PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG Yunita Fytry1, Lutfian Almash2, Puspa Amelia1 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] 2 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang Abstract One factor contributing to the low percentage of students who achieve mastery learning mathematics is lack of motivation and involvement of the student in following the process of learning mathematics. To improve the state of cooperative learning model applied Numbered Heads Together. The purpose are to know the development of studentβs activities by using cooperative learning Numbered Heads Together at grade XI Science SMAN 6 Padang and whether the proportion of students who achieve mastery learning mathematics is by using cooperative learning Numbered Heads Together more higher than the proportion of students who achieve mastery learning mathematics taught using conventional learning at grade XI Science SMAN 6 Padang. This type of research is experimental research. Population in this research is all of students at grade XI Science SMAN 6 Padang academic year 2012/2013. The sample in this research is a class XI IPA 1 (experimental) and class XI IPA 3 (control). The researchβs instrument is the observation sheet and achievement test. Learning activity data obtained from observation sheets, the results obtained by the tendency of increasing student learning activity each meeting. The test results are obtained, analyzed to test the hypothesis using π 2 formula for two independent samples. From the analysis, obtained π 2 = 5,89 and p-value is between 0,005 < π < 0,01 so π < 0,05 means that H1 is accepted. The conclution is the proportion of students who achieve mastery learning mathematics taught using cooperative learning Numbered Heads Together is higher than the proportion of students who achieve mastery learning mathematics taught using conventional learning. Key words : Cooperative Learning, Numbered Heads Together, Activities, Achievement Pembelajaran yang cenderung terpusat
Pendahuluan Berdasarkan
hasil
observasi
yang
pada
guru
mengakibatkan
penulis lakukan di SMAN 6 Padang kelas XI
aktivitas
IPA pada tanggal 6 Desember 2012, terlihat
matematika. Aktivitas siswa hanya duduk
bahwa pada saat pembelajaran berlangsung
mendengarkan penjelasan guru, lalu mencatat
hanya sebagian kecil siswa yang aktif dalam
dan mengerjakan latihan. Apabila siswa
kegiatan
Pembelajaran
mengalami kesulitan dalam mengerjakan
matematika di kelas masih berlangsung satu
soal, hanya sedikit siswa yang berani
arah,
bertanya kepada guru, sedangkan yang
pembelajaran.
sehingga
proses
pembelajaran
matematika di kelas terpusat pada guru.
siswa
dalam
kurangnya pembelajaran
lainnya malu atau merasa takut untuk
pembagian kerja dalam kelompoknya adalah
bertanya.
pembelajaran
Selain itu siswa kurang termotivasi dalam
menyelesaikan
soal-soal
yang
Heads
kooperatif
Together
tipe
dengan
Numbered
menggunakan
modul.
diberikan oleh guru. Ketika diberi soal
Pengelompokan dalam pembelajaran
latihan hanya beberapa orang saja yang
kooperatif merupakan pengelompokan yang
mengerjakan, selebihnya hanya menunggu
heterogen, dimana siswa dikelompokkan
jawaban dari temannya lalu dicatat ke dalam
berdasarkan kemampuan akademis. Menurut
buku latihan mereka, tanpa mencari dan
Lie (2010: 41) βdalam hal kemampuan
memahaminya. Ketika disuruh oleh guru
akademis, kelompok pembelajaran kooperatif
menuliskan jawaban ke papan tulis dengan
biasanya
tidak membawa buku latihan, maka siswa
berkemampuan tinggi, dua orang dengan
tidak mampu mengerjakannya. Hal ini
kemampuan sedang, dan satu lainnya dari
mengakibatkan
kemampuan akademis kurangβ.
rendahnya
hasil
belajar
terdiri
dari
Pembelajaran
matematika siswa. Selain itu, buku-buku penunjang yang
satu
orang
kooperatif
tipe
Numbered Heads Together dikembangkan
disediakan perpustakaan tidak dimanfaatkan
oleh
semaksimal mungkin oleh siswa, karena
langkah
hanya sepertiga dari siswa yang meminjam
Numbered Heads Together dalam penelitian
buku sumber dari perpustakaan, padahal
yang peneliti lakukan adalah siswa dibagi
buku sumber yang digunakan guru dalam
dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
belajar
beranggotakan 4-5 orang, dan setiap anggota
adalah
buku
yang
dipinjamkan
Spencer
Kagan
(1992).
pembelajaran
Langkah-
kooperatif
tipe
kelompok diberi nomor kepala 1 sampai 5.
perpustakaan. Berdasarkan permasalahan di atas,
Kelompok
dibentuk
secara
heterogen
untuk
berdasarkan kemampuan akademik, mulai
mengatasi masalah yang ada, misalnya
dari siswa berkemampuan tinggi, sedang,
menerapkan model pembelajaran lain yang
sampai
lebih mengutamakan keaktifan siswa dan
akademik rendah.
maka
diperlukan
memberi
suatu
kesempatan
mengembangkan
tindakan
siswa
potensinya
untuk secara
dengan
Guru
siswa
memerintahkan
berkemampuan
siswa
untuk
memahami materi pelajaran yang ada pada modul secara berkelompok, modul diberikan
maksimal. Salah satu pembelajaran kooperatif
kepada siswa beberapa hari sebelum proses
yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
pembelajaran. Guru memberikan kesempatan
belajar
kepada siswa untuk bertanya mengenai
siswa
serta
mengoptimalkan
2
materi
yang
kurang
menjelaskannya
jika
dipahami ada
siswa
dan yang
bertanya. Setelah masing-masing anggota kelompok memahami materi yang ada pada modul, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok.
Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Metodologi
Setiap kelompok mendiskusikan jawaban
Jenis penelitian ini adalah penelitian
yang benar dari pertanyaan yang diberikan
eksperimen. Menurut Arikunto (2010: 9)
guru dengan menggunakan modul sebagai
βeksperimen adalah suatu cara untuk mencari
acuan, dan memastikan setiap anggota
hubungan sebab akibat (hubungan kausal)
kelompok mengetahui jawaban tersebut.
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan
Guru memilih sebuah kartu secara acak
oleh peneliti dengan mengeliminasi atau
yang berisikan nomor kelompok dan nomor
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor
kepala dari kotak yang telah disediakan,
lain yang menggangguβ.
nomor yang terpilih bertanggung jawab
Populasi dalam penelitian ini adalah
untuk menjawab pertanyaaan ke depan kelas
seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 6 Padang
sebagai
yang
hasil
dari
kerja
kelompoknya.
terdaftar
pada
tahun
pelajaran
Kegiatan ini dilakukan secara bergantian,
2012/2013. Agar terpusatnya penelitian ini
hingga semua pertanyaan yang diberikan
dalam mencapai tujuannya, maka dalam
guru
guru
penelitian ini diambil sampel dua kelas dari
memilih lagi kartu secara acak dan nomor
populasi yang ada dengan cara Random
yang
atas
Sampling. Sampel dalam penelitian ini
kelompok
yang
adalah kelas XI IPA 1 sebagai kelas
sebelumnya
atau
eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas
selesai
dijawab.
terpilih
jawaban
memberi
dari
mempresentasikan
Kemudian
tanggapan
melengkapi jika jawaban yang diberikan
kontrol.
kurang tepat. Terakhir, guru memberikan
Kelas eksperimen merupakan kelas
kesimpulan terhadap jalannya pembahasan
yang diajar dengan menggunakan model
dan pembelajaran tersebut.
pembelajaran
Dalam
penerapan
pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered
Heads Together sedangkan kelas kontrol
kooperatif tipe Numbered Heads Together
merupakan
ini, peneliti menggunakan modul Prastowo
menggunakan pembelajaran konvensional.
(2011: 106) mengatakan bahwa:
kelas
yang
diajar
dengan
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Adapun 3
pada penelitian ini data kuantitatif berupa
Keterangan:
nilai tes hasil belajar matematika siswa kelas
π=
XI IPA SMAN 6 Padang. Instrumen
yang
digunakan
dalam
Persentase siswa yang melakukan aktivitas Jumlah siswa yang melakukan aktivitas Jumlah siswa keseluruhan
πΉ=
hasil belajar. Lembar observasi digunakan
π=
untuk melihat perkembangan aktivitas belajar
dengan cara menguji hipotesis. Dengan
siswa
hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini
penelitian ini adalah lembar observasi dan tes
selama
pembelajaran Heads
menerapkan
kooperatif
Together
dalam
tipe
model Numbered
pembelajaran
Analisis hasil belajar akan diujikan
adalah sebagai berikut: H0:
Proporsi
siswa
yang
mencapai
matematika. Lembar observasi diisi pada
ketuntasan belajar matematika yang
setiap pertemuan oleh dua orang observer.
diajar dengan menggunakan model
Dari
dilihat
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
perkembangan aktivitas belajar matematika
Heads Together sama dengan proporsi
siswa selama penerapan model pembelajaran
siswa yang mencapai ketuntasan belajar
kooperatif tipe Numbered Heads Together.
matematika
Tes hasil belajar dilakukan pada akhir
menggunakan
pertemuan. Soal pada tes hasil belajar
konvensional.
lembar
observasi
ini
berbentuk essay, materinya mencakup pokok
H1:
Proporsi
yang
siswa
diajar
dengan
pembelajaran
yang
mencapai
bahasan selama perlakuan berlangsung. Tes
ketuntasan belajar matematika yang
ini diberikan pada kelas eksperimen dan
diajar dengan menggunakan model
kelas kontrol.
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Adapun teknik analisis data dalam
Heads
Together
lebih
tinggi
dari
penelitian ini adalah aktivitas siswa dan hasil
proporsi
belajar. Untuk mengetahui perkembangan
ketuntasan belajar matematika yang
aktivitas siswa selama menggunakan model
diajar
pembelajaran
pembelajaran konvensional.
kooperatif
tipe
Numbered
Heads Together digunakan lembar observasi. Data
yang
dikumpulkan
pada
lembar
observasi dianalisis dengan menggunakan
siswa
dengan
yang
mencapai
menggunakan
Untuk menguji hipotesis ini digunakan tes π 2 untuk dua sampel independen. Adapun langkah-langkah dalam menggunakan tes π 2
rumus yang dikemukakan oleh Sudjana
untuk
(2009: 131) yaitu:
dikemukakan oleh Siegel (1985: 136-137) π=
πΉ Γ 100% π
dua
sampel
independen
yang
adalah sebagai berikut: 4
a. Frekuensi-frekuensi observasi dimasukkan dalam suatu tabel kontingensi 2 Γ 2.
eksperimen dan 34 orang siswa pada kelas
b. Menghitung π 2 dengan rumus:
kontrol. Hasil tes akhir dapat dilihat pada
π 2 π οΏ½|π΄π· β π΅πΆ| β 2 οΏ½ π2 = (π΄ + π΅)(πΆ + π·)(π΄ + πΆ)(π΅ + π·)
c. Menentukan signifikansi π 2 observasi
dengan acuan tabel π 2 . Untuk suatu tes satu-sisi, bagi dua tingkat signifikansi yang
ditunjuk.
Jika
peluang
diikuti oleh 34 orang siswa pada kelas
yang
2
diberikan oleh tabel π sama dengan atau
lebih kecil daripada πΌ, π»0 ditolak dan π»1 diterima.
tabel berikut ini. Tabel. 1
Hasil Tes Akhir Matematika Siswa Siswa yang mencapai KKM (β₯76)
Rata-rata
Kelas Eksperimen Kontrol
75,48 42,42
Jumlah
Persentase
23 12
67,65 35,29
Pada tabel terlihat bahwa jumlah siswa yang
mencapai
ketuntasan
di
kelas
Hasil dan Pembahasan
eksperimen adalah 23 orang siswa atau
a.
67,65% dan di kelas kontrol adalah 12 orang
Hasil Penelitian Data tentang aktivitas siswa pada kelas
siswa atau 35,29%. Pada kedua kelas sampel
lembar
masih ada beberapa siswa yang belum
observasi. Pengamatan dilakukan pada setiap
mencapai ketuntasan. Hal itu mungkin
kali pertemuan oleh observer selama proses
karena
pembelajaran berlangsung. Persentase siswa
mengajarkannya, sehingga masih ada siswa
yang melakukan aktivitas pada setiap aspek
yang nilainya belum mencapai standar
aktivitas bervariasi dalam rentangan 2,94%
ketuntasan.
eksperimen
diperoleh
melalui
sampai dengan 97,06%. Berdasarkan data
masih
Berdasarkan
ada
kekurangan
dalam
hasil tes akhir, maka
hasil observasi tersebut terlihat bahwa secara
dilakukan analisis data dengan menguji
umum persentase siswa yang melakukan
hipotesis.
aktivitas
model
digunakan tes π2. Sebelum menentukan nilai
Numbered
kelas eksperimen dan kelas kontrol menurut
dalam
matematika
yang
pembelajaran
proses
pembelajaran
menerapkan
kooperatif
tipe
Heads Together mengalami peningkatan dari pertemuan
pertama
sampai
Untuk
menguji
hipotesis
ini
π2, terlebih dahulu disusun jumlah siswa
pencapaian KKM seperti pada tabel berikut.
pertemuan
ketujuh. Hasil belajar matematika siswa pada kedua
kelas
sampel
diperoleh
setelah
dilakukan tes akhir. Pelaksanaan tes akhir 5
Tabel. 2
Jumlah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Menurut Pencapaian KKM
tipe
Numbered
Eksperimen
Nilai β₯ KKM β₯ KKM 23 11
Kontrol β
β
34
Together
dapat
membuat siswa lebih aktif sehingga bisa meningkatkan
Kelas
Heads
hasil
belajar
matematika
siswa. Setelah
dilakukan
analisis
dan
12
22
34
pengujian hipotesis terhadap hasil tes belajar
35
33
68
siswa, diperoleh bahwa proporsi siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kelas
Berdasarkan tabel di atas, dihitung nilai
eksperimen lebih tinggi dari proporsi siswa
π2. Hasil perhitungan diperoleh π2=5,89
yang mencapai ketuntasan belajar pada kelas
berarti π»π ditolak dan H1 diterima.
matematika
dan
0,005
karena
π < 0,05
kontrol. Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa
yang
diajar
Dengan demikian, dapat disimpulkan
menggunakan
bahwa proporsi siswa yang mencapai
kooperatif tipe Numbered heads together
ketuntasan belajar matematika yang
lebih baik dari hasil belajar matematika yang
diajar
diajar dengan menggunakan pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
model
dengan
pembelajaran
konvensional.
dari
Selama penelitian di kelas eksperimen,
mencapai
pada saat pertemuan pertama ada beberapa
ketuntasan belajar matematika yang
orang siswa yang tidak membawa modul,
diajar
tetapi hal ini dapat diatasi karena siswa bisa
Heads proporsi
Together siswa
dengan
lebih
tinggi
yang
menggunakan
pembelajaran konvensional. b. Pembahasan Berdasarkan pengamatan penulis pada
memakai
modul
masing-masing. mengerjakan
teman
Dan
latihan
pada pada
kelompoknya saat
siswa
modul
yang
kelas eksperimen melalui pengisian lembar
diberikan guru, tidak seluruh siswa yang
observasi yang diisi oleh dua orang observer
mengerjakannya karena siswa beranggapan
selama penelitian, dapat dilihat adanya
dapat mencotek dari teman sekelompoknya.
kecenderungan peningkatan aktivitas belajar
Tetapi permasalahan ini dapat diatasi dengan
siswa selama penerapan model pembelajaran
cara guru memilih suatu nomor tertentu
kooperatif tipe Numbered Heads Together.
untuk mengerjakan latihan yang diberikan
Hal ini sesuai dengan apa yang telah
tanpa membawa buku latihan ke depan kelas,
diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa
sehingga untuk pertemuan selanjutnya siswa
penerapan model pembelajaran kooperatif
mengerjakan latihan yang diberikan. 6
Hasil yang penulis peroleh sesuai
pembelajaran
kooperatif
Heads
sebelumnya,
bahwa
peningkatan dari pertemuan pertama sampai
pembelajaran
kooperatif
tipe
model
Numbered
Heads Together memberikan kesempatan
pertemuan
cenderung
Numbered
dengan landasan teori yang dikemukakan penerapan
Together
tipe
ketujuh
pada
mengalami
pembelajaran
matematika. Proporsi
kepada siswa untuk saling membagikan ide-
siswa
yang
mencapai
ide dan mempertimbangkan jawaban yang
ketuntasan belajar matematika yang diajar
paling tepat atas pertanyaan yang diberikan
dengan
guru, sehingga siswa dapat memperoleh hasil
kooperatif tipe Numbered Heads Together
belajar yang lebih baik.
lebih tinggi dari proporsi siswa yang
Namun demikian, pada kedua kelas
menggunakan
pembelajaran
mencapai ketuntasan belajar yang diajar
sampel masih ada beberapa orang siswa yang
dengan
belum tuntas dalam belajar yakni pada kelas
konvensional, yang berarti bahwa hasil
eksperimen 32,35% dan pada kelas kontrol
belajar matematika siswa yang diajar dengan
64,71%. Hal ini mungkin disebabkan karena
menggunakan
persiapan mengajar penulis belum maksimal
kooperatif tipe Numbered Heads Together
dan pengalaman mengajar
yang masih
lebih baik dari hasil belajar matematika yang
kurang untuk kelas eksperimen dan kelas
diajar dengan menggunakan pembelajaran
kontrol.
konvensional.
Selama
proses
pembelajaran
menggunakan
pembelajaran
model
pembelajaran
Ucapan Terima Kasih
berlangsung banyak sekali manfaat yang
Dalam menyelesaikan
skripsi ini
diperoleh siswa, diantaranya siswa bisa
peneliti banyak mendapat bantuan dan
berbagi
bimbingan dari berbagai pihak. Atas bantuan
pengetahuan
dengan
teman
sekelompoknya terhadap materi yang belum
dan
dipahami, berani memberikan pertanyaan
mengucapkan terima kasih kepada dosen
terhadap materi yang kurang dipahami,
pembimbing yang telah membimbing dengan
bekerja
untuk
baik, guru matematika kelas XI IPA di
menjawab pertanyaan yang diberikan guru,
SMAN 6 Padang dan SMAN 4 Padang,
dan berani menanggapi hasil presentasi dari
orang
kelompok lain.
memotivasi dan teman-teman seperjuangan
Kesimpulan
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
sama
dengan
kelompok
bimbingan
tua
yang
tersebut
tak
peneliti
henti-hentinya
Aktivitas siswa pada kelas eksperimen yang
diajar
dengan
menggunakan 7
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Siegel, Sidney. 1985. Statistika Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
8