PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENDAPATAN PADA PT.VALINDO GLOBAL Mohamed Rizky Alhaddad, Dr.Muhammad Yusuf, S.E., M.Ak Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, (021) 53696969, 53696999
[email protected]
ABSTRACT This thesis discusses the implementation of the internal control system on PT.Valindo Global revenue . This study aims to identify the internal control system which is running on the earnings of the company , to evaluate whether the internal control system of income there is effective and efficient , and provide suggestions for improvement are needed . Techniques used in collecting the data includes the study of literature and field research . Through literature review of primary data obtained both theoretically and documentation of the company, while the field study authors reviewed the company directly as the object of research , among others, by conducting observations and interviews . Based on the results of the study authors , that the implementation of the internal control activities in the overall Global PT.Valindo been running quite effectively and in accordance with COSO . Even so there are still some things that need attention are internal controls in the revenue cycle especially credit sales at Global PT.Valindo still inadequate . Based on the above evaluation , the authors recommend that Global PT.Valindo need to improve the implementation of the internal control system to fit the COSO principles in more detail . This is done to prevent the conditions that can lead to fraud by employees and could hurt the company . Global PT.Valindo also need to consider the establishment of new policies concerning the conditions caused by the weakness of the implementation of internal control systems , employee negligence , and the weakness of control by superiors , especially on credit sales cycle . On further research is expected that internal controls over Global PT.Valindo not just limited to the revenue cycle , but should also be examined internal controls over the costs and outcomes of income that may affect the company's performance . Keywords : Internal Control Systems , Revenue Cycle , COSO
ABSTRAK Skripsi ini membahas tentang penerapan sistem pengendalian internal pendapatan pada PT.Valindo Global. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem pengendalian internal pendapatan yang sedang berjalan pada perusahaan tersebut, mengevaluasi apakah sistem pengendalian internal pendapatan yang ada sudah efektif dan efisien, serta memberikan usulan perbaikan yang diperlukan. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data meliputi studi literatur dan penelitian lapangan. Melalui studi literatur diperoleh data primer baik teoritis maupun dokumentasi perusahaan, sedangkan dalam penelitian lapangan penulis meninjau perusahaan secara langsung sebagai objek penelitian antara lain dengan melakukan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian penulis, bahwa pelaksanaan kegiatan pengendalian internal di PT.Valindo Global secara keseluruhan sudah berjalan cukup efektif dan telah sesuai dengan COSO. Meskipun begitu masih terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu pengendalian internal pada siklus pendapatan khususnya penjualan kredit pada PT.Valindo Global masih kurang memadai. Berdasarkan evaluasi diatas, maka penulis menyarankan agar PT.Valindo Global perlu meningkatkan penerapan sistem pengendalian internal agar sesuai dengan dengan prinsip COSO secara lebih detail. Hal ini dilakukan untuk mencegah kondisikondisi yang dapat memicu terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan dan dapat merugikan perusahaan. PT.Valindo Global juga perlu mempertimbangkan penetapan kebijakankebijakan baru terkait kondisi-kondisi yang disebabkan oleh kelemahan penerapan sistem pengendalian internal, adanya kelalaian pegawai, dan kelemahan pengendalian oleh atasan terutama pada siklus penjualan kredit. Pada peneliti selanjutnya diharapkan agar pengendalian internal terhadap PT.Valindo Global bukan hanya terbatas pada siklus pendapatan, namun perlu juga diteliti pengendalian internal atas biaya-biaya dan hasil laba rugi yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal, Siklus Pendapatan, COSO
PENDAHULUAN Setiap perusahaan pada saat didirikan mempunyai visi dan misi yang berbeda tetapi pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu membangun suatu entitas yang baik dan mencapai laba yang diinginkan. Manajemen perusahaan harus mampu membuat strategi yang efektif dan efisien untuk melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian aktivitas perusahaan, serta ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, pemimpin perusahaan dalam hal inijuga pemilik perusahaan merasakan masih adanya kekurangan-kekurangan terhadap struktur pengawasan intern yang berkaitan dengan siklus pengawasan baik yang menyangkut pendapatan, sehingga informasi mengenai adanya kebocoran-kebocoran diketahui setelah berjalan sekian lama atau dengan kata lain informasi tentang kebocoran-kebocoran dalam perusahaan terlambat diketahui. Pengendalian internal dapat membantu suatu perusahaan untuk mencapai target kinerja dan profitabilitas serta mencegah hilangnya aktiva suatu entitas. Hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam memastikan pelaporan keuangan yang dapat diandalkan, mematuhi hukum dan peraturan, meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional. Kesimpulannnya, pengendalian internal yang baik dapat membantu suatu entitas untuk mencapai laba dan keberhasilan yang diinginkan. Menurut Fajarina, dkk (2012), Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menyebutkan definisi sistem pengendalian internal (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. Menurut Mirhani (2003), sistem pengendalian internal mencakup kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan tertentu perusahaan. Konsep sistem pengendalian internal didasarkan atas tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai untuk menetapkan dan menyelenggarakan sistem pengendalian internal haruslah manajemen dan dikaitkan dengan manfaat dan biaya pengendalian. Menurut Parlin (2012) sistem pengendalian internal atas kas, perbankan dapat mengkoordinir fungsi – fungsi yang berkaitan dengan kas. Sistem pengendalian yang dirancang dengan baik akan mampu mendorong ditetapkannya kebijakan manajemen. Selain itu, sistem pengendalian internal atas kas juga mampu mendorong terciptanya efisiensi operasional, melindungi harta perusahaan dari pemborosan, kecurangan, serta menjamin terciptanya data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya. Suatu sistem pengendalian atau sistem pengawasan internal, pada hakekatnya adalah suatu mekanisme yang didesain untuk menjaga (preventif), mendeteksi (detektif), dan memberikan mekanisme pembetulan (korektif) terhadap potensi/kemungkinan terjadinya kesalahan (kekeliruan, kelalaian, error) maupun penyalahgunaan (kecurangan) Gondodiyoto, (2007). Pengendalian internal yang terbaik adalah yang paling sesuai dengan kondisi organisasinya. Namun sebagai dasar pemikiran umum adalah model COSO lebih bersifat fleksibel. Makin tinggi tingkat implementasi teknologi
informasi suatu perusahaan sebaiknya mengacu ke CobIT. Model COSO adalah salah satu model pengendalian internal yang banyak digunakan oleh para auditor sebagai dasar evaluasi, mengembangkan pengendalian internal Gondodiyoto, (2007). Adapun aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan transaksi perusahaan diantaranya adalah siklus pendapatan yang merupakan pokok permasalahan yang akan dibahas. Siklus pendapatan merupakan kejadiankejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitasentitaslain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan. Sistem aplikasi yang mencakup siklus pendapatan meliputi entri pesanan pelanggan, penagihan piutang dagang, dan pelaporan penjualan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil PT. Valindo Global untuk dijadikan objek penelitian karena perusahaan ini sebagai jasa pengiriman barang ke seluruh indonesia dimana sebagian melakukan penjualan secara kredit. Penjualan merupakan kelangsungan hidup perusahaan sehingga penting untuk diperhatikan agar dapat memberikan rekomendasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja perusahaan kedepannya. Dalam perusahaan, penjualan kredit berkaitan erat dengan piutang dagang. Piutang dagang yang baik dan terkontrol juga mempengaruhi perkembangan perusahaan, karena kurangnya pengendalian atas piutang dapat mengakibatkan kerugian dan juga mempengaruhi kelancaran operasional perusahaan maka diperlukan pengendalian internal yang baik untuk mencegah tidak tertagihnya piutang. Oleh karena itu penulis akan memilih judul tentang “Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pendapatan Pada PT. Valindo Global.” METODE PENELITIAN Dalam pengumpulan informasi, teori dan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, tehnik penelitian yang digunakan bersifat study survey, metode yang digunakan untuk penulisan ini adalah metode kualitatif. Data pendukung diperoleh sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan. Penelitian ini dilakukan dengan membaca dan mengambil beberapa teori dari buku Modern Auditing, Intermediate Accounting, teori COSO dan beberapa jurnal yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini. 2. Penelitian Lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan melihat langsung dan meminta datadata yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Metode yang digunakan : a. Observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati pada PT. Valindo Global.
b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan pihak yang terkait dan berkompeten dalam memberikan data yang diperlukan yaitu bagian Direktur Utama PT.Valindo Global. c. Dokumentasi adalah suatu teknik di mana data diperoleh dari dokumendokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti notulensi, makalah, peraturan-peraturan tentang SPI pada PT.Valindo Global, dan sebagainya. HASIL DAN BAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan penjualan, penagihan piutang, penerimaan kas, dan retur penjualan yang merupakan sumber pendapatan utama perusahaan yang akan digunakan untuk keperluan selanjutnya dalam membiayai semua aktivitas perusahaan. Jika tidak terdapat pengendalian internal yang memadai, maka mungkin saja akan ada peluang terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan terhadap pendapatan perusahaan. Oleh karena itu PT. Valindo Global harus memiliki pengendalian internal yang memadai agar dapat menjamin bahwa dalam pelaksanaan prosedur penjualan kredit tidak terdapat praktek-praktek yang tidak sehat yang dapat merugikan perusahaan. Dalam bab ini, penulis akan melakukan pembahasan yang dilakukan mencakup evaluasi dan penerapan pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT. Valindo Global. Termasuk didalamnya mengenai sebab, akibat serta rekomendasi yang dapat diberikan terhadap kelemahan pengendalian internal yang ditemukan berdasarkan control environment, risk assessment, information and communication, control activities, dan monitoring yang terdapat pada PT. Valindo Global.
4.1 Penerapan Sistem Pengendalian Internal Yang Terdapat Pada PT. Valindo Global Pengendalian internal suatu perusahaan dapat dikatakan sudah memadai apabila seluruh prosedur dan kebijakan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam menjalankan seluruh aktivitas perusahaannya mencakup ke dalam komponenkomponen pengendalian internal dan kebijakan serta prosedur yang dilaksanakan oleh perusahaan telah mencapai tujuan dari pengendalian internal tersebut.Berikut ini dijelaskan gambaran pengendalian internal yang telah dijalankan oleh perusahaan berdasarkan komponen pengendalian internal beserta kelemahan dan upaya perbaikannya. 4.1.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment) 1. Integritas dan Nilai Etika Direktur utama perusahaan sangat menekankan kedisiplinan, integritas serta etika dalam bekerja. Ia mengatakan bahwa kediplinan sangat lah penting agar kinerja dapat maksimal dan target perusahaan dapat tercapai. Integritas dalam bekerja tidak kalah penting karena menurutnya, jika bekerja dengan integritas tinggi maka kinerja perusahaan pun akan ikut maksimal dan yang terakhir etika
dalam bekerja, jika kita beretika dalam bekerja maka pelanggan pasti akan senang berbisnis dengan kita. 2. Komitmen terhadap Kompetensi Agar tujuan entitas dapat tercapai, personel di setiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan paduan antara kecerdasan pelatihan, dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi. Pada PT Valindo Global, setiap karyawan baik karyawan kantor dan karyawan lapangan sudah ditempatkan sesuai dengan keahlian dan kemampuan dibidang mereka masing-masing. Dengan demikian, pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik oleh masing-masing bagian yang memiliki kompetensi dalam bekerja. 3. Struktur Organisasi dan Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab Dalam PT. Valindo Global belum ada pedoman pasti tentang wewenang dan tanggung jawab yang tertulis dengan jelas dan formal namun semua karyawan sudah mengerti gambaran struktur organisasi sehingga semua karyawan sudah mengerti akan posisi tertinggi dari perusahaan serta wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing meskipun penjabarannya belum jelas. 4.1.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment) Direktur perusahaan telah melakukan penaksiran risiko atas faktor eksternal dan internal, yaitu : a. Risiko perkembangan kompetitor serta persaingan harga. Klien dari perusahaan ini beragam, ada yang perusahaan besar, perusahaan menengah, dan ada pula yang perusahaan kecil. Dalam hal ini, direktur termasuk orang yang berhati-hati dalam menjaga kualitas perusahaan, dengan selalu berusaha memberikan jasa yang maksimal terutama dalam hal ketepatan waktu pengiriman untuk menangani klien baik perusahaan kecil atau perusahaan besar. Kebijakan ini akan meningkatkan kualitas perusahaan dan merupakan salah satu kekuatan perusahaan di tengah kompetitor yang semakin berkembang. Perusahaan juga memberikan harga yang bersaing di bandingkan dengan perusahaan-perusahaan ekspedisi lain. Namun perusahaan tetap menjaga kualitas jasa pengirimannya. b. Risiko terhadap penurunan permintaan. Perusahaan sudah mengidentifikasi beberapa risiko yang berkaitan dengan penurunan permintaan. Oleh karena itu, perusahaan berusaha meningkatkan penjualan dengan mempekerjakan sales marketing untuk mencari pelanggan sebanyak-banyaknya terutama diprioritaskan pada perusahaan yang memiliki prestige yang tinggi. Perusahaan berpikir bahwa tingkat penjualan yang tinggi dapat memikat calon pelanggan, oleh karena itu perusahaan sengaja tidak membatasi pelanggan yang hendak menggunakan jasa perusahaan. c. Risiko terhadap kecurangan karyawan. Perusahaan tidak mengidentifikasi lebih jauh tentang risiko yang mungkin terjadi jika ada kecurangan yang dilakukan oleh bawahannya. Sejauh ini direktur memberikan kepercayaan kepada semua personel. d. Risiko terhadap keandalan pelaporan keuangan.
Perusahaan atau manajemen tidak mengetahui pentingnya penggunaan laporan keuangan untuk mendukung pengambilan keputusan. Laporan keuangan hanya digunakan untuk pelaporan pajak saja, sehingga laporan keuangan menjadi kurang efektif. 4.1.3 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) 1. Informasi dan dokumen terkait Perusahaan dalam menjalani aktifitasnya telah mempunyai dokumen yang terkait pada setiap transaksi untuk mencegah adanya misinformation antar bagian. Misalnya untuk menawarkan harga akan digunakan dokumen Surat Penawaran Harga, bukti pemesanan dari pelanggan menggunakan dokumen Purchase Order, pengiriman barang menggunakan dokumen Surat Jalan dan Berita Acara Serah Terima, Bukti penagihan kepada pelanggan maka dibuat dokumen Invoice, dan bukti pembayaran sudah dilakukan maka akan dibuat dokumen Bukti Kas Masuk. Semua dokumen akan diarsip menurut tanggal, bulan, dan tahun keterjadiannya. Manajemen belum menyadari dan menggunakan laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan yang bijak. Pengambilan keputusan biasanya berdasarkan laporan tiap bulan, misal laporan penjualan, laporan piutang, dan laporan penerimaan kas. Laporan keuangan dibuat untuk keperluan pelaporan pajak saja. 2. Komunikasi antar bagian Komunikasi antar bagian pun juga terjalin dengan baik. Sebagai contoh, jika ada keterangan tambahan pada Berita Acara Serah Terima (BAST) yang dibuat oleh bagian pengiriman dan jika bagian akuntansi sebagai pencatat kejadian tidak mengerti, maka mereka akan mengkomunikasikannya sampai jelas. Begitu juga, komunikasi antara atasan dan bawahan tetap terjaga karena setiap hari atasan akan berinteraksi langsung dengan para karyawannya. 4.1.4 Aktivitas Pengendalian (Control Activities) 1. Otorisasi yang jelas Perusahaan memiliki jenjang otorisasi yang cukup jelas meskipun tidak ada dokumen tertulis tentang hal tersebut. Pengotorisasian telah dilakukan oleh orang yang tepat dan berwenang terhadap fungsinya sebagai persetujuan dan pemberitahuan mengenai kegiatan operasional yang terjadi di perusahaan. 2. Pemisahan fungsi dan tanggung jawab Perusahaan ini dalam menjalankan aktivitasnya, masih ada bagian yang dirangkap oleh bagian lain. Perusahaan tidak memiliki fungsi atau bagian kredit yang bertanggungjawab untuk melakukan pengecekan status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi penjualan kredit kepada pelanggan sehingga menghindari piutang tak tertagih. Lalu perusahaan tidak memiliki fungsi audit internal, audit internal perusahaan dirangkap oleh bagian akuntansi. 3. Penggunaan dokumen yang cukup Perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya menghasilkan dokumen yang cukup menunjang sebagai bukti kelancaran transaksi penjualan kredit. Namun, dokumen-dokumen tersebut sering tidak ditandatangani oleh pihak yang bersangkutan dalam transaksi tersebut. Sehingga bisa membuka peluang terjadinya kecurangan selain itu pada dokumen penjualan hanya terdapat dokumen purchase order tidak terdapat dokumen sales order.
4. Pengendalian fisik Perusahaan memiliki beberapa cara dalam melakukan perlindungan fisik terhadap asset perusahaan serta barang pelanggan yang akan dikirim yaitu atas a) Kas Kas yang diterima biasanya disetorkan langsung ke bank mendekati akhir dari jam kerja bank. Jika pembayaran baru dilakukan melebihi dari jam kerja bank, maka uang tersebut akan diberikan kepada direktur. Serta untuk pelanggan yang melakukan pembayaran dengan cara transfer ke rekening perusahaan akan diurus oleh manajer F&A b) Gudang Bagian gudang akan menganalisa total kebutuhan barang dan mengatur penyediaan, pengadaan, dan pengiriman barang sedemikian rupa agar alokasi barang di setiap tempat dapat memenuhi kebutuhan dengan efisien, efektif dan tepat waktu serta mengendalikan dan mengawasi keluar masuknya barang pelanggan yang ada di gudang.
c) Dokumen Semua dokumen yang mendukung aktivitas perusahaan, seperti penjualan kredit misalnya, akan selalu disimpan dengan baik dan tersusun rapi berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun keterjadiannya. Namun perusahaan ini belum melakukan pengendalian fisik yang memadai atas asset tetap berupa gedung beserta isinya. Aset gedung perusahaan ini tidak diasuransikan. 5. Tidak adanya kebijakan piutang dan akun penyisihan piutang tak tertagih Aktivitas utama perusahaan ini adalah penjualan kredit. Perusahaan hanya menetapkan jatuh tempo untuk pelunasan piutang penjualan kredit adalah satu bulan dan tidak membuat kebijakan piutang lebih detail. Dan yang terjadi selama ini, klien banyak yang mundur atau telat dalam melakukan pembayaran. Perusahaan tidak memberikan batas jumlah atau persyaratan kredit untuk setiap pelanggan terutama pada pelanggan yang sudah sering menggunakan jasa mereka. Selain itu, perusahaan juga tidak menganggarkan atau tidak membuat akun penyisihan piutang tak tertagih, karena perusahaan sangat menekankan pada azas kepercayaan dan komunikasi yang baik dengan klien. 6. Perusahaan tidak memiliki fungsi atau bagian kredit Fungsi kredit adalah fungsi yang bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi penjualan kredit kepada pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan tidak memiliki fungsi kredit, sehingga setiap penjualan langsung dilayani tanpa ada pengecekan status pelanggan terlebih dahulu. 7. Sistem prosedur yang berjalan Urutan jalur sistem penjualan kredit yang berjalan pada PT Valindo Global dapat dilihat pada gambar 3.2. Dalam perusahaan ini, terlihat beberapa kekuatan pengendalian internal perusahaan yaitu adanya dokumen yang mendukung untuk setiap transaksi atau yang menunjang setiap aktivitas penjualan kredit. Dokumen pun dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan dan tidak mencetak terlalu banyak seperti yang ada di prosedur standar.
4.1.5 Pemantauan (Monitoring) 1. Pemantauan oleh internal auditor Perusahaan ini tidak memiliki fungsi internal auditor secara formal, fungsi tersebut di rangkap oleh bagian akuntansi. Namun internal auditor yang merangkap bagian akuntansi di perusahaan ini hanya bertugas memeriksa laporan yang terkait dengan keuangan saja (financial audit), tidak melaksanakan fungsi auditor untuk operasi atau aktivitas perusahaan yang lain (operational audit). Internal auditor tersebut hanya memeriksa laporan penjualan, laporan penerimaan kas, laporan kas besar, laporan kas kecil, dan laporan persediaan, dan tidak memeriksa sistem dan kualitas kinerja keseluruhan. Internal auditor ini melakukan pemeriksaan sebanyak sekali dalam setahun. 2. Pemantauan oleh atasan Setiap penerimaan penjualan oleh sales akan dipantau dan diotorisasi oleh manajer penjualan beserta direktur. Setiap invoice dan faktur pajak akan diotorisasi langsung oleh direktur. Direktur akan selalu memantau dan melakukan verifikasi atas laporan penjualan yang dibuat oleh bagian akuntansi. 3. Pemantauan laporan Laporan penjualan yang telah dibuat oleh bagian akuntansi akan dicek dan dicocokkan dengan Invoice yang sudah diarsip. Selain itu, direktur juga akan meminta catatan rekonsiliasi bank secara bulanan untuk menambah keakuratan dalam melakukan verifikasi laporan. 4.2 Sistem Pengendalian Internal Atas Siklus Pendapatan Pada PT.Valindo Global Berdasarkan Prinsip COSO Kekuatan sistem pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT.Valindo Global berdasarkan prinsip COSO adalah: 1. Direktur utama perusahaan sangat menekankan kedisiplinan, integritas serta etika dalam setiap aktivitas. 2. Direktur termasuk orang yang berhati-hati dalam menjaga kualitas perusahaan, dengan selalu berusaha memberikan jasa yang maksimal terutama dalam hal ketepatan waktu pengiriman untuk menangani klien baik perusahaan kecil atau perusahaan besar. 3. Komunikasi yang terjalin dengan baik antar bagian dan dengan atasan menambah kenyamanan dalam bekerja serta akan mengurangi miscommunication dan pekerjaan pun akan terlaksana dengan baik. 4. Perusahaan melakukan perlindungan fisik atas kas, persediaan, dan dokumen. 5. Direktur selalu memantau perkembangan pasar dan target penjualan yang telah diraih karyawannya. Dengan beberapa kekuatan tersebut, penulis masih menemukan kelemahan pengendalian internal pada beberapa poin, yaitu sebagai berikut: 1. Proses perekrutan karyawan yang tidak ketat karena tidak disertai dengan tes tertulis. Hal ini memungkinkan calon karyawan untuk lolos masuk dan diterima tetapi kurang kompeten, karena pada saat interview hanya dapat diketahui latar belakang, pengalaman kerja dan proses pendidikan dari calon karyawan tersebut. 2. Tidak adanya pedoman pasti tentang penetapan wewenang dan tanggung jawab yang tertulis dengan jelas dan formal. Hal ini menyebabkan kekurang jelasan dalam pelaksanaan dan pemantauan setiap aktivitas dalam perusahaan. Selain itu
3.
4.
5.
6. 7.
8.
juga menyebabkan ketidakjelasan kewajiban dan tanggung jawab setiap personel dan kepada siapa setiap personel harus bertanggungjawab. Perusahaan belum menyadari pentingnya penggunaan laporan keuangan. Hal ini mengakibatkan keputusan yang diambil oleh perusahaan menjadi kurang berdasar dan kurang intuitif karena tidak didukung oleh faktor-faktor yang tersirat dalam laporan keuangan dan tidak dianalisa dengan baik. Adanya perangkapan tugas yang saling berkaitan, contohnya bagian internal auditor yang dirangkap sekaligus oleh seorang personel dari bagian akuntansi. Hal ini mengakibatkan kemungkinan terjadi kesalahan dalam bekerja dan bisa juga menimbulkan kesempatan untuk melakukan fraud. Perusahaan tidak melakukan pengendalian fisik atas aset tetap berupa gedung beserta isinya. Hal ini mengakibatkan risiko kehilangan yang mengancam semua anggota perusahaan jika sampai terjadi kecelakaan yang tidak terduga. Tidak adanya kebijakan piutang dan akun penyisihan piutang tak tertagih. Hal ini mengakibatkan seringnya terjadi keterlambatan pembayaran. Perusahaan tidak memiliki fungsi kredit yang bertanggungjawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi penjualan kredit kepada pelanggan. Hal ini mengakibatkan adanya kemungkinan pelanggan memesan kembali sebelum melunasi pembayaran transaksi sebelumnya. Perusahaan tidak membuat dokumen Sales Order setelah menerima Purchase Order dari pelanggan. Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam pembuatan Laporan Penjualan dan jikalau PO itu hilang maka tidak akan tercatat dalam Laporan Penjualan.
4.2.1 Lingkungan Pengendalian (control environment). Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian internal lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur. Sejumlah faktor membentuk lingkungan pengendalian antara lain: a) Integritas dan nilai etika. Bagian bisnis seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan masyarakat meminta peningkatan yang lebih tinggi dari integritas dan etika sebagai bagian dari manajer bisnis. b) Komitmen terhadap kompetensi. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan potensi tersebut. c) Filosofi dan gaya operasi manajemen. Banyak karakteristik yang dapat membentuk bagian dari filosofi dan gaya operasi manajemen dan memiliki dampak terhadap lingkungan pengendalian. d) Struktur organisasi. Berkontribusi terhadap kemampuan entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu entitas. e) Penetapan wewenang dan tanggung jawab. Wewenang dan tanggung jawab merupakan penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan.
f) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia yang diterapkan akan menjamin bahwa personel entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompensasi yang diharapkan. 4.2.2 Penilaian Resiko (risk assessment). Penilaian resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis,dan pengolahan resiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. 4.2.3 Aktivitas Pengendalian (control activities). Merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang dilakukan berkenaan dengan risiko yang diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki beberapa tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkatan organisasional dan fungsional. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat dikategorikan dalam beberapa cara. Salah satu cara adalah sebagai berikut: a) Pemisahan tugas b) Otorisasi yang memadai atas transaksi dan aktivitas c) Dokumen dan catatan yang memadai d) Pengecekan independen atas pelaksanaan 4.2.4 Informasi dan Komunikasi (information processing and communication). Informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan yang memasukkan sistem akuntansi terdiri dari metode-metode dan catatancatatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasikan, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi entitas dan juga kejadian-kejadian serta kondisi dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan. Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. 4.2.5 Pemantauan(monitoring). Suatu proses yang menilai kinerja pengendalian internal pada suatu saat. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang berkelanjutan, pengevaluasian periodik secara terpisah.
4.3 Rekomendasi Yang Diberikan Atas Kelemahan Sistem Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Pada PT. Valindo Global 4.3.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment) 1. Integritas dan Nilai Etika Mengenai intergritas dan etika pada PT. Valindo Global sudah cukup baik, penulis menyarankan agar PT. Valindo Global dapat mempertahankan apa yang sudah berjalan dengan baik. 2. Komitmen terhadap Kompetensi Atas kelemahan yang ada pada PT. Valindo Global, penulis menyarankan agar: a) Perusahaan meningkatkan standar perekrutan karyawan dengan menyaringnya lebih ketat lagi. Dengan ketatnya penyaringan ini diharapkan perusahaan memperoleh karyawan yang bermutu dan berkompeten. Seperti misalnya, tes penerimaan karyawan tidak hanya melalui wawancara, tetapi dengan tes-tes tertulis lain yang mendukung, seperti psikotest, tes bahasa, dan tes kemampuan dasar. b) Perusahaan memberikan training lain yang dapat mendukung kemajuan perusahaan. Seperti misalnya untuk menghadapi dunia akuntansi yang makin berkembang dan berubahnya cara pelaporan keuangan, maka personel bagian akuntansi dapat diikutsertakan dalam training yang membahas tentang hal tersebut, sehingga para personel pun dapat menghasilkan laporan yang lebih akurat dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan adanya pemberian training gratis ini diharapkan para personel dapat menambah pengetahuan dan dapat meningkatkan kemampuan kinerjanya. 4. Struktur Organisasi dan Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab Atas kelemahan-kelemahan yang ada pada PT. Valindo Global, penulis menyarankan agar: a) Perusahaan segera membuat struktur organisasi yang jelas dan pedoman yang jelas tentang urutan daftar wewenang dan tanggung jawab untuk tiap personel atau bagian, dan dilakukan sosialisasi sehingga seluruh karyawan mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta hubungan tiap unit kerja. b) Perusahaan membentuk bagian sendiri yang independen untuk melakukan audit atas segala aktivitas yang terkait dalam perusahaan. Lebih baik jangan merangkapkan tugas, terlebih dirangkapkan dengan bagian akuntansi. 4.3.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment) a. Risiko perkembangan kompetitor serta persaingan harga. Atas kelemahan pengendalian internal tentang competitor dan persaingan harga, penulis menyarankan agar perusahaan memberitahukan kisaran waktu pengiriman kepada setiap personel pengiriman agar setiap personel pun mempunyai target waktu yang harus diselesaikan dan dapat bekerja dengan semaksimal mungkin. b. Risiko terhadap penurunan permintaan. Atas kelemahan pengendalian internal yang ada pada PT. Valindo Global penulis menyarankan agar perusahaan memberikan job desk yang jelas kepada para sales marketing serta melakukan konfirmasi terhadap perusahaan calon
pelanggan tentang kedatangan dari para sales marketing dari perusahaan. Serta perusahaan tidak memaksakan tingkat penjualan yang tinggi dan tetap lakukan pengecekan terhadap calon pelanggan. Jika calon pelanggan memiliki riwayat pernah menunggak pembayaran, sebaiknya mintalah kepada pelanggan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu. Atau jika calon pelanggan memiliki riwayat pernah mangkir dari hutangnya, sebaiknya jangan melayani calon pelanggan tersebut dengan alasan yang beretika. c. Risiko terhadap kecurangan karyawan. Atas kelemahan pengendalian internal yang ada, penulis menyarankan agar perusahaan tetap memikirkan setiap risiko yang mungkin terjadi yang bisa dilakukan oleh tiap karyawannya. Seperti misalnya, risiko kehilangan data, pencurian data ataupun perubahan data maka perusahaan harus membuat sistem pengaman untuk tiap-tiap komputer yang digunakan. d. Risiko terhadap keandalan pelaporan keuangan. Berdasarkan kelemahan pengendalian internal yang ada, penulis menyarankan agar perusahaan dan manajemen menggunakan laporan keuangan agar menghasilkan keputusan yang efektif dan berdasarkan analisa yang baik. 4.3.3 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) 1. Informasi dan dokumen terkait Atas kelemahan-kelemahan pengendalian internal tersebut, penulis menyarankan agar: a) Sebaiknya perusahaan mengeluarkan Sales Order bernomor urut untuk mempermudah pembuatan laporan penjualan. Selain itu, perusahaan harus membuat, mengendalikan, serta menjamin kelengkapan data yang mendukung dalam pembuatan laporan penjualan. b) Perusahaan dan manajemen dalam mengambil keputusan harus menggunakan analisa dari laporan keuangan agar mendapatkan keputusan yang efektif. 2. Komunikasi antar bagian Tentang komunikasi antar bagian yang terjadi di PT.Valindo Global, sudah cukup baik. Saran dari penulis yaitu seluruh karyawan PT. Valindo Global harus terus mempertahankan komunikasi yang sudah berjalan dengan baik. 4.3.4 Aktivitas Pengendalian (Control Activities) 1. Otorisasi yang jelas Sebaiknya perusahaan memiliki dokumen tertulis tentang jenjang otorisasi. Agar lebih memperjelas tentang jenjang otorisasi yang ada pada perusahaan 2. Pemisahan fungsi dan tanggung jawab Atas kelemahan-kelemahan pengendalian internal yang terdapat pada PT. Valindo global, penulis menyarankan agar: a) Perusahaan membentuk bagian sendiri yang independen untuk melakukan audit atas segala aktivitas yang terkait dalam perusahaan. Sebaiknya jangan merangkapkan tugas terlebih dirangkapkan dengan bagian akuntansi.
b) Perusahaan membentuk fungsi kredit, jika tidak memungkinkan membentuk suatu fungsi lagi, maka perusahaan dapat merangkapkan fungsi ini pada bagian yang lain yang masih berhubungan. Misalnya fungsi kredit dirangkap oleh bagian Penjualan, yang harus mengotorisasi setiap Purchase Order dengan terlebih dahulu melihat catatan piutang pelanggan. Perusahaan juga dapat membuat sistem yang dapat menghubungkan langsung antara data pelanggan yang pembayarannya masih macet atau belum lunas dengan otorisasi penjualan kredit yang tidak memenuhi syarat. 3. Penggunaan dokumen yang cukup Atas kelemahan pengendalian internal tersebut, penulis menyarankan agar perusahaan memberikan tata tertib tertulis di sertai sanksi jika ada dokumendokumen yang tidak ditandatangani oleh pihak yang bersangkutan serta membuat dokumen sales order untuk mempermudah dalam membuat laporan penjualan. 4. Pengendalian fisik Atas kelemahan pengendalian internal yang teridentifikasi, penulis menyarankan agar perusahaan mengikutsertakan asuransi untuk menjaga semua asset yang dimiliki perusahaan, apakah itu all risk atau tidak tergantung dari kebijakan direktur. Penulis menyarankan agar perusahaan mulai mencari asuransi yang handal yang mau menerima klien dengan resiko pengiriman dan asset perusahaan. 5. Tidak adanya kebijakan piutang dan akun penyisihan piutang tak tertagih Atas kelemahan pengendalian internal terdapat di dalam perusahaan, maka penulis menyarankan agar perusahaan membuat akun penyisihan piutang tak tertagih untuk mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin akan timbul apabila terjadi piutang tak tertagih dalam jumlah yang cukup besar. Dengan adanya akun penyisihan piutang tak tertagih, jumlah piutang yang ada di neraca dilaporkan secara wajar dan tidak menjadi overstated. Estimasi jumlah piutang tak tertagih bisa didasarkan pada pengalaman perusahaan. Perusahaan juga sebaiknya membuat kebijakan piutang yang jelas dan rinci yang tercantum dalam Purchase Order dan Invoice dengan menerapkan prinsip 2/10, n/30 misalnya, dan juga memberikan denda untuk keterlambatan pembayaran. Pemberian denda ini dapat diwujudkan dalam bentuk wesel tagih atau Notes Receivable yang di dalamnya tercantum komponen tanggal jatuh tempo, jumlah nominal pembayaran, dan bunga keterlambatan. Apabila piutang sudah jatuh tempo dan belum dilakukan pembayaran, maka piutang tersebut akan dikonversi menjadi wesel dan pelanggan akan dikenai bunga keterlambatan apabila hutangnya tidak segera dilunasi. 6. Perusahaan tidak memiliki fungsi atau bagian kredit Berdasar kelemahan pengendalian internal yang ada, penulis menyarankan agar perusahaan membuat fungsi kredit, jika tidak memungkinkan membentuk suatu fungsi lagi, maka perusahaan dapat merangkapkan fungsi ini pada bagian yang lain yang masih berhubungan. Misalnya, fungsi kredit dirangkap oleh bagian Penjualan, yang harus mengotorisasi setiap Purchase Order dengan terlebih dahulu melihat catatan piutang pelanggan. Atau bisa juga perusahaan dapat membuat sistem yang dapat menghubungkan langsung antara data pelanggan yang pembayarannya masih macet atau belum lunas dengan otorisasi penjualan kredit yang tidak memenuhi syarat.
7. Sistem prosedur yang berjalan Atas semua kelemahan pengendalian internal yang ada, penulis menyarankan agar: a) Perusahaan mengeluarkan Sales Order untuk mempermudah pembuatan laporan penjualan. Sales Order yang dibuat dicopy rangkap tiga yang dikirimkan ke bagian gudang, akuntansi, dan keuangan. Selain itu, perusahaan juga harus mengendalikan dan menjamin kelengkapan data yang mendukung dalam pembuatan Laporan Penjualan. b) Perusahaan segera membentuk bagian kredit yang berfungsi untuk mengotorisasi setiap penjualan kredit dan juga perusaan sebaiknya menentukan batas limit kredit untuk setiap pelanggan agar tidak terjadi kredit yang menumpuk terlalu banyak. 4.3.5 Pemantauan (Monitoring) 1. Pemantauan oleh internal auditor Atas kelemahan pengendalian internal ini, penulis menyarankan agar perusahaan segera membentuk bagian internal auditor yang independen yang memiliki tugas untuk mengaudit segala aktivitas yang terkait dalam perusahaan, misalnya dalam hal keuangan dan operasional perusahaan. 2. Pemantauan oleh atasan Atas pengendalian internal tentang pemantauan oleh atasan yang terjadi pada PT. Valindo Global, penulis merasa sudah cukup baik. Hanya tinggal di tingkatkan lebih baik lagi serta mempertahankan apa yang sudah berjalan dengan baik. 3. Pemantauan laporan Tentang pemantauan laporan yang terjadi pada PT. Valindo Global sudah berjalan cukup baik.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian penulis, bahwa pelaksanaan kegiatan pengendalian internal di PT.Valindo Global secara keseluruhan sudah berjalan cukup efektif dan telah sesuai dengan COSO. Meskipun begitu masih terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu pengendalian internal pada siklus pendapatan khususnya penjualan kredit pada PT.Valindo Global masih kurang memadai. Berikut merupakan uraian kesimpulan atas penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT.Valindo Global yaitu : 1. Penerapan pengendalian internal di PT.Valindo Global sudah diuraikan berdasarkan pendekatan COSO. Hasil dari pada uraian tersebut dijabarkan satu persatu sesuai dengan unsur-unsur pokok yang terdapat di 5 komponen pengendalian internal COSO yaitu, lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas
pengendalian, serta pemantauan. Dari informasi inilah penulis mengetahui bahwa pelaksanaan pengendalian internal di Lingkungan PT.Valindo Global telah diuraikan dan dikelompokkan sesuai dengan komponen-komponen pengendalian internal yang ada di COSO. 2. Sistem Pengendalian Internal Atas Siklus Pendapatan Pada PT.Valindo Global Berdasarkan Prinsip COSO, penulis menemukan beberapa kondisi terkait pelaksanaan pengendalian internal. Kondisi tersebut merupakan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada PT.Valindo Global, dimana beberapa kondisi tersebut tidak sesuai prinsip COSO. Kondisi-kondisi yang paling tidak sesuai dengan prinsip COSO yaitu adanya perangkapan tugas yang saling berkaitan, contohnya bagian internal auditor yang dirangkap sekaligus oleh seorang personel dari bagian akuntansi. Hal ini mengakibatkan kemungkinan terjadi kesalahan dalam bekerja dan bisa juga menimbulkan kesempatan untuk melakukan fraud. Lalu tidak adanya kebijakan piutang dan akun penyisihan piutang tak tertagih. Hal ini mengakibatkan seringnya terjadi keterlambatan pembayaran. Kemudian perusahaan tidak memiliki fungsi kredit yang bertanggungjawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi penjualan kredit kepada pelanggan. Hal ini mengakibatkan adanya kemungkinan pelanggan memesan kembali sebelum melunasi pembayaran transaksi sebelumnya. Perusahaan juga tidak membuat dokumen Sales Order setelah menerima Purchase Order dari pelanggan. Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam pembuatan Laporan Penjualan dan jikalau PO itu hilang maka tidak akan tercatat dalam Laporan Penjualan. Kondisi tersebut memberikan informasi kepada penulis bahwa masih terdapat kelemahan-kelemahan atas pelaksanaan pengendalian internal pendapatan di PT.Valindo Global terutama pada siklus penjualan kredit. 3. Hasil dari perbandingan antara penerapan sistem pengendalian internal pendapatan pada PT.Valindo Global dengan prinsip-prinsip COSO sebenarnya sudah cukup membuktikan kepada penulis bahwa pelaksanaan pengendalian internal di PT.Valindo Global sudah berjalan cukup efektif dan sesuai COSO. Namun, masih ditemukan beberapa kondisi yang merupakan kelemahan dari pelaksanaan pengendalian internal terutama pada siklus penjualan kredit. Hal ini perlu diperhatikan dan diperbaiki agar sistem pengendalian internal pendapatan pada PT.Valindo Global menjadi lebih baik lagi sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai.
Saran
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan terkait pelaksanaan pengendalian internal diatas, maka penulis menyarankan PT.Valindo Global agar: 1. PT.Valindo Global perlu meningkatkan penerapan sistem pengendalian internal agar sesuai dengan dengan prinsip COSO secara lebih detail. Hal ini dilakukan untuk mencegah kondisi-kondisi yang dapat memicu terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan dan dapat merugikan perusahaan. 2. PT.Valindo Global perlu mempertimbangkan penetapan kebijakankebijakan baru terkait kondisi-kondisi yang disebabkan oleh kelemahan penerapan sistem pengendalian internal, adanya kelalaian pegawai, dan kelemahan pengendalian oleh atasan terutama pada siklus penjualan kredit. 3. Pada peneliti selanjutnya diharapkan agar pengendalian internal terhadap PT.Valindo Global bukan hanya terbatas pada pendapatan, namun perlu juga diteliti pengendalian internal atas biaya-biaya dan hasil laba rugi yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
REFERENSI American Accounting Association, American Institute of Certified Public Accountants, Financial Executives International, The Association for Accountants and Financial Professionals in Business, The Institute of Internal Aiditors. Internal Control -Integrated Framework. http://www.coso.org/IC-IntegratedFramework-summary.htm (no date). Audillia A.O. (2011). EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ITPRO CITRA INDONESIA. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Boynton, W. C., Johnson, R. N., & Kel, W. G. (2002). Modern auditing jilid 1 (edisi 7). (Alih bahasa Rajoe, P. A., Gania, G., & Budi, I.S) Jakarta: Penerbit Erlangga. Boynton,W.C., Johnson, R. N., & Kell, W. G. (2004). Modern auditing (edisi 7). (Alih bahasa Paul A.Rajoe, Gina Gania dan Ichasan Setio Budi.). Jakarta : Penerbit Erlangga. Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik, (2001). Standar Profesional Akuntan Publik, Per 1 Januari 2001. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Kieso, D. E., Weygandt J. J., & Warfield T. D. (2008). Akuntansi Intermediate jilid 1 Edisi keduabelas. (Alih bahasa Emil Salim, S.E) Jakarta: Penerbit Erlangga. Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Novie, Y (2011). EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. HERO MANDIRI INDONESIA. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. O’Brien, James A. (2006). Pengantar Sistem Informasi (edisi 12). Jakarta: Salemba empat. Romney, M.B., Steinbart, P.J., (2006) Accounting Information Systems Tenth Edition, New Jersey: Prentice Hall Suharli, M (2006). Audit finansial, audit manajemen, dan sistem pengendalian intern. http://jurnal.bl.ac.id/wpcontent/uploads/2007/01/BEJ-v3-n1artikel3agustus2006.pdf.
RIWAYAT PENULIS Mohamed Rizky Alhaddad lahir di kota Jakarta pada 03 november 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.