PENGARUH BEKERJA TERHADAP PRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL JURUSAN SENI DAN DESAIN FAKULTAS SASTRA UM
Pujiyanto1
Abstract: Universities have to meet the societal demands of producing high-quality graduates. This in turn requires selecting high-quality inputstudents and also providing students with professional education and training. At the Study Program of Visual Communication Design at the Fine Art Department, students in the third through seventh semesters, having obtained enough knowledge skill in their field, often work parttime while studying. Some of them devote themselves more to working than studying, causing the decrease of their learning achievement. Key words: attending tertiary education, working, learning achievement.
LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan perbuatan mendidik antara pendidik dengan peserta didik. Tujuannya, pendidik dengan sengaja dan penuh tanggung jawab memberikan pengaruhnya yang positif dan kontruktif kepada peserta didik, baik melalui bimbingan, pengajaran, maupun latihan dalam rangka mengembangkan potensinya sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang (2002:33), dijelaskan bahwa lama studi program sarjana ditempuh dalam 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester setelah menempuh 1
Pujiyanto adalah dosen Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
148
Pujiyanto, Pengaruh Bekerja terhadap Prestasi Mahasiswa 149
pendidikan menengah. Sangat longgarnya waktu yang diberikan dalam menempuh studi di perguruan tinggi (UM), sehingga dimanfaatkan mahasiswa yang kurang konsentrasi penuh terhadap studinya. Dalam jangka waktu ini pula mahasiswa bisa memanfaatkan sebagian waktu untuk cuti kuliah. Kelonggaran cuti kuliah yang diberikan Universitas Nenegri Malang, nampaknya banyak dimanfatkan mahasiswa yang kepingin kerja dengan alasan mencari biaya untuk bayar biaya kuliah. Setelah mahasiswa betulbetul bekerja dan mendapatkan uang, mereka lupa bahwa kuliah yang seharusnya diutamakan dulu. Hal ini terus berangsur-angsur meningkatkan dirinya dalam eksis berkarya diluar kampus (kerja) untuk mendapatkan penghargaan ekonomi, sehingga lupa bahwa waktu studi yang ditentukan hampir habis. Kerja, dari kodratnya, berkaitan dengan kekerasan terhadap jiwa dan juga terhadap badan. Kerja menurut Lucas dan Wilson (1989:1) adalah penurunan derajat kemanusiaan serta sesuatu yang tidak terselesaikan. Hanya sebagian kecil dari kita yang merasa puas dengan pekerjaan sementara banyak dari kita menderita penghinaan yang besar dan kecil di tempat kerja. Untuk sebagiannya hal ini terkait dengan cara bagaimana kita diperlakukan di waktu kerja. Tampaknya kita semua lebih diatur sebagai mesin daripada sebagai manusia. Mahasiswa Jurusan Seni dan Desain merupakan mahasiswa yang kreatif dan gila berekspresi, tidak heran bila mereka selalu memanfaatkan waktu luang untuk berkarya. Dalam mengekspresikan, mereka tidak puas hanya dalam wujud karya akademik, tetapi juga ingin mengekspresikan karyanya ke dalam suatu kenyataan yang bisa dinikmati orang lain dengan penghargaan ekomoni. Untuk itulah mereka berkarya untuk mendatangkan uang (bekerja) sebagai luapan emosional guna peningkatan citra pada dirinya. Kerja merupakan suatu kebanggaan dan meningkatkan prestise dirinya dilingkungan sebayanya atau mahasiswa. Devito (dalam Romlah. 2003:2-3), menyatakan, bahwa konflik pada diri mahasiswa dapat dibedakan menjadi dua jenis konflik, yaitu: 1) Content Conflict; pertentangan yang berpusat pada hal-hal diluar individu yang terlibat konflik yang berhubungan dengan benda/obyek, kegiatan, dan orangorang di dunia, misalnya perbedaan pendapat tentang isu-isu yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang mencangkup bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan akademik, 2) Relationship Conflict; Konflik yang terjadi dalam relasi individu dengan orang lain yang tidak begitu dipengaruhi oleh
150 BAHASA DAN SENI, Tahun 33, Nomor 1, Februari 2005
kondisi-kondisi atau obyek di dunia luar. Konflik ini biasanya menyangkut pertentangan tentang hak dan kewajiban dan peran individu dalam relasinya dengan orang lain. Ada beberapa cara untuk mengatasi konflik nilai tersebut di atas, menurut Win-Win (dalam Romlah. 2003: 4) adalah sebagai berikut: (1) merumuskan konflik, merupakan langkah esensial dalam mengatasi konflik. Pada tahap ini masing-masing perlu tanya pada diri sendiri, apa sebenarnya masalah spesifik dari konflik ini dan mengapa konflik ini terjadi, (2) merumuskan kemungkinan alternative pemecahan konflik, merupakan bagian kreatif dalam mengatasi konflik yang pada dasarnya keduanya saling melakukan perundingan untuk menemukan penyelesaian yang konstruktif, (3) menguji alternative pemecahan konflik, merupakan uji kekuatan dan kelemahan melalui suatu pemecahan yang paling mungkin untuk dilaksanakan, (4) memutuskan penyelesaian konflik yang dapat diterima kedua pihak, merupakan hasil kajian alternative-alternatif pemecahan konflik yang diputuskan satu penyelesaian yang disepaki bersama. Mahasiswa dalam melaksanakan studinya tidak semulus dengan yang kita bayangkan, karena ada hambatan-hambatan dalam pemikirannya. Menurut Beakley (Pujiyanto.1999:40) hambatan tersebut antara lain; a). Hambatan dalam pengalaman dan persepsi, yaitu hambatan seseorang dalam menanggapi masalah yang didasari oleh pengalamannya. Biasanya seseorang mengandalkan pendidikannya untuk mengatasi permasalahannya, sehingga ia terikat oleh apa yang dipelajari di bangku kuliah, b). Hambatan mental, yaitu hambatan yang mempengaruhi dalam kegiatan kreatifitas, seperti strees yang diakibatkan oleh kritikan yang disampaikan kepadanya. Kritikan yang tajam mengakibatkan pikiran yang berkepanjangan sehingga konsentrasi berkreasi berkurang, c). Hambatan sosial budaya, yaitu hambatan dalam kehidupan bermasyarakat yang mengakibatkan terhambatnya kreativitas berpikir. Hambatan ini timbul karena adanya perbedaan status tingkat pendidikan atau pengetahuan dan kesalah pahaman budaya yang ada pada seseorang. Untuk mengetahui perkembangan mahasiswa dalam studinya perlu adanya evaluasi. Evaluasi adalah mengumpulkan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh ke-
Pujiyanto, Pengaruh Bekerja terhadap Prestasi Mahasiswa 151
simpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas (Astari. 1978:6). Hamalik (1989: 1) mengartikan bahwa evaluasi berkenaan dengan proses pengelolaan dan penafsiran (the summing up process), dimana terjadi proses mempertimbangkan nilai (value judgment). Pada prinsipnya, evaluasi merupakan kegiatan mengumpulkan data secara sistematis dengan cara bandingan guna memperoleh kesimpulan apakah mengalami kemajuan atau tidak. Daryanto (1999: 11) menjelaskan bahwa tujuan utama untuk melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut termasuk merupakan fungsi evalusi dan dapat berupa: (1) Penempatan pada tempat yang tepat, (2) Pemberian umpan balik, (3) Diagnosis kesulitan belajar siswa, (4) Penentuan kelulusan. Dalam kenyataannya mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni dan Desain yang kuliah sambil kerja sebagian besar dalam lulusannya lebih dari 10 semester. Kondisi ini sangatlah memprihatinkan. Bagaimana seandainya waktu yang ditentukan sudah habis, padahal mahasiswa harus mengikuti peraturan yang telah ditentukan di Universitas Negeri Malang. Hal inilah yang perlu dikaji, apa yang menyebabkan mahasiswa tidak banyak yang minat lulus tepat waktu/cepat lulus. Hasil temuan inilah nantinya menjadi suatu pegangan dasar dalam mengelola mahasiswa menjelang akhir studinya. Berdasarkan berbagai sumber data di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu; 1) Apa yang menyebabkan mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni dan Desain kuliah sambil kerja, 2) Sejauh mana pengaruh bekerja terhadap perkembangan studi mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni dan Desain, dan 3) Bagaimana cara mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni dan Desain membagi waktu antara kuliah dengan bekerja.
152 BAHASA DAN SENI, Tahun 33, Nomor 1, Februari 2005
METODE PENELITIAN Model rancangan penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif. Kualitatif diterapkan pada pencarian data kepada informan dengan menggunakan alat kuesiuner terbuka, adapun kuantitatif didapat sumber nilai indek prestasi (IP) dan jumlah SKS berupa angka dari PUSKOM dan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Model rancangan ini diharapkan untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap permasalahan yang sering dilakukan antara kuliah dengan kerja. Untuk memperkuat data dari kuesiuner (angket) maka diperlukan data dari dokumentasi berupa Daftar Nilai Akhir (DNA) mahasiswa selama 3 semester yang ada di Fakultas Sastra UM dan Pusat Komputer Universitas Negeri Malang. Data .dari kuesiuner (data primer) yang dipadu dengan data DNA (data sekunder) merupakan cara untuk mengetahui perkembangan mahasiswa yang melakukan konsentrasai ganda, yaitu antara kuliah sambil kerja. Variabel yang diteliti adalah hasil studi mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual angkatan 1998, 1999, 2000, dan 2001 pada semester genap 2001/2002, semester gasal 2002/2003, dan semester genap 2002/2003. Pengambilan data dari empat angkatan tersebut dianggap sudah dapat mewakili seluruh Program Studi Desain Komunikasi Visual. Tidak masuknya Program Studi Desain Komunikasi Visual angkatan 1997 dalam penelitian ini dikarenakan banyak mahasiswa yang hampir habis masa studinya dan sulit dihubungi karena banyak yang kerja di luar kota, sedangkan angkatan 2002 dan 2003 belum mencapai/menempuh studi selama tiga semester. Adapun pengambilan data 3 semester berurutan ini dimaksudkan untuk lebih mengetahui perkembangan studi mahasiswa yang dibimbing PAnya. Perkembangan studi ini bisa dilihat melalui jumlah SKS yang diambil, dan nilai akhir pada tiap semester. Populasi penelitian mencakup mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (reguler) angkatan 1998 s.d 2002. Adapun sampel yang digunakan adalah purposit sampel, yaitu pengambilan sampel yang dipandang dapat mewakili, antara lain mahasiswa yang kuliah sambil kerja. Pengambilan sample tiap angkatan sebanyak lima (5) orang, yaitu mahasiswa yang mempunyai prestasi belajar; sangat baik (SKS 19-21), baik (SKS 1618), cukup (SKS 13-15), kurang (SKS 10-12), sangat kurang (SKS 7-9). Jumlah sampel yang diambil dari ke lima angkatan Program Studi Desain Komunikasi Visual sebanyak 20 orang.
Pujiyanto, Pengaruh Bekerja terhadap Prestasi Mahasiswa 153
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen kuesioner terbuka, agar responden bebas mengisi sesuai dengan pendapat hatinya. Dalam kuesioner ini, jawaban tidak diberikan sama sekali terlebih dahulu, agar responden diberi kebebasan sepenuhnya untuk mengemukakan pendapatnya masing-masing. Kuesioner dalam bentuk angket diberikan kepada mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual yang dianggap sesuai dengan kriteria penelitian, yaitu mahasiswa yang menjalankan dua konsentrasi (kuliah dan bekerja) dengan prestasi belajar; sangat baik (SKS 19-21), baik (SKS 16-18), cukup (SKS 13-15), kurang (SKS 10-12), sangat kurang (SKS 7-9). Kuesioner yang diedarkan kepada mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kondisi mahasiswa dalam memprogram kuliah sambil kerja terhadap perkembangan studinya. Adapun isi kuesionernya adalah; 1) Tempat bekerja, 2) Mulai bekerja, 3) Jenis pekerjaan lakukan saat ini, 4) Waktu yang dibutuhkan untuk bekerja, 5) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu tugas (proyek), 6) Penghasilan per bulan dalam bekerja, 7) Sistem pembayaran gaji, 8) Faktor apa yang menyebabkan bekerja, 9) SKS rata-rata yang tempuh tiap semester, 10) Membagi waktu antara bekerja dengan kuliah, 11) Pikiran (konstrentasi) dua cabang antara bekerja dengan kuliah, dan 12) Reaksi orang tua bahwa saudara kuliah sambil kerja. HASIL DAN BAHASAN Dari beberapa pengembalian angket yang diedarkan pada mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual sebanyak 20 eksemplar disimpulkan berdasarkan pendapat yang dominan, pengelompokan berdasarkan pendapat yang sejenis, dan jenjang kemampuan studi mahasiswa. Pengelompokan ini untuk memudahkan pendapat data tentang IP dan jumlah SKS yang berupa tingkatan nilai angka. Adapun isi kuesionernya adalah; 1) Tempat bekerja, 2) Mulai bekerja, 3) Jenis pekerjaan lakukan saat ini, 4) Waktu yang dibutuhkan untuk bekerja, 5) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu tugas (proyek), 6) Penghasilan per bulan dalam bekerja, 7) Faktor apa yang menyebabkan bekerja, 8) SKS rata-rata yang ditempuh tiap semester, 9) Membagi waktu antara bekerja dengan kuliah, 10) Konstrentasi (pikiran) dua cabang antara bekerja dengan kuliah, dan 11) Reaksi orang tua bahwa saudara kuliah sambil kerja.
154 BAHASA DAN SENI, Tahun 33, Nomor 1, Februari 2005
HASIL ANGKET KUALITAS PRESTASI BELAJAR NO
KETERANGAN
1
BAIK
CUKUP
KURANG
Bekerja
SANGAT BAIK Mode, Lemb Pend, Grafis Komp
Freehand, Lemb Pend, Prd. House
Freehand, Percetakan, Komp. Grafis
2
Mulai bekerja
Semt. 2-4
Semt.2-3
3
Waktu Bekerja
1/minggu, tdk tentu
Lulus SMU Semester 3 Di waktu luang, 6 8 jam
Mulai kuliah 3 - 4 jam perhari
4
Waktu menyelesaikan Proyek
1-4 minggu
3 4 hari, 1 bulan
1
3 bulan,
Tidak tentu
5
Penghasilan
2,5 4 jam/hari, Tergantung proyek 1 2 minggu, Tergantung kesulitan proyek Rp.200.000,s.d Rp.500.000,-
Percetakan, Production House Semester 3 Desainer, Animasi
Rp.200.00 0,-
6
Sistem Pembayaran
Perkarya, Bulanan
Rp.150.000, - s.d Rp.500.000, Per karya Bulanan
Rp.500.000 ,- s.d Rp.750.000 ,Per tampil, Bulanan
7
Motifasi Bekerja
Untuk biaya kuliah, Tambahan sangu
Rp.300.000 ,Sesuai beban proyek Per karya Bulanan Bagi hasil Menambah ilmu, Mencari pengalaman, Kebutuhan ekonomi
8 9
Rata SKS/smt Membagi waktu bekerja
19 s.d 22 Sepulang kuliah, Di waktu luang
10 s.d 15 Sepulang kuliah
8 s.d 15 Sulit membagi waktu karena sering benturan dengan kuiah
Meringankan beban orang tua, Mencari pengalaman, Menciptakan lapangan kerja sendiri 16 s.d 18 Membuat jadwal, Di waktu luang
Bulanan Per proyek Mencari biaya untuk kuliah, Menerapkan ilmu, Mencari pengalaman 13 s.d 15 Jadwal kuliah tidak berbenturan dengan waktu kerja, Dilakukan di luar jam kuliah
SANGAT KURANG Intertaiment
Faktor ekonmi, Mencari pengalaman
Pujiyanto, Pengaruh Bekerja terhadap Prestasi Mahasiswa 155 KUALITAS PRESTASI BELAJAR NO
KETERANGAN
10
Pikiran/cara membagi waktu
SANGAT BAIK Kacau, belum bisa membagi waktu
11
Reaksi Orang Tua
Bangga dan mendukung
BAIK
CUKUP
KURANG
Mengutamakan pekerjaan, Kress antara kuliah dengan pekerjaan
Pikiran terganggu Mengutamakan pekerjaan
Kacau, tidak terarah, Pikiran bercabang dua
Menyetujui, Bangga dan mendukung
Mendukung
Tenang saja, Mendukung, asal tidak mengganggu kuliah
SANGAT KURANG Tidak masalah, karena sesuai dengan hobi. Kacau, belum bisa membagi waktu Mendukung asal tidak mengganggu kuliah.
Data studi mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual angkatan 1998, 1999 selama 3 semester bila diambil dirata-rata dari jumlah SKS dengan hasil nilai ahkir semester menunjukkan tingkat kualitas baik. Angkatan 2000, 2001 selama 3 semester memiliki jumlah SKS dengan hasil nilai ahkir semester menunjukkan tingkat kualitas sangat baik. Studi 20 mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual angkatan 1999 hingga 2001 selama 3 semester di atas menunjukkan adanya prestasi diatas rata-rata kelas. Hanya saja pada pengambilan jumlah SKS di tiap semester mengalami kenaikan, namun dalam hasil belajar indek prestasi (IP) terjadi penurunan. Data ini didapat dari hampir seluruh sampel yang diteliti. JENIS PEKERJAAN YANG DILAKUKAN MAHASISWA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL ANGK
1998
1999
NO
NIM
NAMA
1 2 3 4 5 1 2
398253404446 398253404452 398253404460 398253404461 398253404462 399253405841 399253405849
Yohanes Ratrio B. A Gloria Hardiningsih Hernantyo Teguh K Erik Maulana S Dono Aji W Taufiqurrahman Noviar Dyah Sukma N
KETERANGAN SESUAI Percetakan v Penyanyi Fotografi v Ilustrator v Production House v Ilustrasi v Pendidikan Grafis v JENIS PEKJ.
TIDAK v
156 BAHASA DAN SENI, Tahun 33, Nomor 1, Februari 2005
ANGK
NO
NIM
NAMA
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2
399253406245 399253406249 399253406252 300253409595 300253409606 300253409614 300253409618 300253409619 301253412119 301253412138
Anjang Pranata Yogha Dody K Pandu Wijaya Yoga Mahersia Wildan Hamady Fenny Irmayanti K Wirahadi Susanto Yoyok Satrio Nugroho Ferrial Dianita Chandra Kurniawan
3
301253412141
Romi Ardiansyah
4 5
301253411601 301253411603
Nanda Yoga P Heppy Kurnia B Jumlah
2000
2001
KETERANGAN SESUAI Pendidikan Grafis v Freehand v Pendidikan Grafis v Ilustrasi v Percetakan v Accounting Percetakan v Freehand v Mode Neon Box v Media Pembelav jaran Editing Video v Freehand v 17 JENIS PEKJ.
TIDAK
v
v
3
HASIL STUDI BERDASARKAN PENGELOMPOKAN ANGKATAN ANGK
1998
1999
2000
2001
NO 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
NIM 398253404446 398253404452 398253404460 398253404461 398253404462 399253405841 399253405849 399253406245 399253406249 399253406252 300253409595 300253409606 300253409614 300253409618 300253409619 301253412119 301253412138 301253412141 301253411601 301253411603 Rata-rata
NAMA Yohanes Ratrio B. A Gloria Hardiningsih Hernantyo Teguh K Erik Maulana S Dono Aji W Taufiqurrahman Noviar Dyah Sukma N Anjang Pranata Yogha Dody K Pandu Wijaya Yoga Mahersia Wildan Hamady Fenny Irmayanti K Wirahadi Susanto Yoyok Satrio Nugroho Ferrial Dianita Chandra Kurniawan Romi Ardiansyah Nanda Yoga P Heppy Kurnia B
GENAP 2001/2002 SKS IP 11 1,00 8 1,80 16 1,94 20 2,12 13 2,85 14 0,89 22 3,23 12 2,50 18 1,56 18 1,67 14 1,14 20 2,80 18 3,56 14 2,29 20 2,30 21 3,05 12 1,83 21 2,68 12 2,33 15 2,53 15,95 2,20
HASIL STUDI GASAL 2002/2003 SKS IP 8 1,75 8 2,00 15 1,62 19 1,20 15 2,00 19 1,56 17 2,12 21 2,90 17 2,59 17 2,35 11 0,82 20 2,15 20 3,35 17 1,76 21 2,14 20 3,40 2 2,00 20 3,00 18 2,00 20 2,67 16,25 2,17
GENAP 2002/2003 SKS IP 12 1,50 14 1,29 18 2,00 17 0,50 15 3,67 16 0,62 14 3,63 12 0,67 21 2,50 21 2,43 12 0,73 19 2,21 21 0,18 21 1,58 22 1,23 21 3,67 2 3,00 21 3,14 21 1,38 21 1,38 17 1,87
Pujiyanto, Pengaruh Bekerja terhadap Prestasi Mahasiswa 157
Penyebab Mahasiswa Kuliah Sambil Kerja Hasil data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan bahwa faktor ekonomi merupakan salah satu alasan mahasiswa untuk melakukan dua aktifitas, antara kuliah dengan bekerja. Di Program Desain Komunikasi Visual memang membutuhkan biaya banyak khususnya matakuliah praktek yang menyebabkan uang kiriman dari orang tua habis untuk menyelesaikan tugas. Untuk menutup kekurangan tersebut, mahasiswa mencoba mencari penghasilan sendiri dengan cara bekerja. Dengan cara inilah mahasiswa mendapatkan penghasilan tambahan yang dimaksudkan untuk dapat menyelesaikan permasalahan keungan. Kebutuhan dana yang tidak sedikit ini selalu terjadi di akhir semester, karena tiap dosen membebankan tugas pada titik klimak. Hal inilah yang menjadikan mahasiswa tetap bekerja untuk kelancaran studinya. Para dosen kadang hanya memberikan secara teoritis kadang berbeda dengan penerapan kenyataan di luar. Beberapa mahasiswa yang kreatif dan ingin maju tentunya tidak akan puas terhadap teori keilmuan yang diberikan di kampus, mereka mencoba menerapkan ilmunya di tempat kerjanya. Penerapan ilmu ini tentunya sangat menguntungkan bagi mahasiswa supaya tahu perkembangan ilmu di luar dan nantinya bila sudah lulus tidak gagap dengan kondisi yang ada (terapan). Pengalaman adalah guru yang terbaik, pepatah itulah yang melekat dalam benak mahasiswa yang melakukan dua konsentrasi antara kuliah dengan bekerja. Melakukan perkerjaan ini agar mahasiswa mempunyai kewibawaan dan pengalaman sehingga merasa percaya diri bila mahasiswa berbicara tentang dunia kerja. Pengalaman baru merupakan sasaran utama untuk mendapatkan ilmu yang belum pernah didapat sebelumnya. Menambah pengalaman (ngangsu kawruh) sangat menguntungkan mahasiswa guna pengembangan keilmuannya yang nantinya dapat diterapkan dalam berkarya atau berkonsep melalui Tugas Akhir atau Penulisan Skripsi. Mahasiswa yang ingin berkembang merupakan kaum muda yang penuh ide, penuh kreatifitas, dan penuh pengembangan diri. Hal ini dibuktikan beberapa mahasiswa yang mencoba mengembangkan ilmunya dengan cara membuka lapangan kerja. Terbukanya perusahaan (CV) yang didirikan sekelompok mahasiswa merupakan bukti, bahwa lulusan Program Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) sudah dapat diterima oleh masyarakat secara utuh.
158 BAHASA DAN SENI, Tahun 33, Nomor 1, Februari 2005
Berdirinya perusahaan didasari oleh rasa kemandirian tanpa ada tekanan dari pimpinan dimana dulunya bekerja, sehingga dengan perusahaannya mereka lebih leluasa untuk berkarya dan mendapatkan kebanggaan dalam menaklukkan tantangan dari pemesan (klien) prodak/jasa. Cara Membagi Waktu Kuliah dengan Bekerja Mahasiswa Program Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) mulai bekerja sejak semester ke 3. Hal ini disebabkan faktor lingkungan, dimana mereka berkumpul dengan mahasiswa kakak angkatannya dan mengikutinya. Pada semester ini pula, mahasiswa sudah mulai adaptasi, menyesuaikan dengan lingkungan yang menjadikan dirinya merasa tenang sehingga berlanjut untuk menaikkan derajadnya melalui bekerja. Kebanyakan mahasiswa yang mulai bekerja pada semester ini tampaknya lebih mengutamakan kuliah, sehingga jenis pekerjaan dapat dilakukan disela-sela jam perkuliahan, atau dapat dikerjakan diwaktu sore hari sepulang kuliah. Bila melihat gaji yang didapat antara Rp.150.000,- hingga Rp.200.000,- per bulan, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dalam bekerja hanyalah untuk mengisi kekosongan waktu. Mengisi kekosangan waktu kuliah untuk bekerja ini penulis anggap bagus, karena tidak mengganggu atau lebih mengutamakan kuliah. Kelompok mahasiswa ini tampaknya memiliki prestasi yang baik dibanding kelompok mahasiswa lainnya. Beda dengan mahasiswa yang sudah semester ke 7, mereka memang sepenuhnya bekerja untuk menghasilkan uang dengan alasan untuk biaya kuliah atau persiapan Tugas Akhir/Skripsi. Dimulai dari semester inilah mahasiswa mulai malas kuliah yang lebih mengutamakan bekerja di luar kampus. Mereka leluasa bekerja, yang beranggapan matakuliah mandiri, seperti Tugas Akhir/Skripsi, Kuliah Kerja Nyata, dan Praktek Kerja Lapangan dapat dilakukan kapan saja, karena waktu studi yang diberikan masih panjang. Waktu studi yang longgar dan biaya studi yang murah, mendorong mahasiswa untuk melakukan dua konsentrasi dan lebih mengutamakan pekerjaan di luar kampus. Mahasiswa semester 7 ke atas bisa dianggap sudah matang dalam berpikir dan berkarya, sehingga mereka sudah dipercaya oleh masyarakat luas. Hal ini terbukti beberapa mahasiswa yang bekerja di Lembaga Pendidikan, Desaianer, Videografer, dan Production House. Kelompok mahasiswa ini
Pujiyanto, Pengaruh Bekerja terhadap Prestasi Mahasiswa 159
tiap bulannya digaji sekitar Rp.250.000,- hingga Rp.500.000,- atau tergantung dengan jenis proyek yang dikerjakan. Mahasiswa yang mendapatkan gaji secara bulanan tampaknya tidak banyak mengganggu studinya, karena dalam bekerja bersifat santai dan tidak terburu-buru yang dilakukan waktu longgarnya kuiliah. Berbeda halnya dengan mahasiswa yang gajinya per proyek yang selalu didasari oleh deth line. Kelompok ini dalam studinya mengalami hambatan dan sering tidah masuk kuliah, karena mereka bekerja terus diburu waktu yang kadang terbentuk dengan waktu kuliah. Kalau kelompok mahasiswa ini terus diburu dengan proyek tentu tidak selesai dalam studinya. Ada beberapa mahasiswa dalam studinya mengalami penurunan jumlah SKS dan IP-nya tiap semesternnya. Dari data yang ditemukan, bahwa mahasiswa yang termasuk golongan ini biasanya dalam kerja di luar tidak memperhitungkan jam-jam kosong kuliah atau sulit mengatur waktu, karena di tempat mereka bekerja tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaannya sebelum jam kerja selesai. Hal inilah sangat sulit mahasiswa untuk kuliah secara aktif, malah sering meninggalkan kuliah atau melepaskan beberapa matakuliah yang akhirnya tidak lulus. Kerja tetap full di kantor (orang kantoran) tampaknya kurang sesuai untuk mahasiswa yang berkonsentrasi ganda, karena salah satu kewajibannya di tinggalkan yang mengakibatkan mahasiswa tidak akan lulus sesuai dengan yang telah ditentukan atau keluar tidak kuliah lagi. Bila mahasiswa disuruh memilih, kuliah atau bekerja ?. Hasil angket menunjukkan, ada sekelompok mahasiswa yang memilih bekerja karena ini merupakan suatu kesempatan emas yang selalu ditunggu-tunggu untuk mencoba hidup mandiri. Kelompok ini khususnya mereka yang mencoba berwiraswasta atau mendirikan perusahaan baru. Untuk mengembangkan usahanya tentunya butuh promosi dan melakukan penawaran kepada masyarakat untuk membuat produk atau melakukan jasa deskomvis. Melalui proyekproyek yang dipercaya masyarakat tentunya mempunyai deat line untuk menyelesaikannya. Agar masyarakat senang dan percaya atau tidak lari ke perusahaan lain, maka pemesan harus diutamakan. Untuk itulah tidak heran bila mahasiswa lebih mengutamakan bekerja dari pada kuliah. Mengutamakan pekerjaan adalah resiko yang ditempuh mahasiswa guna mengembangkan/membesarkan usahanya dibidang produk/jasa deskomvis. Kalau mahasiswa tidak memiliki tujuan yang jelas tentunya apa yang dikerjakan tidak akan membuahkan hasil yang nyata. Mahasiswa yang
160 BAHASA DAN SENI, Tahun 33, Nomor 1, Februari 2005
bekerja namun hanya iseng-iseng saja dan hasilnya juga tidak terwujud, ini salah satu kelompok mahasiswa yang tidak mempunyai tujuan, sehingga dalam menjalankan tugasnya selalu diikuti oleh suatu kekacauan. Hasil survey, bahwa kelompok mahasiswa ini tiap semester memprogram dan mengambil sejumlah SKS yang diketahui oleh Pembimbing Akademik, namun tiap kali sifatnya selalu menjawab bekerja . Mereka tidak konsentrasi penuh pada perkuliahan, sehingga dalam pikirannya terdapat suatu kekacauan dalam membagi waktu, sehingga mengakibatkan kuliah kurang diperhatikan dan pekerjaan di luar kampus tidak selesai-selesai. Hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa, bahwa bekerja merupakan trend mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual yang memiliki kehebatan dalam menjalankan dua cabang konsentrasi antara kuliah dengan bekerja. Pengaruh Bekerja terhadap Perkembangan Studi Perkembangan studi mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual angkatan 1998 selama tiga semester di atas menunjukkan, bahwa mahasiswa yang bekerja dalam pengambilan jumlah SKS terjadi kenaikan, namun hasil belajar indek prestasi (IP) terjadi penurunan. Mahasiswa yang sudah belajar 8 semester ini merupakan masa kerawanan dalam kelulusan, karena mereka sudah merasakan enaknya bekerja yang bersifat praktis, dan tidak begitu respon terhadap hal yang teoritis seperti yang ada di perkuliahan. Dari data tertulis yang ada di Puskom UM selama tiga semester dari semester genap 2001/2002, semester gasal 2002/2003, dan semester genap 2002/203 menunjukkan bahwa naiknya jumlah SKS dan menurunya IP disebabkan oleh jenis matakuliah yang diambil, yaitu matakuliah yang SKS-nya besar, membutuhkan waktu panjang, dan dipertanggungjawabkan dengan laporan penulisan, seperti Praktek Kerja Lapangan (PKL), dan Skripsi/Tugas Akhir (TA). Data tertulis dari Puskom UM menunjukkan bahwa perkembangan studi 5 mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual angkatan 1999 selama tiga semester di atas menunjukkan adanya kenaikan SKS tiap semester, adapun hasil belajar indek prestasi (IP) terjadi penurunan. Mahasiswa yang sudah belajar 6 semester ini merupakan masa mulainya keseriusan dalam merencanakan program matakuliah kemandirian. Naiknya jumlah SKS dan menurunya IP tiap semester disebabkan oleh banyak tugas matakuliah yang sudah mulai berkonsep secara dalam, dan belum bisa menyesuaikan keil-
Pujiyanto, Pengaruh Bekerja terhadap Prestasi Mahasiswa 161
muan yang diberikan dengan kemampuan yang dimiliki. Mahasiswa bekerja pada Program Studi Desain Komunikasi Visual angkatan 2000 selama tiga semester keatas dalam pengambilan jumlah SKS terjadi kenaikan, sebaliknya hasil belajar indek prestasi (IP) terjadi penurunan. Mahasiswa yang sudah belajar 4 semester ini merupakan masa penyesuaian diri terhadap teoritis lingkungan kampus. Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual angkatan 2001 merupakan mahasiswa baru yang diteliti dalam masalah ini. Selama tiga semester, mahasiswa angkatan ini rata-rata dalam pengambilan jumlah SKS tidak terlalu banyak kenaikan atau penurunan, namun hasil belajar indek prestasi (IP) sedikit terjadi kenaikan. Terjadinya kenaikan indek prestasi (IP) dikarenakan belum terasa adanya beban perkuliahan, dan suasana hati masih ceria dalam menyelesaikan tugas matakuliah. Bila dibandingkan hasil angket yang diedarkan dengan data dari Puskom UM tentang SKS yang ditempuh dan IP yang diperoleh mahasiswa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. SKS menurun akan menghasilkan IP yang meningkat. Mahasiswa yang berhasil studinya dapat dilihat dari jumlah SKS yang diambil tiap semester dengan IP yang didapat. Biasanya kelompok mahasiswa ini pada tiap semester dalam mengambil jumlah SKS menurun karena banyak yang telah lulus. Dengan adanya pengambilan jumlah SKS yang menurun ini konsentrasinya lebih matang sehingga hasil IP-nya terjadi kenaikan. 2. PA terlalu mudah memberi jumlah SKS pada mhs yang memiliki IP rendah. Mahasiswa yang memiliki dua konsentrasi antara kuliah dengan bekerja dalam memprogram jumlah SKS tiap semester rata-rata baik atau stabil, namun dalam mendapatkan IP mengalami penurunan. Dalam pengambilan jumlah SKS tampaknya Pembimbing Akademik (PA) tidak melaksanakan aturan yang ada, atau mahasiswa bimbingannya sudah hamper habis waktunya sehingga jumlah SKS dioptimalkan. Pengambilan jumlah SKS yang kurang sesuai ini berdampak pada nilai akhir semester atau IP mahasiswa menurun. 3. IP rendah maupun IP tinggi tergantung dari mahasiswa cara mengatur waktu untuk bekerja. IP rendah biasanya mahasiswa lebih mengutamakan bekerja dari pada kuliah, atau di mana mereka bekerja harus mengikuti aturan waktu bekerja yaitu jam 08.00 WIB s.d. jam 15.00 WIB. Konsentrasi penuh kepada pekerjaan inilah mahasiswa sering meninggalkan kuliahnya. Berbeda dengan mahasiswa yang lebih mengutamakan kuliahnya, mereka bekerja disela-sela waktu kuliah. Sistem
162 BAHASA DAN SENI, Tahun 33, Nomor 1, Februari 2005
bekerja ini sangat menguntungkan bagi mahasiswa, karena tidak ada tekanan dan aturan secara formal dari yang memberi pekerjaan. Cara inilah yang tidak banyak mempengaruhi studinya, sehingga IP yang dihasilkan mencapai peningkatan. Sistem kerja ini banyak diminati mahasiswa semenjak semester ke 3 untuk mencari pengalaman dan tambahan sangu kuliah. 4. Sebagian besar, mahasiswa yang bekerja rata-rata memiliki IP di atas rata-rata kelas, dengan kualitas belajar baik. Bila memperhatikan IP tampaknya masih bisa dikatakan berhasil dalam studinya, namun bila memperhatikan angkatan 1998 yang memiliki masa studinya lebih dari 4 tahun tampaknya bekerja sangat mengganggu dalam kelancaran/kecepatan lulusan. Jadi, mahasiswa yang berkerja kebanyakan memiliki IP di atas rata-rata kelas, namun mereka tidak bisa menggunakan managemen waktu yang baik sehingga molor menunggu waktu akan habis. KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan tentang bagaimana dampak/perkembangan studi mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual yang mengambil dua konsentrasi, dapat disimpulkan sebagai berikut: Motifasi Mahasiswa Bekerja dikarenakan oleh faktor ekonomi seperti untuk biaya kuliah dan untuk menambah sangu kuliah, menerapkan ilmu yang telah didapat di perguruan tinggi kepada masyarakat, menambah pengalaman baru tentang ilmu terapan/praktek langsung, dan mencoba mengembangkan ilmunya dengan cara menciptakan lapangan kerja baru sesuai dengan bidangnya. Mahasiswa mulai bekerja rata-rata pada semester ke 3 dengan mendapatkan gaji per proyek atau bulanan. Untuk menyelesaikan pekerjaan luar kadang melalaikan tugas kuliah, hal ini disebabkan oleh deth line. Sebagian kecil mahasiswa dalam membagi waktu antara kuliah dengan bekerja tampaknya belum bisa mengatur secara proporsional sehingga pikirannya menjadi kacau. Adapun sebagian besar mahasiswa yang bekerja di luar jam kuliah tampaknya tidak mengganggu kelancaran studinya dengan hasil prestasi sangat memuaskan.
Pujiyanto, Pengaruh Bekerja terhadap Prestasi Mahasiswa 163
Perkembangan studi bagai mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual selama 3 semester rata-rata tampak mengalamai kenaikan jumlah SKS. Kenaikan jumlah SKS ini kurang dimanfaatkan bagi mahasiswa yang mengutamakan pekerjaan di luar untuk meningkatkan prestasinya, hal ini terbuktu adanya penurunan IP tiap semester. Sebaliknya, bagi mahasiswa yang dapat memanfaatkan waktunya akan mendapatkan hasil IP tinggi atau memiliki prestasi di atas rata-rata kelas. Agar penelitian ini lebih bermanfaat, maka diperlukan tindak lanjut dari permasalahan yang ditemukan, maka penulis menyarankan berbagai pihak yang terkait, antara lain: Lembaga/perusahaan yang ditempati mahasiswa sebaiknya mendorong mahasiswa untuk memikirkan studinya agar tidak terlantarkan kuliahnya. Pemberian tugas lembaga/perusahaan sebaiknya dikerjakan di luar jam perkuliahan, dan memberi motifasi kepada mahasiswa untuk cepat menyelesaikan kuliahnya yang nantinya bisa bekerja kembali diperusahaannya. Jurusan Seni dan Desain dan Fakultas Sastra UM sebaiknya lebih perhatian terhadap mahasiswa yang mengutamakan kerjaannya di luar dan memberitahu waktu studinya hampir habis, khususnya kepada orang tua mahasiswa agar lebih memperhatikan anaknya. Jurusan Seni dan Desain harus lebih serius dalam pengelolaan perkuliahan, seperti strategi pembimbingan mahasiswa, pertemuan rutin kepada mahasiswa, dan memanggil mahasiswa yang mempunyai IP rendah. Ketua Program Studi sebagai ujung tombak Program Studi Desain Komunikasi Visual lebih intensif membantu Jurusan Seni dan Desain dalam menangai mahasiswa yang mengulur waktu studinya, khususnya mahasiswa yang mempunyai konsentrasi ganda, antara kuliah dengan bekerja. Tugas rutin Pembimbing Akademik (PA) tiap awal semester adalah merencanakan beban SKS yang diambil mahasiswa, dengan cara konsultasi antar person antara PA dengan tiap-tiap mahasiswa yang dibimbing/dibinanya, dan membantu penyelesaikan masalah pada diri mahasisnya bimbingannya, khususnya dalam kelancaran perkuliahan. Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual sebaiknya lebih mengutamakan studinya daripada pekerjaannya di luar kampus, dan da-
164 BAHASA DAN SENI, Tahun 33, Nomor 1, Februari 2005
pat membagi waktu yang porposional dengan memperhatikan kondisi kuliahnya agar tidak terhambat datau terlupakan. DAFTAR RUJUKAN Astari, Anne. 1978. Psychological Testing. New York: Macmillan, Co, Inc. BAAKPSI. 2002. Pedoman Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang. Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta. Hamalik, Obmar. 1989. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju. Pujiyanto. 1999. Bentuk dan Jenis Kewirausahaan Berbasis Seni dan Desain. Malang: Universitas Negeri Malang. Romlah, Tatik. 2003. Latihan Mengatasi Konflik Hubungan Antar Pribadi Secara Produktif. Malang: Local Projec Implementation Unit DueLike UM.