PENERAPAN STRATEGI MEROTASIKAN PERTUKARAN PENDAPAT KELOMPOK EMPAT ORANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X IPA SMAN 3 PADANG Silvira1, Susi Herawati1 1Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract Mathematics learning that apply in senior High School 3 Padang have done use discussiun method. It is can look when the teacher give exercise to the students and then students doing by group. Sistematic in make the group is the first and second row included into one group. The third and fourth row included into one group and so on. So, forming the group only based on sit position of students when group discussion begin,not all of student that active in their group. There is student that only waiting the answer from their group mate. While they chatting and using handphone. One of learning strategy that can apply is applying the learning strategy with rotating quartet exchange. The purpose of this research is to test whether the students study result of mathematics that using learning strategy with rotating quartet exchange is better than using ordinary learning is X grade science class at senior high school 3 Padang. Senior high school 3 Padang consist of seven classes that homogen. The instrument that usied is test of study’s result. Based on student study’s result data of mathematics in both of sampel class. Doing test of hypotesis with t-test and got dan . Because the proposed hypothesis,so the hypotesis can accept in 95% confidence level. Thus the student study’s result that using learning strategy rotating quartet exchange is better than using ordinanry at X grade of science senior high school 3 Padang. Key Words : Active Learning
PENDAHULUAN
seterusnya,
Matematika merupakan salah satu
mata
pelajaran
dasar
yang
dipelajari disetiap jenjang pendidikan formal dan memegang peranan yang sangat
penting
Kualitas
dalam
pembelajaran
kehidupan. matematika
bisa dilihat dari aspek hasil belajar siswa. Hasil belajar yang memuaskan merupakan
indikator
tercapainya
proses pembelajaran yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar matematika dapat dipengaruhi beberapa faktor, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam diri siswa. Berdasarkan
hasil
observasi
yang penulis lakukan di SMAN 3 Padang pada tanggal 11 November-13 November 2013 bahwa pembelajaran matematika
sudah
menggunakan
metode diskusi. Ini terlihat ketika guru memberikan latihan kepada siswa kemudian secara
siswa
mengerjakannya
berkelompok.
Sistematika
pembagian kelompoknya adalah baris pertama satu kelompok dengan baris kedua, baris ketiga satu kelompok dengan baris keempat dan begitu
sehingga
pembentukan
hanya
berdasarkan
kelompoknya
tempat duduk siswa saja. Pada saat diskusi kelompok berlangsung tidak semua
siswa
yang
aktif
dalam
kelompoknya, ada siswa yang hanya menunggu
jawaban
dari
teman
kelompoknya sementara mereka ada yang mengobrol dan main hp. Selain itu ada juga siswa yang berjalan kekelompok
lain
berusaha
mencari jawaban, ini
untuk
dikarenakan
mereka tidak bisa menjawab latihan yang diberikan
oleh
kelompoknya.
Sehingga
kelompok
tidak
guru dalam
berjalan
diskusi dengan
maksimal. Hal ini dikarenakan guru yang tidak mengelola kelas dengan baik. Akibat pembelajaran matematika yang berlangsung seperti ini membuat hasil belajar matematika kelas X IPA SMAN 3 Padang tidak memuaskan dan masih banyak dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu alternatif
untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menerapkan
strategi
pembelajaran merotasikan pertukaran 2
pendapat Strategi
kelompok yang
empat
dikemukakan
orang.
Pembelajaran
adalah
proses
oleh
komunikasi fungsional antara guru
Silberman (2006:103) merupakan cara
dengan siswa dan siswa dengan siswa
terperinci
untuk
dalam rangka perubahan sikap dan
mendiskusikan permasalahan dengan
pola pikir. Pengertian ini juga berlaku
sebagian (dan biasanya memang tidak
untuk
semua) teman sekelas mereka.
Menurut Nikson (1992) menyatakan
Tujuan
bahwa
bagi
siswa
strategi
merotasikan
pembelajaran
pertukaran
pendapat
pembelajaran
matematika.
“Pembelajaran
matematika
adalah upaya membantu siswa untuk
kelompok empat dilaksanakan dalam
mengkonstruksikan
pembelajaran ini agar siswa dapat
atau
saling bekerja sama dan semua siswa
dengan kemampuan sendiri melalui
juga
dapat
konsep-konsep
prinsip-pronsip
matematika
terlibat
dalam
proses internalisasi sehingga konsep
Dengan
adanya
atau prinsip itu terbangu kembali
pertukaran anggota kelompok setiap
(dalam Muliyardi 2002: 3) “. Menurut
kali babak diharapkan siswa dapat
teori belajar Gagne (dalam Suherman
merasa
2003: 33)
pembelajaran.
nyaman
pada
saat
menyatakan bahwa
pembelajaran dan dapat memahami
“Dalam pembelajaran matematika ada
materi yang diberikan..
dua objek yang diperoleh siswa yaitu
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
apakah
hasil
belajar
objek
langsung
langsung.
dan
Objek
objek
langsung
fakta,
strategi
keterampilan. Sedangkan objek tidak
merotasikan
pertukaran pendapat kelompok empat
langsung
lebih
menyelidiki
baik
dari
hasil
belajar
prinsip,
berupa
matematika siswa yang menggunakan pembelajaran
konsep,
tidak dan
berupa
kemampuan
dan
memecahkan
matematika siswa yang menggunakan
masalah, belajar mandiri, dan tahu
pembelajaran biasa.
bagaiman semestinya belajar (dalam Suherman 2003: 33)”. 3
Dari beberapa pendapat diatas,
semenjak awal yang peneliti pakai
dalam pembelajaran
matematika
dalam
siswa
dua
objek
keterlibatan belajar langsung. Peneliti
matematika yaitu objek langsung dan
memakai perlibatan belajar langsung
objek tidak langsung. Objek langsung
tipe merotasikan pertukaran pendapat
yaitu fakta, konsep, prinsip, dan
kelompok
keterampilan.
merotasikan
mendapatkan
Serta
objek
tidak
penelitian
tiga
ini
adalah
Dalam
orang.
pertukaran
pendapat
langsung yaitu memiliki kemampuan
kelompok
untuk menyelidiki, belajar mandiri
menyelesaikan beberapa persoalan
dan
semestinya
dilakukan oleh kelompok dengan
belajar. Hal ini menuntut siswa untuk
beberapa susunan kelompok yang
aktif
berbeda.
tahu
bagaimana
dalam
kegiatan
belajar
tiga
orang,
Susunan
untuk
kelompok
mengajar. Untuk itu diperlukan peran
terbentuk dari pertukaran anggota
guru sebagai fasilitator, pembimbing,
kelompok
dan pengaruh bagi siswa dalam
memulai babak baru selama dalam
menerapkan
diskusi.
ide
mereka
dan
menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Menurut Silberman (2006: 61) dalam memulai pelajaran apapun, kita sangat perlu menjadikan siswa aktif semenjak awal. Jika tidak, kemungkinan besar kepasifan siswa akan melekat seperti semen yang butuh
waktu
lama
untuk
mengeringkannya. Salah satu strategi yang dapat menjadikan
siswa
belajar
aktif
yang
terjadi
disetiap
Adapun
prosedur
strategi
merotasikan
pertukaran
pendapat
kelompok
tiga
orang
menurut
Silberman (2006: 103) adalah: a) Susunlah beragam pertanyaan yang dapat
membantu
siswa
memulai
diskusi tentang isi materi pelajaran. Gunakan
pertanyaan
yang
tidak
memiliki jawaban benar atau salah, b) Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio). Aturlah kelompok trio tersebut di dalam ruang kelas 4
agar masing-masing dapat melihat
yang
kelompok yang di sisi kanan dan di
menemukan mereka. Hasilnya adalah
sisi
komposisi
kirinya.
Formasi
kelompok-
telah
berpindah
kelompok
dapat
trio
yang
kelompok tersebut dapat berbentuk
sepenuhnya
bundar atau persegi, c) Berikan setiap
pertukaran pendapat baru dengan
kelompok
pertanyaan baru. Naikkan tingkat
sebuah
pertanyaan
baru,
e)
Mulailah
pembuka (pertanyaan yang sama
kesulitan
untuk
kelompok)
memulai babak baru, f) Bisa merotasi
untuk dibahas. Pilihlah pertanyaan
trio- trio itu sebanyak pertanyaan
yang
telah
yang dimiliki dan waktu diskusi yang
disusun untuk memulai pertukaran
tersedia. Gunakan selalu prosedur
pendapat kelompok-kelompok itu, d)
rotasi yang sama.
masing-masing paling
ringan
yang
dari
pertanyaan
setiap
Setelah diskusi berlangsung dalam waktu
yang
masing-masing
cukup,
perintahkan
kelompok
untuk
Berdasarkan penerapan
kepada
merotasikan
anggotanya.
yang
dikemukakan oleh Silberman diatas,
memberikan angka 0, 1, atau 2 tiap-tiap
kutipan
strategi
pembelajaran
pertukaran
pendapat
Arahkan siswa yang bernomor 1
kelompok
untuk berpindah ke kelompok trio
memilih kelompok menjadi empat
satu searah jarum jam. Perintahkan
orang
siswa
untuk
peneliti memilih kelompok menjadi
berpindah ke kelompok trio dua
kuartet adalah jumlah siswa pada
searah jarum jam. Perintahkan siswa
kelas eksperimen ini sebanyak 36
yang bernomor 0 (nol) untuk tetap
orang dan ini akan membentuk 12
ditempat duduknya karena ia adalah
kelompok.
anggota tetap dari kelompok trio
kondisi kelas yang tidak begitu besar
mereka. Suruh mereka mengangkat
untuk membentuk 12 kelompok yang
tangan tinggi-tinggi sehingga siswa
nantinya akan menyulitkan siswa
yang
bernomor
2
tiga (kuartet).
Karena
orang,
peneliti
Pertimbangan
melihat
juga
5
untuk melakukan rotasi. Maka dari
dari hasil belajar matematika siswa
itu peneliti memvariasikan menjadi
yang
kuartet sehingga kelompok yang
biasa pada siswa kelas X IPA SMAN
terbentuk menjadi 9 kelompok.
3 Padang tahun pelajaran 2013/2014
menggunakan
pembelajaran
Permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah saat
siswa
melakukan
dalam
diskusi
kelompoknya.
Pada
saat
diskusi
kelompok berlangsung tidak semua siswa yang aktif dalam kelompoknya, ada siswa yang hanya menunggu jawaban dari teman kelompoknya sementara mereka asik mengobrol dan main hp. Selain itu ada juga siswa yang berjalan kekelompok lain berusaha untuk mencari jawaban, ini dikarenakan
mereka
tidak
bisa
menjawab latihan yang diberikan oleh
guru
dalam
kelompoknya,
sehingga berdampak kepada hasil belajar
siswa.
permasalahan penelitian menguji
yang
ini apakah
matematika menggunakan merotasikan
Berdasarkan ada,
maka
bertujuan
untuk
hasil siswa
belajar yang
pemebelajaran pertukaran
pendapat
kelo0mpok empat orang lebih baik
METODOLOGI Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian
eksperimen.
Arikunto (2007: 207) mengemukakan “Penelitian
eksperimen
merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui
ada
tidaknya
akibat
sesuatu yang dikenakan pada subjek”. Berdasarkan penelitian diatas maka penelitian ini dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen penulis menerapkan
strategi
pembelajaran
merotasikan
pertukaran
pendapat
kelompok empat orang, sedangkan pada
kelas
kontrol
diterapkan
pembelajaran biasa. Populasi adalah semua individu yang dijadikan subjek penelitian untuk memperoleh informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Arikunto (2010: 173)
mengatakan
merupakan
keseluruhan
“Populasi subjek 6
penelitian”. Populasi pada penelitian
pembelajaran merotasikan pertukaran
ini adalah siswa kelas X IPA SMAN 3
pendapat kelompok empat orang lebih
Padang Tahun Pelajaran 2013/2014.
baik daripada hasil belajar matematika
Sampel
siswa
merupakan
bagian
dari
yang
menggunakan
populasi dimana semua karakteristik
pembelajaran biasa.
populasi tersebut tercermin dalam
akhir
sampel
perbedaan
yang
diambil.
Menurut
Sudjana (2005:6) mengatakan bahwa “Sampel penelitian adalah sebagian
yang
Analisis data tes
digunakan
adalah
rata-rata
dengan
menggunakan uji t. Berdasarkan
hasil
uji
dari populasi yang memiliki sifat dan
normalitas yang dilakukan, diperoleh
karakter yang sama sehingga betul-
nilai L0 maks kelas eksperimen sebesar
betul mewakili populasinya”.
0,1263 dan kelas kontrol sebesar
Pengambilan sampel dengan random
0.0959. Karena L0 yang diperoleh lebih
sampling, cara pengambilan sampel
kecil dari Ltabel dengan
yaitu: 1) Mengumpulkan data nilai
dikatakan sampel berdistribusi normal
ujian akhir semester ganjil matematika
(Terima H0). Dari hasil perhitungan
siswa kelas X IPA SMAN 3 Padang
tersebut diperoleh F0, 05 ( 35,35 ) 1,72 dan
Tahun
Pelajaran
2013/2014;
2)
Melakukan uji normalitas terhadap masing-masing kelompok data dengan menggunakan Melakukan
uji uji
lilliefors;
3)
homogenitas;
4)
melakukan uji kesamaan rata-rata.
maka
F 1,53 . Karena didapat dari hasil
perhitungan hipotesis
H0
1,53
1,72,
:
maka
diterima
dengan taraf nyata 0,10. Kesimpulan adalah data hasil belajar matematika
Instrumen pada penelitian ini
pada kedua kelas sampel memiliki
adalah tes hasil belajar matematika.
variansi homogen. Untuk menguji
Tes akhir digunakan untuk mengetahui
hipotesis
apakah hasil belajar matematika siswa
harga s, dan diperoleh s =
yang
selanjutnya digunakan rumus uji t, dan
menggunakan
strategi
terlebih
dahulu
dihitung 15,34
diperoleh t = 2,73. 7
Kriteria pengujian adalah: tolak
disimpulkan
bahwa
H0 jika t
dan terima H0
matematika
jika
.
pembelajarannya
t
Dari
hasil
perhitungan tersebut diperoleh t = 2,49
t ( 0,95)(70) 1,67 ,
dan
sehingga
t
t (0,95)( 70) . Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa
hasil
belajar
strategi
hasil
belajar
siswa
yang
menggunakan
merotasikan
pertukaran
pendapat kelompok empat orang lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa
yang
pembelajarannya
menggunakan pembelajaran biasa. Terjadinya
matematika siswa dengan menerapkan
perbedaan
hasil
merotasikan
belajar matematika siswa kedua kelas
pertukaran pendapat kelompok empat
ini disebabkan oleh beberapa faktor,
orang lebih baik dari pada hasil belajar
salah
siswa yang menerapkan pembelajaran
pembelajaran
biasa pada siswa kelas X IPA SMAN 3
merotasikan
Padang.
kelompok empat orang
strategi
pembelajaran
Jenis data dalam penelitian ini
satu
diantaranya
proses
menggunakan pertukaran
menciptakan
kegiatan
pendapat yang dapat diskusi
adalah data kuantitatif. Data kuantitatif
kelompok yang tidak membosankan.
adalah data yang berbentuk angka atau
Karena
bilangan, berupa nilai tes akhir siswa
merotasikan
kelas X IPA SMAN 3 Padang.
kelompok empat orang ini adalah
proses
dari
pertukaran
strategi pendapat
proses perpindahan anggota kelompok dimana setiap siswa diberi no 0, 1, 2,
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis data
dan 3 yang bertujuan untuk penomoran
dan pengujian hipotesis terhadap data
pada
hasil
harga
kelompok. Strategi ini terdiri dari
pada
beberapa babak diskusi sesuai dengan
tingkat kepercayaan 95%. Dengan
banyaknya soal yang disediakan oleh
demikian
guru. Pada penelitian ini, strategi
belajar, dan
diperoleh
dan dapat
saat
terjadi
perpindahan
8
merotasikan
pertukaran
pendapat
menyelesaikan soal yang ada pada
kelompok empat orang hanya terdiri
LDS.
dari
dikarenakan
pertama, diskusi kelompok ini tidak
keterbatasan waktu yang ada. Jadi
begitu berjalan sesuai dengan yang
setiap kali babak siswa selalu bertemu
diharapkan, karena pada saat diskusi
dengan
berlangsung
dua
babak
anggota
kelompok
yang
berbeda.
ada
pada
pertemuan
kelompok dalam
menjawab soal yang ada pada LDS
Berdasarkan peneliti,
bahwa
matematika
pengamatan hasil
belajar
siswa
pembelajarannya strategi
Meskipun
yang
menggunakan
merotasikan
mereka tidak mengerjakannya secara bersama-sama. Agar hal ini tidak terulang
lagi
berikutnya,
pada
pertemuan
maka
peneliti
pertukaran
memberitahukan pada setiap kelompok
pendapat kelompok empat orang lebih
bahwa kerjasama dalam mengerjakan
baik daripada hasil belajar matematika
soal yang ada pada LDS akan dinilai
siswa
oleh
yang
menggunakan
pembelajarannya pembelajaran
biasa.
peneliti
selama
berlangsung. Dengan
diskusi
diberitahukan
Salah satu faktor pada strategi ini yang
seperti
membuat hasil belajar matematika
kelompok untuk pertemuan kedua
siswa itu menjadi lebih baik adalah
sampai pertemuan terakhir kerjasama
ketika berdiskusi. Hal ini terlihat pada
kelompok sudah mulai terlihat, dan ini
saat diskusi kelompok berlangsung,
juga dapat peneliti lihat pada saat
setiap
peneliti memeriksa LDS yang mereka
siswa
merasa
senang
melaksanakan diskusi karena setiap
itu
kepada
masing-masing
kumpulkan.
kali diskusi mereka selalu melakukan
Selain dari perubahan psikologi
pertukaran antara anggota kelompok
siswa
lain sehingga mereka bertemu dengan
perubahan lain dari segi materi yaitu
teman yang berbeda. Selain itu pada
pemahaman siswa terhadap materi dari
saat diskusi mereka saling bekerjasama
setiap kali pertemuan terlihat memiliki
yang
peneliti
temukan,
9
peningkatan
yang
signifikan,
ini
Berdasarkan
fakta
yang
peneliti
terlihat ketika siswa dapat mengaitkan
temukan di lapangan,
materi sebelumnya dengan materi yang
kelas eksperimen lebih aktif daripada
mereka dapat hari itu sehingga siswa
siswa pada kelas kontrol. Ini terlihat
dapat
yang
ketika peneliti mengajukan pertanyaan,
diberikan pada LDS mereka. Namun
siswa pada kelas eksperimen lebih
sayangnya soal yang ada pada LDS
banyak menanggapi dan menjawab
yang peneliti berikan kepada siswa
pertanyaan. Ketika ada pertanyaan
tidak berdasarkan tingkat kesulitan
yang diajukan oleh salah seorang
soal namun hanya perbedaan materi
siswa,
setiap kali babak diskusi sehingga
pertanyaan tersebut terlebih dahulu
siswa kurang tertantangnya dalam
kepada siswa yang bisa menjawabnya,
menyelesaikan soal. Selama peneliti
diskusi kelas sangat bisa dirasakan
mengamati
pada
menyelesaikan
siswa,
soal
ada
hal
yang
peneliti
kelas
siswa pada
melemparkan
ekperimen.
Namun
menarik juga peneliti rasakan pada
kegiatan ini kurang peneliti rasakan
saat di kelas eksperimen yaitu pada
pada kelas kontrol, pada kelas kontrol
saat salah satu kelompok menampilkan
yang bertanya dan yang menjawab
hasil diskusi kelompoknya, jika ada
selalu siswa yang sama, sehingga
jawaban
tampil
kesempatan bertanya dan menanggapi
tersebut salah, maka kelompok yang
untuk masing-masing siswa masih
tidak tampil berani menyanggah dan
kurang, dan ketika peneliti menunjuk
membenarkan
kelompok
siswa yang berbeda siswa tersebut
tersebut, sehingga diskusi kelas pada
langsung menjawab tida bisa dan tidak
kelas
mau. Selain dari fakta yang peneliti
kelompok
yang
jawaban
ekpserimen
dapat
berjalan
maximal. Kemudian juga terlihat pada saat
temukan
sendiri,
mendapatkan
peneliti
informasi
juga
dari
guru
matematikanya,
dari
kegiatan tanya jawab, kegiatan ini
bidang
peneliti lakukan untuk kedua kelas.
informasi yang didapat memang benar
studi
10
siswa di kelas eksperimen kemauan
Meskipun dalam penelitian ini
belajarnya lebih tinggi daripada kelas
jauh dari kesempurnaan, namun secara
kontrol. Pada kelas kontrol pada umum
umum penerapan strategi merotasikan
siswanya masih kurang percaya diri
pertukaran pendapat kelompok empat
untuk mengekspos kemampuannya di
orang ini dapat membuat pembelajaran
depan kelas. Berdasarkan hal yang
lebih menyenangkan sehingga dapat
telah dikemukakan diatas, menunjukan
meningkatkan hasil belajar matematika
bahwa
siswa.
pembelajaran
strategi
merotasikan
pendapat
kelompok
menggunakan pertukaran empat
orang
berdampak positif pada pembelajaran matematika sehingga hasil belajar matematika siswa meningkat. Berdasarkan uraian diatas, selain dari faktor-faktor yang telah dijelaskan yang membuat hasil belajar siswa lebih baik pada kelas eksperimen, ada lagi faktor kenapa siswa mau patuh dan taat pada pelaksanaan strategi merotasikan
pertukaran
pendapat
empat orang ini yaitu guru bidang studi matematika selama pembelajaran berada didalam kelas untuk mengawasi jalannya semua
pembelajaran. siswa
dapat
sesuai dengan aturan disepakati.
Sehingga
mengikutinya yang telah
KESIMPULAN Dari uraian dan hasil pengujian yang telah diuraikan pada bab IV di atas diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar
matematika
pembelajarannya strategi
siswa
yang
menggunakan
pembelajaran
merotasikan
pertukaran pendapat kelompok empat orang lebih baik dari hasil belajar matematika
siswa
pembelajarannya
yang
menggunakan
pembelajaran biasa pada siswa kelas X IPA SMAN 3 Padang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. .2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT Rineka Cipta. 11
Arikunto, Suharsimi. 2010 Dasar-Dasar Evaluasi Yogyakarta: Pendidikan. PT Rineka Cipta. Mulyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: FMIPA UNP Silberman, Melvin L.2006.Active Learning 101 Cara Belajar Aktif.Bandung:Nusamedia Suherman, Erman dkk. Pembelajaran 2003.Stategi Bandung: Kontemporer. UPI. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Gravindo
12