e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
PENERAPAN TEKNIK COPY MASTER DALAM MENCIPTAKAN PUISI PADA SISWA KELAS X DI SMA SARASWATI SERIRIT Komang Dewangga Adi Sutra, Gede Artawan,Gede Gunatama Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id
ABSTRAK Penelitian deskriptif ini bertujuan mendeskripsikan (1) langkah-langkah pembelajaran menciptakan puisi berdasakan teknik copy master dan (2) hambatan yang dihadapi siswa dalam belajar mencipta puisi dengan teknik copy master di kelas X SMA Saraswati Seririt. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas X SMA Saraswati Seririt. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh melalui ketiga metode tersebut diolah melalui beberapa tahap, yaitu (1) reduksi data, (2) klasifikasi data, (3) penyajian data, dan (4) pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian secara umum membuktikan bahwa pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master pada siswa kelas X SMA Saraswati Seririt sudah berhasil dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master. 27 siswa sudah mencapai nilai di atas KKM. Dalam pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master, guru menggunakan beberapa metode, yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa ketika belajar mencipta puisi melalui teknik copy master adalah kekurangmampuan siswa dalam mencipta pengimajinasian dan kurang pengalaman serta pengetahuan dan kekurangmampuan siswa dalam mencari atau menemukan kata ataupun kalimat yang tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan.. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan konseptual pada pendidikan bahasa, khususnya, pembelajaran mencipta puisi melalui teknik pemodelan sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra puisi. Kata kunci : penerapan, copy master, mencipta puisi
Abstract This descriptive study aimed to describe (1) the steps Based Learning creates poetry master copy techniques and (2) the obstacles facing students in learning techniques to create poetry with the master copy in class X SMA Saraswati Seririt. The subjects were students and teachers of grade X SMA Saraswati Seririt. Collecting data in this study using the method of observation, interviews, and documentation. The data obtained through these three methods is processed through several stages, namely (1) data reduction, (2) classification of data, (3) presentation of data, and (4) conclusions. The results proved that the general learning techniques to create poetry through the master copy in class X SMA Saraswati Seririt been successful. This is evident from the
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 results achieved by students in learning techniques to create poetry through the master copy. 27 students had reached a value above the KKM. In learning techniques to create poetry through the master copy, the teacher uses several methods, the methods lecture, discussion, question and answer, and assignments. The obstacles faced by students when studying poetry to create a master copy of the technique is the incapacity of students in creating imagining and lack of experience and knowledge and kekurangmampuan students in searching for or finding the right words or sentences, short, dense, beautiful, and memorable .. This study helpful to contribute conceptual language education, in particular, learning through modeling techniques to create poetry as a form of appreciation for the literary works of poetry. Keywords: implementation, the master copy, create poetry
PENDAHULUAN Pengajaran merupakan sebagian dari kegiatan pendidikan. Pengajaran lebih menekankan pada usaha pemindahan (pewarisan) pengetahuan, kecakapan dan keterampilan pembinaan keterampilan kepada anak, sedang pendidikan lebih menekankan usaha pembentukan nilai-nilai hidup, sikap dan pribadi anak didik. Hal tersebut Sejalan dengan apa yang diungkapkan Gagne, Bringgs, dan Wager (Winataputra, 2008:199), bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar siswa. Selain itu, Dariyanto S.S (Kamus Bahasa Indonesia, 1997) mengartikan pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Sehingga setiap kegiatan pengajaran yang dilakukan, guru haruslah merencanakan kegiatan secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif. Demikian halnya dengan pengajaran sastra. Pandangan tentang pengajaran sastra pernah disampaikan Prof. Suwarsih Madya (http://ganeca.blogspirit.com). Beliau mengatakan "Pengajaran sastra dapat memberikan andil yang signifikan terhadap keberhasilan pengembangan manusia yang
diinginkan, asalkan dilaksanakan dengan pendekatan yang tepat, yaitu pendekatan yang dapat merangsang terjadinya olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga ". Pengajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa memprediksi karya sastra maksudnya pembelajaran sastra bukan poses penguasaan pengetahuan sastra dan sejarah sastra, melainkan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan menikmati, menghayati, memahami karya sastra serta meningkatkan keberanian dan keterampilan dalam menuangkan gagasan, pengalaman dan perasaan dalam berbagai bentuk karya sastra. Tujuan pengajaran sastra pada hakikatnya menanamkan rasa peka terhadap hasil karya sastra sehingga anak didik mendapatkan rasa keharuan yang diperoleh karena tujuan pengajaran sastra itu adalah menanamkan rasa cinta sastra. Selaras dengan tujuan pengajaran sastra dalam (Tarigan, 1986: 5-6) dijabarkan pula tujuan pengajaran sastra adalah produktif yaitu aktif dalam membuat karya sastra. Kemudian, ekspresif yaitu tulisan penulis yang berupa ungkapan isi hati dan perasaan ketika sedang sedih atau bahagia. Puisi merupakan salah satu pengajaran sastra yang paling esensial sebab mengajarkan sebuah puisi berarti mengungkapkan suatu dunia kehidupan dengan medium
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 bahasa yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti pemilihan kata (diksi), penggunaan gaya bahasa. Menurut Hudson (dalam Aminuddin, 2011: 134), puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Pengajaran puisi secara intensif merupakan salah satu alat yang penting untuk memupuk dan mengembangkan serta menggugah apresiasi seni pada siswa. Menurut Damono (2000: 12), fungsi mempelajari puisi yaitu belajar dari segala macam sejarah yang muncul dalam puisi. Penciptaan sebuah puisi tentunya mencerminkan kehidupan pada zaman tertentu, dari kebaikan, moral dan etika yang memberikan dampak positif bagi kehidupan. Pendapat lain dikemukakan oleh Gani (dalam Ismawati, 2013: 62), tujuan pengajaran puisi adalah membina apresiasi puisi dan mengembangkan kearifan serta menangkap isyaratisyarat kehidupan. Cakupan pengajaran apresiasi puisi sedikitnya mencakup 4 aspek yakni; (1) menunjang keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan rasa dan karsa, dan (4) pembentukan watak. Di lain pihak, Effendi (dalam Situmorang, 1983) mengatakan pengajaran puisi sebagai bagian dari pengajaran sastra bertujuan agar siswa (1) memperoleh kesenangan dari membaca dan mempelajari puisi hingga tumbuh keinginan membaca dan mempelajari puisi pada waktu senggang. dan (2) memperoleh pengetahuan dan pengertian dasar tentang puisi hingga tumbuh keinginan memadukannya dengan pengalaman pribadinya yang
diperoleh di sekolah kini dan mendatang. Dalam bentuknya yang paling sederhana, pengajaran puisi membekali para siswa dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Moody, 1971: 7). Keterampilan mendengarkan diperoleh pada saat siswa mendengarkan pembacaan puisi. Kecermatan dan keterampilan mendengarkan ini sangat diperlukan, sebab salah dengar terhadap satu dua patah kata saja dalam suatu bacaan puisi mungkin dapat mengakibatkan salah tangkap keseluruhan puisi yang dibacakan. Kemampuan guru untuk dapat bersinergi dengan siswa sudah dapat ditunjukkan di SMA Saraswati Seririt. Hal ini dapat dilihat dari kekompakan guru dengan siswa yang terlihat akrab saat PBM (Proses Belajar Mengajar) berlangsung, maupun saat diluar jam pelajaran. Dukungan yang diberikan oleh guru kepada siswa seharusnya menjadi dorongan mutlak untuk siswa agar lebih aktif dan tanggap terhadap pembelajaran yang diterimanya di sekolah. Selain itu, siswa-siswa di SMA Saraswati Seririt adalah alumi-alumi dari berbagai sekolah, sehingga kemampuannya dapat dikatakan tidak sama. Dengan situasi sosial yang ditunjukkan di SMA Saraswati Seririt yang sedemikian rupa, dapat menjadi tantangan tersendiri terhadap guru khususnya guru Bahasa Indonesia untuk membantu siswa dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Sementara itu, kenyataan di lapangan menunjukkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pelajaran puisi kurang digemari oleh siswa atau partisipasi siswa dalam kegiatan PBM di kelas rendah kenyataan seperti ini dapat dipantau dari sikap siswa yang kadang bersikap acuh tak acuh serta komentar siswa di luar kelas
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 menganggap bahwa pelajaran puisi khususnya mencipta puisi hanyalah dilakukan oleh orang-orang yang seni dalam bidang sastra. Namun, pandangan siswa ini dapat diantisipasi oleh salah satu guru bahasa Indonesia di SMA Saraswati seririt yang telah menerapkan teknik copy master dalam pengajaran mencipta puisi. Sehingga kesulitan siswa dalam mencipta puisi dapat teratasi dan siswa dapat menciptakan puisinya sendiri tanpa memerlukan waktu yang lama. Teknik Copy master merupakan konsep guru untuk dapat mempengaruhi siswa dalam menghubungkan contoh materi tulisan yang telah disediakan dengan materi tulisan yang akan ditulis oleh siswa. Teknik copy the master mempunyai beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran yaitu pertama dapat mengarahkan siswa secara lebih aktif dalam pembelajaran menulis dan kelebihan kedua lebih memudahkan siswa untuk lebih berimajinasi dalam penulisan puisi (Budiyanto, 2013:160). Disisi lain, kelebihan teknik copy master puisi yang ditulis siswa tampak lebih indah penulisannya (Nasin, 2013:5). Pengajaran inovatif yang dilakukan oleh guru inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian “Penerapan Teknik Copy Master dalam Mencipta Puisi pada Siswa Kelas X SMA Saraswati Seririt”. Pada bagian ini, dimuat teori-teori yang mendukung penelitian. Teori ini berfungsi sebagai sumber pengetahuan bagi pembaca dan peneliti dalam memahami isi penelitian. Teori tersebut, antara lain (1) pengertian menulis, (2) proses atau langkah-langkahmenulis, (3) pengertian puisi, (4) unsur-unsur puisi, (5) pengertian teknik copy master, (6) kriteria pemilihan master, (7) kelebihan dan kelemahan teknik copy master, dan (8) perbedaan
teknik copy master dengan pemodelan. Berdasarkan latar belakang di atas maka muncul pemasalahan yang sesuai dengan judul penelitian di atas, antara lain (1) Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran menciptakan puisi berdasakan teknik copy master? dan (2) Apa saja kendala atau hambatan yang dihadapi siswa dalam belajar mencipta puisi dengan teknik copy master di kelas X SMA Saraswati Seririt? Adapun tujuan penelitian ini, antara lain (1) untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menciptakan puisi berdasakan teknik copy master dan (2) untuk mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapi siswa dalam belajar mencipta puisi dengan teknik copy master di kelas X SMA Saraswati Seririt. METODE Metode penelitian berisikan prosedur yang akan ditempuh dalam penyelenggaraan suatu penelitian. Metode penelitian akan memberikan gambaran langkah, cara, dan aspek penelitian. Oleh karena itu, dalam metode penelitian ini akan membahas (1) rancangan penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) instrumen penelitian, (4) pengumpulan data, (5) analisis data (Wendra, 2009: 31). Berikut ini akan dipaparkan lebih rinci mengenai metode penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif penelitian ini mendeskripsikan suatu keadaan dengan apa adanya sesuai dengan prosedur ilmiah. Penelitian deskriptif kualitatif yang akan peneliti lakukan bertujuan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Objek alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 memengaruhi dinamika pada objek tersebut (Sugiyono, 2013:15). Dalam kaitannya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, rancangan penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai teknik copy master yang diterapkan guru dalam pembelajaran menulis puisi di kelas X SMA Saraswati Seririt. Pendeskripsian data diuraikan dalam bentuk narasi dan dideskripsikan dengan kata-kata (verbal). Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru di kelas X SMA Saraswati Seririt tahun ajaran 2015/2016. Objek penelitian merupakan hal yang dikaji dalam penelitian tersebut. Jadi, objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master di kelas X SMA Saraswati Seririt dan hambatan yang dihadapi siswa dalam belajar mencipta puisi dengan teknik copy master di kelas X SMA Saraswati Seririt. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri karena penelitian ini tergolong penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2010: 305), dalam penelitian deskriptif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sendiri. Arikunto (dalam Suandi, 2008: 39) menyatakan bahwa metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data sangat terkait dengan objek penelitian. Instrumen-intrumen tersebut misalnya pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Pada penelitian ini, metode pengumpulan data dan instrumen yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut. Observasi adalah pengamatan mengenai fenomena secara sistematis kemudian dilakukan pencatatan. Metode
observasi adalah metode penelitian dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Suandi, 2008: 39). Observasi yang peneliti lakukan tergolong observasi partisipasi pasif. Metode observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran mencipta puisi di dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang dibimbing oleh guru mengenai materi mencipta puisi. Wawancara dilakukan terhadap guru. Wawancara dilakukan berkaitan dengan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran mencipta puisi melaui teknik copy master. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara tidak berstruktur, yakni pedoman wawancara yang tidak disediakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Sesuai dengan penjelasan Suandi (2008: 47), dalam wawancara tidak dipersiapkan daftar pertanyaan sebelumnya. Pewawancara hanya menghadapi suatu masalah secara umum. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang bersumber pada tulisan yang seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan lain sebagainya. (Arikunto, 2006: 158). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa RPP dan silabus yang digunakan oleh guru. Dari RPP tersebut, peneliti menemukan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Selain itu, dokumen lainnya adalah hasil tulisan siswa. Dari data tulisan siswa, peneliti dapat mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master dan sebagai bahan lampiran. Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain (Bogdan dan Biklen dalam Syamsudin, 2009: 110). Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dalam proses pengumpulan data. Di antaranya adalah melalui empat tahap, yaitu reduksi data, klasifikasi data, penyajian data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah aktivitas merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan hal penting, mencari tema maupun pola, serta membuang yang tidak diperlukan (Sugiyono, 2006: 338). Dengan kata lain, reduksi data adalah memilah-milah hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Data yang dicari terfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master di kelas X SMA Saraswati Seririt. Pada tahap ini, data diklasifikasikan sesuai dengan subsub masalah yang telah dikemukakan dalam rumusan masalah, kemudian disusun secara sistematis agar data tersebut mudah diinterpretasikan. Data yang diambil adalah data-data yang berkaitan dengan pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar mencipta puisi melalui teknik copy master. Yang dilakukan dalam klasifikasi data adalah menggolongkan data yang telah tersusun atau yang sudah dipilih sesuai dengan kategorikategori tertentu. Tahap selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data merupakan upaya untuk menampilkan sekumpulan data yang sudah disusun secara sistematis sehingga memungkinkan peneliti untuk menarik simpulan. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada
tahap ini adalah mengorganisasikan data yang sudah direduksi. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Penyajian data memudahkan penelitidalam memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dimuat hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Pada bagian hasil penelitian diuraikan (1) langkahlangkah pembelajaran menciptakan puisi berdasakan teknik copy master dan (2) pelaksanaan pembelajaran mencipta puisi berdasarkan teknik copy master di kelas X SMA Saraswati Seririt. Setelah penyampaian hasil penelitian, berikutnya akan disampaikan pembahasan hasil penelitian.. Hasil penelitian penerapan teknik copy master dalam mencipta puisi pada siswa kelas X di SMA Saraswati Seririt diperoleh berdasarkan data hasil observasi, wawancara, pengumpulan dokumen, dan metode angket. Hasil penelitian tersebut antara lain: (1) langkahlangkah pembelajaran menciptakan puisi berdasakan teknik copy master dan (2) pelaksanaan pembelajaran mencipta puisi berdasarkan teknik copy master di kelas X SMA Saraswati Seririt. Masing-masing data akan dipaparkan secara lebih jelas sebagai berikut. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Saraswati Seririt, sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan silabus. Data diperoleh ketika melakukan observasi di kelas X SMA Saraswati Seririt mengenai penerapan teknik copy master dalam mencipta puisi
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 pada siswa kelas X di SMA Saraswati Seririt. Guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X menggunakan teknik pembelajaran yang bervariatif dalam pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master. Variasi guru dalam mengajar dapat dilihat dari metode dan media pembelajaran yang digunakan. Guru tidak hanya menggunakan satu metode saja, tetapi beberapa metode yang cocok diterapkan pada setiap kegiatan pembelajaran. Contohnya, guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi dan menggunakan metode penugasan saat meminta siswa menciptakan puisi. Selain metode, guru juga memberikan siswa beberapa media pembelajaran, yaitu contoh puisi untuk memudahkan siswa dalam menciptakan puisi. Berikut ini hasil observasi yang peneliti peroleh. a. Hasil Observasi di Kelas X di SMA Saraswati Seririt Pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master di kelas X dilakukan selama dua kali pertemuan, yaitu Rabu, 13 Januari 2016 (Jam 3-4) dan Kamis 14 Februari 2016 (Jam 3-4). Langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan meliputi tiga kegiatan, yakni kegiatan awal, inti, dan penutup. (a) Pertemuan Pertama Saat guru memasuki kelas, suasana di dalam kelas tampak gaduh karena ada beberapa siswa yang sedang bercanda. Namun, ketua kelas dengan sigap memberi komando kepada teman-temannya untuk bersiap memberi salam kepada guru. Setelah guru menjawab salam dari siswa, siswa duduk dengan serentak. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa termasuk sikap dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Guru
menanyakan alasan siswa yang tidak hadir kepada ketua kelas. Selanjutnya, untuk mengecek kesiapan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dilakukan dengan melihat situasi kelas gaduh atau tenang sehingga pembelajaran bisa dimulai. Kemudian, guru menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Tugas yang diberikan guru pada pertemuan sebelumnya adalah mengenai hasil wawancara terhadap narasumber. Setelah semua siswa mengumpulkan tugas, barulah guru memulai pembelajaran. Mengawali pemberian materi yang akan dibahas pada pertemuan tersebut, guru memberikan apersepsi kepada siswa. Pemberian apersepsi dilakukan dengan cara menanyakan puisi apa yang disukai oleh siswa. Sebagian besar siswa menyebutkan puisi yang berjudul "aku" karya Khaeril Anwar. Dari puisi tersebut, guru menanyakan mengenai siapa yang menciptakan puisi tersebut. Siswa secara serentak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Puisi aku diciptakan oleh Khaeril Anwar. Setelah memberikan apersepsi yang terkait materi pelajaran, guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. (1) Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan rima dan (2) Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima. Tujuan pembelajaran disampaikan oleh guru sekaligus yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut adalah (1) Siswa mampu mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait, irama, dan rima (2) Siswa mampu membedakan bentuk pantun dan syair (3) Siswa mampu menulis pantun/ syair dengan memperhatikan bait, irama, dan rima (4) Siswa mampu menyunting puisi lama (pantun/syair) yang dibuat
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 teman (5) Siswa mampu mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima (6) Siswa mampu menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima (7) Siswa mampu menyunting puisi baru yang dibuat teman. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan penyampaian materi yang dibahas pada pertemuan tersebut, yakni mengenai "mencipta puisi melalui teknik copy master". Sebelum masuk ke dalam materi, yakni mencipta puisi, terlebih dahulu guru memberikan materi mengenai puisi. Siswa menyimak dengan saksama penjelasan guru. Selain itu, siswa juga mencatat materi yang diberikan oleh guru. Kemudian, guru menjelaskan materi mengenai mencipta puisi. Untuk mempertajam pemahaman siswa mengenai mencipta puisi, guru memberikan contoh puisi. Dari contoh tersebut, guru mengharapkan siswa lebih mudah memahami puisi. Setelah membaca dan memahami contoh yang diberikan, guru bersama siswa membahas contoh puisi tersebut. Dari pembahasan tersebut, didapatkan penjelasan bahwa puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Dalam pembahasan tersebut, guru secara langsung memberikan pengertian mengenai puisi. Dari observasi yang dilakukan terhadap siswa, mereka tidak mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi berusaha menemukan penjelasan atas materi pada buku teks bahasa Indonesia.. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap materi, guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah diberikan. Guru menanyakan
mengenai apa itu puisi. Kemudian, siswa secara bergiliran dengan mengacungkan tangan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru juga memberikan penghargaan atas pencapaian hasil belajar siswa. Penghargaan yang diberikan oleh guru berupa kata-kata untuk memotivasi siswa dalam belajar. Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru menghimbau siswa untuk berlatih mencipta puisi. Ketua kelas kembali memberi komando kepada teman-temannya untuk memberikan salam penutup pada akhir pelajaran. (b) Pertemuan Kedua Sebelum memasuki kelas, guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan oleh siswa dalam mencipta puisi. Siswa tampak tenang saat guru memasuki kelas. Setelah menerima aba-aba dari ketua kelas, seluruh siswa langsung berdiri dan mengucapkan salam kepada guru. Guru pun membalas salam dari siswa dan mempersilakan siswa untuk duduk kembali. Mengawali pembelajaran mencipta puisi pada pertemuan kedua ini, guru menanyakan kepada siswa mengenai kesiapan siswa dalam mencipta puisi. Metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menciptakan puisi adalah (a) metode ceramah, (b) penugasan, (c) diskusi, dan (d) tanya jawab. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran mencipta puisi, telah dirancang sebelumnya oleh guru. Metode-metode tersebut tertuang pada rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Jadi, sebelum memberikan suatu materi pelajaran kepada siswa, guru selalu membuat rencana pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pedoman saat mengajar di kelas. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru disesuaikan dengan materi
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 pelajaran. Selain itu, faktor waktu dan tujuan pembelajaran juga menentukan metode yang digunakan oleh guru. 1. Media Pembelajaran yang Digunakan oleh Guru Dalam penyampaian materi, guru menggunakan media berupa teks puisi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Media pembelajaran yang digunakan dapat memperjelas penyajian materi pembelajaran. Dari contoh puisi tersebut, siswa dapat lebih mudah mengenali unsur-unsur dalam mencipta puisi karena berhadapan langsung dengan contohnya. Dari naskah tersebut, guru menyuruh siswa untuk menganalisis unsur-unsur serta bagian-bagiannya. 2. Langkah-langkah Penciptaan Puisi Setelah menyampaikan materi mengenai puisi, guru menyampaikan langkah-langkah dalam menciptakan puisi. Langkahlangkah tersebut antara lain sebagai berikut. a. Pencarian ide b. Pengendapan (perenungan) c. Penulisan d. Perbaikan atau revisi Langkah-langkah tersebut akan menjadi acuan siswa dalam berlatih menciptakan puisi. Hambatan-hambatan yang Dihadapi oleh Siswa dalam Belajar Mencipta Puisi melalui Teknik copy master Hambatan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar mencipta puisi melalui teknik copy master adalah kekurangmampuan siswa dalam mencipta pengimajinasian dan kurang pengalaman serta pengetahuan dan kekurangmampuan siswa dalam mencari atau menemukan kata ataupun kalimat yang tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan.
Pembahasan hasil penelitian akan difokuskan pada temuan penting mengenai pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master di kelas X SMA Saraswati Seririt. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat dipaparkan pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master secara lebih mendalam dalam pembahasan berikut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master pada siswa kelas X sudah berhasil dengan baik. Hal ini terbukti dengan skor yang diperoleh siswa dalam menulis naskah drama sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), yakni 76. Skor ratarata siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimat belajar. Pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master siswa kelas X berlangsung dalam dua kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajaran pada kelas X, meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir. Setelah melihat hasil belajar siswa yang dicapai oleh siswa, guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berlatih mencipta puisi. Dalam hal ini, guru menggunakan metode penugasan. Menurut Djajadisastra (1985: 46), metode tugas adalah cara belajar yang dicarikan oleh adanya kegiatan perencanaan antara siswa dan guru mengenai suatu persoalan atau masalah yang harus diselesaikan atau didiskusikan oleh siswa dalam jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara guru dan siswa. Metode tugas akan merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual. Selain itu, penugasan dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. Selanjutnya, guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Dalam pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 master, guru tidak mengalami hambatan yang bersifat teoretis. Guru sudah menggunakan bukubuku, seperti: (a) Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia dan (b) LKS Bahasa dan Sastra Indonesia, sebagai penunjang materi pelajaran. Hambatan yang dihadapi oleh guru adalah ada beberapa siswa yang ribut dan kurang memperhatikan pelajaran saat pelajaran berlangsung. Namun, hambatan tersebut dapat diatasi oleh guru dengan cara-cara, seperti: (a) menunjuk langsung siswa-siswa yang kurang memperhatikan penjelasan untuk menjawab pertanyaan terkait dengan materi, (b) mendatangi atau berdiri di samping siswa yang ribut atau mengobrol agar memperhatikan penjelasan guru, dan (c) menyuruh siswa mengulang kembali penjelasan yang telah disampaikan guru. Kontrol yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dapat mendisiplinkan siswa. Untuk belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2005: 1) yang menyatakan bahwa pembelajaran akan lebih berhasil apabila siswa memiliki: (1) kesadaran atas tanggung jawab dalam belajar, (2) cara belajar yang efisien, dan (3) syarat-syarat yang diperlukan dalam pembelajaran. Hambatan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar mencipta puisi melalui teknik copy master adalah kekurangmampuan siswa dalam mencipta pengimajinasian dan kurang pengalaman serta pengetahuan dan kekurangmampuan siswa dalam mencari atau menemukan kata ataupun kalimat yang tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran. Dalam hal ini, guru juga menggunakan metode tanya jawab
untuk mengatasi hambatan yang ditimbulkan oleh siswa. Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa sekalipun ketika siswa itu sedang ribut atau mengantuk (Djamarah dan Zain, 1996: 107). Dengan metode tersebut, siswa tidak akan berani lagi untuk ribut ataupun tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Jika tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa yang ribut tersebut akan merasa malu kepada temantemannya. Jika dengan cara memberikan pertanyaan siswa masih ribut ataupun tidak memperhatikan pertanyaan guru, guru memberikan teguran secara langsung ataupun menghampiri tempat duduk siswa. Guru akan menyuruh siswa untuk mengulangi yang disampaikan oleh temannya. Cara-cara seperti ini tidak dilakukan guru saat pembelajaran mencipta puisi saja, tetapi juga pada pembelajaran lainnya. Dalam pembelajaran mencipta puisi melalui teknik copy master, siswa dituntut untuk mampu menghasilkan sebuah karya sastra, yaitu teks puisi melalui teknik copy master. Dalam hal ini, siswa kelas X SMA Saraswati Seririt sudah mampu untuk menciptakan puisi. Dengan menciptakan sebuah karya sastra, khususnya teks puisi, siswa dapat dikatakan melakukan apresiasi terhadap karya sastra. Apresiasi sastra dipandang sebagai sikap menghargai sastra. Effendi (dalam Tambajong, 1982: 10) menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan terhadap cipta sastra tersebut. Dalam pembelajaran apresiasi puisi. Pembelajaran sastra, khususnya pembelajaran mencipta puisi dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 mengapresiasi karya sastra. Kegiatan mengapresiasi karya sastra berkaitan erat dengan pelatihan mempertajam perasaan penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap budaya masyarakat, dan lingkungan hidup. Sastra memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan. Sastra dalam kehidupan masyarakat sastra mempunyai beberapa fungsi, yaitu: (1) fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya, (2) fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya, (3) fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat atau pembacanya karena sifat keindahannya, (4) fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca atau peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi, dan (5) fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani oleh para penikmat atau pembaca sastra. Sejalan dengan hal itu, pembelajaran sastra dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk meningkatkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai kehidupan dan kearifan dalam menghadapi lingkungan, realitas kehidupan, dan sikap pendewasaan. Melalui pembelajaran sastra, diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia dewasa yang berbudaya, mandiri, sanggup mengekspresikan diri dengan pikiran dan perasaannya dengan baik, berwawasan luas, kritis, berkarakter, halus budi pekerti, dan santun. Dari berbagai karakter yang dapat dibentuk melalui pembelajaran sastra, diharapkan siswa mampu membentuk dirinya menjadi manusia yang seutuhnya,
lengkap dengan keunikannya sehingga dapat hidup di tengahtengah masyarakat dengan terus berkarya demi mengisi kehidupan yang bermanfaat dan bermakna. Komponen pembelajaran dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain komponen pembelajaran, halhal yang harus dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar, yakni (1) menginformasikan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (2) menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa, (3) melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok, (4) melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya sehingga siswa mendapatkan informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya, (5) melakukan improvisasiimprovisasi yang bertujuan menciptakan rasa senang anak terhadap belajar, (6) menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar, dan (7) menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran menciptakan puisi melalui teknik copy master pada siswa kelas X SMA Saraswati Seririt berlangsung selama dua kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru di kelas X meliputi 3 tahap, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pembelajaran mencipta puisi sudah berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil pembelajaran yang dicapai
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 oleh siswa. Siswa mendapatkan nilai di atas KKM, yakni di atas 76. Hambatan yang dihadapi siswa dalam belajar mencipta puisi melalui teknik copy master adalah kekurangmampuan siswa dalam mencipta pengimajinasian dan kurang pengalaman serta pengetahuan dan kekurangmampuan siswa dalam mencari atau menemukan kata ataupun kalimat yang tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan. Setelah penelitian ini dilaksanakan, peneliti dapat memberikan saran bahwa Bagi siswa dapat mengatasi kesulitan dalam mencipta puisi, sehingga siswa dapat mencipta puisi dengan baik dan dalam diri siswa tumbuh kegairahan dalam mencipta puisi. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat membuka cakawala guru dan dapat dijadikan strategi alternatif dalam mengelola pembelajaran mencipta puisi dengan menggunakan teknik copy master sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran menulis puisi di sekolah. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti lain ketika melakukan penelitian sejenis.
DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru. Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktek. Yogjakarta: Rineka Cipta. Budiyanto. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Melalui Metode Copy The Master Kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Ngrambe Ngawi.http://www.pbindopp sunisma.com/wpcontent/uploads/2013/08/9BUDIYANTO-157-168.pdf. Diakses tanggal: 12 Juli 2015 jam 11.00. Damono, Sapardi Djoko. 2000. Priyayi Abangan. Yogyakarta: Bentang Budaya. Daryanto, S.S. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Apollo Surabaya. Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak. Moody H.L.B. 1971. Metode Pengajaran Sastra. (Saduran B. Rahmanto). Jogjakarta: Kanisius. Nasin, Alkabumain. 2013. Teknik copy the master. http://www. veronica.staff.gunadarma …32918/teknik+menulis.pd f. Diakses tanggal: 25 Juli 2015 jam 21.00. Situmorang. 1983. Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Medan: Nusa Indah. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.