PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PENGUATAN KEIMANAN MUALLAF DI PESANTREN PEMBINAAN MUALLAF YAYASAN AN NABA CENTER SAWAH BARU CIPUTAT
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh: Nur Jamal Sha’id NIM: 1111052000005
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H./2015 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 02 Oktober 2015
Nur Jamal Sha’id
ABSTRAK Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penguatan Keimanan Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba` Center Sawah Baru Ciputat. Oleh Nur Jamal Sha’id (1111052000005) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dibawah Bimbingan Bapak Fauzun Jamal, Lc., MA Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba` Center Sawah Baru Ciputat adalah lembaga pendidikan non formal yang menampung para muallaf untuk melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah, berkarakter dan berjiwa mandiri. Pesantren ini didirikan untuk membina, mendidik dan menyantuni muallaf sampai mampu berdiri sendiri. Sekaligus memupuk kepedulian, kebersamaan, dan tanggungjawab seluruh komponen umat Islam dalam membina dan membimbing muallaf. Muallaf adalah orang yang hatinya dibujuk dan dijinakan hatinya agar cenderung kepada Islam. Mereka adalah orang-orang yang baru mengetahui dan belum memahami tentang Islam. Oleh karena itu mereka berada dalam posisi membutuhkan pembinaan dan bimbingan ajaran-ajaran agama Islam. Pada umumnya bimbingan agama memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat khususnya muallaf. Namun penulis belum menemukan kajian tentang bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf. Hal ini dipandang penting karena keimanan merupakan merupakan motor penggerak kehidupan seseorang dalam menjalankan agama dan kepercayaannya. Keimanan atau keyakinan merupakan kekuatan spiritual yang menjadi asas dalam aktifitas kehidupan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif, informan dalam penelitian ini terdiri dari dua orang pembimbing dan empat orang santri muallaf yang telah mengikuti kegiatan bimbingan agama selama satu tahun. Adapun teknik pengambilan informan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju. Dalam teknik ini, pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel. Dari hasil observasi dan wawancara, proses bimbingan agama terhadap muallaf berjalan dengan baik dan memberikan pengaruh positif terhadap keimanan muallaf. Hal ini terlihat dari pemahaman muallaf tentang ajaran agama Islam, pelaksanaan ibadah yang mereka lakukan meningkat, semangat dan antusias para muallaf dalam menuntut ilmu, serta perubahan sikap dan prilaku (akhlakul karimah) dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjukan oleh para muallaf. Metode yang digunakan pembimbing meliputi ceramah, diskusi, tanya jawab dan menghafal dalil-dalil. Sedangkan materi yang disampaikan meliputi aqidah, ibadah dan al-Qur’an dengan fokus pada kajian rutin tentang dasar-dasar akidah Islamiyah dan kristologi (ilmu perbandingan agama) untuk membentengi akidah para muallaf. Selain itu para muallaf juga dibekali dengan pelatihan khutbah dan ceramah supaya kelak dapat menjadi da’i yang handal di tengah masyarakat. Kata Kunci: Bimbingan Agama, Keimanan, Muallaf
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Penguatan Keimanan Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat”, sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa perubahan besar hingga dapat kita rasakan sampai saat ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak perjuangan yang dilewati. Namun berkat dukungan dan perhatian yang dirasakan penulis dari berbagai pihak sehingga segala kesulitan dan hambatan dalam menyusun skripsi ini akhirnya dapat dilalui. Untuk itu dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta yang tiada henti memberi semangat, memanjatkan doa dan limpahan kasih sayang kepada penulis. Skripsi ini dipersembahkan untuk ayah dan ibu. 2. Bapak Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Roudhanah, M. Si selaku Wakil Dekan Bidang
ii
Administrasi Umum, dan Drs. Suhaimi, M. Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 3. Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si dan Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M. Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. 4. Bapak Fauzun Jamal, Lc., MA selaku dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan tenaga, waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini. 5. Prof. Dr. H. Daud Effendi, MA selaku dosen penasehat akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasinya selama ini. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Keluarga Besar Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center, Ustadz Nababan dan Ustadz Ozi Setiadi yang tak pernah lelah dalam membantu penulis. 8. Keluarga Besar Ikada Jabodetabek yang senantiasa menemani dan membimbing penulis. Doa kalian adalah semangat bagi penulis. 9. Keluarga Besar BPI UIN Jakarta semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih telah memberi warna baru dan senantiasa berbagi serta menghadirkan cerita dalam kehidupan penulis. 10. Teman-teman Ma’had dan FORMABI UIN Jakarta terimakasih telah menjadi bagian dalam hidup penulis.
iii
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga semua bantuan dan perhatian yang tercurah mendapat balasan pahala berlipat ganda dari Allah SWT. Selain itu semoga apa yang menjadi citacita dan impian kita semua terwujud di masa depan serta mendapat ridha dan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap adanya masukan, kritikan dan saran yang membangun supaya menjadi acuan pembelajaran yang baik bagi penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Jakarta, 22 September 2015
Nur Jamal Sha’id
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ..................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................
i ii vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 1. Batasan Masalah............................................................................. 2. Rumusan Masalah .......................................................................... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2. Manfaat Penelitian ......................................................................... D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. E. Sistematika Penulisan ..........................................................................
1 6 6 7 7 7 7 8 10
BAB II TINJAUAN TEORI A. Bimbingan Agama ............................................................................... 1. Pengertian Bimbingan Agama ....................................................... 2. Tujuan Bimbingan Agama ............................................................. 3. Fungsi Bimbingan Agama.............................................................. 4. Materi Bimbingan Agama .............................................................. 5. Metode Bimbingan Agama ............................................................ B. Iman...................................................................................................... 1. Pengertian Iman .............................................................................. 2. Indikator Manusia Beriman ............................................................ 3. Faktor-faktor dalam Penguatan Keimanan ..................................... C. Muallaf ................................................................................................. 1. Pengertian Muallaf ......................................................................... 2. Muallaf dalam Islam ......................................................................
12 12 15 17 18 20 22 22 24 27 30 30 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. H. I.
Pendekatan dan Desain Penelitian ....................................................... Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ Teknik Pengumpulan Data ................................................................... Sumber Data ......................................................................................... Asumsi ................................................................................................. Teknik Analisa Data ............................................................................. Teknik Pemeriksa Data ........................................................................ Teknik Penulisan ..................................................................................
v
34 35 36 37 39 39 40 40 43
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Pesantren Pembinaan Muallaf ................................ 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren Pembinaan Muallaf ........... 2. Visi, Misi dan Tujuan Pesantren Pembinaan Muallaf .................... 3. Program Pesantren Pembinaan Muallaf ......................................... 4. Prosesi Pengislaman ....................................................................... 5. Struktur Organisasi ........................................................................ 6. Sarana dan Prasarana...................................................................... B. Temuan dan Analisis Data 1. Deskripsi Informan......................................................................... 2. Kegiatan Bimbingan Agama .......................................................... 3. Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penguatan Keimanan Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center .............................................................................................
44 44 45 47 50 51 52 52 58
65
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... B. Saran ....................................................................................................
70 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN
73
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sifat hakikat manusia adalah makhluk beragama (homoreligius), yaitu makhluk yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai rujukan bagi sikap dan perilaku. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki motif beragama, rasa kemauan dan kemampuan untuk memahami serta mengamalkan nilai agama.1 Manusia merupakan makhluk yang menentukan diri, dalam arti bahwa ia memiliki kebebasan untuk memilih kebutuhan dalam hidupnya. Manusia pada dasarnya ingin bebas dan bertanggungjawab atas pandangan hidup dan menentukan takdirnya sendiri. Individu dipengaruhi keinginan pribadi yang dihubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.2 Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak memberi ruang pada warganya untuk tidak beragama dan tidak percaya pada Tuhan. Orang bebas memilih agama, tetapi tidak bebas untuk tidak beragama sehingga identitas agama dicantumkan dalam kartu tanda penduduk serta dokumen resmi lain.3 Adanya kebebasan beragama yang dilindungi oleh negara ini membuat manusia Indonesia bebas memilih kepercayaan atau agama yang akan dianutnya. Tidak jarang kita temukan diberbagai tempat ibadah seperti
1
Syamsu dan Juntika, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), cet ke-2 h. 155. 2 Gerald Corey dan Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 136. 3 Komaruddin Hidayat, Agama Punya Seribu Nyawa (Jakarta: Noura Books, 2012), h. xviii.
1
2 Masjid, Gereja, Wihara atau tempat ibadah lainnya, ada orang yang menyatakan keimanan untuk meyakini salah satu agama. Hal ini termasuk beberapa orang yang berpindah keyakinan (konversi beragama) dari agama Kristen-Katholik menjadi agama Islam atau biasa disebut sebagai muallaf (orang-orang yang baru masuk Islam). Menurut Sayyid Sabiq, muallaf adalah golongan yang diusahakan untuk merangkul dan menarik serta mengukuhkan hati mereka dalam keislaman yang disebabkan karena belum mantapnya keimanan mereka, atau untuk menolak bencana yang mungkin mereka lakukan terhadap kaum muslimin dan mengambil keuntungan yang mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan mereka.4 Kedudukan muallaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang yang hatinya dijinakan agar cenderung kepada Islam dan orang yang belum mengetahui dan memahami ajaran Islam. Oleh karena itu posisi muallaf sendiri masih membutuhkan pembinaan, bimbingan, dan pengetahuan seputar agama Islam. Sebagaimana tertera dalam al-Qur`an Surat at-Taubah ayat 60 :
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk orang yang di jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, 4
Sayyid Sabiq. Terjemah Fiqih Sunah. Jilid 3 (Bandung: Al-Ma’arif, 1994) h. 113.
3 sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.5 (Q.S. at-Taubah : 60) Setelah menyatakan keislamannya, banyak muallaf (orang-orang yang baru masuk Islam) hidup dalam keadaan serba kesulitan. Mereka kehilangan tempat tinggal, pekerjaan dan terusir dari keluarga yang tidak mau menerima keislaman mereka. Kondisi hidup yang jauh dari kelayakan, merasa terbuang dan kehilangan kesejahteraan yang dulu pernah dimiliki, mereka pilih demi memenuhi gemuruh batin akan kebenaran ajaran Islam.6 Keadaan ini ditambah dengan keimanan para muallaf yang masih lemah karena baru memeluk Islam. Untuk itu persoalan penguatan keimanan muallaf menjadi hal penting dalam melakukan bimbingan agama Islam karena mereka (para muallaf) membutuhkan keteguhan iman, kalau hal ini dibiarkan maka para muallaf ini akan kembali pada agama sebelumnya. Sebagai orang baru yang pindah agama, muallaf membutuhkan perhatian, kasih sayang, ajakan, bimbingan dari orang-orang atau lembaga yang memperhatikan kondisi tersebut. Keputusan untuk menjadi muallaf merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit dalam hidup mereka, karena menyangkut nasib mereka di dunia dan juga di akhirat. Mereka memilih agama melalui ketekunan dan pengorbanan. Berbagai tekanan mereka rasakan baik dari keluarga, karibkerabat, dan kawan-kawan non muslim yang menentang keputusan mereka, ditambah tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang singkat.7 Dua kaimat syahadat merupakan pintu gerbang untuk memasuki Islam. 5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009), h. 196. 6 Muallaf News, Geliat Dakwah di Papua (Ciputat: Yayasan An-Naba Center, 2012), h. 3. 7 Ibid, h. 3.
4 Sebagai orang yang baru masuk Islam sangat penting untuk mengetahui agama yang dianutnya. Semakin banyak pengetahuan yang didapat, maka semakin banyak pula manfaat yang akan didapat. Hal ini tentu harus dilaksanakan melalui program bimbingan dan pembinaan yang intensif kepada muallaf melalui pesantren khusus. Bimbingan agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.8 Bimbingan agama dilaksanakan dalam upaya memberikan kecerahan batin kepada seseorang dalam menghadapi segala macam persoalan. Dan bimbingan agama yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama individu.9 Selain itu bimbingan agama juga diharapkan dapat membangkitkan semangat baru dalam menguatkan keimanan muallaf yang telah mengalami gejolak kejiwaan. Iman merupakan motor penggerak kehidupan seseorang dalam menjalankan agama dan kepercayaanya. Keimanan akan terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini didasarkan pada pengertian iman menurut beberapa ulama. Iman menurut Ulama salaf (termasuk Imam Ahmad, Malik, dan Syafi’i) adalah :
ِ ان ِ ِانِوِعِمِ ِلِِباِ ِلرِك ِ ِلجِنانِِوِنِطِقِِبِالِلس ِ ِادِبا ِ ِعتِق ِ ِا Artinya : “Sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan”10 8
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta: UII Press, 2001) cet. ke-2, h. 4. 9 H. M. Arifin, Pokok-Pokok tentang Bimbingan Penyuluhan Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 25. 10 Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2013) cet. Ke-15, h. 4.
5 Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu beliau menjawab “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.” Artinya ucapan yang disertai dengan perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi dengan Sunnah. Selanjutnya beliau mengatakan “Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai perbuatan adalah kufur apabila hanya ucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat adalah nifaq sedang apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi dengan sunnah adalah bid’ah”.11 Imam Hasan Basri mengatakan “Iman itu bukanlah sekedar anganangan dan bukan pula sekedar basa-basi dengan ucapan akan tetapi sesuatu keyakinan yang terpatri dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan”.12 Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. Muallaf yang kurang mendapat bimbingan dan pembinaan Islam akan cenderung memilih kembali ke agama lamanya apabila imannya masih lemah.13 Penguatan keimanan dalam hal ini menjadi sesuatu yang paling penting untuk diperhatikan karena iman merupakan hal pertama yang harus ditanamkan kuat pada muallaf sebelum berislam.
11
Ibid. h. 4. Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia. Bag 1 h. 18. 13 Wawancara pribadi dengan Ustadz Ozi Setiadi, Jakarta 10 Juni 2015. 12
6 Iman seseorang bisa bertambah dan bisa berkurang tergantung pada waktu dan tempat dimana saja dia berada. Karena itulah hidup manusia adalah perjuangan mempertahankan dan meningkatkan imannya.14 Keberadaan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center di daerah Sawah Baru Ciputat Kota Tangerang Selatan memberikan harapan baru bagi para muallaf supaya tidak ada lagi kekhawatiran dalam menjalankan keislamannya, tidak ada lagi rasa terbuang dan tentunya tidak lagi kembali murtad (kembali ke agama lamanya) karena mendapati Islam merupakan agama yang membawa kedamaian bagi para pemeluknya. Selain itu keimanan muallaf sebagai seorang muslim yang baru diharapkan meningkat dan menjadi penerus perjuangan dakwah Islam kepada semua orang.15 Berdasarkan fenomena dan kejadian yang telah dipaparkan diatas, penulis akan membahas lebih lanjut dan akan menuangkan dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penguatan Keimanan Muallaf di Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat Tangerang Selatan” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas terhadap masalahmasalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan pada aspek
layanan
bimbingan
agama
dengan
meninjau
dari
aspek
pembimbing, aspek terbimbing, aspek metode dan aspek materi dalam 14
Rusjdi Hamka, Etos Iman, Ilmu dan Amal dalam Gerakan Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), h. 7. 15 Wawancara pribadi dengan Ustadz Ozi Setiadi, Jakarta, 10 Juni 2015
7 penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Jl. Cendrawasih IV No. 1 RT/RW 02/03, Sawah Baru Ciputat Tangerang Selatan Banten. 2. Perumusan Masalah Dari batasan penelitian di atas, maka rumusan masalah yang akan penulis kaji : a. Bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan bimbingan agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat. b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat. 2. Manfaat Penelitian a. Memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan yang meliputi Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam dan keagamaan khususnya berkaitan dengan pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat.
8 b. Memberikan kontribusi positif bagi pengembangan keilmuan dan kurikulum Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. c. Dijadikan bahan evaluasi bagi Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center tentang pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat. D. Tinjauan Pustaka Setelah melakukan penelusuran skripsi di Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk plagiat, mereview hasil penelitian terdahulu, antara lain : 1. Abdul Hakim Jahid, Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta angkatan 2007 dengan judul “Motivasi Konversi Agama dan Pembinaan Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat”. Skripsi ini berisikan tentang motivasi para muallaf dalam melakukan konversi agama dan bagaimana pembinaan yang diaplikasikan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center. Skripsi ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 2. Peppy Mutawallie, Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta angkatan 2009 dengan judul “Pengaruh Bimbingan Agama Pada Korban Perdagangan
9 Manusia (Trafficking) dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri (Self Confidence) di Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) Mulya Jaya Pasar Rebo”. Penelitian ini berisikan tentang pengaruh layanan bimbingan agama dalam aspek pembimbing, aspek terbimbing, aspek metode dan materi dalam meningkatkan kepercayaan diri korban perdagangan manusia (Trafficking). Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. 3. Umma Auliya’ul Hidayah, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Jakarta angkatan 2008 dengan judul “Pola Komunikasi antara Ustadz dan Mullaf dalam Pembinaan Tahfidzul Qur`an di Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf An-Naba”. Penelitian ini berisikan tentang pola komunikasi antara pembina dan muallaf, upaya pembina dalam menciptakan komunikasi yang efektif dengan muallaf serta faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan tahfidz Qur`an di Pesantren Pembinaan Muallaf An-Naba. Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. 4. Taufiq Halily, Program Studi Manajemen Dakwah, UIN Jakarta angkatan 2009 dengan judul “Metode Dakwah Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam Membina Akidah Santri Muallaf di Pondok Pesantren Pembinan Muallaf An-Naba”. Penelitian ini berisikan tentang metode dakwah ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam pembinaan akidah muallaf. Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. 5. Setyo Kurniawan, Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, UIN Jakarta angkatan 2006 dengan judul “Pengaruh Bimbingan Agama
10 Terhadap Motivasi Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan”. Dalam skripsi ini membahas tentang pengaruh bimbingan agama yang meliputi kajian mingguan terhadap motivasi beribadah jamaah masjid. Skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis pendekatan kausal. Dari kelima hasil penelitian di atas, penulis menyatakan bahwa hasil penelitian penulis sangat berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini berfokus pada pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba` Center Sawah Baru Ciputat. E. Sistematika Penulisan BAB I
Pendahuluan merupakan bab awal yang berisi latar belakang masalah, pembahasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori yang berisikan masalah inti dari judul skripsi ini, yaitu memuat tentang Bimbingan Agama yang meliputi : pengertian bimbingan agama, tujuan bimbingan agama, fungsi bimbingan agama, materi dan metode bimbingan agama. Keimanan yang meliputi : pengertian iman, indikator manusia beriman, faktor penguat keimanan. Muallaf yang meliputi : pengertian muallaf dan Muallaf dalam Islam.
BAB III
Metodologi Penelitian, meliputi pendekatan penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian.
11 BAB IV
Temuan dan Analisa Data yang berisikan gambaran umum lembaga Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba` Center Sawah Baru Ciputat meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, sarana dan prasarana, program kegiatan dan tujuannya, struktur organisasinya. Dalam bab ini juga akan dijelaskan tentang analisa data yang meliputi deskripsi informan, kegiatan bimbingan agama dan analisis pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf.
BAB V
: Penutup berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Agama 1. Pengertian Bimbingan Agama Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance berasal dari kata to guide yang artinya menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun membantu.1 Istilah guidance juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan. Ada juga yang menterjemahkan kata guidance dengan arti pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis, bimbingan berarti bantuan, tuntunan atau pertolongan.2 Secara harfiah, bimbingan adalah menunjukan, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan dimasa kini dan masa yang akan datang.3 Kemudian pengertian yang lebih utuh dari kata bimbingan, adalah usaha membantu orang lain dengan mengungkapkan dan membangkitkan potensi yang dimilikinya. Sehingga dengan potensinya itu, ia akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal, yakni dengan cara memahami dirinya, mengenal lingkungannya, mengarahkan dirinya, mampu mengambil keputusan untuk hidupnya, dan
1
Hallen A, Bimbingan dan Konseling (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005), cet. ke-3, h. 2. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 15-16. 3 H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: Golden Terayon Press), h. 1. 2
12
13
dengannya ia akan dapat mewujudkan kehidupan yang baik, berguna, dan bermanfaat di masa kini dan masa yang akan datang.4 Bimbingan berasal dari kata bahasa inggris guidence, yang artinya bantuan atau tuntunan. Adapun menurut Bimo Walgito, bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.5 Menurut Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa dan Dra. Ny Singgih D. Gunarsa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang, agar mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan jalan hidupnya sendiri secara bertanggungjawab tanpa harus bergantung kepada orang lain.6 Jadi penulis dapat menarik kesimpulan bahwa secara singkat bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang ataupun sekelompok orang agar individu dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya dan dapat mengarahkan tingkah lakuya ke arah yang lebih baik. Lalu dalam kaitannya dengan definisi agama yang dipaparkan oleh para ilmuan belum sepenuhnya sepadan. Menurut Zakiah Daradjat, agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan mengatur dan 4
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 6. 5 Bimo Walgito, Bimbingan dan Koseling (Bandung: Andi Publisher, 1995), h. 4. 6 Singgih D. Gunarsa dan Ny Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Membimbing (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), cet. ke-11 h. 11-12.
14
mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan, dan cara menghadapi tiap-tiap masalah.7 Harun Nasution mendefinisikan agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap oleh panca indera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.8 Agama ialah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan, permohonan dan membentuk sikap hidup berdasarkan ajaran agama itu.9 Arifin melihat Islam sebagai agama dari dua aspek, yaitu pertama, aspek subyektif (pribadi manusia), ialah tingkah laku manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan masyarakat, dan alam sekitarnya. Maka disini nilai-nilai keagamaan telah membudaya dalam batinnya, dan menjadi rujukan dari setiap orientasi hidup sehari-hari. Kedua, aspek obyektif (doktrinair), berupa peraturan yang bersifat Ilahi yang menuntun orang-orang berakal budi ke arah ikhtiar, untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia, menuju kebahagiaan di akhirat. Agama Islam disini masih berbentuk doktrin Tuhan, yang
7
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), cet. ke-3, h. 52. 8 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 14. 9 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.40.
15
belum membudaya pada diri manusia melalui tingkah laku dan sikap sehari-hari.10 Dengan demikian, bisa dipahami bahwa agama adalah sebuah sistem kepercayaan serta praktis dalam mengatur kehidupan manusia supaya hidup bermoral dengan norma-norma kemasyarakatan dan nilai-nilai kebenaran yang mereka yakini. Sedangkan pengertian bimbingan agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.11 Bimbingan agama dilaksanakan dalam upaya memberikan kecerahan batin kepada seseorang dalam menghadapi segala persoalan, dan bimbingan agama yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama individu.12 Dengan demikian, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa bimbingan agama adalah suatu upaya untuk memberikan bantuan atau pertolongan kepada seseorang dalam memecahkan segala persoalannya, dengan dilandasi nilai-nilai agama untuk memberikan keteguhan iman agar seseorang dapat hidup sesuai dengan apa yang telah diajarkan agama Islam.
10
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 14. 11 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta: UII Press, 2001), cet. Ke-2, h. 4. 12 H. M. Arifin, Pokok-Pokok Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 25.
16
2. Tujuan Bimbingan Agama Tujuan bimbingan menurut Ainur Rahim Faqih dalam bukunya Bimbingan dan Konseling Islam dibagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, a. Tujuan Umum Membantu individu supaya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.13 b. Tujuan Khusus 1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah. Maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai individu menghadapi atau menemui masalah.14 2) Membantu mengatasi masalah yang dihadapi.15 3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.16 Menurut Hamdan Bakry Adz-Dzikry menjelaskan
tujuan dari
bimbingan dalam Islam adalah : a.
Untuk menghasilkan suatu perubahan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang dan mendapat pencerahan dari Allah SWT.
13
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta: UII Press, 2001), cet. ke-2, h. 36. 14 Ibid, h. 36. 15 Ibid, h. 36. 16 Ibid, h. 36.
17
b.
Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungan keluarga maupun sosial.
c.
Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang.
d.
Untuk mendapatkan kecerdasan spiritual pada individu, sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan dalam menerima ujian-Nya.
e.
Untuk menghasilkan potensi ilahiyah sehingga fungsi diri sebagai khalifah dimuka bumi ini dapat terlaksana dengan baik dan benar.17 Secara substansial tujuan bimbingan agama sifatnya hanya
membantu individu atau orang lain dalam mewujudkan cita-cita hidupnya, yakni kehidupan yang berguna, harmonis dan dinamis serta menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhannya. Oleh karena itu, selama proses perjalanan hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa dan bermanfaat dalam setiap ruang kehidupan maka setiap individu senantiasa memerlukan bimbingan dan pengarahan secara terus menerus hingga akhir hayatnya.18 Dapat dipahami bahwa tujuan dari bimbingan agama adalah membantu individu untuk memahami potensi diri dan kemampuan dirinya
17
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), h. 221. 18 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 100.
18
dalam
mengatasi
segala
permasalahannya
sehingga
mampu
mengembangkan dan mengaktualisasi diri serta dapat mengadaptasikan diri dengan lingkungannya secara mandiri, sadar dan sesuai dengan ajaran Islam. 3. Fungsi Bimbingan Agama Menurut Dewa Ketut Sukardi, bila ditinjau dari sifat aslinya, layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai : a.
Fungsi Preventif atau Pencegahan, yaitu layanan bimbingan ini dapat berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
b.
Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu.
c.
Fungsi Perbaikan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami individu (terbimbing).
d.
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan yaitu fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dapat membantu para individu dalam memelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh, mantap, terarah, dan berkelanjutan.
4. Materi Bimbingan Agama Islam Bimbingan agama merupakan salah satu bidang terpenting seseorang di dalam menjalani kehidupannya baik yang sifatnya keimanan dan juga kehidupan sehari-hari. Materi dalam bimbingan agama sebagai berikut :
19
a.
Akidah Akidah ialah keyakinan, kepercayaan, sumbernya yaitu AlQur`an. Hakekatnya iman sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya, ketika Nabi didatangi oleh laki-laki yang ternyata malaikat Jibril yang menanyakan apakah Iman, Islam dan Ihsan itu ? Nabi Muhammad SAW menjawab dalam sebuah hadits : Artinya : dari Umar bin Khatab ra, ia berkata : ketika kami sedang duduk di dekan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian putih, berambut hitam pekat, bekas jalannya tidak terlihat dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalinya. Ia duduk menghadap Rasulullah SAW, lalu meletakan kedua lututnya ke lutut Nabi dan meletakan kedua tangannya diatas kedua paha Nabi seraya berkata : Wahai Muhammad, terangkan kepadaku tentang Islam ! Rasulullah SAW, menjawab : Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan melakukan ibadah haji ke Baitullah jika memenuhi syaratnya. Ia berkata : engkau benar. Kami keheranan karenanya, dia yang bertanya tetapi membenarkannya. Lebh lanjut ia berkata : sekarang terangkanlah kepadaku tentang Iman ! Rasulullah SAW, menjawab : engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari kiamat, serta engkau beriman kepada baik dan jeleknya takdir.....(HR. Muslim).19 Dengan demikian antara iman dan Islam adalah satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain. Abdul A‟la Mauhadi mengatakan hubungan antara iman dan islam laksana hubungan pohon dengan akar. Mustahil seorang yang memiliki iman untuk memulai dirinya menjadi seorang muslim. Masalah akidah merupakan hal yang fundamental, akidah sebagai motor penggerak bagi seorang muslim.
19
Salim Bahreisj, Riyadhus Shalihin (Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1987), cet. ke-10, h. 34.
20
Kepercayaan harus menjadi keyakinan yang mutlak dan bulat, keyakinan yang mutlak kepada Allah SWT dengan membenarkan dan mengakui wujud Allah SWT, sifat, hukum-hukum Allah SWT, kekuasaan-Nya, hidayah dan taufik-Nya. b.
Akhlak Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku yang dilakukan secara berulang-ulang. Tingkah laku ini tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulangulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
c.
Ibadah Ibadah merupakan tugas yang diemban oleh manusia ketika ia sudah sampai pada masa aql baligh (bisa berpikir dengan penuh perhitungan). Dalam ibadah diajarkan istilah khusyuk yang sepadan dengan konsentrasi. Disini akan sedikit mengendalikan hal-hal yang negatif ketika ibadah tersebut berlangsung, sehingga tekananketegangan (stress-strain) akan mudah dikendalikan.
5. Metode Bimbingan Agama Pengertian secara harfiah, metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari kata “meta” yang berarti
21
melalui dan “hodos‟ yang berarti jalan. Namun hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan,20 baik sarana tersebut bersifat fisik seperti alat peraga, alat administrasi yang menunjang pelaksanaan kegiatan, bahkan pembimbing juga termasuk metode media. Dengan penjelasan tentang “metode” di atas maka dapat dipahami tentang metode bimbingan agama adalah segala jalan atau sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama. Maka metode yang dipakai dalam proses bimbingan agama itu adalah sebagai berikut : a.
Ceramah Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum, cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok (group guidance). Tetapi pembimbing mesti berupaya untuk menyesuaikan apa-apa yang disampaikannya dengan kondisi terbimbing yang beragam.21
b.
Wawancara Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri terbimbing.22 Wawancara dapat berjalan dengan baik bilamana memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada yang dibimbing
20
H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), h. 43. 21 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 136. 22 Ibid, h. 122.
22
2) Pembimbing harus dapat dipercaya oleh seseorang yang dibimbing sebagai pelindung 3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan perasaan damai dan aman serta santai kepada seseorang yang dibimbing.23 c.
Teknik Rasional-Emotif Dalam istilah lain teknik ini disebut dengan “rational-emotif therapy”, atau model „RET‟ yang dikembangkan oleh Dr. Albert Ellis (ahli psikologi klinis). Teknik ini dimaksudkan untuk mengatasi pikiran-pikiran yang tidak logis (tidak rasional) yang disebabkan dorongan emosinya yang tidak stabil.24 Selain metode yang diuraikan diatas, dalam perspektif al-Qur‟an ada
metode yang biasa dilakukan, yaitu : a. Metode “bil-hikmah”, metode ini digunakan dalam menghadapi orangorang yang terpelajar, intelek, dan memiliki tingkat rasional yang tinggi, yang kurang yakin akan kebenaran ajaran agama. b. Metode
“bil
mujadalah”,
perdebatan
yang
digunakan
untuk
menunujkan dan membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional. c. Metode “bil mauidzah”, dengan menunjukan contoh yang benar dan tepat, agar yang dibimbing dapat mengikuti dan menangkap dari apa
23
H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), h. 45. 24 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 132.
23
yang diterimanya secara logika dan penjelasan akan teori yang masih baku (tekstual).25 B. Iman 1. Pengertian Iman Iman secara bahasa artinya percaya, setia, melindungi dan menempatkan sesuatu di tempat yang aman.26 Iman berasal dari bahasa arab dengan kata dasar amana-yu’minu-imanan. Artinya beriman atau percaya. Percaya dalam bahasa indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu, memang benar atau nyata adanya. 27 Iman secara bahasa berarti kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau keteguhan hati.28 Abul „Ala al-Maududi menterjemahkan iman dalam bahasa inggris yaitu, to know, to believe, to be convinced beyond the last shadow of doubt yang artinya : mengetahui, mempercayai, meyakini yang di dalamnya tidak terdapat keraguan apapun.29 Iman secara istilah diartikan sebagai pembenaran terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW, yakni beriman kepada Allah, Malaikat, Nabi dan Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar. Demikian makna iman menurut hadits Nabi SAW.30 Iman menurut istilah ahli bahasa adalah kepercayaan yang meresap dalam hati dan penuh keyakinan serta tidak bercampur dengan keraguan
25
Ibid, h. 135-136. Tim Saluran Teologi Lirboyo, Akidah Kaum Sarungan, (Tamatan Aliyah Lirboyo Angkatan 2005), h. 179. 27 Kaelany HD, Islam, Iman dan Amal Saleh (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 58. 28 WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h. 18. 29 Abu A’la Al-Maududi, Toward Understanding, (Comiti Riyadh: Islamic Dakwah, 1985), h. 18. 30 Tim Saluran Teologi Lirboyo, Akidah Kaum Sarungan (Tamatan Aliyah Lirboyo Angkatan 2005), h. 179. 26
24
dan syirik dan juga memberi pengaruh terhadap pandangan hidup atau perbuatan yang membuktikan keyakinan tersebut.31 Iman sering juga dikenal dengan istilah akidah. Akidah artinya ikatan, yaitu ikatan hati. Bahwa seseorang yang beriman mengikatkan hati dan perasaan dengan suatu kepercayaan yang tidak lagi ditukarnya dengan kepercayaan lain. Iman juga bisa diartikan tashdiq (membenarkan), menurut istilah ahli ilmu, tashdiq ialah tashdiqur rosuli fi ma jaabihi an rabbihi (membenarkan Rasul terhadap apa yang didatangkan Tuhannya).32 Akidah tersebut akan menjadi pedoman dan pegangan hidup, mendarah daging dalam diri (jasmani dan rohani) yang tidak dapat dipisahkan lagi dari diri seorang mukmin, bahkan jiwanya demi mempertahankan akidahnya.33 Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa iman dalam Islam adalah keyakinan atau kepercayaan kepada Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kiamat, qada dan qadar tanpa ada keraguan sedikit pun dalam hatinya. 2. Indikator Manusia Beriman Dalam menciptakan segala sesuatu, Allah SWT telah menciptakan manfaat serta ciri-cirinya sendiri-sendiri. Begitu pula dalam hak keimanan, seorang insan pun memiliki indikator yang jelas. Diantara indikator tersebut adalah :
31
Yusuf Qardhawi, Iman dan Kehidupan (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet. Ke-3, h. 3. Hasbi Ash-Shieddieqy, Mutiara Hadits Iman Kepada Allah (Semarang: PT. Pustaka Riski Putra, 2002), jilid I. h. 16. 33 Kaelany HD, Islam, Iman dan Amal Saleh (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 58. 32
25
a.
Jika disebutkan Asma Allah maka bergetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanannya serta semakin tawakal.34 QS. Al-Anfal : 2
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.35 b.
Ridha atas segala cobaan yang diberikan-Nya Dalam al-Qur‟an surat al-Bayyinah ayat 8 Allah menjelaskan kepada kita tentang hamba-hambanya yang ridha kepada-Nya. Allah pun akan memberikan cobaan bagi setiap hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki. Hal ini adalah untuk menguji ketabahan dan keridhoann akan ujian yang diberikan-Nya.36 Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Anam ayat 17.
“dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”.37 34
Musa Sueb. Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) cet-1 h. 51. 35 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009), h. 136. 36 Musa Sueb. Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) cet-1 h. 54. 37 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009), h. 229.
26
c.
Mencintai Allah dan Rasul-rasul-Nya Orang-orang yang beriman akan merasa takut akan balasan Allah di akhirat nanti jika ia mengingkari akan apa yang telah difirmankan Allah kepadanya.38
d.
Tawakkal dalam pengertian berserah diri setelah berdaya upaya secara maksimal (7 T) Tenang, Tahan, Tabah, Tekun, Teliti, Tanggulangi, dan Tawakkal.39
e.
Apabila mendapat musibah mereka bersabar/tidak berkeluh kesah, tahan banting (QS. Ali Imran : 120 dan 200).40
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
38
Musa Sueb. Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) cet-1 h. 54. 39 Mawardi Labay El-Sulthani. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia (Jakarta: AlMawardi Prima, 2000), h.34. 40 Mawardi Labay El-Sulthani. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia (Jakarta: AlMawardi Prima, 2000), h.37.
27
3. Faktor Penguat Keimanan Keimanan dalam konsep ajaran Islam merupakan energi, kekuatan, spirit, dan suatu keniscayaan yang banyak mempengaruhi polarisasi dari sikap, tingkah laku dan prilaku manusia dalam kehidupan sehari-harinya.41 a.
Selalu menambah ilmu pengetahuan (terutama ilmu-ilmu agama) Kunci dari semua kehidupan dan iptek tentu ada di dalam kandungan Al-Qur`an. Oleh karena itu, hendaklah kita selalu dapat menyimak dan mengkaji apa yang ada dalam kandungannya, agar kita tidak menjadi manusia yang lemah imannya dan sombong.42 Mendalami dan memperluas pengetahuan tentang keimanan dengan memperbanyak muhasabah dan dzikir kepada Allah SWT dapat membantu seseorang untuk meningkatkan keimanan dan memperkuat akidahnya.
b.
Memperbanyak amal shaleh (terutama shalat) Dalam sejarah membuktikan para sahabat Nabi SAW akan mempergunakan dengan sebaik-baiknya pada setiap kesempatan yang ada untuk selalu beramal saleh. Seperti apa yang dituturkan Abu Bakar As-Shiddiq, “tatkala ditanya oleh Rasulullah SAW. ”Siapakah diantara kamu sekalian yang berpuasa pada hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya”. Beliau bertanya lagi “Lalu siapakah diantara kamu yang menjenguk orang sakit pada hari ini ?” Abu Bakar menjawab
41
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 66. 42 Mawardi Labay El-Sulthani. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia (Jakarta: AlMawardi Prima, 2000), h.38.
28
lagi, “Saya”. Lalu Rasulullah SAW berkata, “Tidaklah amal-amal ini menyatu dalam diri seseorang melainkan dia akan masuk sorga”. Dalam kisah diatas menunjukan kepada kita bahwa Abu Bakar AsShiddiq
RA.
Sangat
antusias
dalam
mempergunakan
setiap
kesempatan untuk memperbanyak ibadah. Jadi bukan hanya amalanamalan shalatnya, meskipun shalat adalah perkara fardhu.43 c.
Menjauhi segala yang dilarang Allah dan rasul-Nya Sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam Al-Qur`an surat Al-Ahzab ayat 70-71. Allah SWT menyerukan demikian karena dikhawatirkan manusia akan berjalan di luar garis yang telah ditentukan-Nya. Jangankan telah menyimpang,
mendekati
larangan-larangan-Nya
pun
maka
dikhawatirkan manusia akan terperosok di dalamnya.44 Selain beberapa faktor diatas, iman seseorang juga dipengaruhi oleh metode dalam bimbingan dan pembinaan. Metode dalam membimbing dan membina seorang muallaf berpengaruh besar terhadap peningkatan akidah. Pendekatan interpersonal dan psikologis mampu mengarahkan santri muallaf pada peningkatan keimanan melalui kajian teori dan praktek. Teori yang digunakan dalam membina muallaf berdasarkan pendekatan pribadi, dikusi, dialog dan konsultasi.45
43
Mawardi Labay El-Sulthani. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia (Jakarta: AlMawardi Prima, 2000), h.39. 44 Ibid, h. 39. 45 Taufik Halily. Metode Dakwah Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam Membina Akidah Santri Muallaf di Pondok Pesantren Pembinan Muallaf An-Naba. Skripsi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. iii.
29
Dalam paradigma Islam dipahami bahwa pada dasarnya potensi keimanan dan dimensi ketakwaan dalam bentuk yang sangat minimal pun sudah dianugerahkan Tuhan kepada setiap manusia. Wujudnya berupa jiwa keagamaan yang hanif atau punya kegandrungan yang positif sebagaimana adanya. Seringkali dikatakan bahwa keberadaanya hanya potensi dalam bentuk daya-daya (dimensi energi), yang mana selanjutnya diperlukan upaya-upaya bimbingan, pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan setiap individu. Karena itu, dalam upaya-upaya yang menjadi perhatian dalam rangkaian
program
bimbingan
agama
adalah
menggali
dan
mengembangkan potensi iman dan dimensi takwa yang ada pada diri terbimbing.46 C. Muallaf 1.
Pengertian Muallaf Ada beberapa pendapat mengenai muallaf, yang diambil dari beberapa sumber adalah sebagai berikut : a.
Dalam Ensiklopedi Dasar Islam, muallaf adalah seseorang yang semula kafir dan baru memeluk Islam.47
b.
Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, muallaf adalah orang yang hatinya diteguhkan atau dijinakan agar hatinya cenderung kepada Islam.48
46
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 79. 47 Achmad Roestandi, Ensiklopedi Dasar Islam (Jakarta: PT. Pradaya Paramita, 1993), h. 173. 48 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: PT. Pradaya Paramita, 1993), h. 173.
30
c.
Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia dipaparkan bahwa muallaf adalah orang-orang yang sedang dijinakan atau dibujuk hati mereka.49
d.
Dalam Fikih Sunnah juga disebutkan bahwa muallaf adalah orang yang diusahakan dirangkul dan ditarik serta diteguhkan hatinya dalam keislaman disebabkan belum mantapnya keimanan mereka.50 Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa muallaf adalah orang
yang hatinya dibujuk dan dijinakan hatinya agar cenderung kepada Islam. Mereka adalah orang-orang yang baru mengetahui dan belum memahami tentang Islam. Oleh karena itu mereka berada dalam posisi membutuhkan pembinaan dan bimbingan ajaran-ajaran agama Islam. Kata muallaf berasal dari bahasa arab yaitu “allafa-ya’lafu-alfan” yang artinya menjinakan, menjadi jinak, dan mengasihi. Sehingga kata muallaf dapat diartikan sebagai orang yang dijinakan atau dikasihi. Sebagaimana tertera dalam firman Allah SWT, dalam surat at-Taubah ayat 60 :
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
49
Harun Nasution dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 130. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah. Penerjemah Mahyuddin Syarif (Bandung: Al-Ma‟arif, 1996), h. 96. 50
31
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.51 Dalam ayat diatas terdapat kata “muallafati qulubuhum” yang artinya orang-orang yang sedang dijinakan atau dibujuk hatinya. Mereka dibujuk adakalanya karena merasa baru memeluk agama Islam dan Imannya belum teguh. Karena belum teguhnya Iman seorang muallaf, maka mereka termasuk golongan yang berhak menerima zakat. Hal ini dimaksudkan agar lebih meneguhkan iman para muallaf terhadap agama Islam. Kategori muallaf dalam penelitian ini ialah muallaf yang masih lemah secara ekonomi dan pengetahuan agama, namun mereka telah mendapat hidayah untuk memeluk agama Islam. 2.
Muallaf dalam Islam Menurut Buya Hamka muallaf adalah orang yang dijinakan hatinya dan diteguhkan hatinya agar mantap dalam keislamannya dan kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya.52 Pada masa Nabi SAW, para muallaf tersebut diposisikan sebagai penerima zakat untuk menjamin kelestarian mereka kepada Islam dengan terus memberikan pembinaan dan pengajaran tentang agama Islam. Salah satu alasan Nabi SAW, memberikan zakat kepada mereka adalah
51
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009), h. 196. 52 Yunus Yahya, Muslim Tionghoa Kumpulan Karangan (Jakarta : Yayasan Abu Karim Oei Tjeng Hien, 1985), h. 75.
32
menyatukan hati mereka pada Islam. Oleh karena itu mereka dinamakan “Al-Muallafah Qulubuhum”.53 Pada masa pemerintahan Abu Bakar, para muallaf tersebut masih menerima zakat seperti yang dicontohkan Nabi SAW. Namun tidak demikian pada masa khalifah Umar bin Khattab, beliau memperlakukan ketetapan penghapusan bagian untuk para muallaf karena ummat Islam telah kokoh dan kuat. Para muallaf tersebut juga telah menyalahgunakan pemberian
zakat
dengan
enggan
melakukan
syari‟at
dan
menggantungkan kebutuhan hidup dengan zakat sehingga mereka enggan berusaha.54 Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, ada dua orang muallaf menemui Umar yaitu Uyainah bin Hisa dan Aqra‟ bin Haris meminta hak mereka dengan menunjukan surat yang telah direkomendasikan oleh Khalifah Abu Bakar pada masa pemerintahannya. Tetapi umar menolak surat itu dengan mengatakan : “Allah sudah memperkuat Islam dan tidak memerlukan kalian. Kalian tetap dalam Islam atau hanya pedang yang ada”. Ini adalah suatu Ijtihad Umar dalam menerapkan suatu Nash alQur‟an yaitu surat at-Taubah ayat 60 yang menunjukan pembagian zakat kepada muallaf. Umar melihat pada berlakunya tergantung pada keadaan, kepada siapa harus diberlakukan. Jika keperluan itu sudah tidak ada lagi, ketentuan itu pun tidak berlaku, inilah jiwa nash tadi.55
53
Syarif Hade Masyah, Hikmah di balik Hukum Islam (Jakarta: Mustaqim, 2002), h. 306-
307. 54
Haidar Barong, Umar bin Khattab dalam Perbincangan (Jakarta: Yayasan Cipta Persada Indonesia, 2000), h. 294. 55 Ibid, h. 295.
33
Dari penjelasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa muallaf adalah orang yang baru memeluk Islam yang dirangkul dan diteguhkan hati mereka kedalam keislaman. Karena mereka baru memeluk Islam dan baru mengetahui agama Islam, maka mereka berada pada posisi pihak yang membutuhkan pembinaan dan bimbingan agama Islam agar dapat mengetahui syari‟at Islam untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari serta untuk memperkuat keimanannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu studi tentang penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah dan menganalisis secara deskriptif dengan menafsirkan secara kualitatif. Untuk itu data-data penelitian yang dikumpulkan adalah dalam bentuk konsep-konsep. Menurut Taylor yang dikutip oleh Lexy Moleong, penelitian kualitatif yaitu semua penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar, dan bukan angkaangka, semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.1 Metode
penelitian
kualitatif
adalah
metode
penelitian
yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.2 Dalam hal ini penulis melakukan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisa serta disajikan dalam suatu pandangan yang utuh.
1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Rosda Karya, 2002), cet. ke17, h. 3. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2014), cet. Ke-21, h. 9.
34
35
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Jl. Cendrawasih IV no. 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode Pos 15413. Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini didasarkan pada fakta sebagai berikut : a. Mayoritas santri muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center adalah korban yang terusir dari keluarga, sahabat dan tempat kerja, selain itu mereka hidup tanpa perlindungan kedua orang tua dan orang-orang terdekatnya hanya karena memilih keyakinan bahwa Islam sebagai petunjuk hidupnya. b. Keberadaan muallaf yang selama ini kurang begitu diperhatikan oleh lembaga, instansi maupun ormas-ormas Islam yang cukup besar maupun kecil dalam memberikan bimbingan dan pembinaan. Mengingat mereka sangat membutuhkan hal itu dari sesama saudaranya sebagai muslim. c. Ketertarikan peneliti untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian ini terhitung mulai tanggal 04 Juni 2015 sampai tanggal 09 Oktober 2015.
36
C. Subjek dan Objek Penelitian 1.
Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah semua orang yang menjadi sumber atau informan yang dapat memberikan keterangan mengenai masalah penelitian.3 Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subjek penelitian adalah sekelompok orang yang dapat memberikan informasi yang relevan
dengan
obyek
yang
diteliti
yaitu
dua
orang
ustadz
(pembimbing/pembina) dan empat orang muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat. Adapun teknik pengambilan informan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju. Dalam teknik ini, pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel. Maka kemudian menjadi sumber informasi tentang orang lain yang juga dapat dijadikan anggota sampel. Orang-orang yang ditunjukan ini kemudian dijadikan anggota sampel dan selanjutnya diminta menunjukan orang lain lagi yang memenuhi kriteria menjadi anggota sampel. Demikian prosedur ini dilanjutkan sampai jumlah anggota sampel yang diinginkan terpenuhi.4 2.
Objek Penelitian Objek penelitian adalah yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.5 Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah kegiatan
3
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar (Jakarta: Bina Aksara,1989), h.
91. 4
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-6, h. 63. 5 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar (Jakarta: Bina Aksara,1989), h. 59.
37
bimbingan agama pada Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari penelitian lapangan ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa : 1. Observasi Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu pengumpulan data untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang fenomena yang diselidiki.6 Peneliti mengamati secara langsung bagaimana pelaksanaan kegiatan bimbingan agama pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat. 2. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam adalah percakapan yang dilakukan secara mendalam yang diarahkan pada masalah tertentu, dengan tujuan tertentu dan dengan bertanya secara langsung kepada sejumlah responden. 7 Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan untuk menggali data dan informasi mengenai bimbingan agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Sawah Baru Ciputat. Untuk mendapatkan data yang valid, peneliti mewawancarai dua orang pembimbing dan empat orang muallaf yang sudah masuk Islam selama satu tahun tentang bimbingan agama dan
6
Sutisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Office, 1989), h.93. Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Edisi Revisi, h. 38. 7
38
penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat. 3. Dokumentasi Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam data seperti data tertulis, pengambilan foto, data statistik dan data-data di perpustakaan atau instansi terkait lainnya yang dapat dijadikan analisa untuk hasil dalam penelitian ini.8 Peneliti mengumpulkan data dari berbagai macam informasi seperti buku-buku, majalah, artikel melalui website, dan data lainnya mengenai bimbingan agama dan keimanan. Selanjutnya peneliti melakukan observasi dan wawancara secara langsung penelitian. Dalam mendokumentasikan
pada
subjek
data, peneliti menggunakan
seperangkat alat untuk menyimpan dan merekam hasil wawancara dan hasil dari observasi, seperti kamera, recorder, buku cacatan, pena, serta seperangkat alat pendukung lainnya. 4.
Catatan Lapangan Catatan yang berisi tentang hal-hal yang diamati oleh peneliti dianggap penting. Catatan lapangan harus dibuat secara lengkap dan deskriptif dengan keterangan tanggal, waktu dan menyertakan informasiinformasi dasar seperti dimana observasi dilakukan, siapa saja yang hadir, bagaimana fisik lingkungan, interaksi sosial, aktifitas apa saja yang berlangsung dan lain sebagainya.
8
Ibid, h. 39.
39
E. Sumber Data Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber data adalah sebagai berikut : 1.
Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber asli atau sumber pertama melalui observasi atau pengamatan langsung, artinya peneliti berperan sebagai pengamat dan wawancara langsung lagi mendalam kepada informan. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini melalui pengamatan dan wawancara dengan pembimbing/pembina agama dan para muallaf di Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat.
2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari atau melalui sumber-sumber informasi tidak langsung, seperti catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian. data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer agar mendapatkan data yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian. data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya data yang diperoleh dari studi kepustakaan.
F. Asumsi Puncak keimanan manusia yang sesungguhnya adalah keyakinan atau kepercayaan dengan tidak ada keraguan sedikit pun didalam hatinya, meridhai bahwa Allah SWT adalah tuhannya, Islam sebagai agamanya dan yakin bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul-Nya.
40
G. Teknik Analisa Data Menurut Bodgan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong mengemukakan bahwa teknik analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi bahan yang dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain.9 Dalam melakukan analisa data, penulis mengumpulkan catatan lapangan baik berupa observasi, wawancara, ataupun dokumentasi yang diperoleh dari hasil lapangan, yang kemudian menyimpulkannya, serta menganalisis
persoalan
yang
telah
ditetapkan.
Selanjutnya
mempresentasikannya secara deskriptif sesuai dengan persoalan yang dibahas. H. Teknik Pemeriksa Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas).10 Untuk dapat menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksa data, dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi disini adalah teknik pemeriksa keabsahan data melalui sumber lainnya diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Jadi triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun teknik triangulasi yang banyak 9
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989), h. 248. 10 Ibid, h. 321.
41
digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.11 Triangulasi menurut sumber lainnya berarti membandingan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. (Patton 1987:331), hal itu dapat dicapai dengan jalan :12 1. Membandingkan dua hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan apa yang di katakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang di katakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang di katakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. 5. Membandingkan isi wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembanding tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting disini adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.13 Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan derajat kepercayaan (kredibilitas/validitas) dan konsistensi (reliabilitas) data, serta bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data dilapangan. Kegiatan
11
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Pernada Media Group, 2009), cet. ke-4, h. 330. 12 Ibid, h. 330-331. 13 Ibid, h. 330-331.
42
triangulasi dengan sendirinya mencakup proses pengujian hipotesis yang dibangun selama pengumpulan data. Hipotesis yang tidaklah sama dengan hipotesis penelitian kuantitatif yang memerlukan dukungan teori. Triangulasi menurut Mantja (2007:84) dapat juga digunakan untuk memantapkan konsistensi metode silang, seperti pengamatan dan wawancara atau penggunaan metode yang sama, seperti wawancara dengan beberapa informan. Kredibilitas (validitas) analisis lapangan dapat juga diperbaiki melalui triangulasi . Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data.14 Triangulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah ada dalam memperkuat tafsir dan meningkatkan kebijakan, serta program yang berbasis pada bukti yang telah tersedia. Triangulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang mensintesa data dari berbagai sumber. Menurut Bachri (2010:55) dengan cara menguji informasi dengan mengumpulkan data melalui metode berbeda, oleh kelompok berbeda dan dalam populasi (informan) berbeda, penemuan mungkin memperlihatkan bukti penetapan lintas data, mengurangi dampaknya dari penyimpangan potensial yang bisa terjadi dalam satu penelitian tunggal. Triangulasi menyatukan informasi dari penelitian kuantitatif dan kualitatif, menyertakan pencegahan dan kepedulian memprogram
data,
dan membuat
penggunaan pertimbangan
pakar.
Triangulasi bisa menjawab pertanyaan terhadap kelompok risiko, keefektifan, kebijakan dan perencanaan anggaran, dan status epidemik dalam suatu lingkungan berubah. Triangulasi menyediakan satu perangkat kuat ketika
14
Ibid., h. 218
43
satu respons cepat diperlukan, atau ketika data ada untuk menjawab satu pertanyaan spesifik.15 I.
Teknik Penulisan Dalam teknik penulisan skripsi, penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Desesrtasi” dalam buku pedoman akademik yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011.
15
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), Ed. 1, cet. 1, h. 218.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren Pembinaan Muallaf Pendirian Pesantren Pembinaan Muallaf ini berawal dari keprihatinan Ustadz Syamsul Arifin Nababan yang mendapati para muallaf terlantar dan tidur di kolong-kolong Masjid Istiqlal Jakarta. Kondisi mereka sangat memprihatinkan karena setelah masuk Islam, mereka terusir dari rumah dan hidup tanpa perlindungan orang tua atau keluarga. Jalan terjal ini mereka pilih karena mereka yakin Islam sangat cocok dalam memenuhi gemuruh batin akan kebenaran agama. Pilihan ini tidaklah mudah, sehingga berakibat pada keterlantaran mereka dari pelukan keluarga yang mengasihi. Mereka dianggap bukan lagi bagian dan bahkan mengalami ancaman teror. Kondisi berat ini dirasa sangat sulit, ditambah kurangnya pembinaan iman Islam kepada mereka yang mengakibatkan sebagian dari mereka murtad kembali. Hal semacam ini bila dilihat dari optik ajaran Islam tentu sangat disayangkan. Mengapa mereka terlantar ? mengapa mereka murtad kembali ? mengapa mereka dibiarkan menderita sendirian ?1. Dalam rangka menjawab problematika ini, Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-naba` Center hadir sebagai solusi atas persoalan mendasar para muallaf. Pesantren ini dirancang untuk membina, mendidik,
1
Wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, Jakarta, 06 Agustus 2015.
44
45
dan menyantuni para muallaf sampai mereka mampu menjadi juru dakwah. Para muallaf dididik secara sistemik dan programatik berorientasi pada pembentukan aqidah Islam yang kuat dan kaffah. Membekali mereka dengan keterampilan khusus, sehingga memiliki kemampuan yang nantinya dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Visi, Misi dan Tujuan Pesantren Pembinaan Muallaf An-Naba` Center Visi dan misi adalah suatu aspek penting dalam menjalankan suatu organisasi, setiap langkah yang diterapkan mengacu pada visi dan misi, hal ini karena perlunya pembinaan yang terarah tidak hanya belajar dan belajar asal jadi. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, Pesantren Pembinaan Muallaf memiliki visi dan misi yang jelas sebagai penuntun langkah kedepan. a. Visi Membentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu menjadi advantguard (penjaga gawang) bagi penguatan akidah islamiyah.2 b. Misi Sebagai sebuah instansi Pendidikan non formal yang akan melahirkan pribadi-pribadi
Muslim
yang
kaffah,
berkarakter
serta
berjiwa
kemandirian, maka misi Yayasan An-Naba Center` dituangkan dalam beberapa poin sebagai berikut : 1) Menggugurkan
seluruh
sisa-sisa
keyakinan
sebelumnya
dan
menggantikan dengan iman Islam yang lurus.
2
Muallaf News, Geliat Dakwah di Papua (Ciputat: Yayasan An-Naba Center, 2012), h. 4.
46
2) Menanamkan fondasi keislaman yang kokoh berdasarkan al-Qur`an dan Sunnah. 3) Mencetak juru dakwah (Da`i) yang militan berwawasan perbandingan agama. 4) Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah, mandiri dan terampil. 5) Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum Muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung terhadap kebangunan iman dan taqwa yang mantap di kalangan saudara kita kaum Muallaf. 6) Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan pendidikan dan pembinaan para muallaf Indonesia sebagai salah satu potensi dan aset umat yang dapat diandalkan keberadaanya bagi bangunan sebuah masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa.3 c. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan didirikannya Pesantren ini adalah untuk membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pelayanan, pembinaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan yang berguna. Dilihat dari sudut ini, tampak jelas peran dan fungsi Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center yang semula hanya bergerak di bidang dakwah secara kecil-kecilan, kemudian merambah pada wilayah-wilayah lain yang lebih luas, bahkan sampai ke luar negeri. Wilayah operasional Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba`
3
Ibid, h. 4.
47
Center yang semakin luas tersebut sesuai dengan tuntutan zaman yang menghendaki implementasi syi`ar Islam bukan hanya pada tataran konvensional, melainkan juga pada tataran teknis kehidupan. 3. Program Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan AN-Naba` Center Di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center kegiatan bimbingan agama dan pembinaan dilakukan setiap hari. Pada kegiatan bimbingan agama dan pembinaan ini diikuti oleh seluruh santri muallaf yang tinggal di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center tersebut. Untuk lebih jelasnya, penulis akan memampang program kegiatan muallaf di pesantren tersebut. Adapun program kegiatan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center sebagai berikut : No.
Hari Senin
Waktu
Kegiatan
03.30-04.30 WIB
Qiyamul Lail
04.30-05.00 WIB
Shalat Subuh dan Dzikir
05.00-06.00 WIB
Kajian
1.
Fikih
(kitab
Bulughul
Maram)
Selasa
06.00-06.30 WIB
Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an
18.15-18.40 WIB
Shalat Maghrib dan Kultum
19.20-19.40 WIB
Shalat Isya
03.30-04.30 WIB
Qiyamul Lail
04.30-05.00 WIB
Shalat Subuh dan Dzikir
05.00-06.00 WIB
Kajian
2.
Maram)
Fikih
(kitab
Bulughul
48
Rabu
06.00-06.30 WIB
Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an
18.15-18.40 WIB
Shalat Maghrib dan Kultum
19.20-19.40 WIB
Shalat Isya
19.40-20.50 WIB
Bahasa Arab
03.30-04.30 WIB
Qiyamul Lail
04.30-05.00 WIB
Shalat Subuh dan Dzikir
05.00-06.00 WIB
Kajian Fikih
06.00-06.30 WIB
Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an
18.15-18.40 WIB
Shalat Maghrib dan Kultum
19.20-19.40 WIB
Shalat Isya
03.30-04.30 WIB
Qiyamul Lail
04.30-05.00 WIB
Shalat Subuh dan Dzikir
05.00-06.00 WIB
Kajian
3.
Kamis
Fikih
(kitab
Bulughul
Maram) 4.
Jum’at
06.00-06.30 WIB
Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an
18.15-18.40 WIB
Shalat Maghrib dan Kultum
19.20-19.40 WIB
Shalat Isya
19.40-20.50 WIB
Bahasa Arab
03.30-04.30 WIB
Qiyamul Lail
04.30-05.00 WIB
Shalat Subuh dan Dzikir
05.00-06.00 WIB
Kajian Fikih
06.00-06.30 WIB
Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an
18.15-18.40 WIB
Shalat Maghrib dan Kultum
19.20-19.40 WIB
Shalat Isya
5.
49
Sabtu
6.
Ahad
7.
03.30-04.30 WIB
Qiyamul Lail
04.30-05.00 WIB
Shalat Subuh dan Dzikir
05.00-06.00 WIB
Kajian Akidah
06.00-06.30 WIB
Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an
16.00-17.00 WIB
Kajian Ulumul Hadits
18.15-18.40 WIB
Shalat Maghrib dan Kultum
19.20-20.30 WIB
Liqa Tarbiyah
03.30-04.30 WIB
Qiyamul Lail
04.30-05.00 WIB
Shalat Subuh dan Dzikir
05.00-06.00 WIB
Tahfidz dan Tahsin al-Qur’an
06.00-08.00 WIB
Kajian Kristologi
13.00-14.30 WIB
Kajian Akidah
16.00-17.00 WIB
Kajian Ulumul Hadits
18.15-18.40 WIB
Shalat Maghrib dan Kultum
19.20-19.40 WIB
Shalat Isya
19.40-20.50 WIB
Muhadlarah atau Latihan Pidato
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari, dan bagi muallaf yang sekolah atau kuliah diberikan kebebasan waktu oleh pembimbing. a. Program Pembinaan 1) Memberikan dasar-dasar aqidah Islamiyah melalui kajian rutin 2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama 3) Memberikan pelatihan khutbah atau ceramah-ceramah umum
50
b. Program Pendidikan 1) Menyelenggarakan pendidikan non formal dengan pola pesantren c. Program Pengembangan 1) Menghafal al-Quran dan tafsirnya 2) Menghafal Hadits dan syarahnya 3) Penguasaan Bahasa Arab 4) Penguasaan Bahasa Inggris 5) Penguasaan Komputer 4. Prosesi Pengislaman di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan AnNaba` Center Ada beberapa proses pengislaman muallaf yang dilakukan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center terhadap para calon Muallaf antara lain : a. Dilakukan wawancara antara pihak Pengurus dan pihak calon muallaf b. Dialog dan diajarkan mengucapkan 2 (dua) kalimat syahadat yang dipimpin langsung oleh pengasuh dibaca bersama-sama yang disaksikan oleh hadirin. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat maka calon muallaf tersebut sudah menjadi seorang muslim, kewajiban-kewajiban serta larangan-larangan dalam Islam berlaku atas dirinya. Hal ini merupakan upacara pengislaman yang dilakukan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center. Kemudian penjelasan singkat dari pengasuh tentang dasar-dasar Islam. Setelah perjanjian selesai, para muallaf diharapkan memahami apa yang telah disampaikan oleh
51
pengasuh tersebut terutama yang paling penting adalah menghafal 2 (dua) kalimah syahadat beserta terjemahannya.4 5. Struktur Organisasi Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Struktur organisasi merupakan fungsi yang paling penting untuk mencapai tujuan bersama. Dimana struktur itu adalah sebuah mekanisme dalam suatu organisasi yang disusun dan dibangun secara teratur, sedangkan organisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan, karena organisasi merupakan sekumpulan orang-orang di dalamnya mempunyai tujuan yang sama dan saling bekerja sama serta terikat secara formal dalam kelembagaan. Adapun struktur organisasi Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center adalah : Ketua
: Ustadz Syamsul Arifin Nababan (Kristologi)
Sekretaris
: Ozi Setiadi
Bendahara
: Laily Yuheni Hasibuan
Pembina 1
: Ustadz Sunali (Liqa Tarbiyah)
Pembina 2
: Ustadz Ali Akbar (Fikih)
Pembina 3
: Ustadz Abdul Aziz Laia (Akidah dan Akhlak)
Pembina 4
: Ustadz Mukhlis (Bahasa Arab)
Pembina 5
: Ustadz Idham Chalid (Tahfidz al-Qur’an)
Pembina 6
: Ustadz Khairul Insan (Ulumul Hadits)
Pembina 7
: Ustadz Muhammad Rofiq (Tahsin al-Qur’an)5
4 5
Wawancara pribadi dengan Ustadz Ozi Setiadi, Jakarta, 11 Juli 2015. Wawancara pribadi dengan Ustadz Ozi Setiadi, Jakarta, 11 Juli 2015.
52
6. Sarana dan Prasarana Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center juga memberikan semua fasilitas yang ada pada muallaf, untuk bisa digunakan sebagai penunjang kegiatan muallaf. Sarana dan prasarana yang ada di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center adalah : 1. Aula dan Asrama 2. Ruang belajar dan perpustakaan 3. Lab. Komputer 4. Tunjangan-tunjangan lainnya, seperti : a) Pendidikan sekolah sampai perguruan tinggi dibantu oleh pihak pesantren b) Mendapatkan uang saku setiap hari c) Mendapatkan peralatan mandi d) Mendapatkan alat transportasi (motor) bagi yang jauh sekolahnya B. Hasil dan Analisa Data Penelitian 1. Deskripsi Informan Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi dan wawancara langsung dalam kegiatan bimbingan agama pada muallaf. Informan yang diwawancarai penulis dalam skripsi ini terdiri dari pembimbing agama, pembina muallaf serta beberapa santri muallaf yang telah mengikuti kegiatan bimbingan dan pembinaan lebih dari satu tahun. Adapun gambaran umum mengenai informan adalah sebagai berikut : a. Pembimbing Agama 1) Pembimbing 1 (Pembina dan Spesialis Kristologi)
53
Nama
: Syamsul Arifin Nababan
TTL
: Tebing Tinggi (Sumatera Utara), 10 Nopember 1966
Alamat : Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan Ustadz Syamsul Arifin Nababan mulai menjadi pembimbing agama bagi para muallaf sejak tahun 1998. Pada awalnya kegiatan bimbingan agama pada mualaf belum terprogram seperti pada saat ini. Saat Pesantren Pembinaan Muallaf didirikan pada tahun 2008, kegiatan bimbingan agama terprogram dalam sistem pesantren. Motivasinya menjadi pembimbing agama khususnya bagi para muallaf adalah karena berawal dari keprihatinan melihat banyak para muallaf yang terlantar di masjid-masjid besar. Belum ada lembaga atau organisasi Islam yang memperhatikan keberadaan muallaf yang sejatinya sangat membutuhkan bimbingan agama. Berkat kegigihan dan semangatnya dalam menjalankan dakwah Islam, Ustadz Samsul Arifin Nababan berhasil mendirikan sebuah pesantren khusus untuk pembinaan para muallaf. Selain itu, Ustadz Syamsul Arifin Nababan berharap kepada para muallaf supaya bisa berdaya guna menjadi ujung tombak dari dakwah Islam. Menurutnya kalau muallaf ini berdakwah, bobot dakwahnya bisa lebih hebat daripada ustadz yang lahir dari Islam karena mereka punya pengalaman dua agama. Beliau selalu mendorong para muallaf supaya mereka menjadi orang yang alim (berilmu) dan menjadi da’i nantinya.6 6
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, Ciputat, 06 Agustus 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
54
2) Pembimbing 2 (Spesialis Aqidah dan Akhlak Islam) Nama
: Abdul Aziz Laia, S.Sos.I
TTL
: Nias Selatan, 25 Oktober 1980
Alamat
: Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan
Pendidikan
: S1 STIDDI Al-Hikmah Mampang
Ustadz Abdul Aziz Laia mulai jadi pembimbing agama bagi muallaf sejak tahun 2014. Beliau adalah salah satu lulusan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center angkatan pertama. Motivasinya menjadi pembimbing agama karena beliau merasakan betul keberadaan seorang muallaf apalagi ketika dijauhkan dari keluarga. Ustadz Abdul Aziz berharap kepada para muallaf supaya mereka mampu memahami dan mengenal Islam secara kaffah supaya mereka tidak mudah murtad atau tidak kembali lagi ke agama sebelumnya. Selain itu diharapkan para muallaf ini mampu menjadi juru dakwah atau dai di kampung halamannya atau di tempat lainnya.7 b. Santri Muallaf 1) Anas Mansur Zebua/Atanasious Fidel Zaibua Remaja yang lahir di Nias pada tangga 22 Oktober 1996 ini tertarik dengan Islam setelah mendengarkan suara adzan dan ceramah-ceramah agama Islam di televisi dan lingkungan sekitarnya saat ia bekerja di sebuah apotek di Gunung Sitoli. Ketertarikannya terhadap Islam membuat ia selalu mencari tahu tentang Islam baik dari buku-buku, radio dan acara di televisi. Hal ini diawali dengan 7
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abdul Aziz Laia, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
55
kegelisahan dan kegundahan hatinya ketika tidak menemukan ketenangan batin dari gereja dan lingkungan asalnya. Keputusannya berpindah agama dari agama Katholik ke agama Islam diusianya yang masih relatif muda merupakan sebuah keputusan yang sangat berat baginya. Namun karena keyakinan dan keteguhan hati yang lebih kuat, keputusan itu ia ambil meski dengan segala konsekuensi yang besar. Kabar berpindahnya agama Annas ke agama Islam membuatnya dijauhi teman-temannya dan dikucilnya masyarakat di daerahnya. Kegigihannya dalam mempelajari Islam ternyata diperhatikan oleh tokoh agama dan masyarakat di tempatnya bekerja. Annas kemudian dianjurkan untuk belajar di pesantren supaya belajarnya lebih kondusif dan waktunya lebih banyak. Melalui ustadz yang mengajarinya tentang Islam, Anas dipertemukan dengan Ustadz Abdul Aziz Laia yang kebetulan berasal dari Nias dan menjadi pengajar di Pesantren An-Naba. Setelah berdialog beberapa saat, Annas langsung mengiyakan ajakan untuk belajar di Pesantren AnNaba. Ia begitu senang dan bersemangat karena ia akan tinggal dan belajar agama lebih banyak di tempat yang mayoritas santrinya adalah yang senasib dengannya yaitu sebagai seorang muallaf.8 2) Khoirunnisa/Odete Soarez Khoirunnisa lahir di Ossu, pada tanggal 15 April 1990. Ia adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Khairunnisa lahir dari 8
Wawancara Pribadi dengan Annas Mansur Zaibua, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
56
keluarga seorang petani dan beragama katholik karena memang mayoritas didaerahnya adalah penganut katholik namun ia bukan penganut
agama
katholik
yang
taat.
Keinginannya
untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya sangat kuat. Sampai ada seseorang yang datang ke NTT mengajak anakanak yang berminat untuk melanjutkan sekolahnya ke tanah jawa secara gratis di sebuah yayasan Islam. Tawaran itu pun langsung ditanggapi Khairunnisa dan meyakinkan kedua orang tuanya supaya diizinkan untuk merantau dan belajar di tanah jawa. Setelah satu minggu akhirnya kedua orang tuanya memberikan izin untuk melanjutkan pendidikan di sebuah yayasan di tanah jawa. Setelah masuk yayasan itulah kemudian Nisa sekolah dan belajar mengenai Islam dan akhirnya memeluk agama Islam. Setelah lulus dari SMA, khairunnisa berkeinginan untuk bisa kuliah di perguruan tinggi. Pertemuannya dengan Muhammad Orlando mendatangkan kabar baik bagi nisa karena Orlan adalah orang yang membantunya untuk bisa kuliah di perguruan tinggi Jakarta. Pada tahun 2013 Nisa dipertemukan dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan yang merupakan pendiri dan pimpinan Pesantren AnNaba. Sejak saat itulah Nisa tinggal dan belajar di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center kuliah di STIDDI AlHikmah, Mampang, Jakarta.9 3) Lukman Hakim / Euriko Menenjes 9
Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa, Ciputat, 12 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
57
Lukman lahir di Timor Leste, pada tanggal 07 Nopember 1997. Ketertarikannya terhadap Islam berawal dari melihat kakanya yang telah sekolah dan belajar di Yayasan Islam di tanah Jawa. Ia pun kemudian mengikuti jejak kakaknya untuk belajar dan sekolah di jawa. Di pesantren Al-Ikhlas, lukman belajar Islam dengan para santri lainnya. Dan di pesanntren itu pula, ia akhirnya belajar mengenal Islam lebih dalam dan akhirnya memeluk Islam. Namun karena usianya yang masih belia, ia belum begitu banyak memahami tentang Islam. Sampai akhirnya pada tahun 2013 ia berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA. Selama di Jakarta, Lukman diajak oleh Muhammad Orlando dan kakak kandungnya Khairunnisa untuk tinggal dan belajar di Pesantren An-Naba. Selama di pesantren An-Naba ini, lukman merasakan betul belajar ilmu agama dengan teman-teman yang senasib dengannya yaitu sebagai muallaf. Ia merasa bersemangat karena teman-teman serta para ustadz di Pesantren An-Naba selalu memberikan support terhadapnya. Selain belajar di pesantren AnNaba, ia juga melanjutkan pendidikannya di SMK Al-Ummah Ciputat.10 4) Mustofa Jayyidin/Emiliano Ruas Uato Lari Mustafa lahir di Timor Leste, pada tanggal 28 April 1991. Pada awalnya Mustafa berniat hanya ingin merantau saja ke tanah jawa. Namun saat itu kedua orang tuanya tidak mengizinkan karena 10
Wawancara Pribadi dengan Lukman Hakim, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
58
ia masih kecil dan duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia meyakinkan kedua orang tuanya supaya diizinkan untuk melanjutkan sekolahnya di jawa. Karena tekadnya yang kuat, akhirnya kedua orang tuanya pun memberikan izin kepada mustafa dengan syarat ketika kembali ke kampung halamannya ia harus kembali ke agama katholik. Syarat itu kemudian mustafa iyakan karena keinginannya merantau begitu kuat. Setelah lama di jawa dan kemudian pindah ke Jakarta dan masuk pesantren An-Naba pada tahun 2013, ia merasa semakin yakin dan mantap terhadap ajaran Islam. Ia bahkan bertekad, jika ada yang menyuruhnya untuk murtad, maka ia akan langsung menolak dengan tegas termasuk jika yang menyuruh itu adalah orang tuanya sendiri. Mustafa mengaku masuk Islam atas dasar kemauan sendiri dan karena menemukan kebenaran dalam Islam, bukan atas paksaan dari siapa pun. 2. Kegiatan Bimbingan Agama Kegiatan Bimbingan Agama Islam merupakan kegiatan dari dakwah Islamiyah. Dakwah yang baik adalah dakwah yang mengarahkan umatnya dalam mencapai kesesimbangan hidup di dunia dan akhirat. Bimbingan Agama pada muallaf merupakan sebuah upaya dalam memberikan bantuan, pertolongan dan pemberdayaan supaya dapat berdaya guna sebagai seorang yang baru memeluk agama Islam sehingga keyakinannya kepada Islam semakin kokoh dan tidak mudah goyah oleh godaan apapun yang mengganggu keimanannya. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadz Syamsul Arifin Nababan :
59
“Tujuan Bimbingan Agama adalah supaya terbentuknya pribadi muslim yang kaffah, utuh dan serius. Ketika diberikan ilmu agama, dan mereka paham maka mereka bersyukur menjadi orang Islam. Tentu akan berdampak pada keimanannya nanti. Aqidahnya akan semakin kokoh ketika dibimbing dan dibina secara serius”.11
Hal serupa juga sebagaimana diungkapkan oleh Ustadz Abdul Aziz Laia : “Tujuan bimbingan agama disini tentunya adalah sebagai benteng aqidah buat mereka agar tidak mudah murtad kembali. Kedua, sebagai hujjah jika berdebat dengan keluarga mereka yang notabene nya adalah non Islam. Ketiga, sebagai alasan dalam menegakan ibadah dan menjalankan Islam”.12
Dari hasil observasi dan wawancara, penulis dapat menggambarkan kegiatan bimbingan agama di lapangan sebagai berikut : a. Kegiatan Bimbingan Agama Kegiatan bimbingan agama dilaksanakan setiap hari mulai dari pukul 05.00-06.00 WIB di mushala Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center. Untuk kegiatan pagi atau setelah shalat berjamaah subuh, para santri muallaf diajarkan membaca Al-qur`an. Sedangkan bagi santri yang sudah bisa membaca Al-qur`an diwajibkan untuk menghafalnya. Hal ini dipandang penting karena sebagai seorang muslim, harus bisa membaca Al-qur`an terlebih dahulu sebelum mengkaji isi kandungannya secara lebih mendalam. Ketika seseorang memahami ajaran Islam lebih mendalam, maka ia akan lebih condong kepadanya dan lebih menguatkan imannya. Untuk kegiatan bimbingan 11
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, Ciputat, 06 Agustus 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 12 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abdul Aziz Laia, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
60
malam hari dilaksanakan pada pukul 18.00-21.00 WIB dengan diselang waktu shalat Isya berjamaah. Kegiatan diisi dengan menghafal al-Qur’an dan muhadlarah atau kultum. Sementara itu, untuk materi aqidah dan kristologi dilaksanakan setiap hari sabtu dan minggu pada pukul 05.00-06.30 WIB. Kegiatan bimbingan agama ini dipimpin langsung oleh ustadz Syamsul Arifin Nababan untuk materi kristologi (ilmu perbandingan agama). Materi ini biasanya disampaikan kepada santri muallaf yang masih baru memeluk Islam atau baru masuk pesantren An-Naba. Selain itu untuk materi aqidah dan akhlak Islam di pimpin oleh ustadz Abdul Aziz Laia. Untuk materi-materi ibadah seperti tata cara berwudhu, shalat, dzikir dan yang lainnya diajarkan dan dibimbing sampai para santri muallaf ini bisa melaksanakan ibadah sesuai dengan syariat. Selain itu, dalam upaya meningkatkan dan menguatkan keimanan para muallaf diberikan bimbingan akidah dan materi kristologi (ilmu perbandingan agama). Hal ini untuk mengajarkan tauhid yang sesungguhnya dalam Islam. Karena persoalan tauhid ini merupakan struktur utama dalam mempengaruhi pandangan hidup (way of life) dan perilaku seorang muslim.13 Seperti yang diungkapkan oleh Annas : “Ada banyak perubahan yang saya rasakan setelah mengikuti bimbingan agama disini. Dulu saya orang yang emosional dan selalu bicara kotor. Tapi sekarang saya sudah merasa tenang, bisa mengontrol emosi, bertutur kata yang halus dan sopan. Semuanya berubah perlahan setelah mengikuti bimbingan agama disini”.14
13
Yayasan An-Naba Center. Muallaf News. H. 16. Wawancara Pribadi dengan Annas Mansur Zaibua, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 14
61
Hal senada juga diungkapkan Mustafa : “Kegiatan bimbingan agama disini sangat membantu khususnya kepada saya yang tadinya belum memahami betul ajaran agama Islam. Ada banyak orang muallaf disana kurang dibimbing dan dibina sehingga mudah sekali kembali murtad ke agama sebelumnya.”15 Demikian pula disampaikan oleh Khairunnisa : “Kegiatan bimbingan agama disini sangat baik dan sangat membantu para muallaf dalam memahami ajaran Islam dan membantu menguatkan akidah/keimanan para muallaf. Saya merasakan adanya ketenangan yang lebih dan banyak lagi pencerahan tentang ilmu-ilmu agama Islam. Banyak ilmu baru dan rasa ingin tahu saya semakin besar.”16
Dari kutipan wawancara diatas, memberikan pengertian kepada penulis bahwa kegiatan bimbingan agama pada muallaf di pesantren AnNaba` cukup baik dan efektif, hal ini terlihat dari semangat dan antusias para santri muallaf dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama. Komunikasi yang dibangun oleh para pembimbing atau ustadz kepada para santri sangat baik, sehingga mereka merasa para muallaf merasa mempunyai keluarga baru ketika tinggal di pesantren tersebut. Mereka juga tidak dipungut biaya apa pun oleh pihak pesantren sehingga mereka diharapkan fokus dan serius dalam belajar ilmu agama. b. Metode Bimbingan Agama Metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` adalah metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Ada beberapa metode ceramah yang
15
Wawancara Pribadi dengan Mustafa Jayyidin, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 16 Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Perpustakaan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
62
dilakukan oleh pembimbing yaitu dengan cara direktif dan rasional emotif therapy (RET). Berikut diungkapkan oleh Ustadz Syamsul Arifin Nababan : “Metode saya, mereka yang baru masuk Islam saya tanya sudah berapa persen keimanan mereka terhadap Islam ? mereka rata-rata menjawab ada yang 80-90 persen. Jadi jarang yang langsung 100 persen. Untuk menggugurkan sisa-sisa kepercayaan itu ilmu yang saya gunakan adalah kristologi atau perbandingan agama. Supaya mereka tahu bahwa masuk Islam itu adalah pilihan tepat. Saya jelaskan kesalahannya dimana dan kebenaran Islam dimana. Saya ajak mereka berpikir rasional supaya mudah dipahami”.
Demikian pula disampaikan oleh Ustadz Abdul Aziz Laia : “Ada tiga metode yang kita gunakan yaitu pertama metode ceramah atau demo. Kedua, metode diskusi. Ketiga, metode presentasi santri. Keempat, metode menghafal dalil yang berkaitan tentang hukum.”.
1) Metode Direktif Metode direktif merupakan bentuk psikoterapi yang paling sederhana, karena pembimbing atas dasar metode ini secara langsung memberika jawaban-jawaban terhadap problem yang oleh klien disadari sumber kecemasannya.17 Metode direktif adalah salah satu teknik yang diberikan dan digunakan bagi klien yang tidak mengerti masalahnya dan mengalami kesulitan dalam memahami dan memecahkannya.18
17
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Hamzah, 2010), h. 71. M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 130. 18
63
2) Metode RET (Rasional Emotif Therapy) Metode Rasional Emotif Therapy (RET) yaitu bentuk terapi yang berupaya membimbing dan menyadarkan diri klien, sesungguhnya cara berpikir yang tidak rasional itulah yang menyebabkan terjadinya gangguan-gangguan emosionalnya.19 3) Metode Diskusi atau Tanya Jawab Metode lain yang digunakan pembimbing yaitu tanya jawab, biasanya dilakukan setelah selesai penyampaian materi. Apabila ada santri muallaf yang belum mengerti tentang materi yang disampaikan pembimbing maka santri diperbolehkan untuk bertanya. Dari hasil pengamatan penulis, penggunaan metode yang digunakan oleh pembimbing cukup baik, karena dengan cara mengarahkan dan membimbing santri muallaf untuk berpikir rasional, setidaknya dapat menambah dan menguatkan keimanan para muallaf agar tidak kembali murtad. Selain itu, dengan metode tanya jawab yang digunakan oleh pembimbing sangat baik, karena dengan begitu komunikasi berjalan tidak satu arah tapi dua arah (two way terafic communication) sehingga para santri muallaf dapat memahami materi yang disampaikan oleh pembimbing. c. Materi Bimbingan Agama Secara umum materi yang disampaikan oleh pembimbing mencakup seluruh ajaran Islam dalam kehidupan sehari hari. Namun ada
19
Ibid, h. 132.
64
materi khusus diawal bimbingan yaitu materi aqidah dan kristologi. Hal ini untuk menguatkan keyakinan dan keimanan para muallaf. Berikut pernyataan Ustadz Syamsul Arifin Nababan : “Adapun materi yang disampaian kepada muallaf seperti aqidah, al-Quran, fikih, sirrah nabawiyah, bahasa arab. Untuk materi khususnya kristologi atau perbandingan agama. Karena mereka ini berlatar belakang muallaf semua, banyak diantara mereka belum memahami agama sebelumnya. Hal ini untuk menguatkan keimanan mereka”.20 Hal serupa juga disampaikan Ustadz Abdul Aziz Laia : “Materi yang saya sampaikan adalah khusus materi aqidah dan akhlak. Kitab yang memberikan penjelasan tentang ma’rifatullah (mengenal Allah), Islam, dan Rasul. Hal ini tentu untuk membentengi aqidah para muallaf”.21 Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis melihat bahwa materi yang disampaikan oleh pembimbing disesuaikan dengan kebutuhan para muallaf. Materi tersebut yaitu meliputi aqidah, akhlak, kristologi (perbandingan agama), al-quran, fikih, sirrah nabawiyah, bahasa arab, dan ibadah. Semua materi yang disampaikan, bertujuan supaya santri muallaf menjadi pribadi muslim yang kaffah, mempunyai iman yang kokoh serta mampu menjadi da’i yang handal sebagai penerus dakwah Islam di dunia. Hal ini sesuai dengan ungkapan Lukman : “Alhamdulillah mudah, karena kita belajar dari hati ke hati”.22 Demikian pula disampaikan oleh Mustafa Jayyidin :
20
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, Ciputat, 06 Agustus 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru 21 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abdul Aziz Laia, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru 22 Wawancara Pribadi dengan Lukman Hakim, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
65
“Alhamdulillah mudah, karena banyak hal yang bisa saya pahami dari penjelasan para ustadz. Jika kami belum paham, kami selalu punya kesempatan untuk bertanya saat kegiatan belajar berlangsung. Para ustadz selalu sabar dalam menghadapi kami, karena kami adalah para pemula.”.23
Hal senada juga disampaikan Khairunnisa : “Alhamdulillah mudah, para ustadz menyesuaikan keadaan santri muallaf”.24
Hal lain juga diungkapkan Annas : “Relatif mudah dipahami karena ustadz disini memberikan kesempatan untuk diskusi dan tanya setelah menyampaikan materinya. Selalu mengulang kalau kami belum paham. Sesuai harapan saya mempelajari ilmu agama lebih dalam.”.25
selalu jawab materi untuk
Dengan demikian, penulis dapat simpulkan bahwa materi bimbingan agama seperti akidah dan ibadah dirasakan mudah untuk dipahami oleh para santri muallaf karena dimulai dari materi yang sangat dasar dalam ajaran Islam. 3. Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Penguatan Keimanan Muallaf Potensi yang dimiliki manusia secara umum disebut fitrah keagamaan, yaitu berupa kecenderungan untuk bertauhid. Sebagai potensi, maka perlu adanya pengaruh yang berasal dari luar diri manusia. Pengaruh
23
Wawancara Pribadi dengan Mustafa Jayyidin, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 24 Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa, Ciputat, 12 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 25 Wawancara Pribadi dengan Annas Mansur Zaibua, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
66
tersebut dapat berupa bimbingan, pembinaan, latihan, pendidikan, interaksi antar sesama dan sebagainya, yang secara umum disebut sosialisasi.26 Hakikat
prinsipil
dari
bimbingan
agama
yaitu
dengan
membangkitkan dan mengaktualisasikan potensi iman dan takwa yang ada pada orang lain secara tepat dan terarah, untuk mengembalikannya kepada hakikat pribadi muslim yang sejati menurut tuntunan Allah dan RasulNya.27 Ketahanan mental dan spiritual akan senantiasa suvive bila aktifitas hidup senantiasa dibekali dengan akidah (iman), ibadah (amal saleh) dan kebajikan, serta dihiasi dengan budi pekerti yang mulia/luhur (akhlakul karimah) dan senantiasa pula dipupuk serta disirami dengan nilai-nilai ketakwaan.28 Para muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center sebagian besar adalah mereka yang masih duduk di bangku SMA sederajat dan kuliah. Mereka yang sempat putus sekolah kemudian disekolahkan oleh pihak pesantren. Begitu pula bagi yang belum kuliah, pihak pesantren bekerjasama dengan STIDDI Al-Hikmah Mampang Jakarta untuk membiayai kuliah bagi para muallaf yang tinggal di Pesantren AnNaba`. Sebagian dari mereka juga adalah orang-orang yang dikucilkan dan diusir dari keluarganya karena memeluk agama Islam. Bahkan tidak heran jika mereka kerap mendapatkan ancaman dan siksaan dari keluarga yang
26
Ridjaluddin FN, Agama dan Pengaruhnya dalam Kehidupan (Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI UHAMKA, 2008), h. 82. 27 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 16. 28 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 16.
67
tidak menerima keislamannya. Keadaan ini membuat mereka merasa terancam dan rentan kembali murtad jika aqidahnya belum kokoh dan pemahaman agamanya yang masih kurang. Muallaf adalah orang yang dijinakan hatinya untuk condong kepada Islam. Mereka merupakan orang-orang mendapatkan hidayah dari Allah SWT dan termasuk orang-orang yang belum mengerti betul ajaran Islam. Maka sangat pantas jika mereka adalah golongan yang membutuhkan perhatian, pertolongan dan bimbingan supaya dapat menjadi pribadi muslim yang baik. Bimbingan agama dalam menguatkan keimanan muallaf salah satunya melalui pembekalan materi aqidah dan kristologi (perbandingan agama) yang diberikan oleh para pembimbing kepada para santri. Iman merupakan kondisi hati dan jiwa yang timbul dari pengetahuan tentang sesuatu dan kecondongan kepadanya. Iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang, tergantung pada lemah atau kuatnya kedua faktor tersebut, yaitu pengetahuan dan kecondongan.29 Iman yang hakiki itu bertingkat-tingkat. Hanya tidak setiap tingkat akan selalu mendesak pemiliknya untuk melakukan konsekuensi praktisnya. Semakin kuat dan sempurna iman seseorang, maka semakin besar pengaruhnya untuk melakukan amal perbuatan yang sesuai dengan keimanannya.30 Konsekuensi dari iman adalah kesungguhan dan tekad secara global untuk mengamalkan ajaranajaran Illahi dan hukum-hukum-Nya.31 Perubahan yang terjadi pada muallaf
29
Yazdi, Muhammad Taqi Mishbah, Penerjemah Ahmad Marzuki Amin, Iman Semesta Merancang Piramida Keyakinan, (Jakarta: Al-Huda, 2005), cet-1. h. 426. 30 Ibid, h. 434. 31 Ibid, h. 427.
68
setelah mengikuti bimbingan agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center dirasakan betul oleh para muallaf seperti lebih rajin dalam beribadah, semangat dan antusias dalam belajar serta menjunjung tinggi akhlakul karimah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Annas : “Pengaruhnya sangat saya rasakan terutama dalam memahami ketuhanan. Tidak mungkin kita menyembah sesuatu yang dilahirkan atau diciptakan. Natal dalam agama kristen itu kan kelahirannya Yesus atau Isa Al-Masih, tetapi kalau kita telusuri sejarahnya tidak ada. Tidak mungkin Allah itu beranak dan diperanakan. Allah itu Maha Berdiri Sendiri. Saya lebih baik mati syahid daripada harus kembali murtad.”.32 Hal senada juga diungkapkan Khairunnisa : “Pengaruhnya saya merasa iman semakin bertambah kuat. Keyakinan saya terhadap Islam semakin besar. Saya semakin ingin betul-betul fokus mengikuti kajian agama Islam disini supaya saya bisa mempersiapkan untuk menjadi juru dakwah Islam yang tangguh sehingga nanti bisa mengajak seluruh keluarga dan saudara-saudara saya masuk Islam”.33
Hal lain juga diungkapkan Mustafa Jayyidin : “Tentu ada. Sebelum masuk pesantren ini saya selalu bergaul sama teman-teman yang berandal sehingga ibadah pun selalu tertinggal, namun setelah disini saya merasa keimanan saya semakin kuat dan bertambah. Saya jadi lebih rajin beribadah, semangat menuntut ilmu dan selalu ingin berbagi pada sesama”.34 Hal serupa juga diungkapkan Lukman :
32
Wawancara Pribadi dengan Annas Mansur Zaibua, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 33 Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa, Ciputat, 12 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru. 34 Wawancara Pribadi dengan Mustafa Jayyidin, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
69
“Sebelumnya masuk pesantren ini saya merasa biasa saja, namun setelah disini saya merasa keimanan saya semakin kuat dan bertambah”.35 Dari ungkapan Annas, Khairunnisa, Mustafa dan Lukman terlihat adanya perubahan keyakinan secara drastis dari keimanan terhadap agama sebelumnya dengan setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan AnNaba` Center. Mereka mampu memahami materi yang disampaikan oleh pembimbing sehingga memberikan pengaruh terhadap keimanan atau keyakinan mereka terhadap Islam. Hal lain juga terlihat dari pelaksanaan ibadah yang mereka lakukan meningkat seiring adanya bimbingan yang terpadu. Semangat atau antusias para muallaf dalam menuntut ilmu menjadi bukti bahwa keimanan mereka meningkat. Selain itu perubahan sikap dan prilaku sehari-hari juga terjadi seiring faktor lingkungan pesantren yang mendukung adanya perubahan pada diri mereka dalam kehidupan sosial.
35
Wawancara Pribadi dengan Lukman Hakim, Ciputat, 11 Juli 2015. Lokasi : Ruang Sekretariat Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Sawah Baru.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat tentang Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Penguatan Keimanan Muallaf dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Bimbingan agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan AnNaba` Center Sawah Baru Ciputat berpengaruh postitif dalam upaya menguatkan dan meningkatkan keimanan Muallaf. Hal ini terlihat dari meningkatnya pemahaman muallaf tentang ajaran agama Islam, pelaksanaan ibadah yang mereka lakukan meningkat, semangat dan antusias para muallaf dalam menuntut ilmu (belajar agama), serta perubahan sikap dan prilaku (akhlakul karimah) dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjukan oleh para muallaf sebagaimana indikator manusia beriman seperti bergetarnya hati dan jiwa mereka ketika dibacakan ayat-ayat suci al-Qur’an, berhijrah dan berjihad di jalan Allah SWT, sabar dan ridha atas segala cobaan yang Allah berikan, mencintai dan menyayangi sesama muslim, bertawakal dan berserah diri hanya kepada Allah SWT, tidak mudah menyerah dan tidak berkeluh kesah dengan keadaan yang ada.
2.
Kegiatan bimbingan agama dilaksanakan setiap hari secara terjadwal rapi dalam kurikulum pesantren yang disampaikan oleh para ustadz atau pembimbing. Materi yang disampaikan mencakup seluruh ajaran
70
71
agama Islam dalam kehidupan sehari-hari seperti aqidah, akhlak, fikih, ibadah, al-Qur’an dan hadits. Namun fokus kajian rutin diawal bimbingan agama adalah penekanan materi akidah dan kristologi (ilmu
perbandingan
agama)
untuk
menguatkan
iman
dan
membentengi akidah para muallaf. Sedangkan metode yang digunakan pembimbing meliputi ceramah, tanya jawab dan menghafal dalil-dalil al-Qur’an dan Hadits supaya santri muallaf lebih mudah memahami ajaran agama. Selain itu para muallaf juga dibekali dengan pelatihan khutbah dan ceramah supaya kelak dapat menjadi da’i yang handal di tengah masyarakat. B. Saran Dari hasil pengamatan penulis mengenai pengaruh bimbingan agama terhadap penguatan keimanan muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Hendaknya lebih ditingkatkan lagi bimbingan dan pembinaan terhadap muallaf dengan mengoptimalkan SDM (sumber daya manusia) melalui jalan mengikuti pelatihan-pelatihan wirausaha mikro dan pelatihan umum lainnya. 2. Lebih ditingkatkan dan diperbanyak literatur (buku-buku) agama dan umum di perpustakaan supaya para muallaf dapat mempelajari Islam melalui bacaan buku-buku yang refresentatif.
72
3. Perlu adanya perhatian dari masyarakat khususnya umat (ormas) Islam terhadap keberadaan para muallaf agar mereka mendapat bimbingan, pembinaan dan perhatian. 4. Pemerintah khususnya Kementrian Agama melalui dirjen BIMAS Islam supaya lebih memperhatikan keberadaan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Cente ini karena merupakan lembaga murni sosial keagamaan yang membutuhkan dukungan penuh baik secara riil maupun materil. 5. Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat dapat dijadikan sebagai lembaga percontohan yang berbasis pesantren dalam pembinaan dan bimbingan agama secara efektif kepada para muallaf.
73
DAFTAR PUSTAKA Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002. Al-Islam. Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia. 2005. Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Hamzah, 2010. Arifin, Bambang Syamsul. Psikologi Agama, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008. Arifin, H. M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan Agama. Jakarta: Golden Terayon Press, 1976. ___________. Pokok-pokok tentang Bimbingan Penyuluhan Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1976. Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pengantar. Jakarta: Bina Aksara, 1989. Ash-Shieddieqy, Hasbi. Mutiara Hadits “Iman Kepada Allah”. Semarang: PT. Pustaka Riski Putra, 2002. Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Ath-Thabari Jakarta: Pustaka Azzam, 2008. Bahreisj, Salim. Riyadhus Shalihin. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987. Barong, Haidar. Umar bin Khattab dalam Perbincangan. Jakarta: Yayasan Cipta Persada Indonesia, 2000. Budiman, Arif. Agama Demokrasi dan Keadilan. Jakarta: PT. Gramedia, 1993. Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pernada Media Group, 2009. Corey, Gerald dan Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT. Pradaya Paramita, 1993. Daradjat, Zakiah. Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang, 1982.
74
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009. El-Sulthani, Mawardi Labay. Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia. Jakarta: AlMawardi Prima, 2000. Faiz Zayadi, Dasma dkk. Materi Bimbingan Agama Pada Muslim Pemula (Muallaf). Jakarta: Kementrian Agama RI, Dirjen BIMAS Islam, 2012. Faqih, Aunur Rahim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UII Press, 2001. Gunarsa, Singgih D. dan Ny Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Membimbing. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013. Hadi, Sutisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Office, 1989. Halily, Taufik. Metode Dakwah Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam Membina Aqidah Santri Muallaf di Pondok Pesantren Pembinan Muallaf An-Naba. Skripsi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Hallen A, Bimbingan dan Konseling. Ciputat: PT Ciputat Press, 2005. Hamka, Rusjdi. Etos Iman, Ilmu dan Amal dalam Gerakan Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986. Hendropistpito. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1984. Hidayat, Komaruddin. Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta: Noura Books, 2012. Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2013. Jahid, Abdul Hakim. Motivasi Konversi Agama dan Pembinaan Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat. Skripsi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Jalaludin dan Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Kaelany HD. Islam, Iman dan Amal Saleh. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
75
Kiswati, Tsuroya. Al-Juwaini Peletak Dasar Teologi Rasional dalam Islam. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007. Luthfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Masyah, Syarif Hade. Hikmah di balik Hukum Islam. Jakarta: Mustaqim, 2002. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002. Mutawallie, Peppy. Pengaruh Bimbingan Agama Pada Korban Perdagangan Manusia (Trafficking) dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri (Self Confidence) di Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) Mulya Jaya Pasar Rebo. Skrisi pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Nasution, Harun dkk. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1992. Nottingham, Elizabeth K. Agama dan Masyarakat. Suatu Pengantar Sosiologi Agama, Terj. Abdul Muis Naharong, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. Prawira, Anwar R. Petunjuk Praktis Bagi Calon Pemeluk Agama Islam. Jakarta: YPI Al-Azhar, 2001. Qardhawi, Yusuf. Iman dan Kehidupan. Jakarta: Bulan Bintang, 1993. Roestandi, Achmad. Ensiklopedi Dasar Islam. Jakarta: PT. Pradaya Paramita, 1993. Sabiq, Sayyid. Terjemah Fiqih Sunnah. Jilid 3 Bandung: Al-Ma’arif, 1994. Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Soekanto,Soejono. Kamus Sosiologi. Jakarta, Kalam Mulia, 1986. Sueb, Musa. Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2014. Syamsu dan Juntika. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006.
76
Tim Saluran Teologi Lirboyo. Akidah Kaum Sarungan. Tamatan Aliyah Lirboyo Angkatan 2005. Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008. Yahya, Yunus. Muslim Tionghoa Kumpulan Karangan. Jakarta : Yayasan Abu Karim Oei Tjeng Hien, 1985. Yayasan An-Naba Center. Muallaf News, 2015.
Yazdi, Muhammad Taqi Mishbah, Penerjemah Ahmad Marzuki Amin, Iman Semesta Merancang Piramida Keyakinan. Jakarta: Al-Huda, 2005.
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Santri Muallaf Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat
Nama
: Anas Mansur Zebua/Atanasious Fidel Zaibua
TTL
: Nias, 22 Oktober 1996
Alamat
: Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan
Pendidikan
: SMK Al-Ummah Ciputat
Agama sebelumnya
: Katholik
1. Sudah berapa lama saudara menjadi seorang muslim (Muallaf) ? Saya masuk Islam pada tahun 2013, berawal dari sering mendengarkan ceramahceramah agama Islam, suara ngaji dan adzan. Saya selalu menangis ketika mendengarkan suara ngaji dan adzan. Saya mencari tahu tentang agama Islam dari buku-buku, baca di internet dan sering mendengarkan ceramah-ceramah agama di televisi. 2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren ini ? Proses bimbingan agama disini dimulai dengan materi dasar. Pertama kami diajarkan tentang akidah Islam. Kemudian materi kristologi yang dibimbing langsung oleh Ustadz Syamsul Arifin Nababan. Setelah itu baru dibimbing bagaimana cara membaca Al-quran, tata cara berwudhu, tata cara shalat dan semua ibadah dalam agama Islam. 3. Apakah materi yang disampaikan dapat dimengerti dan sesuai harapan saudara ? Relatif mudah dipahami karena ustadz disini selalu memberikan kesempatan untuk diskusi dan tanya jawab setelah menyampaikan materinya. Selalu mengulang materi kalau kami belum paham. Sesuai harapan saya untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam. 4. Apakah metode yang digunakan pembimbing/ustadz mudah diikuti ? Metodenya seperti ceramah, diskusi dan tanya jawab serta menghafal. Semuanya mudah untuk diikuti, yang paling mudah adalah diskusi dan menghafal dalil karena ketika kita berdebat dengan orang lain, kita bisa menjawab dengan dalil dan ilmu. 5. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat bagi saudara dalam mengikuti bimbingan agama ? Lingkungan disini sangat mendukung, support dari para ustadz yang tidak pernah memaksa tapi selalu membujuk. Selain itu teman-teman santri muallaf selalu setia mendengar keluh kesah dan kisah saya. Ini menjadi pendorong bagi saya untuk semangat dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama disini. Hambatannya kalau lagi ingat
keluarga di kampung halaman jadi fikiran saya terganggu dan jadi kurang fokus belajarnya. 6. Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ? Saya merasa lebih nyaman, tenang dan merasa damai. Keyakinan
terhadap agama
sebelumnya perlahan-lahan gugur setelah belajar banyak dalam agama Islam. Pikiran saya menjadi lebih terbuka semenjak masuk ke Pesantren ini. 7. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ? Ya ada, pengaruhnya sangat saya rasakan terutama dalam memahami ketuhanan. Tidak mungkin kita menyembah sesuatu yang dilahirkan atau diciptakan. Natal dalam agama kristen itu kan kelahirannya Yesus atau Isa Al-Masih, tetapi kalau kita telusuri sejarahnya tidak ada. Tidak mungkin Allah itu beranak dan diperanakan. Allah itu Maha Berdiri Sendiri. Saya lebih baik mati syahid daripada harus kembali murtad. 8. Apakah ada sikap yang saudara perbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ? Ada banyak perubahan yang saya rasakan setelah mengikuti bimbingan agama disini. Dulu saya orang yang emosional dan selalu bicara kotor. Tapi sekarang saya sudah merasa tenang, bisa mengontrol emosi, bertutur kata yang halus dan sopan. Semuanya berubah perlahan setelah mengikuti bimbingan agama disini. 9. Bagaimana pandangan saudara terhadap bimbingan agama ? Bimbingan agama disini sangat baik untuk muallaf karena kami dibimbing dan diajarkan ilmu agama dari dasar. Saya merasa nyaman aja belajar disini. Banyak ilmu yang saya dapatkan terutama tentang keislaman. 10. Apa harapan saudara setelah selesai mengikuti bimbingan agama ? Harapannya semoga nanti saya bisa mensyiarkan Islam kepada keluarga saya disana. Setelah itu, saya ingin mendakwahkan Islam di tengah-tengah masyarakat karena masih banyak muslim yang masih ragu terhadap keislamannya sehingga banyak diantara mereka banyak yang murtad. Hal ini tentu karena lemahnya iman dan kurangnya pemahaman tentang ajaran Islam. 11. Apakah saudara meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ? Ya tentu. Sejak saya memutuskan untuk menjadi muallaf, saya belajar Islam mulai dari dasar. Disini lebih dalam dikenalkan tentang Allah, malaikat, kitab suci, rasul, hari kiamat, qada dan qadar. Banyak ilmu yang saya dapatkan disini dan terutama ilmu agama Islam (aqidah).
12. Apakah saudara sudah melaksanakan kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ? Ya alhamdulillah saya sudah melaksanakan semua rukun Islam kecuali ibadah haji karena belum mampu. Disini juga kami diajarkan tata cara beribadah seperti wudhu, shalat, dan baca al-Qur’an. Dalam prakteknya tentu selalu dilaksanakan. Shalat selalu berjamaah. Ini adalah tahun pertama saya menjalankan ibadah puasa. 13. Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ? Ketika saya mendengar asma Allah dan lantunan ayat al-Quran, hati saya merasa luluh, ingin menangis dan hati saya bergetar. Meskipun saya dulu belum mengerti artinya, tetapi al-Qur’an selalu enak untuk didengarkan. Saya masuk Islam juga awalnya dari sering mendengar adzan dan lantunan ayat suci al-Qur’an. 14. Apakah saudara dapat membaca Al-Qur`an ? Alhamdulillah sekarang sudah bisa baca Al-Quran. Bahkan saya sudah hafal 2 juz. 15. Apakah ada cobaan/ujian saat saudara memeluk agama Islam ? Ya ada. Awal masuk Islam, Allah menguji saya dengan sakit sampai harus di rawat di RS. Kedua, saya mendapat ancaman dan teror dari keluarga sendiri sampai saya dihantui rasa cemas dan tidak nafsu makan. Saat itu saya bicara dengan ustadz nababan, beliau yang membantu menenangkanku dari masalah yang kuhadapi. Saya belajar ikhlas dan sabar untuk menghadapi apa pun. Keputusan saya untuk masuk Islam telah saya pikirkan matang-matang sebelum bersyahadat. Keimanan saya belum teruji kalau belum ada cobaan datang. 16. Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ? Dalam hidup tentu banyak hal yang kita hadapi. Saya serahkan segala urusan hanya kepada Allah ketika ditempa kesulitan. Tugas saya adalah untuk terus menuntut ilmu dan beribadah pada-Nya. 17. Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa Al-Masih ? Saya meyakini bahwa Yesus atau Isa Al-Masih itu adalah nabi dan rasul utusan Allah kepada ummat manusia khususnya kaum bani Israil bukan anak Tuhan. Saya tidak lagi meyakini lagi bahwa Yesus itu tuhan, tetapi ia manusia biasa yang mengemban amanah sebagai nabi dan rasul untuk manusia. 18. Apakah saudara sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ? Alhamdulillah sekarang sudah bisa, dulu saya hanya belajar mengikuti gerakangerakannya saja. Setelah berada disini saya tahu doa-doa dan bacaannya serta
bagaimana khusyuk di dalam melaksanakan shalat. Apalagi disini selalu berjamaah shalat lima waktu. 19. Bagaimana hubungan saudara dengan teman-teman di lingkungan sekitar ? Disini kami sangat akrab, bahkan sudah seperti keluarga sendiri. Saya senang bisa tinggal dan belajar Islam disini. Ajaran Islam juga kan mengatakan bahwa sesama muslim adalah saudara. 20. Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ? Ya sangat bersyukur sekali karena saya bisa mendapatkan hidayah sebelum ajal menjemput. Bagi saya dunia ini hanyalah sementara, tetapi akhiratlah yang kekal. Dunia adalah lahan bagi manusia untuk sebanyak-banyaknya mengumpulkan bekal dengan amal shaleh.
Ciputat, 11 Juli 2015
Pewawancara,
Informan,
Nur Jamal Sha’id
Annas Mansur Zaibua
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Santri Muallaf Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat
Nama
: Khairunnisa/Odete Soarez
TTL
: Ossu, 15 April 1990
Alamat
: Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan
Pendidikan
: S1 STIDDI Al-Hikmah Mampang Jakarta
Agama sebelumnya
: Katholik
1. Sudah berapa lama saudari menjadi seorang muslim (Muallaf) ? Saya masuk Islam pas kelas 1 SMP berarti sudah hampir 11 tahun. 2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren ini ? Bimbingan agama disini sangat aktif setiap hari. Kami diajarkan cara membaca Al-Quran supaya nanti bisa mengerti juga isi kandungannya. Selain itu yang paling utama disini adalah adanya pembinaan akidah untuk menguatkan keimanan para santri muallaf. 3. Apakah materi yang disampaikan dapat dimengerti dan sesuai harapan saudari ? Alhamdulillah mudah, para ustadz selalu menyesuaikan dengan keadaan santri muallaf. Selalu ada diskusi dan tanya jawab, jadi santri bisa langsung bertanya saat materi yang disampaikan ustadz masih belum dapat dipahami. 4. Apakah metode yang digunakan pembimbing/ustadz mudah diikuti ? Metodenya mudah untuk diikuti, para ustadz biasanya mengulang-ngulang materi supaya mudah dihafal dan dipahami oleh para santri. 5. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan hambatan bagi saudari dalam mengikuti bimbingan agama ? Faktor pendukungnya disini sarana pra sarana hampir lengkap sehingga kita belajar juga dimudahkan dengan adanya media yang digunakan pada ustadz dalam menyampaikan materi. Kita disini juga bebas biaya artinya semuanya gratis dari pesantren. Kita tinggal semangat dalam belajar dan menuntut ilmu disini. Hambatannya mungkin hanya dari internal dari diri saya sendiri. Misalnya ketika ustadz menyampaikan materi syurga dan neraka, saya selalu teringat keluarga di rumah. Terpikir bagaimana keluarga saya yang masih belum beragama Islam. 6. Apa yang saudari rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ?
Setelah ikut kegiatan bimbingan agama, saya merasakan adanya ketenangan yang lebih dan lebih banyak lagi pencerahan tentang ilmu-ilmu agama Islam. Saya lebih banyak menemukan ilmu baru dan semakin besar rasa ingin tahu lebih dalam lagi tentang Islam. 7. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudari ? Ya ada. Pengaruhnya saya merasa iman semakin bertambah kuat. Keyakinan saya terhadap Islam semakin besar. Saya semakin ingin betul-betul fokus mengikuti kajian agama Islam disini supaya saya bisa mempersiapkan untuk menjadi juru dakwah Islam yang tangguh sehingga nanti bisa mengajak seluruh keluarga dan saudari-saudari saya masuk Islam. Alhamdulillah dua adik saya sudah masuk Islam dan ada di Pesantren AnNaba juga. 8. Apakah ada sikap yang saudari perbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ? Perubahan sikap pasti ada, misalnya dari segi pakaian yang saya gunakan. Dulu ketika di kristen tidak ada aturan bagaimana saya harus berpakaian baik. Selain itu dulu selalu berbahasa kasar termasuk kepada orang tua. Tetapi dalam Islam ada adab yang diajarkan untuk selalu berakhlakul karimah. Soal kedisiplinan juga karena dalam Islam kan sudah diatur mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. 9. Bagaimana pandangan saudari terhadap bimbingan agama ? Kegiatan bimbingan agama disini sangat baik dan sangat membantu para muallaf dalam menggali dan memahami ajaran agama Islam serta memantu mempertahankan dan menguatkan akidah para santri muallaf. 10. Apa harapan saudari setelah selesai mengikuti bimbingan agama ? Harapan saya setelah tamat dari sini, saya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapatkan dan ingin melanjutkan perjuangan Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam membimbing para muallaf di kampung halaman saya nanti. 11. Apakah saudari meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ? Iya saya mengimaninya. Keenam hal yang harus kita imani adalah kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari Kiamat, Qada dan Qadar. Disini saya diberikan pencerahan dan dibukakan logika khususnya tentang ketuhanan. Saya tidak lagi meyakini bahwa yesus itu adalah tuhan, tetapi sebagai manusia biasa yang diberikan amanah oleh Allah untuk menjadi nabi dan rasul. 12. Apakah saudari sudah melaksanakan kewajiban saudari sebagai muslim (rukun Islam) ? Sudah. Mulai dari dua syahadat yang merupakan gerbang awal dari keislaman seseorang, kemudian shalat, zakat, puasa di bulan ramadhan, dan pergi haji jika mampu. Semua
telah saya laksanakan kecuali ibadah haji karena belum mampu. Saya alhamdulillah sudah melaksanakan umrah saat diberi hadiah dari Ustadz Syamsul Arifin Nababan. 13. Apa yang saudari rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ? Saya merasakan getaran hati yang begitu hebat, saya merasa luluh dan batin saya gemuruh saat mendengar lantunan ayat suci al-Qur’an. Bagi saya al-Qur’an adalah obat hati saat gundah dan gelisah. 14. Apakah saudari dapat membaca Al-Qur`an ? Alhamdulillah saya sudah bisa membaca Al-Quran dan sekarang sudah bisa menghafal beberapa juz. Ya kira-kira sudah 4 juz. 15. Apakah ada cobaan/ujian saat saudari memeluk agama Islam ? Ya ada. Banyak ujian dan cobaan sebenarnya. Dulu waktu mondok di Pesantren Al-Ikhlas di jawa, ada fitnah pada orang tua saya bahwa saya di perlakukan seperti pembantu di pesantren itu. Padahal disana adalah pendidikan supaya anak-anak mandiri. Tapi alhamdulillah saat saya memberi kabar lewat surat, orang tua jadi tidak panik dengan fitnah dari orang-orang. Intinya saat menghadapi cobaan apa pun, saya harus berusaha tenang dan sabar dalam menghadapinya. 16. Bagaimana saudari menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ? Hidup ini pasti penuh dengan permasalahan, tergantung pada kita menghadapinya. Saya selalu menghadapi persoalan apa pun dalam hidup ini, yang penting menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah semata. Berserah diri kepada Allah merupakan hal yang selalu saya lakukan. Karena kita semua pada hakikatnya adalah milik Allah. 17. Bagaimana keyakinan saudari terhadap Isa Al-Masih ? Yesus atau Isa Al-Masih bagi saya adalah sebagai nabi dan rasul utusan Allah untuk manusia. Dia bukanlah tuhan sebagaimana dalam keyakinan agama saya sebelumnya. 18. Apakah saudari sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ? Alhamdulillah sudah. Shalat khusyu memang tidaklah mudah, tetapi kalau kita mau belajar dan berusaha untuk khusyu, nikmat ibadah akan dapat kita rasakan 19. Bagaimana hubungan saudari dengan teman-teman di lingkungan sekitar ? Di Pesantren ini semuanya sudah seperti keluarga saya sendiri. Apalagi dalam Islam dikatakan bahwa sesama muslim adalah saudara. Jadi kita harus menjaga ikatan silaturrahim antar sesama. 20. Apakah saudari bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudari ? Saya sangat bersyukur sekali, karena saya merasa setelah memeluk agama Islam ini betul-betul dimuliakan oleh Allah SWT. hidayah ini adalah anugerah dari Allah untuk
saya. Saya ingin mendakwahkan Islam kepada keluarga saya, saudari-saudari saya dan masyarakat di kampung halaman saya supaya mereka juga mendapat hidayah seperti yang saya terima.
Ciputat, 12 Juli 2015 Pewawancara,
Informan,
Nur Jamal Sha’id
Khairunnisa
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Santri Muallaf Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat
Nama
: Lukman Hakim/Euriko Menenjes
TTL
: Timor Leste, 07 Nopember 1997
Alamat
: Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan
Pendidikan
: SMK Al-Ummah Ciputat
Agama sebelumnya
: Katholik
1. Sudah berapa lama saudara menjadi seorang muslim (Muallaf) ? Saya sudah 9 tahun masuk islam yaitu sejak duduk di kelas 6 SD, atas ajakan dari ust. Orlando. Saya masuk pesantren ini sudah dua tahun setengah mulai dari tahun 2012. 2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center ? Awalnya kita dikenalkan dengan pelajaran kristologi yaitu ilmu perbandingan agama dan penguatan aqidah. Salah satunya dikenalkan perbedaan pandangan tentang status Yesus dalam agama Kristen dan Islam. Setelah akidah mantap, kemudian dilanjut dengan pengkajian fikih dan Ibadah. 3. Apakah materi yang disampaikan dapat dimengerti dan sesuai harapan saudara ? Alhamdulillah mudah, karena kita belajar dari hati ke hati. 4. Apakah metode yang digunakan pembimbing/ustadz mudah diikuti ? Ada banyak, tergantung dari ustadz yang ngajar. Kebanyakan para ustadz memakai metode talaqqi/diperdengarkan atau ceramah. Karena kebanyakan kami adalah para pemula yang belajar Islam. Namun ada juga sesi tanya jawab kalau ada materi yang belum dipahami. 5. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan hambatan bagi saudara dalam mengikuti bimbingan agama ? Kita disini gratis dan tidak perlu memikirkan biaya yang harus dibayar ke pesantren. Sarana pra sarana sudah hampir lengkap. Selain itu selalu ada support atau dorongan dari para ustadz di Pesantren. Hambatannya mungkin dari keluarga, dulu awal-awal masuk selalu disuruh pulang oleh orang tua. Semenjak kelas 1 SD saya belum pernah bertemu dengan orang tua lagi. Saya merasa rindu dan kangen kepada orang tua. Jadi ketika belajar kemudian ingat orang tua
di kampung halaman, konsentrasi saya jadi terganggu. Selain itu juga saya lemah dalam menghafal baik Al-Quran maupun Hadits. 6. Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ? Saya merasa lebih tenang, lebih nyaman dan benar-benar merasakan bahwa Islam itu indah. Pikiran saya menjadi lebih terbuka. 7. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ? Sebelumnya masuk pesantren ini saya merasa biasa saja, namun setelah disini saya merasa keimanan saya semakin kuat dan bertambah. Lingkungan disini sangat mendukung dalam perubahan hidup saya. Mulai dari dukungan para ustadz, teman-teman dan tuntutan untuk senantiasa semangat dalam belajar. 8. Apakah ada sikap yang saudara perbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ? Dahulu karena masih kecil, saya masih jarang shalat dan masih bolong, namun pas disini selalu berjamaah. Dulu saya orangnya individualis, tidak peduli kepada orang lain. Tetapi setelah disini rasa persaudaraan dan solidaritas semakin terasa. Saya semakin terdorong untuk menjadi seorang muslim yang lebih baik. 9. Bagaimana pandangan saudara terhadap bimbingan agama ? Kegiatan bimbingan agama disini sangat baik dan terasa. Kita selalu dibimbing dan dibina sejak pagi atau subuh. Kita selalu diatur untuk sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. 10. Apa harapan saudara setelah selesai mengikuti bimbingan agama ? Harapannya semoga saya bisa mengamalkan apa yang sudah diberikan para ustadz disini. Saya berharap bisa menjadi juru dakwah sehingga saya bisa mengajak keluarga tetangga saya dikampung bisa masuk Islam. 11. Apakah saudara meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ? Ya saya meyakini dan mengimani rukun iman yang enam. Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari kiamat, qada dan qadar. Keenam hal ini yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Batal keimanannya apabila tidak mengimani salah satunya saja. Kesempurnaan dari keimanan kan meyakini semua rukun iman yang 6, kita diwajibkan mengimani semuanya. Salah satunya saya tidak merasa putus asa meskipun ditakdirkan terpisah dari keluarga, dikucilkan oleh tetangga walaupun masih ada keluarga saya di kampung halaman.
12. Apakah saudara sudah melaksanakan kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ? Ya alhamdulillah saya sudah melaksanakan kewajiban saya sebagai muslim yaitu menjalankan rukun islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan ibadah haji jika mampu. Hanya ibadah haji yang belum saya laksanakan karena belum mampu. 13. Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ? Yang saya rasakan hati saya bergetar dan merasa merinding kalau ayat al-Qur’an dibacakan. Apalagi jika yang melantunkan dengan nada merdu. Beda rasanya mendengarkan al-Qur’an dengan musik-musik. 14. Apakah saudara dapat membaca Al-Qur`an ? Sudah. Sekarang sudah bisa menghafal kurang lebih 2 juz al-Qur’an. 15. Apakah ada cobaan/ujian saat saudara memeluk agama Islam ? Tentu ada. Dulu pernah difitnah oleh orang-orang yang tidak suka terhadap keislaman saya, mereka menghasut kedua orang tua saya bahwa saya diperlakukan seperti budak di pesantren. Padahal, pesantren mendidik saya supaya menjadi anak yang mandiri. Saya hanya bisa bersabar dalam menghadapi semuanya. Saya jelaskan kepada kedua orang tua bahwa saya baik-baik saja, dan tidak seperti perkataan orang-orang tentang saya di pesantren. 16. Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ? Menghadapi berbagai permasalahan saya hadapi dengan tenang, tidak tergesa-gesa dan tentunya selalu minta pertolongan dan berserah diri hanya kepada Allah. 17. Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa Al-Masih ? Keyakinan saya terhadap Yesus atau Isa Al-Masih sekarang meyakini bahwa dia adalah manusia seperti kita semua yang diutus menjadi nabi dan rasul. Bukan sebagai tuhan sebagaimana yang diyakini oleh agama saya yang lama. 18. Apakah saudara sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ? Sudah alhamdulillah. Perlahan saya belajar mulai dari gerakannya sampai pada doadoanya dalam shalat. Disini selalu shalat berjamaah dan sangat terasa kekhusyuannya ketika berjamaah. 19. Bagaimana hubungan saudara dengan teman-teman di lingkungan sekitar ? Disini ukhuwwah nya sangat saya rasakan. Seperti keluarga kedua bagi saya. Temanteman disini sangat baik dan saya selalu bersosialisasi dengan siapa pun. 20. Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ? Saya sangat merasa bersyukur atas hidayah yang Allah berikan kepada saya. Sebelum saya masuk Islam saya merasa tidak ada arahan hidup. Berpikir hanya keduniawian,
namun sekarang semenjak masuk Islam semuanya sudah diatur, hidup kita semakin teratur dan seimbang karena Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia.
Ciputat, 11 Juli 2015
Pewawancara,
Informan,
Nur Jamal Sha’id
Lukman Hakim
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Santri Muallaf Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat
Nama
: Mustofa Jayyidin/Emiliano Ruas Uato Lari
TTL
: Timor Leste, 28 April 1991
Alamat
: Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan
Pendidikan
: SMK Al-Ummah Ciputat
Agama sebelumnya
: Katholik
1. Sudah berapa lama saudara menjadi seorang muslim (Muallaf) ? Saya masuk Islam ketika umur 12 tahun. Sudah hampir 9 tahun. Masuk pesantren di jawa akhirnya saya masuk Islam. 2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center ? Awalnya kita diajarkan kristologi (ilmu perbandingan agama) dan bimbingan aqidah. Salah satunya dikenalkan perbedaan pandangan tentang status Yesus dalam agama Kristen dan Islam. Setelah akidah mantap, kemudian dilanjut dengan pengkajian fikih dan Ibadah dan baca Al-quran. Setelah itu diajarkan juga tata cara beribadah seperti wudhu, shalat dan yang lainnya. 3. Apakah materi yang disampaikan dapat dimengerti dan sesuai harapan saudara ? Alhamdulillah mudah, karena banyak hal yang bisa saya pahami dari penjelasan para ustadz. Jika kami belum paham, kami selalu punya kesempatan untuk bertanya saat kegiatan belajar berlangsung. Para ustadz selalu sabar dalam menghadapi kami, karena kami adalah para pemula. 4. Apakah metode yang digunakan pembimbing/ustadz mudah diikuti ? Mudah. Metode yang digunakan seperti ceramah, diskusi dan tanya jawab. Kalau kami belum paham, maka boleh untuk bertanya langsung. 5. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan hambatan bagi saudara dalam mengikuti bimbingan agama ? Faktor lingkungan disini sangat mendukung dalam mengikuti bimbingan agama. Sarana pra sarana lengkap. Kita disini juga semuanya gratis sehingga tidak perlu memikirkan biaya sepeser pun ke pesantren. Selain itu selalu ada support atau dorongan dari para ustadz dan teman-teman di Pesantren.
Hambatannya mungkin dari diri saya sendiri, seperti rasa malas selalu menghantui diri saya ketika sulit memahami materi yang disampaikan ustadz. 6. Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ? Saya merasa lebih tenang, lebih nyaman dan benar-benar merasakan bahwa Islam itu indah. Ukhuwwah dan kebersamaan disini benar-benar terasa. Niat masuk pesantren pun ingin berubah menjadi pribadi muslim yang lebih baik. 7. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ? Tentu ada. Sebelum masuk pesantren ini saya selalu bergaul sama teman-teman yang berandal sehingga ibadah pun selalu tertinggal, namun setelah disini saya merasa keimanan saya semakin kuat dan bertambah. Saya jadi lebih rajin beribadah, semangat menuntut ilmu dan selalu ingin berbagi pada sesama. 8. Apakah ada sikap yang saudara perbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ? Ada banyak sikap yang saya rubah, seperti shalat yang dulu kadang bolong tetapi sekarang lebih sering berjamaah. Terus belajar juga sekarang tidak perlu menunggu untuk disuruh, sekarang lebih bisa belajar sendiri seperti membaca buku di perpustakaan. 9. Bagaimana pandangan saudara terhadap bimbingan agama ? Kegiatan bimbingan agama disini sangat membantu khususnya kepada saya yang tadinya belum memahami betul ajaran agama Islam. Ada banyak orang muallaf disana kurang dibimbing dan dibina sehingga mudah sekali kembali murtad ke agama sebelumnya. 10. Apa harapan saudara setelah selesai mengikuti bimbingan agama ? Harapannya semoga saya bisa mengamalkan apa yang sudah diberikan para ustadz disini. Saya berharap ada banyak lembaga-lembaga seperti ini supaya para muallaf tidak terlantar dari bimbingan dan pembinaan agama Islam. Saya ingin mendakwahkan Islam kepada keluarga dan saudara saya di rumah. Disini saya semakin yakin terhadap Islam dan jika ada yang menyuruh saya murtad, saya akan menolak dengan tegas termasuk kepada orang tua saya. Karena saya masuk Islam atas dasar kemauan sendiri dan menemukan kebenaran, bukan atas paksaan dari siapa pun. 11. Apakah saudara meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ? Ya, saya meyakini dan mengimani rukun iman yang enam. Semuanya wajib kita imani sebagai seorang muslim.iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari kiamat, qada dan qadar. Disini kami juga belajar tentang keimanan ini. Dikenalkan siapa Allah, siapa rasulullah dan para makhluk ciptaan-Nya.
12. Apakah saudara sudah melaksanakan kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ? Tentu sudah. Menjalankan rukun islam adalah bentuk aplikasi dari keimanan. Hanya yang belum ibadah haji karena belum mampu. Mulai dari membacakan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan ramadhan dan ibadah haji ke tanah suci jika sudah mampu. 13. Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ? Hati saya bergetar dan merinding saat mendengar asma Allah. Bagi saya, al-Qur’an adalah obat penyejuk hati. Ada hal yang beda saat mendengarkan lantunan ayat suci alQur’an. 14. Apakah saudara dapat membaca Al-Qur`an ? Alhamdulillah saya sudah bisa baca Al-Quran. Insya Allah sekarang sudah menghafal 3 juz yaitu juz 30, 1, dan juz 3. 15. Apakah ada cobaan/ujian saat saudara memeluk agama Islam ? Ada banyak tentunya. Mulai dari pengucilan teman-teman saya sendiri dan masyarakat di kampung halaman, ditambah orang tua yang sempat memaksa saya untuk kembali lagi ke agama lama saya (murtad). Tapi saya tetap pada pendirian dan pilihan saya untuk tetap memeluk Islam sebagai agama saya. Ini hanya bagian dari cobaan kecil yang harus saya hadapi dengan penuh kesabaran. 16. Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ? Permasalahan hidup pasti selalu ada. Saya menghadapinya sendiri karena saya yakin segala bentuk persoalan yang Allah berikan kepada saya, berarti sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan saya. Yang terpenting selalu bertawakal kepada Allah setelah urusan kita hadapi. 17. Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa Al-Masih ? Dulu saya meyakini bahwa Yesus atau Isa Al-Masih adalah Tuhan. Namun sejak masuk pesantren dan belajar kristologi bersama Ustadz Nababan, saya mendapat pencerahan dan meyakini bahwa Yesus atau Isa adalah nabi dan rasul utusan Allah. Tuhan itu Maha Pencipta (khalik) bukan yang diciptakan (Makhluk) sementara Yesus atau Isa itu lahir berarti diciptakan (makhluk). Sangat tidak masuk akal kalau tuhan itu diciptakan. 18. Apakah saudara sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ? Saya masih belajar supaya bisa shalat dengan khusyu. Yang paling terasa adalah saat menjalankan shalat malam (tahajud). Disitu saya merasakan begitu dekat dengan Allah. Saya curahkan segala isi hati hanya kepada-Nya saat shalat malam.
19. Bagaimana hubungan saudara dengan teman-teman di lingkungan sekitar ? Disini semuanya senasib sebagai mualaf dan senasib terusir juga dari keluarga. Saya merasakan ukhuwah yang begitu erat. Seperti keluarga sendiri. Mencintai sesama muslim adalah bukti keimanan kita. Dalam hadits dikatakan bahwa tidak termasuk beriman seseorang sampai ia menyayangi saudaranya sebagaimana ia menyayangi dirinya sendiri 20. Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ? Sangat bersyukur, tidak semua orang mendapatkan hidayah dari Allah. Banyak dari mereka yang berislam hanya di KTP saja tanpa ada amaliah Islamnya. Bersyukur karena Allah telah membukakan hati untuk belajar agama Islam lebih baik.
Ciputat, 11 Juli 2015
Pewawancar,
Informan,
Nur Jamal Sha’id
Mustafa Jayyidin
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Pembimbing Agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat
Nama
: Abdul Aziz Laia, S.Sos.I
TTL
: Nias Selatan, 25 Oktober 1980
Alamat
: Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan
No. Hp.
: 081371258276
Pendidikan
: S1 STIDDI Al-Hikmah Mampang
Materi yang diajarkan
: Aqidah dan Akhlak Islam
Agama sebelumnya
: Katholik
1. Sudah berapa lama bapak menjadi pembimbing agama pada Muallaf ? Sudah satu tahun sejak 2014. Saya adalah lulusan dari Pesantren ini angkatan pertama. Saya diamanahkan untuk mengajar aqidah dan akhlak Islam. 2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center ? Pertama-tama saya menjelaskan perbedaan dua agama/perbandingan agama. Kedua, mengajarkan materi-materi aqidah Islam. Ketiga, mengajarkan Alquran, Fikih, Hadits, Sejarah Islam, dan Ilmu keumuman. Semua terjadwal setiap hari. Para santri di sekolahkan dan di kuliahkan. Mereka adalah anak-anak sekolah SMA sederajat dan selebihnya kuliah. Tahapan pertama para santri dikumpulkan dalam halaqah keseluruhan. Kedua, dikumpulkan halaqah privat yaitu sesuai dengan kapasitas pemahaman masing-masing santri atau sesuai dengan materi yang sudah didapat oleh santri. 3. Apakah tujuan diadakannya bimbingan agama pada Muallaf ? Tujuannya adalah sebagai benteng aqidah untuk santri muallaf agar tidak mudah murtad kembali. Kedua, sebagai hujjah atau alasan jika berdebat dengan keluarga mereka yang masih non Islam. Ketiga, sebagai hujjah atau alasan dalam menegakan ibadah dan menjalankan Islam. 4. Apakah fungsi dari bimbingan agama pada Muallaf ? Fungsinya agar para santri muallaf bisa memahami Islam dengan baik, dapat beribadah dengan baik dan benar sehingga dapat mengajarkan kembali kepada orang lain.
5. Apa saja materi yang disampaikan dalam bimbingan agama pada Muallaf ? Materinya aqidah dan akhlak Islam. Kitab yang digunakan seperti kitab Ushulutsalatsah karya syekh Muhammad Ibnu Abdul Wahab, kitab At-Tauhid karya Dr. Syekh Soleh Fauzan. Dua kitab ini adalah tahap awal. Tahap selanjutnya ada kitab Qowaid Arba’ah dan kitab Aqidah Washitiyah karya Imam Ibnu Taimiyah, dan kitab Aqidah Tohawiyah karya Imam At-Tohawi. 6. Apakah ada materi khusus untuk menguatkan keimanan Muallaf ? Kitab tadi yang saya sebut. Kitab yang memberikan penjelasan tentang ma’rifatullah (mengenal Allah), ma’rifatul Islam, dan ma’rifaturrosul (pengenalan rosul). 7. Metode apa saja yang digunakan pembimbing/ustadz dalam kegiatan bimbingan agama ? Ada tiga metode yang digunakan yaitu metode ceramah (demo), diskusi, presentasi santri. dan menghafal dalil yang berkaitan tentang hukum. Semua metode diterapkan dalam setiap pertemuan. Metode yang lebih mengena adalah menghafal dalil yang berkaitan dengan hukum. 8. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam melaksanakan bimbingan agama pada Muallaf ? Faktor pendukungnya adanya fasilitas atau sarana pra sarana seperti perpustakaan, dukungan dana dari para muhsisnin. Hambatannya yang pertama masalah kejiwaan atau mental yang dilema karena mereka adalah non muslim semuanya. Ketidakstabilan jiwa mereka yang mungkin masih menjadi hambatan. Kedua yaitu susahnya menerima setiap teguran atau masih ada keras hati. Ketiga, yaitu masalah IQ masing-masing yang berbeda. Dan keempat faktor egoistis dan emosional dari para santri muallaf. Kelima, faktor fanatik kesukuan. Hal ini mengenai bagaimana menyesuaikan dengan lingkungan dan bagaimana kita mempersaudarakan mereka semua. 9. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ? Ya tentu sangat ada. Tandanya pertama, mereka antusias dan bangga berislam. Kedua, mereka mampu berargumentasi dan menjawab kepada orang yang bertanya tentang islam (kenapa memilih Islam). Ketiga, mampu memahami ajaran Islam dengan baik. 10. Apakah ada perubahan sikap Muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ? Ya, ada. Mereka dapat merubah sikap jahiliyah menjadi lebih baik seperti mampu berlemah lembut dan mampu berkata-kata dengan sopan.
11. Apa harapan pembimbing pada muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ? Harapannya yang pertama para santri mampu memahami dan mengenal Islam secara kaffah. Kedua, mereka tidak murtad atau tidak kembali lagi ke agama sebelumnya. Ketiga, mereka mampu menjadi juru dakwah atau dai di kampung halamannya atau di tempat lainnya.
Ciputat, 11 Juli 2015
Pewawancara,
Informan,
Nur Jamal Sha’id
Abdul Aziz Laia, S. Sos. I
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Pembimbing Agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat
Nama
: Ustadz Syamsul Arifin Nababan
TTL
: Tebing Tinggi, 10 Nopember 1966
Materi yang diajarkan
: Aqidah dan Kristologi
Agama sebelumnya
: Kristen Protestan
1. Sudah berapa lama bapak menjadi pembimbing agama bagi Muallaf ? Kalau secara terprogram Pesantren Muallaf ini berdiri tahun 2008. Tetapi saya membimbing para muallaf sejak tahun 1998. Berarti sudah 17 tahun saya membimbing para muallaf. Hanya kalau yang sudah terprogram sudah 7 tahun. Saya mulai memeluk Islam sejak tahun 1991. 2. Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center ? Pesantren An-Naba ini mempunyai kurikulumnya seperti pesantren pada umumnya walaupun kita non formal. Materi atau ilmu yang paling ditekankan disini adalah masalah aqidah. Bagaimana aqidah muallaf itu kokoh, tidak ragu dalam berislam, mereka yakin Islam satu-satunya agama yang benar dan mereka total meninggalkan semua sisa-sisa kepercayaan kepada agama sebelumnya. Ketika aqidah mereka sudah kokoh, baru secara simultan kita bimbing Al-quran karena orientasi kita menghafal Al-Quran, kemudian hadits, sejarah, fikih. Seperti kurikulum pada umumnya di pesantren yang lain. Ada skala prioritas. Pertama, setelah kita gugurkan sisa-sisa kepercayaan terhadap agama sebelumnya, mereka kita perkuat dengan bimbingan aqidah. Mereka kita kenalkan dengan Allah. Siapa itu Allah ?. Mereka kita kenalkan mereka dengan rasulnya Nabi Muhammad. Siapa itu Rasulullah ? bagaimana sejarah kehidupannya. Setelah itu kita perkenalkan dengan ajaran Islam dengan segala seluk beluknya. Jadi awalnya dari aqidah. Jangan sampai mereka hanya bersaksi Allah sebagai tuhanku, tetapi siapa sesungguhnya Allah ? kita jelaskan Allah itu yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya, Allah menciptakan manusia, tumbuh-tumbuhan. Kemudian nabi muhammad kita kenalkan. Semua ini adalah untuk penguatan akidah atau keimanan muallaf.
3. Apa yang bapak rasakan selama membimbing dan membina para muallaf ? Ya membimbing para muallaf ini banyak suka dukanya. Sukanya kita berbahagia sekali bisa memantapkan dan mengokohkan iman para muallaf yang tadinya tidak mengenal Islam kemudian menjadi penganut Islam yang kuat, militan dan fanatik. Itu sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Tetapi dukanya, kalau saya kurang berhasil mendidik mereka seperti mereka yang murtad kembali. Sejauh ini yang sudah pasti ada satu orang yang murtad kembali. Ya karena dia juga karena tidak betah saja disini dan hanya sebentar (beberapa hari saja) belajar Islam disini. 4. Apakah tujuan diadakannya bimbingan agama pada Muallaf ? Tujuan Bimbingan Agama adalah supaya terbentuknya pribadi muslim yang kaffah, utuh dan serius. Ketika diberikan ilmu agama, dan mereka paham maka mereka bersyukur menjadi orang Islam. Tentu akan berdampak pada keimanannya nanti. Aqidahnya akan semakin kokoh ketika dibimbing dan dibina secara serius 5. Apa fungsi dari bimbingan agama pada Muallaf ? Fungsinya tentu supaya para santri muallaf bisa memahami Islam dengan baik dan kelak dapat mengajarkannya kepada orang lain serta supaya mereka dapat beribadah secara baik dan benar. 6. Apa saja materi yang disampaikan dalam bimbingan agama pada Muallaf ? Adapun materi yang disampaian kepada muallaf seperti aqidah, al-Quran, fikih, sirrah nabawiyah, bahasa arab. Untuk materi khususnya kristologi atau perbandingan agama. Karena mereka ini berlatar belakang muallaf semua, banyak diantara mereka belum memahami agama sebelumnya. Hal ini untuk menguatkan keimanan mereka 7. Apakah ada materi khusus untuk menguatkan keimanan Muallaf ? Ada yaitu kristologi atau perbandingan agama. Karena mereka ini berlatar belakang muallaf semua, banyak diantara mereka belum memahami agama sebelumnya. Sudah keburu mendapat hidayah dari Allah SWT karena melihat keunggulan Islam. Mereka tahu Islam itu unggul tetapi tidak tahu kelemahan agama sebelumnya. Jadi kita kasih materi muatan kristologi atau perbandingan agama itu yang khusus untuk menguatkan keimanan Muallaf. 8. Apa saja Metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan agama pada Muallaf ? Metode saya, mereka yang baru masuk Islam itu saya tanya sudah berapa persen keimanan mereka terhadap Islam ? mereka rata-rata menjawab ada yang 80-90 persen. Jadi jarang yang langsung 100 persen. Untuk menggugurkan sisa-sisa kepercayaan itu ilmu yang saya gunakan adalah kristologi atau perbandingan agama itu. Supaya mereka
tahu bahwa masuk Islam itu adalah pilihan tepat. Karena agama yang sebelumnya dianut adalah salah. Saya jelaskan kesalahannya dimana dan kebenaran Islam dimana. Saya tidak selalu monolog dalam melakukan bimbingan agama, selalu ada dialog atau diskusi dengan para muallaf. 9. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam melaksanakan kegiatan bimbingan agama ? Faktor pendukung dalam bentuk sarana dan pra sarananya kita ada proyektor, metode pengajaran itu kita pakai power point supaya jelas. Ada juga internet dan whiteboard. Semua itu adalah sarana dan pra sarana untuk mendukung kemudahan mereka dalam memperoleh kemudahan pelajaran Islam. Semua media yang kita gunakan. Hambatannya kadang-kadang dari diri santri muallaf itu sendiri seperti malas, lesu, kurang semangat. Jadi kalau mereka rendah motivasi dirinya ya sedikitlah mereka mendapat bimbingan itu. Jadi lebih banyak dari faktor internal diri muallaf sendiri. Kalau faktor dari luar tidak ada yang terlalu berarti menghambat. 10. Apakah ada pengaruh terhadap keimanan muallaf setelah mengikuti bimbingan agama ? Ya tentu sangat ada. Itu pasti. Mereka ini rata-rata dalam sebulan sudah bisa membaca Al-Quran. Ada pengaruh pada penguatan keimanan mereka setelah mengikuti bimbingan agama di Pesantren An-Naba ini. Mereka rata-rata antusias dalam mengikuti bimbingan agama. 11. Apakah ada perubahan sikap Muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ? Ya pasti ada banyak sekali. Mereka rata-rata masuk kesini dengan mental jahiliyah, belum mengenal akhlakuk karimah, kesopanan. Apalagi kebanyakan dari mereka berasal dari luar jawa yang sudah biasa kasar. Ketika masuk ke lingkungan Pesantren An-Naba ini kan penuh dengan adab-adab, tata tertib, akhlakuk karimah jadi perubahannya drastis secara spontan mereka berubah. Lingkungan juga mempengaruhi mereka. 12. Apa harapan pembimbing pada muallaf setelah mengikuti bimbingan agama ? Harapan kita kepada mereka bagaimana muallaf ini bisa berdaya guna menjadi ujung tombak dari dakwah Islam. Karena kalau muallaf ini berdakwah, bobot dakwahnya bisa lebih hebat daripada ustadz yang lahir dari Islam karena mereka punya pengalaman dua agama. Maka mereka saya dorong supaya mereka menjadi orang yang alim (berilmu) dan menjadi dai nantinya. Saya yakin ketika mereka berdakwah atau berceramah, respon publik terhadap mereka lebih tinggi daripada ustadz yang sejak lahir dari Islam atau turunan. Ada beberapa alumni dari Pesantren An-Naba disini sudah menjadi juru dakwah
atau dai yang eksis di masyarakat seperti Utadz Abdul Aziz Laia, Ustadz Orlando dan M. Khalifah.
Ciputat, 06 Agustus 2015
Pewawancara,
Informan,
Nur Jamal Sha’id
Drs. Syamsul Arifin Nababan, MA
Lembar Triangulasi Nama Usia No.
: Annas Mansur Zaibua : 19 tahun (1 tahun menjadi Santri Muallaf)
Pertanyaan
Bimbingan Agama Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren ini ? 1.
2.
Jawaban
Proses bimbingan agama disini dimulai dengan materi dasar. Pertama kami diajarkan tentang akidah Islam. Kemudian materi kristologi yang dibimbing langsung oleh Ustadz Syamsul Arifin Nababan. Setelah itu baru dibimbing bagaimana cara membaca Al-quran, tata cara berwudhu, tata cara shalat dan semua ibadah dalam agama Islam. Apakah Relatif mudah dipahami materi yang karena ustadz disini disampaikan selalu memberikan mudah kesempatan untuk dimengerti diskusi dan tanya jawab dan sesuai setelah menyampaikan harapan materinya. Selalu
Kata Kunci Bimbingan akidah Bimbingan kristologi (ilmu perbandingan agama) Bimbingan ibadah
Materi mudah dipahami Selalu ada diskusi Ada tanya jawab setelah
Hubungan Antar Kata Kunci Pada point ke-1, informan menjelaskan bahwa proses bimbingan agama yang ia terima dimulai dengan bimbingan akidah (point ke10), kemudian diiringi dengan ilmu kristologi (perbandingan agama) disamping dibimbing tentang tata cara beribadah dalam agama Islam (point ke-11). Informan mengaku materi yang disampaikan oleh pembimbing mudah untuk dipahami (point ke-2) karena dukungan penuh dari
Teori
Refleksi
Bimbingan Agama Menurut M. Arifin Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahirah maupun batiniyah, yang menyangkut kehidupan di masa kini dan di masa datang.
Dari hasil Observasi dan Wawancara yang dilakukan peneliti, Informan (Muallaf 1) telah memiliki keimanan sejak ia memutuskan untuk memeluk agama Islam (muallaf). Namun setelah mengikuti bimbingan agama secara simultan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan AnNaba` Center Sawah Baru Ciputat, terdapat perubahan yang terjadi pada diri informan termasuk meningkatnya keimanan muallaf. Hal ini terlihat dari pemahaman agama Islamnya meningkat, motivasinya dalam beribadahnya yang
Arif Budiman melihat agama dalam dua kategori, pertama, agama sebagai keimanan (doktrin), dimana orang percaya terhadap kehidupan
saudara ?
3.
4.
mengulang materi kalau kami belum paham. Sesuai harapan saya untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam. Apakah Metodenya seperti metode ceramah, diskusi dan yang tanya jawab serta digunakan menghafal. Semuanya pembimbing mudah untuk diikuti, / yang paling mudah ustadz adalah diskusi dan mudah menghafal dalil karena diikuti ? ketika kita berdebat dengan orang lain, kita bisa menjawab dengan dalil dan ilmu. Apa saja Lingkungan disini sangat faktor yang mendukung, support dari menjadi para ustadz yang tidak penghambat pernah memaksa tapi dan selalu membujuk. Selain pendukung itu teman-teman santri bagi saudara muallaf selalu setia dalam mendengar keluh kesah mengikuti dan kisah saya. Ini kegiatan menjadi pendorong bagi bimbingan saya untuk semangat agama ? dalam mengikuti kegiatan bimbingan
penyampaian materi Pengulangan materi
ustadz dan temanteman yang senasib (point ke-5), selain itu metode yang dilakukan selalu ada diskusi, tanya jawab, Metode menghafal dalil (point ceramah, diskusi, tanya ke-3) dan pengulangan materi jawab dan jika para santri menghafal muallaf belum dalil memahaminya. Metode bimbingan Pada point ke-5, agama informan merasakan mudah manfaat dari diikuti bimbingan agama Support/duku yaitu adanya kenyamanan(point ngan ustadz ke-8), ketenangan Dukungan (point ke-7), dan teman-teman kedamaian dalam diri. senasib Keyakinan terhadap Hambatan agama sebelumnya internal perlahan mulai gugur (ingat dan pikirannya keluarga) terbuka. Manfaat lain Fokus belajar yang dirasakan adalah berkurang adanya perubahan sikap dan perilaku dari
kekal dikemudian hari, lalu orang mengabdikan dirinya untuk kepercayaan tersebut. Kedua, agama sebagai yang mempengaruhi perilaku manusia. Sedangkan menurut Ainur Rahim Faqih Bimbingan Agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Menurut Hamdan Bakry Adz-Dzikry tujuan dari bimbingan dalam Islam adalah : a. Untuk
meningkat, kesabaran dan ketabahannya dalam menghadapi berbagai cobaan, semangat jihadnya dalam menuntut ilmu agama, dan tentunya pelaksanaan kewajibannya sebagai seorang muslim (menjalankan rukun Islam).
5.
Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ?
Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ? 6.
agama disini. Hambatannya kalau lagi ingat keluarga di kampung halaman jadi fikiran saya terganggu dan jadi kurang fokus belajarnya. Saya merasa lebih nyaman, tenang dan merasa damai. Keyakinan terhadap agama sebelumnya perlahan-lahan gugur setelah belajar banyak dalam agama Islam. Pikiran saya menjadi lebih terbuka semenjak masuk ke Pesantren ini. Ya ada, pengaruhnya sangat saya rasakan terutama dalam memahami ketuhanan. Tidak mungkin kita menyembah sesuatu yang dilahirkan atau diciptakan. Natal dalam agama kristen itu kan kelahirannya Yesus atau Isa Al-Masih, tetapi kalau kita telusuri
informan seperti bisa mengendalikan emosi dan bertutur kata yang sopan (point ke-7).
Nyaman, tenang dan damai Keyakinan pada agama sebelumnya gugur Pikiran terbuka Keimanan pada satu Tuhan (Allah) Yesus adalah nabi dan rasul bukan anak tuhan Siap berjihad
Pada point ke-6, informan merasakan adanya peningkatan keimanan setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama terutama dalam memahami konsep ketuhanan. Hal ini karena pemahaman tentang keagamaan sudah lebih dalam melalui pemberian materi aqidah dan kristologi (point ke1). Informan menjelaskan bahwa yesus atau Isa AlMasih ia yakini sebagai nabi dan rasul (point ke-16) bukan tuhan seperti kepercayaan pada agama sebelumnya.
menghasilkan suatu perubahan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang dan mendapat pencerahan dari Allah SWT. b. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungan keluarga maupun sosial. c. Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih
7.
8.
9.
sejarahnya tidak ada. Tidak mungkin Allah itu beranak dan diperanakan. Allah itu Maha Berdiri Sendiri. Saya lebih baik mati syahid daripada harus kembali murtad. Apakah ada Ada banyak perubahan sikap yang yang saya rasakan. Saya diperbaiki sudah merasa tenang, setelah bisa mengontrol emosi, mengikuti bertutur kata yang halus kegiatan dan sopan. Semuanya bimbingan berubah perlahan setelah agama ? mengikuti bimbingan agama disini. Bagaimana Bimbingan agama disini pandangan sangat baik untuk saudara muallaf karena kami terhadap dibimbing dan diajarkan bimbingan ilmu agama dari dasar. agama ? Saya merasa nyaman aja belajar disini. Banyak ilmu yang saya dapatkan terutama tentang keislaman. Apa harapan Harapannya semoga saudara nanti saya bisa setelah mensyiarkan Islam
Ketenangan batin Bisa mengendalik an emosi Bertutur kata sopan Kenyamanan dalam belajar Banyak mendapat ilmu
Semangat untuk berdakwah
Pada point ke-12, informan mengaku selalu menangis saat adzan dikumandangkan. Ia juga merasakan getaran hati saat mendengarkan lantunan ayat suci alQur’an. Seorang yang beriman akan luluh hatinya saat mendengar asma Allah, dan bergetar hatinya saat dibacakan ayat-ayat-Nya. Selain itu manusia beriman juga mengimani rukun iman yang 6 (point ke-10) dalam Islam, melaksanakan kewajibannya sebagai muslim dengan mengamalkan rukun islam yang 5 (point ke-11), bersabar atas segala cobaan Allah SWT. (point ke-14), sungguh-sungguh
sayang. d. Untuk mendapatkan kecerdasan spiritual pada individu, sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan dalam menerima ujianNya. e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah sehingga fungsi diri sebagai khalifah dimuka bumi ini dapat terlaksana dengan baik dan benar. Keimanan Menurut Al-Juwaini iman adalah pembenaran di dalam
selesai mengikuti bimbingan agama ?
Keimanan Apakah saudara meyakini (mengimani ) rukun iman yang 6 (iman 10. kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ?
kepada keluarga saya disana. Setelah itu, saya ingin mendakwahkan Islam di tengah-tengah masyarakat karena masih banyak muslim yang masih ragu terhadap keislamannya sehingga banyak diantara mereka banyak yang murtad. Hal ini tentu karena lemahnya iman dan kurangnya pemahaman tentang ajaran Islam. Ya tentu. Sejak saya memutuskan untuk menjadi muallaf, saya belajar Islam mulai dari dasar. Disini lebih dalam dikenalkan tentang Allah, malaikat, kitab suci, rasul, hari kiamat, qada dan qadar. Banyak ilmu yang saya dapatkan disini dan terutama ilmu agama Islam (aqidah).
Keinginan untuk menjadi da’i
Beriman kepada rukun iman yang 6 Penguatan aqidah melalui ilmu
dalam menuntut ilmu, tawakkal (point ke15), selalu bersyukur (point ke-19), khusyuk dalam ibadah shalat (point ke-17), dan mencintai saudaranya sesama muslim (point ke-18)
hati kemudian diucapkannya dengan lisan akan keberadaan Tuhan Sedangkan menurut Ulama salaf (termasuk Imam Ahmad, Malik, dan Syafi’i) Iman adalah sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan Musa Sueb dalam bukunya “Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai” dan Mawardi Labay ElSulthani dalam bukunya “Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia” menyebutkan beberapa indikator manusia beriman yaitu : a. Jika disebutkan Asma Allah maka bergetar hatinya dan jika dibacakan
11.
12.
Apakah saudara sudah melaksanak an kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ?
Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayatayat alQur’an dibacakan ?
Ya alhamdulillah saya sudah melaksanakan semua rukun Islam kecuali ibadah haji karena belum mampu. Disini juga kami diajarkan tata cara beribadah seperti wudhu, shalat, dan baca alQur’an. Dalam prakteknya tentu selalu dilaksanakan. Shalat selalu berjamaah. Ini adalah tahun pertama saya menjalankan ibadah puasa. Ketika saya mendengar asma Allah dan lantunan ayat al-Quran, hati saya merasa luluh, ingin menangis dan hati saya bergetar. Meskipun saya dulu belum mengerti artinya, tetapi al-Qur’an selalu enak untuk didengarkan. Saya masuk Islam juga awalnya dari sering mendengar adzan dan lantunan ayat suci al-
Melaksanaka n rukun Islam kecuali ibadah haji karena belum mampu Bimbingan ibadah
b.
c.
d. Hati luluh, bergetar dan ingin menangis Masuk Islam karena sering mendengar adzan dan ayat alQur’an dilantunkan
e.
f. g.
ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanannya (QS. Al-Anfal : 2) Berhijrah dan berjihad di Jalan Allah Berhukum dan menghukum atas hukum Allah SWT. (QS. AnNur : 51) Ridha atas segala cobaan yang diberikan Allah SWT.(QS. alBayyinah : 8 dan QS. Al-Anam : 17) Mencintai Allah dan Rasul-rasulNya Mencintai Sesama Muslim Tawakkal dalam pengertian berserah diri setelah berdaya upaya secara maksimal (7 T)
13.
14.
Apakah saudara dapat membaca Al-Qur`an ? Apakah ada cobaan/ujia n saat saudara memeluk agama Islam ?
Qur’an. Alhamdulillah sekarang sudah bisa baca AlQuran. Bahkan saya sudah hafal 2 juz. Ya ada. Awal masuk Islam, Allah menguji saya dengan sakit sampai harus di rawat di RS. Kedua, saya mendapat ancaman dan teror dari keluarga sendiri sampai saya dihantui rasa cemas dan tidak nafsu makan. Saat itu saya bicara dengan ustadz nababan, beliau yang membantu menenangkanku dari masalah yang kuhadapi. Saya belajar ikhlas dan sabar untuk menghadapi apa pun. Keputusan saya untuk masuk Islam telah saya pikirkan matangmatang sebelum bersyahadat. Keimanan saya belum teruji kalau belum ada cobaan datang.
Sudah hafal 2 juz al-Qur’an
Pembimbing membantu menenangka n batin Bersabar atas ujian/cobaan yang diberikan Allah
Tenang, Tahan, Tabah, Tekun, Teliti, Tanggulangi, dan Tawakkal. h. Mendirikan shalat yang khusyuk mengerjakan shalat dengan rohani dan jasmani. i. Menafkahkan sebagian harta yang dianugerahkan Allah kepada orang yang berhak menerimanya. j. Apabila mendapat musibah mereka bersabar/tidak berkeluh kesah, tahan banting (QS. Ali Imran : 120 dan 200).
15.
Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalaha n dalam hidup ? Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa Al-Masih ?
16.
17.
Apakah saudara sudah bisa melaksanak an shalat dengan khusyu ?
Dalam hidup tentu banyak hal yang kita hadapi. Saya serahkan segala urusan hanya kepada Allah ketika ditempa kesulitan. Tugas saya adalah untuk terus menuntut ilmu dan beribadah pada-Nya. Saya meyakini bahwa Yesus atau Isa Al-Masih itu adalah nabi dan rasul utusan Allah kepada ummat manusia khususnya kaum bani Israil bukan anak Tuhan. Saya tidak lagi meyakini lagi bahwa Yesus itu tuhan, tetapi ia manusia biasa yang mengemban amanah sebagai nabi dan rasul untuk manusia. Alhamdulillah sekarang sudah bisa, dulu saya hanya belajar mengikuti gerakan-gerakannya saja. Setelah berada disini saya tahu doa-doa dan bacaannya serta bagaimana khusyuk di
Berserah diri hanya kepada Allah
Keyakinan bahwa Isa Al-Masih adalah nabi dan rasul
Khusyu dalam melaksanaka n shalat
18.
19.
Bagaimana hubungan saudara dengan temanteman di lingkungan sekitar ? Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ?
dalam melaksanakan shalat. Apalagi disini selalu berjamaah shalat lima waktu. Disini kami sangat akrab, bahkan sudah seperti keluarga sendiri. Saya senang bisa tinggal dan belajar Islam disini. Ajaran Islam juga kan mengatakan bahwa sesama muslim adalah saudara. Ya sangat bersyukur sekali karena saya bisa mendapatkan hidayah sebelum ajal menjemput. Bagi saya dunia ini hanyalah sementara, tetapi akhiratlah yang kekal. Dunia adalah lahan bagi manusia untuk sebanyakbanyaknya mengumpulkan bekal dengan amal shaleh.
Akrab, seperti keluarga sendiri
Bersyukur atas hidayah Allah
Lembar Triangulasi Nama Usia No.
: Khairunnisa : 25 tahun (2 tahun menjadi Santri Muallaf)
Pertanyaan
Bimbingan Agama Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di 1. Pesantren ini ?
2.
3.
Apakah materi yang disampaikan mudah dimengerti dan sesuai harapan saudara ?
Apakah metode yang digunakan pembimbing/ ustadz mudah diikuti ?
Jawaban
Kata Kunci
Bimbingan agama disini Bimbingan alsangat aktif setiap hari. Qur’an supaya Kami diajarkan cara bisa membaca membaca Al-Quran dan paham supaya nanti bisa mengerti maknanya juga isi kandungannya. Bimbingan Selain itu yang paling akidah yang utama disini adalah adanya paling utama pembinaan akidah untuk menguatkan keimanan para santri muallaf. Alhamdulillah mudah, Materi mudah para ustadz selalu dipahami menyesuaikan dengan Selalu ada keadaan santri muallaf. diskusi dan Selalu ada diskusi dan tanya jawab tanya jawab, jadi santri bisa langsung bertanya saat materi yang disampaikan ustadz masih belum dapat dipahami. Metodenya mudah untuk Metode diikuti, para ustadz pengulangan biasanya mengulangmateri ngulang materi supaya Metode mudah dihafal dan bimbingan dipahami oleh para santri. agama mudah diikuti
Hubungan Antar Kata Kunci Pada point ke-1, informan menjelaskan bahwa proses bimbingan agama yang ia terima dimulai dengan bimbingan alQur’an supaya dapat membaca kemudian memahami maknanya, namun yang paling utama ditekankan adalah bimbingan akidah untuk menguatkan keimanan muallaf (point ke-8). Informan mengaku materi yang disampaikan oleh pembimbing mudah untuk dipahami (point ke-2) karena selalu ada diskusi, tanya jawab dan pengulangan materi jika para santri muallaf belum memahami materi yang disampaikan
Teori
Refleksi
Dari hasil Observasi dan Wawancara yang dilakukan peneliti, Informan (Muallaf 4) telah memiliki keimanan sejak ia memutuskan untuk memeluk agama Islam (muallaf). Namun setelah mengikuti bimbingan agama secara simultan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat, terdapat perubahan yang terjadi pada diri Arif Budiman melihat informan termasuk agama dalam dua meningkatnya keimanan kategori, pertama, muallaf. Hal ini terlihat dari agama sebagai pemahaman agama Islamnya keimanan (doktrin), meningkat, kesabaran dan dimana orang percaya ketabahannya dalam terhadap kehidupan menghadapi berbagai cobaan, kekal dikemudian hari, semangat jihadnya dalam lalu orang mengabdikan menuntut ilmu agama, dan dirinya untuk tentunya pelaksanaan kepercayaan tersebut. kewajibannya sebagai Kedua, agama sebagai seorang muslim (menjalankan yang mempengaruhi rukun Islam). perilaku manusia. Bimbingan Agama Menurut M. Arifin Bimbingan Agama adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahirah maupun batiniyah, yang menyangkut kehidupan di masa kini dan di masa datang.
Apa saja faktor yang menjadi penghambat dan pendukung bagi saudara dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
4.
5.
Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ?
Faktor pendukungnya disini sarana pra sarana hampir lengkap sehingga kita belajar juga dimudahkan dengan adanya media yang digunakan pada ustadz dalam menyampaikan materi seperti infokus. Kita disini juga bebas biaya artinya semuanya gratis dari pesantren. Kita tinggal semangat dalam belajar dan menuntut ilmu disini. Hambatannya mungkin hanya dari internal dari diri saya sendiri. Misalnya ketika ustadz menyampaikan materi syurga dan neraka, saya selalu teringat keluarga di rumah. Terpikir bagaimana keluarga saya yang masih belum beragama Islam. Setelah ikut kegiatan bimbingan agama, saya merasakan adanya ketenangan yang lebih dan lebih banyak lagi pencerahan tentang ilmuilmu agama Islam. Saya lebih banyak menemukan ilmu baru dan semakin besar rasa ingin tahu lebih dalam lagi tentang Islam.
Sarana pra sarana belajar lengkap Media pembelajaran (infokus) Bebas biaya pendidikan (gratis) Hambatan internal (ingat keluarga)
Ketenangan dan mendapat pencerahan Mendapat banyak ilmu baru Semakin ingin tahu banyak hal
oleh pembimbing (point ke-3), selain itu ada media yang digunakan oleh pembimbing dalam pembelajaran seperti infokus (point ke-4) supaya materi mudah dicerna. Para muallaf tidak dibebani biaya sepeserpun oleh pesantren sehingga hambatan hanya dari internal muallaf saja saat ingat keluarga. Pada point ke-5, informan merasakan manfaat dari bimbingan agama yaitu adanya ketenangan dan pencerahan (point ke10). Informan mengaku banyak mendapat ilmu baru setelah mengikuti bimbingan agama. Hal ini membuat ia semakin ingin tahu banyak hal tentang Islam (point ke-6). Informan merasakan adanya peningkatan keimanan dan keyakinan terhadap Islam bertambah kuat
Sedangkan menurut Ainur Rahim Faqih Bimbingan Agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Menurut Hamdan Bakry Adz-Dzikry tujuan dari bimbingan dalam Islam adalah : a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang dan mendapat pencerahan dari Allah SWT. b. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungan keluarga maupun
Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ?
6.
7.
8.
Apakah ada sikap yang diperbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
Bagaimana
Pasti ada. Pengaruhnya saya merasa iman semakin bertambah kuat. Keyakinan saya terhadap Islam semakin besar. Saya semakin ingin betul-betul fokus mengikuti kajian agama Islam disini supaya saya bisa mempersiapkan untuk menjadi juru dakwah Islam yang tangguh sehingga nanti bisa mengajak seluruh keluarga dan saudarisaudari saya masuk Islam. Alhamdulillah dua adik saya sudah masuk Islam dan ada di Pesantren AnNaba juga. Perubahan sikap pasti ada, misalnya dari segi pakaian yang saya gunakan. Dulu ketika di kristen tidak ada aturan bagaimana saya harus berpakaian baik. Selain itu dulu selalu berbahasa kasar termasuk kepada orang tua. Tetapi dalam Islam ada adab yang diajarkan untuk selalu berakhlakul karimah. Soal kedisiplinan juga karena dalam Islam kan sudah diatur mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatan bimbingan
Keimanan bertambah Keyakinan terhadap Islam semakin kuat Ingin fokus mengikuti kajian Islam
Berpakaian rapi dan tertutup Lebih disiplin Bertutur kata sopan
Membantu
setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama. Perubahan yang dialami oleh informan seperti dalam hal berpakaian yang rapi sesuai dengan syariat Islam, bertutur kata yang baik dan sopan serta kedisiplinan (point ke-7) menunjukan adanya peningkatan pada keimanan dirinya. Pada point ke-8, informan mengaku sangat terbantu dengan adanya bimbingan agama di pesantren. Ia merasa terbantu dalam memahami ajaran Islam dan menguatkan akidah nya supaya tidak mudah goyah. Pemahaman informan tentang yesus atau isa al-masih setelah mengikuti bimbingan agama adalah sebagai manusia biasa bukan sebagai tuhan seperti kepercayaan pada agama sebelumnya. Pada point ke-12,
sosial. c. Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang. d. Untuk mendapatkan kecerdasan spiritual pada individu, sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan dalam menerima ujianNya. e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah sehingga fungsi diri sebagai khalifah dimuka bumi ini dapat terlaksana dengan baik dan benar.
pandangan saudara terhadap bimbingan agama ?
9.
Apa harapan saudara setelah selesai mengikuti bimbingan agama ?
Keimanan Apakah saudara meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat, 10. Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ?
agama disini sangat baik dan sangat membantu para muallaf dalam menggali dan memahami ajaran agama Islam serta memantu mempertahankan dan menguatkan akidah para santri muallaf. Harapan saya setelah tamat dari sini, saya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapatkan dan ingin melanjutkan perjuangan Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam membimbing para muallaf di kampung halaman saya nanti. Iya saya mengimaninya. Keenam hal yang harus kita imani adalah kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari Kiamat, Qada dan Qadar. Disini saya diberikan pencerahan dan dibukakan logika khususnya tentang ketuhanan. Saya tidak lagi meyakini bahwa yesus itu adalah tuhan, tetapi sebagai manusia biasa yang diberikan amanah oleh Allah untuk menjadi nabi dan rasul.
muallaf dalam memahami Islam Mempertahanka n dan menguatkan akidah Ingin mengamalkan ilmu/berdakwah di kampung halaman
Beriman kepada rukun iman yang 6 Pencerahan dan dibukakan logika tentang ketuhanan Yesus/ Isa alMasih adalah manusia yang menjadi nabi dan rasul
informan merasakan adanya getaran hati saat asma Allah dibacakan dan batinnya gemuruh saat mendengarkan lantunan ayat suci alQur’an. Ia juga merasakan getaran hati saat mendengarkan lantunan ayat suci alQur’an. Seorang yang beriman akan luluh hatinya saat mendengar asma Allah, dan bergetar hatinya saat dibacakan ayat-ayat-Nya. Selain itu manusia beriman juga mengimani rukun iman yang 6 (point ke-10) dalam Islam, melaksanakan kewajibannya sebagai muslim dengan mengamalkan rukun islam yang 5 (point ke-11), bersabar atas segala cobaan Allah SWT. (point ke-14), sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, tawakkal (point ke15), selalu bersyukur kepada Allah (point
Keimanan Menurut Al-Juwaini iman adalah pembenaran di dalam hati kemudian diucapkannya dengan lisan akan keberadaan Tuhan Sedangkan menurut Ulama salaf (termasuk Imam Ahmad, Malik, dan Syafi’i) Iman adalah sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan Musa Sueb dalam bukunya “Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai” dan Mawardi Labay ElSulthani dalam bukunya “Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia” menyebutkan beberapa indikator manusia beriman yaitu : a. Jika disebutkan Asma Allah maka bergetar hatinya dan jika dibacakan ayatayat-Nya maka bertambahlah keimanannya (QS.
11.
12.
13.
14.
Apakah saudara sudah melaksanakan kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ?
Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ?
Apakah saudara dapat membaca AlQur`an ? Apakah ada cobaan/ujian saat saudara memeluk agama Islam ?
Sudah. Mulai dari dua syahadat yang merupakan gerbang awal dari keislaman seseorang, kemudian shalat, zakat, puasa di bulan ramadhan, dan pergi haji jika mampu. Semua telah saya laksanakan kecuali ibadah haji karena belum mampu. Saya alhamdulillah sudah melaksanakan umrah saat diberi hadiah dari Ustadz Syamsul Arifin Nababan. Saya merasakan adanya getaran hati yang begitu hebat, saya merasa luluh dan batin saya gemuruh saat mendengar lantunan ayat suci al-Qur’an. Bagi saya al-Qur’an adalah obat hati saat gundah dan gelisah. Alhamdulillah saya sudah bisa membaca Al-Quran dan sekarang sudah bisa menghafal beberapa juz. Ya kira-kira sudah 4 juz. Ya ada. Banyak ujian dan cobaan sebenarnya. Dulu waktu mondok di Pesantren Al-Ikhlas di jawa, ada fitnah pada orang tua saya bahwa saya di perlakukan seperti pembantu di pesantren itu.
Melaksanakan rukun Islam kecuali ibadah haji karena belum mampu Sudah melaksanakan umrah
Merasakan getaran hati Batin gemuruh Al-Qur’an adalah obat hati
Sudah hafal 4 juz al-Qur’an
Ada fitnah pada keluarga Tenang dan sabar dalam menghadapi cobaan
ke-19), khusyuk dalam ibadah shalat (point ke-17), dan mencintai saudaranya sesama muslim (point ke-18)
Al-Anfal : 2) b. Berhijrah dan berjihad di Jalan Allah c. Berhukum dan menghukum atas hukum Allah SWT. (QS. An-Nur : 51) d. Ridha atas segala cobaan yang diberikan Allah SWT.(QS. alBayyinah : 8 dan QS. Al-Anam : 17) e. Mencintai Allah dan Rasul-rasul-Nya f. Mencintai Sesama Muslim g. Tawakkal dalam pengertian berserah diri setelah berdaya upaya secara maksimal (7 T) Tenang, Tahan, Tabah, Tekun, Teliti, Tanggulangi, dan Tawakkal. h. Mendirikan shalat yang khusyuk mengerjakan shalat dengan rohani dan jasmani. i. Menafkahkan sebagian harta yang dianugerahkan Allah kepada orang yang
Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ? 15.
16.
17.
Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa Al-Masih ?
Apakah
Padahal disana adalah pendidikan supaya anakanak mandiri. Tapi alhamdulillah saat saya memberi kabar lewat surat, orang tua jadi tidak panik dengan fitnah dari orangorang. Intinya saat menghadapi cobaan apa pun, saya harus berusaha tenang dan sabar dalam menghadapinya. Hidup ini pasti penuh dengan permasalahan, tergantung pada kita menghadapinya. Saya selalu menghadapi persoalan apa pun dalam hidup ini, yang penting menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah semata. Berserah diri kepada Allah merupakan hal yang selalu saya lakukan. Karena kita semua pada hakikatnya adalah milik Allah. Yesus atau Isa Al-Masih bagi saya adalah sebagai nabi dan rasul utusan Allah untuk manusia. Dia bukanlah tuhan sebagaimana dalam keyakinan agama saya sebelumnya. Alhamdulillah sudah.
berhak menerimanya. j. Apabila mendapat musibah mereka bersabar/tidak berkeluh kesah, tahan banting (QS. Ali Imran : 120 dan 200).
Menyerahkan segala urusan dan berserah diri hanya kepada Allah
Keyakinan bahwa Isa AlMasih adalah nabi dan rasul bukan sebagai tuhan Belajar khusyu
saudara sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ?
18.
Bagaimana hubungan saudara dengan temanteman di lingkungan sekitar ? Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ?
19.
Shalat khusyu memang tidaklah mudah, tetapi kalau kita mau belajar dan berusaha untuk khusyu, nikmat ibadah akan dapat kita rasakan Di Pesantren ini semuanya sudah seperti keluarga saya sendiri. Apalagi dalam Islam dikatakan bahwa sesama muslim adalah saudara. Jadi kita harus menjaga ikatan silaturrahim antar sesama. Saya sangat bersyukur sekali, karena saya merasa setelah memeluk agama Islam ini betul-betul dimuliakan oleh Allah SWT. hidayah ini adalah anugerah dari Allah untuk saya. Saya ingin mendakwahkan Islam kepada keluarga saya, saudari-saudari saya dan masyarakat di kampung halaman saya supaya mereka juga mendapat hidayah seperti yang saya terima.
dalam melaksanakan shalat
Seperti keluarga sendiri Sesama muslim adalah saudara
Bersyukur atas hidayah Allah Ingin mendakwahkan Islam kepada keluarga dan masyarakat di kampung halaman.
Lembar Triangulasi Nama Usia No.
: Lukman Hakim : 18 tahun (2 tahun menjadi Santri Muallaf)
Pertanyaan
Bimbingan Agama Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren ini ? 1.
2.
3.
Apakah materi yang disampaikan mudah dimengerti dan sesuai harapan saudara ?
Apakah metode yang digunakan pembimbing/
Jawaban
Kata Kunci
Hubungan Antar Kata Kunci
Awalnya kita dikenalkan Pada point ke-1, Bimbingan dengan pelajaran kristologi akidah melalui informan menjelaskan yaitu ilmu perbandingan kajian kristologi bahwa proses agama dan penguatan bimbingan agama (ilmu aqidah. Salah satunya yang ia terima dimulai perbandingan dikenalkan perbedaan dengan bimbingan agama) pandangan tentang status akidah melalui kajian Bimbingan Yesus dalam agama kristologi ibadah Kristen dan Islam. Setelah (perbandingan agama) akidah mantap, kemudian disamping dibimbing dilanjut dengan pengkajian tentang tata cara fikih dan Ibadah. beribadah dalam agama Islam (point Alhamdulillah mudah, Materi mudah ke-11). karena kita belajar dari dipahami Informan mengaku hati ke hati. Ustadz disini Selalu ada materi yang selalu memberikan diskusi disampaikan oleh kesempatan untuk diskusi Ada tanya pembimbing mudah dan tanya jawab setelah jawab setelah untuk dipahami (point menyampaikan materinya. penyampaian ke-2) karena Selalu mengulang materi materi dukungan penuh dari kalau kami belum paham. Pengulangan ustadz dan temanSesuai harapan saya untuk materi teman yang senasib mempelajari ilmu agama (point ke-4 dan point lebih dalam. ke-6), selain itu Kebanyakan para ustadz Metode metode yang memakai metode ceramah dilakukan selalu ada talaqqi/diperdengarkan (talaqqi), diskusi, tanya jawab, atau ceramah. Karena
Teori
Refleksi
Dari hasil Observasi dan Wawancara yang dilakukan peneliti, Informan (Muallaf 2) telah memiliki keimanan sejak ia memutuskan untuk memeluk agama Islam (muallaf). Namun setelah mengikuti bimbingan agama secara simultan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat, terdapat perubahan yang terjadi pada diri Arif Budiman melihat informan termasuk agama dalam dua meningkatnya keimanan kategori, pertama, muallaf. Hal ini terlihat dari agama sebagai pemahaman agama Islamnya keimanan (doktrin), meningkat, sikap sosialnya, dimana orang percaya motivasinya dalam terhadap kehidupan beribadahnya yang kekal dikemudian hari, meningkat, kesabaran dan lalu orang mengabdikan ketabahannya dalam dirinya untuk menghadapi berbagai cobaan, kepercayaan tersebut. semangat jihadnya dalam Kedua, agama sebagai menuntut ilmu agama, dan yang mempengaruhi tentunya pelaksanaan perilaku manusia. kewajibannya sebagai seorang muslim (menjalankan Bimbingan Agama Menurut M. Arifin Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahirah maupun batiniyah, yang menyangkut kehidupan di masa kini dan di masa datang.
ustadz mudah diikuti ?
kebanyakan kami adalah para pemula yang belajar Islam. Namun ada juga sesi tanya jawab kalau ada materi yang belum dipahami.
diskusi, dan tanya jawab Metode bimbingan agama mudah diikuti
Apa saja faktor yang menjadi penghambat dan pendukung bagi saudara dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
Kita disini gratis dan tidak perlu memikirkan biaya yang harus dibayar ke pesantren. Sarana pra sarana sudah hampir lengkap. Selain itu selalu ada support atau dorongan dari para ustadz di Pesantren. Hambatannya mungkin dari keluarga, dulu awalawal masuk selalu disuruh pulang oleh orang tua. Semenjak kelas 1 SD saya belum pernah bertemu dengan orang tua lagi. Saya merasa rindu dan kangen kepada orang tua. Jadi ketika belajar kemudian ingat orang tua di kampung halaman, konsentrasi saya jadi terganggu. Selain itu juga saya lemah dalam menghafal baik Al-Quran maupun Hadits. Saya merasa lebih tenang, lebih nyaman dan benar-
Biaya pendidikan gratis Sarana pra sarana lengkap Dorongan dari para ustadz Hambatan internal (ingat keluarga) Fokus belajar berkurang Lemah dalam hafalan
4.
5.
Apa yang saudara
Tenang dan Nyaman
dan pengulangan materi jika para santri muallaf belum memahaminya. Namun hambatan yang dirasakannya karena faktor dari internal informan ketika teringat keluarga di kampung halaman yang membuat fokusnya kadang berkurang dan lemah dalam hafalan (point ke-4). Pada point ke-5, informan merasakan manfaat dari bimbingan agama yaitu adanya kenyamanan(point ke-8), ketenangan (point ke-7) dan pikirannya terbuka. Selain itu, informan juga merasakan hidupnya lebih teratur (point ke-19), lebih tenang dan sabar dalam menghadapi masalah (point ke15), serta lebih bisa bersosialisasi dengan baik (point ke-18). Informan merasakan
Sedangkan menurut Ainur Rahim Faqih Bimbingan Agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Menurut Hamdan Bakry Adz-Dzikry tujuan dari bimbingan dalam Islam adalah : a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang dan mendapat pencerahan dari Allah SWT. b. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungan
rukun Islam).
rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ?
benar merasakan bahwa Islam itu indah. Pikiran saya menjadi lebih terbuka.
Pikiran terbuka
Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ?
Sebelumnya masuk pesantren ini saya merasa biasa saja, namun setelah disini saya merasa keimanan saya semakin kuat dan bertambah. Lingkungan disini sangat mendukung dalam perubahan hidup saya. Mulai dari dukungan para ustadz, teman-teman dan tuntutan untuk senantiasa semangat dalam belajar. Dahulu karena masih kecil, saya masih jarang shalat dan masih bolong, namun pas disini selalu berjamaah. Dulu saya orangnya individualis, tidak peduli kepada orang lain. Tetapi setelah disini rasa persaudaraan dan solidaritas semakin terasa. Saya semakin terdorong untuk menjadi seorang muslim yang lebih baik. Kegiatan bimbingan agama disini sangat baik dan terasa. Kita selalu dibimbing dan dibina sejak
Keimanan semakin kuat Lingkungan sangat mendukung dalam perubahan Dukungan dari para ustadz dan teman-teman
6.
7.
8.
Apakah ada sikap yang diperbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
Bagaimana pandangan saudara terhadap
Selalu berjamaah Menjaga solidaritas Terdorong untuk menjadi muslim yang lebih baik
Bimbingan sejak subuh Sungguhsungguh
adanya peningkatan keluarga maupun keimanan dalam sosial. dirinya. Hal ini karena c. Untuk menghasilkan faktor lingkungan kecerdasan emosi (dukungan ustadz dan pada individu dan teman-teman) yang berkembang rasa sangat mendukung toleransi, terjadinya perubahan kesetiakawanan, pada hidupnya (point tolong menolong ke-6). Keyakinannya dan rasa kasih terhadap agama sayang. sebelumnya mulai d. Untuk mendapatkan gugur. Hal ini terlihat kecerdasan spiritual dari pandangannya pada individu, terhadap Isa Al-Masih sehingga muncul atau Yesus yang ia dan berkembang yakini sebagai rasa keinginan untuk manusia yang menjadi berbuat taat kepada nabi dan rasul (point Tuhannya, ketulusan ke-16) bukan sebagai mematuhi segala tuhan. perintah-Nya serta Perubahan lain yang ketabahan dalam dirasakan informan menerima ujianadalah motivasi Nya. ibadahnya meningkat e. Untuk menghasilkan dan sikap potensi illahiyah solidaritasnya dalam sehingga fungsi diri pergaulan(point kesebagai khalifah 7). dimuka bumi ini Pada point ke-12, dapat terlaksana informan mengaku dengan baik dan hatinya selalu bergetar benar. dan merinding saat mendengarkan lantunan ayat suci al-
bimbingan agama ?
9.
Apa harapan saudara setelah selesai mengikuti bimbingan agama ?
Keimanan Apakah saudara meyakini (mengimani) rukun iman yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, 10. Qada dan Qadar ?
pagi atau subuh. Kita selalu diatur untuk sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Harapannya semoga saya bisa mengamalkan apa yang sudah diberikan para ustadz disini. Saya berharap bisa menjadi juru dakwah sehingga saya bisa mengajak keluarga tetangga saya dikampung bisa masuk Islam. Ya saya meyakini dan mengimani rukun iman yang enam. Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari kiamat, qada dan qadar. Keenam hal ini yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Batal keimanannya apabila tidak mengimani salah satunya saja. Kesempurnaan dari keimanan kan meyakini semua rukun iman yang 6, kita diwajibkan mengimani semuanya. Salah satunya saya tidak merasa putus asa meskipun ditakdirkan terpisah dari keluarga, dikucilkan oleh tetangga walaupun masih ada
menuntut ilmu
Semangat untuk berdakwah Keinginan untuk menjadi da’i
Beriman kepada rukun iman yang 6 Tidak merasa putus asa
Qur’an. Seorang yang beriman akan luluh hatinya saat mendengar asma Allah, dan bergetar hatinya saat dibacakan ayat-ayat-Nya. Selain itu manusia beriman juga mengimani rukun iman yang 6 (point ke-10) dalam Islam, melaksanakan kewajibannya sebagai muslim dengan mengamalkan rukun islam yang 5 (point ke-11), bersabar atas segala cobaan Allah SWT. (point ke-14), sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, tawakkal (point ke15), selalu bersyukur (point ke-19), khusyuk dalam ibadah shalat (point ke-17), dan mencintai saudaranya sesama muslim (point ke-18)
Keimanan Menurut Al-Juwaini iman adalah pembenaran di dalam hati kemudian diucapkannya dengan lisan akan keberadaan Tuhan Sedangkan menurut Ulama salaf (termasuk Imam Ahmad, Malik, dan Syafi’i) Iman adalah sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan Musa Sueb dalam bukunya “Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai” dan Mawardi Labay ElSulthani dalam bukunya “Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia” menyebutkan beberapa indikator manusia beriman yaitu : a. Jika disebutkan Asma Allah maka bergetar hatinya dan jika dibacakan ayatayat-Nya maka bertambahlah
11.
12.
13.
14.
Apakah saudara sudah melaksanakan kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ?
Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ?
Apakah saudara dapat membaca AlQur`an ? Apakah ada cobaan/ujian saat saudara memeluk agama Islam ?
keluarga saya di kampung halaman. Ya alhamdulillah saya sudah melaksanakan kewajiban saya sebagai muslim yaitu menjalankan rukun islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan ibadah haji jika mampu. Hanya ibadah haji yang belum saya laksanakan karena belum mampu. Disini selalu dibimbing dalam hal ibadah juga Yang saya rasakan hati saya bergetar dan merasa merinding kalau ayat alQur’an dibacakan. Apalagi jika yang melantunkan dengan nada merdu. Beda rasanya mendengarkan alQur’an dengan musikmusik. Sudah. Sekarang sudah bisa menghafal kurang lebih 2 juz al-Qur’an. Tentu ada. Dulu pernah difitnah oleh orang-orang yang tidak suka terhadap keislaman saya, mereka menghasut kedua orang tua saya bahwa saya diperlakukan seperti budak
Melaksanakan rukun Islam kecuali ibadah haji karena belum mampu Bimbingan ibadah
b.
c.
d.
Hati bergetar dan merinding saat mendengar ayat al-Qur’an
e. f. g.
Sudah hafal 2 juz al-Qur’an Pembimbing membantu menenangkan batin Bersabar atas ujian/cobaan yang diberikan
h.
i.
keimanannya (QS. Al-Anfal : 2) Berhijrah dan berjihad di Jalan Allah Berhukum dan menghukum atas hukum Allah SWT. (QS. An-Nur : 51) Ridha atas segala cobaan yang diberikan Allah SWT.(QS. alBayyinah : 8 dan QS. Al-Anam : 17) Mencintai Allah dan Rasul-rasul-Nya Mencintai Sesama Muslim Tawakkal dalam pengertian berserah diri setelah berdaya upaya secara maksimal (7 T) Tenang, Tahan, Tabah, Tekun, Teliti, Tanggulangi, dan Tawakkal. Mendirikan shalat yang khusyuk mengerjakan shalat dengan rohani dan jasmani. Menafkahkan sebagian harta yang
15.
16.
17.
Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ? Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa Al-Masih ?
Apakah saudara sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ?
di pesantren. Padahal, pesantren mendidik saya supaya menjadi anak yang mandiri. Saya hanya bisa bersabar dalam menghadapi semuanya. Saya jelaskan kepada kedua orang tua bahwa saya baik-baik saja, dan tidak seperti perkataan orang-orang tentang saya di pesantren. Menghadapi berbagai permasalahan saya hadapi dengan tenang, tidak tergesa-gesa dan tentunya selalu minta pertolongan dan berserah diri hanya kepada Allah. Keyakinan saya terhadap Yesus atau Isa Al-Masih sekarang meyakini bahwa dia adalah manusia seperti kita semua yang diutus menjadi nabi dan rasul. Bukan sebagai tuhan sebagaimana yang diyakini oleh agama saya yang lama. Sudah alhamdulillah. Perlahan saya belajar mulai dari gerakannya sampai pada doa-doanya dalam shalat. Disini selalu shalat berjamaah dan
Allah
Tenang dalam menghadapi masalah Berserah diri hanya kepada Allah Keyakinan bahwa Isa AlMasih adalah manusia yang diutus menjadi nabi dan rasul
Khusyu dalam melaksanakan shalat
dianugerahkan Allah kepada orang yang berhak menerimanya. j. Apabila mendapat musibah mereka bersabar/tidak berkeluh kesah, tahan banting (QS. Ali Imran : 120 dan 200).
18.
19.
Bagaimana hubungan saudara dengan temanteman di lingkungan sekitar ? Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ?
sangat terasa kekhusyuannya ketika berjamaah. Disini ukhuwwah nya sangat saya rasakan. Seperti keluarga kedua bagi saya. Teman-teman disini sangat baik dan saya selalu bersosialisasi dengan siapa pun. Saya sangat merasa bersyukur atas hidayah yang Allah berikan kepada saya. Sebelum saya masuk Islam saya merasa tidak ada arahan hidup. Berpikir hanya keduniawian, namun sekarang semenjak masuk Islam semuanya sudah diatur, hidup kita semakin teratur dan seimbang karena Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia.
Selalu bersosialisasi Seperti keluarga sendiri
Bersyukur atas hidayah Allah Merasakan hidup lebih teratur
Lembar Triangulasi Nama Usia No.
: Mustafa Jayyidin : 24 tahun (2 tahun menjadi Santri Muallaf)
Pertanyaan
Bimbingan Agama Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren ini ?
1.
2.
Apakah materi yang disampaikan mudah dimengerti dan sesuai harapan saudara ?
Jawaban
Kata Kunci
Proses bimbingan agama Bimbingan disini Awalnya kita akidah diajarkan kristologi (ilmu Bimbingan perbandingan agama) dan kristologi (ilmu bimbingan aqidah. Salah perbandingan satunya dikenalkan agama) perbedaan pandangan Bimbingan tentang status Yesus dalam ibadah (wudhu, agama Kristen dan Islam. shalat dan Setelah akidah mantap, membaca alkemudian dilanjut dengan Qur’an) pengkajian fikih dan Ibadah dan baca Al-quran. Setelah itu diajarkan juga tata cara beribadah seperti wudhu, shalat dan yang lainnya. Alhamdulillah mudah, Materi mudah karena banyak hal yang dipahami bisa saya pahami dari Selalu ada penjelasan para ustadz. diskusi Jika kami belum paham, Ada tanya kami selalu punya jawab setelah kesempatan untuk penyampaian bertanya saat kegiatan materi belajar berlangsung. Para ustadz selalu sabar dalam menghadapi kami, karena
Hubungan Antar Kata Kunci Pada point ke-1, informan menjelaskan bahwa proses bimbingan agama yang ia terima dimulai dengan bimbingan akidah (point ke10), kemudian diiringi dengan ilmu kristologi (perbandingan agama) disamping dibimbing tentang tata cara beribadah dalam agama Islam (point ke-11). Informan mengaku materi yang disampaikan oleh pembimbing mudah untuk dipahami (point ke-2) karena dukungan penuh dari ustadz dan temanteman yang senasib (point ke-4), selain itu metode yang dilakukan selalu ada diskusi, tanya jawab
Teori
Refleksi
Dari hasil Observasi dan Wawancara yang dilakukan peneliti, Informan (Muallaf 3) telah memiliki keimanan sejak ia memutuskan untuk memeluk agama Islam (muallaf). Namun setelah mengikuti bimbingan agama secara simultan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat, terdapat perubahan yang terjadi pada diri Arif Budiman melihat informan termasuk agama dalam dua meningkatnya keimanan kategori, pertama, muallaf. Hal ini terlihat dari agama sebagai pemahaman agama Islamnya keimanan (doktrin), meningkat, motivasinya dimana orang percaya dalam beribadahnya yang terhadap kehidupan meningkat, kesabaran dan kekal dikemudian hari, ketabahannya dalam lalu orang mengabdikan menghadapi berbagai cobaan, dirinya untuk semangat jihadnya dalam kepercayaan tersebut. menuntut ilmu agama, dan Kedua, agama sebagai tentunya pelaksanaan yang mempengaruhi kewajibannya sebagai perilaku manusia. seorang muslim (menjalankan rukun Islam). Bimbingan Agama Menurut M. Arifin Bimbingan Agama adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahirah maupun batiniyah, yang menyangkut kehidupan di masa kini dan di masa datang.
3.
4.
5.
Apakah metode yang digunakan pembimbing/ ustadz mudah diikuti ?
Apa saja faktor yang menjadi penghambat dan pendukung bagi saudara dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti bimbingan agama ?
kami adalah para pemula. Mudah. Metode yang digunakan seperti ceramah, diskusi dan tanya jawab. Kalau kami belum paham, maka boleh untuk bertanya langsung.
Faktor lingkungan disini sangat mendukung dalam mengikuti bimbingan agama. Sarana pra sarana lengkap. Kita disini juga semuanya gratis sehingga tidak perlu memikirkan biaya sepeser pun ke pesantren. Selain itu selalu ada support atau dorongan dari para ustadz dan teman-teman di Pesantren. Hambatannya mungkin dari diri saya sendiri, seperti rasa malas selalu menghantui diri saya ketika sulit memahami materi yang disampaikan ustadz. Saya merasa lebih tenang, lebih nyaman dan benarbenar merasakan bahwa Islam itu indah. Ukhuwwah dan kebersamaan disini benar-
Metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab Metode bimbingan agama mudah diikuti Faktor lingkungan Support/dukung an ustadz Dukungan teman-teman senasib Faktor kemalasan jika sulit memahami materi
Tenang dan Nyaman belajar di Pesantren Merasakan kebersamaan yang kuat
(point ke-3) dan pengulangan materi jika para santri muallaf belum memahaminya. Pada point ke-5, informan merasakan manfaat dari bimbingan agama yaitu adanya ketenangan (point ke7), dan kenyamanan dalam belajar. Kebersamaan atau ukhuwwah kuat (point ke-5) yang ia rasakan juga menjadi pendorong untuk tetap semangat dalam mengikuti bimbingan agama. Hal ini ditunjukan dari lebih sering membaca buku di perpustakaan (point ke-7). Manfaat lain yang dirasakan adalah motivasi ibadahnya meningkat sehingga lebih sering berjamaah shalat. Pada point ke-6, informan merasakan adanya peningkatan keimanan setelah mengikuti kegiatan
Sedangkan menurut Ainur Rahim Faqih Bimbingan Agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Menurut Hamdan Bakry Adz-Dzikry tujuan dari bimbingan dalam Islam adalah : a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang dan mendapat pencerahan dari Allah SWT. b. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungan
Apakah ada pengaruh terhadap keimanan saudara ? 6.
7.
8.
Apakah ada sikap yang diperbaiki setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
Bagaimana pandangan saudara terhadap bimbingan agama ?
benar terasa. Niat masuk pesantren pun ingin berubah menjadi pribadi muslim yang lebih baik. Tentu ada. Sebelum masuk pesantren ini saya selalu bergaul sama teman-teman yang berandal sehingga ibadah pun selalu tertinggal, namun setelah disini saya merasa keimanan saya semakin kuat dan bertambah. Saya jadi lebih rajin beribadah, semangat menuntut ilmu dan selalu ingin berbagi pada sesama. Ada banyak sikap yang saya rubah, seperti shalat yang dulu kadang bolong tetapi sekarang lebih sering berjamaah. Terus belajar juga sekarang tidak perlu menunggu untuk disuruh, sekarang lebih bisa belajar sendiri seperti membaca buku di perpustakaan. Kegiatan bimbingan agama disini sangat membantu khususnya kepada saya yang tadinya belum memahami betul ajaran agama Islam. Ada banyak orang muallaf
Motivasi diri untuk berubah menjadi lebih baik Peningkatan keimanan Ibadah lebih rajin Semangat menuntut ilmu
Lebih sering berjamaah Lebih sering membaca buku di perpustakaan (belajar sendiri)
Bimbingan agama membantu muallaf memahami Islam
bimbingan agama Hal keluarga maupun ini ditunjukan dengan sosial. lebih rajin beribadah c. Untuk menghasilkan (point ke-7) dan kecerdasan emosi semangat dalam pada individu dan menuntut ilmu. berkembang rasa Informan mengaku toleransi, dengan mengikuti kesetiakawanan, bimbingan agama di tolong menolong pesantren sangat dan rasa kasih membantunya dalam sayang. memahami Islam d. Untuk mendapatkan (point ke-8) lebih kecerdasan spiritual dalam sehingga pada individu, mempengaruhi pada sehingga muncul keinginannya untuk dan berkembang menjadi juru dakwah rasa keinginan untuk (point ke-9) di berbuat taat kepada kampung halamannya. Tuhannya, ketulusan Pada point ke-12, mematuhi segala informan mengaku perintah-Nya serta hatinya selalu bergetar ketabahan dalam saat asma Allah menerima ujiandibacakan dan batin Nya. nya gemuruh saat e. Untuk menghasilkan mendengar ayat-ayat potensi ilahiyah al-Qur’an. Baginya alsehingga fungsi diri Qur’an adalah sebagai sebagai khalifah obat penyejuk hati. dimuka bumi ini Seorang yang beriman dapat terlaksana akan bergetar hatinya dengan baik dan saat mendengar asma benar. Allah, dan bertambah keimanannya saat dibacakan ayat-ayat-
Apa harapan saudara setelah selesai mengikuti bimbingan agama ?
9.
Keimanan Apakah saudara 10. meyakini (mengimani) rukun iman
disana kurang dibimbing dan dibina sehingga mudah sekali kembali murtad ke agama sebelumnya. Harapannya semoga saya bisa mengamalkan apa yang sudah diberikan para ustadz disini. Saya berharap ada banyak lembaga-lembaga seperti ini supaya para muallaf tidak terlantar dari bimbingan dan pembinaan agama Islam. Saya ingin mendakwahkan Islam kepada keluarga dan saudara saya di rumah. Disini saya semakin yakin terhadap Islam dan jika ada yang menyuruh saya murtad, saya akan menolak dengan tegas termasuk kepada orang tua saya. Karena saya masuk Islam atas dasar kemauan sendiri dan menemukan kebenaran, bukan atas paksaan dari siapa pun. Ya, saya meyakini dan mengimani rukun iman yang enam. Semuanya wajib kita imani sebagai seorang muslim.iman
Semangat untuk berdakwah Masuk Islam atas dasar keinginan sendiri tanpa ada paksaan
Beriman kepada rukun iman yang 6 Bimbingan akidah
Nya. Selain itu manusia beriman juga mengimani rukun iman yang 6 (point ke-10) dalam Islam, melaksanakan kewajibannya sebagai muslim dengan mengamalkan rukun islam yang 5 (point ke-11), bersabar atas segala cobaan Allah SWT. (point ke-14), sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, tawakkal (point ke15), selalu bersyukur (point ke-19), khusyuk dalam ibadah shalat (point ke-17), dan mencintai saudaranya sesama muslim (point ke-18)
Keimanan Menurut Al-Juwaini iman adalah pembenaran di dalam hati kemudian diucapkannya dengan lisan akan keberadaan Tuhan Sedangkan menurut Ulama salaf (termasuk Imam Ahmad, Malik, dan Syafi’i) Iman adalah sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan Musa Sueb dalam bukunya “Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisai” dan Mawardi Labay ElSulthani dalam bukunya “Zikir dan Doa Iman Pengaman Dunia” menyebutkan beberapa indikator manusia beriman yaitu : a. Jika disebutkan Asma Allah maka bergetar hatinya dan jika dibacakan ayatayat-Nya maka bertambahlah
yang 6 (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar ?
11.
12.
13.
Apakah saudara sudah melaksanakan kewajiban saudara sebagai muslim (rukun Islam) ?
Apa yang saudara rasakan ketika Asma Allah dan ayat-ayat al-Qur’an dibacakan ? Apakah saudara dapat membaca Al-
kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari kiamat, qada dan qadar. Disini kami juga belajar tentang keimanan ini. Dikenalkan siapa Allah, siapa rasulullah dan para makhluk ciptaan-Nya. Disini selalu dibimbing masalah akidah Tentu sudah. Menjalankan rukun islam adalah bentuk aplikasi dari keimanan. Hanya yang belum ibadah haji karena belum mampu. Mulai dari membacakan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan ramadhan dan ibadah haji ke tanah suci jika sudah mampu. Kami selalu diajarkan tata cara beribadah Hati saya bergetar, batin saya gemuruh saat mendengar asma Allah. Bagi saya, al-Qur’an adalah obat penyejuk hati. Ada hal yang beda saat mendengarkan lantunan ayat suci al-Qur’an. Alhamdulillah saya sudah bisa baca Al-Quran. Insya Allah sekarang sudah
b.
c.
d. Melaksanakan rukun Islam kecuali ibadah haji karena belum mampu Bimbingan ibadah
e. f. g.
Hati bergetar dan batin gemuruh Al-Qur’an adalah obat penyejuk hati Sudah hafal 3 juz al-Qur’an
h.
i.
keimanannya (QS. Al-Anfal : 2) Berhijrah dan berjihad di Jalan Allah Berhukum dan menghukum atas hukum Allah SWT. (QS. An-Nur : 51) Ridha atas segala cobaan yang diberikan Allah SWT.(QS. alBayyinah : 8 dan QS. Al-Anam : 17) Mencintai Allah dan Rasul-rasul-Nya Mencintai Sesama Muslim Tawakkal dalam pengertian berserah diri setelah berdaya upaya secara maksimal (7 T) Tenang, Tahan, Tabah, Tekun, Teliti, Tanggulangi, dan Tawakkal. Mendirikan shalat yang khusyuk mengerjakan shalat dengan rohani dan jasmani. Menafkahkan sebagian harta yang
Qur`an ? Apakah ada cobaan/ujian saat saudara memeluk agama Islam ?
14.
15.
16.
Bagaimana saudara menghadapi berbagai persoalan dan permasalahan dalam hidup ?
Bagaimana keyakinan saudara terhadap Isa
menghafal 3 juz yaitu juz 30, 1, dan juz 3. Ada banyak tentunya. Mulai dari pengucilan teman-teman saya sendiri dan masyarakat di kampung halaman, ditambah orang tua yang sempat memaksa saya untuk kembali lagi ke agama lama saya (murtad). Tapi saya tetap pada pendirian dan pilihan saya untuk tetap memeluk Islam sebagai agama saya. Ini hanya bagian dari cobaan kecil yang harus saya hadapi dengan penuh kesabaran. Permasalahan hidup pasti selalu ada. Saya menghadapinya sendiri karena saya yakin segala bentuk persoalan yang Allah berikan kepada saya, berarti sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan saya. Yang terpenting selalu bertawakal kepada Allah setelah urusan kita hadapi. Dulu saya meyakini bahwa Yesus atau Isa Al-Masih adalah Tuhan. Namun sejak masuk pesantren dan
Pembimbing membantu menenangkan batin Bersabar atas ujian/cobaan yang diberikan Allah
Berserah diri hanya kepada Allah
Keyakinan bahwa Isa AlMasih adalah nabi dan rasul
dianugerahkan Allah kepada orang yang berhak menerimanya. j. Apabila mendapat musibah mereka bersabar/tidak berkeluh kesah, tahan banting (QS. Ali Imran : 120 dan 200).
Al-Masih ?
17.
18.
Apakah saudara sudah bisa melaksanakan shalat dengan khusyu ?
Bagaimana hubungan saudara dengan temanteman di lingkungan sekitar ?
belajar kristologi bersama Ustadz Nababan, saya mendapat pencerahan dan meyakini bahwa Yesus atau Isa adalah nabi dan rasul utusan Allah. Tuhan itu Maha Pencipta (khalik) bukan yang diciptakan (Makhluk) sementara Yesus atau Isa itu lahir berarti diciptakan (makhluk). Sangat tidak masuk akal kalau tuhan itu diciptakan. Saya masih belajar supaya bisa shalat dengan khusyu. Yang paling terasa adalah saat menjalankan shalat malam (tahajud). Disitu saya merasakan begitu dekat dengan Allah. Saya curahkan segala isi hati hanya kepada-Nya saat shalat malam. Disini semuanya senasib sebagai mualaf dan senasib terusir juga dari keluarga. Saya merasakan ukhuwah yang begitu erat. Seperti keluarga sendiri. Mencintai sesama muslim adalah bukti keimanan kita. Dalam hadits dikatakan bahwa tidak termasuk beriman
Bimbingan akidah melalui materi kristologi
Belajar khusyu dalam melaksanakan shalat
Kebersamaan sangat terasa. Mereka seperti keluarga sendiri
19.
Apakah saudara bersyukur atas hidayah Islam pada diri saudara ?
seseorang sampai ia menyayangi saudaranya sebagaimana ia menyayangi dirinya sendiri Sangat bersyukur, tidak semua orang mendapatkan hidayah dari Allah. Banyak dari mereka yang berislam hanya di KTP saja tanpa ada amaliah Islamnya. Bersyukur karena Allah telah membukakan hati untuk belajar agama Islam lebih baik.
Bersyukur atas hidayah Allah
Lembar Triangulasi Nama Usia No.
: Abdul Aziz Laia, S. Sos. I : 35 tahun (1 tahun menjadi Pembimbing Agama)
Pertanyaan
Bimbingan Agama Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren ini ?
1.
Jawaban Pertama-tama saya menjelaskan perbedaan dua agama/perbandingan agama. Kedua, mengajarkan materimateri aqidah Islam. Ketiga, mengajarkan Alquran, Fikih, Hadits, Sejarah Islam, dan Ilmu keumuman. Semua terjadwal setiap hari. Para santri di sekolahkan dan di kuliahkan. Mereka adalah anakanak sekolah SMA sederajat dan selebihnya kuliah. Tahapan pertama para santri dikumpulkan dalam halaqah keseluruhan. Kedua, dikumpulkan halaqah privat yaitu sesuai dengan kapasitas pemahaman masingmasing santri atau sesuai dengan materi yang sudah didapat oleh
Kata Kunci Menjelaskan perbandingan dua agama Mengajarkan materi aqidah Islam Mengajarkan alQur’ann, fikih, hadits, sejarah Islam, dan ilmu umum Tahap pertama semua santri muallaf dikumpulkan Tahap kedua dikumpulkan sesuai kapasitas pemahaman masing-masing santri muallaf
Hubungan Antar Kata Kunci
Teori
Refleksi
Dari hasil Observasi dan Wawancara yang dilakukan peneliti, Informan 1 telah memiliki keimanan sejak ia memutuskan untuk memeluk agama Islam (muallaf). Namun setelah mengikuti bimbingan agama secara simultan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat, terdapat perubahan yang terjadi pada diri informan termasuk Arif Budiman melihat meningkatnya keimanan agama dalam dua muallaf. Hal ini terlihat dari kategori, pertama, pemahaman agama Islamnya agama sebagai meningkat, motivasinya keimanan (doktrin), dalam beribadahnya yang dimana orang percaya meningkat, kesabaran dan terhadap kehidupan kekal dikemudian hari, ketabahannya dalam lalu orang mengabdikan menghadapi berbagai cobaan, semangat jihadnya dalam dirinya untuk menuntut ilmu agama, dan kepercayaan tersebut. tentunya pelaksanaan Kedua, agama sebagai kewajibannya sebagai yang mempengaruhi seorang muslim (menjalankan Bimbingan Agama Menurut M. Arifin Bimbingan Agama adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahirah maupun batiniyah, yang menyangkut kehidupan di masa kini dan di masa datang.
santri. Tujuannya adalah sebagai benteng aqidah untuk santri muallaf agar tidak mudah murtad kembali. Kedua, sebagai hujjah atau alasan jika berdebat dengan keluarga mereka yang masih non Islam. Ketiga, sebagai hujjah atau alasan dalam menegakan ibadah dan menjalankan Islam. Apakah fungsi Fungsinya agar para dari bimbingan santri muallaf bisa agama pada memahami Islam dengan Muallaf ? baik, dapat beribadah dengan baik dan benar sehingga dapat mengajarkan kembali kepada orang lain. Apa saja materi Materinya aqidah dan yang akhlak Islam. Kitab yang disampaikan digunakan seperti kitab dalam Ushulutsalatsah karya bimbingan syekh Muhammad Ibnu agama pada Abdul Wahab, kitab AtMuallaf ? Tauhid karya Dr. Syekh Apakah ada Soleh Fauzan. Dua kitab materi khusus ini adalah tahap awal. untuk Tahap selanjutnya ada menguatkan kitab Qowaid Arba’ah keimanan dan kitab Aqidah Muallaf ? Washitiyah karya Imam Apakah tujuan diadakannya bimbingan agama pada Muallaf ?
2.
3.
4.
perilaku manusia. Membentengi akidah muallaf Sebagai hujjah dalam berdebat Sebagai ujjah dalam menjalankan ibadah
Memahami Islam dengan baik Dapat mengajarkan kembali kepada orang lain Akidah dan akhlak Islam Pengenalan Allah SWT. Pengenalan Rasul Pengenalan Islam
Sedangkan menurut Ainur Rahim Faqih Bimbingan Agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Menurut Hamdan Bakry Adz-Dzikry tujuan dari bimbingan dalam Islam adalah : a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang dan mendapat pencerahan dari Allah SWT. b. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah
rukun Islam).
5.
6.
Metode apa saja yang digunakan pembimbing/ust adz dalam kegiatan bimbingan agama ?
Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam melaksanakan bimbingan agama pada Muallaf ?
Ibnu Taimiyah, dan kitab Aqidah Tohawiyah karya Imam At-Tohawi. Kitab tadi yang saya sebut. Kitab yang memberikan penjelasan tentang ma’rifatullah (mengenal Allah), ma’rifatul Islam, dan ma’rifaturrosul (pengenalan rosul). Ada tiga metode yang digunakan yaitu metode ceramah (demo), diskusi, presentasi santri. dan menghafal dalil yang berkaitan tentang hukum. Semua metode diterapkan dalam setiap pertemuan. Metode yang lebih mengena adalah menghafal dalil yang berkaitan dengan hukum. Faktor pendukungnya adanya fasilitas atau sarana pra sarana seperti perpustakaan, dukungan dana dari para muhsisnin. Hambatannya yang pertama masalah kejiwaan atau mental yang dilema karena mereka adalah non muslim semuanya. Ketidakstabilan jiwa mereka yang mungkin
Metode ceramah atau demo Metode diskusi Metode presentasi santri Metode menghafal dalildalil
Dukungan sarana prasarana seperti perpustakaan Dukungan dana dari para muhsinin Hambatannya kondisi mental kejiwaan muallaf yang dilema Keras hati
laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungan keluarga maupun sosial. c. Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang. d. Untuk mendapatkan kecerdasan spiritual pada individu, sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan dalam menerima ujianNya. e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah sehingga fungsi diri sebagai khalifah dimuka bumi ini dapat terlaksana dengan baik dan
7.
8.
Apakah ada pengaruh terhadap keimanan muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
Apakah ada perubahan sikap Muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan
masih menjadi hambatan. Kedua yaitu susahnya menerima setiap teguran atau masih ada keras hati. Ketiga, yaitu masalah IQ masing-masing yang berbeda. Dan keempat faktor egoistis dan emosional dari para santri muallaf. Kelima, faktor fanatik kesukuan. Hal ini mengenai bagaimana menyesuaikan dengan lingkungan dan bagaimana kita mempersaudarakan mereka semua. Ya tentu sangat ada. Tandanya pertama, mereka antusias dan bangga berislam. Kedua, mereka mampu berargumentasi dan menjawab kepada orang yang bertanya tentang islam (kenapa memilih Islam). Ketiga, mampu memahami ajaran Islam dengan baik. Ya, ada. Mereka dapat merubah sikap jahiliyah menjadi lebih baik seperti mampu berlemah lembut dan mampu berkata-kata dengan
(susah menerima teguran) IQ masingmasing santri yang berbeda Egoistis dan emosional Fanatik kesukuan
Antusias dan bangga berislam Mampu berargumentasi dan menjawab pertanyaan Mampu memahami ajaran Islam dengan baik Perubahan sikap Lemah lembut Berkata-kata dengan sopan
benar.
9.
agama ? Apa harapan pembimbing pada muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
sopan. Harapannya yang pertama para santri mampu memahami dan mengenal Islam secara kaffah. Kedua, mereka tidak murtad atau tidak kembali lagi ke agama sebelumnya. Ketiga, mereka mampu menjadi juru dakwah atau dai di kampung halamannya atau di tempat lainnya.
Mampu memahami Islam secara kaffah Tidak kembali murtad Mampu menjadi juru dakwah atau dai di kampung halamannya
Lembar Triangulasi Nama Usia No.
: Ustadz Syamsul Arifin Nababan : 49 tahun (17 tahun menjadi Pembimbing Agama)
Pertanyaan
Bimbingan Agama Bagaimana proses bimbingan agama pada muallaf di Pesantren ini ?
1.
Jawaban
Kata Kunci
Pesantren An-Naba ini Menggunakan mempunyai kurikulumnya kurikulum seperti pesantren pada pesantren (non umumnya walaupun kita formal) non formal. Materi atau Bimbingan ilmu yang paling akidah melalui ditekankan disini adalah kajian masalah aqidah. kristologi Bagaimana aqidah muallaf (ilmu itu kokoh, tidak ragu perbandingan dalam berislam, mereka agama) yakin Islam satu-satunya Bimbingan agama yang benar dan ibadah mereka total meninggalkan semua sisasisa kepercayaan kepada agama sebelumnya. Ketika aqidah mereka sudah kokoh, baru secara simultan kita bimbing Alquran karena orientasi kita menghafal Al-Quran, kemudian hadits, sejarah, fikih. Ada skala prioritas. Pertama, setelah kita gugurkan sisa-sisa
Hubungan Antar Kata Kunci
Teori
Refleksi
Dari hasil Observasi dan Wawancara yang dilakukan peneliti, Informan (Pembimbing) telah memiliki keimanan sejak ia memutuskan untuk memeluk agama Islam (muallaf). Namun setelah mengikuti bimbingan agama secara simultan di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba` Center Sawah Baru Ciputat, terdapat perubahan yang terjadi pada diri Arif Budiman melihat informan termasuk agama dalam dua meningkatnya keimanan kategori, pertama, muallaf. Hal ini terlihat dari agama sebagai pemahaman agama Islamnya keimanan (doktrin), meningkat, motivasinya dimana orang percaya dalam beribadahnya yang terhadap kehidupan kekal dikemudian hari, meningkat, kesabaran dan lalu orang mengabdikan ketabahannya dalam menghadapi berbagai cobaan, dirinya untuk semangat jihadnya dalam kepercayaan tersebut. menuntut ilmu agama, dan Kedua, agama sebagai tentunya pelaksanaan yang mempengaruhi kewajibannya sebagai Bimbingan Agama Menurut M. Arifin Bimbingan Agama adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahirah maupun batiniyah, yang menyangkut kehidupan di masa kini dan di masa datang.
2.
Apakah tujuan diadakannya bimbingan agama pada Muallaf ?
kepercayaan terhadap agama sebelumnya, mereka kita perkuat dengan bimbingan aqidah. Mereka kita kenalkan dengan Allah, Nabi dan Rasul-Nya. Setelah itu kita perkenalkan dengan ajaran Islam dengan segala seluk beluknya. Jadi awalnya dari aqidah. Jangan sampai mereka hanya bersaksi Allah sebagai tuhanku, tetapi siapa sesungguhnya Allah ? kita jelaskan Allah itu yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya, Allah menciptakan manusia, tumbuhtumbuhan. Kemudian nabi muhammad kita kenalkan. Semua ini adalah untuk penguatan akidah atau keimanan muallaf. Ya tentu tujuannya adalah Membentuk terbentuknya pribadi pribadi muslim yang kaffah. Jadi muslim yang bahwa mereka berislam kaffah itu tidak sekedar KTP. Supaya Bukan hanya ganti status. menjadi juru Bahwa mereka berislam dakwah atau betul-betul menjadi dai muslim yang kaffah, yang Kontrak sosial utuh dan yang serius. Nah dari pesantren
perilaku manusia. Sedangkan menurut Ainur Rahim Faqih Bimbingan Agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Menurut Hamdan Bakry Adz-Dzikry tujuan dari bimbingan dalam Islam adalah : a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang dan mendapat pencerahan dari Allah SWT. b. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah
seorang muslim (menjalankan rukun Islam).
untuk bisa sampai kepada muslim yang kaffah kan harus lewat pendidikan. Kita kasih muatan-muatan ilmu agama, setelah mereka paham itu ya jadi mereka bersyukur menjadi orang Islam karena paham akan agamanya. Kontrak sosial kita dengan semua santri muallaf adalah apabila telah selesai atau tamat dari pesantren ini, mereka akan kita pulangkan ke daerah masing-masing untuk berdakwah kepada keluarganya, kerabatnya, masyarakatnya. Saya katakan kepada mereka bahwa belajar itu harus sungguh-sungguh, karena sesungguhnya kalian sudah ditunggu oleh masyarakat disana untuk berdakwah. Ini yang menjadi tujuan utama kita sebenarnya. Ukuran mereka telah selesai pendidikan disini adalah setelah mereka menjadi sarjana. Mereka semua kami kuliahkan. Mereka diluar dapat ilmu dan disini dapat ilmu. Jadi
adalah mengembalika n para muallaf ke kampung halaman untuk menjadi juru dakwah
laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungan keluarga maupun sosial. c. Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang. d. Untuk mendapatkan kecerdasan spiritual pada individu, sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan dalam menerima ujianNya. e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah sehingga fungsi diri sebagai khalifah dimuka bumi ini dapat terlaksana dengan baik dan
3.
4.
setelah menjadi sarjana kita akan pulangkan. Tetapi bukan berarti dilepas begitu saja, ada keterikatan dan menjadi bagian juga dengan Pesantren An-Naba. Saya akan bangunkan lembaga pendidikan kecil di daerah supaya para santri yang sudah tamat ada lahan untuk berdakwah. Lembaga cabang dari Pesantren An-Naba. Apakah fungsi Fungsinya tentu supaya Memahami dari bimbingan para santri muallaf bisa Islam dengan agama pada memahami Islam dengan baik Muallaf ? baik dan kelak dapat Dapat mengajarkannya kepada mengajarkan orang lain serta supaya kembali mereka dapat beribadah kepada orang secara baik dan benar. lain Apa saja materi Kalau materi ya yang Materi aqidah yang kurikulum tadi sudah saya Materi Aldisampaikan sebutkan seperti Aqidah, Qur’an dalam Al-Quran, fikih, Sirrah Fikih bimbingan Nabawiyah, Bahasa Arab. Bahasa Arab agama pada Ada yaitu kristologi atau Kristologi Muallaf ? perbandingan agama. (ilmu Apakah ada Karena mereka ini berlatar perbandingan materi khusus belakang muallaf semua, agama) untuk banyak diantara mereka menguatkan belum memahami agama keimanan sebelumnya. Sudah keburu Muallaf ? mendapat hidayah dari
benar.
Metode apa saja yang digunakan pembimbing/ust adz dalam kegiatan bimbingan agama ?
5.
Allah SWT karena melihat keunggulan Islam. Mereka tahu Islam itu unggul tetapi tidak tahu kelemahan agama sebelumnya. Jadi kita kasih materi muatan kristologi atau perbandingan agama itu yang khusus untuk menguatkan keimanan Muallaf. Metode saya, mereka yang baru masuk Islam itu saya tanya sudah berapa persen keimanan mereka terhadap Islam ? mereka rata-rata menjawab ada yang 80-90 persen. Jadi jarang yang langsung 100 persen. Untuk menggugurkan sisasisa kepercayaan itu ilmu yang saya gunakan adalah kristologi atau perbandingan agama itu. Supaya mereka tahu bahwa masuk Islam itu adalah pilihan tepat. Karena agama yang sebelumnya dianut adalah salah. Saya jelaskan kesalahannya dimana dan kebenaran Islam dimana. Saya tidak selalu monolog dalam melakukan
Metode ceramah Metode diskusi Metode tanya jawab
Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam melaksanakan bimbingan agama pada Muallaf ?
6.
7.
Apakah ada pengaruh terhadap keimanan
bimbingan agama, selalu ada dialog atau diskusi dengan para muallaf. Faktor pendukung dalam bentuk sarana dan pra sarananya kita ada proyektor, metode pengajaran itu kita pakai power point supaya jelas. Ada juga internet dan whiteboard. Semua itu adalah sarana dan pra sarana untuk mendukung kemudahan mereka dalam memperoleh kemudahan pelajaran Islam. Semua media yang kita gunakan. Hambatannya kadangkadang dari diri santri muallaf itu sendiri seperti malas, lesu, kurang semangat. Jadi kalau mereka rendah motivasi dirinya ya sedikitlah mereka mendapat bimbingan itu. Jadi lebih banyak dari faktor internal diri muallaf sendiri. Kalau faktor dari luar tidak ada yang terlalu berarti menghambat. Ya tentu sangat ada. Itu pasti. Mereka ini rata-rata dalam sebulan sudah bisa membaca Al-Quran. Ada
Sarana dan pra sarana lengkap (proyektor) Hambatan dari muallaf yang kadang malas, lesu dan kurang semangat Motivasi rendah
Sebulan sudah bisa membaca al-Qur’an Antusias
muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
Apakah ada perubahan sikap Muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ? 8.
9.
Apa harapan pembimbing pada muallaf setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama ?
pengaruh pada penguatan keimanan mereka setelah mengikuti bimbingan agama di Pesantren AnNaba ini. Mereka rata-rata antusias dalam mengikuti bimbingan agama. Ya pasti ada banyak sekali. Mereka rata-rata masuk kesini dengan mental jahiliyah, belum mengenal akhlakuk karimah, kesopanan. Apalagi kebanyakan dari mereka berasal dari luar jawa yang sudah biasa kasar. Ketika masuk ke lingkungan Pesantren AnNaba ini kan penuh dengan adab-adab, tata tertib, akhlakuk karimah jadi perubahannya drastis secara spontan mereka berubah. Lingkungan juga mempengaruhi mereka. Harapan kita kepada mereka bagaimana muallaf ini bisa berdaya guna menjadi ujung tombak dari dakwah Islam. Karena kalau muallaf ini berdakwah, bobot dakwahnya bisa lebih hebat daripada ustadz yang lahir dari Islam karena
dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama Berakhlakul karimah Sikap sopan santun Berbahasa yang lemah lembut
Bisa menjadi juru dakwah atau dai yang handal Menjadi orang alim (berilmu) supaya dapat menyebarkan ke orang lain
mereka punya pengalaman dua agama. Maka mereka saya dorong supaya mereka menjadi orang yang alim (berilmu) dan menjadi dai nantinya. Saya yakin ketika mereka berdakwah atau berceramah, respon publik terhadap mereka lebih tinggi daripada ustadz yang sejak lahir dari Islam atau turunan. Ada beberapa alumni dari Pesantren An-Naba disini sudah menjadi juru dakwah atau dai yang eksis di masyarakat seperti Utadz Abdul Aziz Laia, Ustadz Orlando dan M. Khalifah.
DOKUMENTASI Wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan
Wawancara pribadi dengan Ustadz Abdul Aziz Laia
Wawancara pribadi dengan Annas Mansur Zaibua
Wawancara pribadi dengan Lukman Hakim
Wawancara Pribadi dengan Khairunnisa
Wawancara pribadi dengan Mustafa Jayyidin
s
Prosesi Pengislaman Muallaf
Kegiatan Bimbingan Agama dan Santri Muallaf An Naba`