MODUL PERKULIAHAN
Pengambilan Keputusan Manajerial Modul Final Semester
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
Tatap Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
MK
Andre M. Lubis, ST, MBA
Abstract
Kompetensi
Mampu mengidentifikasi masalah dan memahami model-model pengambilan keputusan dalam berbagai situasi
Mampu merespon sebuah masalah dalam keputusan, dalam berbagai situasi yang dihadapi
Modul 10 Pendahuluan Sejauh ini, berbagai situasi keputusan yang menggunakan daya rasional sebagai cara pemecahannya telah dibahas. Padahal, sebagaian besar manusia menggunakan keputusan intuitif kedalam aktivitas keseharian mereka. Contoh konkret, adalah memilih pasangan hidup, mengevaluasi pekerjaan, memilih makanan untuk makan siang, memutuskan buku mana yang akan dibaca dahulu dan keputusan lainnya. Dalam pengambilan keputusan, kata “intuitif” sering kali dilawankan dengan rasional, dan dihubungkan dengan pseudoscience. Sesungguhnya, intuisi memiliki dasar ilmiah dan telah menjadi bidang riset tersendiri dalam psikologi.
Isi Pengambilan Keputusan Intuitif Jung (1921/1971) adalah ilmuwaan pertama yang dikenali membahas mengenai pengambilan keputusan intuitif (intuitive decision making), dikenal dengan Jung’s Typologi of Decision Making. Menurut jung, manusia dipengaruhi oleh salah satu dari empat fungsi ketika dia memecahkan masalah. Fungsi tersebut adalah (1) sensing, berupa persepsi panca indera; (2) thingking, yang memberikan arti dan pengertian; (3) feeling, yang memberikan penilaian dan keputusan; (4) intuition, yang memberikan arah mengenai berbagai kemungkinan masa depan (1976, Jung). Dalam teorinya, Jung berpendapat bahwa setiap orang merupakan kombinasi dari ke-4 hal tersebut dengan salah satu fungsi yang dominan. Yang merupakan kelebihan orang tersebut.sebaliknya , lawan dari fungsi tersebut adalah fungsi inferior, yang merupakan kelemahannya. Tabel 10.1 persentase kombinasi empat gaya pengambilan keputusan
Sumber: diadaptasi dari http://www.ucalgary.ca/iejll/vol11/andersen.
Menurut jung’s intuisi dan sensasi adalah cara mempersepsi masalah (perceiving). Pemikiran dan perasaan adalah cara untuk menyelesaikan persoalan (judging). Pada tahun 1984, Keegan mengadopsi teori ini dan mengaplikasikannya dalam manajemen. Manurutnya, teori ‘13
2
Pengambilan Keputusan Manajerial Andre M. Lubis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
carl jung memiliki orisinalitas dalam menjelaskan mengapa sebagian oran sukses dalam mengambil keputusan, sedangkan lainnya gagal. Ada 2 instrumen yang hingga saat ini dikembangkan untuk mengukur gaya pengambilan keputusan berdasarkan teori Jung. Pertama, keegan (1980,1982) dengan keegan types indicator yang terdiri dari 32 item; the myer briggs type indicator (myer dan McCauly, 1985) yang terdiri dari atas 132 indicator. Gaya Pembelajaran Intuitif Intuitive learner adalah orang yang cenderung berfokus pada dunia kemungkinan, berbeda dengan sensing learner, yang tertarik pada “di sini” dan sekarang. Dengan demikian, intuitive learner menikmati ide-ide abstrak, kemungkinan dan potensi. Ada 2 tipe intuitive learner, yaitu mereka yang intuisinya dominan, yang bertindak tidak atas dasar keputusan rasional melainkan atas dasar intensitas persepsi belaka, yaitu ektraverted dan introverted. Menurut jung, tipe ekstraverted pada umumnya adalah kaum wiraniaga, spakulator/spekulan, pemberontak budaya. Tipe introverted biasanya adalah paranormal, nabi dan filsuf. Intuisi: Memahami tanpa deduksi dan penalaran Intuisi adalah menerima masukan dan ide-ide dari dalam diri tanpa mengetahui secara tepat bagaimana hal tersebut dan darimana hal tersebut berasal. Pengambilan keputusan intuitif jauh melebihi dari sekedar menggunakan “akal sehat” /common sense, karena meliputi sensor-sense tambahan untuk mempersepsikan dan menyadari informasi dari luar pemikiran, namun masih berasal dari dalam diri. Terkadang hal ini, dikacaukan dengan firasat, indera ke-6 insting, suara dari dalam, atau bimbingan spiritual. Pengertian Intuisi
Sigmund freud dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan konsep yang
berhubungan dengan intuisi, walaupun kemudian banyak dari teori2xnya ditentang karena tidak sesuai dengan psikologi empiris. Bagi freud, intuisi adalah bagian pengetahuan manusia yang berada di alam bawah sadar. Yang dibag- menjadi 2; id (insting) dan superego (moralitas). Pengetahuan yang ada dalam kesadaran hanya meliputi 10% saja dari seluruh pengetahuan yang dimiliki manusia, sementara pengetahuan yang separuh disadari (subconscious atau pra kesadaran) dan pengetahuan yang di bawah sadar (unconscious) meliputi 90% pengetahuan yang dimilikinya. Peristiwa-peristiwa psikis (intuisi) terjadi di bawah permukaan pemikiran bawah sadar berupa pesan yang tersembunyi, dalam peristiwa komunikasi intrapersonal diluar kesadaran. Tidak seperti rasionalitas, yang menjawab sebuah permasalahan secara verbal atau numerik, intuisi memberikannya dalam bentuk pola yang hanya dipahami oleh sistem otakhormonal-jantung manusia. Sebagai ilustrasi, ketika seseorang berjalan di tengah hutan bertemu dengan binatang yang berbahaya, maka sistem limbik yang menghubungkan otak dengan jantung melalui sistem hormonal secepat kilat memberikan alarm dalam bentuk debaran jantung yang semakin cepat.
‘13
3
Pengambilan Keputusan Manajerial Andre M. Lubis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Intuisi adalah kemampuan untuk memperoleh jawaban dari persoalan (sub/unconscious mind) yang bertumpu pada sejumlah pengetahuan bawah sadar (sub/unconscious knowledge) dalam bentuk pola-pola atau simbol-simbol tertentu yang tidak terstruktur yang diperoleh seseorang sepanjang hidupnya tanpa dia pernah menyadarinya. Pengetahuan Bawah Sadar Pikiran bawah sadar adalah kemampuan pemiliknya dalam melakukan proses penerjemahan simbol-simbol yang merupakan pengetahuan bawah sadar, yang tersimpan dalam gudang bawah sadar. Pikiran bawah sadar meliputi perasaan yang tidak disadari (unconscious feeling), keahlian yang tidak disadari (unconscious skill), persepsi yang tidak disadari (unconscious perception), pemikiran yang tidak disadari (unconscious thoughts), dan reaksi otomatis (automatic reactions), ketakutan-ketakutan dan hasrat-hasrat tersembunyi Pengetahuan yang tidak disadari (subconscious knowledge) merupakan sumber dari mimpimimpi di waktu malam, dan pemahaman tiba-tiba (yaitu pemahaman yang secara mendadak muncul tanpa melalui proses pemikiran dan sebab-sebab yang jelas). Channeling: Mengambil Pengetahuan Bawah Sadar. Dalam kondisi normal tidak seorang pun yang mampu mengambil pengetahuan bawah sadar dari tempatnya, sehingga pengambilan keputusan manusia “selalu” dipimpin oleh pikiran sadar, yaitu otak. Lalu bagaimanakah terjadinya fenomena seseorang yang tiba-tiba memperoleh pencerahan. Sebuah penjelasan yang bisa dipahami secara empiris adalah bahwa orang-orang yang tiba tiba tercerahkan dengan jawaban yang berasal dari pikiran bawah sadar adalah mereka yang berada dalam keadaan santai, terlepas dari rutinitaskesehariannya. Ketahuilah bahwa frekuensi otak manusia tidak sama dalam setiap keadaan. Dalam aktivitas normal sehari-hari; frekuensi otak manusia dalah 14Hz, dalam keadaan sanatai bergareak dari 13 Hz ke 7 Hz, dalam keadaan tidur frekuensi otak menurun dari 7 Hz ke 3 Hz, dan dalam keadaan tidur nyenyak 1-3Hz. Kenyataan ini memberikan fakta bahwa ide-ide bawah sadr diperoleh pada frekuensi 7-13 Hz atau yang dikenal sebagai gelombang alpha. Persoalan yang dihadapai bahw aaktivitas normal manusia modern tidak berada pada ambang frekuensi ini, namun secara konstan berada pada ambang frekuensi diatas 14Hz, sering disebut stadium beta. Para psikoanalis yang mengikuti jejak Sigmund freud, mimpi merupakan pesan simbolis yang berada dalam “gudang” bawah sadar.
‘13
4
Pengambilan Keputusan Manajerial Andre M. Lubis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Sumber: http://www.effective-positive-thinking.com/electronic-mind-control.html
‘13
5
Pengambilan Keputusan Manajerial Andre M. Lubis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka Heizer Jay, B. Render, (2006), Operations Management (Manajemen Operasi), Salemba Empat, Edisi Ketujuh, Jakarta Rachmadi Agus Triono, Pengambilan Keputusan Manajerial, Salemba Empat, 2012
‘13
6
Pengambilan Keputusan Manajerial Andre M. Lubis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id