PENERAPAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PERAKITAN TUNNEL ROLLER ASSY PADA DIV. BRB (BOARDING BRIDGE) PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA
Disusun Oleh :
Nama NIM Fakultas Jurusan
: DHIMAS HANANTO SENO : 41607110028 : Teknologi Industri : Teknik Industri
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
LEMBAR PENGESAHAN PENERAPAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PERAKITAN TUNNEL ROLLER ASSY PADA DIV. BRB (BOARDING BRIDGE) PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA.
Disusun Oleh :
Nama NIM Fakultas Jurusan
Pembimbing
Ir. M. Kholil, MT
: DHIMAS HANANTO SENO : 41607110028 : Teknologi Industri : Teknik Industri
Koordinator TA/ Ka. Prodi
Ir. M. Kholil, MT
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: DHIMAS HANANTO SENO
N.I.M
: 41607110028
Fakultas
: Teknologi Industri
Jurusan
: Teknik Industri
Judul Skripsi : Penerapan Pengendalian Mutu Terpadu Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Perakitan Tunnel Roller Assy Pada Div. BRB (Boarding Bridge) PT. Bukaka Teknik Utama
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis, November 2009
Materai Rp.6000
Dhimas Hananto Seno
ABSTRAKSI Perkembangan dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dewasa ini juga sangatlah pesat, sehingga menuntut masyarakat untuk selalu tanggap akan perubahan kondisi sehingga berimplikasi pada tingkat pemahaman, pemikiran dan perilaku yang berwawasan keilmuan yang menimbulkan kematangan pertimbangan. Kemajuankemajuan pengetahuan akan berdampak kepada penggunaan teknologi-teknologi yang ada didalam masyarakat sekitar. Penggunaan teknologi tersebut akan berdampak pula pada teknologi pabrik atau perusahaan-perusahaan manufaktur. Seiring berkembangnya teknologi yang ada dan peradaban manusia maka cara berpikir konsumen dalam membeli barang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja tetapi konsumen juga mempertimbangkan mengenai kualitas barang, karena mereka semakin sadar akan pentingnya kualitas yang menjadi tuntutan kehidupan modern. Kualitas produk dari suatu perusahaan menjadi hal yang tidak dapat diabaikan. Kualitas dari produk adalah senjata bagi perusahaan yang selalu ingin maju serta mencapai tujuan yang diharapkan dalam memasarkan produknya. Bila kurang diperhatikan oleh perusahaan dapat menyebabkan turunnya kepercayaan dari konsumen. Maka penting bagi perusahaan melakukan pengendalian mutu untuk menjamin produk yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi dan standart kwalitas yang telah ditetapkan. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA Div Boarding Bridge ( BRB ) dalam proses pengendalian mutu pada setiap produknya, perusahaan tersebut telah menjamin kualitas produknya sedemikian rupa sehingga mereka dapat dipercaya oleh konsumen baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Tujuan penelitian di PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA Div Boarding Bridge (BRB) ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pengendalian mutu yang dilakukan, khususnya untuk mengetahui data-data kerusakan yang terjadi pada tunnel roller assy mengidentifikasi penyebab utama terjadinya cacat pada proses pembuatan tunnel roller assy, memberikan usulan perbaikan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk. Pengendalian mutu yang dilaksanakan PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA divisi BRB masih belum berhasil sesuai dengan yang diharapkan perusahaan, dengan masih banyaknya jumlah kerusakan yang sering terjadi dalam produksi sebanyak 5,95% dibandingkan dengan standar kerusakan produksi sebesar 2,14%. Untuk meningkatkan kualitas hasil produksi maka haruslah dilihat dari faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan tersebut untuk segera ditanggulangi atau diatasi. Kata kunci : Produktivitas, Kualitas, Defect, Produk.
ABSTRACT
Developments and advances in science today is also very rapid, so that the public demands to be responsive to changing conditions so that the implications for the level of understanding, thinking and behavior that lead to scientific vision of maturity considerations. Knowledge advances will affect the use of the technologies available in the surrounding community. The use of these technologies will have an impact also on the plant technology or manufacturing companies With the development of existing technology and human civilization is the way consumers think of buying goods not only to meet customer needs but also have to consider about the quality of the goods, because they are more aware of the importance of the quality demands of modern life. Quality products from a company into something that can not be ignored. The quality of the product is a weapon for a company that always want to move forward and achieve the expected goals in marketing their products. If less attention by the company may cause the decline of consumer confidence. It is important for companies to ensure quality control for the products to fit the specifications and quality standards that have been defined. Just as was done by PT. Bukaka Teknik Utama Div Boarding Bridge (BRB) in the process of quality control in every product, the company has guaranteed the product quality so that they can be trusted by consumers both domestically and from abroad The purpose of research at PT. Bukaka Teknik Utama Div Boarding Bridge (BRB) is to obtain information about quality control carried out, especially to see the data damage in tunnel roller assy identify the main cause of defects in the tunnel process roller assy, improvement suggestions for companies to improve the quality of the product Implemented quality control of PT. Bukaka Teknik Utama BRB division still does not work as expected the company, with a still large number of damage that often occurs in the production of 5.95% compared with damage to the production of standard 2.14%. To improve the quality of the products must be seen from the factors that cause such damage to be addressed or resolved. Key word : Productivity,
Quality, Defect, Product.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan berkah-Nya, serta shalawat dan salam saya sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan pada waktunya. Penyusunan tugas akhir yang berjudul “Penerapan Pengendalian Mutu Terpadu Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Perakitan Tunnel Roller Assy Pada Div. BRB (Boarding Bridge) PT. Bukaka Teknik Utama” merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Program Strata 1 ( S1 ) pada Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta. Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik dalam isi dan gaya penulisan bahasa oleh karena itu saya sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Tersusunnya tugas akhir ini berkat bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini saya sebagai penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ayah dan Ibu Tercinta, Bapak Sentot Mulyono dan Ibu Murwani Sudaryati yang tidak pernah henti-hentinya menyanyangiku, menyemangatiku serta mendoakanku. 2. Bapak Ir M. Kholil, MT selaku dosen pembimbing serta selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana yang penuh kesabaran, penuh pengertian dalam membimbing dan mengarahkan penulis hingga tugas akhir ini selesai. 3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan serta sebagai dasar penulisan skripsi ini. 4. Rekan-rekan seperjuangan angkatan XI Kelas Karyawan Teknik Industri
Universitas Mercu Buana, terimakasih atas kebersamaannya jalin terus silaturahmi dan sukses selalu 5. Bapak. Suhatsyah ST Head FAT (Finnal Assy Test) Div. BRB selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan pengarahan pada waktu penelitian kerja di lapangan.
6. Bapak Tumijan, Bapak Maman, Bapak Syafrudin, Bapak Dedi selaku bagian Dept. QC (Quality Control) div. BRB di PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA. 7. Kekasihku yang aku cintai dan sayangi Desi Tri Lisnawati, SE, MM yang selalu berbagi keceriaan dalam kasih sayang serta motivasi dan tidak henti-hentinya mendoakanku. 8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga Allah Swt melimpahkan berkah dan karunianya kepada saya sebagai penulis. Akhirnya saya sebagai penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai penambah ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jakarta, November 2009 Penulis
Dhimas Hananto Seno
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................
ii
ABSTRAK...........................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
v
DAFTAR ISI.........................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
xii
BAB I.
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1
Latar Belakang ........................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ...................................................................
3
1.3
Batasan Masalah .....................................................................
4
1.4............................................................... Tujuan Penelitian 4
BAB II.
1.5
Metode Penelitian ...................................................................
5
1.5.1
Metode Pengumpulan Data .....................................................
5
1.5.2 Metode Analisa Data...............................................................
6
1.5.3
Usulan Perbaikan ....................................................................
7
1.5.4
Kesimpulan .............................................................................
7
1.6
Sistematika Penulisan .............................................................
7
LANDASAN TEORI ..........................................................................
10
2.1
Landasan Teori........................................................................
10
2.1.1 Pengendalian ...........................................................................
10
2.1.2
Pengendalian Mutu..................................................................
11
2.1.3
Pengendalian Mutu Terpadu ...................................................
12
2.2
Tujuan Pelaksanaan Pengendalian Mutu Terpadu ..................
12
2.3
Manfaat Pelaksanaan Pengendalian Mutu Terpadu ................
13
2.3.1 Manfaat Bagi Karyawan .........................................................
13
2.3.2 Manfaat Bagi Perusahaan........................................................
13
2.3.3
Manfaat Bagi Konsumen.........................................................
14
2.4
Dasar Dilaksanakan Pemecahan Masalah dalam Pengendalian Mutu Terpadu ...................................................
2.5
14
Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam Pengendalian Mutu Terpadu ...................................................................................
15
2.5.1
Plan (Perencanaan)..................................................................
15
2.5.2
Do (Melaksanakan Perencanaan/realisasi Perencanaan – Tahap V) .........................................................
18
2.5.3
Check (Pemeriksaan Hasil yang dicapai – Tahap VI) ............
18
2.5.4
Action (Tindakan) ...................................................................
19
2.6
Alat Anlisis dan Diagnosis......................................................
19
2.6.1
Grafik Balok............................................................................
20
2.6.2
Diagram Pareto........................................................................
21
2.6.3
Diagram Sebab Akibat ............................................................
22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..........................................................
25
3.1
Metode Pengumpulan Data .....................................................
25
3.2
Metode Analisa Data...............................................................
27
3.3
Usulan Perbaikan ....................................................................
27
3.4
Kesimpulan .............................................................................
28
BAB 1V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................
30
4.1
Data Umum Perusahaan..........................................................
30
4.1.1
Proses Produksi .......................................................................
30
4.2
Analisa Proses Perakitan .........................................................
31
4.3
Flow Chart proses perakitan Tunnel Roller Assy....................
40
4.4
Proses produksi Tunnel Roller Assy......................................... 41
4.5
Lembar Pengamatan proses perakitan Tunnel Roller Assy.....
42
4.6
Identifikasi Masalah ................................................................
44
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH............................................
46
5.1
Mencari Faktor Penyebab Dominan.........................................
46
5.2
Tahap-tahap Pemecahan Masalah ............................................
51
5.2.1 Tahap Perencanaan...................................................................
51
5.2.2 Tahap Pelaksanaan (Tahap V) .................................................
60
5.2.3 Tahap Pemeriksaan (Tahap VI) ...............................................
60
5.2.4 Tahap Tindakan........................................................................
60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................
61
BAB V
6.1
Kesimpulan ..............................................................................
61
6.2
Saran.........................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
64
DAFTAR TABEL
Tabel :
Halaman Tabel II.1
Contoh Data Urutan Penyebab Utama Kerusakan Tunnel Roller Assy Assy.................................................................................................
17
Tabel IV.1 Lembar Pengamatan proses perakitan Tunnel Roller Assy.............
42
Tabel IV.2 Lembar Pengamatan proses perakitan Tunnel Roller Assy.............
43
Tabel IV.3 Data Pemeriksaan Bulan Oktober 2008 ...........................................
44
Tabel V.1
Data Kerusakan Tunnel Roller Assy Bulan Oktober 2008.............
52
Tabel V.2
Data Penyebab utama jenis kerusakan Putaran Roller goyang atau tidak standar.............................................................................
Tabel V.3
Tabel V.4
54
Data Penyebab Utama Kerusakan Tunnel Roller Assy (Metode Komparasi)........................................................................
55
Data Urutan Penyebab dominan kerusakan Tunnel Roller Assy......
56
DAFTAR GAMBAR
Gambar
:
Halaman Gambar II.1
Siklus Pengendalian PDCA .......................................................
11
Gambar II.2
Contoh Grafik Balok ..................................................................
20
Gambar II.3
Contoh Diagram Pareto Kerusakan Produk X ...........................
21
Gambar II.4
Contoh Diagram Sebab Akibat ..................................................
24
Gambar III.1
Kerangka Pemecahan Masalah ..................................................
29
Gambar IV.1
Flow Chart Proses Perakitan Tunnel Roller Assy......................
40
Gambar IV.2
Proses Produksi Tunnel Roller Assy.........................................
41
Gambar IV.3
Grafik Balok Pemeriksaan Bulan Oktober 2008......................
45
Gambar V.1
Diagram Pareto Kerusakan Perakitan Bulan Oktober 2008......
52
Gambar V.2
Diagram Sebab Akibat Untuk Masalah Kerusakan Produk Tunnel Roller Assy ....................................................................
Gambar V.3
53
Diagram Pareto Penyebab Dominan Kerusakan Tunnel Roller Assy...................................................................................
56
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran :
Lampiran 1
Gambar Tunnel Roller Assy
Lampiran 2
Gambar Roller
Lampiran 3
Gambar Stud-2
Lampiran 4
Gambar Washer Spacer
Lampiran 5
Gambar Bushing Spacer
Lampiran 6
Gambar Hex Contra Nut
Lampiran 7
Gambar Cover Roller
Lampiran 8
Gambar Komponen Bearing
Lampiran 9
Gambar Produk Passenger Boarding Bridge (Garbarata)
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini pengkajian dan penerapan ilmu dan teknologi telah
membawa pembangunan nasional ke tahap proses industrialisasi yang dititik beratkan pada industri-industri rekayasa dan manufacturing. Dalam hal ini industri yang banyak terkait erat dengan bidang teknik industri haruslah terus diupayakan pengembangannya baik secara kualitas maupun kuantitas. Semua yang dilakukan dalam pengembangan industri-industri rekayasa dan manufacturing ( meningkatkan performasi dari suatu bentuk produk ) mempunyai tujuan antara lain untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna produk itu tersebut. Hal tersebut diatas dapat menjadi alasan dibangunnya industri Garbarata. Dikarenakan semakin luasnya hubungan jaringan penerbangan dan antar negara baik regional maupun internasional maka dikembangkan pula tingkat pelayanan terhadap para penumpang yang sering melakukan perjalanan lewat udara. Untuk itu maka pada bandara-bandara udara dipasang semacam jembatan yang menghubungkan
cabin bandara dengan pesawat udara yang akan dituju atau sebaliknya, serta memberikan akses langsung menuju ke pesawat terbang bagi penumpang tanpa harus melalui bantuan pengangkutan bus dan service stairs dengan waktu yang sesingkat mungkin.
Jembatan
”GARBARATA”
penghubung
inilah
yang
dikenal
dengan
sebutan
( Passenger Boarding Bridge ). Garbarata atau Passenger
Boarding Bridge didisain seperti terowongan yang bisa memanjang dan memendek dan dapat bergerak kekiri atau kekanan serta bergerak naik dan turun tergantung dari besar kecilnya pesawat yang parkir dibandara. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dewasa ini sangatlah pesat, sehingga menuntut masyarakat untuk selalu tanggap akan perubahan kondisi sehingga berimplikasi pada tingkat pemahaman, pemikiran dan perilaku yang berwawasan keilmuan yang menimbulkan kematangan pertimbangan. Kemajuankemajuan pengetahuan akan berdampak kepada penggunaan teknologi-teknologi yang ada didalam masyarakat. Penggunaan teknologi tersebut akan berdampak pula pada teknologi pabrik atau perusahaan-perusahaan manufaktur. Seiring berkembangnya teknologi yang ada dan peradaban manusia maka cara berpikir konsumen dalam membeli barang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja tetapi konsumen juga mempertimbangkan mengenai kualitas barang, karena mereka semakin sadar akan pentingnya kualitas yang menjadi tuntutan kehidupan modern. Kualitas produk dari suatu perusahaan menjadi hal yang tidak dapat diabaikan. Kualitas dari produk adalah senjata bagi perusahaan yang selalu ingin maju serta mencapai tujuan yang diharapkan dalam memasarkan
produknya. Bila kurang diperhatikan oleh perusahaan hal tersebut dapat menyebabkan turunnya kepercayaan dari konsumen. Maka penting bagi perusahaan melakukan pengendalian mutu untuk menjamin produk yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas yang telah ditetapkan. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA Div Boarding Bridge ( BRB ) dalam proses pengendalian mutu pada setiap produknya, perusahaan tersebut telah menjamin kualitas produknya sedemikian rupa sehingga mereka dapat dipercaya oleh konsumen baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Mengingat pentingnya fungsi pengendalian mutu di dalam perusahaaan maka penulis perlu mengadakan penelitian dan analisa mengenai pengendalian mutu, dan dalam hal ini yang menjadi objek penelitian dan analisa penulis adalah : Penerapan Pengendalian Mutu Terpadu Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Perakitan Tunnel Roller Assy Pada Div. BRB (Boarding Bridge) PT. Bukaka Teknik Utama.
1.2
Rumusan Masalah 1. Penerapan pengendalian mutu yang dilaksanakan pada PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA Div Boarding Bridge ( BRB ) sudah berjalan dengan baik, karena pengendalian kualitas produknya dilakukan dari tahap awal proses, pada saat proses, dan pada akhir proses. 2. Masih ditemukan adanya produk Tunnel Roller Assy yang tidak sesuai dengan standart kualitas yang ada sehingga masih diperlukan adanya perbaikan dan upaya peningkatan dalam memaksimalkan hasil produksi. Oleh
sebab itu penulis ingin mengetahui pelaksanaan pengendalian mutu pada PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA Div Boarding Bridge ( BRB ) dan meneliti penyebab kerusakan produk yang terjadi.
1.3
Batasan Masalah Agar pembahasan tetap pada arahnya, mempermudah pemecahan dan tidak
menyimpang dari tujuan, maka dilakukan pembatasan masalah yaitu pada : 1. Penerapan pengendalian mutu yang dilakukan hanya pada produk Tunnel Roller Assy untuk Passenger Boarding Bridge ( GARBARATA ) 2. Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan yang timbul pada saat penelitian pada bulan Oktober 2008 3. Pengamatan dan pengambilan data dilakukan hanya sebatas pada bagian QC Dep FAT ( Final Assy Test ) Div Boarding Bridge ( BRB )
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian di PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA Div Boarding Bridge
(BRB) ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pengendalian mutu yang dilakukan, khususnya : 1. Untuk mengetahui data-data kerusakan yang terjadi pada tunnel roller assy. 2. Mengidentifikasi penyebab utama terjadinya cacat pada proses pembuatan tunnel roller assy. 3. Memberikan usulan perbaikan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk.
1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu :
1.5.1
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan oleh penulis untuk menyusun tugas akhir ini diperoleh dari obyek yang diteliti dengan cara sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan a. Interview Sebelum melakukan
interview penulis
terlebih
dahulu
menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan guna mengungkap informasi obyek yang akan diteliti sesuai dengan maksud dan tujuannya. Sehingga informasi didapat dengan jelas dan akurat sebagai dasar penelitian. Semua pertanyaan yang telah disiapkan diajukan kepada sumber informasi seperti kepala bagian beserta stafnya, tenaga kerja pelaksana dilapangan dan sumber-sumber lainnya yang berinteraksi langsung dengan pihak peneliti di lingkungan perusahaan
b. Observasi Observasi dilakukan terhadap kegiatan pengendalian kualitas pada bagian QC Dep FAT ( Final Assy Test ) Div Boarding Bridge ( BRB ) khususnya dan dalam lingkungan perusahaan umumnya. Dengan teknik ini penulis memperoleh data-data yang akurat dan gambaran perusahaan. Hal-hal yang
berhubungan dengan perusahaan diamati, dimengerti dengan seksama dan kemudian dilakukan pencatatan.
c. Dokumentasi Pengambilan data dengan cara dokumentasi mudah untuk dilakukan. Karena data yang diambil telah tersedia di perusahaan tersebut. Kebijakan perusahaan sangatlah diharapkan dalam pendokumentasian data. Sifat data yang diambil adalah data umum perusahaan, dan lain sebagainya. Pendokumentasian juga diambil pada konsep-konsep atau prosedural kegiatan pengendalian kualitas.
2. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai teori-teori yang mendasar yang berhubungan dengan pokok permasalahan, dapat diperoleh dari buku literatur mengenai pengendalian kualitas.
1.5.2
Metode Analisa Data Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan metode analisis terstruktur, yaitu : a. Mempelajari dan memahami langkah-langkah penerapan pengendalian mutu yang diterapkan pada bagian QC Dep FAT ( Final Assy Test ) Div Boarding Bridge ( BRB ).
b. Menentukan
prioritas
masalah
utama
terhadap
produk
yang
mempunyai prosentase kerusakan tertinggi c. Pembuatan diagram pareto, dengan data jenis kerusakan produk pada bulan Oktober 2008 d. Pembuatan diagram sebab akibat, dengan diagram sebab akibat ini dapat dilihat masalah utama kerusakan pada proses perakitan tunnel roller assy e. Mengevaluasi pelaksanaan proses pengendalian mutu yang diterapkan.
1.5.3
Usulan Perbaikan Usulan perbaikan di sini ditujukan pada upaya untuk mengurangi tingkat cacat produk tunnel roller assy
1.5.4
Kesimpulan Dari hasil analisis yang dilakukan selama penelitian diambil suatu kesimpulan akhir yang merupakan jawaban dari tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini.
1.6
Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan dari isi tugas akhir ini,
penulis akan menguraikan secara singkat kerangka penulisan yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang penulisan, rumusan permasalahaan, batasan permasalahaan, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori berisikan tentang teori-teori yang melandasi pokok permasalahan seperti pengertian pengendalian, pengendalian mutu, pengendalian mutu terpadu, tujuan pelaksanaan pengendalian mutu terpadu dan tahapantahapan yang dilakukan dalam pengendalian mutu terpadu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini menjelaskan tentang Proses Produksi, Analisa Proses Perakitan, dan Identifikasi Masalah.
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Permasalahan dan pemecahan ini berisikan tentang pembahasan masalah, analisa permasalahan serta pemecahan masalah yang ada dengan menunjukan hasil yang dicapai.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan yang didapat dari keseluruhan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan dari hasil dan kondisi penelitian atas pelaksanaan pengendalian mutu pada bagian QC Dep FAT ( Final Assy Test ) Div Boarding Bridge ( BRB ) PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA yang diharapkan dapat bermanfaat.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Landasan teori 2.1.1 Pengendalian Pengendalian mempunyai banyak arti, tetapi Juran merumuskan dengan sangat sederhana sebagai keseluruhan cara yang kita gunakan untuk menentukan dan mencapai standar. Kalau kita merumuskan untuk melakukan sesuatu, kita mulai dengan sebuah rencana, kemudian bekerja dengan rencana tersebut, dan meninjau kembali hasilnya. Kalau hasilnya tidak sesuai dengan rencana, kita meninjau kembali prosedur kerjanya atau meninjau kembali rencana itu tergantung mana yang tidak sesuai dengan standar. Semua itu termasuk masalah pengendalian.
Pengendalian adalah sebuah lingkaran yang dimulai dan berakhir dengan perencanaan (Mizuno, 1994)
P
D
C
A
Gambar II.1 : Siklus pengendalian PDCA Keempat langkah ini adalah Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), Check (memeriksa), Action (bertindak). Merupakan proses pengendalian tidak ada salah satu diantara langkah-langkah ini yang secara sendiri mewujudkan pengendalian, terutama adalah penyatuan langkah-langkah ini menjadi sebuah prosedur yang berkelanjutan. Setiap langkah siklus pengendalian PDCA tadi harus dilakukan dengan seksama agar pengendalian efektif. 2.1.2
Pengendalian mutu Pengendalian mutu didefinisikan sebagai keseluruhan cara yang kita
gunakan untuk menentukan dan mencapai standar mutu. Dengan kata lain, standar mutu adalah merencanakan mutu suatu produk yang akan bermanfaat dan memuaskan tuntutan konsumen secara maksimal. Sedangkan menurut Juran pengendalian mutu adalah keseluruhan cara yang kita gunakan untuk menetapkan dan mencapai spesifikasi mutu, dengan pengendalian mutu statistik sebagai bagian dari cara-cara tersebut, untuk menetapkan dan mencapai spesifikasi mutu, yang didasarkan pada alat metode statistik.
2.1.3
Pengendalian mutu terpadu Pengendalian mutu terpadu (TQC) adalah suatu sistem yang efektif
untuk mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi, sehingga meningkatkan produksi dan pelayanan ketingkat yang paling ekonomis yang menimbulkan kepuasan semua pelanggan. Pengendalian yang mencakup setiap divisi-divisi dan setiap tahap yang diarahkan pada sasaran yang sama untuk memastikan perolehan produk yang bermutu pada tingkat harga yang layak.
Hal ini disebabkan oleh kecenderungan : 1.Biaya untuk memastikan mutu produk meningkat 2.Biaya untuk memastikan mutu produk meningkat 3.Semula, cukuplah meminjam mutu produk dalam desain, perbuatan, dan proses pemasokannya saja. Tetapi sekarang, jaminan produk ini meluas sepanjang usia penggunaan produk tersebut. Kini pengendalian mutu meluas bahkan sampai ke pelayanan purna jual.
2.2
Tujuan pelaksanaan pengendalian mutu terpadu Tujuan pelaksanaan pengendalian mutu terpadu adalah sebagai berikut : ¾ Pencapaian kebijaksanaan dan target perusahaan secara efisien. ¾ Perbaikan hubungan manusia dan mutu barang dan jasa. ¾ Peningkatan moral, prakarsa, dan kerjasama karyawan.
¾ Pengembangan kemampuan tenaga kerja. ¾ Peningkatan produktivitas dan provitibilitas usaha. ¾ Menciptakan lingkungan kerja yang baik.
2.3
Manfaat pelaksanaan pengendalian mutu terpadu Manfaat dari pelaksanaan pengendalian mutu terpadu bisa ditinjau dari sisi
pekerja, sisi perusahaan dan dari sisi konsumen. Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut : 2.3.1
Manfaat bagi karyawan Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melihat, mengenali
permasalahan dan mencari alternatif pemecahannya. ¾ Meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi didalam kegiatan kelompok kerja. ¾ Membiasakan berfikir secara analistis dengan menggunakan teknik-teknik Quality Control. ¾ Peningkatan daya kreatifitas ¾ Peningkatan kepercayaan diri. 2.3.2
Manfaat bagi perusahaan ¾ Pengembangan perusahaan melalui akumulasi gagasan-gagasan perbaikan ¾ Meningkatkan daya saing barang atau jasa yang dihasilkan. ¾ Memperbaiki hubungan perusahaan dengan karyawan.
¾ Partisipasi semua karyawan didalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan. ¾ Memperlancar
sistematika
pengendalian
mutu
didalam
manajemen mutu. 2.3.3
Manfaat bagi konsumen ¾ Konsumen akan memperoleh kepuasan dari barang dan jasa tersebut. ¾ Konsumen akan memperoleh barang dan jasa yang memenuhi keselamatan. ¾ Konsumen akan memperoleh barang dan jasa yang bermutu baik. ¾ Komsumen akan menerima barang dan jasa sesuai dengan pesanannya.
2.4
Dasar dilaksanakan pemecahan masalah dalam pengendalian mutu terpadu Pada setiap perusahaan masalah selalu muncul, bahkan suatu persoalan belum
selesai diselesaikan sudah muncul persoalan yang lain. Masalah yang harus diselesaikan adalah untuk menjaga agar tidak timbul masalah lain yang lebih besar dan lebih luas pada waktu yang akan datang. J. Dewey mengemukakan tiga langkah pemecahan masalah dalam mengambil keputusan, yaitu:
1. Identifikasi masalah dengan meneliti apa dan bagaimana masalah yang timbul. 2. Pengembangan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang mugkin dapat menyelesaikan masalah tersebut. 3. Pemeliharaan alternatif yang terbaik yang dilakukan berdasarkan kriteria yang disempurnakan.
2.5
Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pengendalian mutu terpadu Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengendalian mutu terpadu dilaksanakan pada unit kerja bagian QC yang menerapkan prinsip PDCA. 2.5.1
Plan (perencanaan) Langkah siklus P : Plan (rencana) Dalam langkah ini akan dilihat rencana apa yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi suatu masalah yang timbul. A. Menentukan prioritas masalah utama (tahap 1) Sebelum menentukan permasalahan, terlebih dahulu ditentukan tujuannya. Tujuan yang diambil sesuai sasaran yang diprioritaskan untuk dicapai atau sesuai dengan prioritas permasalahan yang ada dan yang akan diselesaikan dari suatu unit kerja yang bersangkutan. Dari tujuan tersebut, kemudian ditentukan prioritas masalah utama yang sudah terarah sehingga arah penyelesaiannya yang akan dilaksanakan menjadi jelas dan tidak terlalu luas. Dengan demikian pemilihan tema permasalahan harus jelas.
B. Menentukan penyebab permasalahan (tahap 2) Analisa yang diperlukan untuk mencari penyebab permasalahan adalah : ¾ Tentukan tolak ukur yang dipakai untuk menjelaskan permasalahan dan kumpulkan data yang akan diperlukan. ¾ Lakukan stratifikasi data dari berbagai segi, misalnya menurut waktu, jenis, tempat, orang, peralatan kerja dan gejala-gejala lainnya. ¾ Buat
grafik
diagram
dan
sebagainya
sehingga
dapat
memberikan gambaran yang jelas dan temukan permasalahan pada data yang sudah distratifikasi tersebut. ¾ Kelompokkan data yang sudah diketahui penyebabnya dengan yang belum diketahui penyebabnya untuk dianalisa. C. Menentukan faktor dominan dan penyebab dominan (tahap 3) Menentukan faktor dominan adalah dengan cara membuat daftar semua sebab yang berpengaruh terhadap akibat yang muncul dengan menggunakan diagram sebab akibat (Fishbone Diagram) dan melalui teknik sumbang saran (Brainstorming). Dan juga menggunakan metode komparasi untuk membandingkan faktor penyebab yang paling berpengaruh.
Tabel II.1: Contoh Data Urutan Penyebab Kerusakan Tunnel Roller Assy Penyebab
A
B
C
Total
A B C Total
Keterangan
:
0
= Kurang Berpengaruh
1
= Sama Berpengaruh
2
= Sangat Berpengaruh
D. Membuat rencana perbaikan dan menetapkan target perbaikan (tahap 4) Untuk
meneliti
kelengkapan
penanggulangan
yang
akan
dilaksanakan, gunakan metode 5 W + 1H seperti dibawah ini: ¾ (What) apa yang harus ditanggulangi ? ¾ (Why) mengapa penanggulangan ini perlu ? ¾ (Where) dimana penanggulangan harus dilaksanakan ? ¾ (Who) siapa yang akan melaksanakan penanggulangannya ? ¾ (When) kapan pelaksanaan penanggulangannya ? ¾ (How) bagaimana penanggulangannya ? Setelah kelengkapan penanggulangannya yang akan dilaksanakan selesai ditelaah, langkah selanjutnya yaitu menetapkan target
perbaikan, menyiapkan rencana pelaksanaannya dan menghubungi unit kerja lain yang terkait. 2.5.2
Do (melaksanakan perencanaan / realisasi perencanaan -tahap 5) Langkah siklus D : Do (laksanakan) Selama melakukan rencana, harus dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga sasaran dapat tercapai. Pelaksanaan rencana berdasarkan topik masalah yang diambil oleh pengendalian mutu terpadu
.
Data-data yang ada digunakan sebagai dasar pemecahan masalah yang sesuai dengan prosedur pelaksanaan dari rencana pengendalian mutu yang telah ditetapkan atau yang akan ditetapkan. 2.5.3
Check (Pemeriksaan hasil yang dicapai – tahap 6) Langkah siklus C : Check (periksa) Setelah ada realisasi dari perencanaan perbaikan, maka langkah berikutnya meneliti hasil perbaikannya, yaitu : ¾ Teliti hasilnya, bandingkan keadaan sebelum dilaksanakan penerapan pengendalian mutu dan ini harus sesuai dengan data yang ada. ¾ Teliti kembali apakah ada penyebab atau akibat lain yang timbul. ¾ Bila tidak ada pengaruhnya, kembali kelangkah menentukan faktor penyebab dominan.
2.5.4
Action (Tindakan) Langkah siklus A : Action (tindakan) Setelah memeriksa hasil yang telah dicapai, langkah selanjutnya adalah mengambil tindakan atas terjadinya penyimpangan pada pelaksanaan rencana yang dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut : A. Membuat standarisasi (tahap 7) Apabila tidak ada lagi penyimpangan pada pelaksanaan kegiatan terhadap rencana yang telah ditetapkan, maka disusunlah standar baru untuk mencegah masalah tersebut terulang. Tujuannya adalah agar dapat mempertahankan hasil atau mutu yang sudah dicapai dan mencegah terulang kembali masalah yang sama dikemudian hari.
B. Menentukan rencana/Tindakan selanjutnya (tahap 8) Apabila masih terdapat permasalahan yang lain untuk diselesaikan, maka mulailah dengan langkah pertama kembali. Disamping itu, pikirkanlah permasalahan baru dan rencanakan apa yang akan dapat atau perlu dilakukan terhadap rencana kegiatan perbaikan yang dilakukan sebelumnya.
2.6
Alat analisis dan diagnosis Ada sejumlah alat dasar yang dibutuhkan untuk melakukan analisa dan
diagnosa dalam pengendalian mutu.
2.6.1 Grafik balok Grafik adalah cara penyajian data dengan visual. Keuntungan menggunakan grafik : ¾ Dapat memuat data yang jumlahnya banyak dan memuat angkaangka yang tersaji secara jelas dan mudah untuk diamati. ¾ Efisien dalam menyajikan data dengan akurat dan dapat dibandingkan dengan data periode yang lain. Grafik balok banyak digunakan untuk keperluan proses pengendalian mutu terpadu. Contoh grafik balok :
100 80 60 40 20 0 jenis A
Jenis B
Jenis C
Jenis D
Jumlah kerusakan
Gambar II.2 : Contoh Grafik Balok
30
120
25
100
20
80
15
60
10
40
5
20
0
0 A
B
Jumlah Tak Sesuai Prosentase Komulatif
C
Gambar II.3 : Contoh Diagram Pareto Kerusakan Produk X
2.6.2 Diagram pareto Diagram pareto merupakan suatu grafik yang menggambarkan urutan ukuran dari sekelompok objek, dan berguna untuk memudahkan dalam melihat prioritas masalah objek tersebut. Prosedur pembuatan diagram pareto adalah : 1. Tentukan terlebih dahulu hal-hal apa saja yang akan diteliti dan bagaimana cara mengumpulkan data. 2. Isilah kolom-kolom pada lembar perhitungan data tersebut dan hitung jumlahnya. 3. Buatlah rancangan mengenai lembar perhitungan data yang berisi daftar hal-hal yang akan diteliti.
4. Butlah lembar data yang lain untuk pembuatan diagram pareto. Lembar data tersebut memuat kolom-kolom untuk diisi mengenai daftar hal-hal yang akan diteliti, jumlah hitungan dari masingmasing item tersebut, jumlah komulatifnya, prosentase masingmasing item terhadap jumlah total dan prosentase komulatifnya. 5. Susunlah item-item tersebut secara berurutan sesuai urutan jumlah dan hitungannya (dari jumlah yang paling besar hingga jumlah yang paling kecil) selanjutnya isilah kolom-kolom yang ada dalam lembaran tersebut. 6. Buatlah diagram balok pada kertas yang telah diberi garis tegak dan datar, berdasarkan data yang telah tersedia dalam lembar data. 7. Gambarlah garis komulatif pada diagaram balok tersebut. 8. Tulislah keterangan-keterangan yang diperlukan dalam diagram tersebut. 2.6.3
Diagram sebab akibat Diagram sebab akibat berguna untuk menentukan faktor-faktor yang
berakibat pada suatu karakteristik mutu. Diagram ini menunjukan hubungan antara sebab (faktor-faktor yang mengakibatkan sesuatu pada mutu) dan akibat (terhadap mutu). Terdapat lima faktor utama yang perlu diperhatikan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh atau berakibat pada mutu, yaitu : ¾ Manusia (Man) ¾ Metode (Method)
¾ Lingkungan (Environtment) ¾ Bahan (Material) ¾ Mesin (Machine)
Prosedur pembuatan diagram sebab akibat : 1. Menentukan persoalan, rumuskan setepat mungkin persoalan atau sesuatu yang akan diamati secara khusus untuk diperbaiki. Usahakan adanya ukuran sehingga dapat diketahui perbandingan antara
sebelum
dan
sesudah
perbaikan.
Untuk
menggambarkannya, tarik garis panah dengan ujung menyentuh kotak. Didalam kotak tuliskan persoalan yang akan diperbaiki. 2. Mencari faktor-faktor utama yang berpengaruh atau berakibat pada persoalan. Faktor utama tersebut ditulis di dalam kotak diatas dan dibawah garis panah dan dihubungkan ke garis panah induk. 3. Mencari dan merinci lebih jauh faktor-faktor yang berpengaruh pada faktor utama dengan teknik sumbang saran. Faktor-faktor ini ditulis kekiri dan kekanan anak panah cabang. Proses demikian diteruskan sampai menemukan faktor pada garis anak panah ranting. 4. Menemukan penyebab-penyebab utama dengan menganalisa data secara kritis, kemudian menemukan prioritas dengan diskusi. 5. Mengurutkan prioritas atas penyebab-penyebab utama, yaitu penyebab-penyebab yang sangat menentukan.
Gambar II.4 : Diagram sebab akibat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data-data mengenai teknik pengendalian kualitas untuk mengurangi tingkat kerusakan produk tunnel roller assy, dilakukan dengan menggunakan 2 metode penelitian, yaitu:
1. Penelitian Lapangan Data-data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung di perusahaan. Pengamatan ini dilakukan dengan cara:
a. Interview Sebelum melakukan
interview penulis
terlebih
dahulu
menyiapkan
pertanyaan-pertanyaaan guna mengungkap informasi obyek yang akan diteliti sesuai dengan maksud dan tujuannya. Sehingga informasi didapat dengan jelas dan akurat sebagai dasar penelitian. Semua pertanyaan yang telah disiapkan diajukan kepada sumber informasi seperti kepala bagian beserta
stafnya, tenaga kerja pelaksana dilapangan dan sumber-sumber lainnya yang berinteraksi langsung dengan pihak peneliti di lingkungan perusahaan
b.
Observasi Observasi dilakukan terhadap kegiatan pengendalian kualitas pada bagian QC Dep FAT ( Final Assy Test ) Div Boarding Bridge ( BRB ) khususnya dan dalam lingkungan perusahaan umumnya. Dengan teknik ini penulis memperoleh data-data yang akurat dan gambaran perusahaan. Hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan diamati, dimengerti dengan seksama dan kemudian dilakukan pencatatan.
c. Dokumentasi Pengambilan data dengan cara dokumentasi mudah untuk dilakukan. Karena data yang diambil telah tersedia di perusahaan tersebut. Kebijakan perusahaan sangatlah diharapkan dalam pendokumentasian data. Sifat data yang diambil adalah data umum perusahaan, dan lain sebagainya. Pendokumentasian juga diambil pada konsep-konsep atau prosedural kegiatan pengendalian kualitas.
2. Penelitian Lapangan Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai teori-teori yang mendasar yang berhubungan dengan pokok permasalahan, dapat diperoleh dari buku literatur mengenai pengendalian kualitas.
3.2 Metode Analisa Data Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan metode analisis terstruktur, yaitu : a. Mempelajari
dan
memahami
langkah-langkah
penerapan
pengendalian mutu yang diterapkan pada bagian QC Dep FAT ( Final Assy Test ) Div Boarding Bridge ( BRB ). b. Menentukan prioritas masalah utama terhadap produk yang mempunyai prosentase kerusakan tertinggi c. Pembuatan diagram pareto, dengan data jenis kerusakan produk pada bulan Oktober 2008 d. Pembuatan diagram sebab akibat, dengan diagram sebab akibat ini dapat dilihat masalah utama kerusakan pada proses perakitan tunnel roller assy e. Mengevaluasi
pelaksanaan
proses
pengendalian
mutu
yang
diterapkan.
3.3
Usulan Perbaikan Usulan perbaikan di sini ditujukan pada upaya untuk mengurangi tingkat cacat produk tunnel roller assy
3.4
Kesimpulan Dari hasil analisis yang dilakukan selama penelitian diambil suatu kesimpulan akhir yang merupakan jawaban dari tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini.
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmmmmmmmmm Mulai
Identifikasi Masalah
Penentuan Tujuan Penelitian
Landasan Teori
Pengumpulan Data
Spesifikasi Proses Produksi
Pengolahan Data
Menentukan Prioritas Masalah Utama
Pembuatan Diagram Pareto
Pembuatan Diagram Sebab Akibat
Analisa
Kesimpulan & Saran
Gambar III. 1. Kerangka Pemecahan Masalah
Pembuatan Rencana Perbaikan
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1
Data Umum Perusahaan Data umum Perusahaan disini merupakan data yang langsung berhubungan
dengan pokok permasalahan yang dihadapi dalam obyek penelitian.
4.1.1
Proses Produksi Proses produksi yang ada di Bagian Perakitan Tunnel Roller Assy pada Dept.
FAT (Final Assy Test) mempunyai beberapa macam proses pengerjaannya. Dalam proses perakitan Tunnel Roller Assy ada beberapa hal yang sangat mempengaruhi proses perakitannya, seperti di dalam proses menyocokan washer spacer pada steep roller, karena ukuran steep roller yang tidak standart, maka ukuran washer spacer di buat lebih dari satu ukuran. Oleh karena itu operator membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang baik di dalam menyocokan washer spacer pada steep roller, sebab washer spacer harus dicocokan satu persatu pada steep roller dan apabila ukuran washer spacer yang ada tidak tersedia atau tidak ada yang cocok dengan ukuran steep roller, maka operator mengambil tindakan dengan cara menggerinda dan
mengamplas washer spacer agar ukuran washer spacer dapat sesuai dengan ukuran steep roller yang tidak standart. Cara seperti ini akan membutuhkan waktu perakitan yang cukup lama dalam proses pengerjaannya dan hasilnya tidak memenuhi standar kualitas.
4. 2 Analisa Proses Perakitan Pada proses perakitan Tunnel Roller Assy, Roller merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu penulis menganalisa proses perakitan Tunnel Roller Assy terlebih dahulu, agar dapat diketahui masalah-masalah yang terjadi pada proses perakitan tersebut. Tahapan proses perakitan Tunnel Roller Assy adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan Data Mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam permasalahan proses perakitan Tunnel Roller Assy yang terdapat pada saat penelitian. Data diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan, mengadakan tanya jawab dengan pihak yang terkait dan hasil data yang diberikan dari perusahaan. 2.Analisa Data Analisa data dilakukan setelah semua data-data terkumpul dan dianalisa permasalahannya serta menentukan sistem pemecahannya dalam menangani permasalahannya. Setelah dianalisa maka dapat diketahui apakah permasalahan dalam proses perakitan yang terjadi ini dapat ditentukan penyelesaiannya.
3.Proses Perakitan Proses perakitan merupakan urutan proses penggabungan antara beberapa bagian dari komponen-komponen melalui beberapa proses, sehingga dari proses tersebut dapat dihasilkan barang jadi atau produk yang siap pakai. Pada proses ini mempunyai beberapa macam proses pengerjaannya yang harus dilakukan yaitu :
A. Komponen-komponen Tunnel Roller Assy. 1. Roller 2. Bearing -
Outer Ring (Cup)
-
Inner Ring (Cone)
3. Stud – 2 4. Washer / Spacer 5. Bushing / Spacer 6. Grease 7. Oil Seal 8. Hex contra nut 9. Cover Roller 10. Grease nipple 11. Ring Stud – 2 12. Chesterton anti seize compound
B. Proses Perakitan Tunnel Roller Assy Langkah 1 1. Siapkan Roller yang akan dirakit 2. Letakkan roller tersebut pada meja kerja mesin press 3. Kemudian siapkan Outer ring 4. Posisikan outer ring pada lubang roller 5. Kemudian letakkan dan posisikan alat bantu kerja untuk melakukan proses pemasukan outer ring kelubang roller. 6. Hidupkan mesin press 7. Kemudian operator memposisikan benda kerja yang akan di press dengan mesin press. 8. Setelah benda kerja yang akan di press diposisikan dengan benar 9. Kemudian operator menarik tuas mesin press sampai mesin press tersebut melakukan penekanan pada benda kerja hingga outer ring masuk kedalam lubang roller.
Langkah 2 1. Roller tersebut dibalikkan posisinya 2. Kemudian siapkan Outer ring 3. Posisikan outer ring pada lubang roller 4. Letakkan dan posisikan alat bantu kerja untuk melakukan proses pemasukan outer ring kelubang roller
5. Kemudian operator memposisikan benda kerja yang akan di press dengan mesin press 6. Setelah benda kerja yang akan di press diposisikan dengan benar 7. Kemudian operator menarik tuas mesin press sampai mesin press tersebut melakukan penekanan pada benda kerja hingga outer ring masuk kedalam lubang roller 8. Letakkan benda kerja tersebut pada meja kerja.
Langkah 3 1. Siapkan stud 2 yang akan dirakit 2. Siapkan Inner ring yang akan dipasang 3. Kemudian letakkan dan posisikan inner ring kedalam stud 2 4. Letakkan kedua benda kerja tersebut pada meja kerja mesin press 5. Letakkan dan posisikan alat bantu kerja diatas inner ring untuk melakukan proses pemasukan inner ring terhadap stud 2 6. Kemudian operator memposisikan benda kerja yang akan di press dengan mesin press 7. Setelah benda kerja yang akan di press di posisikan dengan benar 8. Kemudian operator menarik tuas mesin press sampai mesin press tersebut melakukan penekanan pada benda kerja hingga inner ring masuk ke dalam stud 2.
Langkah 4 1. Siapkan washer spacer yang akan dipasang 2. Letakkan dan posisikan washer spacer yang akan dipasang 3. Kemudian letakkan dan posisikan alat bantu kerja diatas washer spacer untuk melakukan proses pemasukkan washer spacer terhadap stud 2 4. Setelah benda kerja yang akan di press di posisikan dengan benar 5. Kemudian operator menarik tuas mesin press sampai mesin press tersebut melakukan penekanan pada benda kerja hingga washer spacer masuk ke dalam stud 2.
Langkah 5 1. Siapkan roller yang akan dilakukan proses penggabungan dengan stud 2 2. Kemudian letakkan dan posisikan roller terhadap stud 2 3. Siapkan inner ring yang akan dipasang 4. Kemudian letakkan dan posisikan inner ring kedalam stud 2 5. Kemudian letakkan dan posisikan alat bantu kerja diatas inner ring untuk melakukan proses pemasukan inner ring terhadap stud 2 6. Setelah benda kerja yang akan di press di posisikan dengan benar 7. Kemudian operator menarik tuas mesin press sampai mesin press tersebut melakukan penekanan pada benda kerja hingga inner ring masuk ke dalam stud 2 8. Matikan mesin press.
Langkah 6 1. Periksa hasil dari proses perakitan tersebut dengan cara mengecek putaran roller tersebut.
Langkah 7 1. Siapkan grease untuk dimasukkan kedalam roller atau bearing 2. Kemudian masukkan grease tersebut kedalam roller atau bearing 3. Ratakan grease tersebut hingga merata.
Langkah 8 1. Siapkan Oil seal yang akan dipasang 2. Kemudian letakkan dan posisikan oil seal tersebut pada stud 2 3. Letakkan dan posisikan alat bantu kerja diatas oil seal untuk melakukan proses pemasukkan oil seal terhadap stud 2 dan roller 4. Kemudian operator memposisikan benda kerja yang akan di press dengan mesin press. 5. Setelah benda kerja yang akan di press di posisikan dengan benar 6. Hidupkan mesin press 7. Kemudian operator menarik tuas mesin press sampai mesin press tersebut melakukan penekanan pada benda kerja hingga oil seal masuk ke dalam stud 2 dan roller.
Langkah 9 1. Siapkan bushing spacer yang akan dipasang 2. Kemudian letakkan dan posisikan bushing spacer pada stud 2 3. Letakkan dan posisikan alat bantu kerja diatas bushing spacer untuk melakukan proses pemasukkan bushing spacer terhadap stud 2 dan seal oil 4. Setelah benda kerja yang akan di press di posisikan dengan benar 5. Kemudian operator menarik tuas mesin press sampai mesin press tersebut melakukan penekanan pada benda kerja hingga bushing spacer masuk ke dalam stud 2 dan Seal oil. 6. Matikan mesin press.
Langkah 10 1. Roller tersebut dibalikkan posisinya 2. Siapkan grease untuk dimasukkan kedalam roller atau bearing 3. Kemudian masukkan grease tersebut kedalam roller atau bearing 4. Ratakan grease tersebut hingga merata.
Langkah 11 1. Siapkan cover roller yang akan dipasang 2. Letakkan dan posisikan cover roller pada roller 3. Kemudian letakkan alat bantu pada stud 2 untuk melakukan proses pemasukkan cover roller pada roller.
4. Kemudian operator memposisikan benda kerja yang akan di press dengan mesin press 5. Setelah benda kerja yang akan di press di posisikan dengan benar 6. Hidupkan mesin press 7. Kemudian operator menarik tuas mesin press sampai mesin press tersebut melakukan penekanan pada benda kerja hingga cover roller terpasang pada roller. 8. Matikan mesin press 9. Letakkan benda kerja tersebut pada meja kerja.
Langkah 12 1. Siapkan ring stud 2 yang akan dipasang 2. Letakkan dan masukkan ring stud 2 pada stud 2.
Langkah 13 1. Siapkan hex contra nut yang akan dipasang 2. Kemudian posisikan dan masukkan hex contra nut pada stud 2 dengan cara memutar hex contra nut dengan tangan hingga masuk pada ulir stud 2.
Langkah 14 1. Siapkan grease nipple yang akan dipasang 6. Posisikan dan pasang grease nipple pada lubang grease nipple yang ada pada stud 2 dengan cara memutar grease nipple hingga terpasang pada lubang ulir grease nipple yang ada pada stud 2.
Langkah 15 1. Siapkan Chesterton seize compound 2. Kemudian oleskan Chesterton seize compound pada permukaan roller hingga rata .
Langkah 16 1. Periksa secara visual roller yang sudah dirakit.
Langkah 17 1. Simpan Roller yang sudah dirakit pada meja penyimpanan roller.
4.3 Flow Chart proses perakitan Tunnel Roller Assy
Gambar IV. 1: Flow Chart proses perakitan Tunnel Roller Assy
4.4 Proses produksi Tunnel Roller Assy Drawing / Engineering
PPC
Purchasing
Incoming
Quality Control No Yes
Storage Raw Material Process Assy
Quality Control No Yes
Storage part material
Finnal Assy
Quality Control No Yes
Finnal Test
Outgoing
Quality Control No Yes
Packing Gambar IV.2: Proses produksi Tunnel Roller Assy
Delivery
4.5 Lembar Pengamatan proses perakitan Tunnel Roller Assy 4.5.1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Waktu proses perakitan Tunnel roller assy (no. 1) Nama Proses / Pekerjaan Mengambil, mengecek, meletakkan roller ke meja kerja Mengambil, memasang, mengecek posisi outter pada roller menekan/dipress membalik roller Mengambil, memasang, mengecek posisi outter pada roller menekan/dipress meletakkan roller pada meja kerja Mengambil, mengecek, meletakkan stud pada meja mesin press mengambil, memasukan, mengecek posisi inner pada stud menekan/dipress mengambil & menyocokkan washer spacer pada step roller memasukan dan mengecek posisi washer spacer pada stud menekan/dipress mengambil dan memasukan roller pada stud mengambil, memasukan dan mengecek posisi inner ke stud menekan/dipress memindahkan ke meja kerja mengecek putaran roller mengambil, memberikan dan meratakan grease mengambil dan meletakan roller kemeja mesin press mengambil dan memasukan dan mengecek seal oil pada stud menekan/dipress mengambil, memasukan, mengecek posisi bushing spacer pada stud menekan/dipress mengambil dan meletakan roller kemeja kerja membalik roller mengambil, memberikan dan meratakan grease mengambil, memasang dan mengecek cover roller menekan/dipress mengambil dan meletakan roller kemeja kerja mengambil, mengecek dan memasang ring mengambil, mengecek dan memasang nut mengambil, mengecek dan memasang grease nipple mengambil dan mengoleskan chesterton pada permukaan roller meletakan roller yang sudah jadi pada meja penyimpanan Waktu akhir proses keseluruhan
(Tabel IV 1) waktu/menit 0:10:02 0:06:09 0:05:45 0:01:57 0:06:07 0:05:55 0:01:51 0:06:05 0:05:05 0:04:02 0:05:04 0:03:21 0:04:06 0:04:05 0:05:22 0:03:08 0:02:37 0:11:42 0:15:07 0:02:47 0:05:03 0:02:50 0:05:24 0:02:32 0:03:09 0:01:57 0:14:43 0:05:03 0:03:02 0:03:05 0:03:57 0:08:02 0:10:08 0:09:20 0:03:58 3:11:10
4.5.2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Waktu proses perakitan Tunnel roller assy (no. 2) Nama Proses / Pekerjaan Mengambil, mengecek, meletakkan roller ke meja kerja Mengambil, memasang, mengecek posisi outter pada roller menekan/dipress membalik roller Mengambil, memasang, mengecek posisi outter pada roller menekan/dipress meletakkan roller pada meja kerja Mengambil, mengecek, meletakkan stud pada meja mesin press mengambil, memasukan, mengecek posisi inner pada stud menekan/dipress mengambil & menyocokkan washer spacer pada step roller memasukan dan mengecek posisi washer spacer pada stud menekan/dipress mengambil dan memasukan roller pada stud mengambil, memasukan dan mengecek posisi inner ke stud menekan/dipress memindahkan ke meja kerja mengecek putaran roller mengambil, memberikan dan meratakan grease mengambil dan meletakan roller kemeja mesin press mengambil dan memasukan dan mengecek seal oil pada stud menekan/dipress mengambil, memasukan, mengecek posisi bushing spacer pada stud menekan/dipress mengambil dan meletakan roller kemeja kerja membalik roller mengambil, memberikan dan meratakan grease mengambil, memasang dan mengecek cover roller menekan/dipress mengambil dan meletakan roller kemeja kerja mengambil, mengecek dan memasang ring mengambil, mengecek dan memasang nut mengambil, mengecek dan memasang grease nipple mengambil dan mengoleskan chesterton pada permukaan roller meletakan roller yang sudah jadi pada meja penyimpanan Waktu akhir proses keseluruhan
(Tabel IV 2) waktu/menit 0:09:57 0:06:25 0:05:15 0:01:30 0:06:30 0:06:03 0:01:35 0:06:40 0:05:57 0:04:39 0:25:02 0:03:00 0:03:57 0:04:20 0:05:07 0:03:02 0:02:45 0:12:03 0:15:10 0:02:45 0:05:15 0:02:58 0:05:30 0:02:43 0:03:02 0:02:01 0:14:49 0:05:12 0:03:08 0:03:14 0:04:00 0:08:05 0:10:10 0:09:25 0:04:01 3:48:45
4.6 Identifikasi Masalah Masalah yang didapat penulis pada waktu penelitian adalah tingginya prosentase kerusakan produk tunnel roller assy pada bulan Oktober 2008 yang secara keseluruhan mencapai 5,95% dari total produksi, dimana prosentase ini melebihi standar kerusakan produksi sebesar 2,14% jika dilihat dari tabel IV.3 maka dapat disimpulkan bahwa prosentase kerusakan produk tunnel roller assy masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan standar kerusakan produksi di divisi BRB PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA. Dari data pemeriksaan bulan Oktober 2008
diketahui jumlah dan prosentase
kerusakan sebagai berikut :
Tabel IV.3 : Data pemeriksaan bulan Oktober 2008 NO 1
PERMASALAHAN Putaran roller goyang /
3,57
6
1,42
Putaran roller berisik
4
0,95
Total rusak
25
5,95
Putaran roller macet / tersendat
3
KERUSAKAN
% RUSAK
15
tidak standar 2
JUMLAH
JUMLAH PRODUK
420
420
Jenis kerusakan 16 14 12 10 8
Jenis kerusakan
6 4 2 0 Roller goyang
Roller macet
Roller berisik
Gambar IV.3 : Grafik balok pemeriksaan bulan Oktober 2008
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
5.1. Mencari Faktor Penyebab Dominan Langkah yang dilakukan dalam mencari faktor penyebab yang paling dominan atau berpengaruh di antara faktor-faktor penyebab yang ada bertujuan agar dalam menangani masalah yang ada bisa lebih terfokus. Penyebab yang paling berpengaruh pada jenis masalah Putaran roller goyang / tidak standar adalah Material. Kurangnya pengambilan sampel yang lebih banyak dan secara terus menerus pada bagian incoming inspection untuk material roller yang akan masuk dibagian produksi serta akan digunakan pada proses perakitan menyebabkan banyak putaran roller goyang / tidak standar. Untuk mengatasi masalah ini pihak Perusahaan harus memberikan pelatihan dan pengarahan kepada seluruh karyawan khususnya pada bagian incoming inspection agar lebih bertanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan pekerjaannya.
Dari data pemeriksaan bulan Oktober 2008 di dapat prosentase kerusakan produk roller tunnel assy secara keseluruhan sebesar 5,95% dari jumlah produk sebanyak 420 unit, dimana prosentase kerusakan ini melebihi standar kerusakan produksi yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 2,14%. Jika dilihat dari data pemeriksaan bulan Oktober 2008 (tabel IV.3) maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang paling tinggi adalah putaran roller goyang/tidak standar dengan jumlah kerusakan sebesar 15 unit dan porsentase rusak terhadap total produk sebesar 3,57%. Proses pengendalian kualitas ini dilakukan dengan menggunakan cara pengendalian mutu terpadu dan pelaksanaan proses perbaikannya akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, diantaranya : 1. Tahap Perencanaan Mengutamakan jenis kerusakan yang mempunyai prosentase kerusakan tertinggi yang paling mendesak untuk segera dilakukan pengendalian.
- Menentukan prioritas masalah utama ( tahap I ) Dari data kerusakan tunnel roller assy bulan Oktober 2008 (tabel V.1) didapat jumlah tak sesuai pada permasalahan putaran roller goyang/ tidak standar sebesar 15 unit dan prosentase terhadap total rusak sebesar 60%. Ini menunjukan bahwa kerusakan atau permasalahan tersebut harus segera ditanggulangi. Setelah data-data permasalahan diketahui maka langkah selanjutnya dibuat diagram pareto kerusakan perakitan bulan Oktober 2008 (gambar V. 2) untuk mengetahui lebih jelas-jenis kerusakan pada permasalahan tersebut.
- Menentukan penyebab permasalahan ( tahap II ) Dalam suatu proses produksi tidak semua produksi dapat dihasilkan dengan mutu yang baik, walaupun proses tersebut sama. Hal ini dapat disebabkan oleh material yang digunakan, peralatan mesin yang digunakan, metode yang digunakan, manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, hal diatas menjadi perhatian utama dalam meganalisa sebab akibat yang terjadi dalam proses produksi tersebut. Maka dalam hal ini dibuatlah diagram sebab akibat seperti (gambar V. 3) untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan produk tunnel roller assy.
- Menentukan faktor penyebab dominan ( tahap III ) Dari hasil brainstorming, dipilih penyebab dominan dari diagram sebab akibat untuk masalah kerusakan produk tunnel roller assy (gambar V.3) yaitu material dengan permasalahan dimensi atau ukuran step pada roller tidak sesuai dengan standar. Manusia dengan permasalahan kurang konsentrasi dan kurang keterampilan pada saat berkerja. Mesin dengan permasalahan indikator tekanan mesin press tidak diketahui atau rusak. Metode dengan permasalahan prosedur kerja tidak di ikuti dengan benar dan lingkungan dengan permasalahan bising, kotor, dan tata letak mesin kurang baik. Dengan metode komparasi, maka dapat dibandingkan penyebab yang paling berpengaruh dari tabel data penyebab utama kerusakan tunnel roller assy (tabel V.2). Setelah penyebab yang paling berpengaruh diketahui selanjutnya dibuat data urutan penyebab dominan kerusakan tunnel roller assy (tabel V.3) dan didapat total bobot
penyebab permasalahan pada material sebesar 7 dengan bobot serta prosentase komulatif sebesar 26,92%. Setelah data-data penyebab dominan kerusakan tunnel roller assy didapat maka langkah selanjutnya dibuat diagram pareto penyebab dominan kerusakan tunnel roller assy (gambar V.4) untuk mengetahui lebih jelas penyebab dominan kerusakan tunnel roller assy.
- Membuat rencana perbaikan dan target perbaikan ( tahap IV ) Dalam membuat rencana perbaikan dan target perbaikan dari faktor penyebab material, manusia, metode, mesin, dan lingkungan. Maka digunakan metode 5 W + 1 H, Why (penyebab utama), What (sasaran), Who (penanggung jawab), Where (lokasi kegiatan), When (kapan pelaksanaan) dan How (rencana penanggulangan).
2. Tahap Pelaksanaan ( tahap V ) Setelah di ketahui cara perbaikannya maka pelaksanaan yang telah disusun akan dilaksanakan pada tahap ini, kemudian data-data yang diperlukan untuk menunjang proses perbaikan tersebut dikumpulkan.
3. Tahap Pemeriksaan ( tahap VI ) Pada tahap pemeriksaan diteliti data-data yang diperoleh pada tahap sebelumnya, data yang diperoleh di bandingkan dengan kondisi semula dan bila tidak terpengaruh, maka harus kembali pada tahap yang pertama.
4. Tahap Tindakan - Buat standar ( tahap VII ) Untuk mencegah masalah kerusakan terulang kembali pada proses perakitan tunnel roller assy, maka ditetapkan standar sebagai berikut :
a. Pengambilan sampel dengan jumlah yang banyak dan secara terus menerus pada bagian incoming inspection untuk material-material roller yang akan diperoses selanjutnya, agar material yang tidak standar tidak masuk kebagian produksi atau proses perakitan. b. Himbauan kepada operator agar selalu mengikuti prosedur kerja dengan baik dan benar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. c. Membina Sumber Daya Manusia yang terus menerus untuk menuju profesionalisme. d. Operator dihimbau untuk melakukan pengecekan indikator tekanan mesin press sebelum melakukan proses perakitan.
- Tentukan tema berikutnya ( tahap VIII ) Jika prosentase kerusakan menurun, maka hasil proses pengendalian kualitas yang dilaksanakan oleh perusahaan telah berhasil. Maka tahap-tahap yang telah dilakukan dalam proses pengendalian kualitas harus tetap dijaga dan dipertahankan agar kerusakan yang telah ditanggulangi tidak terulang kembali. Hal tersebut dapat diartikan bahwa masalah pengendalian kualitas perlu mendapatkan pengawasan secara terus menerus oleh perusahaan.
5.2
Tahap-Tahap Pemecahan Masalah Karena keterbatasan penulis untuk mencoba penelitian ini, maka penilis
hanya bisa mengusulkan proses perbaikan kualitas produk tunnel roller assy sesuai dengan kemampuan penulis. Proses perbaikan ini dilakukan dengan menggunakan cara Pengendalian Mutu Terpadu. Pelaksanaan proses perbaikan akan dilaksanakan dalam beberapa tahap :
5.2.1
Tahap Perencanaan Pelaksanaan
Pengendalian
Kualitas
dilakukan
secara
bertahap
dan
mengutamakan jenis kerusakan yang mempunyai prosentase kerusakan tertinggi yang paling mendesak untuk segera dilakukan pengendalian.
5.2.1.1 Menentukan prioritas masalah utama (Tahap I) Menentukan prioritas masalah ini dilakukan dengan cara mengadakan pemeriksaan terhadap hasil produksi dan data-data perincian jumlah produk yang ditolak karena rusak. Dari data-data tersebut dapat ditentukan kerusakan yang mempunyai prosentase kerusakan tertinggi. Kerusakan tersebut akan diutamakan untuk segera dilakukan pengendalian. Dari hasil pemeriksaan didapatkan data mengenai banyaknya ketidak sesuaian atau kerusakan tunnel roller assy.
Tabel V.1 : Data kerusakan tunnel roller assy bulan Oktober 2008 JUMLAH TAK NO
PERMASALAHAN
1
%
% KOMULATIF
15
60
60
SESUAI
Putaran roller goyang / tidak standar
2
Putaran roller macet / tersendat
6
24
84
3
Putaran roller berisik
4
16
100
25
100
100
JUMLAH
30
120
25
100
20
80
15
60
10
40
5
20
0
0 Roller goyang
Roller macet
Jumlah Tak Sesuai Prosentase Komulatif
Roller berisik
Gambar V.1 : Diagram pareto kerusakan perakitan bulan Oktober 2008
Dari diagram pareto tersebut, terlihat bahwa jenis kerusakan putaran roller goyang atau tidak standar mempunyai prosentase tertinggi sebesar 60%. Ini menunjukan bahwa kerusakan tersebut merupakan kerusakan yang harus ditanggulangi.
5.2.1.2 Menemukan penyebab permasalahan (Tahap II) Dalam suatu proses produksi tidak semua produksi dapat dihasilkan dengan mutu yang baik, walaupun proses tersebut sama. Hal ini dapat disebabkan oleh : -
Material yang digunakan
-
Peralatan mesin yang digunakan
-
Metode yang digunakan
-
Manusia
-
Lingkungan
Oleh karena itu, hal diatas menjadi perhatian utama dalam menganalisa sebab akibat yang terjadi dalam proses produksi tersebut. Maka dalam hal ini dibuat diagram sebab akibat seperti pada (gambar V.3) untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan produk tunnel roller assy.
Gambar V.2: Diagram sebab akibat untuk masalah kerusakan produk tunnel roller assy
Tabel V. 2 : Data penyebab utama jenis kerusakan Putaran roller goyang / tidak standar No
Penyebab
Total
Bobot %
1
Material
13
86.66
2
Manusia
1
6.66
3
Mesin
1
6.66
4
Metode
0
0
5
Lingkungan
0
0
Total
15
100
Dari data penyebab utama jenis kerusakan putaran roller goyang / tidak standar (Tabel V.2), terlihat penyebab yang
utamanya adalah dari Material yang
mempunyai prosentase tertinggi sebesar 86.66%. Ini menunjukan bahwa penyebab tersebut adalah merupakan penyebab paling utama terjadinya kerusakan putaran roller goyang / tidak standar yang harus segera di tanggulangi.
5.2.1.3 Menentukan faktor penyebab dominan (Tahap III) Dari hasil brainstorming, dipilih penyebab dominan dari gambar IV.3, yaitu : -
Material
: dimensi atau ukuran step pada roller tidak sesuai dengan standar.
-
Manusia
: kurang konsentrasi dan kurang keterampilan.
-
Mesin
: indikator tekanan mesin press tidak diketahui atau rusak.
-
Metode
: prosedur kerja tidak di ikuti dengan benar
-
Lingkungan
: bising, kotor dan tata letak mesin kurang baik.
Dengan metode komparasi, maka dapat dibandingkan penyebab yang paling berpengaruh :
Tabel V. 3 : Data penyebab utama kerusakan tunnel roller assy (Metode Komparasi) Penyebab
Material
Manusia
Mesin
Metode
Lingkungan
Total
Material
-
2
2
2
1
7
Manusia
2
-
2
1
1
6
Mesin
2
2
-
1
1
6
Metode
2
1
1
-
0
4
Lingkungan
1
1
1
0
-
3
Total
7
6
6
4
3
26
Keterangan :
0 = Kurang berpengaruh 1 = Berpengaruh 2 = Sangat berpengaruh
Tabel V. 4 : Data urutan penyebab dominan kerusakan tunnel roller assy No
Penyebab
Total
Bobot
% Komulatif
1
Material
7
26,92
26,92
2
Manusia
6
23,07
49,99
3
Mesin
6
23,07
73,06
4
Metode
4
15,38
88,44
5
Lingkungan
3
11,53
99,97
Total
26
100
100
Gambar V. 3 : Diagram Pareto penyebab dominan kerusakan tunnel roller assy
5.2.1.4 Membuat rencana perbaikan dan target perbaikan (Tahap IV)
1. Faktor penyebab Penyebab utama (why)
: Material. : Dimensi step pada roller tidak sesuai / tidak standar.
Sasaran (what)
: Dimensi step pada roller harus sesuai / standar dengan yang akan digunakan pada proses perakitan.
Penanggung jawab (who)
: Departemen QC terutama bagian incoming inspection serta komitmen dari manager shop 1.
Lokasi kegiatan (where)
: Bagian Incoming inspection.
Kapan pelaksanaan (when)
: Saat material masuk dan diperiksa oleh bagian incoming inspection.
Rencana penanggulangan (how) : Perlunya pemeriksaan yang lebih teliti lagi pada bagian incoming inspection agar material yang tidak sesuai / tidak standar tidak masuk dalam jumlah yang banyak kebagian proses perakitan tunnel roller assy.
2. Faktor penyebab
: Metode.
Penyebab utama (why)
: Prosedur kerja tidak berurutan.
Sasaran (what)
: Menjalankan prosedur kerja secara berurutan.
Penanggung jawab (who)
: operator yang bekerjasama dengan supervisor serta mendapat komitmen dari manager shop 1.
Lokasi kegiatan (where)
: Bagian produksi.
Kapan pelaksanaan (when)
: Saat proses produksi.
Rencana penanggulangan (how) : Perlunya pengarahan yang berkesinambungan kepada operator mengenai prosedur kerja yang dilakukan agar selalu mengikuti metode kerja yang berurutan dan benar. 3. Faktor penyebab
: Manusia.
Penyebab utama (why)
: kurang keterampilan.
Sasaran (what)
: operator harus bisa menganalisa, menanggulangi dan memperbaikinya.
Penanggung jawab (who)
: supervisor yang mendapat komitmen dari manager shop 1.
Lokasi kegiatan (where)
: Bagian produksi.
Kapan pelaksanaan (when)
: Saat proses produksi.
Rencana penanggulangan (how) : Melakukan training bagi karyawan baru dan memberikan pengarahan teknis bagi para operator.
4. Faktor penyebab Penyebab utama (why)
: Mesin. : Indikator tekanan pada mesin press tidak diketahui.
Sasaran (what)
: Tekanan mesin press harus sesuai dengan yang Ditetapkan.
Penanggung jawab (who)
: Operator yang bekerjasama dengan supervisor serta mendapat komitmen dari manager shop 1.
Lokasi kegiatan (where)
: Bagian produksi.
Kapan pelaksanaan (when)
: Saat proses produksi.
Rencana penanggulangan (how) : Mengecek indikator tekanan mesin press sebelum proses perakitan dimulai. 5. Faktor penyebab
: Lingkungan.
Penyebab utama (why)
: Debu dan kotoran.
Sasaran (what)
: Kebersihan harus diutamakan.
Penanggung jawab (who)
: Seluruh karyawan.
Lokasi kegiatan (where)
: Bagian produksi.
Kapan pelaksanaan (when)
: Sebelum dan sesudah waktu kerja.
Rencana penanggulangan (how) : Melakukan penjadwalan kebersihan.
5.2.2
Tahap Pelaksanaan (Tahap V) Setelah diketahui cara perbaikannya maka pelaksanaan rencana yang telah
disusun dilaksanakan pada tahap ini, kemudian dikumpulkan data-data yang diperlukan untuk menunjang proses perbaikan tersebut.
5.2.3 Tahap Pemeriksaan (Tahap VI) Pada tahap ini diteliti data yang diperoleh pada tahap sebelumnya, data yang diperoleh dibandingkan dengan kondisi semula dan bila tidak terpengaruh, maka harus kembali ketahap pertama. Perbaikan yang dilaksanakan tersebut dapat menurun atau tidak, dan rencana perbaikan ini dikatakan berhasil jika dapat menurunkan prosentase ketidaksesuaian pada produk bulan berikutnya.
5.2.4
Tahap Tindakan
5.2.4.1 Buat Standart (Tahap VII) Untuk mencegah masalah kerusakan terulang kembali pada proses perakitan tunnel roller assy, maka ditetapkan standart sebagai berikut : 1. Pengambilan sampel dengan jumlah yang banyak dan secara terus menerus pada bagian incoming inspection untuk material roller yang akan digunakan atau yang akan diproses selanjutnya. 2. Penekanan kepada operator agar selalu mengikuti prosedur kerja yang baik dan yang telah ditetapkan.
3. Membina
sumber
daya
manusia
yang
terus
menurus
untuk
menuju
profesionalisme. 4. Pengecekan indikator tekanan mesin press sebelum proses perakitan dimulai.
5.2.4.2 Tentukan Tema Berikutnya (Tahap VIII) Jika prosentase kerusakan menurun, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas yang dilaksanakan oleh perusahaan telah berhasil. Setelah kerusakan tunnel roller assy dapat ditanggulangi, maka tahap-tahap yang telah dilakukan dalam pengendalian kualitas harus tetap dipertahankan agar kerusakan yang telah ditanggulangi tidak terulang kembali. Hal ini dapat diartikan bahwa masalah
kualitas
perlu
mendapat
pengawasan
penanggulangan masalah-masalah lain yang timbul.
terus
menerus
disamping
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Dari uraian-uraian bab-bab sebelumnya penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut : 1. Pengendalian mutu yang dilaksanakan PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA divisi BRB masih belum berhasil sesuai dengan yang diharapkan perusahaan, dengan masih banyaknya jumlah kerusakan yang sering terjadi dalam produksi sebanyak 5,95% dibandingkan dengan standar kerusakan produksi sebesar 2,14%. Untuk meningkatkan kualitas hasil produksi maka haruslah dilihat dari faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan tersebut untuk segera ditanggulangi atau diatasi. 2. Kerusakan yang paling banyak ditemukan dalam proses perakitan tunnel roller assy adalah putaran roller goyang / tidak standar yang mempunyai prosentase yang tidak sesuai sebesar 60% dari total kerusakan yang terjadi, kemudian diikuti dengan putaran roller macet / tersendat dan putaran roller berisik.
3. Dari berbagai macam faktor penyebab kerusakan maka faktor material adalah yang paling menentukan terjadinya kerusakan, diikuti faktor mesin, manusia, metode dan lingkungan. Pengendalian mutu terpadu yang dilaksanakan dengan menerapkan siklus PDCA di harapkan akan menurunkan jumlah kerusakan yang terjadi pada saat proses perakitan tunnel roller assy.
6.2
Saran-saran Penulis akan mencoba memberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat
bagi Divisi BRB PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA pada pengendalian mutu, yaitu : -
Agar dilaksanakan penerapan pengendalian mutu terpadu untuk meningkatkan kualitas produk tunnel roller assy di Divisi BRB PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA.
-
Perlunya pengambilan sampel yang lebih banyak dan secara terus menerus pada bagian incoming inspection untuk material roller yang akan masuk dibagian produksi dan akan digunakan pada proses perakitan.
-
Melakukan pelatihan pada karyawan, terutama pada karyawan baru di Divisi BRB PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, memberikan motivasi pada karyawan guna membangun kesadaran akan pentingnya peningkatan mutu dengan cara mendorong mereka untuk memberikan gagasan tentang peningkatan kualitas, dan apabila gagasan mereka dipakai oleh perusahaan maka akan diberikan penghargaan atau bonus oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
-
BN, Martin SH & Eko Henriyanto, Ir., Pengendalian Mutu Terpadu, Seri Manajemen No.110, PPM, PT. Pustaka Bina Presindo, 1994.
-
Ishikawa, Kaoru. DR., Teknik Penuntun Pengendalian Mutu, Edisi Pertama, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta 1988.
-
JM Juran, Merancang Mutu (Buku 1), Penerbit PT. Pustaka Bina Presindo, Jakarta, 1995.
-
Mizuro, Shigeru, Pengendalian Mutu Perusahaan Secara Menyeluruh, Cetakan Pertama, PT. Remaja Rosdakarya 1994.
-
Widya Tunggal, Amin, Drs, Ak, MBA., Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, 1993.