PENGARUH ANGGARAN KAS TERHADAP LIKUIDITAS SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LABA OPERASIONAL (Study Kasus Pada PT. BPR POLA DANA Tasikmalaya)
Febby Fabiola Adyana Poetri Email :
[email protected] Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT This study aimed to determine: (1) a cash budget, liquidity, and operating profit on Pattern PT.BPR Pola Dana Tasikmalaya (2) the impact of the liquidity of the cash budget and operating profit, (3) the effect of liquidity on the cash budget and operating profit partially or simultaneously at PT. BPR pattern Tasikmalaya Fund. The method of research used descriptive method of analysis with a case study approach. The data analysis technique used is the analysis of the path (path analysis). Partial hypothesis testing using t test and simultaneously by using the F test Based on these results and the results of data processing with SPSS version 16.0 indicates that: (1) a cash budget, but no significant effect on liquidity, (2) partial cash budget significantly affect operating income, (3) Liquidity in partial but significant the operating profit, (4) cash budget and liquidity significantly influence the operating profit. Keywords: Budget Cash, Liquidity and Operating Profit
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) anggaran kas, likuiditas, dan laba operasional pada PT.BPR Pola Dana Tasikmalaya (2) dampaknya dari anggaran kas dan likuiditas terhadap laba operasional, (3) pengaruh anggaran kas dan likuiditas terhadap laba operasional secara parsial maupun simultan pada PT. BPR Pola Dana Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t dan secara simultan dengan menggunakan uji F. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengolahan data dengan SPSS versi 16.0 menunjukkan bahwa : (1)
anggaran kas berpengaruh namun tidak signifikan terhadap likuiditas, (2) Anggaran kas secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap laba operasional, (3) Likuiditas secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap laba operasional, (4) anggaran kas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap laba operasional.
Kata Kunci : Anggaran Kas, Likuiditas, dan Laba Operasional PENDAHULUAN Keadaan perekonomian yang berkembang pesat mempunyai dampak yang luas bagi perusahaan. Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya selalu ingin berkembang yang menyebabkan semakin banyaknya masalah yang dihadapi manajemen sehubungan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan. Dengan berkembangnya suatu perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk dapat mengelola penggunaan modal kerjanya secara efektif dan efisien, sehingga dapat menghasilkan laba yang optimal dan perkembangan maupun kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Salah satu yang menjadi faktor penentu berhasil tidaknya suatu perusahaan dinilai dari baik tidaknya pengelolaan managemen keuangannya. Anggaran kas merupakan bagian dari managemen keuangan yang memerlukan pengelolaan yang baik agar tercapainya tujuan yang diharapkan. Dalam menjalankan operasinya kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid bagi perusahaan khususnya perbankan atau salah satu modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Dana kegiatan operasi perusahaan yang telah dikeluarkan diharapkan dapat kembali dan tentunya dapat memberikan keuntungan serta perusahaan mampu membayar kewajibankewajiban yang telah jatuh tempo. Menurut pasal 3 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dinyatakan bahwa perbankan di Indonesia memiliki fungsi sebagai lembaga penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat. Fungsi perbankan semacam ini dikenal sebagai intermediasi keuangan (perantara) maksudnya, bahwa perbankan memberi kemudahan untuk mengalirkan dana dari nasabah yang memiliki kelebihan dana (savers) dengan kedudukan sebagai penabung ke nasabah yang memerlukan dana untuk berbagai kepentingan. Dengan demikian, nasabah penyimpan dana disebut juga dengan pemberi pinjaman (lenders). Posisi bank adalah sebagai perantara untuk menerima, memindahkan serta menyalurkan dana antara kedua belah pihak. Oleh karena itu, bank pada dasarnya
merupakan tempat menyimpan uang, lembaga pemberi atau penyalur kredit, dan jasa keuangan lainnya. Kelancaran aktiva bank dapat menentukan tingkat kebutuhan besarnya anggaran kas, karena dengan anggaran kas yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan seefisien mungkin. Apabila perusahaan perbankan dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang tinggi maka hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat likuiditas bank. Likuiditas dijadikan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan bagi perbankan, karena likuiditas dapat memberikan gambaran mengenai untung rugi perusahaan. Dalam likuiditas juga dapat dilihat bagaimana dampaknya terhadap laba operasional yang dihasilkan. Dalam hal ini PT. BPR Pola Dana Kota Tasikmalaya sebagai salah satu lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan usaha secara konvensional, meliputi menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk tabungan deposito berjangka, memberikan kredit, menyediakan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai ketentuan peraturan pemerintah, serta menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), selain itu pada kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, melakukan usaha penyertaan modal, melakukan usaha peransuransian, serta melaksanakan usaha lain di luar usaha yang telah ditetapkan undang-undang. Fungsi utama PT. BPR Pola Dana adalah memberikan bantuan kredit dengan jaminan, baik kredit investasi maupun kredit eksploitasi dalam skala kecil kepada masyarakat di daerah. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, makapenulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana anggaran kas (Cash Budget) pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Pola Dana kota Tasikmalaya? 2. Bagaimana tingkat likuiditas pada PT. BPR Pola Dana kota Tasikmalaya? 3. Bagaimana pengaruh anggaran kas terhadap tingkat likuiditas pada PT. BPR Pola Dana kota Tasikmalaya? 4. Bagaimana dampaknya anggaran kas dan tingkat likuiditas terhadap laba operasional? Dari Masalah yang telah diidentifikasi di atas yang merupakan dasar pembahasan penelitian ini, maka tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana anggaran kas pada PT. BPR Pola Dana Kota Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui berapa besar tingkat likuiditas pada PT. BPR Pola Dana Kota Tasikmalaya. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh anggaran kas dan tingkat likuiditas PT. BPR Pola Dana Kota Tasikmalaya. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis dampaknya anggaran kas dan tingkat likuiditas terhadap laba operasional PT. BPR Pola Dana Kota Tasikmalaya. METODELOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Anggaran Kas ( X1 )
Konsep Variabel
Indikator
Anggaran kas adalah perencanaan mutasi
Berkurangnya aktiva lancar
dan posisi kas dalam jangka waktu
selain kas
tertentu yang terdiri dari perencanaan
Berkurangnya aktiva tetap
penerimaan kas; perencanaan pengeluaran
Bertambahnya
kas; penetapan sisa kas minimum.
bersih
(Tendi
Haruman
dan
Sri
kekayaan
Rahayu,
2007:141)
Likuiditas :
Likuiditas adalah kemampuan suatu
(X2)
perusahaan untuk melunasi kewajiban keuangannya dipenuhi
yang
dengan
harus alat-alat
Cash Ratio
segera yang
dipunyainya. (Teguh Pudjo Mulyono, 2001:114) Laba Operasional (Y)
Laba operasional adalah pendapatan yang
Pendapatan Operasi
merupakan hasil langsung dari kegiatan
Beban Operasi
usaha perusahaan dikurangi dengan biaya usaha langsung dari kegiatan operasional perusahaan. (Amir Abadi Jusuf , 2000:84)
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung kepada objek penelitian dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yang dimaksudkan untuk memperoleh data pustakaan sebagai landasan teori dalam menganalisa masalah-masalah yang sesuai dengan bahan yang diteliti. TEKNIK ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS Teknik yang dipakai adalah analisa jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) yaitu untuk mengetahui apakah pengaruh seperangkat variabel X (variabel independen) dan mengetahui pengaruh antar variabel X. Pada analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu juga, tujuan dipakainya analisa jalur ini untuk menerangkan pengaruh langsung maupun tidak langsung dari beberapa variabel penyebab tehadap variabel lainnya sebagai variabel terika (variabel independen). 1. Menghitung koefisien korelasi (r) Koefisien korelasi ini akan menentukan bagaimana tingkat hubungan antar variabel yang diteliti. Menghitung koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan memakai rumus sebagai berikut: n
n
n
XihXjh h 1
r XiXj
n
n h 1
h 1
2 ih
X ih h 1
Xjh h 1
2
n
X
n
Xih
n
n
X h 1
2
n 2 jh
X jh
;i
j = 1,2,...,k
h 1
(Engkos dan Riduwan, 2008:62) Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Begitu juga dengan hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien ini akan diinterpretasikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Interpretasi Berbagai Nilai Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat Kuat
Sumber : Engkos dan Riduwan (2008:62)
2. Pengujian secara simultan dengan menggunakan koefisien jalur: i =b
i
n
X ih2 h 1 n
; i 1,2,...,k Y
2 h
h 1
(Sitepu, 1994:17)
Keterangan : i b i
= Koefisien jalur dari Xi terhadap Y = Koefisien regresi dari variabel Xi terhadap Y
3. Pengujian faktor residu atau sisa I=
1 R 2 yi x1 x2 ....xi
Keterangan :
k
R 2Yi X 1 .... X i
YX 1 rYX i i 1
4. Pengujian Hipotesis Operasional a. Ho : Ha :
Pengujian secara simultan 1
1
=
2
=0
=
1
0
Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t tabel
Uji signifikasi dengan menggunakan rumus:
n k 1 R 2Yx1 x2 ....xk k 1 R 2Yx1 x2 ....xk
F
(Sitepu, 1994:25) Statistik pengujian ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1 = k dan V2 = n-k-l b.
Pengujian secara parsial
Hipotesis operasional: Ho :
i =0
Ha :
i
0
Uji signifikan memakai satu arah, dimana kaidah keputusannya sebagai berikut: Kriteria penerimaan Ho jika t hitung Kriteria penolakan Ho jika t hitung
t t
Untuk uji statistik memakai rumus:
PYi X i
t n k
1 R 2Yi X i ....Xk l 1 R 2 X iX i .... Xi .....Xk
(Sitepu, 1994:28)
Statistik uji diatas mengikuti distriusi t dengan derajat bebas n-k-l Keterangan : i
= Koefisien jalur (besarnya pengaruh) variabel
R 2YX i ..... X k
= Koefisien yang menyatakan determinasi total dari semua variabel X terhadap variabel Y
R 2YX i .... X i .... X k
YX 1 .rYX 1
YX 2 .rYX 2 .
= Koefisien yang menyatakan determinasi multipel antara Xi dengan X1, ...., Xk tanpa Xj.
5. Untuk mengetahui pengaruh variabel lain atau faktor residu dapat ditentukan melalui:
Y
1 R 2Y1 X 1 X 2 ....X k
(Sitepu, 1994:23)
PENGUJIAN HIPOTESIS Pengujian hipotesis dimulai dengan penetapan hipotesis operasional penetapan tingkat signifikan, uji signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan 1) Penetapan Hipotesis Operasional a. Secara Simultan Ho :
1
=
=0
2
Anggaran kas dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap laba operasional.
Ha :
1
=
2
0
Anggaran kas dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap laba operasional.
a. Secara Parsial Ho :
2 1
= 0
Ha :
2 1
0
Ho :
1
= 0
Anggaran kas tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Anggaran kas berpengaruh terhadap likuiditas. Anggaran kas secara parsial tidak berpengaruh terhadap laba operasional.
Ha :
1
0
Anggaran kas secara parsial berpengaruh terhadap laba operasional.
Ho :
2
=0
Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap laba operasional.
Ha :
2
0
Likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap laba operacional.
2) Penetapan tingkat signifikansi Tingkat signifikan ( ) ditetapkan sebesar 5% ini menunjukan mengenai kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai propabilitas 95% atau toleransi kekeliruan 5% taraf signifikan ini adalah tingkat yang umum di gunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti: 3) Uji signifikan
Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian yaitu: Secara parsial memakai uji t, Secara simultan memakai uji F 4) Kaidah keputusan Kaidah keputusan yang dipakai yakni: a. Tolak
t1
Ho
2
t1
jika
t hitung
t1
b. Tolak Ho jika Fhitung
2
2
t hitung
atau
t hitung
t1
2
dan
diterima
Ho
jika
.
Ftabel dan terima Ho jika Fhitung
Ftabel
5) Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian di atas, penulis akan melakukan analisa secara kuantitatif dan hasil analisa tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa Anggaran Kas Desember 2007 sampai dengan Juni 2012 Pada PT. BPR POLA DANA Tasikmalaya mengalami kenaikan pada setiap periodenya, hal ini di pengaruhi oleh format perhitungan dimana saldo akhir dijadikan sebagai saldo awal kas pada periode selanjutnya. likuiditas Desember 2007 sampai dengan Juni 2012 Pada PT. BPR POLA DANA Tasikmalaya cenderung mengalami fruktuasi. Peningkatan tertinggi terjadi pada periode Desember 2007 sebesar 10,88% sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada Desember 2008 yaitu sebesar 1,56%. Hal ini disebabkan oleh besarnya kewajiban yang harus segera dibayar dengan kas yang tersedia pada PT. BPR Pola Dana ini dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa laba operasional Desember 2007 sampai dengan Juni 2012 pada PT. BPR POLA DANA Tasikmalaya cenderung mengalami fruktuasi. Peningkatan tertinggi terjadi pada periode Desember 2009 sebesar Rp. 1.688.672,- atau meningkat sebesar 102,00% dari periode sebelumnya, dikarenakan besarnya pendapatan operasional perusahaan yang berasal dari bunga, provisi, komisi dan hasil operasional lainnya yang mengalami kenaikan. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada periode bulan Juni 2012 sebesar Rp. 349.039,- atau
menurun sebesar -47,77% dari periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pendapatan operasional yang dihasilkan lebih kecil dari periode sebelumnya Pengaruh Anggaran Kas Terhadap Likuiditas Pada PT. BPR POLA DANA Kota Tasikmalaya Koefisien jalur 0,319 atau 31,9% dengan faktor residu sebesar 0,898 atau 89,8% dan koefisien determinasi sebesar 0,102 berarti 10,2%. Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh anggaran kas terhadap likuiditas dilakukan dengan menggunakan uji t. Nilai thitung sebesar 0,952 sedangkan ttabel = 0,025 (9) adalah 2,262 dengan kaidah keputusan H0 diterima dengan kata lain anggaran kas berpengaruh namun tidak signifikan terhadap likuiditas. Pada PT.BPR Pola Dana ini anggaran kas berpengaruh namun tidak signifikan terhadap tingkat likuiditas alasannya karena anggaran kas hanya sebuah estimasi kerja keuangan tertulis dan pedoman keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang, dengan adanya anggaran kas maka perusahaan dapat memperkirakan adanya surplus dan defisit kas sehingga pihak BPR mengetahui akan adanya defisit kas jauh sebelumnya atau suatu alat yang dapat digunakan manajer keuangan untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan-kebutuhan dana jangka pendek dan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan uang kas selama periode budget. Hal ini berbeda dengan jurnal skripsi Irma Rahmayanti, 2004 pada Universitas Komputer Indonesia Bandung bahwa anggaran kas tidak berpengaruh terhadap tingkat likuiditas Pengaruh Anggaran Kas Terhadap Laba Operasional Secara Parsial. Koefisien jalur sebesar -0,361 berarti hanya -36,1% dengan faktor residunya sebesar 0,130 atau 13,0% dan nilai koefisien determinasi 0,87 atau 87,0%. Pengujian secara parsial diuji dengan uji t diperoleh thitung 9,84 ttabel (7) adalah sebesar 2,365 artinya ho diterima atau dengan kata lain besarnya anggaran kas secara parsial Berpengaruh secara signifikan terhadap laba operasional. Hal ini tidak jauh berbeda dari teori yang menyatakan bahwa anggaran kas merupakan rencana kegiatan perusahaan yang meliputi berbagai kegiatan operasional dan mempengaruhi satu sama lain guna untuk memperoleh laba seoptimal mungkin (Darsono dan Ari Purwanti, 2008) Pengaruh Likuiditas Terhadap Laba Operasional Secara Parsial. Koefisien jalur sebesar -0,311 berarti hanya -31,1% dengan faktor residunya sebesar -0,097 atau 9,7% dan nilai koefisien determinasi 0,903 atau 90,3%. Pengujian secara parsial diuji dengan uji t diperoleh thitung 0,849 atau 84,9% ttabel (7) adalah sebesar 4,74 atau 47,4% dengan kriteria ho diterima atau dengan kata lain besarnya likuiditas secara parsial berpengaruh namun tidak
signifikan terhadap laba operasional. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa laba bank yang dihasilkan tergantung pada tingkat likuiditas komunitas yang dilayaninya, selain itu hasil yang diperoleh dari asset merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan laba operasional (Edward W. Reed dan Edward K. Gill, 1995).
Namun dalam penelitian PT. BPR
Pola Dana hasil perhitungan menyatakan berpengaruh namun tidak signifikan. Faktor yang mempengaruhi berasal dari besarnya kewajiban yang harus dibayar tidak sebanding dengan pendapatan operasional perusahaan sesuai dengan laporan keuangan PT.BPR Pola Dana. Pengaruh Anggaran Kas dan Likuiditas Terhadap Laba Operasional Secara Simultan. Koefisien jalur sebesar 0,394 berarti hanya 39,4% dengan faktor residunya sebesar 0,845 atau 84,5% dan nilai koefisien determinasi 0,155 atau 15,5%. Pengujian secara simultan nilai Fhitung adalah 6,44 sedangkan nilai F ;k(n-k-l) F0,05 ; 2; 9 adalah sebesar 4,26 atau 42,6% maka dengan kriteria penolakan Fhitung > F dengan taraf signifikansi 5%, nilai Fhitung sebesar 6,44 dengan nilai signifikansi 0,554> (0.05) artinya Ho diterima dengan kata lain besarnya anggaran kas dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. disebabkan oleh adanya variabel lain yang tidak diteliti yang mempengaruhi laba operasional antara lain kebijakan Manajemen bank, dividen, provisi, pembayaran kredit serta pendapatan lain-lain. Hal ini sesuai dengan teori yan menyatakan jika bank mampu menjaga likuiditas maka kepercayaan masyarakat tetap terjaga sehingga nasabah tetap percayakan transaksi keuangan melaui bank dan bank dapat mempertahankan tingkat keuntungan yang optimal (Veitzhal Rivai, 2007).
PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada PT.BPR Pola Dana Kota Tasikmalaya mengenai hasil penelitian besarnya anggaran kas, likuiditas, dan laba operasional maka, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Anggaran kas berpengaruh namun tidak signifikan terhadap likuiditas sebesar 3,91 dengan kategori hubungan rendah (Engkos dan Riduwan, 2008) variabilitas variabel likuiditas dipengaruhi oleh anggaran kas. Hal ini disebabkan oleh cara perhitungan anggaran kas yang memakai saldo akhir sebagai saldo awal kas periode berikutnya.
2. a)
Anggaran kas secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap laba operasional PT.BPR Pola Dana Kota Tasikmalaya yang menunjukan nilai 0,87 atau 87,0% hal ini berarti antara anggaran kas dengan laba operasional mempunyai hubungan sangat kuat (Engkos dan
Riduwan, 2008) variabel ini dipengaruhi oleh pinjaman kepada pihak lain, deposito yang akan mempengaruhi terhadap struktur kas dan laba operasional BPR ini. b) Likuiditas secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap laba operasional. pada PT.BPR Pola Dana Kota Tasikmalaya sebesar 31,1% kategori hubungan rendah (Engkos dan Riduwan, 2008) variabilitas variabel laba operasional dipengaruhi oleh likuiditas. Disebabkan oleh banyaknya beban perusahaan seperti pembayaran hutang lancar yang akan jatuh tempo. c) Berdasarkan interprestasi hasil perhitungan besarnya anggaran kas dan likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap laba operasional pada PT.BPR Pola Dana Kota
Tasikmalaya sebesar 64,4% kategori hubungan kuat (Engkos dan Riduwan, 2008) variabilitas variabel laba operasional dipengaruhi secara simultan oleh besarnya anggaran kas dan likuiditas disebabkan oleh adanya variabel lain yang tidak diteliti yang mempengaruhi laba operasional antara lain kebijakan Management bank, dividen, provisi, kredit macet, dll.
SARAN Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan maka penulis dapat memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi PT.BPR Pola Dana Kota Tasikmalaya maupun bagi penulis selanjutnya untuk melakukan penelitian yang relevan. Bagi pihak bank penulis dapat memberikan saran dalam melakukan rencana anggaran kas hendaknya pihak bank lebih matang dengan menggunakan metode langsung yaitu dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. Metode ini dinilai lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan. Begitu pula dengan tingkat likuiditas, baiknya pihak BPR dalam pengelolaan dana kasnya untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dibayarkan (Welsch, Hilton dan Gordon, 2002). DAFTAR PUSTAKA Amir Abadi Yusuf, 2004, Akuntansi Keuangan Lanjutan Di Indonesi,. Edisi Revisi, Jakarta : Salemba Empat. Bambang Riyanto, 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi ke Empat, Yogyakarta : BPFE.
Edward W. Reed dan Edward K. Gill, 1995, Bank Umum, Edisi 4, Alih Bahasa Tim Penerbit. Jakarta : Bumi Aksara.Gunawan Adisaputro, 2010, Anggaran Perusahaan 2, Edisi 1, Cetakan Kesebelas, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Imam Ghozali dan Kusnasriyanti, 2006, Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Manajerial melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan Job Relevant Information sebagai variabel Intervening, Jurnal Usahawan No. 07. p. 7-14 Irma Rahmayanti, 2004, Pengaruh Anggaran Kas Terhadap Rasio-rasio Likuidita,. Http : www.referensidanjurnalilmiah.blogspot.com. Diakses 13 Juni 2012. Kasmir, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Lainny,. Edisi ke 6, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Riduwan dan Engkos, 2008, Cara Menggunakan Dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), Cetakan Kedua, Bandung : ALFABETA. Soemarso, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 1 Edisi 5, Jakarta :
Salemba Empat.
Syafarudin Alwi, 1999, Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan, cet I, Yogyakarta : Andi Offset. Teguh Pudjo Mulyono, 2001, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial, Edisi Terbaru, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Tendi Haruman dan Sri Rahayu, 2007, Penyusunan Anggaran Perusahaan, Edisi Kedua, Yogyakarta : Graha Ilmu. Welsch Glenn A, Hilton Ronald W, Gordon Paul. 2000, Anggaran Perencanaan dan Pengendalian, penerjemah Anas Sidik, Jakarta : Salemba Empat. Welsch, Hilton, and Gordon, 2002, Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba, Edisi 2, Alih Bahasa Purwatiningsih dan Maudy Warouw, Jakarta : Salemba Empat.