'd
PENERAPAN MANAJERIEN MUTU TERPADU PADA PERUSAFEAAN SAYURAN ORGANLK (Studi kasus pada Frida Farm, ~ethrnatanLembang Jawa Barat)
RADEN ACHMAD RENDY
H34076125
DEPARTEMEN A G r n E S r n FAKUZTAS EKONORII DAN MANAJERlEN NSTITUT P E R T A P I I BGGOR BOGOR 2009
PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PERUSAHAAN SAYURAN ORGANIK (Studi kasus pada Frida Farm, Kecamatan Lembang Jawa Barat)
RADEN A C H W RENDY H34076125
Skripsi ihi merupakan salah saiu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana E~anomipada Departemen Agribisriis
DEPARTEMEN AGFUBISMS FAKULTAS EKONOMI DAN MANASEMEN P4STITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
RADEN ACHMAD RENDY. PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PERUSAHAAN SAYURAN ORGANIK, Studi Kasus pada Frida Farm Kecamatan Lembang Jawa Barat. Skipsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi d m Manajemen, Institut Pertanian Bogor @i bawah bimbingan DWI RACNMINA). Rendahnya mutu terkait dengan sistem produksi, sistem panen, sistem pascapanen, maupun keseluruhan manajemen prosesnya. Karena itu untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas, masalah mutu haws ditangani dengan lebih terintegratif dalam suatu sistem manajemen. Sehingga dapat menghasilkan perbaikan atau peningkatan mutu dalam perusahan. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan inenerapkan konsep manajemen mutu terpadu pada perusahaan Penerapan Konsep Manajemen Mutu Terpadu pada usahatani (on-farm agribusiness) hortikultura di Indonesia dirasakan masih kurang. Hal ini terlihat masih belum bisanya komoditas segar hortikultura Indonesia bersaing dengan komoditzs impor dan juga masih sedikitnya kajian mengenai penerapw konsep manajemen mytu pada usahatani hortikultura Indonesia, yang dapat dijadikan contoh bagi usahatani lainnya. Secara operasional penelitian ini adalah pertama mencoba mendeskripsikan kegiatan bisnis dari Frida f m . Lalu kedua adalah mencoba mendeskripsikan peilerapan MlvPT yang telah dilakukan oleh Frida farm. Hal ini dilakukan karena penerapan MMT antara satu perusahaan dengan perusahaan lain akan berbeda sesuai dengan karakteristik masing-masing perusahaan. Selanjutnya melakukan penilaian penerapan MMT pada Frida fanil berdasarkan indikator fokus kepada pelanggan baik internal (karyawan Frida fann) maupun pelanggan eksternal. Penerapan manajemen mutu terpadu diharapkan dapat memberikan peningkatan kinerja bagi perusahaan. Peningkatan kinerja ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu peningkatan efektivitas pada biaya produksi dan peningkatan pendapataan yang diperoleh. Oleh karena itu akan dilihat perubahan yang terjadi pada fiida farm setelah fokus kepada manajemen m t u terpadu dengan menghitung analisis usaha tani 5 komoditas unggulan frida farm yaitu selada kiting, horenso (bayam jepang), lettuce head, brokoli dan pakcoy. Setiap perusahaan dalam menyusun atau membangun model sistem manajemen mutu organisasi mengikuti karakteristik manajemen dan bentuk perusahaan. Oleh karena itu model sistem manajemen mutu dari satu perusahaan dengan perusahaan dapa? berbeda, namun prinsip dasar dari konsep MMT sama. Secara sederhana dengan mengikuti rujukiul konsep MMT dari beberapa literatur dan contoh beberapa perusahaan yang telah mengaplikasikan seem baik, penerapan MMT pada Frida farm terdiri dari tiga elemen yaitu filosofi Frida fam, peralatan mutu, dan aktivitas mutu. Filosofi Frida f m terdiri dari dua prinsip utama yaitu hargai setiap orang, dm1 peningkatan hari demi hari. Peralatan mutu terdiri dari kepemimpinan, pengalaman, jaringan bisnis, ilmu pengetahuan dan kajiar, ilmiah, serta sarana dan prasarar~a.Selanjutnya aktivitas mutu terdiri dari jaminan mutu, inovasi, dan silaturahmi. Frida f m berupaya untuk meminima!kan persentase jumlah barang yang direject. Hal utama yang dilakukan oleh Frida farm dengan melakukan perencanaan produksi ymg baik. Kemudian Manajer operasional hams membuat Standar OperasionaL Pekerjaan (SOP) secara tertulis pada masing-masing divisi, karena berdasarkan pengamatan penulis SOP yang ada saat ini hanya bsrsifat lisan dari manajer operasional. Perencanaan produksi yang dibuat mengenai pengaturan pola tanam, ha1 ini dilakukan untuk menjaga kontinuitas persediaan barang Melalui
konsep MMT yang telah diterapkan, perusahaan telah membuat suatu standar untuk produk sayuran organiknya. Adapun standarisasi dari produk sayuran organik secara umum antara lain sayuran benvarna hujau segar, berat rata-rata 150-250 gram per kemasan. Tujuan dihuatnya standarisasi produk sayuran organik adalah untuk menyelaraskan dan memperkenalkan sifat atau karakteristik produk sayuran organik kepada para pelanggan agar pandangan pzra pelanggan terhadap sayuran organik sama. Frida Farm juga memfokuskan bagaimana produk tersebut bisa sampai ke tangan pelanggan dengan tepat waktu. Upaya Frida Farm menerapkan strategi tepat waktu seperti itu bertujuan agar kualitas sayuran organik tetap segar sehingga harapan para pelanggan pun terpenuhi. Dengan adanya strategi tersebut juga menambah citra keunggulan dari produk yang dihasilkan oleh Frida Farm. Kegiatan distribusi terpadu diawali dari merekapitulasi jumlah pelanggan yang memesan produk sesuai dengan wilayah pemesanan. Tujuan dilakukan rekapitulasi jumlah pelanggan yang memesan agar kegiatan pendistribusian nantinya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain mengutamakan ketepatan waktu, kegiatan distribusi terpadu juga mempertimbangkan mengenai kualitas produk sayuran organik tetap segar pada saat diterima oleh pelanggan. Kegiatan distribusi terpadu juga menuntut kecakapan dari para karyawan Frida Farm. Keberhasilan pelaksanaan MMT ditentukan salah satunya dari penilaian para karyawan sebagai elemen penting yang langsung herpengaruh terhadap Frida Farm. Pada penelitian ini penilaian penerapan MMT didasarkan pada beberapa tolok ukur meliputi : 1) kualitas individual; 2) kerjasama; 3) keterlibatan kwyawan; 4) disiplin keja; dan 5) loyalitas karyawan. Efisiensi produksi yang terjadi setelah penerapan MMT pada Frida farm adalah karena karyawan menjadi lebih terampii dalam kegiatan budidaya sehingga mampu menghindari dari kerusakan selama dalam proses produksi. Kemudian para karyawan merasa menjadi bagian penting dari Frida farm, sehingga para karyawan tersebut selalu berupaya untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan. Karena para karyawan yakin apabila perusahaan maju maka mereka juga akan ikut maju. Hal yang menjadi sebab yang terakhir adalah tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam melakukan tugas yang diberikan setelah penerapan MMT.
LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Pada Perusahaan Sayuran Organik. (Studi Kasus pada Frida Farm, Kecamatan Lemabang Jawa Barat). Nama
: Raden Achmad Rendy Ashari Mulyadi
NIM
: H34076123
Menyetujui, Pembimbing
NIP. 19631227 199003 2001
Mengetahui, I<etua Departemen,
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul " Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Pada Perusahaan Sayuran Organik. (Studi Kasus pada Frida Farm, Kecamatan Lemabang Jawa Barat)." adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks d m dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bagor, November 2009
Raden Achmad Rendy H34076123
RIWAYAT HIDUP Penulis Dilahirkan di Bandung pada tanggal 9 Juni 1986, lahir sebagai putra kedua pasangan Ibu Rosalinda Herawati Koraag d m Bapak Achrnad Yasin Juniawan. Penulis memulai pendidikan di SDN Panaragan U Bogor dan tamat pada tahun 1998, kemudian rnelanjutkan ke SLTPN 4 Bogor dan tamat pada tahun 2001. Pada lahun 2004 penulis menyelesaikan pendidikan msnengah umum di SMU Negeri 5 Bogor. Penulis melanjutkan studi untuk tingkat perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Program Diploma I11 Manajemen Agribisnis melalni jdur ujian seleksi. Tahun 2007 penulis di terima di Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakdtas Ekonomi clan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Sclama menjadi Mahasiswa, pznulis aktif pada kegiatan organisasi kemahasiswaan pada tingkzt Departemen dan Program studi, yaitu dengan mengikuti Himpunan Mahasiswa Peminat ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) dan Organisasi Forum Komunikasi (FK) MAB sebagai anggota periode (2005/2007).
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karuniaI-Jya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul "Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Pada Perusahaan Sayuran Organik (Studi Kasus pada Frida Farm, Kecamatan Lembang Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Mutu Terpadu yang dilakukan pada perusahaan on-farm dalam ha1 ini adalah perusahaan sayuran organik Frida farm. Dan juga melihat peningkatan kinerja yang terjadi pada Frida farm setelah meserapkan MMT. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan ke~ldalayang dihadapi. Untuk itu, saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan, baik dalam hal penulisan maupun isi dari skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, November 2009
Raden Achmad Rendy
UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan petunjuk-Nya pada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Atas izin Allah, penulis dipertemukan dengan orang-orang yang sangat luar biasa dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
I. Ir. Dwi Rachmina, MSi selaku dosen pembiibing, atas segala masukan dan biibingan yang telah Ibu berikan. Ditengah kesibukan ymg luar biasa, Ibu selalu menyempatkan diri untuk membagikan ilrnunya kepada penulis. 2. Ir Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator, yang telah memberikan kritik dan saran pada saat penulis kolokium.
3. Ibu Febriatltina Dewi, SE, MM selaku dosen penguji utama yang telah nemberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam memperbaiki penulisan skripsi ini.
4. Ibu Eva Yoiinda, SP, MM selaku dosen komisi pendidiian selaku pemakilan dari komisi akademik yang telah memberikan berbagai saran dan mlisukan untuk pendis dalam upaya memaksimalkan penulisan skripsi ini.
5. Frida farm yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitan.
6. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa dan menjadi motivator serta pendukung secara moril dan materil, dan selaln sabar menjadi pendengar yang baik atas keluh kesah penulis. 7. K&akku (Muhammad Denny Herawan) atas kasih sayang dan doanya.
8. Sekretariat Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, atas pelayanan yang diberikan kepada penulis. 9. Sahabat-sahabat Ekstensi Agribisnis dan semua pihak yang ?id& tercantum, atas rnotivasi, kritik, bantuan, dan saran selama ini yang telah diberikan kepada penulis. Bogor, November 2009 Raden A c h a d Rendy
DAFTAR IS1 Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi DAFT.4R LAMPIRAN ................................................................................ vii
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 5 7 1 3 Tujuan Penelitian .. 1.4 Kegunaan Penelltlar. .............................................................. 7 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ................................... 8
...................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komoditas Sayuran ................................................................. 2.2 Pertanian Organik.................................................................... 2.2.1 Pengertian Pertanian Organik ....................................... 2.2.2 Tujuan Pertanian Organik ............................................. 2.2.3 Perbedaan Sistem Pertanian Organik .. dan Pertanian . . ~ s Konvensional.......................................... 2.4 Kajlan E m p ~ r ....................................................................... 2.4.1 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai MMT .............. 2.4.2 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Sayuran Organik ............................................................
9 9 10 11 13 15 15 16
BAB 111 KERANGKA PEMIKIRAN . . Teor~t~s . . ................................................. 18 3.1 Kerangka Pemlkcran 3.1.1 Konsep Mutu .................................................................. 18 3.1.2 Konsep Manajemen Mutu Terpadu................................ 21 3.1.3 Falsafah Manajemen Mutu Terpadu .............................. 22 3.1.4 Pengaruh Manajemen Mutu Terhadgp Peningkatan Kinerja Perusahaan......................................................... 24 3.1.5 Fenerapan PdMT pada Agilbisnis .................................. 25 3.1.6 Penilaian Manajemen Mutu Terpadu Berdasarkan Fokus Folc~sKepada Pelanggan ............................................... 26 3.1.6.1 Pendekatan Kepada Pelanggan Internal (Karyawan)......................................................... 26 3.1.6.2 Pendekatan Pada Pelanggan Eksternal............... 27 .. 3.1.7 Anal~srsUsahatani .......................................................... 27 3.1.7.1 Pendapatan Usahatani ........................................ 27 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 29
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
................................................
..............................
4 2 Jenisdar! Sumber T?ta
4.3 Metode Pengumpulan Data .................................................... 4.4 Metode Pengambilan Sampel................................................. 4.5 Metode Pengolahan dan Acalisis Data ................................
32 32 33 33 34
BAB V DESKRIPSI KEGIATAN USAHA FRIDA FARM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Frida Farm ................................. . . 5.2 Struha~rOrganlsas~............................................................. 5.3 Sumberdaya Perusahaan ......................................................... 5.4 Visi dm Misi ........................................................................... 5.5 Core Business .......................................................................... 5.6 Faktor Kunci Sukses (Key Success Factor) ............................ 5.7 Pasar dan Penjualan................................................................. BAB Vl
38 39 42 45 45 46 46
HASIL DAN P E M B A H A S M
6.1 Manajemen Mutu Terpadu Frida Farm ................................... 49 6.1.1 Filosofi Frida Farm ........................................................ 49 ........................................................... 52 6.1.2 Peralataan . . a(tools) 6.1.3 k k t ~ v ~ t.......................................................................... s 54 6.2 Penilaian Penerapan Manajemen Mutu Terpadu ..................... 59 6.2.1 Penilaian Penerapan MMT Berdasarkan Fokus Kepada Pelanggan Eksternal ...................................................... 59 6.2.2 Penilaian Penerapan MMT Berdasarkan Pelanggan 63 Internal ............................................................................ 6.2 Pengamh MMT pada Kinerja Perusahaan ............................... 59 6.3 Kinerja KeuanganFrida Farm Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT ...;.................................................................. 67 6.3.1 Pengolahan dan Persiapan Lahan ................................... 68 6.3.2 Penyemaian Lahan .......................................................... 69 6.3.3. Penyemaian Benih ......................................................... 69 ...................................................................... 6.3.4 Penanaman 70 6.3.5 Pemeliharaan................................................................... 70 6.3.6 Panen ............................................................................... 70 6.3.7 Pasca panen ........2 ......................................................... 71 6.4 Analisis Usahatani Sayuran Organiic Pada Frida Farm ............. 72 6.4.1 Penggunaan Inpfit............................................................ 72 6.4.2 Pendapatan Usaha Sayuran Selada Keriting, Harenso, Lettuce Head, Brokoli dan Pakcoy Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT ......................................................... 77 EAB VIlI.KESIMl'ULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ............................................................................. 85 7.2Saran......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 87
LAMPIRAN ................................................................................................ 89
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Konsumsi Sayuran Indonesia Pada Tahun 2002-2006 .........................
2
2. Perkembangan Volume Impor dan Ekspor Sayuran Indonesia Tahun 2003-2006............................................................................................. 3 3. Perkembangan Luas Panen. Jumlah Produksi. Dan Produktivitas Sayuran Indonesia Tahun 2003-2007 .................................................. 4 4. Perbedaan Sistem Pertanian Organik dengan Sitem Pertanian Konvensional Ditinjau dari Aspek Input-Output Produksi ................. 13
5 . Indikator Jawaban Kuesioner .............................................................. 35 6. Perincian Biaya Usahatani Sayuran Organikpada Frida Farm ........... 36 7. Sumberdaya Fisik pada Frida Farm Tahun 2009
................................
8 . Sumberdaya Manusia Di Preusan Frida Farm Tahun 2009 9.
Daftar pelanggan Frida Farm Tahun 2009
42
................ 44
.........................................
10. Rekapitulasi Jumlah Produk Sayuran yang Dikirim. Diterima, dan Reject pada Frida Farm Tahun 2009 ....................................................
47 60
11. Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Kualitas . . ......................................................................... 63 Indm~du 12. Rekapitulasi Penilaian Rresponden Terhadap Indikator Kerjasarna .... 64 13. Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Keterlibatan Karyawan.......................................................................
65
14. Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Disiplin Keja . 66 15. Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Loyalitas Karyawan ........................................................................
67
16. Peliggunaan Bknih Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT pada Frida Tahun 2009 ......................................................................................... 73 17. Penggunaan Pupuk Cair Organik Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT pada Frida Farm Tahun 2009 ................................................... 74
18. Produksi dan Pendapatan Usahatani Saturan Organik Frida Farm Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT Tahun 2009 .......................... 79
19. Pendapatan Selada Keriting Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT Pada Frida Farm Tahun 2009 .............................................................. 80 20. Pendapatan Horenso Sebelum dan Sesudah Fenerapan MMT pada Frida Farm Tahun 2009 ...................................................................... 81 2 1. Pendapatan Lettuce Head Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT
Pada Frida Farm Tahun 2009 ........................................................... 82
22. Pendapatan Brokoli Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT Pada Frida Farm Tahun 2009 ....................................................................... 83 23. Pendapatan Pakcoy Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT Pada Frida Farm Tahun 2009 .................................................................... 84
Nomor
Halaman
1. Falsafah Manajemen Mutu Terpadu Pada Ricoh Company Ltd ..... 23 2. Siklus Mutu .................................................................................. 25
3.Diagram Alur Kerangka Pemikiran Operasional ............................. 31
4. Struktur Organisasi Frida Farm ........................................................ 40 5. Bagan Manajemen Mutu Terpadu Frida Farm ................................. 55
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Komposisi Responden Survei Komitmen Kualitas Pekej a ..............
90
2. Hasil Olahan Survei Komitmen Kualitas Pekerja...............................
91
3. Pendapatan Usaha Salada Keriting Frida Farm Sebelum Fokus Kepada MMT Luas Lahan 2000 mZ/MusimTanam......................... 4. Pendapatan Usaha Salada Keriting Frida Farm Setelah Fokus Kepada MMT Luas Lahan 2000 m2/Musim Tanam.........................
5. Pendapatan Usaha Horenso Frida Farm Sebelum Fokus Kepada MMT Luas Lahan 2000 m2/Musim Tanam.........................
6. Pendapatan Usaha Horenso Frida Farm Setelah Fokus Kepada MMT Luas Lahan 2000 m2/Musim Tanam........................ 7. Pendapatan Usaha Lettuce Head Frida Farm Sebelum Fokcs Kepada MMT Luas Lahm 2000 m2/Musim Tanam.......................
8. Pendapatan Usaha Letfuce Head Frida Farm Setelah Fokus Kepada MMT Luas Lahan 2000 m2/MusimTanam...................... 9. Pendapatan Usaha Btokoli Frida Farm Sebelum Fokus Kepada MMT Luas Lahan 2000 m2/MusimTanam....................... 10. Pendapatan Usaha Brokoli Frida Farm Setelah Fokus Kepada MMT Luas Lahan 200G m2/MusimTanam........................ 11. Pendapatan Usaha Pakcoy Frida Farm Sebelum Fokus Kepada MMT Luas Lahan 2000 m2/Musim Tanam.......................
12. Pendapatan Usaha Pakcoy Frida Farm Setelah Fokus Kepada MMT Luas Lahan 2000 m2/Musim T q a m........................
Era perdagangan bebas rnerupakan era kompetisi pasar secara lebih global tanpa terhalang oleh batasan wilayah tertentu. Era perdagangan bebas ini menuntut agar para lembaga, perusahaan, dan individu dari suatu negara memiliki daya saing, yaitu mereka mampu bersaing dengan para lembaga, perusahaan, dan individu dari Negara lain tanpa proteksi dan keistimewaan
'. Kondisi ini harus di
hadapi dengan optimalisasi sumber daya potensial yang dimiliki suatu Negara. Indonesia yang didukung oleh kondisi dam yang mendukung dan sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, akan sangat cocok jika sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang dikembangkan. Akhir-akhir ini pembdasan tentang pertanian telah berkembang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian banyak orang, baik dari kalangan yang biasa mempelajari bidang perlanian maupun nonprtanian. Keadaan seperti
ini dapat dirnengerti karena kondisi perekonomian di Indonesia sudah mulai bergeser dari yang semula didorninasi oleh peranan sektor primer, khususnya hasil-hail pertanian ke sektor sekunder (industri). Di samping itu, juga adanya kemauan politik (politicalwill) dari pemerintah yang mengarahkan perekonomian nasional Indonesia yang berimbang antara sektor ~ertaniandengan sektor industri. Sehingga perkembangan sektor pertanian dan industri dapat saling mendukung (Firdaus, 2007) Kondisi pertanian Indonesia saat ini addah pendidikan para petani masih sangat rendah, pemilikan lahan yang sempit, teknologi yang digunakaD masih sederhana, permodalan yzng masrn kurang. Kondisi tersebut m e n g a k i b a h belum maksiialnya mutn produk yang diiasilkan. Sektor p e k a n di Indonesia harus dibanyn mengarah kepada pertanian yang modern, hal ini dilakukan agar sektor pertanian mampu menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas yang baik serta efisien dalam proses produksi. Era perdagangan bebas yg tejadi
berdampak pada meningkatnya persaingan yang terjadi di tingkat lokal, nasional, bahkan intemasional. Perusaham yang akan memenangkan persaingan dan mampu mempertahankan posisi dalam pasar adalah perusahaan yang mampu menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas. Secara umum pertanian terdii dari tanaman perkebunan, tanaman pangan,
dan tanaman hortikultura yang masing-masing mempunyai peranan penting dalam pengembangan perekonomian Indonesia Salah satu produk pertanian yang mempunyai peluang pasar cukup baik adalah hortiklutura. Salah satu indikator ekonomi makro untuk mengetahui peranan dan kontribusi yang diberikan oleh sektor hortikultura terhadap pendapatan nasional adalah dengan melihat rilai Produk Domestik Bruto (PDB). Kontribusi subsektor hortikultura pada Produk Domestik Bruto (berdasarkan harga berlaku) pada tahun 2005 mencapai Rp. 61.792,44 Trilyun dan pada tahm 2006 menjadi Rp. 68.640,39 Trilyun, serta pada
tahun 2007 (prognosa) menjadi Rp. 74.768 Trilyun (www.hortihltura.go.ici; 2008).
Komoditi hortikultura saat ini mulai mendapat perhatim oleh masayrakat. Hal ini dikarenakan meningkatnya kesadaran masyarakat akan asupan makanan yang sehat dan bergizi. Sebagai salah satu produk hortikultura, saywan merupakan salah satu komoditas yang banyak mengandung vitamin, protein, karbohidrat, air, dan mineral yang sangat berguna bagi tubuh. Pada Tabel 1 dapat dilihat rata-rata konsumsi penduduk Indonesia terhadap sayuran. Tabel 1. Konsumsi Sayuran Indonesia Pada Tahun 2002-2006 Tahun
Pertumbuhan (%)
Konsumsi per Kapita ( kg/thn)
2002
32.89
2003
34.52
4,955
2004
33.49
(2.98)
2005
35.33
5.49
2006
34.16
(3.31)
Sumber : www.hortihltura.go.id, 2009 (diolah) Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa perkembangan konsumsi sayuran di Indonesia terjadi beberapa kali p e n m a n pada tahun-tahun tertentu, namun dapat
dikatakan bahwa dari tahun 2002 hingga tahun 2006 konsumsi sayuran Indonesia menunjukkan nilai pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 4.155 %. Berdasarkan rekomendasi FA0 (Food and Agriculture Organization), konsumsi sayuran yang dianjurkan adalah sebanyak 65,75 kg per kapita per tahun. Dengan demikian, jumlah konsumsi sayuran di Indonesia masih jauh di bawah jumlah konsumsi yang di anjurkan oleh FAO. Bisnis hortikultura di Indonesia juga mempunyai peluang yang cukup baik untuk dikembangkan, hal ini dilihat pada Tabel 2 dimana volume impor Indonesia lebih besar jika dibandingkan dengan volume ekspor. Hal ini me~pakanpeluang bagi para pelaku subsekt~r agribisnis hortikultura agar berbenah dii, meningkatkan kinerja untuk memperbaiki produktivitas, mutu dan kontinuitas. Tabel 2. Perkembangan volume Impor dan Ekspor Sayuran Indonesia Tahun 2003-2006.
Tahun
Volume Impor (Kg)
I
Volume Ekspor (Kg)
2003
228,447,156
120,500,259
2004
355,257,966
107,493,047
2005
413,410,644
152,658,158
2006
427,484,330
236,225,397
Sumber :www.hortikultura.go.id, 2009 Volume ekspor sayuran Indonesia bervariasi dalam kurun waktu lima
tahun terakhir. Kondisi tersebut diitarenakan terjadiiya fluktuasi kuantitas dan kualitas produksi sayuran yang sangat bergantung pada kondisi dam dan pemeliharm. Namun, potensi pern~intaanszyuran yang berasal dari luar negri masih belum mm-pu dipenuhi oleh produsen dalam negeri. Potensi pasar ekspor yang besar disadari oleh berbagai stakeholder yang terkait untuk terns mendorong peningkatan dan perkembangan usaha agribisnis sayuran di dalam negeri. Hal tersebut dapat ter!ihat dari peningkatan jumlah produksi sayuran, produktivitas serta luasan panen yang digunakan untuk kegiatan usaha budidaya sayuran di Indonesia. Informasi mengenai perkembangan jumlah produksi, produktivitas dan luas panen sayuran di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Jumlah Produksi dan Produktivitas sayuran Indonesia Tahun 2003-2007
Sumber :www.horthltura.go.id, 2009 (diolah) Pada Tabel 3, dapat ciilihat bahwa terjadi beberapa kali p e n m a n pada tahun-tahun tertentu, namun dapat dikatakan bahwa dari tahun 2003 hingga tahun 2007 produk sayuran telah berkembang dengan baik di Indonesia. Pada tahun 2006 luas panen dan jumlah produksi sayuran berada pada tingkat tertinggi, sedangkan untuk produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2005. Pertumbuhan iuas panen dan prcduksi tertinggi terjadi pada tahun 2006, sedangkan untuk pertumbdan produlctivitas tertinggi terjadi pada tahun 2005. Gaya hidup sehat pada masyarakat saat ini mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian hams beratribut aman untuk diionsumsi fiod safety attributes), kandungan nutrsi tinggi (nutrionam attributes) dan ramah lingkungan (eco-
labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini ymg menyebabkan orang mengkonsumsi sayuran organik. Karena dengan mengkonsumsi sayur sehat yang bebas pestisida akan meningkatkan antioksidan atau sistem kekebalan tubuh manusia. Pertanian organik adalah sistem pertanian yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi meiigwakan bahan organik (Sutanto, 2002). Pemerintab terus akti ddam mendukung pertanian orgauik di Indosesia yaitu dalam bentuk aturdreguiasi yang meliputi standarisasi, seitilikasi, dan pengawasan. Departemen Perbian telah mencanangkan program "Go Oqanic
2010", program yang diarahkan mtuk rnengajak masyarakat, baik petani sebagai produsen maupun masyarakat luas sebagai konsumen, untuk hidup sehat. Sistem pangan organik telah diatur pemerintah ddam Stvldar Nasional Indonesia tentang Sistem Pangan Organik, tertuang dalam SNI 01-6729-2002 2.
Opini Indonesia -- Hidnp Sehat dengan Sayuran 0rgantk.html
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha sayuran organik adalah Frida farm. Frida farm bergerak dalam usaha budidaya sayuran organik. Tujuan utama kegiatan usaha Frida farm adalah memenuhi kebutuhan sayuran organik yang berkualitas tinggi. Sayuran organik identik dengan komoditas yang bermctu tinggi dengan standar mutu tertentu, hal ini bisa dilihat dari harga produk sayuran organik yang lebih lnahal dari sayuran konvensional.
1.2
Perurnusan Masalah Globalisasi diartikan sebagai era di mana proteksi untuk melindungi
ekonomi domestik, baik tarif maupun non tarif d i i a l k a n atau ditiadakan, dan sektor ekonomi setiap negara yang terlibat dibawa ke mekanisme pasar bebas. Ini berarti setiap perusahaan yang h t selta dituntut menumbuhkan keunggulan daya saing produk-produk yang diiasilkan baik untuk pasar iradisional domestik dan pasar luar negeri. Keunggulan daya saing ini merupakan kemampuan perusahaan atau industri dalam menawarkan produk dan jasa yang dapat memenuhi d m meningkatkan kebutuhan konsumen saat sekarang dan yang akan &tang, yang lebih baik dari yang di tawarkan pesaing, barang subsitusinya ataupun pengikutpengikut baru di pasar (Isatriyanto, 2004). Kualitas yang ingin dipenuhi oleh perusahaan dapat diliiat dari sudut pandang konsumen, sebab bagaimanapun juga konsumen me~pakanpenilai akhir dari suatu produk. Faktor utama yang mempengaruhi keberlangsungan suatu
usaha adalah profit. Agar perusahaan mendapat profit yang tinggi dan secara kontinu, maka produk yang dihasilkan oleh perusahaan hams berorientasi kepada kepuasaan konsumen. Kepuasaan konsumen sangat erzt kaitannya dengan mutu atau kuaiitas dari produk yang akan dikonsumsi. Oieh h e m itu Farida Farm dituntut untuk menghasilkm produk dengan mutu dan kualitas baik yang sesu& dengan keinginan konsumen. Pelanggan dari Frida Farm adalah perusahaan pasar modem seperti Sogo, Carefour, dan Ram Market, serta beberapa restoran dan hotel di daerah Jakarta. Para pelanggan dari Farida Farm sangat menytamakan kualitas produk ymg mereka jual, sehingga aereka memiliki persyaratan yang cukup ketat mengenai produk yang akan dipesan, karena mereka sangat mengutamakan mengenai
kualitas dan konrinuitas bagi kenyamanan konsumen. Dengan demikian Frida Farm hatus mampu menyediakan produk dalam hal ini sayuran organik dengan kualitas baik agar dapat diterirna oleh pelanggan. Selain memper.hatikan keinginan konsumen, Frida Farm juga dihadapkan dalam persaingan yang semakin ketat dalam usaha organik ini. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, pemsahaan dituntut untuk mencapai tujuannya dengan cara yang lebih unggul dari apa yang dilakukan oleh perusahaan lain. Agar dapat bertahan dan menang dalam persaingan, pemsahaan harus tems memperbaiki kinerjanya melalui perbaikaq mutu secara tsrus-menerus, baik itu mutu output, mutu SDM, dan mutu prosesnya. Dan juga pe~ngkatannilai keinginan konsumen, penguranga biaya maupun waktn proses. Sayuran organik identik dengan komoditas yang bermutu tinggi dengan standar mutu tertentu, ha1 ini bisa dilihat dari harga produk sayuran organik ymg lebih mahal dari sayuran konvensional. Meninglkatnya daya saing di pasar sayuran organik menyebabkan proses produksi harus dilakukan secara efektif dan efisien. Rendahnya mutu terkait dengan sistem produksi, sistem panen, sistem pascapanen, maupun keseluruhan manajemen prosesnya. Karena itu nntuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas, masalah mutu h a s ditangani dengan lebih terintegratif dalam suatu sistem manajemen. Sehingga dapat m e n g h a s i h perbaikan atau peningkatan mutu dalam perusahaan. Salah satu cara yang dapat diterapkan oleh Frida Farm adalah dengan penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT). Manajemen Mutu Terpadu QXMT) m e ~ p a k a nsuatu pendekatan fungsi manajemen yang n~engangkai kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota dalam organisasi. (Nasution, 2005). MMT nempakan gabungan falsafah dan prinsip-prinsip yang niemberikan pondasi bagi perusahaan untuk perbaikan terns-menerus, yang dapat diterapkan pada setiap jenis perusahaan termasuk pemsahaan agribisnis. Prinsip-prinsip MMT mengarahkan p e ~ ~ & a auntuk n membentuk sistem manajemen mutu tersendiri sesuai dengan karakteristik perusahaannya. Penerapan konsep dan sistem maajemen mutu terpadu pada usahatani (on-$arm
agribusiness) hortikultum ichususnya sayuran di Indonesia masih
dirasakan kurang. Hal ini terlihat masib belum marnpunya komoditas sayuran segar Indonesia bersaing dengan komoditas impor dan juga masih sedikitnya kajian mengenai penerapan konsep manajemen mutu terpadu pada usahatani hortikultura khususnya saturan di Indonesia, yang dapat dijadikan contoh bagi usahatani lainnya (Isatriyanto, 2008) Penerapan MMT ini diiarapkan agar pemsahaan dapat meningkatkan kinerja sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu pe~hgkatan produktifitas, peningkatan mutu basil, d m pengbematan biaya dengan strategistrategi yang tepat. Pengendalian mutu terpadu ini dilaksanakan pada pemsahaan secara m e n y e l d dan melibatkan seluruh karyawan. Karena untuk dapat menghasikan produk dengan mutu yang tinggi m e ~ p a k a ntanggung jawab dari seluruh pihak yang terkait dalam pemsahaan. Berdasarkan uraian masalah dan fenomena yang telah dijabarkan tersebut, muncul suatu rumusan permasalahan yang menarik untuk dikaji yaitu : 1. Bagahana penerapan Manajemen Mutu Terpadu dan gambaran kegiatan usaha yang dijalaiian Frida fiam selama ini setelah fokus kepada MMT? 2. Bagaimana peningkatan kinerja perusahaan setelah fokus kepada MMT?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain : I. Mendeshipsikan penerapaa manajemen mutu yang dilaksanakan pada Frida fram
2. Mengbitung peningkatan kinerja yang terjadi setelah Frida farm fokus kepada manajemen mutu terpadu.
1.4
Kegunaan Penelltian Penelitian ini diharapkan berguna bagi beberapa pihak, yaitu : 1. Bagi pemsahaan, penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen Frida f m dalan: mengambil kebijakan pengendalian mutu yang terbaik bagi perushaan.
2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk
peningkatan potensi diri dan sebagai bahan tambahan pengalaman, informasi, serta wawasan baru mengenai manajemen mutu di sebuah perusahaan.
3. Sebagai suatu referensi bagi pibak yang berminat rerhadap penerpan manajemen mutu terpadu dalam bidang agribisnis.
1.5
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini mempeiajari penerapan manajemen mutu terpadu yang
dilakukan oleh Frida Farm. Pengamatan mengenai manajemen mutu terpadu dilakukan secara menyeluruh pada semua bagian perusahaan dengan responden internal. Kemudian melakukan penilaian penerapan MMT pada Frida farm dilihat dari dua indiiator yaitu fokus kepada pelanggan ekstemal dan pelanggan internal (karyawan Frida farm), kegiatan terakhir menghitung peningkatan kinerja yang terjadi pada Frida fann setelah fokus lepada MMT.
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kornoditas Sayuran Sayuran sebagai bahan pangan merupakan pelengkap dari kebutuhan
manusia yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Sayuran adalah salah satu komoditi hortikultura disamping buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat. Istilah hortikultura dikenal di Eropa pada abad 17 yaitu di Italia dan Eropa Tengah. Hortikultura berasal dari bahasa latin yaitu hortus yang berarti kebun dan
colore yang berati membudidayakan. Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Pentingnya s a p a n untuk kesehatan manusia sudah lama di!cetahui.
Sayur
dibutuhkan untuk beberapa macam manfaat yang salah satunya untuk membantu metabolisme tub-&. Kandungan aneka vitamin, karbohidrat, dan mineral pada sayur tidak dapat disubsitusi dengan makanan pokok. Karbo!drat di dalam saywan berbentuk selul~sa,gda, dan zat tepung. Selulosa yang dikandung sayuran memberi manfaat yang lebih banyak bagi manusia. Secara alami diienal dengan serat. Serat pada sayuran berupa bahan relatif kern yang memberi bentuk dan penampilan suatu jenis tanaman. Sayuran merupakan sumber seluruh vitamin seperti vitamin A yang banyak terdapat dari jenis sayuran yang benvama merah d m kuning seperti wortel dan waluh. Untuk vitamin B!, B2, B6 terdapat pada banyak sayma, terutama sayuran yang daunnya benvama hijau tua dan kacang-kacangan. Hampir semua sayuran mengandung vitamin C seperti tomzt, lombok, kentang, dan s a p a n yang benvama tua. Sedangkar, untuk vitamin E dan K, banyak ierdapat pada sayuran dedaunan d m pucuk tunas seperti bayam, kubis, selada, asparagus, dm lain-lain. Sayuran juga mzrupakan aumbzr utama miner21 dalam diet. Beberapa mineral pnting yang dipasok oleh sayuran adalah besi, kalium, dan fosfor. 2.2
Pertanian Organik Pertanian organik yang semakin banyak berke~bangpada saat ini
termasuk di Indonesia menunjukkan adanya kesadaran dari petani dan berbagai
pihak yang bergerak dalam sektor pertanim a k a pentingnya kesehatan dan
keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau yang telah intensif pemberian bahan kimia dalam kegiatan pertanian menimbulkan masalah terhadap lingkungan, terutama lingkungan pertanian yang semakin hancur dan tidak lestari. Hal ini semakin terlihat dari semakin banyaknya lahan yang pada awalnya subur menjadi lahan kritis. Pertanian organik merupakan salah satu solusi altematif dalam penanggulangan permasalahan yang ditimbulkan selama ini (Suta~to,2002).
2.2.1 Pengertian Pertanian Organik Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan d m produktivitas ago-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat ywg cukup, berkualitas, dan berkelanjutan3. Menurut Wartaya (2005), pertanian organik mempakan suatu sistem pertanian yang didesain dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan produktivitas yang berkelanjutan. Jadi pertanian organik adalah sistem pertanian yang bemawasan lingkungan dengan tujnan untuk melindungi ekosistem dam dengan memhimalkan penggunaan bahan-b&an kimia dan merupakan praktek bertani altematif secara alarni yang dapat memberikan hasil yang optimal. Pengertian pertanian organik lain menurut Pracaya (2007) pertanian organik adalah sistem pertanian (dalam hal bercocok tanam) yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuha& clan sebagainya. Sutanto (2002) berpendapat pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman yang berasaskan daur-ulang hara secara hayati. Daw-ulang dapat melalui sarana limbah tanaman dan temak, serta limbah lainnya ymg mampu meperbaiki status kesuburan d m struktur tanah. Dam-ulang h a merupakan teknologi tradisional yang sudah c u h p l&a diienal sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, terutama di daratan China. Pertanian organik menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) (2005) adalah
sistem manajemen produksi
holistik yang
3~alittanah.sam~rganik [Terhuhuug Berkala] http://www. G o o g l e . c o m l / ~ W / P e ~ a n g r ~ a n i kr21 . h mei ~ l 20091
meningkatkan
dan
mengembangkan kesehatan ago-ekosistem, termasuk keragamaan hayati, siklus biologis, dan aktivitas biologis. Lebih lanjut FOAM (International Federation of
Organic Agriculture Movements) menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversity, siMus biologi
dan aktivitas biologi tanah4. Dalam penggunaannya Pertanian organik mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam sistem penggunaannya (F'racaya,
2007). Kelebihan dari
digunakannya sisten pertanian organik antara lain adalah sebagai berikut : 1. Tidak menggunakan pupuk
maupun pestisida kimia sehingga tidak
menimbulkan penceroaran lingkungan, baik pencemaran tanah, air, maupun udara, serta produknya tidak mengandung racun. 2. Tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan
tanaman non-organik Selain itu, pertanian organik mempunyai kelemahan yang hatus diperhatkan oleh pihak-pihak yang ingin menggunakan sistem ini. Kelemahan sistem pertmian organik yaitu sebagai berikut :
1. Kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit masik dilakukan secara manual. Apabila menggunakan pestisida alami, perlu dibuat sendii karena pestisida ini belum terdapat dipasaran
2. Penampilan fisik tanaman organik h a n g bagus (misalnya berukuran lebih kecil dan dam berlubang-lubang) dibandingkan tanaman yang dipelihara secara non-organik
3. Produk tanamaa organik lebih mahal. 2.2.2 Tujuan Pertanian Organik Tujuan utama dilaksanakan pertanian organik adalah untuk menjaga lin-gan
darn di seki'lar pertanian agar tetap lestari sehinggga menciptakan
kehidupan ymg berkelanjutan dengan mengurangi kerusakan dan polusi di udara,
4
EOAM.PertanianOrganik. [terhuhung Berkala] htIp://www. Google.com//search//F'ertaniii~l Organik..html. [21 mei 20091.
11
air, dan tanah. Adapun tujuan pertanian organik menurut POAM (2005) yang ingin dicapai adalah5: 1. Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi dan jumlah
Yang C ~ P . 2. Melatih kesabaran dan kesadaran diri dalam menjalankan atau melaksanakan kegiatan pertanian organik.
3. Melaksanakan interaksi efektif dengan sistem dan daur alamiah yang mendukung semua bentuk kehidupan yang ada.
4. Memulihkan dan menyuburkm tanah sehingga membantu kelestarian keanekamgaman hayati sebingga tercipta lingkungan yang ramah dan sehat.
5. Mendorong dan meningkatkan daur ulang sistem dalam usahatani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna serta tanah.
6. Memproduksi produk yang lebih sehat, segar, dan aman untuk diionsumsi oleh masyarakat sebagai konsumen. 7. Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber terbaru yang berasal
dari usahatani itu sendiri.
8. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari kegiatan usahatani terhadap kondisi fisik dan sosial.
9. Memberikan jaminan yang semakin baik kepada produsen pertanian (petmi) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia
untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasaan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat 10. Memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didzur ulang baik di dalam rnaupun di l u x usahatani.
I I. Membatas lerjadinya semua bentuk p e n c e r i m lin-gan
ymg mungkin
dihasilican oleh kegiatan pertanian.
LFO1IM.?eTtaOianOrga&- [Terhubung Berkala] http://www. Google.com//searcWIPe~an Organik..html. [21 mei 20091.
2.2.3 Perbedaan Sistem Pertanian Organik dan Pertanian Konvensional
Pertanian organik sering disebut juga berkelanjutan.
sebagai sistern pertanian
(Salikin 2000, diacu dalam Rahmawati 2007), pada takaran
praktek, pengelolaan pertanian berkelanjutan dapat dikaji dari aspek penggunaan factor produksi atau hubungan input-outptit (Tabel 4).
-
-
Tabel 4. Perbedaan Sistem Pertanian Organik den~an Sistem Pertanian Konvensional Ditijnau dari aspek input-Output Produksi.
! Sistem Pertanian Konvensional
I
/
aha an
I
Olah h a h Intensif (OIT)
I
I
I.
2.
-
Olab Tanah Miimum (OTM)
Benih: Varietas unggul Benih transgenic
2. Benih :
Varietas local Varietas unggul aman 3. Pupuk:
3. Pupuk/bahan kimia
.
Urea Tsp NPK
Pupuk hijau Pupukkandang Guano bokhasi
ZPT KCL
4. Pestisida alami :
4. Pestisida kimia :
I 1
hsektisida Herbisida Rodentisida 5. Tenaga kejdenergi :
a
Manusia Traktor Energi - minyak bumi
6. Manajemen:
I I I
.
I I
Pestisida hayati Pengen&alianhama terpadu Agensi hayati 5. Tenaga kejdenergi : Manusia Temzk e Traktorringau e Egergimatahari,air,angin,biomassa 6. Manajemen : a
I 1
Orientasijangka paujang Orientasijangka pendek e Economic dan ecological orianted Product oriented ,Manajeien global dan iridegenius local. Manajemen industrial Sumber : (Salikiin 20C0, diacu dalam Rahsnawati 2007)
23
I
Sistem Pertanik Or~anik 1. Lahan
1
J
Sayuran Organik Gaya hidup sehat dengan cara kembali kembali ke d a m sedang menjadi
trend baru sebagian masyarakat di Indonesia. Saat ini bahan pangan organik khususnya sayuran organik mulai diminati oleh konsumen. Karena memiliki
keunggulan yaitu pertama lebih aman, hal ini disebabkan bahan pangan organik tidak mengandung residu karena tidak menggunakan pengawet, pestisida, dan insektisida. Dan yang kedua adalah kaya akan nutrisi. Beberapa penelitian rnenunjukkan bahwa bahan pangan organik memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dibandingkan oleh produk konvensional. Salah satu penyebabnya adalah karena proses iradiasi yang dialami produk non organik. Sinar radiasi yang digunakan ~mtukmengawetkan produk konvensional selain membasmi b a n d m bakteri juga
menghancurkan beberapa komponen molekul kimia dan
mengubahnya rnenjadi radikal bebas6. Sayuran organik merupakan salah satu altematif yang dapat dipilih oleh masyarakat, dirnana selain mengandung banyak vitamin, karbohidraf, dan mineral yang banyak dibuhhkan untuk membantu metabolisme tubuh, sayuran organa juga terbebas dari bahan kimia temtarna pestisida serta pupuk buatan yang dapat rnerusak organ-organ dalam tubuh kita. Ciri-ciri komoditas sayuran organik memiliki kesamaan pokok dengan produk hortikultura iainnya (Harjadi 1989, diacu dalam Rahmawati 2007). Adapun ciri-ciri komoditas sayuran adalah sebagai berikut :
1. Dipanen dan diianfaatkan dalam keadaan hidup atau segar, sehingga bersifat mudah rusak Olerishable) karena masih ada proses-proses kehidupan yang berjalan. 2. Komponen ntama mutu ditentukan oleh kandungan air, bukan dari
kandungan bahan kering (dry matter). 3. Bersifat meruah (voluminous atau bulky), s e h g g a sulit d m mahal dalam pengangkutannya.
4. Harga pasar komoditas diteri-.
oleh mutunya atau W t a s n y a , blukan
kuantitasnya saja.
5. Bulcan merupakali kebutdban pokok ymg diperlukan ddam jumlah besar, namun diperlukan sediit setiap harinya, bila tidak mengkonsurnsinya tidak segera dirasakan akibatnya.
6 . Produk digunakan tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk kebutuhan rohani.
7. Dari segi gizi, produk hortikultura penting sebagai sumber vitamin dan mineral bukan diutamakan untuk sukber kalori dan protein.
2.4
Kajian Empiris
2.4.1 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Manajemen Mutu Terpadu Eka (2005) melakukan penelitian tentang penerapan sistem manajemen mutu terpadu di CV. Bimandii. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa jika dlihat dari ketersediaan dan penerapan unsure MMT masih belum sempurna dan dalam tahap pengembangan. Pada Irmumnya unsur-unsur MMT tersebut sudah tersedia, namun dalam pelaksanaannya masih belum maksimal, misalnya kegiatan pendidilkan dan pe!atihan hanya dilaksanakan sekali dan hanya pada bagian-bagian tertentu saja. Berdasarkan hasil pengolahan dengan metode Proses Hierarki Analisis (PHA), dapat disimpulkan bahwa yang menjadi permasalaw
utama di perusahaan adalah kegiatan proses penanganan, yaitu mas& adanya sayuran dengan mutu yang tidak baik tetapi 1010s sortir, pengemasan, dan teknik pembagian. Untuk faktor penyebab, permasalahan yang paling utama adalah Sumber daya Manusia (SDM), sistem, alat, dan bahan. Penelitian dilakukan penyebaran kuesioner dan perhitungan skor. Firmansyah (2005) mengkaji mutu terpadu buah tomat di PT. Prima Tani. Metode yang digunakan unNc menganalisis permasalahan yang ada adalah Proses IIierarki Analisis @HA). Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa pernasalahan utama yag dihadapi perusahaan ddam menerapican manajemen mutu terpadu adalah masalah produksi diikuti oleh masalah sistem. Faktor utama yang menyebabkan kegagalan dalam menghasilkan tomat yang berkualitas seperti aelama ini terjadi dalam proses produksi. Sedangkan masalah sistem penyebabnya adalah kaena perusahaan menganggap keberhasilan dari suatu perusahaan tergantung dari sistem yang diterapkan oleh perusahaan. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menambah tenaga pengawas dalam kegiatan
pfoduksi, selain itu pada saat panen sebaiknya media yang digunakan dilapisi oleh plastik. Pada penelitian Rahmawati (2004), diketahui bahwa konsep penelitian manajemen mutu terpadu pada perusahaan catering penerbangan PT. Aerowisata Catering Service telah terdefinisi dengan baik. Hal ini dapat dilhat dengan telah diperolehnya sertifikat IS0 9001 : sen 2000 yang terintegrasi dengan konsep keamanan pangan. Namun dalam penelitiannya menyebutkan, pelaksanaan konsep manajemen mutu terpadu pada perusahaan masih tetdapat beberapa kekurangan, yaitu dalam ha1 kedisiplinan karyawan untuk melaksanakan sistem manajemen mutu yarg telah ada. Hasil identifikasi manajemen mutu padap PT. ACS berdasarkan PHA, ,menunjukkan bahwa sosialisasi visi dan misi perusahaan terhadap karyawan cukup baik, sedangkan unsur manajemen yang masih kurang pensrapannya adalah unsur diklat. 2.62 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Sayuran Organik
Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2006) mengenai strategi pengembangan usaha sayuran organik di pertanian organik "Kebonku", t e r l i t bahwa pangsa pasar sayuran organik masih cukup luas serta loyalitas kodumen
clan distributor cukup meningkat merupakan peluang dari usaha sayuran organik
hi. Sedangkan ancaman yang dihadapi addah sengketa kepemilikan lahan dan perkembangan jenis hama penyakit tanaman. Kekuatan yang dimiliki adalah perencanaan tanam yang dilakukan sudah cukup baik dan adanya hubungan atasan dengan karyawan yang terjalin dengan cukup baik. Kelemahan yang dihadapi adalah volume produksi masih b e l m optimal seria lokasi pe~S~hEian yang sulit dijangkau. Widiyanti (2005) meseliii tentang analisis faktor-faktor karakteristik inciividu yang mempengaruhi pengambilan keputusan masyarakat sekitar Bogor dalam pembelian sayurap organik di PT. Hero supermarket cabang padjajaran, Bogor. Alat analisis yang digmakan adalah analisis regresi berganda. Faktorfaktor yang diteliti adalah pendapatan, pendidikan, j d a h keluarga, harga, usia, manfaat yang dicari konsumen, media yang mempengaruhi, cam memutuskan pembelian, promosi, dan ketersediaan. Hasil dari penelitian yang didapat
menyatakan bahwa pendapatan berpengaruh nyata terhadap keputusan dalam proses pembelian sayuran organik dengan taraf kepercayaan 100 %. Beberapa penelitian terdahulu mengenai manjemen mutu terpadu melihat penerapan manajemen mutu terpadu yang sudah dilakukan oleh perusahaan, dan memberikan altematif pemecahan masalah yang terjadi berdasarkan skala prioritas mengenai unsur-unsur manajemen mutu terpadu. Dalam penelitian yang akan dilakukan merniliki berbagai perbedaan dengan yang dilakukan sebelumnya, dalam penelitian penulis akan mencoba mengkaji kegiatan usaha dari Frida farm, lalu yang kedua adalah mendislaipsikan konsep MMT yang sudah dilakukan oleh Frida farin. Langkah terakhir yang dilakukan menghitung dengan menggunakan analisis parsial peningkatan kinerja perusahaan setelah fokus kepada mmajemen mutu terpadu. Sehingga akan diperoleh data yang mampu menggambarkan peningkatan kinerja pada Frida farm setelah fokus kepada manajemen mutu terpadu. Pengei1d.alian mutu msrupakan komponen utama dalam manajeaen mgtu suatu perusahaan, karena itu dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai pengendalian mutu yang dilakukan oleh perusahaan meliputi pengendalian mutu di bagian produksi, pengendalian mutu di bagian pengadaan pengendalian mutu di bagian penanganan, dan .pengendalian mutu di bagian distribusi.
III. KERANGKA PEMIKUUAN
3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Konsep Mutu Kata mutu mempunyai definisi yang berbeda-beda mulai dari yang konvensional sampai denga yang strategik. Definisi yang konvensional biasanya menjelaskan salah satu pengertian mutu, seperti niemakai suatu komoditas dengan enak, konstruksi bangunan bagus dan M a n lama. Selain itu ada definisi lain yang menggambarkan kesan prima, nomor satu dan paling baik. Bagaimanapun para manajer yang menghadapi permingan bisnis yang semakin keras, meningkatkan perhatian dengan definisi yang lebih strategik, yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan. Mutu atau Kualitas addah tingkat baik buruknya atav taraf atau derajat sesuatu7. Pendapat mengenai konsep mutu berbeda antara antara satu pakar dengan yang lainnya, tetapi inti memiliki nilai inti yang sama Menurut Juran
(2006), mutdktlalitas produk adalah kecocokan penggunaau produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan penpnaan suatu produk adalah apabila produk mempunyai daya tahau pengunaan yang lama, produk yang digunakan akan meninkatkan citra atau status konsumen yang memakainya, produknya tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas (quality
assurance) dan sesliai etika 'aetika digunakan. Khusus untuk jasa diperlukan pelayanan yang ramah kepada pelanggan, sopar, santun serta jujur, yang dapat menyenangkan atau memuaskan pelanggaan. Kecocokan penggunaan produk seperti yang dikemukakan di atas memiiiki d m asp& utzma, yaitu ciri-ciri produknya memenuhi tuntutan pelanggan dan tidak memiliki kelemahan.
7
http: www.~oople.com//searcW/mutul/wikipedialhtml. Diakses tanggal 30 Mei 2009
1. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan Ciri-ciri produk berkualitas tinggi apabila memiliki ciri-ciri produk yang khusus atau istimewa, berbeda dari produk pesaing dan dapat memenuhi harapan atau tuntutan sehingga dapat memuaskan konsumen. 2. Bebas dari kelemahan
Suatu produk berkualitas tinggi apabila di dalam produk tidak terdapat kelemahan, tidak ada yang cacat sedikit pun. Kualitas yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, men-gi
pembayaran biaya garansi,
mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi inspeksi dan pengujian, mengurangi waktu pengiriman produk ke pasar, meningkatkan hasil @el4 dan meningkatkan utiliasi kapasitas produksi serta memperbaiki kinerja penyampaian produk atau jasa. (Crosby 1979, diacu dalam Nasution (2005) menyatakan bahwa mutu atau kuaiitas adalah conformance to requipment, yaitu sesuai dengan yang d i s y a r a t ! atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutuflcualitas yang baik zpabila sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Sementara itu (Deming 1982, diacu dalam Nasution (2005) menyatakan bahwa mutu/kualitas adalah kesesuian dengan kebutuhan
pasar. Apabila Juran mendef~sikanmutuflcualitas sebagai fitness for use dan Crosby sebagai conformance to requipment,
maka Derning mendefioisikan
mutuflcualitas sebagai kesesuaian kebutphan pasar atau konsumeo. Pe~sEIhaan harm benar-benar dapat memahami apa yang dibumhkan oleh kons~lmen2tas suatu produk yang akan dihasilkan. Gaspersz (2001) menyatakan bahwa mutuflrualita~ adalah kepuasaan pelanggan sepenuhnya @I1
costumer statisfication). Suatu produk berkualitas
apabila dapat memberi kepuaaan seped-aya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.
Saat ini semua definisi tentang mutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau hams memenuhi spesifikasi (requirement) pelanggan sekarang clan masa datang. Para ahli mencoba memahami kebutuhan atau harapan pelanggan dan menuangkan dalam 6 (enam) dimensi mutu, yaitu mutu produk, biaya, penyampaian produk (delivey), keselamatan (safeety) bagi pekerja dan pelanggan, moral pekerja dan lingkungan (environment). Selera atau harapan konsurnen pada smtu produk selalu berubah, sehingga mutdkualitas produk juga hams bembah atau selalu disesuaikan. Dengan pembahan mutuflcualitas produk tersebut, diperlukan perubahan atau peningkatan keterampilan tenaga kerja, pembahan proses produksi dan tugas, serta perubahan ligkungan perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Pengsrtian modem dari konsep kualitas adalah membangun sistem kualitas modem yang pada dasarnya dapat dicirikan oleh 5 (lima) karakteristiks :
1. Berorientasi kepada pelanggan. Prod& (barang danlatau jasa) didesain sesuai keinginan pelanggan melalui riset pasar, kemudian diproduksi (diproses dengan cara-cara yang baik dan benar, sehingga produk yang diiasilkan memenuhi spesifikasi desain (memiliki derajat konformansi yang tinggi), serta pada akhirnya memberikan pelayanan puma jual kepada pelanggan
, Sistem kualitas
modem menganut prinsip hubungan pemasok-pelanggan.
2. Partisipasi
aktif yang
dipimpin oleh
manajemen puncak
(top
management). Jika tanggung jawab untuk kualitas didelegasikan kepada Bagian jaminan kuziitas szja setiap orang dalam organisasi akan memiliki persepsi bahwa kualitas bukan merupakan perhatian kunci. Hal ini berdampak negatif secara psikologis, dirnana keterlibatan secara total dan aktif orang-orang ddam orgmisasi menjadi h a n g .
3. Pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk kualitas. Meskipun kualitas mestinya merupakan tanggung jawab setiap
Dahyono, J. KonsepMutudanMenejemenMutu. htto://ronteen-area.bloesoot.co~-008/12htm. . . r29 Mei 20091
orang, namun patut diietahui pula diketahui bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam organisasi tergantung posisi dimam yang bersangkutan berada. Manajemen puncak harus menunjukkan komitmen bahwa kualitas adalah teramat penting untuk memperhatikan kelangsungan hidup organisasi.
4. Berorientasi
kepada
tindakan
pencegahan
kemsakan.
Hal ini bahwa aktivitas kualitas tidak hanya berfokus untuk mendeteksi kerusakan saja. Kalau ha1 ini terjadi maka akan berarti terlalu mahal. Meskipun tetap menjadi persyaratan untuk melalkukan beberapa inspeksi singkat atau audit terhadap produk akhir, tetapi upaya akti-Atas W t a s seharusnya lebih difokuskan pada tindakan pencegahan sebelum terjadinya kerusakan dengan jalan melaksanakan aktivitas secara baik dan benar pada waktu pertama kali mulai melaksanakan sesuatu aktivitas.
5. Filosofi yang mengmggzp bahwa kualitas mempakan "jalan hidup" (way of life). Isu-isa tentang kualitas selalu didi~kusikandalam pertemuan manajemen. Semua karyawan diberikan pelatihan tentang konsep-konsep W i t a s beserta metodanys. Setiap orang dalam organisasi secara sukarela berpartisipasi dalam usaha-usaha peningkatm kualitas.
3.1.2. Konsep Manajemen Mutu Terpadu Seiring desgan berkembangnya tuntutan terhadap mutu dari dalam dan luar perusahaan maka jaminan mutu yatig mempakan sebuah sistem yang dibuat p e ~ s d I a a nhartis menjadi kebutuhan d m tzng,mg jawab s e l d karyawan yang dipimpin oleh manajemen puncak. Kornitmen manajemen puncak dan partisipasi layawan terhadap mutu keseluruhan produk, orang, proses, dan fi~lgkungan mengubsh manajemen mutu sebagai sebuah filosofi dan strategi agar tetap unggul di pasar (Rampersad, 2001). Manajemen mutu terpadu me~pzikan gsbungan dari fdosofi dan seperangkat prinsip-prinsip yang menjadi pondasi dari p e ~ S ~ h a ayang n ingin terus menerus meningkatkan kinerjanya (continously improvment). MMT mengarahkan pergerakan keseluruhan bisnis kepada pemuasan permintaan
konsurnen. Karena itu MMT terfokus pada keterlibatan dan partisipasi rutin dari setiap orang di dalam perusahaan dalam upaya perbaikan mutu yang sistematik.
MMT memberikan arahan kepada perbaikan kinerja di setiap tingkatan, aktivitas, dengan memebentuk lingkungan yang positif untuk perbaikan terus-menerus yang berdasarkan kepercayaan, penghormatan, dan kerjasama (Rampersad, 2001) Manajemen mutu terpadu dapat diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas/mutu, teamwork, prods&vitas, dan kepuasaan pelanggan. (Ishikawal993, Diacu dalam Naslrtion 2005). Definisi lainnya menyatakan bahwa manajemen mutu terpadu meiupakm sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasaan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Manajemen mutu terpadu merupakan sistem manajemen yang berfokus pada orangkqawan dan bertujuan untuk terus-menems meningkatkan nilai yang diberikan pada pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah tersebut (Nasuticn, 2G05). Berdasarkan definisi-definisi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu tsrpadu merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba nntuk memaksiaumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terns-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.
3.1.3
Falsafah Manajemen Mutu Terpadu Manajemen Mutu Terpadu (MMT) m e ~ p a k a nsuatu falsafah manajemen
komprehensif dan sekaligus alat (tools)untuk implementasinya, MMT merupakan suatu sistem maaajemen strategik, terinte-o~asikan untuk mendapatkan kepuasan k o n r i e n . MMT mencakup semua elemen dalam peiusahm yaitu Paryawan d m inanajer serta mecggunakan metode kuantitatif untuk memperbaiki proses organisasi secara berkesinambungan. MMT merupakan integrasi &ari semua fungsi produksi dan proses dalam organisasi untuk mendapatkan perbaikan kualitas produk secara berkelanjutan. Falsafah MMT dibagi kedalam tiga area, yaitu : (1) filosofi, (2) peralatan, dan (3) akcivtas. Falsafah h4MT tersebut dapat dilihat pada perusahaan yang telah menerapkan konsep MMT tersebut yaitu Ricoh
Company Ltd. Falsafah yang diterapkan oleh Ricoh Company Ltd banyak dijadiian landasan dalam penerapan MMT pada perusahaannya. Falsafah MMT pa& Ricoh Company Ltd ditunjukkan pada Gambar 2. (Gasperz, diacu dalam Nasution, 2005)
3. Keputusan dasar
hanya berdasarkan
v
1. Penyimpangan hasil
PERALATAN (Tools)
b
menyebabkan tindakan 2. Pemlatan untuk identifikasi
1. Penyelesaian masalah 2. Pengembangan kebijaksanaan 3. Jminan Kualiit 4. Aktivitas melalui manajemen + aktivitas yang dimulai dari pekej a
Gambar 1. Falsafah MMT Pada Ricoh Company Ltd Dari Gambar 1, tampak bahwa konsep MMT pada Ricoh Company Ltd terdiri dari tiga area peating, yaitu : (1) filcsofi kualitas, (2) peralatan (fools), d a ~
(3) aktivitas-aktivitas. Area Filosofi mencakup tiga hal pentifig, yaitu : (I) berorientas kepada pasar (pelangg=)), (2) tidak membuat kesalahan kepad~ pelanggaan, (3) semua keputusan penting dilakukan berdasarkan fakta. Area peralatan (tools) dari Ricoh mencakup dua hal penting, yaitu : (1) tindakan korektif dilakukan apabila terdapat penyirnpangan hasil, dan (2) peralatanperalatan digunakan untuk mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi
Area aktivitas dari ricoh mencakup empat hal penting, yaitu (1) aktivitas penyelesaian masalah, (2) aktivitas pengemhangan kebijaksanaan, (3) aktivitas jaminan halitas, dan (4) aktivitas oleh manajemen ditambah dengan alctivitas yang dirnulai oleh karyawan atau pekerja.
3.1.4 Pengaruh Manajemen Mutu Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Kondisi era perclangan bebas yang terjadi saat membuat konsep manajemex mutu terpadu atau sering di sebut juga Total Qualify Management banyak menjadi bahan pembicaraan di kalangan industri khususnya dalam industri
pertanian, ha1 ini dikarenakan hanya pemsahaan yang dapat menghasilkan kiditas barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan konsurnen yang dapat memenangkan persaingan. Manajexen mutu terpadu dapat diartikan sebagai perpaduan semua h g s i manajemen, semua bagian dari suatu pemsahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas/mutu, teamwork, produktivitas, dan kepuasaan pelanggan. (Ishikawa diacu dalam Nasution, 2005). Penerapan MMT ini diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu peningkatan kinerja perusahaan. Peningkatan kine@ perusahaan ini dapat dilihat dari produktifitas yang meningkat, peningkatan mutu hasil, yang semuanya akan berimbas pada peningkatan pendapatan yang diperoleh pemsahaan. Pengaruh manajemen mutu terpadu terhadap peningkatan kinerja pemsaham
dapat dilihat melalui dua car& yaitu : dainpak terhadap biaya
produksi dan dampak terhadap pendapatan (Gaspersz 2001) Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat kesesuaian yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas dari tingkat kemsakan yang mungkin terjadi pada produk. Dengzn demikian yang terjadi dalam proses produksi adalah memperhatikan kualitas, ha1 ini akan berdampak pada produk yang dihasilkan berkualitas dan bebas dari kemsakan. Manfaat yang diperoleh adalah menghindari pemborosan dan inefisiensi sehingga ongkos produksi per unit akan menjadi rendah ywg pada a k h h y a akan membuat harga produk menjadi lebii kompetitif di pasar.
Darnpak terhadap peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk berkualitas dan berharga kompetitif. Produk-produk berkualitas yang dibuat melalui suatu proses yang baik &an memiliki sejumlah keunggulan, dan ha1 ini akan mengakibatkan peningkatan kepuasan konsumen atas penggunaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Karena setiap konsumen pada umumnya akan me~naksimumkanutilitas dalam mengkonsumsi produk tersebut. Sehingga hanya produk-produk berkualitas tinggi dan pada tingkat kompetitif yang &an dipilih akan konsumen. Pada akhirnya kondisi akan mcngakibatkan peningkatan penjualan atas produk perusahaan, ha1 ini berarti pula
akan meningkatkan pangsa pasar (market share) dan pendapatan perusahaan.
3.1.5 Penerapan Manajemen Mutu Terpadu pada Agribisnis M e n w ~ tJ ~ y c e(20031, mutu &an terbentuk pada saat panen dan peaentuan mutu tersebut akan terbentuk di pasar. Kesadaran dan pengetahuan adanya hubungan yang nyata ini rnelahirkan konsep produksi yang berorientasi pasar (market-leadproduction concept), yang berarti hahwa manajemen produksi komoditas agribisnis ditujukan pada pernuasan kebutuhan konsumen. Joyce (2003) menggambarkan proses produksi, mutu pascapanen, dan pemasaran sebagai sebuah siklus mutu. Pasar akan menentukan persyaratan dan staadar mutu komoditas, yang harus dicapai oieh proses budidaya, dan kegiatan pasca panen berusaha mempertahankan mutu yang telah dicapai agar dapat diterima pasar. Semua itu dapat dicapai dengan penerapan manajemen mutu terpadu pada perusahaan agribisnis.
MUTU
PASAR Gambar 2. Siklus Mutu
3.1.6 Peniiaian Manajemen Mutu Terpadu Berdasarkan Fokus terhadap Pelanggan Penilaian keberhasilan penerapan manajemen mutu terpadu pada suatu pemsahaan dapat mengacu pada pendekab. fokus terhadap pelanggan. Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau p e ~ ~ 8 h auntuk n memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performansi suatu pemsahaan. Menurut L.L Bean pelanggan mempakan orang yang tidak tergantung pada perusaham tetapi pemsahaan tergantung kepadanya. Gasperz daiam Nasution membedakan pelanggan ke dalam dua bagian antara lain :
1. Pelanggan internal merupakan orang yang berada dalam perusahaan dan memilii pengaruh pada performansi pekerjaan suatu perusahaan. Pelanggan internal dalam suatu pemsahaan adalah karyawan pemsahaan itu sendiri. 2.
Pelanggan ekstemal adalah pembeli atau pemakai akhir produk, yang sering disebut sebagai pelanggan nyata. Pelanggan eksternal mempakan orang yang membayar untuk menggunakan produk yang dihasikan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendekatan yang digunakan untuk
menilai seberapa jauh penerapan manajemen mutu terpadu yang telah diterapkan di suatu perusahaan dapat diiihat dari dlla pendekatan yang didasarkan dari fokus terhadap pelanggan. Adapun dua pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pertama, dengan melihat tanggapan dari para pelanggan internal dalam hal
ini para karyawan di suatu pemsahaan dan kedua adalah dengan menilai kernampuan pemsahaan fokus terhadap pelanggan ekstemal.
3.1.6.1 Pendekatan pada Pelanggan Intrernal (Karyawan) Pendekatan pertma yakni deilgan neiihat tanggapan atau respon dari para karyawan terhadap penerapan konsep MMT yang telah dijalankan. Pendekatan yang kedua adalah dengan meliiat kernampuan suatu perusahaan dalam memfokuskan terhadap pelanggan. Penilaian
MMT berdasdan respon
dari para karyawan diiihat dari beberapa indikator yang digmakan. Adapun indikator yang digunakan dalam peneiitian ini antara lain :
1. Kuditas Individual
2. Kerjasama 3. Keterlibatan Karyawan
4. Disiplin Kerja 5. Loyalitas Karyawan
3.1.6.2 Pendekatan pada Pelanggan Eksternat Pecdekatan ke dua yakni meliat respon dari pelanggan ekstemal yang d i i a i dari kemampuan pemsahaan dalam inemenuhi harapan para pelanggannya. Dalam penelitian ini, indikator konsep MMT yang diterapkm pada suatu pemsahaan berdasarkan fokus kepada pelanggan ekstemal, diantaranya : (1) kemampuan pemsahahn memenuhi kepuasan pelanggan seperti kesesuaian produk dengan kebutuhan, keunggulan produk, dan penyerahan tepat wakt~5 (2) Distribusi Terpadu. (Munro, L dan Munro Malcolm, 1996). 3.1.7
Analisis Usahatani Menurut Soeharjo dan Patong (1973),
usahatani addah proses
pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga keda, modal dan pengelolaan yang dilakukan oieh perorangan ataupun sekunlpulan omg-orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan. Menurut Soehtawi
(1985)
bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yailg ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. 3.1.7.1 Pendapatan Usahatani
Tujuan utama dari analisis pe~dapatanadalah menggambarkail keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang akan datang
dari perencanaan atau tindakan. Soeharjo dan Patong (1973), menyatakan bahwa pendapatan usahatani ad&& selisih antara penerimaan yang diperoleh dari kegiakm usahataninya dan biaya yang dikelwkan untuk kegiatan usahataninya
Perhitungh penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara jumlah output yang dihasilkan dan harga jual, sedangkan Biaya usahatani merupakan biaya yang dikelnarkan dalam kegiatan usahatani yang diperoleh dari perkalian jurnlah input yang digunakan dikalikan dengan harga input yang berlaku Soekartawi (1985) menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan pengukuran pendapatan usahatani antara lain : 1. Penerimaan tunai usahatani (jiirrm receipt) didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani. Penerimaan tunai usahatani tidak mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani. 2. Pengeluaran total usahatani (total farm expenses) dideilniskan adalah sebagai
nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi. Pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai (diperkitungkan).
3. Pengeluaran tunai usahatani warm payment) didefinisikan sebagai bebanlbiaya yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani. Pengeluaran yang dilakukan berdasarkan nilai uang. Jadi segala pengeluaran mtuk keperluan kegiatan usahaAaniyang dibayar dalam bentuk tunai (uang)
4. Pengeluaran tidak tunai (diperhitungkan) adalah biayarbeban s e a m input yang digunakan namun tidak dalam bentuk uang. Misalnya nilai barang dan jasa untuk keperluan usahatani yang dibayar dengan benda. Contohnya adalah, jika dalam kegiatan usahatani menggunakan mesin-mesin pertanian, maka harus d'itung penyusutannya dan dianggap sebagai pengeluaran. 5. Pendapatan tunai usahatani Cfarm net cash flow) adalah selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai.
6 . Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan total pengeluaran usahatani. Pendapatan usahatani mecgukur imbalan yang diperoleh keluarga petani akibat dari penggunaan faktor-faktor produksi.
3.2
Kerangka Pemikiran Operasional Gaya hidup sehat pada masyarakat saat ini mensyaratkan jaminan bahwa
produk pertanian hams beratribut aman untuk dikonsumsi (#bod safety attributes),
kandungan nutrsi tinggi (nutrionam attributes) dan ramah lingkungan (eco-
labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini yang menyebabkan orang mengkonsumsi sayuran organik. Karena dengan mengkonsumsi sayur sehat yang bebas pestisida akan meningkatkan antioksidan atau sistem kekebalan tubuh manusia. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Farida farm adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri sayuran organik. Perusahaan membutuhkan kegiatan pengendalian mutu agar produk yang dihasilkan sesuai dengsn harapan dan kebutuhan konsumen bahkan melebihinya, hal ini dikarenakan harga pasar dari sayuran organik ditentukan berdasarkan mutunya. Kemudian sifat dari sayuran organik ini mempunyai sifat mudah rusak
(perishable),mempunyai kadar air yang tinggi dan meruah atau voluminous. Mutu produk merupakan syarat penting dalam meningkatkan daya saing produk, pada dasarnya nutu sebuah produk hams benar-benar dijaga dan lebih ditingkatkan lagi. Secara m u m , kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3 . Penelitian ini didasari Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap perusahaan unttik selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Farida farm adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri sayuran organik. Perusahaan membutuhkan kegiatan pengendalian mutu agar produk yang dihasilkan sesilai dengan harapan dan kebutuhan konsumen bahkan melebihinya, hal ini dikarenakan harga pasar dari sayuran organik ditentukan berdasarkan mutunya. Kemudian sifat dari sayuran organik ini mempunyai sifit mudah nsak (perishable), mempunyai kadar air yang tinggi dan me&
atau voluminous. Mutu produk merupakan syarat penting dalam
meningkatkan daya saing produk, pada dasarnya mutu sebuah produk hams benar-benar dijaga dan Isbih ditingkatkan lagi. Penerapan konsep dan sistem manajemen mutu pada usahatani (on-farm
agribusiness) hortikultura di Indonesia mas& diasakan kurang. Hai ini terlihat dengan masih belum mampunya komoditas segar hortikultura Indonqsia bersaing dengan komoditas impor dan juga masih sedikitnya kajian mengenai penerapan
konsep manajemen mutu pada usahatani hortikultur khususnya saytuan Indonesia, yang dapat d i j a d i i contoh bagi usahatani lainnya.
Secara
operasional
penelitian
ini
adalah
pertama
mencoba
mendeskripsikan kegiatan bisllis dari Frida farm. Lalu kedua adalah mencoba mendeskripsikan penerapan MMT yang telah diiakukan oleh Frida farm. Hal ini dilakukan karena penerapan MMT antara satu perusahaan dengan perusahaan lain akan berbeda sesuai dengan karakteristik masing-masing perusahaan. Selanjutnya melakukan penilaian penerapan MMT pada Frida f m berdasarkan indikator fokus kepada pelanggan baik internal (karyawan Frida farm) maupun pelanggan eksternal. Penerapan manajemen mutu terpadu diiarapkan dapat memberikan peningkatan kinerja bagi perusahaan. Peningkatan kinerja ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu peningkatan efektivitas pada biaya produksi dan peningkatan pendapataan yang diperoleh. Oleh karena itu akan dilihat perubahan yang terjadi pada frida farm setelah fokus kepada manajemen mntu terpadu dengan menghitung analisis nsaha tani 5 komoditas unggulan 6ida farm yaitu selada kiting, horenso (bayam jepang), Zeffzice head, brgkoli dan pakcoy.
Gaya hidup sehat pada masyarakat saat ini mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian hams beratribut aman untuk dikonsumsi Vbod safety attributes),kandungan nutrsi tinggi (nutrionam attributes) dan mmah lingkungan (ecolabelling attributes).
C
+
Perusahaan membutuhkan kegiatan pengendalian mutu agar produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan konsumen bahkan melebihinya
4 Manajemen Mutu Terpadu
.........................................
I
4 Penerapan MMT pada Frida fann
Penilaian MMT pada Frida farm
Eengaruh MMT terhadap Kineqa Keuangan
Gambar 3. Diagram Alur Kerangka Pemikiran 0pe;asional
IV. METODE PENELITLAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian n organik Farida Penelitian akan dilakasanakan pada p e ~ ~ d m asayuran
Farm. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan mempertimbangkan bahwa Farida farm merupzkan salah satu perusahaan penghasilan sayuran organik yang memperhatikan pengendalian terhadap mutu dari produk yang d i h a s i i . Begitu pula dengan pemilihan nara sumber adalah yang ahli dalam bidangnya serta relevan dengan topik penelitian, selain itu dengan pertimbangan lain berupa kesediaan perusahaan untuk memberikan data yang diperlukan. Daerah y a ~ gdipilih sebagai tenpat penelitian adalah
Kecamatan
Lzmbang, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan tempat penelitian tersebut dengan ~ertimbanganbahwa daerah Lembang inerupakan salah aatu kawasan pengembangan sayuran organik Di Jawa &rat?. Waktu penelitian akan dilakukan pada minggu ke empat Juni sampai dengan minggu ke empat Juli 2009. 4.2
Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalci kuisioner dan wawancara langsung dengan para responden yaitu pimpinan dan pegawai perusahaan mengenai hal-ha1 yang berhubungan dengan bidang yang diteliti. Sedangikan data sekunder diperoleh dari internal perusahan, instansi terkait meliputi Balai Penelitian sayuran (BALITSA), Departemen Pertanian Kabupaten Banciung Barat dan Jawa Barat, dan Kecamatan Lembang serta Keluiian Cibodas. Selain itu data s e h d e r juga diperoleh dari penelusuran kepustakaan, internet dan literatur lain yang berhubungan dengan penelitian.
9
D i e n H o m t u r a . 2008. Membangun Hortikultura Berdasarkan Enam Pilar Pengembangan.
htrp:l/www.hortikUltura.deptan.go.id. [30 Mei 20091
4.3
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui metode pengamatan
langsung (observasi), wawancara dan juga dengan menggunakan kuesioner. Penentuan responden dilakukan secara non probability yakni menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling dilakukan karma responden yang akan dijadikan objek penelitian telah ditentukan oleh penulis yalcni pemilik perusahaan, manajer operasional, manajer keuangan, manajer kebun, manajer divisi budidaya, karyawan, dan pemasok. Data sekunder mengenai gambaran m u m perusahaan meliputi sejarah berdirinya Farida farm, Visi, Misi dan tujuan, jenis produk, proses produksi dan pemasaran, laporan keuangan berupa time series, dan pengendalian mutu. Datadata tersebut diperoleh dari data yang dimiliki oleh perusahaan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan a.
Desk Study, yaitu mengumpulkan berbagai literatur dan data-data sekunder terkait dengan penelitian ini, baik dari laporan-laporan, h a i l penelitian, artikel, surat kabar maupun h a i l survey yang telah diiakukan sebelumnya.
b.
Observasi yaitu digunakan sebagai pelengkap untuk mengetahui kondisi dan situasi lokasi penelitian
c.
Interview yaitu untuk memperoleh informasi secara terhdis dari responden yang sesuai dengan tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden maupun pihak terkait untuk me~caridata yang belum terjawab dalarn kuisioner yang nasih diragukan.
4.4
Metode Pengambiian Sampel Dalam penelitian ini ada bagian yang ditelusuri dengan menggunakan
kuisioner tertutup, yaitu pada saat melakukan survey komitmkn halitas yang
diiakan oleh para karyawan dengan adanya penerapan MMT pada Frida farm. Metode pengarnbilan sampel yang digunakan yaitu : 1. Untuk menentukan sampel dari survey kualitas pekeja digunakan teknik judgment sampling. D a l m 'metode ini sampel dipilih berdasarkan penilaian
peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.
Pemilihan Responden dalam penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa informasi dapat terkumpul dari surnber yang tepat diantara responden yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Untuk audit internal responden adalah karyawan pada setiap level dalam p e ~ ~ & a a nSedangkan . untuk data eksternal, responden adalah pihak-pihak yang terkait seperti pihak Balai Penelitian sayuran (BALITSA), Departemen Pertanian Kabupaten Bandung Barat
dan Jawa B a a Kantor Kecamatan Lembang serta Kantor Kelurahan Cibodas 4.5
Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam metode ilmiah,
karena dapat memberikan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 2003). Analisis data dilakukan agar data yang diperoleh lebii sederhana dan rapi schingga dalam penyajiannya nanti memudahkan untuk kemudian dianalisis. Sesuai dengan pernasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari penelitian adalah : data primer, data sekunder, dan informasi pendukung lainnya yang akan diolah secara semimanual (menggunakan program Microsofl Excel: dan dianalisa dengan menggunakan :
1.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari analisis ini adalah unluk memb-uat deskripsi, gambaran dan lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-f*
sifat-sifat serta hubungac antar fenomena yang
diselidiki (Nazir,2003) Analisis des!aiptif ini dipiakan urituk melakukan survey komitmen k~ditasyang dkasakan oleh para karyawan dengan adanya penerapan MMT pada Frida farm Dalam metode ini data disusun &dam bentuk tabulasi clan hasilnya diuraikan secara deskriptif. Pada penelitian ini meng@an
analisis median
(nilai tengah yang diurutkan) terhadap jawaban-jawaban responden. Jawaban responden &an diberi nilai (dhtifikasiian). Pada Tabel 5 dapat d i l h t indikatorjawaban dari pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.
Tabel 5. Indikator Jawaban Kuesioner LNDIKATOR JAWABAN RESPONDEN
Skor (option)
Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup Baik
2
Tidak Baik
1
Indikator jawaban pada Tabel 5 digunakan dengan harapan &an mempermudah responden dalan; memilih jawaban yang tepat dan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, sehingga akan memberikan hasil yang sangat bermanfaat bagi penelitian ini.
2.
Analisis Pendapatan Usahatani Farida Farm Analisis pendapatan usahatani Farida farm dilakukan dengan melihat
kondisi pendapatan usahatani setelah Frida farm mulai fokus kepada manajemen mutu tsrpad.~. Soeharjo dan Patong (1973), menyatakan bahwa pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan yang diperoleh dari kegiatan usahataninya dan biaya yang diieluarkan untuk kegiatan usahataninya. Dalam peaelitian ini dihitung analisis usahatani 5 komoditas unggdan Frida farm yaitu selada kriting, horenso (bayam jepang), lettuce head, brokoli d m pakcoy. Perhitungan penerimaan usahatani sayuran organik ini merupakan hasil perkalian antara jumlah output yang dihasilkan dan harga jual, s e e m matematik dapat dirurnuskan sebagai beriht : TR= Y, . pyi Cimana :
T
= Total Penei-imaan sayuran orgarjk (Rp)
Y
= Produksi
PY
= Harga (RpflCg)
(kg)
Perhitungan Biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani sayuran organik (biaya usahatani) akan dianalisis melalui perhitungan biaya yaitu seiisih
antara jumlah input yang digunakan dengan harga input yang berlaku. Secara matematik perhitungan biaya dapat d i i u s k a n : TCi
=
T Pn
Dimana : TC
= Total Biaya (Rp)
X
= Input yang digunakan dalam usaha sayuran organik (Satuan)
Px
= Harga input yang digdnakan dalam usaha sayuran organik (Rplsatuan)
Input yang digullakan dalam usahatani Farida farm terdii ciari input tetap dan input variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi. Perusahaan hams tetap menibayarnya berapapun jumlah komoditi yang dihasilkan dalam kegiatan usahataninya Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah begantung dari jumlah produksi yang dihasilkan.
Tabel 6. Perincian Biaya Usahatani Sayuran Organik pada Frida Farm
Tahap selanjutnys setelah perhitugan besarnya penerimam dan total biaya adalah analisis tingkat pendapatan. Dije!askan dzlam S o e h i w i (1986) bahwa pendapstan usahatani mempakan selisih antara penerimaan d a i ~biaya Secara matematik dapat dirumuskan :
n = T R - TC = ( P q x Q)-(TFC+TVC)
Dimana : TR
= Penerimaan (Rp)
TC
= Biaya total
TFC
= Biaya dari input tetap (Rp)
TVC
= Biaya dari input variabel (Rp)
Pq
= H a w (RpflCg)
Q
= Jumlah(kg)
(Rp)
Kriteria yang digunakan dalarn analisis usahatani yaitu : :Usaha yang dilakukan memberikan keuutungan TR > TC TR < TC
:Usaha yang dilakukan memberikan kerugian
TR = TC
: Usaha yang dilakukan impas
V. DESKRWSI KEGIATAN USAHA FRIDA FARM
5.1
Sejarab dan Perkembangan Frida Farm Frida farm d i d i i pada tahun 2005 oleh Mr. Tom yang merupakan
warga negara Denmark, dan Ibu Frida. Lokasi permahaan terletak di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat di atas lahan seluas 3.5 ha. Perusahaan memulai usahanya dalam bidang sayuran konvensional. Jenis sayuran yang dibudidayakan pada saat awal berdii adalah sayuran lokal. Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, maka sejak tahun 2008 Frida farm mulai beralih untuk membudidayakan sayuran organik. Hal ini dikarenakan perusahaan melihat ada peluang yang cukup 3esar dalam bisnis sayuran organik, lalu kemudian hal ini sejalan dengm visi penwhaan yaitu ingin menjadi yang terdepan karena pada saat ini belum banyak perusahaan yang membudidayakan sayuran organik. Namun perusahaan tetap memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap sayuran konvensional, yaitu dengan cara melakukan kerjasama dengan petani mitra. Hal ini dilakukan agar perusahaan tetap mampu menjaga kualitas produk. Pada awal berdirinya perusahaan kesulitan uniuk memasarkan produknya kepada pelanggan, hal ini dikarenakan konsumen sayuran organik berasal dari kalangan menengah ke atas sehingga mereka sangat selektif dalam memilih produk yang akan dikonsumsinya. Kemudian masalah yang diidapi Frida farm adalah biaya produlsi sayuran organik ini lebih tinggi daripada sayuran konvensional. Rendahnya mutu produk yang dihasilkan karena k w g n y a manajemen dalam pengendalian milty oleh karena itu perusahaan mulai fokus kepada manajemen mutu agar mampu menghasilkan prod& yang berkualitas. Saat ini perusahaan telah mampu memperluas usahanya, yaitu dengan mengusahakan sayuran eksklusif dan beberapa sayuran jepang organik yang diminati oleh para pelanggan. Pelanggan dari Frida f m terdiri dari beberapa toko reiail modern seperti Sogo, Carefour, dan Rans Market, serta beberapa restoran dan hotel di daerah Jakarta. Label prodnk untuk sayuran konvensional adalah
"Frida Agro", sedangkan label produk untuk sayuran organik adalah "Frida Organik". Selain usaha budidaya sayuran, memproses, dan memasarkan sayuran ke pelanggan secara langsung, pemsahaan juga melakukan perluasan di bidang agrowisata. Sehingga pada setiap akhir pekan banyak para tarnu yang berkunjung menikmati suasana yang ditawarkan oleh perusahaan. Namun misi lain yang ingin di capai oleh perusahaan adalah, memberikan garansi kepada para pelanggan bahwa sayuran yang di produksi oleh Frida farm adalah sayuran organik. Tujuan didirikannya Frida farm adalah : 1. Membuka dan memperluas lapangan kerja. 2.
Meningkatkan perturnbuhan bisnis dan memperluas usaha.
.
Mencapai keuntungan yang setinggi mungkin.
4. Mempertahankan kelangsungan hidup usaha sayuran umumnya dan organik pada khsusunya.
5.2
Struktur Organisasi Frida Farm
Frida farm mempakan pen~sahaanperseorangan, ha1 ini dipilih karena kepraktisannya dan mudah untuk mengakomodi seluruh aktifitas pemsahaan. Walaupun bectuknya perusahaan perseorangan, namun saat ini frida farm mampu mengelola clan mengkoordinasi sekitar 25 orang karyawan produksi dan l7orang karyawan pada bagian pasca panen. Untuk itu perusahaan membentuk struktur organisasi yang bertajuan untuk mernpermudah dalam proses koordinasi dan menjalankan
perusahaan
dalam
pencapaian
visi
dan
misi
serta
profesiondismesnya. Kemudian dibentuknya s & h organisasi ini adalah agar karyawan bekerja sesuai dengan kemzmpm
di bidarig mereka masing-masing
d m dianggap sebagai pe!anggan internal diiana setiap karyawan pada setiap divisi mempunyai wewehang mengenai hal yang dibutuhkan pada proses p r o d h i namun mereka mempuyai kewajibm pula untuk m e n g h a s i b output yang terbaik dari div<si mereka masing-masing, hal ini sesuai dengan prinsip manajemen mutu terpadu. Bentuk struktur organisasi yang diterapkan pada Frida
farm dapat dilihat pada Gambar 4.
Pemilik Perusahaan
+ Manajer Operasional
ezl Karyawan
Gambar 4. Struktur Org+sasi Frida Farm
Bentuk s t d t w organisasi yang diterapkan oleh Frida farm adalah organisasi berdasarkan fungsi (organisasi fungsiorial). Organiasi fungsional ditandai adanya departementalisasi atau divisional dengan menggabungkan semua orang yang terlibat dalarn satu kegiatan unit terkait menjadi satu bagian. Tipe struktur organisasi ini banyak digunakan oleh perusahaan kecil clan perusahaan yang sedang tumbuh di mana lini produknya masih kecil (Stoner, 1994). Manajemen Frida fam dipimpin oleh pemilik perusahaan yang secara kewenangan bertugas mengelola perusahaan secara umum dan menentukan rencana strategis perusahaan ke depan. Pernilik dalam kegiatannya dibmtu oleh seorang manajer opcrasional yang bertugas sebagai perluasan wewenang dari pemilik. Jadi manajer operasional bertugas untuk mengevaluasi dan member arahan kepada seluruh karyawan tentang sistem, perencaman, dan kebijakan perusahaan yang dijalankan, serta menjaga asset-aset pemahaan. Tugas lainnya melaksanakan lintas fungsional dan pengenddian operasional perusahaan secara
Maaajer budidaya atau yang disebut oleh pemilik perusahaan dengan istilah supervisor kebun bertugas untuk mengawasi seluruh kegiatan budidaya sayuran organik yang dilakukan oleh perusahaan. Mulai dari persemaian pembibitan, persiapan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen. Supervisor kebun harus selalu mengawasi langsung kegiatan budidaya, ha1 ini dilakukan agar seluruh kegiatan budidaya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu supervisor kebun bertugas pula untuk menjaga alat-alat produksi agar umur ekonomis alat-alat tersebut menjadi lebih lama. Sebagai pelanggan internal divisi budidaya mempunyai hak untuk memperoleh i ~ p u yang t berkualitas baik untuk digunakan dalam proses budidaya ini, kemudian kswajiba divisi budidaya ini adalah menghasilkan sayuran organik yang berkualitas tinggi dengan standarstandar mutu yang telah ditetaph- oleh perusahaan. Kemudian apabila tejadi masalah pada produksi, maka dilakukan pencatatan dan masllkan kepada perusahaan. Hal ini untuk menjadi evaluasi, agar masalah yang tejadi tidak muncul kembali pada waktu yang akan datang. Semua pengelolaan terhadap kegiatan administrasi dan keuacgan dilakukan oleh manajer keuangan. Tugas pokok dari manajer keuangan adalah menangani kegiatan keuangan sehari-hari serta administrasi p e r u s a h , termasuk mencatat semua jumlah pembelian dan penjualan sayuran dalam laporan pembelian dan penjualan. Tugas lainnya adalah membuat lapomn keuangan pemsahaan termasuk laporan laba rugi, pemasukan dan pengeluaran uang. Selain itu manajer keuangan juga bertugas untuk mencatat adrhistrasi dari pegawai, serta menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Manajer pemasaran memiliki wewenang untuk melakukan riset pasar, rencana pemasaran, pengelolaan dan p e m e l i h a i i pasat dan penjualan, dan operasional distribusi. Manajer pemasaran mempunyai kewajiban agar produk yring berasal dari kebun maupun petani mitra mampu di olah (proses pasca panen) agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dalam operasionalnya, manajer pemasaran dibantu oleh staf ~perasionaldan staf pengembangan usaha. Staf operasional pemasaran melakukan kegiatan dalam penjualan harian dan pengaturan distribusi, sedangkan staf pengembangan usaha bertugas dalam ha1
membina hubungan dengan pelanggan, promosi dan komunikasi pemasaran, dan berusaha menjaring pelanggan baru. 5.3
Sumberdaya Perusahaan Kegiatan produksi membutuhkan berbagai macam sarana produksi atau
barang input atau biasa disebut dengan sumberdaya. Sumberdaya Frida fam digolongkan menjadi : sumber daya dam atau fisik (natural resources), sumberdaya manusia (labour resources) dan sumberdaya modal (capital
resources). Dalam kegiatan bisnisnya, perusahaari menggunakan ketiga sumberdaya tersebut dalam kombinasi jumlah dan kualitas tertentu a. Sumberdaya fisik Sumberdaya fisik yang d i i l i k i oleh Frida farm terdiri dari sumberdaya lahan dan sarana serta prasarana pendukung. Sumberdaya fisik yang txdapat pada Frida farm dapat diliha?pada Tabel 7. Tabel 7. Sumberdaya Fisik pada Frida Farm Tahun 2009 No 1
Sumberdaya Alamlfisik Kantor dan Lahan Produksi
35.000
2
Gudang Pemasaran
5.000
Jumlah
Luas (m2)
-
40.000
Sumber : Frida Farm 2009 Pada tabel 7dapat diiiat bahwa Frida farm mempunyai sarana yang menunjang bagi kegiatan usahanya sehari-hari yaitu kantor dan lahan produksi seluas 3.5 Ha. Lahan produksi ini adalah lahan dalam pembudidayaan sayuran organik yang dilakukan oleh Frida farm. Sumberdaya lain yang d i i i k i oleh perusaham addab gudang pemasaran yang berfungsi daiam kegiatan p w a panen perudaan, mulai dari penyortitan hingga proses labelisasi kernasan. Sumberdaya fisik lainnya adalah sarana dan prasaran produksi di kebun produksi yang terdii dari alat-aiat pertanian seperti cangkul, arit, pisau, dll, serta sarana penunjang kebutuhan di gudang pemasaran seperti mobil pick up, timbangan duduk, keranjang panen, gunting,
hand wrapper, tempat sortasi,
timbangan kecil dan besar, stapler, dan saxma penunjang lainnya. Perawatan
sumberdaya fisik ini merupakan tanggung jawab seluruh karyawan, kerusakan salah satu alat maka akan mengganggu proses produksi. Seluruh karyawan Frida farm sudah menyadari hal ini sepenuhnya, sehingga dari hasil penelitian di
lapangan sumberdaya fisik yang dimiliki oleh Frida farm terpelihara dengan baik dan ditata dengan rapih dalarn gudang penyimpanan alat. b. Sumberdaya Manusia Perusahaan menganggap karyawan adalah met berharga yang diiiliki. Sehingga Frida farm berusaha menjalin komunikasi dua arah yang baik dengan
para !eryawan. H d ini dilakukan agar karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan. Komunikasi yang baik berusaha dilakukan oleh Frida farm, agar perusahaad memahami keinginan para pekerja dan pekerja pula memahami keinginan yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu menghasilkan produk sayuran yang berkualitas baik. Perusahaan dalam waktu 2 minggu sekali mengadakan acara makan siang bareng dikebun, hal iN dilakukm sebagai tempat bagi pekerja menyampaikan halhal yang terjadi dalam kegiatan produksi. Bila terjadi masalah, maka p e d a a n dapat bersama melakukan tindakan preventif. Semua masukan dari pekerja dicatat oleh perusahaan, untuk kemudian dijadikan bahan evaluasi. Sumberdaya manusia yang dipakai oleh perusdman terdiri dari tenaga kerja inti dan tenaga kerja harian. Upah tenaga kerja inti dibayarkan setiap satu bulan sekali, sedangkan tenaga kerja harian dibayarkan setiap hari, besmya upah yang di bayar kepada tenaga harian berbeda antar sah? dengan yang Iainnya tergmtung dari jeNs pekerjannya. D a f k su5erclaya manusia pada Frida farm dapat diliiat pada Tabel 8.
Tabel 8. Sumberdaya Manusia di Pe~SahaanFrida Farm Tahun 2009 No 1
Bagian
Pendidikan
Keterangan
Jumlah (orang)
Top Mznagement
- Direktur Utama - Manajer opersional
SE
1
2
Divisi Keuangan
SMA
1
3
Divisi Budidaya
Pemilik peluS?IhaaII
3
I
Sumber : Frida Farm 2009 Dari Tabel 8 Diketahui jumlah sumberdaya manusia yang ada di Frida
farm berjumlah 47 orang, terdiri dari karyawan top manajemen sebanyak 6 orang dan pekerja baik itu divisi budidaya dan pemasaran sebanyak 37 orang. Pendidikan yang diiiliki oleh setiap orang dirasakan sudah cukup proporsional dan menmjang untuk menjalankan setiap tngasnya. Pekerja pada Frida farm merxpakan kelompok pekerja y a n g m e d i rentang keterampilan teknis yang seragam dan terbatas. Kelompok pekerja perusahaan sama seperti kelompok buruh tani sewa. Setiap pekerja harian bertanggung jawab pada penganggung jawab dari masing-masing divisi. Tingkat mur pekerja didoniinasi oleh pekerja benunur antara 30-45 tahun dengan tingkat peagalaman kerja Iebih dari 10 tahun &Itingkat pendidikan yar.g antara SD-SMP.
c.
Sumberdaya Modal Sumberdaya modal yang diperlukan adalah modal tetap yaitu kantor dan
lahan produksi, gudang pemasaran, s a m a dan prasarana pendukung. Sedangkan modal lancar berupa benih, pupuk, obat-obatan, bahan bakar, dan bahan penunjang lainnya Modal perusahaan berasal dari modal pribadi pemilik.
I
Penambahan modal berasal dari laba ditahan, walaupun dengan cara ini pertumbuhan usaha dirasakan lebih lambat jika dibadigkan dengan menambah modal dengan pemilik saham baru atau kedit. Narnun modal sendiri bagi pemsahaan dapat memberikan control yang maksimum dan mengurangi resiko akibat penarnbahan dana dari luar. Namun untuk beberapa kondisi bila terjadi kekurangan modal yang mendesak, pemilik perusahaan mempertimbangkan menggunakan altematif kredit yang kecil dari bank. 5.4
Visi dan Misi Frida farm mengangap visi clan misi perusahaan merupakan pemandu dari
setiap tindakan yang akan di ambil pada masa depan yang akan membuat perusaaan memiliki jati diri yang khas dan sekaligus membedakanya dari organisasi lain yang bergerak dalam industri sejenis. Sebagai salah satu perusahaan yang sedang berkembang, Frida farm mempunyai visi clan misi yang jelas sebagai pemsahaan modem dan mampu bersakg dalam era globalisasi. Visi
dari Frida farm adalah mampu menjadi pemimpin dalam bidang khusunya dalam usaha sayuran organik, dengan menggunakan teknologi tepat guna sehingga mampu mensejahterakan masyarakat pertanian pada umumnya serta fidsusnya masyarakat daerah sekitar perusahaan. Sedangkan misi dari Frida farm adalah :
1. Mampu menghasilkan sayuran dengan kualitas dan konlinuitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar 2.
Selalu meningkatkan kepuasaan pelanggan, kualitas Sumber Daya Manusia, dan selalu senmtiasa meningkatkan kualitas produk.
3.
Mampu bekerja sama dengaa lembaga-lembaga terkait u n e . dapat menghasilkan teknologi tepat guna bagi dunia agribisnis dan sayuran organik pada umumnya.
5.5
Core Brrsiness Aktifitas bisnis Frida farm terdiri 1 subsistem usaha yaitu budidaya
sayuran organik. Langkah awal dalam pengelolaan produksi adalah merencanakan produksi pada yang pokoknya berisi mengenai apa dan berapa harus diproduksi
dan menentukan bagaimana teknik budidaya yang akan digunakan. Prinsipnya, setiap produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan dirancang agar sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen di pasar. Hanya dengan cara ini maka produksi yang dihasilkan dapat bersaing di pasar dan hal ini mengisyaratkan bahwa rancangan suatu produk secara berkala hams ditinjau kembali dan di sesuaikan dengan kebutuhan pasar. Kegiatan produksi yang dilakukan adalah persiapan lahan, pengolahan lahan, persemaian lahan, persemaian benih, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen.
5.6
Faktor Kunei Sukses (KqSuccess Factor) Faktor kunci sukses suatu usaha adalah atribut yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dari perusahaan. Atribut kunci sukses yang dimiliki oleh Frida
farm ditunjang dengan penerapan manajemen mutu pada perusahaan. Atributtaribut tersebut adalah : 1. Kemampuan untuk menjalin kejasama dengan pemasok, serta mampu melaMan perencanaan yang baik. 2.
Kemampuan untuk melakukan inovasi dan efisiensi produksi
3.
Kemampuan untuk menjalin kejasama dengan pelanggan, mengbasilkan produk yang berkualitas, membangun jaringan kemitraan yang baik, dan memberikan service quality yang baik.
5.7
Pasar dan Penjualan Frida farm melakukan kegiatan usaha supply sayuuran secara langsung ke
beberapa supermarket, restoran, dan hotel di daerah Jakarta dan sekitarnya. Pemahaan berupaya menjalin kejasama yang baik dengan para pelanggan, hal
ini dilakukan agar terjadi kontinuitas kejasama yang terjadi. Service quality yang dilakukan oleh Frida farm selain produk sayuran organik yang berkualitas tinggi, adalah dalam proses distribusi membawa cadangan sayuran organik yang dipesan oleh pelanggan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan dalam proses
Seiring dengan berjalannya usaha dari Frida farm, pelanggan yang dimiliki semakin bertambah. Hal ini dikarenakan pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Frida farm, baik itu produknya yang berkualitas tinggi dan mampu diterima oleh konsumen, dan juga Frida farm selalu berupaya membina hubungan baik dengan para pelanggan tersebut. Daftar pelanggan Frida farm dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Daftar Pelanggan Frida Farm Tahun 2009 No
Nama Pelanggan
1
Daerah
Sogo
Kelapa Gadiig, Senayan, Hotel Indonesia, Saibu, Pondok Indah Mall. Kelapa Gadiig 1 & 2, Fatmawati, Pluit, Gajah mada, Grand
Total Buah
2
vil, Slipi.
I
I
I
6
1 RansMarket
1
I Kelapa gadiig, Pondok indah mall, Cempaka putih. I
Jakarta
Hotel Grand Indonesia I
1 Group G a d Palace
I
I Jakarta Cimahi
Pasar Andii
113
12
I
Kemang
I
8
9
Cempaka Putih
Duta Palem
5
(I Tamara Market
I
I
I
Sipi, Serpong 1
Sumber : Bagian Pemasaran Frida Farm, 2009 Dzpat dilihat dari Tabel 9 bahwa pelanggan dari Frida farm berasal dari beberapa Supermarket, Restoran, dan Hotel. Pelanggan dari Frida farm tersebut sangat memperhatikan kualitas dari prod& yang akan mereka pesan, oleh k a n a itu perusahaan hams mengetahui kebutuhan dari para pelanggan tersebut. Untuk
mengatasinya Frida farm melalui divisi pemasaran melakukan pengenalan kebutuhan mengenai produk apa yang diindinkan dan diserap oleh pasar dalam
jurnlah yang cukup dan mendatangkan laba. Hasil dari informasi pasar ini kemudian dijadikan pedoman untuk menentukan produk sayuran apa saja yang harus disediakan baik dari produksi sendiri melalui kerjasama dengan divisi budidaya, maupun dengan membeli dari petani mitra.
VI. PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA FRlDA
FARM
Frida farm merupakan salah satu perusahaan yang konsep manajemen mutunya terbentuk berdasarkan proses pengalaman dan kompetensi perusahaan dalam bisnis usahatani sayuran organik. Belajar dari pihak-pihak eksternal dan berbagi pengalaman denga rekan bisnis merrlpakan proses pembelajaran dalam mengembangkan sistem manajemen mutu. Namun sampai saat ini perusahaan belum merumuskan rumusan yang
baku dari sistem manajemen mutu perusahaan. Frida farm mengkliam bahwa, pemahaan memiliki manajemen mutu dalam menjamin produk dan layanan perusahaan yang terlah berjalan selama ini dan hasilnya dirasakan pelanggan perusahaan. Pihak manajemen hanya me~erapkankonsep manajernen mutunya pada praktek operasional perusahaan tanpa perlu dirumuskan. Setiap pemahaan dalam menyusun atau membangun model sistem manajemen mutu organisasi mengikuti karakteristik manajemen dan bentuk perusahaan. Oleh karena itu model sistem manrrjemen mutrl dari satu perusahaan dengan p e ~ ~ d x ciapat a n berbeda, namun prinsip dasar dari konsep Mh4T sama. 6.1
Manajemen Mutu Terpadu Fnda Farm Secara sederhana dengan mengikuti rujukan konsep MMT dari beberapa
literatur dan contoh beberapa pemsahaan yaag telab mengaplikasikan secara baik, penulis dapat memuskan konsep MMT pada Frids f m yang dapat dilihat paila Gambar 5. 6.1.1
Filosofi Frida Farm Filosofi Frida farm merupakan prinsip mutu yang dianut oleh manajemen
dan perusahaan secara keseluruhan. Ada dua filosofi mutu yang paling utama yang dijalankan Frida farm yaitu :
1.
Hargai setiap orang Filosofi ini merupakan prinsip mutu yang menghargai setiap orang. Dengan
bertolak pada prinsip mutu ini, perusahaan merumuskan visi, rnisi dan kebijakan perusahaan yang berlandaskan kepada kepentingan pelanggannya. Baik itu pelanggan internal (karyawan) maupun pelanggan ekstemal. Prinsip mutu menghargai setiap orang menjadikan Frida farm mempercleh kepercayaan clan nilai lebih dari setiap orang. Sikap menghargai pada pelanggan internal (karyawan) yang coba dilakukan oleh Frida farm adalah dengan memberikan batasan yang jeias mengenai hak dan kewajiban dari masing-masing karyawan. Perusahaan berupaya membangun komunikasi dua arah yang t e r j d i dengan baik antara karyawan dengan atasan. Perusahaan memhamai kebutuhan dari karyawan, dan juga karyawan harus berupaya memenuhi target yang telah ditetapkm oleh perusahaan. Jika karyawan bekerja dengan baik dan memenuhi target maks perusahaan tidak ragu untd: memberikan reward bagi karyawan tersebut. Kemudian sikap menghargai pada pelanggan ekstemal adalah dengan selalu menjalin komunikasi yang baik dengan para pelanggan Frida farm. Perusahaan berupaya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan tersebut, clan juga mengetahui keinginan dari para pelanggaan tersebut. K o m d a s i yang baik ini diharapkan dapat memberikan alur informasi baik itu dari Frida farm kepada pelanggan maupun sebaliknya, alur informasi yang terjadi dapat bempa informasi harga sayumn terbaru dan juga mengenai jenis sayuran yang saat ini permintaannya tinggi di pasar. Kemudian Frida farm berupaya untuk mendistribusikan produk yang dipesan oleh pelanggan sesuai tepat waktu d m kuantitas yang dipesan. Dan yang terakhir adalah dengan tetap selalu menjaga
kualitas produk dalam hal ini adalah sayuran o r g a d yang berkualitas h g g i dm sesuai dengan keinginan dari para pelanggan tersebut. Selain dengan para pelanggan, Frida farm berupaya untuk menjalin komunikasi yang baik dengan para pemasok. Hal ini szngat penting, karem input merupakan komponen penling
dalam kegiatan produksi Frida farm.
FILOSOFI FFUDA FARM
1. Hargai Setiap orang.
Peningkatan Hari demi Hari (Kaizen).
2.
1. Kepemimpinan
PERALATAN
2.
Pengalaman
3.
Jaringan Bisnis
4.
Ilmu Pengetahuan dan Kajian rmiah
5.
Saranadan Prasarana
(Tooh)
1. Jaminan Mutu
Gambar 5. Bagan Manajemen Mutu Terpadu Frida Farm 2.
Peningkatan Hari derni Hari (Kaizen) Filosofi yang kedua ini merupakan prinsip mutu kaizen Frida f m . Kaizen
merupakan prinsip mutu Jepang yang berdasarkan pada perbaikan terns-menerus.
Hal ini memberikan prinsip yang kuat bagi manajemen untuk terus meningkatkan kiaerjaziya hari dsmi hari. Prinsip ini menjadi filosofi mutu dari Frida farm, karena Frida farm selalu ingin menjadi lebii baik dan lebih baik lagi pada setiap
harinya. Perbaikan yang dilakukan secwd menyeluruh pada keseluruhan proses, baik itu pada proses produksi, panen, pasca panen dan juga pada sistem
Frida farm dalam keseluphn proses produksi selalu membuat catatan mengenai keselu-uhan kegiatan yang terjadi. Sehingga ha1 ini dzpat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan untuk dapat melakukan perbaikan di kemudiian
hari. Jika proses produksi sudah berjalan dengau baik maka hal ini coba dipertahankan atau malau lebih ditingkatkan lagi, dan jika terjadi masalah atau kendala dalam proses produksi maka akan dicari akar penyebab timbulnya masalah atau kendala tersebut sehingga diharapkan hal tersebut tidak terjadi lagi diemudian hari.
6.1.2 Peralataan (tools) Peralataan (tools) mutu merupakan alat ataupun cara yang digunakan perusahaan untuk menjalankan filosofi mutu pemsahaan. Ada beberapa cara yang digunakan oleh Frida farm untuk menjalankan filosofi mutunya, diantaranya adalah :
1.
Kepemimpinan mutu Kepemimpban Mutu yang dijalankan pimpinan dan manajemen Frida
farm. Kepemimpinm mutu memberikan pola keteladanan bagi pemsahaan dalam menjalankan filosofi mutu. Pemilii Frida farm mempunyai keyakinan bahwa para karyawan akan meniru apa y&g dilakukan oleh para atasannya. Sehingga Mr. Tom sebagai 2emilik dari Frida farm memberikan contoh teladan yang baik bagi para karyawannya. Teiadan yang diberikan oleh Mr. Tom adaIah sikap kerja untuk mencapai sesuatu. Sebelum para karyawan tiba di kebun, maka beliau sudah lebih siap terlebih dahulu. Kemudian beliau juga dalam proses budidaya langsung terjun ke kebun dan memberikan koreksi atau teguran h g i para karyawan jika salah dalam pekerjaannya. Hal ini didukung oleh pengetahuan bertar;i yang dimiliki oleh h4r.Tom. sebagai pemilik pemsahaan, Mr. Tom tidak hanys Oim di !cantor saja, tetapi beliau juga ikut turun langsmg ke lapang baik itu pada proses budidsya, maupurn pascs panen. Hal bi dilakukan selain untuk sebagai bentuk pengawasan dan juga untuk menjalin silaturahmi yang baik dengan para karyawan.
2.
Pengalaman dan kompetensi perusahaan Pengalaman dan kompetensi perusahaan yang selama ini dijalankan
diharapkan dapat memberi p e l a j m bagi karyawan untuk bahan perbaikan mutu
proses pemsahaan. Berdasarkan pengalaman bertani Frida farm
dan sesuai
dengan filosofi mutu yaitu Kaizen, maka Frida farm berupaya untuk melakukan perbaikan mutu secara terus menerus. Sehingga perusahaan akan selalu mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik dan sesuai dengvl keinginan dari para pelanggan 3.
Jaringan bisnis yang dirniliki Frida farm merupakan kekuatan utama
sebagai sarana !uar perusahaan untuk membantu meningkatkan kinerjanya. Frida
f m bempaya untuk menjalin kornunikasi yang baik dengan para pelanggan maupun pemasok. Komunikasi yang baik Lai dapst memberikan keuntungan bagi Frida farm, karena perusahaan dapat bertukar informasi mengenai harga yang terjadi di pasar dan juga produk sayuran apa saja yang permintaannya sedang tinggi. Kemudian kornunikasi dengan para pernasok coba dijalin oleh perusaham ,!arena input merupaican salah satu komponen penting dalarr kegiatan produksi Frida farm. Jaringan bisnis ymg kuat akan memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk ~~emperolehinput yang berkualitas baik dan terjaga kontinuitasnya, dan juga m e m b e h kemudahan dalam hal memasarkan produk perusahaan. 4.
Ilmu pengetahuan dan ~ a j i a nilmiah merupakan tradisi pertanian Frida
farm yang selama ini mampu membangun reputasi pemsahaan sebagai penghasil
komoditas sayuran organik yang an~rkualitas tinggi. Ilmu pengetahuan dan kajian
ilmiah merupakan hasil catatan yang dimiliki oleh Frida farm mengenai proses produksi yang seiaiis ini berjalan. Hal ini diharapkan menjadikan perusahaan cepat tanggap terhadap perubahan teknologi yang terjadi. Perubahan teknologi yang terjadi adalah teknologi dalam proses budidays dan juga teknologi dalam proses pasca panen.
5.
Sarana dan Prasarvla untuk keiancaran d m kenyamanan kerja Pemilik
Frida farm bempaya untuk menyediakan kelengkapan sarana produksi dalam kegiatan produksi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pekerjaan para karyawan. Dan juga untuk ~eningkatkanproduktivitas. Kenyamanan dalam bekerja merupakan hal yang untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Kenyamanan kerja yang diciptakan oleh Frida farm adalah menghargai pekejaan
yang telah dilakukan para karyawan dan mendengarkan aspirasi dari para karyawan tersebut.
6.1.3 Aktivitas Terdapat beberapa aktivitas mutu yang dijalankan perusahaan untuk menjalankan filosofi mutunya dengan menggunakan peralatan mutu yang dimiliki oleh perusahaan.
6.1.3.1 Jaminan Mutu Selma ini Frida farm selalu berupaya memberikan jaminan mutu kepada para pelanggan dan konsumennya. Jaminan mutu ini dapat diaudit langsung oleh konsqmen agar setiap konsumen yang menggunakan produk Frida farm tidak kecewa. Terdapat beberapa tahap dalm proses memberi jaminan mutu kepada para pelanggan yang dijalankan oleh Frida farm, yaitu : 1. Perencanaan mutu
Aktivitas perencanaan mutu ini ditujukan untuk mengidentifikasi peisyaratan mutu yang diinginkan o!eh
pelanggan clan juga bagaimana
menghasilkannya. Umumnya pada tahap ini manajer operasional d m pemilik Frida farm akan mencarinya melalui pembelajaran langsung ke konsumen, petani dan beberapa ahli produksi komoditas tersebut. Setelah itu manajer produksi akan mencoba mengaplikasikannya di beberapa b!ok lahan pemsahaan. 2. Penyusunan Aktifitas Kerja
Penyusunan ini dilakukan untuk mengembangkan aktivitas kerja y a g penting untuk menghasilkan mutu secara efektif dan efisien. Agar efektif perusahaan selalu menyusun kerja berdasarkan stank bertani yang telah dikuasai perusahaan. Sedangkan untuk mencapai efisiensi dan perbaikan proses, Frida farm melakukan riset teknis lapangan uotuk menentukan tekdc yang paling unggul.
3. Pengendalian dan Pengujian Pengendalian dan pengujian dilakukan untuk meminimalkan setiap komoditas yang cacat (tidak sesuai) masuk ke dalam tahap proses selanjutnya. Pengendalian mutu dalam usahatai yang dilakukan Frida farm diiulai dari lahan sampai pasca panen.
Pengendalian mutu yang dilakukan oleh F r i k farm
merupakan sutau rangkaian kegiatan yang saling terkait dan terpadu, yvlg bertujuan untuk mendapatkan produk akhir yang baik dan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan atau sesuai dengan keinginan pelanggan (konsumen). Teknik pengendalian mutu yang diterapkan Frida farm terbagi menjadi pengendalian mutu di bagian produksi, pengendalian mutu di bagian penanganan, dan pengendalian mutu di bagian distribusi. a.
Pengendalian Mutu di Bagian Produksi Kegiatan produksi sayuran organik yang dilakukan oleh Frida farm
sedapat mungkin dilakukarl secara efektif d m efisien, ha1 ini di!akukan mencapai prcduktivitas yang tinggi. Pengendalian rn-utu pada bagian produksi yang coba dilakukan oleh fida farm adalah dengan melakukan perencanaan proses produksi yang baik serta implementasinya mampu di pahami oleh seluruh karyawan. Serta ditunjang dengan penggunaan alokasi sumberdaya yang baik. Selain itu
Frida farm berupaya m e l h a k a n rencana dan proses produksi
dengan tepat dan berusaha meminimumkan pemborosan selama proses produksi berlangsung. Pemborosan yang mungkin dapat terjadi adalah pemborosar. penggunaan sarana produksi, waktu dan tenaga maupun pembozosan karena kerusakan produk. Pengendalian dalam produksi sayuran organik dapat dilakukatl dengan penggunaan input yang efisien untuk mengurangi k e l e b i i pengguqaan pup& obat-obatan, dan tenaga kerja Frida farm berupaya melakukan pengendalian yang baik ddam kegiatan produksi sayuran organik, sehingga diharapkan proses produksi yang dilakukan dapat berjalan padajalur yang telah diiencanakan. Peralatan dan perlengkapan produksi yang ditniliiki oleh Frida farm merupakan aset penting perusaham yang menjamin kelancaran produksi, oleh
karena itu hams dirawat dengan sebaik mungkin. Perawatan terhadap sarana produksi merupakan bagian dari pengendalian mutu di bagian produksi pula. Pemeriksaan rutin dilakukan agar sarana tersebut tidak sampai rusak, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. b.
Pengendalian Mutu di Bagian Pengadaan Kegiatan pengendalian mutu di bagian pengadaan yang dilakukan oleh
Frida farm adalah mengetahui permintaan pasar dan menyediakan, hal ini dilalokan agar perusahaan mengetahui kebutuhan dan selalu dapat memenuhi apapun keiaginan konsumen, sehingga loyalitas konsumen dapat tetap terjaga. Kegiatan yang kedua adalah menyediakan sayuran. Produk yang akan dipasarkan oleh perusahaan berasal dari produksi sendii untuk sayuran organik dan dari petaci mitra untuk sayuran konvensiond. Pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan kegiatan penyortiran yang baik agar diperoleh
sayuran dengan kualitas yang baik, khusus bagi sayuran konvensional yang berasal dari petani mitra maka perusah=
memperhatikan prinsip saling
menguntungkan dan saling memperkuat. Sistem d i n g menguntungkan yang terjadi adalah Frida farm lnendapat sayuran yang berkualitas, sedangkan petani mitra mendapat kemudahan dalam hal sarana dan prasarana produksi, bimbingan teknis, serta kepastian pasar. Sehingga diharapkan petani mendapat keuntungan
dari kerjasama yang dilakukan, sehingga selalu berupaya untuk menghasilkan produk yang berkualitas. c.
Pengendalian Mutu di Bagian Penanganan Kegiatac pe~gendalianmutu yang di!akukan di bagian penanganan adalah
kegietm pasca panen yang terdiri dari sortir dan grading. Sortasi dan grading sangat diperiukan untuk mengetahui ada tidaknya cacat pada sayuran dan untuk menggolongkan sayuran berdasarkan kualitasnya. Proses sortasi dan grading yang
dil-
adalah mengafkir dan memisahkan sayuran yang berkualitas tinggi,
sedang, dan rendah. Kemudian kegiatan penanganan yang dilakukan oleh perusahaan adalah pengemasan. Proses pengemasan yang dilakukan oleh perusahaan adalah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
e
Kemasan langsung, yaitu kemasan utama yang berhubungan dengan sayuran yang diiemas. Bahan pengemas utama ini dapat bempa plastik, kertas, daun,
styrofoam. Kemasan tidak langsung, yaitu kemasan kedua dari sayuran yang tidak bersentuhan langsung. Hal ini dilakukan untuk melindungi sayuran dari kemsakan fisik dan mekanis dan juga u11-tuk memudahkan pengaturan dalam gudang penyimpanan, distribusi, serta memudahkan pengaturan dalam alat mgkut. Bahan pengemas jenis ini dapat dibuat dari peti kayu, peti plastik, peti karton, dan keranjang banibu. Frida farm bempaya melakukan kegiatan penanganaan dengan baik dengan tujuan sebagai berikut : 1)
Mendapatkan produk yang mempunyai keseragaman baik dalam ukuran maupun kualitas
2)
Mempermudah pengemasan
3j
Mendapat-
4)
Mempermudah pelanggan (konsumen) untuk mendapatkan produk yang diinginkan dan juga merupakati upaya perlidungan konsu~nen.
5)
Memberikan pelayanan penjualan yang lebih baik kepada konsumen
6)
Mempermudah pengangkutm dan penyirnpanan
7)
Melindungi hasil terhadap kerusakan, kehilangan air, dan pencurian
d.
harga yang tinggi di pasaran
Penge~dalianMutu di Bagian Distribusi Pengendalian mutu yang dilakukan di bagim distribusi adalah deilgan
memperhstikan penataan produk dalam mobil bcx agar tidak m a k dan juga berdasarkan tujm
dari pelanggan. Jadi pelanggan pertarna yang dikunjungi di
sirnpan di bagian luar, ha1 ini dilahkan untuk mempermudah proses penurunari barang pada saat sampai di tujuan. Kegiatan pendistribusian prod&- hams memperhatikan pula waktu pengiriman agar smpai ke tangan pelanggan tepat
wakh~dan dalan keadaan baik. Perushaan melakukan kgiatan distribusi pada
dii hari, hal ini dilahkan agar pada saat sampai ke tangan pelanggan sayuran masih dalam keadaan segar dan juga untuk mengurangi resiko kemacetan
Sarana transportasi yang Oimiliki oleh Frida farm merupakan aset penting perusahaan yang menjamin kelancaran usaha, oleh karena itu harus dirawat dengan sebaik mungkin. Perawatan terhadap sarana transportasi merupakan bagian dari pengendalian mutu di bagian distribusi pula. Pemeriksaan rutin dilakukan agar sarana tersebut tidak sampai rusak, sehingga proses pen,@riman barang dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan pemeriksaan dilakukan secara rutin setiap hari kerja secara bergiliran pada beberapa areal produksi, gudang pemasaran, dan terhadap beberapa aspek teknis penting. Aspek teknis penting yang pemeriksaannya dilakukan sendii oleh manajer produksi antara lain komposisi pupuk, rotasi tanaman, kondisi lahan, serta pengendalian hama dan penyakit di lapangan.
4.
Memelihara Pemasaran Tahap ini ditujukan unt& mempertahankan pelanggan dan menciptakan
konsumen yang loyal. Kegiatan utama yang dilakukan adalah manajer operasional secara berkala menjumpai dan mengunjungi pelanggaz, ha1 ini dilakukan untuk mendengar komentar dan saran dari para pelanggan tersebut.
6.1.3.2 Inovasi Inovasi merupakan elemen manajemen mutu yang penting bagi Frida
farm, yang selama ini telah terbukti menjadi budaya permahaan dalam membangun reputasi. Dalam menghasilkan inovasi, perusahaan secva rutin melakukan riset yang ditujukan untuk meccapai standv tertinggi dalam mutu komoditasnya d m juga mencapai efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan secara terus-menerus. Prinsip dalam mengembangkan ide pada Frida farm adalah hams kritis dan teliti agar hasii riset berbeda dengan yang lain. Frida farm dalam melakukan riset umumnya beiierja sama dengan lembaga-lembaga pecelitian yang ada.
Silaturahmi merupakan cara terbaik bagi perusdhaan dalam mempererat hubungan bisnisnya. Namun lebih daripada ity silaturahmi merupakan cara
perusahaan dalam memperat hubungan perusahaan dengan jaringan bisnisnya tanpa harus terikat bisnis. Silaturahmi umumnya dilakukan manajer operasional dengan beragam cara, baik itu Frida fram yang diberi tawaran ataupun Frida farm yang memberi
undangan. Bila diberi tawaran umumnya manajer operasio~aldiundang dalam lokakarya,
seminar dan pelatihan.
Sedangkan bila
memberi tawaran
(mengundang) umumnya mengundang staf-staf ahli dan mahasiswa perguruan tinggi, praktisi pertanian, pelanggan, pemasok untuk melihat operasional perusahaan. Untuk memperkuat tali silaturahmi antara karyawan (bersifat internal), maka setiap dua minggu sekali perusahaan mengadakan acara makan siang bersama. Hal ini dilakukan agar karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan, kemudian ha1 yang diiarapkan oleh perusahaan dari acara ini adalah menjadi tempat bagi karyawan untuk menyalurkan saran dan komentas mengenai proses produksi yang telah terjadi. Saran dan konlentar dari karyawan nierupakan alat evaluasi bagi perusahaan, agar hal tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari. 6.2
Penilaian Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Pada Frida Farm
6.2.1 Penilaian MMT Berdasarkan Fokus Kepada Pelanggan Eksternal Keberhasilan suatu konsep MMT yang diterapkan pada suatu perusahaan berdasarkan fokus kepada pelanggan ekstemal dapat didasarkan pada beberapa indikator, diantaranya : (1) k e m a m p , ~perusahaan memecuhi kepuhiu;lsan pelanggan seperti kesesuaian produk dengan kebutuhan, keungylan produk, dan penyerahan tepat waktu, (2) Distribusi Terpadu. Pa& Tabel 10 dapat dilihat Perkembangan jumlah Pengiriman, barang yang diterima, dan jumlah barang yang ditolak untuk 5 jenis komoditas yaitu selada keriting, horenso, lettuce, brokoli, dan pakcoy
Tabel 10. Rekapitulasi Jumlah Produk Sayuran yang Dikirim, Diterima, dan Reject pada Frida Farm Tahun 2009.
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa persentase barang yang direject oleh pelanggan masih cukup tinggi. Barang ymg di reject adalah jumlah barang yang ditolak oleh pelanggan ketika produk sayuran tiba di tangan pelanggan, bukan m e ~ p a k a nnilai barang yang dikembalikan (retur), hal ini dilakukan dengan pertimbangan jumlah barang yang direject berpengaruh langsung terhadap kualitas dari produk Frida farm. Jumlah barang yang direject me~pakanproduk yang tidak sesuai dengan kriteria yang diajukan oleh pelanggan, sedangkan nilai retur tidak bisa d i j a d i pedoman dalam ha1 menentukan apakah kualitas produk Frida farm sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Nilai retur bisa diakibatkan karena keiidakmampuan para pelanggan Frida farm untuk menyalurkan produknya. Frida farm berupaya untuk meminimalkan persentase jumlah barang yang di~ject. Hal utama yang dilakukan ole11 Frida farm dengan melakukan pereccanaan produksi yang baik. Kemudian Manajer operasional hams membuat Standar OperasionaL Pskerjaan (SOP) secara tertulis pada masing-masing divisi, karena berdasarkan pengamatan penulis SOP yang ada saat ini hanya bersifat lisan dari manajer opcrasional. Perencanaan produksi yang dibuat mengenai pengaturan pola tanam, ha1 ini dilakukan untuk menjaga kontinuitas persediaan barang. Melalui konsep MMT yang telah diterapkan, perusahaan telah membuat suatu standar untuk produk sayuran organiknya. Adapun standwisasi dari produk
sayuran organik secara umum antara lain sayuran berwarna hujau segar, berat rata-rata 150-250 gram per kemasan. Tujuan dibuatnya standarisasi produk sayuran organik adalah untuk menyelaraskan dan memperkenalkan sifat atau karakteristik produk sayuran organik kepada para pelanggan agar pandangan para pelanggan terhadap sayuran organik sama. Tentunya dengan adanya standarisasi produk juga memberikan keuntungan kepada perusahaan dalam ha1 ini Frida Farm. Keuntungan yang diperoleh selain efisiensi produksi juga keuntungan dalam penggunaan biaya. Adanya standarisasi produk memudahkan perusahaan membuat
suatu
perencanaan produksi yang matang. Adanya standarisasi yang dibuat oleh Frida Farm menjadikan ha1 tersebut sebagai kekuatan perusahaan tersebut untuk bersaing dikelas sayuran organik. Oleh Frida Farm, procluk-produk sayuran organik yang telah memenuhi standarisasi d i j a d i sebagai produic unggulan perusahan tersebut. Selain itu, lceunggulan perusahaan dalam menciptakan sayurrtn organik yang berkuditas tidak hanya fokus terhadap produknya saja, namun Frida Farm juga memfokuskan bagaiman produk tersebut bisa sampai ke tangan pelanggan dengan tepat waktu. Upaya Frida Farm menerapkan strategi tepat waktu seperti itu bertujuan agar hualitas sayuran organik tetap %gar sehingga harapan para pelanggan pun terpenuhi. Dengan adanya strategi tersebut juga menambah citra keunggulan dari produk yang diiasilkan oleh Frida Farm. Penerapan strategi dimana kepuasan pelanggan terpenuhi mempakan salah satu indiiator penting dalam menerapkan konsep MMT, dan Frida Farm mampu menerapkan konsep tersebut. Indikator kedm daiam keberhasilan me~erapkmkonsep MMT adalah pendistribusim produk yang terpadu. Konsep distribusi terpadu nenitikberatkan pada kemampuan suatu perusahaan merencanakan dan mengelola pendistribusian suatu prociuk hingga sampai kepada pelanggan dengan tepat waktu. Kegiatan distribusi terpadu diawali dari merekapitulasi jumlah pelanggan yang memesan produk sesuai dengan wilayah pemesanan. Tujuan dilakukan rekapitulasi jumlah pelanggan yang meaesan agar kegiatan pendistribusian natitinya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Efektif dan efisien yang dimaksud adalah kegiatan
pendistribusian produk ke para pelanggan tertata dengan baik dan penggunaan bahan bakar pun cukup hemat karena kegiatan pendistribusian dilakukan berdasarkan prioritas pelanggan yang terbanyak dalam satu wilayah. Jadi dalam kegiatan distribusi, para karyawan pun dapat bekerja secara efektif karena pengiriman diiakukan dalam sekali perjalanan. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan alokasi biaya yang digunakan. Selain mengutanlakcin ketepatan waktu, kegiatan distribusi terpadu juga mempertimbangkan mengenai kualitas produk sayuran organik tetap segar pada saat diterima oieh pelanggan. Dalam hal ini, Frida Farm mengantisipasi hal tersebut dengan menerapkan strategi penatam produk didalam mobil box. Pe~ataan dilakukan berdasarkan jarak tempat tinggal perusahaan kepada pe.wahaan dimana pelanggan yang perkma d i i j u n g i maka produk pesanannya diletakkan stau disimpan dibagian luar. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses penurunan bamng pada saa? sampai di tempat pelanggan pertama. Selanjutnya penztaan produk berikutnya disesuaikan dengan j a m . tempat tinggal pelanggan ke perusahaan hingga yang paling jauh. Kegiatan distribusi terpadu juga menuntut kecakapan dari para icaryawan Frida Farm. Karyawan hams mampu menguasai kondisi jalan hingga menuju tempat tinggal pelanggan. Pelanggan juga dituntut kecakapan mengenal wilayah tempat tinggal pelanggan agar dalam pendistribusian produk tidak terhambat dikarenakan adanya kemacetan dijalan. Secara wnum, indikator penerapan konsep MMT yakni distribusi terpadu telah mampu diterapkan oleh Frida Farm. Namun belum sepenuhya secara optimal dapat dijalankan, karena dalain pelaksauaannya terkadang m a s s terdapat kesalahan secara teknis. Kesalahan teknis antara lain kesalahan dalarn penataan prod& didalam mobil box, juniiah produk yang tidak sesuai pesanan clan adanya produk yang rusak.Akan tetapi Frida Farm tetap melakukan suatu evaluasi terhadap kesalahan teknis tersebut agar para pelanggannya tidak kecewa dan beralii ke produk lain.
6.2.2 PeniIaian Penerapan MMT Berdasarkan Pelanggan Internal (Karyawan)
Salah satu indikator Penerapan MMT adalah Karyawan dijadikan elemen penting bagi perusahaan. Keberhasilan pelaksanaan MMT ditentukan salah satunya dari penilaian para karyawan sebagai elemen penting yang langsung berpengaruh terhadap Frida Farm. Untuk menilai keberhasilan penerapan konsep MMT di Frida Farm maka digunakan beberzpa tolok &ur meliputi : 1) kualitas individual; 2) kerjasama; 3) keterlibatan karyawan; 4) disiplin kerja; dan 5) loyalitas karyawan. Tabel 11. Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap lndikator Kualitas Individu
Kategori Penilaian
Hasil penilaian responden karyawan Frida Farm terhadap indikator kualitas individu pada Tabel 11 yakni sebanyak 60.14 persen nicnilai sangat baik, 30.74 persen menilai baik dan selebihnya medai cukup baik (5.74 persen) dan tidak baik (3.37 persen). Dapat dijelaskan bahzwa rata-rata para responden menyadari bahwa dengan adanya peneEpan konsep MMT yang diterapkan pada Frida Farm memberikan pengaruh positif terhadap kualitas individu dari para karyawan di perusahaan tersebut. Pengaruh positif yang ditimbulkan dari penerapan MMT tersebut adalah karyawan lebih banyzk yang disiplin dan pengetahuan karyawan khususnya di bagian produksi makin bertambah, karena perusahaan telah menciptakan sistem kinerja yang beroreantasi pa& konsep
m.
Tabel 12. Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Kerjasama
Kategori Penilaian
Tanggapan Responden
Persentase
(Skor)
("A)
Tidak Baik (1)
0
0
Cukup Baik (2)
6
4.05
Baik (3)
48
32.43
Sangat Baik (4)
94
63.51
148
100
Total
Berdasarkan pada Tabel 12 dapat dijelaskaq bahwa penilaian responden karyawan Frida Farm terhadap indikator kerjasama memberikan hasil secara keseluruhan yang bernilai baik. Ini dilihat dari penilaian skor oleh responden d i a n a sebesar 63.51 persen menilai kerjasama yang dibangun di internal Frida Farm sangat baik. Kerjasama yang ditirnbulkan setelah menerapkan konsep MMT lebih difokuskan pada hubungan antar atasanan bawahn serta hubungan sesama karyawan Frida Farm. Hubungan kerjasama yang baik antara atasan dan bawahn ditunjukkan dari disediakannya kotak saran bagi karyawan dalam memberikan rnasukan untuk pihak perusahaan. Sementara itu, hubungan yang baik antar karyawan ditunjukkan dari adanya kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama baik dalam proses produksi, pemanenan hingga pada packing. Hal ini tentunya membawa p e n g a d positif terhadap suasana kerja di Frida Farm, sehingga akan berpengaruh pada kualitas kinerja dari para karyawan Frida Farm.
Tabel 13. Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indiiator Keterlibatan Karyawan Tanggapan Responden
Kategori Penilaian
Persentase
(Skor) Tidak B& (1) Cukup Baik (2)
11
Sangat Baik (4) Total
14.86 I
I
Baik (3)
10.81
8
51
1
68.92
4
5.41
74
100
Pada Tabel 13 dapat diinformasikan bahwa penilaian responden karyawan Frida Farm mengenai indikator keterlibatan karyawan yakni sebesar 5.41 persen menilai sacgat bak, 68.92 perscn menilai baik, 14.86 persen menilai cukup baik dan selebihnya sebesar 10,81 persen menilai tidak biiik. Beragamnya tanggapan para responden terhadap indiiator keterlibatan karyawan tentunya memberikan penilaiar, yang juga be~ariasi.Namun secara keseluruhan tanggapan responden terhadap indikator tersebut adalah baik. Frida Farm berupaya dalarn menerapkan konsep MMT para karyawan hams dilibatkan secara keseluruhan mulai dari penggunaan input, proses produksi, packaging hingga pada distribusi produk ke pelanggan. Hal ini dimaksudkan agar kinerja karyawan tersebut memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan khususnya dalam memberikan kontribusi keuntungan.
Tabel 14. Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Disiplin Kerja Kategori Penilaian
-
Tanggapan Responden
Persentase
(Skor)
PA)
Tidak Baik (1)
0
0
Cukup Baik (2)
13
7.03
Baik (3)
78
42.16
Sangat Baik (4)
94
50.81
185
100
Total
Berdasarkan Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa penilaian responden terhadap indikator disiplin kerja yaitu 7.03 persen menilai cukup bail:, 42.16 persen menilai baik dan sebesar 50.81 persen menilai sangat baik. Hal iri mengindikasikan bahwa dengan diterapkannya konsep MMT pada Frida Farm memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja kary~wannya.Yerubahan disiplin kerja terdapat pada kepatuhan para karyawan pada p e r a m yang dibuat oleh perusahaan karena perusahaan telah memberlakukan sistem punish atau pemberian sanksi kepada karyawan yang bermasalah. Selain itu, perudaan juga memberlakukan reward atau pemberim bonus terhadap para karyawa yang memiliki disiplin kerja yang baik berdasarkan dari penilaian pretasi kinerja mereka. Tentuya sistem seperti ini sangat membantu Frida Farm, terutama dalam membangun citranya terhadap ligkungan eksternal perusaham.
Tabel 15. Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Loyalitas Karyawan Kategori Penilaian Tidak Baik (1)
Tanggapan Responden
Persentase
(Skor)
(%)
25
Cukup Baik (2)
4.86
9 I
I
Baik (3)
13.51
30
1
1
i6.21
Sangat Baik (4)
121
65.00
Total
185
100
Pada Tabel 15 dapat diinformasikan bahwa secara mum loyalitas para karyawan terhadap Frida F m dinilai sangat baik. Ini ditunjukkan dari penilaisn responden karyawan sebesar 65.00 persen menilai sangat baik dan sebesar 16.21 persen menilai baik. Hal ini menunjukkan bahws para karyawan Frida Farm sangat loyal terhadap perusahaan tersebut. Tingginya loyalitas para karyawan juga disebabkan dari suasana yang dibangun oleh Frida Farm dinilai cocok bagi para karyawannya. Penerapan konsep MMT yang telah diterapkan oleh Frida Farm memberikan pengaruh positif terhadap suasana kerja di perusahaan tersebut. Hal
ini dapat dilihat dari penilaian responden karyawan terhadap indikator-indikator sebelumnya diiana hasilnya menunjukkan hasil yang positif.
6.3
Kinerja Keuangan Frida Farm Sebeium dan Sesudah Penerapan MMT Penerapan manajemen mutu terpadu d i p k a n akan memberi pengaruh
pada peninbatan kinerja perusaham melalui clua cara yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan. Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang dimiliki memilii derajat konformasi yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas dari tingkat kerusakan yang mungkin terjadi. Dcngan demikian proses produksi yang terjadi akan menghasikan produk dengan kualitas yang baik dan bebas dari kerusakan, sehingga terhindar dari terjadinya pemborosan dan inefisiensi produksi. Hal ini
akan menyebabkan ongkos produksi per unit akan menjadi rendah dan akan membuat harga produk menjadi kompetitif Pada prinsipnya penerapan MMT pada Frida farm mengarahkan kepada perubahan kinerja produksi perusahaan. Sehingga akan terjadi peningkatan kinerja perusahaan. Dua hal yang menjadi indikator dalam penerapan MMT adalah prinsip fokus kepada pelanggan dan keterlibatan karyawan sebagai elemen penting bagi perusahaan. Kemudian dengan perbaikan secara terus-menerus sehingga akan dihasilkan produksi yang optimal. Kegiatan produksi yang dilakukan pada Frida farm addah budidaya sayuran organik, yang terdiri dari persiapan lahan, pengolahan lahan, persemaian lahan, persemaian benih, penanman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.
6.3.1 Pengolahaa dan Persiapan Lahan Kegiatan pengolahzn dan persiapan lahan dilakukan untuk membuat lingkungan fisik tanah menjadi baik atau subur bagi pertumbuhan tanaman. Selahi itu kegiatan pengolahan lahan juga dapat menstabilkan kondisi tanah dari segi kandungan unsur hara, perbaikan sifat fisik dan perbaikan drainase tanah. Proses pengolahan lahan dilakukan satu kali dalam satu musim tanam. Kegiatan pengolahan dan persiapan lahan dilakukan sebelum memulai proses budidaya. Pada saat proses pengolahan dan persiapan lahan dilakukan juga pembuatan bedengan tanah yang &an ditanamai oleh sayuran dengan menggunakan tanah yang dicampur oleh pupuk kandang. Kemudian setelah selesai tanah diberakan selama dua hari maka selanjutnya dilakukan penanaman bibit sayuran yang telah disiapku?.. Kegiatzn pengolahan dan persiapan lahan melibatkan tenaga kerja yang berasal dari dalam perusahaan. Penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan pengolahan dan persiapan lahan sebesar 8 HOK (Hari Orang Kerja). Lahan yang
digunakan untuk budidaya sayuran organik unggulan dari Frida farm yaitu selada kriting, horenso (bayam jepang), lettuce head, brokoli d m pakcoy adalah masing
2000 mZsehingga total lahan yang digunakan adalah seluas 1 ha.
6.3.2 Penyemaian Lahan Kegiatan penyemaian lahan dilakukan pada lahan yang telah siap untuk digunakan. Kegiatan persemaian lahan diawali deng'an melakukan pengolahan l&.an yaitu dengan menggunakan cangkul sampai kondisi tanah menjadi gembur dan rata. Kemudian lahan ditutup dengan mulsa dengan tujuan agar terfindungi
dari gangguan hama serta untuk mengatur lubang tanam. Tujuan lain dari penggunaan mulsa adalah agar unsur hara pada tanah dapat selalu tersedia bagi pertumbllhan tanaman. Setelah lahan persernaian siap, selanjutnya benih ditaburkan pada lubang-lubang secara merata pada lahan tersebut. Secara u r n kegiatan penyemaian dikerjakan oleh tenaga kerja dalam perusahaan. Penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan persemaian lahan sebesar 8 HOK. Dalam kegiatan pcrsemaian lahan ini lebih banyak digunakan tenaga kerja wanita, dengan alasan bahwa tenaga kerja wanita mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi ciibandingkan tenaga kerja pria. 6.3.3 Penyemaian Ben31 Kegiatan penyemaian benih dilakukan untuk mempersiapkan beih agar siap untuk ditanam. Kegiatan persemaian benih diawali dengan mempersiapkan tanah untuk media tanam benih. Tanah yang d i g d a n adalah ranah yang telah digemburkan dan diberi pup& kandang, kemudian tanah diberi air hangat. Hal ini dilakukan agar tanah bebas dari bibit-bibit penyakit. Setelah l a b siap, lalu benih ditebar diatas lahan tersebut. Setelah benih berumur 1 minggy Senih sudah mempunyai akar sehingga sudah bisa untuk ditulam. Sebelum ditanam benih dibungkus dengan meggunakan
daun pisang. Tahap terakhir adalah benih siap untuk ditanaman pada l a l m yang telah siap 1mtuk dilakukan penanaman. Secara umum kegiatan penyemaian benih
d i i a k a n oleh tenaga kerja dalam pent~dIaan.Pei~ggunaantenaga kerja untuk kegiatan persemaian bznih sebesar 10 HOK. Tenaga kerja yang digunakan dalam kegatan persemaian benih ini adalah sebagian besar tenaga kerja wanita.
6.3.4 Penanaman Kegiatan penanaman dilakukan apabila bibit yang dipersemaian telah siap
untuk ditanam. Teknis penanaman dilakukan secara lurus dan teratur sesuai dengan lubang tanam pada mulsa dengan jarak 25cm x 25cm. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyiangan gulma. Setelah benih dirnasukan ke dalam lubang, selanjutnya dilakukan penyiraman selama 2 hari dimana dalam 1 hari dilakukan penyiraman sebanyak 2-3 kali. Secara umum kegiatan penyemaian benih dikerjakan oleh tenaga kerja dalam pe~S&aan.Penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan persemaian benih sebesar 6 HOK. Tenaga kerja y a g digunakan dalam kegatan persemaian benih ini adalah sebagian besar tenaga kerja wanita. 63.5 Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan bertujuan untuk membersihkan tanaqan dari gangpan gulma yang dapat meghambat pertumbuhan sayuran. Kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari adala!! penyemprotan sebanyak dua kali dalam satu hari. Kemudian apabila tanaman sayuran terkena serangan hama, maka dilahukul penyemprotm dengan obat-obatan organik yang dibuat oleh Frida farm. Bahanbahan yang digunakan dalam obat organik ini adalah daun rnindi dan sisa sayuran organik yg ditolak oleh pelanggan. Penyemprotan dilakukan pada waktu serangan hama tiba. Secara umum kegiatan pem.eKharaan dikejakan oieh tenaga kerja dalam perusahaan. Penggu~~aan tenaga kerja untuk kegiatan pemeliiaraan sebesar 30 HOK untuk sayuran selada kriing, horenso (bzyam jepang), lettuce head, dan pakcoy. Sedangkan untuk sayumn brokoli penggmaar? tensga kerja untuk kegiatan pemeliharmn sebesar 40 HOK.
Kegiatan pemanenan mencakup aktivitas pemetikan dan pemotongan sayuran. Kegiatan ini dilakukan setelah tanaman berumur 30-40 hari clan siap untuk di panen. Teknis pemanenan yang dilakukan masih menggunakan teknologi konevensional yaitu dengan menggunakan pisau dan arit, sayuran yang telah
sudah dipanen kemudian dimasukan kedalam box. Penataan pada box perlu mendpata perhatian, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusasakan pada sayuran sebelurn dikemas. Pada kegiatan pernananen ini dilakukan oleh tenaga keja yang berasal dwi dalam perusahaan. Penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan pemanenan adalah 8 HOK. Dari hasil wawancara di lapangan, para peke~jakegiatan panen sangat menyadari pentingnya menjaga kualitas dari sayuran yang dipanen. Sehingga hal
ini akan mengurangi jumlah sayuran yang ditolak pada saat proses sortir.
Kegiatan pasca panen yang dilakukan mencakup kegiatan sortir dan grading. Sortasi dan grading sangat diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya cacat pada sayuran d m untuk menggclongkan sayuran berdasarkan kualitasnya. Proses sortasi dan
ing yang dilakukan adalah mengafkir dan memisahkan
3
sayuran yang ber
itas tinggi, sedang, dan rendah. Ke~nudiar,kegiatan
penangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah pengemasan. Proses pengemasan yang dilakukan oleh perusahaan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : Kemasan langsung, yaitu kemasan utama yang berhlibungan dengan sayuran yang dikemas. Bahan pengemas utama ini dapat bempa plastik, kertas, daun,
siyrofoam. Kemasan tidak langsung, yaitu kemasan kedua dari sayuran yang tid& bersentuhan langsung. Hal ini dilakdcan untuk melindungi sayuran dari kerusakan fisik dan mekanis dan juga untuk memudahkan pengaturan dalam gudang penyimpanan, distribusi, serta memudahkan pengaturan dalam alat angkut. Bahan pengemas jenis ini dapat dibuat dari peti kayu, peti plastik, peti karton, dan keranjang bambu. Pada kegiatari pasca panen ini dilakukan oleh tenaga keja yang b e d dari dalam pcrusahaan. Penggunaan tenaga keja untuk kegiatan pasca panen adalah 25 HOK. Dari h a i l penelitian di lapangan, bahwa karyawan pada bagian pasca panen sangat memperhatikan output yang dihasilkan. Karena mereka sadar
bahwa hanya produk dengan kualitas yang baik dan didukung dengan kemasan yang baik pula yang akan diterima oleh pelanggan. 6.4
Analisis Usahatani Sayuran Organik pada Frida Farm
Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi &tani padi diiategorikan ke dalam biaya-biaya. Biaya dalam usahatani dibedakan menjadi dua diantaranya adalah biaya tunai dan biaya ya@ diperhitungkan. Biaya tumi merupakan pengeluaran secara tunai yang dikeluarkan guna untuk pembelian barang dan jasa usahatani. Sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah pengeluaran yang secara tidak tunai dikelwkan oleh petani. Biaya yang tergoiong biaya tunai meliputi biaya yang dikeluarkan untuk benih, pupuk cair organik, pupuk kandang, dan untuk membayar tenaga kerja (Pengolahan dan persiapan lahan, persemaian lahan, persemaian be& penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen). Sedangkan yang termasuk biaya diperhitungkan adalah biaya penyusutan alat perkmian. Berikut penjelasan secara mum mengenai penggunaan faktor produksi (input) dalam usahatani sayuran organik ung,&an
Frida farm yaitu selada keriting, horenso (bayam
jepang), lettuce head, brokoli dan pakcoy. 6.4.1
Penggunaan Input
1)
Benih Benih yang digunillian oleh Frida farm merupakan benih impor yang
berasal China. Benih ini dipilih oleh perusahaan karena mempunyai kualitas yang baik dan tahan &an hama. Kemudian waktu tanam lebih cepat, meslcipun hargmya lebih mahal. Harga benih di jual per bungkus, dimana satu bungkus sebanyak 50 gram. Harga satu bun*
benih untuk komoditas selada keriting,
horenso, dm pakcoy adalah Rp. 30.000, sedangkan harga benih satu bungkus untuk komoditas lettuce head adalah Rp 50.000, dm untuk komodtas brokoli harga benih satu bunggkis adalaha Rp. 70.000.Sebelum penerapan MMT benih yang diperlukan Untuk satu kornoditas dengan luas lahan 2000 mZmembutuhkan
250 gram benih dengan, sedangkan setelah penerapan MMT Untuk satu komoditas dengan luas lahan 2000 m2 dapat dilakukan penghematan 25 gram benih yaitu sebanyak 225 gram. Selengkapnya perubahan penggunaan benih sebelum dan setelah penerapan MMT dapat dilihat pada Tabel 16.
TabeI 16. Penggunaan Benih Sebelum dan Setelah Penerapan MMT Pada Frida Farm Tahun 2009
Berdasarkan Tabel 16 dapat dijelaskan bahwa terjadi perubahan dalam penggunaan benih seteiah penerapan MMT. Terdapat penghematan sebesar 10 %
untuk setiap komoditas dengan luas lahan 2000 m2. Terjadi penghematan pengguna! benih, karena setelah penerapan MMT kualitas karyawan menjadi lebih baik sehingga pemborosan pada saa? proses semai benih dapat dimir?imalisasi. Hal ini tentu berdampak baik bagi perusahaan, karena mampu mengurangi biaya produksi.
2)
Pup& cair Orgsrnik Pupuk cair organik yang digunakan oleh Prida farm adalah merk Eternal
jenis Super Supreme organic. Jenis ini digunakan oleh Frida farm selain karena khasiatnya yang sudah terbukti dan juga karena alasan kemudahan dalam mendapatkannya. Untuk satu komoditas sayuran orgilnik dengan iuas lahan 2000 m2 sebelum penerapan MMT membutuhkan 50 liter dengan biaya Rp. 500.000,
sedangkan setelah penerapan MMT pupuk cair organik yang dibutubkan adalah bertambah menjadi 75 liter dengan biaya Rp. 750.000. Selengkapnya perubahan penggunaan p ~ p u kcair organik sebelum dan sesudah penerapan MMT dapat dilihst pada Tabel 17. Tabel 17. Penggunaan Pupuk Cair Organik Sebelum dan Setelah Penerapan MMT Pada Frida Farm Tahun 2009 Luas Lahan @a)
Satuan
0.2
gram
Sebelum MMT
Setelah MMT 50
Pembahau 75
50
Berdasarkan Tabel 17 dapat dijelaskar, terjadi perubahan dalam penggunaan pupuk cair organik yaitu naik sebesar 5G % atau 25 liter. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas maka diperlukan biziy&yang dikorbankan. Frida farm mengambil kebijakan untuk menambah penggunaan pupuk cair organik, agar produk yang dihasikan mempunyai M i t a s yang baik dan mmpu diterima oleh konsumen. Kebijakan ini diambil berdasarkan bail evaluasi yang terjadi, dimana dengan penmbahan penggunaan pupuk cair organik ini maka kualitas dan kuantitas produk menjadi lebih baik. 3)
Pestisida Organik Pestisida Organik yang digunaka oleh Frida farm sebelum melakukan
penerapan MMT adalah pestisida organik merk ''NNadhir. Pemilihan merk ini selain karena khasiatnya juga karena pertimbangan kemudahan mendapatkannya. Untuk satu komoditas sayuran orgmik dengan luas lahan 2000 mZ sebelum penerapan MMT membutuhkan 15 liter dengan biaya Rp. 750.000. Setelah penerapan MMT yaitu dengan adanya peningkatan kernampuan SDM. Para karyawan di bagian budidaya menemukan ramuan untuk mendenddikan hama secara m u m . Bahan-bahan yang digunakan adalah yang tersedia di alam sekitar Frida farm. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat larutan yang dapat digunakan untuk lahan seluar 2000 mZ antara lain : daun m i d i 8 kg dengan harga Rp. 8000, lengkuas 6 kg dengan harga Rp. 4000, serai 6 kg dengan harga
Rp. 3500, Deterjen atau sabun colek 20 g dengan harga Rp. 500, dan air sekitar 60 liter air. Sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk membuat larutan pestisida organik ini adalah Rp. 15.500. Penemuan larutan ini dikarenakan peningkatan kernamp-
individual
karyawan setelah penerapan MMT. Hal ini sesuai dengan filosofi mutu Frida farm yaitu menghargai para kayawan yaitu dalam ha1 ini dengan mendengarkan aspirasi dari para karyawan, dan juga prinsip Kaizen yaitu melakukan perbaikan terns menerus untuk mencapai produksi pada tingkat yang efektif dan efisien.
Pupuk kandang yang digunakan oleh Frida farm berasal dari peternak sapi yang lokasinya dekat dengan perusaham. Penggunaan pupuk kandang pada smt proses persiapan lahan. Sehingga pada saat penanaman tanah mempunyai insur hara yang cukup. Untuk satu kornoditas sayuran orgrrnik dengan luas lahan 2000 mZ scbelum penerapan MMT membutuhkan 750 kg dengan biaya Rp. 112.500. Setelah penerapan MMT pupal kandang yang digunakan tetap yaitu sebanyak 750 kg dengan biaya Rp. 112.500. Penggunaan pupuk kandang yang sekarang dilakukan oleh Frida farm diiasakan sudah maksiial, sehingga tidak perlu ditambah lagi penggunaannya dan jika dikurangi penggunaannya rnakan diawatirkan akan mempengaruhi hasil yang akan diperoleh.
Biaya tunai yang diieluarkan pada proses budidaya sayuran orgznik Frida farm terdiri dari tenaga kerja pengolahan dan persiapan lahan, persemaian lahan, persernaian berAh, penanaman, pemeliharan, panen, dan pasca panen. Urrtuk satu komoditas sayuran organik dengan luas lahan 2000 m2 baik itu sebelum dan sesudah penerapan MMT membutuhkan tenaga keja pengolahan dan persiapan lahan sebanyak 8 HOK dengan biaya Rp. 160.000, tenaga keja persemaian lahan sebanyak 8 HOK dengan biaya Rp. 160.000, tenaga keja persemaian benih sebanyak 10 HOK dengan biaya Rp. 200.000, tenaga kerjapenanaman sebanyak 6
HOK dengan biaya Rp. 120.000, tenaga kerja pemeliharaan tanaman sebanyak 30 HOK. Khusus pada tanaman brokoli tenaga kerja pemeliharaan yang dibutuhkan sebatlyak 50 HOK dengan biaya Rp. 1.000.000, tenaga kerja panen sebanyak 8 HOK dengan biaya Rp. 160.000, tenaga kerja pasca panen sebanyak 25 HOK dengan biaya Rp. 500.000. Penggunaan tenaga kerja yang sekarang dilakukan oleh Frida farm dirasakan sudah cukup optimal, sehingga Frida farm belum mengambil kebijakan untuk mengurangi atau menambah HOK yang diperlukan.
Output ilsahatani sayuran organik Frida farm yaitu selada kriting, horenso (bayam jepang), lettuce head, brokoli dan pakcoy merupakan tolak ukur keberhasilan peningkatan kinerja yang dilihat dari peningkatan produksi dan pendapatan yang diperoleh perusahaau Total Produksi dan peneriman sebelum dan sesudah adanya penerapan h4MT pada Frida farm dehgan luasan lll~ltuksetiap komoditas 0.5 hektar disajikan pada Tabel 18 Tabel 18 mei?ie!askan bahvva scttdah Frlda farm menerapkan MMT terjadi peningkatan produksi yang dijual mencapai 50 % dari produksi yang dijual sebelem penerapan MMT. Hal ini dikarenakan terjadi efesiensi produksi sehiilgga dengan luasan yang sama mampu menghasilkan kuantitas yang lebih banyak. Efisiensi produksi terjadi baik pada saat proses produksi yaitu jumlah produk yang dihasilkan lebih banyak, dan juga pada saat proses packing d i m e jumlah barang yang ditolak dan menjadi retui bagi pemsahaan menjadi lebih sedikit. S c l h itu juga produk yang diiasilkan mempunyai kualitas yang menjadi semakin banyak, sehingga produk dapat diterima oleh pelanggaa sehingga barang yang ditolak menjadi lebih sedikit. Efisiensi produksi yang terjadi setelah penerapan MMT karena karyawan menjadi lebih terampil dalam kegiatan budidaya sehingga mampu menghindari dari kemsakan selama dalam proses produksi. Kemudian para karyawan merasa menjadi bagian penting dari Frida farm, sehingga para karyawan tersebut selalu bxupaya untuk melakukan yang terbaik bagi pemsahaan. Karena para karyawan
yakin apabila perusahaan maju maka mereka juga akan ikut maju. Sebab yang terakhir adalah tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam melakukan tugas yaqg diberikan setelah penerapan MMT.
Tnbe! 18, Produlrsi d m Pendapatan Udatani Saywan Organik Frida S e k l u dan Setelah Penerapan MMT Tahun 2009
Brokoli
Produksi (Kg) H a r p Jual (RpxKg) Penerimaan (Rp)
Pakcoy
Produksi (Kg) Harga Jual (RpxKg)
Pe~erimaan(Rp)
6.5
350
525
37.500
37.500
13.125.000
19.587.500
400
600
22.000
22.000
8.809.000
13.200.900
Pendapatan Usaha Sayuran Selada Keriting, Horenso, Lettuce Head, Brokoli dan Pakcoy Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT Pendapatan yang digunakan dalam analisis total penerimaan usaha
dkwangi dengan total biayz pengeluarar, sa-y~anselada keriting. Pendapatan usahatmi diperoleh dengan cara mengurangkan penerimaan dengan biaya yang dikeluarkm. Biaya yang diieluarkan meliputi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan yang jika dijumlahkan menjadi biaya total usahatani. Sedangkan pendapatan tunai usahatd merupakan pengurangan antara penerimaan tunai dengan totai biaya tunai. Penerimaan usahatmi adaliJl nilai produksi yang diperoleh dalanl jangka
waktu tertentu. Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara jumlah
produksi total sayuran organik dengan harga jual dari hasil masing-masing produksi tersebut. Sedangkan biaya usahatani yakni nilai penggunaan faktorfaktor produksi yang digunakan dalam melakukan proses produksi. Biaya dalam usahatani dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai usahatani mempakan pengeluaran tunai yang dikeluarkan oleh Frida farm
untuk pembelian barang dan jasa bagi kegiatan usahataninya. Sedangkan biaya ymg diperhitungkan adalah pengeluaran yang secara tidak tunai dikeluarkan oleh petani. Biaya tunai meliputi biaya yang di~eluarkanuntuk pengadaan benih, pupuk kandang, pupuk cair organik, pesiisida organik, upah tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja pengolahan dan persiapan lahan, persemaian lahan, persemaian benih, penanaman, pemeliharaan, pmen, dan pasca panen. Sedangkan yang tem.asuk dalm biaya yang diperhitungkan adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan dalam proses produksi. Serdmarkar? Tabel 19 dapat dijelaska bahwa penerimaan perusaham dalam melakukan kegiatan usahatani selada keriting sebelum menerapkan MMT sebesar Rp 12.200.000, sedangican total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 4.052.500 sehingga pendapatan atas biaya total sebelum menerapkan MMT sebesar Rp 8.147.500. Sementara ity penerimaan prusahaan setelah menerapkan MMT sebesar Rp 18.300.000, dengan total biaya yang diieluarkan sebesar Rp 3.573.000, sehingga pendapatan yang diperoleh atas biaya total sebesar Rp 14.727.000. Peningkatan peadapatan yang diperoleh oleh Frida farm setelah penerapan MMT disebabkaa proses produksi yang terjadi setelah prus&azn fokus kepada
IvlMT menjadi lebih baik. sehingga mampu menghasilkan prod& dengan kualitas yang baik dan bebas dari ker~sakan, s e h g g a terhindar dari terjadinya pernborosan dan inefisiensi produksi. Sebelum penerapan MMT, banyak karyawan yang belum tempi1 dalam proses produksi ini sehingga banyak menimbulkan kerusakan pada produk dan juga produksi yang rendah. Berdasarkan hasil wawancaii di lapang, bahwa setelah penerapan MMT terjadi peningkatan kuantitas produk yang dijual sebanyak 50 % yaitu dari 400 kg
sebelum menerapkan MMT menjadi 600 kg setelah perusahaan menerapkan
MMT. Tabel 19. Pendapatan Seiada Keriting Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT Pada Frida Farm Tahun 2009
Berdasarkan Tabel 19 dapa? dijelaskan bahwa penerimaan perusahaan dalam melakukan kegititan usahatani selada keriting sebeium menerapkan h4MT sebesar Rp 12.200.000, sedangkan total biaya yang dikeluarkan ssbesar Rp
4.052.500 sehingga pendapztan atas biaya total sebelum menerapkan 1.M sebesar Rp S.147.500. Semeniara itu, penerimaan perusahaan setelah menerapkan MMT sebesar Rp 18.300.000, dengan totd biaya yang dikeluarkan sebesar Rp
3.573.000, sehingga pendapatan yang diperoleh atas biaya total sebesar Rp 14.727.000.
Tabel 20. Pendapatan Horenso Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT Pada Frida Farm Tahun 2009
Jnmlah Total Biaya Pendapatan atas biaya tunai (A-B) Pendapatan atas biaya total (A-D)
I
1 1
7,257300 6,757500
1 1
13,142,000 12,642,000
Berdasarkan Tabel 20 dapat dijelaskan bahwa penerimaan perusahaan dalam melakukan kegiatan usahatani horenso (bayam Jepang) sebelum menerapkan MMT sebesar Rp 10.800.000, sedangkan total biaya yang dieluarkan sebesar Rp 4.042.500 sehingga pendapatan atas biaya total szbelum menerapkan MMT sebesar Rp 6.757.500. Sementara itu,penerimaan perusahaan setelah menerapkan MMT sebesar Rp 16.200.000, dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 3.558.000, sehingga pendapatm yang diperoleh atas biaya total sebesar Rp 12.642.000. Peningkatan pendapatan yang diperoleh oleh Frida farm setelah penerapan
MMT disebabkan proses produksi yang tejadi setelah perusaham fokus kepada MMT menjadi lebih baik, sehingga mampu menghasikan produk dengan kuali'a
yang baik dan bebas dari kemakan, sehingga terhindar dari tejadinya
pemborosan dan inefisiensi produksi. Sebelum penerapan MMT, banyak karyawan yang belum terampil dalam proses produksi ini sehingga banyak menimbulkan kerusakan pada produk dan juga produksi yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara di lapang, bahwa setelah penerapan MMT terjadi penifigkatan kuantitas produk yang dijual sebanyak 50 % yaitu dari 300 kg sebelum menerapkan MMT menjadi 450 kg setelah perusahaan menerapkan MMT. Tabel 21. Pendapatan Lettuce Head Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT Pada Frida Farm Tahun 2009
Berdasarkan Tabel 21 dapat dijelaskan bahwa penerimaan perusahaan
d a m melaliukan kegiatan Lettuce Head sebelum menerapkan MMT sebesar Rp i$.800.000, sedangkan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 4.162.500 sehingga pendapaw atas biaya total sebelum menerapkan MMT sebesar Rp
11.367.500. Sementara itu, penerimaan perusahaan setelah menerapkan MMT
sebesar Rp 23.700.000, dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 4.178.000, sehingga pendapatan yang diperoleh atas biaya total sebesar Rp 19.522.000.
Tabei 22. Pendapatan Brokoli Sebelum dan Sesudah Penerapan MMT Pada Frida Fann Tahun 2009
Eerdasarkan Tabel 22 dapat dijelaskan bahwa penerimaan perusahaan dalam melakxkan kegiatan bi0k05 sebelum menerapkan MMT sebesar Rp 13.125.0007 sedangkan total biaya yang dikeluarkm sebesar Rp 4.247.500 sehingga pendspatan at= biaya total sebelum menerapkan MMT sebesar Rp 8.877.500. Sementara itu, penerimaan peruszhaan setelah menempkan MMT sebesar Rp 19.687.500, dengan total biaya yang dieluarkan sebesar Rp 3.745.500, sehingga pendapatan yang diperoleh a*a biaya totd sebesar Rp 15.942.000.
Peningkatan pendapatan yang diperoleh oleh Frida farm setelah penerapan MMT disebabkan proses produksi yang terjadi setelah perusahaan fokns kepada MMT menjadi lebih baik, sehingga mampn menghasilkan prod& dengan kualitas yang baik dan bebas dari kerusakan, sehingga terhindm dari terjadinya pemborosan dan inefisiensi produksi. Sebelum penerapan MMT, banyak karyawan yang belum terampil dalam proses produksi ini sehingga banyak menimbulkan kerusakan pada prodnk dan juga prodnksi yang rendah. Berdasarkan hasil wrawancara di lapang, bahwa setelah penerapan MMT terjadi peningkatan kuantitas produk yang dijual sebanyak 50 % yaitu dari 350 kg sebelum menerapkan MMT menjadi 525 kg setelah percsahaan menerapkan MMT. Tabel 23. Pendapatan Pakcoy Sebelum clan Sesudah Penerapan MMT Pada Frida Farm Tahun 2009
Berdasarkan Tabel 23 dapat dijelaskan bahwa penerimaan perusahaan dalam melakukan kegiatan pakcoy sebelum menerapkan MMT sebesar Rp
8.800.000, sedangkan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 4.052.500 sehingga pendapatan atas biaya total sebelum menerapkan MMT sebesar Rp 4.747.500. Sementara itu, penerimaan perusahaan setelah menerapkan MMT sebesar Rp
13.200.000, dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 3.573.000, sebingga pendapatan yang diperoleh atas biaya total sebesar Rp 9.627.000 Peningkatan pendapatan yang diproleh oleh Frida farm setelah penerapan MMT disebabkan proses produksi yang terjadi setelah perusahaan fokus kepacla
MMT menjadi lebih baik, sehingga mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan bebas dari kerusakan, sehiigga terhindat dari terjadiiya pemborosan dan inefisiensi produksi. Sebelum penerapan MMT, banyak karyawan yang belum terampil dalam pioses pioduksi ini sehingga banyak menimbulkan kerusakan pada produk dan juga produksi ymg rendah. Berdasarkan hasil wawancara di lapang, bahwz setelah penerapan MMT terjadi peningkatan kuantitas produk yang dijual sebanyak 50 O/o yaitu dari 400 kg sebelum menerapkan MMT menjadi 600 kg setelah perusahaan menerapkan MMT. Pada umumnya peningkatau pendapatan lima produk sayuran organik yaitu selada keriting, horenso, lettuce head, brokoii, dan pakcoy terjadi karena efisiensi produksi pada saat proses budidaya sampai pasca panen yang disebabkan oleh semakin terampilnya karyawan dari Frida farm. Peningkatan kualitas SDM
ini diiarenakan, para karyawan merasa sangat diiargai oleh pemsahaan s e h g g a para karyawan tersebut sudah merasa menjadi bagian dari pemsFtham. Salah sap4 contoh yang penulis lihat dalam penelitian di lapangan &ah
kemampuan
karyawan Frida farm untuk menemukan pestisida organik sendiri yang diramu dari campuran daun mindi, lengkuas, serai, deterjen atau sabun colek, dan air secukupnya. Hal ini m e ~ p a k a napliasi dari peningkatan SDM Frida farm dan didukung oleh filosofi ~nutuFrida farm yaitu hargai pendapat orang dalam ha1 ini karyawan dan prinsip Kaizen atau perbaikan secara terus-menerus.
BAB Vn KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
1.
Rurnusan penerapan konsep Manajemen Mutu Terpadu pada Frida farm terdiri dari tiga elemen yaitu filosofi Frida farm, peralatan mutu, dan aktivitas mutu. Filosofi Frida terdii dari dua prinsip utama yaitu hargai setiap crang, dan peningkatan hari demi hari. Peralatan mutu terdiri dari kepemimpinan, pengalaman, jaringan bisnis, ilmu pengetahuan dan kajian ilmiah, serta sarana dan prasarana Selanjutnya aktivitas mutu terdiri dari jaminan mutu, inovasi, dan silaturahmi.
2.
Penilaian .Manajemen Mutu Terpadu Pada Frida farm dilihat dari dua prinsip utama MMT yaitu fokus kepada pelanggan dengan indiitor jumlah barang yang ditolak, kesesuaian dengan pesanan pelanggan, ketepatan waktu pengiriian dan menjaga kualitas produk. Kemudian dilakukan penilaian dari sisi karyawan dengan indikator komitrnen individual, kerjasama, loyalitas karyawan, disiplin kerja, dan keterlibatan karyawan.
3.
Secara umum penerapan MMT pada Frida farm memberikan peningkatan kinerja dari segi kualitas SDM berdasarkan sudut pandang karyawan. Baik itu dilihat dari kualitas idividual masing-masing karyawan, kerjasama antar karyawan, keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan, disiplin kerja baik dalam waktu kerja maupun kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, loyalitas penwhaa, dan loya!itas karyawan. Peningkatan kinerja dalam ha1 bualitas SDM ini pada zkhimya akan berdampak pada peningkatan produktivitas pernsahaan sehingga akan mengakibatkan peningkatan pendapatan pemsahaan. Karena proses produksi yang berjalsn semakin baik dan efisien dm
. ..
mampu n m m m d k a n kesalahan serta kerusakan yang terjadi dalam proses produksi.
7.2
Saran
1.
Konsep MMT yang telah dijalankan Frida farm hams tetap dipertahankan dan diwariskan menjadi budaya perusahaan.
2.
Keterlibatan karyawan Frida farm hams lebih ditingkatkan lagi, karena dari hasil survey yang dilakukan menunjukkan sebagian besar karyawan masih belum merasa tumt andil dalam pengambilan keputusan.
3.
Perusahaan diharapkan lebih memberi peluang kepada beberapa pekerja yang dinilai secara subjektif oleh manajemen dapat diberi keahlian khusus untuk mengembangkan kualitas individual. Dan terus meningkatkan kesejahteraan pekerja, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
4.
Frida Farm dalam dan proses produksi harus membuat Standar Operasional Pekerja (SOP) secara tertulis dan juga membuat perencanaan produksi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Hortikultura. 2008. Membangun Hortikultura Berdasarkan Enam Pilar Pengembangan. htt~://www.hortikultura.de~tan.go.id. [S Mei 20091. Dirjen
Hortikultura. 2008. Konsumsi Sayuran dan httD://www.hortikultura.de~tan.~o.id. [5 Mei 20091.
Buah
Menurut
Susenas.
Dirjen Hortikultura. 2008. Perkembangan Volume Impor dan Ekspor Sayuran dan Buah Indonesia. htt~://www.hor&ikultura.deptan.~o.id. [5 Mei 20091. Dirjen Hortikultura. 2008. Perkembangan Luas Panen, Jumlah Produksi, dan Produktivitas Sayuran Indonesia. http://www.hortikultura.de~tan.~o.id. [5 Mei 20091. Eka, dim. 2005. Analisis Manajemen Mutu Terpadu Pada Perusahaan Distributor Sayuran CV. Bimandiri Lembang Jawa Barat. Skripsi. Program Sajana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor. Bogor Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta. Firmansyah, R. 2005. Kajian Manajemen Mutu Terpadu di PT. Prima Tani Sukabumi Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor. Bogor. Gaspersz, Vincent. 2003. Total Qualily Management. PT. Gramedia Pustaka Utomo. Jakarta Isatriyanto, Ketut. 2004. TQM, Globalisasi d m Problematika Pangan. Joyce, Daryl. 2003. The Qualily Cycle. Crop Management and Postharvest Handling of Horticultural Products. Volumc 1. Qualiiy Management. Science Publeser inc. USA Juran, J.M. 1996. Merancang Mzitu Ancangan Barn Mewujudkan Mutu Ke Dalam Barang Dan Jasa. Penerbit PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Munro L dan Munro Malcolm. 1996. Imple?nenting Total Quality Managemen?. PT. Gramedia. Jakarta Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Penerbit Ghalia Indonesiz. Jakarta Nazir, Moh. 2003. hiitode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta Pracaya. 2007. Bertanam Srryura;~Organik di Kebun, Pot dun Polibag. Penerbit Penebar Swadaya. Jekarta Rachmina, Dwi dan Burhanuddin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dun SRripsi. Bogor: Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Rahmawati. 2004. Analisis Manajemen Mutu Terpadu Pada Pe~s%haan Katering Penerbangan PT. Aerowisata Catering Service Tangerang. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor. Bogor. Rampersad, K. Hubert.2001. Total Quality Management : Aiz executive Guide to Continous Improvement. Spriner- Varleg Berlin. Heiderberg. Germany. Soehardjo, A dan Dahlan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Rmu Usahatani. Departemen IlmuIlmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soekartawi. 1986. Rmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Perani Kecil. Jakarta: UI Press. Stoner, James AF., R Edward, Freman. 1994. Manajemen. Intermedia. Jakarta Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta.
Organik
Pernasyarakctan
dan
Widiyanti. 2005. Analisis Faktor-faktor Karakteristik Individu Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Masyarakat Sekitar Bogor dalam Pembelian Sayuran Organik di PT. Hero Supermarket Cabang Padjajaran Bogor. Skripsi. Program Studi Manajernen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wartaya, Winangun. fdembangun Karakter Petani Organik Suhes dalam Era Globalisasi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Yanti, Mayzar. 2006. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Pertanian Orgaqik KEBONKU. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribishis. Fahitas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
LAMPIRAN
Lampiran 1. Survei Penilaian Karyawan Terhadap Penerapan MMT Identitas
Jumlah (orang)
Usia 16-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun Lebih dari 45 tahun
3 12 13 4
Jenis kelamin Pria Wanita
30 17
P e n d i d i i terakhir
SD
*
SMP SMU Diploma
13 20 14
S1
Pasca Sarjana Lama Bekerja ( pada Frida farm) Kurang dari 1 tahun 1-3 tabun Lebih dari 3 tahun
10 20 7
Lampiran 2. Survei Penilaian Karyawan Terhadap Penerapan MMT Kualitas Individual Kategori Variabel
Skor nilai 1
2
Pengenalan terhadap mutu Pemahaman terhadap visi misi
4 I
I
Pehatian terhadap lmgkungm kej a
3
1
Jumlah
3
4
2
35
37
20
10
37
I ) 3 4 137 I
I
13
Keinginan untuk meningkatka? pengetahuan dan keterampitan
11 I
I
I
Tangpungjawab pekerjaan
37
26 I
I
16
21
37
15
22
37
37
menyelesaikan pekerjaan Keinginan untuk mengajukan fakta tentang suatu rnasalah Keinginaiiuniukterus meingkatkan mutu kej a
3
6
10
18
Komitrnen Kualitas Indvidual
10
17
91
178 296
Kerjasama
semangat antar pekeqa
I
I
I
I
I
I
I
Keterlibatan Karyawan Kategori Variabel
Skor nilai
Tanggapan atasanjika pekej a memberi pendapat atau saran
8
16
2
35
4
37
I
Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan 8
11
37
I
I
I
I
Keterlibatan Karyawan
9
Jumlah
I
51
I
4
74
Disiplin Kerja
keja pekej a Peninjauan atasan kepada pekerja atas kemampuan dan kemunduran kerjanya Disiplin Kerja
13
12
25
37
78
94
185
loyalitas Karyawan
Kepuasan terhadap pekerjaan Loyalitas Karyawan
1 25
9
30
Survei Penilaian Karyawan Terhadap Penerapan MMT
35
37
121
185
LAMPIRAN 3.PEM)APATAN USAHATANI SALADA KERlTMG FWPA FARM LUAS L A W ZWO MZ/MUSlM TANAM
<et :Sebelum Fokus Kepada MMT
LAMPIRAN 4.PENDAPATAN USAHATANI SALADA KERlTING FRLDA FARM LUAS LAHAN 2000 MZ/MUSIM TANAM
IPupuk Kandang
Ket : Setelah Fokus Kepada MMT
7501
Ket : Sebelum Fokus Kepada MMT
Ket :Setelah Fokus Kepada MMT
LAMPIRAN 7. PENDAPATAN USAHATAN1 LETTUCE FRIDA FARM LUAS LARAN 2000 MZMUSIM TANAM No / Jumlah Satuan Hwga Nilai -
A
~zeran~an Penerimaan Total Penerimsrn
Ket : Sebelum Fokus Kepada MMT
I 1
I
I I
I
500)
I
Kg
I
I I
31,6001
lS,S00,000 lSgoO,o0O
Ket : Setelah Fohs Kepada MMT
Ket : Sebelurn Fdtus Kepada MMT
Ket : Setelah Fokus Kepada MMT
LAMPJRAN 11. PENDAPATAN USAHATANI PAKCOY FRIDA FARM LUAS LAHAh' 2000 MZmrCTSIM TANAM
!
Ket : Sebelurn Fokus Kepada MMT
I
Jumlah
I
Satuan
I
Harga
I
Nilai
LAMPIRAN 12. PENDAPATAN USAHATANI PAKCOY FRIDA FARM LUAS LAHAN 2000 MZiMIJSIM TANAM
Ket : Setelah Fokus Kepada MMT