JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
PENGARUH CURRENT RATIO, CASH RATIO, EQUITY TO TOTAL ASSET DAN OPERATING MARGIN RATIO TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN OTOMOTIF. Inge Lengga Sari Munthe, SE., Msi., Ak (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
ABSTRACT This research aims to know how The Effects of Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset and Operating Margin Ratio to Earning per Share of Automotives Industry which are listed in Bursa Efek Indonesia.There are 7 companies which their data’s are used on this paper.The data which related to those variables are taken from 2005 until 2010. Researcher use SPSS 17 to observe and analyze data. Variables have already tested to meet the conditions that there are no Multikolinearity, Autocorrelation and Heterokedastisity. It means that variables can be continued to make multiple regression. First the data’s are not normally distributed. After that the data’s are outliers. The result is adjusted R2 is 0,393. It means that only 39,3% EPS can be explained by Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset and Operating Margin Ratio. The rest 70,1% can only be explained for the other factors outside the 4 variables above. With F-test, Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset and Operating Margin Ratio influence Earning per Share together. With uji t,Equity to Total Asset and Operating Margin Ratio do not influence EPS. Current Ratio and Cash Ratio influence Earning per Share of automotive industries. Uji t has significant level 5%. Equity to Total Asset and Operating Margin Ratio do not have significant level at 0,128 and 0.069 respectively. Current ratio has significant level 0,000. Cash Ratio has significant level 0,003. Keywords : Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset, Operating Margin Ratio , Earning per Share PENDAHULUAN Latar Belakang Data dari www.iubtt.kemenperin.go.id menunjukkan bahwa industri otomotif di dunia menduduki tempat kedua sebagai bisnis paling terpercaya di dunia menurut Edelman Trust Barometer.Sedangkan menurut data statistik, penjualan pada pasar mobil nasional periode Januari-november 2011: 813.856 unit. Sedangkan untuk penjualan pada pasar sepeda motor nasional Januari-november 2011 : 7.522.219 unit. Dari www.detikfinance.com pada bulan November 2011 Badan pusat statistik mencatat pertumbuhan industri manufaktur besar
49
PENGARUH CURRENT RATIO, CASH RATIO, EQUITY TO TOTAL ASSET DAN OPERATING MARGIN RATIO TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN OTOMOTIF
dan sedang indonesia, pada triwulan III 2011 naik 5,16% dibandingkan dari triwulan II 2011. Dari industri manufaktur itu sendiri, termasuk industri otomotif yang naik 29,76%. Bila dilihat dari fenomena diatas, maka wajar rasanya bila kita berpikir perusahaan otomotif itu adalah perusahaan yang sehat dan makmur. Pendapatan yang sehat dan baik dapat berpengaruh terhadap harga saham. Salah satu indikatornya adalah Earning Per Share ( EPS). EPS adalah rasio yang menghitung Laba per lembar saham yang beredar. Hal ini dapat menjadi indikator sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Dengan EPS yang tinggi, investor banyak yang tertarik dan perusahaan juga dianggap sehat. Perumusan Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia? 2. Apakah Cash Ratio berpengaruh terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia? 3. Apakah Equity to Total Asset berpengaruh terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia? 4. Apakah Operating Margin Ratio berpengaruh terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia? 5. Apakah Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset dan Operating Margin Ratio berpengaruh terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia? Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia. b. Untuk menganalisis pengaruh Cash Ratio terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia. c. Untuk menganalisis pengaruh Equity to Total Asset terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia. d. Untuk menganalisis pengaruh Operating Margin Ratio terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia. e. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset dan Operating Margin Ratio terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia. Kerangka Teori dan Pengembangan Hipotesis Earning per Share Menurut PSAK 56 revisi 2010 penghitungan laba per saham dasar adalah jumlah laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk terkait dengan:
50
JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
a) laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk. b) laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Jumlah dari poin a dan b diatas disesuaikan dengan jumlah dividen preferen setelah pajak, selisih yang berasal dari penyelesaian saham preferen, dan akibat lain yang sejenis dari saham preferen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas. Rasio Keuangan Current Ratio Menurut Stice,Skuosen bukunya “ Intermediate Accounting” rasio-rasio keuangan adalah membandingkan nilai sebuah komponen neraca dengan informasi lain tentang struktur keuangan dan operasional suatu usaha. Current Ratio yaitu membagi total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek. Rumusnya sebagai berikut :
Cash Ratio Cash ratio mengambarkan bagaimana lancarnya suatu rasio tentang kecepatan kas dan setara kas dalam menjamin kewajiban jangka pendeknya. Rumusnya sebagai berikut :
Sebenarnya semakin tinggi rasio ini, akan semakin baik kesempatan kas untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Tapi bila dianggap terlalu tinggi, maka akan menjadi tidak efisien. Kenapa? Karena sebaiknya kas juga tidak disimpan terlalu berlebihan. Bisa digunakan untuk membayar hutang lebih cepat, atau membeli aset tetap yang dapat berguna untuk kegiatan operasional perusahaan. Equity to Total Asset Equity to Total Asset adalah salah satu rasio solvabilitas yang menggambarkan bagaimana perbandingan antara modal dibandingkan dengan total aset. Ini artinya adalah seberapa besar total aset yang dibiayai dari modal. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang suatu indikator yang baik. Tapi bila hanya 20% hasilnya, maka bisa dibayangkan 80% nya aset dibiayai dari hutang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
51
PENGARUH CURRENT RATIO, CASH RATIO, EQUITY TO TOTAL ASSET DAN OPERATING MARGIN RATIO TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN OTOMOTIF
Operating Margin Ratio Rasio ini adalah mengukur berapa persentase laba usaha dibandingkan dengan penjualan. Laba usaha disini adalah laba sebelum adanya pendapatan atau beban diluar usaha dan pajak. Semakin tinggi hasil rasio ini, semakin baik. Karena itu artinya perusahaan semakin baik dalam mengelola beban. Atau perusahaan semakin baik dalam mendapatkan pendapatan. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Penelitian terdahulu Penelitian Muhammad Hasnul (2011), meneliti untuk perusahaan otomotif dari tahun 2006 s/d 2008. Yang diteliti adalah pengaruh Debt to Equity Ratio, Debt ratio, Long term debt to asset ratio, Long term debt to equity ratio terhadap Earning Per Share (EPS). Dari hasil uji t, nilai t < t tabel. Sedangkan dari korelasi product moment Pearson, nilai < 0. Hery Krisman Sitorus (2011), hasil penelitian dengan uji F, semua ratio berpengaruh signifikan terhadap EPS. Dengan uji t, hanya Debt to Equity Ratio saja yang berpengaruh terhadap EPS. Sedangkan untuk Debt to Total Asset dan Long Term Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap EPS. T.Putri M.Sibarani (2009), hasil penelitian dengan uji F, baik sektor properti dan sektor manufaktur berpengaruh secara signifikan. Dengan uji t, untuk sektor properti, Debt to Total Asset, Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap EPS. Untuk sektor manufaktur, hanya Debt to Total Asset yang berpengaruh signifikan terhadap EPS. Sedangkan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap EPS. Kerangka Pemikiran Teoritis Current Ratio EPS menggambarkan berapa pendapatan per lembar saham. Hal ini berarti harus dilihat dari jumlah laba bersihnya yang dapat kita lihar di laporan laba rugi. Bila menganut accrual basis, maka pendapatan itu adalah jumlah pendapatan kredit dan pendapatan tunai. Pendapatan kredit berhubungan dengan piutang. Pendapatan tunai berhubungan dengan kas. Piutang dan kas merupakan elemen dari aset lancar. Sekarang kita melihat elemen aset lancar lainnya yaitu : persediaan. Persediaan berhubungan dengan pembelian bahan baku dan penggunaan bahan baku. Bila melihat hal-hal diatas dapat ditarik kesimpulan kas, piutang dan persediaan berhubungan dengan laporan laba rugi dalam hal ini harga pokok produksi. Sehingga didapat hipotesis berikut :
52
JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
Hipotesis 1:
Current Ratio berpengaruh terhadap EPS untuk perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Cash Ratio Dari penjelasan mengenai current ratio diatas, kas berpengaruh terhadap EPS. Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah : Hipotesis 2:
Cash Ratio berpengaruh terhadap EPS perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Equity to Total Asset Dalam equity terdapat modal. Modal dalam hal ini adalah saham. EPS adalah menggambarkan pendapatan per lembar saham. Artinya EPS bergantung kepada jumlah lembar saham. Dalam penyajian di laporan posisi keuangan, modal saham disajikan sebesar nilai nominal dari jumlah lembar saham yang beredar. Hipotesisnya adalah : Hipotesis 3 : Equity to Total Asset berpengaruh terhadap EPS perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Operating Margin Ratio Hal ini nantinya akan berkaitan erat dengan laba bersih. Dari laba bersih, maka dapat ditentukan berapa EPS. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Hipotesis 4 : Operating Margin Ratio berpengaruh terhadap EPS perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keseluruhan Rasio Dari penjelasan-penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan Hipotesis 5 : Current Ratio, Acid Test Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset dan Operating Margin Ratio secara bersama-sama berpengaruh terhadap EPS untuk perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Current Ratio(X1)
Cash Ratio (X2)
EPS (Y)
Equity to Total Asset (X3) Operating Margin Ratio(X4) 53
PENGARUH CURRENT RATIO, CASH RATIO, EQUITY TO TOTAL ASSET DAN OPERATING MARGIN RATIO TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN OTOMOTIF
METODE RISET Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Variabel Independen terdiri dari :Current Ratio (X 5 ), Cash Ratio (X 2 ), Equity to Total Asset (X 3 ), Operating Margin (X 4 ). (2) Variabel Dependen yang terdapat dalam penelitian ini adalah Earning per Share (EPS) atau variabel Y. Jenis Data Data yang digunakan adalah : Laporan Keuangan per 31 Desember selama periode tahun 2005 s/d 2010. Data-data ini kemudian diolah dengan software SPSS 17 for windows. Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya.Data-data dalam penelitian ini diambil dari Laporan Keuangan masing-masing perusahaan sumbernya : a) Dari Bursa Efek dengan situs : www.idx.co.id b) Dari situs masing-masing perusahaan. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam Dokumentasi dan menghitung Rasio.
pengumpulan
data
adalah
Metode Analisis Data Setelah data-data dikumpulkan dan dihitung, kemudian dianalisis dengan uji asumsi klasik SPSS 17 for windows sebagai alat untuk menguji data-data tersebut. Analisis Data Uji Multikolinieritas Setelah data untuk variabel independen dihitung, berikut pengolahan. Berikut hasil dari hasil uji multikolinieritas. Tabel 4.1 Uji Multikolonieritas dibawah ini Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model 1 (Constant) CR .778 CashR .812 ETTA .733 OM .975 a. Dependent Variable: EPS
54
1.285 1.231 1.364 1.025
JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
Dari tabel diatas, tidak terjadi multikolonieritas. Uji Autokorelasi Berikut hasil uji autokorelasi yang diolah dengan SPSS 17. Tabel 4.2 : Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
R
R Adjusted R Square Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
1 .636a .404 .340 638.216 a. Predictors: (Constant), OM, ETTA, CashR, CR b. Dependent Variable: EPS
1.254
Berdasarkan nilai Durbin Watson, nilai D-W adalah 1,254. Menurut Marina (2010,46) , nilai tersebut diantara -2 dan 2, maka tidak autokorelasi, sehingga H0 diterima. Uji Normalitas Berikut hasil dari uji normalitas dari SPSS 17.
Bila dilihat dari histogram, dapat dilihat bahwa data tidak terdistribusi normal. Ini dapat dilihat ada pola distribusi yang tidak merata . Sedang pada grafik normal plot, dilihat bahwa titik-titik mengikuti garis diagonal , tapi ada titik terlalu menyebar jauh dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
55
PENGARUH CURRENT RATIO, CASH RATIO, EQUITY TO TOTAL ASSET DAN OPERATING MARGIN RATIO TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN OTOMOTIF
Uji Heteroskedastisitas Berikut hasil dari Uji Heteroskediastisitas dari SPSS 17. Berdasarkan uji normalitas dan heteroskedastisitas diatas, maka diambil kesimpulan bahwa data tidak tidak terdistribusi normal dan terjadi heterokedastisitas. Untuk itu data harus di outlier untuk membuang data-data yang tidak diperlukan.Setelah data di outlier, maka hanya tersisa 34 data saja. Berikut hasil dari outlier tersebut.
Tabel 4.3 Uji Multikolonieritas setelah outlier Coefficientsa Collinearity Statistics Toleranc e
Model 1
VIF
(Constan t) CR
.673
1.485
CashR
.849
1.177
ETTA
.710
1.408
OM
.683
1.465
Dapat dilihat bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0.1 dan VIF lebih kecil dari 10. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi setelah outlier Model Summaryb
Model
R
R Adjusted R Square Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
1 .683a .467 .393 336.024 a. Predictors: (Constant), OM, CashR, ETTA, CR b. Dependent Variable: EPS
1.150
Dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson masih dibatas antara -2 dan 2.
56
JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
Uji normalitas setelah outlier
Dapat dilihat bahwa titik mengikuti garis diagonal dan titiknya juga tidak terlalu jauh dari garis diagonal. Ini berarti bahwa data-data sudah terdistribusi secara normal.
57
PENGARUH CURRENT RATIO, CASH RATIO, EQUITY TO TOTAL ASSET DAN OPERATING MARGIN RATIO TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN OTOMOTIF
Uji Heteroskedastisitas setelah outlier Dapat dilihat bahwa jarak titik dari nol untuk dibawah dan keatas relatif sama. Ini menunjukkan bahwa data sudah tidak heteroskedastisitas lagi. Goodness of Fit Koefisien Determinasi Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R
R Adjusted R Square Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
1 .683a .467 .393 336.024 a. Predictors: (Constant), OM, CashR, ETTA, CR b. Dependent Variable: EPS
1.150
adalah Dari model summary diatas, besarnya adjusted R2 0,393. Hal ini berarti bahwa 39,3% variasi EPS dapat dijelaskan oleh 4 variabel independen yaitu Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset dan Operating Margin. Sedangkan sisanya 60,7% (100%-39,3% = 60,7%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model. Uji Statistik F Tabel 4.11: Uji Statistik F ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2864737.681
4
716184.420
Residual
3274444.436
29
112911.877
F 6.343
Sig. .001a
Total 6139182.118 33 a. Predictors: (Constant), OM, CashR, ETTA, CR b. Dependent Variable: EPS Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung 6.343 dengan probabilitias 0.001. Probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi EPS. Dapat dikatakan bahwa Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset dan Operating Margin secara bersama berpengaruh terhadap EPS.
58
JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
Uji Statistik t Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
Std. Error
B
Standardiz ed Coefficien ts Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Toleran ce
VIF
509.073
200.242
2.542
.017
CR
-590.271
137.606
-.709 -4.290
.000
.673
1.485
CashR
1243.060
380.108
.481
3.270
.003
.849
1.177
ETTA
585.411
373.394
.252
1.568
.128
.710
1.408
2934.793
1551.588
.310
1.891
.069
.683
1.465
OM
a. Dependent Variable: EPS
Dari ke empat variable independen yang dimasukkan ke dalam model regresi dapat dilihat hanya variable Equity to Total Asset dan Operating Margin yang tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig 0,128 yaitu lebih besar dari 0.05 untuk ETTA, sedang untuk OM nilai sig 0,069. Sedangkan CR dan CashR nilai Sig-nya < 0.05. Artinya kedua variable tersebut berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Analisa Regresi Dilihat dari coeficient diatas, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut : EPS =509.073 – 590.271CR + 1243.060 CashR + 585.411 ETTA + 2934.793 OM Dari persamaan berikut diatas maka artinya adalah : 1. Konstanta 509.703 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka EPS perusahaan otomotif adalah sebesar Rp. 509,073. 2. Koefisien regresi CR adalah -590.271 artinya setiap terjadi kenaikan Current Ratio 1 kali, maka akan menyebabkan EPS perusahaan otomotif turun sebesar Rp. 590,271. Atau bila Current Ratio naik 10%, maka EPS perusahaan otomotif turun sekitar Rp. 59 3. Koefisien regresi CashR 1243.060 artinya setiap terjadi kenaikan Cash Ratio 1 kali , maka akan menyebabkan EPS naik Rp. 1.243,060. Atau bila Cash Ratio naik 10%, maka EPS akan naik sekitar Rp 124 . 4. Koefisien regresi ETTA 585.411 artinya setiap terjadi kenaikan Equity to Total Asset 1 kali maka EPS akan naik Rp.585,411.Atau bila Equity to Total Asset naik 10%, maka EPS akan naik sekitar Rp. 58 . 5. Koefisien regresi OM 2934.793 artinya setiap terjadi kenaikan Operating Margin 1 kali maka EPS akan naik Rp. 2.934
59
PENGARUH CURRENT RATIO, CASH RATIO, EQUITY TO TOTAL ASSET DAN OPERATING MARGIN RATIO TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN OTOMOTIF
. Atau bila Operating Margin naik 10%, maka EPS akan naik Rp. 293 .
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN Current Ratio dari hasil uji statistik t, berpengaruh secara parsial terhadap EPS perusahaan otomotif. Hal ini menunjukkan posisi semua rekening dari Asset Lancar berpengaruh terhadap EPS. Untuk itu hipotesis yang menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap EPS perusahaan otomotif diterima. Cash Ratio dari hasil uji statistik berpengaruh secara parsial terhadap EPS perusahaan otomotif. Ternyata tanpa mengikutsertakan persediaan, EPS perusahaan otomotif masih bisa bergantung pada kas. Hal ini bisa jadi karena pendapatan lebih banyak berbentuk kas daripada piutang. Untuk itu hipotesis yang menyatakan Cash Ratio berpengaruh secara parsial terhadap EPS perusahaan otomotif diterima. Equity to Total Asset dari hasil uji statistik t, tidak berpengaruh secara parsial terhadap EPS perusahaan otomotif. Hal ini menunjukkan posisi semua rekening dari Asset dan Equity tidak berpengaruh terhadap EPS. Untuk itu hipotesis yang menyatakan bahwa Equity to Total Asset berpengaruh secara parsial terhadap EPS perusahaan otomotif ditolak. Operating Margin dari hasil uji statistik t, tidak berpengaruh secara parsial terhadap EPS perusahaan otomotif. Kemungkinan bisa terjadi karena mungkin beban lain-lain turut berpengaruh terhadap pembagian laba. Laba disini adalah laba usaha. Untuk itu hipotesis yang menyatakan bahwa Operating Margin berpengaruh secara parsial terhadap EPS perusahaan otomotif ditolak. Secara keseluruhan rasio bahwa Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset dan Operating Margin secara bersama berpengaruh terhadap EPS. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab 4 sebelumnya, ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Current Ratio berpengaruh terhadap Earning Per Perusahaan Otomotif di Indonesia. 2. Cash Ratio berpengaruh terhadap Earning Per Perusahaan Otomotif di Indonesia. 3. Equity to Total Asset tidak berpengaruh terhadap Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia. 4. Operating Margin Ratio tidak berpengaruh terhadap Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia.
60
maka
dapat
Share pada Share
pada
Earning Per Earning Per
JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
5. Current Ratio, Cash Ratio, Equity to Total Asset dan Operating Margin Ratio secara bersama-sama berpengaruh terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Otomotif di Indonesia. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan berikut : 1. Sampel perusahaan hanya 7 perusahaan otomotif . Mungkin bila keseluruhan perusahaan otomotif di Indonesia di teliti, akan lebih memberikan hasil yang akurat. 2. Begitu juga dengan tahun penelitian. Akan lebih akurat jika diperpanjang. Saran Saran yang dapat disampaikan adalah : 1. Untuk sampel penelitian dan periode penelitian dapat diperbanyak dan diperpanjang. 2. Untuk penelitian selanjutnya, agar lebih banyak menggunakan rasio keuangan.
61
PENGARUH CURRENT RATIO, CASH RATIO, EQUITY TO TOTAL ASSET DAN OPERATING MARGIN RATIO TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN OTOMOTIF
DAFTAR PUSTAKA Kieso, Weygandt , “Intermediate Accounting” 2010, 13th edition, Prentice Hall. IKATAN AKUNTAN INDONESIA, PSAK no.1 , revisi 2009, Dewan Standar Akuntansi keuangan. IKATAN AKUNTAN INDONESIA, PSAK no.56 , revisi 2010, Dewan Standar Akuntansi keuangan. Ghozali,Imam “ Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, 2006, edisi ke 4, Badan Penerbit : Universitas Diponegoro. Stice, Skousen, “ Intermediate Accounting”,2004 (terjemahan), edisi 15, Badan Penerbit : Salemba Empat. Hasnul,Muhammad “ Hubungan antara tingkat solvabilitas dan struktur modal dengan profitabilitas perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” 2011, USU Respository, Universitas Sumatera Utara. Sitorus, Herry Krisman “ Analisis pengaruh financial leverage terhadap EPS perusahaan manufaktur”, 2011, USU Respository, Universitas Sumatera Utara. Sibarani, T.Putri “ Analisis pengaruh Debt to Total Asset, Debt to Equity Ratio terhadap EPS untuk perusahaan sektor properti dan sektor manufaktur”, 2009, USU Respository, Universitas Sumatera Utara. Marina, “Pengaruh CAR, ROA, NPL, DPK dan inflasi terhadap LDR pada bank konvensional di Indonesia” 2011, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Kurniasih, Kurniasih “Industri Otomotif Indonesia” www.idx.co.id www.iubtt.kemenperin.go.id www.detikfinance.com Wikipedia website dari perusahaan otomotif terkait
62