ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
PENERAPAN TEORI PEMBIASAAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGI SISWA DI TINGKAT SEKOLAH DASAR Oleh Tatan Zenal Mutakin Nurhayati Indra Martha Rusmana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI Email:
[email protected]
Abstract, This study aims to determine the extent of the application of a religious character education through habituation theory in State Primary School in South Tangerang City area. This study is part of Research and Development held in several elementary schools in South Tangerang to implement character education through religious activities. During the 6 month study period, ie April-August 2014. The study concluded that: 1) Implementation of the religious dimension through habituation five daily prayers and recitation of the Qur'an can only be carried out by the students in the life of 36,82%, 2) of the whole school who were respondents in this study, the majority has not can implement character education process for the dimensions religus with habituation method, 3) after the treatment method of habituation, the implementation of the five daily prayers and recitation of the verses of Qur'an has increased significantly; from 36,82% to 57,13%, although the implementation of the five daily prayers can be conducted in a timely yet by the students. Keywords: Character Education, Religious Activity Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penerapan pendidikan karakter religi melalui teori pembiasaan di Sekolah Dasar Negeri yang ada di wilayah Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian riset dan pengembangan (Research and Development) yang dilaksanakan di beberapa Sekolah Dasar di Kota Tangerang Selatan dengan menerapkan pendidikan karakter melalui kegiatan religi. Waktu penelitian selama 6 bulan, yaitu bulan April– Agustus 2014. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan dimensi religius melalui pembiasaan shalat lima waktu dan pembacaan al-qur’an baru dapat dilaksanakan oleh para siswa dalam kehidupan sebesar 36,82 %, 2) dari seluruh sekolah yang menjadi responden dalam penelitian ini, mayoritas belum dapat melaksanakan proses pendidikan karakter untuk dimensi religus dengan metode pembiasaan, 3) setelah dilakukan treatment metode pembiasaan, pelaksanaan shalat lima waktu dan pembacaan ayat-ayat al-qur’an mengalami peningkatan yang cukup signifikan; dari 36,82% menjadi 57,13%, walaupun pelaksanaan shalat lima waktu belum dapat dilaksanaan tepat waktu oleh para siswa. Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Kegiatan Religi
ketidakjujuran yang dilakukan oleh
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hampir memonton disuguhi tawuran,
rakyat kecil sampai para pejabat. setiap
kita
Kejadian ini menjadi indikasi kuat
televisi
seringkali
mengenai mulai hilangnya nilai-
tindakan
kekerasan,
nilai luhur yang melekat pada
dan
saat
tindakan
bangsa
Indonesia,
seperti
361 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
kejujuran,
kesantunan,
dan
kemampuan membuat keputusan
menjadi
justru tidak banyak digunakan,
keprihatinan bersama. Oleh karena
pengembangan keterampilan hidup
itu,
untuk
(soft skills) yang terkait dengan
menjadikan nilai-nilai itu kembali
nilai dan moralitas juga belum
menjadi karakter luhur bangsa
maksimal;
yang dibanggakan di
pendidikan
kebersamaan
cukup
harus
ada
usaha
hadapan
dan
(3)
iklim
karakter
belum
bangsa lain. Salah satu upaya ke
sepenuhnya kondusif. (Zuchdi et
arah itu adalah perbaikan sistem
al. 2008).
pendidikan yang dititikberatkan
Hasil
pada
pendidikan
karakter.
diperkuat
penelitian oleh
tersebut
Marzuki
Pendidikan karakter menjadi salah
menyatakan
satu solusi alternatif bagi upaya
ditemukan model khusus dalam
pemecahan
pengembangan
masalah
berhubungan
dengan
yang
bahwa
yang belum
karakter
di
dekadensi
lingkungan sekolah; baik sekolah
moral yang sedang terjadi. Hal
agama maupun sekolah umum.
senada dengan visi depdiknas 2014
(Marzuki et al. 2011). Adapun
yang
wilayah penelitian dilakukan di
dirancang
oleh
Tim
Pendidikan Karakter Kemendiknas Pada
kenyataannya,
Kota
Tangerang
Selatan
Kota
visi
Tangerang Selatan adalah salah
depdiknas 2014 ini sepertinya
satu kota di Provinsi Banten,
belum
Indonesia. Kota ini diresmikan
dapat
terealisir
dengan
maksimal. Hal ini diperkuat oleh
oleh
hasil
yang
Indonesia, Mardiyanto, pada 29
menyatakan bahwa; (1) konteks
Oktober 2008. Kota ini merupakan
institusional sekolah masih belum
pemekaran
secara
Tangerang.
penelitian
Zuhdi
optimal
mendukung
pelaksanaan pendidikan karakter;
Menteri
Dalam
dari
Negeri
Kabupaten
Kota Tangsel memiliki motto
(2) strategi in doktrinasi masih
“Cerdas,
digunakan
porsinya
Religious”, sifat-sifat mulia yang
kadar
menjadi tantangan dan harapan
pemberian teladan masih perlu
semua pihak. Berharap memiliki
ditambah;
masa
tidak
sangat
meskipun
terlalu
besar,
fasilitasi
sesuai
nilai
untuk
yang
melatih
depan
Modern
yang
mutlakmembutuhkan
dan
benderang rancang
362 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
bangun
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
yang
baik
meliputi,
di Sekolah Dasar Negeri yang ada
tahapan-tahapan
di wilayah Kota Tangerang Selatan
terukur,setidaknya
mengacu
4. Tujuan dan Manfaat
kepada konsep kehidupan yang
Penelitian ini
bertujuan
ingin diwujudkan:cerdas-modern-
mengetahui:
1)
religius.
pendidikan karakter religi melalui
2. Identifikasi
teori pembiasaan di Sekolah Dasar
Berdasarkan latar belakang di
untuk
penerapan
Negeri yang ada di wilayah Kota
atas, maka dapat diidentifikasi
Tangerang Selatan, 2) pembiasan
permasalahan berikut:
siswa dalam melaksanakan shalat
a. Terjadinya
moral
lima waktu dan pembacaan ayat-
yang terjadi dimasyarakat baik
ayat al-qur’an di Sekolah Dasar
dari tingkat bawah sampai di
Negeri yang ada di wilayah Kota
tingkat atas yang diindikasikan
Tangerang Selatan
dengan
degradasi
sering
kekerasan,
terjadinya
tawuran,
dan
tindakan ketidakjujuran. b. Belum
B.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kajian Teori a. Pengertian Pendidikan Karakter
terealisisasinya
visi
depdiknas 2014 secara baik
Ekowarni
menyatakan
bahwa karakter merupakan nilai
c. Belum adanya model khusus
dasar prilaku yang menjadi acuan
dalam pendidikan karakter yang
tata
efektif.
manusia.
Secara
universal
3. Rumusan Masalah
berbagai
karakter
dirumuskan
Berdasarkan identifikasi di atas,
maka
masalah
dapat
untuk
dirumuskan
sebagai
interaksi
nilai
antara
hidup
bersama
atas
pilar:
berdasarkan
1)
kedamaian,
menghargai,
sejauhmana penerapan pendidikan
kerjasama,
kebebasan,
karakter
kebahagiaan,
religi
mengetahui
nilai
melalui
teori
Sekolah
Dasar
kerendahan hati, kasih sayang,
Negeri yang ada di wilayah Kota
tanggung jawab, kesederhanaan,
Tangerang Selatan, 2) sejauhmana
tolerensi
pembiasan
(Ekowarni, 2010)
pembiasaan
di
siswa
dalam
melaksanakan shalat lima waktu dan pembacaan ayat-ayat al-qur’an
Karakter
kejujuran,
dan
persatuan.
(character)
mengacu pada serangkaian sikap
363 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
(attitudes), perilaku (behaviors),
anggota masyarakat dan warga
motivasi
dan
negara yang religius, nasionalis,
keterampilan (skills). Karakter
produktif dan kreatif. Dengan
meliputi sikap seperti keinginan
demikian, pendidikan karakter
untuk
adalah
(motivations),
melakukan
terbaik,
hal
kapasitas
yang
segala
upaya
yang
intelektual
dilakukan guru, yang mampu
seperti berpikir kritis dan alasan
mempengaruhi karakter peserta
moral,
didik.
perilaku
jujur
dan
Tugas
guru
adalah
karakter
peserta
bertanggungjawab,
membentuk
mempertahankan prinsip-prinsip
didik
moral
keteladanan, perilaku guru, cara
dalam
situasi
ketidakadilan,
penuh
kecakapan
yang
guru
mencakup
menyampaikan,
interpersonal dan emosional yang
bagaimana
memungkinkan
(Zubaiedi, 2011: 14)
seseorang
berinteraksi secara efektif dalam
bertoleransi.
Pendidikan
berbagai situasi, dan komitmen
merupakan
untuk
pekerti
berkontribusi
dengan
dan
karakter
pendidikan
plus,
yaitu
budi yang
komunitas dan masyarakatnya.
melibatkan aspek pengetahuan
Karakteristik
realisasi
(cognitive), perasaan (feeling),
positif
sebagai
dan tindakan (action). Tanpa
(intelektual
social,
adalah
perkembangan individu
ketiga
aspek
ini,
pendidikan
emosional, dan etika). Individu
karakter tidak akan efektif, jadi
yang berkarakter baik adalah
yang
seseorang
pendidikan karakter tidak cukup
yang
melakukan
hal
berusaha
yang
terbaik
(Battishtich, 2007). Pendidikan dimaknai
sebagai
diperlukan
dengan
pengetahuan
dalam
lantas
melakukan tindakan yang sesuai karakter pendidikan
dengan pengetahuan saja. Hal ini karena
pendidikan
karakter
yang mengembangkan nilai-nilai
terkait erat dengan nilai dan
karakter peserta didik sehingga
norma. Oleh karena itu, harus
mereka
juga
memiliki
nilai
dan
melibatkan
karakter sebagai karakter dirinya,
(Akhmad
menerapkan nilai-nilai tersebut
2011: 27)
Muhaimin
perasaan. Azzet,
dalam kehidupan dirinya, sebagai 364 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
Pendidikan karakter tidak
dibina dan diupayakan sehingga
sekadar mengajarkan mana yang
siswa menjadi berkarakter seperti
benar dan mana yang salah
yang diharapkan.(Zuchdi, 2008)
kepada anak, tetapi lebih dari itu pendidikan
b. Pengertian Kegiatan Religi
karakter
Pendidikan karakter siswa di
kebiasaan
sekolah merupakan upaya yang
(habituation) tentang yang baik
dilakukan oleh sekolah dalam
sehingga siswa paham, mampu
rangka
merasakan, dan mau melakukan
siswa. Terkait dengan sekolah,
yang baik. Pendidikan karakter
sekarang
ini membawa misi yang sama
pembentukan
dengan pendidikan akhlak atau
Salah satu kultur yang dipilih
pendidikan moral.
sekolah adalah kultur akhlak
menanamkan
Sementara
itu,
Zuchdi
mengatakan bahwa ada empat hal
pembentukan
sedang
karakter
digalakkan
kultur
sekolah.
mulia. Kirschenbaum seperti yang
dalam rangka penanaman nilai
dikutif
yang
pada
bahwa ada lima metode yang bisa
terbentuknya karakter (akhlak)
meningkatkan nilai dan moralitas
mulia,
(karakter/akhlak
bermuara
yaitu:
inkulkasi
nilai,
Marzuki
mengatakan
mulia)
di
keteladanan nilai, fasilitasi, dan
sekolah, yaitu: 1) inculcating
pengembangan
values and morality (penanaman
akademik
keterampilan dan
sosial.
nilai-nilai
dan
moralitas);
2)
Ditambahkan pula bahwa untuk
modeling values and morality
ketercapaian program pendidikan
(pemodelan
nilai atau pembinaan karakter
moralitas); 3) facilitating values
perlu diikuti oleh adanya evaluasi
and morality (memfasilitasi nilai-
nilai. Evaluasi harus dilakukan
nilai dan moralitas); 4) skills for
secara akurat dengan pengamatan
value development and moral
yang relatif lama dan secara
literacy
terus-menerut.
Dengan
pengembangan nilai dan literasi
memadukan berbagai metode dan
moral; dan 5) developing a
strategi seperti tersebut dalam
values
pembelajaran pendidikan agama
(mengembangkan
nilai-nilai
(ketrampilan
education
dan
untuk
program program
di sekolah, karakter siswa dapat 365 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
pendidikan nilai). (Marzuki el al,
dan kepribadian seseorang. (As-
2011)
Syiddieqy, 2001: 287). Dengan
Apabila mengacu pada visi
melaksanakan salat berjama’ah
Depdikbud 2014, sangatlah wajar
minimal Zuhur dan Ashar karena
apabila semua sekolah dapat
kedua waktu sholat ini masih
mengaplikasikan
tersebut
dalam waktu pembelajaran, atau
dengan memasukan unsur-unsur
shalat Duha, siswa siswi dididik
keagamaan
beradaptasi dengan lingkungan
visi
dalam
kurikulum
tingkat satuan pendidikan di
sosialnya,
masing-masing
sekolah.
berjama’ah mereka dapat belajar
keagamaan
bagaimana berkata yang baik,
Kegiatan-kegiatan
pada
bersikap
dalam visi, misi dan tujuan
menghargai
sekolah. Selama ini kegiatan
semuslim, dan terjalinnya tali
keagamaan (religi) ini hanya baru
persaudaraaan. (Wawan Susetya,
dilaksanakan oleh guru agama
2007)
saat-saat
tertentu
saja
seperti memperingati hari-hari
dan
salat
tersebut harus tercantum juga
pada
sopan
saat
santun,
saudaranya
c. Implikasi Shalat dan Membaca Al-Qur’an terhadap Pelakunya
Sementara
Menurut al-qur’an iman itu
aktifitas religi keseharian belum
merupakan nur (cahaya) dari
dapat
Allah
besar
keagamaan.
dilaksanakan
secara
terencana dan kontinu. Kegiatan
religi
kepada dalam
SWT
yang
orang
diberikan
yang
telah
dibukkan dadanya (memperoleh
penelitian ini terfokus pada dua
hidayah-Nya)
kegiatan, yaitu: kegiatan shalat
Islam. Namun demikian, pada
(baik fardlu maupun sunnah) dan
mulanya nur keimanan tersebut
membaca al-qur’an dan surat-
masih dalam keadaan lemah atau
surat pendek. Kedudukan shalat
kecil, seperti halnya bayi yang
dalam
yang
baru dilahirkan. Sesuatu yang
menempati posisi penting yang
lemah atau kecil belumlah dapat
tidak
memberikan manfaat.
ibadah
agama
dapat
Islam
digantikan
apapun
juga,
oleh shalat
untuk
memeluk
Oleh sebab itu, agar iman
merupakan tiang agama yang
menjadi
kuat
dan
besar
menjadi pondasi dari keberagaam
senantiasa bersemayam dalam
366 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
hati
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
sanubari,
ia
Dengan melaksanaakan shalat
yang
secara berjamaah (seperti shalat
Menurut
lima waktu, shalat jum’at, dll)
Syamninah Zaini (1991: 82-83),
bisa menumbuhkan solidaritas
pembinaan keimanan ini bisa
sosial yang kuat dan ajaran
dilakukan dengan tiga hal, yaitu:
persamaan antar manusia, 3)
1) dengan menambah ilmi, 2)
Shalat
memperbanyak
kedisiplinan.Disiplin
artinya
mentaati
Hidup
memerlukan
maka
pembinaan
berkesinambungan.
perbuatan
ibadah
baik,
3)
dan dengan
menankan
peraturan.
menjauhi larangan Allah dan
manusia harus dengan aturan.
Rosul-Nya.
Hidup tanpa aturan akan menjadi
Salah satu bentuk ibadah
kacau, karena itu hidup ini harus
yang diwajibkan oleh Allah SWT
dengan disiplin. Menurut Zakiah
dan
adalah
Daradjat ( 1996: 37) menyatakan
shalat lima waktu dan membaca
bahwa dalam salah satu firman
sangat
istimewa Menurut
al-qur’an.
Zenal
Allah
menyatakan
bahwa
Mutakin (1999: 51 – 56) ada
manusia
beberapa faedah atau manfaat
bahagia
di
dari
shalat,
apabila
mereka
telah
hidup
yaitu:1) Shalat menjaga kesucian
dengan
disiplin
yang
tinggi
jasmani
dalam
melaksanakan dan
rohani.
Su’dan
akan
dalam
kehidupannya.
dari sudut ilmu kesehatan, shalat
Sementara
dalam
peranan
menjaga
penting kesehatan
dan
hidupnya
berbagai
(1997: 63) menyatakan bahwa
mempunyai
suskses
aspek
itu,
hikmah
membaca al-qur’an salah satunya adalah
dapat
menjadi
amal
jasmani. Setiap gerakan dalah
ibadah dan dapat menjadi obat
shalat
bagi pembacanya, terutama obat
dapat
menyembuhkan
penyakit,
seperti:
ematik,
bawajir,
lumbago,
dan
spondylosis (penyakit yang suka menyerang tulang belakang), 2) Shalat
sebagai
pembinaan
batiniah
yaitu
memberikan
ketenangan dalam hidupnya d. Teori Pembiasaan Penerapan
pendidikan
karakter di sekolah setidaknya
ummat. Islam mendidik ummat
dapat
bergaul
alternatif strategi secara terpadu.
dan
bermasyarakat.
ditempuh melalui empat
367 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
Pertama,
mengintegrasikan
terpakasa
melakukan
suatu
konten pendidikan karakter yang
perbuatan atau akhlak yang baik,
telah
kedalam
tetapi setelah lama dipraktekan,
seluruh mata pelajaran, yang
secara terus menerus dibiasakan
mencakup pengembangan nilai-
dan
nilai pendidikan budaya dan
penting tentang ibadah yang
karakter bangsa diintegrasikan
dilakukannya,
kedalam setiap pokok bahasan
menjadi sebuah karakter yang
dari
baik yang terpatri dalam dirinya.
dirumuskan
setiap
mata
Kedua,
pelajaran.
mengintegrasikan
pendidikan
karakter
dengan
memahami
maka
arti
akan
(Zaitun dan Siti Habibah, 2013).
kedalam
Teori Pavlov menyatakan
kegiatan sehari-hari di sekolah,
bahwa untuk menimbulkan atau
yang mencakup keteladanan dan
memunculkan
kebiasan
Ketiga,
diinginkan yang disebut respon,
pendidikan
maka perlu adanya stimulus yang
karakter kedalam kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang
diprogamkan atau direncanakan.
sehingga
Keempat,
pembiasaan. Dengan pemberian
rutin.
mengintegrasikan
membangun
komunikasi
kerjasama
reaksi
disebut
yang
dengan
antar
stimulus yang dibiasakan, maka
sekolah dengan orang tua peserta
akan menimbulkan respons yang
didik.
dibiasakan.
(Novan
Ardi
Wiyani,
2012:78).
itu,
Thorndike menyebutkan bahwa
Dari keempat strategi di atas,
Sementara
faktor
pembiasaan
untuk memperoleh hasil yang baik
maka
kita
memerlukan
merupakan faktor yang sangat
latihan. Latihan yang dimaksud
penting
ialah latihan yang dilakukan
dalam
pendidikan
karakter. Dari beberapa pendapat
secara
ahli dikatakan bahwa karakter
urutan yang benar dan secara
diidentikkan
akhlak.
teratur. Teori ini merujuk kepada
Akhlak dapat dibentuk dengan
system “coba-coba”, yaitu suatu
metode
dan
kegiatan yang bila kita gagal
penumbuhan kesadaran dalam
dalam melakukannya, maka kita
diri individu, meskipun pada
harus
dengan
pembiasaan
berulang-ulang
terus
mencoba
dengan
hingga
awalnya anak didik menolak atau 368 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
akhirnya berhasil. (Abdul Choer,
jawab dengan simbol pengakuan
2009).
di dalam bacaan doa iftitah
Nilai-nilai karakter penting diwujudkan
dalam
penerapan
“sesungguhnya ibadahku,
salatku,
hidup
dan
program pembiasaan. Nilai-nilai
untuk
ini-lah nantinya sebagai output
memberikan
dari
tanggung jawab atas anugrah
segala
pembelajaran sekolah.
pelaksanaan dan
budaya
Nilai-nilai
tersebut,
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
atau
tindakan
untuk
kemauan, melaksanakan
Allah”,
matiku
doa
isyarat
ini berupa
yang Allah telah berikan. 2. Metode Penelitian Penelitian
ini
merupakan
bagian dari penelitian riset dan pengembangan
(Research
and
nilai-nilai tersebut, baik untuk
Development) yang dilaksanakan di
Tuhan Yang Maha Esa, diri
beberapa Sekolah Dasar di Kota
sendiri,
sesama,
Tangerang
maupun
kebangsaan
lingkungan, sehingga
menerapkan
Selatan
dengan
pendidikan
karakter
menjadi manusia insan kamil.
melalui kegiatan religi. Penelitian ini
Usaha yang dapat dilakukan
dilaksanakan di Kota Tangerang
dalam
mem-bangun
Selatan. Waktu penelitian selama 6
karakter bangsa adalah melalui
bulan, yaitu bulan April – Agustus
penguatan
budaya
2014
aktualisasi
nilai-nilai
rangka
bangsa, luhur
Subjek penelitian ini adalah 3
Pancasila, impelementasi ajaran-
sekolah dengan 6 kelas Sekolah
ajaran agama dalam kehidupan
Dasar Negeri di Kota Tangerang
sehari-hari,
Selatan
keteladanan
dari
yang
berada
di
tiga
semua kompo-nen bangsa, dan
kecamatan yang sudah menerapkan
melalui pendidikan baik formal,
pembinaan karakter berbasis religi
informal, maupun non formal.
yang memiliki kualitas yang cukup
Salat dilakukan 5 kali sehari semalam
ialah
membiasakan
baik. Teknik pengumpulan data yang
umat manusia untuk hidup bersih
digunakan
dengan simbol wudhu, disiplin
adalah Focus Group Discussion
waktu
azan
(FGD), observasi, wawancara, dan
disetiap waktu salat, bertanggung
dokumentasi. Untuk mendapatkan
dengan
ditandai
dalam
penelitian
369 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ini
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
data
yang
dapat
dipertanggungjawabkan ilmiah,
data-data
secara
yang
telah
Hasil wawancara dan angket isian
dengan
bahwa
guru
menyatakan
pelaksanaan
pendidikan
terkumpul terlebih dahulu diperiksa
karakter dengan metode pembiasaan
keabsahannya dengan teknik cross
dalam kegiatan religi dalam hal ini
check.
Adapun
teknik
analisis
pelakasanaan shalat lima waktu dan
datanya
adalah
teknik
analisis
shalat sunnah serta pembacaan al-
induktif, yaitu analisis yang bertolak
qur’an belum dapat dilaksanakan
dari
pada
secara rutin dan terprogram, salah
umum.
satu sebabnya adalah: 1) belum
Kesimpulan umum itu bisa berupa
adanya buku panduan yang baku
kategorisasi maupun proposisi
sebagai pedoman pelaksanaan, 2)
data
dan
bermuara
simpulan-simpulan
fasilitas sekolah yang masih terbatas
3. Pembahasan a. Analisis Temuan Hasil menyatakan: religius,
dan kurang memadai, dan 3) kurang
analisis
statistik
sinergisnya
1)
dimensi
dengan program
untuk
pelaksanaan
pendidikan
kegiatan
religi
ini
sekolah secara
keseluruhan.
karakter yang dilakukan oleh pihak
Hasil isian angket dari orang
sekolah diperoleh skor sebesar 55,3
tua/wali murid menyebutkan bahwa
%, sementara untuk pelaksanaan
sebelum dilakukan treatment metode
pendidikan karakter yang dilakukan
pembiasaan pelaksanaan shalat lima
oleh siswa sendiri hanya 33%
waktu dan pembacaan ayat-ayat al-
diimplementasikan
qur’an,
kehidupannya,
dalam
siswa
kurang
pelaksanaan
peduli terhadap pelaksanaan shalat
dimensi religius melalui pembiasaan
lima waktu apalagi untuk shalat
shalat lima waktu dan pembacaan al-
tepat waktu, oleh karena itu tingkat
qur’an baru dapat dilaksanakan oleh
kedisiplinan
para siswa dalam kehidupan sehari-
rendah.
hari sebesar 36,82%, 3) dari seluruh
pembacaan ayat-ayat alqur’an pun
sekolah yang menjadi responden
belum dapat dilaksanakan secara
dalam
baik.
penelitian
2)
mayoritas
ini,
mayoritas
siswapun
Selain
itu,
sangat rutinitas
Setelah dilakukan treatment
belum dapat melaksanakan proses
metode
pembiasaan,
pendidikan karakter untuk dimensi
shalat lima waktu dan pembacaan
religus dengan metode pembiasaan.
ayat-ayat
al-qur’an
pelaksanaan mengalami
370 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
peningkatan yang cukup signifikan;
waktu belum dapat dilaksanaan tepat
dari
waktu
36,82%
menjadi
57,13%,
walaupun pelaksanaan shalat lima
57.13% 60.00% 36.82% 40.00% 20.00% 0.00% Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
Diagram 1. Metode pembiasaan, pelaksanaan shalat lima waktu dan pembacaan ayat-ayat al-quran b. Analisis Kajian
seseorang. Untuk menjadi sebuah
Pada era globalisasi persoalan karakter
menjadi
masyarakat
sorotan
tajam
dalam
karakter
atau
diperlukan
akhlak,
maka
pelatihan-pelatihan
sistem
secara rutin dan terbiasakan. Teori
pendidikan. Persoalan yang muncul
Pavlov dan Thorndike menyebutkan
seperti kekerasan dan kerusuhan,
bahwa
kejahatan seksual, penuturan bahasa
mendapatkan hasil yang baik dari
yang buruk mengikis masyarakat
sebuah aktifitas diperlukan latihan
Indonesia
yang
yang
terbiasa
santun
pembiasaan
berulang-ulang
dalam berperilaku serta bersikap
pembiasaan
toleran
sebuah karakter.
dan
bergotong
royong.
Sistem pendidikan tanpa masuknya pembelajaran
budi
pekerti
dan
bisa
Dari
sehingga
hasil
dilakukan,
dan menjadi
penelitian
proses
yang
pendidikan
akhlak mulia, para lulusannya hanya
karakter religi dengan memakai
mampu
metode
memiliki
kompetensi
pembiasan
telah
dapat
akademik saja, tetapi tidak memiliki
meningkatkan aktifitas siswa dalam
kompe-tensi
melaksanakan shalat lima waktu dan
kemanusiaan
dan
kompetensi sosial.
pembacaan ayat-ayat al-qur’an serta
Karekter identik dengan akhlak.
dapat meningkatkan karakter yang
Akhlak merupakan karakter-karakter
baik siswa dalam kehidupan sehari-
baik yang sudah terpatri dalam diri
hari.
Walaupun
disadari
bahwa
371 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
keberhasilan teori ini tidak bisa
Indonesia,Jogjakarta:
dilepaskan dari peran serta guru dan
Media
orang tua/wali murid di rumah.
Battistich,
Victor.
Ar-
(2007).
Ruzz
Character
Education, Prevention, and Positif
C. SIMPULAN Hasil uji statistik dan wawancara
Youth
Development.
Illinois:
dengan Kepala Sekolah dapat diambil
University of Missouri, St Louis.
kesimpulan sementara sebagai berikut:
(www.character.org/reports,
1. Penerapan pendidikan karakter religi
diunduh tanggal 20 Peb 2011).
di sekolah yang menjadi sampel
Chaer,
Abdul.
(2009)
Psikolinguistik
penelitian belum terlaksana dengan
Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka
baik. Hal ini diindikasikan dengan
Cipta
belum adanya program dan buku panduan dalam kegiatan tersebut.
Darajat, Zakiyah, Prof. Dr., (1996) Shalat Menjadikan
2. Masih rendahnya pelaksanaan shalat lima waktu dan pembacaan ayat-
Hidup
Jakarta: Ruhama Depdiknas RI. (2004). Pengembangan
ayat al-qur’an yang dilaksanakan
karakter
para siswa baik di sekolah maupun
Depdiknas RI.
di rumah.
Sekolah.
Jakarta:
Ekowarni, Endang, Pengembangan Nilai-
3. Pelaksanaan karakter
Bermakna,
kegiatan
berbasis
terprogram
pendidikan
religi
dan
kontinu
secara baru
Nilai Luhur Budi Pekerti sebagai karakter
Bangsa,
diaksek
dari
http://litbangkemdiknas.net/content/
dilaksanakan sebagian kecil sekolah,
ABSTRAK-JANUARI.pdf, tanggal
dalam hal ini baru dilakukan oleh
20 Peb 2011
SDN Ciputat VI. Namun demikian, pada
pelaksanaannya
pendidikan
Marzuki, Murdiono M., Samsuri, Jurnal Kependidikan, Volume 41, Nomor
karakter berbasis religi di SDN
1,
Ciputat VI pun belum dapat diukur
http://litbangkemdiknas.net/content/
keberhasilannya
ABSTRAK-JANUARI.pdf, tanggal
baik
secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Mei
2011,
diakses
dari
20 Peb 2011 Su’dan, R.H., dr., (1997) Al-Qur’an dan
D. DAFTAR PUSTAKA As-Syiddieqy, (2005) Hasbi, Pedoman Shalat, Jakarta: PT. Bulan Bintang,
Panduan Kesehatan Masyarakat, Yogjakarta: PT. Dana Primayana
Azzet, Akhmad Muhaimin, (2011) Urgensi Pendidikan
Karakter
di
372 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014
Susetya, Wawan,(2007) Sebuah Kerinduan
Zaitun dan Siti Habibah, (2013) Jurnal
Salat Khusyuk,Yogyakarta:
Tugu
Publisher
Vol 11 No. 2
Wiyani, Novan Ardi, (2012) Manajemen
Zaini, Syahminah, Drs., H.,(1991) Faedah
Pendidikan Karakter; Konsep dan
Shalat
Implementasinya
Beriman, Jakarta: Kalam Mulia
Yogyakarta,
PT
di
Sekolah,
Pustaka
Insan
Madani Zenal
Pendidikan Agama Islam – Ta’lim
Mutakin,
D.
Kehidupan
(2008).
Tatan,(1999)
Urgensi
Daya Manusia yang Bekualitas, Jakarta:
Hidayatullah Jakarta
IAIN
Syarif
pendidikan
yang
Orang
Humanisasi
pendidikan: Menemukan
Shalat dalam Membentuk Sumber
Skripsi,
Zuchdi,
bagi
kembali
manusiawi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara Zubaiedi,
(2011)
Desain
Pendidikan
Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya Dalam
Lenbaga
Pendidikan,
Jakarta: Kharisma Putera Utama,
373 Penerapan Teori Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Religius di Tingkat Sekolah Dasar