PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE DAN LIKUIDITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBAYARAN DIVIDEN (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) Widia Febri Yantini1, Rika Desiyanti 2, Yuhelmi 3 1 Departement of Managemen, Faculty of Economic, Bung Hatta University 2 Lecture Departemen of Managemen, Fakulty Economic, Bung Hatta University E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRACT Dividend payment decision is a decision made whether profits from the company at the end of the year will be contributed to shareholders as dividends or be detained to increase the capital in order to finance investment in the future. This study aims to determine the effect of the cash position, firm size and likuidity of the decision the dividend payment listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2014. Independent variables used in this study is the cash position, firm size and liquidity while the dependent variable used is the dividend payment decision. Sample used in this study were 17 companies using saturation sampling technique. Data used in this research is secondary data obtained full financial report of the directorate of Indonesia Capital Market (ICMD). The data analysis used in this study is the logistic regression. The results obtained from this study is the cash position does not affect the dividend payment decision, firm size does not affect the decision of dividend payments and liquidity positive influence on the dividend payment decisio Keywords: Cash Postion, Firm Size, and Likuiditas
1. PENDAHULUAN
maupun pendapatan dari selisih harga jual
Latar Belakang
saham terhadap harga belinya (capita gain).
Perkembangan ekonomi suatu negara
Industri
makanan
dan
minuman
dapat diukur dengan berbagai cara, salah
misalnya adalah salah satu perusahaan yang
satunya adalah dengan mengetahui tingkat
tedaftar di Bursa Efek Indonesia yang
perkembangan
dan
mengalami pertumbuhan. Pada saat sekarang
perkembangan berbagai jenis industri pada
ini pertumbuhan perusahaan diiringi oleh
negara tersebut. Investor mempunyai tujuan
pertumbuhan produk yang setiap tahun
utama dalam menanamkan dananya ke dalam
meningkat.
perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan
meningkat maka jumlah kebutuhan pun ikut
atau tingkat pengembalian investasi (return)
meningkat khususnya pada barang konsumsi
baik berupa pendapan dividen (dividen yield)
yang akan memenuhi kebutuhan konsumen.
pasar
modal
1
Karena
jumlah
penduduk
Hal ini membuat industri makanan dan
hilangnya kepercayaan pemegang saham
minuman tumbuh semakin pesat, sehingga
terhadap perusahaan tersebut.
menemukan banyaknya peluang investor untuk menanamkan modalnya pada industri
Dividen Kas Sektor Industry Barang Dan Konsumsi Tahun 2010-2014
makanan dan minuman.
No
Industri
Jumlah perusahaan
% perusahaan yang membayark an dividen
% perusahaan yang tidak membayarkan dividen
1
17
43,9 %
55,9 %
3
59,9 %
39,9 %
Keputusan pembayaran dividen adalah keputusan yang dilakukan apakah laba yang
dibagikan kepada pemegang saham dalam
2
Makanan dan minuman Rokok
bentuk dividen atau akan ditahan untuk
3
Farmasi
10
50 %
50 %
menambah modal guna pembiayaan investasi
4
Kosmetik dan barang keperluan Peralatan rumah tangga
4
70 %
30 %
3
0%
100 %
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan
dimasa yang akan datang (Sutrisno, 2005). Ini
disebut
sebagai
kebijakan
5
dividen
(dividend police) yang dilakukan perusahaan.
Sumber: ICMD (data yang telah diolah)
Menurut Gitman (2003) kebijakan dividen adalah sebagai suatu perencanaan perusahaan
Terlihat dari data sektor industri
yang harus dituruti ketika keputusan dividen
barang dan konsumsi paling menonjol adalah
harus dibuat. Kebijakan dividen sebagai
industri makanan dan minuman yang sedikit
keputusan perusahaan apakah laba yang
membayarkan
diperoleh akan dibagikan kepada pemegang
peralatan rumah tangga dengan rata-rata 43,9
saham berbentuk dividen atau laba ditahan
% membayarkan dividen dan 55,9 % tidak
untuk investasi lebih lanjut guna membiayai
membayarkan dividen. Industri makanan dan
aktifitas perusahaan dimasa datang (Sartono,
minuman terdapat 17 perusahaan yang
2001).
melakukan
terbanyak dari kelima sub sektor tersebut,
keputusan membayarkan dividen atau tidak
tetapi industri ini sedikit perusahaan yang
membayarkan dividen kepada pemegang
membayarkan dividen dan banyak tidak
saham.
membayarkan
membayarkan dividennya. Sedangkan sektor
dividen maka akan mengurangi sumber dana
barang konsumsi adalah pertumbuhan saham
perusahaan begitu juga sebaliknya jika
tertinggi kedua, khususnya industri makanan
melakukan laba ditahan untuk investasi
dan minuman yang mempunyai kekuatan
kembali dimasa yang akan datang, tetapi
yang berpotensi dalam penguatan saham
berdampak buruk pada pemegang saham
emiten dipasar modal, perusahaan yang
yang tidak mendapatkan dividen, maka
selalu eksis dipasaran, sahamnya berpotensi
Sehingga
Jika
perusahaan
perusahaan
dividen
setelah
sektor
menguatkan sehingga masih banyak investor 2
tertarik
untuk
menanamkan
sahamnya.
saham sebagai dividen atau akan ditahan
Industri makanan dan minuman ini terus
dalam bentuk laba ditahan guna pembayaran
mengalami pertumbuhan yang baik tetapi
investasi
pada industri makanan dan minuman yang
Sedangkan
paling sedikit membayarkan dividen kepada
Kebijakan deviden merupakan presetanse
pemegang saham.
laba yang dibayarkan kepada pemegang
Didalam
penelitian
ini
rasio
dimasa
saham
yang
menurut
dalam
akan
datang”.
Harmono
bentuk
(2011)
deviden
tunai,
keuangan yang digunakan adalah Cash
penjagaan stabilitas deviden dari waktu ke
Position, Firm Size dan Likuiditas karena
waktu,
adanya pertentangan hasil yang diperoleh
pembagian kembali saham.
pembagian
dividen
saham
dan
oleh sejumlah penelitian terdahulu. Kondisi
Dividen tunai adalah pembayaran
tersebut mendorong ketertarikan peneliti
tunai oleh perusahaan kepada para pemegang
untuk melakukan penelitian yang membahas
saham (Brealey dkk, 2006). Porsi jumlah
tentang
dividen yang diterima oleh pemegang saham
sejumlah
mempengaruhi
variabel
keputusan
yang
pembayaran
tergantung
pada
jumlah
dana
yang
dividen. Berdasarkan uraian latar belakang
diinvestasikan didalam perusahaan. Salah
tersebut. Penulis tertarik untuk menganalisa
satu indikator yang dapat dijadikan acuan
lebih lanjut mengenai beberapa variabel yang
untuk mengetahui kemampuan perusahaan
berpengaruh terhadap keputusan pembayaran
membayarkan kewajiban dividen adalah
dividen. Oleh karena itu penulis mengangkat
dividen tunai.
penelitian ini dengan judul“Pengaruh Cash Position, Terhadap
Firm
Size
dan
Keputusan
Likuiditas
Faktor-faktor
Pembayaran
Terdaftar
Di
Secara umum Sudjaja dan Berlin (2003) mengungkapkan adanya beberapa
Dan Minuman Yang
Bursa
Efek
mempengaruhi
kebijakan dividen
Dividen (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan
yang
faktor yang mempengaruhi kebijaksanaan
Indonesia
dividen
Periode 2010-2014)
peraturan
yang
diterima
hukum,
investor
posisi
yaitu
likuiditas,
2. LANDASAN TEORI
pembayaran pinjaman, kontrak pinjaman,
Kebijakan Dividen
pengembangan aktiva, tingkat pengembalian,
Menurut
Sartono
(2010)
pasar modal, kendali perusahaan, stabilitas
mendefinisikan kebijakan dividen sebagai:
keuntungan dan keputusan kebijaksnaan
“keputusan apakah laba yang diperoleh
dividen.
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang 3
Cash Position Dividen tunai merupakan arus kas keluar
yang
tersedianya
tentu
kas
saja
yang
memerlukan
size
perusahaan
dapat
yang
dimiliki
ditentukan
sebuah
dari
nilai
penjualan, total assets dan kapitalisasi pasar.
sehingga
Ukuran perusahaan akan mengalami
walaupun perusahaan memperoleh laba yang
peningkatan bila total penjualan produk yang
tinggi dan beban hutang serta bunga yang
dihasilkan
rendah namun jika tidak didukung oleh posisi
peningkatan, begitu pun untuk total assets
kas yang kuat maka kemampuan membayar
semakin meningkat nilai total assets tidak
dividennya
itu
terlepas dari meningkatnya nilai perusahaan.
manajemen dituntut untuk tetap mengelola
dari sudut kapitalisasi mencerminkan besar
kasnya atau aktiva-aktiva yang setara dengan
anggaran biaya modal yang digunakan
kas
perusahaan
rendah.
secara
benar
cukup,
mengukur
Oleh
karena
sehingga
likuiditas
perusahaan
untuk
mengalami
melakukan
aktivitas
perusahaan tidak terganggu. Mollah dan
operasional, semakin besar nilai kapitalisasi
Keasen (2000) menunjukkan bahwa posisi
pasar yang dimiliki sebuah perusahaan maka
cash
semakin tinggi ukuran atau size dari sebuah
merupakan variabel penting yang
dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan
dividen.
Pembayaran
perusahaan.
dividen
merupakan arus kas keluar, free cash flow
Rasio Likuiditas
yang tinggi akan memungkinkan perusahaan
Menurut
Kasmir
(2011)
rasio
lebih berfokus pada pembayaran dividen atau
likuiditas atau modal kerja merupakan rasio
menyelesaikan hutang untuk mengurangi
yang mengukur seberapa likuidnya suatu
biaya keagenan (Mollah dan Keasen,2000).
perusahaan
Sehingga
ratio
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
besar
kewajiban
perusahaan,
semakin
kuat
berarti
cash
semakin
kemampuan untuk membayar dividen.
dengan
jangka
menggambarkan
pendek.
Sedangkan
menurut Sartono (2010) menyatakan rasio likuiditas menunjukan kemampuan untuk membayar kewajibanya financial jangka
Ukuran perusahaan (Firmsize) Salah satu indikator penting yang memperlihatkan efisiensi
pendek tepat pada waktunya. Likuiditas
dan efektifitas
perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya
perusahaan dalam mengelola assets dan
aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk
kekayaan yang dimiliki perusahaan adalah
diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat
ukuran perusahaan. Menurut Sudharmadji
berharga, piutang, dan persediaan.
(2007) ukuran perusahaan memperlihatkan
Menurut Kasmir (2011) perhitungan
kekayaan yang dimiliki perusahaan. Untuk
rasio likuiditas memberikan cukup banyak 4
mamfaat
bagi
berbagai
pihak
yang
HIPOTESIS
berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak
H1
:Cash position berpengaruh positif
yang lain berkepentingan adalah pemilik
terhadap
perusahaan dalam manajemen perusahaan
dividen
guna menilai kemauan mereka sendiri.
H2
:Size
keputusan
pembayaran
(ukuran
perusahaan)
Kemudian, pihak luar perusahaan juga
berpengaruh
memiliki kepentingan, seperti pihak kreditur
keputusan pembayaran dividen
atau
penyedia
dana
bagi
perusahaan,
H3
positif
terhadap
:Likuiditas yang diproksi dengan
misalnya perbankan. Pihak distributor atau
current ratio berpengaruh positif
supplier yang menyalurkan atau menjual
terhadap
barang yang pembayaran secara angsuran
dividen.
kepada
perusahaan.
Oleh
karena
keputusan
pembayaran
itu,
perhitungan rasio likuiditas tidak hanya
Kerangka Konseptual
berguna bagi perusahaan, namun juga bagi luar perusahaan.
Cash Position
Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio, karena
Firm Size
dalam penelitian terdahulu current ratio yang
Likuiditas
paling dividen.
berpengaruh Selain
itu
terhadap current
kebijakan ratio
ini
3. METODE PENELITIAN
merupakan alat ukur yang digunakan untuk melihat
kemampuan
perusahaan
Populasi
dalam
Secara
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, semakin
tinggi
current
ratio
perusahaan
tersebut
umum
Sugiyono
(2013)
mendefinisikan populasi sebagai kesatuan
suatu
item yang saling bekerja sama untuk
perusahaan maka semakin kecil resiko yang dihadapi
Keputusan Pembayaran Dividen
mencapai tujuan. Populasi yang digunakan
dalam
dalam penelitian ini adalah industri makanan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
current ratio tinggi maka investor dapat
Indonesia. Periodesasi populasi penelitian
memperoleh dividen sesuai dengan harapan
mencangkup data tahun 2010-2014.
pada saat berinvestasi.
Teknik Pengambilan Sampel Menurut Siregar (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan kateristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini 5
mengambil sampel yaitu perusahaan industri
Metode yang digunakan perusahaan untuk
makanan dan minuman yang terdaftar di
membayar atau tidaknya dividen yaitu
Bursa
17
menggunakan metode Dummy Variabel.
perusahaan. Teknik pengambilan sampel
Jika variabel dependen merupakan dummy
dilakukan dengan metode sensus. Metode
yang bersifat biner (yang diberi kode 0 atau
sensus adalah metode pengambilan sampel
1).
yang dilakukan dengan mengamati secara
membayarkan dividen kepada pemegang
langsung data atau fisik dari target sampel
saham, maka diberi kode = 1. Jika
yang menjadi
perusahaan
Efek
Indonesia
sasaran
sebanyak
dimana
anggota
populasi dijadikan sampel.
Jika
perusahaan
memutuskan
memutuskan
untuk
tidak
membayarkan dividen kepada pemegang saham, maka diberi kode = 0
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam
Variabel Independen (X)
penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
Cash Position
yang telah dipublikasikan oleh perusahaan.
Sudarsi (2002) cash position adalah
Data yang digunakan dalam penelitian ini
posisi kas yang merupakan rasio kas akhir
bersumber dari Indonesia Capital Market
tahun dengan aerning after tax. Cash
Directory (ICMD) yang didapatkan melalui
position dari suatu perusahaan merupakan
pojok Bursa Efek Indonesia dan web-side
faktor
www.idx.co.id.
dipertimbangkan
sebelum
khususnya perusahaan sub sektor makanan
keputusan
menetapkan
dan minuman.
dividen kepada pemegang saham.
Periode
2010-
2014
yang
untuk
penting
dan
harus
mengambil besarnya
Definisi Operasional Variabel Firm Size
Variabel Dependen (Y)
Ukuran perusahaan adalah skala besar
Keputusan pembayaran dividen Untuk
menilai
kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh
kemampuan
beberapa hal antara lain total penjualan, total
perusahaan dalam membayarkan dividen
aktiva
dan tidak membayar dividen dilihat dari
akan
dibagikan
rata-rata
tingkat
penjualan
perusahaan. Ukuran perusahaan diproksikan
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
dan
dengan
kepada
total
ditransformasikan
pemegang saham sebagai dividen atau akan
aktiva, ke
dalam
natural. Formulanya adalah:
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembayaran investasi dimasa mendatang. 6
kemudian logaritma
hipotesis dilakukan dalam berbagai macam
Likuiditas Menurut
Kasmir
(2014)
uji
rasio
penelitian
likuiditas berfungsi untuk menunjukan atau
tempo, baik kewajiban kepada pihak luar
data-data yang ada, sehingga memberikan
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
hasil dan kesimpulan dalam kebenaran
mengetahui
hipotesis dilakukan dalam berbagai macam
kemampuan perusahaan dalam membiayai
uji
dan memenuhi kewajiban (hutang) pada saat
mengukur kemampuan perusahaan dalam Menurut
jatuh tempo. Semakin tinggi current ratio
dengan
Nachrowi
(2006)
uji
mengetahui normal atau tidak nya pola
memenuhi
distribusi
kewajiban jangka pendeknya. Perhitungan dilakukan
Eviews,
normalitas adalah yang digunakan untuk
suatu perusahaan maka semakin tinggi resiko
lancar
menggunakan
dalam
Uji Normalitas
membayar kewajiban jangka pendek saat
rasio
data
dalam penelitian ini adalah:
Current ratio merupakan rasio untuk
dalam
ini
Pengolahan
sedangkan metode analisis yang digunakan
diproksi dengan current ratio.
perusahaan
statistik.
penelitian
tertagih. Pada penelitian ini rasio likuiditas
kegagalan
Eviews,
Untuk membuktikan dan menganalisis
didalam perusahaan (likuiditas perusahaan).
untuk
menggunakan
dalam
Pengujian Asumsi Klasik
perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun
digunakan
data
dalam penelitian ini adalah:
memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh
ini
ini
Pengolahan
sedangkan metode analisis yang digunakan
mengukur kemampuan perusahaan dalam
rasio
statistik.
normalitas
cara
data.
Dalam
digunakan
melakukan uji
uji
Jargue-Bera.
Normalnya sebuah variabel dilihat dari
membandingkan antara total aktiva lancar
probability > alpha 0,05. Tahapan pengujian
dengan total utang lancar. Rumus current
hipotesis dapat dilaksanakan setelah seluruh
ratio
variabel telah didistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal. Masing-masing variabel ditentukan dari nilai probability yang harus besar atau sama dengan 0,05. Pengujian
Metode Analisis Data
hipotesis dapat dilakukan setelah seluruh
Untuk membuktikan dan menganalisis
variabel berdistribusi normal.
data-data yang ada, sehingga memberikan hasil dan kesimpulan dalam kebenaran
7
apabila nilai probabilitas > alpha 0,05. maka
Uji Multikolinearitas Menurut
Nachrowi
(2006)
uji
model regresi tidak mengandung masalah
multikolinearitas bertujuan untuk menguji
heteroskedastisitas.
apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, jika
Uji Autokorelasi
terjadi korelasi maka terdapat problem
Menurut Basuki dan Prawoto (2016)
multikolinearitas. Pada model regresi yang
uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui
baik tidak terjadi korelasi diantara variabel
ada atau tidaknya penyimpangan asumsi
independen, ada beberapa cara yang dapat
kasik autokorelasi yaitu korelasi terjadi
dilakukan
antara residual pada satu pengamatan dengan
untuk
mendeteksi
gejala
multikolinearitas yaitu dengan meregresi
pengamatan
sesama
Menurut
Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak
Winarno (2009) terdeteksi atau tidaknya
adanya autokorelasi dalam model regresi.
multikolinearitas
dari
Metode pengujian yang sering digunakan
koefesien korelasi masing-masing variabel
adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW)
bebas. Jika koefesien masing-masing korelasi
dengan ketentuan sebagai berikut:
variabel
independen.
dapat
diketahui
diantara masing-masing variabel bebas lebih
1.
besar dari 0,8 maka terjadi multikolinearitas. Pengujian
hipotesis
dapat
lain
pada
model
regresi.
Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol
segera
ditolak,
dilaksanakan setelah variabel independen
yang
berarti
terdapat
autokorelasi.
terbebas dari gejala multikolinearitas.
2.
Jika d terletak antra dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang
Uji Heteroskedastisitas Uji
berarti tidak ada autokorelasi.
Heteroskedastisitas bertujuan
3.
menguji apakah dalam model regresi terjadi
diantara (4-dU) dan (4-dL) maka tidak
ketidaksamaan varian dari residual satu
mengghasilkan kesimpulan yang pasti.
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain
tetap,
maka
tabel
disebut
baik
tidak
Durbin-Watson
banyaknya
observasi
banyaknya variabel yang menjelaskan.
heteroskedastisitas (Shochrol, 2011). Model yang
statstik
tergantung
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
regresi
Jika d terletak antara dL dan dU atau
terjadi
heteroskedastisitas. Hal ini dapat dideteksi dengan melakukan uji white, yang dimana 8
yang dan
nya adaah uji statitik berdistribusi asimpotik
Metode Regresi Logistic Menurut
Baroroh
(2013)
sesuai dengan X2, dengan derajat kebebasan
analisis
regresi Logistic merupakan suatu metode
sama
analisi yang berfungsi untuk menganalisis
independen. Probability (LR stat) berguna
pengaruh suatu variabel bebas terhadap suatu
untuk meguji apakah data empiris yang
variabel terikat. Dengan syarat bentuk data
digunakan cocok atau sesuai dangan model
dari variabel terikat adalah data dikatomi,
(Tidak ada perbedaan antara model dengan
seperti ya dan tidak, setuju dan tidak, wanita
data, sehingga model dapat dikatakan fit)
dan pria, membeli dan tidak, dan sebagainya.
dengan tingkat kesalahan 5% atau 0,05. Jika
Kategori pengelompokan jawaban variabel
proability kecil dari 0,05 berarti model dapat
terikat ini adalah Y=1 menyatakan kejadian
dikatan fit.
yang
“sukses”,
sedangkan
untuk
dengan
banyaknya
variabel
Y=0
menyatakan kejadian yang “gagal”.
Model Mc Fadden R Square Bertujuan untuk mengetahui kontribusi
Tahapan Pengujian Model Regresi Binary
yang
diberikan
Logistic
independen dalam mempengaruhi variabel
Menilai Model Fit
dependen
yang
oleh
seluruh
mana
diukur
variabel
dengan
Adanya pengurangan nilai antara -2 LL
presentase. Model McFadden R Square
awal (initial -2LL function ) dengan nilai -2
memiliki fungsi yang sama dengan koefesien
LL pada langkah berikutnya bahwa model
determinasi
yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,
Kontribusi hasil pengujian akan semakin baik
2011). Log Likelihood pada regresi logistik
bila konstribusi yang diperlihatkan variabel
mirip dengan pengertian “sum of square
independen
error”
tinggi.
pada
penurunan
model
Log
regresi,
Likelihood
sehingga
didalam
terhadap
model
dependen
regresi.
semakin
menunjukan
model regresi semakin baik. Log Likelihood
Pengujian Hipotesis Regresi Logistic
merupakan nilai maksimum dari nilai Log
Pengujian statistik bertujuan untuk
Likelihood sedangkan Rest.Log Likelihood
melihat ada atau tidaknya pengaruh variabel-
merupakan nilai minimum dari fungsi Log
variabel
Likelihood yang mana model ini sama
variabel terikatnya (dependen).
dengan mengistemasi probabilitas sukses (Wahyu probablity
2009). (LR
Pada stat)
regresi
logistic
merupakan
nilai
probabilitas uji statistik LR. Hipotesis nol9
bebas
(independen)
terhadap
4. HASIL PENELITIAN DAN
Uji Hetereskedatisitas
PEMBAHASAN
Hasil Uji Heteroskedasitas
Uji Asumsi Klasik
F-Statistik
1.5095
Probability
0.1602
Obs* R-
13.0363
Probability
0.1610
Uji Normalitas
square
Hasil Uji Normalitas (Sudah Normal)
Sumber:Data olahan
Variabel
Probability
Alpha
Keterangan
Cash Position
0.087
0.05
Normal
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
Firm Size
0.240
0.05
Normal
bahwa nilai probability observasi r-square
Current ratio
0.470
0.05
Normal
yang dihasilkan adalah 0.1610, hal ini
Sumber:Data olahan
manunjukan bahwa nilai probabilty yang
Dari tabel diatas dilihat bahwa setelah
dihasilkan > dari alpha (0.05) sehingga dapat
dilakukan uji normalitas semua variabel telah berdistribusi
normal
sehingga
disimpulkan
variabel-
bahwa
seluruh
variabel
independen yang ada didalam model regresi
variabel tersebut dapat digunakan untuk
terbebas
pengujian tahap selanjutnya.
dari
gejala
heteroskedastisitas
sehingga layak untuk dilanjutkan pada tahap berikutnya.
Uji Multikolinearitas Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Cash PositionFirmsize Cash PositionCR Firm SizeCR
Koefisien Korelasi 0.376
CutOff < 0.80
0.525
< 0.80
0.360
Uji Autokorelasi
Keterangan
Hasil Uji Autokorelasi
Bebas multikolinearitas Bebas multikolinearitas
< 0.80
Durbin-watson stat
keterangan
1.951
Bebas autokorelasi
Sumber:Data olahan Berdasarkan tabel terlihat bahwa
Bebas multikolinearitas
Durbin-watson stat sebesar 1.951. model
Sumber:Data olahan Berdasarkan tabel terlihat dari hasil
regresi ini bebas gejala autokorelasi karena
pengujian multikolinearitas yang dilakukan
memiliki nilai tabel pembanding berdasarkan
dapat dilihat bahwa semua variabel yang
data keuntungan dengan melihat pada tabel
berpasangan
DW, nilai dL=1.55 sedangka nilai du=1.747,
memiliki
nilai
koefesien
du
<4-du
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
diikutsertakan
untuk
multikolinearitas terhadap variabel penelitian
selanjutnya.
yang artinya layak untuk digunakan dalam
Pengujian Analisis Regresi Binary Logistic
korelasi
dibawah 0.80,
sehingga
nilai
dapat
sehingga
dapat
pengolahan
data
Setelah semua variabel terbebas dari
pengujian tahap selanjutnya. gejala
10
asumsi
klasik
maka
tahapan
pembentukan model regresi logistic dapat
manajemen untuk melakukan keputusan
dilaksanakan. Berdasarkan pengujian statistik
pembayaran
yang telah dilakukan diperoleh ringkasan
sedangkan
sisanya
hasil yang terlihat dibawah ini:
dipengaruhi
oleh
dividen
sebesar adalah
variabel
4,46
%
95,54
%
lain
yang
digunakan dalam penelitian ini. Analisis -2 Loglikelihood Hasil Pengujian -2 Loglikelihood Keterangan
-2 log
Selisih
Pengujian Hipotesis Regresi Logistic
Keterangan
Hasil Pengujian Hipotesis
likelihood Restr. Log
-58.20375
2.60139
Variabel Penelitian
Model
likelihood
diterima
Log likelihood
-55.60236
Sumber:Data olahan Berdasarkan tabel terlihat dari hasil pengujian
-2
loglikehood
nilai
Restr.
ketika
dilakukan
Probability
Alpha
Kesimpulan
Constant
-0.199304
-
-
-
Cash Position
-0.080145
0.7794
0,05
Tidak Signifikan
Firm Size
-0.136354
0.4273
0,05
Current ratio
1.189670
0.0379
0,05
Tidak Signifikan Signifikan
Sumber:Data olahan
Loglikehood sebesar -58.20375 mengalami peningkatan
Koefesien Regresi Logistic
Pada tabel diatas terlihat bahwa
pengujian
masing-masing
variabel
penelitian
telah
Loglikehood sebesar -55.60236 dan terjadi
memiliki koefesien regresi. Dari hasil olahan
penambahan nilai sebesar 2.60139 yang
yang ditampilkan pada tabel diatas, dibentuk
artinya
persamaan regresi seperti yang terlihat pada
pemilihan
variabel
yang
akan
dibentuk kedalam persamaan regresi logistic
persamaan dibawah ini:
adalah
Y=-0.199304-0.080145x1-0.136354x2+1.189670x3
tepat,
pengolahan
oleh data
sebab lebih
itu
tahapan
lanjut
dapat Pembahasan Hipotesis
dilaksanakan.
Pengaruh
Cash
Keputusan
Pengujian McFadden R-square
Berdasarkan
Hasil Pengujian McFadden R-square
Position
Terhadap
Pembayaran
Dividen
hasil
pengujian
hipotesis
Model
Koefesien
pertama ditemukan cash position tidak
McFadden R-squared
0.044694
berpengaruh
diatas
pembayaran dividen. Temuan ini tidak
Berdasarkan
tabel
dilihat
terhadap
keputusann
bahwa nilai Mc Fadden R-squared sebesar
sejalan dengan
0.044694. Dari hasil yang diperoleh tersebut
dilakukan oleh Santoso (2005) , dimana cash
menunjukan bahwa cash position, firm size,
position
dan current ratio memiliki variasi konstribusi
keputusan pembayaran dividen. Namun hasil
dalam
ini didukung dari penelitian yang dilakukan
memprediksi
kemungkinan 11
hasil penelitian yang
berpengaruh
positif
terhadap
oleh Kartika (2003), mengemukakan bahwa
memperkecil porsi pembagian dividen. Tidak
cash position tidak berpengaruh terhadap
hanya dengan pembagian deviden tetapi
keputusan pembayaran dividen.
dalam keluar yang tentu saja memerlukan
Karena merupakan
posisi
faktor
kas
yang
perusahaan
penting
tersedianya kas yang cukup atau posisi
harus
likuiditas harus terjaga sehingga walaupun
mengambil
perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan
besarnya
beban hutang beserta bunga yang rendah
deviden yang akan dibayar. Tidak hanya itu
namun jika tidak didukung oleh posisi cash
yang berpengaruh dalam posisi kas yaitu
yang kuat maka kemampuan pembayaran
posisi pembayaran pajak perusahaan juga
dividennya rendah.
dipertimbangkan
sebelum
keputusan
menetapkan
untuk
berpengaruh
pula
terhadap
kebijakan
deviden. Karena besarnya dividen yang akan
Pengaruh Firm Size Terhadap Keputusan
dibayarkan akan sangat dipengaruhi oleh
Pembayaran Dividen
besarnya posisi kas pada suatu perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
kadang posisi kas yang besar dipandang
kedua ditemukan firm size tidak berpengaruh
sebagai sebuah keunggulan, namun bagi
terhadap keputusann pembayaran dividen.
investor hal tersebut bisa saja dianggap
Temuan ini tidak sejalan dengan
sinyal
dapat
penelitian yang dilakukan oleh Purwanti
memanfaatkan kas dengan maksimal yang
(2008), dimana firm size berpengaruh positif
berakibat kecilnya return dan berdampak
terhadap keputusan pembayaran dividen.
pada DPR Anggit (2012).
Namun hasil ini didukung dari penelitian
buruk
karena
tidak
Dari hasil penelitian ini memperoleh
yang
dilakukan
oleh
mengemukakan
meningkatkan likuiditas, perusahaan dapat
berpengaruh terhadap keputusan pembayaran
menurunkan
dividen. Menyatakan berapapun besarnya
dividen
yang
position perusahaan kecil maka pembagian
berpengaruh terhadap dividen yang akan
dividen juga kecil. Namun jika kondisi posisi
dibagikan kepada pemegang saham. Hal ini
kas menurun sedangkan dividen mengalami
disebabkan oleh keadaan iklim ekonomi yang
peningkatan, ada kemungkinan perusahaan
belum begitu stabil, sehingga perusahaan
mengalokasikan dividennya dalam bentuk
dalam menjalankan usahanya tidak efektif
pembayaran dividen kas. Sehingga posisi kas
dalam mengelola dana dan, membuat laba
pada
pengaruhnya
terhadap
pengamatan
tidak
size
semakin
periode
size
artinya mengurangi arus kas keluar, jika cash
perusahaan
selama
firm
(2008)
hasil yang tidak signifikan karena untuk
pembayaran
bahwa
Chasanah
hasil
tidak
besar
maka
yang dihasilkan tidak maksimal. Hasil tidak
dividen
akan
signifikan pada penelitian ini juga didukung 12
oleh
fakta
empiris,
terdapat
saham, hal ini menjadi pertimbangan bagi
perusahaan yang memiliki total aset kecil
investor untuk berinvestasi pada perusahaan
namun membagikan dividen dalam rasio
tersebut, sehingga perusahaan tetap dapat
yang
melaksanakan aktivitas perusahaan.
besar.
dimana
Sehingga
besar
kecilnya
perusahaan tidak berpengaruh begitu besar terhadap besar kecilnya dividen yang akan
5. PENUTUP
dibagikan Jadi, seberapa pun besar ukuran
Kesimpulan
perusahaan
tidak
menjadi
faktor
yang
Berdasarkan kepada hasil analisis dan
memengaruhi keputusan berapa besar jumlah
pembahasan yang telah dilakukan pada bab
dividen yang dibagikan.
sebelumnya
dapat
diajukan
beberapa
kesimpulan. Kesimpulan merupakan jawaban Pengaruh
Current
Ratio
dari perumusan masalah dan pengujian
Terhadap
hipotesis yang dijabarkan didalam penelitian
Keputusan Pembayaran Dividen Berdasarkan hasil pengujian hasil
ini. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah:
hipotesis ketiga ditemukan current ratio
1.
Berdasarkan hasil pengujian pertama
berpengaruh terhadap keputusan pembayaran
ditemukan cash position berpengaruh
dividen. Temuan ini sejalan dengan hasil
negatif terhadap keputusan pembayaran
penelitian oleh Pebriani (2009) current ratio
dividen pada perusahaan makanan dan
berpengaruh terhadap keputusan pembayaran
minuman yang terdaftar di Bursa Efek
dividen. Hasil ini sesuai dengan teori Kasmir
Indonesia.
(2008), yang menyatakan bahwa semakin
2.
Berdasarkan hasil pengujian kedua
besar rasio lancar perusahaan menunjukan
ditemukan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
negatif terhadap keputusan pembayaran
kewajibannya. Artinya perusahaan makanan
dividen pada perusahaan makanan dan
dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek
minuman
dapat
dikatakan
liquid,
sehingga perusahaan memiliki kemampuan
firm
size
berpengaruh
Indonesia.
membayarkan dividennya kepada pemegang
3.
saham.
Berdasarkan hasil pengujian ketiga ditemukan current ratio berpengaruh
Berdasarkan uraian diatas apabila
positif terhadap keputusan pembayaran
tingkat current ratio semakin tinggi suatu
dividen pada perusahaan makanan dan
perusahaan, menunjukan kemampuan yang
minuman yang terdaftar di Bursa Efek
baik bagi perusahaan untuk membayarkan
Indonesia.
kewajibannya
maka
perusahaan
dapat
Keterbatasan Penelitian Dan Saran
membayarkan dividen kepada pemegang 13
Peneliti menyadari bahwa penelitian
secara
opimal,
guna
untuk
yang dilaksanakan saat ini, masih memiliki
meningkatkan kesejahteraan pemegang
kelemahan yang terjadi karena keterbatasan
saham, agar investor mendapatkan
yang
tingkat pengembalian investasi atau
peneliti
rasakan,
secara
umum
keterbatasan tersebut meliputi: 1.
periode
observasi
keuntungan
penelitian
yang 2.
Bagi
investor
harus
melakukan
pengumpulan data dan informasi untuk
relatif pendek.
dijadikan dasar untuk memutuskan
Jumlah perusahaan yang dijadikan
melakukan
sampel dan populasi belum mewakili
berinvestasi kepada perusahaan.
perusahaan
makanan
Anggit
Dilihat dari nilai koefesien Mcfadden untuk
persamaan
keputusan
pembayaran dividen diperoleh hanya sebesar 4,46 %. Hal ini berarti masih banyak variabel lain selain variabel yang digunakan dalam
pembayaran
dividen,
seperti
return on asset, invesment opportunity set (IOS), kepemilikan majerial, growth,
dan
Brealay, A.Richard, Stewart C. Myers, dan Alan J. Marcus. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerbit Erlangga:Jakarta.
Implikasi Sesuai dengan pengujian hipotesis dan penelitian
maka
diajukan
Gitman, L.J.2003. Principles of Managerial Finance. Edisi 10. Addison
beberapa implikasi penting yang dapat memberikan
kontribusi
positif
bagi
Chasanah, Amalia Nur. “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia”. Tesis Universitas Diponegoro. 2008
perusahaan dan investor: Bagi
perusahaan
minuman
untuk
meningkatkan
makanan terus
kinerja
Satria Pribadi. 2012. “Analisis Pengaruh Variabel Cash Position, Firmsize, Growth, Dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
Baroroh, Ali. 2013. Analisi Multivariate dan Time Series dengan SPPS 21. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.
lain sebagainya.
keterbatasan
dalam
Basuki Dan Prawoto. 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi Dan Bisnis(Dilengkapi Aplikasi SPSS Dan Eviews), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
penelitian ini yang bisa mempengaruhi keputusan
sama
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
R-Square,
kerja
dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek
1.
mereka
akurasi hasil penelitan yang digunakan
seluruh
3.
yang
diharapkan.
relatif pendek akibatnya kontribusi dan
2.
sesuai
dan
berusaha perusahaan 14
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS 19.0. Badan Penerbit Universitas Negeri Brawijaya, Malang
Sartono, Agus, 2010. Manajemen Keuangan dan Aplikasi Perusahan, Rieneka Cipta, Jakarta. Siregar. Syofian. 2010. Statistik Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Harmono. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Jakarta : Bumi Aksara. Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Sundjaja, Ridwan S., dan Barlin. (2010). Manajemen Keuangan Dua. Edisi Kelima. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Kartika. 2003. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Per Share Di Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi
Suarmadji ardi murdoko. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek Dan Sipil ). Universitas huna dharma, jakarta.
Mollah, A., Sobur and Keasen, K. 2000. The Influence of Agency Cost on Dividend Policy in an Emerging Market: Evidence from The Dhaka Stock Exchange, Journal of Financial and Quantitative Analysis, 2000. Nachrowi , Bi, Nachrowi. 2006. Analisis multivarite dengan menggunakan SPSS dan Eviews. Badan penerbit universitas diponegro, Semarang
Sutrisno. 2005. Manajemen “Teori, Konsep dan Yogyakarta.
Keuangan Aplikasi”.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D. Penerbit Alfabeta: Bandung
Pebriani, Rizki. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Dividen Pada Sektor Industri Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007. Artikel Universitas Gunadarma, Jakarta.
Sudarsi. 2002. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi ROI Pada Perusahaan Terbuka di Indonesia. Skripsi, Unversitas Andalas, Padang. Shochrol, R. Ajija, dkk. 2011. Cara cerdas menguasai Eviews. Salemba Empat, jakarta. Winarmo, Wing Wahyu. 2009, analisis ekonomitrika dan statistik dengan eviews kedua. UPP STIM YKPN,Jakarta
Purwanti, Dwi. 2008. Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007). Artikel Universitas Gunadarma. Jakarta Santoso, Agung S. 2005. “Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Dividen Kas Pada Perusahaan Go Publik Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE 15