PENERAPAN SISTEM POIN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BERBASIS DISIPLIN PADA SISWA SMAN 3 BANJARBARU ABSTRACK Ellyana sari, 2013. Implementation of the points system in the formation of character based on student discipline sman 3 banjarbaru. Skiripsi education courses pancasila and citizenship, majoring in social science education teacher training and edocation science faculty universitas Lambung mangkurat. Lecturers(I) H. Wahyu, lecturers (II) Harpani Matnuh. Keyword : Implementation of the points system, character discipline, student This study reviews the implementation of the points system in the formation of character based discipline in students of SMAN 3 Banjarbaru. Implementation of the points system is assessed through student discipline picture after the application of a points system, the character of the disclipline studied through the causes of the low student discipline after the application of the points while the violation of students studied in the form of student violations after the implementation of the points system. The selected research method is a method of qualitative data collection techniques through the observation that scientists see direct application of a points system to sudent, an interview so that researchers can find out di rectly from the informant as a data source, and document in order to facilitate researchers in collecting data both written document or picture as a data source. Object of research and data analysis by means of data reduction, data presentation, and conclusion. Data can be tested by way of extension of validity of observation, increasing persistence, triangulation, and using reference cematerials. The result showed tat the application of apoints system has been running smoothly but the disclipline of students in SMAN 3 Banjarbaru stillnot fully discipline, frequent visits from students who commit violations, student areoften violated because of factoers bandwagon friends. Violations often can serve as an example to other student that school discripline violations to the student.s interest and convenience of the student themselves. Based on the result ofthe study suggested that schooprovide tough sancition to student who are breaking the rules and doing outreach to students about the application of a points system for students who are doing a good offense at student orientation, flag ceremonies, as well asteaching and learning process. Teachers must be able to be a role model to maintain order and discipline in the school.
1
I.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Disiplin dalam belajar di sekolah dianggap sebagai hal penting agar proses belajar dapat berjalan efektif. Karena tujuan disiplin di sekolah adalah efektifitas proses belajar mengajar, maka perilaku yang dianggap mendukung proses belajar mengajar dianggap masalah disiplin. Di samping sebagai alat pendidikan, kedisiplinan juga sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Apabila peraturan sekolah tanpa tata tertib, akan muncul perilaku yang tidak tertib, tidak teratur, tidak terkontrol, perilaku liar, yang pada gilirannya mengganggu kegiatan pembelajaran. Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengingat: 1. Pasal 20, pasal 22 d, dan pasal 31 undang-undang dasar Negara republik indosesia tahun 1945; 2. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dengan system pendidikan nasional (lembaran Negara republik Indonesia tahun 2003 nomor 78, tambahan lembaran Negara republik Indonesia nomor 4301) Berdasarkan observasi di SMAN 3 Banjarbaru, kedisiplinan siswa dinilai berangsurangsur lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya setelah pemberlakukan sistem poin tersebut. Kesimpulan disiplin siswa di SMAN 3 Banjarbaru keseluruhan masih rendah, walaupun sudah mengalami peningkatan dari tahun-tahun, yang sebelumnya karena masih ada saja yang melanggar peraturan sekolah. Faktanya sudah ada beberapa siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena poinnya melewati batas.
2
II. KAJIAN PUSTAKA A. Hukum Sebagai Sarana Perubahan Sosial (Perilaku) Suekamto (Prasityo,2011:20) menyatakan “secara sosiologi hukum berfungsi untuk membimbing manusia, khususnya mengenai perilakunya yang nyata, dalam hal ini hukum dapat dipergunakan sebagai sarana pengendalian maupun untuk merubah atau menciptakan yang baru. B. Alasan Seseorang Taat Terhadap Hukum Menurut Suciawati ( Prasityo, 2011:55) ada beberapa teori dan aliran yang menyebabkan mengapa hukum ditaati orang. Adapun teori dan aliran sebagai berikut: 1. Mahzab hukum alam (mahzab kodrat)Adalah suatu aliran yang menelaah hukum dengan sandaran kepada keadilan yang mutlak, 2. Mahzab sejarahMahzab ini merupakan reaksi terhadap para hukum alam yang berpendapat bahwa hukum alam bersiat rasionalistis dan berlaku bagi siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. 3. Mahzab kedaulatan rakyatJean Jacques Rousseuau dalam bukunya Le Contract Social yang menjadi dasar paham kedaulatan rakyat yang mengajarkan bahwa negara bersandarkan pada kemauan rakyat. 4. Mahzab theokrasiTeori ini berpendapat bahwa hukum itu kemauan tuhan dan dasar kekuatan hukum itu adalah kepercayaan kepada tuhan C. Teori-teori Tentang Disiplin Sinungan (Elfrindi dkk, 2012:80) mengemukakan bahwa “disiplin merupakan suatu keadaan tertentu di mana orang-orang yang bergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan- peraturan yang ada dengan rasa senang hati”.
3
Menurut Prijodarminto (Elfrindi dkk, 2012:120) mengemukakan “disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban”. Tulus Tu’u (2004:37) mengemukakan “Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan”. Disiplin itu penting karena alasan berikut ini. 1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin member dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan normanorma,nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapatmenjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin. 4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatanmerupakan prasyarat kesuksesan seseorang. D. Model Pembinaan Kepatuhan Terhadap Disiplin di Sekolah Aturan tata tertib sekolah merupakan salah satu kontributar dalam membentuk kondisi sekolah yang aman dan nyaman, tenang dan sehat sehingga pembinaan akhlak siswa disekolah menjadi dapat berjalan dengan baik.
4
Gunawan (2012:271) menyatakan beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan sekolah dalam rangka menegakkan tatakrama dan tata tertib kehidupan akademik dan sosial sekolah antara lain: 1. Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah 2. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan 3. Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah
III. METODE PENELITIAN 1.
Alasan Menggunakan Metode Kualitatif Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif dalam penelitian tentang sistem poin di SMAN 3 Banjarbaru yang berkenaan dalam masalah disiplin, untuk mendapatkan data tersebut tidaklah biasa diteliti dengan menggunakan metode kuantitatif. Oleh karena itu, metode kualitatif adalah metode yang paling tepat digunakan dalam mencari jawaban permasalahan penelitian ini, selain itu juga dalam penelitian kualitatif peneliti dapat memahami situasi social secara mendalam.
2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN3 Banjarbaru yang beralamat di Jl. Aneka Tambang, Kecamatan Cempaka Banjarbaru. SMAN 3 Banjarbaru
adalah sekolah yang
mempunyai posisi cukup strategis karena berada lumayan dekat dengan perumahan dan lembaga pemerintahan. Walaupun kedudukannya demikian, pihak sekolah telah memiliki prosedur-prosedur administrasi sekolah yang jelas, sehingga Proses Belajar Mengajar terlaksana dengan ketentuan yang telah di tetapkan. Sekolah SMAN 3 Banjarbaru dipilih sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan salah satu
5
Sekolah yang menerapkan system poin. Pada sekolah ini banyak dikenal dengan kurangnya displin, 3. Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data dipilih secara purposive sampling. Penentuan sumber yang bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah penelitian di lapangan (Wahyu, 2007:59) Data yang diperoleh peneliti terdiri dari dua jenis, yakni data primer dan data sekunder. 4. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama ialah peneliti sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat menjaring data pada sumber data yang lebih luas, dapat mempertajam serta melengkapi data hasil pengamatan dan observasi. Sementara alat bantu yang di gunakan seperti buku cetak untuk menambah data, kamera digital, handpone, pedoman wawancara dan buku catatan. 5. Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan penelitian, ada beberapa teknik, cara atau metode yang dilakukan oleh peneliti dandisesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif yaitu : 1. Wawancara adalah peneliti menggunakan pedoman wawancara sehingga pertanyaan-pertanyaan tidak keluar dari topik yang di teliti. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada guru dan siswa. 2. Observasi, peneliti juga menjadi instrumen atau alat dalam penelitian dalam penelitian penerapan system poin dalam pembentukan karakter berbasis disiplin pada siswa SMAN
6
3 Banjarbaru, Sehingga peneliti harus mencari data sendiri dengan terjun langsung atau mengamati dan mencari langsung ke beberapa informan yang telah ditentukan sebagai sumber data. 3. Dokumentasi, , data-data dan memotret fenomena yang terjadi di lapangan misalkan, foto-foto lingkungan sekolah, susana di sekolah, dan buku tata tertib sekolah, buku point. 6. Teknik Analisis Data Menurut Faisal (Wahyu 2003:69) metode analisis dalam penelitian ini melalui tiga tahapan, yakni: Reduksi data, Penyajian data, Menarik kesimpulan-kesimpulan 7. Pengujian Keabsahan Data Sebagaimana pendapat Wahyu (2006:67-73) untuk menguji keabsahan data yang dikumpulkan, seorang peneliti dapat melakukan : 1. Meningkatkan ketekunan, dengan cara tersebut maka kepastian data dan cara guru dalam memotivasi belajar siswa dapat di rekam secara pasti dan sistematis. 2. Trianggulasi, merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, dibagi dua yaitu: a) Triangulasi sumber b) Triangulasi teknik c) Triangulasi waktu 3. Menggunakan bahan referensi, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara dengan guru-guru di SMAN 3 Banjarbaru atau gambaran suatu keadaan perlu di dukung oleh foto-foto, alat-alat bantu perekam data dalam
7
penelitian kualitatif, seperti handycam, kamera, alat rekam suara sangat di perlukan untuk mendukung kreadibilitas data yang ditemukan oleh peneliti. 4. Mengadakan Member Chek , Proses member chek adalah proses pengecekan data yang di peroleh peneliti, guru-guru yang ada di SMAN 3 Banjarbaru. 8. Jadwal Penelitian Proses penelitian yang dilakukan dalam waktu 12 bulan dari penyusunan usulan penelitian sampai penyusunan laporan. Jadwal penelitian sebagai berikut: Bulan No
Fase
Kegiatan
1
1
1
0
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
1.mengajukan judul
Persiapan
2. penyusunan laporan 2
Pengumpulan data
1.observasi lapangan
dan 2. menentukan focus
pengolahan
3. Tahap seleksi
data
4. Menentukan tema 5. uji keabsahan data
3
Membuat laporan
Penulisan laporan
dan
bimbingan 4
Ujian
Uji laporan / sidang proposal
8
IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMAN 3 BanjarbaruNSS 201150111102 bertempat di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Banjarbaru, Jl. Aneka Tambang Banjarbaru. Kecamatan Cempaka. Ditinjau dari segi fisik Sekolah bangunan berbentuk semi permanen. Bangunan ini tidak sendiri, di sebelah kiri ada sekolah SMKN 3 Banjarbaru, dan di samping kanan yang tidak terlalu dekat ada kampus Akbid Borneo . keadaan lingkungan sekolah berdasarkan pengamatan peneliti dirasa cukup tenang, sehingga tidak mengganggu kegiatan proses belajar mengajar. Guru-guru di SMAN 3 Banjarbaru semua dari lulusan S1 dari berbagai jurusan, jumlah guru yaitu 40 guru. Interaksi yang terjadi antara guru yang satu dengan guru yang lain mereka saling berkomunikasi dengan baik, walaupun jarang dilakukan karena jarang ketemu terbatas waktu mengajar para guru menyempatkan diri untuk berdiskusi di selang waktu yang sama-sama kosong. Visi sekolah, terwujudnya lulusan yang unggul, menguasai IPTEK, berwawasan global dan berakhlk mulia. Misi sekolah (1) menyelenggarakan pembelajaran yang berlandaskan iman, ilmu dan amal. (2) mengembangkan kompetensi akademik yang meliputi pengetahuan, sikap kemampuan dan keterampilan guna meningkatkan wawasan ilmu teknologi. (3) meningkatkan prestasi di bidang ekstrakurikuler. (4) mengembangkan kompetensi tenaga pendidik dan pendidikan menuju tersedianya tenaga yang berkualitas dan berwawasan teknologi. (5) meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang berbasis ICT. (6) mengembangkan kultur sekolah yang mentenangkan. (7) meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 9
B. HASIL PENELITIAN 1. Disiplin siswa setelah penerapan system poin Dari beberapa kali observasi yang dilakukan oleh peneliti masih terlihat tidak disiplinnya siswa masih kurang, kejadian itu sering terjadi dari pagi kepala sekolah dan guru yang lain berjaga dimuka gerbang sekolah. Hal itu masih saja terjadi walaupun kepala sekolanya dan guru-guru sudah turun tangan dalam hal ini. Pelanggaran tata tertib dalam hal terlambat sekolah ini hanya diberikan sanksi, tidak langsung di beri poin kepada siswanya, sanksi tersebut berupa push-up d tempat atau membersihkan ruangan tetapi kalau yang terlambat siswanya itu-itu saja baru di beri poin. disiplin di SMAN 3 Banjarbaru sudah cukup baik, tetapi lebih di tingkatkan lagi dilihat dari siswa yang masih banyak melanggar peraturan sekolah mulai dari yang terkecil dan berat, pentingnya penanaman karakter disiplin untuk siswanya itu sendiri supaya siswa lebih terbiasa mematuhi aturan-aturan sekolah. Pemberian poin tidak hanya guru BK saja atau guru bagian kode etik tetapi semua guru berhak memberikan poin kepada siswa kalau ada siswanya yang kedapatan melanggar aturan sekolah. 2. Faktor penyebab masih rendahnya disiplin siswa setelah penerapan system poin penyebab masih rendahnya disiplin siswa setelah di berlakukannya system poin ini adalah adanya pengaruh teman sebayanya yang menyebabkan siswa sering melanggar tata tertib sekolah, langkah-langkah yang di terapkan dalam menanamkan karakter disiplin pada siswa selalu mengingatkan siswa tentang tata tertib sekolah, menjadikan contoh siswa yang salah supaya siswa takut melakukan 10
pelanggaran aturan sekolah selain itu guru juga menjadi tontoh dalam penerapan disiplin misalkan tepat waktu, berpakaian rapid an banyak lagi, jika siswa berperilaku tidak diisiplin maka guru berhak memberikan sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya. 3. Bentuk-bentuk pelanggaran siswa dalam penerapan sistem poin bentuk-bentuk pelanggaran siswa dalam penerapan sistem poin
adalah
pelanggaran yang sering terjadi yaitu terlambat datang, berpakaian tidak rapi, merokok dan pelanggran yang paling sering terjadi setiap tahun siswa yang hamil padahal masih berstatus sekolah. Siswa yang mempunyai poin banyak di berikan keringanan, misalkan membawa nama baik sekolah dan siswa tersebut berprestasi. Guru-guru SMAN 3 Banjabaru ada yang disiplin dan ada juga yang tidak disiplin dilihat dari tidak tepatnya masuk kelas, kebiasaan siswa yang menyebabkan tidak disiplin adalah pengaruh teman dan bentuk-bentuk pelanggaran yang sering terjadi membolos, membawa handpone yang ada fasilitasnya, sering bawa alat kecantikan, merokok, dan banyak lagi. V. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Disiplin Siswa Setelah Penerapan Sistem Poin Dalam pembahasan ini di uraikan temuan hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan yaitu membahas tentang gambaran disiplin siswa setelah penerapan system poin. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa disiplin siswa di SMAN 3 Banjarbaru sudah cukup baik dari tahun-tahun sebelumnya walaupun masih ada saja yang tidak disiplin, siswa di SMAN 3 Banjarbaru ini sangat di tuntun kedisiplinannya dilihat dari guru-guru yang mencontohkan sikap disiplin tersebut. Sebelum di terapkannya sistem 11
poin pada tahun 2008 di SMAN 3 Banjarbaru tata tertib siswa masih banyak yang melanggar karena tidak ada sanksi tegas yang membuat siswa jera melakukan pelanggaran. Hal ini sejalan dengan teori Hartono Ruslan (alpiyanto, 2012:152) lingkungan sekolah juga dikondisikan bagi terbentuknya peserta didik yang berkarakter mulia, kejujuran memegang peran sentral dalam menentukan dan membentuk sikap disiplin. Selanjutnya menurut Irwin A Hyman dan Pamela A. Snock (Alpiyanto 2012:81) disiplin sekolah kadangkala di terapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik dan kesalahan pelakuan fisikologis. Bila lingkungan dengan disiplin tinggi, maka melahirkan manusia yang berdisilin tinggi. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab V pasal 12 ayat 2 setiap peserta didik berkewajiban menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan. Undang-undang tentang guru dan dosen Bab 1 di pasal 1, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan forma, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Hal ini terlihat dari observasi peneliti kesekolah bahwa penananman karakter disiplin siswa sudah di terapkan di sekolah SMAN 3 Banjarbaru tetapi walaupun sudah diberitahukan tata tertib sekolah yang dibuat oleh sekolah tersebut masih saja ada yang melanggarnya. Guru yang menjadi contoh sudah mengingatkan berkali-kali kepada siswa tentang tata tertib sekolah yang termasuk dalam disiplin siswa, guru hanya bisa
12
memberikan contoh sikap disiplin selanjutnya hanya siswa yang bisa menerapkan dan memilih yang baik dalam sikap dan yang tidak baik. Menurut heri gunawan (2012:16) etika adalah ilmu yang menyelidiki yang mana yang baik dan yang mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Gunawan (2012:226) berpendapat bahwa disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Terakhir berkaitan dengan guru, semua guru harus menekankan disiplin siswa di SMAN 3 Banjarbaru, Menurut Sofan Amri (2011:100) tugas para guru mencapai tujuan peningkatan karakter siswa bisa jadi merupakan tugas terberat bagi para guru, bagi guru yang berhasil membangun karakter siswa dengan berbagai cara akan memberi kepuasan yang luar biasa. Hartono ruslan (apliyanto, 2012:152) jika kita sudah tinggi tingkat disiplin pribadi kirta, maka akan muncul suasana yang serba tertib, dan secara otomatis akan muncul berbagai naluri yang positif karena kita mampu mengendalikan diri dengan sadar bagi kepentingan bersama, B. Faktor Penyebab Masih Rendahnya Disiplin Dari temuan hasil peneliti yang telah dilakukan, faktor yang menyebabkan masih rendahnya disiplin di SMAN 3 Banjarbaru, Nursito (2002:10) menjabarkan jenis-jenis pelanggaran yang sering dilakukan oleh peserta didik, misalnya aksi corat-coret, membawa alat main atau bacaan/ gambar porno , merokok atau terlibat narkoba dan perkelahian antar sekolah atau tawuran. Pengaruh teman sekolahnya yang membuat tidak disiplin, bolos sekolah yang sering terjadi di SMAN 3 Banjarbaru. Hal ini 13
disebutkan oleh Ajzen (Fatchul Mu’in 2011:171) kelomok sebaya atau kelompok masyarakat memberi pengaruh kepada individu, ada kecenderungan bahwa seorang individu berusaha untuk sama dengan teman sekelompoknya. Langkah yang dilakukan pendidik dalam menanamkan karakter disiplin dengan mengajak semua guru dalam mengingatkan siswa dalam tatatertib sekolah dan guru selalu mengingatkan siswa tentang peraturan sekolah yang selalu melanggar tatatertib sekolah. “memperkenalkan contoh prilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku yang disiplin dan yang tidak disiplin. (http://guru-indonesia.net/forum/forum_topik_isi29.html, (update: 15 oktober 2011) Aturan tata tertib sekolah merupakan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang aman dan tertib, sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negative. Seorang siswa yang melakukan pelanggaran disiplin sekolah atau melanggar tata tertb sekolah akan diberikan sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya, kebiasaan yang sering terjadi di sekolah yaitu bolos sekolah, kerapian berpakaian seringnya terlambat datang. Memperkenalkan conroh perilaku yang tidak disiplin di harapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin (http://guru-indonesia.net/forum/forum_topik_isi-29.html,(di akses 15 oktober 2011) . ”Aturan sekolah tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian, ketepatan waktu, perilaku social dan etika belajar/kerja, pengertian disiplin sekolah seringkali di terapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi
dari
pelanggaran
terhadap
aturan.(dikutip
dari
indonesia.net/forum/forum_topik_isi-29.html, (Update:15 oktober 2011).
14
http://guru-
C. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Siswa Dalam Penerapan Sistem Poin Dari temuan hasil penelitian yang telah dilakukan, siswa SMAN 3 Banjarbaru masih kurang disiplin padahal pihak sekolah sudah sekuat tenaga mengingatkan siswa tidak berbuat kesalahan lagi, tapi setiap hari ada saja kedapatan melanggar peraturan sekolah, bentuk pelanggaran yang sering terjadi di sekolah SMAN 3 Banjarbaru adalah membolos dan, merokok, membawa hp berkamera, berpakaian tidak rapi, dan bnyak lagi yang lainnya. Poin pelanggaran yang dikenakan kepada siswa atas pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap tata tertib yang di tetapkan oleh sekolah yang bertujuan demi terjaganya suasana kondusif di lingkungan sekolah dan kenyamanan belajar siswa. (diikutip
dari
http://wastakitamandiribk.wordpress.com/(update:11
januari
2013),
Menurut Foerster (2003: 31-32), pentingnya disiplin sekolah yaitu: 1.
Kedisiplinan mesti diterapkan tanpa menunjukkan kelemahan, tanpa menunjukkan amarah dan kebencian.
2. 3.
Kedisiplinan mesti diterapkan secara tegas, adil dan konsisten. Ketika kedisiplinan mulai menampakkan pertumbuhannya dijaga dan dirawat dengan penuh kesabaran. Siswa di SMAN 3 Banjarbaru tidak menyetujui adanya peraturan sistem poin ini
karena memaksa siswa, akibatnya siswa tidak bebas melakukan apapun. Menurut syaiful bahri djamarah (1997:52) setiap peraturan atau perintah dalam pendidikan mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat memberikan arah yang jelas atau mengandung tujuan ke arah perbuatan susila. Guru memberikan sanksi yang tegas sesuai dengan aturan sekolah dan pelanggaran yang dibuat oleh siswa. Kadang kala ada 15
sebagian guru yang membiarkan siswa membawa peralatan yang dilarang oleh peraturan sekolah, siswa malah terang-terangan memperlihatkan barang tesebut tetapi hanya beberapa guru saja. Menurut syaiful Bahri Djamarah (1997:21) guru hendaklah konsekuen terhadap apa yang telah diperintahkannya. Menurut Bacon(1990:52) guru adalah model bagi muridnya, baik disadari ataupun tidak siswa akan berprilaku mirip dengan gurunya, Pelanggaran yang berat akan diberi sanksi sesuai dengan kesalahan siswa, poin yang banyak akan diberi sanksi berat misalkan sudah mencapai poin maksimal tetapi ada yang meringankan poin tersebut karena kebiasaan siswa yang dinilai positif, setiap hari ada saja yang melanggar peraturan sekolah sampai ada yang dikeluarkan oleh pihak sekolah karena sudah kelebihan poin. Syaiful Bahri Djamarah (Purwanto 1991;236) hukuman adalah penderitaan yang di berikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru,dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan atau kesalahan. Banyak siswa yang sudah dikembalikan kepada orang tuanya karena banyaknya poin yang di dapat siswa tersebut, tidak semata-mata langsung dikeluarkan dari sekolah tetapi melalui rapat semua guru dan keputusan terakhir ada di tangan kepala sekolah. VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Gambaran disiplin siswa setelah penerapan sistem poin adalah sudah cukup baik disiplinnya walaupun masih ada saja siswa yang tidak mentaati peraturan sekolah, peraturan sistem poin ini dibuat untuk siswa yang membuat siswa tersebut jera dalam melanggar peraturan-peraturan sekolah, kedisiplinan yang berangsur-angsur lebih
16
baik tersebut salah satunya siswa akan menjadi takut dengan peraturan sistem poin, siswa takut akan mempunyai poin yang banyak yang akhirnya dikeluarkan dari sekolah SMAN 3 Banjarbaru. 2. Faktor penyebab masih rendahnya disiplin siswa setelah penerapan sistem poin adalah pengaruh dari teman, kebisaan siswanya, guru yang bersikap tidak tegas, kurangnya perhatian dari orang tua, siswa yang melanggar tata tertib sekolah akan diberikan sanksi dalam bentuk poin negatif berdasarkan jenis pelanggaran yang di lakukan oleh siswa yang bersangkutan. 3. Bentuk-bentuk pelanggaran siswa dalam penerapan sistem poin adalah terlambat datang kesekolah, merokok di area sekolah, berduaan di sekolah, berkelahi, membawa peralatan make-up, sampai-sampai tiap tahun pelanggaran yang selalu terjadi hamil, yang langsung mendapatkan poin 100 yaitu di keluarkan dari sekolah, dengan melanggar peraturan sekolah siswa selain mendapatkan poin negative tidak menghapuskan sanksi yang sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan siswa seperti membersihkan halaman sekolah, musholla dan juga WC. B. Saran 1. Hendaknya sekolah memberikan sanksi yang tegas kepada siswa yang melanggar peraturan, serta harus adanya kerjasama dengan orang tua siswa tentang sikap dan prilaku siswa yang melanggar aturan sekolah agar tercipta kedisiplinan sekolah yang lebih baik lagi. 2. Hendaknya semua guru mampu menjadi teladan dalam menjaga ketertiban dari kedisiplinan sekolah.
17
3. Sebaiknya sekolah giat melakukan sosialisasi tentang penerapan sistem poin terhadap pelanggaran yang dilakukan siswa, agar siswa dapat mengetahui akibat jika siswa melakukan pelanggran.
18
DAFTAR PUSTAKA Adisusilo Sutarjo.2011.Pembelajaran NilaiKarakterKontruktivismedanVTC SebagaiInovasiPendekatanPembelajaranAfektif.Jakarta :PTRaja GrafindoPersada Alpiyanto.2012. Hypno Heart Teaching.Jakarta:PT. TujuhSamuderaAlfath. AmriSopan, dkk. 2011.ImplementasiPendidikanKarakterDalamPembelajaran.jogjakarta: PT Citra AjiParama Aziz
Abdul Hamka. 2012.Karakter Guru ProfesionalMelahirkanMuridUnggulMenjawabTantanganMasaDepan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Djamarah, Syaiful Bahri.2005.Guru danAnakDidik.Jakarta : PT. RienekaCipta DPR RI. 2005. UndangRiNomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru danDosen. Bandung: Citra Umbara. Dwiloka, Bambangdkk. 2005. TeknikMenulisKaryaIlmiah. Jakarta: PT. RienekaCipta. Elfindri, dkk. 2012. PendidikanKarakter. Jakarta: Baduose Media Jakarta. GunawanHeri, 2012. PendidikanKarakterKonsepdanImplementasi. Bandung: Alfabrta Indrayani, 2012.PendidikanKarakterKerangkadanAplikasiUntukPendidikdan Jakarta: Baduose Media
Professional.
Koesoema Doni.2007. PendidikanKarakterStrategiMendidikAnak Di Zaman Global. Jakarta: KompasGramedia Mu’in fatchul,2011.PendidikanKarakterKontruksiTeoritikdanPraktik. Jogjakarta: ar-ruzzmedia Priyanta. 2008. DisiplinSiswa. (Online) http//www.damandiri.or.id/file/ priyantaunmuhsolobab2.pdf(
diakses 11 november) Sasmana, A. 1994.ProfesionalismeKeguruan. Yogyakarta: Kanisius SudrajatAkhmad. 2008. DisiplinSiswaDisekolah.(online). wordpress.com/2008/04/04disiplinsiswa-di-sekolah/ (di akses 11 januari 2013) SumantriEndang. 2011. NilaiIntiBagiUpayaPembinaanKepribadianBangsa. LaboraturiumPknUpi
Bandung:
PendidikanKarakter: WidiaAksara Press,
Tirtarahardja, Umar. 2005. PengantarPendidikan. Jakarta: PT RinekaCipta Wahyu. 2010. MateriKuliahMetodePenelitianKualitatif. Banjarmasin: Unlam 19
Wahyu, dkk. 2011. PedomanPenulisanKaryaIlmiah. PustakaBanua Waskito.2010.Disiplin .(online). (http://wastakitamandiribk.wordpress .com/, update:11januari 2013. …………………, 2010, KarakterSiswa. (online) http://repository.upi. edu/operator/upload/s_a0151_0605449_chapter2.pdf( diakses 03 november)
20