Prima: Jurnal Program Studi Pendidikan dan Penelitian Matematika Vol. 6, No. 1, Januari 2017, hal. 13-19 P-ISSN: 2301-9891
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X PEMASARAN SMKN 3 PADANG Retno Andriyani, Nisvu Nanda Saputra Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tangerang E-mail:
[email protected]
Abstrak Pembelajaran yang terjadi masih sering berjalan satu arah, walaupun guru telah menerapkan model pembelajaran seperti: Number Head Together (NHT), grup invertigation (GI), ekspositori namun yang terjadi tidak semua siswa yang aktif mengikuti diskusi, diskusi di dominasi oleh beberapa orang saja dan yang lainnya menerima informasi yang disampaikan. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang Pembelajarannya menggunakaan pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang pembelarannya menggunakan pembelajaran biasa pada siswa kelas X SMKN 3 Padang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ”Hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa pada siswa kelas X PM SMKN 3 Padang”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XPM SMKN 3 Padang tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari dua kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X PM, kelas XPM 2 terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas XPM1 sebagai kelas kontrol. Setelah penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op diperoleh data, hasil belajar siswa pada kelas sampel dilakukan uji hipotesis dengan rumus t ' pada taraf 0,05 karena kedua kelompok sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang tidak homogen.Dari uji hipotesis diperoleh data 𝑡 ′ = 3,004 dan 𝑡1 = 𝑡0,95;28 = 1,70, dan𝑡2 = 𝑡0,95;25 = 1,71, karena 𝑡 >
𝑤1 𝑡1 +𝑤2 𝑡2 𝑤1 +𝑤2 𝑤1 𝑡1 +𝑤2 𝑡2 𝑤1 +𝑤2
= 1,71 dengan w1 16,01 , w2 6,2 , maka hipotesis yang diajukan diterima.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas X SMKN 3 Padang tahun pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pambelajaran biasa, dan peneliti menyarankan agar guru matematika dapat menerapkan pembelajaran kooperatif Co-op Co-op ini sebagai salah satu alternatif untuk mencapai tujuan belajar. Kata kunci: pembelajaran kooperatif, tipe co-op co-op, pembelajaran matematika
Pendahuluan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah dasar sampai sekolah menengah. Hal ini dikarenakan matematika merupakan ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu tidak berlebihan jika diharapkan siswa mampu menguasai matematika dengan baik. Demikian pula dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang diserahi tugas untuk menyiapkan peserta didik melanjutkan
14
P-ISSN: 2301-9891
pendidikan kejenjang lebih tinggi, perlu membekali peserta didik dengan
pengetahuan
matematika (di samping pengetahuan lainnya). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru matematika kelas X SMKN 3 Padang pada bulan April 2011, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran yang terjadi masih sering berjalan satu arah, walaupun guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif seperti: Number Head Together (NHT), Group Investigation (GI), ekspositori namun yang terjadi tidak semua siswa yang aktif mengikuti diskusi, diskusi di dominasi oleh beberapa orang saja dan yang lainnya menerima informasi yang disampaikan. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar matematika pada nilai semester mid semester genap siswa kelas X SMKN 3 padang tahun pelajaran 2010/2011. Tabel 1. Presentase Ketuntasan Belajar Matematika Siswa pada MID Semester Ganjil di Kelas X SMKN 3 Padang Tahun Pelajaran 2011/2012 Kelas 𝑋𝑴𝑩𝟏 𝑋𝑀𝐵2 6,89% 7,41% ≥ 65 93,10% 92,59% ≤ 65 Sumber: Daftar nilai guru matematika
𝑋𝐴𝑃1 2,86% 97,14%
𝑋𝐴𝑃2 2,78% 97,22%
𝑋𝐴𝐾1 13,89% 86,12%
𝑋𝐴𝐾2 69,89% 30,56%
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di SMKN 3 Padang untuk pelajaran matematika adalah 65. Dari tabel 1 terlihat bahwa nilai MID semester ganjil mata pelajaran matematika siswa kelas X SMKN 3 Padang pada tahun pelajaran 2011/2012 masih banyak yang berada di bawah KKM. Untuk mengatasi masalah diatas khususnya hasil belajar siswa yang rata-ratanya masih dibawah KKM perlu dilakukan metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa, seperti pembelajaran membuat kelompok belajar atau melibatkan siswa dengan diskusi-diskusi kelompok. Pembelajaran kooperatif dalam matematika akan dapat membantu siswa dalam mengembangkan ide, gagasan atau pendapat, serta dapat meningkatkan motivasi belajar. Pembelajaran kooperatif yang telah dilakukan di SMKN 3 Padang diantaranya adalah NHT, Ekspositori dan GI. untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa maka dilakukan penyempurnaan dari metode-metode yang telah diterapkan salah satunya model Co-op Co-op (kerja sama) . Co-op Co-op ini merupakan pengembangan dari metode GI (grup investigation) yang telah dilakukan oleh guru matematika di SMKN 3 padang. Dalam penerapan GI hasil belajar siswa telah meningkat tetapi dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI tidak semua anggota kelompok menguasai materi pembelajaran karena hanya diberikan topik perkelompok tidak ada khusus topik kecil setiap anggota. Prima, Vol. 6, No. 1, Januari 2017, 13-19.
Prima
15
ISSN: 2301-9891
Pembelajaran kooperatif model Co-op Co-op ini mungkin dapat melihat pemahaman siswa secara individu melalui diskusi kelompok dan diskusi kelas, dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, dapat melatih siswa berinteraksi dan berkomunikasi, dan dapat menumbuhkan semangat kompetisi dan saling menghargai pendapat diantara anggota kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op (kerja sama) lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa pada siswa kelas X SMKN 3 Padang. Tinjauan Teoritis Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan siswa untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Cohen dalam Asma (2008:1) mendefenisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut: “Cooperative learning will be defined as student working together in a group small enough that everyone participate on a collective task that has been clearly assign. Moreover, students are expected to carry out their task without direct and immediate supervision of the teacher”. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah. Davidson dan Kroll dalam Asma (2008:1) mendefenisikan pembelajaran kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka. Berdasarkan pendapat kedua ahli diatas dapat disimpulkan, pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu
maupun
kelompok.
Selanjutnya
Suyatno
(2009:51)
menjelaskan
bahwa
“pembelajaran kooperatif menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu sama lain, bekerja sama menyelesaikan masalah, dan menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individu”. Pembelajaran kooperatif dapat merupakan model pembelajaran yang menekankan aktifitas siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran. Untuk mencapai hasil diskusi yang baik, menurut Ibrahim (2002 : 6) ada unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang harus diperhatikan sebagai berikut : (a) Siswa dalam anggotanya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan Penerapan pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dalam pembelajaran matematika siswa kelas X pemasaran SMKN 3 Padang Andriyani, Saputra
16
P-ISSN: 2301-9891
bersama”; (b) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik diri mereka sendiri; (c) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama; (d) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya; (e) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok; (f) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya; (g) Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Pembelajran kooperatif tipe Co-op Co-op adalah salah satu pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif, Slavin (2009:229) menyatakan bahwa ”model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op (kerja sama) menempatkan tim dalam kooperasi antara satu dengan yang lainnya untuk mempelajari sebuah topik di kelas”. Model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op (kerja sama) adalah sebuah group investigation yang cukup familiar. Tipe Co-op Co-op memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok dimana terdapat kelompok kecil dan kelompok besar, kelompok besar beranggotakan 6 sampai 8 orang sedangkan Di dalam kelompok besar di bagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan dari 2 sampai 4 orang, pertama yang dilakukan siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan lingkungan sekitar, dan selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman-teman sekelasnya. Model pembelajaran kooperatif dengan tipe co-op co-op (kerja sama) dalam pelaksanaannya dapat menggunakan perangkat pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah modul yang dirancang sendiri oleh guru.
Dengan tujuan untuk
membantu guru dalam memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa serta membantu siswa dalam pemahaman materi. Modul merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran, kegiatan sains, informasi dan contoh-contoh penerapan saians, dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2009:277). Sedangkan menurut Herawati (2010:3) modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Hasil belajar merupakan akibat dari proses belajar. Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala yang saling berkaitan yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Prima, Vol. 6, No. 1, Januari 2017, 13-19.
Prima
ISSN: 2301-9891
17
Prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui hasil belajar. Ibrahim (2007: 159) mengatakan bahwa “hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa”. Untuk mengukur hasil belajar siswa diadakan tes hasil belajar dimana dalam tes hasil belajar ini siswa dapat dituntut untuk menunjukkan prestasi-prestasi tertentu sesuai dengan pembelajaran. Ukuran keberhasilan siswa dalam belajar dinyatakan dengan angka atau huruf. Selanjutnya Bloom dalam Arikunto (2008 :117) secara garis besar membagi hasil belajar atas tiga kategori yaitu : (a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual; (b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap; (c) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen Berdasarkan jenis penelitian di atas maka penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dan kelas kontrol adalah kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa. Tabel 2. Perlakuan pada Kedua Kelas yang Diteliti No. 1. 2.
Kelas Eksperimen Kontrol
Perlakuan Pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op Pembelajaran Biasa
Pengambilan data Tes Tes
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMKN 3 Padang pada tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 6 kelas. Mengingat jumlah populasi yang terdiri dari enam kelas, maka untuk menjadikan kelas sampel dalam penelitian ini peneliti memilih dua kelas yang berjurusan yang sama. dan didalam penelitian ini hanya membutuhkan dua kelas, yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi yang disebut dengan total sampling.
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan uji dengan t ' pada taraf kepercayaan 95%, diperoleh hipotesis tolak H 0 : 1 2 atau terima hipotesis H 1 : 1 2 , yang menyatakan “Hasil belajar matematika
siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op lebih baik dari hasil belajar Penerapan pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dalam pembelajaran matematika siswa kelas X pemasaran SMKN 3 Padang Andriyani, Saputra
18
P-ISSN: 2301-9891
matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran biasa”. Dari uji statistika menunjukan bahwa hipotesis yang peneliti ajukan diterima, tetapi apa yang dialami dilapangan proses pembeajaran tipe Co-op Co-op belum terlaksana dengan baik. Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti banyak mengalami kendala dari metode yang diterapkan. Diantaranya dalam kegiatan kelompok besar dan kelompok kecil, dimana siswa hanya memahami topik pada kelompok kecil sedangkan pada kelompok besar siswa tidak memahami secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa masih banyak berada di bawah KKM. Namun pembeajaran tipe Co-op Co-op ini memberikan dampak positif pada proses pembelajaran matematika siswa kelas eksperimen. Pada saat diskusi berlangsung, terlihat bahwa siswa tidak malu untuk menjawab soal-soal dan mengeluarkan pendapat, selain itu siswa termotivasi untuk belajar mandiri. Meskipun dalam penelitian ini terdapat banyak kesalahan peneliti dalam pelaksanaannya, akan tetapi secara umum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op ini dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol tidak hanya disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan yaitu pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (a) Tingkat kemampuan siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan siswa kelas kontrol; (b) Dalam belajar siswa kelas eksperimen lebih mudah diatur dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol; (c) Kesadaran belajar di kelas ekperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Simpulan dan Saran Dari uraian dan hasil pengujian yang telah dipaparkan pada bab IV di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut ”Hasil hasil belajar matematika siswa kelas X PM SMKN 3 Padang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran biasa. Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang penulis berikan, maka penulis dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut (a) Melihat model pembelajaran kooperatif dengan tipe Co-op Co-op memberikan dampak positif terhadap hasil belajar matematika siswa, maka hendaklah guru matematika khususnya SMKN 3 Padang dapat menggunakan model pembelajaran ini; (b) Untuk peneliti-peneliti yang lain agar menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Co-op Co-op pada pokok bahasan yang sesuai.
Prima, Vol. 6, No. 1, Januari 2017, 13-19.
Prima
19
ISSN: 2301-9891
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Asma, Nur. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang : Universitas Negeri Padang Press Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Herawati, Susi. 2010. Penyusunan Modul. Bahan Ajar Power Point Mata Kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Matematika Universitas Bung Hatta. Ibrahim, Muslimin. 2002 . Pembelajaran Kooperatif . Surabaya : Universitas Press Lie, Anita. 2004. Kooperatif learning.Jakarta : PT Grasindo Mulyardi. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika . Padang. FMIPA Nazir, M. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ratumanan, Tenwey Gerson dan Theresia Laurens.2003.
Evaluasi Hasil Belajar yang
Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: YP3IT dan University Press Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Nerbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo persada. Slavin. E Robert . 2005. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media Soekamto. 2003. Model-model Pembelajaran Kooperatif. Bandung: CV. Alvabeta. Sudjana .2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaraan Inovatif. sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka Tim Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Bung Hatta. 2006. Panduan Penulisan Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta Trianto. 2009. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Wena, Made. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif Kotemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dalam pembelajaran matematika siswa kelas X pemasaran SMKN 3 Padang Andriyani, Saputra