Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH CURRENT RATIO, EARNING PER SHARE, RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP UNDERPRICING SAHAM PERDANA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 SKRIPSI Diajuka Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Oleh :
AKHMAD ALVAN NIKMAL MAULA NPM : 11.1.02.01.0010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH CURRENT RATIO, EARNING PER SHARE, RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP UNDERPRICING SAHAM PERDANA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 AKHMAD ALVAN NIKMAL MAULA 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUTANSI Dr. H. M. ANAS, S.E., M.M., M.Si dan BADRUS ZAMAN, SE, M, M.Ak
[email protected] UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Underpricing saham perdana adalah suatu keadaan dimana harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah dibandingkan ketika diperdagangkan dipasar sekunder. Penentuan harga saham pada saat penawaran umum ke publik, dilakukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan underwriter. Sedangkan harga saham yang terjadi di pasar sekunder merupaka hasil dari mekanisme pasar yaitu hasil mekanisme penawaran dan permintaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh current ratio, earning per share, return on assets, debt to equity ratio terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering periode 2010-2013. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah current ratio, earning per share, return on assets, debt to equity ratio, sedangkan variabel terikatnya adalah underpricing saham perdana. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahan yang yang terdaftar di bursa efek Indonesia yang menakukan initial public offering periode 2010-2013. Setelah dilakukan purposive sampling, didapatkan 40 perusahaan yang memenuhi kreteria sebagai sampel penelitian. Data penelitian ini merupakan data sekunder dan sumber data penelitian ini diperoleh dengan mengakses dari internet (browsing) dengan alamat website www.idx.co.id. Teknik pegumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan (Library Research) dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa current ratio, earning per share, return on assets dan debt to equity ratio secara parsial tidak berpengruh secara signifikan terhadap underpricing saham perdana dengan nilai sig uji t sebesar 0,729, 0,336, 0,628, 0,697. Secara simultan didapatkan dengan nilai sig uji F sebesar 0,671, yang mengindikasiakn kalau variabel current ratio, earning per share, return on assets dan debt to equity ratio secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing saham perdana. Sedangka nilai koifisien determinasi R Square didapatkan sebesar 0,630 atau 6,3% underpricing saham perdana dapat dijelaskan oleh variabel current ratio, earning per share, return on assets dan debt to equity ratio. Sedangkan 93,7% diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut di teliti. Kata Kunci: Current Ratio, Earnig Per Share, Return On Assets, Debt to Equity Ratio,Underpricing Saham Perdana.
LATARBELAKANG
Perkembangan
lingkungan
bisnis
saat ini menciptakan suatu kodisi persaingan AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mengakibatkan
perusahaan”, sebelum diperdagangkan di
perusahaan akan melakukan berbagai cara
pasar sekunder, saham terlebih dahulu dijual
agar bisa bertahan dan berkembang dalam
di pasar primer atau sering disebut pasar
persaingan yang dihadapi. Untuk mencapai
perdana dengan melakukan Initial Public
pertumbuhan serta perkembangan
Offering.
yang
ketat.
Hal
ini
yang
Menurut Hartono (2010:36) “Initial
diharapkan.
besar
Kebutuhan modal akan semakin
Public
seiring
penawaran saham perusahaan untuk pertama
perusahaan.
dengan
Hal
ini
berkembangnnya akan
mendorong
Offering
(IPO)
merupakan
kalinya”. Pada saat initial public offering
manajemen untuk memilih salah satu dari
perusahaan
alternatif – alternatif pembiayaan yang dapat
prospektus yang berisi laporan keuangan,
digunakan. Perusahaan memiliki berbagai
maupun non keuangan, sesuai dengan
alternatif sumber pendanaan, yang berasal
ketentuan yang ditetapkan. Informasi yang
dari dalam yaitu laba ditahan dan akumulasi
diungkapkan
penyusutan aktiva tetap, maupun dari luar
membantu
perusahaan melalui mekanisme penyertaan
keputusan yang rasional mengenai risiko
yang umumnya dilakukan dengan menjual
dan
saham perusahaan kepada publik atau sering
ditawarkan emiten.
nilai
harus
menyediakan
dalam
prospektus
investor
saham
suatu
dalam
akan
membuat
sesungguhnya
yang
dikenal dengan go public. Terdapat berbagai
Menurut Hartono (2010:36-37 )
macam alasan mengapa perusahaan ingin go
Underpricing adalah “fenomena menarik
public dan menjual
yang terjadi dipenawaran perdana ke publik
masyarakat
umum,
sahamnya antara
lain
kepada untuk
adalah
fenomena
harga
rendah
meningkatkan modal perusahaan dan untuk
(underpricing)”. Fenomena harga rendah
perluasan usaha.
terjadi karena penawaran perdana ke publik
Menurut Hartono (2010:33 ) “pasar
yang secara rerata murah.
modal (capital market) merupakan tempat
Menurut Guinness (1992) dalam
diperjual belikannya berbagai instrumen
Mahanto (2013:4) “menjelaskan terjadinya
keuangan jangka panjang seperti utang,
underpricing karena adanya information
ekuitas (saham) instrumen derivative dan
asymmetry antara perusahaan emiten dengan
instrument lainnya”. Salah satu yang di
penjamin emisi dan antara investor yang
perdagangkan pada pasar modal adalah
memiliki
saham.
perusahaan emiten dengan investor yang Menurut Hanafi (2005:101) “Saham
merupakan
bukti
kepemilikan
suatu
AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
tidak
informasi
memiliki
perusahaan
tentang
informasi
emiten”.
prospek
prospek
Ketidaksamaan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
informasi yang dimiliki oleh para pihak
5. Apakah ada pengaruh yang signifikan
inilah yang dapat mengakibatkan perbedaan
antara current ratio, earning per share
harga sehingga memungkinkan terjadinya
,return on assets, debt to equity ratio
underpricing saham perdana. Selain itu
secara simultan terhadap underpricing
perusahaan calon emiten dan penjamin emisi
saham perdana?
efek secara bersama-sama mengadakan kesepakatan
dalam
menentukan
harga
Tujuan Penelitian
perdana saham namun mereka mempunyai
1. Untuk memperoleh bukti secara empiris
kepentingan yang berbeda. Sebagai pihak
pengaruh current ratio secara parsial
yang
terhadap underpricing saham perdana.
membutuhkan
dana,
emiten
menginginkan harga perdana yang tinggi
2. Untuk memperoleh bukti secara empiris
karena dengan harga perdana yang tinggi
pengaruh earning per share secara
maka
parsial terhadap underpricing saham
emiten
dapat
memperoleh
dana
sebesar yang diharapkan, namun tidak demikian halnya dengan penjamin emisi efek.
Penjamin
emisi
efek
berusaha
meminimalkan resiko penjaminan yang menjadi
tanggung
jawabnya
dengan
menentukan harga.
perdana. 3. Untuk memperoleh bukti secara empiris pengaruh return on assets secara parsial terhadap underpricing saham perdana. 4. Untuk memperoleh bukti secara empiris pengaruh debt to equity ratio secara parsial terhadap underpricing saham perdana.
Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara
current ratio
secara parsial
terhadap underpricing saham perdana? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara earning per share secara parsial
5. Untuk memperoleh bukti secara empiris pengaruh current ratio, earning per share, return on assets, debt to equity ratio
secara
simultan
terhadap
underpricing saham perdana.
terhadap underpricing saham perdana? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan
TINJAUAN PUSTAKA
antara return on assets secara parsial
Current Ratio
terhadap underpricing saham perdana?
Menurut Fahmi (2014:66) adalah “ukuran
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan
yang umum digunakan atas solvensi jangka
antara debt to equity ratio secara parsial
pendek,
kemampuan
suatu
perusahaan
terhadap underpricing saham perdana?
memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo”. Rumus Current Ratio (Fahmi):
AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Debt to Equity Ratio Keterangan :
Menurut Fahmi (2014:73) pengertian
CR
= Current Ratio
debt to equity ratio adalah: “ukuran yang
CA
= Asset Lancar
dipakai
CL
= Hutang Lancar
keuangan untuk memperlihatkan besarnya
dalam
menganalisis
laporan
jaminan yang tersedia untuk kreditor”. Earning Per Share
Rumus Debt to Equity Ratio (Fahmi):
Menurut Fahmi (2014:83) earning per share atau pendapatan per lembar saham adalah “bentuk pemberian keuntungan yang
Keterangan:
diberikan kepada pemegang saham dari
DER
= Debt to Equity Ratio
setiap lembar saham yang dimiliki”. Rumus
TL
= Total Hutang
Earning Per Share (Fahmi):
E
= Modal
Underpricing Saham Perdana Keterangan :
Menurut
Hartono
(2010:36)
EPS
= Earning Per Share
“fenomena
menarik
yang
EAT
= Pendapatan Setelah Pajak
penawaran
perdana
kepublik
Jsb
= Jumlah Saham Yang Beredar
fenomena underpricing”.
terjadi
di
adalah
“Initial return
Menurut Hartono (2010:37) “merupakan Return On Assets
return yang di peroleh dari aktiva di
Menurut Fahmi (2011:137) Return
penawaran perdana mulai saat di beli di
on assets merupakan “rasio ini melihat
pasar primer sampai pertama kali di
sejauh
daftarkan di pasar sekunder”. Rumus Initial
mana
investasi
yang
telah
di
tanamkan mampu memberi pengembalian keuntungan
sesuai
diharapkan”. Rumus
dengan
Return (Kunz dan Anggrawal, 1994)
yang
Return On Asset
(Fahmi): Keterangan: IN
= Initial Return
Keterangan:
CP
= Harga Penutupan
ROA = Return On Assets
OP
= Harga Penawaran Perdana
EAT
= Pendapatan Setelah Pajak
TA
= Total Aktiva
AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Hipotesis
Variabel Independen (X) ialah variabel
H1 :Current ratio secara parsial memiliki
yang bila dalam sesuatu saat berada
pengaruh signifikan terhadap besarnya
bersama variabel lain, variabel yang
tingkat underpricing saham perdana.
terakhir ini berubah atau diduga berubah
H2 : Earning per share secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap besarnya tingkat underpricing saham. H3 : Return on assets secara parsial memiliki
dalam variasinya. a. Current
ratio
(X1)
merupakan
ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan
pengaruh signifikan terhadap besarnya
suatu
tingkat underpricing saham perdana.
kebutuhan utang ketika jatuh tempo.
H4 : Debt to equity ratio secara parsial
perusahaan
memenuhi
b. Earning per share (X2) merupakan
memiliki pengaruh signifikan terhadap
gambaran
besarnya tingkat underpricing saham
diperoleh untuk setiap lembar saham
perdana.
biasa atau laba bersih perlembar
H5 : Current ratio, earning per share, return on assets, debt to equity ratio secara
jumlah
rupiah
yang
saham biasa. c. Return on assets (X3) digunakan
simultan
berpengaruh
signifikan
untuk mengukur tingkat penghasilan
terhadap
besarnya
tingkat
bersih yang diperoleh dari total
underpricing saham perdana.
aktiva
perusahaan.
Perhitungan
return on assets dapat dilakukan METODE PENELITIAN
dengan membagi laba bersih dengan
Identifikasi Variabel Penelitian
total aktiva.
1. Variabel Dependen Variabel
d. Debt
ratio
(X4)
menunjukan kemampuan perusahaan
sebagai variabel terikat dalam penelitian
dalam membayar hutang dengan
ini adalah Underpricing Saham Perdana
Equity yang dimiliki perusahaan.
Underpricing
merupakan
kejadian
disebut
equity
juga
(Y).
dependen
to
saham dimana
perdana harga
saham pada penawaran perdana lebih
Poolasi dan Sampel Penelitian Penelitian
ini
dilakuan
untuk
murah dari pada harga saham ketika
meneliti apakan current ratio, earning per
terjual di pasar sekunder pada penutupan
share, return on assets, debt to equity ratio
harga hari pertama.
berpengaruh terhadap underpricing saham
2. Variavel Independen
perdana. Oleh karena itu populasi penelitian ini adalah semua perusahan yang melakuan
AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
initial public offering pada periode 20102013. Total perusahan yang melakuan initial
Hasil Uji Multikolinieritas
public offering pada periode tersebut adalah
nilai tolerance current ratio sebesar
99 perusahaan. Teknik pengambilan sampel
0,641; earning per share sebesar 0,728;
pada penelitian ini adalah teknik purposive
return on assets sebesar 0,586 dan debt to
sampling yaitu tekinik penentuan sampel
equity ratio sebesar 0.633. Nilai tolerance
dengan
masing-masing variabel tersebut > 0,10
pertimbangan
tertentu
(Sugiono,2012:200). Sehingga di dapat 40
yang
sampel perusahaan. Adapun kreteria yang
multikolinieritas. Selain itu dari nilai VIF
menjadi dasar pemilihan sampel adalah:
current ratio sebesar 1,560; earning ratio
1.
Seluruh perusahaan pada BEI yang
1,373; return on assets sebesar 1,705 dan
melakukan initial public offering pada
debt to equity ratio sebesar 1,580 yang
periode 2010-2013.
semuanya < 10 menunjukan bahwa tidak
2.
Perusahaan
yang
mengalami
berarti
tidak
teradapat
terdapat multikolinieritas.
underpricing saham perdana pada saat initial public offering. 3.
Perusahaan
yang
Hasil Uji Heteroskedastisitas tidak
memiliki
Model regresi yang baik adalah yang
informasi atau ketersediaan data yang
terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi
akan digunakan dalam penelitian.
heteroskedastisitas.
Hasil
uji
heteroskedastisitas di tunjukan pada gambar HASIL PENELITIAN
4.2 pada gambar tersebut terlihat bahwa
Pengujian Asumsi Klasik
titik-titik menyebar secara acak, baik di atas
Uji Normalitas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal
Nilai
probabilitasnya
variabel
underpricing sebesar 0,053; current ratio
ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak di gunakan.
sebesar 0,400; earning per share sebesar 0,078; return on assets sebesar 0,91 dan debt to equity ratio sebesar 0,348. Nilai
Hasil Uji Autokorelasi Untuk
melihat
adanya
problem
probabilitas masing-masing variabel tersebut
autokorelasi atau tidak pada model regresi
lebih besar dari α = 0,05 yang berarti data
dapat dilihat pada nilai uji Durbin –Watson.
terdistribusi dengan normal. Sehingga dapat
Pada tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Durbin
dikatakan
yang
Watson sebesar 1,804, sedangkan nilai du
asumsi
sebesar 1,721 dan dl sebesar 1,284. Oleh
digunakan
bahwa sudah
model
regresi
memenuhi
normalitas. AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
karena itu Durbin Watson sebesar 1,804 simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
lebih besar dari batas bawah (du) 1,721 dan
=0,05 hal ini berarti variabel current ratio,
kurang dari 4-du (1,721<1,804<2,279) maka
earning per share, return on assets dan debt
dapat disimpulkan bahwa model regresi
to equity ratio tidak berpengaruh secara
tersebut tidak mengandung autokolerasi.
signifikan terhadap underpricing saham.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Uji F (Simultan)
Hasil
dari
menunjukan
Uji bahwa
Regresi
Bergangda 25,335
nilai probabilitas value uji F sebesar 0,671
menyatakan bahwa jika variabel bebas
dimana angga ini lebih besar dari 0,05 yang
dianggap
underpricing
berarti bahwa secara bersama-sama variabel
25,335, dan koefisien current ratio sebesar
current ratio, earning per share, return on
0,011 menyatakan bahwa setiap perubahan
asset dan debt to equity ratio tidak
current ratio sebesar 1% maka akan
berpengaruh signifikan terhadap variabel
meningkatkan underpricing sebesar 0,011%
dependen underpricing saham perdana.
konstan
konstanta
Hasil dari Uji F menunjukan bahwa
maka
, koefisien earning per share sebesar -0,091 menyatakan
bahwa
setiap
perubahan
Koefisien Determinasi Nilai R2 (koifisien determinasi) dari
earning per share sebesar 1 % makan akan meningkatkan
underpricing
sebesar
-
persamaan regresi adalah sebesar 0,063. Hal
0,091%, koefisien return on asset sebesar -
ini
0,437 menyatakan bahwa setiap perubahan
underpricing dapat di jelaskan oleh variasi
return on assets sebesar 1% maka akan
varia current ratio, earning per share, retun
meningkatkan
-
on assets dan debt to equity ratio sedangkan
0,437%, koefisien debt to equity ratio
93,7% di terangkan oleh faktor lain yang
sebesar 1,539 menyatakan bahwa setiap
tidak di teliti.
underpricing
sebesar
berarti
6,3%
variasi
perubahan
perubahan debt to equity ratio sebesar 1 % maka
akan
meningkatkan
underpricing
sebesar 1,539.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian
Uji t (Parsial)
ini
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh antara variabel current
Hasil dari Uji T menunjukan bahwa
ratio, earning per share, return on assets,
nilai probabilitas variabel current ratio
debt to equity ratio terhadap underpricing
sebesar 0,729, earning per share sebesar
saham perdana pada perusahaan
0,336, return on assets sebesar 0,628 dan
terdaftar di bursa efek Indonesia yang
yang
debt to equity ratio 0,697 lebih besar dari α AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
melakuakan initial public offering pada
Saran
tahun 2010-2013.
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
maka
dapat
di
ambil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
93,7%
faktor
lain
yang
kesimpulan sebagai berikut:
mempengaruhi
1. Current ratio tidak berpengaruh secara
perdana dan tidak dimasukkan dalam
signifikan terhadap underpricing saham
penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya
perdana pada perusahaan yang terdaftar
dapat menggunakan variabel lain dan
di bursa efek Indonesia yang melakukan
juga mengganti tahun pada aspek-aspek
initial public offering.
keuangan dan non
2. Eraning per share
tidak berpengaruh
perusahan
underpricing
seperti
saham
keuangan pada
persentase
saham
secara signifikan terhadap underpricing
yang masih ditahan pemegang saham
saham perdana pada perusahaan yang
lama
terdaftar di bursa efek Indonesia yang
reputasi auditor, jenis industri, nilai
melakukan initial public offering.
penawaran
3. Return on assets
tidak berpengaruh
(kepemilikan),
return,
saham,
jenis
rata-rata kurs,
deviasi
standar
industri,
kondisi
secara signifikan terhadap underpricing
perekonomian, market,
saham perdana pada perusahaan yang
kepemilikan pemerintah dan sebagainya
terdaftar di bursa efek Indonesia yang
dengan
melakukan initial public offering.
underpricing saham perdana.
4. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh
tahun
solvabilitas,
sebelum
terjadinya
2. Bagi Investor
secara signifikan terhadap underpricing
Dalam berinvestasi khususnya
saham perdana pada perusahaan yang
saham, para investor mengaharapkan
terdaftar di bursa efek Indonesia yang
deviden
melakukan initial public offering.
sebelumnya para investor harus bisa
dan
capital
gain.
5. Secara bersama-sama variabel current
memilih
perusahaan
ratio, earning per share, return on
memiliki
kinerja
assets dan debt to equity ratio
tidak
perusahaan yang dapat memberikan
berpengaruh secara signifikan terhadap
keuntungan yang besar bagi investornya.
underpricing
pada
Fenomena underpricing saham perdana
perusahaan yang terdaftar di bursa efek
memberikan keuntungan bagi investor
Indonesia yang melakukan initial public
berupa
offering.
menghasilkan keuntungan yang besar
saham
perdana
capital
yang
gain.
mana
Tetapi
baik
Untuk
yang atau
dapat
bagi investor, disarankan agar tidak AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
hanya memperhatikan faktor internal perusahaan
dalam
keputusan
pengambilan
investasi,
current ratio, earning per share,
juga
gross profit margin dan dept to
memperhatikan faktor eksternal seperti
equity ratio terhadap underpricing
tren harga saham, inflasi, suku bunga,
saham pada perusahaan-perusahaan
kurs,
yang
kondisi
tetapi
Siswanto, Budi.2014. “Analisis pengaruh
politik,
dan
reputasi
3. Bagi Perusahaan saham
setelah
perdana
initial
public
offering merugikan perusahaan karena dana yang terkumpul kurang maksimal. Untuk menekan tingkat underpricing, calon
emiten
bursa
efek
Purwanto, Taidio.2013.”Analisis financia
Underpricing terjadi
di
indonesia”.
penjamin emisi.
yang
terdaftar
disarankan
dalam
leverage, earning per share dan profitabiltas terhadap underpricing saham pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar
di
bursa
efek
Indonesi”.
yang
Retnowati, Eka.2013.”Analisis faktor-faktor
ditawarkannya tidak hanya meperhatikan
yang mempengaruhi underpricing
faktor internal perusahaan, tetapi juga
saham
memperhatikan faktor eksternal seperti
perdana pada bursa efek Indonesia”.
menentukan
harga
saham
tren harga saham, kurs, suku bunga, inflasi, kondisi politik dan kondisi pasar.
pada
penawaran
umum
Mahanto, Sueselo.2012.”Analisis Pengaruh debt to equity ratio, return on asset dan earning per share terhaap
DAFTAR PUSTAKA
tingkat
Hartono, Jogiyanto.2010.”Teori Portofolio
underpricing
pada
penawaran umum saham perdana”.
dan Analisis Investasi”. Yokyakarta Ananda,
:BPFE-Yokyakarta. Hanafi,
Mamduh
M.2005.”Managenen
Keuangan”.Yokyakarta:
Unit
Vanny.2013.”Pengaruh
pasar, Profitabilitah
nilai
dan reputasi
underwriter terhadap underpricing saham.
Penerbit dan Pencetakan Sekolah Nugraheni.2013.”Analisis faktor-faktor yang
TinggiIlmu Managemen YKPN. Hasanah.2011.”Analisi faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat underpricing saham di bursa efek Indonesia”.
mempengaruhi tinggkat underpricing saham
perdana
di
bursa
efek
Idnonesia”. AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
Wicaksono, Aziz.2012.”Analisis variabel keuangan
dan
non
keuangan
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
terhadap
fenomena
underpricing
saham pada saat initial public offering”.
Keuangan”. Bandung. Penerbit : ALFABETA. Irham.
Laporan
Keuangan”.Jakarta:Kencana. Sugiyono, 2012. “Metodelogi Penelitian
Fahmi, Irham. 2011. “Analisis Laporan
Fahmi,
Kasmir.2010.”Analisis
Bisnis”.
Bandung
:
Penerbit
Alfabeta. Ghozali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis
2014.
“Penghantar
Multivariate
dengan
Program
Managemen Keuangan”. Bandung.
SPSS”. Semarang: Badan Penerbit
Penerbit : ALFABETA.
Universitas Diponegoro
Darmadji,
Tjiptono
dan
Hendy,
M
Fakhruddin. 2011. Pasar Modal Di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
http://www.idx.co.id http:// www.dunia.investasi.com http:// www.britama.com
Hery. 2009.” Teori Akuntansi”. Jakarta. Penerbit : Kencana Prenada Media Group.
AKHMAD ALVAN NIKMAL.M| 11.1.02.01.0010 EKONOMI-AKUNTANSI
simki.unpkediri.ac.id || 13||