik.
6.
Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan keahlian kepada penulis dan turut melancarkan usaha pembuatan skripsi ini.
7.
Segenap Karyawan Perpustakaan Utama dan perpustakaan-perpustakaan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8.
Teman-teman yang tergabung dalam satu ikatan perjuangan (yang tergabung dalam komunitas kelas C), yang telah memberikan semangat yang tak pernah putus. Semoga kebersamaan kita terus terjalin. Semoga jasa-jasa dan kebaikan semua pihak mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Dan tidak lupa hararpan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Amin ya rabbal ‘alamin
Ciputat, 8 Maret 2010
Mahliyatul Khairoh
ii
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR……………………………………………………….
i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………................
v
ABSTRAK…………………………………………………………………….
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………..................
1
B. Permasalahan.......................................................................................
3
1. Identifikasi Masalah……..............................................................
3
2. Pembatasan Masalah………………….........................................
4
3. Perumusan Masalah………...........................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................
5
1. Tujuan Penelitian………………………......................................
5
2. Manfaat Penelitian…………………………………....................
5
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Disiplin Kerja Guru............................................................................
6
1. Pengertian Disiplin Kerja………………………….....................
6
2. Tugas dan Tanggung Jawab ……................................................
9
3. Kompetensi Guru…….................................................................
15
4. Fungsi dan Aspek-aspek Disiplin Kerja Guru ............................
17
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru.............
18
6. Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Guru..................................
19
B. Disiplin Belajar Siswa………………………………………........... 1. Pengertian Disiplin Belajar…………………. ………................
19 19
2. Macam-macam Disiplin Belajar……………………….............. 22 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar.................... C. Peran Guru Agama dalam Menanamkan Disiplin Siswa ………….
iii
23 24
D. Kerangka Berfikir……………………………………………............ 28 E. Hipotesis Penelitian…………………………………………............. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................
31
B. Variabel Penelitian…………………………………………............. . 31 C. Metode Penelitian…………………………………………................ 31 D. Populasi dan Sampel……………………………………….............. . 32 E. Teknik Pengumpulan Data......................................... .........................
32
F. Teknik Pengolahan Data....................................................................
36
G. Teknik Analisa Data………………………………………………..
36
BAB IV HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum SMP Tadika Pertiwi............................................
41
1. Sejarah Berdirinya SMP Tadika Pertiwi.....................................
41
2. Visi dan Misi...............................................................................
42
3. Keadaan Sarana dan Prasarana....................................................
42
4. Keadaan Guru dan Karyawan.....................................................
43
5. Keadaan Siswa............................................................................
44
6. Kegiatan Ekstrakurikuler............................................................. 45 B. Deskripsi Data....................................................................................
45
C. Analisis dan Interpretasi Data............................................................
59
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan………………………………………............................ 65
B.
Saran………………….........…………………………......................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. LAMPIRAN
iv
66 68
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Kisi-kisi instrument disiplin kerja guru………………………….
33
2. Tabel 2 Kisi-kisi instrument disiplin belajar siswa.....................................
34
3. Tabel 3 Kisi-kisi jawaban angket................................................................
35
4. Table 4 Skala norma disiplin kerja guru…………………………….……
37
5. Table 5 Skala norma disiplin belajar siswa…………………………….....
37
6. Table 6 Daftar rekapitulasi keadaan sarana dan prasarana SMP Tadika Pertiwi tahun ajaran 2009/2010……………………………...…………...
42
7. Tabel 7 Rekapitulasi keadaan guru dan karyawan SMP Tadika Pertiwi.........................................................................................................
43
8. Tabel 8 Rekapitulasi siswa-siswi SMP Tadika Pertiwi tahun ajaran 2009/2010....................................................................................................
45
9. Tabel 9 Guru hadir tepat waktu untuk memberikan materi pelajaran.........
46
10. Tabel 10 Guru meninggalkan sekolah sesuai waktu yang telah ditentukan....................................................................................................
46
11. Tabel 11 Guru memberitahukan kepada pihak sekolah jika berhalangan hadir.............................................................................................................
46
12. Tabel 12 Guru masuk dan keluar kelas tidak tepat waktu..........................
47
13. Table 13 Guru meninggalkan sekolah tanpa memberitahukan kepada pihak sekolah karena kepentingan yang mendesak.....................................
47
14. Tabel 14 Guru mengajar dengan baik sesuai dengan jadwal......................
47
v
15. Tabel 15 Guru mengisi daftar hadir setiap datang ke sekolah....................
47
16. Tabel 16 Guru mengajar tidak sesuai dengan materi yang akan dipelajari......................................................................................................
48
17. Tabel 17 Guru melaksanakan KBM sesuai dengan RPP yang telah direncanakan...............................................................................................
48
18. Tabel 18 Guru memeriksa absensi sebelum mengajar................................
48
19. Tabel 19 Guru mengoreksi tugas siswa………………………………......
48
20. Tabel 20 Guru tidak memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar........................................................................
49
21. Tabel 21 Guru memberikan motivasi agar berprestasi...............................
49
22. Tabel 22 Guru memberikan evaluasi setelah mengajar……....………….
49
23. Tabel 23 Guru memberikan hukuman kepada siswa yang telah melanggar peraturan………………………………………………………
50
24. Tabel 24 Guru dapat menjawab pertanyaan siswa......................................
50
25. Tabel 25 Guru menggunakan metode dan media mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran..............................................................................
50
26. Tabel 26 Guru membantu siswa dalam memecahkan masalah...................
50
27. Tabel 27 Guru memelihara dan meningkatkan kebersamaan di antara guru yang lain..............................................................................................
51
28. Tabel 28 Guru meminta imbalan jika mengajar tambahan di luar jam pelajaran sekolah......................................................................................... 29. Tabel 29
51
Jika terjadi perselisihan diantara guru, guru anda
menyelesaikannya bersama.........................................................................
vi
51
30. Tabel 30 Guru menghadiri setiap acara yang diadakan di sekolah.............
51
31. Tabel 31 Guru membawa persoalan pribadi ketika mengajar di kelas…...
52
32. Tabel 32 Guru bekerja sama dengan guru yang lain dalam menghadapi kesulitan belajar siswa.................................................................................
52
33. Table 33 Guru tidak bersemangat ketika mengajar.....................................
52
34. Tabel 34 Hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai.................
53
35. Tabel 35 Lapor kepada guru piket jiak terlambat datang............................
53
36. Tabel 36 Jika tidak masuk sekolah, memberi kabar melalui surat/telepon.
53
37. Tabel 37 Memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan...................
53
38. Tabel 38 Meninggalkan sekolah sebelum waktu yang ditentukan..............
54
39. Tabel 39 Mengerjakan PR di sekolah ketika akan dikumpukan.................
54
40. Tabel 40 Membaca materi pelajaran untuk hari esok.................................
54
41. Tabel 41 Mengerjakan PR tepat waktu.......................................................
54
42. Tabel 42 Membawa perlengkapan belajar ke sekolah sesuai jadwal pelajaran......................................................................................................
55
43. Tabel 43 Mengikuti bimbingan belajar yang diberikan guru......................
55
44. Tabel 44 Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan di sekolah...
55
45. Tabel 45 Kegiatan ekstra kurikuler mengganggu belajar............................
55
46. Tabel 46 Lupa membawa perlengkapan belajar..........................................
56
47. Tabel 47 Mengikuti belajar kelompok sesuai dengan jadwal yang ditentukan....................................................................................................
56
48. Tabel 48 Tidur di kelas ketika KBM berlangsung......................................
56
49. Tabel 49 Mengucap salam ketika akan masuk kelas..................................
56
vii
50. Tabel 50 Mengucap salam ketika berjumpa dengan guru...........................
57
51. Tabel 51 Membantu teman belajar jika diberi imbalan..............................
57
52. Tabel 52 Menyontek ketika sedang ujian....................................................
57
53. Tabel 53 Membiarkan ruangan kelas kotor.................................................
57
54. Tabel 54 Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.....................................
58
55. Tabel 55 Meminta izi bertanya kepada guru jika ada materi pelajaran yang belum dimengerti................................................................................
58
56. Tabel 56 Membantu teman ketika dalam kesulitan belajar.........................
58
57. Tabel 57 Tidak mendengarkan ketika guru sedang memberi penjelasan....
59
58. Tabel 58 Tidak mengaktifkan handpone ketika KBM berlangsung...........
59
59. Tabel 59 Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y...........................................................................
viii
59
ABSTRAK Mahliyatul Khairoh: Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Disiplin Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa SMP Tadika Pertiwi) Kedisiplinan merupakan salah satu faktor keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Faktor disiplin yang dimaksud adalah disiplin kerja guru itu sendiri. Disiplin kerja guru yang baik mencerminkan kepribadian seorang guru yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, selain mempunyai intelektual yang tinggi dan wawasan yang luas serta berbagai kompetensi yang dimilikinya. Namun disiplin kerja guru tersebut akan memberikan pengaruh terhadap disiplin belajar siswa, apabila guru tidak memperlihatkan disiplin kerja yang baik. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja guru terutama guru Agama SMP Tadika Pertiwi, bagaimana disiplin belajar siswa SMP Tadika Pertiwi, dan untuk megetahui apakah terdapat pengaruh antara disiplin kerja guru terhadap disiplin belajar siswa di SMP Tadika Pertiwi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yaitu dengan mencari hubungan (pengaruh) antara kedua variabel. Teknik pengumpulan datanya yaitu dengan cara menyebarkan angket berupa skala likert yang berisi sejumlah pernyataan tentang indikator-indikator disiplin kerja guru dan disiplin belajar siswa. Angket ini dibagikan kepada responden yang telah ditentukan yaitu siswa kelas VII SMP Tadika Pertiwi. Jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Selain itu, penulis memperoleh data penunjang lainnya melalui wawancara kepada kepala SMP Tadika Pertiwi dan para guru Agama mengenai disiplin kerja guru dan disiplin belajar siswa di SMP Tadika Pertiwi. Kemudian setelah diperoleh hasil angket tentang variabel tersebut dengan menggunakan rumus product moment, hal ini untuk mengetahui tingkat korelasi kedua variabel tersebut. Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel tersebut penulis menggunakan rumus koefisien determinasi. Setelah penelitian dilakukan, maka penulis memperoleh hasil penelitian dengan angka korelasi sebesar 0,990 yang berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara disiplin kerja guru terhadap disiplin belajar siswa. Dan korelasi tersebut tergolong sangat kuat dan sangat tinggi karena korelasinya berada di antara 0,90-1,00. Berdasarkan tingkat keeratan hubungan kedua variabel, maka diketahui koefisien determinasinya sebesar 98,01%.
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Disiplin adalah suatu keadaan tertib, ketika orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati.1 Menurut Soegeng Rijadarmint, SH. Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan atau kedisiplinan.2 Berdasarkan definisi tersebut, disiplin sekolah dapat diartikan sebagai keadaan tertib ketika guru, kepala sekolah dan staf, serta peserta didik yang tergabung dalam sekolah tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati. Disiplin sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan dalam pembelajaran sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, disiplin sekolah dapat merupakan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu berdiri sendiri (help for self help) dalam memecahkan
1
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta, Bumi Aksara, 2009, Cet. 2, h. 191. 2 Tulus Tu’u, Peranan Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta, PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2004, h. 31.
1
2
berbagai permasalahan sehinga dapat menggapai hasil belajar yang optimal dengan proses yang menyenangkan.3 Akan tetapi akhir-akhir ini masalah disiplin sering disepelekan, bahkan banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat terhadap peraturan yang telah disepakati dan ditetapkan. Demikian halnya di sekolah, lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi miniature masyarakat dalam membina disiplin ternyata tidak dapat diandalkan. Tidak sedikit pelanggaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, maupun peserta didik, muali dari penyalahgunaan dana bantuan operasional oleh kepala sekolah, pembocoran soal atau kunci jawaban oleh guru yang bermuara pada tawuran dan perkelahian pelajar. Semua itu disebabkan antara lain karena kurangnya atau lemahnya disiplin yang memerlukan pembinaan. Banyaknya perilaku negatif dan penyimpangan di sekolah yang dilakukan peserta didik akan mengganggu efektivitas pembelajaran. Hal ini sangat erat kaitannya dengan disiplin sekolah. Oleh karena itu, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, antara lain dapat dilakukan dengan pembinaan disiplin sekolah. Dalam hal ini guru bertanggung jawab mengarahkan pada yang baik, harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri peserta didik, terutama disipllin diri (self discipline). Di sekolah guru yang dapat menanamkan rasa kedisiplinan baik dalam dirinya sendiri ataupun kepada siswanya dapat menjalankan tugas dan tanggug jawabnya dengan baik. Tanpa adanya sikap disiplin yang yang dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya, maka tidak heran bila hasil akhir pembelajaran tidak sesuai dengan yang dicita-citakan. Rendahnya disiplin kerja guru akan mengakibatkan buruknya mutu pendidikan di sekolah. Kedisiplinan harus ditanamkan kepada setiap individu, baik itu para guru atau pun siswanya. Sebagai pendidik, segala sikap dan perilaku yang 3
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah… h. 191-192.
3
dilakukannya tentu akan dilihat dan dicontohkan oleh siswanya. Jika seorang guru memiliki sikap kedisiplinan, maka tidak dapat disalahkan bila siswanya juga mengikuti prilaku sang guru yang disiplin tersebut. Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab yang harus dipikul oleh seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, yang mendorong semangat kerja dalam mewujudkan tujuan organisasi. Untuk itu disiplin dalam bentuk
pelaksanaan peraturan sangat diperlukan bagi
karyawan, guru dan peserta didik sebagai wujud nyata dari pengawasan dalam menciptakan tata tertib organisasi sekolah/madrasah. Disiplin kerja yang baik juga mencerminkan kepribadian seorang guru yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, selain mempunyai intelektual yang tinggi dan wawasan yang luas dan berbagai kompetensi yang dimilikinya. Disiplin belajar siswa dapat dimulai dari kebiasaaan yang sering dilakukan diantaranya siswa mampu mempergunakan waktu yang cukup baik, memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru, mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap organisasi kelas dan menyusun jadwal pelajaran. Dengan adanya rasa kesadaran diri untuk melaksanakan disiplin kerja maupun disiplin belajar diharapkan semua kegiatan yang dilaksanakan seharihari di sekolah dapat membuahkan hasil yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan yang juga merupakan tujuan dari pendidikan nasional. Beranjak dari permasalahan diatas, penulis akan meneliti apakah ada pengaruh yang positif antara disiplin kerja guru terhadap disiplin belajar siswa. Adapun judul penelitian ini adalah “PENGARUH DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa SMP Tadika Pertiwi Depok)”.
B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah
4
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: a. Disiplin kerja guru di SMP Tadika Pertiwi Depok. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru di SMP Tadika Pertiwi Depok. c. Disiplin belajar siswa di SMP Tadika Pertiwi Depok. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa di SMP Tadika Pertiwi Depok. e. Pengaruh antara disiplin kerja guru dan produktivitas. f. Usaha-usaha pihak sekolah untuk tingkatkan disiplin kerja guru di SMP Tadika Pertiwi Depok.
2. Pembatasan Masalah Mengingat
keterbatasan
kemampuan
penulisan
dan
luasnya
permasalahan yang hendak dibahas, dan untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah yang akan diuraikan terfokus pada: a. Disiplin kerja guru. Yang dimaksud disiplin kerja guru dalam penelitian ini adalah disiplin kerja yang dilakukan oleh guru agama di SMP Tadika Pertiwi Depok pada tahun ajaran 2009/20010. Maka pada penelitian ini disiplin kerja guru dibatasi pada kehadiran, tanggung jawab pada tugas, kerjasama dengan guru lain dan semangat kerja di sekolah. b. Disiplin belajar siswa. Yang dimaksud disiplin belajar siswa dalam penelitian ini adalah disiplin belajar yang dilakukan oleh siswa/siswi di SMP Tadika Pertiwi Depok tahun ajaran 2009/2010. Maka pada penelitian ini disiplin belajar siswa dibatasi pada penyiapan perlengkapan peralatan belajar, mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah, upaya mencapai prestasi belajar dan membagi waktu antara kegiatan ekstra dan kegiatan belajar di sekolah.
3. Perumusan Masalah
5
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a. Bagaimana disiplin kerja guru di SMP Tadika Pertiwi Depok? b. Bagaimana disiplin belajar siswa di SMP Tadika Pertiwi Depok? c. Bagaimana hubungan disiplin kerja guru dengan disiplin belajar siswa di SMP Tadika Pertiwi Depok?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui disiplin kerja guru di SMP Tadika Pertiwi Depok. b. Untuk mengetahui disiplin belajar siswa di SMP Tadika Pertiwi Depok. c. Untuk mengetahui hubungan pengaruh disiplin kerja guru dan disiplin belajar siswa di SMP Tadika Pertiwi Depok.
2. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat penelitian ini berdasarkan tujuan yang dikemukakan diatas, maka penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut: a. Bagi Guru (terutama Guru Agama): hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai Feed Back dalam memperbaiki kelemahan diri sendiri sehingga ada usaha untuk meningkatkan disiplin kerja. b.
Bagi Siswa: dapat dijadikan masukan agar lebih meningkatkan disiplin belajarnya.
c. Bagi Kepala Sekolah: dapat dijadikan masukan sehingga kepala sekolah dapat meningkatkan supervisi pendidikan.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Disiplin Kerja Guru 1. Pengertian Disiplin Kerja Masalah disiplin merupakan suatu hal yang penting bagi seorang guru. Tanpa adanya kedisiplinan yang besar di dalam setiap diri guru maka alam kelabu akan selalu menutupi dunia pendidikan dan pengajaran. Disiplin kerja terdiri dari dua kata yaitu disiplin dan kerja. Ada beberapa pengertian disiplin, antara lain sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h.
Kreasi dan persiapan kondisi pokok untuk bekerja. Kontrol diri sendiri. Persiapan sebagai warga negara yang dewasa. Penurutan yang sadar. Melatih dan belajar tingkah laku yang dapat diterima. Sejumlah pengontrolan guru terhadap murid. Penurutan yang dipaksakan. Pengontrolan dan pengarahan energi yang menghasilkan tingkah laku yang produktif.1 Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin
adalah penurutaan terhadap suatu peratuaran dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya tujuan peraturan itu.
1
Subari, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. I, h. 163-164.
6
7
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disiplin adalah sikap mental yang dinyatakan dengan gerak perilaku yang bersumber dari kesadaran dan kemauan seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.2 Menurut Soerjono Soekanto “Disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan yang telah ditetapkan sehingga dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut biasanya dikaitkan dengan keadaan tertib, suatu keadaan dimana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu”.3 Sesuai dengan perintah Allah Q.S. al-Ahqaaf/46:13
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", Kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita” Ayat ini menerangkan keadaan orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, yaitu orang-orang yang mengakui dan mengatakan: “Tuhan kami adalah Allah” kemudian ia beristiqamah yakni tetap dalam pengakuan itu, tidak dicampurinya sedikitpun dengan perbuatan-perbuatan syirik.4 Dan dalam ayat ini terdapat sikap disiplin yaitu beristiqamah dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah segala peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan oleh setiap lembaga baik keluarga, sekolah dan lain-lain. Dan kesemuanya itu harus dijalankan, ditegakkan, dan dipatuhi oleh individu yang ada dalam lembaga tersebut, sehingga kedisiplinan dapat berjalan dengan baik.
2 3
Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1997, h. 53. Soerjono Soekanto, Remaja dan Masalahnya, Jakarta, Balai Pustaka, 1990, Cet. 2, h..
79. 4
Al-Quran dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995, h. 278.
8
Kemudian dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia pengertian kerja adalah “perbuatan melakukan sesuatu kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil; hal pencaran nafkah”.5 Dari definisi tersebut dapat pula diartikan bahwa kerja adalah fungsi hidup manusia untuk mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Manusia bekerja adalah untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhannya. Bila kedua kata tersebut yaitu kata “disiplin” dan kata “kerja” digabungkan, maka disiplin kerja dapat dapat bermakna suasana batin yang berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah, dan bersemangat atau tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas kerja, sedangkan produktifitas merupakan keberhasilan dari suatu organisasi. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara disiplin kerja dengan produktifitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin adalah salah satu penentu berhasil atau tidaknya tujuan organisasi. Dan dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja guru adalah suatu ketaatan serta kepatuhan seorang pendidik dalam menjalankan segala peraturan atau tata tertib yang telah diberlakukan di sekolah dengan penuh kesadaran dari dalam dirinya. Karena guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas. Guru memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proses pembelajaran dan perilaku para siswanya. Jika para guru dapat bersikap disiplin terhadap tata tertib yang ada di sekolah, maka cenderung para siswa pun akan meniru sikap disiplin para gurunya tersebut. Dengan membiasakan diri untuk bersikap disiplin, maka diharapkan akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diembannya dan dapat mewujudkan suasana pembelajaran yang baik.
5
Kasmisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya, Kartika, 1997, Cet. 1, h. 310.
9
2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Guru merupakan orang tua kedua di sekolah yang diberi amanat untuk mendidik, melatih, membimbing dan mengarahkan potensi yang dimiliki peserta didik dalam mewujudkan apa yang telah dicita-citakan. Guru sebagai pendidik harus mampu memberikan pendidikan dengan sebaik-baiknya kepada peserta didik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Secara umum guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mendidik, sedangkan secara khusus guru merupakan orang yang bertanggung jawab
terhadap
perkembangan
peserta
didik
dengan
mengupayakan
perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.6 Pada
kenyataannya
guru
memiliki
banyak
tugas
yang
harus
dilaksanakannya, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru dikelompokkan menjadi tiga jenis tugas guru, yaitu: a. Tugas Guru Dalam Bidang Profesi Tugas guru dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-niali hidup.
Mengajar
berarti
meneruskan
dan
mengembangkan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. b. Tugas Guru Dalam Bidang Kemanusiaan Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus menjadikan dirinya orang tua kedua, ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswa. Pelajaran apapun yang hendak diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya 6
Al-Rasidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, PT. Ciputat Press, 2005, Cet. 2, h. 41.
10
kepada para siswa. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. c. Tugas Guru Dalam Bidang Kemasyarakatan Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila.7 Sedangkan menurut beberapa ahli pendidikan menyatakan bahwa tugas guru atau pendidik adalah sebagai berikut: a. Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran, melaksanakan program yang disusun dan akhirnya dengan pelaksanaan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan. b. Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan kepribadian sempurna (insan kamil) seiring dengan tujuan penciptanya. c. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri (baik diri sendiri, peserta didik maupun mayarakat), upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program yang dilakukan.8 d. Sebagai pelatih yang bertugas melatih keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam pembelajaran dan pembiasaan peserta didik berprilaku positif dalam pembelajaran. e. Sebagai pengembang program yang bertugas membantu mengembangkan program pendidikan di sekolah dan hubungan kerjasama intrasekolah. f. Sebagai pengelola program bertugas membantu secara aktif dalam menjalin hubungan dan kerjasama antar sekolah dan masyarakat.
7
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 17, h. 7. 8 Al-Rasidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam… h. 44.
11
g. Sebagai tenaga profesional bertugas melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional.9 Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi bangsa sehinggga terciptanya masyarakat yang berpendidikan. Tanggung jawab guru dapat dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi yang lebih khusus, yaitu sebagai berikut: a. Tanggung jawab moral, setiap guru harus mampu menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral pancasila dan mengamalkannya. b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah, setiap guru harus menguasai
cara-cara
mengembangkan
belajar
kurikulum
mengajar silabus
yang
dan
efektif,
rencana
mampu
pelaksanaan
pembelajaran. c. Tanggung jawab dalam kemasyarakatan, setiap guru harus turut serta dalam mensukseskan pembangunan. Dan harus mampu membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat. d. Tanggung jawab dalam keilmuan, setiap guru harus turut serta memajukan keilmuannya khususnya yang menjadi spesifikasinya dengan penelitian dan pengembangan.10 Ada beberapa tanggung jawab guru yang dikemukakan oleh Departemen Agama RI, yaitu sebagai berikut: a. Guru Harus Menuntut Para Peserta Didik Belajar Tanggung jawab guru yang terpenting ialah merencankan dan menuntut para peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan
dan
perkembangan
yang
diinginkan.
Guru
harus
membimbing peserta didik agar mereka memperoleh keterampilan-
9
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. 1, h. 20. 10 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2005, Cet. 4, h. 39-42.
12
keterampilan,
pemahaman,
perkembangan
berbagai
kemampuan,
kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan perkembangan sikap yang serasi. b. Turut serta Membina Kurikulum Sekolah Guru merupakan seorang key person yang paling mengetahuai tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karena itu sewajarnya apabila guru turut aktif dalam pembinaan kurikulum di sekolahnya. Untuk mengubah kurikulum itu tentu tak mungkin, akan tetapi dalam rangka membuat atau memperbaiki proyekproyek pelaksanaan kurikulum, yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya, tentu sangat diperlukan.paling tidak ia berkewajiban memberi saran-saran yang berguna demi penyempurnaan kurikulumpada pihak yang berwenang. c. Melakukan Pembinaan Terhadap Diri Siswa (Kepribadian, Watak, dan Jasmaniah) Membina siswa agar menjadi manusia yang berwatak (berkarakter) bukanlah
pekerjaan
yang
mudah.
Mengembangkan
watak
dan
kepribadiaannya, sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap, cita-cita, berpikir, dan berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggung jawab guru. Agar aspek-aspek kepribadian ini dapat berkembang maka guru perlu menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengalami, menghayati situasi-situasi yang hidup dan nyata. Selain dari itu kepribadian, watak, dan tingkah laku guru sendiri akan menjadi contoh konkret bagi peserta didik. d. Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik Bimbingan kepada peserta didik gara mereka mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik, sangat diperlukan. Mereka perlu dibimbing kearah terciptanya hubungan pribadi yang baik dengan temannya dimana perbuatan dan perkataan guru dapat menjadi contoh yang hidup.
13
e. Melakukan Diagnosis atas Kesulitan Belajar dan Mengadakan Penilaian atas Kemauan Belajar Guru bertanggung jawab menyesuaikan semua situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik. Juga bertanggung jawab mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar dan kemajuan belajar serta melakukan diagnosis dengan cermat terhadap kesulitan dan kebutuhna siswa. Karena itu, harus mampu menyusun tes yang objektif, menggunakannya secara inteligen, melakukan observasi secara kritis serta melaksanakan usaha-usaha perbaikan (remedial), sehingga siswa mampu mengahadapi masalah-masalah sendiri dan tercapainya perkembangan pribadi yang seimbang. f. Menyelenggarakan Penelitian Sebagai seorang yang bergerak dalam bidang keilmuan (scientist) bidang pendidikan maka ia harus senantiasa memperbaiki cara bekerjanya. Tidak cukup sekedar melaksanakan pekerjaan rutin saja, melainkan harus juga berusaha menghimpun banyak data melalui penelitian yang kontinu dan intensif. g. Mengenal Masyarakat dan Ikut Serta Aktif Guru tak mungkin melaksanakan pekerjaannya secara efektif, jika ia tidak mengenal masyarakat seutuhnya dan secara lengkap. Harus dipahami dengan baik tentang pola kehidupan, kebudayaan, minat, dan kebutuhan masyarakat, karena perkembangan sikap, minat, apresiasi anak sangat banyak dipengaruhi oleh masyarakat sekitarnya. h. Menghayati, Mengamalkan dan Mengamankan Pancasila Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang mendasari semua sendi-sendi hidup dan kehidupan nasional, baik individu maupun masyarakat kecil sampai dengan kelompok sosial yang terbesar termasuk sekolah. Pendidikan bertujuan membentuk manusia pancasila sejati, yang berarti melalui pendidikan diantaranya sekolah, kita berusaha semaksimal mungkin agar tujuan itu tercapai.
14
i. Turut Serta Membantu Terciptanya Kesatuan dan Persatuan Bangsa dan Perdamaian Dunia Guru bertanggung jawab untuk mempersiapkan siswa menjadi warga yang baik. Pengertian yang baik ialah antara lain memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Perasaan demikian dapat tercipta apabila para peserta didik saling menghargai, mengenal daerah, masyarakat, adat istiadat, seni budaya, sikap, hubungan-hubungan sosial, keyakinan, kepercayaan, peninggalan-peninggalan historis setempat, keinginan, dan minat dari daerah-daerah lainnya di seluruh Nusantara. Denagn pengenalan, pemahaman yang cermat maka akan tumbuh rasa persatuan dan kesatuan bangsa. j. Turut Menyukseskan Pembangunan Pembangunan adalah cara yang paling tepat guna membawa masyarakat ke arah kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Pada garis besarnya pembangunan itu meliputi pembangunan dalam bidang mental spiritual dan
bidang
fisik
materil.
Turut
serta
dalam
kegiatan-kegiatan
pembangunan yang sedang berlangsung di dalam masyarakat termasuk tanggung jawab yang efektif. k. Tanggung Jawab Meningkatkan Peranan Profesional Guru Guru sangat perlu meningkatkan peranan dan kemampuan profesionalnya. Tanpa adanya kecakapan yang amksimal yang dimiliki oleh guru maka kiranya sulit bagi guru tersebut mengemban dan melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara yang sebaik-baiknya. Peningkatan kemampuan itu meliputi kemampuan untuk melaksanakan tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas di dalam sekolah dan kemampuan yang diperlukan untuk merealisasikan tanggung jawabnya di luar sekolah. Kemampuankemampuan itu harus dipupuk dalan diri guru sejak ia mengikuti pendidikan guru sampai ia bekerja.11
11
Departemen Agama Direktorat Jendaral Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 2005, h. 76-84.
15
Berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya yang rumit tersebut, guru merupakan suatu profesi yang memerlukan keahlian khusus, maka tidak sembarang orang mampu menjalankannya. Tanpa memiliki kinerja yang baik, seorang guru tidak akan mampu mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab guru bukan hanya mengajarkan ilmu yang dimiliki, tetapi juga mengelola ilmu itu sendiri. Selain memberikan pendidikan dan bimbingan kepada peserta didik, guru juga dijadikan sebagai suri tauladan yang harus bisa memberikan contoh yang baik bagi para peserta didik di sekolah.
3. Kompetensi Guru Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kaulitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar, tetapi juga harus pandai mentrasfer ilmunya kepada peserta didik. Sebagai seorang pendidik, guru bertugas mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada siswanya. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut, diperlukan berabagai kemampuan serta kepribadian. Sebab, guru juga dianggap sebagai contoh oleh siswa sehingga ia harus memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang guru. Ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar mengajar, yaitu: 1. Menguasai bahan, yang meliputi: a) Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah; b) Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi; 2. Mengelola program belajar mengajar, yang meliputi: a) Merumuskan tujuan instruksional;
16
b) Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar; c) Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat; d) Melaksanakan program belajar mengajar; e) Mengenal kemampuan (entry bihavior) anak didik; f) Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial; 3. Mengelola kelas, meliputi: a) Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran; b) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi; 4. Menggunakan media atau sumber belajar, yang meliputi: a) Mengenal, memilih dan menggunakan media; b) Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana; c) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar; d) Mengembangkan laboratorium; e) Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar; f) Menggunakan micro-teaching unit dalam program pengalaman lapangan; 5. Menguasai landasan-landasan kependidikan. 6. Mengelola interaksi belajar mengajar. 7. Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran. 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, meliputi: a) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan konseling di sekolah; b) Menyelenggarakan program layanan dan bimbingan di sekolah; 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, meliputi: a) Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah; b) Menyelenggarakan administrasi sekolah;
17
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran.12
4. Fungsi dan Aspek-aspek Disiplin Kerja Guru Sebagai kunci keberhasilan suatu sekolah/madrasah guru agama dituntut memiliki disiplin kerja yang tinggi. Disiplin kerja sebagai ketaatan menjalankan peraturan mempunyai bebrapa fungsi. Diantaranya disiplin berfungsi sebagai peningkatan produktivitas yang tinggi, kreatifitas dan aktifitas serta motivasi guru dalam mengajar agar tercipta proses belajar menngajar yang efektif dan efisien. Disisi lain disiplin kerja guru juga berfungsi untuk memperteguh guru dan memberikan kemudahan dalam memperoleh hasil kerja yang memuaskan, memberikan kesiapan bai guru dalam melaksanakan proses kerja dan akan menunjang hal-hal yang positif dalam melakukan berbagai fungsi kegiatan dan proses kerja guru. Dengan demikian betapa pentingnya disiplin kerja guru. Sehingga jelas guru yang memiliki disiplin kerja diharapkan mampu meningkatkan produktifitas kerja. Jadi, produktifitas kerja ditentukan oleh disiplin kerja. Disiplin kerja guru akan berfungsi apabila guru terutama guru agama/PAI memiliki aspek-aspek sebagai berikut: a. Hadir dan pulang tepat waktu. b. Menandatangani daftar hadir. c. Membuat program dan persiapan sebelum mengajar. d. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab. e. Melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan KBM. f. Menyelesaikan administrasi kelas dan sekolah secara baik dan teratur. g. Memelihara dan menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang menyenangkan.13
12 13
Pupuh Fathurrohman, Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar … h. 45-46. Sardiman, A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar … h. 47.
18
Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa antara disiplin dan kerja terdapat hubungan yang sangat erat sehingga satu sama lain sangat mempengaruhi. Disiplin yang tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi, begitu juga sebaliknya disiplin yang rendah akan menghasilkan semangat kerja yang rendah pula.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru Agar seseorang dapat melaksanakan disiplin maka pemimpin harus memperhatikan beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja seperti yang dikemukakan oleh IG. Wursanto, meliputi: a. Faktor kepemimpinan Kepemimpinan
adalah
proses
mengarahkan,
membimbing,
mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan/tindakan dan tingkah laku orang lain. Oleh sebab itu kepala sekolah selaku pemimpin diharapkan mampu menggerakkan dan mempengaruhi serta membina guru-guru agar dapat mengajar dengan disiplin yang tinggi guna mencapai tujuan institusi yang efektif. b. Faktor kebutuhan Pemenuhan kebutuhan merupakan suatu tujuan dari semua tingkah laku manusia (guru) dalam segala kegiatan/pekerjaan, kebutuhan manusia yang diperlukan adalah kebutuhan yang materil dan moril. Jika kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik, maka hal itu merupakan andil yang cukup besar bagi usaha menegakkan disiplin guru dan diharapkan semua kewajiban sebagai tenaga pengajar akan berjalan baik. Namun sebaliknya, jika kebutuhan tersebut terabaikan maka individu guru akan berusaha mencapainya dengan cara-cara yang cenderung melanggar disiplin. c. Faktor pengawasan Faktor
pengawasan/controlling
mendapatkan disiplin kerja
sangat
yang tinggi.
dilaksanakan secara efektif, jujur dan objektif.
penting
dalam
usaha
Pengawasan hendaknya
19
Pengawasan perlu dilaksanakan untuk menegakkan disiplin kerja guru yang sifatnya memang membantu setiap personil agar selalu melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.14
6. Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Guru Menurut A. Tabrani Rusyan ada beberapa upaya untuk meningkatkan disiplin kerja guru antara lain: a. Disiplin membawa proses kinerja ke arah produktivitas yang tinggi atau menghasilkan kualitas kerja tinggi. b. Disiplin sangat berpengaruh terhadap kreativitas dan aktivitas kinerja tersebut. c. Disiplin memperteguh guru di sekolah dasar untuk memperoleh hasil kerja yang memuaskan. d. Disiplin memberi kesiapan bagi guru sekolah dasar melaksanakan proses kinerja e. Disiplin akan menunjang hal-hal positif dalam melakukan berbagai kegiatan dan proses kerja.15 Dari uraian diatas jelaslah bahwa antara disiplin dan kerja terdapat hubungan yang sangat erat, sehingga satu sama lain sangat mempengaruhi. Disiplin yang tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi, dan sebaliknya semangat kerja yang tinggi akan menghasilkan disiplin yang tinggi pula.
B. Disiplin Belajar Siswa 1. Pengertian Disiplin Belajar Disiplin belajar terdiri adari dua kata yaitu disiplin dan belajar. Adapun pengertian belajar menurut M. Ngalim Purwanto belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dan 14
IG. Wursanto, Dasar-dasar Manajemen Personalia, Jakarta, Pustaka Dian, 1988, Cet. 2, h. 151. 15 A. Tabrani Rusyan, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, Jakarta, Cipta Nusantara, 2001, Cet. 2, h. 56.
20
relative mantap mencakup berbagai aspek kepribadian baik fisik/psikis, positif ataupun negatif.16 Dan menurut Abu Ahmadi belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.17 Dalam pandangan Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang relevan dengan tuntunan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak di samping tentu saja dirinya sendiri. Hal ini dilakukan untuk memperoleh derajat kehidupan yang lebih baik dunia akhirat. Allah berfirman Q.S al-Mujadalah/58:11
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang tujuannya untuk mengubah dan membentuk tingkah laku dan pola pikir baru. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti: pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. 16
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995, Cet 10, h. 84-85. 17 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, 1991, Cet. 1, h. 21.
21
Perubahan itu meliputi berbagai kemampuan siswa, yaitu: a. Kognitif, meliputi pengetahuan dan pemahaman. b. Sensorik-motorik, meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak-gerik badan dalam urutan tertentu. c. Dinamik-afektif, yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan. Disiplin bearasal dari akar kata “disciple” yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi.18 Disiplin secara umum dapat diartikan sebagai pengendalian diri sehubungan dengan proses penyesuaian diri dan sosialisasi.19 Dengan demikian, maka disiplin merupakan suatu kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dalam diri seseorang pada suatu organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan keadaan tertib. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian disiplin siswa dalam penelitian ini adalah kesadaran dan kesediaan siswa untuk mentaati setiap peraturan dan mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari yang berlaku di sekolah. Kesadaran dan kesediaan siswa tersebut dapat diusahakan, antara lain dengan
menerapkan
hukuman
agar
siswa
dapat
mengkoordinasikan
perilakunya, sehingga setelah terbiasa maka siswa tersebut akan mentaati peraturan sekolah dengan senang hati tanpa paksaan dari luar. Jadi yang dimaksud disiplin belajar adalah suatu keadaan dimana siswa itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan sebagaimana seharusnya. Dan 18
Admin, “Definisi Disiplin Kerja”, dari http://indonetasia.com, 18 Februari 2010. Utami Munandar, Menanamkan Disiplin dan Memberi Hukuman Pada Anak “Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan Remaja”, Ciputat, PT. Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. 1, h. 109. 19
22
dengan melakukan disiplin maka siswa akan memperoleh perubahan tingkah laku menuju ke arah yang lebih baik yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
2. Macam-macam Disiplin Belajar Macam-macam disiplin selama usia sekolah menurut Conny R. Semiawan, meliputi: a. Disiplin dalam waktu. Kedisiplinan dalam hal ini berarti siswa harus belajar untuk terbiasa dalam mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari. Pengaturan waktu ini menurut Conny R. Semiawan bisa bermula dari perbuatan kecil seperti tepat waktu berangkat ke sekolah dan tepat waktu dalam belajar.20 b. Disiplin dalam belajar. Siswa yang mempunyai kedisiplinan dalam belajar adalah siswa yang mempunyai jadwal serta motivasi belajar di sekolah dan di rumah, seperti dalam mengerjakan tugas dari guru dan membaca pelajaran. Dalam hal ini motivasi belajar ketika siswa berada di rumah seyogyanya orang tua dapat mengadakan lingkungan yang karya simulasi mental dan intelektual dengan mengusahakan suasana dan sarana belajar yang memberikan kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
secara
spontan
dapat
memperhatikan dan menyatakan diri terhadap berbagai kejadian di dalam lingkungannya. c. Disiplin dalam bertata krama. Adapun maksud dari disiplin dalam bertata krama adalah kedisiplinan yang berkaitan dengan sopan santun, akhlak atau etika siswa, baik kepada guru, teman dan lingkungan.21 Untuk mengukur atau mengetahui sejauh mana tingkat kedisiplinan siswa dapat dilihat dari kebiasaan siswa berdisiplin dalam tiga hal, yaitu disiplin dalam waktu, disiplin dalam belajar dan disiplin dalam bertata krama. 20
Conny R. Semiawan, Pendidikan Keluarga Dalam Era Global, Jakarta, PT. Prenhalindo, 2002, Cet. 10, h. 95. 21 Conny R. Semiawan, Pendidikan Keluarga Dalam Era Global… h. 85
23
Jika ketiga disiplin tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka perilaku individu/kelompok akan lebih serasi, selaras dan seimbang dengan tuntutan ketentuan yang berlaku sehingga dapat menunjang terwujudnya kualitas hidup yang lebih bermakna.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Dalam hal sikap kedisiplinan belajar, ada beberapa faktor yang datang dari dalam diri siswa dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar. Hal ini dapat dikatakan logis dan wajar, sebab hakikat disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan serta perubahan tingkah laku yang diminati siswa. Pendapat yang dikemukakan oleh Muhibin Syah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Faktor internal, yaitu keadaaan, kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategis dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegaiatan materi-materi pembelajaran.22 Dan menurut Malayu Hasibuan diantara indikator yang dapat menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa antara lain: a. Teladan pemimpin, dalam hal ini pemimpin yang dimaksud adalah kepala sekolah dan dewan guru. Teladan pemimpin sangat diperlukan guna menerapkan kedisiplinan karena bagaimana pun juga ia adalah orang yang akan berdisiplin jika pihak pemimpin di sekolah tidak disiplin. b. Tujuan pendidikan, hal ini pun akan mempengaruhi karena dengan jelasnya tujuan pendidikan yang akan dicapai, tentunya akan mendorong siswa lebih giat dan sungguh-sungguh dalam belajar. c. Pengawasan, merupakan tindakan nyata dan efektif untuk mewujudkan kedisiplinan. Dengan adanya pengawasan yang konsisten maka akan 22
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. 3, h. 130.
24
mempengaruhi juga terhadap disiplin siswa karena tentunya siswa akan merasa selalu mendapat perhatian dan pengarahan apabila berbuat kekeliruan. d. Ketegasan, hal ini sangat dibutuhkan karena tindakan yang tegas dan berani dalam menindak perbuatan kedisiplinan siswa akan membuat peraturan dan guru dihormati dan disegani karena peraturan benar-benar dijalankan. e. Sanksi hukuman, untuk menegakkan kedisiplinan hukuman memang berperan penting karena dengan pemberian hukuman adalah alat untuk mendidik sisiwa yang tidak disiplin. Berat ringannya hukuman yang diberikan akan berperan dalam mempengaruhi baik buruknya disiplin siswa, semakin berat hukuman tentunya akan lebih membuat siswa takut melanggar peraturan sekolah.23 Dengan adanya rasa kesadaran diri untuk melaksanakan disiplin belajar dan didukung oleh beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin belajar yaitu: faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar, diharapkan semua kegiatan yang dilaksanakan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah dapat membuahkan hasil yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan. Dan dapat dikatakan bahwa kedisiplinan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan.
C. Peran Guru Agama dalam Menanamkan Disiplin Siswa Disiplin kerja guru agama akan mempengaruhi prestasi dan produktifitas kerjanya. Sebagai guru yang selalu berhadapan dengan siswa, sikap dan tingkah laku guru sangatlah berpengaruh pada siswa. Sebagai guru agama/PAI yang memegang peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai agama dalam diri siswa sebagai usaha membentuk watak dan kepribadian siswa. Disiplin kerja yang ditunjukkan oleh guru agama tentunya dapat diterapkan juga pada disiplin belajar siswa. 23
Malayu S.P. Hasbuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Gunung Agung, 1990, h. 191-194.
25
Pendidikan agama yang harus diajarkan oleh guru agama/PAI kepada siswa dengan fungsi pendidikan sebagai upaya penanaman nilai-nilai bagi pembentukan watak dan kepribadian siswa akan terwujud. Baik dalam pembentukan sikap, perilaku dan pribadi siswa yaitu keimanan (akidah), ibadah, dan akhlak.24 Dalam membentuk kompetensi dan pribadi siswa, guru harus senantiasa mengawasi perilaku siswa terutama pada jam-jam sekolah, agar tidak terjadi penyimpangan perilaku atau tindakan yang indisiplin. Untuk kepentingan tersebut, dalam rangka mendisiplinkan peserta didik guru harus mampu menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas dan pengendali seluruh perilaku siswa.25 Sebagai pembimbing, guru harus berupaya untuk membimbing dan mengarahkan perilaku siswa ke arah yang positif, dan menunjang pembelajaran. Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan, termasuk dalam hal ini, yang penting ikut memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yang dihadapai anak didik. Dengan demikian diharapkan dapat menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental. Sebagai contoh atau teladan, guru harus memperlihtakan perilaku disiplin yang baik kepada peserta didik, karena bagaimana peserta didik akan berdisiplin jika seorang guru tidak menunjukkan sikap disiplin. Selain itu guru juga harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna. Itulah kesan terhadap guru sebagai sosok yang ideal. Sedikit saja guru berbuat yang tidak baik, akan mengurangi kewibawaannya dan kharisma pun perlahan lebur dari jati diri. Karena itu, kepribadian adalah masalah yang sangat sensitif sekali. Penyatuan kata dan
24
Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa… h. 261. E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2005, Cet. 1, h. 173. 25
26
perbuatan dituntut dari guru, bukan lain perkataan dengan perbuatan, ibarat kata pepatah “pepat di luar runcing di dalam”. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian,seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan yang baik sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorng melakukan suatu sikap dan perbuatan yang tidak baik maka dikatakan bahwa orang itu tidak mempunyai kepribadian yang baik atau mempunyai akhlak yang tidak mulia. Oleh karena itu, masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik dan masyarakat. Lebih tinggi lagi bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak dan penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi anak didik yng masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat remaja).26 Karena itu, guru digambarkan sebagai pembawa pemikiran dan dakwah, yang berusaha ke arah tersebut dan mencarai metode yang efektif serta cara yang terbaik untuk mencapai tujuan. Guru juga harus disifati dengan segenap sifat dan dengan sikap kesabaran, kelembutan, keikhlasan serta dedikasinya dalam pekerjaan. Seorang guru Agama hendaknya dapat meneladani sifat dan sikap para Nabi dan Rasul Allah, khususnya Nabi Muhammad SAW, karena pada diri beliau terdapat suri teladan yang baik. Sebagaimana firman Allah SWT Q.S. al-Ahzab/33:21
26
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2000, Cet. 1, h. 40-41.
27
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Sebagai pengawas, guru garus senantiasa mengawasi seluruh perilaku siswa, terutama pada jam-jam efektif sekolah, sehingga jika terjadi pelanggaran terhadap disiplin, dapat segera diatasi. Sebagai pengendali, guru harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik di sekolah. Dalam hal ini guru harus mampu secara efektif menggunakan alat pendidikan secara tepat sasaran, baik dalam memberikan hadiah maupun hukuman terhadap siswa. Aktivitas di sekolah yang mengandung gejala-gejala pendidikan antara lain adalah organisasi intra pelajar, palajaran olahraga, kerja bakti, baris berbaris, kepramukaan, keterampilan dan sebagainya, dan kesemuanya itu mengharuskan
peserta
didik
untuk
berdisiplin
dan
meningkatkan
profesionalnya. Sebagai
pendidik/fasilitator belajar,
guru agama harus mampu
menerapkan kepemimpinannya dalam rangka mendorong, memotivasi dan mempengaruhi peserta didik agar dapat belajar lebih baik, lebih bersemangat dan berdisiplin belajar yang tinggi. Bila seorang guru agama/PAI dapat menunjukkan disiplin kerja yang baik, siswa akan merasa kagum dan terdorong terdorong untuk mengikutinya. Dengan demikian dapat diharapkan siswa akan memiliki sifat disiplin belajar yang tinggi juga, sebab disiplin kerja yang baik yang ditunjukkan guru agama/PAI dapat menjadi motovasi bagi siswa untuk berbuat baik terutama meningkatkan disiplin dalam belajar guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
28
Dan perlu diingat oleh setiap guru, bahwa hubungan antara murid dan guru hendaknya berdasarkan pengertian dan kasih sayang, sehingga murid itu hormat dan sayang kepada gurunya, dan bukan karena takut ataupun benci. Hubungan yang baik itu akan membnatu kecintaan anak terhadap pelajaran yang diberikan kepadanya. Dengan demikian hasil pendidikan akan jauh lebih baik dari pada hubungan yang berdasarkan takut dan benci. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan guru agama dalam menanamkan disiplin siswa adalah sebagai pembimbing, teladan, pengawas dan pengendali.
D. Kerangka Berfikir Disiplin pada hakikatnya merupakan salah satu unsur penting dalam keseluruhan perilaku dan kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Mengapa demikian? Dengan disiplin, perilaku seorang individu atau kelompok aka lebih serasi, selaras, dan seimbang dengan tuntutan ketentuan yang berlaku sehingga dapat menunjang terwujudnya kualitas hidup yang lebih bermakna.27 Disiplin perlu untuk semua tingkat usia dan pada semua jenjang pendidikan. Namun disiplin mempunyai arti yang berbeda-beda pada tingkat unsur atau tingkat perkembangan yang berbeda. Sewaktu anak masih kecil, ia belum tahu mengenai baik atau buruk perilaku, ia membutuhkan keteladanan dari pendidik. Pendidik harus dapat menunjukkan secara konsisten (teguh) pada anak mengenai tingkah laku mana yang dinilai baik dan mana yang tidak. Melalui proses imitasi (peniruan), identifikasi (keteladanan) dan internalisasi (penyerapan) anak secara berangsur-angsur belajar mengenai nilai-nilai sosial dan susila sebagai pedoman tingkah laku. Dengan makin besarnya anak, nilainilai yang semula ditanamkan dan diteladankan oleh pendidikan akhirnya
27
Mohammad Surya, Bina Keluarga, Semarang, CV. Aneka Ilmu, Anggota IKAPI, 2003, Cet. 4, h. 129.
29
diinternalisasi menjadi sistem nilai anak itu sendiri yang sudah mencapai otonomi dalam menilai baik buruk perilaku.28 Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya anggung jawab yang harus dipikul oleh seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, yang mendorong semangat kerja dalam mewujudkan tujuan organisasi. Untuk itu disiplin dalam bentuk pelaksanaan peraturan sangat diperlukan bagi karyawan, guru dan peserta didik sebagai wujud nyata dari pengawasan dalam menciptakan tata tertib organisasi sekolah/madrasah. Disiplin kerja yang baik juga mencerminkan kepribadian seorang guru yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, selain mempunyai intelektual yang tinggi dan wawasan yang luas dan berbagai kompetensi yang dimilikinya. Guru yang selalu dapat melaksanakan tata tertib dengan baik akan memberikan contoh yang baik pula kepada siswanya, sehingga siswa dapat menilai antara guru yang disiplin dengan duru yang tidak disiplin. Kedisiplinan guru ini sedikit banyak akan mempengaruhi siswa tentang kinerja guru tersebut. Dengan disiplin ini pula akan menimbulkan satu dorongan tersendiri dalam diri siswa untuk melakukan hal yang serupa seperti yang dilakukan oleh gurunya. Disiplin belajar dapat dimulai dari kebiasaan yang sering dilakukan, diantaranya siswa mapu mempergunakan waktu yang cukup baik, memiliki rasa tanggung jawab terhadap organisasi kelas dan menyusun jadwal pelajaran. Jika antara guru dan siswa telah tercipta sikap disiplin yang baik, maka dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran yang sedang berlangsung akan berjalan dengan baik pula. Sehingga dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yang telah dicita-citakan bersama.
28
Utami Munandar, Menanamkan Disiplin dan Memberi Hukuman Pada Anak Dalam “Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan Remaja”… h. 110.
30
E. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X (Disiplin Kerja Guru) terhadap variabel Y (Disiplin Belajar Siswa). b. Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X (Disiplin Kerja Guru) terhadap variabel Y (Disiplin Belajar Siswa).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Tadika Pertiwi yang beralamat di Jl. H. Jaeran I Cinere Depok. Tlp (021) 7531622. Dan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2010.
B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini mengkaji dua variabel utama, yaitu: 1. Variabel bebas (independent), adalah variabel yang mempengaruhi yaitu disiplin kerja guru, yang diberi simbol (X). 2. Variabel terikat (dependent), adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu disiplin belajar siswa, yang diberi simbol (Y).
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain. Penelitian ini lebih menitikberatkan pada pengumpulan data empiris, kemudian diolah menggunakan statistik guna menjawab permasalahan yang ada atau tidaknya hubungan kedua variabel yang diteliti dan prediksi tentang berapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang memerlukan
31
32
angka-angka dalam meneliti variabel namun data yang berupa angka tersebut dijelaskan secara deskriptif. Dan dalam teknik penulisan, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini berjumlah 380 siswa SMP Tadika Pertiwi tahun ajaran 2009/2010, dengan rincian sebagai berikut: kelas VII = 171 siswa, kelas VIII = 120, dan kelas IX = 89 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 siswa atau 25% dari jumlah populasi yang diambil dari kelas VII SMP Tadika Pertiwi. Dan sistem pengambilan sampel tersebut secara acak atau menggunakan teknik random sampling. Hal ini berdasarkan pendapat dari buku Suharsimi Arikunto, yaitu: “Apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penellitian poplasi, tetapi jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.1
E. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan
permasalahan
yang
penulis
ajukan
maka
teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Observasi
adalah
pengamatan
dan
pencatatan
secara
sistematis
terhadapgejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek di temapat terjadi atau berlangsungnya peristiwa.2 2. Wawancara 1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2006, Cet. 13, h. 134. 2 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2007, Cet. 2, h.173.
33
Wawancara yaitu alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara
pencari
informasi
(interviewer)
dan
sumber
informasi
(interviewee).3 3. Angket Angket
adalah
suatu
alat
pengumpul
informasi
dengan
cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.4 Dalam hal ini disusun sebagai skala disiplin dengan model skala Likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu: selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Angket disusun berdasarkan indikator yang ada dalam variabel disiplin kerja guru dan disiplin belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 1 Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru Dimensi
Indikator
Waktu dan Kehadiran Guru
a. Masuk dan keluar kelas tepat waktu. b. Hadir setiap jam pelajaran. c. Mengisi daftar hadir. a. Melaksanakan KBM sesuai dengan RPP yang telah direncanakan. b. Mengabsen terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran. c. Memberikan tugas kepada siswa.
Tugas dan Tanggung Jawab
3 4
Item Pernyataan Pernyataan Positif Negatif 1, 2, 3
4, 5
6 7 9, 14, 16, 17, 10 11
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan…h. 179. Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan…h. 182.
8
34
Semangat kerja
d. Memberikan bimbingan belajar kepada sisiwa yang mengalami kesulitan belajar. e. Memberikan motivasi kepada siswa agar berprestasi. f. Memberikan hukuman kepada siswa yang telah melanggar peraturan. g. Membantu siswa dalam memecahkan masalah. a. Memelihara dan meningkatkan kerjasama diantara guru yang lain. b. Saling bertukar pikiran dengan guru yang lain ketika menghadapi kesulitan siswa dalam belajar. c. Menghadiri setiap acara di sekolah.
12
13
15 18 19, 21
24
22
d. Tidak membawa persoalan pribadi ketika mengajar di kelas. e. Selalu bersemangat ketika mengajar.
23 20, 25
Tabel. 2 Kisi-kisi Instrumen Disiplin Belajar Siswa Dimensi Disiplin dalam Waktu
Disiplin dalam Belajar
Indikator a. Masuk dan keluar kelas tepat waktu. b. Memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan. a. Mengerjakan PR tepat waktu. b. Membawa perlengkapan belajar ke sekolah sesuai
Item Pernyataan Pernyataan Positif Negatif 1, 2, 3
5
4 8
6
7, 9
13
35
dengan pelajaran.
jadwal
c. Mengikuti bimbingan belajar yang diberikan guru. d. Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan di sekolah. e. Mengikuti belajar kelompok sesuai dengan jadwal yang ditentukan. f. Menyimak materi yang disampaikan guru. a. Mengucapkan salam. b. Membantu teman ketika dalam kesulitan belajar. c. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah. d. Menjalankan dan menjaga peraturan sekolah.
Disiplin dalam Bertata Krama
10
11
12
14
15 16, 17 23
18
21
20
22, 25
19, 24
Tabel. 3 Kisi-kisi Jawaban Angket No.
Pernyataan
SL SR KD TP
1.
Pernyataan positif
4
3
2
1
2.
Pernyataan negative
1
2
3
4
4. Dokumentasi Dokumentasi yaitu cara memperoleh data dengan melihat dokumendokumen yang benar-benar asli. Melalui dokumen tersebut penulis dapat mengetahui gambaran sekolah, keadaan guru dan staf sekolah, kurikulum yang digunakan, kelengkapan sarana dan prasarana melalui brosur dan arsip-arsip sekolah, kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang ada di SMP Tadika Pertiwi. F. Teknik Pengolahan Data
36
Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Editing adalah memerikasa angket-angket tentang kebenaran dan kelengkapan pengisian agar terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. 2. Tabulating adalah membuat tabel-tabel untuk memasukkan jawabanjawaban responden yang kemudian dicari potensinya untuk dianalisa. 3. Analiting dan interpretasi adalah menganalisa data yang telah diolah secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami. 4. Concluding adalah memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan interpretasi data.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik koefisien korelasi bivariat yaitu statistik yang digunakan oleh penulis untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel. Data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut akan dipelajari, kemudian dianalisa dalam rangka pengujian hipotesis dengan cara mentabulasikan ke dalam tabel. Teknik analisa data disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif maka teknik yang digunakan adalah analisa statistik sebagai berikut: 1. Persentase Persentase artinya data dipersentasekan setelah ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban. Rumusnya adalah: P =
F x100% N
Keterangan: P = Angka persentase F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
37
N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)5
Kemudian menjumlahkan skor dari tiap-tiap responden dan menentukan nilai rata-rata dengan menggunakan rumus: Mx =
X N
Keterangan: Mx = Mean yang kita cari ∑X = Jumlah skor N = Number of cases My =
y N
Keterangan: My = Mean yang kita cari ∑Y = Jumlah skor N
= number of cases6 Selanjutnya dikonsultasikan dengan skala norma disiplin kerja guru dan
skala disiplin belajar siswa.
Tabel. 4 Skala Norma Disiplin Kerja Guru No.
Skor
Keterangan
1.
25 – 50
Rendah
2.
51 – 75
Sedang
3.
76 – 100
Tinggi
Tabel. 5 Skala Norma Disiplin Belajar Siswa
5
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 43. 6 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan… h. 82-83.
38
2.
No.
Skor
Keterangan
1.
25 – 50
Rendah
2.
51 – 75
Sedang
3.
76 – 100
Tinggi
Korelasi Tujuan dari korelasi adalah mengetahui apakah benar terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y atau sebaliknya. Dan apakah hubungan tersebut positif atau negatif. Untuk menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian digunakan analisis data secara statistik. Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut: 1. Mencari angka indeks dengan korelasi “r” dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Carl Pearson:
rxy =
XY N Mx My
X
2
N Mx 2 Y 2 N My 2
Keterangan:
rxy
= Angka indeks korelasi “r” Product Moment
∑XY
= Mean dari hasil perkalian antara skor variabel X dan variabel Y
N
= Number of cases
Mx
= Mean dari skor variabel X
My
= Mean dari skor variabel Y
∑X2
= Jumlah dari skor X setelah terlebih dahulu dikuadratkan
2
= Jumlah dari skor Y setelah terlebih dahulu dikuadratkan
∑Y
Mx2
= Kuadrat dari mean skor variabel X
My2
= Kuadrat dari mean skor variabel Y7
2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment dengan menarik kesimpulan
7
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…h. 211-212.
39
a. Interpretasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini: Besarnya “r” Product
Interpretasi
Moment Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi 0,00 – 0,20
akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah atau sangat rendah
0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 0,90 0,90 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
b. Interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment yaitu dengan jalan berkonsultasi pada niali “r” tabel. Apabila cara ini ditempuh maka prosedur yang akan dilalui adalah sebagai berikut: a) Merumuskan Hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis nihil (Ho). b) Menguji kebenaran hipotesa yang telah dirumuskan dengan jalan membandingkan besarnya “r” Product Moment dengan “r” yang tercantum dalam tabel nialai (rt), terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedom (df) atau taraf signifikansi 1% dan 5% dengan rumus: Df = N - nr Keterangan: Df = Degrees of freedom
40
N = Number of cases nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan Apabila “r” sama dengan atau lebih besar daripada “rt”, maka Hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti memang terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Dan jika sebaliknya
Hipotesis
nihil
(Ho)
maka
tidak
dapat
disetujui/diterima, yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
3. Mencari kontribusi variabel X dan variabel Y dengan rumus: KD = r2 x 100% Keterangan: KD = Kontribusi varibel X terhadap variabel Y r2
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
63
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Tadika Pertiwi 1. Sejarah Berdirinya SMP Tadika Pertiwi SMP Tadika Pertiwi merupakan suatu lembaga pendidikan swasta yang didirikan pada tahun 1984 dan dikelola oleh suatu yayasan. SMP ini berada di JL. H. Jaeran I Cinere, Depok. Luas dari pada sekolahan ini ± 3000 meter. Pada awalnya SMP ini bernama “SMP Tadika Puri”, tetapi pada bulan Agustus tahun 2000, SMP ini diubah namanya menjadi SMP Tadika Pertiwi. Berdasarkan surat pengukuhan nomor 438/102/07/g/MN/2000 yang dikeluarkan oleh Depdiknas provinsi Jawa Barat. Sebenarnya yayasan tidak hanya membangun Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja, tetapi juga mencakup Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Di bawah pimpinan Bapak Mamak Nilawidiyana S.Pd, SMP Tadika Pertiwi ini telah banyak mengalami berbagai peningkatan. Semua peraturan dan
tata tertib yang telah diberlakukan dijalankan dan
diterapkan dengan baik oleh semua pihak yang ada di lingkungan SMP Tadika Pertiwi. Hubungan antara guru dengan siswa juga berjalan dengan baik, semua itu tidak terlepas karena kepribadian beliau. Beliau
64
merupakan Kepala Sekolah yang berjiwa disiplin tinggi, sehingga lingkungan sekolah terlihat tertib, aman, bersih dan nyaman.
2. Visi dan Misi SMP Tadika Pertiwi a. Visi “Bermutu, Berprestasi, Beriman dan Taqwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa”. b. Misi “Menjadi Salah Satu SMP Swasta Teladan Terdepan dan Berakhlak Mulia” Dalam visi dan misi tersebut juga terkandung keimanan, kemandirian, kebersamaan,
keterbukaan,
demokrasi,
kejujuran,
berdaya
saing,
bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan. Dan sebagai motto SMP Tadika Pertiwi adalah “Cerdas, Berakhlak dan Terampil”.
3. Keadaan Sarana dan Prasarana Untuk mempermudah siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, sarana
dan
prasarana
merupakan
salah
satu
hal
yang
perlu
dipertimbangkan dan ditingkatkan. SMP Tadika Pertiwi dilengkapi dengan dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini:
Tabel. 6 Daftar Rekapitulasi Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Tadika Pertiwi Tahun Ajaran 2009/2010 No.
Ruangan
Banyaknya
Keterangan
1.
Ruang Belajar/lokal
10 Ruang
Baik
2.
Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang
Baik
3.
Ruang Guru
1 Ruang
Baik
4.
Ruang OSIS
1 Ruang
Baik
65
5.
Ruang UKS
1 Ruang
Baik
6.
Lab. Bahasa
1 Ruang
Baik
7.
Lab. Komputer
1 Ruang
Baik
8.
Lab. IPA
1 Ruang
Baik
9.
Perpustakaan
1 Ruang
Baik
10.
Ruang Ibadah/Mushala
1 Ruang
Baik
11.
Kantin
3 Ruang
Baik
12.
WC Guru
3 Ruang
Baik
13.
WC Siswa
5 Ruang
Baik
14.
Lapangan
1 Buah
Baik
4. Keadaan guru dan karyawan Pendidik atau dalam bahasa sehari-hari lebih sering disebut dengan Guru. Guru merupakan salah satu bagian yang integral dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Guru merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran, dengan tersediannya guru maka kegiatan proses belajar mengajar dapat dilaksanakan. Sedangkan pegawai atau karyawan bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas dan tanggung jawab berkaitan dengan pelayanan terhadap pelaksanaan pendidikan. Tugas utama karyawan Tata Usaha adalah melaksanakan tata usaha dan rumah tangga sekolah, termasuk perpustakaan, laboratorium dan sebagainya. Dan untuk petugas sekolah juga mempunyai tugas dan tanggung jawab masingmasing.
Tabel. 7 Rekapitulasi Keadaan Guru dan Karyawan SMP Tadika Pertiwi Kualifikasi No
Nama
Pendidikan Terakhir
Bidang Studi yang Diajarkan
66
1.
Mamak Nilawidyana, S.Pd
S1
Kepala Sekolah/PLH
2.
Drs. Nasim
S1
Matematika
3.
Ismail M
S1
IPS/Akhlak/BP
4.
Daliman
S1
Penjaskes
5.
Rudy Syarpin
S1
IPA
6.
Drs. Sudimin
S1
Bahasa Inggris
7.
Dra. Eti Murniati
S1
Matematika
8.
Ridwan S.Ag
S1
PAI
9.
Dra. Elminar
S1
IPS
10. Drs. Marzuki
S1
PKN
11. M. Yusup Ridwan
S1
KTK
12. Drs. Hery Dwinanto EF
S1
Bahasa Indonesia
13. Imam Ghozali DS, SH
S1
IPA/BP
14. Basoriah, S.Pd
S1
Bahasa Inggris
15. H. Ibrahim MM
S1
Akhlak/PAI/KTK
16. Radien
D3
Penjaskes
17. Dwi Purwani
S1
Tata Usaha
18. Siti Mulyani
SPG
Tata Usaha
19. Sepriyadi
SMA
Tata Usaha
20. Wartono
SD
21. Mirman
SMP
OB Keamanan
5. Keadaan Siswa Siwa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan dunia pendidikan, suatu lembaga atau sekolah tanpa adanya seorang siswa maka tidak akan berjalan kegiatan proses belajar mengajar. Maka dengan adanya mereka terjadilah proses belajar mengajar. Jumlah siswa SMP Tadika Pertiwi tahun ajaran 2009/2010 berjumlah 380 siswa. Maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
67
Table. 8 Rekapitulasi Siswa-Siswi SMP Tadika Pertiwi Tahun Pelajaran 2008/2009 Data Kelas
Keadaan Siswa Laki –laki
Perempuan
Jumlah
Kelas VII
84
87
171
Kelas VIII
59
61
120
Kelas IX
45
44
89
Total
188
192
380
6. Kegiatan Ekstrakulikuler Kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan di SMP Tadika Pertiwi meliputi beberapa macam yaitu: 1. Karate 2. Seni musik (Marawis) 3. Seni Tari 4. Seni Suara 5. Teater 6. Paskibra 7. Pramuka 8. Footsal
B. Deskripsi Data 1. Variabel Bebas Data mengenai disiplin kerja guru terutama guru Agama yang menjadi variabel X merupakan data yang diperoleh langsung dari pengisian instrumen penelitian yang berbentuk skala likert yang disebarkan kepada siswa sebagai responden yang mengamati sehari-hari kedisiplinan guru Agama mereka dengan 25 pernyataan.
68
Data yang dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dengan rumus:
P=
F x 100 N
Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan penjelasan. Untuk memudahkan menganalisa dari hasil penelitian tersebut, maka setiap item dibulatkan satu tabulasi, sehingga dengan demikian lebih fokus penjelasannya.
Tabel. 9 Guru hadir tepat waktu untuk memberikan materi pelajaran No. 1.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F
%
9 11 79 1 100
9% 11% 79% 1% 100%
Tabel. 10 Guru meninggalkan sekolah sesuai waktu yang telah ditentukan No. 2.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F
%
48 17 32 3 100
48% 17% 32% 3% 100%
Tabel. 11 Guru memberitahukan kepada pihak sekolah jika berhalangan hadir No. 3.
Alternative Jawaban Selalu Sering
F 59 19
% 59 % 19 %
69
Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
21 1 100
21 % 1% 100 %
Tabel. 12 Guru masuk dan keluar kelas tidak tepat waktu No. 4.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 8 48 41 3 100
% 8% 48 % 41 % 3% 100 %
Tabel. 13 Guru meninggalkan sekolah tanpa memberitahukan kepada pihak sekolah karena kepentingan yang mendesak No. 5.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 40 52 3 5 100
% 40 % 52 % 3% 5% 100 %
Tabel. 14 Guru mengajar dengan baik sesuai dengan jadwal No. 6.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 68 22 9 1 100
% 68 % 22 % 9% 1% 100 %
Tabel. 15 Guru mengisi daftar hadir setiap datang ke sekolah No.
Kategori
F
%
70
7.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
75 8 16 1 100
75 % 8% 16 % 1% 100 %
Tabel. 16 Guru mengajar tidak sesuai dengan materi yang akan dipelajari. No. 8.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 80 19 1 0 100
% 80 % 19 % 1% 0% 100 %
Tabel. 17 Guru melaksanakan KBM sesuai dengan RPP yang telah direncanakan No. 9.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 71 14 13 2 100
% 71 % 14 % 13 % 2% 100 %
Tabel. 18 Guru memeriksa absensi sebelum mengajar No. 10.
Alternative jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 78 17 5 0 100
Tabel. 19 Guru mengoreksi tugas siswa
% 78 % 17 % 5% 0% 100 %
71
No.
Kategori
11.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 43 19 38 0 100
% 43 % 19 % 38 % 0% 100 %
Tabel. 20 Guru tidak memberikan bimbingan belajar kepada siswa/anda yang mengalami kesulitan belajar. No.
Kategori
12.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 65 24 6 5 100
% 65 % 24 % 6% 5% 100 %
Tabel . 21 Guru memberikan motivasi agar berprestasi No.
Kategori
13.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 74 14 12 0 100
% 74 % 14 % 12 % 0% 100 %
Tabel. 22 Guru memberikan evaluasi setelah mengajar No.
Kategori
14.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 24 32 37 7 100
% 24 % 32 % 37 % 7% 100 %
72
Tabel. 23 Guru memberikan hukuman kepada siswa yang telah melanggar peraturan No.
Kategori
15.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 73 20 7 0 100
% 73 % 20 % 7% 0% 100 %
Tabel. 24 Guru dapat menjawab pertanyaan siswa No.
Kategori
16.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F
%
63 18 17 2 100
63 % 18 % 17 % 2% 100 %
Tabel. 25 Guru menggunakan metode dan media mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran No.
Kategori
17.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 10 39 12 0 61
% 10 % 39 % 12 % 0% 100 %
Tabel. 26 Guru membantu siswa dalam memecahkan masalah No.
Kategori
18.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 31 21 38 10 100
% 31 % 21 % 38 % 10 % 100 %
73
Tabel. 27 Guru memelihara dan meningkatkan kebersamaan di antara guru yang lain No.
Kategori
19.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 73 13 11 3 100
% 73 % 13 % 11 % 3% 100 %
Tabel. 28 Guru meminta imbalan jika mengajar tambahan di luar jam pelajaran sekolah No.
Kategori
20.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F
%
89 9 0 2 100
89 % 9% 0% 2% 100
Tabel. 29 Jika terjadi perselisihan di antara guru, Guru anda meyelesaikannya bersama No.
Kategori
21.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F
%
49 20 20 11 100
49 % 20 % 20 % 11 % 100
Tabel. 30 Guru menghadiri setiap acara yang diadakan di sekolah No. 22.
Kategori Selalu Sering
F 18 25
% 18 % 25 %
74
Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
53 4 100
53 % 4% 100
Tabel. 31 Guru membawa persoalan pribadi ketika mengajar di kelas No.
Kategori
23.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F
%
51 34 10 5 100
51 % 34 % 10 % 5% 100
Tabel. 32 Guru bekerja sama dengan guru yang lain dalam menghadapi kesulitan belajar siswa No.
Kategori
24.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F
%
43 17 32 8 100
43 % 17 % 32 % 8% 100
Tabel. 33 Guru tidak bersemangat ketika mengajar No.
Kategori
25.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F
%
36 32 3 2 100
36 % 32 % 3% 2% 100
2. Variabel Terikat (Disiplin Belajar Siswa) Data mengenai disiplin belajar siswa yang menjadi variabel Y merupakan data yang diperoleh langsung dari pengisian instrumen
75
penelitian yang berbentuk skala likert yang disebarkan kepada responden dengan 25 pernyataan.
Tabel. 34 Hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai No. 1.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 59 10 23 8 100
% 59 % 10 % 23 % 8% 100 %
Tabel. 35 Lapor kepada guru piket jika terlambat datang No. 2.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 39 10 23 28 100
% 39 % 10 % 23 % 28 % 100 %
Tabel. 36 Jika tidak masuk sekolah, memberi kabar melalui surat/telepon No. 3.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 56 17 23 4 100
% 56 % 17 % 23 % 4% 100 %
Tabel. 37 Memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan No. 4.
Kategori Selalu Sering
F 82 10
% 82 % 10 %
76
Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
6 2 100
6% 2% 100 %
Tabel. 38 Meninggalkan sekolah sebelum waktu yang ditentukan. No. 5.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 90 4 0 6 100
% 90 % 4% 0% 6% 100 %
Tabel. 39 Mengerjakan PR di sekolah ketika akan dikumpulkan. No. 6.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
F
%
25 56 9 10 100
25 % 56 % 9% 10 % 100 %
Tabel. 40 Membaca materi pelajaran untuk hari esok. No. 7.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 33 21 35 11 100
% 33 % 21 % 35 % 11 % 100 %
Tabel. 41 Mengerjakan PR tepat waktu. No.
Kategori
F
%
77
8.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
23 20 57 0
23 % 20 % 57 % 0%
Jumlah
100
100 %
Tabel. 42 Membawa perlengkapan belajar ke sekolah sesuai jadwal pelajaran. No. 9.
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 77 14 9 0 100
% 77 % 14 % 9% 0% 100 %
Tabel. 43 Mengikuti bimbingan belajar yang diberikan guru. No.
Kategori
10.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 58 11 18 13 100
% 58 % 11 % 18 % 13 % 100 %
Tabel. 44 Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan di sekolah. No.
Kategori
11.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F
%
59 7 26 8 100
59 % 7% 26 % 8% 100 %
Tabel. 45 Kegiatan ekstra kurikuler mengganggu belajar.
78
No.
Kategori
12.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 83 15 1 1 100
% 83 % 15 % 1% 1% 100 %
Tabel. 46 Lupa membawa perlengkapan belajar. No.
Kategori
13.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 47 43 8 2 100
% 47 % 43 % 8% 2% 100 %
Tabel. 47 Mengikuti belajar kelompok sesuai dengan jadwal yang ditentukan. No.
Kategori
14.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 45 21 32 2 100
% 45 % 21 % 32 % 2% 100 %
Tabel. 48 Tidur di kelas ketika KBM berlangsung. No.
Kategori
15.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 90 9 1 0 100
% 90 % 9% 1% 0% 100 %
Tabel. 49 Mengucap salam ketika akan masuk kelas.
79
No.
Kategori
16.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 58 14 28 0 100
% 58 % 14 % 28 % 0% 100 %
Tabel. 50 Mengucap salam ketika berjumpa dengan guru. No.
Kategori
17.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 66 21 13 0 100
% 66 % 21 % 13 % 0% 100 %
Tabel. 51 Membantu teman belajar jika diberi imbalan. No
Kategori
18
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 82 7 6 5 100
% 82 % 17 % 6% 5% 100 %
Tabel. 52 Menyontek ketika sedang ujian. No.
Kategori
19.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 38 49 12 1 100
Tabel. 53 Membiarkan ruangan kelas kotor.
% 38 % 49 % 12 % 1% 100 %
80
No.
Kategori
20.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 62 26 8 4 100
% 62 % 26 % 8% 4% 100 %
Tabel. 54 Menjaga kebersihan lingkungan sekolah. No.
Kategori
21.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 50 17 29 4 100
% 50 % 7% 29 % 4% 100 %
Tabel. 55 Meminta izin bertanya kepada guru jika ada materi pelajaran yang belum dimengerti. No
Kategori
22
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 52 24 21 3 100
% 52 % 24 % 21 % 3% 100 %
Tabel. 56 Membantu teman ketika dalam kesulitan belajar. No.
Kategori
23.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 28 19 53 0 100
% 28 % 19 % 53 % 0% 100 %
81
Tabel. 57 Tidak mendengarkan ketika guru sedang memberi penjelasan. No.
Kategori
24.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 52 35 8 5 100
% 52 % 35 % 8% 5% 100 %
Tabel. 58 Tidak megaktifkan handpone ketika KBM berlangsung. No.
Kategori
25.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 18 10 28 44 100
% 18 % 10 % 28 % 44 % 100 %
C. Analisis dan Interpretasi Data Untuk mengetahui hubungan antara variabel ( X ) disiplin kerja guru dan variabel ( Y ) disiplin belajar siswa, maka digunakan rumus korelasi product moment. Dan untuk menjabarkan rumus tersebut dilihat tabel perhitungan variable X dan variable Y sebagai berikut:
Tabel. 59 Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y No 1 2 3 4 5 6 7 8
X 85 75 80 64 88 71 77 78
Y 82 78 65 81 95 85 82 74
Xy 6970 5850 5200 5184 8360 6035 6314 5772
x2 7225 5625 6400 4096 7744 5041 5929 6084
y2 6724 6084 4225 6561 9025 7225 6724 5476
82
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
71 88 79 86 80 76 79 96 77 85 89 77 84 84 86 83 83 83 68 70 83 83 83 83 87 83 80 86 77 87 70 89 83 82 85 82 73 89 87 89 84 83 86
71 84 73 79 83 80 84 88 86 88 65 65 84 74 86 85 92 92 91 85 71 86 79 87 86 78 86 89 96 97 82 67 93 69 87 90 85 84 80 92 91 88 70
5041 7392 5767 6794 6640 6080 6636 8448 6622 7480 5785 5005 7056 6216 7396 7055 7636 7636 6188 5950 5893 7138 6557 7221 7482 6474 6880 7654 7392 8439 5740 5963 7719 5658 7395 7380 6205 7476 6960 8188 7644 7304 6020
5041 7744 6241 7396 6400 5776 6241 9216 5929 7225 7921 5929 7056 7056 7396 6889 6889 6889 4624 4900 6889 6889 6889 6889 7569 6889 6400 7396 5929 7569 4900 7921 5893 6724 7225 6724 5329 7921 7569 7921 7056 6889 7396
5041 7056 5329 6241 6889 6400 7056 7744 7396 7744 4225 4225 7056 5476 7396 7225 8464 8464 8281 7225 5041 7396 6241 7569 7396 6084 7396 7921 9216 9409 6724 4489 8649 4761 7569 8100 7225 7056 6400 8464 8281 7744 4900
83
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
79 84 78 74 87 83 81 77 75 75 78 70 84 84 89 72 73 90 70 80 86 86 84 86 85 86 85 86 85 88 84 88 85 85 87 86 75 71 83 95 86 88 88
70 85 94 84 85 79 88 81 79 80 87 73 86 85 88 83 72 77 81 81 82 56 61 62 57 62 55 84 85 91 87 87 88 70 79 74 70 76 81 79 81 78 80
5530 7140 7332 6216 7395 6557 7128 6237 5925 6000 6786 5110 7224 7140 7832 5976 5329 6930 5670 6480 7052 4816 5124 5332 4845 4332 4675 7224 7225 8008 7308 7656 7480 5950 6873 6364 5250 5396 6723 7505 6966 6864 7040
6241 7056 6084 5476 7569 6889 6581 5929 5625 5625 6084 4900 7056 7056 7921 5184 5329 8100 4900 6400 7396 7396 7056 7396 7225 7396 7225 7396 7225 7744 7056 7744 7225 7225 7569 7396 5625 5041 6889 9025 7396 7744 7744
4900 7225 8836 7056 7225 6241 7744 6581 6241 6400 7569 5329 7396 7225 7744 6889 5184 5929 6561 6561 6724 3136 3721 3844 3249 3844 3025 7056 7225 8281 7569 7569 7744 4900 6241 5476 4900 5776 6561 6241 6561 6084 6400
84
95 96 97 98 99 100 Jumlah
71 80 79 93 75 76 8171
75 89 85 85 87 79 8073
5325 7120 6715 7905 6525 6004 658829
5041 6400 6241 8649 5625 5776 670549
5625 7921 7225 7225 7569 6241 659777
Kemudian penulis terlebih dahulu mencari mean dari skor variabel X (Mx) dan mean dari skor variabel Y (My) yaitu dengan rumus sebagai berikut: X N
Mx = =
y N
My =
8171 100
=
= 81,71
8073 100
= 80,73
Setelah keseluruhan dihitung dan diletakkan dalam tabel koefisien kolerasi, selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya dengan menggunakan rumus kolerasi product moment sebagai berikut:
rxy =
XY N Mx My
X
2
N Mx 2 Y N My 2 2
658829 100 81,71 80,73 (670549 100 81,712 )(659777 100 80,73 2 )
658729 6596 (670549 100 6677)(659777 100 6517) 4344976484 (670449 6677)(659677 6517)
4344976484 4476587973 4299115009 4344976484 1924536654 3833186757
64
4344976484 0,990 4386954130
Berdasarkan hasil data nilai ”rxy” maka penulis akan memberikan interpretasi data terhadap angka indeks kolerasi product moment melalui dua cara yaitu: a. Interpretasi dengan cara kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment. Dengan memperhatikan besarnya rxy (0,990) yang berkisar antara 0,90 – 1,00 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat dan sangat tinggi. b. Interpretasi dengan cara kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment. Dengan memperhatikan besarnya rxy (0,990) yang berkisar antara 0,90 – 1,00 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat dan sangat tinggi. c. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment rumusan hipotesa kerja/alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) yang penulis ajukan di awal adalah: Ha: Terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X (disiplin kerja guru) terhadap variabel Y (disiplin belajar siswa). Ho: Tidak terdapat korelasi yang signifian antara variabel X (disiplin kerja guru) terhadap variabel Y (disiplin belajar siswa). Adapun kriteria pengajuannya adalah: jika r hitung > r tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r hitung < dari r tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dan untuk menguji kebenaran hipotesa yang telah dirumuskan, terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau (df) degrees of freedom dengan rumus sebagai berikut: df = N – nr = 100 – 2 = 98 Dengan df sebesar 98 diperoleh “r” tabel sebagai berikut:
65
Pada taraf signifikansi 5% “r tabel sebesar 0,205 Pada taraf signifikansi 1% “r” tabel sebesar 0,267 Ternyata rxy (0,990) adalah lebih besar daripada r tabel (yang besarnya 0,205 dan 0,267). Karena rxy lebih besar dari r tabel, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nihil (Ho) ditolak. Berarti terdapat kolerasi yang signifikan antara variabel X (disiplin kerja guru) terhadap variabel Y (disiplin belajar siswa). Kesimpulan yang dapat ditarik ialah terdapat pengaruh yang sangat kuat atau sangat tinggi antara variabel disiplin kerja guru terhadap variabel disiplin belajar siswa di SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok. Setelah diketahui adanya korelasi, maka akan dihitung berapa besar kontribusi variabel X (disiplin kerja guru) dan variabel Y (disiplin belajar siswa) dengan menggunakan rumus Koefisien Determinan (KD) sebagai berikut: KD
= r2 x 100% = 0,9902 x 100% = 98,01 %
Dengan perhitungan diatas diperoleh KD sebesar 98,01%, maka diketahui bahwa kontribusi disiplin kerja guru terhadap disiplin belajar siswa SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok adalah 98,01%.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat disiplin kerja guru terutama guru agama SMP Tadika Pertiwi dapat dikategorikan tinggi, karena memiliki skor rata-rata (mean) 81,71 setelah dikonsultasikan pada norma skala disiplin kerja guru yang terdapat dalam Bab III. 2. Secara umum, tingkat disiplin belajar siswa SMP Tadika Pertiwi dapat dikategorikan tinggi, karena memiliki skor rata-rata (mean) 80,73 setelah dikonsultasikan pada norma skala disiplin belajar siswa yang terdapat dalam Bab III. 3. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara disiplin kerja guru terhadap displin belajar siswa SMP Tadika Pertiwi tertutama kelas VII yaitu sebesar 0,990 dengan demikian koefsien korelasinya sangat kuat atau sangat tinggi karena berada pada rentangan 0,90-1,00. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan disiplin belajar siswa SMP Tadika Pertiwi. Dan angka koefisien determinansi/penentu sebesar 98,01% sehingga menunjukkan bahwa kontribusi disiplin kerja guru terhadap disiplin belajar siswa adalah sebesar 98,01%. Dengan
66
67
demikian tinggi rendahnya tingkat disiplin belajar siswa terdapat hubungan yang timbal balik dengan disiplin kerja guru. Disiplin kerja guru dapat mempengaruhi disiplin belajar siswa, dan disiplin belajar siswa juga dapat mempengaruhi disiplin kerja guru.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dikemukakan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Kepada
Kepala
Sekolah
SMP
Tadika
Pertiwi
agar
lebih
memperhatikan keadaan guru dan siswa dalam menerapkan kebijakankebijakan yang berlaku di sekolah terutama dalam hal disiplin, baik itu disiplin guru ataupun disiplin siswa. Dan hendaknya dapat merealisasikan kesejahteraan bagi para guru terutama guru agama dan penghargaan kepada guru yang telah melaksanakan disiplin dengan baik selain dari penghargaan bagi guru yang berprestasi. 2. Kepada Guru terutama guru Agama SMP Tadika Pertiwi yang telah memiliki disiplin kerja yang tinggi, agar senantiasa meningkatkan kondisi tersebut. Selanjutnya karena disiplin kerja guru tidak selamanya bersifat permanent, maka Kepala SMP Tadika Pertiwi sebagai pemimpin pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan kependidikan di sekolah, sehingga para guru terutama guru Agama merasa terkontrol dan termotivasi untuk selalu mempertahankan disiplin kerjanya dengan baik. 3. Kepada guru BP agar lebih memberikan bimbingan dan pengawasan kepada siswa, memberikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan yang dilakukan siswa. Selain itu memberikan perhatian yang sama kepada siswa agar tidak terjadi kecemburuan sosial kepada seluruh siswa, terlepas dari apakah siswa tersebut bermasalah atau tidak, memperhatikan setiap perilaku siswa, banyak mengadakan pertemuan
68
dengan wali murid dan guru sehingga terjalin komunikasi yang baik dalam menangani masalah-masalah siswa. 4. Kepada orang tua agar lebih memperhatikan keadaan anak baik di rumah ataupun di sekolah. Penanaman disiplin tidak hanya dapat dilakukan dengan pemberian hukuman kepada anak, tetapi juga dapat dilakukan dengan kasih sayang, seperti memberikan pujian kepada anak ketika mendapat nilai bagus di sekolah, memperbaiki perkataan anak ketika anak berbicara dengan kata-kata yang tidak baik dan lainnya. 5. Kepada siswa agar selalu meningkatkan disiplin baik disiplin di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat. Bagi siswa yang telah memiliki disiplin belajar yang baik dapat mempertahankannya sehingga prestasi belajar dapat tercapai dengan baik. Sedangkan bagi siswa yang memiliki disiplin belajar yang kurang baik dapat memperbaikinya dengan meningkatkan disiplin belajar agar dapat berhasil dalam menyelesaikan jenjang pendidikan. Tanpa kita sadari bahwa disiplin merupakan sebuah kunci keberhasilan dan tujuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. A.M, Sardiman. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2003 . Daryanto, M. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000. Departemen Agama Direktorat Jendaral Kelembagaan Agama Islam. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: 2005. Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005. Hasbuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gunung Agung, 1990. Kasmisa. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Kartika, 1997. Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005. Munandar,Utami. Menanamkan Disiplin dan Memberi Hukuman Pada Anak “Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan Remaja”, Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001. Poerdaminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
69
70
Shaleh, Abdul Rahman. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Rusyan, Tabrani. Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Cipta Nusantara, 2001. Al-Rasidin dan Nizar Samsul. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005. Semiawan, Conny R. Pendidikan Keluarga Dalam Era Global, Jakarta: PT. Prenhalindo, 2002. Soekanto, Soerjono. Remaja dan Masalahnya, Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Subari. Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1994. Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Surya, Mohammad. Bina Keluarga, Semarang: CV. Aneka Ilmu, Anggota IKAPI, 2003. Syah, Muhibin. Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001. Tu’u, Tulus. Peranan Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2004. Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, Jakarta: Sinar Grafika, 2006. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Cemerlang, 2003. Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Wursanto, IG. Dasar-dasar Manajemen Personalia, Jakarta: Pustaka Dian, 1988. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Angket untuk Siswa Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Disiplin Belajar Siswa (Studi Kasus di SMP Tadika Pertiwi) Jenis Kelamin : Kelas : Petunjuk Pengisian: 1. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai menurut anda dan berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia dengan fakta yang sebenarnya. 2. Pernyataan ini tidak berhubungan dengan pelajaran di sekolah dan tidak mempengaruhi nilai, melainkan bantuan yang sangat berarti dalam penelitian yang dilakukan. 3. Atas bantuan anda, saya ucapkan terima kasih. Alternatif jawaban: SL = Selalu SR = Sering
KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah
I. DISIPLIN KERJA GURU No
Pernyataan
A. Waktu dan Kehadiran Guru 1 Guru anda hadir tepat waktu untuk memberikan materi pelajaran. 2 Guru anda meninggalkan sekolah sesuai waktu yang telah ditentukan 3 Guru anda memberitahukan kepada pihak sekolah jika berhalangan hadir. 4 Guru anda masuk dan keluar kelas tidak tepat waktu. 5 Guru anda meninggalkan sekolah tanpa memberitahukan kepada pihak sekolah karena kepentingan yang mendesak. 6 Guru anda mengajar dengan baik sesuai dengan jadwal. 7 Guru anda mengisi daftar hadir setiap datang ke sekolah. B. Tugas dan Tanggung Jawab 8 Guru anda mengajar tidak sesuai dengan materi yang akan dipelajari. 9 Guru anda melaksanakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan
Alternatif Jawaban SL SR KD TP
Pembelajaran ) yang telah direncanakan. Guru anda memeriksa absensi sebelum mengajar. Guru anda mengoreksi tugas anda. Guru anda tidak memberikan bimbingan belajar kepada anda/siswa yang mengalami kesulitan belajar. 13 Guru anda memberikan motivasi kepada anda agar berprestasi 14 Guru anda memberi evaluasi setelah mengajar. 15 Guru anda memberikan hukuman kepada siswa yang telah melanggar peraturan. 16 Guru anda dapat menjawab pertanyaanyang anda sampaikan. 17 Guru anda menggunakan metode dan media mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran. 18 Guru anda membantu anda/siswa memecahkan masalah yang anda hadapi. C. Semangat Kerja 19 Guru anda memelihara dan meningkatkan kebersamaan di antara guru yang lain. 20 Guru anda meminta imbalan jika mengajar tambahan diluar jam pelajaran sekolah. 21 Jika terjadi perselisihan di antara guru, guru anda menyelesaikannya bersama. 22 Guru anda menghadiri setiap acara yang diadakan di sekolah. 23 Guru anda membawa persoalan pribadi ketika mengajar di kelas. 24 Guru anda bekerja sama dengan guru yang lain dalam menghadapi kesulitan belajar siswa. 25 Guru anda tidak bersemangat ketika mengajar. 10 11 12
II. DISIPLIN BELAJAR SISWA No
Pernyataan
A. Disiplin dalam Waktu 1 Saya hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai. 2 Jika terlambat datang, saya lapor kepada guru piket. 3 Jika saya tidak masuk sekolah, saya memberi kabar melalui surat/telepon. 4 Saya memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan.
Alternanif Jawaban SL SR KD TP
5
Saya meninggalkan sekolah sebelum waktu yang ditentukan. B. Disiplin dalam Belajar 6 Saya mengerjakan PR di sekolah ketika akan dikumpulkan. 7 Saya membaca materi pelajaran untuk hari esok. 8 Saya mengerjakan PR tepat waktu. 9 Saya membawa perlengkapan belajar ke sekolah sesuai jadwal pelajaran. 10 Saya mengikuti bimbingan belajar yang diberikan guru. 11 Saya mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan di sekolah. 12 Kegiatan ekstra kurikuler yang saya ikuti mengganggu belajar. 13 Saya lupa membawa perlengkapan belajar. 14 Saya mengikuti belajar kelompok sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 15 Saya tidur di kelas ketika KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung. C. Disiplin dalam Bertata Krama 16 Saya mengucap salam ketika akan masuk kelas. 17 Saya mengucap salam ketika berjumpa dengan guru. 18 Saya membantu teman belajar jika diberi imbalan. 19 Saya mencontek ketika sedang ujian. 20 Saya membiarkan ruangan kelas kotor. 21 Saya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 22 Saya meminta izin bertanya kepada guru jika ada materi pelajaran yang belum dimengerti. 23 Saya membantu teman ketika dalam kesulitan belajar. 24 Saya tidak mendengarkan ketika guru sedang memberi penjelasan. 25 Saya tidak mengaktifkan handpone ketika KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sedang berlangsung.
Pedoman Wawancara Nama Interviewee : H. Ibrahim MM. HK Jabatan
: Guru PAI
Isi Wawancara 1. Apakah Bapak hadir tepat waktu pada waktu mengajar? 2. Hal-hal apa sajakah yang menjadi kendala apabila Bapak tidak datang tepat waktu dalam mengajar? 3. Sanksi apa yang diberikan Kepala SMP Tadika Pertiwi apabila Bapak tidak disiplin? 4. Apakah Kepala SMP Tadika Pertiwi memberikan penghargaan apabila Bapak melaksanakan disiplin? 5. Apakah Bapak melaksanakan jam mengajar secara efektif? Dan apa alasannya? 6. Apakah Bapak membuat persiapan mengajar? Dan apa alasannya? 7. Apakah Bapak memberi evaluasi sesudah mengajar? Dan apa alasannya? 8. Apakah Bapak memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami hambatan dalam belajar? Dan apa alasannya? 9. Apakah Bapak selalu mengatasi bersama-sama kesulitan anak dalam belajar? Dan apa alasannya? 10. Apa harapan Bapak apabila Bapak melaksanakan tugas dengan baik?
Jawaban 1. Kadang-kadang saya hadir tepat waktu pada waktu mengajar. 2. Kendala yang saya hadapi apabila saya datang tidak tepat waktu adalah karena tugas luar dan macet. 3. Sanksi yang diberikan Kepala Sekolah berupa teguran. 4. Iya, Kepala Sekolah memberikan penghargaan berupa tambahan intensif. 5. Iya, saya melaksanakan jam mengajar secara efektif sesuai hari, jam dan waktu.
6. Pasti,
saya
membuat
persiapan
sebelum
mengajar,
karena
sudah
diplaning/plot. 7. Selalu, untuk dapat memotivasi siswa agar lebih semangat dalam belajar. 8. Tidak, saya tidak memberikan bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, karena bermasalah dengan waktu. 9. Kadang-kadang, saya dan guru yang lain mengatasi bersama-sama kesulitan anak dalam belajar, karena waktu yang tidak memungkinkan. 10. Saya merasa puas dan bangga apabila saya dapat melaksanakan tugas dengan baik, karena dapat bermanfaat bagi orang lain.
Interviewee
H. Ibrahim MM. HK.
TATA TERTIB SEKOLAH
I. Hal Masuk Sekolah 1. Semua murid harus masuk sekolah selambat-lambatnya 5 menit sebelum pelajaran dimulai. 2. Murid yang datang terlambat tidak diperkenankan langsung masuk kelas,melainkan harus melapor terlebih dahulu kepada guru piket. 3. a. Murid absen, hanya karena sungguh-sungguuh sakit dan keperluan yang sangat penting. b. Urusan keluarga harus dikerjakan diluar sekolah atau waktu libur sehingga tidak menggunakan hari sekolah. c.
Murid yang absen pada waktu masuk kembali, harus melapor kepada Kepala Sekolah dengan membawa surat-surat yang diperlukan.
d. Murid tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah waktu pelajaran berlangsung. e.
Kalau seandainya murid sudah merasa sakit di rumah, maka sebaiknya tidak masuk.
II. Kewajiban Murid 1. Taat kepada guru-guru dan Kepala sekolah 2. Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban kelas dan sekolah pada umumnya. 3. Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot dan peralatan sekolah. 4. Membantu kelancaran pelajaran baik di kelasnya maupun di sekolah pada umumnya. 5. Ikut menjaga nama baik sekolah, guru, dan pelajar pada umumnya baik didalam maupun diluar sekolah. 6. Menghormati guru dan saling menghargai antar sesama murid. 7. Melengkapi diri dengan keperluan sekolah. 8. Murid yang membawa kendaraan dapat menempatkan di tempat yang ditentukan dalam keadaaan terkunci.
9. Ikut membantu agar tata tertib sekolah dapat berjalan dan ditaati. III. Larangan Murid 1. Meninggalkan sekolah selama pelajaran berlangsung, penyimpangan dalam hal ini hanya dengan Kepala sekolah. 2. Membeli makanan dan minuman diluar sekolah. 3. Menerima surat-surat atau tamu sekolah. 4. Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. 5. Merokok di dalam atau diluar sekolah. 6. Meminjam uang dan alat-alat pelajaran anatar sesama murid. 7. Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun terhadap kelas lain. 8. Berada di kelas selama waktu istirahat. 9. Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman. 10.
Menjadi perkumpulan anak-anak nakal dan geng-geng terlarang.
IV. Hal Pakaian dan Lain-lain 1. Setiap murid wajib memakai seragamsekolah lengkap sesuai dengan ketentuan sekolah. 2. Murid-murid putri dilarang memelihara kuku panjang dan memakai alat kecantikan kosmetik yang lazim digunakan oleh orang dewasa. 3. Rambut dipotong rapi, bersih dan terpelihara. 4. Pakaian olah raga sesuai dengan ketentuan sekolah. V. Hak-hak Murid 1. Murid-murid berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar TATA TERTIB. 2. Murid-murid dapat meminjam buku-buku di perpustakaan sekolah dengan mentaati peraturan perpustakaan yang berlaku. 3. Murid-murid berhak mendapat perlakuan yang sama dengan murid-murid yang lain selama tidak melanggar peraturan TATA TERTIB. VI. Hal Les Privat
1. Murid yang terbelakang dalam satu mata pelajaran dapat mengajukan permintaan les tambahan dengan surat orang tuanya dan Kepala sekolah. 2. Les privat kepada guru kelasnya dan les privat tanpa sepengetahuan Kepala sekolah dilarang. 3. Les privat dapat diberikan sampai murid yang bersangkutan dapat mengejar pelajaran yang ketinggalan. VII. Lain-lain 1. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan TATA TERTIB ini diatur oleh sekolah. 2. Peraturan TATA TERTIB sekolah ini berlaku sejak diumumkan.
CATATAN: Semua orang tua/wali dimohon secara sadar dan positif membantu agar peraturan TATA TERTIB sekolah dapat ditaati.
Kepala Sekolah
Mamak Nilawidyana, S.Pd.