PENERAPAN PROGRAM REMIDIAL TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 GEDEG MOJOKERTO
Dhiny Septyningtyas1 Abtract: Pendidikan sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia, dengan pendidikan seorang manusia mampu mendapatkan posisinya dalam masyarakat dan meningkatkan derajatnya untuk kesejahteraan hidupnya. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti. Melalui proses belajar akan dicapai tujuan instruksional pendidikan dalam bentuk perubahan tingkah laku belajar agar memperoleh ketuntasan dalam belajar karena belajar tuntas sangat penting dalam mencapai hasil belajar yang baik. Dalam artikel ini dijelaskan tentang proses pelaksanaan program remidial di SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto, dimana salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaannya sesuai dengan prosedur pelaksanaan remidial yang telah ditetapkan atau belum. Strategi atau langkah-langkah yang digunakan oleh guru mata pelajaran PKn dalam melaksanakan remidial, terutama dalam upaya untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa di sekolah tersebut.
Keyword : penerapan program remidial, ketuntasan belajar siswa Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti. Melalui proses belajar akan dicapai tujuan instruksional pendidikan dalam bentuk perubahan tingkah laku belajar agar memperoleh ketuntasan dalam belajar karena belajar tuntas sangat penting dalam mencapai hasil belajar yang baik. Upaya peningkatan sikap dan tekat kemandirian manusia terdidik dan mayarakat tercantum dalam peraturan menteri pendidikan no 23 tahun 20062 dalam pasal 1 ayat 1 dan dua dijelaskan bahwa : (1) Standar Kompetensi Lulusan 1
Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas ilmu Sosial, universitas Negeri Malang, Angkatan 2008 2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. (Online), (http//www.google.co.id/url? peraturan ketuntasan belajar&source), diakses 14 November 2011.
untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. (2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Belajar tuntas terdiri dari beberapa materi berbeda penyampaiannya dengan materi yang disampaikan kepada siswa secara bersamaan. Siswa yang tidak menyelesaikan suatu materi dengan mencapai ketuntasan belajar, diberi pembelajaran tambahan hingga siswa benar-benar tuntas sesuai kriteria yang ditentukan. Siswa yang menguasai materi tersebut lebih cepat akan dilibatkan dalam kegiatan pengayaan sampai semua siswa dalam kelas tersebut bisa melanjutkan ke materi lainnya secara bersama-sama. Dalam lingkungan belajar tuntas, guru melakukan berbagai teknik pembelajaran, dengan pemberian umpan balik yang banyak dan spesifik menggunakan tes diagnostik, tes formatif, dan pengoreksian kesalahan selama belajar. Harapan semua pihak baik guru maupun orang tua adalah setiap siswa mampu mencapai hasil belajar dengan sebaik-baiknya untuk mencapai suatu ketuntasan belajar.
Pada dasarnya setiap siswa dapat dibantu baik secara
individual maupun kelompok untuk memperbaiki hasil belajar yang dicapainya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bantuan yang dapat dilaksanakan adalah remidial , yaitu suatu bentuk pengajaran khusus yang sifatnya memperbaiki proses belajar. Remidial digunakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Setiap guru seharusnya mempunyai pengetahuan tentang remidial dan dapat melaksanakannya dalam keseluruhan kegiatan belajarmengajar (Surya,1980 )3. Seperti halnya yang diterapkan di SMA Negeri 1 Gedeg, untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa, maka sekolah ini menerapkan sistem remidial termasuk juga pada mata pelajaran PKn, yaitu berupa kegiatan perbaikan yang terprogram dan tersusun secara sistematis dalam proses
3
Surya, M. & Amin, M. 1980. Pengajaran Remidial Untuk SPG (Rahman Natawidjaja ED.). Jakarta : PD. Andreola Jakarta.
belajar mengajar untuk mengatasi kesulitan belajar siswa . Adapun permasalahan yang harus di uraikan adalah sebagai berikut (1) penerapan remidial sebagai usaha meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Gedeg, Mojokerto. (2) hasil ketuntasan belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran PKn setelah mengikuti proses remidial di SMA Negeri 1 Gedeg, Mojokerto. (3) faktor penghambat dalam proses remidial dalam mata pelajaran PKn di SMA negeri 1 Gedeg Mojokerto. (4) cara guru mengatasi hambatan pada pelaksanaan program remidial di SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto khususnya mata pelajaran PKn. Dengan diadakannya remidial pihak sekolah berharap siswa dapat memperoleh penguasaan tuntas terhadap setiap mata pelajaran untuk lebih bisa ditingkatkan sehingga tujuan instruksional dapat dicapai dengan lebih baik.
Program Remidial, Ketuntasan Belajar Siswa, Pelajaran PKn Menurut kamus besar bahasa Indonesia menyatakan bahwa pengertian “Penerapan adalah suatu proses, cara serta aktivitas untuk menerapkan, sedangkan program adalah rancangan serta asas mengenai usaha yang akan dijalankan”. Remidial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau pengajaran yang membuat menjadi baik. Remidial juga bisa disebut dengan kegiatan perbaikan untuk mencapai tujuan pengajaran. Kegiatan perbaikan mencakup segala bantuan yang diberikan kepada siswa, baik siswa yang lamban dan kurang mengerti, menemui kesulitan, maupun gagal dalam mencapai tujuan pengajaran. Jadi penerapan program remidial adalah suatu rancangan proses, cara, usaha serta aktivitas yang akan dijalankan
untuk
menyembuhkan atau membetulkan pengajaran untuk menjadi lebih baik. Menurut Surya & Amin (1980:2)4 bahwa “remidial mempunyai arti terapeutik artinya proses remidial secara langsung maupun tak langsung juga menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar”. Ketuntasan belajar adalah Ketuntasan belajar adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan
4
Surya, M. & Amin, M. 1980. Pengajaran Remidial Untuk SPG (Rahman Natawidjaja ED.). Jakarta : PD. Andreola Jakarta. Hal 2
oleh sekolah. Siswa adalah peserta didik yang berhak mendapatkan bimbingan dari seorang guru. Jadi ketuntasan belajar siswa adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditentukan oleh sekolah yang harus dipenuhi oleh peserta didik. Sedangkan Tim PPG Jurusan HKn FIS UM (2010:81)5 menyatakan untuk kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam rentangan 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator adalah 75%. Mengingat sekolah yang kondisinya bermacam-macam, maka sekolah dapat menetapkan sendiri kriteria atau tingkat pencapaian indikator misalkan 50%, 60% atau 70%. Penetapan ini dengan mempertimbangkan kemampuan akademis siswa, kompleksitas indikator, daya dukung : guru, sarana dan prasarana. Ketuntasan indikator tercapai apabila peserta didik untuk indikator pencapaian sama atau lebih besar dari kriteria ketuntasan (tuntas : skor lebih dari dari sama dengan kriteria ketuntasan). PKn adalah merupakan mata pelajaran yeng strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengemban misi dalam mempersiapkan bangsa Indonesia yang tangguh dalam mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang berpengaruh pada eksistensi diri. Mendidik anak agar mampu menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi nusa dan bangsa. Menurut Badan Standart Nasional Pendidikan (2007:201) menyatakan bahwa “mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Karakteristisk
mata
pelajaran
PKn
mencakup
pengetahuan
kewarganegaraan (civics knowledge), nilai-nilai kewarganegaraan (civics values), dan ketrampilan kewarganegaraan (civics skill). Dari ketiga karakteristik PKn tersebut maka aspek materi PKn mencakup : (1) aspek konsep dan nilai, yaitu kemampuan untuk mengembangkan konsep dan nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (2) aspek penerapan yaitu, kemampuan unuk menerapkan konsep dan nilai kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk kepribadian melalui
5
Tim PPG Jurusan HKn FIS UM.2010.Penilaian dalam Pembelajaran PKn (Bahan Ajar Pendidikan Profesi Guru PKn).hal 81
praktek atau pengalaman belajar yang menggunakan pendekatan ilmiah (Tim PPG Jurusan HKn FIS UM,2010:2)6.
Metode Artikel penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif7. Peneliti bermaksud untuk mengetahui penerapan remidial yang dilaksanakan terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajara PKn di SMA Negeri 1 Gedeg. Untuk penerapan remidial dan ketuntasan belajar peneliti mempunyai asumsi atau perkiraan jika guru menerapkan remidial, maka diharapkan ketuntasan belajar siswa dapat meningkat baik dari segi nilai maupun dari banyaknya siswa yang lulus mata pelajaran khususnya dalam penelitian ini adalah mata pelajaran PKn. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Jadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 1 Gedeg, Mojokerto sebanyak 8 kelas dengan jumlah keseluruhan 342 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang mengikuti remidial dengan jumlah keseluruhan mencapai 74 siswa SMA Negeri 1 Gedeg,Mojokerto . Penentuan sampel diambil dari kelas X karena pada kelas X jumlah siswa yang ikut remidial lebih banyak, dan merupakan kelas awal dengan model pembelajaran baru yang membutuhkan penyesuaian pelajaran dari SMP ke SMA. Instrument adalah alat
yang digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian dan digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Menurut Emory dalam Arikunto (2010:148)8 bahwa “ pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah, observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Wawancara digunakan apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden lebih sedikit. Pengumpulan Data Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis 6
Tim PPG Jurusan HKn FIS UM.2010.Penilaian dalam Pembelajaran PKn (Bahan Ajar Pendidikan Profesi Guru PKn).hal 2 7 deskrptif kuatitatif: menggeneralisasikan berapa jumlah atau banyaknya 8 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 148
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2010:199)9. Dalam penelitian ini angket berisi pertanyaan bagaimana penerapan program remidial yang nantinya akan dibagikan kepada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto. Angket yang ditujukan kepada siswa berisi pertanyaan dan dan disertai dengan sejumlah alternatif jawaban. Selain itu angket juga dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan serta petunjuk umum seluruh instrumen. Observasi pelaksanaan remidial dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMA Negeri 1 Gedeg yang dilaksanakan untuk mendapatkan suatu gambaran langsung segala aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga peneliti langsung memperoleh data penting tentang ketuntasan belajar siswa melalui remidial, baik itu yang datangnya dari guru langsung ataupun dari para siswanya. Selain observasi, juga menggunakan teknik wawancara kepada guru dan siswa kelas X SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto untuk keterangan data yang lebih jelas dan terperinci. Kemudian menggunakan teknik dokumentasi mengambil foto kegiatan remidial dan menggunakan arsip nilai siswa untuk dokumentasi dan analisis. Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik penelitian ini statistik deskriptif penerapan program remidial terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri
1 Gedeg Mojokerto setelah data siswa terkumpul dari hasil
pengumpulan data. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan penyajian Tabulasi, frekuensi dan prosentase. Hasil Analisa Persentase antara siswa yang tuntas sebelum remidi dan yang belum tuntas setelah remidi akan dijabarkan dengan tabel di bawah ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 9
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: ALFABETA. Hal 199
Siswa tuntas (Px) = =
x 100% x 100%
= 78.4 % Siswa tidak tuntas (Py) = =
x 100% x 100%
= 21.6% Tabel distribusi frekuensi Ketuntasan belajar siswa Value label
Value
Frequency Percent
>75 268
Tuntas (Px)
78.4%
Tidak tuntas (Py) < 75
74
21.6%
Total
342
100%
Tabel distribusi frekuensi siswa sebelum remidial dan sesudah remidial Value label
Value Frequency Percent
Tuntas
>75
71
95.9 %
Tidak tuntas < 75
3
4.1 %
Total
74
100%
Dari daftar siswa remidi di atas, dapat diketahui bahwa setelah diadakan remidial, dari 74 peserta remidial masih ada 3 orang siswa atau sebesar 4% siswa yang masih belum tuntas.
Hipotesis Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat diketahui bahwa dari jumlah total siswa kelas X yang mengikuti ulangan harian PKn 78,4% yaitu sebanyak 268 siswa mencapai nilai KKM, maka siswa dinyatakan tuntas, dan sebesar 21,6% sebanyak 74 siswa
tidak tuntas atau belum mencapai KKM. Maka setelah
mengikuti remidial yang diikuti oleh 74 siswa yang tidak tuntas, 71 siswa atau sebesar 95.9% siswa mampu mencapai standart KKM yang sudah ditentukan, hal
ini membuktikan bahwa Program remidial yang dilaksanakan dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa yang semula persentase ketuntasannya 78,4% meningkat hingga 95,9% pada mata pelajaran PKn dan perbaikan nilai PKn siswa di SMA Negeri 1 Gedeg, Mojokerto. Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan di atas melalui hasil angket (kuisioner) yang dilakukan kepada siswa kelas X yang mengikuti remidial dan hasil wawancara kepada Guru PKn kelas X. Maka diperoleh beberapa temuan penelitian sebagai berikut: (1)Pelaksanaan Program Remidial di SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto berjalan Lancar, remidial dilaksanakan dengan cara mengadakan ulangan kembali karena keterbatasan waktu, waktu pelaksanaan remidial dilakukan satu minggu setelah ulangan harian pada saat pelajaran PKn berlangsung, lama waktu yang diberikan Guru dalam mengerjakan remidial 45 menit, remidial dilaksanakan di dalam kelas, jika jumlahnya sedikit maka guru memberi remidi di ruang guru, teknik soal yang digunakan guru dalam melaksanakan remidial menggunakan soal yang lama. (2) Hasil ketuntasan belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran PKn setelah mengikuti proses Remidial di SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto sudah memuaskan, nilai PKn setelah mengikuti remidi lebih baik dari nilai sebelumnya. Kesulitan belajar yang dialami siswa selama mengikuti remidi adalah soal remidi yang diberikan dirasa sulit meskipun menggunakan soal lama. Remidi berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku belajar siswa, bentuk perubahan tingkah laku setelah mengikuti remidial adalah siswa lebih memahami materi yang disampaikan karena siswa diberi waktu untuk belajar terlebih dahulu sesuai kisi-kisi materi yang diberikan oleh guru, meskipun demikian ternyata masih ada siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM. (3) Faktor penghambat
proses remidial dalam mate
pelajaran PKn di SMA negeri 1 Gedeg Mojokerto adalah kurangnya waktu untuk melaksanakan remidial, kurangnya ruangan untuk melaksanakan remidial, serta adanya kegiatan lain yang menunda terlaksananya remidial. (4) Cara guru mengatasi hambatan pada pelaksanaan remidial di SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto jika penghambatnya adalah adanya kegiatan lain yang menunda pelaksanaan remidial maka remidi tetap dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, dan jika keadaan sangat tidak memungkinkan maka siswa diberi tugas baik secara individu maupun kelompok. Strategi yang digunakan guru PKn untuk mengatasi siswa yang masih belum tuntas setelah mengikuti remidi adalah memberi tugas
(iktisar/rangkuman), merubah soal yang sulit menjadi soal yang lebih mudah, jika dalam satu kelas siswa yang harus mengikuti remidi lebih dari 50% maka guru akan memberikan remidial teaching dengan menerangkan kembali materi yang belum dimengerti siswa.
Penerapan Remidial sebagai usaha meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Gedeg, Mojokerto.. KKM di sekolah ini telah ditetapkan dengan nilai 75, yang ditetapkan sesuai petunjuk penetapan kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penerapan Program Remidial di sekolah ini juga dilihat dari segi pelaksanaan, strategi guru dalam melaksanakan remidial, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, serta teknik soal yang digunakan guru dalam remidial. Pelaksanaan Remidial Pelaksanaan Program Remidial di SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto berjalan Lancar, remidial dilaksanakan dengan cara mengadakan ulangan kembali karena keterbatasan waktu, waktu pelaksanaan remidial dilakukan satu minggu setelah ulangan harian pada saat pelajaran PKn berlangsung, lama waktu yang diberikan Guru dalam mengerjakan remidial 45 menit, remidial dilaksanakan di dalam kelas, jika jumlahnya sedikit maka guru memberi remidi di ruang guru, teknik soal yang digunakan guru dalam melaksanakan remidial menggunakan soal yang lama. Strategi guru dalam melaksanakan remidial dapat dilakukan dengan berbagai cara atau strategi, dapat disesuaikan dengan teori-teori yang telah ada ataupun tergantung dari kreatifitas guru mata pelajaran yang disesuainkan dengan keadaan dan tingkat kemampuan siswa. Untuk pelaksanaan remidial di sekolah agar pelaksanaannya praktis dan tidak memakan waktu yang lama sesuai persentase terbanyak dari hasil penelitian, maka strategi yang banyak digunakan oleh guru adalah dengan mengadakan ulangan kembali untuk siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Strategi yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan pandangan Surya&Amin (1980:43)10 yang menyatakan bahwa metode yang dapat digunakan
10
Surya, M. & Amin, M. 1980. Pengajaran Remidial Untuk SPG (Rahman Natawidjaja ED.). Jakarta : PD. Andreola Jakarta.hal 43
dalam pelaksanaan remidial antara lain adalah metode pemberian tugas, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, tutor sebaya, dan pengajaran individual. Demikian juga tidak sesuai dengan strategi dalam pelaksanaan remidial menurut Sutomo (1984:177)11 yang
mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk
kegiatan perbaikan dapat dilakukan dengan (1) memberikan buku pelajaran yang relevan dengan tujuan satuan pelajaran, (2) tutoring sebaya, (3) kerja kelompok, (4) pengajaran berpograma: kegiatan perbaikan melalui bahan pelajaran tertulis, sehingga murid dapat belajar sendiri, (5) mengajar kembali (re-teaching), (6) penggunaan lembar kerja, (7) permainan akademik: perbaikan secara kemlompok dengan cara memecahkan persoalan melalui permainan, (8) permainan kartu: perbaikan individual yang diberikan untuk mengulang terminologi, fakta, konsep, atau prinsip dalam satuan pelajaran yang diperbaiki. Waktu pelaksanaan remidial antara satu kelas tidak dapat disamakan. Karena disesuaikan dengan jadwal pelajaran siswa. Remidial dilaksanakan satu minggu setelah ulangan harian saat pelajaran PKn, kemudian guru memberikan waktu mengerjakan dengan prosentase terbesar selama 45 menit. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh (Ischak & Wardji, 1982:39)12 bahwa kegiatan perbaikan itu dapat diberikan pada waktu pagi, siang, malam hari, dan sebagainya. Setelah test pre test, sewaktu kegiatan belajar mengajar, setelah tes sumatif. Kemudian berapa lama waktu yang digunakan bagi kegiatan perbaikan itu. Apakah 30 menit, 40 menit, 45 menit, 2x45 menit, dan sebagainya. Tempat pelaksanaan remidial di sekolah ini juga dilakukan sesuai dengan situasi kondisi. Tempat pelaksanaan remidial di sekolah ini dilaksanakan di dalam kelas. Tempat dapat dilaksanakan dimana saja, asalkan tempatnya cukup memadai untuk pelaksanaan remidial, hal ini selaras dengan teori yang diungkapkan oleh (Ischak & Wardji, 1982:39)13 bahwa untuk tempat kegiatan perbaikan (remidial) yang penting bagi guru adalah mempertimbangkan tempat yang paling tepat untuk menyelenggarakan kegiatan perbaikan. Apakah di rumah siswa, di ruang kelas, di perpustakaan, di ruang BP dan sebagainya. Agar supaya siswa dapat memusatkan
11
Sutomo.1984. Teknik Penilaian Pendidikan. Mojokerto hal 177 SW, Ischak & R, Warji. 1982. Pogram Remidial Dalam Proses Belajar-Mengajar. Yogyakarta..Liberty.hal 39 13 SW, Ischak & R, Warji. 1982. Pogram Remidial Dalam Proses Belajar-Mengajar. Yogyakarta. Liberty.hal 39 12
perhatian pada pekerjaannya, mendapat bantuan yang wajar, mendapat alat-alat yang wajar yang tersedia, tanpa mengganggu teman-teman sekelasnya. Keseluruhan uraian pelaksanaan remidial di atas kurang sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Ischak & Warji (1982:2) yang mengutip dari pernyataan M.Entang (1981:4-5)14 yang menyatakan bahwa pelaksanaan remidial seharusnya dilakukan dengan langkah-langkah : diagnose, pragnose, therapi. Diagnose meliputi identifikasi kasus, lokalisasi sifat dan jenis kesulitan, menetapkan faktor penyebab kesulitan. Pragnose yaitu mengadakan estimasi tentang kesulitan. Dan therapi yaitu menemukan berbagai kemungkinan dalam rangka penyembuhan kesulitan.
Hasil ketuntasan belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran PKn setelah mengikuti proses remidial di SMA Negeri 1 Gedeg, Mojokerto Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat ketercapaian nilai siswa terhadap nilai KKM yang telah ditentukan. Di SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto ini KKM yang ditentukan adalah 75. Bagi siswa yang telah mencapai KKM tidak perlu mengikuti remidial, sedangkan yang belum mencapai KKM harus mengikuti perbaikan nilai berupa remidial yang diberikan oleh guru. Nilai PKn siswa setelah mengikuti remidi sebagian besar siswa yang telah mengikuti remidial akan mendapat nilai yang lebih baik dari nilai sebelumnya dengan syarat bahwa nilainya akan disesuaikan dengan nilai KKM yang ditetapkan. Namun jika nilai siswa kurang dan masih dibawah KKM, maka guru akan mengadakan remidial kembali. Hal ini sesuai pendapat dari Dimyati&Mudjiono (2006,200)15 yang menyatakan bahwa tujuan utama evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol.
14
SW, Ischak & R, Warji. 1982. Pogram Remidial Dalam Proses Belajar-Mengajar. Yogyakarta. Liberty.hal 2 15 Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.hal 200
Faktor penghambat dalam proses remidial dalam mata pelajaran PKn di SMA negeri 1 Gedeg, Mojokerto Dalam pelaksanaan remidial tidak begitu saja berjalan dengan lancar, ada hambatan dalam pelaksanaannya. Faktor penghambat proses remidial dalam mate pelajaran PKn di SMA negeri 1 Gedeg Mojokerto adalah kurangnya waktu untuk melaksanakan remidial, kurangnya ruangan untuk melaksanakan remidial, serta adanya kegiatan lain yang menunda terlaksananya remidial. Faktor penghambat terlaksananya remidial adalah faktor dari luar yakni faktor sosial dan faktor lingkungan fisik berupa fasilitas sekolah. Faktor sosial berupa adanya kegiatan lain yang menunda remidial, dan faktor lingkungan fisik berupa fasilitas sekolah adalah kurangnya waktu dalam melaksanakan remidial dan kurangnya ruangan untuk pelaksanaan remidial. Oleh karena itu remidial tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya, remidial yang digunakan di sekolah-sekolah hanya dalam bentuk pengadaan ulangan kembali yang diberikan kepada siswa, kemudian siswa mengerjakan lagi, dimana hasil akhirnya jika lebih baik akan meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
Cara Guru mengatasi hambatan pada pelaksanaan program remidial di SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto khususnya mata pelajaran PKn. Pelaksanaan remidial tidak selalu berjalan dengan lancar, ada berbagai hambatan sehingga pelaksanaannya tertunda, oleh karena itu guru harus mempunyai cara atau solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Pertam,a Guru memberi soal kepada siswa dimana soal yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi diubah menjadi soal dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah. Kedua, Guru memberi kisi-kisi soal remidial dengan cara seperti ini guru meyakini bahwa nilai siswa dapat meningkat. Ketiga,jika siswa yang mengikuti remidial lebih dari 50% dari jumlah siswa satu kelas maka sebelum melaksanakan test untuk remidial guru akan melakukan remidial teaching terlebih dahulu atau mengajarkan kembali materi yang telah disampaikan. Namun jika siswa yang mengikuti remidial kurang dari 50% dari jumlah siswa satu kelas, maka siswa hanya diberi kisi-kisi materi yang harus dipelajari. Berdasarkan uarian cara mengatasi hambatan pelaksanaan program remidial di atas, dapat diketahui berdasarakan persentase terbesar bahwa untuk mengatasi hambatan terlaksananya program remidial di sekolah tersebut
adalah remidial tetap dilaksanakan pada pertemuan berikutnya jika pelaksanannya tertunda. Kesimpulan Penerapan Remidial sebagai usaha meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Gedeg, Mojokerto mampu dilaksanakan dengan lancar. Hasil ketuntasan belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran PKn setelah mengikuti proses remidial di SMA Negeri 1 Gedeg, Mojokerto dapat berupa nilai siswa, dan bentuk perubahan tingkah laku belajar siswa setelah mengikuti remidial.Faktor penghambat dalam proses remidial dalam mata pelajaran PKn di SMA negeri 1 Gedeg, Mojokerto dapat disimpulkan antara lain karena kurangnya waktu dan tempat untuk pelaksanaan remidial. Cara Guru mengatasi hambatan pada pelaksanaan program remidial di SMA Negeri 1 Gedeg Mojokerto khususnya mata pelajaran PKn adalah dengan cara mempermudah soal, atau dengan kata lain menurunkan bobot soal yang digunakan agar siswa lebih mudah mengerjakan. Saran Sebelum mengadakan remidial guru sebaiknya melakukan analisis soal sehingga guru mengetahui kekurangan siswa, perbedaan tingkat kesulitan belajar siswa, kemudian guru mengetahui pendekatan apa yang akan dipakai guru. Guru sebaiknya melakukan pendekatan secara individual serta diharapkan mempunyai sifat telaten dalam pembinaan terhadap siswa untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Guru juga mau menyediakan waktu luang untuk siswa dalam pelaksanaan remidial yang disesuaikan dengan prosedur, sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Guru seharusnya memberikan waktu di luar jam pelajaran, misalnya saat istirahat, atau sepulang sekolah untuk melakukan pembinaan kepada siswa baik secara pribadi maupun secara kelompok.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Saifudin. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Pelajar Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Sekolah Menengah dan Atas. 2008. Bahan / Materi Bintek KTSP Tingkat Kabupaten/Kota. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Hamalik,Oemar. 1983. Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: TARSITO Nazir,M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penuliasn Karya Ilmiah : Skripsi, Artikel dan Makalah, Malang : UM Press Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: ALFABETA Sudijono, Anggani. 2000. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press Surya, M. & Amin, M. 1980. Pengajaran Remidial Untuk SPG (Rahman Natawidjaja ED.). Jakarta : PD. Andreola Jakarta. Sutomo.1984. Teknik Penilaian Pendidikan. Mojokerto SW, Ischak & R, Warji. 1982. Pogram Remidial Dalam Proses BelajarMengajar. Yogyakarta. Liberty. Tim Penyusun.2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang Tim PPG Jurusan HKn FIS UM.2010.Penilaian dalam Pembelajaran PKn (Bahan Ajar Pendidikan Profesi Guru PKn). Wijaya, H.Cece. 2007. Pendidikan Remidial (Sarana Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: Remaja Rosdakarya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. (Online), (http//www.google.co.id/url? peraturan ketuntasan belajar&source), diakses 14 November 2011.