PEMBELAJARAN TARI REYOG DHODHOG PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMPN 1 BOYOLANGU
ARTIKEL
OLEH: AYU RATRI PRATIWI 105252479204
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JANUARI 2012
PEMBELAJARAN TARI REYOG DHODHOG PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMPN 1 BOYOLANGU Ayu Ratri Pratiwi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] ABSTRAK: pembelajaran diartikan sebagai suatu proses menciptakan lingkungan sebaik-baiknya agar terjadi kegiatan belajar yang berdayaguna. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang sejalan dengan pendidikan formal, maksudnya kegiatan yang diselenggarakan di sekolah tetapi di luar jam pelajaran pedidikan formal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tari Reyog Dhodhog di Tulungagung, pelaksanaan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler, faktor pendukung dan penghambat kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Hasil penelitian menyimpulkan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler dilakukan dengan beberapa persiapan meliputi: rancangan kegiatan, materi, metode, media, teknik evaluasi. Diharapkan pihak sekolah menambah tenaga pengajar ekstrakurikuler seni tari agar kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan lebih optimal sehingga dapat memberikan prestasi yang lebih membanggakan bagi sekolah. Kata Kunci: pembelajaran, tari reyog tulungagung, ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler mengandung pengertian yang menunjukkan segala macam aktivitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib bagi setiap anak dan aktivitas itu termasuk dalam kurikulum yang telah tersusun bagi suatu tingkat kelas atau sekolah. Program kegiatan ekstrakurikuler dapat mencakup berbagai macam kegiatan yang menarik minat siswa dengan tidak ada paksaan dimana keterlibatan mereka merupakan kesukarelaan bahkan berdasarkan kebutuhan mereka sendiri karena tujuan kegiatan ekstrakurikuler menekankan pada penyaluran dan pemupukan bakat atau potensi perorangan melalui kegiatan tambahan yang intensif. Instansi sekolah di Tulungagung memiliki siswa-siswa yang berkompeten dalam bidang seni tari. Oleh karena itu, sekolah memberi kebijakan untuk mewadahi bakat-bakat tersebut pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa terhadap kesenian tradisional yang menjadi ciri budaya bangsa. Tari Reyog Dhodhog merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan oleh nenek moyang dalam wujud seni tradisional. Tidak dapat dipastikan kapan reyog itu mulai ada. Ciri khas yang membedakan Tari Reyog Dhodhog dengan seni tari pada umumnya adalah para pemain atau penari Reyog Dhodhog yang sekaligus pemukul instrumen. Bentuk penyajian pertunjukan Tari Reyog Dhodhog berupa permainan bersama atau kelompok. Para penari melakukan gerakan tari yang dilakukan bersama-sama dengan memainkan alat musik yang disebut dhodhog. Jumlah penari ada 6
orang dan masing-masing penari membawa instrumen yang berbeda. Instrumen lain yang digunakan adalah gong, kenong, dan slompret. Proses regenerasi sebagai upaya pelestarian kesenian Tari Reyog Dhodhog ditempuh melalui pendidikan formal yaitu diwajibkannya setiap lembaga pendidikan di Kabupaten Tulungagung mulai dari SD, SMP, hingga SMA/SMK untuk memiliki perangkat dan memberikan materi Tari Reyog Dhodhog pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari.
METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif berusaha untuk mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks melalui pengumpulan data dengan memanfaatkan peneliti sebagai instrumen kunci. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan memperoleh deskripsi objektif yang meliputi metode dan media, evaluasi, faktor pendukung dan penghambat siswa dalam kegiatan pembelajaran seni tari di SMPN 1 Boyolangu, dengan mengambil data seting alamiah yang berupa pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Peranan peneliti sebagai pengamat dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang benar-benar melihat dan mencermati secara detail proses pembelajaran yang sedang berlangsung, baik mengamati tindakan guru ataupun siswa, peneliti juga bertindak sebagai penganalisis data dan pembuat laporan hasil penelitian. Data utama adalah pembelajaran seni tari di SMPN 1 Boyolangu, serta hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran, metode dan media pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran, faktor pendukung dan penghambat pembelajaran seni tari melalui kegiatan ekstrakurikuler. Data penunjang dalam penilaian ini berupa (1) catatan atau dokumendokumen yang berhubungan dengan pembelajaran seni tari seperti jadwal kegiatan atau rancangan kegiatan ekstrakurikuler, dokumen data tentang sekolah seperti profil dan denah sekolah, serta berhubungan dengan siswa seperti daftar absensi siswa, (2) informan Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini berupa pedoman wawancara dan lembar observasi. Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilekukan mulai dari reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Untuk menjamin kevaliditas data dilaksanakan dengan cara triangulasi yaitu mengumpulkan data sejenis dengan memperbanyak sumber data seperti informan beserta aktivitasnya sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dan lingkungan sekolah. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.Teknik
pemeriksaan dilakukan dengan teknik triangulasi sumber, triangulasi waktu, dan triangulasi metode.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tari Reyog Dhodhog merupakan salah satu kesenian tradisional yang berkembang baik di Tulungagung dan dijadikan sebagai maskot atau identitas diri dari Kabupaten Tulungagung. Berbagai upaya juga dilakukan untuk melestarikan warisan leluhur tersebut salah satunya dengan menjadikan Tari Reyog Dhodhog sebagai materi dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari di sekolah. Tari Reyog Dhodhog berkembang dari mitos tentang Raja Bugis yang melamar Dewi Kilisuci. Gerak tari dalam pertunjukkan Tari Reyog Dhodhog merupakan penggambaran prajurit Bugis untuk melamar Dewi Kilisuci dan usaha dalam memenuhi permintaan sang putri Kediri yang berupa 6 (enam) bebana sebagai persyaratan lamaran, yang ditunjukkan dalam 12 macam ragam gerak. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui persiapan rancangan kegiatan, persiapan materi, metode yang diterapkan, media yang digunakan, dan mempersiapkan evaluasinya. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan datang dari beberapa aspek antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, kepala sekolah, orang tua/masyarakat, pemerintah (Diknas dan Bupati).
PENUTUP Kesimpulan Tari Reyog Dhodhog berkembang dari adanya mitos/cerita tentang Raja Bugis yang melamar Dewi Kilisuci. Unsur utama dalam Tari Reyog Dhodhog adalah gerak yang menggambarkan prajurit Bugis yang menghantarkan enam persyaratan yang diminta Dewi Kilisuci, yang ditunjukkan ke dalam 12 macam ragam gerak. Unsur pendukung antara lain: (1) tata rias yang menggambarkan tokoh prajurit yang tegas, (2) tata busana yang dipakai sama dengan Tari Remo, (3) iringan utamanya yaitu dhodhog yang dimainkan oleh penari, iringan pendukungnya yaitu gong kempul, kenong, dan selompret. Pelaksanaan pembelajaran Tari Reyog Dhodhog pada kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan beberapa persiapan meliputi: persiapan materi yang diajarkan, metode yang akan diterapkan, media yang digunakan, dan mempersiapkan evaluasinya. Pembelajarannya
diawali dengan guru mendemonstrasikan ragam gerak Tari Reyog Dhodhog dan siswa mencontoh gerakan yang telah dilakukan oleh guru. Guru juga menginformasikan makna dan cerita yang melatarbelakangi ragam gerak yang diperagakan. Evaluasi juga dilakukan secara individu meskipun praktek dilakukan secara berkelompok. Faktor pendukung dalam kegiatan ini antara lain: guru atau pembina sangat berkompeten dalam bidang seni tari, besarnya minat dan antusiasme siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler seni tari, sarana dan prasana yang cukup memadai, kepala sekolah yang juga mencintai dan mendukung kegiatan berkesenian, orang tua dan masyarakat yang bersedia menunjang baik dari segi materi (jika diperlukan) maupun spiritual, mengadakan lomba reyog antar SD, SMP, SMA/SMK dalam rangka HUT RI. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain: guru ekstrakurikuler hanya satu orang dan aktif dalam berbagai kegiatan baik di sekolah maupun di luar sekolah, siswa akan menyusut jumlahnya apabila jadwal kegiatan di undur, sarana dan prasarana juga dipakai untuk kegiatan yang lain, kesibukan kepala sekolah menyebabkan kurangnya waktu untuk sekedar mendukung saat siswa hendak pentas, orang tua atau masyarakat yang kurang memahami pentingnya seni sangat mengganggu berlangsungnya kegiatan ekstrakurikuler siswa, tidak ada tunjangan untuk pengadaan perlengkapan reyog. DAFTAR RUJUKAN Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cahyanti, Elis Agus. 2010. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Tari Melalui Penggunaan Media audio visual di Taman Kanak-Kanak Zam-Zam Malang. Malang: Universitas Negeri Malang. Endah. W, Ratih. 2009. Kajian Struktur Tari Topeng Getak dan Pembelajarannya Pada Siswa SMP di Sanggar Sekar Arum Desa Pasirian Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Malang: universitas negeri malang. Hidayat, Robby. 2005. Wawasan seni, Penngetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari. Jurusan Seni dan Desain. Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Hidayat. Robby. 2006. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang : Banjar Seni Gantar Gumelar.
Iriaji. 1999/2000. Materi Perkuliahan Strategi Pembelajaran Seni. Tidak diterbitkan. Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: GP Press Lutan, Rusdi. 1986. Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakurikuler, Kokurikuler, Dan Ekstrakurikuler. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka. Muhadjir, Dkk. 2009. Pendidikan Seni, Teori dan Praktek Bagi Guru. Malang: Gantar Gumelar Pancawati, Anita. 2009. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Nidang Studi Seni Tari Kelas Viii Di Smp Negeri 4 Malang. Malang: Universitas Negeri Malang. Purwatiningsih. dan Harini, Ninik. 2004. Pendidikan Seni Tari-Drama di TK-SD. Malang: Universitas Negeri Malang. Roestiyah. 1986. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: BinaAksara. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang Press. Winataputra, Udin. 2002. StrategiBelajarMengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Wiriatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Remaja Rosdakarya.