Prosiding Sentinar Nasional APMMI II Regtonal Competitiveness, Creative Economy mtd Erurepreneurship APId
KBTERBATASAN TIME DRIVEN ABC UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSANMANAJERIAL Tan Ming Kuang Alatntonsi, {Lniversitas Kristen Maranutha Pro.f. Drg. Suriasumontri no. 65, Bondung, 40164 e-ntail:
[email protected]
Tujuanmakalahini adalahuntuk **tffif;".u"du*
antaraConventionat Activity-
Based Costing System (CABC) dan Time Driven Activity-Based Costing SystemQDABC). Analisis dilakukan dalam hal kemampuankedua sistem tersebutuntuk diaplikasikandalam prosespengambilankeputusanmanajerial.CABC terdiri atas dua tahap pengalokasiankos ke kos objek yang membuat proses menjadi lebih mahal dan mengkonsumsi waktu lebih banyak daripadaTDABC. Namun, di tahap pertana, kos sumber daya yang di-assrgmke aktivitas memiliki keunggulan untuk menyediakan informasi kos aktivitas yang'sangat berguna untuk mengelola kos. Di lain sisi, TDABC yang diper{<enalkanoleh Kaplan dan Andersen(2003) diklaim lebih mudah dan cepat daripadaCABC karena kos sumberdaya di-assign secara langsung ke kos objek. Meskipun TDABC dapat diaplikasikan dengan mudah, sistem ini mengabaikan proses penentuan kos aktivitas yang terdapat di tahap pertarna CABC. Pengabaian ini rnembuat TDABC kehilangan kemampuannya untuk m enyediakan i nformasi relevan untuk pengambilankeputusan. Kota kunci: Conventionol Activity-Base.d Costing System, Time-Driven Activity-Based Costing System,i.nfonnas i relevan.
between Conventional ActivityThe purpose of this paper ,, ,t "r",#tf#ffr"rces Time Driven Activity-Based Costing System (|DABC). Based Costing System (CABC) and Analyzing i.s conducted in terms of their ability to be opplied -for managerial decision making process. The CABC consist of wo stages of cost assignment to cost obiects that ntake the process is ntore expensiveand time-consumingthan TDABC" However, in tke first stage, costsof resourcesassigpedto activities have advantdge to provide i.4formation about cost of octivities that can be extremely useful to manage costs. On the other hands, TDABC introduced by Kaplan and Andersen (2003) is claimed easier and faster than CABC because costs of resources are assigned directly to cost objects. Although TDABC can be applied easily, they tend to ignore the process o.fdetermining activity costs which is conducted in the first stage of CABC. The igtorance makes TDABC loses its ability to prov ide r elevant info rmation fo r decis ion making. Keywords: Conventional Activit.v-Based Costing System, Tinte-Driven Actiu-it-v--Based Costing System,Relevant info rmation. I. PENDAHULUAN Sejak diperkenalkan pertarna kali pada pertengahan 1980-an, Activitt:-Bosed Costing System (ABC System) telah berkembang rnenjadi sistem kos yang bermanfaat untuk meningkatkanakurasi perhitungankos dan menyediakaninfomrasi untuk pengelolaankos. Penelitian terhadap perusahaan di lnggris menunjukkan bahwa perusahaan-penrsahaan yang mengadopsiABC systemmemiliki kineqa lebih baik daripadaperusahaan1,angbelum
ISBN: 97V97Y89L1-7S0
D-3-l
Prosiding Serninar Nasional A?MMI II Regt onat Compefi n veness, Creative Economy and E rtrep reneurship APTIMI
mengaplikasikan sistem ini (Kennedy and Afflek€raves 2001). Meskipun berrranfaar untuk penghitungandan pengelolaankos yang lebih bailq sistem ABC belumlah diterima secara universal (Institute of Management Accountants 1993 (U.S. evidence); Armitage dan Nicholson 1993 (Canadian evidence); Innes dan Mitchell 1995 (U.K. evidence). Penelitian lainnya bahkan menunjukkan bahwa beberapaperusahaangagal dalam mengimplementasikansistemini (Horgnren 1990;Nanni etal.1992} Kompleksitassistem ABC merupakan salah satu faktor mengapa konsep ini tidak didukung penerapannya dalam perusahaan.Guna mengatasikompleksitas sistem ABC, pada tahun 2A07, Kaplan dan Norton memperkenalkan sistem ABC berbasis waktu yang juga dikenal dengan nama Time-Dri,-enActivity-Based Costing System(TDABC). Walaupun sistem baru iru diklaim mampu mempermudahpenerapanABC konvensional, penyederhanaanproses implementasi justru menghilangkaninformasi kos aktivitas yang relevan untuk pengambilan keputusanmanajerial. Sistem ABC didasarkanpada ide bahwa aktivitas adalah penyebabtimbulnya kos. Sehingga semakin banyak suatu objek (produlq kustorner,pekerjaan)menggunakanaktivitas, semakin besar pula kos aktivitas yang dialokasikan. Guna mencapai tujuan ini. implementasi ABC konvensional terdiri atas dua tahap. Pertams, kos sumber daya diassign ke aktivitas, kemudian kos aktivitas di-assrgn ke produk menggunakanpenggerak aktivitas unik untuk setiap aktivitas. Proses alokasi kos sumber daya ke aktivitas pada tahap pertarnamenghasilkaninformasi kos aktivitas yang bermanfaatuntuk pengarnbilan keputusan taktis dan strategismanajer. Selain itu akurasi perhitungankos produk sangat ditentukan oleh prosesdi tahappertama ini. Meski tahap pertamapenting, tidaklah mudah bagi perusahaanuntuk menentukandasar alokasi kos sumber daya ke berbagai aktivitas. Selain membutuhkanwaktu yang larna dan tidak jarang menggunakanhasil survei yang subjektif, dibutuhkan investasiyang relatif besaruntuk merneliharasistem.Tidaklah mengherankanbanyak perusahaanyang gagal saatmengimplementasisistemini. Eric Noreen (1991) mengemukakanbahwa terdapatterdapattiga kondisi yang hams dipenuhi supaya sistem ABC dapat memberikan informasi kos yang relevan untuk pengambilan keputusan:Pertama,kos total dapat dipartisi ke dalam cost pools dan setiap cost pool tergantung pada satu aktivitas. Kedua, kos dalam setiap cost pool harus proporsional dengantingkat aktivitas dalur dalam cost pool tersebut.Terakhir, setiap aktivitas dapat dipartisi ke elemen-elemenyang hanya tergantungpada setiap produk. Kondisi pertama dan kedua dipenuhi melalui proses peng-assign-ankos sumber daya ke aktivitas yang merupakantahap pertamaimplementasiABC. Kondisi ketiga dipenuhi melalui tahap kedua implementasi ABC. Beberapa keputusan bisnis yang memerlukan infonnasi kos relevan adalahmeneruskanataumenghentikanprodulq membuatsendiri atau membeli dari pemasokekstemal,menerimaataumenolakpesanankhusus,dan lain-lain. Inovasi sistem TDABC memecahkan kompleksitas penerapanABC konvensioanl (Kaplan & Anderson, 2003). Dalam TDABC, seluruh kos sumberdaya dikelompokkan ke dalam satu cosl pool unhrk kemudian dialokasikan ke objek kos menggunakan u'aktu sebagai penggerak aktivitas. Sebagai contoh, untuk membuat sepatu dibutuhkan 2 jarn set up dan I jam inspeksi,bila tarif aktivitas adalah Rp3.000 per 30 menit, maka jumlah daya aktivitas yang dialokasikanke produk sepatusebesarRp18.000.Sebenarnyapada tahap ini, tidak terdapat perbedaan besar antara TDABC dengan ABC konvensional. Perbedaan signifikan terletak pada rnetodapenentuantarif aktivitas. ABC terdiri atas beragarntarif untuk berbagai aktiv'itas,sedangkanTDABC hanya satu tarif untuk berbagai aktivitas. Hal ini disebabkankarena TDABC menglrilangkau tahap pegelourpokankos surnber daya ke berbagaiaktivitas (tahappertamaABC)- Meski demikian,penghilangantahapini rncrnba-
ISBN z 97&979-891l-7S.0
D-3-2
Prosiding Seminar Nasinnal APMMI II Regt onal Compet i tiveness, Creativ e Economy and Entrep r eneurship A?ItAiitl
wa konsekuensi berkurangnya kemampuan sistem untuk menyediakan informasi kos relevan untuk pengambilankeputusan.Tan (2013) menunjukkan bagaimanaakurasi penghitungan kos produk dapat berkurang akibat dihilangkannya proses alokasi kos sumber daya ke aktivitas. Makatah ini bertujuan untuk mendeskripsikanperbedaanantara ABC konvensional denganTDABC dalam kasus pengarnbilankeputusanmanajerial. Deskripsi menggunakan salah satu jenis kasus yang lazim dijumpai oleh manajer yaitu keputusanmenerima atau menolak pesanan khusus. Dalarn ilustrasi, kedua sistem akan dibandingkan kemampuannya untuk menyediakan informasi kos relevan dalarn menentukan apakah pesanankhusus diterima atau ditolak. Ilustrasi menguraikanbagaimanaABC konvensional mampu rnenye-diakaninfonnasi kos relevan sementaraTDABC tidak. Sehinggaberbeda dengan tulisan sebelumnya yang menjelaskan TDABC sebagai suatu pendekatanyang lebih baik dari ABC konvensional (Kaplan & Anderson, 2003, 2007) dan bagaimana TDABC dapat diaplikasikan di dalam lingkungan yang memiliki aktivitas kompleks (Everaert & Bruggeman, 2007), tulisan ini nenunjukkan keterbatasanTDABC dalam membanhrmanajeruntuk pengarnbilankepurusanbisnis. 2. ILUSTRASI KASUS Untuk membandingkan bagaimana sistem ABC dan TDABC digunakan unhrk pengarn-bilan keputusan, asumsikan PT MY adalah perusahaanpemanufakturansepeda dan merni-liki kapasitasmenganggur.Pentsahaansedang mernpertimbangkanpenawaran untuk men-jual salatrsatu lini produkny4 yaitu sepeda€unung sebanyak2000 unit ke salah satu kusto-mer di wilayah yattg selarnaini belurn dilayani oleh perusahaan.Harga pesanan khusus per unit adalah Rp520.000, sepedagunung dijual dipasar regular dengan harga Rp795.000. Tabel I menunjukkan sebagiansumber daya aktivitas untuk membuat sepedayang dihasilkan sistem ABC konvensional.Dalam sistem ini, sumber daya dikelompokkan ke dalam setiap aktivitas yang mengkonsumsisumberdaya tersebut.Total kos setiapaktivitas juga disebut acti.vitycost pool. Tarif kos variabel merupakansumber daya yang bisa diperolelr sesuai kebutuhan (flexible resources),sedangkankos tetap mewakili sumber daya yang diperoleh dimuka dan biasanya diperoleh dalam jumlah lump-sum (committed resources).Perilaku kos ditentukan berdasarkanhubungan sumberdaya denganpenggerak kos masing-masingaktivitas. bbel l. Sumber Aktivitas-Sistem ABC Aktivitas
Sumber Daya
Penggerak Kos "
Tarif Alirfivitas Tetap Variabel Rp100.000
Bahanbaku lanssuns Unit Tenasakeria lanEsuns Unit Rn30.000 Peny. peralataninspeksi Jam inspeksi Rp10.000 Gaii baeian inspeksio 30.000 Perakitan Peny. mesin perakitan Jam mesin Rp60.000 Listrik, bahan bakar mesin Rpl0 000 Gaji penyelia Rp25.000 Bahan habis pakai pabrik Ro30.000 Pengepakan Gaji bagian pengepakan Unit Rp 5 000 Bahan baku pengepakan 12.000 " Penggerakkos dengan satuanrmit mengacurmit kebutuhanproduksi sepedagunung. o Tariftetap adalah harga yang harus dibayar per unit kapasitasaktivitas- Tarifvariabel adalahharga per unit sumber daya yang diperoleh sesuaikebutuhanPenggunaanbahan baku Penesunaan tenaea keri a Inspeksi
ISBN : 97 8-979-8911-75-0
D-3-3
hosiding Saninar NasionalAPMMI II Regional Competitiveness, Creative Econornyand Entrepreneurship APtliittl
Inforrnasi kos sumber daya yang dihasilkan oleh sistem TDABC ditampilkan pada tahrul2. Pada sistem ini, kos yang tidak menggunakanunit sebagaipenggerak kos dikelompokkan ke dalam satu cost pool. Meski demikian, penggerak kos yang digunakan tetap berdasarkanaktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk pembuatan sepeda.Kos sumber daya dialokasikan ke produk dengan mengalikan waktu aktivitas dengan tarif tunggal. Tarif merupakan hasil pembagran total kos sumber daya (non unit) dengan total waktu aktivitas tersedia. Perhitungan tarif aktivitas adalah sebagaiberikut: jam inspeksi + (Rp60.000 + Rp25.000 x 15.000 + Rp10.000 + fu30.000) KRpl0000+ fu30-000) x
20.000jam mesin + (Rp50.000 x 15.000jam aktivitas lain)l / (15.000 jam inspeksi + 20.000jam perakitan+ l5 000 jam aktivitas lain) : Rp77.000per jam aktivitas
Seperti dijelaskan sebelumnva,perhitungantarif aktivitas dalam TDABC tidak memerlukan pengalokasiansumber daya ke aktivitas. Ilustrasi menggunakan sebagiandata dari sistem ABC (tabel i) trntuk menunjukkan bahwa dalam TDABC bisa jadi sumber daya aktivitas lain turut diperhitungkan saat penentuan tarif aktivitas. Selain itu, karena tarif dihitung menggunakanberbagai aktivitas (inspeksi, perakitan, dan lain-lain), tarif dalam TDABC tidak dapat diklasifikasikan menjadi tetapdan variabel. Tabel2. a m Sumber dava a Aktivitas-Sistem m TDABC Aktivitas Penggunaanbahan baku Penggunaan tenaga keria Pensepakan
Sumber Dava Bahan baku lanssuns Tenaga keria lanesune Gaii baeian pengepakan
Peneserak Kos Unit Unil Umt
Penseoakan
Bahan baku pengepakan
Unit
Inspeksi,perakitan, dll.
Peny. peralataninspeksi Gaji bagian inspeksi Peny. mesinperakitan Listrik- bahanbakar mesin Gaji penyelia Bahan habis pakai pabrik. dll.
Jarn inspeksi, jam mesin,dll.
Tarif RD100.000 RD30000 Rp5.000 Rp12.000
Rp77.000
Kebutuhan dan ketersediaan kapasitas untuk memenuhi pesanan khusus ditampilkan pada tabel 3. Kapasitas menganggur merupakan kapasitas tersedia untuk mengerjakan pesanan khusus. Kapasitas menganggur unfuk unit adalah nol karena diasumsikan perusahaan dapat memperoleh sumber daya tersebut sesuai dengan kebufuhan. Sementarauntuk penggerak kos non unit, kapasitas diperoleh dalam jumlah lump-sum sehinggaterdapatkemungkinantidak seluruhkapasitasterpakai. Tabel3. Kebutuhan an Sumber Dava Pesanan nan llnusus Kh Aktivitas
Penggerak Kos
Kapasitas lVlengancsur
Penggunaanbahanbaku
Uni Uni
0
Pengeunaan tenaga keria Pengepakan Pengepakan
Un Uni
lnspeksi Perakitan
Jam inspeksi Jam Mesin
0
0 0 3.800iam
6.000iam
Kebutuhan PesananKhusus 2.000 2.000 2 000 2.000 3 000
5 000
Berdasarkan informasi kos, kebutuhan, dan ketersediaan untuk menge{akan pesanankhusus, manajer dapat mengevaluasiapakah pesananla1'ak diterima atau tidak. Tabel4 menunjukkanbagaimanasistcm ABC konvensionalmembantumanaiermengeva-
ISBN: 97L919-89r1-7to
D-3-4
Prosiding Seminar Nasional APMMI II Regt onal Compet i tiveness, Creat ive Economy and Entrepr eneurship APnill
luasi kelayakan pesanans€pedagunung, sementaraevaluasi mearggunakansistem TDABC disajikan padatabel 5.
Kh s-Sistem n r€sanan Pesan rulusu m ABC 4.Eval uasli Kelavakan Tabel a Aktivitas
Kebutuhao x Tarif
Kenaikan kos (Dalam ribuan ruoiah)
Penggunaanbahanbaku Penssunaantenagakeria
2.000unitx RD100.000 2 000unitx Rp30.000
Pengepakan
2 000 unit x RplT 000' Tidak relevan 5.000iam x Ro40.000"
RD200.000 60.000 340.000
lnspeksi Perakitan Total kos produksi
200.000 Ro800000 Rp400,000
Kos per unit
(Rp520-000-Rp400.000) x 2.0000unit = Rp240.000.000
Perubahan laba
Rp5 000+Rpl2 000) '{Rpl0 000+Rp30.000) va asr Kelavakan Pesanan Khusus-Sistem TDABC Tabel5. Evalu Aktivitas
Kebutuhan x Tarif
Kenaikan kos (Daiam ribuan rupiah)
Pensgunaanbahanbaku
2.000unitx Ro100-000
Penscunaan tenaga keri a Pengepakan
2.000 unit x Rp30.000 2.000unit x RplT-000' 3.000iam x Rp77.000 5.000iam x Ro77.000
Rp 200.000 60.000 340.000 231.000 385.000
Insoeksi Perakitan Total kos produksi
RDI 216.000
Kos per unit Perubahanlaba
Rp608,000 (Rp520,000-Rp608.000)x2.0000unit:(RpI76.000000)
'(Rp5.000+Rp12.000) 3. TLASIL DAN PEMBAHASAN Ilushasi kasus menunjukkan bahwa pesanankhusus menggunakaninformasi ABC konvensional layak diterima karena memberi tarnbahanlaba sebesarRp240 juta sebalikilya pesanan khusus ditolak bila menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem TDABC karena memberi kontribusi negatif terhadap laba sebesarRp176 juta. Beberapa hal yang menyebabkanmengapasistem ABC lebih unggul dalam mengevaluasipesanan khusus dibandingkansistemTDABC adalah: Pertama,ABC konvensionalmernberi informasi tentangperilaku kos setiap aktivitas. Tabel 1 menunjukkanbahwakos sumberdaya untuk aktivitas perakitan adalahpen;rusutan mesin perakitan, listrih bahan bakar tnesin, gaji penyeli4 dan bahan habis pakai pabrik. Inforrnasi ini akan memperrnudahpenentuan kos menjadi tetap dan variabel karena setiap kos aktivitas (activity cost pool) dapat dihubungkan dengan penggerak kosnya masingmasing. Pemisahan kos berdasarkan perilaku merupakan dasar penyediaan informasi relevan. BerbedadengansistemTDABC, dalam sistem ini kos sumberdaya tidak dikelornpokkan ke dalarn berbagai aktvitas. Seperti yang ditunjukJcandalam kasus, tarif aktivitas diperoleh dengan cara membagi seluruh kos sumber daya non unit tersedia dengan total waktu aktivitas tersedia.Dengandemikian, hanya terdapatsatu tarif unhrk berbagai aktivitas. Karena tarif dihubungkandenganberbagaidasaraktivitas (rnis. Jarn mesin,jaur inspeksi, dll.), rnakapenentuanperilakerkos sumberdayatidak dapatdilakukan.
1-7s-0 ISBN z 97U979-891
D-3-5
Prosiding Seninar Nasbnal APMMI II Regt onnl Competi tiveness, Creatip e E conomy and E nlrep reneurship AP[IMI
Kedua, infonnasi perilaku kos dalam ABC bennanfaat sebagai dasar penentuan kos relevan. Dua karakteristik utarnakos relevan adalah: (l) terJadidi masadepan,(2) berbeda diantara alternatif. Dala:n kasus,kos tetap merupakan kos yang jumlahnya tidak berubah meskipun pesanan khusus diterima. Hal ini disebabkan kos tersebut merupakan sumber daya yang diperoleh secaralump-sum. Sebagaicontoh, mesin dengankapasitas20.000jam diperoleh sekaligusmeskipunkebutuhanperusahaanhanya 14.000jan. Sepanjmg permintaan kapasitas pesanankhusus masih dapat dipenuhi dengan kapasitas tersedi4 maka kos tambahan tidak dibutuhkan. Itulah sebabnyakos tetap tidak relevan dalam kasus- Kos variabel merupakan kos yang jumlahnya berubah seiring dengan perubahan aktivitas. Dalam ABC, aktivitas merupakankegiatan yang diperlukan untuk menghasilkanproduk ataujasa. Sehinggakos sumberdayavariabel dalam aktivitas akanberubahbila permintaan terhadap aktivitas juga berubah.Dengan kata lain, kos variabel aktivitas akan selalu relevan. Oleh karena itu, kos variabel non-unit digrrnakan untuk mengevaluasikelayakan pesanankhnsus bersamadengankos variabel unit (tabei 4). Karena sistem TDABC tidak menyediakaninfonnasi mengenaikos aktivitas variabel dan tetap, maka bisa jadi rnanajer memutuskan untuk menghitung seluruh kos sumber daya aktivitas baik relevan maupun tidak relevan (tabel 5) dalam mengevaluasikelayakan pesanankhusus.Tidak mengherankan total kos pembuatan pesanankhusus berdasarkanTDABC dihitung lebih besar daripada ABC konvensionalTerakhir, sistem ABC hanya menghitung kos sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat pesanankhusus. Perbedaanutama antara ABC konvensional dengan TDABC dalarn rnenghiturg kos aktivitas adalah adanya pengalokasiankos sumber daya kedalarn berbagaiaktivitas yang juga dikenal sebagaioctivit)) costpoot. Denganasurnsikos sumber daya dialokasikan dengan tepat, maka hanya sumber daya yang dibutuhkan yang akan di a.ssignke produk. Hal ini berbedadenganTDABC yang menghitungtarif aktivitas dengan menyertakanseluruh kos sumberdaya. Dalam kasus pesanankhususPT MY dapat dilihat bahwa selain aktivitas inspeksi dan perakitan,terdapatkos sumberdaya aktivitas lain yang turut diperhitungkan saatmenentukantarif Rp77.000. Dengan kata lain, terdapatkos yang tidak relevan ikut teralokasisaatmenentukankos pesanankhususdalam sistemTDABC. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Inovasi sistem TDABC oleh Kaplan dan Anderson (2003) memperbaikikompleksitas implementasi ABC konvensional.Penghilanganproses rneng-assignkos sumber daya ke aktivitas membuat implementasi TDABC menjadi lebih sederhana,cepat, dan murah. Meskipun demikian, informasi kos sumberdaya aktivitas yang dihasilkan oleh sistemABC tahap pertarna sangat bermanfaatbagi manajer dalam pengambilan keputusan.Informasi tersebut berguna karena dapat menunjukkan hubungan antra perubahan sumber daya dengan perubahanpermintaan aktivitas. Mengetahui keterkaitan permintaan sumber daya dan aktivitas merupakankunci untuk menentukanrelevansi suafudata. Selain itu, pernisahan kos sumber daya ke dalam berbagai aktivitas bisa menjamin hanya sumber daya yang berhubungandengan produk ataujasa yang akan dialokasi. Itulah sebabnyasistem ABC konvensional lebih unggul dibandingkanTDABC dalam pengambilankeputusanmanajerial. Kelamahan utarnamakalah ini adalah ilustrasi kasus yang diberit
ISBN : 97V979-8911-710
D-3-6
Prosiding Saninar Nasianal APMMI II Regional Competitiveness, Creati,e Economy and Entrepreneurs hip A P J t iAi I
van. Akhir kata, meningkatnya popularitas TDABC memberi peluang diperolehnya bukti empiris untuk meoguji apakahsistem ini memangmampu mengungguli pendahulunya. DAF-IAR PUSTAKA Armitage, H. M., and R. Nicholson. 1993. Activity basedcosting: A suwey of Canadian practice. Issue Paper No 3. Mississauga, Ontario, Canada: Society of Management Accountants of Canada. Everaert P., and Bruggeman W. 2007. Time{riven activity-based costing: Exploring the underlying model. Cost Management.ABVINFORM Research:L6-24. Homgren, C. 1990. Contribution margin analysis: No longer relevant. Strategic cost managemenl The new paradigm. Joumal of MonagementAccounting Research2: l-32 Innes, J., and F. Mitchell. 1995. A survey of activity based costing in the U.K.'s largest companies.ManagementAccounting Research6: 137-L5 Institute of ManagementAccountants (IMA).1993. Cost Management Updafe. Montvale, NJ: IMA. http:i/nliah.comiPonalimicrositesiUploads/Resources KaplanJR.S.,andS.R.Anderson.2003. ,tolNEDPiVs.pdf Kaplan, R. S., and S.R. Anderson. 2007. The innovation of'time-driven activity-based costing.Cost Management.ABI/INFORM Research:5-15. Kennedy, T., and J. Affleck-Graves. 2001. The knpact of Activity-Based Costing Techniqueson Firm Perfonnance. Journal of Management Accounting Research 13:1,9-45. Nanni, A. J., R. Dixon, and T. E. Vollman. 1992.Integratedperformancemeasurement: Management accounting to support the new manufacturing realities. Joumal of ManagementAccounting Research4: l-19. Noreen, E. 1991. Conditions under rvhich activity-based cost systems provide relevaxt costs.Joumal of ManagententAccountingResearch3: 159-168. Tan, M.K. 2013. Can innovation of Time Driven ABC system replace conventional ABC system? The 10e lnternational Annual Symposium on Management, Universitas Surabaya.Bali.
ISBN: 97V979-8911-7S0
D-3-7