PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN – P3GI KAB. PASURUAN Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama – BBPPTP Surabaya I.
Profil P3GI Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan satu-satunya
lembaga yang khusus meneliti tentang gula dan pemanis, mulai dari sektor on-farm, off-farm hingga konsep kebijakan dan tata niaga. P3GI mempunyai tugas untuk menghasilkan berbagai inovasi teknologi dan produk bagi kemajuan masyarakat gula, khususnya petani tebu dan Pabrik Gula (PG). Adapun struktur organisasi P3GI adalah sebagai berikut :
Dalam divisi Bidang Usaha P3GI mempunyai beberapa kebun percobaan dan dikepalai oleh seorang Kepala Kebun Percobaan, yaitu : o
Kebun Percobaan Medan (Sumut)
o
Kebun Percobaan Cintamanis (Sumsel) dan Kebun Percobaan Bungamayang (Lampung)
o
Kebun Percobaan Takalar (Sulsel)
Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 1
o
Kebun Percobaan Cirebon (Jawa Barat)
o
Kebun Percobaan Comal (Jawa Tengah)
o
Kebun Percobaan Solo (Jawa Tengah)
o
Kebun Percobaan Jengkol (Jawa Timur)
o
Kebun Percobaan Jatiroto (Jawa Timur)
o
Kebun Percobaan Pasuruan (Jawa Timur)
II.
Teknik Kultur Jaringan sebagai Upaya Percepatan Swasembada Gula Program swasembada gula nasional menargetkan produksi gula 5,7 juta ton
pada tahun 2014 nanti. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah rehabilitasi tanaman tebu dan penataan varietasnya. Kegiatan ini memerlukan benih tebu dalam jumlah besar, yaitu sekitar 8 Milyar mata siap salur dalam kurun waktu 2009 – 2014. Kebutuhan benih tersebut di atas tidak hanya dapat dipenuhi dari penyediaan bibit unggul secara konvensional. Penyediaan bibit secara konvensional lambat karena rendahnya tingkat penangkaran. Cara konvensional membutuhkan waktu yang lama dalam penyediaan bibit, yaitu 4 – 5 tahun untuk bibit siap salur ke petani dengan tingkat penangkarannya yang rendah (8 – 12 kali). Rentang waktu yang lama ini juga berpotensi terjadi akumulasi penyakit sistemik yang dapat menurunkan potensi produktivitasnya. Teknik kultur jaringan menawarkan perbanyakan bibit tebu unggul secara cepat dan berkualitas. Bibit asal kultur jaringan ini (G0) dapat menghasilkan bibit/benih generasi pertama (G1) dan dari bibit G1 dapat dihasilkan bibit generasi kedua (G2). Satu
meristem/pucuk/batang
tebu
yang
dikulturkan
di
laboratorium
akan
mennghasilkan sekitar 12.000 mata bibit G2 siap salur ke petani hanya dalam waktu sekitar 1,5 tahun saja. Bibit yang diperoleh pada generasi kedua ini relatif seragam keragaannya serta sehat dan murni varietasnya. P3GI telah menyalurkan bibit tebu unggul G2 sebanyak 14 juta mata ke petani tahun 2011 yang lalu. Saat ini, P3GI sedang melakukan revitalisasi laboratorium kultur jaringan guna meningkatkan kapasitas
Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 2
produksi bibit G2 dengan dana 3 Milyar yang diperoleh dari pemegang saham PT. Riset Perkebunan Nusantara (PT. RPN).
Setelah direvitalisasi, kapasitas produksi
laboratorium kultur jaringan akan meningkat dari 250 ribu planlet (G0) menjadi 1 juta planlet per tahun. Dengan demikian, P3GI siap menyalurkan 30 juta mata bibit G2 varietas tebu unggul pada tahun 2012 ini dan lebih dari 100 juta mata pada tahun 2013 nanti.
III.
Pengambilan Contoh benih Benih Tebu G2 dalam bentuk budset sebelum diedarkan harus dilakukan uji
laboratorium oleh laboratorium penguji, dalam hal ini adalah Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya. Pengambilan contoh benih bertujuan untuk mendapatkan contoh dalam jumlah yang sesuai untuk pengujian dan mempunyai komposisi komponen yang sama dengan kelompok benihnya. Contoh benih harus diambil oleh petugas yang kompeten, independen, bebas tekanan komersial serta mengikuti aturan pengambilan contoh yang sudah ditetapkan. Kelompok benih harus ditata atau disusun secara baik sehingga setiap wadah mempunyai kemungkinan yang sama untuk diambil contohnya. Bila keadaan kelompok benih atau wadah tidak memungkinkan penerapan prosedur pengambilan contoh, maka pengambilan contoh ditunda. Bila dokumen tidak lengkap dan benih secara fisik kelihatan heterogen, maka pengambilan contoh dibatalkan atau ditolak. Kelompok benih yang diambil harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a.
Volume Volume kelompok benih harus memenuhi standar berat minimum contoh kirimdan contoh kirim kemurnian fisik dengan toleransi 5 %. Bila kelompok benih melebihi ketentuan volume, maka harus dipisahkan dan masing-masing diberi tanda.
b.
Homogenitas Kelompokbenih harus dihomogenkan sehingga tidak ada catatan heterogen. Apabila ada keterangan heterogenitas maka harus dilakukan pengujian
Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 3
heterogenitas pada kelompok benih tersebut dengan mengambil beberapa wadah. c.
Wadah Setiap wadah harus ditutup rapat / disegel dan diberi label atau tanda untuk memudahkan identifikasi kelompok benih.
d.
Penandaan dan penutupan wadah Semua wadah harus diberi label untuk menunjukkan identitas kelompok benih. Petugas harus bertanggungjawab terhadap contoh kirim. Pengambilan contoh benih tebu G2 dalam bentuk budset dilakukan oleh petugas
BBPPTP Surabaya di KP. Pasuruan – P3GI Kab. Pasuruan. Varietas benih yang diambil adalah :
Benih tebu G2 varietas Bululawang (KP. Pasuruan) sebanyak 125.000 mata dengan refraksi 3 % sehingga jumlah benih sebanyak 128.800 mata dan dikirim ke KPTR “Usaha Makmur “ di Kab. Sampang. Benih tebu berasal dari Kebun Bakalan, Desa Bakalan, Kec. Bugul, Kota Pasuruan dengan sertifikat pemeriksaan lapangan SR.120.01.06.149.6.2.2013.
Benih tebu G2 varietas Bululawang (KP. Jatiroto) sebanyak 125.000 mata dengan refraksi 3 % sehingga jumlah benih sebanyak 128.800 mata dan dikirim ke PT. Sulawesi Global Comodity di Palu, Sulawesi Tengah. Benih tebu berasal dari Kebun Mumbul, Desa Lengkong, Kec. Mumbulsari, Kab. Jember dengan sertifikat pemeriksaan lapangan SR.120.01.221.4756.2013.
Benih tebu G2 dalam bentuk budset ini dikemas dalam waring kemudian dimasukkan dalam kemasan kotak dengan ketentuan 1 label untuk 1 kotak kemasan. Dimana 1 kotak berisi 3 waring @ 350 – 500 budset.
Skema Kerja Pengambilan Contoh Benih
Pemohon mengirimkan surat permohonan pengambilan benih
Petugas memeriksa dokumen asal-usul benih : cek sertifikasi pemeriksaan lapang, catat jenis komoditas, tanggal panen, jumlah kemasan, jumlah benih, tanggal pengemasan, dan tanggal pengambilan contoh.
Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 4
Petugas menuju lokasi dan memeriksa tempat penyimpanan benih, kemudian melakukan pengambilan contoh benih.
Petugas mengisi Berita Acara yang telah ditanda tangani Manager Teknis
IV.
Petugas mengisi blanko pengambilan contoh benih dan kaji ulang permintaan
Petugas membawa contoh kirim, selanjutnya diserahkan kepada Deputi Administrasi
Tahapan Pengambilan Contoh Benih tebu G2 dalam Bentuk Budset Pengambilan contoh benih diawali dengan pengambilan contoh primer,
kemudian contoh komposit, selanjutnya contoh kirim dan setelah sampai di laboratorium menjadi contoh kerja. a. Pengambilan contoh primer
Pengambilan contoh benih primer bisa diambil dari setiap wadah atau dari setiap titik pengambilan, pada wadah tertentu atau tumpukan benih dari lot yang sama. Contoh primer harus bersifat representatif atau mewakili lot benih. Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 5
Benih tebu dikemas dalam wadah berupa waring. Oleh karena itu pengambilan contoh harus diacak atau dibuat rencana pengambilan secara sistematis supaya contoh primer yang diambil memang mewakili lot benih tersebut. Pengambilan contoh diambil dari berbagai posisi yaitu bagian atas, tengah dan bawah dengan menggunakan tangan. Hal ini untuk menghindari kerusakan dari mata budset tebu tersebut. Pengambilan contoh benih tebu G2 dalam bentuk budset ini belum ada ketentuan yang mengaturnya. Sehingga dalam pelaksanaannya, pengambilan contoh primer dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 20 waring. Dan dari masing-masing waring diambil sebanyak 10 budset. b. Pengambilan contoh komposit
Contoh primer yang diperoleh selanjutnya dihomogenkan secara manual (menggunakan tangan). Kemudian digabungkan dalam satu kantong menjadi contoh komposit.
Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 6
c. Pengambilan contoh kirim
Contoh kirim ini diperoleh dari pengurangan contoh komposit dengan menggunakan salah satu metode yang telah ditetapkan sehingga diperoleh volume contoh yang sesuai. Contoh komposit diambil sebanyak 100 budset manjadi contoh kirim.
Kantong yang digunakan untuk mengemas adalah besek. Hal ini bertujuan supaya sirkulasi udara dalam besek lancar, mencegah kerusakan selama di perjalanan dan untuk menjaga kelembaban dari budset tebu tersebut. d. Pemberian tanda dan pengiriman contoh kirim
Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 7
Contoh kirim yang diperoleh kemudian diberi tanda sesuai dengan kelompoknya. Contoh kirim sesegera mungkin harus dibawa oleh petugas ke laboratorium penguji untuk dilakukan pengujian. e. Pengukuran diameter dan panjang budset tebu G2 Pengukuran diameter dan panjang budset tebu G2 dilakukan di Laboratorium BBPPTP Surabaya dengan sampel sebanyak 10 budset. Di bawah ini proses pengukuran diameter dan panjang budset :
Gb 1. benih tebu G2 (budset) yang akan diukur diameter dan panjangnya
Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 8
Gb 2. Pengukuran diameter budset
Gb 3. Pengukuran panjang budset
V. Pemeriksaan Mutu Benih Tebu Budset Asal Kultur Jaringan Mutu benih tebu G2 juga harus dilakukan pengujian baik pemeriksaan lapang maupun pengujian laboratorium. Benih tebu G2 dalam bentuk budset yang diuji di laboratorium harus berasal dari kebun pembenihan yang telah lulus pemeriksaan lapang. Balai Besar Perbenihan dan proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya menerbitkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Mutu Benih Budset / Budchip Asal Kultur Jaringan. SOP ini meliputi dua pemeriksaan yaitu : a. Pemeriksaan Administrasi Pemeriksaan teknis dilakukan dengan memeriksa dokumen asal – usul benih. Asal – usul benih dapat dilihat pada Sertifikat Mutu Benih yang dikeluarkan oleh BBPPTP Surabaya. Bila benih yang akan diuji lulus dalam pemeriksaan lapang, maka pengujian laboratorium dapat dilakukan. b. Pemeriksaan Teknis Tahapan pemeriksaan teknis :
Periksa kebenaran jumlah benih yang akan dikirim
Periksa kebenaran dan kemurnian varietas benih tebu dalam bentuk budset / budchip yang akan dikirim
Periksa kondisi mata tunas budset / budchip
Periksa kesehatan benih yang akan dikirim
Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 9
Ukur panjang budset / budchip yang akan dikirim
Ukur diameter budset / budchip yang akan dikirim
Benih yang sudah diperiksa diberi label
Nilai daya berkecambah (DB) dari seluruh benih contoh minimal 80 %
Dan berikut Standar Mutu Benih Tebu G2 dalam bentuk budset : NO
TOLOK UKUR
STÁNDAR MUTU BENIH
1
Varietas
Bina
2
Asal Benih
Kultur jaringan
3
Tujuan Pengiriman
Sesuai dokumen pengiriman
4
Tanggal Pengiriman
Sesuai dokumen pengiriman
5
Jumlah Benih
Sesuai dokumen pengiriman
6
Kemurnian Varietas
100 %
7
Panjang Budset
Minimal 5 cm
8
Diameter Budset
Minimal 1,5 cm
9
Kondisi Mata Tunas
Segar, dorman dan tidak pecah
10
Kesehatan
Bebas penyakit pembuluh (RSD)
11
Label
Sesuai kondisi benih yang akan dikirim
12
Jumlah benih yang diuji
100 budset 4 ulangan
13
Lama uji perkecambahan
3 minggu (pengamatan pertama = 1 minggu)
14
Perkecambahan (%)
Minimal 80 %
VI. Kesimpulan Pengambilan contoh benih Tebu G2 semaksimal mungkin dilakukan dengan mengambil benih secara representatif (mewakili lot benihnya) dan tidakmerusak kondisi mata budset, sehingga hasil pengujian mutu yang diperoleh benar-benar memberikan hasil yang valid. Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 10
Sumber : BPMBTPH, 2004. Laboratorium dan Metode Standar. Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Fahmi, Z. I. 2012. Teknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik di PT. Nusafarm IC Asembagus – Situbondo. BBPPTP Surabaya. P3GI, 2008. Profil P3GI. www.sugarresearch.org. diakses tanggal 18 November 2013.
Pengambilan Contoh Benih Tebu G2 dalam Bentuk Budset di KP. Pasuruan – P3GI, Kab. Pasuruan --------------------------------------------------------------------------------------------- 11