PENGARUH BEASISWA BIDIKMISI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : DEDE TIARA RACHMAWATY NIM. 1112015000041
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK
Dede Tiara Rachmawaty (1112015000041), “Pengaruh Beasiswa Bidikmisi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini mengenai pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dilaksanakan pada bulan Januari-September 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Sampel yang digunakan sebanyak 23 orang yang diambil dari berbagai fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket Bidikmisi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan membuktikan bahwa t hitung < t tabel yaitu 0,957 < 2,0796, maka Ho diterima. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan t-Test terhadap keduanya dengan taraf signifikansi 5%. Maka dengan demikianmenunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci: Beasiswa Bidikmisi, Prestasi Belajar.
i
ABSTRACT Dede Tiara Rachmawaty (1112015000041), “The Influence Bidikmisi Scholarship on Student Achievement Awardees Bidikmisi“. Thesis Departement of Education Social Science Fakulty of Science an Teacher Training Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2016. This research about the influence Bidikmisi scholarship on student achievement awardees Bidikmisi. The purpose of this research is to know how the influence Bidikmisi scholarship on student achievement awardees Bidikmisi in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This research conducted in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, which was held on January until Spetember 2016.The method use in this study is simple linear regression. Sample used many as 23 people taken from various faculties in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The reseacrh instrument used as questionaire Bidikmisi, interview and documentation. From the result of the calculations prove that t_values < t_values obtained (table) is 0,957 < 2,0796, then Ho accepted. It is based on the result of hypothesis testing using t-Test for both of them with a significance level 5%. It thus indicates that there is no influence Bidikmisi scholarship on student achievement awardees Bidikmisi in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
Keywords: Bidikmisi Scholarship, Learning Achievement.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dengan sangat sempurna dan memberikan ilmu pengetahuan lebih dari makhluk lainnya. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rakhmat dan karunia-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan terbaik bagi segenap manusia, juga kepada keluarga dan sahabat yang selalu istiqomah dalam menjalankan sunnahnya. Pemilihan judul skripsi “Pengaruh Beasiswa Bidikmisi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” berdasarkan asumsi bahwa dengan adanya beasiswa Bidikmisi mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa penerimi Bidikmisi, sehingga menjadi ketertarikan sendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian tersebut. Apresiasi dan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 4. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA., Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak Dr. H. Nurochim, MM., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta pengarahannya dalam penulisan skripsi ini. 6. Ibu Tri Harjawati, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini. 7. Seluruh dosen jurusan Pendidikan IPS.
iii
8. Pihak kemahasiswaa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan kemudahan, membantu dan mendukung penulis melakukan penelutian ini. 9. Rekan-rekan narasumber mahasiswa Bidikmisi 2014 yang telah membantu menyukseskan penelitian ini. 10. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Ayahanda Ir. Abdul Rachman,S.H., dan Ibunda Iis Lisnawatty yang telah mencurahkan kasih sayangnya, memanjatkan do’a yang tiada hentinya dan selalu memberikan semangat kepada peneliti. Semoga Allah senantiasa melindunginya. 11. Nenek
tercinta Ummi
Djedje
yang selaku
mendukung peneliti
menjalankan perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga beliau diberi kesehatan selalu. 12. Pamanku terbaik, Cecep Baharuddin yang selalu mendukung peneliti dalam menyelesaikan studi Strata 1 ini sampai penelitian ini terselesaikan. 13. Adik-adikku tersayang yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan agar penelitian ini dapat terselesaikan. 14. Kak Amelia Hidayat. S.Pd., dan Ka Adhrian Mahardika, S.Ip., yang selalu mendukung dalam penyelesaian penelitian ini. 15. Kakakku terbaik, Kak Komarullah Al Azamy, S.Pd.I., yang sudah membantu peneliti dari pertama masuk UIN sampai saat ini yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini. 16. Sahabat tercinta, Surty Lisdiani, Amd.Mi dan Siti Sulastri, SE., yang selalu meberikan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini. 17. Yulianto Nugroho, yang selalu membantu dan memberikan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini. 18. Sahabat tercinta, Nurhikmalasari, Agustina Permatasari, Ismah, Nenda Muslihah, Hani Pertiwi Hermawan, Cut Aja Muliasari, Nurwidi oktaria, Herawati Suherli, Fildzah Oktaviani dan Iismawati yang selalu ada saat suka dan duka, saling memberikan semangat dalam penyelesaian penelitian ini.
iv
19. Teman-teman angkatan 2012 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang selalu saling mendukung dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian. 20. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya, semoga segala bantuan bimbingan, semangat dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, 01 Oktober 2016 Penulis
Dede Tiara Rachmawaty
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERSETUJUAN DOSEM PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………
1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………..
8
C. Batasan Masalah …………………………………………
8
D. Rumusan Masalah ………………………………………..
8
E. Tujuan Masalah …………………………………………..
9
F. Manfaat Masalah …………………………………………
9
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ……………………………………….
10
1. Persepsi ………………………………………………
10
a. Pengertian Persepsi ………………………………
10
b. Aspek Persepsi …………………………………...
11
c. Faktor-faktor Mendorong Tumbuhnya Persepsi….
12
B. Konsep Kelas dalam Masyarakat ………………………..
13
1. Masyarakat …………………………………………..
13
a. Pengertian Masyarakat …………………………..
13
vi
b. Ciri-ciri Masyarakat ……………………………..
14
c. Lapisan Masyarakat (Stratifikasi Sosial)…………
15
2. Masyarakat Kelas Sosial Menengah …………………
20
a. Pengertian Kelas Sosial Menengah ………………
20
b. Ciri-ciri Kelas Sosial Menengah …………………
20
3. Masyarakat Kelas Sosial Bawah …………………….
23
a. Pengertian Kelas Sosial Bawah ………………….
23
b. Ciri-ciri Kelas Sosial Bawah …………………….
23
C. Pendidikan sebagai Investasi Ekonomi dan Investasi Sosial …………………………………………..
26
1. Pengertian, Tujuan, dan Komponen Pendidikan…….
26
a. Pengertian Pendidikan …………………………...
26
b. Tujuan Pendidikan ……………………………….
28
c. Komponen Pendidikan …………………………..
29
2. Pendidikan sebagai Investasi Ekonomi dan Investasi Sosial ………………………………………
30
a. Investasi Ekonomi ……………………………….
30
b. Investasi Sosial …………………………………..
35
D. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………...
37
E. Kerangka Berpikir ……………………………………….
40
F. Hipotesis Penelitian ……………………………………… 43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………
44
B. Metode Penelitian ………………………………………..
44
C. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………
45
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………
45
1. Observasi ……………………………………………
45
2. Kuesioner …………………………………………...
46
3. Interview (Wawancara) …………………………….
46
4. Studi Dokumenter …………………………………..
46
vii
E. Instrumen Penelitian …………………………………….
46
1. Definisi Operasional …….……….…….…….………
46
a. Persepsi Masyarakat Kelas Menengah dengan Kelas Bawah …………………………………….
46
b. Pendidikan sebagai Investasi Ekonomi dan Investasi Sosial ……………………………………
BAB IV
47
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………………………
44
F. Teknik Pengelolaan Data ……………………………….
50
1. Tahap Pra-Lapangan ………………………………..
50
2. Tahap Editing dan Skoring ………………………….
50
3. Tabulasi ……………………………………………..
51
4. Interval ……………………………………………...
52
5. Persentase …………………………………………..
53
G. Teknik Analisis Data ……………………………………
53
1. Validitas …………………………………………….
53
2. Reabilitas ……………………………………………
53
3. Uji Asumsi Klasik .…………………………………
54
a. Uji Normalitas ………………………………….
54
b. Uji Linearitas ……………………………………
54
c. Uji Homogenitas ……….………………………
55
d. Uji Hipotesis Komperatif ……………………….
56
H. Hipotesisi Statistik ………………………………………
57
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data………………………………………….
58
1. Wilayah Kelurahan Kamal …………………………
58
a. Kondisi Geografis ………………………………
58
b. Kondisi Demografi ……………………………..
59
c. Kondisi Sosial …………………………………..
60
d. Pendidikan ………………………………………
62
e. Data Sarana dan Prasana ………………………..
64
viii
2. Karakteristik Responden ……………………………
64
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……………………………...
64
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pasangan Responden ………
66
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan ………………………….
67
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Pasangan Responden ….
69
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak ………………………
71
3. Deskripsi Variabel Penelitian a. Variabel Persepsi Masyarakat Kelas Menengah Dan Kelas Bawah ……………………………….
74
b. Variabel Pendidikan sebagai Investasi Ekonomi dan Sosial ……………………………………….
79
B. Pengajuan Persyaratan Analisis dan
BAB V
Pengujian Hipotesis …………………………………….
90
1. Pengajuan Persyaratan Analisis …………………….
90
a. Uji Validitas ……………………………………
90
b. Uji Reabilitas …………………………………...
92
c. Uji Normalitas ………………………………….
93
d. Uji Linearitas ……………………………………
94
e. Uji Homogenitas ……………………………….
95
2. Pengujian Hipotesis ………………………………..
96
C. Pembahasan Penelitian …………………………………
98
D. Keterbatasan Penelitian ………………………………..
103
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………
104
B. Implikasi ……………………………………………….
104
ix
C. Saran ……………………………………………………
104
DAFTAR PUSTAKA
116
LAMPIRAN
119
x
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 2.1
Daftar Jumlah Penerima Beasiswa Bidikmisi
17
Tabel 2.2
Perbandingan Nilai Angka, Huruf, dan Predikatnya
39
Tabel 2.3
Penelitian yang Relevan
43
Tabel 3.1
Tabel Waktu Penelitian
49
Tabel 3.2
Instrumen Wawancara Pengelola Bidikmisi
54
Tabel 3.3
Instrumen Wawancara Mahasiswa Bidikmisi
55
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Penelitian Beasiswa Bidikmisi
57
Tabel 3.5
Validitas Variabel Beasiswa Bidikmisi
60
Tabel 3.6
Uji Reliabilitas
62
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
79
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas
81
Tabel 4.3
Data Angket Beasiswa Bidikmisi
82
Tabel 4.4
Daftar Nama Penerima Bidikmisi
84
Tabel 4.5
Rata-rata Nilai Beasiswa Bidikmisi dan Prestasi Belajar
85
Tabel 4.6
Mengikuti Program Beasiswa
86
Tabel 4.7
Mengikuti Peraturan Beasiswa
86
Tabel 4.8
Menerima Dana Beasiswa setiap Semester
87
Tabel 4.9
Pembayaran Biaya Kuliah sesuai Fakultas Masing-Masing 87
Tabel 4.10
Menerima Anggaran sesuai dengan yang Ditentukan
88
Tabel 4.11
Pengalokasian Dana Bidikmisi Rutin Diterima
88
Tabel 4.12
Menggunakan Dana Bidikmisi untuk Keperluan Kuliah
89
xi
Tabel 4.13
Pembayaran Living Cost setiap Enam Bulan Sekali
89
Tabel 4.14
Penerimaan Dana Beasiswa Bidikmisi Melalui Rekening
90
Tabel 4.15
Mengikuti Peraturan yang Berlaku
91
Tabel 4.16
Kesesuaian Penyaluran Dana Bidikmisi
91
Tabel 4.17
Persentase Kehadiran Pembinaan di Bawah 70%
92
Tabel 4.18
Memberikan Keterangan yang Tidak Sesuai Baik Secara Lisan Maupun Tulisan
92
Tabel 4.19
Memenuhi Syarat sebagai Penerima Beasiswa Bidikmisi
93
Tabel 4.20
Mengikuti Pembinaan di Ma’had dengan Baik
93
Tabel 4.21
Mendapatkan Fasilitas Ma’had
94
Tabel 4.22
Mengikuti Kegiatan Ma’had
95
Tabel 4.23
Mengikuti Tata Tertib Ma’had
95
Tabel 4.24
Melakukan Pelanggaran Ma’had
96
Tabel 4.25
Uji Validitas Instrumen
98
Tabel 4.26
Hasil Uji Validitas
100
Tabel 4.27
Uji Reliabilitas
101
Tabel 4.28
Analisis Regresi Linear Sederhana
104
Tabel 4.29
Uji R Square
104
Tabel 4.30
Hasil F test
105
Tabel 4.31
Nilai Probabilitas pada Uji F
106
Tabel 4.32
Hasil t-Test
107
xii
Tabel 4.33
Koefisien Determinasi
109
Tabel 4.34
Uji t-Test
110
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal. Gambar 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
80
Gambar 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Fakultas 81
Gambar 4.3
P-Plot Uji Normalitas Data
102
Gambar4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
103
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Angket Bidikmisi
119
Lampiran 1
Data Responden dengan Nilai Angket
123
Lampiran 3
Data Indeks Prestasi Kumulatif 2014
124
Lampiran 3
Indeks Prestasi Kumulatif
130
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
131
Lampiran 5
Hasil Analisis Data
135
Lampiran 6
Wawancara
138
Lampiran 7
Transkrip Wawancara
140
Lampiran 8
Foto-Foto
168
Lampiran 9
Data Pribadi
170
Lampiran 10
Surat-Surat
171
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
merupakan
salah
satu
hal
terpenting
untuk
keberlangsungan hidup suatu negara. Karena dari pendidikan, suatu negara akan dipandang berharga di mata dunia. Seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi: Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran.
Hak
setiap
warga
negara
tersebut
telah
dicantumkan dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945. 1 Berdasarkan pasal tersebut, maka pemerintah pusat dan daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Seperti yang kita ketahui, pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang untuk memajukan kehidupan suatu bangsa. Banyak orang diluar sana yang ingin mengenyam pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal. Hal tersebut menimbulkan berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Permasalahan pendidikan di Indonesia ini sangatlah kompleks, di antaranya ialah terbatasnya biaya untuk melanjutkan pendidikan, jauhnya lembaga pendidikan dari tempat tinggal, masyarakat terlalu fokus untuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga mengesampingkan pendidikan, dan masyarakat yang putus asa atau pasrah terhadap keadaan, dan berbagai masalah lainnya yang ada di masyarakat. Permasalahan pendidikan dapat terjadi di berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari PAUD sampai ke perguruan tinggi. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai, maka semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut terbukti dengan adanya permasalahan pendidikan di tingkat
1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1
2
perguruan tinggi. Dengan biaya pendidikan yang tinggi serta pengeluaran lainnya yang berhubungan dengan pendidikan di perguruan tinggi, maka segala permasalahan akan semakin timbul terutama mengenai biaya pendidikan di perguruan tinggi. Biaya yang diperlukan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi bagi masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, apalagi jika masyarakat itu berasal dari keluarga yang tidak mampu. Maka dari itu, pemerintah memberikan berbagai kemudahan untuk masyarakat yang kurang mampu serta memiliki prestasi yang ingin melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Salah satu kemudahan yang diberikan pemerintah ialah dengan adanya berbagai macam beasiswa pendidikan yang telah disiapkan untuk para generasi penerus bangsa. Berbagai macam beasiswa di antaranya beasiswa S1 Unggulan, beasiswa S1 Bidikmisi, beasiswa Etos, beasiswa S1 BII-Maybank, beasiswa PPA/BPP PPA, beasiswa Monbukagakusho, beasiswa Astra 1st, beasiswa S1 Djarum, beasiswa S1 Kemenag, beasiswa S1 Tanoto Foundation, beasiswa S1 BCA Finance, beasiswa ORBIT HAH, beasiswa S1 ISRA, dan masih banyak lagi beasiswa lainnya. 2 Berbagai macam alasan pun menjadi latar belakang setiap orang dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, di antaranya pengakuan masyarakat akan pendidikan yang tinggi, ekonomi, prestasi dan keinginan belajar, kualitas, dan keberlangsungan hidup suatu negara. Pengakuan masyarakat akan pendidikan yang tinggi, dituntut untuk lebih memiliki andil dalam suatu negara berpendidikan tinggi maka seseorang akan semakin diakui dalam kehidupan di masyarakat. Masyarakat tidak akan memandang rendah jika pendidikan seseorang melampaui batas dari masyarakatnya sendiri. Dengan pendidikan, maka seseorang akan semakin diakui keberadaannya dalam lingkungan masyarakat. Terkait dengan kondisi ekonomi, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia berada pada tingkat 2
Herdiansyah, Beasiswa S1 2016-2017, 2016, (http://www.beasiswapascasarjana.com).
3
menengah dan bawah. Oleh karena itu, pemerintah memberikan bantuan terhadap pendidikan di Indonesia agar para generasi muda bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, salah satunya yaitu dengan memberikan beasiswa Bidikmisi kepada para pelajar berprestasi. Masyarakat yang berada di tingkat ekonomi menengah ke bawah berhak mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 1. Selain itu, juga dibutuhkan adanya prestasi & keinginan belajar yang tinggi pula. Pelajar kurang mampu yang memiliki prestasi dan keinginan belajar yang tinggi namun tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi berhak mendapatkan pengajaran yang layak. Dengan ini pemerintah mengadakan program beasiswa untuk membantu para pelajar yang kurang mampu namun memiliki prestasi belajar yang baik dan keinginan belajar yang tinggi. Hal tersebut harus diberikan bantuan berupa beasiswa agar ilmu yang sudah dimiliki bisa berkembang luas lagi dan bermanfaat bagi orang banyak di kemudian hari. Karena generasi yang cerdas akan lahir bukan dari kaya miskinnya seseorang, tapi dari tekad yang kuat dan keinginan belajar yang tinggi. Percuma jika kita kaya tapi tidak memiliki tekad dan keinginan belajar yang tinggi. Dengan adanya prestasi serta keinginan belajar yang tinggi, maka akan menghasilkan kualitas yang mumpuni pula. Tanpa mengesampingkan kuantitas, kualitas juga sangatlah penting. Kualitas yang baik menuntut negara untuk lebih kreatif dan inovatif demi kemajuan negaranya. Jika suatu negara memiliki kualitas yang baik, maka negara lain pun akan melirik negara kita dan diperhitungkan di mata dunia. Perbaiki kualitas dengan pendidikan. Apabila kualitas sumber daya manusia menjadi lebih baik, maka akan
berpengaruh
pada
keberlangsungan
hidup
suatu
negara.
Keberlangsungan hidup suatu negara bisa dilihat dari cerdasnya generasi penerus melalui pendidikan. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka akan semakin maju suatu negara. Jika sumber daya manusia diberikan pendidikan yang baik, maka kita tidak perlu mengandalkan orang asing untuk mengelola sumber daya alam negara kita sendiri. Bangsa kita bisa mengelola
4
dengan memanfaatkan sumber daya manusia negaranya sendiri. Cerdaskan generasi bangsa dengan pendidikan. Situasi ekonomi keluarga bukanlah penghalang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Berbagai perguruan tinggi menyediakan berbagai macam beasiswa pendidikan untuk menopang biaya pendidikan mahasiswa selama kuliah. Salah satu perguruan tinggi yang dipercayai untuk memberikan beasiswa adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah ini terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu perguruan tinggi Islam terbesar di Indonesia menyediakan berbagai macam beasiswa pendidikan untuk para mahasiswa, baik mahasiswa yang berprestasi maupun mahasiswa yang memiliki kendala finansial pun dapat mengajukan permohonan beasiswa. Berbagai macam beasiswa yang disediakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di antaranya beasiswa Bidikmisi Pemda, beasiswa Kementrian
Agama,
beasiswa
Bank
Indonesia,
beasiswa
Yayasan
Supersemar, beasiswa Bimantara, beasiswa Bazis, beasiswa Dompet Dhuafa, beasiswa PT Gudang Garam, beasiswa JIMS, beasiswa Orbit, beasiswa Bina Amaliyah, beasiswa ISE PT Bank, beasiswa Mandiri, dan beasiswa lainnya. 3 Beasiswa di atas terjalin atas kerja sama universitas dengan berbagai lintas instansi, yayasan, dan perusahaan pemberi beasiswa. Selain beasiswa eksternal yang disediakan, untuk lingkungan UIN sendiri universitas menyediakan beasiswa Social Trust Fund dan beasiswa Badan Layanan Umum (BLU) yang diberikan setiap tahunnya. Universitas telah memberikan kemudahan bagi masyarakat yang kurang mampu terutama dalam finansial tetapi memiliki berbagai prestasi, maka masyarakat bisa memilih dan mengikuti program beasiswa Bidikmisi yang diselengkarakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta mengikuti berbagai persyaratan yang telah ditetapkan. Hal tersebut telah dijelaskan
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Beasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, (http://www.uinjkt.ac.id/id/beasiswa/).
5
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat 1 dan 2. 4 Bidikmisi adalah program bantuan biaya pendidikan yang diberikan Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010 kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi. Bidikmisi merupakan program 100 Hari Kerja Mentri Pendidikan Nasional yang dicanangkan pada tahun 2010. 5 Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan yang hanya ditujukan untuk calon mahasiswa tidak mampu. 6 Menurut Kementrian Agama, beasiswa Bidikmisi PTAI adalah beasiswa pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), yang berasal dari keluarga kurang mampu. 7 Pada awalnya, Bidikmisi hanya sebatas pada Peraturan Menteri yang harus dilaksanakan oleh PTN, kemudian menjadi Peratutan Pemerintah, dan kini ditingkatkan menjadi UU. Ini artinya, jika sebelumnya hanya bersifat dukungan kebijakan yang ada pada pada tingkat menteri, lalu ditingkatkan menjadi kebijakan pemerintah, maka dengan telah masuknya kebijakan itu dalam UU No. 12 Pasal 74 ayat 1, kini Bidikmisi menjadi tanggung jawab negara. 8 Melalui program Bidikmisi, pemerintah siap menanggung biaya kuliah dan biaya hidup. Yang membedakan program beasiswa Bidikmisi dengan beasiswa lainnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di antaranya penerima beasiswa Bidikmisi mendapatkan biaya perkuliahan hingga semester 8, mendapatkan uang saku setiap bulannya, mendapatkan fasilitas
4
Peraturan Penerintah Republik Indonesia No.48 Tahun 2008. Dikti, Beasiswa Bidikmisi, 2016, (http://satulayanan.id/layanan/index/56/beasiswabidikmisi/kemendikbud). 6 Ristekdikti, Bidikmisi,2016, (http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id). 7 Kementrian Agama, Beasiswa Bidikmisi, 2016, (http://www.kemenag.go.id). 8 Mohammad Nuh, Kebangkitan Kaum Duafa Bidikmisi Memutus Mata Rantai Kemiskinan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), h. 162. 5
6
tempat tinggal berupa asrama selama 2 tahun, serta mendapatkan pengajaran berupa bahasa dan keagamaan. Dengan begitu, para penerima program Bidikmisi akan lebih terjamin dan dapat mengikuti pendidikan dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya. Hal tersebut akan membangun jiwa generasi muda untuk lebih berpacu dalam dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi dan melakukan berbagai inovasi kreatif yang bermanfaat. Selain mendapatkan berbagai fasilitas dari universitas, para penerima beasiswa Bidikmisi pun selalu diikutsertakan dalam berbagai kegiatan, baik di dalam Ma’had maupun diluar Ma’had. Kegiatan di dalam Ma’had, seperti hadir untuk mengikuti shalat maghrib dan subuh berjama’ah, mengikuti pembelajaran di Ma’had berupa pengajaran bahasa dan keagamaan, adanya struktur organisasi Ma’had, kegiatan olahraga bersama, dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Ma’had. Sedangkan di luar Ma’had para penerima beasiswa Bidikmisi diikutsertakan dalam berbagai kegiatan kampus untuk terlibat langsung sebagai bentuk pembelajaran dalam berorganisasi. Seperti yang tertera pada Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bahwa terdapat 770 orang penerima beasiswa Bidikmisi. 9 Semua penerima beasiswa Bidikmisi diwajibkan mengikuti aturan yang telah disetujui dan tertera sebagai bahan acuan bagi mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi untuk tetap bersikap dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Aturan yang telah ditetapkan itu bersifat mengikat, karena sudah adanya perjanjian dengan kedua belah pihak. Dengan adanya tuntutan ganda tersebut yaitu tuntutan sebagai mahasiswa di kampus dan mahasantri di Ma’had, dituntut untuk lebih fokus dan berkonsentrasi tinggi agar keduanya dapat berjalan dengan baik. Belum lagi jika mengikuti kegiatan di kampus misalnya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), maka sebagai mahasiswa harus pandai-pandai membagi waktu agar semuanya bisa berjalan beriringan. Hal 9
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Kementrian Agama, 2015), h. 4.
7
tersebut akan berpengaruh terhadap prestasi belajar kita di kampus yang penilaian akhirnya dilihat melalui IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) sebagai hasil dari prestasi belajar. Oleh karena itu,
tidaklah mudah untuk
mendapatkan IPK yang baik dan sesuai harapan tanpa mengesampingkan tuntutan antara kampus dan asrama. Hal ini yang menjadikan para penerima beasiswa Bidikmisi merasa sulit untuk membagi waktu antara kuliah dengan Ma’had, dikarenakan terdapat tuntutan lebih bagi para mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi serta membuat mahasiswa kurang bersosialisasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Akhirnya, pada tahun 2013 terdapat beberapa mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi mengalami penurunan nilai IPK. Penelitian mengenai beasiswa Bidikmisi telah dilakukan sebelumnya oleh Stephani Chintya Debi dan Sunardi dari. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, keduanya berkesimpulan bahwa adanya hubungan yang
positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Semakin kuat motivasi belajar yang dilakukan, maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang dihasilkan oleh mahasiswa penerima beasiswa. Berdasarkan penelitian di atas, membuat penulis tergugah untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Beasiswa Bidikmisi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis identifikasi beberapa permasalahan, di antaranya: 1. Terbatasnya biaya untuk melanjutkan pendidikan. 2. Jauhnya lembaga pendidikan dari tempat tinggal. 3. Mahasiswa terlalu fokus untuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. 4. Mahasiswa putus asa terhadap berbagai masalah yang ada.
8
5. Sulitnya mahasiswa untuk membagi waktu antara kuliah dengan Ma’had dikarenakan terdapat tuntutan lebih bagi para mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi serta membuat mahasiswa kurang bersosialisasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). 6. Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi memperoleh nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) standar.
C. Pembatasan Masalah Oleh karena masalah tersebut sangatlah luas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada sulitnya mahasiswa untuk membagi waktu antara kuliah dengan Ma’had dikarenakan terdapat tuntutan lebih bagi para mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi serta membuat mahasiswa kurang bersosialisasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi memperoleh nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rendah.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis a. Sebagai bahan acuan bagi penelitian sejenis yang mungkin akan dilakukan selanjutnya.
9
b. Memberikan informasi seputar penerima beasiswa Bidikmisi. c. Memberikan motivasi terhadap mahasiswa Bidikmisi untuk terus berprestasi di kampus.
2. Kegunaan Praktis a. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi para mahasiswa dalam memilih program beasiswa yang disediakan oleh pihak universitas. b. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi institusi terkait dalam memberikan segala jenis tuntutan yang telah ditentukan dan wajib untuk dilaksanakan dengan ketentuan yang ada terhadap segala kegiatan perkuliahan di kampus maupun di Ma’had bagi penerima beasiswa Bidikmisi, serta pertimbangan
waktu
untuk
melaksanakan
kegiatan
diluar
perkuliahan atau Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada. c. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai besarnya pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar bagi mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Sehingga masyarakat bisa menilai prestasi belajar yang dimiliki oleh penerima beasiswa Bidikmisi.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik 1. Beasiswa a. Pengertian Beasiswa Beasiswa adalah bantuan yang diberikan oleh pihak tertentu kepada perorangan yang digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. 1 Beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar. 2 beasiswa adalah bantuan untuk membantu orang terutama bagi yang masih sekolah atau kuliah agar mereka dapat menyelesaikan tugasnya dalam rangka mencari ilmu pengetahuan hingga selesai. Bantuan ini biasanya berbentuk dana untuk menunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oleh anak-anak sekolah atau mahasiswa selama menempuh masa pendidikan di tempat belajar yang diinginkan. b. Tujuan Pemberian Beasiswa Beberapa tujuan dari penerimaan beasiswa ini antara lain: 1) Untuk membantu para pelajar atau mahasiswa agar mereka bisa mencari ilmu sesuai dengan bidang yang ingin dikuasai, terutama bagi yang punya masalah dalam hal pembiayaan. 2) Menciptakan
pemerataan
suatu
ilmu
pengetahuan
atau
pendidikan kepada setiap orang yang membutuhkan. Memang kita punya hak untuk belajar agar mendapat ilmu pengetahuan yang cukup untuk bekal hidup di kemudian hari. Namu, untuk mendapatkan suatu ilmu kadang kita perlu mengeluarkan
1 2
Universitas Indonesia, Beasiswa, 2016, (http://anakui.com) Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016, (http://kbbi.web.id)
10
11
biaya.untuk itu, beasiswa inilah yang akan membantu seseorang untuk mendapatkan ilmu tersebut. 3) Menciptakan generasi baru yang lebih pintar dan cerdas. Karena dengan adanya bantuan beasiswa ini, maka seseorang terutama kaum muda bisa mempunyai kesempatan untuk mendapat pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Dari sini akan tercipta sumber daya manusia baru yang lebih mampu menjawab tantangan di zaman yang terus maju ini. 4) Meningkatkann kesejahteraan. Setelah tercipta sumber daya manusia baru yang cerdas, diharapkan mereka ini bisa memberi bantua lewat ide dan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya ketika menjalani masa pendidikan. Karena ilmu pengetahuan tersebut bisa diterapkan dalam masyarakat dengan tujuan untuk memajukan mereka sehingga kemakmuran dan kesejahteraan lebih mudah dicapai. 3 Tujuan pemberian beasiswa pada dasarnya adalah untuk mendukung kemajuan dunia pendidikan. Pemerataan kesempatan belajar bagi para mahasiswa yang berprestasi dan kurang berprestasi, namun secara ekonomis tidak atau kurang mampu secara ekonomi. Mendorong dan mempertahankan semangat belajar mahasiswa sehingga mampu tetap berprestasi dan bergairah dalam menyelesaikan studi. Mendorong siswa berpacu mencapai prestasi akademik yang tertinggi sehingga sumberdaya manusia yang potensial tersebut tidak sia-sia. Sasaran awalnya adalah golongan masyarakat yang tidak mampu dari segi ekonomi, agar mereka tetap bisa mengenyam pendidikan yang layak. Tidak hanya itu, penerima beasiswa seharusnya juga memiliki jiwa sosial yang tinggi dan mengurangi sifat egoisme. Supaya ketika mereka lulus 3
Anneahira, Beasiswa, 2016, (www.anneahira.com)
12
dari bangku pendidikan, mampu menerapkan ilmunya untuk kepentingan umum, dan semaksimalnya berusaha menjadi orang yang menyediakan beasiswa bagi penerusnya. Namun pada penerapannya sangat berkebalikan, kesalah pahaman tentang arti beasiswa itu menjadi sebuah polemik yang sering muncul dan semakin terlihat jelas. Lebih parahnya lagi, dana besiswa yang diberikan sering kali disalah gunakan oleh oknum penerima beasaiswa yang tidak bertanggung jawab . Realita itu sudah menjadi suatu hal yang tidak tabu lagi. Saya pribadi berpendapat bahwa, tidak ada masalah jika golongan mampu bisa mendapat beasiswa, kalau dia memang benar-benar berprestasi namun seyogyanya yang mendapat beasiswa adalah yang benar benar kurang mampu. Namun akan lebih baik lagi jika dana beasiswa yang dia peroleh digunakan untuk menunjang atau memajukan sebuah pendidikan. Seperti membeli buku, atau melakukan sebuah penelitian ilmiah yang berguna bagi dunia pendidikan, daripada hanya untuk memenuhi kebutuhan tersier pribadinya. Sehingga, tujuan adanya program beasiswa yang diberikan pemerintah atau swasta benar-benar bisa tercapai dan tepat sasaran, yaitu menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berguna bagi agama bangsa dan negara. c. Manfaat Beasiswa Adapun manfaat dari beasiswa, di antaranya: 1) Membantu siswa yang kurang mampu untuk mendapat kesempatan dalam menempuh pendidikan. 2) Mendorong siswa untuk sling berlomba dalam hal prestasi akademik.
13
3) Merangsang semangat belajar siswa atau penerima beasiswa agar terbebas dari pencabutan beasiswa tersebut. 4) Memberikan kesempatan kepada lembaga luar sekolah untuk berpartisiasi dalam proses peningkatan pendidikan. 2. Bidikmisi a. Pengertian Bidikmisi Bidikmisi adalah program bantuan biaya pendidikan yang diberikan Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010 kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi. Bidikmisi merupakan program 100 Hari Kerja Mentri Pendidikan Nasional yang dicanangkan pada tahun 2010. Perguruan tinggi yang mendapat bantuan Bidikmisi yaitu perguruan tinggi di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama. Pada tahun 2011 mahasiswa baru penerima Bidikmisi bertambah menjadi 30.000 di 117 perguruan tinggi negeri dengan adanya tambahan anggaran APBN-Perubahan. Pada tahun 2012 ini Bidikmisi dilanjutkan dikembangkan menjadi 30.000 calon mahasiswa penerima yang diselenggarakan di 87 perguruan tinggi negeri di bawah Kemdikbud dan program Bidikmisi yang dikelola oleh Kementrian Agama. Program ini mempunyai misi untuk menghidupkan harapan bagi masyarakat kurang mampu dan potensi akademik memadai untuk menempuh pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Bantuan yang diberikan dalam program ini terdiri atas bantuan biaya hidup yang diserahkan keepada mahasiswa sekurang-kurangnya sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) perbulan yang ditentukan berdasarkan Indeks Harga Kemahalan daerah lokasi PTN dan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikelola PTN sebanyak-
14
banyaknya Rp 2.400.000,- (dua juta empat ratus ribu rupiah) persemester permahasiswa. 4 b. Landasan Hukum 1) UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2) UU RI No.9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan. 3) Peraturan Pemerintah RI No.48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. 4) Peraturan Pemerintah RI No.60 tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi Negeri. 5) Petunjuk
teknis
Penyelenggaraan
Program
Bantuan
Biaya
Pendidikan Perguruan Tinggi Agama Islam tahun 2014.
Berdasarkan
petunjuk
teknis
penyelenggaraan
Program
Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi Perguruan Tinggi Agama Islam tahun 2014, peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan dalam pemberian Program Bantuan Biaya Pendidikan adalah: a) Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab V pasal 12 (l.c), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 12 (l.d), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka
yang
orang
tuanya
tidak
mampu
membiayai
pendidikannya. b) Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 76 (A), menyebutkan bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau Perguruan Tinggi berkewajiban memenuhi hak Mahasiswa yang tidak mampu 4
Dikti, Beasiswa Bidikmisi, 2016, (http://satulayanan.id/layanan/index/56/beasiswabidikmisi/kemendikbud).
15
secara ekonomi untuk dapat menyelesaikan studinya sesuai dengan peraturan akademik. Pasal (2) menyebutkan bahwa pemenuhan hak Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara memberikan: (a) beasiswa kepada Mahasiswa berprestasi, (b) bantuan atau membebaskan biaya Pendidikan. c)
Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat (l), menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa Pemerintah
dan
Pemerintah
Daerah
sesuai
dengan
kewenangannya dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi. d) Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 53A yang menegaskan bahwa satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan tempat beasiswa bagi peserta didik berkewarganegaraan lndonesia yang berprestasi dan wajib mengalokasikan bagi calon peserta didik berkewarganegaraan Indonesia, yang memiliki potensi akademik baik dan tidak mampu secara ekonomi, paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah keseluruhan peserta didik baru. e)
Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.
f)
Peraturan Menteri Keuanagan Republik lndonesia Nomor 190lPMK.0512012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
16
g) Peraturan
Menteri
811PMK.0512012
Keuangan tentang
Republik
Belanja
lndonesia
Bantuan
nomor
Sosial
pada
Kementerian Negara/Lembaga. 5 c. Sistem Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ketentuan Umum 1) Sasaran Lulusan jenjang pendidikan menengah yang terdiri atas lulusan Madrasah Aliyah, Pesantren, SMA, SMK, dan yang sederajat (2 tahun terakhir) yang berprestasi dan orang tua/wali-nya kurang mampu secara ekonomi. 2) Penyelenggara Penyelenggara program beasiswa Bidikmisi adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah Kementrian Agama Republik Indonesia. d. Persyaratan, Kuota dan Sistematika Lainnya 1) Persyaratan Berkas beasiswa Bidikmis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015: a) Daftar online (www.ais.uinjkt.ac.id); b) Formulir Bidikmisi
(formulir dapat di download di
www.uinjkt.ac.id), c) Bukti kelulusan masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Print Out SK Kelulusan SNMPTN PPA, SNMPTN TULIS, SMB PTKAN PPA, SMB PTKAN TULIS, SBM PTN, atau MANDIRI); d) Lulus Madrasah Aliyah, Pesantren, SMA, SMK, dan yang sederajat tahun 2014 atau 2015 dibuktikan dengan fotokopi ijazah/SKHU yang dilegalisir; e) Kartu identitas (KTP/Kartu Siswa/SIM); 5
Pedoman Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Kementrian Agama,
2014).
17
f) Kartu keluarga (KK) dilegalisir kelurahan setempat; g) Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan tempat tinggal; h) Bukti pembayaran rekening listrik 1 bulan terakhir; i) Bukti slip gaji/penghasilna orang tua (jika pekerjaan orang tua pegawai atau karyawan); j) Foto rumah atau tempat tinggal bagian depan, belakang, samping kiri, samping kanan, dan bgaian dalam rumah; k) Fotokopi raport SLTA dan sederajat semester 1-6 atau IPK untuk pendaftar pengganti penerima beasiswa Bidikmisi; l) Peringkat 10 besar di kelas (dibuktikan dengan piagam, surat pernyataan, dan lain-lain yang ditanda tangani Kepala Sekolah); m) Melampirkan prestasi non-akademik (olahraga, seni, dan lainlain) yang pernah diikuti atau diraih (dibuktikan dengan piagam, sertifikat, dan lain-lain); n) Pas foto terbaru berwarna 4 x 6 sebanyak 4 lembar. 2) Kuota Banyaknya penerima Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun anggaran 2015 adalah 770 orang. Jumlah tersebut berdasarkan hasil pendistribusian perguruan tinggi negeri di bawah Kementrian Agama Republik Indonesia yang ditentukan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia. Adapun kuota fakultas ditentukan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan disahkan melalui SK Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 2.1 Daftar Jumlah Penerima Beasiswa Bidikmisi No.
Tahun
Jumlah
1
2011
150
18
2
2012
150
3
2013
160
4
2014
150
5
2015
160 770
Total Jumlah
Sumber: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015
3) Alur Pendaftaran a) Daftar jalur masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; SPAN PTKAN, SNMPTN, SBMPTN, UM PTKAN, atau SPMB MANDIRI; b) Lulus ujian masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; c) Mendaftar
beasiswa
Bidikmisi
secara
online
melalui
www.uinjkt.ac.id atau www.spmb.uinjkt.ac.id ; d) Menyerahkan berkas ke Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; e) Seleksi berkas oleh Tim dari Bagian Kemahasiswaan; f) Psikotest; g) Interview di setiap fakultas terpilih atau oleh panitia yang dibentuk
oleh
Bagian
Kemahasiswaan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta. (calon didampingi orang tua/wali); h) Pengumuman
lulus
Beasiswa
Bidikmisi
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta; i) Registrasi Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; j) Bersedia menempati dan mengikuti pembinaan di Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 1 tahun; k) Mengikuti semua prosedur Beasiswa Bidikmisi dan pembinaan Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
19
4) Mekanisme Seleksi a) Kementerian
Riset
Teknologi
dan
Pendidikan
Tinggi
melakukan koordinasi dan sosialisasi antar unit utama, unit kerja dan instansi terkait termasuk Panitia Seleksi Nasional mahasiswa baru serta melakukan publikasi melalui media massa. b) Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota melakukan sosialisasi dan atau memberikan informasi kepada satuan pendidikan di lingkungannya tentang program Bidikmisi. c) Institusi pendidikan tinggi melakukan sosialisasi dan atau memberikan informasi kepada sekolah dan publik tentang program Bidikmisi. d) Kepala
Sekolah/Madrasah/PKBM
atau
yang
sederajat
mensosialisasikan program Bidikmisi kepada siswa khususnya bagi siswa kelas 12. e) Kepala
Sekolah/Madrasah/PKBM
mengoordinasikan
dan
atau
memfasilitasi
yang
sederajat
seluruh
proses
pendaftaran di setiap sekolah dan mengirimkan berkas yang telah memenuhi persyaratan ke perguruan tinggi negeri yang dituju tanpa mengenakan biaya pada siswa pendaftar. 6 5)
Pendanaan a) Jangka Waktu Pemberian Beasiswa
diberikan
sejak
calon
mahasiswa
dinyatakan diterima di perguruan tinggi selama 8 (delapan) semester untuk program S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b) Sifat, Jumlah dan Penggunaan Dana Anggaran yang tersedia dalam Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan indeks sebesar Rp 6.000.000,- permahasiswa pertahun, dalam bentuk Bantuan 6
Pedoman Penyelenggaraan Bidikmisi (Jakarta: Kementrian Agama, 2015), h. 18.
20
Sosial yang ditempatkan pada akun belanja bantuan Sosial, diluncurkan secara block grant by name by address kepada mahasiswa penerima Program Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi. Adapun penggunaan dana tersebut meliputi: (1) Biaya perkuliahan, besar biaya yang dibayarkan sesuai dengan biaya perkuliahan pada jurusan dan fakultas penerima beasiswa. (2) Living cost, pemberian living cost bagi penerima beasiswa bidikmisi. (3) Penggunaan
dana
akan
dilaporkan
ke
Direktur
Perguruan Tinggi Agama Islam Kementrian Agama Republik Indonesia. 6) Mekanisme Penyaluran Dana a) Biaya living cost dibayarkan setiap enam bulan sekali. b) Biaya perkuliahan, biaya Ma’had, dan biaya pembinaan dibayarkan langsung ke rekening UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh Bagian Kemahasiswaan. c) Penyaluran beasiswa dari Universitas kepada mahasiswa penerima melalui rekening mahasiswa. d) Penyaluran biaya pendidikan diatur oleh Universitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7) Penghentian Bantuan Sanksi dan pemberhentian beasiswa dilakukan apabila mahasiswa penerima beasiswa: a) Terbukti melanggar Kode Etik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b) Indeks Prestasi Kumulatif < 3,00. c) Tidak menempati Ma’had selama 3 bulan selama tinggal di Ma’had. d) Presensi kehadiran pembinaan di bawah 70% sebanyak 3 bulan selama tinggal di Ma’had.
21
e) Tidak mematuhi peraturan Ma’had UIN yang dibuktikan oleh surat rekomendasi dari Kepala Pusat Ma’had. f) Terlibat dalam organisasi terlarang. g) Telah menyelesaikan studi. h) Cuti karena sakit atau alasan lain. i) Skorsing. j) Drop Out. k) Non aktif. Mahasiswa penerima bidikmisi yang tidak mengikuti kegiatan akademik yang ditentukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta l) Mengundurkan diri. m) Meninggal dunia. n) Kebijakan
yang
diberikan
akan
dipertimbangkan
oleh
pengelola beasiswa bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8) Pelanggaran dan Sanksi a) Pelanggaran Hal-hal yang termasuk pelanggaran peraturan program bantuan biaya pendidikan Bidikmisi adalah sebagai berikut: (1) Telah memberikan keterangan yang tidak benar baik secara lisan maupun tertulis; (2) Melakukan pemalsuan dokumen pendukung pada saat pendaftaran beasiswa Bidikmisi; (3) Mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai penerima beasiswa Bidikmisi; (4) Terbukti tidak memenuhi syarat sebagai penerima beasiswa Bidikmisi; (5) Presensi pembinaan kurang dari 70% sebayak 1 bulan; (6) Presensi pembinaan kurang dari 70% sebanyak 2 bulan; (7) Presensi pembinaan kurang dari 70% sebanyak 3 bulan; b) Sanksi
22
(1) Sanksi atas pelanggaran poin a-d adalah pembatalan pemberian serta pengembalian bantuan biaya pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada penerima program beasiswa Bidikmisi. (2) Sanksi atas pelanggaran poin e dan f adalah penerbitan Surat Peringatan 1 dan 2 dari Kepala Pusat Ma’had Al Jami’ah. (3) Sanksi atas pelanggaran poin g adalah mendapatkan Surat Peringatan 3. Adapun SP 3 merupakan sanksi terakhir yang berarti bahwa mahasiswa yang bersangkutan pada semester berikutnya tidak tercatat sebagai penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (4) Mekanisme Pemberian Sanksi Alur dalam pemberian sanksi, yaitu Pengasuh Ma’had mengajukan
surat
usulan
pemberian
sanksi
bagi
mahasiswa kepada Kepala UPT Pusat Ma’had Al Jami’ah. Kepala Pusat akan mengeluarkan untuk pemberian SP 3, surat usulan dari pengasuh akan di acc oleh Kepala UPT untuk selanjutnya akan diterbitkan SP 3 yang akan ditandatangani
oleh
Wakil
Rektor
Bidang
Kemahasiswaan. 9) Hal Khusus Bagi penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 dan 2012 (non Ma’had) diberi ketentuan sebagai berikut: a) Mahasiswa yang presensi pembinaanya kurang dari 70% selama 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) bulan, masih diperkenankan
menjadi
mahasiswa
penerima
beasiswa
bidikmisi pada tahun 2015 dengan catatan akan memperbaiki prestasi akademik yang bersangkutan. Dana living cost
23
semester-semester yang lalu belum disetorkan, akan dikirim seluruhnya ke rekening pribadi yang bersangkutan. b) Sedangkan bagi mahasiswa yang presensi pembinaannya kurang dari 70% selama 3 (tiga) bulan atau lebih, tidak diperkenankan untuk menjadi penerima beasiswa Bidikmisi pada tahun 2015. Dana living cost yang belum disetorkan akan dipergunakan untuk membayar biaya perkuliahan atas nama mahasiswa yang bersangkutan sampai dengan semester 8 (jika mencukupi), baru kemudian sisanya akan disetorkan ke rekening pribadi yang bersangkutan. c) Bagi mahasiswa dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) kurang dari 3,00, perlakuannya sama seperti poin b di atas. 10) Hak dan Kewajiban a) Hak Penerima Bidikmisi (1) Mendapatkan bantuan biaya pendidikan. (2) Mendapatkan living cost sesuai dengan mekanisme yang sudah diatur. (3) Mendapatkan fasilitas tempat tinggal (Ma’had UIN). (4) Menerima pembinaan secara berkala sesuai kurikulum dan sistem yang sudah diatur UPT Kepala Pusat Ma’had Al Jami’ah. (5) Mendapatkan
pelayanan
perihal
beasiswa
dari
penyelenggara bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b) Kewajiban Penerima Bidikmisi (1) Mematuhi peraturan dan Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (2) Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif > 3,00. (3) Melaporkan laporan perkembangan akademik setiap semester
ke
Bagian
Hidayatullah Jakarta.
Kemahasiswaan
UIN
Syarif
24
(4) Menempati dan aktif melaksanakan pembinaan selama menjadi Mahasantri Ma’had. (5) Mentaati
semua
peraturan
Ma’had
UIN
syarif
Hidayatullah Jakarta. (6) Menjaga nama baik almamater, Ma’had dan Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (7) Beri’tikad baik untuk berbakti dan mengabdi kepada agama, almamater UIN, masyarakat, bangsa dan negara. 11) Mekanisme Pengunduran Diri Bidikmisi Penerima beasiswa Bidikmisi ketika berkeinginan mengundurkan diri sebagai penerima beasiswa Bidikmisi dikarenakan mendapat beasiswa ke luar negeri, menikah, dan lain-lain. Harus mengikuti mekanisme sebagai berikut: a) Memberitahukan pengunduran diri paling lambat 2 minggu sebelum akhir semester. b) Membuat surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. c) Memberikan penjelasan secara langsung (lisan) kepada kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12) Monitoring dan Evaluasi a) Bentuk dan tujuan kegiatan Bentuk kegiatan monitoring adalah melakukan pemantauan dan pembinaan kepada penerima beasiswa bidikmisi. (1) Komponen (a) Nilai akademik (b) Presensi kehadiran pembinaan Ma’had (c) Perilaku penerima (2) Tim monitoring
25
Monitoring
dan
evaluasi
dilakukan
oleh
Bidang
Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ma’had Al Jami’ah dan unit-unit terkait. 7
3. Prestasi Belajar a.
Pengertian Belajar Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. 8 Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing, bahkan sudah merupakan bagian dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari, atau pagi hari. Namun, dari semua itu tidak setiap orang mengetahui apa itu belajar. Seandainya dipertanyakan apa yang sedang dilakukan? Tentu saja jawabnya adalah “belajar”. Itu saja titik. Sebenarnya dari kata ‘belajar” itu ada pengertian yang tersimpan di dalamnya. Pengertian dari kata “belajar” itulah yang perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak melahirkan pemahaman yang keliru mengenai masalah belajar. Masalah pengertian belajar ini, para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang
keahlian
mereka
masing-masing.
Tentu
saja
mereka
mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. James O. Whittaker, misalnya, merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
7
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Kementrian Agama, 2015), h. 4. 8 Evelin Siregar, dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 3.
26
Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan learning is change is performance as a result of practice. Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 9 Adapun menurut Melvin H. Marx mengatakan bahwa belajar adalah perubahan yang dialami secara relatif abadi dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari suatu tingkah laku sebelumnya. Dalam hal ini, sering atau biasa disebut praktik atau latihan (learning is a relatively enduring change in behaviour which is a function of prior behaviour, usually called practice). 10 Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang dutunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Dengan demikian, maka perubahan fisik akibat sengatan serangga, patah tangan, patah kaki, buta mata, tuli telinga, penyakit bisul, dan sebagainya bukanlah sebagai hasil dari 9
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 12. Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: ArRuzz media, 2012), h. 227. 10
27
proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh sutau perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 11 Oleh karena itu, belajar bukanlah suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi, langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. 12 b. Ciri-ciri Belajar Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar. 1) Perubahan yang terjadi secara sadar Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari
bahwa
pengetahuannya
bertambah,
kecakapannya
bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu. 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat menulis. 11
Djamarah, op. cit., h. 13. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), h. 29.
12
28
Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis dengan kapur dan sebagainya. Di samping itu, dengan kecakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapankecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatancatatan, mengerjakan soal-soal, dan sebagainya. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin
29
dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perubahan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. 13 Menurut Baharuddin & Esa N.W, ciri-ciri belajar meliputi: (1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku, (2) Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen, (3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial, (4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman, (5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. 14 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain yang berasal dari luar diri yang belajar. Karena tidak heran bila ada anak cerdas, aktif dan kreatif pada akhirnya dapat mengalami kegagalan dalam belajar karena faktor keluarga yang kurang mendukung. Sebaliknya, banyak ditemukan anak-anak dari keluarga ekonomi lemah justru sukses dalam belajar karena faktor motivasi untuk sukses yang tinggi didukung oleh guru-guru yang profesional. Secara umum, keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 13
Djamarah, op. cit., h. 15. Lilik Sriyanti, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Ombak Dua, 2013), h. 18.
14
30
1) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. a) Faktor Nonsosial Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah ke sekolah, sarana transfortasi yang tersedia dan sejenisnya. b) Faktor Sosial Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam
keluarga,
gaya
pengasuhan
orang
tua,
hubungan
antarpersonil sekolah, gaya mengajar guru, sikap guru terhadap siswa dan sebagainya. 2) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. a) Faktor Fisiologis (1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat memengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan, mengantuk dan
31
kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambar hasil belajar. (2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaan fungsifungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra dan kelengkapan anggota tubuh yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat menunjang belajar. 3) Faktor Psikologis Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan memengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat banyak memberikan warna terhadap aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik. 15 d. Gaya Belajar Gaya adalah cara. Gaya belajar merupakan cara anak didik belajar yang sudah menjadi kebiasaan, dan kebiasaan tersebut dianggap paling tepat baginya. Ada empat gaya belajar, yaitu: 1) Somatis, artinya tubuh atau raga. Anak dengan gaya belajar somatis akan belajar lebih cepat bila dilakukan dengan memanfaatkan
15
Ibid., h. 24.
32
tubuh/raga, baik melalui aktivitas yang melibatkan tubuh, ataupun dengan melihat, memperhatikan bagian-bagian tubuhnya. 2) Auditif,
artinya
suara.
Gaya
belajar
ini
ditempuh
dengan
mendengarkan suara, seperti suara guru, suara diri sendiri atau teman lain yang sedang belajar. Anak yang mempunyai tipe belajar auditif akan lebih menangkap pelajaran dengan cara mendengarkan. 3) Visual, merupakan gaya belajar melalui penglihatan. Anak dengan gaya belajar akan lebih mudah memahami materi bila dengan melihat atau membaca. 4) Intelektual, gaya belajar yang dilakukan dengan perenungan atau insight. Anak dengan tipe belajar ini akan memahami pelajaran melalui pemahaman dan perenungan.biasanya siswa dengan tipe ini menyukai suasana belajar yang tenang. 16
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, di antaranya: a. Faktor internal, yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 1) Aspek Pisiologis (meliputi: tonus jasmani, mata dan telinga). 2) Aspek Psikologis (meliputi: inteligensi, sikap, minat, dan motivasi). b. Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 1) Lingkungan
Sosial
(meliputi:
keluarga,
guru
dan
staf,
masyarakat, dan teman). 2) Lingkungan Nonsosial (meliputi: rumah, sekolah, peralatan, dan alam). c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. 1) Pendekatan Tinggi (meliputi: speculative dan achieving) 16
Ibid., h. 27.
33
2) Pendekatan Sedang (meliputi; analitical dan deep) 3) Pendekatan Rendah (meliputi: reproductive dan surface) 17 Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan seseorang yang bukan karena faktor belajar adalah: a) Faktor kematangan. Perkembangan manusia dan perubahan dalam diri seseorang dapat terjadi karena faktor kematangan. Kematangan merupakan proses alamiah yang terjadi dengan sendirinya. Seseorang dapat mengalami perubahan karena kematangan, seperti berubahnya suara pada masa pubertas, perubahan jakun dari kecil menjadi
lebih
besar,
perubahan
dari
belum
mempunyai
jambang/jenggot menjadi berjenggot. b) Faktor pertumbuhan. Pertumbuhan seseorang terjadi faktor makanan atau gizi. Pertumbuhan adalah perubahan material manusia secara kuantitatif. Perubahan tersebut bisa dari kecil menjadi besar, bisa dari sempit menjadi luas bisa pula dari sedikit menjadi banyak atau dari tidak ada menjadi ada. Pertumbuhan fisik berarti jasmani menjadi lebih besar, lebih tinggi atau lebih gagah. Pertumbuhan terjadi pada kondisi fisik lain seperti pertumbuhan rambut, pertumbuhan gigi, pertumbuhan tangan kaki. Pertumbuhan rambut bisa dalam arti dari sedikit menjadi banyak atau dari pendek menjadi panjang. c)
Faktor insting dan reflek. Insting dan reflek merupakan perilaku yang terjadi secara otomatis. Insting dan reflek merupakan mekanisme dalam diri seseorang yang terjadi secara alamiah sebagai jalan untuk mempertahankan hidupnya. Mencari makan, bernafas, berkedip, bersin merupakan bentuk-bentuk perilaku yang muncul secara otomatis sebagai jalan untuk melindungi diri dari
17
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 132.
34
bahaya atau mempertahankan hidup. Dengan jalan ini manusi berkembang dan tetap bertahan hidup. 18 Selain itu, juga terdapat faktor-faktor yang tersangkut dalam kegiatan belajar, yakni: (1) Asosiasi. Dalam kegiatan belajar terjadi koneksi atau hubungan di dalam otak, antara hal satu dengan lainnya. (2) Motivasi. Belajar akan terjadi bila manusia atau binatang terdorong dalam beberapa hal. (3) Variabilitas. Dalam peristiwa belajar terjadilah berbagai macam tingkah laku yang dapat dilakukan untuk memecahkan suatu masalah, tergantung dari stimulus belajar. (4) Kebiasaan. Belajar dapat membentuk suatu kebiasaan sehingga hal itu dapat digunakan untuk menghadapi situasi yang berbeda yang harus dipertimbangkan. (5) Kepekaan. Faktor kepekaan yakni perasaan atau kognisi yang mudah tersentuh merupakan hal yang menentukan juga keberhasilan belajar. (6) Pencetakan (imprinting), atau merekam. Hal ini biasanya terjadi pada binatang, yang mungkin dapat disamakan dengan dressur. Dalam hal ini berarti semacam proses “melihat”-kan sesuatu (yang dipelajari) pada kesan/otak. (7) Hambatan. Dalam proses belajar tentu terjadi hambatan. 19
e. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) seeperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas,
18
Sriyanti, op. cit., h. 20. Mulyati, Pengantar Psikologi Belajar, ( Yogyakarta: Quality Publishing, 2007), h. 3.
19
35
mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni: 1) Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. 2) Faktor ekstern, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain di bawah ini: 1) Faktor Intern Siswa Faktor
intern
siswa
meliputi
gangguan
atau
kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni: a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa. b) Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi dan sikap. c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga). 2) Faktor Ekstern Siswa a) Lingkungan keluarga, contohnya ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. b) Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya wilayah perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan (peer group) yang nakal. c) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alatalat belajar yang berkualitas rendah. 20
20
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 11, h. 184.
36
f. Alternatif Pemecahan Kesulitan belajar Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut: a. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antarbagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa. b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan. c. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial teaching (pengajaran perbaikan). Setelah
langkah-langkah
di
atas
selesai,
barulah
guru
melaksanakan langkah selanjutnya yakni melaksanakan program perbaikan. 21 g. Pengertian Prestasi Belajar Seseorang melaakukan proses belajar karena memiliki tujuan untuk mendapatkana suatu prestasi dan prosen itu tak semudah seperti yang dibayangkan. Karena untuk mencapai prestasi yanag gemilang, memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan kemudian ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan pengajar. 22 Prestasi belajar merupakan realisasi atau perkara dari kecakapankecakapan potensial atau kapasitas yang di miliki seseorang. Prestasi belajar menurut para ahli, seperti menurut Siti Pratini dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan” mengartikan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan
21
Syah, op. cit., h. 175. Kamus Besar Bahasa Indonesa, 2005, h. 895.
22
37
kegiatan belajar. 23 Saifudin Azwar dalam bukunya yang berjudul “Pengantar
Psikologi
Intelegensi”
mengatakan
prestasi
belajar
merupakan dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan. 24 Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi prestasi belajar. Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian prestasi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh peserta didik sebagai hasil belajarnya yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan. Hal ini biasanya berupa angka-angka, huruf, serta tindakan yang dicapai masing-masing peserta didik dalam waktu tertentu. h. Indikator Prestasi Belajar Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa siswa/mahasiswa sangatlah sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data prestasi belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Untuk mengungkap prestasi belajar pada ketiga ranah (afektif, kognitif dan psikomotor) 23
Muhammad Syahrul, Wawasan Pendidikan, 2016, (http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/pengertian-prestasi-belajar-menurutahli.html?m=1) 24 Asnan, Prestasi Belajar, 2016, (digilib.uinsby.ac.id).
38
diperlukan patokan-patpkan atau indikatorindikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu, karena pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-indikator prestasi belajar yang sangat diperlukan ketika seseorang perlu untuk menggunakan alat dan kiat evaluasi. 25 i. Batas Minimal Prestasi Belajar Setelah mengetahui indikator dan memperoleh skor hasil evaluasi belajar di atas, guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa. Ranah-ranah psikologis, walaupun berkaitan satu sama lain, kenyataannya sukar diungkapkan sekaligus jika hanya melihat perubahan yang terjadi pada salah satu ranah. Sebagai contoh, seorang siswa yang memiliki nilai tinggi dalam bidang studi agama Islam, belum tentu rajin beribadah shalat. Sebaliknya, siswa lain yang hanya mendapat nilai cukup dalam bidang studi tersebut, justru menunjukkan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama sehari-hari. 26 Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar. Di antara norma-norma pengukuran tersebut ialah: 1) Norma skala angka dari 0 sampai 10. 2) Norma skala angka dari 0 sampai 100. 27 Selanjutnya, selain norma-norma tersebut di atas, ada pula norma lain yang di negara kita baru berlaku di perguruan tinggi, yaitu norma prestasi belajar dengan menggunakaan simbol huruf-huruf A,B,C,D, dan 25
Syah, op. cit., h. 216. Ibid., h. 221. 27 Ibid., h. 222. 26
39
E. Simbol huruf-huruf ini dapat dipandang sebagai terjemahan dari simbol angka-angka sebagaimana tampak pada tabel di bawah berikut ini.
Tabel 2.2 Perbandingan Nilai Angka, Huruf, dan Predikatnya Simbol-simbol Nilai
Huruf
Predikat
Angka 8-10 = 80-100 = 3,1-4
A
Sangat baik
7-7,9 = 70-79 = 2,1-3
B
Baik
6-6,9 = 60-69 = 1,1-2
C
Cukup
5-5,9 = 50-59 = 1
D
Kurang
0-4,9 = 0-49 = 0
E
Gagal
Perlu ditambahkan bahwa simbol nilai angka yang berskala antara 0 sampai 4 seperti yang tampak pada tabel di atas lazim dipakai di perguruan tinggi. Skala angka yang berinterval jauh lebih pendek daripada skala angka lainnya itu dipakai untuk menetapkan indeks prestasi (IP) mahasiswa, baik pada setiap semester maupun pada akhir penyelesaian studi. Seusai memperhatikan macam-macam norma yang menetapkan tingkat keberhasilan siswa seperti pada tabel di atas mungkin anda bertanya: norma manakah yang paling tepat dan representatif (mewakili/menggambarkan yang sebenarnya)?. Sesungguhnya, norma mana pun dapat anda pakai, asal sejalan dengan aturan institusional kependidikan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwewenang. Hal lain yang justru lebih penting dalam proses evaluasi prestasi bukan norma mana yang harus diambil, melainkan sejauh mana norma
40
itu dipakai secara lugas untuk mengevaluasi seluruh kecakapan siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor). 28 j. Evaluasi Prestasi Belajar Dalam evaluasi prestasi belajar meliputi prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal tersebut dapat dinilai dengan menggunakan cara evaluasi belajar seperti tes lisan, tes tulis, observasi, atau pemberian tugas.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Sebagai bahan masukan dalam penelitian ini, penulis mengambil kajian-kajian sebelumnya berupa skripsi mengenai hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar terhadap pada mahasiswa Bidikmisi. Seperti dalam skripsi yang telah ada sebelumnya, di antaranya Stephani Chintya Debi pada tahun 2014 dengan judul penelitian “Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Ekonomi dan Administrasi
Universitas
Negeri
Jakarta”.
Stephani
secara
empiris
menjelaskan bahwa adanya hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi program studi pendidikan ekonomi UNJ 2011. Hal ini dibuktikan dengan: 1. Hasil uji keberartian disimpulkan bahwa regresi berarti. Serta pada uji linearitas diperoleh hasil bahwa regresi linier. Berdasarkan uji keberartian dan uji linearitas regresi bahwa koefisien regresi berbentuk linier dan berarti (signifikan). 2. Serta berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi terbukti adanya hubungan signifikan atau berarti antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan keberartian koefisien korelasi Rxy = 0,345, artinya semakin tinggi motivasi belajar maka prestasi belajar semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah motivasi belajar maka semakin rendah pula prestasi belajar.
28
Ibid., h.223.
41
3. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi yang besarnya 0,11898, dapat disimpulkan besarnya variasi motivasi belajar ditentukan prestasi belajar sebesar 11,90%. 29
Sunardi pada tahun 2003 dengan judul penelitian “Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Penerima Beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta” menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Semakin kuat motivasi belajar yang dilakukan maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang dihasilkan oleh mahasiswa penerima beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta. Besarnya variasi prestasi belajar pada mahasiswa penerima beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta ditentukan oleh motivasi belajar sebesar 79%. Mahasiswa penerima beasiswa yang berasal dari berbagai jurusan tersebut pada umumnya semakin memiliki berbagai latar belakang ekonomi keluarga yang bervariasi, yang rata-rata berpenghasilan rendah. Adapun prestasi belajarnya jika dilihat dari perulihan indeks prestasi berkisar antara 2,45 sampai 3,70, dengan pencapaian prestasi antara 69 sampai 100%. Dalam kondisi demikian mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian kepada para mahasiswa penerima beasiswa, yaitu apakah dengan adanya beasiswa yang diberikan dapat memotivasi belajarnya untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik. 30 Ferry Antoni MS pada tahun 2012 dengan judul penelitian “Analisis IPK Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB dengan Pendekatan Metode CHAID” menyatakan bahwa analisis CHAID dengan kategori respon tipe I terhadap delapan peubah penjelas menghasilkan empat peubah penjelas yang berpengaruh nyata dan didapatkan lima klasifikasi. Perubahan yang 29
Stephani Chintya Debi, “Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Ekonomi dan Administrasi Universitas Negeri Jakarta”, Skripsi (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2014), h. 67, tidak dipublikasikan. 30 Sunardi, “Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Penerima Beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta”, Skripsi (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2003), h. 48, tidak dipublikasikan.
42
dapat membentuk klasifikasi-klasifikasi tersebut adalah status SLA, kepemilikan prestasi, lokasi SLA asal, dan akreditasi SLA. Adapun untuk klasifikasi respon tipe II didapatkan tujuh peubah penjelas yang berpengaruh nyata. Peubah-peubah tersebut adalah kepemilikan prestasi, lokasi SLA asal, akreditasi SLA asal, jenis kelamin, jumlah tanggungan orang tua, usia saat masuk SLA, dan penghasilan orang tua. Perbedaan ini disebabkan pada pengkategorian tipe I terdapat kategori IPK yang memiliki presentase kategori yang lain sehingga tidak teridentifikasi dengan baik. 31 Nugraha Ramadhan pada tahun 2014 dengan judul penelitian “Pemodelan Keberhasilan Studi dan Identifikasi Karakteristik Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB” menyatakan bahwa karakteristik mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi berdasarkan analisis korespondensi berganda dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok pertama kelompok mahasiswa dengan IPK < 2,75 memiliki karakteristik status sekolah asal SMA Negeri, memiliki nilai ujian nasional lebih kecil dari rataan, dan berasal dari kelompok departemen dengan IPK TPB sedang dan rendah. Kelompok kedua adalah kelompok mahasiswa yang memiliki IPK > 3,50 dan memiliki karakteristik status asal SMA negeri, asal daerah mahasiswa adalah Pulau Jawa, memiliki nilai ujian nasional dengan rataan > 8,3 dan berasal dari kategori departemen dengan IPK TPB tinggi. Perubahan yang mempengaruhi keberhasilan studi secara nyata berdasarkan model regresi logistik ordinal adalah peubah jenis kelamin, status SMA, status keberadaan ibu, kelompok departemen, nilai ujian nasional, penghasilan orang tua, dan jumlah tanggungan. Ketepatan pendugaan model regresi logistik yang dibangun adalah 59,8%. Berdasarkan rasio odds pada model regresi logistik ordinal dapat disimpulkan bahwa mahasiswa perempuan dengan status sekolah asal SMA Negeri, masih memiliki ibu, berasal dari kelompok departemen IPK TPB tinggi, penghasilan orang tua antara Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,-, memiliki nilai ujian nasional yang tinggi 31
Ferry Antoni MS, “Analisis IPK Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB dengan Pendekatan Metode CHAID”, Skripsi (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2012), h. 13, tidak dipublikasikan.
43
dan memiliki jumlah tanggungan sedikit mempunyai peluang paling besar untuk berhasil dalam studinya sebagai mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. 32 Bustamil Arifin pada tahun 2013 dengan judul penelitian “Penggunaan Beasiswa Bidikmisi pada Mahasiswa FKIP UNTAN” menjelaskan bahwa mahasiswa Bidikmisi sebagian kecil belum sesuai dengan syarat penerimaan mahasiswa Bidikmisi tahun 2010 dan beasiswa Bidikmisi yang diterima oleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi digunakan untuk biaya hidup, biaya makan, biaya transportasi, biaya komunikasi, biaya tempat tinggal, biaya buku-buku dan bahan mata kuliah, biaya membeli pakaian, biaya membeli sepatu dan/atau sandal, biaya membeli handphone dan/atau aksesorisnya, biaya beli tas, biaya pergi berekreasi, biaya membeli perabota untuk kenyamanan, biaya membeli barang-barang dan/atau keperluan lainnya. Sehingga penggunaan beasiswa Bidikmisi oleh penerima beasiswa Bidikmisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura angkatan 2010 sebagian besar masih belum sesuai dengan syarat penggunaan beasiswa Bidikmisi. 33 Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan No.
1
Nama
Judul
Peneliti/Tahun
Penelitian
Stephani
Hubungan
Memberikan kesimpulan
Persamaan:
Chintya
Motivasi
secara
- Tentang Bidikmisi.
Debi/2014
Belajar
adanya hubungan yang
Perbedaan:
dengan
positif antara motivasi
- Stephani meneliti
Prestasi
belajar dengan prestasi
tentang
belajar
motivasi
belajar
Belajar
32
Hasil penelitian
pada
Persamaan
dan
Perbedaan
empiris bahwa
mahasiswa
hubungan
Mahasiswa
penerima
beasiswa
dengan
prestasi
Bidikmisi
Bidikmisi program studi
belajar
mahasiswa
Nugraha Ramadhan, “Pemodelan Keberhasilan Studi dan Identifikasi Karakteristik Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB”, Skripsi (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2012), h. 14, tidak dipublikasikan. 33 Bustamil Arifin, “Penggunaan Beasiswa Bidikmisi pada Mahasiswa FKIP UNTAN”, Skripsi (Pontianak: Universitas Tanjungpura, 2013), h. 18, tidak dipublikasikan.
44
Jurusan
pendidikan
Ekonomi dan
UNJ 2011.
ekonomi
Bidikmisi. -
Penulis
meneliti
Administrasi
tentang
pengaruh
Universitas
beasiswa
Bidikmisi
Negeri Jakarta
terhadap
prestasi
belajar. 2
Sunardi/2003
Hubungan
Menyatakan
antara
terdapat hubungan yang
-Tentang
Motivasi
positif antara motivasi
belajar
Belajar
belajar dengan prestasi
penerima beasiswa.
dengan
belajar.
semakin
kuat
Perbedaan:
Prestasi
motivasi belajar
yang
-Sunardi
dilakukan
akan
tentang ada tidaknya
Belajar
pada
bahwa
maka
Persamaan: prestasi mahasiswa
meneliti
Mahasiswa
semakin tinggi prestasi
hubungan
antara
Penerima
belajar yang dihasilkan
motivasi
belajar
oleh
dengan
prestasi
belajar
mahasiswa
Beasiswa
di
mahasiswa
Fakultas Ilmu
penerima
beasiswa
Sosial
Fakultas
Ilmu
Universitas
Universitas
Negeri Jakarta
Jakarta.
di
Sosial
penerima
beasiswa.
Negeri
Sedangkan
penulis
meneliti
tentang
bagaimana pengaruh beasiswa
terhadap
prestasi belajarnya. 3
Ferry MS/2012
Antoni
Analisis
IPK
Analisis CHAID dengan
Persamaan:
Mahasiswa
kategori respon tipe I
-Tentang
Penerima
terhadap delapan peubah
dan IPK.
Beasiswa
penjelas
Perbedaan:
Bidikmisi IPB
empat peubah penjelas
-Ferry
dengan
yang berpengaruh nyata
menganalisis
Pendekatan
dan
Bidikmisi.
Metode
klasifikasi. Perbedaan ini
-Peneliti
CHAID
disebabkan
perbandingan
menghasilkan
didapatkan
lima
pada
pengkategorian
I
mahasiswa
terdapat kategori IPK
Bidikmisi.
yang
tipe
memiliki
presentase kategori yang lain
sehingga
tidak
Bidikmisi
tentang IPK
tentang IPK
45
teridentifikasi
dengan
baik. 4
Nugraha
Pemodelan
Berdasarkan rasio odds
Persamaan:
Ramadhan/2014
Keberhasilan
pada
-Tentang Bidikmisi.
Studi
logistik
dan
model
regresi
ordinal
dapat bahwa
Perbedaan:
Identifikasi
disimpulkan
Karakteristik
mahasiswa yang berasal
tentang karakteristik
Mahasiswa
dari
kelompok
mahasiswa
Penerima
departemen IPK TPB
Bidikmisi.
Beasiswa
tinggi,
memiliki
nilai
-Peneliti
tentang
Bidikmisi IPB
ujian
nasional
yang
prestasi
belajar
tinggi
dan
memiliki
jumlah
tanggungan
sedikit
mempunyai
peluang untuk
paling
besar
berhasil
dalam
studinya
-Nugraha
meneliti
mahasiswa penerima Bidikmisi.
sebagai
mahasiswa
penerima
beasiswa Bidikmisi. 5
Bustamil
Penggunaan
Memberikan kesimpulan
Persamaan:
Arifin/2013
Beasiswa
bahwa
- Tentang Bidikmisi
Bidikmisi
beasiswa Bidikmisi oleh
Perbedaan:
pada
penerima
beasiswa
- Bustamil meneliti
Mahasiswa
Bidikmisi
Fakultas
tentang penggunaan
FKIP UNTAN
Keguruan
dan
Pendidikan
Universitas
penggunaan
Tanjungpura
Ilmu
angkatan
2010
sebagian
besar
masih
belum
dengan penggunaan Bidikmisi.
dana
beasiswa
Bidikmisi. -
Peneliti
tentang
kaitan
beasiswa
sesuai
Bidikmisi
terhadap
syarat
prestasi
beasiswa
belajar
mahasiswa penerima Bidikmisi.
46
C. Kerangka Berpikir
Bidikmisi
Kewajiban Penerima
Hak Penerima Bidikmisi
1. 2. 3. 4. 5.
Bantuan biaya pendidikan Living cost Fasilitas tempat tinggal Pembinaan Pelayanan
Mematuhi peraturan dan kode etik kampus
IPK > 3,00
Laporan akademik
Menaati peraturan Ma’had
1. Melaksanakan pembinaan di Ma’had 2. Menjaga nama baik almamater 3. Beri’tikad baik
Bantuan Pendidikan Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi
Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi
47
Bidikmisi adalah program bantuan biaya pendidikan yang diberikan Pemerintah melalaui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010 kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi. Program ini bertujuan untuk menghidupkan harapan bagi masyarakat kurang mampu dan potensi akademik memadai untuk menempuh pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Penerima beasiswa Bidikmisi memiliki hak dan kewajiban. Hak penerima beasiswa Bidikmisi di antaranya mendapatkan bantuan biaya pendidikan, mendapatkan living cost sesuai dengan mekanisme yang sudah diatur, mendapatkan fasilitas tempat tinggal (Ma’had UIN), menerima pembinaan secara berkala sesuai kurikulum dan sistem yang sudah diatur UPT Kepala Pusat Ma’had Al Jamiah, dan mendapatkan pelayanan perihal beasiswa dari penyelenggara Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun kewajiban penerima beasiswa bidikmisi di antaranya mematuhi peraturan dan kode etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mencapai Indeks Prestasi Kumulatif > 3,00, melaporkan laporan perkembangan akademik setiap semester ke bagian Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menempati dan aktif melaksanakan pembinaan selama menjadi mahasantri Ma’had, mentaati senua peraturan Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menjaga nama baik almamater Ma’had dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta beri’tikad baik untuk berbakti dan mengabdi kepada agama, almamater UIN, masyarakat, bangsa dan negara. Hak penerima beasiswa Bidikmisi tentu berkesinambungan dengan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh penerima beasiswa karena hak tersebut sebagai bantuan pendidikan yang diberikan untuk penerima beasiswa Bidikmisi, sehingga harus ada kewajiban yang dijalankan. Salah satu kewajiban peenrima beasiswa Bidikmisi yaitu mencapai IPK > 3,00.
48
Kaitannya dengan kewajiban penerima Bidikmisi adalah IPK > 3,00. Artinya, jika mahasiswa penerima harus memperoleh IPK sesuai dengan yang telah ditentukan oleh penyelenggara, dan apabila tidak memperoleh IPK sesuai dengan ketentuan maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. IPK tersebut sebagai standarisasi bagi universitas untuk memperoleh prestasi yang lebih baik.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu: Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ha
: Terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Berdasarkan rencana yang telah dibuat, kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertempat di Jl. H.Juanda No.72 Ciputat Tangerang Selatan. Adapun memilih tempat tersebut dikarenakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu di antara perguruan tinggi Islam yang telah mendapat kepercayaan dari berbagai pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk menyalurkan beasiswa kepada para mahasiswa yang berprestasi dan ekonomi menengah ke bawah. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan, terhitung dari bulan Februari sampai dengan September. Berikut rincian kegiatan penelitian:
Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian No
Kegiatan
. 1
Bulan Feb
Menyusun proposal
Mart
Aprl
√
√
Mei
Jun
√
√
√
penelitian 2
Menyusun proposal
√
skripsi 3
Menyusun revisi
√
proposal penelitian 4
Menyusun instrumen penelitian
49
Jul
Agt
Sept
50
5
Mengkaji instrumen
√
penelitian 6
Mengambil data
√
penelitian 7
Mengolah data
√
penelitian 8
Menyusun bab 4 dan
√
5 9
Melengkapi
√
lampiran-lampiran 10
Sidang munaqosah
√
11
Revisi skripsi
√
12
Pengumpulan skripsi
√
B. Metode Penelitian Dilihat dari tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan salah satu penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.Penelitian dengan menggunakan metode-metode dalam pendekatan kuantitatif yang selanjutnya disebut penelitian kuantitatif, adalah satu bentuk penelitian ilmiah yang mengkaji satu permasalahan dari suatu fenomena, serta melihat kemungkinan kaitan atau hubunganhubungannya antarvariabel dalam permasalahan yang ditetapkan. 1 Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. 2 Sedangkan kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang tugasnya menganalisis data berupa angka dari hasil gambaran mengenai 1
Rully Indrawan, dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h. 51. 2 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 38.
51
suatu gejala atau peristiwa dalam penelitian sehingga dapat ditarik pengertian atau maknanya.
C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 770 orang. Sedangkan populasi berjangkau adalah seluruh mahasiswa penerima Bidikmisi tahun 2014 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 150 mahasiswa. Menurut Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa“Apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar (lebih dari 100), dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.” 3 Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 yaitu sebanyak 150. Maka dalam penelitian ini mengambil sebanyak 15% sampel darijumlah populasi yaitu 22,5 maka dibulatkan menjadi 23. Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 23 orang mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Kerlinger menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (contructs) atau sifat yang akan dipelajari. 4 Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.112. 4 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2015), h.38.
52
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Menurut Sugiyono “variabel independen atau yang disebut variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen atau yang disebut variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. 5 Variabel bebas (beasiswa Bidikmisi) yang digambarkan dengan simbol X dan variabel terikat (prestasi belajar) yang digambarkan dengan simbol Y. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, bahwa diduga terdapat pengaruh yang positif antara variabel X dengan variabel Y. Maka dinyatakan sebagai berikut:
X
Y
Keterangan : Variabel X
= Beasiswa Bidikmisi
Variabel Y
= Prestasi Belajar
X
Y = Arah hubungan
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. 6 Mencari data dan mengumpukannya haruslah didukung dengan teknik pengumpulan data, maka dalam hal ini peneliti perlu memperhatikannya, sehingga informasi yang didapat benar-benar valid dan reliabel. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). 1. Metode library (penelitian kepustakaan) metode kepustakaan merupakan teknik atau cara yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengumpulkan sumber data baik yang berkaitan dengan teori, sumber
5
Ibid., h. 39. Noor, op. cit., h. 138
6
53
literatur, dan pendapat para ahli yang masih mempunyai hubungan dengan permsalahan yang penulis teliti. 2. Field Research (penelitian lapangan) metode ini penulis gunakan karena teknik pengumpulan data dari penelitian ini salah satunya datanya didapatkan dari lapangan, maka untuk memperoleh data lapangan ini, penulis menggunakan instrument pengumpulan data sebagai berikut : a. Angket Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan. 7 Angket adalah suatu alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada subjek/responden penelitian. 8 Metode angket ini tentu saja baru mungkin dilakukan apabila sumber datanya bisa membaca dan menulis. Karena angket sepenuhnya menjadi wakil peneliti (melalui perantaraan pertanyaan-pertanyaan tertulis), maka harus dinyatakan dengan amat jelas, sederhana, dan menggunakan kata atau istilah yang tidak menimbulkan pengertian ganda dan perlu juga disertai petunjuk pengisian sebagaimana yang dikehendaki oleh peneliti. Yang lebih penting lagi, metode angket hanya relevan digunakan untuk menghimpun informasi atau keterangan megenai hal-hal yang diketahui oleh responden, menurut apa yang ia alami dan/atau ketahui. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket prestasi belajar yang akan digunakan untuk mengukur variabel prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi 2014. Angket prestasi belajar terdiri dari 6 indikator, yaitu sebagai berikut : 1) Proses penerimaan beasiswa Bidikmisi. 2) Pengalokasian
anggaran
yang
disediakan
untuk
setiap
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. 7
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakara: Erlangga, 2009), h. 100. Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 122. 8
54
3) Mekanisme penyaluran dana Bidikmisi. 4) Penghentian bantuan dana Bidikmisi. 5) Pelanggaran dan sanksi bagi penerima Bidikmisi. 6) Kewajiban yang harus dijalankan di Ma’had UIN. b. Wawancara Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai. 9 Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Tabel 3.2 Instrumen Wawancara Pengelola Bidikmisi Nama
Indikator
No.
Sumber
Jumlah
Pertanyaan Pertanyaan
Pihak
Pengertian,
Pengelola
tujuan
Bidikmisi
Bidikmisi.
1,2
2
target
3,4
2
prosedural
5,6
2
Permasalahan Bidikmisi
7,8
2
Penerimaan pendapat serta
9,10
2
Waktu
maksud
dan
diselenggarakan
dan
penerima Bidikmisi. Syarat
dan
pelaksanaan
Bidikmisi
serta pencairan dana.
pengupayaan
Bidikmisi
untuk lebih baik Total
9
10
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet.I, h. 133.
55
Tabel 3.3 Instrumen Wawancara Mahasiswa Bidikmisi Nama
Indikator
No.
Sumber
Jumlah
Pertanyaan Pertanyaan
Mahasiswa
Informasi serta motivasi
1,2
2
Penerima
mengenai Bidikmisi
Bidikmisi
Proses
3,4
2
2014
Bidikmisi
5,6
2
Permasalahan Bidikmisi
7,8
2
Suka duka tinggal di
9,10
2
keikutsertaan dan
persyaratannya. Permasalahan
selama
mengikuti Bidikmisi.
Ma’had
serta
saran
untuk Bidikmisi lebih baik. Total
10
c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi dari catatan yang telah ada. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.
F. Instrumen Penelitian Instrumen pengukur variabel (selanjutnya disebut instrumen) biasanya digunakan dalam berbagai desain penelitian, kecuali pada even study, content analysis, dan sosiometri. Dalam even study, content analysis, dan
56
sosiometriukuran variabel telah berfungsi juga sebagai instrumen. 10 Untuk mendapatkan instrument penelitian yang baik, maka kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu ditegaskan beberapa istilah berkaitan dengan variabel penelitian: 1. Prestasi Belajar a. Definisi Konseptual Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan dan dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Jenis prestasi yang dapat diukur dalam ranah cipta atau kognitif di antaranya ialah pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti), dan sintesis (membuat panduan utuh). Sedangkan jenis prestasi yang dapat diukur dari ranah rasa atau afektif di antaranya ialah penerimaan, sambutan, apresiasi atau sikap menghargai, internalisasi atau pendalaman, karakterisasi atau penghayatan. Jenis prestasi dalam ranah karsa atau psikomotor di antaranya ialah keterampilan bergerak dan bertindak serta kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal. b. Definisi Operasional Prestasi belajar dalam penelitian ini diperoleh dari daftar nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terakhir mahasiswa dan diakses melalui AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Beasiswa Bidikmisi a. Definisi Konseptual 10
Noor, op. cit., h. 101.
57
Beasiswa
Bidikmisi
adalah
program
bantuan
biaya
pendidikan yang diberikan Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010 kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi. c. Definisi Operasional Beasiswa Bidikmisi dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket kuisioner kepada mahasiswa penerima Bidikmisi 2014 sebagai responden penelitian. d. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket PenelitianBeasiswa Bidikmisi Variabel
Instrumen Penelitian
Nomor
Penelitian
Beasiswa Bidikmisi
Soal
Beasiswa
a. Proses penerimaan beasiswa
1,2,3,4,5
5
6,7,8,9,10
5
penyaluran 11,12,13,1
5
Bidikmisi
Jumlah
Bidikmisi. b. Pengalokasian yang
anggaran
disediakan
untuk
setiap mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. c. Mekanisme dana Bidikmisi.
4,15
d. Penghentian bantuan dana 16,17,18,1 Bidikmisi.
9,20
e. Pelanggaran dan sanksi bagi 21,22,23,2 penerima Bidikmisi. f. Kewajiban
yang
5
4,25 harus 26,27,28,2
dijalankan di Ma’had UIN. Total
5
5
9,30 30
58
Sebelum disebarkan kepada responden, maka instrumen terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitasnya: 1) Validitas Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur(a valid measure if it succesfully measure the phenomenon). 11Terkait dengan keabsahan data dalam penelitian kuantitatif, akan merujuk pada validitas butir instrumen dan validitas instrumen/skala. Pengertian valid dapat dilihat dari dua segi. 12 Pertama, bila dalam menyusun suatu instrumen, penyusun berusaha memilih soal-soal yang secara logis diperkirakan dapat mengukur apa yang mau diukur, baik menurut pertimbangan sendiri maupun setelah berukar pikiran (berkonsultasi) dengan orang lain atau bahkan ahli-ahli di bidang pengetahuan yang bersangkutan, instrumen instrumen tersebut dinyatakan telah memiliki content validity. Artinya, isinya diperkirakan sesuai dengan apa-apa yang seharusnya diukur, atau logical validity, yang berarti secara logis, butira-butirnya diperkirakan akan mengukur apa yang seharusnya diukur. Istilah lain yang berhubungan adalah face validity, yaitu kelihatan dari luar sudah valid. Kedua, bila instrumen yang telah dipergunakan, validitasnya dapat diukur dengan memperbandingkan hasil-hasil pengukurannya dengan hasil pengukuran lainnya. Cara ini menghasilkan apa yang dinamakan empirical validity, yang artinya secara empiris dibandingkan dengan hasil pengukuran lainnya yang telah diketahui atau dianggap valid atau statistical validity (karen adalam proses perbandingan ini biasanya diperlukan perhitungan-perhitungan statistik). Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila instrumen itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Ada istilah baru yang mulai diperkenalkan adalah sahih sehingga validitas diganti menjadi kesahihan.
11
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Kencana, 2013), h. 46. Idrus,op. cit.,h.123.
12
59
Penggunaan istilah ini secara bergantian tidak menimbulkan masalah sebab semua orang memahaminya. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila instrumen itu “tepat”, tetapi istilah tepat belum dapat mencakup semua arti yang tersirat dalam kata “valid”, dan kata tepat kadang-kadang digunakan dalam konteks yang lain. Akan tetapi, tambahan kata tepat dalam menerangkan valid dapat memperjelas apa yang dimaksud. Sebagai contoh, untuk mengukur besarnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan guru, dan sebagainya. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑛 (∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
�[𝑛 (∑ 𝑥)²][𝑛 ( ∑ 𝑦²)−(∑ 𝑦)²]
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦
= koefisien korelasi
n
= banyaknya subyek
∑x
= jumlah nilai setiap butir soal
∑y
= jumlah nilai total
∑ xy = jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y 13
Untuk mengetahui apakah kuisioner yang digunakan valid atau tidak, harus harus membandingkan antara nilai r hitung dan r tabe , dengan taraf signifikansi 5%. Apabila r hitung ≤r tabel , maka instrumen dinyatakan tidak valid dan apabila r hitung >r tabel , maka instrumen dinyatakan valid. 13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. VII, h. 171.
60
Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for Windows ver. 20. Adapun tahapan-tahapannya adalah; (1) menginput data validitas ke lembar data editor SPSS, (2) kemudian klik Analyze,Corellate, Bovariat, (3) blok semua label (Item X ke 1, dst), klik ikon panah, sehingga seluruhnya akan berpindah ke kotak Variabels, lalu klik OK. Berdasarkan
perhitungan
yang
dilakukan,
hasil
validitas
instrumen penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.5 Validitas Variabel Beasiswa Bidikmisi NO. PERNYATAAN
Thitung
Ttabel
KETERANGAN
1
P1
0,420
0,361
Valid
2
P2
-0,143
0,361
Tidak Valid
3
P3
-0,184
0,361
Tidak Valid
4
P4
0,704
0,361
Valid
5
P5
0,657
0,361
Valid
6
P6
0,591
0,361
Valid
7
P7
0,501
0,361
Valid
8
P8
0,705
0,361
Valid
9
P9
0,595
0,361
Valid
10
P10
-0,040
0,361
Tidak Valid
11
P11
0,790
0,361
Valid
12
P12
-0,204
0,361
Tidak Valid
13
P13
0,462
0,361
Valid
14
P14
0,692
0,361
Valid
15
P15
0,645
0,361
Valid
16
P16
0,052
0,361
Tidak Valid
17
P17
-0,172
0,361
Tidak Valid
18
P18
-0,243
0,361
Tidak Valid
61
19
P19
0,514
0,361
Valid
20
P20
-0,180
0,361
Tidak Valid
21
P21
0,460
0,361
Valid
22
P22
0,097
0,361
Tidak Valid
23
P23
0,095
0,361
Tidak Valid
24
P24
0,479
0,361
Valid
25
P25
0,675
0,361
Valid
26
P26
0,502
0,361
Valid
27
P27
-0,019
0,361
Tidak Valid
28
P28
0,586
0,361
Valid
29
P29
0,539
0,361
Valid
30
P30
0,423
0,361
Valid
2) Reliabilitas Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula. 14Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dengan tes pernyataan, rumus yang digunakan adalah rumus Alpha (alpha cronbach) sebagai berikut:
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini, menggunakan bantuan program SPSS for Windows ver. 20. Adapun cara yang 14
Siregar,op. cit.,. h.55.
62
dilakukan adalah; (1) buka lembar editor SPSS yang sudah tersedia datanya, (2) klik menu Analyze, Scale, Reliabilitas Analysis, blok semua label, kecuali total X, pindahkan ke kotak Items dengan mengklik tanda panah, lalu pada menu Model, pilih Alpha, lalu klik OK. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, hasil reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas
G. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating). Pengolahan data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumusan tertentu. 1. Editing Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuan dilakukan editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang terdapat pada catatan di lapangan. Pada kesempatan ini, kesalahan data dapat diperbaiki dan kekurangan data
63
dilengkapi dengan mengulangi pengumpulan data atau dengan cara penyisipan data (interpolasi). 2. Skoring Setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya adalah memberikan skor terhadap item-item pernyataan yang terdapat pada angket dalam bentuk pilihan ganda. Untuk memudahkan perhitungan masing-masing diberi bobot nilai yang bergerak dari 4 sampai 1 sesuai dengan kualitas jawabannya yang disusun sebagai berikut: a. Alternatif jawaban SL, dengan bobot nilai 4. b. Alternatif jawaban SR, dengan bobot nilai 3. c. Alternatif jawaban KD, dengan bobot 2. d. Alternatif jawaban TP, dengan bobot 1. 3. Codeting Codeting adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf untuk membedakan antara data atau identitas data yang akan dianalisis. Menurut Bungin pengkodeaan adalah kegiatan setelah tahap editing selesai
yang gunanya untuk
memberikan identitas pada data yang telah di edit, sehingga data tersebut memiliki arti tertentu saat di analisis. 4. Tabulasi Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.Tabulasijuga merupakan proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data. 15
H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut: 15
Ibid., h. 86.
64
1. Uji Prasyarat Analisis Data Uji prasyarat analisis data digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan apakah menggunakan statistik parametik atau nonparametik. Uji prasyarat yang digunakan meliputi uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini perhitungan uji prasyarat analisis data menggunakan bantuan program SPSS for Windows ver. 20. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. 16 Untuk menguji normalitas data, salah satu cara yang digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari ditribusi data normal. Maka garis yang menggambarkan
data
sesungguhnya
akan
mengikuti
garis
diagonalnya. Deteksi normlaitas data dapat juga dilakukan dengan melihat histogram residualnya. b. Uji Heteroskedastisitas Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya penyimpangan heteroskedastisitas pada model regresi. Dinyatakan lulus uji jika: 1) Titik-titik pada grafik tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur. 2) Titik-titik pada grafik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. 2. Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana digunakan hanya untuk satu variabel bebas (independent) dan satu variabel tak bebas (dependent). 17 Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana karena hanya terdapat satu variabel bebas (independent) yaitu beasiswa Bidikmisi, dan satu variabel terikat (dependent) yaitu prestasi belajar. analisis regresi 16
Noor, op. cit., h. 174. Siregar, op. cit., h. 284.
17
65
linear (garis lurus) sederhana pada sampel digunakan persamaan sebagai berikut:
�=a+bX 𝒀 Keterangan : 𝑌� = linearitas regresi 𝑋 = nilai variabel X
a = nilai linearitas regresi apabila harga X di manipulasi b = nilai koefisien regresi 18 3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari korelasi pada persamaan regresi. 19 Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai yang mendekati 0 berarti variabel independen tidak memberikan informasi yang pengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, yang digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen yaitu nilai adjusted R square.
I.
Hipotesis Statistik Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t-test dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap
18
variabel
terikatnya.
Uji
ini
dapat
dilakukan
dengan
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 126. 19 Bambang Suharjo, Statistik Terapan, Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2013), h. 93.
66
membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung . Untuk menguji pengaruh secara individual beasiswa Bidikmisi digunakan kriteria. Apabila dari perhitungan dengan bantuan SPSS for Windows ver. 20 diperoleh probabilitas (p value) < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel beasiswa Bidikmisi berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima Bidikmisi. Begitu juga sebaliknya, apabila diperoleh probabilitas (p value) > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel beasiswa Bidikmisi tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima Bidikmisi. Dengan demikian, hipotesis statistik dalam penelitian ini dapat dirumuskan: Ho = ditolak jika p value< 0,05 Ha = diterima jika p value> 0,05
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Profil UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menelusuri berdirinya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sesungguhnya mengungkapkan bagian kisah perjuangan umat Islam Indonesia dalam rangka mewujudkan keinginan untuk memiliki lembaga
pendidikan
tinggi
yang
berwawasan
keislaman,
kemodernan, dan keindonesiaan. Oleh karenanya, berdirinya UIN pada dasarnya merupakan produk keinginan umat untuk membentuk dan
mengembangkan
lembaga
pendidikan
yang
dapat
menggembleng mahasiswanya menjadi kader umat yang handal dalam merespon setiap kebutuhan masyarakat dan perubahan zaman. Sebagai
sebuah
lembaga
pendidikan
tinggi,
sejarah
perkembangan UIN Jakarta tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam di Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan Islam secara modern. Embrio UIN Jakarta dapat ditelusuri dari pendirian Pesantren Luhur (pada masa menjelang kemerdekaan), Sekolah Tinggi Islam di Padang dan di Jakarta Tahun 1946, Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta, serta pendirian Akademi Dina Departemen Agama (ADIA) tahun 1957 di Jakarta hingga menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekarang. 1) 1 Juni 1957 Pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berawal dari dibentuknya Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) sebagai Akademi Dinas Departemen Agama pada tanggal Juni 1957,
67
68
berdasarkan Ketetapan Menteri Agama Nomor 1 Tahnu 1957. Pendirian ADIA ini dimaksudkan untuk mendidik dan mempersiapkan
pegawai
negeri
guna
mencapai
ijazah
pendidikan akademi dan semi akademi agar menjadi ahli didik agama pada Sekolah Menengah Umum, Sekolah Kejuruan dan Sekolah Agama. Pada awal berdirinya, ADIA menempati kampus Universitas Islam Jakarta (UIJ) di Jalan Madura dan tahun kedua di Jalan Limau kampus UHAMKA sekarang. Pada tahun ketuga baru menempati kampus di Ciputat yang disebut Kultur Sentrum (KS), kampus UIN sekarang. Pada saat itu ADIA mempunyai 43 orang mahasiswa yang terbagi ke dalam dua jurusan, yakni Jurusan Syari’at (Pendidikan Agama) dan Jurusan Lughatal Arabiyah (Jurusan Bahasa Arab). Dan satu jurusan khusus untuk Imam Tentara dengan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar, ditambah dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai pegantar mata kuliah umum. Sesuai dengan fungsinya sebagai akademi dinas, maka mahasiswa yang mengikuti kuliah pada ADIA itu terbatas pada mahasiswa yang memperoleh tugas belajar yang terdiri dari pegawai/guru agama di lingkungan Departemen Agama dari berbagai daerah seluruh Indonesia yang masuk berdasarkan seleksi. Pimpinan ADIA pada saat itu adalah Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai Dekan dan Prof. H. Bustami A.Gani sebagai Wakil Dekan. Hari jadi ADIA ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2) 24 Agustus 1960 Dalam
perkembangan
selanjutnya,
tahun
1960
berdasarkan PP No.II Tahun 1960 tanggal 24 Agustus 1960 ADIA bergabung dengan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama
69
Islam) yang berada di Yogyakarta menjadi IAIN Al Jamiah Al Hukumiyah. Diresmikan oleh Menteri Agama dalam suatu upacara di Gedung Kepatihan Yogyakarta pada tanggal 24 Agustus 1960 (2 Rabi’ul Awwal 1380 H). ADIA menjadi IAIN cabang Jakarta dengan dua fakultas yaitu Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Adab dengan Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai Dekan fakultas Tarbiyah dan prof. H. Bustami A.Gani sebagai Dekan Fakultas Adab. Setelah menjadi IAIN cabang Jakarta, mahasiswanya tidak lagi terdiri dari mahasiswa ikatan dinas (pegawai tugas belajar) saja, tetapi juga menerima mahasiswa bebas. Sehingga jumlah mahasiswa meningkat menjadi 282 orang. Pada tahun 1962, berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No.66 tahun 1962 tertanggal 15 Nopember 1962 dibuka Fakultas Ushuluddin yang merupakan metamorfosis dari Jurusan Da’wahwal Irsyad (Jurusan Imam Tentara) dengan Dekannya Prof. HM. Toha Yahya Umar dan diresmikan oleh Menag RI KH. Syarifuddin Zuhri dengan kuliah pertama berlangsung di Masjid Al Azhar. Seiring dengan dibukanya fakultas Ushuluddin, IAIN cabang Jakarta berdiri sendiri menjadi IAIN Al Jamiah Al HukumiyahSyarif Hidayatullah Jakarta. 3) 25 Februari 1963 Dalam putusan Pemerintah No.II Tahun 1960, disebutkan bahwa tujuan pembentukan IAIN adalah memberikan pengajaran tinggi
dan
menjadi
pusat
utnuk
mengembangkan
dan
memperdalam ilmu pengetahuan tentang agama Islam. diharapkan dengan mempertinggi taraf pendidikan dalam lapangan agama dan ilmu pengetahuan Islam, berarti mempertinggi pula taraf kehidupan bangsa indonesia dalam lapangan kerohanian dan
70
intelektualisme. IAIN diharapkan menjadi lembaga sosial dan academic expertation. Mengingat perkembangannya yang pesat dan berdasarkan PP No.15 Tahun 1988, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari fakultas-fakultas, yakni Tarbiyah, Adab, Ushuluddin, Dakwah di Jakarta dan fakultas tarbiyah di Pontianak. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Keputusan Presiden RI No.11 Tahun 1997 tentang Perubahan Status fakultas daerah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), maka fakultas Tarbiyah Pontianak berdiri sendiri sebagai STAIN Pontianak dan IAIN Jakarta tidak mempunyai kelas jauh diluar kampus Ciputat. Pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Harun Nasution (19731984) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal sebagai “Kampus Pembaharu”, karena beliau banyak mengadakan pembaharuanpembaharuan
dalam
pemikiran
Islam
dengan
pemikiran-
pemikirannya yang rasional, bahkan cenderung kontroversial (pada saat itu mengundang reaksi masyarakat). Seperti masuknya mata kulaih filsafat dalam kurikulum IAIN Jakarta dan pengiriman dosen-dosen IAIN Syarif hidayatullah Jakarta ke Barat. Pada masa ini juga IAIN Jakarta menyelenggarakan Program Pascasarjana (PPs) pertama di lingkungan IAIN seluruh Indonesia. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di Indonesia dan bertempat di Ibu Kota Jakarta. Selain itu juga menempati posisi unik dan strategis, tidak hanya sebagai “Jendela Islam di Indonesia” tetapi juga simbol bagi kemajuan pembangunan nasional khusunya di bidang pembangunan keagamaan. Oleh karena itu, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
71
tidak pernah berhenti berkembang untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi Islam yang terkemuka. Langkah pengembangan ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA., yaitu pada tahun 1988 dengan konsep “IAIN with Widermandate” atau IAIN dengan mandat
yang lebih luas menjadi dasar menuju
terbentuknya Universitas Islam Negeri Jakarta. Pada tahun akademik 1998/1999 dibuka jurusan Psikologi dan matematika pada Fakultas Tarbiyah serta jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syariah. Tahun
akademik
2000/2001
dibuka
Program
Studi
Konversi IAIN menjadi UIN yang terdiri dari Program Studi agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian), Sistem Informasi, Teknik Informatika, Manajemen dan Akuntasi. Tahun akademik 2001/2002 jumlah fakultas bertambah dengan dibukanya fakultas psikologi (metamorfosis dari jurusan Psikologi pada Fakultas Tarbiyah) dan Fakultas Dirasat Islamiyah (kelas khusus dengan sistem Al Azhar). Pembukaan program studi baru tersebut, terutama program studi ilmu-ilmu umum merupakan langkah yang signifikan dan merupakan salah satu upaya menuju perubahan IAIN Jakarta menjadi universitas. Upaya ini mendapat rekomendasi pada tahun 2001 dengan ditandatanganinya Surat Keputusan bersama antara Menteri Pendidikan Nasional RI No. 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI No. 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001 tentang perubahan IAIN menuju UIN. Pada tahun itu juga 12 program studi Sosial dan Eksakta (Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen, agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) Psikologi, Bahasa dan Sastra inggris, Ilmu Perpustakaan, Matrematika, Kimia, Fisika dan Biologi mendapat rekomendasi/izin Operasional dan Dirjen
72
Pendidikan tinggi Depdiknas RI Nomor: 088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001. Pada tahun
selanjutnya
rancangan
Keppres
tentang
Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapat
Rekomendasi
dan
Pertimbangan
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Ditjen Anggaran departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/I/2002 tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari 2002. Dan ini menjadi dasar bagi perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4) 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 031 Tanggal 20 Mei 2002. Keppres itu menjadi landasan legalitas formal perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada saat itu terdiri dari 9 fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas dakwah dan Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi, dengan jumlah jurusan/prodi sebanyak 41 dengan bidang studi ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama. Dengan perubahan ini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat mendorong terjadinya integrasi keilmuan baik dalam bidang agama, kemanusiaan, keindonesiaan dengan tujuan menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan integratif, adaptif, responsif dan inovatif terhadap pemikiran modern dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dengan landasan imna, ilmu
73
dan
amal
yang
menjadi
dasar
pijakan
dalam
pengembangan ilmu-ilmu Islam, baik ilmu-ilmu Qur’aniyah maupun ilmu-ilmu Kauniyah. Kerangka itu pula yang mendasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pemberian gelar kesarjanaan sesuai dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. 16 Tahun 2002. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya di program S1, S2 dna s3 berhak mendapat gelar sesuai dengan program studinya. Dengan demikian, lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada pada posisi yang sama dengan lulusan universitas-universitas negeri yang lain di Indonesia. Sebagai Universitas Islam Negeri yang sejajar dengan Universitas Negeri lainnya di Indonesia, mulai tahun akademik 2003/20045 dalam penerimaan mahasiswa baru disamping penerimaan mahasiswa lokal, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga masuk dalam SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) yang
bertaraf
nasional.
Dengan
demikian,
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta secara tidak langsung sudah mendapat pengakuan secara nasional dan internasional. Pengakuan ini menjadi modal dasar membangun menuju internasionalisasi dan globalisasi dalam kerangka universitas riset yang unggul dan kompetitif (Leading Towards Research Univercity). Langkah untuk mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum juga mendasari pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun akademik
2004/2005.
Pendirian
FKIK
berdasarkan
Surat
Keputusan Menteri Agama SK No. MA/25/2004 dan Surat Dirjen Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan Nasional No. 995/D/6/2004.
74
Berdasarkan hal tersebut, maka pada tahun akademik 2004/2005 UIN membuka Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat berdasarkan izin operasional Dirjen Dikti No. 1338/D/P/2004 tanggal 12 April 2004 dan program studi Farmasi dengan izin operasional No. 138/D2/274/2004 tanggal 8 Agustus 2004. Sedangkan untuk program studi Pendidikan Dokter dan program studi Keperawatan dibuka pada tahun akademik 2005/2006 berdasarkan izin operasional Dirrjen Dikti No. 1356/D/T/2005 tanggal 10 Mei 2005 dan Surat Keputusan Dirjen Bagais Nomor: Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005. Pendirian FKIK ini bekerjasama dengan FK UI sebagai Fakultas Pembina. Sebelumnya juga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah mengadakan kerjasama untuk mendukung pendirian FKIK dengan berbagai pihak di antaranya dengan sejumlah rumah sakit di wilayah Jakarta dan Tangerang sebagai tempat praktek bagi mahasiswa. Komitmen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Riset ini adalah untuk menghasilkan penemuanpenemuan baru di bidang ilmu pengetahuan, baik dalam ilmuilmu agama maupun ilmu-ilmu umum, dengan menempatkan kemampuan meneliti sebagai kualifikasi utama dalam setiap kinerja ilmiah akademis. Karena sebagai Universitas Riset, kemampuan penelitian menjadi kualifikasi utama dalam setiap penampilan. Dengan berbasis riset, diharapkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat memiliki daya tarik bagi mahasiswa terutama bagi mahasiswa tingkat magister dan doktor dari berbagai penjuru dunia sehingga tercipta academic, social cultural exchange yang pada gilirannya membentuk intelectual community dan learning society dengan berkemampuan riset dan analisis yang dapat
75
diterapkan dalam berbagai bidang profesional dalam spectrum yang lebih luas dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta siap go international dan menjadi Universitas Internasional serta menjadi Jendela Keunggulan Akademis Islam Indonesia(Window of Academic Excellence of Islam in Indonesia) seperti yang diharapkan oleh tokoh-tokoh pejuang pendidikan Islam. b. Nama Syarif Hidayatullah Apabila beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang menggunakan nama-nama para tokoh di bidang kemiliteran, IAIN lebih memilih nama-nama tokoh di bidang keagamaan. Penamaan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) tidak terlepas dari hal tersebut di atas. Dipilihnya nama Syarif Hidayatullah adalah karena nama itu merupakan nama asli dari slah satu Walisongo, sembilan penyiar Islam di Pulau Jawa, yakni Sunan Gunung Jati yang memiliki peranan besar dalam pengembangan Islam di Sunda Kelapa (Jakarta sekarang). Syarif Hidayatullah (Gunung Jati) lahir di negeri Arab pada 1448 M dan wafat di Cirebon pada 1568 M. Ia adalah putra Nyai Rara Santang (putri Prabu Siliwangi dari Pajajaran) dengan Syarif Abdullah. Gelar-gelar yang diberikan kepadanya adalah Muhammad Nuruddin, Syekh Nurullah, Sayyid Kamli, Maulana Syekh Makhdum Rahmatullah dan Makhdum Jati. Setelah mangkat ia diberi gelar “Sunan Gunung Jati”. Setelah menginjak dewasa, Syarif Hidayatullah pulang ke Pajajaran dan menjadi penguasa Cirebon. Sejak itu, ia berperan dalam menyiarkan Islam di Jawa, terutama bagian barat. Belakangan ia menempatkan putranya, Maulana Hasanuddin menjadi dai sekaligus penguasa di Banten. Pada 1527 M, atas bantuan Fala-tehan (Fatahillah), dia berhasil menguasai Sunda Kelapa setelah megusir pasukan Portugis yang dipimpin oleh Fransisco de Sa.
76
Syarif Hidayatullah melakukan dakwah langsung kepada pemimpin masyarakat dan bangsawan setempat dengan cara yang bijaksana. Ia mulai dengan memberikan pengetahuan ajaran Islam atau tazkirah tentang Islam dan peringatan yang lemah lembut. Ia bertukar pikiran dari hati ke hati dengan penuh toleransi. Apabila cara ini tidak berhasil, maka ia menempuh cara berdebat atau mujadalah. Cara terakhir ini diterapkan terutama kepada orang-orang yang secara terang-terangan menunjukkan sikap kurang setuju terhadap Islam. metode dakwah yang dipergunakan oleh Syarif Hidayatullah telah berhasil menarik simpati masyarakat. Ia juga sering membantu rakyat miskin dan menderita, baik secara moril maupun materil. Ia bergaul dengan bahasa rakyat, sehingga
ajarannya
dapat
dengan
mudah
diterima.
Syarif
Hidayatullah tidak menentang secara tajam agama, kepercayaan, dan adat istiadat penduduk setempat. Sebaliknya, ia memperlihatkan keindahan dan kesederhanaan Islam. yang dilakukannya adalah menunjukkan kelebihan Islam dan persamaan derajat di antara sesama manusia. Dalam rangka membina keberagaman masyarakat dari berbagai etnis, ia menjalin tali perkawinan dengan adik bupati Banten, putri Kaunganten (1475), ibu Maulana Hasanuddin, seorang putri China Ong Tien pada tahun 1481 (tidak memiliki keturunan), putri Arab bernama Syarifah Bagdad, ibu dari Majapahit, ibu dari Ratu Winahon dan Pangeran Pasarean. Syarif Hidayatullah memiliki peran besar terhadap pengukuhan kekuasaan Islam di Sunda Kelapa yang dikemudian hari ia beri nama Jayakarta dan diubah menjadi Batavia oleh Belanda. Oleh karena itu, penamaan Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada sivitas akademika dalam pengembangan Islam di Indonesia.
77
c. Visi, Misi, Tujuan, dan Motto 1) Visi “UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia dengan keunggulan integrasi keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.” 2) Misi a) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan untuk pengembangan keilmuan, transformasi sosial dan peningkatan daya saing bangsa; b) Menyelenggarakan
pendidikan
tinggi
dalam
kerangka
struktur dan kultur organisasi yang kokoh, berintegritas dan akuntabel. 3) Tujuan a) Meningkatkan kinerja pendidikan dan pengajaran yang berdampak terhadap peningkatan mutu dan kompetensi lulusan; b) Meningkatkan kinerja penelitian, publikasi ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat secara sinergis dalam rangka peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan; c) Meningkatkan koordinasi dan membangun sinergi antar-unit untuk penguatan struktur dan kultur organisasi; d) Meningkatkan
penegakkan
prinsip-prinsip
tata
kelola
universitas yang baik pada semua area manajerial. 4) Motto Sejak 2007, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mentapkan Knowledge, Piety, Integrity sebagai mottonya. Motto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat dalam pidato Wisuda ke67 tahun akademik 2006/2007. Knowledge
mengandung
arti
bahwa
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen menciptakan sumber
78
daya insani yang cerdas, kreatif dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and engagement hasilhasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber daya insani bangsa yang mayoritas Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernan dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains dan teknologi modern termasuk kedokteran dalam perspektif integrasi ilmu. Piety
mengandung
pengertian
bahwa
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan innerquality dalam bentuk kesalehan di kalangan civitas akademika. Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin dalam terma habl min Allah) dan keslehan sosial (yang tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun relasi sosial yang lebih luas. Integrity
mengandung
pengertian
bahwa
civitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang
menjadikan
nilai-nilai
etis
sebagai
basis
dalam
pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompok-kelompok lain. Dalam motto Knowledge, Piety, Integrity terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban dan
79
menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu, ketulusan hati dan kepribadian kokoh. 1 2. Karakteristik Responden Berdasarkan sampel penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini disebarkan kepada responden yang merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 23 kuisioner. berikut akan lebih dijelaskan mengenai data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, data ini dapat menggambarkan perbandingan antara jumlah laki-laki dan jumlah perempuan pada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016.
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Profil UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016 (http://www.uinjkt.ac.id).
80
Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini yaitu laki-laki sebanyak 12 orang dengan persentase 52% dan perempuan sebanyak 11 orang dengan persentase 48%. b. Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Fakultas Berdasarkan pembagian fakultas, maka dapat diperoleh data sebagai berikut
81
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Fakultas
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016. Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Fakultas
82
Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel dan grafik di atas, maka dapat digambarkan bahwa dalam penelitian ini responden yang berasal dari FITK dengan persentase 17%, FSH dan FAH dengan persentase masing-masing 8%, FDIK dengan persentase 13%, dan FST, FEB, FPSI, FISIP, dan FDI masing-masing 9%.
c. Data Penelitian 1. Angket Beasiswa Bidikmisi Dari data penelitian yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada responden, maka terdapat jumlah yang variatif dari data tersebut. Dengan adanya penyebaran angket tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa perima. Berikut hasil dari data penelitian yang dilakukan:
Tabel 4.3 Data Angket Beasiswa Bidikmisi No.
Nama Mahasiswa
NIM
Fakultas
Hasil Angket
Muhammad Syukron Amin
11140460000117
FSH
57
2
Iva Rustiana
11140340000002
FU
62
3
Afit Heru Muttaqin
11140600000005
FDI
68
4
Aalim Allaam Al
11140460000103
FSH
73
11140082000005
FEB
70
11140510000063
FDIK
64
1
ghuyuub Wa Al 5
Fatimah
7 6
Muhammad Nur Faqih Ghozali
7
Akhmad Irfan
11140182000066
FITK
71
8
Jhonli Aji Kasio
11140182000004
FITK
61
83
9
Nikki Leres Mulyati
11140140000044
FITK
10
Muhammad Ihsanul
11140600000103
FDI
74 71
Fuad 11
Siti Mardliyah
11140210000074
FAH
60
12
Sururoh Tulloh A U
11140510000063
FDIK
69
13
Windi Hamdani
11140510000165
FDIK
66
14
Rino Aditya Nuugraha
11140340000005
FU
60
15
Fiqh Al Faqih
11140220000074
FAH
74
16
Mardiana Zulfa
11140850000005
FEB
74
17
Fauzan Jamal
11140170000005
FITK
69
18
Wina Sumiati
11141110000002
FISIP
71
19
Imarotul Masiroh
11140700000125
FISIP
73
20
Liyesra Isnastia
11140700000101
FPSI
73
21
Dewi Fatimah
11140700000025
FPSI
72
22
Milatul Maftuhah
11140700000024
FST
72
23
Muhammad Hussein
11140480000005
FST
65
Dari tabel di atas, terdapat berbagai nilai yang variatif terhadap beasiswa Bidikmisi. Hal tersebut tentunya tergantung pada hal yang dirasakan oleh setiap mahasiswa penerima Bidikmisi terhadap beasiswa Bidikmisi yang dirasakan masingmasing mahasiswa. 2. Hasil Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Bidikmisi Prestasi belajar mahasiswa penerima Bidikmisi diperoleh melalui akses AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa penerima Bidikmisi. Berikut merupakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa penerima Bidikmisi:
84
Tabel 4.4 Daftar Nama Penerima Bidikmisi No.
NIM
Fakultas
IPK
Muhammad Syukron Amin
11140460000117
FSH
3,09
2
Iva Rustiana
11140340000002
FU
3,48
3
Afit Heru Muttaqin
11140600000005
FDI
3,69
4
Aalim Allaam Al
11140460000103
FSH
3,76
1
Nama Mahasiswa
ghuyuub Wa Al 5
Fatimah
111400820000057
FEB
3,38
6
Muhammad Nur Faqih
11140510000063
FDIK
3,36
FITK
3,58 3,64
Ghozali 7
Akhmad Irfan
11140182000066
8
Jhonli Aji Kasio
11140182000004
FITK
9
Nikki Leres Mulyati
11140140000044
FITK
10
Muhammad Ihsanul
11140600000103
FDI
3,66 3,48
Fuad 11
Siti Mardliyah
11140210000074
FAH
3,35
12
Sururoh Tulloh A U
11140510000063
FDIK
3,58
13
Windi Hamdani
FDIK
3,5
14
Rino Aditya Nuugraha
11140340000005
FU
3,77
15
Fiqh Al Faqih
11140220000074
FAH
3,26
16
Mardiana Zulfa
11140850000005
FEB
3,65
17
Fauzan Jamal
11140170000005
FITK
3,39
18
Wina Sumiati
11141110000002
FISIP
3,37
19
Imarotul Masiroh
11140700000125
FISIP
3,11
20
Liyesra Isnastia
11140700000101
FPSI
3,84
21
Dewi Fatimah
11140700000025
FPSI
3,71
22
Milatul Maftuhah
11140700000024
FSH
3,3
23
Muhammad Hussein
11140480000005
FST
3,31
11140510000165
85
Dari tabel di atas, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh setiap mahasiswa penerima Bidimisi memiliki hasil yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat disebabkan karena berbagai faktor yang dirasakan oleh mahasiswa penerima Bidikmisi, bahkan cara belajar yang berbeda pula.
Tabel 4.5 Rata-Rata Nilai Beasiswa Bidikmisi dan Prestasi Belajar
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari sebanyak 23 sampel yang ada di penelitian ini memiliki rata-rata pada variabel beasiswa Bidikmisi sebesar 68,2174 dengan standar devisiasi 5,26529 yang artinya data beasiswa Bidikmisi ini memiliki rata-rata nilai yang cukup tinggi. Selanjutnya, rata-rata yang diperoleh pada variabel prestasi belajar yaitu sebesar 3,84 dengan standar devisiasi sebesar 0,20829 artinya bahwa variabel ini memiliki sifat homogen dan memiliki milai rata-rata rendah.
d. Tabulasi Angket Beasiswa Bidikmisi Berikut akan digambarkan hasil tabulasi dengan frekuensi dari setiap jawaban responden beserta persentasenya dari setiap item pertanyaan yang ada dalam penelitian ini.
86
Tabel 4.6 Mengikuti Program Beasiswa No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
14
60,87%
b. Sering
8
34,78%
c. Kadang-Kadang
1
4,35%
d. Tidak Pernah
0
0%
1
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%, menjawab sering 34,78%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi mengikuti program Bidikmisi.
Tabel 4.7 Mengikuti Peraturan Beasiswa No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
13
56,52%
b. Sering
9
39,13%
c. Kadang-Kadang
1
4,35%
d. Tidak Pernah
0
0%
2
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,56,52%, menjawab sering 39,13%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak
87
pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi mengikuti program Bidikmisi.
Tabel 4.8 Menerima Dana Beasiswa setiap Semester No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
17
73,91%
b. Sering
6
26,09%
c. Kadang-Kadang
0
0%
d. Tidak Pernah
0
0%
3
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 73,91%, menjawab sering 26,09%, kadang-kadang sebesar 0%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi menerima dana beasiswa setiap semester.
Tabel 4.9 Pembayaran Biaya Kuliah sesuai Fakultas Masing-Masing No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
21
91,30%
b. Sering
2
8,70%
c. Kadang-Kadang
0
0%
d. Tidak Pernah
0
0%
4
Jumlah
23
100%
88
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 91,30%, menjawab sering 8,70%, kadang-kadang sebesar 0%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa pembayaran kuliah sesuai dengan fakultas maisng-masing.
Tabel 4.10 Menerima Anggaran sesuai dengan yang Ditentukan. No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
17
73,91%
b. Sering
5
21,74%
c. Kadang-Kadang
1
4,35%
d. Tidak Pernah
0
0%
5
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 73,91%, menjawab sering 21,74%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi menerima anggaran sesuasi dengan yang ditentukan..
Tabel 4.11 Pengalokasian Dana Bidikmisi Rutin Diterima No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
12
52,18%
b. Sering
8
34,78%
c. Kadang-Kadang
3
13,04%
6
89
d. Tidak Pernah
0
Jumlah
23
0% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 52,18%, menjawab sering 34,78%, kadang-kadang sebesar 13,04%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa pengalokasian dana Bidikmisi rutin di terima.
Tabel 4.12 Menggunakan Dana Bidikmisi untuk Keperluan Kuliah No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
13
56,52%
b. Sering
9
39,13%
c. Kadang-Kadang
1
4,35%
d. Tidak Pernah
0
0%
7
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 56,52%, menjawab sering 39,13%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi menggunakan dana Bidikmisi untuk keperluan kuliah.
Tabel 4.13 Pembayaran Biaya Living Cost setiap Enam bulan Sekali No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
90
8
a. Selalu
14
60,87%
b. Sering
8
34,78%
c. Kadang-Kadang
1
4,35%
d. Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%, menjawab sering 34,78%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi memperoleh dana pembayaran biaya living cost setiap enam bulan sekali.
Tabel 4.14 Penerimaan Dana Beasiswa Melalui Rekening No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
20
86,96%
b. Sering
3
13,04%
c. Kadang-Kadang
0
0%
d. Tidak Pernah
0
0%
9
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 86,96%, menjawab sering 13,04%, kadang-kadang sebesar 0%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi mendapatkan penerimaan dana beasiswa melalui rekening.
91
Tabel 4.15 Mengikuti Peraturan yang Berlaku No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
13
56,54%
b. Sering
7
30,43%
c. Kadang-Kadang
3
13,04%
d. Tidak Pernah
0
0%
10
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 56,54%, menjawab sering 30,43%, kadang-kadang sebesar 13,04%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi mengikuti peraturan yang berlaku.
Tabel 4.16 Kesesuaian Penyaluran Dana Bidikmisi No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
14
60,87%
b. Sering
5
21,74%
c. Kadang-Kadang
4
17,39%
d. Tidak Pernah
0
0%
11
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%, menjawab sering 21,74%, kadang-kadang sebesar 17,39%, dan
92
tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
bahwa
semuanya
berjalan
sesuai
kesesuaian
penyaluran dana Bidikmisi.
Tabel 4.17 Persentase Kehadiran Pembinaan di Bawah 70% No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
0
0%
b. Sering
1
4,35%
c. Kadang-Kadang
9
39,13%
d. Tidak Pernah
13
56,52%
12
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 0%, menjawab sering 4,35%, kadang-kadang sebesar 39,13%, dan tidak pernah sebesar 56,52%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi tidak ada yang mengalami kehadiran di bawah 70%.
Tabel 4.18 Memberikan Keterangan yang Tidak Sesuai Baik Secara Lisan Maupun Tulisan No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
0
0%
b. Sering
0
0%
c. Kadang-Kadang
2
8,70%
d. Tidak Pernah
21
91,30%
13
93
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 0%, menjawab sering 0%, kadang-kadang sebesar 8,70%, dan tidak pernah sebesar 91,30%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi tidak pernah memberikan keterangan yang tidak sesuai baik secara lisan maupun tulisan.
Tabel 4.19 Memenuhi Syarat sebagai Penerima Beasiswa Bidikmisi No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
16
69,57%
b. Sering
7
30,43%
c. Kadang-Kadang
0
0%
d. Tidak Pernah
0
0%
14
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 69,57%, menjawab sering 30,43%, kadang-kadang sebesar 0%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi memenuhi syarat sebagai penerima beasiswa Bidikmisi.
Tabel 4.20 Mengikuti Pembinaan di Ma’had dengan Baik No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
94
15
a. Selalu
10
43,48%
b. Sering
12
52,17%
c. Kadang-Kadang
1
4,35%
d. Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 43,48%, menjawab sering 52,17%, kadang-kadang sebesar 4,35%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi sering mengikuti pembinaan di Ma’had dengan baik.
Tabel 4.21 Mendapatkan Fasilitas Ma’had No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
14
60,87%
b. Sering
7
30,43%
c. Kadang-Kadang
2
8,70%
d. Tidak Pernah
0
0%
16
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%, menjawab sering 30,43%, kadang-kadang sebesar 8,70%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi selalu mendaapatkan fasilitas Ma’had..
Tabel 4.22
95
Mengikuti Kegiatan Ma’had No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
10
43,47%
b. Sering
11
47,83%
c. Kadang-Kadang
2
8,70%
d. Tidak Pernah
0
0%
17
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 43,47%, menjawab sering 47,83%, kadang-kadang sebesar 8,70%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi sering mengikuti kegiatan Ma’had.
Tabel 4.23 Mengikuti Tata Tertib Ma’had No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
14
60,87%
b. Sering
7
30,43%
c. Kadang-Kadang
2
8,70%
d. Tidak Pernah
0
0%
18
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 60,87%, menjawab sering 30,43%, kadang-kadang sebesar 8,70%, dan tidak pernah sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi selalu mengikuti tata tertib Ma’had.
96
Tabel 4.24 Melakukan Pelanggaran Ma’had No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Selalu
0
0%
b. Sering
0
0%
c. Kadang-Kadang
10
43,48%
d. Tidak Pernah
13
56,52%
19
Jumlah
23
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan persentase 0%, menjawab sering 0%, kadang-kadang sebesar 43,48%, dan tidak pernah sebesar 56,52%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiswa Bidikmisi tidak pernah melakukan pelanggaran Ma’had.
3. Wawancara a. Pihak Pengelola Bidikmisi Berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah pada 15 September 2016, menjelaskan bahwa dalam segi pencairan dana yang membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di rekening setiap mahasiswa yang akhirnya menimbulkan keterlambatan dalam pencairan. Terdapat beberapa hal yang membuat keterlambatan dana pencairan, di antaranya: proses pencairan dana yang membutuhkan waktu yang lama, saldo rekening kurang dari Rp 150.000,- yang membuat dana Bidikmisi yang harusnya sudah masuk akhirnya menjadi return atau kembali ke kemahasiswaan dan harus diurus ulang, serta jumlah pengelola Bidikmisi yang tidak sesuai dengan banyaknya penerima Bidikmisi.
97
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima Bidikmisi. b. Mahasiswa Penerima Bidikmisi Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada sebagian besar mahasiswa penerima Bidikmisi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajarvmahasiswa penerima Bidikmisi. Hal ini dibuktikan dengan hasilwawancara yang menyatakan bahwa beasiswa Bidikmisi memang sangat membantu dalam melanjutkan pendidikan, akan tetapi karena banyaknya tuntunan yang diberikan membuat para penerima beasiswa tidak bisa terkonsentrasi pada hal tertentu lainnya. Misalnya dengan harus mengikutinya program pembinaan selama tinggal di Ma’had yang harus diikuti mahasantri yang sama halnya seperti perkuliahan 2 SKS di kampus. Selain itu, ada juga yang mengeluhkan pembinaan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan di kampus, terutama untuk mahasiswa dari jurusan umum yang tidak mempelajarinya. Selain itu, adanya keterlambatan pencairan dana yang akhirnya membuat mahasiswa harus membagi konsentrasinya dengan bekerja part time untuk mendapatkan uang utnuk memenuhi kebutuhannya. Dari uang yang diterima dari pihak pengelola sejumlah p 6.000.000,masuk ke rekening. Uang tersebut digunakan untuk keperluan biaya kuliah, biaya Ma’had dan sisanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan selama 1 (satu) semester. Dengan uang sisa yang tak seberapa itu yang akhirnya membuat para mahasiswa harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan selama perkuliahan. Belum lagi jika uang pencairan dana Bidikmisi terlambat turun, apalagi pada saat yang sangat dibutuhkan seperti saat pembayaran SPP. Para mahasiswa harus memutar otak mencari uang untuk membayar SPP. Bahkan ada juga yang akhirnya membebankan kepada orang tuanya. Dari keterlambatan membayar SPP itu mahasiswa selalu mendapatkan
98
kelas sisa yang akhirnya tidak ada pilihan untuk memilih kelas yang diinginkannya. Dengan konsentrasi yang terpecah belah itu, maka dapat dibuktikan bahwa tidak adanya pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa penerima Bidikmisi.
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Coba Instrumen Penelitian a. Validitas Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan, terdapat 30 soal angket yang diujikan kepada 29 orang mahasiswa penerima Bidikmisi 2012. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak soal yang valid untuk bisa digunakan sebagai penelitian selanjutnya dan disebar kepada responden yang sesungguhnya. Berikut hasil uji validitas: Tabel 4.25 Uji Validitas Instrumen NO.
PERNYATAAN
Thitung
Ttabel
KETERANGAN
1
P1
0,420
0,361
Valid
2
P2
-0,143
0,361
Tidak Valid
3
P3
-0,184
0,361
Tidak Valid
4
P4
0,704
0,361
Valid
5
P5
0,657
0,361
Valid
6
P6
0,591
0,361
Valid
7
P7
0,501
0,361
Valid
8
P8
0,705
0,361
Valid
9
P9
0,595
0,361
Valid
10
P10
-0,040
0,361
Tidak Valid
11
P11
0,790
0,361
Valid
99
12
P12
-0,204
0,361
Tidak Valid
13
P13
0,462
0,361
Valid
14
P14
0,692
0,361
Valid
15
P15
0,645
0,361
Valid
16
P16
0,052
0,361
Tidak Valid
17
P17
-0,172
0,361
Tidak Valid
18
P18
-0,243
0,361
Tidak Valid
19
P19
0,514
0,361
Valid
20
P20
-0,180
0,361
Tidak Valid
21
P21
0,460
0,361
Valid
22
P22
0,097
0,361
Tidak Valid
23
P23
0,095
0,361
Tidak Valid
24
P24
0,479
0,361
Valid
25
P25
0,675
0,361
Valid
26
P26
0,502
0,361
Valid
27
P27
-0,019
0,361
Tidak Valid
28
P28
0,586
0,361
Valid
29
P29
0,539
0,361
Valid
30
P30
0,423
0,361
Valid
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dihitung bahwa jumlah soal angket yang valid sebanyak 19 soal.
Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas No
1
Indikator
Proses penerimaan beasiswa Bidikmisi.
No.
No. Soal
Soal
Valid
1-5
1,4,5
Jumlah
3
100
2
Pengalokasian anggaran yang disediakan
untuk
6-10
6,7,8,9
4
11-15
11,13,14,1
4
setiap
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
3
Mekanisme penyaluran dana Bidikmisi.
4
Penghentian
5 bantuan
dana
16-20
19
1
Pelanggaran dan sanksi bagi
21-25
21,24,25
3
26-30
26,28,29,3
4
Bidikmisi. 5
penerima Bidikmisi. 6
Kewajiban
yang
harus
dijalankan di Ma’had UIN. Total
0 19
b. Reliabilitas Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for Windows ver. 20. Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Berikut merupakan hasil reliabilitas:
Tabel 4.27 Uji Reliabilitas
101
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa nilai reliabilitas = 0,725. 2. Uji Prasyarat Analisis Data Uji prasyarat analisis data digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan apakah menggunakan statistik parametik atau nonparametik.
Pengujian
ini
meliputi
uji
normalitas
dan
uji
heteroskedastisitas. Perhitungan uji prasyarat pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for Windows ver. 20. a. Uji Normalitas Uji
normalitas
dalam
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui dat penelitian berdistribusi normal atau tidak. Cara menganalisi uji normalitas: 1) Dapat dilihat melalui grafik Normal P-Plot. 2) Model lulus uji jika titik-titik berada disepanjang garis (tidak terputus, tidak berada jauh dari garis). 3) Model yang lulu uji normalitas adalah model dengan data yang terdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
102
Gambar 4.3 P-Plot Uji Normalitas Data
Dari gambar grafik Normal P-Plot diatas, terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garais diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Heteroskedastisitas Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya penyimpangan heteroskedastisitas pada model regresi. Dinyatakan lulus uji jika: 1) Titik-titik pada grafik tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur.
103
2) Titik-titik pada grafik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berikut hasil uji heteroskedastisitas:
Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari
gambar
di
atas,
membuktikan
bahwa
uji
heteroskedastitas dinyatakan lulus sesuai dengan ketentuan. 3. Uji Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi digunakan untuk menguji bagaimana variabel bebas (X) dapat mempengaruhi variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini, analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana, karena variabel penelitian hanya terdiri dari satu variabel terikat (X) yaitu
104
tentang beasiswa Bidikmisi dan satu variabel bebas (Y) yaitu prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
Tabel 4.28 Analisis Regresi Linear Sederhana
Perhitungan analisis regresi linear yang dilakukan melalui analisis statistik dengan menggunakan program SPSS for Windows ver. 20. Terdapat tiga macam pengujian, yaitu: a. Uji R Square Uji R Square ini dilihat melalui tabel Model Summary dan kemudian dikali persentasi 100.
Tabel 4.29 Uji R Square
105
Dari tabel di atas, menunjukkan R Square sebesar 0,041. Artinya, besaran pengaruh beasiswa
Bidikmisi terhadap prestasi
belajar sebesar 4,1 %. b. F test Uji F ini dilihat melalu tabel Model Summary. Analisi yang dilakukan: 1) Hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar. Ha : Ada pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar. 2) Pengambilan Keputusan a) Berdasarkan perbandingan nilai F hitung dan F tabel Jika F hitung > F tabel , maka H 0 ditolak Jika F hitung < F tabel , maka H 0 diterima b) Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 Jika nilai probabilitas < 0,05 , maka H 0 ditolak Jika nilai probabilitas > 0,05 , maka H 0 diterima 3) Hasil a) F hitung (dilihat di kolom F. Change pada Model Summary)
Tabel 4.30 Hasil F test
106
F hitung = 0,904 b) F tabel Menggunakan rumus padaexcel =FINV(0,05;df1;df2). =FINV(0,05;1;21) = 4,3247. Maka : F tabel = 4,3247 c) Nilai probabilitas = 0,352 (dilihat pada kolom Sig. F. Change)
Tabel 4.31 Nilai Probabilitas pada Uji F
Dari hasil diatas, maka diputuskan: a) F hitung dan F tabel Karena F hitung < F tabel yaitu 0,904 < 4,3247, maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. b) Nilai probabilitas dengan ɑ= 0,05. Karena nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,352 > 0,05, maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
107
c. t-Test
Tabel 4.32 Hasil t-Test
Berdasarkan data tabel di atas, nilai t hitung dapat diketahui sebesai 0,951. Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan penggunaan t-Test. Koefisien regresi dikatakan linear jika t hitung > t tabel. Dalam penelitian diketahui t tabel = 2,0796. Maka berikut ini akan dijelaskan pengujian hipotesis menggunakan t-Test sebagai berikut: Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar.
Ha
: Terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar. Nilai yang dianalisis adalah t tabel = 2,0796 dan t hitung =
0,951. Maka dapat diambil keputusan 0,951 < 2,0796, artinya Ho diterima. Dapat diketahui juga bahwa nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,352 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
108
pengaruh
beasiswa
Bidikmisi
terhadap
pretstasi
belajar
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1) T tabel Menggunakan rumus pada excel: =TINV(nilai probability;deg_freedom) Nilai probability = 0,05 Deg_freedom = jumlah data – jumlah variabel bebas – 1 Maka : =TINV(0,05;21) = 2,0796 t tabel = 2,0796 2) Variabel Bidikmisi t hitung = 0,951 (pada kolom t) Nilai probabilitas = 0,352 (pada kolom sig.) 3) Keputusan a) t hitung < t tabel yaitu 0,957 < 2,0796, maka Ho diterima. b) Nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,352 > 0,05, maka Ho diterima. Dari hasil diatas, maka diputuskan: 1) T hitung dan T tabel Karena t hitung < t tabel yaitu 0,957 < 2,0796, maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. 2) Nilai probabilitas dengan ɑ= 0,05. Karena nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,352 > 0,05, maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
109
Dari tabel hasil t-Test di atas, koefisien regresi diperoleh harga komponen a= 2,941 dan harga komponen b= 0,008 X. Maka dapat diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut: = 2,941 + 0,008 X Nilai signifikansi diperoleh dari nilai p value Sig sebesar 0,951 dan > 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara beasiswa Bidikmisi dengan prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. 4. Koefisien Determinasi Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel independen memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai yang mendekati 0 (nol) berarti variabel independen tidak memberikan informasi yang pengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.33 Koefisien Determinasi
110
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka nilai koefisien determinasi sebesar 0,041 yang artinya bahwa variabel independen tidak memberikan informasi yang pengaruh terhadap variabel dependen.
5. Uji Hipotesis Uji
t-Test
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
variabel
independen berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila signifikansi lebih kecil dari derajat kepercayaan, maka Ha diterima yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikansi antara beasiswa Bidikmisi dengan prestasi bejalar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Berikut hasil perhitungan uji t.
Tabel 4.34 Uji t-Test
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui t hitung untuk variabel beasiswa Bidikmisi (X) sebesar 0,951 dengan signifikansi 0,352. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi atau Ho diterima.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
111
Dari hasil analisis, angket yang disebarkan kepada responden yaitu mengenai beasiswa Bidikmisi. Sedangkan data pretasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dapat diketahui melalui nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh dari AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa beasiswa Bidikmisi tidak terdapat pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini diperoleh dari perhitungan untuk komponen a= 2,941 dan b=0,008, sehingga persamaan regresi
= 2,941 + 0,008 X. Dari persamaan
regresi linear tersebut dapat disimpulkan nilai konstanta sebesar 2,941 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai trust maka nilai partisipasi sebesar 2,941. Nilai signifikansi diperoleh dari nilai p value Sig sebesar 0,951 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi dengan prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai R Square model sebesar 0,041. Dengan demikian dapat disimpulkan variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan varians dari variabel terikatnya atau beasiswa Bidikmisi tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Hal ini diperkuat dengan teori menurut Siti Pratini dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan” mengartikan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan belajar. 2 Adapun mengenai gaya atau cara belajar yang biasa digunakan pun menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya kebiasaan tersebut dianggap paling tepat baginya. Dengan gaya belajar yang berbeda-beda menjadikan prestasi yang diraih pun akan berbeda pula setiap individunya. Dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti bernama Stephani Chintya Debi tahun 2014 dengan judul “Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada
2
Muhammad Syahrul, Wawasan Pendidikan, 2016, (http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/pengertian-prestasi-belajar-menurutahli.html?m=1)
112
Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Ekonomi dan Administrasi Universitas Negeri Jakarta” memberikan kesimpulan bahwa adanya hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi program studi Pendidikan Ekonomi UNJ 2011. Di dalam penelitian yang dilakukan Stephany ini terdapat motivasi belajar yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa penerima Bidikmisi, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan kali ini tidak ada kaitannya dengan motivasi belajar melainkan terkait dengan beasiswa Bidikmisi nya itu sendiri. Dengan demikian, tidak terdapat pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Begitu pun dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunardi tahun 2003 dengan judul “ Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Penerima Beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta” yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Semakin kuat motivasi belajar maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang dihasilkan. Sedangkan penelitian yang dilakukan kali ini terkait beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi itu sendiri. Karena jika semakin besar beasiswa Bidikmisi yang diberikan belum tentu membuat prestasi belajar semakin meningkat. Kesimpulan ini diperkuat melalui hasil wawancara yang dilakukan kepada pengelola Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah menjelaskan bahwa beasiswa Bidikmisi ini tidak selamanya berjalan mulus, ada saja hambatan yang terjadi selama pengelolaan terutama dalam hal pencairan dana. Pencairan dana yang terlambat tentunya sangat mengganggu para penerima Bidikmisi dalam berbagai hal, terutama dalam hal pembayaran SPP atau biaya perkuliahan. Hal tersebut terjadi karena proses pencairan dana yang membutuhkan waktu yang lama karena jumlah pengelola tidak sebanding dengan banyaknya jumlah penerima beasiswa Bidikmisi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa beasiswa Bidikmisi tidak berpengaruh pada prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
113
Selain itu, hasil wawancara yang dilakukan kepada mahasiswa penerima
Bidikmisi
menjelaskan
bahwa
beasiswa
Bidikmisi
selalu
mengalami pencairan dana tidak tepat waktu, apalagi jika dalam keadaan mendesak seperti pembayaran SPP. Mereka harus membagi konsentrasi terhadap berbagai hal seperti pembinaan Ma’had dengan berbagai kegiatannya, organisasi, bekerja, perkuliahan serta hal lainnya. Mereka harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhannya karena dana Bidikmisi yang tidak mencukupi. Dengan konsentrasi yang terbagi-bagi, di sisi lain mereka juga harus mempertahankan prestasinya di perkuliahan agar nilai Indeks Prestasi Kumulatif tidak < 3,00 sesuai dengan ketentuan standarisasi IPK Bidikmisi dan mereka juga harus mempertahankan persentase dalam pembinaan agar melebihi 70% untuk mendapatkan dana Bidikmisi. Dikarenakan segala sesuatunya harus sesuai dengan ketentuan Bidikmisi dan atas Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Perubahan Lampiran Keputusan Rektor No.92A Tentang Petunjuk Teknis Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada poin pelanggaran, pemberhentian bantuan dan sanksi tertulis bahwa jika Indeks prestasi Kumulatif (IPK) < 3,00 akan dilakukan pemberhentian bantuan dana Bidikmisi. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah terlaksana tentunya mempunyai banyak keterbatasan. Keterbatasan yang dimaksud antara lain: 1. Keterbatasan referensi mengenai beasiswa Bidikmisi. 2. Peneliti kesulitan dalam pengambilan responden dikarenakan tempat tinggal responden sudah tidak di Ma’had UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lagi.
114
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian yang telah dilaksanakan ini berhasil memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini dibuktikan dari perhitungan t hitung < t tabel yaitu 0,957 < 2,0796, maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh antara beasiswa Bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka beberapa implikasi yang diperoleh dari hasil penelitian antara lain: 1. Beasiswa Bidikmisi tidak ada kaitannya dengan prestasi belajar yang diperoleh oleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. 2. Prestasi yang diperoleh oleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi diperoleh melalui berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
C. Saran-Saran 1. Saran untuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. Harus adanya pengawaan dan pengontrolan terhadap penerima beasiswa Bidikmisi terkait berbagai hal, terutama pendanaan yang bersifat krusial. b. Jika beasiswa Bidikmisi dapat dikelola dengan baik lagi terutama dalam hal administrasi atau pencairan dana, maka beasiswa tersebut tentunya dapat lebih membantu mahasiswa dalam proses belajar terutama dalam hal mendesak seperti pembayaran biaya perkuliahan .
114
115
c. Harus adanya keseimbangan pengelola beasiswa Bidikmisi dengan banyaknya jumlah mahasiwa penerima beasiswa Bidikmisi. d. Komunikasi yang sejalur agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang disampaikan kepada kedua belah pihak, baik pengelola beasiswa Bidikmisi maupun penerima beasiswa Bidikmisi itu sendiri. 2. Saran untuk Kementrian Agama sebagai Penyelenggara Beasiswa Bidikmisi a. Dikarenakan beasiswa Bidikmisi untuk PTAIN telah berpindah tangan ke Kemenag, sebaiknya pihak penyelenggara memberikan perhatian lebih kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. b. Sebaiknya
pihak
penyelenggara
(Kemenag)
memberikan
penghargaan kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang memiliki prestasi seperti memiliki nilai IPK 4 atau yang lainnya. Seperti halnya yang dilakukan oleh pihak Kemendikbud yang memberikan
penghargaan
lebih
kepada mahasiswa penerima
beasiswa Bidikmisi yang memiliki prestasi di kampusnya. 3. Saran untuk Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi a. Sebaiknya mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi melakukan komunikasi dengan pihak kemahasiswaan terkait keterlambatan pencairan dana beasiswa Bidikmisi. b. Sebaiknya mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi melakukan studi banding atau membuka forum terbuka dengan Perguruan Tinggi Agama Islam lainnya perihal beasiswa Bidikmisi.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. -----.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Bungin,Burhan.Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana, 2013. Djamarah,Syaiful Bahri.Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011. Faisal,Sanapiah.Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007. Hamalik,Oemar.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara, 2001. Idrus,Muhammad.Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakara: Erlangga, 2009. Indrawan,Rully.,
dan
Yaniawati,Poppy.Metodologi
Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama, 2014. Mulyati. Pengantar Psikologi Belajar. Yogyakarta: Quality Publishing, 2007. Noor,Juliansyah.Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011. Nuh,Mohammad. Kebangkitan Kaum Duafa Bidikmisi Memutus Mata Rantai Kemiskinan.Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Prawira, Purwa Atmaja. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2012. Sriyanti,Lilik.Psikologi Belajar. Yogyakarta: Ombak Dua, 2013. Siregar,Evelin., dan Nara,Hartini.Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Siregar,Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:Kencana, 2013. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.
116
117
Suharjo,Bambang.Statistik Terapan, Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta, Graha Ilmu, 2013. Susetyo,Budi.Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Refika Aditama, 2010. Syah,Muhibbin.Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. -----.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.
SKRIPSI Stephani Chintya Debi, “Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Ekonomi dan Administrasi Universitas Negeri Jakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta: 2014. tidak dipublikasikan. Sunardi, “Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Penerima Beasiswa di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta”,
Skripsi
pada
Universitas
Negeri
Jakarta:
2003.
tidak
dipublikasikan. Ferry Antoni MS, “Analisis IPK Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB dengan Pendekatan Metode CHAID”, Skripsi pada Institut Pertanian Bogor: 2012. tidak dipublikasikan. Nugraha
Ramadhan,
“Pemodelan
Keberhasilan
Studi
dan
Identifikasi
Karakteristik Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi IPB”, Skripsi pada Institut Pertanian Bogor: 2012. tidak dipublikasikan. Bustamil Arifin, “Penggunaan Beasiswa Bidikmisi pada Mahasiswa FKIP UNTAN”,
Skripsi
dipublikasikan.
pada
Universitas
Tanjungpura:
2013.
tidak
118
INTERNET Anneahira, Beasiswa, www.anneahira.com, 22 Oktober 2016. Dikti, “Beasiswa Bidikmisi”, http://satulayanan.id/layanan/index/56/beasiswabidikmisi/kemendikbud, 25 Januari 2016. Herdiansyah, “Beasiswa S1 2016-2017”, http://www.beasiswapascasarjana.com, 25 Januari 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id, 22 Oktober 2016.
Kementrian Agama, “Beasiswa Bidikmisi”, http://www.kemenag.go.id, 27 Januari 2016. Muhammad
Syahrul,
“Wawasan
Pendidikan”,
http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/pengertian-prestasi-belajarmenurut-ahli.html?m=1, 23 September 2016. Ristekdikti, “Bidikmisi”,http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id, 25 Januari 2016. Universitas Indonesia, Beasiswa, http://anakui.com, 22 Oktober 2016. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Beasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, http://www.uinjkt.ac.id/id/beasiswa/, 25 Januari 2016. UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta,
“Profil
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta”,http://www.uinjkt.ac.id, 15 Agustus2016.
SUMBER LAIN Pedoman Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Kementrian Agama, 2014. Pedoman Penyelenggaraan Bidikmisi. Jakarta: Kementrian Agama, 2015. Peraturan Penerintah Republik Indonesia No.48 Tahun 2008. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Kementrian Agama, 2015. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
ANGKET PENELITIAN PENGARUH BEASISWA BIDIKMISI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya Dede Tiara Rachmawaty, mahasiswa S1 jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian untuk keperluan skripsi mengenai “Pengaruh Beasiswa Bidikmisi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Untuk itu, saya akan sangat berterima kasih jika Anda dapat meluangkan waktu untuk mengisi semua pertanyaan dalam kuisioner berikut. Saya menjamin kerahasiaan data Anda dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian semata. Terima kasih atas partisipasi dan kesediaan Anda. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hormat Saya,
Dede Tiara Rachmawaty
A. DATA RESPONDEN Nama Responden
: ...............................
Semester
: ...............................
Fakultas/Jurusan
: ...............................
119
ANGKET PENELITIAN BIDIKMISI
Berilah tanda centang (√) pada jawaban Anda. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pertanyaan SL Mengikuti program beasiswa. Mengikuti proses seleksi Bidikmisi dengan baik. Melakukan kesepakatan dengan penyelenggara Bidikmisi. Mengikuti peraturan beasiswa. Menerima dana beasiswa setiap semester. Pembayaran biaya kuliah sesuai fakultas masingmasing. Menerima anggaran sesuai dengan yang ditentukan. Pengalokasian dana Bidikmisi rutin diterima. Menggunakan dana Bidikmisi untuk keperluan kuliah. Pelaporan penggunaan dana beasiswa. Pembayaran biaya living costsetiap enam bulan sekali. Biaya perkuliahan dibayarkan langsung oleh Bagian kemahasiswaan. Penerimaan dana beasiswa melalui rekening. Mengikuti peraturan yang berlaku. Kesesuaian penyaluran dana Bidikmisi. Tidak mematuhi kode etik kampus. Indeks Prestasi Kumulatif <3,00. Tidak menempati Ma’had selama tinggal di Ma’had. Presentase kehadiran pembinaan dibawah 70%. Terlibat dalam organisasi terlarang. Memberikan keterangan yang tidak sesuai baik secara lisan maupun tulisan. Pemalsuandokumen saat mendaftar beasiswa. Berniat mengundurkan diri sebagai mahasiswa penerima beasiswa.
120
SR
K
TP
24 25 26 27 28 29 30
Memenuhi syarat sebagai penerima beasiswa Bidikmisi. Mengikuti pembinaan di Ma’had dengan baik. Mendapatkan fasilitas Ma’had. Mengikuti sholat berjama’ah di Ma’had. Mengikuti kegiatan Ma’had. Mengikuti tata tertib Ma’had. Melakukan pelanggaran Ma’had.
Keterangan : SL = Selalu SR = Sering KD = Kadang-kadang TP= Tidak Pernah
121
No. Nama Responden 1 Muhammad Syukron Amin 2 Iva Rustiana 3 Afit Heru Muttaqin 4 Aalim Allaam Al ghuyuub Wa Al 5 Fatimah 6 Muhammad Nur Faqih Ghozali 7 Akhmad Irfan 8 Jhonli Aji Kasio 9 Nikki Leres Mulyati 10 Muhammad Ihsanul Fuad 11 Siti Mardliyah 12 Sururoh Tulloh A U 13 Windi Hamdani 14 Rino Aditya N 15 Fiqih Al Faqih 16 Mardiana Zulfa 17 Fauzan Jamal 18 Wina Sumiati 19 Imarotul Masiroh 20 Liyesra Isnastia
IPK P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
JUMLAH
3 4
2 3
4 3
4 4
3 3
4 2
2 4
4 3
4 4
2 3
2 3
3 3
4 4
3 3
2 3
4 3
2 3
2 3
3 4
57 62
3,09 3,48
4
3
4
4
3
4
4
4
4
2
2
3
4
4
3
4
4
4
4
68
3,69
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 3
3 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 3
4 4
4 4
3 3
4 4
3 2
4 4
4 3
73 70
3,76 3,38
2 4 4
3 4 3
3 4 3
4 4 4
4 4 4
3 2 2
3 4 3
4 4 2
4 4 4
4 4 2
4 2 4
2 4 3
4 4 4
4 4 4
3 4 3
3 3 4
3 4 3
3 4 2
4 4 3
64 71 61
3,36 3,58 3,64
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
74
3,66
3 4
4 3
4 3
4 3
4 3
4 3
3 3
4 3
4 3
4 3
3 3
4 4
4 4
4 3
3 3
4 3
3 3
4 3
4 3
71 60
3,48 3,35
4 4 4 3 3 3 4 4 3
4 3 3 4 4 3 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 2 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 3 4 4 3
4 4 3 4 4 3 4 3 4
4 2 2 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 3 4 4 3 3 3 4
4 3 2 4 4 4 4 4 3
3 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 4
3 3 3 4 4 4 4 4 4
2 3 2 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4
3 4 4 3 3 4 4 4 4
69 66 60 74 74 69 71 73 73
3,58 3,5 3,77 3,26 3,65 3,39 3,37 3,11 3,84
122
21 22 23
Dewi Fatimah Milatul Maftuhah Muh. Hussein JUMLAH
4 3 3 82
4 4 3 81
4 4 4 86
4 4 4 90
3 4 4 85
4 4 4 78
4 4 3 81
4 4 4 84
4 4 4 89
4 4 3 79
4 4 4 79
123
4 3 3 81
4 3 3 90
3 4 3 85
4 4 3 78
3 4 3 81
4 3 3 77
4 4 4 81
3 4 3 82
72 72 65 1569
3,71 3,3 3,31 80,26
DAFTAR NAMA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI 2014 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
NAMA
NIM
IPK
ABU ROPI
11140240000013
3,41
ANNISA ELFIANA
11140260000001
3,48
ARYA RANGGA PUTRA
11140251000003
3,44
DESTRI ANDRIANI
11140220000008
3,02
EVA ASMANISA
11140210000031
3,48
FITRI MAHARANI
11140251000047
3,68
HUDAN NURASHIDIQI
11140210000047
3,79
IDA NURJANNAH
11140240000038
3,48
IZZAH
11140220000081
3,06
MARZUKI
11140240000075
3,31
MIMI DARWATI
11140260000003
3,27
PUTRI HASANAH
11140220000055
3,39
11140240000045
3,60
RIFQI AZIZ
11140220000009
3,03
RINO ADITYA NUGRAHA
11140220000074
3,77
ROMLAH
11140220000112
3,90
SAFUROTUN ZIAH
11140220000010
3,68
SITI FARIDA TURROHMAH
11140210000057
3,13
SITI MARDLIYAH
11140210000074
3,35
A KHABIBUL KIROM
11140600000037
3,52
AFIT HERU MUTTAQIN
1114060000005
3,69
AH RIZA MUTHOHAR
11140600000004
3,50
FAJRUL FALAH
11140430000009
3,91
RB MUHAMMAD AKBAR RADYATAMA
124
DEWI BESTARI
11140600000087
3,85
11140251000026
3,29
MUHAMMAD SOFYAN
11140321000082
3,35
HOLIFAH
11140600000045
3,24
IFAH RIZKIYATUS SALSABILA
1114060000017
3,27
KHUSNUL KHOTIMAH
11140600000024
3,45
MUHAMMAD IHSANUL FUAD
1114060000103
3,48
MUSHOLIA MURNIATI
11140600000030
3,79
QOYYIDAH
11140600000089
3,56
SITI NURBAYANI
11140600000015
3,75
VIVI ADEWI LINDA
11140600000018
3,51
AAT ATQIYA
11140520000004
3,59
AHMAD MUHAJIRIN
11140510000004
3,52
AI TATU HUMAIROH
11140530000081
3,58
AVIVAH HAZANAH
11140530000004
3,10
HIKMAWATI
11140510000207
3,45
ALPANDI
11140520000007
3,69
INA FITRIANA
11140520000005
3,41
KHORI BHAKTIAR RAHMAN
11140541000005
3,50
LUSRIADI
11140530000001
2,91
11140530000047
3,63
11140510000063
3,36
NUR AFRIANI
11140530000002
3,59
DZULKARNAIN
11140600000032
3,10
11140510000165
3,53
11140510000113
3,47
AMIR HAKIM MUDA HASIBUAN
MUHAMMAD ALAM AGUSTIAN AL-KHOERI MUHAMMAD NUR FAQIH GHOZALI
SURUROH TULLOH ADEDOIN UTHMAN SYARIF HIDAYATULLAH
125
THIFLUL MUFID
11140520000003
3,10
WIWI WIHDATUL ALIAH
11140530000054
3,86
YULIANTI
11140541000003
3,75
YULIANTI
11140520000010
3,83
ERI KUSNARDI
11140820000003
3,34
FATIMAH
11140820000057
3,38
FIQIH AL FAQIH
11140850000005
3,26
SRI INTAN ENDAH LESTARI
11140850000093
3,31
SYARIFATUL MAUNAH
11140850000061
3,59
ZAKIAH ATTAMIMI
11140850000091
3,10
FAUZAN JAMAL
1114111000002
3,39
MAYRIZKY RACHMAWATI
1114130000016
3,73
MUNAWIR IKHSAN
11140600000013
3,48
PUJI SETIAWATI
1114111000018
3,71
11141110000060
3,60
WINA SUMIATI
1114130000038
3,37
ZULFANA KHOIRUR RIJAL
1114 11100 0003
2,96
11140130000062
2,95
11140182000066
3,58
11140110000103
3,30
AULIA SAHARA
11140183000076
2,97
DEWI SADIYAH
11140110000002
3,66
ELFRIDA KHAIRI SANTI
11140161000021
3,61
FITRI PERTIWI
11140130000007
3,06
GAOSIATUL CHASANAH
11140162000044
3,59
HIMMATUL ALIYYAH
11140170000003
3,30
IKLIMA SHAF ANNISA
11140140000048
3,69
SITI NUR AFNI RAHANYAMTEL
AHMAD SUBHAN A'INURROFIQ AKHMAD IRFAN ANTIN JAVA TURIS REPMI TAMSIH
126
HIDAYAH JHONLI AJI KASIO
11140182000004
3,64
LILIS DIAN HANIFAF
11140162000004
3,08
MARDIANA ZULFA
11140170000005
3,65
MOHAMMAD JONI SAPUTRO
11140120000010
3,58
MUHAMAD RIZAL MAHFUZO
11140120000059
3,36
NIKKI LERES MULYATI
11140140000044
3,66
QORI MAULIDINI
11140130000051
3,59
RATIH PURNAMA SARI
11140120000007
3,85
RESTI FAUZIAH
11140110000009
3,23
RHOMADON
11140182000033
3,79
SANTRI EKA PERTIWI
11140170000047
3,69
SHEFIRA SALSABILA
11140183000072
3,23
RAHMA DENI
11140600000012
2,81
SITI NURHANIFAH
11140184000008
3,77
SUSAN ROSNAWATI
11140110000104
3,71
VIRDA ZAKIA
11140120000043
3,34
ZUQRIVA HAYATI
11140120000008
3,56
IMAROTUL MASIROH
11140700000125
3,11
LIYESRA ISNASTIA
11140700000101
3,84
NURUL ANNISA
11140600000114
3,59
11140460000103
3,76
ABDURRAHMAN
11140450000009
3,25
AHMAD ZAKI MUNTAFI
11140440000043
3,37
AMALIA
11140440000101
3,52
ANA MARDIANA
11140460000126
3,48
DELIA SUCIA NINGSIH
11140430000005
3,22
DEWI FATIMAH
11140480000025
3,71
AALIM ALLAAM AL GHUYUUB WA AL SYAHAADAAT
127
ELAH HAYATI
11140450000043
3,38
ETI ASAROH
11140460000016
3,29
EVI WININGSIH
11140460000143
3,48
FURBA INDAH
11140480000119
3,23
HANI NOOR FADILLAH
11140460000133
3,33
IVANA DEVI KUMALA S
11140480000149
2,19
LISATUN AWALIAH
11140460000131
3,39
M SYUKRON AMIN
11140460000117
3,09
RIZKY ATINIO SAPUTRO
11140820000017
3,45
NUR HAMIDAH
11140440000027
3,31
NURMA OCTAVIANY
11140450000006
3,58
SITI SARAH
11140430000044
3,67
11140480000081
3,11
UBAIYANA
11140430000016
3,22
YELA YULIANDA
11140450000074
3,75
YENI SEPTIANI
11140450000069
3,31
YUNITA OKTAVIANI
11140440000019
3,37
AISYAH MUHAYANI
11140940000026
3,61
HANISAH HANAYATI
11140920000078
3,60
MILATUL MAFTUHAH
11140970000024
3,70
MOCH HILAL ZUHRI
11140950000059
3,52
MUHAMMAD HUSSEIN
11140930000005
3,31
NURAINI
11140950000003
3,82
PUTRI ANDIRA
11140960000084
3,78
AJANG KURNIA
11140331000003
3,62
FADHILAH IDZNI AZYYATI
11140340000045
3,39
IVA RUSTIANA
11140340000002
3,48
LUTHFAH NUR ALIYAH
11140340000057
3,79
MUHAMMAD FIRDAUS
11140340000128
3,57
TIARA ANGGUN PURNAMAWATI
128
MUHAMMAD ZUL SADDAM
11140340000018
3,83
RISKA PUSPITASARI
11140340000008
3,53
ROSHFI ROSHIFAH
11140340000199
3,79
SITI SOBARIAH
11140340000084
2,89
ADE MUFLIKHAH
11140120000061
3,48
SYAFI'IE HADZAMI
11140340000228
3,64
SYAHRUL PEBRIANDI
11140340000009
3,47
VIA ELGA SUSILAWATI
11140331000008
3,63
WINDI HAMDANI
11140340000005
3,50
YAYANG ZULKARNAEN
11140340000051
3,00
NASUTION
129
INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
No.
Nama Mahasiswa
NIM
Fakultas
IPK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Muhammad Syukron Amin Iva Rustiana Afit Heru Muttaqin Aalim Allaam Al ghuyuub Wa Al Fatimah Muhammad Nur Faqih Ghozali Akhmad Irfan Jhonli Aji Kasio Nikki Leres Mulyati Muhammad Ihsanul Fuad Siti Mardliyah Sururoh Tulloh A U Windi Hamdani Rino Aditya Nugraha Fiqih Al Faqih Mardiana Zulfa Fauzan Jamal Wina Sumiati Imarotul Masiroh Liyesra Isnastia Dewi Fatimah Milatul Maftuhah Muhammad Hussein
11140460000117 11140340000002 11140600000005 11140460000103 11140082000057 11140510000063 11140182000066 11140182000004 11140140000044 11140600000103 11140210000074 11140510000063 11140510000165 11140340000005 11140220000074 11140850000005 11140170000005 11141110000002 11140700000125 11140700000101 11140700000025 11140700000024 11140480000005
FSH FU FDI FSH FEB FDIK FITK FITK FITK FDI FAH FDIK FDIK FU FAH FEB FITK FISIP FISIP FPSI FPSI FST FST
3,09 3,48 3,69 3,76 3,38 3,36 3,58 3,64 3,66 3,48 3,35 3,58 3,5 3,77 3,26 3,65 3,39 3,37 3,11 3,84 3,71 3,3 3,31
130
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
131
132
Hasil Validitas NO.
PERNYATAAN
Thitung
Ttabel
KETERANGAN
1
P1
0,420
0,361
Valid
2
P2
-0,143
0,361
Tidak Valid
3
P3
-0,184
0,361
Tidak Valid
4
P4
0,704
0,361
Valid
5
P5
0,657
0,361
Valid
6
P6
0,591
0,361
Valid
7
P7
0,501
0,361
Valid
8
P8
0,705
0,361
Valid
9
P9
0,595
0,361
Valid
10
P10
-0,040
0,361
Tidak Valid
11
P11
0,790
0,361
Valid
12
P12
-0,204
0,361
Tidak Valid
13
P13
0,462
0,361
Valid
14
P14
0,692
0,361
Valid
15
P15
0,645
0,361
Valid
16
P16
0,052
0,361
Tidak Valid
17
P17
-0,172
0,361
Tidak Valid
18
P18
-0,243
0,361
Tidak Valid
19
P19
0,514
0,361
Valid
20
P20
-0,180
0,361
Tidak Valid
21
P21
0,460
0,361
Valid
22
P22
0,097
0,361
Tidak Valid
23
P23
0,095
0,361
Tidak Valid
24
P24
0,479
0,361
Valid
25
P25
0,675
0,361
Valid
26
P26
0,502
0,361
Valid
27
P27
-0,019
0,361
Tidak Valid
133
28
P28
0,586
0,361
Valid
29
P29
0,539
0,361
Valid
30
P30
0,423
0,361
Valid
134
HASIL ANALISIS DATA
Rata-Rata Prestasi Belajar dan Bidikmisi
Hasil Uji Koefisien Determinasi
135
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Heteroskedositas
136
Uji Hipotesis (t-Test)
137
WAWANCARA PENGELOLA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Pengelola
: ................................
Jabatan
: ................................
Pertanyaan: 1. Apa itu Bidikmisi ? 2. Apa maksud dan tujuan diselenggarakannya Bidikmisi tersebut? 3. Sejak kapan Bidikmisi berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 4. Siapa yang menjadi target sebagai penerima Bidikmisi? 5. Apa saja persyaratan untuk menjadi penerima Bidikmisi? 6. Bagaimana tahapan pengusulan dana Bidikmisi hingga proses pencairan
dana Bidikmisi? 7. Pernahkah menemukan kasus bahwa penerima bidikmisi tidak sesuai
dengan persyaratan yang ada? Apa yang dilakukan oleh penyelenggara? 8. Apa saja hambatan yang dirasakan oleh penyelenggara dalam mengelola
Bidikmisi ? 9. Bagaimana keluh kesah atau respon yang disampaikan para penerima
bidikmisi kepada pengelola beasiswa Bidikmisi terkait dengan adanya bantuan beasiswa tersebut? 10. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pihak penyelenggara untuk terus
memperbaiki kinerja dari Bidikmisi?
138
WAWANCARA MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa
: ..............................
NIM
: ..............................
Fakultas/Jurusan
: ..............................
Pertanyaan: 1. Dari mana Anda mendapatkan informasi mengenai Bidikmisi? 2. Apa yang memotivasi Anda mengikuti Bidikmisi? 3. Bagaimana cara/ tahapan
yang harus Anda lakukan mulai dari
mengusulkan sampai pada tahap pencairan dana bidikmisi? 4. Persyaratan apa saja yang harus ada lengkapi untuk memperoleh beasiswa
bidikmisi?? 5. Adakah permasalahan teknis yang Anda rasakan dalam menerima beasiswa tersebut? 6. Pernahkan anda mengalami perberhentian dari pencairan dana Bidikmisi?
Jika ya, apa yang menjadi penyebabnya? 7. Apabila IP tidak memenuhi standar dari Bidikmisi, sanksi apa yang
diberikan? 8. Apa yang akan anda lakukan jika dana Bidikmisi terlambat pencairannya,
sedangkan batas waktu pembayaran SPP telah habis? 9. Selama tinggal di Ma’had, apa kesan yang anda rasakan dari kegiatan di Ma’had? 10. Apa saran Anda untuk Bidikmisi agar kinerjanya lebih baik?
139
TRANSKRIP WAWANCARA MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Lengkap
: Farah Nurul Hikam Agustina
JABATAN
: Administrasi Keuangan (Beasiswa)
T : Assalamu’alaikum. F : Wa’alaikumsalam. T : Ibu nama lengkap? F : Farah Nurul Hikam Agustina. T : Oh iya, jabatan di kemahasiswaan sebagai apa? F : Pengadministrasian Kemahasiswaan, dalam ini beasiswa ya. T : Iya. Nah ini kan terkait Bidikmisi ya, sebenernya saya ingin tau dulu nih dari pengertian Bidikmisi itu seperti apa? F : Nah pengertian Bidikmisi itu adalah sebenernya beasiswa yang diberikan kepada temen-temen yang kurang mampu secara ekonomi, namun berprestasi. Seperti itu. T : Dari Bidikmisi tersebut tujuan dan maksudnya itu untuk apa? F : Memberikan bantuan pendidikan, memberikan biaya pendidikan kepada teman-teman agar eee temna-teman yang sudah berprestasi itu lebih berprestasi lagi, gitu. T : Bidikmisi UIN ini kan dari Kemenag ya. 140
F : Iya, betul. T : Nah sejak kapan sih Bidikmisi ini ada di UIN? Pasti nya tahun berapa? F : Eeeee 2010 ya, 2010 2011. T : 2010 atau 2011 ya. F : Oh iya 2010. T : Oh iya 2010. Nah, sebenernya siapa aja yang menjadi target penerima Bidikmisi itu? F : Targetnya itu adalah mahasiswa UIN ya, kalo di UIN itu mahasiswa UIN Jakarta. Kita melihat sebenernya sebelumnya itu ada seleksi-seleksi dulu. Mulai dari seleksiii eee berkas, pendaftaran online, seleksi berkas, lalu ada psikotes, wawancara, lalu ada pengumumannya nanti. Nah dari situ terlihat ini, targetnya adalah temen-temen yang kurang mampu pada dasarnya, dan kita juga lihat nih apakah teman-teman itu punya prestasi yang baik, gitu. Itulah yang kita ambil. T : Nah dari seleksi Bidikmisi itru yang menjadi syarat penerima Bidikmisi itu apa? F : Nah sebagai syaratnya apa aja? Okee di sinii syaratnya sebenernya di juknis ada ya. Eee untuk persyaratannya pertama (suara orang ngobrol). Ini ada persyaratannya, pertama adalah daftar online, daftar online nya bisa di AIS atau di SPMB, di laman SPMB UIN Jakarta. Lalu, download lah formulir tersebut, isi formulirnya. Terus ada kalo di UIN itu beda nih sama eee Bidikmisi di unuiversitas perguruan tinggi lain. T : Bedanya? F : Bedanya adalah kalo di perguruan tinggi negeri lain itu kita boleh kan ngeklik dulu daftar Bidikmisi dulu, baru diterima baru bisa dapet. Nah kalo di UIN, kalo di UIN itu bedanya harus menjadi mahasiswa UIN dulu, baru bisa daftar 141
Bidikmisi, gituu. Nah itu, jadi harus ada bukti dulu bukti kelulusan masuk UIN. Itu ada 5 jalur tuh, ada dari SNMPTN, SBMPTN, SPAN, PTAIN, atau SBM Mandiri. Pokoknya buktinya ada. Nah, lalu ada kalo untuk mahasiswa baru ada yang namanya SKHU, ituu. Surat keterangan lulus yang udah dilegalisir, trus ada KTP, ada KK, terus ada SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), terus ada keterangan bukti pembayaran rekening listrik. Kenapa harus ada itu? Karena kita bisa liat dari rekening listrik itu. Nah misalkan si A itu rekening listriknya 450 watt, yang satu 900 watt. Nah jadi kita bisa liat yang layak tuh yang mana sih sebenernya. Pastikan yang rekening lidtriknya lebih rendah kaan. T : Iya, yang lebih rendah. F : Nah terus ada bukti slip gaji orang tua. Kalo karyawan pasti ada slip gajinya. Terus kalo yang non karyawan misalkan petani atau pedagang, itu bisa minta eee surat keterangan dari kelurahan setempat bahwa penghasilannya sekiansekian. Di situ juga kita bisa liat nih ya kan, penghasilan orang tua nya berapa, gitu. Terus ada foto. T : Foto rumah? F : Nah foto rumah. Foto rumah itu penting juga, penting juga. Dia tinggalnya eee rumahnya seperti apa, gitu. Misalkan dari yang eee lantainya apakah masih tanah atau yang sudah ubin. Kita kan bisa liat tuh perbandingannya seperti apa. Teruus ada foto eh sori fotokopi raport SMA, kalo untuk semester baru. Kalo untuk temen-temen yang pengganti itu dilihat dari nilai IPK nya. IPK nya gak boleh kurang dari 3,00. T : Berarti sama ya IPK nya untuk yang baru sama pengganti minimalnya 3,00? F : Minimalnya 3,00 iya. Terus nah ini, kalo temen-temen punya prestasi non akademik itu lebih bagus lagi, gituu. Itu sebagai nilai tambah. Nah, pas foto deh 4x6. Dan tidak boleh tidak sedang menerima beasiswa dari mana pun. Itu syarat-syaratnya. 142
T : Nah tadi menyinggung soal dana Bidikmisi nih Bu. F : Heeh. T : Sebenernya eee bagaimana sih tahapan dari pengusulan dana itu sendiri sampai proses pencairan dana Bidikmisi nya? F : Pengusulan dana nya darii maksudnya dari Kemenag atau gimana? T : Iya, daru UIN ke kemahasiswaan ke mahasiswa penerima. F : Oh oke. Jadi, awalnya kita kan dapet dana dari Kemenrian Agama nih, Kementrian Agama sekian misalkan. Nah, kalo untuk tahun ini, kita kan ada 205 orang penerima. Nah jadi pengusulannya adalah untuk yang baru yaa, saat udah seleksi semuanya udah oke udah pengumuman udah lulus, kita mengajukan surat. Pengajuan suratnya itu ke eee KPA. KPA dibikinkan SK misalkan 205 orang itu dibikinkan SK. Dibikinkan SK bahwa 1 orang penerima itu sebesar Rp 6.000.000,-. Rp 6.000.000,- itu gak full buat temen-temen buat eee penerima, karena harus mereka harus membayar SPP dan biaya Ma’had. T : Berarti bayar masing-masing? F : Heeh, bayar masing-masing kalo sekarang. Biaya masing-masing 6 juta, 1 juta misalkan Rp 1.040.000,- bayar SPP, Rp 3.300.000,- dibayarkan untuk Ma’had dan sisanya buat living cost temen-temen. Gituu, jadi langsung ke rekeningnya temen-temen penerima. T : Itu peraturan baru yang sekarang berarti ya? F : Iya, iya itu. T : Terus pernah gak sih Bu menemukan kasus nih misalnya si penerima ini eee sebenernya tidak memenuhi persyaratan sebagai penerima Bidikmisi Bu? F : Tapi menerima gitu maksudnya?
143
T : Iya misalkan persyaratannya itu tidak sesuai dengan persyaratan yang sudah ditentukan di UIN? F : Emmm sebenernya sih kita menekankan betul yang menerima harusnya punya persyaratan yang ada, yang tadi saya sebutkan tadi. T : Iyaa. F : Namun biasanya kita kan ada yang namanya pengganti. T : Iya. F : Nah dari yang pengganti itu kadang ada yang eee memenuhi syarat banget itu udah diambil dari eee rekrutan yang awal, itu. Di situ misalkan dia punya eee dia IPK nya oke, IPK nya oke terus dia emm tapi dia eee apa maksudnya, tapi dia itu mampu secara ekomoni. Gak ada lagi jih buat pengganti misalkan. Hanya ada beberapa orang itu, yaudah diambil aja. T : Berarti kalo misalnya terjadi misalkan seperti penggantian gitu, hal yang dilakukan berarti tetep diambil berarti ya. F : Heeh. T : Tergantung prestasi dia. F : Iya diliat prestasinya, gitu. Tapi tetep harus dibandingkan dengan temen-temen yang waiting list itu. Apakah ada yang lebih layak atau nggak. Kalo misalkan emang bener-bener gak aada gitu, ya kita ambil itu. T : Berarti emang yang bener-bener daftar dari awal itu persyaratannya harus memenuhi gitu ya Bu ya. F : Harus, karena yang akan diambil kan yang memenuhi syarat. Gituu. T : Nah sebenernya yang dari Bidikmisi itu sendiri apa saja sih Bu hambatan yang dirasakan oleh penyelenggara Bidikmisi nya nih? F : Penyelenggara nih. Pengeloloa atau penyelenggara?? Dalam hal apa dulu nih? 144
T : Misalkan dari segi penerimaan mahasiswanya atau yang lainnya? F : Gini, kadang-kadang eeeee kita kan sebelum, ada beberapa hambatan misalkan salah satunya adalah ketika kita mau verifikaksi nomor rekening. Sebelum mengajukan pencairan, kita kan harus eee verifikasi nomor rekening. Hambatannya sih sebenernya dari mahasiswanya, susah dihubungin. Dan dia memberikan nomor rekening yang sudah tidak aktif atau saldonya tidak cukup. Kenapa saldo harus cukup? Karena ketika uang Bidikmisi masuk ke rekening dia dan saldonya kurang, itu otomatis pasti akan mental lagi. Dan return istilahnya dan kembali lagi. Nah, ntar tiba-tiba temen-temen nih ka ko uangnya belum masuk, gituu. Itu kenapa? Oh ya saldonya gak cukup. T : Minimal saldonya berapa? F : Rp 150.000,T : Rp 150.000,-? F : Heeh. Itu sih sebenernya hahha. T : Berarti mahasiswanya ya yang kurang peka? F : Iya, kurang peka. T : Nah semenjak Ibu menginikan emmm apa, menaungi beasiswa Bidikmisi ini da gak sih pernah mendengar misalkan respon dari para penerima Bidikmisi nya itu sendiri tentang adanya bantuan beasiswa ini? F : Responnya yang baik? (sambil tertawa bersama). Respon yang baik ada, mereka yaa eee beberapa maksudnya banyak yang bilnang ooh sudah masuk berarti sudah dapat eee bayar kuliah atau eee bisa membantu yang lain gitu. Cuma ada juga yang eee sebenernya sih lebih banyak yang respon yang baik daripada uang gak baik siih. T : Yang gak baiknya apa Bu?
145
F : Yang gak baiknya ituu ya karna misalkan hambatan-hambatannya tersebut ituu. Jadi proses pencairannya akan membutuhkan waktu yang lama lagi. Karena kan harus return lagi, sebulan atau dua bulan. T : Berarti waktunya nanti lebih lama lagi ya. F : Lebih lama lagi, itu. Sebenernya sih respon yang baik yang lebih banyak. T : Alhamdulillah ya. F : Heemm, ahhahaha. T : Nah dari penyelenggara atau pengelola Bidikmisi itu sendiri, upaya apa sih untuk menjadikan Bidikmisi lebih baik lagi? Dalam kinerja Bidikmisi? F : Oke, kalo upaya kita harus melihat dulu nih masalah apa sih ya ada, gitu. Nah, kalo misalkan masalahnya ada di rekening mahasiswa, rata-rata itu sih yaa rekening mahasiswa, kenapa sih gituu? Jadi kita harus menemukan dulu titik permasalhannya itu apa, lalusebisa mungkin kita harus eee menanggulanginya seperti apa, gitu. Kalo rekening mahasiswa saldonya nol, berarti kita panggil nih temen-temennya. Temen-temen penerima, gitu. Nih saldo kalian gak cukup, eee nanti pencairan kalian juga akan terhambat, gitu. Dan kinerjanya juga pasti akan akan terlihat buruk kan di depan temen-temen, ko gak cair ko gak ini ko gak itu, gitu kan. T : Berarti dari segi administrasi. F : Iyaa, dari segi administrasi.
146
TRANSKRIP WAWANCARA MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa
: Windi Hamdani
Semester
: 5 (Lima)
FakultasJurusan
: FU/Tafsir Hadist
T : Nama Lengkap? W : Windi Hamdani T : Semester? W : 5 (lima) T : Jurusannya? W : Tafsir Hadist, tapi sekarang ITAF (Ilmu Al Qur’an dan Tafsir) T : Ooh. Kita langsung aja ke wawancara ya. W : Oke. T : Sebenernya tahu dari mana sih informasi Bidikmisi awalnya? W : Awalnya tahu dari SNMPTN kan. Nah abis itu saya telusuri ternyata itu tidak hanya dari universitas yang umum, agama juga ada. T : Berarti tahu dari SNMPTN itu ya. W : Iya, SNMPTN. T : Ya, terus motivasi kamu buat ikut Bidikmisi itu apa? 147
W : Yang pertama kan untuk meringankan beban orang tua ya untuk kuliah, dan juga kalo Bidikmisi kan beasiswa, kita jadi lebih semangat untuk belajar, kita punya tanggungan juga uangnya dari kementrian ya dan dari rakyat. T : Iya. W : Makin saya berusaha untuk apa ya namanya aaaaa bisa belajar dengan sungguh-sungguh. T : Trus ada gak tahapan utnuk ikut Bidikmisi itu seperti apa? W : Ooh ada tahapannya. Yang pertama biasakan daftar kaan, teruus waktu itu ada seleksi berkas, ada tes psikotes kayak gitu. Dan yang paling rumit itu sebenernya terkadang menyiapkan berkasnya. Jadi kadang berkasnya ada yang salah gitu kan, balik lagi balik lagi gitu. T : Kan tadi ada berkas ya, itu persyaratannya apa aja? W : Berkasnya yaa gak jauh-jauh dari ijazah, nilai raport, eee apa tuh terus SKTM dan gitu surat kelakuan baik dari sekolah, dan apa namanya surat keterangan prestasi atau nilai raport yang dari sekolah. T : Nah selama mengikuti prosedur- prosedur itu ada gak sih permasalahan teknik misalkan dari segi penerimaan Bidikmisi? W : Yang saya tahu sih kalo segi dalam segi itu apa ya. Terkadang apa yang saya udah masukin pernah tuh waktu itu gagal, gagal saya aaa kayak aaa upload gak tau kenapa gak ngerti sistemnya kaya gimana. Sempet, tadi ke sana sananya alhamdulillah lancar, ya cuma gitu. Ketika saya ke kemahasiswaan ngumpulin berkas, kadang resepsionisnya agak kuraang pertama agak kurang ramah gitu kan. Saya kan kita kan mahasiswa gitu ya, trus kita kan ee pelayanannya harusnya baik kan gitu, itu yang bikin kita kurang enaknya tuh di situ resepsionisnya kurang ramah yang di pelayanan kebeasiswaan ini. T
: Nah kamu sendiri pernah megalami ini gak pencairan dana Bidikmisi misalnya? 148
W : Kalau itu sih alhamdulillah eeeee cair terus, ya cuman kendalanya itu kadang tidak tepat waktu. Yang katanyaa kaya semester kemaren yang katanya aa tunggu sampai dua atau tiga hari lagi bakalan cair, itu gtuh dua sampai tiga hari itu tuh gak ada eee faktanya gitu kan. Oh katanya minggu depan, minggu depannya lagi minggu depannya lagi kan. Kadang kayak gitu sih. T : Nah, eee biasanya ini kan bergantung sama IP ya. W : Iya IP T : Nah kalo misalnya IP nya itu gak memenuhi standar Bidikmisi, biasanya sanksi apa yang diberikan sama kemahasiswaan? W : Kalo itu biasanya dapet SP 1 sih dulu. T : SP 1 itu apa? W : Jadi surat peringatan. Jaid kalau tidak salah misalkan eeeee itu kan IPK ya kalau tidak salah IPK jadi bukan IP. Kalau misalkan IP nya satu semester, dari semester 1-5 nih misalkan ada satu IP yang dibawah 3 tuh setau saya itu belum langsung di DO gitu kecuali IPK keseluruhannya bener-bener dubawah 3. Begituu. T : Misalnya nih dana Bidikmisi itu kan yterlambat cair, eee nah kira-kira apa yang akan kamu lakukan jika terjadi hal seperti itu? W : Yaa biasanya kalo utnuk kebutuhan bayar kuliah ya alhamdulillah eee ada lah beberapa pekerjaan yang misalnya lumayanlah buat ngisi kantong buat jajan. Tapi kalau untuk biaya-biaya apa namanya, biaya SPP kaya gitu biasanya suka minjem dulu kayak gitu. Pinjem dulu nanti pas ada langsung saya gantiin, kayak gitu. Biasanya sih kayak gituu minjem-minjem, jadi pas cair tuh langsung bayar utaang, kayak gituu. T
: Jadi kalau misalnya kayak pembayaran
SPP waktunya udah mau abis
sedangkan belum dibayar biasanya pinjem dulu gitu yaa 149
W : Biasanya kayak gituu. Dan kita juga angkatan kita itu punya apa namanya kas Bidikmisi, kas angkatan. T : Emmmmm W : Jadi kalau misalkan sekiranya ada pencairan yang telat kayak gitu tuh anh kita pake uang kas ituu. T : Nah yang Bidikmisi kan tinggalnya di Ma’had yaa W : Iya T : Naah selama tinggal di Ma’had ada gak sih misalkan kesan selama tinggal di Ma’had dengan berbagai kegiatan Ma’hadnya itu? W : Yaa alhamdulillah kesannya sangat baik sekali dan jujur sampai sekarang saya kadang masiih kangen juga sama sua suasana rutinitas di Ma’had gitu kaan. Kayak mulai pembinaan, shalat wajib berjamaa’ah subuh dan maghrib gitu kaan, trus pulang jagan lebih dari jam 11 gitu kan dan itu sangat berkesan sekali bagi saya eeependidikan dua tahun itu. Dulu kan angkatan saya itu kan 2 tahun gitu ya tapi kan kebijakan baru sekarang itu 1 tahun T : Iya yang sekarang 1 tahun. W : Nah itu. Dan alhamdulillah banyak kegiatan-kegiatan positif dan banyak halhal positif yang saya ambil di Ma’had. Dan alhamdulillah saya dapat menambah hafalan juga berkat syaa tinggal di Ma’had, gituu. T : Bagus berarti yaa ada seenggaknya ada efek positifnya tinggal di ma’had. W : Iyaa ada positifnya di Ma’had. Terus juga di Ma’had itu kita kan nggak hanya mahasiswa dari Indonesia ya, sekarang apalagi lebih banyak ada dari Gambia, Venistan dan samaa ada satu orang yang paling saya kagumi itu ya mahasiswa dari Udzbekistan namanya Syeh Ahmad. Nah itu beliau benerbener seperti teman begitu, meskipun eee beliau usianya sudah tua begitu.
150
Dan beliau paliing rajin ibadahnya di antara mahasantri yang lain gitu kalo di Ma’had. T : Nah saran kamu sendiri buat Bidikmisi lebih baik itu ssperti apa? W : Dari segi apa? T : Dari segi apa ajja. W : Yaa kalau menurut saya siih lebih baik ditentukan ajaa apa namanyaa kalau sekiranya emaang cairnya mau harii eee tanggal segitu ya tanggal segitu gituu, kayak gitu. Jadi intinya buaknnya kita baper, yaa jangan ngasih informasi yang belum pasti lah yaa gitu. Kalau emnag pencairan tanggal 5 misalkan, yaudah tanggal 5. Sekiranya belum ya yaudah jangan bilang tanggal 5 tapi belum. Kayak gituu. T : Berarti setidaknya dari segi pencairan dana tepat waktu lah yaa. W : Yaa tepat waktu. Begituu. soalnya kan kita juga apa ya namanya, kalo misalkan gak pasti juga kita juga pengen bisa usaha, bisa buat minjem buat bayar.
151
TRANSKRIP WAWANCARA MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa
: Muhammad Syukron Hamid
Semester
: 5 (Lima)
Fakultas/Jurusan
: FSH/Muamalat
T : Nama lengkapnya? S : Muhammad Syukron Hamid. T : Emmm semester? S : Lima. T : Dari jurusan? S : Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum. T : Kamu kan dari Bidikmisi 2014 ya, naah sebelumnya itu dari mana kamu dapet informasi tentang Bidikmisi? S : Saya dapet informasi Bidikmisi itu melalui website. Dulu, waktu saya kelas 3 SMA saya tuh nyari-nyari eee daftar beasiswa apa aja yang ada di program S1. Nah, setelah saya cari-cari ternyata ada program beasiswa Bidikmisi, dan itu beasiswanya sangat menjanjikan. T : Terus apa yang memotivasi kamuu buat ikut Bidikmisi? S : Karena sebenernya dari awal, saya itu ketika lulus SMA saya gak ada eee apa rencana untuk melanjutkan kuliah. Kenapa? Karena faktor terpenting adalah 152
faktor ekonomi, karena orang tua saya eee seorang petani yang dia penghasilannya pasti menengah ke bawah lah. Terus, melihat potensi di siswa Bidikmisi, saya pikir wah boleh juga nih. Biaya kuliah dibayarin sampei 8 semester, trus dapet uang perbulannya Rp 600.000,- akhirnya dari situ saya memberanikan diri untuk eee melanjutkan kuliah dan daftar di UIN dan akhirnya keterima. T : Emmm terus selama ikut yang proses Bidikmisi itu bagaimana sih cara kamu untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi itu? S : Boleh diulangi ka? T : Bagaimana cara atau tahapan-tahapannya mengikuti Bidikmisi? S : Ooh. T : Ya. S : Dalam tahapan Bidikmisi, dulu saya dikasih tau sama temen saya itu yang pertama daftar online di AIS eee situs resmi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Nah setelah daftar online, eee tes psikotes itu adalah apa ya bahasanya tes wawasan gitu lah wawasan diri. Terus setelah tes psikotes ada tees wawancara, setelah wawancara baru pengumuman. Udah. T : Kalo kalo tahapan dari pendanaan nih segi pencairan dana nya itu gimana? S : Kalo dari segi pencairan danaa T : Awalnya harus apa dulu? S : Eee selama saya jadi penerima beassiwa Bidikmisi, proses pencairannya berarti ka ya? T : Iya. S : Proses pencairannya itu biasanya pas semester 1 itu disuruh bikin buku tabungan dulu. Setelah punya rekening, baru entar disuruh nginput data segala 153
macem. Nah kalo semester selanjutnya itu biasanya ip ip IP atau IPK. Nah setelah semua itu dikumpulin, baru ada apa proses pencairan dari kemahasiswaan. T : Terus kalo dari segi prasyaratnya, persyaratan buat ikut Bidikmisi itu gimana? S : Ooh. Untuk persyaratan ikut beasiswa Bidikmisi, biasanya beasiswa Bidikmisi itu kan diperuntukkan untuk orang eee non yang tidak mampu atau menengah ke bawah yang ingin melanjutkan studinya di jenjang universitas. Tadi pertanyaannya apa ka?? (tertawa) ulang-ulang. T : Syarat-syaratnyaa S : Oh iya syarat, astaghfirullah. T : Yang harus dilengkapi. S : Syarat-syarat yang harus dilengkapi beasiswa Bidikmisi, yang pertama pastinya dari kalangan menengah ke bawah. Teruus mempunyai nilai akademik yang yang bagus atau orang yang berprestasi di kelas maupun di akademik maupun non akademik, teruus apa ya (berpikir). T : Dari segi berkasnya apa? S : Ooh dari segi pemberkasan itu ada foto rumah, terus pajaak Pajak Bumi dan Bangunan, adaa apa pembayaran struk listrik, adaa KK, akte. T : Macam-macam lainnya lah ya. S : Iyaa, agak-agak lupa juga sih. T : Terus ada gak pemasalahan dari segi teknis dalam menerima bidik Bidikmisi itu? S : Ada. T : Apa? 154
S : Waktu saya dulu itu eee apa, kurangnya transparansi in kurangnya transparansi informasi dari pihak kemahasiswaan. Kenapa? Karena banyak orang yang daftar Bidikmisi itu tidak mendapatkan follow up lebih lanjut untuk eee proses tahap penerimaan seleksi Bidikmisi. Contohnya temen saya namanya Laela. Dia tidak mendapatkan informasi via sms, email, pokonyavia media sosial itu nggak ada dan akhirnya dia baru tau itu setelah dia nanya ke saya. Ko gak ada ini apa gak ada follow up informasi lagi dari kemahasiswaan. Nah mungkin itu gak tau human error, gak tau emang datanya terselip atau emnag gimana. Terus itu kesalahan pertama, kurangnya informasi dari kemahasiswaan. Yang kedua itu adalah eee proses wawancaranya. Proses wawancara itu kita sampe izin tidak masuk kelas untuk tes wawancara Bidikmisi, tetapi dalam jam yang telah ditentukan itu ngaretnya sungguh lama banget gitu. 2-3 jam kita menunggu dan itu apa ya, sampe meninggalkan kelas. T : Jadi waktunya terbuang gitu ya? S : Heeh, jadi waktunya terbuang gitu. T : Nah selama menerima dana Bidikmisi, pernah gak sih mengalami pemberhentian pencairan dana Bidikmisi? S : Maksudnya ka? T : Misalkan kamu melakukan kesalhaahan apa terus tiba-tiba kamu pernah mengalami misalkan uangnya gak cair atau apaa? S : Oooh. Selama 4 semester kemaren, sebenernya telat cair aja sih yang bikin kendala. Itu gara-gara apa ya (berpikir) T : Apa penyebabnya? S : Penyebabnya itu katanya apa, birokrasinya yang kalo dari kemenag itu agak ribet katanya. Lebih simpel itu dari kemendikbud. Kita kan notabene universitas agama, terus dibawah naungan kemenag, jadi eee jauh
155
sepengalaman dan sepengetahuan saya katanya kalo di kemenag itu birokrasinya lebih ribet, gak tau itu kenapa. T : Kalo melakukan pelanggaran gitu sehingga uangnya gak cair, pernah? S : Emmm selama ini belum pernah, cuman hampir sih. Jadi beasiswa Bidikmisi di UIN ini kan wajib tinggal di asrama 2 tahun, itu yang angkatan saya. Kalo sekarang kan 1 tahun. Itu saya kenap SP SP 1, dan SP 1 itu hanya sebuah teguran. Itu gara-gara saya jarang ikut pembinaan, jarang shalat berjamaah, pokonya jarang di Ma’had lah intinya eee anak kampus, haha. T : Udah biasa lah yaa anak kampus kaya gitu yaa. S : Iya. T : Nih kalo misalnya IP tidak memenuhi standar Bidikmisi, sanksi apa yang biasa dikasih? S : Yang sepengetahuan saya kalo IP ituu, setau saya sih IPK. T : Iya itu IPK S : Ya IPK kalo dibawah 3, aturan juknis yang sekarang itu harus dikeluarkan dan tidak dengan yang baru. Dan untuk IP, itu masih aman. Yang penting IPK itu minimal 3,00. Temen saya ada semester 1 IP nya 3,1 semester 2 2,9. Nah kalo dirata-rata kan IPK nya jadi 3,00 nah itu untungnya masih 3,00 dan itu alhamdulillah masih lanjut sampai sekarang. Sanksi yang di dapet pastinya langsung dikeluarkan. Karena petunjuk yang baru itu seperti itu bunyinya. T : Kamu sendiri pernah ngalamin gak? S : Alhamdulillah tidak pernah. T : Oh iya iya bagus ya. Misalnya kan informasi yang di dapet beasiswa Bidikmisi suka ada keterlaambatan cair, terus apa yang kamu lakukan? Sedanagkan posisinya ituuu 156
S : butuh gitu ya: T : Iyaa misalkan drai segi pembayaran SPP itu waktunya misalkan udah abis sedangkan uangnya belum cair. S : Sebenernya ini apa ya, eee memang itu suatu kendala gitu karna memang Bidikmisi selalu apa namanya, pembayaran telat, kita gak bisa dapet kela kaya orang-orang yang laen gitu bisa milih dosen di awal apa mengambilan jadwal KRS. Sebenernya ini apa ya, menurut saya ini gak masalah. Kenapa? Karena yang penting saya bisa, intinya saya masih bisa mendapatkan jadwal dosen dan jadwal mata kuliah, dan masih bisa kuliah. Itu sebenernya udah jadi nilai lebih buat saya. Tapi, ada memang beberapa temen-temen saya yang memang wah kita telat nih kita harus tuntut kemahasiswaan dan segala macem. Mungkin itu eee karakter kali ya atau perspektif dari orang-orang eee masing-masing individu besiswa penerima Bidikmisi. Kalo menurut saya sih yaa itu gapapa lah yaa asal masih bisa mendapatkan KRS yang sesuai dengan apa yang diinginkan. T : Nah kamu kan pernah tinggal di Ma’had 2 tahun ya, apa sih kesan pesannya buaat selama tinggal di Ma’had selama 2 tahun itu? S : Eee yang pastinyaa apa ya, tinggal di Ma’had ituu sebuah (apa sih) kenikmatan buat saya. Kenapa? Karena kita bisa kenal satu atap, dan sayaa saya sendiri sudah pernah mengalami 3x di satu atap yang berbeda. Dan tinggal satu atap itu banyak suka dukanya, terutama kenangan yang tak pernah terlupakan adalah ketika semester 2 waktu itu. T : Kenapa? S : Jadi itukan kami eee cairnya telat, cairnya itu di akhir semester. Dan selama hampir satu bulan eee 3 kamar kami yang satu lorong itu bener-bener gak punya duit dan memang dari orang tua memang lagi gak ada, dan dari apa ya, gak ada bantuan lain ibarat kata lah. Yang bisa diharapkan hanya apa, beasiswa pencairan itu. Kami berinisiatif lah untuk apa namanya, bisa bertahan hidup. 157
Bisa bertahan hidup. Akhirnya saya eee kami bilang ke pimpinan Ma’had besar Pak Ahmad Sodik pimpinan Ma’had Al Jamiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami bilang seperti ini, proses pencairan juga belum eee tak kunjung datang gitu kan istilahnya. Akhirnya kami bilang ke Pak Sodik, akhirnya dikasih solusi. Dikasih sama beliau beras, terus mie, dikasih uang Rp 200.000,untuk 6 orang, dan eee alhamdulillah itu mencukupi. Tapi sebelum itu, kami ibarat kata apa ya, pengorbanan lah kasi setiap hari itu makan ketela dan itu dipakai buat berapa ya, seminggu lah pokoknya uang kita dikumpulin, beli ketela di apa sih namanya, direbus. T : Buat dimasak lah yaa. S : Iyaa, buat pengganti nasi. Yaa begitu lah. Terus satu lagi, eee apa ya, terima kasih buat Pak Uthob dan pihak kemahasiswaan yang telah eee apa, mewadahi kami di Ma’had. Kami berterima kasih, karena bisa kenal temen-temen satu angkatan 2014 Bidikmisi. Kami sangat berterima kasih . pesan untuk yang adeade Bidikmisi yang sekarang ataupu yang nanti akan datang, manfaatkanlah waktu sebaik mungkin selama itu masih bisa digunakan. Jangan sampe kalian di Ma’had tidak berbuat apa-apa. T : Nah, sekarang saran kamu buat Bidikmisi nya itu sendiri itu apa? Biar ada pacuan untuk lebih baik lagi. S : Untuk penerimanya? T : Iya. S : Kalo saran saya yang pasti gunakanlah waktu kalian sekarang seproduktif mungkin sesuai passion kalian, sesuai hasrat kalian. Pokoknya gunakanlah waktu itu sebaik mungkin, dan hormatilah dosen-dosen, guru-guru kalian karena itu adalah keberkahan yang akan kalian daparkan untuk menuju ke kehidupan yang akan dapang. T : Kalo saran untuk program Bidikmisinya itu sendiri? 158
S : Kalo saran untuk program Bidikmisi itu sendiri kalo menurut saya harus ada apa ya, semacam pelatihan soft skill yang minimal anak Bidikmisi itu mampu untuk berbicara di depan, pokoknya pelatihan soft skill yang kira-kira dibutuhkan di era sekarang ini.sebagai contoh: public speaking atau pelatihan apa bahasa tapi itu sifatnya berkelanjutan. Eee emang sudah ada sekarang pembinaan, tapi menurut saya sih itu sistemnya sih yang harus dirubah. Karena pembinaan yang sekarang menurut saya kurang efektif, karena disisi waktu cuman 1 jam, juga para pesertanya atau para murid eee mahasiswanya kurang antusias dalam menjalani pembinaan ini.
159
TRANSKRIP WAWANCARA MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa
: Nikki Leres Mulyati
Semester
: 5 (Lima)
Fakultas/Jurusan
: FITK/Pendidikan Bahasa Inggris
T : Nama lengkap? N : Nikki Leres Mulyati T : Aaa semester? N : Semester 5 (lima). T : Dari jurusan apa? N : Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. T : Nah kamu kan anak Bidikmisi 2014 ya,sebelumnya itu dari mana sih info Bidikmisi di dapet? N : Aaa info Bidikmisi dari temen. T : Terus? N : Yaudah terus liat bannernya di depan, gitu sih ka. T : Depan UIN ya? N : iya, gak dapet dari AIS. T : Nah sebenernya apa sih yang memotivasi kamu buat ikutan Bidikmisi? N : Aaa meringankan beban orang tua pastinya. T : Terus ada lagi gak sih? N : Ya lumayan buat uang saku. T : Ya, betul betul. Haha. Nah terus gimana sih aa cara tahapannya kamu hingga ikutan Bidikmisi itu apa aja? 160
N : Aaa banyak. Pengumpulan berkas yang begitu-begitu, wawancara, psikotes, gitu. T : Nah kalo dari segi pencairan untuk pencairan dana Bidikmisi awalnya seperti apa tuh? N : Awal-awal semester yaa susah ehh maksudnya gak lama itu ya gak lama, tapi untuk semester 5 ini untuk semester 5 ini agak lancar, agak lancar karena sistemnya udah berubah. Karena kalo semester 5 kan sistemnya langsung 6 juta jadi tuh lebih gampang langsung masuk ke rekening kita kan, jadi mausk ke rekening 1 ke rekening 2 tapi kan itu langsung 6 juta. Kalo kemarenkemaren kan harus dibayar pihak kemahasiswaan makanya prosesnya agak lama juga. T : Terus apa aja sih syarat yang harus dilengkapi untuk ikut Bidikmisi itu? N : Banyaak. Yang pertama yang pastinya surat keterangan tidak mampu, pasti ituu. Terus foto rumah dari berbagai sisi kaya gitu. Teruus apa sih bayaran listrik tuh, apa sih T : Struk listrik? N : Iyaa struk listrik, apa lagi sih aaa surat keterangan baik. Ada gak sih itu tuh lupa. T : yaudah cukup. Nah selama kamu ikut Bidikmisi itu, ada gak sih permasalahan teknis yang kamu rasain jadi menerima beasiswa itu? N : Teknis dari kemahasiswaannya? T : Iya. N: Dalam pencairan. Yaa paling kaya gitu sih telaat. Teruus waktu itu masih semester 1 2, transfaransinya agak kuraang, jadi kita gak tahu nih ko bisa belum cair dan segala macem itu yaa sempet terjadi gimana ya kayak transfaransinya kurang gitu loh kaya awal-awal, tapi akhirnya sekarang ini sih alhamdulillah. T : Pernah gak sih kamu ngalamin pemberhentian dana Bidikmisi? Misalnya dari segi pencairannya. N : Aaa kalo saya sendiri sih alhamdulillah nggak pernah, tapi ada beberapa temen yang pernah. 161
T : Nah itu biasanya penyebabnya apa tuh? N : IP, IP sama biasanya berkasnya kurang. Berkasnya entah nyelip, kan setiap kita pencairan kan harus apa sih yang dibuat sama pihak kemahasiswaan setiap pencairan, kadang ada berkas yang nyelip 1 2 orang kayak gitu-gitu, gak tau deh. T : Nah kalo misalnya IPK itu nggak memenuhi standar dari Bidikmisi itu kan IPK itu berapa 3,00 kan? Nah kalo misalnya tidak memenuhi itu, sanksi apa yang biasanya diberikan kemahasiswaan? N : Yang pasti dari awal itu yaa perjanjiannya dikeluarkan dari Bidikmisi terus digantiin sama. Tapi setau saya pas semester 1 2 kan ada beberapa yang dibawah 3, 2,9 2,7 ad. Tapi nyata nya karna mereka masih tinggal di Ma’had, dipertimbangkan sama kelakuannya sama keaktifan pembinaan jadinya mereka tetep lanjut sih. T : Nah apa yang akan kita lakukan kalo misalnya dana Bidikmisi itu terlambat pencairannya. Misalnya kebutuhannya itu bener-bener kepepet misalnya untuk bayar SPP, itu kan aaa buat ngedapetin kelas kan harus bayar SPP dulu kan . itu apa yang akan kamu lakukan kalo terjadi hal kayak gitu? N : Yang pertama aaa minta orang tua dulu yang pertamaa, kalo udah mentok yaa biasanya sih yang saya lakuin sambil aaa sambil liburan itu ngajar atau nggak biasanya jualan di kelas. T : Buat bayar sehari-hari berarti ya. N : Heeh, lebih ke ekonomis sehari-hari sih. Kalo kalo SPP sih biasanya orang tua. T : Nah, selama tinggal di Ma’had apa sih yang kamu dapet drai kesan tinggal di Ma’had dengan berbagai macam kegiatannya itu? N : Aaa karena sampai sekarang masih tinggal di Ma’had aduuh gak bisa diungkapin dengan kata-kata. Aaa banyak hal yang di dapet. Temen-temen yang apa ya, macem-macem, berbeda fakultas, berbeda pemikiran, teruus kenetulan aktif juga di organisasi dalemnya jadii berasa banget sih Ma’hadnya. Lebih ke kayak kayak di pesantren lagi gitu. T : Berarti sekarang masih tinggal di Ma’had ya. 162
N : Iya. T : Iya itu kenapa sih alesannya sih kan harusnya udah keluar drai Ma’had ya? N : Iya jadi aaa kita bisa tinggal di Ma’had itu melalui tahap seleksi. Jadi seleksi pengurus gituu, ajdi sekarang kita yang diterima itu sekitar 29 orang buat pengurus gitu dari angkatan 2015, 2014 sama 2013. T : Jadi untuk regenerasi gitu ya. Nah saran kamu buat Bidikmisinya sendiri nih buaat biar lebih baik lagi? N : Biar lebih baik lagi ya pertama informasi mengenai beasiswa Bidikmisi ini semoga lebih tersebar, karen aya kayak gitu informasinya itu gak terlalu menyebar luas gitu ka. Tiba-tiba orang banyak yang nanya kek oh Bidikmisi itu udah tutup ya? Kaya gituu jadi T : Biasanya dengernya dari kuping ke kuping yaa N : Heeh. Waktu itu aja saya mungkin gak tau kalo ada Bidikmisi, taunya seminggu sebelum tutup gitu. Jadi kan keteteran juga buat nyiapin berkas yang gak mudah juga buat nyiapin berkas buat orang-orang yang jauh kan. Ya itu informasi semoga lebih tersebar lewaat lebih banyak lewaat Bcan lah apaa kaya gitu-gitu siih, sama mungkin yaa dari kita nya juga sih yang harus rajin buka ais misalnya kalo lagi, terus
secara kepegawaian
di
kemahasiswaannya pengennya gitu lebih banyak pegawainya lagi karena ya seperti yang kita tahu pegawai di kemahasiswaan yang ngurusin beasiswa itu ya orangnya dikit, jadii yaa itulah agak lama gitu yang proses T : Jadi harus ditambah ya gitu
163
TRANSKRIP WAWANCARA MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama Mahasiswa
: Muhammad Nurfaqih Ghazali
Semester
: 5 (Lima)
Fakultas/Jurusan
: FIDKOM/Jurnalistik
T : Nama lengkap? M : Nama lengkap saya Muhammad Nurfaqih Ghazali. T : Semester? M : Semester 5. T : Jurusan? M : Jurusan Jurnalistik. T : Kamu kan Bidikmisi 2014 ya. Nah sebelum kamu ikut Bidikmisi itu dapet info Bidikmisi itu dari mana? M : Saya dulu nyarii dapet dari situsnya web UIN Syarif Hidayatullah. Trus saya cari-cari juga diii apa namanya, google facebook -----T : Terus yang jadi motivasi kamu buat ikut Bidikmisi ini apa? M : yang pertama sis ekonomi ya. Saya di jauh rantau juga T : Dari mana emang? M : dari Pati Jawa Tengah, dan ingin bantu orang tua. Kondisi orang tua juga gak memenuhi gitu. Kalo misalnya piur dari orang tua juga sulit, makanya--T : Nah sebenernya eeeee gimana sih tahapan dari Bidikmisi itu untuk mencapai Bidikmisi biar bisa masuk? M : Yang saya inget eeeee yang pertama kita daftar di online, kalo gak salah kita ngisi alamat ehh iya ngisi-ngisi form-form gitu, nilai transkrip nilai semester 164
1 dari SMA sampe semester 6 ehh semester 5. Jadi kita masukin nilainya, data-data orang tua, foto sama eee form yang offline nya juga kita kirim ke kemahasiswaan. T : Kalo fdari segi tahap pencairan dana Bidikmisi nya itu gimana? M : Kalo tahap pencariannya pencairannya kalo di UIN itu kan 6 bulan sekali 1 semester sekali yaa kita. Kalo awal dulu kita ngambilnya di bank karena memang kita belum punya ATM sendiri. Dan sekarang mulai dari semester berapa kemaren semester 3 sekarang kita udah punya ATM dan langsung di transfer di masing-masing. T : Terus kalo dari segi persyaratannya buat masuk Bidikmisi itu apa aja? M : Kalo persyaratannya sih yang pertama emang KTM ya. Jadi kita harus punya KTM Kartu Tanda Miskin kalo gak salah ya heeh. Di situ kita harus punya izin dari apa namanya eeeeeini kepala desa, ketua RT di situ dan banyak sih. Selain itu juga persyaratannya foto rumah, terus transkip nilai, terus eee pernah berprestasi di bidang apa aja. Kaya gitu. T : Kalo dari segi permasalahan teknisnya itu seperti apa masuk Bidikmisi? M : Eeeee teknis gimana ka maksudnya? T : Teknis-teknis dalam penerimaan Bidikmisinya? M : Permasalahan? T : Iya, ada gak sih permasalahannya? M : permasalahannya siih kalo dari pendaftaran permasalahannya lancar-lancar aja sih pendaftarannya. T : Gak ada kendala ya? M : gak ada kendala. T : Nah kan tadi kan diilang dananya turun 6 bulan sekali kaan, pernah gak sih eeeee ngalamin pemberhentian pencairan dana? M : Kalo pemberhentian dana sih di angkatan kita belum pernah ngalamin. Cuman ada beberapa ya eee saat cair ada beberapa temen-temen yang ini eee belum cair gitu. Jadi mungkin ada masalah di birorasinya atau apa gitu. Tapi kalo keseluruhan sih 6 bulan nanti cair. 165
T : Biasanya kalo misalkan ada yang mengalami apa pemberhentian dana itu sendiri biasanya penyebabnya karna apa? M : Kalo sebabnya sih mungkin dari pihak kemahasiswaannya itu sendiri ya. Eee apa ya kalo spesifiknya saya kurang tau emang, cuman kalo tementemen bilang dari kemahasiswaannya sendiri tenaganya juga dikit kan, jadi kalo kesalahan eee apa namanya, kalo kesalahan seperti itu sih sering terjadi karna memang tenaga kerja di situ dikit. T : Kalo kamu sendiri pernah gak ngalamin? M : Kalo saya sendiri sih belum pernah ngalamin. T : Jangan sampe pernah ya. (tertawa) M : Aamiin jangan pernah deh. (tertawa) T : Kalo eee kalooo kalo misalnya IPK kurang memenuhi syarat, misalkan syaratnya 3,00 kaan biasanya sanksi apa tuh yang dikasih kemahasiswaan. M : Sepengetahuan saya siih ada temen saya yang dapet dibawah 3emmm berapa gitu. Dia dapet SP yang pertama, sampe SP 3 baru dia dicabut ininya eee apa namanya, Bidikmisinya. Kalo kemaren sepengetahuan saya ada tuh temen saya satu fakultas juga IP nya dibawah 3 eee semesteeer semester 2 nya itu di pending jadi apa tuh namanya, disimpen belum dikasih langsung gitu, karena IP nya dibawah 3. T : Ada ya? M : Ada, ada. T : Kalo misalnyaa apa sih dana Bidikmisi itu terlambat cair, apa yang kamu lakukan tuh? Pernah gak sih? M : Kalo terlambat cair sih adaa, sering yaa maksudnya temen-temen pernah ngeluh gitu ko ini gak cair-cair gitu kan. Yaa kalo dari kita sendiri yaa inisiatifnya ya kerja, ngajar, kalo ngga yaa terpaksa kita minta orang tua, gitu T : Berarti kalo misalnya istilahnya mentok-mentoknya buat bayar SPP berarti langsung minta ke orang tua kaya gitu? M : Heeh, minta orang tua. Yaa dari orang tua ya mungkin mengusahakanlah. T : Nah kemarin kan tinggal di Ma’had 2 tahun ya? Nah selama tinggal di Ma’had itu apa sih kesannya? Dari kegiatan Ma’had yang banyak itu. 166
M : Eeeee kalo kesan sih eee dari apa namanya, kegiatannya memang dari tementemen maksudnya dari angkatan kita juga eee terlalu tidak setuju dengan ini eee pembinaan. T : Eee alasannya kenapa? M : Pembinaannya mungkin tidak gitu relevan antara kuliah sama pembinaannya gituu. Misalnya saya jurusan jurnalistik, tapi kenapa di situ kita harus mempelajari fiiqh, mempelajari apa namanya bahasa Arab, gitu. Dan memang di situ kita dituntut untuk diwajibkan. Kalo misalnya kita tidak diwajibkan sih kita gak masalah, kita diberi kebebasan gitu. Tapi yang jadi masalah eee sudah diwajibkan dan kalo kita nggak ikut kita kena SP. Nah itu yang perlu di ini itu. T : Sedikit memberatkan gitu yaa? M : Iyaa, sedikit memberatkan. T : Terus apa saran kamu nih untuk program Bidikmisi selanjutnya? M : Eee maksudnya dari Ma’hadnya atau dari program diluar Ma’had? T : Yaa darii dalem maupun luar. M : Kalo darisaya sih dari sisi Ma’had nya sendiri ya mungkin eee dari pembinaan sendiri gak harus saklek diwajibkan gituu, mungkin diberi kebebasan kepada mahasiswa untuk (uhuk-uhuk) boleh (uhuk-uhuk) tapi bukan berarti menghapuskan pembinaan. Mungkin pembinaan sendiri dii apa namanya, dirubah kurikulumnya. Jadi seperti itu. Kalo yang diluar Bidikmisi mungkin, saya setuju dengan acara-acara kaya kemaren misalnya kaya apa tuh baksos, terus ta’aruf. Itu merekatkan antara Bidikmisi angkatan satu dengan yang lainnya, gitu. T : Berarti dari segi pimbinaanya harus diperbaiki. M : Heeh diperbaiki.
167
FOTO-FOTO
168
169
BIODATA PENULIS
Data Pribadi Nama Lengkap
: Dede Tiara Rachmawaty
Tempat/Tanggal Lahir
: Sukabumi / 01 Juli 1994
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat: Jl. Raya Segog Genteng RT 03/05 Kelurahan Batununggal Kec. Cibadak Kab. Sukabumi Prov. Jawa Barat Nomor Telepon Riwayat Pendidikan
: 0857-1537-9277 : 1. TK At-Tarbiyah Sukabumi 2. SDN 1 Lembur Sawah, Cicantayan Sukabumi 3. SMPN 1 Cibadak Sukabumi 4. SMAN 1 Cibadak Sukabumi
Data Orang Tua Nama Ayah
: Ir. Abdul Rachman, S.H.
Tempat/Tanggal Lahir
: Sukabumi, 02 Mei 1968
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Jl. Raya Segog Genteng RT 03/05 Kelurahan Batununggal Kec. Cibadak Kab. Sukabumi Prov. Jawa Barat
Nama Ibu
: Iis Linawatty
Tempat/Tanggal Lahir
: Sukabumi, 09 Desember 1975
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. Raya Segog Genteng RT 03/05 Kelurahan Batununggal Kec. Cibadak Kab. Sukabumi Prov. Jawa Barat 170