PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)
I.
PENDAHULUAN Plasma nutfah merupakan sumber daya alam keempat selain sumber daya air, sumber daya tanah dan udara yang penting untuk dilestarikan. Dalam bidang pertanian, plasma nutfah banyak dikaji dan dikoleksi dalam rangka meningkatkan produk pertanian dan penyediaan pangan karena plasma nutfah merupakan sumber gen yang berguna bagi perbaikan tanaman seperti gen untuk ketahanan terhadap penyakit, serangga, gulma dan gen untuk ketahanan terhadap cekaman lingkungan abiotik. Selain itu, plasma nutfah juga merupakan sumber gen yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas hasil tanaman. Plasma nutfah di Indonesia cukup besar dan jenisnya beraneka ragam. Luasnya wilayah penyebaran spesies menyebabkan keanekaragaman plasma nutfah cukup tinggi. Keberadaan beberapa plasma nutfah menjadi rawan dan langka, bahkan ada yang telah punah. Kebijakan pembangunan yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan pun turut berperan dalam proses kepunahan plasma nutfah tersebut. Pengembangan budidaya tanaman untuk menghasilkan jenis-jenis unggul perlu dilakukan dengan identifikasi melalui pengumpulan plasma nutfah. Hal ini disebutkan pada Undang-Undang No.12 tahun 1992, Pasal 8. dan Pasal 9. Kajian terhadap pasal-pasal tersebut dapat diartikan sumberdaya alam hayati berupa nabati yang merupakan tanaman budidaya yang perlu di kembangkan dan dimanfaatkan melalui upaya manusia dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menghasilkan suatu hasil, guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pengembangan tersebut diharapkan berasal jenis unggul melalui pemuliaan tanaman. Oleh karena itu, keberadaan plasma nutfah adalah hal yang penting untuk memperoleh jenis-jenis bibit unggul dalam menghasilkan varietas terbaik sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi.
1
II.
PENGERTIAN PLASMA NUTFAH Plasma nutfah adalah substansi sebagai sumber sifat keturunan yang terdapat di dalam setiap kelompok organisme yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit agar tercipta suatu jenis unggul atau kultivar baru (Litbang, 2004). Plasma Nutfah merupakan substansi pembawa sifat keturunan yang berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta mikroorganisme. Sebagai sumber genetik, plasma nutfah merupakan sumber sifat yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk perbaikan genetik tanaman dalam rangka menciptakan jenis unggul atau kultivar baru untuk memenuhi kebutuhan umat manusia. Tanpa adanya sumber-sumber gen, maka upaya memperoleh kultivar-kultivar yang lebih sesuai untuk kebutuhan manusia tidak akan berhasil. Semakin beragam sumber genetik, semakin besar peluang untuk merakit varietas unggul baru yang diinginkan (Sumarno, 1999 dalam Hartati, Sri dkk). Upaya pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam hayati tidak dapat dilepaskan dari upaya pengelolaan dan pelestarian plasma nutfah selaku pembawa sifat keturunan spesies keanekaragaman hayati tersebut (Napitu, 2008). Macam-macam plasma nutfah antara lain jenis tumbuhan liar, varietas langka, varietas pembawa sumber sifat yang khusus dan varietas unggul. Jenis tumbuhan liar Jenis tumbuhan liar dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Jenis-jenis yang mungkin mempunyai nilai ekonomi tetapi belum diambil hasilnya, Jenisjenis yang sudah diambil dan dimanfaatkan hasilnya tetapi belum dibudidayakan, Jenis-jenis yang tidak diambil hasilnya tetapi dibudidayakan. Varietas primitif Varietas primitif adalah semua jenis yang dibudidayakan secara langsung atau tidak. Varietas primitif adalah kultivar yang pembudidayaannya masih sederhana, belum mengalami pemuliaan. Tumbuhan yang termasuk kelompok ini biasanya di daerah tumbuhnya mempunyai daya daptasi yang lebih baik, lebih tahan terhadap tekanan lingkungan yang bersifat fisik maupun biologi. Hal ini dimungkinkan karena sudah ada seleksi gen secara alamiah yang tahan terhadap dingin, panas, hama ataupun penyakit di daerah tumbuh. Varietas pembawa sumber sifat yang khusus 2
Kultivar yang mempunyai kelebihan dalam sifat-sifat tertentu, misalnya kepekaannya terhadap pemupukan. Ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu atau sifat khusus yang lain. Varietas unggul Varietas unggul dapat diciptakan dengan merakit sifat-sifat yang baik dari beberapa sumber plasma nutfah, karena kemajuan di bidang pemuliaan. Semakin besar sifat keanekaragaman yang dimilikinya, akan semakin bebas pemulia untuk merakit sifat-sifat yang baik.
III.
PERMASALAHAN PELESTARIAN PLASMA NUTFAH Indonesia memiliki plasma nutfah yang sangat besar, dengan jenis yang beraneka
ragam.
Luasnya
wilayah
penyebaran
spesies,
menyebabkan
keanekaragaman plasma nutfah yang cukup tinggi. Keberadaan beberapa plasma nutfah menjadi rawan dan langka, bahkan ada yang telah punah akibat perubahan besar dalam penggunaan sumber daya hayati dan penggunaan lahan sebagai habitatnya. Pengelolaan pemanfaatan plasma nutfah sekarang ini dirasakan kurang sempurna. Hal ini menyebabkan berkurangnya dan hilangnya plasma nutfah jenis tertentu. Faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam pelestarian plasma nutfah antara lain : 1. Adanya kebijakan pembangunan yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. 2. Berkurangnya lahan pertanian karena pertambahan penduduk Indonesia sehingga menyebabkan perluasan permukiman. Biasanya perluasan lahanlahan tersebut berada di daerah-daerah pertanian yang mengakibatkan terjadinya penggusuran tempat tumbuh plasma nutfah. 3. Terjadinya eksploitasi hutan yang tidak memperhatikan kelestarian plasma nutfah yang ada di hutan tersebut sehingga banyak jenis-jenis pohon yang mengalami erosi genetika. 4. Timbulnya teknologi modern yang sering mengakibatkan terdesaknya bahan alam oleh bahan sintesis, sehingga membahayakan kelestarian plasma nutfah tertentu. 3
5. Penggunaan tanaman untuk keperluan industri yang sering dilakukan secara besar-besaran tanpa memperhatikan peremajaan tanaman tersebut. 6. Adanya pencemaran lingkungan karena penggunaan herbisida yang tidak terkontrol dapat mematikan gulma sekaligus tanaman yang dibudidayakan. 7. Adanya perubahan iklim.
IV.
UPAYA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH Plasma nutfah memiliki arti penting, maka plasma nutfah perlu dikelola dan dipelajari dengan tujuan:
Menyediakan sumber gen untuk kepentingan perbaikan varietas melalui program pemuliaan.
Mengidentifikasi sifat-sifat genetik meliputi botanis, agronomis, fisiologis, adaptasi maupun ketahanan hama penyakit dan mutu hasil sehingga diketahui sifat-sifat yang diperlukan.
Merawat materi plasma nutfah agar tetap hidup dan tidak berubah. (Hartati, Sri et al. 2013) Upaya-upaya untuk mempertahankan kelestarian plasma nutfah dapat adalah
sebagai berikut :
Melaksanakan eksplorasi pada berbagai lokasi untuk mendapatkan berbagai koleksi varietas unggul lokal.
Pembuatan lokasi koleksi plasma nutfah dalam rangka budidaya tanaman koleksi dari hasil eksplorasi.
Mengetahui deskripsi tanaman, diharapkan dapat diketahui keunggulan dari suatu plasma nutfah berdasarkan ciri – ciri khusus yang dimiki oleh plasma nutfah tersebut.
Sesuai dengan Undang – Undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman Pasal 7 ayat (1),(2), (3) dimana varietas lokal milik masyarakat dimana penguasaannya merupakan kewajiban Pemerintah, sehingga penamaan,pendaftaran, dan penggunaan varietas lokal diatur oleh Pemerintah.
4
Untuk melindungi dari kehilangan sumber plasma nutfah varietas lokal Pemerintah dapat melindunginya dengan mengajukan hak perlindungan varietas pada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) Departemen Pertanian Republik Indonesia
sesuai
dengan
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
442/Kpts/HK.310/7/2004 tentang syarat dan tata cara Permohonan dan Pemberian Hak Perlindungan Varietas Tanaman (Amrullah, 2011). Ada dua metode pelestarian plasma nutfah yaitu pelestarian in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah cara melestarikan plasma nutfah di dalam komunitasnya. Cara pelestarian ini pada umumnya cocok untuk jenis-jenis liar, sebab untuk pelestarian jenis liar sering timbul adanya kesukaran-kesukaran yang disebabkan oleh faktor adaptasi terhadap daerah dan iklim yang baru, faktor hama dan penyakit dan daur hidup. Pelestarian secara in situ yang umum dilakukan adalah dengan cagar alam atau daerah lindung. Pengawasan plasma nutfah di daerah lindung harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Pelestarian secara in situ dilaksanakan dalam hutan, semak, savana, atau biota yang lain, jadi cara pelestarian ini dalam bentuk koleksi tumbuhan hidup. Pengelolaan plasma nutfah in situ, perlu dijaga keseimbangan ekosistem yang stabil guna melindungi plasma nutfah tersebut. Pelaksanaan pelestarian ex situ adalah cara pelestarian dengan mengeluarkan plasma nutfah dari wadahnya, ekosistemnya atau biotanya. Beberapa bentuk dalam pelestarian secara ex situ yaitu koleksi tumbuhan hidup dan bentuk penyimpanan biji. Koleksi tumbuhan hidup dapat dilakukan pada kebun raya, kebun buah-buahan, kebun tanaman luar (introduksi), kebun pemuliaan dll. Pelestarian dalam bentuk penyimpanan biji harus diperhatikan jenis biji yang akan disimpan (Anonim 1, 2009).
5
DAFTAR PUSTAKA Anonim
1
,
2009. Pelestarian Plasma Nutfah Nabati. Available at http://fp.uns.ac.id/~hamasains/ekotan%209.htm . Diakses tanggal 20 Pebruari 2013.
Amrullah, 2011. Upaya Pelestarian Plasma Nutfah Berbagai Komoditas Propinsi Aceh. Sutraco Seed. Aceh. Hartati, Sri. Rr, Marjani. Budi, Setyo U. 2013. Plasma Nutfah Kenaf. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat. Malang. Available at http://win2pdf.com. Diakses tanggal 6 Maret 2013. Litbang, 2004. Pelestarian Plasma Nutfah Sudah Mendesak. Badan Litbang Pertanian. Kementrian Pertanian. Jakarta Napitu, J.A. Posman. 2008. Plasma Nutfah sebagai Ketahanan Ekonomi Negara. Thesis. UGM Program Pasca Sarjana. Yogyakarta.
6