PENGARUH DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) TERHADAP PENINGKATAN MANAJEMEN SEKOLAH (Studi Kasus di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh
Sugeng Riyadi NIM. 243012109
Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) PONOROGO Maret 2007
ABSTRAKSI Nama : Sugeng Riyadi NIM : 243012109 Judul Skripsi : Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) Terhadap Peningkatan Manajemen Sekolah ( Study Kasus di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan)
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan program pemerintah dalam menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Melalui dana BOS bagi siswa yang putus sekolah karena biaya bisa melanjutkan kembali dan di bebaskan dari biaya operasional sekolah. Bagi sekolah penerima BOS dituntut harus mampu menggunakan dan memanfaatkan dana BOS sebagaimana mestinya. Karena itulah penelitian ini ingin melihat pengaruh dana BOS terhadap peningkatan manajemen sekolah di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana program penggunaan dana BOS di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, bagaimana menejemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, adakah pengaruh dana BOS terhadap peningkatan menejemen sekolah pada aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sedang jenis penelitiannya adalah studi kasus, yang datanya akan di olah dengan teknis analisis statistik. Kemudian untuk mengungkap data-data yang berkaitan dengan rumusan masalah di atas menggunakan metode angket, interview dan dokumentasi. Adapun sampel dalam penelitian ini penulis ambil 25% dari populasi, yaitu 40 responden dari 159 responden yang ada. Sedang untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh program dana BOS terhadap peningkatan manajemen sekolah di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan digunakan metode statistik korelasi kontingensi dengan rumus: X2 X2 !N (f o $ f t) X2 "# ft Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan rumus di atas diketahui pelaksanaan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Menejemen Sekolah Aspek Kedisiplinsn di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan tergolong “ Baik”, dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur yang berlaku. Serta ada pengaruh yang signifikan antara program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap peningkatan Manejemen Sekolah khususnya dalam Aspek Kedisiplinan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. C"
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………………… ii HALAMAN NOTA DINAS……………………………………………………………iii HALAMAN PENGESAHAN…….……………………………………………………iv HALAMAN MOTTO…………………………………………………………..………v HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………..… vi KATA PENGANTAR……………………………………………………………….… vii ABSTRAK………………………………………………………………………….…. viii DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….. ix DAFTAR ISI …………………………………………………………..…………..… xi BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1 A. Latar Belakang Masalah…………….…..………………………….….. 1 B. Pembatasan Masalah……………………………………………………3 C. Rumusan Masalah……………………………………………………... 4 D. Tujuan Penelitian………………………………………………….…... 4 E. Kegunaan Penelitian……………….…………………………….…….. 5 F. Tinjauan Kepustakaan………………………………….……………… 5 G. Perumusan Hipotesa…………………………………………………... 6 H. Metode Penelitian……………………………………………….…….. 7 I. Teknik Analisa Data…………………………………………………… 11 J. Sistematika pembahasan……………………………………………….. 12 BAB II. BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) DAN MANAJEMEN SEKOLAH…………………………………………………………………… 14 A. Pram Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )…………………….….
14
1. Pengertian dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )…………... 14
2. Tujuan dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )………….…….15 3. Sasaran program dan besar bantuan……………………..……….... 15 4. Landasan hukum program dana BOS………………………….….. 16 5. Sekolah penerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)…….. 17 6. Ketentuan yang harus diikuti oleh sekolah penerima dana BOS….. 17 7. Mekanisme penyaluran dan pemanfaatan dana BOS…………...…. 19 8. Tata tertib pengelolaan dana PKPS-BBM…………………….…… 30 9. Pertanggungjawaban keuangan dan pelaporan…………………….. 32 10. Pengawasan dan sanksi………………………………………… .… 35 B. Manajemen Sekolah………………………………………………... … 37 1. Pengertian manajemen sekolah………………..……………………37 2. Prinsip-prinsip manajemen sekolah……………………………….. 39 3. Ciri-ciri manajemen sekolah yang baik……………………………. 41 4. Teori manajemen sekolah………………………………………….. 43 5. Fungsi-fungsi manajemen madrasah/sekolah………………….. … 45 6. Aspek-aspek manajemen sekolah ………………………………… 48 BAB III KONSEP SEKOLAH
PELAKSANAAN DI
MTs
DANA BOS
NURUL
FALAH
DAN MANAJEMEN KROWE
LEMBEYAN
MAGETAN……………………………………………………………….. 51 A. Keadaan Umun MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan……….. 51 1. Sejarah berdirinya MTs Nurul Falah Krowe……………………… 51 2. Letak geografis………………………………………………….… 52 3. Struktur organisasinya……………………………………………... 53 4. Data tentang keadaan karyawan dan guru MTs Nurul Falah Krowe……………………………………………………………… 55 5. Data tentang keadaan siswa MTs Nurul Falah Krowe…………….. 56 6. Sarana dan prasarana……………………………………………..57
B. Pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Manajemen Sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan…………………………………………………… 58 1. Pelaksanaan dana BOS di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan……………………………………………………………. 58 2. Pelaksanaan Manajemen Sekolah aspek kedisiplinan
di MTs
Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan…….…………………… 65 BAB. IV ANALISA DATA
TENTANG
PENGARUH
DANA
BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP PENINGKATAN MANAJEMEN SEKOLAH ASPEK KEDISIPLINAN DI MTs NURUL FALAH KROWE LEMBEYAN MAGETAN………….…………………… 68 1. Analisis Data Tentang Program Pelaksanaan dana Bantuan Operasionl Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan…….…. 68 2. Analisis Data Tentang Pelaksanaan Manajemen Sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan……... ….. 72 3. Analisis Data Tentang Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan Manajemen Sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan…………………………… 76 BAB V
PENUTUP …………………………………………………………………. 1. Kesimpulan……………………………………………………………. 2. Saran…………………………………………………………………...
DAFTAR KEPUSTAKAAN. DAFTAR RALAT. LAMPIRAN-LAMPIRAN.
84 84 85
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pembangunan di bidang pendidikan dalam kurun waktu 2004-2009 meliputi peningkatan akses rakyat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas melalui peningkatan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat menjangkau layanan pendidikan, seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, ataupun masyarakat penyandang cacat. 1 Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok miskin adalah tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung meliputi iuran sekolah, buku, seragam dan alat tulis, sementara biaya tidak langsung meliputi biaya transportasi, kursus, uang saku dan lain-lain. 2 Melalui dana Bantuan Operasionala Sekolah (BOS) peserta didik tingkat pendidikan dasar akan dibebaskan dari beban biaya operasional sekolah. Bantuan Operasional Sekolah yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya untuk pendaftara, iuran bulanan sekolah, biaya ujian, bahan dan biaya praktek. Biaya di atas tersebut tidak termasuk untuk biaya investasi seperti penyediaan sarana dan
1
Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah, (Jakarta: Diknas dan Depag, 2005),1. 2 Ibid.,2
2
prasarana sekolah, gaji guru dan tenaga kependidikan lainya, serta biaya peningkatan mutu guru. 3 Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut menuntut
kemampuan
sekolah
untuk
merencanakan,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiyaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian managemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah bersama komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.4 Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Peningkatan kualitas pendidikan juga menuntut managemen yang lebih baik, selama ini aspek
3
Ibid.,3 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003),47.
4
3
managemen pendidikan belum mendapat perhatian yang serius sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Berdasarkan pemikiran di atas maka pengkajian tentang “PENGARUH DANA BOS TERHADAP PENINGKATAN MANAJEMEN
SEKOLAH ” di
pandang sangat perlu sebagai upaya mencari temuan peningkatan dan terobosan yang diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan atau hambatan yang dihadapi, dalam pelaksanaan dan pengaturan manajemen di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Utamanya dalam upaya peningkatan motivasi kerja seluruh guru maupun karyawan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH DANA BOS TERHADAP PENINGKATAN MANAJEMEN
SEKOLAH (Study Kasus Di MTs Nurul
Falah Krowe Lembeyan Magetan ).
B. Pembatasan Masalah. Di dalam penelitian ini yang berjudul Pengaruh Dana BOS Terhadap Peningkatan Manajemen
Sekolah. Karena di dalam manajemen sekolah ada
beberapa bidang manajemen sekolah, dan agar pembahasan tidak melebar, maka penulis membatasi masalah pada manajemen sekolah hanya pada aspek kedisiplinan. Sehingga di dalam penelitian ini, penulis meneliti pengaruhnya dana BOS terhadap manajemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan.
4
C. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang di atas dan agar penelitian ini dapat berpusat pada subtansi masalah yang menjadi pilihan maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana program penggunaan dana BOS di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan ? 2. Bagaimana
menejemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah
Krowe Lembeyan Magetan ? 3. Adakah pengaruh dana BOS terhadap peningkatan menejemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan ?
D. Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian adalah yang harus ada dalam setiap pekerjaan penelitian, karena adanya tujuan yang jelas pekerjaan akan terarah. Begitu juga dengan penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui program dan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembenyan Magetan. 2. Untuk mengetahui proses manajemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh dana BOS terhadap peningkatan manajemen sekolah khususnya dalam aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan.
5
E. Kegunaan Penelitian. Harapan peneliti terhadap penelitian ini sebagai berikut: 1. Dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan dalam pengembangan managemen sekolah. 2. Dari aspek praktis, sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan managemen sekolah, masyarakat dan pemerintah.
F. Tinjauan Kepustakaan Dalam pembahasan skripsi ini penulis ingin membahas mengenai “PENGARUH DANA BOS TERHADAP PENINGKATAN MANAJEMEN SEKOLAH”. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah guna meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan terutama dalam penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Dana BOS berasal
dari
Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak
(PKPS-BBM) Bidang pendidikan. Pembahasan mengenai program pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah telah banyak di bahas di dalam buku Petujuk Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah dan Petunjuk Teknik Keuangan Bantuan Operasional Sekolah 5 .
5
Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah, (Jakarta: Diknas dan Depag, 2005),1.
6
Manajemen Sekolah mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik, atau juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengolahan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang yang berkaitan dengan
Planning
(perencanaan),
Organizing
(Pengorganisasian),
Stafing
(penyusunan staf), Actualing (pelaksanaan), Controling (Pengawasan). Kemudian mengenai Menejemen Sekolah telah di bahas di dalam buku-buku dan skripsi, yang membahas tentang pengertian manajemen sekolah, teori manajemen sekolah, prinsip manajemen sekolah, dan aspek manajemen sekolah 6 . Berdasarkan penelitian penulis, belum ada penelitian yang sama dengan penelitian yang penulis kaji dalam skripsi ini. Maka penulis memberanikan diri untuk meneliti masalah tentang pengaruh program dana BOS terhadap peningkatan manajemen sekolah khususnya bidang kedisiplinan..
G. Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekanya 7 . Juga dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, sementara penulis membuat dua hipotesis sebagai berikut: 6
Alex Gunur, Manajemen (kerangka-kerangka pokok). (Jakarta: Bratara Karya Aksara,
1982)48. 7
Sudjuna, Metode Sratistik ( Bandung: Tarsito,1996),219.
7
1. Hipotesa Nihil (Ho) tidak ada pengaruh program dana BOS terhadap peningkatan manajemen sekolah bidang kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. 2. Hipotesa Alternatif (Ha) ada pengaruh program dana BOS terhadap peningkatan manajemen sekolah bidang kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan.
H. Metode Penelitian. Dalam penelitian ini yang berlokasi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, maka yang menjadi obyek penelitian yaitu semua pihak dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dana BOS dan manajemen sekolah di madrasah tersebut. 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sedang jenis penelitiannya adalah studi kasus, yang datanya akan diolah dengan teknis analisis statistik. 2. Populasi. Menurut Suharsini Arikunto, populasi adalah keseluruhan subyek penelitian 8 . Dalam penelitian ini, penulis menentukan populasi penelitian meliputi kepala sekolah dan perangkatnya, di antaranya bendahara madrasah
8
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),108.
8
tiga karyawan TU, enambelas guru/pengajar dan seratus empat puluh satu pelajar/siswa yang ada
di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe
Lembeyan Magetan.
3. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel berstrata atau statified yaitu suatu penelitian yang populasinya terbagi atas tingkatan-tingkatan strata, maka setiap strata atau tingkatan harus diwakili sebagai sampel 9 . Selain itu juga menggunkan tehnik purposive sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu yang berkaitan dengan proses penggunaan dana BOS dan manajemen sekolah pada aspek kedisiplinan. Adapun sampel yang akan penulis ambil terdiri atas, kepala madrasah, bendahara sekolah, satu karyawan kantor / TU, dua guru dan tiga puluh lima siswa MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. 4. Sumber Data. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka memanfaatkan sumber data dari kajian kepustakaan dan lapangan. a. Sumber Data Kepustakaan. 1) Petunjuk Pelaksanaan BOS, Depag dan Diknas RI. 2) Petunjuk Teknis Keuangan BOS, Depag dan Diknas RI. 9
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 1994), 62.
peneliti
9
3) E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. 4) Suharsini Arikunto, Managemen Penelitian 5) S.A. Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktek ). 6) Sutrisno Hadi, Metodologi Research. 7) Retno Widiyaningrum, Statistik Pendidikan
b. Sumber Data Lapangan. Sumber data dari lapangan selain dengan menyebar angket juga diperoleh dengan wawancara langsung dengan: 1) Kepala Madrasah Tsanawiyah 2) Sekretaris Madrasah Tsanawiyah 3) Bendahara Madrasah Tsanawiyah 4) Karyawan TU Madrasah Tsanawiyah 5) Para Siswa/Siswi Madrasah Tsanawiyah
5. Teknik Pengumpulan Data. Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu:
10
a. Metode Angket atau Kuesioner. Metode angket atau kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden 9 . Metode angket merupakan metode yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data yang berkenaan dengan program penggunaan dana BOS dan tentang proses manajemen di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, yang disebar kepada kepala sekolah, bendahara sekolah, satu karyawan kantor, dua guru dan tiga puluh lima siswa. b. Metode Interview. Metode ini sering disebut dengan wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara dengan terwawancara untuk memperoleh informasi 10 . Metode ini digunakan penulis untuk mencari data tentang sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan pelaksanaan manajemen sekolah di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan c. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip, termasuk buku-buku, tentang pendapat, teori,dalil9
Margono, Metodologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, Cet II ),167. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Renika, Cipta, 1993)229 10
11
dalil, hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian 11 . Dengan metode ini penulis ingin memperoleh data seperti jumlah siswa, pembukuan keuangan, dan hasil rapat bulanan ataupun tahunan yang ada di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan.
I. Teknik Analisa Data. Teknik analisa data adalah cara yang dilakukan untuk menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan. Untuk data kuantitatif yang berbentuk angka-angka hasil dari penghitungan dan pengukuran, setelah data dari dua variabel terkumpul, maka data tersebut akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan korelasi kontingensi dengan rumus sebagai berikut : C"
X2 "#
X2 X2 !N (f o $ f t) ft
C = Angka indeks korelasi koefisien kontingensi. X2 = Angka indeks kai kuadrad. N = Number of cases ( jumlah data yang diperoleh). Fo = Frekuensi yang diobservasi.
11
Margono, Metodologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, Cet II ),181.
12
Ft = Frekuensi teoritik 12 . Pada penelitian ini penulis merumuskan hipotesis nihil (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha) sebagai berikut: 1. Hipotesa Nihil (Ho) tidak ada pengaruh program dana BOS terhadap peningkatan managemen sekolah bidang kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. 2. Hipotesa Alternatif (Ha)
ada pengaruh program dana BOS terhadap
peningkatan managemen sekolah bidang kedisplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan.
J. Sistematika Pembahasan. Sistematika pembahasan adalah rangkaian pembahasan yang tercakup dalam isi skripsi, di mana yang satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai suatu kesatuan yang utuh, sistematika pembahasan ini dapat penulis uraikan sebagai berikut: Bab Kesatu merupakan pengantar dalam bentuk pendahuluan yang merupakan pola dasar dari keseluruhan isi skripsi yang meliputi pendahuluan, latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, tinjauan kepustakaan, rumusan masalah, metode penelitian, teknik analisa data, dan sistematika pembahasan.
12
Retno Widiyaningrum, Statistik Pendidikan (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2002),49.
13
Bab Kedua merupakan tinjauan teori yang akan dijadikan pijakan secara teoritis dari berbagai masalah yang ada hubungannya dengan penggunaan alokasi Dana BOS dan Manajemen, yang berisi tentang program pelaksanaan dana BOS, pengertian dana BOS, tujuan dana BOS, sasaran program dan besarnya bantuan, landasan hukum program BOS, mekanisme pelaksanaan, monitoring supervisi dan pelaporan, pengawasan dan sanksi, manajemen sekolah, pegertian manajemen sekolah, dasar-dasar menajemen sekolah, teori manajemen sekolah, ciri-ciri manajemen sekolah, aspek manajemen sekolah. Bab Ketiga adalah penyajian data yang meliputi, data umum yaitu keadaan umum MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, sejarah berdirinya MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, sarana dan prasarana di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Data kusus yaitu pelaksanaan dana BOS di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, pelaksanaan manajemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Bab Kempat berisi tentang analisis data pelaksanaan dana BOS MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, analisa data tentang pelaksanaan manajemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, analisis pengaruh dana BOS terhadap peningkatan manajemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Bab Kelima berisi kesimpulan dan saran-saran.
14
BAB II PROGRAM DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) DAN MANAJEMEN SEKOLAH
A. Program Bantuan Operasional Sekolah ( BOS) 1. Pengertia Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPSBBM) Bidang pendidikan adalah program pemerintah guna meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan terutama dalam penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. PKPS-BBM bidang pendidikan untuk pereode bulan juliDesember
2005
berupa
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)
bagi
SD/SDLB/MI/Salafiyah dan sekolah agama non Islam setara SD serta SMP/SMPLB/MTs/Salafiyah dan sekolah agama non Islam setara SMP. Sumber dana PKPS-BBM berasal dari dana APBN, oleh karena itu ketentuan pelaksanaan keuangan yang meliputi penyaluran, pencairan, pengelolaan, penggunaan, dan pertanggung jawabannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pelaksaan APBN. Pengelolaan PKPS-BBM bidang pendidikan melibatkan berbagai unsur antara
lain
Tim
Pusat,
Tim
Propinsi,
Tim
Kabupaten/Kota,
Sekolah/Madrasah/Salafiyah, Lembaga Keuangan, dan instalansi terkait lainya.
15
Semua unsur tersebut perlu pemahaman yang sama guna menghindari timbulnya hambatan dalam pelaksanaannya 12 .
2. Tujuan Dana BOS Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka membebaskan iuran siswa, tetapi sekolah dapat mempertahankan mutu pelayanan pendidikan kepada masyarakat.
3. Sasaran Program dan Besar Bantuan. Sasaran program BOS adalah semua sekolah baik negeri maupun swasta di seluruh kabupaten/kota dan propinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A, Paket B, dan SMP terbuka. Besar dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) yang diterima oleh sekolah penerima BOS dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan : a. SD/SDLB/MI/Salafiyah dan sekolah keagamaan non Islam setara SD Rp. 117.500,-/siswa untuk pereode juli-Desember 2005 atau Rp 235.000,/siswa/tahun. b. SMP/SMPLB/MTs/Salafiyah dan sekolah agama non Islam setara SMP Rp 162.250,-/siswa untuk pereode juli-Desember 2005 atau Rp 324.500 ,/siswa/tahun 13 .
12
Depag dan Diknas, Petunjuk Teknis Keuangan BOS (Jakarta: Depag dan Diknas, 2005),1. Depag dan Diknas, Petunjuk Pelaksanaan BOS (Jakarta: Depag dan Diknas, 2005.),3.
13
16
4. Landasan Hukum. Landasan hukum dalam pelaksanaan PKPS-BBM Bidang pendidikan Tahun 2005 didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sebagai berikut: a. Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. b. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. c. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. d. Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. e. Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. f. Peraturan Pemerintah No 29 tentang Pendidikan Menengah. g. Intruksi Presiden
Republik Indonesia No 1 Tahun 1994 tentang
Pelaksanaan Wajib Belajar Pedidikan Dasar. h. Peraturan Pemerintah No 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantu. i. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 036/U/1995 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pedidikan Dasar. j. Keputusan Menteri Pindidikan Nasional No 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. k. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 060/U/2002.
17
5. Sekolah Penerima BOS a. Semua sekolah negeri maupun swasta berhak memperoleh BOS. Khusus sekolah swasta harus memiliki ijin opersional (piagam penyelenggaraan pendidikan ). b. Sekolah kaya/mapan yang mampu secara ekonomis yang saat ini memiliki penerimaan lebih besar dari dana BOS, mempunyai hak untuk menolak BOS tersebut.
6. Ketentuan yang Harus Diikuti oleh Sekolah Penerima BOS. Sekolah yang telah menyatakan menerima BOS dibagi 2 (dua) kelompok, dengan hak dan kewajiban sebagai berikut: a. Sekolah dengan jumlah penerimaan dari peserta didik lebih kecil dari BOS. 1). Bagi Sekolah yang selama ini memungut biaya penerimaan siswa baru dan iuran bulanan yang tertuang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) lebih kecil dari dana BOS, maka sekolah tersebut harus membebaskan semua bentuk pungutan/ sumbangan/iuran kepada seluruh peserta didik yang akan digunakan untuk membiayai beberapa komponen pembiayaan pendidikan. 2). Sekolah penerima BOS juga diwajibkan untuk membantu peserta didik kurang mampu yang mengalami kesulitan transfortasi dari dan ke sekolah.
18
3) Sekolah dilarang memanipulasi data dengan tujuan tetap dapat memungut iuran peserta didik, atau untuk memperoleh dana BOS lebih besar. b. Sekolah dengan jumlah penerimaan dari peserta didik lebih besar dari BOS. Apabila sekolah yang memiliki jumlah penerimaan dari peserta didik yang tertuang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) lebih besar dari dana BOS, maka sekolah dapat memungut tambahan biaya, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Apabila di sekolah tersebut terdapat siswa miskin, maka sekolah diwajibkan membebaskan iuran seluruh siswa miskin yang ada di sekolah tersebut. Sisa dana BOS (bila masih ada) digunakan untuk mensubsidi siswa lain sehingga iuran bulanan siswa lebih kecil dibandingkan sebelum menerima BOS. 2) Bagi sekolah yang tidak mempunyai siswa miskin, maka dana BOS digunakan untuk mensubsidi seluruh yang dibebankan kepada orang tua siswa minimum senilai dana BOS yang diterima sekolah 14 .
14
Ibid,.7-9.
19
7. Mekanisme Penyaluran dan Pemanfaatan Dana BOS a. Mekanisme Penyaluran dana BOS 1). Syarat Penyaluran Dana BOS. a) sekolah yang belum memiliki rekening rutin sekolah, harus membuka nomor rekening atas nama lembaga ( tidak boleh atas nama pribadi ) b) Sekolah mengirimkan nomer rekening tersebut kepada Tim Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) Kabupaten/Kota. c) Tim Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan menkomplikasi nomor rekening sekolah dan selanjutnya dikirim kepada Tim Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) Propinsi. 2). Penyaluran Dana BOS Penyaluran dana BOS dilaksanakan oleh tim PKPS BBM Tingkat Propinsi melalui PT. Pos/Bank Pemerintah, dengan tahap-tahap sebagai berikut: a) Satker/Tim PKPS BBM Propinsi mengajukan Surat Permohonan Pembayaran Langsung (SPP-LS ) dana BOS kepada Pendidikan Propinsi,
Dinas
20
b) Dinas Pendidikan Propinsi setelah melakukan verifikasi atas SPP-LS dimaksud menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPMLS) c) Dinas Pendidikan Propinsi selanjutnya mengirimkan SPM-LS dimaksud kepada Kantor Perbendaharaan Pendapatan Negara (KPPN) Propinsi. d) Kantor Perbendaharaan Pendapatan Negara melakukan
verifikasi
terhadap
( KPPN ) Propinsi
SPM-LS
untuk
menerbitkan Surat Perintah Penerimaan Dana
selanjutnya
( SP2D ) yang
membebani rekening Kas Negara. e) Selanjutnya dana BOS disalurkan ke sekolah penerima BOS melalui kantor Pos/Bank Pemerintah yang ditunjuk sesuai dengan Perjanjian Kerja antara Dinas pendidikan Propinsi dengan Lembaga Penyalur (Pos/Bank).
Dinas Pendidikan Propinsi Mengajukan SPP
Satker PKPSBBM Propinsi
Menerbitkan SPM
KPPN Propinsi
Menerbitkan SP2D
Bank KPPN
Pencairan dana
Kantor Pos/Bank Propinsi Rekening Sekolah
21
f) Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota dan sekolah harus mengecek kesesuaian dana yang di salurkan oleh kantor Pos/Bank dengan alokasi dana BOS yang ditetapkan oleh Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota.Jika terdapat perbedaan dalam jumlah dana yang diterima, maka perbedaan tersebut harus segera dilaporkan kepada Kantor Pos/Bank yang bersangkutan dan Tim PKPS-BBM Propinsi untuk diselesaikan lebih lanjut. 3). Pengambilan dana BOS. Pengambilan dana BOS dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan diketahui oleh Ketua Komite Sekolah dan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dengan menyisakan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku 15 . b. Pemanfaatan dana BOS. 1). Penerimaan dan Pengeluaran a) Dana BOS langsung dikirim ke nomor rekening rutin sekolah oleh lembaga penyalur Kantor Post/Bank. b) Pengeluaran
dana
berdasarkan
permintaan
penanggungjawab
kegiatan harus diketahui oleh Kepala Sekolah dan disetujui oleh Kometi Sekolah.
15
Ibid,. 12-14.
22
c) Pengambilan dana berikutnya oleh penanggung jawab kegiatan dapat direalisasi setelah memberikan pertanggung jawaban dana yang diberikan sebelumnya kepada Bendahara/ Guru. d) Penerimaan dan pengeluaran dana dicatat dalam pembukuan. 2). Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) digunakan untuk: a). Biaya formulir pendaftaran. (1) Digunakan untuk membeli ATK/bahan/pengadaan lain-lain. (a) Untuk pengadaan ATK/pengadaan fomulir/lain-lain dengan nilai, sebelum ditambahkan
Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), diatas Rp. 1 juta akan dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) sebesar 1,5% yang harus di setorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank. (b) Untuk keabsahan bukti pengeluaran yang memuat sejumlah uang agar diperhatikan ketentuan mengenai bea materai yang besarnya berkaitan dengan nilai pembelian yang tercantum pada bukti tersebut. b). Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan. (1) Pengadaan buku peajaran pokok dan dan buku penunjang untuk perpustakaan
dilakukan oleh sekolah dengan melakukan
perbandingan harga dan harus diperiksa kualitasnya .
23
(2)
Untuk pengadaan dengan nilai, sebelum ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diatas Rp. 1 juta akan dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) sebesar 1,5% yang harus di setorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank Pemerintah setempat.
(3). Untuk keabsahan bukti pengeluaran yang memuat sejumlah uang agar diperhatiakan ketentuan mengenai bea materai yang besarnya berkaitan dengan nilai pembelian yang tercantum pada bukti tersebut. c). Biaya peningkatan dan pegembangan profesi mutu guru. (1). Dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pelatihan, KKG/MGMP dan
KKKS/MKKS. Pengeluaran kegiatan
tersebut seperti honorarium nara sumber, penulis naskah materi paparan, uang lelah peserta, pegadaan alat tulis, bahan, pengadaan materi, transport, dan konsumsi di pergunakan dari dana BOS. (2). Pengadaan alat tulis/bahan/pengadaan materi dengan nilai sebelum ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diatas Rp. 1 juta akan dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) sebesar 1,5% yang harus di setorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank Pemerintah setempat.
24
(3). Pembayaran honorarium nara sumber, penulis naskah materi paparan, dan uang saku peserta bagi PNS Gol I, II, III dan IV di kenakan PPh Ps. 21 sebesar 15%
sedang bagi
GTT/PTT di kenakan PPh Ps. 21 sebesar 5%. d). Ujian sekolah, ulangan umum bersama, dan ulangan umun harian. (1). Digunakan untuk membeli ATK/bahan/pengadaan/lain. (2). Untuk pengadaan ATK/bahan/pengadaan soal ujian/lain-lain dengan nilai, sebelum ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diatas Rp. 1 juta akan dikenai pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) sebesar 1,5% yang harus di setorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank Pemerintah setempat. (3). Untuk keabsahan bukti pengeluaran yang memuat sejumlah uang agar diperhatikan ketentuan mengenai bea materai yang besarnya berkaitan dengan nilai pembelian yang tercantum pada bukti tersebut e). Membeli bahan-bahan habis pakai, misalnya buku tulis, kapur tulis, pensil dan bahan praktikum. (1) Digunakan untuk pembelian bahan pendukung proses belajarmengajar.
25
(2). Untuk pengadaan bahan-bahan ini dengan nilai sebelum ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diatas Rp. 1 juta akan dikenai pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) sebesar 1,5% yang harus di setorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank Pemerintah setempat. (3). Untuk keabsahan bukti pengeluaran yang memuat sejumlah uang agar diperhatikan ketentuan mengenai bea materai yang besarnya berkaitan dengan nilai pembelian yang tercantum pada bukti tersebut f). Membayar Biaya Perawatan Ringan atau Perawatan Sekolah. (1). Untuk pengadaan bahan-bahan perawatan/perbaikan ringan gedung sekolah dengan nilai, sebelum pajak ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diatas Rp. 1 juta akan dikenai pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) sebesar 1,5% yang harus di setorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank Pemerintah setempat. (2). Untuk keabsahan bukti pengeluaran yang memuat sejumlah uang agar diperhatikan ketentuan mengenai bea materai yang besarnya berkaitan dengan nilai pembelian yang tercantum pada bukti tersebut
26
g). Membayar Langganan Daya dan Jasa (1). Untuk membayar langganan listrik, air dan telepon yang ada di sekolah. (2). Bila terdapat jaringan telepon dan listrik di sekitar sekolah dan sekolah belum berlangganan daya dan jasa tersebut, di perkenankan untuk memasang jaringan ke sekolah. (3). Tidak diperkenankan untuk pembelian handpone dan membayar pulsa handpone. h). Membayar honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer. (1). Honor diberikan kepada kepada guru-guru (non PNS). Dalam hal ini sekolah berkewajiban memungut Pajak Penghasilan PPh Ps. 21 sebesar 5% untuk desetorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank Pemerintah setempat. (2). Bagi guru PNS yang merangkap di sekolah swasta diperlukan sebagai tenaga pendidik honorer. i). Membiayai kegiatan kesiswaan (1). Di gunakan untuk remedial, pengayaan, olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya. (2).
Dapat digunakan membiayai kegiatan tersebut seperti pengeluaran alat tulis, bahan penggadaan materi termasuk
27
uang lelah dan trasport bagi guru yang menyelenggarakan kegiatan ini. (3).
Pengandaan alat tulis, bahan, pengandaan materi, dan konsumsi dengan nilai sebelum ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diatas Rp. 1 juta akan dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) sebesar 1,5% yang harus di setorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank Pemerintah setempat.
(4). Pembayaran uang lelah tersebut bagi PNS Gol. III dan IV dikenakan PPh Ps 21 sebesar 15% sedang bagi GTT/PTT dikenakan PPh Ps. 21 sebesar 5%.
j). Memberi bantuan siswa miskin untuk biaya transportasi. Dipergunakan untuk meringankan biaya trasportasi dari dan ke sekolah bagi siswa miskin. Bantuan trasportasi tidak dikenakan pajak. Bantuan hanya diberikan kepada siswa yang hanya karena transportasi sehingga terancam tidak masuk sekolah. Komponen ini juga dapat berbentuk pembelian alat transportasi bagi siswa yang tidak mahal, misalnya sepeda. Alat ini juga menjadi inventaris sekolah.
28
k). Kusus untuk salafiyah dan sekolah non Islam dana BOS juga diperkenankan
untuk biaya asrama/ pondokan dan membeli
peralatan ibadah. (1). Khusus untuk pengadaan peralatan ibadah dilakukan dengan perbandingan harga dengan harus diperiksa kualitasnya. Bahan yang tidak memenuhi standar harus ditolak. (2). Pengadaan bahan yang nilainya, sebelum ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diatas Rp. 1 juta akan dikenai pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) sebesar 1,5% yang harus di setorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank Pemerintah setempat. (3). Untuk keabsahan bukti pengeluaran yang memuat sejumlah uang agar diperhatikan ketentuan mengenai bea materai yang besarnya berkaitan dengan nilai pembelian yang tercantum pada bukti tersebut 16 .
l). Membiayai kegiatan dalam kaitan dengan pengelolaan dana BOS Dapat depergunakan biaya ATK, pengadaan, surat menyurat dan menyusun laporan dalam rangka pengelolaan dana BOS.
16
Depag dan Diknas, Petunjuk Teknis Keuangan BOS (Jakarta: Depag dan Diknas, 2005),5-8.
29
m). Bila seluruh komponen diatas telah terpenuhi pendanaanya dari BOS dan masih terdapat sisa dana maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran dan mebeler sekolah. Untuk
pengadaan
tersebut
dengan
nilai
sebelum
ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diatas Rp. 1 juta akan dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22) sebesar 1,5% yang harus di setorkan ke Kas Negara melalui kantor Pos/Bank Pemerintah setempat. 3). Dana BOS Tidak Boleh Digunakan Untuk : a). Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan b). Dipinjamkan kepihak lain. c). Membayar
bonus,
transportasi,
atau
pakaian
yang
tidak
berkepintingan dengan murid. d). Membangun gedung/ruang baru. e). Membeli
bahan/peralatan
yang
tidak
mendukung
proses
pembelajaran f). Menanamkan saham. 4). Pembatalan Dana BOS. Dalam hal sekolah penerima dana BOS mengalamim perubahan sehingga tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai penerima dana BOS atau tutup/bubar maka bantuan dibatalkan dan dana BOS harus disetorkan kembali
30
ke kas Negara. Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota bertanggung jawab dan berwenang untuk membatalkan dana BOS.
8. Tata Tertib Pengelolaan Dana PKPS-BBM 1. Tim PKPS-BBM Tingkat Pusat. a. Tidak diperkenankan untuk merealokasi dana BOS, BKM, maupun dana safeguarding yang telah disepakati oleh Pemerintah Pusat dengan DPR RI. b. Data jumlah siswa tiap wilayah harus didasarkan pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. c. Tidak diperkenankan pungutan dalam bentuk apapun kepada Tim PKPS-BBM Propinsi/Kabupaten/Kota/Sekolah. d. Diharuskan mengelola dana safeguarding secara trasparan dan bertanggung jawab. e. Bersedia diaudid oleh lembaga yang berwenang. 2. Tim PKPS-BBM Propinsi. a.
Tidak diperkenankan untuk merealokasi dana BOS, BKM, maupun dana safeguarding yang telah yang telah ditetapakan oleh Tim PKPSBBM Pusat.
b. Data jumlah siswa tiap kabupaten/kota dan sekolah harus didasarkan pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.
31
c. Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam bentuk apapun kepada Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota/Sekolah. d. Diharuskan mengelola dana safeguarding secara trasparan dan bertanggung jawab. e. Bersedia mengembalikan sisa dana yang tidak terserap ke kas Negara. f. Bersedia diaudid oleh lembaga yang berwenang. g. Tidak diperkenankan mengkoordinir pembelian barang dan jasa dalam pemanfaatan dana BOS dan BKM. h. Tidak diperkenankan mengurangi anggaran pendidikan dari APBD Propinsi yang telah dialokasikan sebelumya karena adanya program PKPS-BBM. 3. Tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota. a. Data jumlah siswa tiap sekolah harus didasarkan pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. b. Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam bentuk apapun dari sekolah. c. Diharuskan mengelola dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kabupaten/Kota secara trasparan dan bertanggung jawab. d. Bersedia mengembalikan sisa dana yang tidak terserap ke kas Negara. e. Bersedia diaudid oleh lembaga yang berwenang. f. Tidak diperkenankan mengkoordinir pembelian barang dan jasa dalam pemanfaatan dana BOS dan BKM.
32
g. Tidak diperkenankan mengurangi anggaran pendidikan dari APBD Kabupaten/Kota yang telah dialokasikan sebelumya karena adanya program BOS. 4. Sekolah. a.
Tidak diperkenankan melakukan manipulasi data jumplah siswa dengan maksud untuk memperoleh bantuan yang lebih besar.
b. Tidak diperkenankan melakukan manipulasi data besar iuran sekolah dengan maksud untuk tetap dapat memungut iuran kepada orang tua siswa. c.
Bersedia diaudid oleh lembaga yang berwenang terhadap seluruh dana yang dikelola, baik yang berasal dari dana BOS maupun dari sumber lain.
d. Diharuskan mengelola dana BOS secara trasparan dan bertangungjawab.
9. Pertanggungjawaban Keuangan Penggunaan dana Bos sepenuhnya menjadi tanggungjawab lembaga yang kegiatannya pecatatan penerimaan dan pengeluaran uang serta laporan keuangan, sehingga memudahkan proses pengawasan atas penggunaan dana. 1. Pembukuan a.
Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah.
b. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materi yang cukup sesuai dengan ketentuan bea materai. Untuk transaksi dengan nilai
33
Rp 250 000,- tidak dikenai bea materia, sedang transaksi dengan nilai nominal antara Rp 250 000,- sampai dengan Rp 1000 000,- dikenai bea materai dengan tarif sebesar Rp 3000,- dan transaksi dengan nilai nominal lebih besar Rp 1000 000,- dikenal dengan bea materai dengan tarif sebesar Rp 6000,-. c. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang atau jasa yang dibayar, tanggal, dan nomer bukti; d. Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar dicatat atau dibukukan dalam buku penerimaan dan pengeluaran atau buku kas. e. Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dibukukan atau dicatat sesuai dengan urutan tanggal kejadiannya f. Setiap akhir bulan buku tersebut ditutup dan dihitung saldonya untuk dicocokan dengan saldo fisik baik yang ada di Kas maupun di Bank. g. Dalam buku Kas tidak boleh ada halaman kosong yang tidak terisi, tanda bekas coretan/hapusan atau sesuatu catatan pembukuan yang membuat interprestasi berbeda. 2. Pajak Dalam pelaksanaan program BOS hal-hal yang terkait dengan pajak harus mengikuti ketentuan yang berlaku. Untuk itu sekolah
diminta untuk
berkonsultasi dengan intasi pajak setempat mengenai pajak yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan BOS didaerah masing masing.
34
3. Pelaporan Laporan merupakan pertanggungnjawaban segala aktifitas/kegiatan yang telah dilakukan oleh kepala sekolah kepada pihak pemberi tugas. Laporan pertanggungjawaban ini akan digunakan oleh pemberi tugas sabagai alat monitoring/evaluasi atas penugasan yang diberikan, sehingga sasaran yang telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien. Untuk itu laporan pertangungjawaban harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: a. Singkat tapi jelas b. Lengkap c. Tertata Rapi d. Membukukan semua trasaksi penerimaan dan pengeluaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menutup buku pada akhir bulan. e. Uang tunai yang ada dalam kas tunai tidak lebih dari Rp 2,5 juta sampai dengan Rp 5 juta f. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kepada pihak yang berkepentingan. g. Jenis laporan keuangan yang harus dibuat oleh sekolah sebagai berikut: 1) Rencana anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah. 2) Rincian Penggunaan dana perjenis Anggaran 3) Buku Kas. 4) Bukti-bukti pengeluaran yang sah
35
5) Waktu pelaporan 6) Laporan pertanggungjawaban keuangan tersebut disampaikan setiap triwulan, semester dan tahunan.
10. Pengawasan dan Sanksi a. Pengawasan. Pengawasan yang dimaksud ini
adalah kegiatan monitoring dan
evaluasi yang dilakukan oleh lembaga di luar pengelola program. Pengawasan terhadap program PKPS-BBM ini dilakukan oleh lembaga pengawasan yang berkompeten, antara lain: 1) Tim monitoring Independen: Perguruan tinggi, DPR, BIN atau Tim Independen Khusus yang ditunjuk oleh pemerintah. 2) Unsur masyarakat dari unsur Dewan Pendidikan, LSM, BMPS, maupun organisasi masyarakatan/kependidikan lainya. 3) Instansi Pengawasan; BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, dan Bawasda Propinsi dan Kabupaten /Kota. 4) Unit-unit pengaduan masyarakat yang terdepan di sekolah/madrasah, Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat. b. Sanksi. Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara dan/atau sekolah dan/atau siswa akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat
36
yang berwewenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya: 1) Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja) 2) Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi. 3) Penerapan proses hukum. 4) Pemblokiran dan untuk penyaluran periode berikutnya dan pengantian sementara seluruh bantuan pada tahun berikutnya kepada kab/Kota dan propinsi, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan. 5) wenang yang dapat merugikan negara dan/atau sekolah dan/atau siswa akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwewenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk. 6) Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja) 7) Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi. 8) Penerapan proses hukum. 9) Pemblokiran dan untuk penyaluran periode berikutnya dan pengantian sementara seluruh bantuan pada tahun berikutnya kepada kab/Kota dan propinsi, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan secara sengaja
37
dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan 17 .
B. Manajemen Sekolah 1. Pengertian Manajemen Sekolah. Manajemen adalah pengendalian sumber agar berdayaguna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan 18 . Sedang
menurut
Drs.Nanang
Fatuh,
manajemen
sebagai
proses
merencanakan mengorganisir, memimpin dan megendalikan upaya organisasi agar tercapai secara efektif dan efesien 19 . Menurut Hj. Musrifah, Manajemen dapat di definisikan kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam rangka mencapai tujuan. Senada dengan Siagian M. Manulang, manajemen sebagai suatu proses mencapai tujuan usaha melalui orang lain. Dari dua definisi tersebut dapat diambil inti manajemen, yang meliputi: a. Adanya suatu proses. b. Adanyan tujuan yang hendak dicapai. c. Proses melalui pelaksanaan pencapaian tujuan. d. Tujuan yang dicapai melaui orang lain 20 .
17
Depag dan Diknas, Petunjuk Pelaksanaan BOS (Jakarta : Depag dan Diknas, 2005),39. Dann Suganda, Manageman Administrasi (Suatu Pendekatan Sistem Dalam Manajemen Perkantoran): (Bandung: Sinar Baru, 1986),10. 19 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pedidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004),1. 18
38
Istilah administrasi
manajemen
sekolah
acapkali
disandingkan
dengan
istilah
sekolah. Berdasarkan fungsi pokoknya istilah manajemen dan
administrasi mempunyai fungsi yang sama. Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik dan komprehensif dalam rangka mewujutkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengolahan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang 21 . Bidang manajemen sekolah atau madrasah ini meliputi: a. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha. b. Anggaran belanja keuangan sekolah. c. Masalah kepegawaian dan personalia sekolah. d. Keuangan dan perbukuanya. e. Korespondensi atau surat menyurat. f. Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian Buku induk, Raport, dan sebagainya 22 .
20
Habib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di Sekolah (Esistensidan proses belajar mengajar PAI “ (Yokyakarta: Pustaka Belajar. 1998),125. 21 E. Mulyas, M.Pd. Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.2002), 20. 22 H.M Daryanto, Adminitrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 200),24.
39
2. Prinsip Dasar Manajemen Sekolah Melaksanakan manejemen sekolah harus memperhatikan dalil-dalil umum manajeman yang lazim disebut prinsip-prinsip manajemen antara lain: a. Prinsip Pembagian Kerja (Division of work) Pembagian tugas kerja diantara semua orang yang bekerja dalam suatu usaha sangat penting mulai dari orang yang tingkatannya paling tinggi sampai dengan karyawan yang paling rendah. dalam pembagian kerja ini perlu diperhatikan prinsip “The right man in the right place” yang artinya menempatkan seseorang dalam suatu tugas pekerjaan yang disesuaikan dengan keahlian dibidangnya, pengalamanya, dan juga keadaan atau kondisi fisik, mental dan moralnya. b. Prinsip Wewenang dan Tanggung Jawab ( Authority and Responsibility ) Setiap petugas atau pekerja harus jelas dan tegas antara tanggung jawab dan wewenangnya harus terdapat keseimbangan sehingga setiap orang dapat memberikan tanggung jawab sesuai dengan wewenang
yang di berikan
padanya. c. Prinsip Kesatuan Komando / Perintah (Unite Of Command) Komando atau perintah terhadap bawahan harus satu dan datangnya juga hanya dari satu sumber, agar setiap orang tau kepada siapa seharusnya ia bertanggung jawab, sesuai dari mana ia memperoleh wewenang. Jadi jenis maupun sumber perintah seharunya satu tidak boleh kembar.
40
d. Prinsip KIS (Koordinasi, Integrasi dan Singkronisasi) 1) Koordinasi adalah usaha untuk menghimpun dan sekaligus mengarahkan kegiatan-kegiatan semua sarana atau alat di dalam organisasi (orang,uang, bahan-bahan , metode dan sebagainya)
kepada tujuan
organisasi 2) Integrasi adalah usaha untuk menyatukan kegiatan-kegiatan berbagai kegiatan atau unit dalam suatu organisasi sehingga merupakan suatu kebutuhan pikiran maupun tindakan ke arah satu sasaran atau tujuan 3) Singkronigasi adalah usaha menyelaraskan atau menyesuaikan kegiatan dari berbagai kegiatan atau unit organisasi guna mencapai
keserasian
atau keharmonisan tindakan dalam menuju satu sasaran atau tujuan. e. Prinsip Tertib dan Disiplin. Suatu
ketertipan
dalam
sekolah
sangatlaah
penting
sebab
menjalankan ketertiban disiplin kerja dapat tercapai. Dengan tata tertib dan disiplin dengan meningkatkan kualitas atau dapat menghasilkan pula dari pada mutu hasil kerja. f. Prinsip semangat kesatuan atau semangat Korps ( Esprit De Corps ). Setiap orang yang berkerja sama dalam suatu usaha perlu memiliki jiwa kesatuan dengan semangat korps, sehingga setiap orang akan berkerja dengan senang dan akan timbul inisiatif dan prakarsanya untuk memajukan usahanya.
41
g. Prinsip Keadilan dan Kejujuran. Semangat kesatuan akan terbina jika usaha itu berlaku keadilan dan kejujuran. Keadilan dalam arti adil dalam penempatan tenaga kerja yakni sesuai dengan pendidikan ,pengalaman, keahlian seseorang. Kejujuran dalam arti masing-masing orang bekerja untuk kepentingan bersama dalam usaha atau organisasi yang bersangkutan dan
bukan mendahulukan
kepentingan pribadi. Jika prinsip-prinsip diatas tidak dijalankan akan timbul yang disebut mis manajemen yang disebabkan antara lain : 1) Belum adanya stuktur organisasi yang baik. 2) Tidak sesuainya rencana dengan kemampuan dalam melaksanakan rencana tersebut. 3) Belum adanya keseragaman metode kerja yang baik. 4) Belum adanya persamaan pendapat antara pemimpin dengan bawahan 23 .
3. Ciri-Ciri Menejemen Sekolah Yang baik. Manajemen merupakan suatu alat organisasi untuk mencapai tujuan dan tujuan tersebut dapat dicapai sesuai dengan target yang di inginkan apabila menejemen baik. Untuk itu perlu adanya rumusan atau standar yang jelas.
23
Alex Gunur, Manajemen (kerangka-kerangka pokok) (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1982),18-20.
42
Managemen yang baik adalah manajemen yang tidak menyimpang dari konsep dan sesuai dengan obyek yang ditangani. Adapun kriteria menejemen sekolah yang baik antara lain: a. Manejemen yang fleksible yaitu menejemen yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan kondisi. Suatu pekerjaan dikatakan fleksible ialah apabila dalam menyikapi disesuaikan dengan kondisi yang sedang dialami atau kondisi. b. Manajemen efektif yaitu manajemen yang dapat memberikan hasil yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, dikatakan efektif apabila menejemen tersebut mampu merialisasikan tujuan organisasi dalam aspek suatu manajemen tersebut. c. Manajemen yang efisien yaitu manajemen yang dapat menghasilkan biaya sesuai dengan rencana semula. Yang dimaksud biaya adalah uang, waktu, tenaga orang, material, media, dan sarana. suatu manajemen yang efisien dapat diperoleh dengan cara: 1) Mengerjakan segala sesuatu dengan benar artinya prosedur yang sedang ditempuh, sarana, media material yang dipakai dan metode yang diterapkan harus cocok dengan apa yang dikerjakan. 2) Permasalahan yang terjadi dalam organisasi hendaklah diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Masalah yang tidak terselesaikan dalam waktu yang lama akan merugikan organisasi hal ini berarti tidak efektif.
43
3) Mengamankan
sumber-sumber
pendidikan
dengan
cara
mengkoordinasi sumber-sumber itu dengan sebaik-baiknya. Yang dimaksud sumber-sumber pendidikan ialah orang, materi, media dan sarana. Sumber yang terbatas itu perlu diatur pemakaianya sehingga memberi manfaat secara maksimal. 4) Setiap petugas baik pegawai, guru, diharapkan mengikuti tugas-tugas pekerjaan 5) Setiap menejer diharapkan dapat menekan biaya pendidikan dengan tidak mengorbankan produksi 24 .
4. Teori Manajemen Sekolah. a. Teori Klasik Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik dan kerja merupakan suatu yang diharapkan.oleh karena itu teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktur/anatomi organisasi. Salah satu teori klasik adalah manajemen ilmiah (Scientific Management) dipelopori oleh Frederik W. Taylor (1856 – 1915). Pendekatan ilmiah ini berpandangan bahwa yang menjadi sasaran manajemen adalah
24
Made Pidarta, Menejemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1990),17-23.
44
mendapatkan kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan karyawannya. Untuk itu menejemen harus melaksanakan prinsip-prinsip: 1) perlunya dikembangkan ilmu bagi setiap tugas (pedoman gerak, implementasi kerja yang standart dan iklim kerja yang layak). 2) pemilihan karyawan yang tepat sesuai dengan persyaratan kerja. 3) perlunya pelatihan dan pemberian rangsangan. 4) perlunya dilakukan penelitian-penelitian dan percobaan-percobaan. Filley, Kerr dan hous (1976) kelemahan-kelemahan teori klasik secara garis besar dikemukakan sebagai berikut: 1) Teori klasik adalah teori yang terikat waktu. 2) Teori klasik mempunyai ciri-ciri deterministik. 3) Teori ini merumuskan asumsi secara eksplisit. b.Teori Neo-Klasik Teori ini timbul sebagian karena pada para manajer terdapat berbagai kelemahan dengan pendekatan klasik. Disini perlu upaya untuk membantu para manajer dalam menghadapi manusia, agar organisasi lebih efektif. Teori ini berasumsi bahwa manusia itu mahluk sosial dengan mengaktualisasikan dirinya. Beberapa pelopor aliran neo-klasik ini antara lain: Elton Mayo dengan studi hubungan antar manusia, atau tingkah laku manusia dalam situasi kerja.
45
Pengikut aliran ini Chester I. Barnard (1976) yang menyatakan bahwa hakikat organisasi adalah kerjasama, yaitu kesediaan orang saling berkomunikasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. c. Teori Modern. Pendekatan modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional. Artinya orang menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi
dan
mengambil kepuasan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsi yang dipakai ialah bahwa orang itu berlainan baik kebutuhanya, reaksinya, tindakannya yang semuanya bergantung pada lingkungannya. Selanjutnya orang itu bekerja di dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan bersama 25 .
5. Fungsi-Fungsi Manajemen Madrasah/Sekolah Sejalan
dengan
sejarah
perkembangan
dan
berdasarkan
situasi
penerapannya, manajemen meliputi berbagai fungsi. Menurut Moris (1976) fungsi manajemen adalah rangkaian berbagai kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, dan dilaksanakan oleh orang-orang, lembaga atau bagian-bagiannya yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Pengertian diatas menunjukkan bahwa fungsi-fungsi manajemen itu berwujud kegiatan yang berurutan dan berhubungan sehingga satu kegiatan menjadi
25
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004),22-29.
46
syarat bagi kegiatan lainnya. Kegiatan-kegiatan itu harus ada dan dapat dilakukan oleh seseorang dan atau kelompok yang tergabung dalam suatu organisasi 26 Dari berbagai pakar manajemen yang mengemukakan tentang urutan fungsi manajemen, penulis mengambil dari salah seorang pakar manajemen yaitu Harold Koonzt dan Cyrill O. Donell mereka menggolongkan fungsi-fungsi manajemen kedalam lima urutan dengan singkatan POSDC yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (penyusunan staf), Directing (pengarahan) and Controling (pengawasan). Sehubungan dengan ini penulis akan menguraikan kelima fungsi manajemen diatas: a. Planning ( Perencanaan ) Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan planning pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal, dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam semua bidang disuatu negara 27 .
26
Siggara S. M. P. T untuk pendidikan non formal dan pengembangan sumber daya manusia (Bandung: Patah Production, 2004),49. 27 Yusuf Enoch, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan ( Jakarta: Rineta Karya, 1992 ),1-3.
47
b. Organising (Pengorganisasian ) Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan, menyusun organisasi berarti merancang stuktur
berbagai hubungan antara jabatan atau pekerja
personal dan faktor fisik 28 . c. Stafing ( Penyusunan Staf ) Stafing merupakan salah satu fungsi menejemen yang berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangan sampai dengan usaha agar setiap tenaga petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi . d. Directing (Pengarahan ) Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsini (1988) memberikan difinisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk
serta
pertimbangan terhadap para petugas yang terlibat baik secara spiktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan secara lancar, kegiatan pengarahan dapat dilakukan dengan berbagai cara : 1). Melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan individu atau kelompok. 2). Memberikan petunjuk umum dan petunjuk kusus baik secara lisan maupun tertulis, secara langsung maupun tidak langsung.
28
Moh Agus Tulus, Menejemen SDM (Jakarta: Gramen Persada Utama, 1992),4.
48
e. Controling ( Pengawasan ) Yang disebut Controling adalah salah satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud mencapai tujuan yang sudah digariskan semula. Fungsi pengawasan adalah kegiatan pemimpin untuk meneliti, menilai dan mengukur pelaksanaan maupun hasil dari pada pekerjaan, agar dapat diketahui apakah sesuai dengan rencana atau tidak 29 .
6. Aspek-Aspek Manajemen Sekolah a.Bidang Kurikulum Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada anak didiknya baik dilakukan didalam maupun diluar sekolah. Kurikulum juga sering disebut program pendidikan karena merupakan rencana pendidikan dan pengajaran 30 . b. Bidang Kesiswaan Manajemen bidang kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Bidang ini bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam kesiswaan agar kegiatan 29
Alex Gunur, Manajemen (kerangka-kerangka pokok) (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1982),42-48. 30 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),32.
49
pembelajaran di sekolah berjalan lancar, tertip, teratur dan mencapai tujuan pendidikan di sekolah. c. Bidang Pembiayaan dan Keuangan Pembiayaan dan keuangan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langung
menunjang
efektifitas
dan
efesiensi
pengelolahan
pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan 31 . d. Bidang Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses, khususnya belajar mengajar seperti meja, kursi, gedung dan lain-lain. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah dan lainlain. g. Bidang Kepegawaian. Kegiatan dibidang ini disebut juga administrasi kepegawaian atau ketenaga kerjaan, Prinsip kegiatanya meliputi : penerimaan, penempatan, pembimbingan, pengangkatan, dan pemberhentian tenaga kerja dalam mencapai tujuan organisasi.
31
E. Mulyas, M.Pd. Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.2002),47.
50
h. Bidang Lembaga dan Masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta
didik di sekolah. Hubungan ini bertujuan
untuk : 1) Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak didik. 2) Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat. 3) Menjalin masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah 32 .
32
Ibid,.50.
51
BAB III KONSEP PELAKSANAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DAN MANAJEMEN SEKOLAH DI MTs NURUL FALAH KROWE LEMBEYAN MAGETAN.
A. Keadaan Umun MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. 1. Sejarah Berdirinya MTs Nurul Falah Krowe. Pada tahun 70-an di dusun Kajar desa Krowe berdiri sebuah Masjid yang di pimpin oleh Bpk K. Umar Syahid, di Masjid inilah berdiri sebuah lembaga pendidikan non formal
seperti halaqoh/diniyah yang proses
pembelajaranya masuk sore sampai shalat ‘Isak. Beberapa tahun kemudian karena yang belajar di tempat ini semakin banyak maka didirikan sebuah sekolah yaitu Madrasah Ibtidaiyah. Pada tahun 80-an keluarga
besar Kromodongso
yang diprakasai
Bapak Syamsi selaku Kepala desa Krowe, bermusyawarah untuk mendirikan sebuah Madrasah Tsanawiyah sebagai lanjutan para siswa siswi yang telah tamat dari Madrasah Ibtidaiyah, maka pada tahun 1983 berdirilah Yayasan Nurul Falah dan berdiri pula MTs Nurul Falah krowe, dengan Siswa pertama sebanyak 60 siswa dan tenaga pengajar enam orang dan sebagai kepala sekolahnya Bapak Amin,B.A. Pada waktu itu proses pembelajarannya masuk sore karena belum punya gedung sendiri, bertempat di depan SDN Krowe I. Pada tahun 1985 proses pembelajaran pindah dirumah-rumah keluarga besar
52
Kromodongso
dan kantor sekolahnya di gedung pertemuan PKK, karena
gedung yang dipakai untuk proses pembelajaran yang biasa digunakan diminta oleh Diknas untuk digunakan dan dibuka Sekolah Menengah Pertama (SMP) krowe. Pada tahun ini pula Yayasan Nurul Falah membangun sebuah gedung di sebelah barat Madrasah Ibtidaiyah, sebanyak enam lokal. Dan pada tahun 1986 MTs Nurul Falah Krowe ikut Ujian Nasional pertama tempatnyapun masih di rumah-rumah. Setelah menamatkan siswanya yang pertama, pada tahun ini pula awal proses kegiatan belajar mengajar di MTs Nurul Falah Krowe pindah di gedung yang baru, hingga sekarang. Pada tahun 2000 kepala sekolah MTs Nurul Falah Krowe sudah diganti oleh Bpk Sarni,A.Md sampai sekarang 33 . 2. Letak Geografis Krowe adalah nama sebuah desa dikecamatan Lembeyan kabupaten Magetan, Desa Krowe terletak di sebelah utara desa Tapen, sebelah timur desa Ngentep kecamatan Kawedanan, sebelah utara berbatasan dengan desa Sundul kecamatan Parang, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Pragak kecamatan Parang kabupaten Magetan. Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah letaknya + 5 km sebelah utara dari kecamatan Lembeyan, dan 13 km sebelah selatan dari Kabupaten Magetan. Tepatnya di sebelah barat lereng gunung Rencang Kencono (Gunung Bancak) di tengah-tengah desa Krowe. MTs Nurul Falah
33
Wawancara dengan Bapak Mudzakir, Guru Fiqih MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan di ruang guru, tanggal 2 September 2006.
53
Krowe memiliki tanah seluas 7215 m2. Berikut data penggunaan tanah di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Tabe 3. I Data Penggunaan Areal Tanah di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Luas m2 776 2500 3340 180 419 7215
Penggunaan Tanah Bangunan Lapangan Olah Raga Kebun Di Pakai lainya Belum di Gunakan Jumlah 3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan bagan lain yang berhubungan dengan garis-garis kekuasaan serta tanggung jawab keseluruhan susunan organisasi. Adapun struktur organisasi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe yaitu: Bagan Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Ketua Yayasan Nurul Falah A. Husein, S.H.
Kepala MTs Nurul Falah Sarni, AM.d.
PKM. Kesiswaan Bambang S T, S.Ag.
PKM. PKM. Kurikulum Kurikulum Jamingin Jamingin E, E, S.Pd. S.Pd.
PKM. Humas Samuji, A.Md.
Ketua BP.3 Sapingi.
Guru B P Samuji, A.Md.
Ketua Tata Usaha Paniyem
54
Koordinator Piket Kusno
Wali Kelas I a Kayatun, S.pd.
Guru-Guru yang lain Kasrudin, S.Pd. Titik S Johan M Mudzakir. Anisa’
Wali Kelas I b Siran.
PKM. Sarana Prasarana Sarijo, S.Pd.
Wali Kelas II a Samuji, A.Md. Wali Kelas II b Benu, S.Pd. Wali Kelas III a Jamingin E,Spd Wali Kelas III b Boimin, S.Thi.
Pengurus Osis Ketua
Ketua Kelas Ia Yusuf S
Ketua Kelas Ib Utomo H N
Ketua Kelas IIIa Masruri
Ketua Kelas Ia Sanuri
Ketua Kelas IIb Dimas Sulaiman
Ketua Kelas IIIb Nasrullah Anshori
Keterangan PKM : Pembantu Kepala Madrasah _______ : Garis Komando. ------------ : Hubungan Kerja sama ………… :Hubungan Koordinasi 34 .
34
Dokumentasi, MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan (Dikutip pada tanggal 12 Oktober 2006)
55
4. Data Tentang Keadaan Guru MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Guru adalah Pendidikan yang secara administratip bertanggung jawab atas
terselenggaranya
kegiatan
belajar
mangajar
serta
berkewajiban
membimbing dan mengarahkan anak didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut data-data personel Pegawai dan Guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Tabel 3.II. Data Personel Pegawai dan Guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan Tahun Ajaran 2006/2007 35 . No
Nama Guru
Bidang Studi
T.Tambahan
Ijazah
1 Sarni, A.Md.
Bahasa Ingrish
K.Sekolah
D.III
2 Samuji, A.Md.
Bahasa Arab
W Kelas Iia
D.III
3 Mudzkir.
Fiqih
4 Paniyem, Amd.
-
D.III
Ekonomi
Bendahara
D.II
5 Bambang ST. SAg
Q.Hadits & SKI
Kesiswaan
S1
6 Mujari
Q. Hadits
TU
DII
7 Benu
PPKN
W.kelas Iib
S1
8 Kusno
Kertakes
9 Jamingin E, S.Pd
IPS
10 Kasrudin, S.Pd.
Fisika dan Elektro
-
S1
11 Sarijo, S.Pd.
Bahasa Jawa
-
S1
12 Titik S, A.Md
Biologi
-
DIII
13 Kayatun, S.Pd.
Bahasa Indonesia
35
W Kelas IIIa
W Kelas Ia
SGO S1
S1
Dokumentasi, MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan (Dikutip pada tanggal 12 Oktober 2006)
56
14 Johan M
Computer
15 Siran, BA
Matematika
16 Anis R, S.Pd
Matematika
17 Boimin, S.Th.I
Bahasa Arab
18 Asrul Azis I, S.Pd
Penjaskes
DII
-
DIII
W Kelas Ib
S1
-
S1
W Kelas IIIb
S1
-
5. Data Tentang Keadaan Siswa MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan Siswa adalah mereka yang secara resmi menjadi anak didik di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan yang terdaftar di buku Induk Sekolah. Berikut keadaan Siswa-Siswi di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan tahun ajaran 2006-2007 36 . Tabel 3.III. Data Keadaan Siswa-Siswi MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan Tahun Ajaran 2006-2007.
NO 1 2 3
Keadaan Siswa Jumlah Siswa Masuk Pengulang Drop out
I L 33 -
P 23 -
Kelas II L 31 -
III P 17 -
L 22 -
P 15 -
Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan adalah sekolah yang mampu dan siap bersaing dengan sekolah lain, walaupun masih
36
Dokumentasi, MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan (Dikutip pada tanggal 12 Oktober 2006)
57
berstatus Diakui tetapi tidak kalah baiknya dengan sekolah-sekolah lain terbukti dengan banyaknya prestasi yang diraih oleh para siswa-siswinya baik dalam hal
keagamaan
maupun
umum.
Dari
segi
akademik
sangat
membanggakan karena ketika mengikuti Ujian Akir Sekolah (UAS) 100% siswanya dinyatakan lulus, keberhasilan itu semua tidak luput dengan adanya fasilitas dan pelayanan yang maksimal oleh setiap personel baik kepala sekolah ,guru, dan semua pegawai/staf yang ada di MTs Nurul Falah Lembeyan Magetan. 6. Sarana dan Prasarana. Sarana dan Prasarana adalah merupakan
komponen yang ikut
menentukan keberhasilan proses pendidikan. Berikut sarana dan prasarana yang ada di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Tabel 3. IV. Data Sarana dan Prasarana yang ada di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan Tahun Ajaran 2006/2007 37 . No
Nama Barang
Jumlah
Keterangan
1
Ruang Kelas
7
Baik
2
Aula
1
Baik
3
Ruang Guru
1
Baik
4
Ruang Administrasi
1
Baik
5
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
37
Dokumentasi, MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan (Dikutip pada tanggal 12 Oktober 2006)
58
6
Ruang U K S
1
Baik
7
Ruang O S I S
1
Baik
8
Perpustakaan
1
Baik
9
Ruang Kepramukaan
1
Baik
10
Laboratorium Komputer
1
Baik
11
Ruang Praktek Elektronika
1
Sedang
12
Peralatan Praktek Biologi
Beberapa buah
Sedang
13
Masjid
1
Baik
14
Lapangan Olah Raga
1
Baik
15
Televisi
3
Baik
16
VCD Player
1
Baik
17
Kamar Mandi dan Toilet
1
Baik
18
Telpon
1
Baik
B. Pemaparan Data Khusus. 1. Pelaksanaan program dana BOS di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Untuk mengetahui pelaksanaan program dana BOS di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, penulis menggunakan angket di samping itu juga interview agar data yang diperoleh lebih akurat. a. Data Interview Program Pemerintah dalam menuntaskan wajib belajar sembilan tahun seyogyanya cukup berhasil dengan adanya program bantuan dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ), di mana para siswa dibebaskan dari
59
membayar SPP dan iuran lainnya, juga bagi siswa/siswi yang kurang mampu mendapat bantuan dari dana BOS tersebut 38 . Di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyaan Magetan semua siswanya dibebaskan dari membayar SPP dan iuran lainnya, buku-buku penunjang pelajaran juga sudah cukup memadai terbukti adanya ruang perpustakaan yang memiliki beberapa koleksi buku baik dari buku-buku pelajaran umum, agama dan beberapa ketrampilan elektro dan komputer. Untuk tahun pelajaran 2006/2007 jumlah siswa MTs Nurul Falah Krowe Lembeyaan Magetan sebanyak 141 siswa, setiap siswa mendapat dana BOS sebesar Rp 27.000,- perbulan. Maka setiap bulan MTs Nurul Falah Krowe Lembeyaan Magetan mengambil dana BOS sebesar Rp 3.807.000,- dalam setahun mendapat dana BOS sebesar Rp 45.684.000,pengambilan uang tersebut dilakukan setiap bulan dan penggunaannya harus habis dalam satu bulan tersebut dan jika ada sisa wajib menyetorkan/mengembalikan kembali kepada Pemerintah. Penggunaan dana BOS di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan selama satu tahun tersusun dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) yang disusun bersama-sama oleh Kepala Sekolah, Bendahara Sekolah dan para guru yang disetujui oleh Komite
38
Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, di ruang kerjanya, tanggal 3 November 2006.
60
Sekolah dan Ketua Yayasan 39 . Berikut Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan tahun pelajaran 2006/2007. Tabel 3.V Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah ( RAPBS ) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyaan Magetan Tahun Ajaran 2006/2007. NO URAIAN PENGGUANAAN NO URAIAN JUMLAH Rp45.684.000 1 Pembiayaan penerimaan siswa baru 1 Bantuan Operasional 2 Pembelian buku pelajaran dan buku penunjang Sekolah 3 Pembelian barang habis pakai (BOS) Bulan 4 Pembiayaan kegiatan kesiswaan Juli 2006 s/d 5 Pembiayaan ulangan umum, harian, ujian sekolah Juni 2007 sebanyak 6 Peningkatan mutu guru /KKG/MGMP/MKKS/KKS 141 siswa 7 Pembiayaan perawatan ringan sekolah 8 Pembiayaan langganan daya dan jasa 9 Honor GTT dan PTT 10 Bantuan transportasi siswa miskin 11 Pengadaan ATK 12 Pembelian alat peraga/praktikum Jumlah Rp 45.684.000 Jumlah
JUMLAH Rp 1.200.000 Rp 3.500.000 Rp 2.400.000 Rp 2.000.000 Rp 6.000.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.500.000 1.500.000 1.200.000 24.184.000 500.000 1.200.000 500.000 45.684.000
Di dalam penggunaan tiap bulan, dana BOS tidak harus digunakan kedalam dua belas kelompok di atas karena kebutuhan sekolah tiap bulan itu berbeda
maka penggunaan dana BOS dalam satu bulan disesuaikan
dengan kebutuhan sekolah pada bulan tersebut. Berikut ini
Rencana
Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) dan Rincian penggunaan
39
Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, di ruang kerjanya, tanggal 3 November 2006.
61
dana perjenis di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyaan Magetan Bulan Oktober 2006 Tahun Ajarana 2006. Tabel 3.VI. Berikut ini Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan Bulan Oktober 2006 Tahun Ajaran 2006. SUMBER DANA PENGGUNAAN NO URAIAN JUMLAH NO URAIAN 1 Saldo bulan lalu 0,00 1 Honor guru dan karyawan 2 Pengambilan dana BOS dari Bank Jatim 3.800.000,00 2 Rapat sekolah dan minum guru 3 ATK 4 Biaya perawatan ringan 5 Kegiatan kesiswaan 6 Bahan habis pakai 7 Transport 8 Daya Listrik Jumlah 3 Saldo sekarang Jumlah 3.800.000,00 Jumlah penutupan
JUMLAH 2.015.000,00 385.000,00 246.000,00 244.000,00 245.000,00 250.000,00 300.000,00 115.000,00 3.800.000,00 0,00 3.800.000,00
Tabel 3.VII Rincian Penggunaan Dana Perjenis di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan Bulan Oktober 2006 Tahun Ajaran 2006. No Uraian Kegiatan/Penggunaan Jumlah 1 Honor guru & karyawan 2.015.000,00 2 Rapat Sekolah,Minum guru 385.000,00 2.1. Gula Pasir 70.000,00 2.2. T e h 21.000,00 2.3. Minyak tanah 45.000,00 2.4. Nasi kotak 90.000,00 2.5. Snack 60.000,00
62
3
4
5
6
2.6. Aqua 2.7. Gelas ATK 3.1. Tinta Canon 3.2. Kertas HVS 3.3. Kapur tulis 3.4. Hetneces kecil 3.5. Isi Hetneces kecil 3.6. Lakban 3.7. Tep Ek 3.8. Pensil 2b 3.9. Kertas Caver 3.10. Pita ketik Biaya Perawatan Ringan 4.1. Genting 4.2. Engsel pintu WC 4.3. Paku 4.4. Cat papan tulis 4.5. Semen 4.6. Grendel pintu 4.7. Kran air Kegiatan Kesiswaan 5.1. Minyak kayu putih 5.2. Betadin 5.3. Balsem gosok 5.4. Kapas 5.5. Promag 5.6. Bendera Semapore 5.7. Sekring otomatis 5.8. Net Volly 5.9. Papan tumpu Bahan Habis Pakai 6.1. Keset 6.2. Sapu ijuk 6.3. Sapu lidi 6.4. Timba
54.000,00 45.000,00 245.000,00 40.000,00 28.500,00 90.000,00 10.000,00 8.000,00 10.000,00 7.000,00 12.500,00 34.000,00 5.000,00 248.000,00 120.000,00 44.000,00 7.500,00 25.000,00 15.000,00 30.000,00 6.500,00 245.000,00 15.000,00 21.000,00 15.000,00 5.000,00 10.000,00 50.000,00 30.000,00 50.000,00 49.000,00 254.000,00 64.000,00 50.000,00 40.000,00 15.000,00
63
6.5. Pel Lantai 6.6. Buku Nilai /Absensi 6.7. Sutle Kock 6.8. Gayung 7 Transport Kegiatan Guru 8 Daya Listrik Jumlah
25.000,00 28.000,00 30.000,00 2.000,00 300.000,00 115.000,00 387.000,00
Di dalam setiap penggunaan dana BOS dikenai Pajak Penghasilan PPh sebesar 5% untuk belanja di atas Rp 250.000,- yang berkwitansi dan dibubuhi materai sebesar Rp 3000, dan untuk belanja
di atas
Rp
1.000.000,- berkwitansi dan dibubuhi materai sebesar Rp 6000. 40 b. Data Angket Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah Kepala Sekolah, Bendahara Sekolah, satu karyawan, dua guru dan tiga puluh lima siswa yang terdiri dari lima belas siswa dari kelas sembilan, sepuluh siswa dari kelas delapan, dan sepuluh siswa dari kelas tujuh. Karena jumlah semua responden lebih dari 100 maka penulis mengambil sampel sebanyak 25 % dari 159 responden yaitu 40 responden. Daftar pertanyaan angket untuk responden sebanyak 6 Item. Adapun komponen-komponen yang diukur dalam program Pelaksanaan dana BOS di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, dapat dilihat pada tabel kisi-kisi berikut ini
40
Dokumentasi, MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan (Dikutip pada tanggal 12 Oktober 2006)
64
Tabel 3. VIII. Kisi-kisi Instrumen Yang Diperlukan Untuk Mengukur Program Pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan Tahun Ajaran 2006/2007. Variabel Independen program
No Item
Komponen yang di ukur 1. Bagaimana jalannya penyaluran dan pemanfaatan dana BOS di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan.
Pelaksanaan
2. Apakah penggunaan dana BOS sesuai dengan petunjuk dana Bantuan Operasional
pelaksanaan yang ada di dalam buku petunjuk pelaksanaan penggunaan dana BOS.
Sekolah (BOS)
3. Apakah
guru
dan
karyawan
diajak
untuk
bermusyawarah dalam menentukan Rencana Anggaran di MTs Nurul Falah Krowe
Pendapatan dan Belanja Madrasah (RAPBM). 4. Apakah ada upaya peningkatan kualitas keahlian guru di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan yang
Lembeyan
biayanya diambilkan dari dana BOS. Magetan
5. Apakah kegiatan extrakurikuler siswa sering dibiayai oleh sekolah menggunakan dana BOS. 6. Apakah dana BOS digunakan secara transparan
Dari kisi-kisi di atas kemudian dijadikan item-item dalam angket yang tersusun pada lampiran. Jumlah skor tertinggi dalam angket adalah 24 sedang jumlah skor terendah adalah 19. Adapun ketentuannya sebagai berikut a. Responden yang memilih jawaban a diberi nilai 4. b. Responden yang memilih jawaban b diberi nilai 3.
65
c. Responden yang memilih jawaban c diberi nilai 2. Skor jawaban yang disebar pada responden mengenai program Pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, data-datanya dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Pelaksanaan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Untuk mengetahui pelaksanaan Manajemen Sekolah di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, penulis menggunakan angket dan juga interview agar data yang diperoleh lebih akurat. a. Data Interview Manajemen sekolah di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan dilaksanakan secara teratur dan tertib, mulai dari manajemen di bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang pembiayaan dan keuangan, bidang sarana dan prasarana, bidang kepegawaian, bidang kelembagaan dan masyarakat. Sikap kepala sekolah yang adil dan bijaksana tidak mementingkan diri sendiri adalah sebagai salah satu pendorong bagi semangat kinerja para guru dan karyawan untuk bekerja dengan semangat dan disiplin di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan.. Penggunaan dan pemanfaatan dana BOS ditangani oleh seorang bendahara yang siap setiap waktu, dapat dibutuhkan sehingga jika ada keperluan madrasah yang berkaitan dengan uang dapat diselesaikan dengan
66
cepat. Selain itu berkas-berkas laporan penggunaan dana BOS tersusun rapi baik tahunan maupun bulanan. 41 b. Data Angket Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah Kepala Sekolah, Bendahara Sekolah, satu karyawan, dua guru dan tiga puluh lima siswa yang yang terdiri dari lima belas siswa dari kelas sembilan, sepuluh siswa dari kelas delapan, dan sepuluh siswa dari kelas tujuh. Karena jumlah semua responden lebih dari 100 maka penulis mengambil sampel sebanyak 25 % dari 159 responden yaitu 40 responden. Daftar pertanyaan angket untuk responden sebanyak 6 item. Adapun komponen-komponen yang diukur untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, dapat dilihat pada tabel kisi-kisi berikut ini.
Tabel 3.IX. Kisi-kisi Instrumen Yang Diperlukan Untuk Mengukur Pelaksanaan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Variabel Dependen program Pelaksanaan
Komponen yang di ukur 1. Bagaimanakah keadaan manajemen Sekolah di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. 2. Bagaimana manajemen Administrasi di MTs Nurul
41
Wawancara dengan Ibu Paniyem, Pegawai/TU MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, di ruang kerjanya, tanggal 4 November 2006.
No Item
67
Manajemen Sekolah
Falah Krowe Lembeyan Magetan di
3. Bagaimana kedisiplinan masuk para guru, karyawan dan para siswa/siswi di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan
MTs Falah
Nurul
Magetan.
Krowe 4. Apakah kepala MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan
Lembeyan
sering
melakukan
kontrol
terhadap
bawahannya. Magetan
5. Apakah banyak jam kosong di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. 6. Apakah seluruh jajaran madrasah melakukan tugas sesuai dengan wewenangnya.
Dari kisi-kisi di atas kemudian dijadikan item-item dalam angket yang tersusun pada lampiran. Jumlah skor tertinggi dalam angket adalah 23 sedang jumlah skor terendah adalah 19. Adapun ketentuanya sebagai berikut a. Responden yang memilih jawaban a diberi nilai 4. b. Responden yang memilih jawaban b diberi nilai 3. c. Responden yang memilih jawaban c diberi nilai 2. Skor jawaban yang disebar pada responden tentang Pelaksanaan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan datanya dapat dilihat pada lampiran 2.
68
BAB. IV ANALISA DATA TENTANG PENGARUH
DANA BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP PENINGKATAN MANAJEMEN SEKOLAH ASPEK KEDISIPLINAN DI MTs NURUL FALAH KROWE LEMBEYAN MAGETAN.
A. Analisa Data Tentang program Pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyaan Magetan dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) semua siswanya dibebaskan dari membayar SPP dan iuran lainnya, buku-buku penunjang pelajaran juga sudah cukup memadai untuk proses pembelajaran siswa-siswinya, selain itu dengan adanya dana BOS ada beberapa koleksi buku di ruang perpustakaan, baik dari buku-buku pelajaran umum, agama dan beberapa buku ketrampilan seperti elektro dan komputer yang semuanya dipinjamkan kepada siswa. Untuk mengetahui
Tentang pelaksanaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, baik, sedang ataupun kurang/buruk, maka setiap skor jawaban responden yang dinyatakan dengan huruf a, b, dan c diubah dahulu kedalam huruf angka. Adapun ketentuannya sebagai berikut 1. Jika responden yang memilih jawaban a diberi nilai 4.
69
2. Jika responden yang memilih jawaban b diberi nilai 3. 3. Jika responden yang memilih jawaban c diberi nilai 2. Setelah diketahui skor jawaban angket tentang program pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, lalu mencari Mx dan SD. Berikut ini tabel Deviasi Standard program pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah, yang digunakan untuk mengubah dari skor yang bersifat angka ke dalam kategori baik, sedang ataupun buruk/kurang. Tabel. 4.I Tabel Standard Deviasi Tentang Program Pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. X
F
Fx
24
9
216
23
13
299
22
10
220
21
5
105
20
2
40
19
1
19
40
!Fx =899
Dari hasil tersebut di atas dapat diketahui Mx = 22,47 maka untuk dapat menentukan kategori
program pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di MTs Nurul Falah, itu baik, sedang ataupun buruk/kurang, dibuat pengelompokan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
70
M + I SD = kategori baik. M – I SD = kategori buruk. Keterangan. M : Mean yaitu rata-rata dihitung dari jumlah frekwensi dibagi jumlah variabel. SD : Standart Deviasi. Dalam teori pendidikan apabila kita ingin membuat kategori tinggi sedang umum kita dapat menggunakan patokan M + I SD dan M – I SD, jadi penentuan kategori berdasarkan data empirik ( data lapangan ). Dengan menggunakan rumus tersebut, maka dapat diketahui jumlah dari masing-masing kategori sebagai berikut. Tabel 4. II Skor Jawaban Angket Beserta Kategorinya Tentang Program Pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. NO Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Skor Jawaban Yang di Peroleh 1 2 3 4 5 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3
X
Kategori
24 23 23 24 23 23 23 24 24 24 21 23 22 19
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Sedang Buruk
71
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4
3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
22 19 22 22 22 22 22 21 20 21 24 23 23 23 21 23 22 22 22 21 24 23 23 22 24 24
Sedang Buruk Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Sedang Sedang Sedang Buruk Baik Baik Baik Sedang Baik Baik
Tabel 4.III Kelompok Kategori Tentang Program Pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. No
Kategori
Frekwensi
Prosentase
1
Baik
22
55
2
Sedang
10
25
3
Buruk/Kurang
8
20
40
100%
Jumlah
72
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa sebanyak 55 % responden, menganggap program pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan baik, 25 % responden menganggap sedang dan 20 % responden menganggap program pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan buruk/kurang.
B. Analisis
Data
Tentang
Pelaksanaan
Manajemen
Sekolah
Aspek
Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Untuk mengetahui
tentang pelaksanaan manajemen sekolah aspek
kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, baik, sedang ataupun kurang/buruk, maka setiap skor jawaban responden yang dinyatakan dengan huruf a, b, dan c diubah dahulu kedalam huruf angka. Adapun ketentuannya sebagai berikut 1. Jika responden yang memilih jawaban a diberi nilai 4. 2. Jika responden yang memilih jawaban b diberi nilai 3. 3. Jika responden yang memilih jawaban c diberi nilai 2 Setelah diketahui nilai skor angket yang disebarkan kepada 40 responden, kemudian dicari My dan SD nya untuk menentukan ketegori pelaksanaan manajemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan baik, sedang atau buruk. Berikut perhitungan Devisiasi Standard pelaksanaan manajemen Sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan.
73
Tabel 4.IV. Perhitungan Standard Deviasi Pelaksanaan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Y
F
Fy
23
5
115
22
4
88
21
9
189
20
16
320
19
6
114
-
40
!Fy =826
Dari hasil tersebut di atas dapat diketahui Mx = 20,65 maka untuk dapat menentukan kategori program pelaksanaan manajemen sekolah khususnya aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, itu
baik, sedang
ataupun buruk/kurang, dibuat pengelompokan dengan menggunakan rumus sebagai berikut. M + I SD = kategori baik. M – I SD = kategori buruk. Keterangan. M : Mean, yaitu rata-rata dihitung dari jumlah frekwensi dibagi jumlah variable. SD : Standart Deviasi. Dalam teori pendidikan apabila kita ingin membuat kategori tinggi sedang umum kita dapat dapat menggunakan patokan M + I SD dan M – I SD, jadi penentuan kategori berdasarkan data empirik ( data lapangan ).
74
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka dapat diketahui jumlah dari masing-masing kategori sebagai berikut. Tabel 4. V. Skor Jawaban Angket Beserta Kategorinya Tentang Pelaksanaan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. No Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Skor Jawaban Yang diperoleh 1 2 3 4 5 6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4
Y
Kategori
23 20 20 23 21 21 22 23 21 23 19 22 20 20 20 20 21 19 21 20 19 21 19 23 19 20 20 20 21 20 20
Baik Sedang Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Buruk Baik Sedang Buruk Baik Buruk Baik Buruk Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Sedang
75
32 33 34 35 36 37 38 39 40
4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 4 4 3
3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 3 3 4 3 4
20 21 19 20 22 20 22 21 21
Sedang Baik Buruk Sedang Baik Sedang Baik Baik Baik
Tabel 4.VI Kelompok Kategori Tentang Pelaksanaan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan No
Kategori
Frekwensi
Prosentase
1
Baik
18
45
2
Sedang
16
40
3
Buruk/Kurang
6
15
40
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa sebanyak 45 % responden, menganggap Pelaksanaan Manajemen Sekolah di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan baik,
40 % responden menganggap sedang, dan 15 %
responden menganggap pelaksanaan manajemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan buruk/kurang.
76
C. Analisis Tentang Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Untuk dapat mengetahui ada tidaknya signifikan antara dana Bantuan Operasionan Sekolah (BOS) terhadap peningkatan manajemen sekolah aspek kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan ialah dengan menggunakan teknik perhitungan korelasi koefisiensi kontingensi. Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut. 1. Mentabulasi data kedua variabel Tabel 4. VII. Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan Nama Skor Dana Manajemen Respoden BOS Sekolah 1 24 23 2 23 20 3 23 20 4 24 23 5 23 21 6 23 21 7 23 22 8 24 23 9 24 21 10 24 23 11 21 19 12 23 22 13 22 20 14 20 20 15 22 20 16 19 20
77
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
22 22 22 22 22 21 20 21 24 23 23 24 21 23 22 22 22 21 24 23 23 23 24 24
21 19 21 20 19 21 19 23 19 20 20 20 21 20 20 20 21 19 20 22 20 22 21 21
Tabel 4. VIII Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. Nama Skor Dana Manajemen Respoden BOS Sekolah 1 Baik Baik 2 Baik Sedang 3 Baik Sedang 4 Baik Baik 5 Baik Baik 6 Baik Baik 7 Baik Baik
78
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Baik Baik Baik Buruk Baik Sedang Buruk Sedang Buruk Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Sedang Sedang Sedang Buruk Baik Baik Baik Sedang Baik Baik
Baik Baik Baik Buruk Baik Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Buruk Baik Sedang Buruk Baik Buruk Baik Buruk Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Baik Buruk Sedang Baik Sedang Baik Baik Baik
79
2. Menghitung frekwesi masing-masing skor antara kedua variabel sebagaimana tabel berikut ini Tabel 4. IX. Kerja Perhitungan Antara Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap Peningkatan Manajemen Sekolah Aspek Kedisiplinan di MTs Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan Dana BOS Baik
Sedang
Buruk
Jumlah
Baik
13
8
1
22
Sedang
2
6
2
10
Buruk
3
2
3
8
Jumlah
18
16
6
40
Manajemen sekolah
3. Menghitung kai kuadrat untuk mencari angka indek korelasi kontingensi. Rumus yang digunakan: C"
X2 X2 !N
Dan Harga X2 dapat diperoleh dari rumus: (f o $ f t) X "# ft 2
80
Tabel 4. X Perhitungan Kai Kuadrat Untuk Mencari Angka Indek Kontingensi C.
Sel
fo
1
13
2
8
3
1
4
2
5
6
6
2
7
3
8
2
9
3
Total
40
cN % rN N 18 % 22 " 9,9 40 16 % 22 " 8,8 40 6 % 22 " 3,3 40 18 % 10 " 4,5 40 16 % 10 " 4,0 40 6 % 10 " 1,5 40 18 % 8 " 3,6 40 16 % 8 " 3,2 40 6%8 " 1,2 40
ft "
(fo-ft) ft
fo-ft
(fo-ft)
3,1
9,61
O,970707
-0,8
0,64
0,0727272
-2,3
5,29
1,6030303
-2,5
6,25
1,3888888
2
4
1,0
0,5
0,25
0,1666666
-0,6
0,36
0,1
-1,2
1,44
0,45
1,8
3,24
2,7 " =8,4520199
Maka perhitungan diatas diperoleh harga X2 adalah 8,4520199 maka C atau KK : C"
X2 X2 !N
C"
8,4520199 8,4520199 ! 40
81
"
8,4520199 48,452019
" 0,174441
= 0,4176613 = 0,417
dengan demikian maka harag C atau KK = 0,417
4. Interpretasi Untuk memberikan interpretasi dari data hasil perhitungan C atau KK, terlebih dahulu harga C diubah menjadi phi ( & ) dengan Rumus:
&"
C 1$ C2
Dengan harga C sebesar 0,479 maka diperoleh harga :
&"
&"
C 1$ C2 0,417 1 $ 0,417 2
"
0,417 1 $ 0,173889
"
0,417 0,826111
"
0,417 0,9089064
= 0,4587931 = 0,458
82
Maka diperoleh harga Phi ( & ) adalah 0,458 Setelah diperoleh harga Phi ( & ), kemudian dikonsultasikan dengan nilai “r” Product Moment, dengan mencari db-nya , yaitu db = N-nr = 40 - 2 = 38. tetapi db = 38 tidak ada yang mendekati db = 40. Dengan db 40 di peroleh “r” tabel pada taraf signifikan 5%= 0,304 sedang pada taraf signifikan 1% diperoleh harga tabel = 0,393. Dengan demikian harga nilai Phi ( & ) yang diperoleh dari harga C atau KK lebih besar dari “r” tabel Product Moment, baik pada taraf signifikasi 5% maupun pada taraf signifikasi 1%. Dalam Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi, jika nilai Korelasi Phi ( & ) lebih besar atau sama dengan nilai “r” tabel Product Moment, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika nilai Korelasi Phi ( & ) lebih kecil dengan nilai “r” tabel Product Moment maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari sini maka Hipotesa Nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap peningkatan Manajemen Sekolah khususnya pada Aspek Kedisiplinan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan” (Ho = ditolak). Sedang Hipotesa Alternatif
(Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh
program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap
peningkatan
Manajemen Sekolah khususnya pada Aspek Kedisiplinan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan” (Ha = diterima).
83
Dengan demikian berarti ada korelasi positif yang signifikan tentang adanya dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) terhadap peningkatan Manajemen Sekolah khususnya pada Aspek Kedisiplinan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan.
84
BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
Bertitik tolak dari pokok permasalahan yang didukung oleh data hasil penelitian yang diolah dengan menggunakan teknik analisis korelasi koefisiensi kontingensi, maka pada akhir skripsi ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan tergolong “ Baik” terbukti dengan adanya dana BOS banyaknya kegiatan-kegiatan madrasah maupun siswa yang terlaksana dan penggunaan dana BOS-pun sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur yang dianjurkan. 2. Proses pelaksanaan Menejemen Sekolah di Madrasah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan telah memenuhi prinsip-prinsip manajemen sekolah, khususnya manajemen pada aspek kedisiplinan. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara program dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS)
terhadap
peningkatan
Manejemen
Sekolah
Aspek
Kedisiplinan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan, Yaitu dengan diperoleh nilai dari hasil penghitungan korelasi kontigensi 0,458 yang lebih besar dari pada nilai “r” product moment dengan
85
db 40 yang pada taraf signifikan 5% di peroleh nilai 0,304 dan pada taraf signifikan 1% di peroleh nilai 0,393.
B. Saran-saran 1. Kepada Kepala sekolah agar supaya lebih banyak memberikan dorongan– dorongan kepada semua guru, maupun para siswanya agar mereka lebih semangat lagi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sehingga dengan adanya dana BOS dapat mewujudkan dan menghasilkan madrasah yang berkualitas tinggi, unggul dalam bidang ilmu pengetahuan agama maupun umum. 2. Kepada semua pihak madrasah hendaknya meningkatkan lagi etos kerja dan keja sama yang baik antara yayasan dan lingkungan madrasah, agar terciptanya hubungan yang dekat dan serasi sehingga tidak putus komunikasi dan informasi baik dari dalam madrasah maupun luar madrasah sehingga madrasah dapat berkembang dengan baik. 3. Kepada siswa dengan andanya dana BOS, sehingga bebas dari membayar SPP hendaknya dapat menggunakan waktunya untuk belajar dengan giat dan semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Moh Tulus. Menejemen SDM . Jakarta: Persada Utama 1992 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta, 2002. ________________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta, 1992. Daryanto, M. Adminitrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Diknas, Depag RI. Petunjuk Pelaksanaan BOS. Jakarta: 2005. ______________, Petunjuk Teknis Keuangan BOS, Jakarta: 2005. Enoch, Yusuf. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Rineta Karya, 1992. Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Gunur, Alex. Manajemen (kerangka-kerangka pokok). Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1982. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset, 2002. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ilmiah STAIN Ponoroga, Pedoman penelitian Skripsi Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo,Ponorogo: STAIN, 2002. Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekola. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003 Pidarta, Made. Menejemen Pendidikan Indonesi., Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004 Siggara S. M. P. T untuk pendidikan non formal dan pengembangan sumber daya manusia, Bandung: Patah Production, 2004. Suganda, Dann. Manageman Administrasi (Suatu Pendekatan Sistem Dalam Manajemen Perkantoran). Bandung: Sinar Baru, 1986. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta,1994.
Suryosubroto, B. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004. Thoha, Habib dan Abdul Mu’ti. PBM-PAI di Sekolah (Exsistensi dan Proses Belajar Mengajar PAI).Yokyakarta: Pustaka Pelajar. 1998.