Penurunan Tingkat Kecemasan .... (Hadiya Risyadi) 78
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN SEMSESTER MELALUI TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS PADA SISWA KELAS X DI SMA N 1 PLERET THE EFFECT OF DESENSITIZATION SYSTEMATIC TECHNIQUE TOWARD ON DESCENDING THE STUDENTS’ANXIETY TO FACE THE FINAL EXAM IN THE 10TH GRADE IN SMA N 1 PLERET Oleh: Hadiya Risyadi, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan tingkat kecemasan siswa kelas X dalam menghadapi Ujian Semester di SMA N 1 Pleret melalui teknik desensitisasi sistematis. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dengan teknik pengumpulan data kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah lima siswa kelas X. 1 SMA N 1 Pleret dengan kategori kecemasan tinggi. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan Skala Kecemasan. Uji validitas instrumen menggunakan expert judgement, sedangkan uji skala reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dan diperoleh koefisien 0,908. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah; 1) kecemasan siswa dapat diturunkan melalui teknik desensitisasi sistematis, hal ini dibuktikan dengan perolehan rata-rata pada kategori tinggi menjadi kategori rendah pada post-test. 2) Proses menurunkan kecemasan melalui teknik desensitisasi sistematis yaitu dengan mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan kecemasan, kemudian mengubahnya dengan kondisi yang nyaman melalui relaksasi dengan proses berulang-ulang, sehingga membuat rasa cemas perlahan menurun bahkan sampai tidak mengalami kecemasan lagi. Kata kunci: kecemasan, ujian semester, desensitisasi sistematis
Abstract The objective of this research is to descend the students’ anxiety level of the 10th grade students in SMA N 1 Pleret to face the final exam through the desensitization systematic technique. The researcher used an action research method and quantitative approach in collecting the data. The subject of this study was five students at class X with high anxiety level. The data of study was obtained by using Anxiety Scale. The validity of the instrument was tested using expert judgment, whereas the scale reliability was tested using Alpha Cronbach formula the coefficient were obtained was 0,908. The data was analysed using squantitative descriptive technique. The results of this study were; 1) The students’ anxiety could be reduced through systematic desensitization technique, it was proved by the dec of the anxiety decadened of the anxiety level from high level at pre test to low level at psot test. 2) The Process of decanding of anxiety level through desenzitization systematic tecjnique were throught some step as follows; (a) Idebtied the couses of anxiety, (b) changed the condition that caused the anxiety to the more confortable condition through relaxtion up to the anxiety level reached low level. Keywords: anxiety, the final exam, desensitization systematic
Pelaksanaan Ujian Nasional pada beberapa tahun
PENDAHULUAN Penyelenggaraan
Ujian
Nasional
terakhir selalu penuh dengan kontroversial yang
merupakan bentuk evaluasi guna meningkatkan
menimbulkan
pro
mutu pendidikan di Indonesia yang dilakukan
pendidikan.
Menteri
pemerintah serta dijadikan sebagai salah satu
Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan
penentu kelulusan dan dasar keberlanjutan
mengungkapkan bahwa pemerintah tidak akan
pendidikan
menghapus Ujian Nasional, namun hasil Ujian
siswa
ke
jenjang
berikutnya.
dan
kontra
di
dunia
Kebudayaan
dan
79 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-5 2016
Nasional tidak jadi tolok ukur kelulusan, Ujian
penentu kenaikan kelas, juga dijadikan sebagai
Nasional 2014/2015 hanya dijadikan pemetaan
salah satu penentu kelulusan siswa.
pemerataan
kualitas
pendidikan
nasional
(Kompasiana, 2014). Sebagai
Hal ini diperkuat berdasarkan hasil penelitian
upaya
menghadapi
Ujian
mengurangi
Semester yang dilakukan oleh I Gede Tresna
polemik tentang pengadaan Ujian Nasional pada
(2011: 103) menyatakan bahwa kecemasan
tahun ajaran 2014/2015 Pemerintah dan Badan
menghadapi Ujian Semester dipicu oleh kondisi
Standar
(BSNP)
pikiran, perasaan dan perilaku motorik yang
menggunakan formula baru yang tertuang dalam
tidak terkendali. Manifestasi kognitif yang tidak
Permendikbud No. 144 Tahun 2014 berkenaan
terkendali menyebabkan kondisi menjadi tegang,
kriteria
manifestasi
Nasional
Pendidikan
kelulusan
penyelenggaraan kelulusan
untuk
kecemasan
Ujian
Ujian
siswa
Nasional
atau
Nasional.
Kriteria
Ujian
Nasional
untuk
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
adalah
afektif
mengakibatkan
yang
tidak
timbulnya
terkendali
perasaan
akan
terjadinya hal buruk, dan perilaku motorik yang
nilai
tidak terkendali menyebabkan siswa menjadi
akhir setiap mata pelajaran yang di Ujian
gugup dan gemetar saat menghadapi Ujian
Nasional-kan paling rendah 4,0 dan rata-rata
Semester.
nilai akhir untuk semua mata pelajaran paling rendah 5,5. Pada
Menanggapi permasalahan tersebut dan terkait dengan kewajiban konselor sekolah, maka
tahun
ajaran
2013/2014,
sudah tentunya dibutuhkan model konseling
pengumuman hasil Ujian Nasional yang mana
yang
tes sudah dilaksanakan pada tanggal 14-16 April
kecemasan siswa tersebut yang penyebabnya
2014, pada tahun ajaran tersebut tercatat tingkat
sangat
kelulusan Ujian Nasional jenjang SMA/MA
kecemasan yang dihadapi oleh siswa maka
mencapai
peserta.
teknik desensitisasi sistematis diprediksikan
Keberhasilan pada peningkatan kelulusan siswa
mampu menurunkan tingkat kecemasan siswa
SMA yang hampir merata di berbagai daerah
dalam menghadapi Ujian Semester.
dengan menggunakan formula baru ternyata
Wolpe
menimbulkan sebuah sumber ketakutan dan
mengembangkan suatu respon yakni relaksasi,
presepsi-prespsi baru yang negatif bagi siswa
yang secara psikologis bertentangan dengan
terhadap Ujian Semester. Berdasarkan hasil
kecemasan
pengamatan terhadap beberapa siswa SMA,
disosialisasikan dengan aspek-aspek dari situasi
ketakutan
yang
99,52%
siswa
dari
dalam
total
menghadapi
Ujian
efektif
untuk
variatif.
(dalam
menurunkan
Berdasarkan
Corey,
yang
mengancam.
2009:
tingkat
paradigma
209)
secara
Desensitisasi
telah
sistematis
sistematis
Semester menjadi lebih besar dikarenakan
adalah teknik yang cocok digunakan untuk
sekarang nilai Ujian Semester menjadi memiliki
menangani
peran sangat penting, selain sebagai salah satu
menganggap teknik ini hanya dapat diterapkan pada
fobia,
penanganan
tetapi
keliru
apabila
ketakutan-ketakutan.
Penurunan Tingkat Kecemasan .... (Hadiya Risyadi) 80
Penelitian-penelitian yang membuktikan bahwa
terapi terhadap respon yang tidak konsisten
teknik desensitisasi sistematis dapat menurunkan
dengan kecemasan yang dialami siswa sehingga
tingkat kecemasan siswa telah banyak dilakukan,
teknik ini akan berupaya mengkondisikan siswa
di antaranya penelitian Ayu Kurnia Sari (2012:
dari yang tidak nyaman menjadi lebih tenang dan
12) menyatakan penerapan model konseling
relaks dalam menghadapi Ujian Semester.
behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis
Dari
penjabaran
uraian
dikemukakan,
siswa, hal ini terbukti dari peningkatan skor
penerapan teknik desensitisasi sistematis dapat
kecemasan siswa berdasarkan hasil penyebaran
berpengaruh
kuesioner
skor
kecemasan dalam menghadapi Ujian Semester,
kecemasan siswa 62,15% menjadi 66,3% pada
sehingga siswa yang memiliki persepsi bahwa
siklus I dan dari 66,3% menjadi 82,85% pada
Ujian
siklus II, data tersebut menunjukan bahwa terjadi
menakutkan secara bertahap berubah menjadi
peningkatan persentase skor sebesar 4,15% dari
sesuatu hal yang tidak menakutkan dengan
kondisi awal ke siklus I dan 16,55% dari siklus I
perasaan dapat menaklukannya.
Persentase
terhadap
Semester
dengan
telah
efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan
kecemasan.
diharapkan
yang
penurunan
merupakan
adanya
tingkat
momok
yang
ke siklus II, semakin tinggi persentase skor kecemasan semakin rendah kriteria kecemasan yang dialami siswa ketika menghadapi Ujian
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Semester.
Penelitian
Berdasarkan
jenis
penelitian tindakan (action research). Tujuan
penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan
penelitian menggunakan penelitian tindakan
bahwa
adalah untuk mengetahui proses menurunkan
diprediksikan
dari
menggunakan
penelitian-
teknik
hasil
ini
desensitisasi
mampu
sistematis
menurunkan
tingkat
tingkat
kecemasan
siswa
kelas
X
dalam
kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian
menghadapi Ujian Semester di SMA N 1 Pleret
Semester. Diprediksikan efektif karena pada
melalui teknik desensitisasi sistematis.
dasarnya
kecemasan
siswa
terjadi
akibat
kekurang mampuan momposisikan diri dalam
Waktu dan Tempat Penelitian
situasi Ujian Semester, sehingga memunculkan
Penelitian ini berlokasi di SMA N 1
ketegangan dan pikiran yang kurang rasional.
Pleret yang beralamat di Jl. Kedaton, kecamatan
Dalam hal ini dilakukan penelitian untuk
Pleret,
mengatahui seberapa besar efektivitas pemberian
Istimewa
model
konseling
tersebut
sebagai
upaya
menurunkan tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester. Menurut Sofyan Willis (2004: 71) teknik desensitisasi sistematis bertujuan mengajarkan siswa untuk memberikan
kabupaten
Bantul, provinsi
Yogyakarta.
Waktu
Daerah
pelaksanaan
penelitian yaitu pada tanggal 27 Juli 2015 sampai dengan 15 Agustus 2015.
81 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-5 2016
berupa angka yang mengambarkan kategori
Target/Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian adalah siswa
tingkat kecemasan subjek penelitian dalam
kelas X.1 SMA N 1 Pleret tahun ajaran
menghadapi Ujian Semester, meliputi sangat
2015/2016 yang berjumlah 5 siswa.
rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi.
Prosedur
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan
Prosedur dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan
deskriptif kuantitatif.
tahap tindakan. Tahap
pra
tindakan
meliputi,
Menentukan subjek penelitian. 3) Berkoordinasi dengan guru bimbingan dan konseling. 4)
ini yaitu dengan cara menginprentasikan skor skala
kecemasan
Ujian
Semester
untuk
mengetahui tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester. Pemaknaan skor
Menyusun jadwal penelitian. tindakan
Analisis data kuantitatif dalam penelitian
1)
Menyusun dan menyiapkan skala kecemasan. 2)
Tahap
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
yaitu
proses
dan
penerapan tingkat kecemasan siswa kelas X dalam menghadapi Ujian Semester di SMA N 1 Pleret melalui teknik desensitisasi sistematis dengan satu siklus (I). Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, dan observasi, serta refleksi. Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian
dalam skala kecemasan Ujian Smester ini menggunakan kategorisasi jenjang, meliputi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Lima ketegorisasi tersebut dijabarkan sebagai berikut (Saifuddin Azwar, 2010: 107): X ≤ (μ)-1,5σ
: sangat rendah
(μ)-1,5σ < X ≤ (μ)-0,5σ
: rendah
(μ)-0,5σ < X ≤ (μ) +0,5σ
: sedang
(μ)+0,5σ < X ≤ (μ)+1,5σ
: tinggi
(μ)+1,5σ < X
: sangat tinggi
ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan memberikan skala kemampuan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pemilihan karir kepada subjek penelitian. Skala
Hasil Penelitian
kecemasan Ujian Semester berisi 45 aitem pernyataan
yang
dibagi
dalam
pernyataan
kecemasan
tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester sebelum diberikan tindakan yaitu
favourable dan unfavourable. Skala
Berdasarkan hasil pre-test diketahui bahwa
Ujian
Semester
bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester subjek penelitian sebelum (pre-test) dan sesudah (posttest) diberikan tindakan. Data yang dihasilkan dari instrumen skala kecemasan Ujian Semester
berada dalam kategori rendah. Dibawah ini disajikan tabel pre-test siswa kelas X.1 dengan kategori kecemasan tinggi.
Penurunan Tingkat Kecemasan .... (Hadiya Risyadi) 82
Tabel 2. Skor Pre-test Subjek Penelitian No.
Nama
Skor
Pertemuan kedua adalah pelatihan relaksasi
Kategori
atau membayangkan sesuatu hal yang membuat
1.
AD
128
Tinggi
diri menjadi lebih nyaman. Pelatihan ini
2.
DR
139
Tinggi
dilakukan untuk mempermudahkan siswa dalam
3.
IB
130
Tinggi
mencapai kondisi nyaman selama proses teknik
4.
IO
130
Tinggi
desensitisasi sistematis. Hal ini dikarenakan
5.
UI
124
Tinggi
dalam teknik desnsitisasi sistematis, relaksasi
130,2
Tinggi
berperan sangat penting.
Rata-rata
Berdasarkan hasil pre-test tersebut, maka
Pertemuan ketiga adalah tahapan utama
peneliti dapat menerapkan tindakan berupa
pelaksanaan tindakan dengan pemberian teknik
teknik desensitisasi sistematis guna menurunkan
desensitisasi
sistematis
tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi
menurunkan
tingkat
Ujian Semester. Kriteria keberhasilan dalam
menghadapi Ujian Semester.
pada
siswa
kecemasan
untuk dalam
tindakan ini adalah ketika siswa telah mencapai
Hasil tindakan dari pelaksanaan teknik
kategori sedang sampai dengan rendah tingkatan
desensitiasi sistematis untuk menurunkan tingkat
kecemasannya atau skor yang diperoleh sudah
kecemasan siswa dalam penelitian ini dapat
mencapai ≥ 101,25.
dilihat dari hasil post-test yang dilakukan setalah
Proses pemberian tindakan dilakukan melalui
kegiatan pemberian tindakan ketiga selesai.
satu siklus yang terdiri dari tiga pemberian
Tindakan
dinilai
berhasil
jika
skor
yang
tindakan. Setiap tindakan dalam penelitian ini
diperoleh sudah mencapai skor dengan hasil ≤
dilaksanakan satu kali pertemuan dan di setiap
101,25 dengan kategori sedang sampai dengan
pertemuan
dilaksanakan
Tiap-tiap
tindakan
beberapa
kegiatan.
rendah, sehingga membawa pengaruh positif
dilaksanakan
dengan
terhadap penampilan belajar dan meningkatkan
mengikuti tahapan dalam teknik desnsitisasi
hasil belajar. Pendapat ini sejalan dengan yang
sistematis, yaitu 1) Mengidentifikasi kondisi
dikemukakan oleh Elliot (1996: 342), bahwa
yang menyebabkan kecemasan, 2) Pelatihan
pada dasarnya kecemasan dalam tingkat rendah
relaksasi, 3) Proses penurunan kecemasan.
sampai sedang berpengaruh positif terhadap
Pertemuan pertama adalah diskusi mengenai
penampilan belajar siswa, salah satunya dapat
kecemasan dan penjelasan tentang penggunaan
meningkatkan motivasi belajar. Sebaliknya, akan
serta manfaat teknik desensitisasi sistematis
memberikan pengaruh buruk apabila kecemasan
kemudian mengidentifikasi penyebab kecemasan
tersebut pada taraf yang tinggi.
yang dialami oleh siswa dalam menghadapi
Berdasarkan
hasil
post-test
yang
penyebab
dilakukan telah terjadi penurunan dari rata-rata
kecemasan ini yang nantinya akan menjadi
pre-test dan post-test. Berikut ini data dari
hirarki kecemasan. Hirarki kecemasan disusun
penurunan skor kecemasan subjek:
Ujian
Semester.
Identifikasi
berdasarkan focus group discussion.
83 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-5 2016
Tabel 2. Skor post-test No.
Nama
dari skor pre-test 130,2 menurun menjadi 94,6 Skor
Kategori
pada skor post-test. Siswa yang mendapatkan skor tingkat kecemasan dengan kategori rendah
1.
AD
2.
DR
3.
IB
4.
IO
5.
UI
109 92 87 91 94 94,6
Rata-rata
Sedang Rendah
sebanyak 4 siswa dan 1 siswa mendapatkan skor tingkat kecemasan dengan kategori sedang, yang artinya sudah sesuai dengan hasil kriteria
Rendah
keberhasilan yang ditentukan peneliti. Kecemasan
Rendah
siswa
sudah
menurun,
sehingga siswa tidak lagi membayangkan hal-hal Rendah Rendah
buruk tentang Ujian Semester, tidak menggagap dirinya bodoh, tidak mengaggap semua yang dilakukan sia-sia dan tidak memilik target-target terlalu tinggi yang tidak realistis. Berikut ini
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan
teknik
desensitisasi
disajikan gambar dari rangkuman menurunnya kecemasan siswa dari hasil pre-test dan post-test:
sistematis dalam rangka menurunkan tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester telah selesai dilaksanakan dengan baik dan telah berjalan sesuai dengan tujuan karena hasil dari rata-rata skala menunjukkan adanya penurunan, yaitu skor rata-rata kecemasan pada pre-test
130,2
dan
post-test
94,6
maka
mengalami penurunan kecemasan sebanyak 35,6 Gambar 1. Penurunan Kecemasan Menghadapi Ujian Semester
poin.
Siswa
Tabel 3. Data Penurunan Skor Kecemasan Siswa Dari Gambar 1 (halaman 6) dapat x No Nama Pre- PENURUNAN test 1 AD 128 19 2 DR 139 47 3 IB 130 43 4 IO 130 39 5 UI 124 33 Rata-rata 130.2 35.6
x Posttest 109 92 87 91 94 94.6
Dalam Tabel 3 (halaman 6) dapat dilihat hasil dari rata-rata skor tingkat kecemasan siswa mengalami penurunan sebesar 35,6 poin, yaitu
diketahui bahwa secara skor tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Semester telah menurun pada satu siklus pemberian tindakan dengan teknik desensitisasi sistematis. Tingkat kecemasan siswa sudah mencapai kondisi yang cukup baik. Secara rata-rata, skor siswa menurun dari kategori tinggi menjadi rendah, dengan demikian skor tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan penelitian sehingga guru bimbingan dan konseling dan peneliti yang menjadi satu dalam
tim
penelitian
sepakat
untuk
Penurunan Tingkat Kecemasan .... (Hadiya Risyadi) 84
menghentikan penelitian atau tidak melanjutkan
tindakan dengan teknik desensitisasi sistematis
ke siklus berikutnya.
dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
Penurunan kecemasan siswa menghadapi Ujian
tahapan-tahapan yang dijelaskan oleh Gantina
Semester pada penelitian ini dilakukan dengan
Komalasari (2011: 193) yaitu mulai dari analisis
mengubah atau menghapus tingkah laku respon
tingkah laku yang membangkitkan kecemasan,
yang berlawanan dengan tingkah laku yang
menyusun
tingkat
kecemasan,
hendak
relaksasi,
sampai
dengan
dihapuskan
menggunakan
teknik
desnsitisasi sistematis. Hal ini sejalan dengan
bahwa
desensitisasi
sistematis
pelaksanaan
desensitisasi sistematis.
pendapat Gantina Komalasari (2011: 193) yang mengatakan
pelatihan
Setelah
pemberian
tindakan
selesai,
peneliti memberikan post-test menggunakan
digunakan untuk menghapus rasa cemas dan
skala
tingkah laku menghindar secara bertahap.
mengetahui hasil setelah pemberian tindakan
Desensitisasi sistematis dalam penelitian
selesai
kecemasan
dilakukan.
yang
Hasil
digunakan
dari
untuk
post-test
ini dilakukan dengan menerapkan pengkondisian
menggunakan skala kecemasan pada siswa yang
klasik, yaitu melemahkan kekuatan stimulus
dilakukan setelah pemberian tindakan ketiga
penghasil kecemasan, gejala kecemasan dapat
selesai adalah siswa AD menurun dari 128 poin
dikendalikan dan dihapus melalui penggantian
menjadi 109 poin, siswa DR dari 139 poin
stimulus.
menjadi 92 poin, siswa IB menurun dari 130
Teknik
melibatkan
desensitisasi
relaksasi
siswa
poin menjadi 87 poin, siswa IO menurun dari
mengasosiasikan keadaaan santai atau situasi
130 poin menjadi 91 poin, dan siswa UI
yang membuat nyaman dan tenang dengan
menurun dari 124 poin menjadi 94 poin serta
pengalaman
yang
hasil rata-rata siswa menurun dari 130,2 poin
dibayangkan atau divisualisasi. Situasi atau
menjadi 94,6 poin (lihat Tabel 3, halaman 6).
pengalaman pembangkit kecemasan dihadirkan
Dengan demikian, berdasarkan hasil skor yang
dalam suatu rangkaian dari yang paling ringan ke
didapatkan siswa secara rata-rata tersebut sudah
yang paling berat. Purnomo (dalam ifdil, 2012)
mencapai kriteria keberhasilan penelitian, seperti
mengatakan relaksasi dilakukan pada setiap
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya,
situasi dalam suatu hirarki yang dimulai dari
kriteria keberhasilan penelitian ini adalah skor
situasi
dengan hasil ≤ 101,25 dengan kategorisasi
yang
untuk
sistematis
pembangkit
paling
melatih
kecemasan
kecil
menimbulkan
kecemasan.
sedang sampai dengan rendah, sehingga guru
Dalam penelitian ini, dilakukkan satu
bimbingan dan konseling dan peneliti yang
siklus dengan tiga kali pemberian tindakan, hasil
menjadi satu dalam tim penelitian sepakat untuk
dari pemberian tindakan tersebut menunjukkan
menghentikan penelitian atau tidak melanjutkan
siswa mengalami penurunan kecemasan dalam
ke siklus selanjutnya.
menghadapi
Ujian
Semester.
Hal
ini
Hasil dari penelitian ini sejalan atau
menunjukkan bahwa pelaksanaan pemberian
sesuai dengan hasil penelitian relevan yang
85 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-5 2016
dilakukan sebelumnya oleh I Gede Tresna pada
dirasakan siswa dan mengurutkannya
tahun
desensitisasi
menjadi hirarki penyebab kecemasan dari
sistematis yang berhasil untuk menurunkan
yang paling ringan ke yang paling berat,
tingkat kecemasan.
kemudian mengubahnya dengan kondisi
Meskipun kecemasan dalam penelitian ini telah
atau situasi yang membuat siswa menjadi
mengalami
lebih nyaman melalui relaksasi dengan
2011
mengenai
teknik
penurunan
setelah
pemberian
tindakan dengan teknik desensitisasi sistematis,
proses
berulang-ulang,
sehingga
namun penelitian ini masih bersifat sementara,
membuat kecemasan sedikit demi sedikit
sehingga guru bimbingan dan konseling serta
menurun atau bahkan sampai tidak
siswa yang bersangkutan perlu mengulangi lagi.
merasakan kecemasan lagi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Marfiati (dalam ifdil,
2012)
yang
mangatakan
dengan
Saran Berdasarkan kesimpulan yang sudah
pengkondisian klasik, respon-respon yang tidak
dikemukakan sebelumnya, dapat disampaikan
dikehendaki dapat dihilangkan namun secara
beberapa saran diantaranya:
bertahap. Dengan ini, pada akhirnya tingkat
1. Kepada siswa yang sudah mendapatkan
kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian
pelatihan
Semester diharapkan dapat menurun secara
desensitisasi sistematis supaya dapat
permanen.
melatihnya
sendiri
didampingi
oleh
relaksasi
dalam
meskipun
peneliti
atau
tenik
tidak guru
SIMPULAN DAN SARAN
bimbingan dan konseling, sebagai suatu
Simpulan Berdasarkan
keterampilan khusus yang sangat berguna
pembahasan,
hasil
diperoleh
penelitian
kesimpulan
dan
sebagai
berikut:
yang
dapat
mengganggu
kehidupan
sehari-hari dan prestasi akademik.
1. Penerapan teknik desensitisasi sistematis efektif
untuk menurunkan tingkat kecemasan
untuk
menurunkan
2. Kepada guru bimbingan dan konseling,
tingkat
terkait dengan proses bimbingan dan
kecemasan siswa kelas X.1 di SMA
konseling disarankan untuk menerapkan
Negeri 1 Pleret. Hal ini terbukti dengan
teknik
penurunan rata-rata skor kecemasan pada
menurunkan tingkat kecemasan siswa.
siswa yaitu dari kategori kecemasan
3. Kepada peneliti selanjutnya dianjurkan
tinggi saat pre-test menjadi kategori
untuk lebih memperhatikan lagi prihal
kecemasan rendah saat post-test.
dalam
2. Proses menurunkan kecemasan melalui teknik
desensitisasi
sistematis
yaitu
dengan mengidentifikasi kondisi atau situasi
penyebab
kecemasan
yang
desensitisasi
mengurutan
sistematis
hirarki
untuk
penyebab
kecemasan, sehingga teknik ini lebih efektif lagi dalam menurunkan tingkat kecemasan siswa.
Penurunan Tingkat Kecemasan .... (Hadiya Risyadi) 86
DAFTAR PUSTAKA Ayu Kurnia Sari. (2013). Penerapan Model Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Untuk Meminimalisi Tingkat Kecemasan Dalam Proses Pembelajaran. E-jurnal Penelitian. Universitas Pendidikan Ganesha. Elliot, S.N., Kratochwill, T.R., Litlefield, J., & Travers, J.F. (1996). Educational Psychology (2nd). Madition: Brown and Benemark Company. Gantina Komalasari Komalasari. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks. Gerald Corey. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Refika Aditama. Ifdil.
(2012). Desensitisasi. Diakses dari http://konselingindonesia.com, pada tanggal 9 Oktober 2014, jam 10.19 WIB.
I Gede Tresna. (2011). Efektivitas Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian. E-jurnal Penelitian. Undiksha Singaraja. Kemendiknas, Permendikbud No. 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Ujian Nasional Saifuddin Azwar. (2015). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sofyan Willis. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.