Penerapan Standar Internasional Dalam Fitur Registrasi Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) di Kementrian Pertanian Rengga Sendrian Subbagian Kearsipan Seketariat Jendral Kementrian Pertanian Departemen Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16425, indonesia email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini membahas penerapan standar internasional dalam fitur registrasi aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD), standar internasional yang digunakan adalah konsep Jay Kennedy dan Functional Requirement yang dikeluarkan oleh International Council of Archieves (ICA). Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa fitur registrasi yang terdapat di SIKD sebagian besar sudah mengacu kepada modul ICA dan konsep Jay Kennedy. Namun masih ada beberapa hal yang tidak ada didalam SIKD seperti, SIKD tidak dapat secara otomatis berhubungan dengan suatu aplikasi bisnis dan pengguna tidak dapat menambahkan metadata yang bersifat opsional
Kata Kunci: SIKD, Fitur Registrasi, Functional Requirement, Jay Kennedy
ABSTRACT This research discusses comply of international standards in the application registration feature “Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD)”. an international standard that is used is the concept of Jay Kennedy and Functional Requirements issued by the International Council of Archives (ICA). This research using qualitative methods and case studies presented by descriptive. The research concludes that the features contained in the registration SIKD largely been referring to the ICA and the concept of modules Jay Kennedy. But there are still some things that are not in SIKD like, SIKD can not be automatically
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
associated with a business application and the user can not add the optional metadata
Keyword : SIKD, Registration Features, Functional Requirement, Jay Kennedy
1.
Pendahuluan
Peran rekod dalam suatu organisasi sangatlah penting, karena rekod merupakan bukti transaksi kegiatan didalam sebuah organisasi, oleh sebab itu pengelolaannya harus diperhatikan dengan baik agar kegiatan dari organisasi tersebut berjalan lancar. Apabila pengelolaannya dilakukan secara baik maka kegiatan organisasi tersebut akan berjalan maksimal. Perkembangan teknologi yang terjadi pada era globalisasi ini memberikan dampak terhadap pengelolaan rekod. Dampaknya yaitu perubahan terhadap pengelolaan rekod, pengaruh tersebut salah satunya disebabkan oleh perubahan bentuk rekod, yang semula berbentuk konvensional kemudian beralih menjadi bentuk digital. Perubahan dalam pengelolaan atau dalam manajemen rekod terjadi sebagai akibat dari perubahan bentuk rekod menjadi digital. Menurut Penn, Pennix dan Coulson (1994), manajemen rekod adalah mengelola berbagai macam informasi yang ditangkap dalam berbagai bentuk yang dapat direproduksi untuk melaksanakan kegiatan bisnis. Manajemen yang dimaksudkan melingkupi tata cara pengelolaan arsip. Adapun hal yang terdapat didalamnya antara lain, pencatatan, pemilahan, pengklasifikasian, penataan, menetapkan jadwal retensi, penyusutan. Dimana pada perkembangan teknologi pada saat ini menyebabkan banyak lembaga/instansi pemerintah ataupun non-pemerintah yang membuat suatu sistem yang didasarkan pada pengertian dari manajemen rekod. Salah satu instansi yang membuat sistem tersebut adalah ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia). Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai badan pengawas pengelolaan arsip di Indonesia telah mengeluarkan sebuah software pengelolaan arsip digital yang dinamakan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD). Software tersebut
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
masih selalu dikembangkan sampai saat ini sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. Software tersebut saat ini sudah banyak digunakan di lembaga pemerintahan. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) merupakan software open source dan gratis jadi siapa saja dapat menggunakan software tersebut. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) adalah suatu aplikasi yang dirancang untuk menangani pengelolaan arsip dinamis. SIKD berbasis web (web based application) dan bersifat multi user. Bahasa pemrograman yang dipergunakan dalam aplikasi ini adalah PHP dan ASP untuk database menggunakan MySQL Server 5.5. Salah satu instansi atau lembaga yang sudah mulai menerapkan SIKD di Unit Kearsipannya adalah Kementrian Pertanian. Kementrian Pertanian sebagai salah satu instansi pemerintah yang memiliki subyek yang luas dan besar oleh sebab itu pengelolaannya pun harus lebih maksimal. Dan diharapkan dengan adanya SIKD tersebut dapat membantu pengelolaan arsipnya. Pada SIKD terdapat fitur registrasi yang digunakan untuk mengentri data suatu rekod. Registrasi berfungsi untuk memberikan keterangan tentang suatu rekod. Penelitian ini mengidentifikasi apakah fitur registrasi yang ada dalam SIKD sudah memenuhi Functional Requirement menurut standar internasional yang ada. Standar internasional dibuat dan disepakati banyak pihak, sehingga dalam pembuatan atau pengembangan suatu software akan lebih terarah karena pembuat software bisa menjadikan standar tersebut sebagai acuan, SIKD perlu mengikuti standar internasional agar fungsi – fungsi yang ada didalamnya dapat berjalan secara maksimal terutama fungsi registrasi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fitur registrasi pada SIKD, yang sudah memenuhi Functional Requirement yang dikeluarkan oleh International Council of Archieves (ICA) dan konsep Jay Kennedy. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arsiparis di Subbagian
Kearsipan
Seketariat
Jendral
Kementrian
Pertanian.
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan observasi. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab kepada informan yang terlibat langsung dengan aplikasi SIKD. Observasi adalah pengamatan langsung dengan cara mengamati SIKD dalam rangka mendapkat informasi khususnya fitur registrasi.
2.
Pembahasan
Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan pada fitur registrasi yang terdapat di sistem informasi kearsipan dinamis (SIKD) dengan membandingkan pada fitur registrasi yang diatur pada International Council of Archieves (ICA)
dan juga kemudian membandingkannya dengan konsep
persyaratan fungsional pada menu registrasi yang dikemukakan oleh Jay Kennedy adalah sebagai berikut. SIKD merupakan sistem otomasi kearsipan yang digunakan secara personal dan disimpan dalam satu server besar. Metadata SIKD diatur oleh Administrator pusat. Administrator pusat di kementrian pertanian berada di sub bagian kearsipan. Dan tiap – tiap unit lain memiliki administrator unit sebagai pengaturan lokal. Pembagian kekuasaan administrator dibagi menjadi dua, dan kekuasaan tersebut memiliki perbedaan akses dalam mengatur SIKD. Administrator pusat dapat mengatur secara keseluruhan unsur metadata yang ada di SIKD seperti pengaturan berkas, pengaturan pengguna, pengaturan klasifikasi dan pengaturan umum, sedangkan administrator unit hanya dapat mengatur unsur metadata pengaturan berkas. Secara umum fitur registrasi yang ada di SIKD terbagi menjadi dua. Pembagian
tersebut
berdasarkan
dimana
rekod
itu
akan
diberkaskan.
Pembagianya adalah fitur “registrasi arsip” dan “kirim naskah”. Fitur registrasi digunakan sebagai registrasi rekod yang ada di unit kerja yang bersangkutan. Sedangkan fitur kirim naskah dibagi lagi menjadi tiga yaitu internal ke internal, internal ke eksternal dan eksternal ke internal. Pembagian tersebut mengikuti alur surat masuk dan surat keluar, apabila ada surat masuk maka registrasi arsip dilakukan dengan fitur eksternal ke internal, apabila ada surat keluar maka
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
registrasi arsip dilakukan dengan fitur internal ke eksternal. Dan untuk fitur internal ke internal digunakan ke sesama staf di satu unit kerja. Terdapat tujuh belas kolom yang terdapat pada fitur registrasi, rincianya adalah sebagai berikut : a)
Kolom Jenis Arsip
Di dalam fitur registrasi arsip yang ada di SIKD terdapat kolom jenis arsip, kolom tersebut berisikan jenis – jenis rekod , jenis rekod tersebut adalah : peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, instruksi, prosedur tetap, surat edaran, keputusan, surat perintah/surat tugas, nota dinas, memorandum, surat dinas, surat undangan, surat perjanjian, surat kuasa, berita acara, surat keterangan, surat pengantar, pengumuman, laporan, telaahan staf, formulir dan surat aset. menurut informan jenis arsip sesuai dengan peraturan tata naskah dinas yang berlaku disana. b)
Kolom Tingkat Perkembangan
Kolom tingkat perkembangan berguna sebagai penunjuk status rekod tersebut, terdiri dari asli, tembusan, pertinggal, kopi autentik, kopi biasa, draf kutipan, petikan, dan salinan. Menurut informan pada kolom ini arsiparis kurang mengerti menggunakanya. Status arsip yang mereka ketahui hanyalah tiga yaitu asli, kopi, dan tembusan. c)
Kolom Tanggal Arsip
Kolom tanggal arsip digunakan sebagai penunjuk kapan rekod tersebut tercipta biasanya tanggal arsip sudah ada di rekod yang akan diregistrasi, dan untuk memudahkan disebelah kanan kolom ada tools
yang berguna sebagai
penunjuk tanggal. Sehingga pengentri rekod hanya perlu mencari tanggal rekod tersebut dan memilih tanggal yang sesuai. Kolom tanggal arsip yang terdapat pada fitur registrasi sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh ICA yaitu : Dapat meregistrasi tanggal dan waktu dari tiap rekod sebagai unsur metadata yang terhubung dengan tiap rekod secara otomatis (ICA, 2008). d)
Kolom Nomor Arsip
Kolom nomor arsip yang ada di SIKD berguna sebagai pengenal unik suatu rekod, karena saat mengentri sebuah rekod nomor arsip inilah sebagai penanda serta pencegah duplikasi tiap rekod. Dimana nomor surat sudah dapat dipastikan
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
tidak ada yang sama antara nomor surat yang satu dengan yang lainnya. Karena masing-masing surat telah diberikan satu nomor surat e)
Kolom Hal
Kolom hal adalah subyek dari isi arsip yang biasanya sudah terdapat dalam rekod tersebut, pada naskah korespondensi/surat terdapat pada Hal/Prihal di bagian awal surat. Kolom hal adalah sesuatu yang penting karena saat ingin memberkaskan rekod terkadang arsiparis hanya melihat kolom tersebut kemudian memtuskan bahwa rekod tersebut harus diberkaskan di berkas yang sesuai. Kolom hal juga menjadi acuan sebagai penentu nomor klasifikasi apa yang akan diberikan. f)
Kolom Tingkat Urgensi
Kolom tingkat urgensi menunjukan bagaimana tingkat kepentingan bagi kecepatan pemrosesan atau pengurusan rekod yang bersangkutan . Ada tiga pilihan dikolom tersebut yaitu segera, prioritas dan rutin. Tingkat urgensi segera menunjukan rekod tersebut harus diproses saat ini juga. Suatu rekod diberikan tingkat urgensi segera karena rekod tersebut akan digunakan sebagai bahan bukti atau bahan rapat yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Tingkat urgensi prioritas menunjukan rekod tersebut penting dan harus diutamakan pengerjaanya dibandingkan rekod rutin yang tercipta oleh organisasi tersebut karena rekod tersebut memerlukan tindak lanjut yang berkelanjutan. Tingkat urgensi rutin menunjukan rekod tersebut dalam proses penciptaanya memiliki pola yang tetap sehingga saat penciptaan sudah terjadwal. Dan isi dari rekod tersebut secara keseluruhan memiliki format yang sama. Rekod tersebut terkadang oleh arsiparis ditindak lanjuti setelah terkumpul menjadi satu kesatuan agar terlihat historisnya. g)
Kolom Klasifikasi Keamanan
Kolom klasifikasi keamanan berguna sebagai penunjuk kategori keamanan dari isi informasi yang terkandung dalam rekod yang akan dientri, kategori tersebut diatur berdasarkan perundangan mengenai kerahasiaan negara yang berbunyi : informasi negara adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda – tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan baik data, fakta maupun
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
penjelasanya yang dapat dilihat, didengar dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi, yang memiliki nilai rahasia negara . Tingkat keamanan bagi rekod yang akan tercipta ada empat tingkat yaitu sangat rahasia, rahasia, rahasia terbatas dan biasa. Rekod yang dikategorikan sangat rahasia adalah apabila rekod tersebut berisikan rahasia negara dan jika diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara kesatuan republik Indonesia, dan keselamatan bangsa. Rekod yang dikategorikan rahasia apabila rekod tersebut berisikan rahasia negara dan jika diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat mengakibatkan terganggunya fungsi penyelenggaraan negara, sumber daya nasional dan ketertiban umum. Rekod yang dikategorikan rahasia terbatas apabila rekod tersebut berisikan rahasia instansi dan jika diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan tugas dan fungsi instansi. Rekod yang dikategorikan biasa adalah rekod yang berisikan hal – hal yang menyangkut informasi publik selain rahasia negara dan rahasia instansi h)
Kolom Tingkat Akses Publik
Kolom tingkat akses publik masih terkait dengan klasifikasi keamanan apabila rekod tersebut memiliki klasifikasi sangat rahasia, rahasia dan rahasia terbatas maka tingkat akses publiknya harus dikategorikan tertutup jadi hanya yang bersangkutan yang boleh mengakses rekod tersebut. Tetapi jika klasifikasi keamanan rekod tersebut biasa maka tingkat akses publik harus terbuka. Tingkat akses publik menjadi terbuka karena berisikan informasi publik dan menurut informan kategori tersebut sesuai dengan peraturan undang – undang keterbukaan informasi publik (KIP) no 14 tahun 2008. i)
Kolom Kategori Arsip
Kolom kategori arsip berguna sebagai penunjuk rekod mana yang harus diperlakukan secara khusus mana yang biasa. Kolom ini dikatagorikan menjadi dua yaitu umum dan terjaga. Kategori umum adalah rekod yang berisikan informasi umum sehingga perlakuakan yang diberikan tidak terlalu khusus. Sedangkan kategori khusus
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
adalah informasi yang rahasia sehingga perlu perlakuan khusus terutama dalam hal keamanan penyimpanan rekod. j)
Kolom Berkaskan Di
Kolom berkaskan di berguna sebagai penentu rekod yang tercipta akan diberkaskan dimana, sitem pemberkasan mengacu pada suatu kegiatan organisasi jadi rekod – rekod yang berhubungan dengan kegiatan tersebut dikumpulkan menjadi satu berkas. Untuk penambahan unsur metadata berkas yang ada didalam sistem dapat dilakukan oleh administrator unit, sehingga tidak perlu ke administrator pusat untuk meminta penambahan metadata walapun di
administrator
pusat
penamabahan tersebut dapat dilakukan. k)
Kolom Nama Kopi Digital/File
Kolom nama kopi digital/ file elektronik digunakan untuk memasukan file digital dari rekod tersebut ke dalam SIKD. File digital yang dimasukan rata – rata dari rekod yang telah di scan kemudian baru dimasukan kedalam SIKD. Namun ada juga rekod yang saat penciptaanya sudah digital seperti presentasi, daftar hadir, email dll. langsung diregistrasi. Mesin pencari yang ada di dalam SIKD dapat menemukan rekod dari konten rekod tersebut sehingga, jika rekod tersebut memiliki file elektronik sitem akan mencari kata – kata yang terdapat didalam konten tersebut. Namun mesin pencari tersebut belum dapat menemukan file elektronik yang berbentuk suara (seperti rekaman wawancara) dan gambar (seperti foto). Untuk menemukan file tersebut mesin pencari akan melihat unsur metada yang disimpan di dalam sistem. l)
Kolom Aplikasi Pembuka
Kolom aplikasi pembuka berguna sebagai penunjuk aplikasi apa yang digunakan saat membuka file digital dari rekod yang tercipta. Aplikasi pembuka diisikan sesuai dengan format dari file digital yang tersimpan. Kolom ini sesuai dengan aturan yang dikeluarkan ICA yaitu Mendukung peregistrasian rekod yang dibuat dalam format file asalnya dari aplikasi software yang biasa digunakan, m)
Kolom Media Arsip
Kolom media arsip digunakan sebagai penunjuk bentuk fisik dari arsip tersebut. Pembagian media arsip untuk sementara dibagi menjadi empat yaitu
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
cakram padat (CD), tape, harddisk dan kertas tetapi apabila ditemukan bentuk arsip yang lain (seperti microfilm dll) pengentri dapat mengajukan penambahan jenis media arsip ke administrator pusat, sehingga arsip yang mempunyai bentuk diluar dari kategori tersebut dapat didata. Pemilihan bentuk fisik arsip sesuai dengan prinsip
item in hand
yakni saat mengentri dan mengisi kolom ini
arsiparis harus melihat bentuk awal dari rekod yang dia entri. n)
Kolom Bahasa
Kolom bahasa digunakan sebagai penunjuk dari bahasa dari rekod yang tercipta, kategori bahasa yang ada di kolom bahasa ada banyak meliputi bahasa nasional seperti Indonesia-Jawa, Indonesia-Sunda, Indonesia-Padang dll. Ada juga bahasa asing seperti Inggris,Swedia,Spanyol dll. Untuk bahasa yang tidak ada didalam kategori dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan, cara penambahan hanya dapat dilakukan oleh Administrator Pusat o)
Kolom Isi Ringkas
Kolom isi ringkas berguna sebagai pemberi informasi singkat mengenai rekod yang tercipta, permasalahan yang ada saat pengisian kolom ini adalah para arsiparis hanya menyalin ulang hal/perihal dari rekod yang mereka entri, seharusnya isi ringkas bukan hanya hal tersebut yang dilihat tetapi bagaimana isi dari rekod ini sehingga memudahkan pengguna saat mencari rekod karena isi ringkas juga termasuk sebagai metadata dalam pencarian rekod. p)
Kolom Vital / Tidak Vital
Kolom vital / tidak vital berguna sebagai menunjukan apakah rekod yang tercipta ini vital / tidak vital pembagian rekod menjadi vital dilihat dari sifat rekod tersebut. tersebut rekod vital sangat penting dan keberlangsungan hidupnya haruslah dijaga dengan baik, karena arsip vital akan disimpan secara permanen oleh organisasi tersebut. q)
Kolom Jumlah
Kolom jumlah berguna sebagai penunjuk berapa banyak jumlah halaman dari rekod yang akan dientri.
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
3.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah fitur registrasi yang terdapat di SIKD (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis) sebagian besar sudah mengacu kepada modul ICA dan konsep Jay Kennedy. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pengidentifikasi unik yang terdapat di SIKD, serta otoritas perubahan metadata di atur oleh administrator pusat dan administrator unit dan SIKD dapat membaca berbagai format file elektronik Namun masih ada beberapa hal yang tidak ada didalam SIKD seperti, SIKD tidak dapat secara otomatis berhubungan dengan suatu aplikasi bisnis (seperti aplikasi keuangan) sehingga apabila ingin meregistari rekod yang tercipta di aplikasi bisnis tersebut, arsiparis harus meregistari ulang metadatanya. Kemudian pengguna tidak dapat menambahkan metadata yang bersifat opsional. Saran dari peneliti untuk fitur registrasi SIKD, pengembangan selanjutnya SIKD harus dapat terintegrasi dengan aplikasi bisnis yang ada sehingga ketika aplikasi bisnis menciptakan suatu rekod secara otomasi SIKD dapat meregistrasi rekod tersebut. Kemudian SIKD dapat memperbolehkan pengguna menambahkan metadata yang bersifat opsional Dalam mengembangkan fitur registrasi pihak Subbagian Kearsipan sebaiknya berhubungan dengan IT Unit yang ada disana. Karena bagian IT yang ada disana lebih mengenal lingkunga Kementrian Pertanian sehingga akan memudahkan dalam pengembangan SIKD Untuk kolom lokasi penyimpanan fisik suatu rekod seharusnya tetap disediakan di SIKD 2.0 yang sebelumnya di versi 1.8 lokasi penyimpanan tersebut disediakan. Untuk bahasa pemrograman antara tiap versi harus konsisten jangan berubah seperti SIKD Versi 1.7 mengunakan ASP.NET kemudaian 1.8 menggunakan PHP dan 2.0 menggunakan ASP.NET kembali. Kelemahan menggunakan bahasa pemrograman ASP.NET adalah saat loading awal akan sangat memakan waktu (2 s/d 7 menit dalam koneksi ADSL) karena SIKD 2.0 memerintahkan pengunduhan binary dari library ASP.NET yang sangat besar (5 s/d 40 MB). Hal tersebut terkadang juga mengakibatkan aplikasi berhenti total.
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
Daftar Pustaka
Arsip Nasional Republik Indonesia. 2000. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan Arsip pada Lembaga-Lembaga Negara dan Badan-Badan Pemerintah.
Barthos, Basir. 2007. Manajemen Kearsipan : untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.
Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.
Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
International Council of Archieves (ICA). 2008. Principles and functional requirements for records in electronic office environments. www.ica.org.
ISO 15489-1. 2001. Information and Documentation Records Management.
Kennedy, Jay dan Schauder, Cherryl. 1998. Records Management: A guide to Corporate Record Keeping (ed.2). Melbourne: Longman.
Martono, Boedi. 1990. Sistem Kearsipan Praktis: Penyusutan dan pemeliharaan arsip. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013
Martono, Boedi. 1992. Penataan Berkas dalam Manajemen Kearsipan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Penn, Ira A., Pennix, Gail B., dan Coulson, Jim. 1994. Records Management Handbook (2nd ed.). Cambridge: Gower.
Rianse, Usman dan Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Sedarmayanti. 2008. Tata Kearsipan : dengan memanfaatkan teknologi modern. Bandung: Mandar Maju.
Smith, Kelvin. 2007. Planing and Implementing Electronic Records Management. London: Facet Publishing
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo-Basuki. 2003. Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar memahami dan mengelola informasi dan dokumen. Jakarta: Gramedia.
Penerapan standar..., Rengga Sendrian, FIB UI, 2013