ABSTRAK PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN GROWTH POTENTIAL TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) Laila Karlinasari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bawijaya Jl. MT. Haryono No. 165 Malang
[email protected] Pembimbing : Dr. Sumiati, SE., M.Si., CSRS. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang mengalami penurunan pada beberapa tahun terakhir berdampak pada perusahaan khususnya di sektor industri barang konsumsi. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan hal tersebut untuk memutuskan kebijakan dividen yang tepat. Kebijakan dividen sangat dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan. Pihak manajemen pun harus mempertimbangkan proporsi pembagian keuntungan tersebut untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen dan juga sebagai laba ditahan untuk investasi kembali kepada perusahaan. Penelitian ini merupakan Explanatory Research dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui pengaruh dari Earning Per Share, Return On Assets, Debt To Equity Ratio, dan Growth Potential terhadap Dividend Payout Ratio dari perusahaan di sektor industri barang konsumsi periode 2012-2014. Total sampel penelitian ini adalah 20 perusahaan dengan kriteria tertentu (non probability sampling). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan full sample yang memiliki kriteria tertentu. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dan uji regresi berganda sebagai analisis data. Hasil penelitiannya menjelaskan rasio tersebut memberikan pengaruh yang berbeda. Earning Per Share memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Return On Assets pun juga berpengaruh positif dan signifikan tehadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Debt To Equity Ratio memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadapnya. Rasio Growth Potential juga berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Kata Kunci : Earning Per Share, Return On Assets, Debt To Equity Ratio, Growth Potential, dan Dividend Payout Ratio.
Terjadinya ketidakstabilan ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
inilah yang mempengaruhi pada besarnya
Sektor usaha di Indonesia sedang
tingkat laba yang akan diterima oleh pelaku
mengalami perkembangan, artinya bahwa
usaha. Dalam membangun suatu perusahaan
negara ini memiliki potensi yang baik untuk
salah satu tujuan yang diinginkan adalah
memajukan
laba yang tinggi. Laba yang tinggi ini
1.1
Banyak
perekonomian
bermunculan
negara
ini.
perusahaan
–
dibagikan
kepada
pihak
manajemen
perusahaan baru maupun usaha – usaha kecil
perusahaan dan pihak pemegang saham.
menengah di era sekarang ini. Hal inilah
Laba yang biasanya diperoleh oleh pihak
yang menunjukkan bahwa perekonomian
manajemen biasanya disebut dengan laba
negara kita berpotensi untuk melakukan
ditahan, sedangkan laba yang dibagikan
perkembangan yang lebih luas agar terjadi
kepada pihak pemegang saham disebut
pertumbuhan ekonomi.
dengan dividen.
Namun pada kenyataannya faktor –
Bagi
pemegang
saham
dividen
faktor pendukung yang seharusnya ada
merupakan faktor yang penting dikarenakan
sebagai peran penting dalam perkembangan
terdapat perspektif mereka akan kinerja
usaha di Indonesia dirasakan masih belum
keuangan dari perusahaan dimana tempat
maksimal.
kondisi
penanaman modal yang dipilih. Sehingga
perekonomian di Indonesia masih kurang
dalam pembagiannya memerlukan kebijakan
baik. Ada banyak permasalahan ekonomi
yang tepat. Kebijakan dividen yang benar –
yang dihadapi yaitu pertukaran kurs rupiah
benar dapat memuaskan para pemegang
yang
saham
Dan
melemah
dengan
terhadap
kurs
dolar,
namun
dapat
kemajuan
cenderung menimbulkan persaingan kurang
Menurut Agnes Sawir (2004:137), kebijakan
sehat
banyaknya
dividen adalah kebijakan yang dapat disebut
pemutusan hubungan kerja di kalangan
kontroversial sebab : 1). Jika dividen
usaha menengah ke bawah, dan masih
ditingkatkan, maka arus kas bagi investor
banyak
juga akan mengalami pertambahan sehingga
lagi
pelaku
yang
usaha,
lainnya.
Hal
ini
perusahaan
menunjang
munculnya persaingan yang ketat sehingga
antar
dari
juga
menguntungkan
itu
menyebabkan ketidakstabilan ekonomi di
dapat
negara ini yang dapat menyebabkan banyak
2). Jika dividen ditingkatkan namun laba
dampak pada dunia usaha.
ditahan
diinvestasikan
untuk
sendiri.
investor;
kembali
dan
pertumbuhan masa depan akan mengalami
Berdasarkan
penelitian
yang
penurunan sehingga akan menimbulkan
dilakukan oleh Morris Witaradya (2014)
kerugian pada pihak investor.
yang menggunakan rasio EPS (Earning Per
Apabila kedua hal tersebut terjadi secara
seimbang
maka
akan
Share) untuk mengetahui nilai DPR pada perusahaan
sebagai
salah
satu
rasio
mengoptimalkan kebijakan dividen yang
pengukurnya. EPS sendiri merupakan rasio
telah
keuangan
dilakukan.
Dengan
melakukan
yang
dimanfaatkan
untuk
tindakan dukungan seperti memaksimalkan
mengetahui penghasilan yang diperoleh oleh
harga saham akan berdampak pula pada
perusahaan
kebijakan dividen yang lebih baik. Jadi agar
berpengaruh pula terhadap pengambilan
mencapai
keputusan
titik
maksimalnya,
kebijakan
dan
yang
pihak
nantinya
perusahaan
akan
dalam
dividen dibuat agar pemegang saham merasa
kebijakan dividennya. Semakin tinggi nilai
puas dengan keuntungan dari pembagian
dari rasio EPS maka akan semakin baik dan
dividen
manajemen
akan berpengaruh positif terhadap Dividend
perusahaan juga mendapatkan pendanaan
Payout Ratio (DPR). Sedangkan rasio DER
untuk mengembangkan kegiatan operasional
(Debt To Equity Ratio) pun juga dapat
perusahaan.
digunakan untuk mengetahui seberapa besar
namun
pihak
Kebijakan dividen adalah bagian
nilai
dividen
yang
akan
dihasilkan
yang tak terpisahkan dalam keputusan
perusahaan. Semakin rendahnya nilai dari
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran
rasio DER maka akan berpengaruh positif
dividen (dividend payout ratio) menentukan
terhadap DPR, dikarenakan apabila nilai
jumlah laba yang dapat ditahan dalam
hutang lebih tinggi dari nilai ekuitas
perusahaan
pendanaan.
perusahaan maka akan berdampak negatif
Dividen tunai tahunan yang dibagi dengan
terhadap income dari perusahaan tidak dapat
laba tahunan atau dividen per lembar saham
maksimal. Kedua rasio tersebut dipilih
dibagi dengan laba per saham merupakan
sebagai
rasio pembayaran dividen. Dan rasio ini
penelitian lanjutan ini.
menyatakan
sebagai
sumber
persentase
variabel
independen
dalam
keuntungan
Sedangkan pada penelitian Rahel
perusahaan yang akan dibagikan perusahaan
Hadi (2011) yang menggunakan ROA dan
untuk para investor secara tunai. (Horne dan
GP
Wachowicz, 2007:270).
keuangan untuk mengukur tingkat DPR
(Growth
Potential)
sebagai
rasio
pada perusahaan manufaktur. ROA (Return
faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya
On Assets) yang secara simultan dan parsial
serta sejauh mana rasio-rasio keuangan akan
dapat berpengaruh signifikan dan paling
dapat mengukur seberapa berpengaruhnya
dominan terhadap DPR menjelaskan bahwa
terhadap kebijakan dividen atau bisa disebut
variabel ini dapat dipertimbangkan untuk
dengan
dilakukannya penelitian kembali. Tingkat
Berdasarkan hal tersebut maka diangkatlah
pengembalian atas asset yang telah dibeli
topik penelitian dengan judul “Pengaruh
oleh
bahwa
Earning Per Share, Return On Assets,
seberapa besar pendapatan yang diterima
Debt To Equity Ratio, dan Growth
oleh
Potential
perusahaan
memiliki
perusahaan
jumlah
dana
untuk
yang
arti
mengembalikan
digunakan,
dividend
payout
Terhadap
ratio
(DPR).
Dividend
Payout
berarti
Ratio (Studi Kasus Perusahaan Industri
pendapatan perusahaan akan berpengaruh
Barang Konsumsi Yang Terdaftar di
pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan
Bursa Efek Indonesia Periode 2012 –
sehingga akan berdampak positif terhadap
2014)”.
DPR. Sedangkan Growth Potential juga
1.2
memberikan hasil yang signifikan secara
Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
simultan dan parsial terhadap DPR yang
penelitian
berarti tingkat potensi pertumbuhan dapat
atas, maka permasalahan dalam penelitian
dipertimbangkan.
ini sebagai berikut:
mengalami
Apabila
tingkat
perusahaan
pertumbuhan
yang
yang telah
belakang
1. Apakah
dikemukakan di
Earning
Per
Share
semakin tinggi maka akan membutuhkan
berpengaruh terhadap Dividend
banyak biaya yang akan mengurangi jumlah
Payout Ratio pada Perusahaan
laba yang akan diterima para pemegang
Industri Barang Konsumsi di
saham, sehingga DPR akan terpengaruh
Bursa Efek Indonesia periode
secara negatif karena tingkat pendapatan
2012 - 2014?
perusahaan
akan
berkurang
untuk
2. Apakah
Return
On
Assets
pembiayaan tersebut. Kedua rasio keuangan
berpengaruh terhadap Dividend
tersebut dapat digunakan sebagai variabel
Payout Ratio pada Perusahaan
independen untuk penelitian ini.
Industri Barang Konsumsi di
Dari
penjelasan
mengenai
pentingnya kebijakan dividen dan adanya
Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2014?
3. Apakah Debt to Equity Ratio
Perusahaan Konsumsi
Payout Ratio pada Perusahaan
Indonesia periode 2012 - 2014. 4. Untuk
di
Barang
berpengaruh terhadap Dividend
Industri Barang Konsumsi di
Bursa
mengetahui
Efek
Growth
Bursa Efek Indonesia periode
Potential berpengaruh terhadap
2012 - 2014?
Dividend Payout Ratio pada
4. Apakah
Growth
Potential
Perusahaan
Industri
Konsumsi
Payout Ratio pada Perusahaan
Indonesia periode 2012 - 2014.
Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2014?
Bursa
Manfaat Penelitian Manfaat
yang
diharapkan
1. Manfaat
perumusan
masalah
Teoritis
penelitian
ini
:
dari
memberikan
gambaran
berikut.
pemahaman
yang
1. Untuk mengetahui Earning Per berpengaruh
mendalam
Hasil
diharapkan
diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai
Share
Efek
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tujuan Penelitian Berdasarkan
1.4
di
Barang
berpengaruh terhadap Dividend
Industri Barang Konsumsi di
1.3
Industri
dan lebih
mengenai pengaruh
terhadap
dari Earning Per Share, Return
Dividend Payout Ratio pada
On Assets, Debt To Equity Ratio,
Perusahaan
Barang
dan Growth Potential terhadap
Efek
Dividend Payout Ratio pada
Konsumsi
Industri di
Bursa
Indonesia periode 2012 - 2014.
Perusahaan
2. Untuk mengetahui Return On
Konsumsi
Assets
berpengaruh
Industri di
Barang
Bursa
Efek
terhadap
Indonesia tahun 2012-2014, serta
Dividend Payout Ratio pada
sebagai referensi bagi penelitian -
Perusahaan
Barang
penelitian yang serupa di masa
Efek
yang akan datang. Selain itu juga
Konsumsi
Industri di
Bursa
Indonesia periode 2012 - 2014. 3. Untuk mengetahui Debt to Equity Ratio
berpengaruh
terhadap
Dividend Payout Ratio pada
untuk
lebih
mengembangkan
informasi-informasi
yang
ada
sebelumnya agar teori tersebut
lebih terbaru untuk kondisi masa
Ratio,
depan.
memiliki pengaruh yang signifikan
2. Manfaat Praktis : Hasil penelitian
dan
Growth
Potential
terhadap Dividend Payout Ratio.
ini diharapkan dapat menjadi
Variabel
referensi
bagi
Perusahaan
merupakan variabel yang memiliki
Industri
Barang
Konsumsi,
pengaruh
investor,
maupun
dalam
pihak
upaya
lain
guna
untuk
mengoptimalkan
perkembangan
usaha
serta
peningkatan dividen. 3. Manfaat
Penulis
On
Assets
dominan
terhadap
Dividend Payout Ratio dengan arah
mengambil
kebijakan dividen di masa datang
Return
yang positif. 2.
Morris
Witaradya
melakukan
E.S.
penelitian
(2014)
mengenai
Pengaruh Current Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, dan
:
Hasil
Return
On
Equity
terhadap
penelitian ini diharapkan dapat
Kebijakan Dividen (Dividend Payout
menambah wawasan dan ilmu
Ratio) pada Perusahaan Manufaktur
pengetahuan,
yang terdaftar di BEI. Hasil dari
serta
sebagai
pemenuhan tugas akhir studi.
penelitian ini menjelaskan bahwa secara simultan variabel Current
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Ratio, Earning Per Share, Debt To
2.1
Equity Ratio, dan Return On Equity
Penelitian Terdahulu 1. Rahel Hadi (2011) dengan judul
berpengaruh signifikan. Sedangkan
penelitian mengenai Pengaruh Cash
secara parsial variabel Earning Per
Position, Return On Assets, Debt To
Share dan Debt To Equity Ratio
Equity Ratio, dan Growth Potential
memberikan
terhadap Dividend Payout Ratio pada
signifikan.
Perusahaan
Manufaktur
pengaruh
yang
yang
3. Surya Alfatah (2014) mengenai
terdaftar di BEI periode 2006-2009.
Analisis Pengaruh Cash Position,
Dari penelitian tersebut didapatkan
Debt To Equity Ratio, Sales Growth,
hasil bahwa secara simultan dan
Return on Assets, dan Size terhadap
parsial
Dividend
variabel
Cash
Position,
Return On Assets, Debt To Equity
Perusahaan
Payout
Ratio
Manufaktur
pada yang
terdaftar di BEI periode 2009-2012.
berpengaruh positif dan signifikan
Hasil
menyatakan
terdahap Dividend Payout Ratio
bahwa Cash Position dan ROA tidak
(DPR), variabel Debt to Equity Ratio
berpengaruh
terhadap
(DER) berpengaruh negatif dan tidak
DPR. Sedangkan DER memiliki
signifikan terdahap Dividend Payout
pengaruh yang signifikan terhadap
Ratio (DPR), dan variabel Asset
DPR dengan arah negatif. Dan juga
Growth (AG) berpengaruh negatif
sales growth memiliki pengaruh
dan signifikan terdahap Dividend
yang signifikan dengan arah positif
Payout Ratio (DPR).
penelitian
ini
signifikan
terhadap DPR.
6.
4. Siti Nur Rahmawati (2008) yang
Iwan Kurniawan (2013) melakukan penelitian
mengenai
membahas mengenai Faktor – Faktor
Variabel
yang
Yang
Dividend
Kebijakan Pembayaran Dividen pada
Payout Ratio pada Perusahaan yang
Perusahaan Industri Otomotif Yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
periode 2000-2004. Penelitian ini
pada periode 2009-2011. Hasil dari
menyatakan bahwa variabel DER,
penelitian
CR, EPS, dan DOL berpengaruh
bahwa variabel
negatif terhadap DPR. Sedangkan
(CR), Debt to Equity Ratio (DER),
ukuran
dan
Mempengaruhi
perusahaan
memberikan
(size)
pengaruh
positif
terhadap DPR.
-
Mempengaruhi
tersebut
menyatakan
Current
Free Cash
Ratio
Flow
(FCF)
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Dividend
5. Penelitian dari Ericson M. (2015)
Variabel
Payout
Ratio
(DPR). Sedangkan variabel Return
dengan judul Pengaruh Return On
of
Asset, Debt To Equity Ratio, dan
Potential
Asset Growth terhadap Dividend
pengaruh yang signifikan terhadap
Payout
Dividend
Ratio
pada
Perusahaan
Assets (ROA)
dan
tidak
Payout
Growth
mempunyai
Ratio (DPR).
Manufaktur yang terdaftar di BEI
Variabel Free Cash Flow (FCF)
periode 2010 hingga 2013. Dari hasil
merupakan
penelitian ini menjelaskan bahwa
dominan
variabel Return on Asset (ROA)
Dividend Payout Ratio (DPR).
variabel
bebas
berpengaruh
yang
terhadap
2.2
para pemegang saham. Karena dengan
Pengertian Dividen Menurut
Indriyo
Gitosudarmo
adanya pembagian dividen yang adil akan
(1989:11) suatu bagian dari laba yang akan
membantu kedua pihak dalam mencapai
dibagikan kepada investor biasa disebut
kesejahteraan.
dengan dividen. Maka dari itu dividen yang
kecilnya
dimaksudkan
mempengaruhi para pemegang saham dalam
adalah
sebagian
dari
Dengan
pembagian
dividen
pendapatan yang diharapkan oleh para
penentuan
investor. Sehingga nilai dari dividen tersebut
kembali kepada perusahaan.
sangat berdampak dalam mencapai tujuan
2.3
besar tersebut
penanaman
modal
Jenis – Jenis Dividen Jenis – jenis dividen (types of
perusahaan untuk memuaskan kesejahteraan investor tersebut.
jumlah
jumlah
dividend) adalah sebagai berikut : (Wibowo
Sedangkan menurut Wibowo dan
dan Abubakar Arif, 2005:73-76)
Abubakar Arif (2003:61) dividen adalah
1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
pendistribusian atas laba yang diperoleh
2. Dividen
perusahaan bagi investor dalam segala bentuk
yang
membuktikan
disepakati. bahwa
Dan
perusahaan
(Property
Dividend)
untuk
3. Dividen
akan
Surat
Wesel
(Scrip
Dividend)
membagikan dividen mereka ada sebagian
4. Dividen
dari perusahaan tersebut yang membagikan
Likuidasi
(Liquidating
Dividend)
dividen sebesar laba yang mereka peroleh dengan beberapa penyebab diantaranya
Properti
5. Dividen Saham (Stock Dividend) 2.4
Kebijakan Dividen
yaitu: 1). Adanya kontrak dengan kreditur
Menurut Agnes Sawir (2004:137),
tertentu; 2). Persyaratan dalam perundang –
kebijakan dividen dihadapkan pada dua
undangan yang mendukung; 3). Keinginan
permasalahan pokok, yaitu: 1). Pengaruh
untuk
untuk
dividen; 2). Informasi yang terkait dengan
dividen
dividen. Dalam menghadapi permasalahan –
mempertahankan
perkembangan;
4)
aktiva
Pembayaran
merata yang disepakati sejak awal. Berdasarkan kedua pendapat tersebut
permasalahan dividen tersebut, terdapat dua pendekatan
yang
dibahas
untuk
dapat disimpulkan bahwa pengertian dividen
menanganinya yaitu : (Indriyo Gitosudarmo,
adalah pembagian laba perusahaan yang
1989:213-214).
dibagikan oleh pihak perusahaan kepada
1. Sebagai
Kebijaksanaan
Kebijakan ini memiliki proporsi
Pembelanjaan Jangka Panjang. 2. Sebagai
Kebijaksanan
yang tepat untuk membayar dividen Untuk
mereka sesuai dengan pendapatan
Memaksimumkan Nilai Perusahaan. Dengan demikian dalam menghadapi
laba yang diperoleh perusahaan. 2.6
Faktor
–
Faktor
yang
permasalahan dividen para manajer harus
Mempengaruhi Kebijakan Dividen
dapat mengambil keputusan yang tepat
(Dividend Payout Ratio)
untuk
agar
Menurut Agnes Sawir (2004:139)
kesejahteraan yang diharapkan antara pihak
faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan
perusahaan dan pemegang saham bisa
dividen adalah :
melakukan
tindakan
tercapai. Sehingga kehati-hatian manajer saat membuat kebijakan dividen yang tepat bagi
kondisi
nantinya
perusahaan
akan
berdampak
inilah
yang
baik
pada
perkembangan perusahaan itu sendiri. 2.5
1. Posisi
kas
atau
likuiditas
perusahaan. 2. Kebutuhan pembayaran kembali utang perusahaan. 3. Tingkat
ekspansi
yang
Kebijakan Pembayaran Dividen
memerlukan
Menurut
sehingga laba yang diperoleh lebih
(1989:216-218)
Indriyo
Gitosudarmo
dalam
kebijakan
dana
tinggi
yang besar,
baik ditahan.
pembayaran dividen pada umumnya sebagai
4. Akses perusahaan di pasar modal.
berikut :
5. Posisi pemegang saham dalam
1. Stabile Dividend Policy (Kebijakan
kelompok pajak. Jika pemegang
Pembayaran Dividen yang Stabil)
saham termasuk dalam kelompok
Kebijakan
dividen
pembayar pajak besar, mereka
dikalangan pemegang saham dengan
akan lebih suka mempertahankan
nilai besaran yang selalu stabil, entah
payout
itu stabil naik, stabil tetap, atau stabil
Keputusan
turun.
dalam Rapat Umum Pemegang
ini
membagi
2. Fluctuating
Dividend
Policy
(Kebijakan
Pembayaran
Dividen
yang Berfluktuasi)
ratio
yang
rendah.
pemberian
dividen
Saham (RUPS), yang diumumkan di media massa.
Sedangkan menurut Farah Margaretha (2005:148)
faktor
–
faktor
yang
mempengaruhi kebijakan dividen yaitu :
Besarnya dividen
yang akan
dibagikan atas pendapatan bersih yang dicapai perusahaan disebut
1. Kendala – kendala;
dengan rasio DPR. Rumus untuk
2. Peluang Investasi;
menghitung DPR adalah sebagai
3. Alternatif sumber – sumber modal
berikut : (Werner, 2013:65)
lainnya; 4. Pengaruh
kebijakan
dividen
terhadap Ks (tingkat pengembalian
Menurut Brigham dan Houston
saham). 2.7
(2012:392)
Laporan Keuangan
Brigham
dan
dividen
mengalami
kenaikan apabila terjadi kenaikan
2.7.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut
2. Earning Per Share (EPS)
Houston
(2012:86-87) Lembaran kertas yang berisi angka – angka di dalamnya namun tetap memperhatikan aset kekayaan yang dimiliki dapat disebut dengan laporan keuangan.
pula
pada
(earning
laba per
per
sahamnya
share
/
EPS).
Pengukuran EPS dapat diketahui dengan rumus berikut : (Werner, 2013:64)
Angka – angka yang tertulis di dalamnya memberikan banyak informasi yang akan dibutuhkan oleh berbagai pihak.
Pengembalian atas total asset
Sedangkan menurut Arief Sugiono, Yanuar Nanok Soenarno, dan Synthia Madya Kusumawati (2010:6) data akhir yang diperoleh dari proses pencatatan keuangan dan data kegiatan perusahaan
yang
telah
disebut
yang berasal dari dilakukan dengan
3. Return On Assets (ROA)
oleh
laporan
keuangan. 2.7.2 Rasio Keuangan 1. Dividend Payout Ratio (DPR)
atau
disebut
dengan
merupakan suatu pengukuran
ROA, atas
profit yang diterima oleh perusahaan. Jadi tingkat profitabilitas yang akan diukur menggunakan ROA tersebut akan mempengaruhi seberapa besar laba yang didapat oleh perusahaan. Werner
(2013:64)
menjelaskan
bahwa ROA (Return On Asset) menunjukkan tingkat return yang akan diterima atas modal investasi
yang digunakan untuk pembelian aset.
Untuk
mengukur
2.8
Kerangka Pikir Konseptual
2.9
Perumusan Hipotesis
ROA
menggunakan rumus sebagai berikut:
4. Debt To Equity Ratio (DER) Debt To Equity Ratio merupakan gambaran dari kondisi perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban yang dimiliki dengan modal sendiri di
perusahaan.
Menurut
Werner
(2013:61) DER (Debt To Equity Ratio) yaitu pembagian atas utang dengan ekuitas yang dimiliki. DER diperoleh dengan cara :
H1 = Earning Per Share akan 5. Growth Potential (GP) Menurut
Rahel
berpengaruh Hadi
(2011)
Dividend Payout Ratio pada
Growth Potential adalah salah satu rasio
yang
akan
Perusahaan Industri Barang
mempengaruhi
Konsumsi di Bursa Efek
kebijakan dividen nantinya. Karena
Indonesia periode 2012 -
semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan
perusahaan
untuk
membiayai ekspansinya, sehingga akan mempengaruhi laba yang akan dibagi kepada pemegang saham. Untuk
memperoleh
GP
menggunakan rumus sebagai berikut:
terhadap
2014. H2 =
Return On Assets akan berpengaruh
terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2012 2014.
H3 =
Debt To Equity Ratio akan berpengaruh
H4
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
terhadap
Pada penelitian ini populasi yang
Dividend Payout Ratio pada
dipilih yaitu Perusahaan Industri Barang
Perusahaan Industri Barang
Konsumsi yang di listing Bursa Efek
Konsumsi di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2012 hingga
Indonesia periode 2012 -
2014. Sedangkan sampel penelitian ini
2014.
menggunakan
=
Growth
Potential
metode
non
probability
akan
sample. Menurut Supranto (2000:23), non
terhadap
probability sampling yaitu pengambilan
Dividend Payout Ratio pada
sampel secara subjektif dan tidak acak yang
Perusahaan Industri Barang
menganggap bahwa tidak semua memiliki
Konsumsi di Bursa Efek
kemungkinan untuk dipilih. Untuk teknik
Indonesia periode 2012 -
sampling
2014.
penelitian ini adalah purposive sampling
berpengaruh
yang
akan
digunakan
pada
dengan full sample yang memiliki kriteria tertentu sebagai berikut :
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1
1. Perusahaan – perusahaan pada sektor
Jenis Penelitian Penelitian
penelitian
ini
terapan
merupakan
yang
bermula
jenis
industri barang konsumsi yang selalu
dari
konsisten sahamnya terdaftar di BEI
penelitian dasar bertujuan untuk lebih mendalami
dan
memperjelas
penelitian
periode tahun 2012 hingga 2014. 2. Perusahaan
Industri
dasar. Pada penelitian ini akan digunakan
Konsumsi
metode penelitian eksplanatori yang berguna
dividennya secara konsisten setiap
untuk
tahun pada tahun penelitian.
menjelaskan
dan
mengaitkan
hubungan antar variabel. Menurut Zulganef
3. Perusahaan
yang
Barang
membagikan
Industri
Barang
(2008:119-120), explanatory digunakan di
Konsumsi yang selalu mendapatkan
waktu peneliti menemui peristiwa yang
laba pada periode tahun 2012 hingga
memiliki tujuan yaitu: 1). Menghubungkan
2014.
atau menjabarkan antara dua variabel; 2).
Namun yang memiliki kriteria untuk
Membuktikan hipotesis atau menguji sebuah
menjadi sampel penelitian ini terdapat 19
teori.
perusahaan yang sahamnya selalu tercatat di
BEI pada periode tahun 2012 hingga tahun
Ratio/DER (X3), dan Growth Potential/GP
2014.
(X4).
3.3
Sumber Data dan Pengumpulan
3.5
Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen (Y)
Data Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, selain itu juga
2. Variabel Independen
diperoleh
a. Earning Per Share/EPS (X1)
dari
www.idx.co.id.
Metode
pengumpulan
data pada penelitian ini
menggunakan
studi
dokumentasi
yang
didalamnya terdapat data yang berkaitan b. Return On Asset/ROA (X2)
dengan masalah-masalah penelitian ini. 3.4
Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki dua macam
variabel
yaitu
variabel
dependen
dan
c. Debt To Equity Ratio/DER (X3)
variabel independen. Menurut Moh. Nazir (2003:124) variabel bebas dan tidak terikat dengan
adanya
variabel
lain
adalah
d. Growth Potential/GP (X4)
antecedent dan variabel dependen adalah konsekuensi,
sedangkan
variabel
tergantung dan dipengaruhi oleh lain
dinamakan
variabel
yang
variabel
independen.
3.6
Analisis Data
Penelitian ini memiliki variabel dependen
Penelitian ini menggunakan salah
yang kemudian disebut dengan Y. Variabel
satu analisis data yaitu analisis regresi
dependen terdiri dari satu variabel saja yaitu
berganda.
Dividend Payout Ratio/DPR (Y). Variabel
merupakan analisis data yang menjelaskan
independen pada penelitian ini disebut
mengenai
dengan X, yang terdiri dari empat variabel
independen terhadap variabel dependen
yaitu Earning Per Share/EPS (X1), Return
dikarenakan variabel dependen (Y) dari
On Asset/ROA (X2), Debt To Equity
Analisis
keterkaitan
regresi
antara
berganda
variabel
penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa
adalah uji non parametrik yang
faktor (X).
diterapkan pada variabel bebas dari
3.7
penelitian. Apabila nilai dari uji ini
Pengujian Hipotesis 1. Uji Asumsi Klasik
kurang dari
a. Uji Autokorelasi
= 0,05 penelitian
tersebut tidak memenuhi syarat,
Menurut Hanke dan
Reitsch
namun apabila lebih dari
= 0,05
(1998:360) dalam Sidik Priadana dan
maka penelitian tersebut memenuhi
Saludin
syarat dan dianggap normal.
Muis
autokorelasi
(2009:192),
akan
terjadi
yang
disebabkan oleh pengamatan yang berulang-ulang
dan
memiliki
c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Sidik Priadana dan Saludin
Muis
(2009:193)
hubungan antara satu dengan yang
menyatakan bahwa heteroskedastisitas
lainnya. Penyebab dari persoalan ini
terjadi jika kesalahan atau residual
adalah residual tidak bebas dari
dari
pengamatan satu ke pengamatan
mempunyai variansi yang tetap dari
lainnya. Persoalan ini sering terjadi
satu pengamatan ke pengamatan
pada
lainnya. Hal ini menyatakan bahwa
data
diakibatkan individu
runtut oleh
atupun
waktu
yang
gangguan
atas
kelompok
yang
model
setiap
yang
diteliti
pengamatan
memiliki
reliabilitas yang berbeda sebagai
sama pada waktu selanjutnya.
dampak dari perubahan
b. Uji Normalitas
yang
Penelitian ini menggunakan uji
tidak
tidak
spesifikasi
kondisi
terangkum
dalam
model.
Gejala
normalitas karena untuk mengetahui
heteroskedastisitas
bahwa
variabel
dijumpai dalam data silang tempat
dependen dan variabel independen
daripada runtut waktu, maupun juga
normal atau tidak. Sehingga uji
sering muncul dalam analisis yang
normalitas ini menerapkan metode
menggunakan data rata – rata.
uji Kolmogorov-Smirnov terhadap
d. Uji Multikolinearitas
ditribusi
dari
nilai – nilai residual hasil persamaan
Pada
lebih
dasarnya
sering
uji
regresi. Menurut Singgih Santoso
multikolinearitas
(2006:53) uji Kolmogorov-Smirnov
terciptanya hubungan linear antara
merupakan
beberapa atau semua variabel bebas
Keterangan :
yang mendekati sempurna (Sidik
r2 = Koefisien determinasi
Priadana
Muis,
k
= Banyaknya variabel bebas
2009:193). Cara mendeteksi ada
n
= Banyaknya anggota sampel
tidaknya
Kriteria pengambilan keputusan dengan
dan
Saludin
multikolinearitas
yaitu
sebagai berikut :
taraf signifikan
1. Apabila korelasi antara dua
= 0,05 yaitu :
Jika Fhitung > Ftabel berarti H0 ditolak, dan
variabel bebas lebih tinggi
Ha diterima
dibanding korelasi salah satu
Jika Fhitung < Ftabel berarti H0 diterima,
atau
dan Ha ditolak
kedua
variabel
bebas
tersebut dengan variabel terikat
3. Uji t
(Pindyk dan Rubinfeld dalam
Sidik Priadana dan Saludin Muis
Sidik Priadana dan Saludin
(2009:187) menjelaskan uji statistik t
Muis, 2009:193).
bertujuan untuk menunjukkan seberapa
2. Bila
dua
berpengaruh satu variabel bebas secara
variabel bebas melebihi 0,8
individual berdampak pada variabel
maka multikolinearitas menjadi
terikat. Rumus dari uji parsial ini adalah
masalah yang serius (Gujarati
sebagai berikut : (Suyono, 2015 : 189)
dalam
korelasi
Sidik
antara
Priadana
√
dan √
Saludin Muis, 2009:194). Keterangan :
2. Uji F Untuk mengukur perkiraan nilai
t
=
thitung
yang
selanjutnya
variabel dependen pada nilai variabel
dibandingkan dengan ttabel.
independen tertentu beriku ini, maka
r
= korelasi parsial yang ditemukan.
pengujian
terhadap
n
= jumlah sampel.
persamaan regresi estimasi dilaksanakan
k
= jumlah variabel bebas.
untuk melihat apakah persamaan regresi
Dengan taraf signifikan
tersebut dapat digunakan atau tidak.
nilai ttabel maka kriteria pengambilan
Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus
keputusan adalah sebagai berikut :
sebagai berikut :
Jika thitung > ttabel berarti H0 ditolak, dan
Fhitung = [r2 : (k-1)] : [(1-r2) – (n-k-1)]
Ha diterima
secara
simultan
= 0,05 pada
Jika thitung < ttabel berarti H0 diterima, dan
4.1.2
Uji Normalitas
Ha ditolak
Gambar 4.1
Atau berdasarkan signifikan t :
Uji Normalitas
Jika thitung > 0,05 berarti H0 diterima Jika thitung < 0,05 berarti H0 ditolak
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1
Uji Data
4.1.1 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan hubungan yang terjadi antara residual dari pengamatan satu dengan pengamatan yang lain dan biasanya terjadi pada penelitian dengan runtut waktu. Pada tabel berikut, Durbin-
Tabel 4.2 Uji Normalitas
Watson diketahui bahwa untuk n=60 dan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
k=4 maka nilai dL sebesar 1,4443 dan dU
Unstandardized Residual
sebesar 1,7274. N Normal Parametersa
Tabel 4.1 Uji Autokorelasi Variabel EPS, ROA, DER, GP Model Summaryb Model 1
R .866a
Adjusted Std. Error of DurbinR Square R Square the Estimate Watson .750
.731
18.19639
1.971
a. Predictors: (Constant), GP, EPS, DER, ROA b. Dependent Variable: DPR
Sumber : Pengolahan Data
57 .0000000 17.53448446 .113 .070 -.113 .855 .458
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Sumber : Pengolahan Data
Gambar 4.1 menjelaskan bahwa titik
Dari hasil output pada Tabel 4.1 diketahui
penyebaran penelitian ini mengikuti garis
dW= 1,971.
diagonal,
maka
dL=1,4443 4 – dL = 2,5557
dikatakan
memiliki
dU=1,7274 4 – dU = 2,2726
Sedangkan pada Tabel 4.2 sebagai hasil uji
Karena dW berada diantara dU dan 4-dU
normalitas
maka “Tidak Ada Autokorelasi”
Smirnov menghasilkan nilai 0,855 dengan
penelitian
ini
distribusi
menggunakan
dapat normal.
Kolmogorov-
signifikan sebesar 0,458 yang lebih dari 4
= 0,05. Karena lebih besar dari
GP
1,305
= 0,05
Tidak terjadi kolinearitas antar variabel bebas.
5. Sumber : Pengolahan Data 2016
maka penelitian ini tergolong data penelitian
Dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa
yang memiliki distribusi yang normal.
nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi
4.1.3 Uji Heterosledastisitas Gambar 4.2 Uji Heterosledastisitas
multikolinearitas atau non multicolinearitas. Indikasi-indikasi yang mengarah terhadap multikolinearitas tidak terbukti. 5.1
Analisis Regresi Berganda Tabel 4.3 Analisis Regresi Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
Model
Pada Gambar 4.2 di atas dapat kita simpulkan
bahwa
tidak
terjadi
1
B
(Constant)
Std. Error
Beta
23.692 5.464
t
Sig.
4.336
.000
EPS
.001
.000
.240 2.889
.006
ROA
1.670
.227
.721 7.358
.000
heterosledastisitas. Gambar tersebut sudah
DER
-.055
.049
-.091 -1.108
.273
jelas
GP
-.184
.154
-.095 -1.196
.237
memperlihatkan
bahwa
titik-titik
tersebut menyebar ke atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri dan terlihat dari gambar tersebut data-data penelitian ini ada yang melewati garis Y pada batas angka 0 maka titik tersebut benar-benar menyebar. 4.1.4 Uji Multikolinearitas Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas No.
Nama Variabel
Nilai VIF
1
EPS
1,439
2
ROA
1,998
3
DER
1,405
Keterangan Tidak terjadi kolinearitas antar variabel bebas. Tidak terjadi kolinearitas antar variabel bebas. Tidak terjadi kolinearitas antar variabel bebas.
a.
Dependent Variable: DPR
R
= 0,841
R Square
= 0,708
Fhitung
= 33,314
Ftabel
= 3,239
ttabel
= 1,673
Sig F
= 0,000 = 0,05
Sumber : Pengolahan Data 2016
Dari Tabel 4.3 mengenai analisis regresi berganda di atas diperoleh rumus persamaan regresi pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.
Y = 23,693 + 0,001X1 + 1,670X2 - 0,055X3 -
secara individual terhadap variabel Y. Pada
0,184X4
penelitian variabel X terdiri dari X1 (EPS),
5.2
X2 (ROA), X3 (DER), dan X4 (GP). Dan
Hasil Pengujian Hipotesis
variabel Y terdiri dari DPR. Berikut ini
5.2.1 Uji F
adalah hasil uji t yang dilakukan pada
Uji F merupakan pengujian hipotesis
penelitian ini.
pada semua variabel X akankah berpengaruh
Tabel 4.5 Uji t
secara bersama – sama terhadap variabel Y. Variabel X yang terdiri dari X1 (EPS), X2
Variabel thitung EPS 2,889 ROA 7,358 DER -1,108 GP -1,196 Sumber : Pengolahan Data 2016
(ROA), X3 (DER), dan X4 (GP). Sedangkan variabel Y terdiri dari DPR. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.4 Uji F ANOVAb Sum of Squares
Model
1 Regression 51634.948
Df
Mean Square
F
Sig.
4 12908.737 38.986 .000
Residual
17217.656 52
Total
68852.604 56
331.109
Sig. 0,006 0,000 0,273 0,237
5.3
Pembahasan Hasil Penelitian
5.3.1
Earning Per Share (EPS) Hasil pengujian yang telah dilakukan
a
menunjukkan
bahwa
variabel
EPS
berpengaruh positif secara parsial dan
a. Predictors: (Constant), GP, EPS, DER, ROA b. Dependent Variable: DPR
simultan terhadap DPR pada perusahaan di
Sumber : Pengolahan Data 2016
2012 hingga 2014. Hasil ini sama seperti
Dengan mengamati Tabel 4.10, dapat
sektor industri barang konsumsi periode
penelitian
yang
pernah
dilakukan
diketahui bahwa Fhitung=38,986 lebih besar
sebelumnya oleh Morris Witaradya E.S.
dari Ftabel=3,239 dan Sig. Fhitung=0,000 lebih
(2014) bahwa EPS berpengaruh positif
kecil dari 0,05. Hal tersebut mengartikan
terhadap DPR .
bahwa variabel EPS, ROA, DER, dan GP
Pengujian
EPS
menunjukkan
berpengaruh secara bersama – sama dan
pengaruh yang signifikan terhadap DPR
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
yang berarti EPS memberikan kontribusi
(DPR).
yang cukup positif terhadap rasio DPR dari
5.2.2 Uji t
perusahaan. EPS itu sendiri merupakan
Uji t merupakan pengujian pada variabel – variabel X apakah berpengaruh
variabel yang dipilih untuk penelitian ini
dengan tujuan mengukur tingkat keuntungan
Pengujian
dari
variabel
DER
perusahaan pada tiap lembar saham.
menunjukkan bahwa tidak signifikan secara
5.3.2 Return On Assets (ROA)
parsial dan berpengaruh negatif terhadap
ROA
yang
DPR namun masih berpengaruh secara
tingkat
simultan. DER pada penelitian ini tidak
profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi
berkontribusi terhadap kenaikan maupun
nilai rasio ROA maka akan semakin tinggi
penurunan angka DPR perusahaan, namun
pula jumlah dividen yang akan dibagikan
secara bersamaan dengan variabel lainnya
kepada pemegang saham. Menurut Werner
masih memiliki pengaruh terhadap DPR.
R. Murhadi (2013:64) menjelaskan bahwa
Hasil ini berbeda dengan pengujian DER
Return On Asset menggambarkan seberapa
pada penelitian yang dilakukan oleh Morris
besar tingkat pengembalian yang dihasilkan
Witaradya E.S. (2014) yang menjelaskan
atas
oleh
bahwa DER berpengaruh secara parsial
perusahaan dalam bentuk aset. Sehingga
terhadap DPR. Namun sama dengan hasil
apabila perusahaan dapat lebih efisien atas
penelitian dari Ericson M. (2015) yang
kinerjanya
menyatakan
digunakan
merupakan untuk
modal
mengukur
yang
dan
rasio
ditanamkan
berhasil
mencapai
bahwa
variabel
DER
pendapatan yang lebih tinggi daripada
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
sebelumnya
terdahap DPR. DER tidak berpengaruh
maka
akan
meningkatkan
keuntungan perusahaan. Pengujian
yang
secara parsial diduga karena perusahaan dilakukan
atas
lebih
mempertimbangkan
pendapatan
variabel ROA ini menunjukkan bahwa ROA
labanya untuk membayar hutang – hutang
memberikan pengaruh positif secara parsial
yang dimiliki.
dan simultan terhadap DPR pada perusahaan
5.3.4
di sektor industri barang konsumsi yang
Hasil
tercatat di BEI periode 2012 hingga 2014.
menunjukkan bahwa tidak signifikan secara
Hasil yang sama juga diperoleh dari
parsial dan berpengaruh negatif terhadap
penelitian yang dilakukan Rahel Hadi
DPR namun masih berpengaruh signifikan
(2011)
ROA
secara simultan. Artinya bahwa GP tidak
memberikan pengaruf positif terhadap nilai
memberikan kontribusi terhadap nilai yang
DPR perusahaan.
diperoleh DPR secara parsial namun secara
5.3.3 Debt To Equity Ratio (DER)
simultan GP memberikan pengaruhnya.
sebelumnya
bahwa
Growth Potential (GP) dari
pengujian
variabel
GP
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang
perusahaan di sektor industri barang
dilakukan oleh Rahel Hadi (2011) yang
konsumsi periode 2012 hingga 2014.
menunjukkan
Dapat
bahwa
GP
memberikan
diketahui
bahwa
ROA
pengaruh yang signifikan secara parsial.
berpengaruh secara positif
Namun
Iwan
berarti memberikan pengaruh yang
Kurniawan (2013) menunjukkan bahwa GP
searah dengan nilai DPR. Semakin
tidak
signifikan
tinggi nilai dari ROA maka akan
secara parsial terhadap DPR, memiliki hasil
semakin tinggi pula nilai DPR. Hal
yang sama dengan penelitian ini.
inilah yang akan menjadi salah satu
hasil
penelitian
memberikan
dari
pengaruh
yang
acuan para pemegang saham dalam BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
mengamati nilai DPR yang patut
5.1
untuk dipertimbangkan.
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
data,
3. Variabel DER (Debt To Equity
pengujian hipotesis, dan pembahasan dapat
Ratio) tidak berpengaruh terhadap
disimpulkan sebagai berikut ini.
nilai DPR. Hasil penelitian ini
1. Variabel EPS (Earning Per Share) menunjukkan
bahwa
memiliki
menyatakan berkontribusi
bahwa
DER
terhadap
kenaikan
pengaruh positif secara parsial dan
maupun
simultan terhadap DPR (Dividend
perusahaan, namun secara bersamaan
Payout Ratio) pada perusahaan di
dengan
sektor industri barang konsumsi
memiliki pengaruh terhadap DPR.
periode 2012 hingga 2014. Jika
Maka dari itu para pemegang saham
semakin tinggi nilai EPS yang
cukup mengetahui bahwa proporsi
dimiliki oleh perusahaan maka akan
dari hutang yang dimiliki oleh
semakin tinggi pula nilai DPR yang
perusahaan tidak terlalu besar agar
akan dibagikan kepada pemegang
tidak
saham.
namun
2. Variabel ROA (Return On Asset) menunjukkan bahwa berpengaruh
penurunan
tidak
variabel
lainnya
mempengaruhi pengaruh
angka
nilai DER
DPR
masih
DPR, tidak
memberikan dampak yang langsung terhadap DPR.
positif terhadap DPR baik secara
4. Variabel terakhir yaitu GP (Growth
parsial maupun secara simultan pada
Potential) memberikan hasil yang
sama
dengan
DER
yaitu
tidak
berpengaruh terhadap DPR secara
yang
parsial namun berpengaruh secara
pemegang saham yang memiliki
simultan dengan variabel lainnya.
orientasi
Sehingga besarnya GP tidak akan
daripada
berpengaruh
perusahaan yang mereka harapkan.
secara
langsung
terhadap DPR namun apabila secara bersama-sama lainnya
dengan
akan
pengaruhnya. semakin
akan
memuaskan
pendapatan capital
para
dividennya gain
dari
2. Penurunan ekonomi yang cenderung
variabel
menurun pula pada periode 2012
memberikan
hingga 2014 juga perlu diantisipasi
Apabila
tinggi
nilai
GP
maka
akan
oleh pihak manajemen agar tetap bisa
mempertahankan
posisi
berpengaruh negatif terhadap DPR,
perusahaan agar terjadi kestabilan
yaitu nilai DPR akan semakin rendah
kinerja dalam perusahaan. Karena
begitu
berdasarkan
pula
sebaliknya.
Karena
pengamatan
periode
banyak perkembangan maka akan
menunjukkan ketidakstabilan kinerja
membutuhkan banyak pula dana
dari
yang harus dikeluarkan sehingga
khususnya di sektor indutri barang
akan berdampak pada penggunaan
konsumsi di Indonesia.
2014
perusahaan-perusahaan
3. Penelitian ini membutuhkan variabel
sendiri. Dan jika penggunaan akan
– variabel independen yang lebih
laba tersebut besar maka tingkat
banyak
DPR akan semakin kecil.
terhadap DPR agar hasil penelitian
Saran
juga lebih bervariasi serta akan hasil
perusahaan
hingga
itu
1. Berdasarkan
laba
2012
pada
dalam perusahaan apabila melakukan
pendapatan
5.2
tersebut agar mencapai nilai DPR
penelitian
ini
dapat kita ketahui bahwa yang memiliki pengaruh positif secara
dan
lebih
membantu
berpengaruh
mengembangkan
penelitian –penelitian sebelumnya. 4. Pada
penelitian
hanya
sampel
yang
parsial maupun simultan adalah EPS
menggunakan
dan ROA. Maka dari itu para
memenuhi
kriteria
sehingga
manajemen
diharapkan
untuk
penelitian
seharusnya
memaksimalkan
kedua
dapat variabel
20
ini
selanjutnya akan lebih banyak lagi
sampel
yang
digunakan
menjangkau
sampel
perusahaan
lain
menghasilkan
serta
Ekonomi. Jakarta : PT Gramedia
dari
sektor
yang
dapat
Ericson M., 2015. Pengaruh Return On
dengan
Asset, Debt To Equity Ratio, Dan Asset
penelitian
penggambaran lebih umum.
Pustaka Utama.
Growth Terhadap Dividend Payout Ratio
(Studi
Pada
Perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI).
Agnes Sawir, 2004. Kebijakan Pendanaan
Jurnal. Malang : Jurusan Manajemen
dan
Restrukturisasi
Perusahaan.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Arief Sugiono, Yanuar Nanok Soenarno, dan
Synthia
2010.
Madya
Akuntansi
dan
Ekonomi
Universitas Brawijaya. Farah Margaretha, 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan
Pelaporan
Sumber Dana Jangka Panjang. Jakarta
Menengah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
: PT Gramedia Pustaka Utama. Henry M. Fakruddin, 2008. Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan
Asep Saepul Hamdi dan E. Bahrudin, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Pendidikan.
Fakultas
Kusumawati,
Keuangan untuk Bisnis Kecil dan
Dalam
Keuangan
Yogyakarta
:
Deepublish.
Nilai Perusahaan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Horne , James C. Van dan Wachowicz , John M., 2007. Fundamentals of
Brigham, Eugene F. dan Houstan, Joel F,
Financial Management : Prinsip –
2010. Dasar – dasar Manajemen
Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi
Keuangan. Edisi 11 Buku 1. Jakarta :
12. Jakarta : Salemba Empat.
Salemba Empat.
Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek
Bursa Efek Indonesia, 29 Maret 2016.
Indonesia), 2016. Laporan Keuangan
Laporan Keuangan dan Tahunan.
dan Tahunan. Diakses 20 Maret 2016.
Malang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
http://www.idx.co.id.
Universitas Brawijaya. Dergibson Siagian dan Sugiarto, 2000. Metode Statistika Untuk Bisnis dan
Indriyo Gitosudarmo, 1989. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
Iwan Kurniawan, 2013. Variabel - Variabel yang
Mempengaruhi
Pembayaran
Kebijakan
Dividen
pada
Dividend
Payout
Perusahaan
Ratio
Manufaktur
Jurusan
Manajemen
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Fakultas
Ekonomi
Jurnal. Malang : Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya.
Edisi
Enam.
Jakarta
:
Erlangga. Kementrian
Keuangan dan
Bisnis
Sahamok, 2014. Perusahaan Manufaktur di
J. Supranto, 2000. Statistik Teori dan Aplikasi.
yang
terdaftar di BEI. Skripsi. Malang :
Perusahaan Industri Otomotif Yang
dan Bisnis Universitas Brawijaya.
pada
BEI (2012, 2013, 2014). Diakses 7 Januari
2016.
http://www.sahamok.com/perusahaanPerindustrian,
2014.
manufaktur-di-bei/manufaktur.
Manufaktur Ditopang Sektor Barang
Sidik Priadana dan Saludin Muis, 2009.
Konsumsi. Diakses 6 Januari 2016.
Metodologi Penelitian Ekonomi dan
http://www.kemenperin.go.id/artikel/7
Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.
014/
Manufaktur-Ditopang-Sektor-
Barang-Konsumsi.
Singgih Santoso, 2006. Seri Solusi Bisnis Berbasis SPSS : Menggunakan SPSS
Moh. Nazir, 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Untuk
Statistik
Non
Parametrik.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Morris Witaradya E.S., 2014. Pengaruh
SiPendik, 2014. Pertumbuhan Ekonomi
Current Ratio, Earning Per Share,
Indonesia Dari Tahun 2012-2014.
Debt To Equity Ratio, dan Return On
Diakses
Equity terhadap Kebijakan Dividen
https://www.sipendik.com/pertumbuha
(Dividend
pada
n-ekonomi-indonesia-dari-tahun-2012-
yang
2014.
Perusahaan
Payout
Ratio)
Manufaktur
7
Januari
2016.
terdaftar di BEI. Jurnal.
Malang :
Siti Nur Rahmawati, 2008. Faktor – Faktor
Jurusan
Manajemen
Keuangan
Yang Mempengaruhi Dividend Payout
Fakultas
Ekonomi
Bisnis
Ratio. Skripsi. Yogyakarta : Program
dan
Universitas Brawijaya.
Studi
Keuangan
Rahel Hadi, 2011. Pengaruh Cash Position,
Muamalah
Return On Assets, Debt To Equity
Universitas
Ratio, dan Growth Potential terhadap
Kalijaga.
Islam
Fakultas Islam
Negeri
Jurusan Syariah Sunan
Surya Alfatah, 2014. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Sales Growth, Return On Assets, dan Size terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Suyono, 2015. Analisis Regresi untuk Penelitian. Yogyakarta : Deepublish. Wibowo
dan
Abubakar
Arif,
2003.
Akuntansi Keuangan Dasar 2. Edisi Ketiga.
Jakarta
:
Gramedia
Widiasarana Indonesia. Wibowo
dan
Abubakar
Arif,
2005.
Pengantar Akuntansi II . Edisi Revisi. Jakarta:
Gramedia
Widiasarana
Indonesia. Zulganef, 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.