IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBIASAAN BERBARIS SEBELUM PULANG TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA SEKOLAH DASAR Melik Budiarti. S.Sos., MA dan Septya Ayu Purwaningsih, S.Pd IKIP PGRI Madiun
[email protected] Abstract Education is a process of changing the identity of a learner to more advanced. The value of education itself is a meaning and a precise and accurate measure affecting the education itself, between the values in national character education that consists of several elements. Schools ranging from kindergartens to universities have an important role as an agent of spreading the virus positively to the character and culture nation. The goal of this study was to determine the variation in the character of the child before being held character education and habituation to the learners. This research is qualitative research that produced the data description of the form of data written or spoken of people and observed behavior. The research method used is observation, interview and documentation and field notes to complete the data. Mechanical validity is triangulation of data / source. While the research was conducted in the District SDN Kresek 2 Madiun. Subjects studied in this research is third grade. Based on research conducted acquired distinctive character is formed in the third grade students of SDN Kresek 2 Madiun. Character education is embedded through habituation a positive effect on student behavior. Students are accustomed to the good behaviors are always instilled every day. Schools are also implementing school culture that provides character education to students. Keywords: Character Education, habituation ABSTRAK Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri seorang peserta didik untuk lebih maju. Nilai-nilai pendidikan sendiri adalah suatu makna dan ukuran yang tepat dan akurat yang mempengaruhi adanya pendidikan itu sendiri, diantara nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa yang terdiri dari beberapa unsur. Sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai agen penyebar virus positif terhadap karakter dan budaya bangsa.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya perbedaan yang terjadi pada karakter anak sebelum diadakan pendidikan karakter dan pembiasaan pada peserta didik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskripsi berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi serta catatan lapangan untuk melengkapi data. Teknik keabsahannya dalah triangulasi data/ sumber. Sedangkan penelitian dilaksanakan di SDN Kresek 2 Madiun. Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah siswa kelas III.
289
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh perbedaan karakter yang terbentuk dalam siswa kelas III SDN Kresek 2 Madiun. Pendidikan karakter yang ditanamkan melalui pembiasaan memberi pengaruh positif terhadap perilaku siswa. Siswa terbiasa dengan perilaku-perilaku baik yang selalu ditanamkan setiap harinya. Sekolah juga menerapkan kultur sekolah yang memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik. Kata kunci : Pendidikan Karakter, Pembiasaan PENDAHULUAN Pada dasarnya pendidikan adalah kebutuhan dari setiap manusia yang tidak dapat lepas dari kehidupan, apapun bentuk pendidikannya. Seiring dengan bertambahnya kemajuan jaman, tingkat tuntutan kualitas pendidikan yang dibutuhkan juga semakin meningkat. Kenaikan maupun penurunan berfikir belajar siswa, secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kualitas pendidikan yang menentukan kemajuan suatu negara dalam berbagai aspek. Kualitas pendidikan anak-anak Indonesia jaman sekarang bila dibandingkan dengan anak-anak tahun sebelumnya memang jauh lebih tinggi. Namun, dibanding dengan banyak negara lain, perkembangan kualitas pendidikan Indonesia secara global lebih lambat atau masih tertinggal. Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri seorang peserta didik untuk lebih maju. Sofyan (2012: 4) berpendapat bahwa pendidikan (education) adalah proses pendewasaan individu melalui pengalaman hidup. Menurut Soedomo (2008: 17) pendidikan berasal dari kata Paedagogike yang artinya aku membimbing anak. Pendidikan adalah upaya yang sengaja untuk membantu pertumbuhan murid (Teguh, 2014: 66).Pendidikan sendiri terdiri dari tiga ranah yaitu formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan berlangsung secara continous atau berkelanjutan karena pentingnya pendidikan untuk perkembangan baik secara individual ataupun didalam kelompok. Menurut Masnur Muslich (2011: 75) pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan adalah usaha sadar yang dibangun untuk membimbing peserta didik, dilakukan secara berkelanjutan, memerlukan pengawasan dan diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada peserta didik. Pendidikan tidak hanya mengembangkan satu aspek kognitif saja tapi juga harus diselaraskan ketiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan seimbang. Menurut Muchlas Samani dan Hariyanto (2012:42) menyatakan bahwa “karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun bertindak”. Menurut Muslich (2011: 94) karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas mental saja sehingga upaya mengubah atau membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual seseorang. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Wiyani (2013:25)
290
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus, yang menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakannya dengan individu lainnya. Karakter adalah suatu hal yang khas yang dimiliki oleh setiap individu yang memiliki peranan penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang mempunyai nilai-nilai dalam pembentukan karakter. Nilai-nilai dalam karakter positif antara lain : religius, jujur, peduli, tanggung jawab, disiplin, toleransi, kreatif dan lain sebagainya. Pendidikan karakter merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending process), sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkembang (contiunous quality improvement), yang ditujukanpada terwujudnya manusia yang lebih baik kedepannya, berakar pada penanaman nilai-nilai budaya bangsa yang baik. Menurut Samani dan Hariyanto (2012: 45) pendidikan karakter adalah proses tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya : anjuran atau suruhan terhadap anak –anak untuk duduk yang baik, tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain, bersih badan, rapih pakaian, hormat terhadap orang tua, menyayangi yang muda,
menghormati yang tua, menolong teman, dan seterusnya merupakan proses pendidikan karakter. Pendidikan karakter lebih memiliki makna yang lebih dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan salam kehidupan seharihari. Pembiasaan (habit) merupakan salah satu cara dalam pendidikan karakter pada peserta didik, melalui pembiasaanlah segala aktifitas dengan spontan dan tertata dengan sendirinya. Pembiasaan di lingkup keluarga Pembiasaan yang bisa dilakukan dalam pendidikan karakter dirumah berawal dari kebiasaankebiasaan yang ditularkan oleh anggota keluarga. Individu tumbuh dan berkembang dari pengawasan keluarga seperti halnya proses belajar berbicara seorang anak akan menirukan apa yang diucapkan oleh orang tuanya dan menirukan ucapan yang sama, kebiasaan orang tua yang mengajarkan anaknya untuk berlaku bersih, disiplin dirumah, anak akan melakukan hal yang dicontohkan oleh orang tuanya. Hal itu yang menjadi dasar penanaman karakter baik melalui pembiasaan yang bisa diberikan oleh orang tua kepada anak. Pembiasaan di lingkup sekolah Pembiasaan dapat diterapkan dalam kultur sekolah yang memiliki macam-macam seperti pembiasaan berbaris, pembiasaan membuang
291
sampah pada tempatnya, mengikuti kegiatan ektrakulikuler (pramuka, seni tari), pembiasaan melepas sepatu sebelum masuk kelas. Pembiasaan adalah suatu yang sengaja dilakukan secara berulangulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu adalah segala sesuatu yang diamalkan. Pembiasaan juga menempatkan manusia sebagai sesuatu yang istimewa, yang dapat menghemat kekuatan, karena akan menjadi kebiasaan yang melekat dan spontan, agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan dalam setiap pekerjaan, dan aktivitas lainnya. ISI Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif. Jenis penelitian ini dalam mengumpulkan data penelitiannya dilakukan dengan cara alamiah. Dalam melakukan penelitian dilakukan pengumpulan data dan data yang disajikan sesuai dengan apa yang diperoleh peneliti di lapangan. Peneliti juga mengamati tindakan dan perilaku peserta didik sesuai dengan situasi yang dialami. Peneliti melakukan uji keabsahan data dengan melakukan uji kredibilitas yang dapat dilakukan dengan trianggulasi data, karena peneliti dalam pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Moeloeng (2007: 330) berpendapat teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Proses pendidikan karakter melalui pembiasaan berbaris sebelum pulang terhadap karater disiplin siswa Peneliti menemukan dari beberapa sekolah yang ada di lingkungan tempat tinggal peneliti hanya menerapkan kegiatan atau kultur sekolah hanya perlakuan biasa. Peneliti tertarik pada satu sekolah yang menjadi tempat penelitian dimana satu sekolah didesa sebelah rumah peneliti menerapkan kultur sekolah pembiasaan berbaris selalu dilakukan baik sebelum memasuki kelas maupun sebelum pulang sekolah. Perbedaan yang sangat membuat peneliti perlu melaksanakan penelitian adalah penanaman karakter yang baik memberi dampak yang baik pada karakter anak. Pembiasaan berbaris memberikan dampak yang nampak pada kebiasaan anak dalam kegiatan sehari-harinya. Penanaman karakter yang diberikan kepada peserta didik melalui pembiasaanpembiasaan yang dijadikan kebiasaan seperti selalu berpakaian rapi, hadir disekolah sebelum bel masuk, mengikuti pembelajaran dengan tenang, membuang sampah pada tempatnya, dan hal-hal baik lainnya. Hasil wawancara yang diperoleh peneliti dalam mencari informasi data dengan informan yaitu dengan Ibu Sri Endah W., S.Pd selaku guru SDN Kresek 2 Madiun mengenai materi-materi pembelajaran baik dalam kelas maupun diluar kelas dan macam kegiatan habituasi yang berkaitan dengan pendidikan karakter yang dilaksanakan pada peserta didik di SDN Kresek 2 Madiun antara lain : (Disiplin) baris sebelum masuk kelas dan sebelum pulang sekolah. (Tanggung Jawab) piket kelas, tugas
292
dan tingkah lakunya. Serta (Peduli) menjenguk teman yang sakit, merawat kebersihan lingkungan sekolah. Ketiga nilai yang dapat diambil dari pembiasaan yang akan dikembangkan oleh peneliti dalam kegiatan penelitian. Pelaksanaan pembiasaan tersebut juga terdapat beberapa kendala seperti yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dari beberapa nilai karakter tersebut, misalnya pada kegiatan habituasi baris sebelum masuk kelas dimana terdapat beberapa siswa yang membandel tidak mau mengikuti instruksi (aba-aba) yang diberikan oleh pemimpin pasukan. Kemudian guru memberikan peringatan bahkan memberikan hukuman agar peserta didik dapat melaksanakan instruksi dengan benar misalnya saja disuruh untuk menggantikan pemimpin pasukan. Implementasi Program Kultur Sekolah dengan Pembiasaan 1. Kegiatan Pelaksanaan pembelajaran di SDN Kresek 2 Madiun Kegiatan yang dilakukan dan dituliskan dalam proses pembelajaran sudah menanamkan tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang menanamkan karakter disiplin, bertanggung jawab dan kepedulian. Guru dalam pembelajaran juga menegur peserta didik yang dirasa ramai dan mengganggu kegiatan belajar teman-temannya. Peran guru tidak hanya mengarahkan dan membimbing dalam pembelajaran saja, tetapi guru mempunyai peran yang besar dalam membimbing, menumbuhkan dan menanamkan
karakter pada peserta didik yang lebih baik di lingkungan sekolah. Guru mempunyai wewenang untuk memperbaiki karakter peserta didik yang kurang baik dalam pembelajaran maupun diluar kelas. 2. Pendidikan Karakter melalui Pembiasaan berbaris sebelum pulang Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN Kresek 2 Madiun pendidikan karakter yang diperoleh dari hasil penanaman pembiasaan yang terdapat dalam kultur sekolah antara lain : a. Disiplin Naim (2012: 142) disiplin sebagai kepatuhan terhadapa peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengedalian. Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku. Adanya pembiasaan program dari kultur sekolah yang mejadi pembiasaan peserta didik di sekolah dapat menumbuhkan sikap disiplin kepada peserta didik melalui berbagai hal yang dapat ditinjau diantaranya berpakaian peserta didik, kedatangan peserta didik kesekolah yang tepat waktu, dan disiplin dalam pekerjaannya. Hal-hal kecil seperti itulah yang nantinya akan membentuk peserta didik menjadi orang yang memiliki karakter baik. Penanaman
293
pembiasaan itu secara tidak langsun mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang berkarater baik baik dalam kehiduoan dilingkungan sekolah maupun dikehidupan manapun dimana mereka belajar. Tujuan medisiplinkan adalah mengajarkan kepatuhan meskipun menyakitkan untuk jangka pendek, tetapi sesungguhnya menguntungkan untuk jangka panjang. b. Tanggung jawab Pendidikan karakter tanggung jawab ini bisa mengajarkan peserta didik untuk bertanggung jawab akan kewajibannya sebagai pelajar. Pembiasaan ini juga mengajarkan karakter tanggung jawab agar peserta didik dapat bertanggung jawab terhadap apa saja yang mereka lakukan, baik itu kegiatan positif maupun kegiatan negatif. Pendidikan karakter tanggung jawab dapat menjadi bekal untuk kehidupan peserta didik selanjutnya untuk kehidupan mereka yang lebih baik. Peserta didik sebagai pelajar memiliki tanggung jawab untuk belajar, mengerjakan tugas, dan kegiatan lainnya dalam kehidupan pendidikan. Jadi peserta didik akan lebih bertanggung jawab dengan tugas-tugasnya yang dihadapinya sebagai peserta didik. Sehingga peserta didik tidak hanya mengetahui tanggung jawabnya di sekolah saja tetapi mereka juga akan terbiasa bertanggung jawab di
rumah, sekolah maupun kehidupan bermasyarakat. c. Kepedulian Pendidikan karakter melalui pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah untuk diberikan kepada peserta didik guna membentuk pribadi berkarakter baik peserta didik akan menumbuhkan sikap peduli. Sikap peduli yang ditemukan oleh peneliti saat melakukan observasi di lapangan diantaranya kepedulian terhadap sesama teman, kepedulian terhadap kebersihan, dan kepedulian terhadap lingkungan sekolah. Pembiasaan yang selalu tertanam setiap harinya akan memberikan dampak baik pada perkembangan karakter peserta didik. Hambatan/Kendala Dalam Penerapan Pembiasaan Dalam Pendidikan Karakter. Penerapan pembiasaan dalam pendidikan karakter di SDN Kresek 2 Madiun, peneliti menemukan kendala dalam berbagai aspek adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Kemampuan Guru Penanaman nilai-nilai karakter baik kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan diluar pembelajaran memerlukan pendekatan dan pemahaman karakter peserta didik dari guru. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan tingkah laku atau perilaku peserta didik yang kurang baik antara lain ada yang bertengkar dengan temannya, bertutur kata yang
294
kurang baik untuk seusia anak SD. Hal seperti ini tanpa sepengetahuan guru dapat dilakukan oleh peserta didik, guru seharusnya mengetahui bagaimana karakteristik anak dan kebiasaan anak sehingga terkontrol dengan baik. Perbuatan kurang baik yang dilakukan peserta didik seharusnya dapat dicegah. Pendekatan secara personal kepada peserta didik juga dapat memperbaiki perilaku peserta didik yang dirasa kurang baikdan berpengaruh pada perkembangan karakter peserta didik. 2. Kemampuan Peserta Didik Guru selain sebagai pembimbing juga memiliki peran sebagai fasiltator dan motivator. Peserta didik tidak hanya menerima semua materi yang diberikan guru dalam kegiatan pembelajaran tetapi peserta didik juga memerlukan pengawasan diluar aspek pembelajaran didalam kelas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SDN Kresek 2 Madiun ditemukan bahwa peserta didik masih cenderung berpaku dalam sumber informasi yang diberikan guru dan mudah terpengaruh oleh kegiatan yang kurang baik seperti dalam hal berbicara dengan teman sebaya atau dengan guru yang masih kurang sopan. Pendidikan karakter peserta didik saat disekolah merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh guru dalam pembentukan karakter baik pada diri peserta didik, dirumah peserta didik mendapat
bimbingan dari orang tua yang menjadi sumber bekajar dan pembentukan pengetahuan, pendidikan dan karakter peserta didik. KESIMPULAN Pembiasaan yang diterapkan dalam kultur sekolah itu tidak hanya sebagai wacana akan tetapi juga diterapkan dalam kebiasaan setiap harinya di lingkungan sekolah. Melalui pembiasaan yang dilakukan pihak sekolah dalam penerapannya secara tidak langsung telah memberikan pembiasaan yang berdampak baik untuk peserta didik dikegiatan sehari-harinya. Pendidikan karakter yang dibiasakan melalui pembiasaan baik akan memberikan dampak yang baik pula untuk perkembangan peserta didik. Guru sebagai tonggak keberhasilan pendidikan dalam mencerdaskan peserta didik maka dapat melakukan pembaharuan pada proses pembelajaran dan pendidikan karakter, sehingga pembelajaran dan karakter peserta didik dapat terbentuk baik dan menciptakan pembelajaran yang kreatif, aktif, efektif dan menyenangkan untuk peserta didik. Pembiasaan merupakan cara yang baik dalam pembentukan karakter baik pada peserta didik. Pendidikan karakter baik sangat diperlukan untuk membentuk peserta didik dalam menghadapi kehidupan baik secara pribadi dan sosial di masyarakat. Melalui kultur sekolah yang diterapkan untuk seluruh anggota sekolah dapat menjadikan kualitas pendidikan yang diperoleh oleh peserta didik memiliki nilai lebih dengan adanya bekal karakter yang
295
baik yang dimiliki oleh masing-
masing peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. 2012. Karakter Pendidikan Prespektif Islam. Bandung : Rosdakarya. Agus Zaenul Fitri. 2012. Reinventing Human Character Pendidikan Karakter berbasis nilai & etika di sekolah. Yogjakarta: ArRuzz Media. Ahmad Yusuf Sobri. 2010. Menumbuhkan Nilai Karakter Siswa di Sekolah. Malang : administrasi FIP. Belferik Manullang. 2013. Grand Desain Pendidikan Karakter Generasi Emas 2045. Jurnal Pendidikan Karakter. 3 (1): 4. Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif, Edukasi, Ekonomi, Kebijakan Politik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Dharma, Triatna, dan Johar. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga Teoritis dan praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Masnur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta : Kencana. Milles,Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis. America : Rebbeca Holland. Moeloeng. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya. Muchlas Samani, Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2014. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Rineka Cipta.
Ngainun Naim. 2012. Character Building. Jogjakarta: Ar Ruzz media. Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta : Erlangga. Soedomo Hadi. 2008. Pendidikan Suatu Pengantar.Surakarta : LPP UNS dan UNS Press. Sofyan S Willis. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. . 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Teguh Triwiyanto. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Wiyani, Novan Ardy.2013. Konsep, Praktik, & Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta : ArRuzz Media. Zainal Aqib. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: Yrama Widya. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya Dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta : Kencana
296