PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, EARNING PER SHARE, DAN CURRENT RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Kasus pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk)
Rita Rosita
Jalan KH. Tubagus Abdullah No. 53 Sukamenak Purbaratu Tasikmalaya (
[email protected]) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan melalui Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. periode 2002-2012. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dan korelasional. Alat analisis menggunakan regresi berganda, koefisien korelasi berganda, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa tidak ditemukan adanya penyimpangan asumsi klasik, hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk digunakan dalam model regresi linear berganda. Dari hasil analisis menunjukkan hasil secara simultan dan parsial bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Persentase dividen yang dibagikan oleh perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. perlu dijaga bahkan ditingkatkan oleh perusahaan agar banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi. Tapi perlu diperhatikan juga mengenai laba ditahan yang mungkin dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi lain agar perusahaan mampu mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan memperhatikan juga berbagai faktor yang ada di dalam ataupun di luar perusahaan. Kata Kunci: Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Current Ratio, dan Dividend Payout Ratio (DPR)
ABSTRACK This research was conducted to examine the influence of the company’s financial performance through the Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), and Current Ratio of the company’s Dividend Payout Ratio (DPR) PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. in the periode 2002-2012. Research method used by descriptive method and correlation method. The analysis used by multiple regression, multiple
corrrelations coefficient, and determination coefficient. The results showed that there were no deviation classical assumptions, it indicates that the data available have been eligible to use in the model multiple linear regression. From the analysis shows simultan and partial results of the variable Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS),and Current Ratio positive and not significant influence on the Dividend Payout Ratio (DPR). The percentage of the dividends declared by the company PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. needs to be maintained and even enhanced by companies that many investors are interested in investing. But note also the retained earnings that may be required by the company for expansion or other investments that the company is able to earn greater profits by taking into account various factors that also exist within or outside the company. Keywords: Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Current Ratio, and Dividend Payout Ratio (DPR)
PENDAHULUAN Investasi merupakan salah satu aktifitas yang sangat menarik di masa sekarang ini. Di negara yang sedang berkembang terutama, investasi dapat menjadi aktifitas yang menguntungkan bagi siapa saja yang melakukan kegiatan investasi. Tujuan para investor
menginvestasikan
dananya
kepada
suatu
perusahan
adalah
untuk
memaksimalkan return (tingkat pengembalian) tanpa mengabaikan resiko yang akan dihadapinya. Return tersebut dapat berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Hal ini bergantung
kepada
kebijakan
manajemen
perusahaan
dalam
membagikan
keuntungannya. Kebijakan dividen merupakan salah satu bagian yang mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan sehingga menjadi suatu hal yang penting dan harus dipertimbangkan secara seksama. Kebijakan dividen menyangkut apakah laba yang diperoleh akan dibayarkan sebagai dividen atau ditahan sebagai laba ditahan perusahaan. Dividen merupakan jumlah laba bersih yang telah dikurangi dengan laba ditahan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu mendanai investasi baru. Dividen ini dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Apabila perusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk
dividen yang besar pula. Persentase bagian dari laba yang dibagikan kepada investor/pemegang saham disebut Dividend Payout Ratio (DPR). Dalam penetapan kebijakan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian dan diduga berpengaruh terhadap besarnya Dividend Payout Ratio adalah rasio keuangan diantaranya yaitu Debt to Equity Ratio, Earning Per Share dan Current Ratio. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Agus, 2001). Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen Perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya dengan cara meningkatkan laba perusahaan dan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang sahamnya. Atribut laba disini diukur dengan menggunakan Earning Per Share (EPS). EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai EPS maka semakin besar pula keuntungan/dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Current ratio merupakan ukuran yang umum digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo (Irham, 2013). Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, menunjukkan beberapa hasil yang tidak konsisten (Research Gap) mengenai variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dinyatakan berpengaruh positif oleh Hedi & Utik (2009) dan Ida (2011), tetapi dinyatakan berpengaruh negatif oleh Sugiharti & Taqdir (2011) dan Attina (2010). Kemudian Earning Per Share (EPS) dinyatakan berpengaruh positif oleh Ida (2011) tetapi dinyatakan berpengaruh negatif oleh Sugiharti & Taqdir (2011) dan Noviana (2012). Lalu Current Ratio dinyatakan berpengaruh positif oleh Ida (2011) tetapi dinyatakan berpengaruh negatif oleh Noviana (2012).
Tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Debt to Equity Ratio (DER) pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. periode 20022012. 2. Earning Per Share (EPS) pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. periode 20022012. 3. Current Ratio pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. periode 2002-2012. 4. Dividend Payout Ratio (DPR) pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. periode 20022012. 5. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. periode 2002-2012. Dari fenomena dan teori yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, EARNING PER SHARE DAN CURRENT RATIO TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO (Studi Kasus pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk).” METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode korelasional. Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat variabel yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Current Ratio dan Dividend Payout Ratio (DPR). Keempat variabel tersebut terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Current Ratio (CR). 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR).
Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data kuantitatif dan data time series. Untuk memperoleh data dan informasi yang substansial maka penulis menggunakan prosedur pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, uji asumsi klasik, koefisien korelasi berganda, koefisien determinasi, pengujian hipotesis (uji F dan uji t) dengan menggunakan program SPSS 17.0. 1. Regresi Linear Berganda Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependent dapat
diprediksikan
melalui
variabel
independent.
Secara
umum
model
persamaannya dapat ditulis sebagai berikut: Keterangan:
Y=a+b X +b X +b X +e
Y
= Dividend Payout Ratio (DPR)
a
= Konstanta
b ,b ,b
= koefisien regresi (nilai pengaruh perubahan, yaitu suatu bilangan yang menunjukan pengaruh terhadap Y)
X
= Debt to Equity Ratio (DER)
X
= Current Ratio
X
= Earning per share (EPS)
e
= Standar error
Dalam pengujian regresi linier berganda untuk mempeoleh penelitian yang
akurat diperlukan pengujian dengan uji asumsi klasik yaitu: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas kedua-duanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memilki distribusi data normal atau mendekati normal.
b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada. Uji linearitas dapat menggunakan uji Durbin-Watson, Ramsey Test atau uji Lagrage Multipler. c. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Varian Inflation Factor). Bila nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas, dan sebaliknya bila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (non multikolinearitas). d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual antara pengamatan yang satu dengan yang lainnya. Jika ada perbedaan varians yang besar, berarti telah terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. e. Uji Autokorelasi Metode uji ini digunakan apakah dalam satu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t, dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, berarti dijumpai problem autokorelasi. 2. Koefisien Korelasi Berganda Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antara DER, EPS, dan Current Ratio dengan DPR. 3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel independent mempengaruhi variabel dependent dengan rumus yaitu kuadrat nilai korelasi dikalikan 100%. 4. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis maka dalam penelitian ini menggunakan alat uji yaitu:
a. Uji Simultan (Uji F) Uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersamaan). Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Terima H jika F F
≤F
>F
.
dan Tolak H jika
b. Uji Parsial (Uji t) Uji t ini dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan
adalah
dan H ditolak jika t
PEMBAHASAN
0,05. H diterima
≥t
,t
≤ -t
jika -t .
≤ t
≤ t
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 17.0. Data yang diolah adalah Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Current Ratio dan Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Periode 2002-2012. Adapun data yang dimasukkan dalam analisis ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Current Ratio dan Dividend Payout Ratio (DPR) PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. periode 2002-2012 DER EPS Current Ratio DPR No. Tahun (kali) (Rp.) (%) (%) 1 2002 0,68 4.037 123,47 76,72 2 2003 0,80 4.282 115 78,05 3 2004 1,11 4.096 98,27 73,25 4 2005 1,52 4.130 68,05 76,64 5 2006 2,08 3.492 53 75,60 6 2007 2,14 4.005,00 59,12 89,89 7 2008 1,73 10.550,88 93,53 142,17 8 2009 8,44 16.158,42 65,89 99,95 9 2010 1,41 21.021,17 94,50 101,23 10 2011 1,30 24.080,78 99,42 100 11 2012 2,49 21.518,98 58,05 32,30
Sumber: Pojok Bursa Universitas Siliwangi.
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa besar DER, EPS, Current Ratio dan DPR pada setiap tahunnya bervariasi dan berfluktuasi dengan nilai tertinggi untuk DER terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 8,44 kali atau 844% dan nilai terendah pada tahun 2002 yaitu sebesar 0,68 kali atau 68%. Nilai tertinggi untuk EPS terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 24.080,78 dan nilai terendah pada tahun 2006 sebesar Rp. 3.492. Untuk Current ratio, nilai tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 123,47% dan nilai terendah pada tahun 2006 sebesar 53%. Dan untuk DPR, nilai tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 142,17% dan nilai terendah pada tahun 2012 sebesar 32,30%. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DER N Normal Parametersa,,b
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
EPS
Currentratio DPR
11 2.1545 2.15854
11 10669.9091 8375.68604
.347 .347 -.247 1.152 .141
.323 .323 -.196 1.070 .202
11 11 84.3909 85.9818 24.48565 26.80316 .202 .202 -.191 .671 .759
.226 .194 -.226 .751 .625
Berdasarkan hasil pengujian di atas, keempat variabel berdistribusi normal, itu terlihat dari nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 (5%). Variabel DER menghasilkan nilai sebesar 0,141 atau 14,1%, variabel EPS menghasilkan nilai 0,202 atau 20,2%, variabel Current Ratio menghasilkan nilai 0,759 atau 75,9%, dan variabel DPR menghasilkan nilai 0,625 atau 62,5%. Karena keempat variabel tersebut menghasilkan nilai lebih dari 5% maka data dikatakan berdistribusi normal. Dengan demikian, model regresi ini dapat digunakan untuk penelitian dan menguji hipotesis. Deteksi lain yaitu dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik melalui grafik normal P-P Plot. Berdasarkan grafik P-P Plot untuk variabel independen yaitu DER, EPS, dan Current ratio serta variabel dependen yaitu DPR,
terlihat titik-titik masih menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
Gambar 4.1 grafik P-P Plot 2. Uji Multikolinearitas Tabel 4.3 Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
DER
.718
1.394
EPS
.921
1.086
(Constant)
Currentratio .772 a. Dependent Variable: DPR
1.296
Dari hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari variabel DER sebesar 0,718, variabel EPS sebesar 0,921 dan variabel Current ratio sebesar 0,772. Dan juga nilai VIF untuk variabel DER yaitu sebesar 1,394, variabel EPS sebesar 1,086 dan variabel Current ratio sebesar 1,296. Berdasarkan hasil penelitian di atas terlihat bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,01 dan nilai VIF lebih kecil
dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa di dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas. 3. Uji Heterokedastisitas Salah satu cara untuk melihat adanya problem heterokedastis adalah dengan melihat grafik Scatterplot. Pada grafik Scatterplot, terlihat titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y serta tidak memiliki pola tertentu. Dengan demikian, di dalam model regresi ini tidak terjadi heterokedastis.
Gambar 4.2 grafik Scatterplot 4. Uji Autokorelasi Tabel 4.4 Model Summaryb Model R
R Square a
Adjusted R Std. Error of the Square Estimate
1 .363 .132 -.240 29.84713 a. Predictors: (Constant), Currentratio, EPS, DER
Durbin-Watson 1.310
Hasil pengujian menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,310. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson berada di antara -2 dan +2.
Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 17.0 diperoleh output regresi linier berganda sebagai berikut: Tabel 4.5 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1
41.758
44.436
DER
3.712
5.162
EPS
1.569E-5
.001
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig. .940
.379
.299
.719
.495
.005
.013
.990
Currentratio .427 .439 .390 .974 .363 a. Dependent Variable: DPR Berdasarkan tabel di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 41,758 + , Keterangan:
+ ,
Y
= Dividend Payout Ratio (DPR)
41,758
= Konstanta
X
= Debt to Equity Ratio (DER)
X
= Current Ratio (CR)
X
= Earning per share (EPS)
3,712
= Koefisien regresi DER
1,569E-5
= Koefisien regresi EPS
0,427
= Koefisien regresi Current ratio
e
= Standar error
+ ,
+
Penjelasan dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 41,758 menunjukkan bahwa jika variabel DER, EPS, dan Current ratio bernilai nol (0) maka DPR yang terjadi adalah sebesar 41,758%. 2. Koefisien regresi DER sebesar 3,712, artinya setiap kenaikan variabel DER sebesar 1 kali maka akan meningkatkan DPR 3,712%. Begitupun sebaliknya, jika DER turun sebesar 1 kali maka DPR diprediksi akan mengalami penurunan 3,712% dengan asumsi X dan X tetap.
3. Koefisien regresi EPS sebesar 1,569E-5, artinya setiap kenaikan variabel EPS sebesar Rp.1 maka akan meningkatkan DPR 0,00001569%. Begitupun sebaliknya, jika EPS turun sebesar Rp.1 maka DPR diprediksi akan mengalami penurunan 0,00001569% dengan asumsi X dan X tetap.
4. Koefisien regresi Current ratio sebesar 0,427, artinya setiap kenaikan variabel Current ratio sebesar 1% maka akan meningkatkan DPR 0,427%. Begitupun sebaliknya, jika Current ratio turun sebesar 1% maka DPR diprediksi akan mengalami penurunan 0,427% dengan asumsi X dan X tetap.
Koefisien Determinasi
Tabel 4.6 Model Summaryb Model
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
a
1 .363 .132 -.240 a. Predictors: (Constant), Currentratio, EPS, DER
29.84713
Berdasarkan hasil pengolahan di atas, dihasilkan nilai koefisien (R) sebesar 0,363 dan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,132 atau 13,2%. Artinya 13,2% dari DPR dipengaruhi oleh variabel DER, EPS, dan Current ratio. Sedangkan 86,8% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini. Pengujian Hipotesis 1. Uji Simultan (F-test) Tabel 4.7 ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression Residual
df
Mean Square
948.137
3
316.046
6235.959
7
890.851
Total 7184.096 10 a. Predictors: (Constant), Currentratio, EPS, DER b. Dependent Variable: DPR
F .355
Sig. .788a
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.7 diperoleh nilai sig. F adalah sebesar 0,788 yaitu lebih besar dari 0,05 (5%). Karena sig. F > sig. α berarti H diterima dan H ditolak maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan, variabel DER, EPS, dan
Current Ratio memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap DPR pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. periode 2002-2012. Karena pembagian dividen merupakan suatu kebijakan perusahaan maka dalam pelaksanaannya, pihak perusahaan banyak mempertimbangkan berbagai faktor, baik faktor internal (dalam perusahaan) maupun faktor eksternal (luar perusahaan) selain faktor yang telah dianalisis dalam penelitian ini. Dimana dalam pengambilan keputusannya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Dengan demikian, variabel DER, EPS, dan Current Ratio tidak sepenuhnya mempengaruhi besar kecilnya nilai DPR pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. 2. Uji Parsial (t-test) Tabel 4.8 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error Beta 41.758
44.436
DER
3.712
5.162
EPS
1.569E-5
Currentratio .427 a. Dependent Variable: DPR
t
Sig. .940
.379
.299
.719
.495
.001
.005
.013
.990
.439
.390
.974
.363
a. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa DER mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,495. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (sig. α) dengan demikian probabilitas t > sig. α maka H diterima dan H ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial, DER mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap DPR pada PT. Multi Bintang Indonesia,
Tbk. periode 2002-2012. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat penggunaan utang (DER) pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. otomatis akan menambah persediaan modal untuk kegiatan perusahaan dan
kemungkinan pendapatan perusahaan juga akan semakin besar apabila perusahaan mampu menggunakan modal tersebut secara optimal sehingga pembayaran utang akan tertutupi oleh keuntungan yang diperoleh dari penggunaan modal tersebut. Jadi, dengan penggunaan secara optimal akan mampu menghasilkan laba yang lebih besar dan kemungkinan laba yang akan dibagikan untuk para pemegang saham juga akan semakin besar. b. Pengaruh Earning Per Share terhadap Dividend Payout Ratio Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa EPS mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,990. Nilai tersebut sama seperti nilai DER yaitu lebih besar dari 0,05 (sig. α) dengan demikian probabilitas t > sig. α maka H diterima dan
H ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial, EPS juga mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap DPR pada PT. Multi
Bintang Indonesia, Tbk. periode 2002-2012. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi laba yang diterima oleh perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. maka kemungkinan kesempatan investor untuk mendapatkan dividen juga semakin tinggi karena laba yang diterima biasanya dipergunakan untuk laba ditahan (perkembangan perusahaan) dan juga untuk pembagian dividen. (Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran) c. Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa Current Ratio mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,363. Nilai tersebut sama seperti nilai DER dan EPS yaitu lebih besar dari 0,05 (sig. α) dengan demikian probabilitas t > sig. α maka H diterima dan H ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial, Current ratio juga mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak
signifikan terhadap DPR pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. periode 20022012. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan likuiditas yang baik, maka dana lancar yang dipergunakan untuk menjalankan operasi perusahaan terpenuhi sehingga kemungkinan kebutuhan laba ditahan bisa dikurangi dan dibagikan sebagai dividen untuk kemakmuran para pemegang saham PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. (Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran)
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Periode 2002-2012. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Periode 2002-2012 pada setiap tahunnya bervariasi dan mengalami fluktuasi dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2009 dan nilai terendah pada tahun 2002. 2. Earning Per Share (EPS) pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Periode 2002-2012 pada setiap tahunnya bervariasi dan juga mengalami fluktuasi dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2011 dan nilai terendah pada tahun 2006. 3. Current Ratio pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Periode 20022012 pada setiap tahunnya juga bervariasi dan mengalami fluktuasi dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2002 dan nilai terendah pada tahun 2006. 4. Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Periode 2002-2012 pada setiap tahunnya juga bervariasi dan mengalami fluktuasi dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2008 dan nilai terendah pada tahun 2012. 5. Hasil pengujian menyatakan bahwa secara simultan dan parsial, variabel Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Current Ratio sama-sama memberikan pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Periode 2002-2012. Saran Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Dilihat dari nilai rata-rata Debt to Equity Ratio (DER), perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. memiliki nilai DER yang cukup tinggi. Bahkan pada tahun 2009, perusahaan ini memiliki nilai DER yang sangat fantastis yaitu diatas 800%. Dengan melihat hal tersebut, perusahaan harus bisa menjaga nilai DER agar tidak terlalu tinggi supaya perusahaan dapat terhindar dari masalah ilikuid, insolvabel, dan beban biaya yang besar dari bunga utang tersebut karena biaya dari bunga bisa berpengaruh terhadap perolehan laba bersih perusahaan. Tetapi tidak selamanya penggunaan
utang itu merugikan, asal perusahaan bisa menggunakan utang tersebut sebaik mungkin sehingga biaya yang dikeluarkan bisa sepadan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan dan itu akan berdampak pula bagi besar kecilnya dividen yang dibagikan untuk para pemegang saham. 2. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk memiliki nilai Earning per Share (EPS) yang sangat bagus, hampir setiap tahun mengalami kenaikan. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan oleh perusahan. Dimana nilai EPS ini perlu dijaga agar para investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan karena EPS merupakan salah satu faktor yang sangat diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para investor dalam berinvestasi. 3. Current Ratio pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. memiliki rata-rata pertahun di bawah 100%. Walaupun nilai ini jauh dari nilai ideal Current Ratio yaitu sebesar 200% tetapi hal ini lebih baik bagi perusahaan karena mencerminkan dana yang tersedia di dalam perusahaan dipergunakan secara aktif untuk kegiatan perusahaan sehingga terhindar dari adanya dana yang menganggur. Hal ini perlu dijaga dan diperhatikan oleh perusahaan, supaya nilai Current Ratio tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Dengan harapan, perusahaan masih mampu untuk membayar kewajiban (utang lancar) tepat pada waktunya dan juga mampu mendapatkan keuntungan dari penggunaan aktiva lancar tersebut. 4. Persentase dividen yang dibagikan oleh perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. pada setiap tahunnya cukup besar. Hal ini perlu dijaga bahkan ditingkatkan oleh perusahaan agar banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi. Tapi perlu diperhatikan juga mengenai laba ditahan yang mungkin dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi lain agar perusahaan mampu mendapatkan keuntungan yang lebih besar. 5. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang dapat memprediksi besarnya Dividend Payout Ratio (DPR) agar hasil yang didapat lebih baik. Dan juga menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakterisistik yang beragam serta dengan periode penelitian yang lebih panjang juga dengan menggunakan jenis perusahaan yang berbeda dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan “Teori dan Aplikasi”. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI. Attina Jannati. 2011. Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Growth terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Eugene F. Brigham & J. F. Weston. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Tjiptono Darmadji & Hendy. M. F. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Darsono & Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI. Hedi Gustian & Utik Bidayati. 2009. “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal. Universitas Ahmad Dahlan. Van Horne, James C., John M. Wachowicz Jr. 2007. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ida Yulias Tanti. 2011. “Pengaruh Likuiditas, DER, Profitabilitas dan EPS terhadap Dividend Payout Ratio pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 Peride 2008-2010”. Jurnal. Semarang: Universitas Semarang. Irham Fahmi. 2013. Rahasia Saham dan Obligasi. Bandung: Alfabeta. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Marlina, L. & Danica, C. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis Volume 2 No. 1 , 1-6. Noviana. 2012. “Pengaruh EPS, CFOPS, CR dan Growth terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2008-2011.” Jurnal. Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji. Sugiharti Binastuti & Taqdir. E. W. 2011. “Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal. Universitas Gunadarma. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta. Wild, Jhon. & Subramanyam. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
www.google.com [28 November 2013] www.multibintang.co.id [28 November 2013]